Anda di halaman 1dari 17

Peran Pemerintah dalam

Pengarusutamaan Pembangunan AMS

CPIU Ditjen Bina Pembangunan Daerah

PENYUSUNAN MODUL INTEGRASI PJM ProAKSI


UU 23 Tahun 2014
Penanggung jawab utama dalam pencapaian target akses
universal, 100% pelayanan air minum dan sanitasi di daerah
(Provinsi dan Kabupaten)

Gubernur sebagai kepala daerah dan Bupati agar mengambil langkah-langkah


wakil pemerintah agar: sebagai berikut:
a) Memastikan Ranperda RPJMD a) Menyepakati dengan DPRD standar
kabupaten dan provinsi serta pelayanan minimal air minum dan
Ranperda APBD kabupaten dan sanitasi sebagai acuan penerapan
provinsi mencerminkan upaya standard pelayanan oleh SKPD serta
pencapaian target SPM untuk lembaga penyelenggara layanan tsb.
pelayanan air minum aman dan b) Menyusun Rencana Aksi Daerah bidang
sanitasi layak. Air Minum dan Sanitasi (RAD AMPL) dan
b) Memberikan pembinaan, dukungan mengintegrasikannya ke dalam
program dan anggaran kepada perencanaan dan penganggaran
kabupaten dalam rangka pencapaian c) Memantau dan mengevaluasi
target SPM tersebut. pencapaian sasaran penerapan RAD
c) Memantau dan mengevaluasi AMPL dan melaporkannya kepada
kemajuan pencapaian SPM kabupaten Pemerintah Pusat untuk memastikan
di wilayahnya pencapaian target tersebut di tingkat
kabupaten.
(PERPRES NO: 185/2014  Percepatan Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi)
• Pasal 1 ; butir ke 6, 7, 8, Roadmap Nasional-Provinsi
• Pasal 7 ; ayat ke 3,4,5,6, Roadmap Air Minum dan Sanitasi Nasional
• Pasal 8 ; ayat 1, 2, Roadmap Air Minum dan Sanitasi Provinsi

Peta Jalan (Roadmap) Air Minum Nasional dan


Peta Jalan (Roadmap) Sanitasi Nasional.

tuk
b en
Pemerintah provinsi menyusun Peta Jalan
lam
da
Untuk mempercepat a rk
an
(Roadmap) Air Minum Provinsi
penyediaan air minum dan
ab
Dij

sanitasi pemerintah Pemerintah kabupaten/kota menyusun:


menyusun kebijakan dan  Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang
strategi nasional selanjutnya disingkat RISPAM.
 Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang selanjutnya
pengembangan sistem air
disingkat SSK.
minum dan sanitasi.
Pemerintah kabupaten/kota menyusun/review
(Permendagri 32/2017 ttg Pedoman Menyusun RKPD
2018):
 Rencana Aksi Daerah bidang AMPL
PERAN POKJA AMPL nasional
(PERPRES NO: 185/2014  Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi)

5 Presiden
• Pasal 16 ; Pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan
dilakukan secara berkala
• Pasal 17 ; Ketua Gugus Tugas 4 Menteri Dalam
Negeri
melaporkan pelaksanaan 1 Tahun sekali
Ditjen Bangda
tugasnya kepada Presiden
secara berkala sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 Ketua Gugus Tugas
setahun
Pokja AMS/Lain
2 Provinsi/Gubernur

1 Kab/Kota
Pokja AMS/Lain

Pokja AMS/Lain
PERAN POKJA AMPL NASIONAL
1. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL)
Nasional merupakan sebuah lembaga adhoc yang dibentuk pada tahun 1997
sebagai wadah atau forum komunikasi dan koordinasi agar pembangunan air
minum dan sanitasi berjalan lebih baik.
2. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi.
Selain itu, pembentukan Pokja juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi
antar lembaga pemerintah pelaku pembangunan air minum dan sanitasi.

DASAR HUKUM TUGAS & FUNGSI


 Pokja AMPL Nasional terdiri dari 8 Kementerian yaitu Tugas Pokja AMPL Nasional yaitu:
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum,  Menyiapkan rumusan kebijakan;
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan,  Menyusun strategi dan program dalam
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan, pembangunan air minum dan sanitasi;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Pusat  Mengkoordinasikan dan mengendalikan
Statistik.
 Ketetapan tersebut sesuai dengan Keputusan Deputi Bidang
pelaksanaan pembangunan air minum; serta
Sarana dan Prasarana Bappenas selaku Ketua Tim  Menyebarluaskan informasi AMPL.
Pengarah Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Nomor
Kep 38/D.VI/07/2013 tentang Pembentukan Kelompok Fungsi Pokja AMPL Nasional yaitu:
Kerja Pembangunan Air Minum dan Penyehatan  Penggerak advokasi dan sinergi
Lingkungan. pembangunan AMPL di Indonesia.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(Permendagri 86/2017)

tahapan, tata cara


Ruang lingkup penyusunan, Rencana
perencanaan pengendalian dan pembangunan
pembangunan daerah evaluasi daerah terdiri atas:
pelaksanaan
1. RPJPD;
2. RPJMD;
3. Renstra SKPD;
RAD AMPL: 4. RKPD; dan
Dokumen Strategis
Perencanaan Pembangunan 5. Renja SKPD
Bidang AMPL

Legal Standing: PERBUP


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Permendagri 86/2017 Bab VIII)

Menteri  Dirjen Bina Pembinaan dan Pengawasan


Pembangunan Daerah melaksanakan terhadap
Pasal 369
Provinsi

Gubernur Pembinaan dan Pengawasan


melaksanakan terhadap

1. Provinsi, dan
2. Kabupaten/Kota

Pemberian Pedoman Pemberian bimbingan,


Evaluasi
supervisi, fasilitasi, konsultasi

1. Perencanaan, 1. Penyusunan, Evaluasi rancangan


2. Pengendalian, dan 2. Pengendalian, dan Peraturan Daerah
3. Evaluasi 3. Evaluasi tentang RPJPD dan
RPJMD
Pelaksanaan rencana pembangunan daerah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SINERGI RAD AMPL DENGAN DOKRENBANGDA


Pedoman

Renstra RPJMD
Pedoman

Dijabarkan
Pedoman

Suplemen
RAD AMPL
Berita Acara
MUSRENBANG

Masukan
Masukan

Renja RKPD Diperhatikan


Pedoman
Melengkapi dokumen air
minum dan sanitasi yang
telah disusun
Perenc Jangka Menengah Prog Penyediaan Air
RAPBD Minum, Kesehatan, & Sanitasi

Relevan dan Valid  Masukan


Jakstra Air Minum bagi Substansi RAD Proses Penyusunan
Direview Berdasarkan RAD
SSK Substansi RAD-AMPL
Renstra AMPL
Status Kinerja AMPL Tidak Relevan dan Valid
Roadmap STMB Daerah yang
belum/tidak memiliki
Isu strategis dokumen perencanaan
Dokumen Lain
strategis terkait bidang
Daerah dengan
Acuan RENCANA INDUK SPAM
Arah Kebijakan dan air minum dan sanitasi
• Rencana Pengembangan SPAM
dokumen perencanaan Strategi • Rencana Pendanaan/Investasi
strategis terkait bidang • Rencana Pengembangan
air minum & sanitasi Kelembagaan
Evaluasi & Pemantauan

Acuan
PERAN PEMERINTAH dan PEMERINTAH PROVINSI pada
RAD AMPL
Tahapan Pemerintah cq Dijen Bina Bangda Pemerintah Provinsi cq Bappeda
Kemendagri Provinsi

Penyusunan RAD AMPL • Memantau status pengesahan RAD • Pemantauan dan pembinaan
AMPL Kabupaten/Kota terhadap kinerja pemerintah
• Menyusun rekomendasi dan kabupaten dalam penyusunan
mengkordinasikan dukungan lintas RAD AMPL
kementerian berdasarkan review RAD • Menyusun rekomendasi dalam
AMPL Kabupaten/Kota penetapan target tahun
• Memastikan kabupaten memasukkan rencana dan program prioritas
pelayanan dasar air minum dan air minum dan sanitasi
sanitasi sebagai agenda prioritas • Mengalokasikan kegiatan dan
pembangunan daerah (menuju anggaran provinsi bagi
pemenuhan SPM/ pencapaian pengembangan kapasitas
universal access) Pemda Kabupaten dalam
• Mendampingi Pemda dalam penyusunan, pengintegrasian,
penyusunan/ review, integrasi, pemantauan dan evaluasi RAD
pemantauan dan evaluasi RAD AMPL AMPL.
sebagai dokumen strategi kabupaten
menuju 100% akses air minum dan
sanitasi
Tahapan Pemerintah cq Bappenas dan Kemendagri Pemerintah Provinsi cq Bappeda Provinsi

Pemantauan 1. Memantau perkembangan pelaksanaan melalui 1. Berwenang meminta laporan kemajuan


Pelaksanaan laporan provinsi atas kemajuan pelaksanaan pelaksanaan RAD AMPL per triwulan (atau
RAD AMPL RAD AMPL per triwulan/semester lingkup per semester?)
provinsi 2. Memberikan saran/rekomendasi atas
2. Memberikan saran/rekomendasi kepada kemajuan pelaksanaan RAD AMPL
provinsi atas kemajuan pelaksanaan RAD AMPL 3. Mengadakan pembahasan berkala (misalnya
lingkup provinsi melalui rapat kerja/rapat koordinasi) hasil
3. Berwenang memberikan insentif/disinsentif pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
bagi provinsi atas prestasi pelaksanaan RAD program AMPL kabupaten
AMPL lingkup provinsi 4. Berwenang memberikan insentif/disinsentif
4. Meningkatkan kepedulian dan respons bagi kab/kota atas kemajuan pelaksanaan
Pemerintah daerah terhadap perkembangan 5. Mengadvokasi pemerintah kabupaten dalam
pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat pemanfaatan APBD kabupaten dan APBDesa
dan keberlanjutan SPAM terbangun di 365 untuk perbaikan kinerja dan pengembangan
kabupaten peserta Pamsimas. bidang air minum dan sanitasi menuju
5. Mendampingi pemda sehingga belanja APBD Universal Access
dan/atau sumber pembiayaan lain yang ada 6. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
di kabupaten dialokasikan secara memadai program tingkat provinsi tingkat provinsi,
bagi pembiayaan target pelayanan dasar air serta melaporkan hasilnya kepada Kepala
minum dan sanitasi Daerah dan Pokja AMPL Nasional, termasuk
di dalamnya adalah memberikan
rekomendasi pengembangan program dalam
rangka perbaikan kinerja dan peningkatan
kapasitas pelaku
Tahapan Pemerintah cq Bappenas dan Pemerintah Provinsi cq
Kemendagri Bappeda Provinsi
Evaluasi RAD AMPL • Tindak lanjut • Tindak lanjut
pengembangan kapasitas pengembangan kapasitas
kepada Pemda Kab/Kota kepada Pemda Kab/Kota
melalui kegiatan dan melalui kegiatan dan
anggaran Pusat anggaran Provinsi
HUBUNGAN RENCANA PEMBANGUNAN
DAERAH DAN DESA

Permendagri 86 Tahun 2017

Masyarakat PJM-ProAKSI RKM


Siklus Perencanaan Pembangunan Desa

Musrenbang
Kec & Kab

RPJM Desa Daftar Usulan RKP Desa


6 Tahun Okt-Des

RKP Desa
Jun-Sept

Laporan Pelaksanaan &


APB Desa
Pertanggungjawaban RKP
Okt-Des
dan APB Desa

Pelaksanaan & Pengawasan


Jan-Des
APB Desa
Perubahan
PENGINTEGRASIAN PJM ProAKSI DALAM RPJMDes

Penyusunan Daftar Usulan

1
Persiapan Musdes
Kegiatan PJM ProAKSi (Tingkat
Dusun)

Pemilihan Prioritas dan Opsi


kegiatan PJM ProAKSi
7
Musyawarah
Desa II
2 Musyawarah
Desa I

Pertemuan Pleno/Musyawarah di

6 3
Tingkat Desa membahas PJM
ProAKSi dan Opsi RKM.
Penyusunan
Rancangan
Pelaksanaan RPJMDesa
Penyepakatan PJM ProAKSi Kegiatan
dengan Berita Acara Kesepakatan

PJM ProAKSI
FEBRUARI 5 4 Musrenbang
Perbaikan dan Desa
Penetapan
Rancangan
RPJMDes
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN, DESA, DAN MASYARAKAT
Pemerintah Kabupaten Pemerintah Desa Masyarakat

1. Kebijakan anggaran daerah (Perda 1. Memimpin kegiatan Program 1. Bersama Pemerintah Desa dan
atau Perkada) yang memastikan Pamsimas di tingkat desa dan dusun, Kader AMPL melakukan Identifikasi
pemerintah kabupaten memiliki pagu diantaranya dalam memfasilitasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS)
indikatif tingkat kabupaten untuk pertemuan warga atau musyawarah Tahp I dan II
pengembangan akses dan kualitas air masyarakat desa dan memastikan 2. Masyarakat dapat ikut serta
minum dan sanitasi perdesaan, kehadiran dan partisipasi warga memantau dan mengawasi
termasuk pengembangan yang dalam seluruh tahapan program penetapan prioritas penggunaan
dikelola oleh masyarakat/BPSPAMS mulai dari perencanaan sampai Dana Desa yang akuntabel dan
melalui mekanisme hibah atau lainnya dengan pelaksanaan; transparan dengan cara:
2. Menyesuaikan kebijakan Alokasi Dana 2. Memfasilitasi penyusunan dokumen a. menyampaikan pengaduan
Desa atau kebijakan pemanfaatan perencanaan program pembangunan masalah penetapan prioritas
Dana Desa untuk mendukung air minum dan sanitasi tingkat desa penggunaan Dana Desa;
pencapaian akses 100% air minum yaitu: proposal desa, PJMProAKSI dan b. melakukan pendampingan kepada
dan sanitasi oleh Pemerintah Desa. RKM serta integrasinya ke dalam Desa dalam menetapkan prioritas
3. Peraturan Daerah tentang RPJMDes dan RKPDes dalam rangka penggunaan Dana Desa sesuai
Penyelenggaraan SPAMS oleh Desa peningkatan kinerja SPAMS dan dengan ketentuan peraturan
yang menetapkan Standar Pelayanan pengembangan pelayanan SPAMS perundang-undangan; dan/atau
Minimal SPAMS Desa dan memberikan menuju 100%, serta mendorong c. melakukan studi dan publikasi
pedoman penyelenggaraan SPAMS pengelolaan air minum dan sanitasi penerapan prioritas penggunaan
yang dikelola masyarakat (BPSPAMS). secara berkelanjutan di tingkat desa; Dana Desa
4. Fasilitasi pembentukan dan/atau
peningkatan kapasitas Asosiasi
Pengelola SPAMS perdesaan sebagai
lembaga mitra Pemda dalam
pembinaan BPSPAMS dan peningkatan
kualitas pelayanan SPAMS Perdesaan.
Pemerintah Kabupaten Pemerintah Desa Masyarakat

3. Peningkatan kapasitas Kader AMPL dalam 3. Memastikan akuntabilitas dan


pemutakhiran data air minum dan sanitasi integritas penyusunan
desa dan dalam prioritisasi program air dokumen perencanaan,
minum dan sanitasi di tingkat desa. termasuk memastikan
4. Pembentukan pusat atau lembaga penyediaan data dan informasi
pengembangan kapasitas atau pelatihan yang dapat
tenaga pendamping pemberdayaan dipertanggungjawabkan;
masyarakat desa. Selain itu, pemerintah 4. Menjamin akuntabilitas dan
kabupaten dapat membentuk kader-kader partisipasi masyarakat dalam
tenaga pelatih pendamping masyarakat desa setiap kegiatan pada tahap
untuk AMPL berbasis masyarakat dengan perencanaan.
memanfaatkan kader musrenbang tingkat
desa dan kecamatan melalui pelatihan
peningkatan kapasitas secara rutin/berkala.
5. Pemanfaatan Forum Kabupaten yang terkait
dengan AMPL untuk mendapatkan
dukungan dalam pelaksanaan AMPL serta
mitra konsultasi dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan AMPL.
6. Pelibatan masyarakat yang lebih luas untuk
pelayanan AMPL, misalnya melalui kegiatan
survei kepuasan pengguna atau masyarakat
terhadap pelayanan air minum dan sanitasi
yang dikelola PDAM, BPSPAMS, ataupun
pengelola lainnya.

Anda mungkin juga menyukai