5 Presiden
• Pasal 16 ; Pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan
dilakukan secara berkala
• Pasal 17 ; Ketua Gugus Tugas 4 Menteri Dalam
Negeri
melaporkan pelaksanaan 1 Tahun sekali
Ditjen Bangda
tugasnya kepada Presiden
secara berkala sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 Ketua Gugus Tugas
setahun
Pokja AMS/Lain
2 Provinsi/Gubernur
1 Kab/Kota
Pokja AMS/Lain
Pokja AMS/Lain
PERANPOKJA AMPL NASIONAL
1. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional merupakan sebuah lembaga
adhoc yang dibentuk pada tahun 1997 sebagai wadah atau forum komunikasi dan koordinasi agar
pembangunan air minum dan sanitasi berjalan lebih baik.
2. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi. Selain itu, pembentukan Pokja
juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah pelaku pembangunan air minum
dan sanitasi.
Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Masukan
Masukan
Renja RKPD Diperhatikan
Pedoman
Melengkapi dokumen air
minum dan sanitasi yang
telah disusun
Perenc Jangka Menengah Prog Penyediaan Air
RAPBD Minum, Kesehatan, & Sanitasi
Acuan
CAPAIAN KPI PAMSIMAS III T.A.2018
STATUS 30
NO. INDIKATOR KINERJA UTAMA
APRIL 2018
1. Kebijakan anggaran daerah (Perda atau 1. Melakukan monitoring 1. Bersama Pemerintah Desa dan Kader
Perkada) yang memastikan pemerintah kegiatan Program AMPL melakukan Identifikasi Masalah dan
kabupaten memiliki pagu indikatif tingkat Pamsimas di tingkat Analisis Situasi (IMAS) Tahap I dan II
kabupaten untuk pengembangan akses dan Kabupaten; 2. Memfasilitasi penyusunan dokumen
kualitas air minum dan sanitasi perdesaan, 2. Memberikan penguatan perencanaan program pembangunan air
termasuk pengembangan yang dikelola oleh kapasitas KP-SPAMS minum dan sanitasi tingkat desa yaitu:
masyarakat/BPSPAMS melalui mekanisme melalui program OPD proposal desa, PJMProAKSI dan RKM serta
hibah atau lainnya kabupaten terkait integrasinya ke dalam RPJMDes dan
2. Menyesuaikan kebijakan Alokasi Dana Desa (Teknis, Kelembagaan RKPDes dalam rangka peningkatan kinerja
atau kebijakan pemanfaatan Dana Desa dan Keuangan) SPAMS dan pengembangan pelayanan
untuk mendukung pencapaian akses 100% 3. Memonitoring dan SPAMS menuju 100%, serta mendorong
air minum dan sanitasi oleh Pemerintah memantau penetapan pengelolaan air minum dan sanitasi secara
Desa. prioritas penggunaan berkelanjutan di tingkat desa;
3. Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Dana Desa yang 3. Memantau dan mengawasi penetapan
SPAMS oleh Desa yang menetapkan Standar akuntabel dan prioritas penggunaan Dana Desa yang
Pelayanan Minimal SPAMS Desa dan transparan di tingkat akuntabel dan transparan dengan cara:
memberikan pedoman penyelenggaraan Kabupaten. a. menyampaikan pengaduan masalah
SPAMS yang dikelola masyarakat (BPSPAMS). 4. Mengikuti penyusunan penetapan prioritas penggunaan Dana
4. Fasilitasi pembentukan dan/atau dokumen RAD AMPL Desa;
peningkatan kapasitas Asosiasi Pengelola Kabupaten serta b. melakukan pendampingan kepada Desa
SPAMS perdesaan sebagai lembaga mitra mendorong pengelolaan dalam menetapkan prioritas
Pemda dalam pembinaan BPSPAMS dan air minum dan sanitasi penggunaan Dana Desa sesuai dengan
peningkatan kualitas pelayanan SPAMS secara berkelanjutan di ketentuan peraturan perundang-
Perdesaan. tingkat kabupaten undangan; dan/atau
Pemerintah Kabupaten Asosiasi SPAMS Perdesaan KP-SPAMS
Kabupaten
5. Peningkatan kapasitas Kader AMPL dalam 5. Memastikan akuntabilitas dan c. melakukan studi dan
pemutakhiran data air minum dan sanitasi desa integritas penyusunan publikasi penerapan
dan dalam prioritisasi program air minum dan dokumen perencanaan, prioritas penggunaan
sanitasi di tingkat desa. termasuk memastikan Dana Desa
6. Pembentukan pusat atau lembaga penyediaan data dan informasi
pengembangan kapasitas atau pelatihan tenaga yang dapat
pendamping pemberdayaan masyarakat desa. dipertanggungjawabkan;
Selain itu, pemerintah kabupaten dapat 6. Menjamin akuntabilitas dan
membentuk kader-kader tenaga pelatih partisipasi masyarakat dalam
pendamping masyarakat desa untuk AMPL setiap kegiatan pada tahap
berbasis masyarakat dengan memanfaatkan perencanaan.
kader musrenbang tingkat desa dan kecamatan
melalui pelatihan peningkatan kapasitas secara
rutin/berkala.
7. Pemanfaatan Forum Kabupaten yang terkait
dengan AMPL untuk mendapatkan dukungan
dalam pelaksanaan AMPL serta mitra konsultasi
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan AMPL.
8. Pelibatan masyarakat yang lebih luas untuk
pelayanan AMPL, misalnya melalui kegiatan
survei kepuasan pengguna atau masyarakat
terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang
dikelola PDAM, BPSPAMS, ataupun pengelola
TERIMA KASIH