I. Latar Belakang.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai “Universal Access, 100% akses air
minum dan sanitasi pada tahun 2019”. Sejalan dengan itu, UU No.23/2014 tentang Pemerintah
Daerah menetapkan bahwa penyediaan layanan dasar, termasuk air minum dan sanitasi,
merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan
pelayanan dasar. Pada pasal Pasal 298 Ayat 1 disebutkan bahwa belanja daerah diprioritaskan
untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan
standar pelayanan minimal (SPM). Bahwa universal access pada prinsipnya adalah pemenuhan
hak warga atas layanan dasar yang diamanatkan dalam UU 23/2014 sesuai jenis dan mutu layanan
yang ditetapkan dalam SPM nya.
Untuk mendukung hal tersebut pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No. 185 Tahun
2014 tentang percepatan penyediaan air minum, dimana untuk mempercepat penyediaan air minum
dan sanitasi pemerintah menyusun kebijakan dan strategi nasional pengembangan sistem air
minum dan sanitasi yang dijabarkan dalam bentuk Peta Jalan (Road Map) Air Minum dan Peta Jalan
(Road Map) Sanitasi Nasional dan Provinsi, Pemerintah kabupaten menyusun dokumen RISPAM
dan SSK serta Pemerintah Kabupaten menyusun/review RAD bidang AMPL tertuang dalam
Permendagri 32 Tahun 2017 tentang Pendoman Penyusunan RKPD 2018.
Dalam rangka memperkuat kapasitas pemerintah kabupaten dalam melaksanakan mandatnya
untuk pengelolaan pembangunan air minum dan sanitasi di tingkat kabupaten menuju 100% akses,
pemerintah kabupaten perlu memiliki kebijakan daerah yang jelas, terukur dan dapat
dilaksanakan (implementatif). Pencapaian Universal Access harus terinternalisasi dalam kebijakan
penyelenggaraan pembangunan daerah, mulai dari kebijakan perencanaan sampai dengan
pengendalian dan evaluasi. Kebijakan yang dimaksud termasuk kebijakan prioritas pemenuhan
akses air minum dan sanitasi melalui berbagai program dan pendanaan yang masuk ke Kabupaten.
Termasuk diantaranya kebijakan pemanfaatan APBD, Dana Desa, DAK Infrastruktur, DAK STBM
fisik maupun non fisik, Hibah Air Minum Perdesaan, CSR dan lain-lainnya. Bupati dan DPRD
diharapkan memiliki kebijakan yang memungkinkan seluruh sumber daya yang ada dan yang masuk
ke Kabupaten diorientasikan untuk pemenuhan SPM air minum dan sanitasi ini, baik melalui
investasi fisik maupun investasi non fisik.
Berdasarkan kebijakan tersebut, peningkatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi
menjadi salah satu prioritas dalam rangka pencapaian Universal Access. Dalam rangka memenuhi
tanggungjawab pelaksanaan prioritas tersebut, Kabupaten menyusun Rencana Aksi Daerah
Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) 2017-2021 sebagai instrument
percepatan daerah dalam mencapai target Universal Access. Rencana Aksi Daerah bidang Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD-AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan
pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. RAD-AMPL
berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan
AMPL serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat. RAD-AMPL menjadi acuan bagi
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan
program AMPL dalam periode 5 (lima) tahun.
RAD-AMPL akan dinilai bermanfaat jika hasil penyusunannya dapat digunakan dalam
penyelenggaraan pengembangan air minum dan sanitasi daerah. Agar dapat bermanfaat, dan
memiliki kualitas substansi yang baik, RAD-AMPL ini juga harus dapat dikomunikasikan dengan
para pengambil keputusan dalam perencanaan dan penganggaran. Selanjutnya program/kegiatan
RAD-AMPL mendapat dukungan dan kesepakatan sebagai program prioritas untuk dimuat dalam
dokumen RPJMD bagi daerah yang akan/sedang menyusun dan atau ke dalam RKPD serta APBD.
Di Provinsi Kalimantan Utara, Terdapat 4 (empat) kabupaten yang telah memiliki Dokumen
RAD AMPL. Sehubungan dengan hal tersebut maka dianggap perlu dilakukan review terhadap
Dokumen RAD AMPL masing masing kabupaten. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara menyelenggarakan Workshop Review RAD AMPL. Workshop Review RAD AMPL ini akan
digunakan untuk mendisseminasi tahapan review Dokumen RAD AMPL dan pengintegrasiannya
dalam kebijakan daerah, Untuk 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Malinau dan Tana Tidung telah
mengikuti Workshop Review RAD AMPL 2018, yang dokumen RAD AMPL-nya telah selesai
tersusun di tahun 2017 dan 2018. Sedangkan untuk kabupaten Bulungan dan Nunukan, akan
diselenggarakan Workshop Review RAD AMPL 2019, karena dokumen RAD AMPL-nya selesai
pada tahun 2019 ini.
Jumlah
No Peserta
Bappeda PU Dinkes PMPD Total
1. Kab. Bulungan 1 1 1 1 4
2. Kab. Nunukan 1 1 1 1 4
Total Peserta 2 2 2 2 8
B. Narasumber
Narasumber pada Workshop Review RAD AMPL ini adalah anggota Pokja AMPL dan atau
Ketua/Ketua Sub PPMU PAMSIMAS III Provinsi Kalimantan Utara dari unsur :
1. PPMU PAMSIMAS III Provinsi Kalimantan Utara
2. Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Utara
3. Bappeda Provinsi Kalimantan Utara
4. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Utara
5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara., dan
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Utara.
C. Pemandu
Pemandu pada kegiatan Workshop Review RAD AMPL ini berjumlah 2 (dua) orang dari Pokja
AMPL/OPD Provinsi Kalimantan Utara yang mengikuti Workshop Review RAD AMPL yang
diselenggarakan oleh Ditjen Bina Bangda di Mataram pada tanggal 12-15 September 2017 dan
tanggal 17 - 20 September 2018 di Bali, terdiri dari unsur:
2 orang dari Anggota Pokja AMPL Provinsi (Perwakilan dari Unsur Bappeda, Dinas PUPR, yang
pernah mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Provinsi dalam Review RAD AMPL.
1. Retno Sawitri, ST (Anggota POKJA AMPL), BAPPEDA dan LITBANG Provinsi Kalimantan Utara
2. Cheko Prasetyo, ST, (Anggota POKJA AMPL dan PPMU PAMSIMAS), DINAS PUPR & PERKIM,
Cipta Karya - Provinsi Kalimantan Utara
TA LGS dan Tim ROMS 13 Provinsi Kalimantan Utara sebagai Tim Fasilitator
Selanjutnya secara ringkas jumlah peserta, pemandu dan narasumber, sesuai dengan RAB Kontrak
ROMS-13 PAMSIMAS III diuraikan dalam tabel dibawah ini, yaitu :
WORKSHOP REVIEW RAD AMPL
PROGRAM PAMSIMASIII TA 2018
PESERTA PEMANDU
POKJA AMPL
DAERAH PPMU JUMLAH
PROVINSI
8 3 2 11
Sumber : RAB Kontrak ROMS-13 P-III
V. Materi
Materi utama yang akan dibahas pada Workshop Review RAD AMPL yaitu :
Materi yang akan dibahas pada kegiatan Workshop Review RAD AMPL ini, yaitu :
1. Penguatan landasan perencanaan pembangunan daerah dalam bidang air minum dan penyehatan
lingkungan.
2. Pelaksanaan Program dan Kegiatan dalam RAD AMPL guna pencapaian Akses Air Minum dan
Sanitasi.
3. Program-program yang dapat mendukung pelaksanaan RAD AMPL guna pencapaian Akses Air
Minum dan Sanitasi.
4. Review Kualitas RAD AMPL
5. Pengendalian dan Pemantauan pelaksanaan RAD AMPL.
6. Review Pelaksanaan Integrasi RAD AMPL dalam RKPD.
7. Persiapan dukungan Regulasi untuk pelaksanaan dan pemantauan RAD AMPL
8. Penyepakatan Rencana Kegiatan dan Tindak Lanjut.
VI. Metodologi
Kegiatan Workshop Review RAD AMPL ini akan menggunakan metode pendidikan orang dewasa
dengan prinsip belajar dari pengalaman. Prinsip inilah yang menjadi landasan pendekatan seluruh
proses kegiatan dimana semua peserta menjadi pelaku utama dalam pencapaian tujuan kegiatan.
Untuk implementasinya akan mencakup:
1. Paparan dan Tanya Jawab dengan topik:
a) Penguatan landasan perencanaan pembangunan daerah dalam bidang air minum dan penyehatan
lingkungan.
b) Program Program yang dapat mendukung pelaksanaan RAD AMPL guna pencapaian Akses Air
Minum dan Sanitasi.
c) Review Pelaksanaan Integrasi RAD AMPL dalam RKPD.
d) Pengendalian dan Pemantauan pelaksanaan RAD AMPL.
e) Persiapan dukungan Regulasi untuk Pelaksanaan dan Pemantauan RAD AMPL.
2. Penjelasan Umum Review dan Integrasi RAD AMPL.
3. Diskusi Kelompok, dibagi dalam sesi :
Langkah-langkah dalam tahap Review Kualitas RAD AMPL
Langkah-langkah dalam pelaksanaan Integrasi RAD AMPL dalam Penyusunan Renja dan RKPD.
Langkah-langkah dalam pengendalian dan Pemantauan Kinerja Pelaksanaan RAD AMPL.
Langkah-langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan penyusunan Regulasi Daerah yang dapat
mendukung pelaksanaan RAD AMPL.
4. Kesepakatan Tindak Lanjut