Anda di halaman 1dari 14

Peran Asosiasi SPAMS Perdesaan dalam

Pengarusutamaan Pembangunan AMS

Direktur SUPD II, Ditjen Bina Pembangunan Daerah

RAPAT KOORDINASI NASIONAL ASOSIASI PENGELOLA SPAMS


PERDESAAN PROGRAM PAMSIMAS T.A.2018
Semarang, 22-25 Mei 2018
UU 23 Tahun 2014
Penanggung jawab utama dalam pencapaian target akses
universal, 100% pelayanan air minum dan sanitasi di daerah
(Provinsi dan Kabupaten)
Gubernur sebagai kepala daerah dan Bupati agar mengambil langkah-langkah
wakil pemerintah agar: sebagai berikut:
a) Memastikan Ranperda RPJMD a) Menyepakati dengan DPRD standar
kabupaten dan provinsi serta pelayanan minimal air minum dan
Ranperda APBD kabupaten dan sanitasi sebagai acuan penerapan
provinsi mencerminkan upaya standard pelayanan oleh SKPD serta
pencapaian target SPM untuk lembaga penyelenggara layanan tsb.
pelayanan air minum aman dan b) Menyusun Rencana Aksi Daerah bidang
sanitasi layak. Air Minum dan Sanitasi (RAD AMPL) dan
b) Memberikan pembinaan, dukungan mengintegrasikannya ke dalam
program dan anggaran kepada perencanaan dan penganggaran
kabupaten dalam rangka pencapaian c) Memantau dan mengevaluasi
target SPM tersebut. pencapaian sasaran penerapan RAD
c) Memantau dan mengevaluasi AMPL dan melaporkannya kepada
kemajuan pencapaian SPM kabupaten Pemerintah Pusat untuk memastikan
di wilayahnya pencapaian target tersebut di tingkat
kabupaten.
(PERPRES NO: 185/2014 ➔ Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi)
• Pasal 1 ; butir ke 6, 7, 8, Roadmap Nasional-Provinsi
• Pasal 7 ; ayat ke 3,4,5,6, Roadmap Air Minum dan Sanitasi Nasional
• Pasal 8 ; ayat 1, 2, Roadmap Air Minum dan Sanitasi Provinsi
Peta Jalan (Roadmap) Air Minum Nasional dan
Peta Jalan (Roadmap) Sanitasi Nasional.

Pemerintah provinsi menyusun Peta Jalan


Untuk mempercepat (Roadmap) Air Minum Provinsi
penyediaan air minum dan
sanitasi pemerintah Pemerintah kabupaten/kota menyusun:
menyusun kebijakan dan ❖ Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang
strategi nasional selanjutnya disingkat RISPAM.
❖ Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang selanjutnya
pengembangan sistem air
disingkat SSK.
minum dan sanitasi.
Pemerintah kabupaten/kota menyusun/review
(Permendagri 32/2017 ttg Pedoman Menyusun RKPD
2018):
❖ Rencana Aksi Daerah bidang AMPL
PERAN POKJA AMPL nasional
(PERPRES NO: 185/2014 ➔ Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi)

5 Presiden
• Pasal 16 ; Pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan
dilakukan secara berkala
• Pasal 17 ; Ketua Gugus Tugas 4 Menteri Dalam
Negeri
melaporkan pelaksanaan 1 Tahun sekali
Ditjen Bangda
tugasnya kepada Presiden
secara berkala sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 Ketua Gugus Tugas
setahun
Pokja AMS/Lain
2 Provinsi/Gubernur

1 Kab/Kota
Pokja AMS/Lain

Pokja AMS/Lain
PERANPOKJA AMPL NASIONAL
1. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional merupakan sebuah lembaga
adhoc yang dibentuk pada tahun 1997 sebagai wadah atau forum komunikasi dan koordinasi agar
pembangunan air minum dan sanitasi berjalan lebih baik.
2. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi. Selain itu, pembentukan Pokja
juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah pelaku pembangunan air minum
dan sanitasi.

DASAR HUKUM TUGAS & FUNGSI


❑ Pokja AMPL Nasional terdiri dari 8 Kementerian yaitu Tugas Pokja AMPL Nasional yaitu:
Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, ❑ Menyiapkan rumusan kebijakan;
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, ❑ Menyusun strategi dan program dalam
Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan, pembangunan air minum dan sanitasi;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Pusat ❑ Mengkoordinasikan dan mengendalikan
Statistik.
❑ Ketetapan tersebut sesuai dengan Keputusan Deputi Bidang
pelaksanaan pembangunan air minum; serta
Sarana dan Prasarana Bappenas selaku Ketua Tim Pengarah ❑ Menyebarluaskan informasi AMPL.
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Nomor Kep
38/D.VI/07/2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Fungsi Pokja AMPL Nasional yaitu:
Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. ❑ Penggerak advokasi dan sinergi pembangunan
AMPL di Indonesia.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(Permendagri 86/2017)

tahapan, tata cara


Ruang lingkup penyusunan, Rencana
perencanaan pengendalian dan pembangunan
pembangunan daerah evaluasi daerah terdiri atas:
pelaksanaan
1. RPJPD;
2. RPJMD;
3. Renstra SKPD;
RAD AMPL: 4. RKPD; dan
Dokumen Strategis
Perencanaan Pembangunan 5. Renja SKPD
Bidang AMPL

Legal Standing: PERBUP


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
(Permendagri 86/2017 Bab VIII)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SINERGI RAD AMPL DENGAN DOKRENBANGDA


Pedoman
Renstra RPJMD

Dijabarkan
Pedoman
Pedoman

Suplemen RAD AMPL


Berita Acara
MUSRENBANG

Masukan
Masukan
Renja RKPD Diperhatikan
Pedoman
Melengkapi dokumen air
minum dan sanitasi yang
telah disusun
Perenc Jangka Menengah Prog Penyediaan Air
RAPBD Minum, Kesehatan, & Sanitasi

Relevan dan Valid → Masukan


Jakstra Air Minum bagi Substansi RAD Proses Penyusunan
Direview Berdasarkan RAD
SSK Substansi RAD-AMPL
Renstra AMPL
Status Kinerja AMPL Tidak Relevan dan Valid
Roadmap STMB Daerah yang
belum/tidak memiliki
Isu strategis dokumen perencanaan
Dokumen Lain
strategis terkait bidang
Acuan RENCANA INDUK SPAM
Daerah dengan Arah Kebijakan dan air minum dan sanitasi
• Rencana Pengembangan SPAM
dokumen perencanaan Strategi • Rencana Pendanaan/Investasi
strategis terkait bidang • Rencana Pengembangan
air minum & sanitasi Kelembagaan
Evaluasi & Pemantauan

Acuan
CAPAIAN KPI PAMSIMAS III T.A.2018

STATUS 30
NO. INDIKATOR KINERJA UTAMA
APRIL 2018

1. Bertambahnya jumlah penduduk menurut status sosial ekonomi 10,5 juta


yang dapat mengakses air minum
2. Bertambahnya jumlah penduduk menurut status sosial ekonomi 7,5 juta
yang dapat mengakses sanitasi
3. Bertambahnya masyarakat yang ‘Stop BABS’ 60%
4. Bertambahnya masyarakat yang mengadopsi program cuci tangan 70%
pakai sabun
5. Adanya rencana penguatan kapasitas kelembagaan Pemerintah 74%
Daerah untuk mendukung adopsi dan pengarustamaan
pendekatan PAMSIMAS
BANGDA

6. Meningkatnya persentase alokasi anggaran Pemda yang 24%


diperlukan untuk pemeliharaan SPAM dan sanitasi serta
perluasan pendekatan program untuk pencapaian target MDGs
7 Melakukan replikasi pendekatan Pamsimas di luar masyarakat 90%
sasaran
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN, ASOSIASI, DAN KP-SPAMS
Pemerintah Kabupaten Asosiasi SPAMS KP-SPAMS
Perdesaan Kabupaten

1. Kebijakan anggaran daerah (Perda atau 1. Melakukan monitoring 1. Bersama Pemerintah Desa dan Kader
Perkada) yang memastikan pemerintah kegiatan Program AMPL melakukan Identifikasi Masalah dan
kabupaten memiliki pagu indikatif tingkat Pamsimas di tingkat Analisis Situasi (IMAS) Tahap I dan II
kabupaten untuk pengembangan akses dan Kabupaten; 2. Memfasilitasi penyusunan dokumen
kualitas air minum dan sanitasi perdesaan, 2. Memberikan penguatan perencanaan program pembangunan air
termasuk pengembangan yang dikelola oleh kapasitas KP-SPAMS minum dan sanitasi tingkat desa yaitu:
masyarakat/BPSPAMS melalui mekanisme melalui program OPD proposal desa, PJMProAKSI dan RKM serta
hibah atau lainnya kabupaten terkait integrasinya ke dalam RPJMDes dan
2. Menyesuaikan kebijakan Alokasi Dana Desa (Teknis, Kelembagaan RKPDes dalam rangka peningkatan kinerja
atau kebijakan pemanfaatan Dana Desa dan Keuangan) SPAMS dan pengembangan pelayanan
untuk mendukung pencapaian akses 100% 3. Memonitoring dan SPAMS menuju 100%, serta mendorong
air minum dan sanitasi oleh Pemerintah memantau penetapan pengelolaan air minum dan sanitasi secara
Desa. prioritas penggunaan berkelanjutan di tingkat desa;
3. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Dana Desa yang 3. Memantau dan mengawasi penetapan
SPAMS oleh Desa yang menetapkan Standar akuntabel dan prioritas penggunaan Dana Desa yang
Pelayanan Minimal SPAMS Desa dan transparan di tingkat akuntabel dan transparan dengan cara:
memberikan pedoman penyelenggaraan Kabupaten. a. menyampaikan pengaduan masalah
SPAMS yang dikelola masyarakat (BPSPAMS). 4. Mengikuti penyusunan penetapan prioritas penggunaan Dana
4. Fasilitasi pembentukan dan/atau dokumen RAD AMPL Desa;
peningkatan kapasitas Asosiasi Pengelola Kabupaten serta b. melakukan pendampingan kepada Desa
SPAMS perdesaan sebagai lembaga mitra mendorong pengelolaan dalam menetapkan prioritas
Pemda dalam pembinaan BPSPAMS dan air minum dan sanitasi penggunaan Dana Desa sesuai dengan
peningkatan kualitas pelayanan SPAMS secara berkelanjutan di ketentuan peraturan perundang-
Perdesaan. tingkat kabupaten undangan; dan/atau
Pemerintah Kabupaten Asosiasi SPAMS Perdesaan KP-SPAMS
Kabupaten
5. Peningkatan kapasitas Kader AMPL dalam 5. Memastikan akuntabilitas dan c. melakukan studi dan
pemutakhiran data air minum dan sanitasi desa integritas penyusunan publikasi penerapan
dan dalam prioritisasi program air minum dan dokumen perencanaan, prioritas penggunaan
sanitasi di tingkat desa. termasuk memastikan Dana Desa
6. Pembentukan pusat atau lembaga penyediaan data dan informasi
pengembangan kapasitas atau pelatihan tenaga yang dapat
pendamping pemberdayaan masyarakat desa. dipertanggungjawabkan;
Selain itu, pemerintah kabupaten dapat 6. Menjamin akuntabilitas dan
membentuk kader-kader tenaga pelatih partisipasi masyarakat dalam
pendamping masyarakat desa untuk AMPL setiap kegiatan pada tahap
berbasis masyarakat dengan memanfaatkan perencanaan.
kader musrenbang tingkat desa dan kecamatan
melalui pelatihan peningkatan kapasitas secara
rutin/berkala.
7. Pemanfaatan Forum Kabupaten yang terkait
dengan AMPL untuk mendapatkan dukungan
dalam pelaksanaan AMPL serta mitra konsultasi
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan AMPL.
8. Pelibatan masyarakat yang lebih luas untuk
pelayanan AMPL, misalnya melalui kegiatan
survei kepuasan pengguna atau masyarakat
terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang
dikelola PDAM, BPSPAMS, ataupun pengelola
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai