Dalam rangka memenuhi amanah Pasal 17 ayat (3) Permendagri Nomor 6 Tahun 2007
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM dan untuk memudahkan
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dalam menyusun laporan penerapan dan
pencapaian SPM bidang LH, maka Kementerian Negara Lingkungan Hidup telah
menyusun “Panduan Penyusunan Laporan Penerapan dan Pencapaian SPM
Bidang LH Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota”.
Harapan kami, panduan ini dapat menjadi acuan bagi lembaga lingkungan hidup daerah
provinsi dan daerah kabupaten/kota dalam menyusun laporan penerapan pencapaian
SPM Bidang LH.
I. LATAR BELAKANG
Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, lingkungan hidup merupakan urusan wajib dan dalam
penyelenggaraannya berpedoman pada standar pelayanan minimal (SPM) yang
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Hal ini sejalan
dengan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan lain yang terkait langsung dengan standar pelayanan minimal adalah
PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM,
Permendagri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penetapan SPM serta Permendagri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
II. TUJUAN
Tersusunnya panduan penyusunan laporan penerapan dan pencapaian SPM
bidang lingkungan hidup daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota
III. MANFAAT
Tersedianya acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota
dalam menyusun laporan penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan
hidup daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota
BAB II
MEKANISME DAN WAKTU PELAPORAN
A. MEKANISME PELAPORAN
1. Laporan Tahunan
a. Bupati/Walikota menyusun dan menyampaikan laporan umum tahunan kinerja
penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan hidup kepada Mendagri
melalui Gubernur
b. Gubernur menyusun laporan umum tahunan kinerja penerapan dan
pencapaian SPM bidang lingkungan hidup
c. Gubernur menyampaikan ringkasan laporan umum tahunan kinerja penerapan
dan pencapaian SPM bidang lingkungan hidup kepada Menteri LH .
Mekanisme laporan umum tahunan kinerja penerapan dan pencapaian SPM bidang
lingkungan dapat dilihat pada diagram alir berikut :
Bupati/Walikota
Gubernur
MenLH
Evaluasi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang memuat hal-hal yang berkaitan dengan alasan atau
dasar pertimbangan mengapa pemerintah daerah memutuskan
untuk menerapkan SPM Bidang Lingkungan Hidup selain karena
perintah peraturan perundang-undangan.
B. KEBIJAKAN UMUM
Kebijakan umum menggambarkan kebijakan umum daerah yang
dimuat dalam rencana penerapan dan pencapaian SPM Bidang
Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam RPJMD
C. ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan menggambarkan orientasi dan komitmen yang telah
ditetapkan oleh pemerintah daerah selama satu tahun anggaran
dalam rangka penerapan dan pencapaian SPM Bidang Lingkungan
Hidup yang dituangkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
4. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran adalah jumlah belanja langsung dan tidak langsung
yang ditetapkan dalam APBD dalam rangka penerapan dan
pencapaian SPM Bidang LH oleh pemerintah daerah, yang bersumber
dari :
LAMPIRAN
1. LAPORAN SPM BIDANG LH DAERAH PROVINSI
2. LAPORAN SPM BIDANG LH DAERAH KABUPATEN / KOTA
3. DATA-DATA LAIN, MISAL:
a. RP-SPM Bidang LH
b. SK Tim Pelaksanaan SPM
c. Dokumen Perencanaan
d. SK Bupati/Walikota tentang Status Kerusakan Lahan dan/atau Tanah
e. Peta
f. Foto Kegiatan
g. Data Sekunder dan Data Primer
h. Dan lain-lain
BAB IV
PENUTUP
Salah satu kendala kenapa pemerintah tidak bisa secara cepat mengambil tindakan
untuk pembinaan dan pengawasan dalam penerapan dan pencapaian SPM bidang
lingkungan hidup adalah karena belum adanya format baku pelaporan penerapan dan
pencapaian SPM bidang lingkungan hidup. Oleh karena itu dengan tersusunnya
Panduan penyusunan laporan penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan hidup
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota ini diharapkan arah pembinaan dan
pengawasan dari KLH akan lebih focus dan terarah, sehingga kinerja pemerintah daerah
propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk selanjutnya lebih optimal dalam
pencapaian SPM bidang lingkungan hidup.
Panduan penyusunan laporan penerapan dan pencapaian SPM bidang lingkungan hidup
ini antara lain berisi format laporan umum tahunan penerapan dan pencapaian SPM
bidang lingkungan hidup dan format laporan teknis tahunan yang merupakan lampiran
dari panduan ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya buku ini dan mudah-mudahan buku ini bermanfaat dan dapat dipahami di
daerah. Kami sadar bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mohon masukan dari semua pihak untuk penyempurnaan buku ini.
LAMPIRAN I
LAPORAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI
2 ………………… V V V V
3 ………………… V V V
4 ……………….. V V
5 ……………….. V
Catatan
(1) Nomor sumber mata air berdasarkan target tahun pemantauan.
(2) Sumber air mencakup sungai, mata air, danau dengan minimal 5 lokasi yang
diprioritaskan untuk Air Baku Air Minum (ABAM) selama periode waktu rencana target
SPM (misalnya antara 2009-2013).
(3) Lokasi pemantauan, diisi dengan informasi :
• Titik koordinat untuk setiap titik pantau (hulu, tengah dan hilir), jika tidak ada titik
koordinat dapat menampilkan peta lokasi.
• Nama daerah (desa, kecamatan, kabupaten/kota)
Keterangan tambahan:
• Penetapan titik pantau paling sedikit 3 (tiga) titik pantau yang mewakili daerah hulu,
tengah dan hilir dari setiap sumber air, sesuai dengan SNI 6989.57:2008.
Sedangkan parameter pemantauan Sesuai dengan kriteria mutu air kelas I
berdasarkan PP 82/2001 , meliputi fisika, kimia anorganik, mikrobiologi,
radioactivitas dan kimia organik
• Waktu pengambilan contoh air dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, mewakili
musim hujan dan kemarau.
(4) Target tahun pemantauan untuk tiap-tiap sumber air berdasarkan rencana SPM bidang
LH tahun 2009-2013
d. Penyebaran Informasi
Tempat dan
No Media informasi Keterangan
waktu publikasi
(1) (2) (3) (4)
1
3
Catatan:
(1) Nomor urut
(2) Media informasi dapat berupa papan pengumuman, media cetak,
media elektronik, dll
(3) Tempat dan waktu publikasi diisi lokasi dan kapan informasi disampaikan
kepada masyarakat
(4) Keterangan diisi pihak-pihak yang terlibat dalam penyampaian
informasi
2 …………….. V v v V
3 ……………… v v V
4 ……………. V V
5 ……………… V
6 Dst
Catatan:
(1) Nomor urut kabupaten/kota yang akan dipantau berdasarkan skala prioritas
(2) Semua kabupaten/kota harus dipantau
(3) Setiap kab/kota menetapkan 3 lokasi pemantauan (kawasan padat lalu
lintas/permukiman/kawasan industria) dan minimal 1 (satu) titik pantau pada setiap
lokasi pemantauan dan diambil 2 (dua) kali dalam setahun
(4) Berisi tentang alamat setiap lokasi pemantauan dan keterangan tentang lokasi setiap
titik pantau
(5) Berisi tentang perencanaan target tahun pemantauan setiap kab/kota
f. Penyampaian informasi
No Media Tempat dan waktu Keterangan
informasi publikasi
(1) (2) (3) (4)
1
Catatan:
(1) Nomor urut
(2) Media informasi dapat berupa papan pengumuman, media cetak,
media elektronik, dll
(3) Tempat dan waktu publikasi diisi lokasi dan kapan informasi disampaikan
kepada masyarakat
(4) Keterangan diisi pihak-pihak yang terlibat dalam penyampaian informasi
g. Format Pencapaian Target
Prosentase Jml
Jml Kab/Kt Yg
Kab/Kt Yg
Dipantau
Jml Kab/Kota Yg Dipantau Kualitas
Tahun Kualitas Udr
No Ada Udr Ambien &
Pelaksanaan Ambien & Diinfo
Diwilayahnya* Diinfo Status Mut
Status Mutu Udr
Udr Ambiennya
Ambiennya
(3)/(4) X 100%
(1) (2) (3) (4) (5)
2009 2 10 20
2010 4 10 40
2011
2012
2013
* Misal : Jumlah Kab/Kota di suatu wilayah provinsi ada 10
Penanganan Pengaduan
Pejabat/inst Waktu Sumber (7)
Pokok
No Pengadu ansi tujan diterimanya klasifikasi Diteruskan ke Diserahkan ke Dilakukan
Aduan
pengaduan pengaduan pengaduan dinas terkait KLH atau inst. verifikasi
LH kab/kt lapangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (a) (b) (c)
Catatan:
(1) Nomor urut pengaduan yang diterima
(2) Pokok Aduan berisi tentang pokok permasalahan yang diadukan
(3) Pengadu berisi tentang identitas pengadu
(4) Pejabat/instansi tujuan pengaduan berisi tentang jabatan atau instansi
pemerintah yang menjadi tujuan pengadu
(5) Waktu diterimanya pengaduan berisi tentang tanggal diterimanya pengaduan
(6) Klasifikasi pengaduan berisi tentang kateggori pengaduan,apakah termasuk
pengaduan lingkungan atau pengaduan non-lingkungan. Pengaduan
lingkungan dikategorikan lagi menjadi kewenangan instansi LH provinsi,
kab/kota atau KLH
(7) Penanganan pengaduan berisi tentang bentuk penanganan pengaduan
berdasarkan klasifikasi pengaduan. Bentuk penanganan pengaduan berupa:
diteruskan ke dinas terkait bagi pengaduan nin lingkungan, diserhakan ke KLH
atau instansi LH kab/kota bagi pengaduan lingkungan yang bukan
kewenangan instansi LH provinsi dan dilakukan verifikasi lapangan
bagipengaduan lingkungan yang merupakan kewenangan instansi LH provinsi.
TAHUN …………………………….
Jenis Waktu Usulan
Hasil
No. Pengaduan Pokok Diterimanya Tindak Keterangan
Verifikasi
Lingkungan Aduan Pengaduan Lanjut
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Catatan:
(1) Nomor urut pengaduan lingkungan berdasarkan hasil klasifikasi pengaduan
yang diterima
(2) Jenis pengaduan dibedakan menjadi:
a. Pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, udara atau
tanah;
b. Perusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan, pembukaan
lahan, pembakaran atau kegiatan lainnya.
(3) Pokok aduan berisi tentang pokok permasalahan yang diadukan
(4) Waktu Diterimanya Pengaduan berisi tentang tanggal diterimanya
pengaduan oleh unit kerja yang menangani pengaduan.
(5) Hasil verifikasi pengaduan meliputi 2 yaitu:
a. Pengaduan tidak terbukti (tidak terjadi pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan & pengelolaan
lingkungan; dan
b. Pengaduan terbukti, yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
1). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
2). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, dan mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup, dan telah menimbulkan kerugian bagi
orang atau lingkungan;
3). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup atau ada indikasi tindak pidana sebagaimana
diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009;
4). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup karena belum adanya atau kesalahan kebijakan pemerintah
atau pemerintah daerah.
(6) Usulan tindak lanjut dapat berupa: diinformasikan kepada pengadu & yang
diadukan, penerapan sanksi administrasi, penerapan saksi administrasi
dan/atau penegakan hukum perdata, penerapan sanksi administrasi
dan/atau penegakan hukum pidana dan peninjauan kebijakan atau
peraturan.
(7) Keterangan:
a. Target pencapaian untuk jenis pelayanan ini berdasarkan jumlah
pengaduan yang diterima setiap tahun (tidak akumulasi)
b. Apabila pengaduan lingkungan yang masuk belum ditindaklanjuti pada
tahun berjalan, maka ditindaklanjuti pada tahun berikutnya
c. Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti pada tahun
berjalan : ………………..
d.
e. Format Pencapaian Target
Prosentase
Jumlah Jumlah Jumlah
Tahun Pengaduan Pengaduan Pengaduan
No
Pelaksanaan Yang Yang Yang
Ditindaklanjuti Diterima Ditindaklanjuti
(3)/(4) X 100%
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2009 30 50 60
2 2010
3 2011
4 2012
5 2013
LAMPIRAN II
LAPORAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN/KOTA
Persyarat
Usaha Persyar Status an teknis Status
Param Kesim DST
No /Kegiata atan (Ada/Ti (Kepmen (Ada/ BM THN I
eter* p Thn I ….
n Adm dak) LH 51/95 Tidak)
Ps 6)
1
contoh : industri tekstik sesuai Kepmen. 51/95 tentang Baku mutu limbah cair
untuk kegiatan industry
c. Format Laporan
d. Hasil Pemantauan
1) Nama industri :…………………………..
2) Jenis industri yang dipantau: ………………………..
3) Lokasi industri yang dipantau:……………………….
4) Hasil pemantauan dengan menggunakan CEM:…..
5) Hasil pemantauan manual dan pihak – pihak yang terlibat:………………..
6) Jumlah terjadinya kasus/kerusakan:………………………………..
2 X X X X
3 X X X
4 X X
5 X
b. Format Laporan
HASIL ANALISIS SIFAT DASAR TANAH TIPE LAHAN KERING
LOKASI PEMANTAUAN : ………………………….
TAHUN : ……………………
Hasil
Pengukuran
Luas Pada Titik Kesim
No Parameter Ambang Kritis Keterangan
Lahan Pantau p
1 2 3 4 d
st
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8)
2 B ha Subsidensi >35 cm/5 tahun
gambut di untuk ketebalan
atas pasir gambut ≥3 m
kuarsa (cm atau 10 %/5
atau %) tahun untuk
ketebalan
gambur <3 m
Kedalama >25
n air tanah
dangkal
(cm)
Redoks >100
untuk
tanah
berpirit
(mV)
Redoks >200
untuk
gambut
(mV)
pH (H2O) <4,0;>7,0
1:2,5
Daya >4,0
Hantar
Listrik/DHL
(mS/cm)
Jumlah <102
mikroba
(cfu/g
tanah)
Luas Lahan
Prosentase Luas Lahan
Yang Dittpkn & Luas Lahan Yg
Yang Dittpkn &
Tahun Diinformskn Diperuntukkn
No Diinformskn Status
Pelaksanaan Status Kerskn Utk Prod
Kerskn Lhn/Tnh Utk Prod
Lhn/Tnh Utk Biomassa
Biomassa (3)/(4)X100%
Prod Biomassa
(1) (2) (2) (3) (4)
1 2009
2 2010
3 2011
4 2012
5 2013
4. PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT ADANYA
DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN
Penanganan Pengaduan
Pejabat/inst Waktu Sumber (7)
Pokok
No Pengadu ansi tujan diterimanya klasifikasi Diteruskan ke Diserahkan ke Dilakukan
Aduan
pengaduan pengaduan pengaduan dinas terkait KLH atau inst. verifikasi
LH kab/kt lapangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (a) (b) (c)
Catatan:
(1) Nomor urut pengaduan yang diterima
(2) Pokok Aduan berisi tentang pokok permasalahan yang diadukan
(3) Pengadu berisi tentang identitas pengadu
(4) Pejabat/instansi tujuan pengaduan berisi tentang jabatan atau instansi
pemerintah yang menjadi tujuan pengadu
(5) Waktu diterimanya pengaduan berisi tentang tanggal diterimanya
pengaduan
(6) Klasifikasi pengaduan berisi tentang kateggori pengaduan,apakah termasuk
pengaduan lingkungan atau pengaduan non-lingkungan. Pengaduan
lingkungan dikategorikan lagi menjadi kewenangan instansi LH provinsi,
kab/kota atau KLH
(7) Penanganan pengaduan berisi tentang bentuk penanganan pengaduan
berdasarkan klasifikasi pengaduan. Bentuk penanganan pengaduan berupa:
diteruskan ke dinas terkait bagi pengaduan nin lingkungan, diserhakan ke KLH
atau instansi LH kab/kota bagi pengaduan lingkungan yang bukan
kewenangan instansi LH provinsi dan dilakukan verifikasi lapangan
bagipengaduan lingkungan yang merupakan kewenangan instansi LH provinsi.
d. Jumlah pengaduan yang ditindalkanjuti pada tahun berjalan
Catatan:
(1) Nomor urut pengaduan lingkungan berdasarkan hasil klasifikasi pengaduan
yang diterima
(2) Jenis pengaduan dibedakan menjadi:
a. Pencemaran lingkungan yang meliputi pencemaran air, udara atau
tanah;
b. Perusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan, pembukaan
lahan, pembakaran atau kegiatan lainnya.
(3) Pokok aduan berisi tentang pokok permasalahan yang diadukan
(4) Waktu Diterimanya Pengaduan berisi tentang tanggal diterimanya
pengaduan oleh unit kerja yang menangani pengaduan.
(5) Hasil verifikasi pengaduan meliputi 2 yaitu:
a. Pengaduan tidak terbukti (tidak terjadi pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan & pengelolaan
lingkungan; dan
b. Pengaduan terbukti, yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
1). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
2). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, dan mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup, dan telah menimbulkan kerugian bagi
orang atau lingkungan;
3). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup, mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup atau ada indikasi tindak pidana sebagaimana
diatur dalam UU No. 32 Tahun 2009;
4). terjadi pelanggaran pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup karena belum adanya atau kesalahan kebijakan pemerintah
atau pemerintah daerah.
(6) Usulan tindak lanjut dapat berupa: diinformasikan kepada pengadu & yang
diadukan, penerapan sanksi administrasi, penerapan saksi administrasi
dan/atau penegakan hukum perdata, penerapan sanksi administrasi
dan/atau penegakan hukum pidana dan peninjauan kebijakan atau
peraturan.
(7) Keterangan:
a. Target pencapaian untuk jenis pelayanan ini berdasarkan jumlah
pengaduan yang diterima setiap tahun (tidak akumulasi)
b. Apabila pengaduan lingkungan yang masuk belum ditindaklanjuti pada
tahun berjalan, maka ditindaklanjuti pada tahun berikutnya
Prosentase
Jumlah Jumlah
Jumlah
Tahun Pengaduan Pengaduan
No Pengaduan
Pelaksanaan Yang Yang
Yang Diterima
Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti
(3)/(4) X 100%
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2009 30 50 60
2 2010
3 2011
4 2012
5 2013