Anda di halaman 1dari 24

EFEKTIVITAS PROGRAM AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS

MASYARAKAT (PAMSIMAS) UNTUK KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT DI DESA SRANAK KECAMATAN TRUCUK
KABUPATEN BOJONEGORO

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjanan
Ekonomi

Disusun oleh :
YAYUK SRI RAHAYU
NIM : 21808149089
RPL BJN C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air bersih adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Air begitu

penting bagi kehidupan karena air merupakan salah satu prasyarat untuk

mengukur kualitas hidup manusia. Dalam konteks kualitas hidup, kami

bicara secara spesifik dalam kontek kesehatan. Walaupun air menjadi

kebutuhan primer bagi manusia, sayangnya di negeri kita, akses air bersih

masih menjadi masalah besar terutama di daerah-daerah terpencil.

Akibatnya bisa ditebak yang salah satunya adalah masih tingginya tingkat

kesakitan akibat rendahnya akses terhadap air bersih.

Disinyalir masih ada kurang lebih 100 juta penduduk Indonesia yang

masih kesulitan mengakses air bersih serta tidak mempunyai sarana sanitasi

yang baik. Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan

keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air

Minum dan Sanitasi (MDG), yang telah berhasil menurunkan separuh dari

proporsi penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi

dasar pada Tahun 2015. Sejalan dengan itu, di Tahun 2014, sesuai dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional [RPJMN] 2015-2019,

Pemerintah Indonesia telah mengambil inisiatif untuk melanjutkan

komitmennya dengan meluncurkan program nasional Akses Universal Air

Minum dan Sanitasi Tahun 2019 dengan capaian target 100% akses air

minum dan sanitasi bagi seluruh penduduk Indonesia. Program Penyediaan

2
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) telah menjadi

salah satu program andalan nasional (Pemerintah dan Pemerintah Daerah)

untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum

dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat. Program

PAMSIMAS I yang dimulai pada Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012

dan PAMSIMAS II dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 telah

berhasil meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan pinggiran kota

yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, serta

meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat di sekitar 12.000

desa yang tersebar di 233 kabupaten/kota.

Untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran

kota terhadap fasilitas air minum dan sanitasi dalam rangka pencapaian

target Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, Program

PAMSIMAS dilanjutkan pada Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019

khusus untuk desa-desa di Kabupaten. Program PAMSIMAS III

dilaksanakan untuk mendukung dua agenda nasional untuk meningkatkan

cakupan penduduk terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang layak

dan berkelanjutan, yaitu (1) 100-100, yaitu 100% akses air minum dan

100% akses sanitasi, dan (2) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Sebagai pelayanan publik yang mendasar, berdasarkan Undang-

Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pelayanan air

minum dan sanitasi telah menjadi urusan wajib Pemerintah Daerah. Untuk

mendukung kapasitas Pemerintah Daerah dalam menyediakan layanan air

3
minum dan sanitasi yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM),

Program PAMSIMAS berperan dalam menyediakan dukungan finansial

baik untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun

investasi non-fisik dalam bentuk manajemen, dukungan teknis, dan

pengembangan kapasitas.

Program PAMSIMAS dilaksanakan dengan pendekatan berbasis

masyarakat melalui keterlibatan masyarakat (perempuan dan laki-laki, kaya

dan miskin, dan lain-lain) dan pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan

masyarakat. Pendekatan tersebut dilakukan melalui proses pemberdayaan

masyarakat untuk menumbuhkan prakarsa, inisiatif, dan partisipasi aktif

masyarakat dalam memutuskan, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan,

mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah dibangun, serta

melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat termasuk

di lingkungan sekolah.

Ruang lingkup Program PAMSIMAS mencakup lima komponen

program:

1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah

dan desa;

2. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;

3. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum.

4. Hibah insentif, dan

5. Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.

4
Percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi tahun

2019 membutuhkan upaya bersama dari pemerintah pusat sampai dengan

pemerintah desa dan masyarakat. PAMSIMAS menjadi program air minum

dan sanitasi yang dapat digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan

untuk menjadi program bersama dalam rangka pencapaian akses universal

air minum dan sanitasi di perdesaan pada tahun 2019. Peraturan Menteri

PUPR No. 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM) yang terdapat pada Pasal 1 ayat 33 yang mengatakan

bahwa “Rencana Induk Sisitem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya

disebut Rencana Induk SPAM adalah dokumen perencanaan Air Minum

jaringan perpipaan dan perencanaan air minum bukan jaringan perpipaan

berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum pada satu periode yang dibagi

dalam beberapa tahapan.

Pembangunan Program PAMSIMAS di Desa Sranak sendiri berdiri

pada tahun 2019, Desa Sranak Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro

air sebagai kebutuhan utama kehidupan masyarakat dan seharusnya dapat

terpenuhi secara kuantitas, kualitas, terajangkau, dan berkelanjutan. Namun

masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan air minum yang layak

dan sanitasi. Walaupun Desa Sranak dikelilingi sungai bengawan solo dan

sungai kali kening pada musim kemarau Desa Sranak sendiri mengalami

kekeringan air sehingga warga Desa Sranak memilih untuk mandi dan

mencuci baju di sungai sedangkan untuk keperluan air minum sehari hari

mereka menggunakan air isi ulang. Disamping itu di Desa Sranak Mayoritas

5
masyarakat memiliki usaha tempe, kecambah dan ayam petelur. Usaha

tersebut membutuhkan air yang cukup banyak untuk menghasilkan produk-

produk yang berkualitas. Pemerintah Desa Sranak pada saat musim kemarau

sering mengajukan permohonan air bersih, akan tetapi air bersih itu yang

datang hanya berkapasitas 1 truk tangki dalam satu hari. Sedangkan yang

membutuhkan air tersebut hampir satu Desa dan itupun belum bisa

mencukupi untuk satu desa tersebut dan hanya bisa mencukupi beberapa RT

saja.

Dengan adanya program PAMSIMAS sekarang masyarakat Desa

Sranak sangat terbantu dari segi perekonomian maupun keseharian.

Dikarenakan mereka bisa mendapatkan air bersih untuk keperluan usaha

mereka. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 27/PRT/M/2016 Tentang

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui tingkat keberhasilannya dari sistem pembangunan PAMSIMAS

di Desa Sranak Kecamatan Trucuk tersebut. Disamping itu bisa mengetahui

apa faktor pendukung dan penghambat program pembangunan PAMSIMAS

tersebut. Sehingga bisa dikatakan efektif atau tidaknya program

PAMSIMAS di Desa Sranakt tersebut, maka dengan ini peneliti akan

melakukan penelitian terhadap EFEKTIVITAS PROGRAM

PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS

MASYARAKAT (PAMSIMAS) (STUDI DESA SRANAK

KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO).

6
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah di uraikan dan di kemukakan

di atas peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Efektivitas program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Sranak Kecamatan

Trucuk?

2. Apa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program

penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat

(PAMSIMAS)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini bertujuan untuk memahami efektivitaa program

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(PAMSIMAS) di Desa Sranak Kecamatan Trucuk.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program

penyediaan air minum dan sanitasi berbasir masyarakat

(PAMSIMAS).

7
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Aperatur Desa

Hal tersebut diharapkan dapat menjadi referensi di desa Sranak

Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro, sehingga dapat

meningkatkan kinerja anggota terhadap efektifitas rencana

PAMSIMAS berdasarkan kejadian atau fenomena yang di temui.

2. Bagi Masyarakat

Dapat menjadi sumber ilmu yang sangat penting bagi partisipasi

masyarakat sehingga program PAMSIMAS dapat berjalan dengan

lancar.

3. Bagi Mahasiswa

Dapat dijadikan sarana mengembangkan diri untuk

kedepannya,serta pengalaman dan pengetahuan tentang Implementasi

rencana PAMSIMAS di Desa Sranak.

4. Bagi Peneliti Lainnya

Dapat memperoleh informasi pengetahuan dan pengalaman

mengenai Program PAMSIMAS .

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Efektivitas

Secara umum, pengertian efektivitas ialah suatu keadaan

yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu

tujuan yang pencapaian hasil program dengan target yang telah

ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan

hasil (output-outcome). Outcome adalah segala sesuatu

mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka

menengah. Efektif berfokus pada outcome atau hasil suatu

organisasi, program atau kegiatan dikatakan efektif bila output

yang dilaksanakan bisa memenuhi target yang diharapkan.

Efektivitas berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu

operasi pada sektor-sektor publik sehingga suatu kegiatan

dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut mempunyai pengaruh

besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat

yang merupakan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Devas (2009) Efektif adalah hasil guna kegiatan

pemerintah dalam mengurus keuangan daerah sedemikian rupa

sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan

9
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pemerintah dengan biaya

serendah-rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.

Menurut Handoko (2008) efektivitas merupakan

kemampuan memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat

untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata

lain, dikatakan efektif jika dapat memilih pekerjaan yang harus

dilakukan atau metoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.

Efektif juga diartikan melakukan pekerjaan yang benar.

Sedangkan menurut pendapat Halim (2009), efektivitas adalah

hubungan antara output pusat tanggungjawabnya dan tujuannya.

Makin besar kontribusi output terhadap tujuan makin efektiflah

satu unit tersebut. Konsep efektivitas merupakan pernyataan

secara menyeluruh tentang seberapa jauh suatu organisasi telah

mencapai tujuannya.

Efektif juga dapat berarti kegiatan yang selesai tepat pada

waktunya sesuai rencana yang telah ditetapkan, jadi apabila

suatu organisasi tersebut telah mencapai tujuannya telah berjalan

dengan efektif, Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan

pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektif

merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau

sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan

efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran

akhir.

10
2. Program

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan

dari beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan

saling terkait, untuk mencapai suatu sasaran yang

sama.Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan yang

berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-

sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang

semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan.

Program sering dikaitkan dengan persiapan, dan desain atau

rancanagan.Desain berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata

decine. Jadi desain dalam perspektif pembelajaran adalah

rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran disebut juga

dengan program pembelajaran.

Menurut Charles O. Jones pengertian program adalah cara

yang dilakukan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik

yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu

aktivitas sebagai program atau tidak yaitu :

a. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk

melaksanakan atau sebagai pelaku program.

b. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program

kadang biasanya juga dapat diidentifikasi melalui

anggaran.

11
c. Program memiliki identitas sendiri yang apabila berjalan

secara efektif dapat diakui oleh publik.

d. Program yang baik menurut Jones adalah program yang

didasarkan pada model teoritis yang jelas yakni, sebelum

menentukan masalah sosial yang akan diatasi dan memulai

melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada

pemikiran yang serius mengenai bagaimana dan mengapa

hal tersebut terjadi dan solusi terbaik apa yang nantinya

akan diambil.

3. Sanitasi

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara

dan melindungi kebersihan dari lingkungan dari

subjeknya,misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan

mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak

dibuang sembarangan (Depkes RI,2004). Sanitasi sering juga

disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan

lingkungan,sebagai suatu pengendalian semua factor yang ada

pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat

menimbulkan hal hal yang menganggu perkembangan fisik,

kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya menurut

(Adisasmito, 2006)

12
4. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan

Kelembagaan Daerah dan Desa

Tujuan dari Pemberdayaan Masyarakat dan

Pengembangan Kelembagaan Daerah dan Desa ialah

memampukan masyarakat untuk mengorganisasi dirinya,

merencanakan, mengelola dan menjaga keberlanjutan pelayanan

air minum dan sanitasi yang aman. Memperkuat kapasitas

kelembagaan masyarakat dalam rangka menjamin kualitas

pengelolaan pelayanan KP-SPAMS Perdesaan, dan membangun

komitmen dan kapasitas pemerintah desa, kabupaten dan

provinsi dalam peningkatan kinerja sistem pengelolaan

pelayanan air minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat

yang berkelanjutan melalui pengarusutamaan pendekatan

PAMSIMAS dalam kebijakan pembangunan air minum dan

sanitasi daerah dan desa.

Pengembangan Kapasitas Pengelola dan Pelaksana

Program Tingkat Desa untuk Keberlanjutan Program berupa

dukungan peningkatan kapasitas dan kegiatan advokasi bagi

pemerintah desa untuk pemeliharaan dan pengembangan

pelayananan air minum dan sanitasi, mendorong alokasi

anggaran pemerintah desa untuk mendukung kegiatan paska

konstruksi untuk menjamin keberlanjutan PAMSIMAS . Serta

peningkatan belanja pemerintah desa untuk memelihara dan

13
pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi. Hasil-hasil

pokok yang diterapkan dalam Pemberdayaan Masyarakat dan

Pengembangan Kelembagaan Daerah dan Desa adalah:

a. Advokasi bagi pemimpin kabupaten yang bertanggung-

jawab terhadap pembinaan pemerintah desa (Bappeda dan

BPMD) mengenai pembinaan,pemantauan dan penyediaan

peraturan kepala daerah guna mendorong kinerja

pemerintah desa dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS

serta menjamin keberlanjutan SPAMS desa. Advokasi

dilakukan melalui publikasi pada website, kunjungan studi

banding, seminar/lokakarya advokasi, dan kegiatan

promosi praktik yang baik (best practices) dalam

pelaksanaan PAMSIMAS.

b. Review kebijakan pemerintah desa untuk pengembangan

standar pelayanan minimal (SPM) desa bidang air minum

dan sanitasi, peningkatan penyediaan dana APBD Desa

untuk prioritas air minum dan sanitasi, dan dukungan

penguatan kapasitas BPSPAMS. P.SPAMS adalah

merupakan wadah/lemabaga di desa dengan tujuan untuk

meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi

bagi masyarkat pedesaan, sehingga masyarakat mampu

mengelola dan memanfaatkan sarana air minum dan

sanitasi secara efektif dan efesien.

14
5. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum

Tujuan Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum

ialah untuk menambah jumlah penerima manfaat akses layanan

air minum layak dan pemanfaat sarana sanitasi sekolah untuk

mendukung pencapaian akses universal air minum dan sanitasi

tahun 2019. Komponen ini menyediakan bantuan

pengembangan infrastruktur air minum untuk desa-desa yang

mendapatkan bantuan PAMSIMAS dalam tiga pilihan kegiatan,

yaitu :

a. Pembangunan baru, yaitu pembangunan baru SPAM

karena belum ada SPAM eksisting, atau pembangunan

baru SPAM karena sistem yang ada tidak berfungsi total

(100%) dari produksi sampai dengan distribusi.

b. Perluasan, yaitu pengembangan SPAM (jaringan

distribusi) untuk menambah jumlah layanan, atau

pembangunan tambahan SPAM baru (dari mulai produksi

sampai dengan distribusi) dengan tujuan menambah

jumlah layanan.

c. Peningkatan, yaitu pemulihan dan pengembangan kinerja

SPAM (termasuk penggantian sebagian komponen atau

perbaikan komponen utama) dengan tujuan meningkatkan

kinerja SPAM serta penambahan jumlah layanan dari

jumlah layanan semulai.

15
B. Penelitian Terdahulu

Gambar 2.1
Penelitian Terdahulu
Jenis
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian

1 Dewi sudteja EFEKTIVITAS Penlitian Dari hasil penelitian

PROGRAM deskriptif menunjukan bahwa

PENYEDIAAN presentase RT yang

AIR MINUM mengakses sarana

DAN SANITASI sanitasi yang layak

BERBASIS di atas 60%.

MASYARAKAT

(PAMSIMAS) DI

KABUPATEN

KLATEN

2 Rachmawati IMPLEMENTASI Penelitian Dari hasil penelitian

Dwi Maharani PROGRAM deskriptif menujukan dimana

(2014) PENYEDIAAN pada kenyataannya

AIR MINUM kualitas air masih

DAN SANITASI diragukan, melihat

BERBASIS air yang di hasilkan

MASYARAKAT dari program ini

(PAMSIMAS) DI masih dilihat

16
KABUPATEN berkarat meskipun

LEBAK. dinyatakan aman

dan sehat.

3 Safira Insani dan EFEKTIVITAS Penelitian Berdasrkan hasil

Lena satlita, PROGRAM deskriptif penelitian dan

M.Si. PENYEDIAAN pembahasan bahwa

AIR MINUM program

DAN SANITASI penyediaan air

BERBASIS minum dan sanitasi

MASYARAKAT berbasis masyarakat

(PAMSIMAS) DI (PAMSIMAS) di

TEMANGGUNG kabupaten

Temanggung sudah

menunjukan hasil

yang efektif dilihat

dari indicator yang

ada yakni

produktivitas,

efisensi, kepuasan,

kemampuan

adaptasi, dan

perkembangan

17
C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual menjelaskan bahwa Program

PAMSIMAS tidak hanya untuk kesejahteraan masyarakat namun dengan

secara tidak sadar telah menumbuhkan rasa inisiatif berusaha.

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Undang-undang No. 23 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan menteri PUPR No.


27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan
System Penyediaan Air Minum (SPAM)

Program PAMSIMAS

Faktor pendorong & penghambat program


Efektivitas Program PAMSIMAS
PAMSIMAS

Kesejahteraan Masyarakat
BAB III

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini jenis peneliti yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek

atau objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan

kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba

untuk memberikan pemecahan masalahnya dan dapat memberikan informasi

yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.

B. Fokus dan Dimensi Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

penelitian yang sedang dilakukan. Focus penelitian harus diungkapkan

secara langsung sehingga makna dan isinya dapat diketahui oleh peneliti dan

yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana efektivitas program

penyediaan air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat (PAMSIMAS)

dan apa saja factor pendukung dan penghambat program Pamsimas ini di

Desa Sranak Kecamatan Truck Kabupaten Bojonegoro.

19
C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian proposal skripsi melakukan penelitian di salah satu

desa yang berada di jawa timur. Desa Sranak Kecamatan Trucuk Kabupaten

Bojonegoro, meskipun desa ini dikelilingi air bengawan solo akan tetapi

desa ini memerlukan air yang cukup bersih untuk kebutuhan sehari hari.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis sumber data

yaitu Data Primer dan Data Sekunder.

a. Dalam penelitian menggunakan data Primer yang dikumpulkan

langsung dilapangan oleh yang bersangkutan atau yang meneliti

serta dilakukan observasi dan wawancara.

b. Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari data-data, buku-buku referensi, arsip maupun dokumentasi.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini data primer diperoleh dari

bapak Kepala Desa Sranak, Pengurus KP-SPAMS (Kelompok

Pengelola Sarana Prasarana Air Minum dan Sanitasi). Untuk data

sekunder diperoleh dari Buku Profil pada PAMSIMAS Desa Sranak,

Masyarakat Desa Sranak, buku-buku lainnya maupun situs internet.

20
3. Partisipan

Partisipan adalah orang yang dapat memberikan informasi yang

peneliti perlukan didalam penelitian (Moleong,2014).pemilihan

partisipan dalam penelitian peneliti menggunakan teknik snowball

(bola salju). Adapun partisipan dalam penelitian ini adalah :

a. Ketua KP-SPAMS di Desa Sranak

b. Kepala Desa Sranak

c. Masyarakat Desa Sranak

Teknik sampling yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik snowball sampling. Teknik snowball

sampling (bola salju) adalah teknik dimana sampel diperoleh melalui

proses bergulir dari satu responden ke responden yang lainnya.

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sumber data yang pada

awalnya jumlahnya sedikit kemudian menjadi membesar, ibarat bola

salju yang menggelinding semakin lama semakin besar.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks

karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode

pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari

responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai

fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok

digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari

21
perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini

juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu

besar.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang

dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Esterberg (2002)

mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two persons

to exchange information and idea through question and responses,

resulting in-communication and joint construction of meaning about a

particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini dokumentasi yang

digunakan berupa foto lapangan dalam kegiatan pengumpulan

informasi atau data dari kegiatan program PAMSIMAS .

22
F. Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan metode analisi kualitatif dengan jenis

analisi wacana yaitu menganalisis interaksi dengan orang orang dan

komunikasi antara peneliti dan responden. Analisis data kualitatif menurut

Milles dan Huberman (1992:16) terdiri dari tiga alur yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi Data merupakan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, tranformasi data kasar

yang muncul dari catatatn catatan tertulis dilapangan. Reduksi data

merupakan bagian dari analisis yang merupakan dari bentuk data yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan kegiatan yang disusun

secara sistematis dan mudah untuk dipahami sehingga bisa

menghasilkan kesimpulan. Jenis bentuk penyajian data bisa berupa

matrik, jaringan dan bagan. Dengan demikian semua dirancang guna

menggabungkan informasi yang trsusun dalam suatu bentuk yang

terpadu dan mudah diraih.

23
3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan adalah rangkaian akhir dari bab yang telah

disusun dari karya tulis, yang mana penulis akan memberikan

kesimpulan dari semua apa yang telah dibahasnya. Sehingga poin –

poin yang telah ada bisa lebih tepat sasaran dan berguna. Penarikan

Kesimpulan menurut Milles dan Huberman hanyalah sebagian dari

satu kegiatan dari konfirgurasi yang utuh. Kesimpulan itu dapat

diverifikasi selama penelitian terjadi.

4. Keabsahan Triangulasi

Untuk mengetahui validasi peneliti menggunakan dua

trianggulasi yaitu trianggulasi teknik dan triangulasi sumber.

a. Triangulasi teknik

Trianggulasi teknik adalah teknik untuk mengetahui hal yang

sama atau dengan teknik yang berbeda yaitu wawancara.

b. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah teknik menanyakan langsung hal

yang sama melalui sumber informasi yang berbeda, jika jawaban

sama maka hasil itu dianggap kredibel. Berdasarkan hasil

tersebut sehingga penulis dapat menarik kesimpulan sehingga

dapata dipaparkan dibagian kesimpulan dan saran.

24

Anda mungkin juga menyukai