Disusun Oleh:
air dari sumber (perpipaan) melalui pelayanan umum seperti PDAM [CITATION Maw15 \l
1033 ]. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009, PDAM merupakan salah
satu unit usaha milik daerah yang bertugas mendistribusikan air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM juga berwenang dalam mengelola dan menyalurkan air bersih kepada
masyarakat di perkotaan.
Pada tahun 2020, Kota Malang memiliki jumlah penduduk 940.086 jiwa yang
sebanyak 90.03%nya sudah terlayani oleh PDAM. Menurut data PDAM Kota Malang
tahun 2021, persentase jumlah penduduk terlayani PDAM ini meningkat 10% dari tahun
2013 yaitu sebanyak 80%. Namun, hal ini tentunya belum sesuai dengan SDGs poin 6.1
yang menargetkan akses air bersih yang merata bagi seluruh masyarakat. Selain itu,
beberapa permasalahan juga kerap terjadi dalam pendistribusian air bersih di Kota Malang.
Salah satu wilayah yang kerap terjadi permasalahan adalah Kelurahan
Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Pada tahun 2014, jumlah pengguna
PDAM sebanyak 48% dan sebanyak 52% menggunakan sumur. Biaya yang lebih
terjangkau menjadi alasan banyaknya penduduk memilih menggunakan sumur (Survei
Primer, 2014). Pada Januari 2020, jaringan distribusi PDAM di Kelurahan Tunjungsekar,
Kecamatan Lowokwaru, mengalami permasalahan berupa kebocoran pipa penyuplai air
karena tekanan air yang menyebabkan krisis air bersih [CITATION MAm20 \l 1033 ].
Berdasarkan kondisi air bersih di Kota Malang yang masih mengalami berbagai
permasalahan, kami melakukan penelitian terhadap perubahan pelayanan dan kebutuhan
PDAM serta permasalahan air bersih selama 10 tahun terakhir dan juga perencanaan air
bersih sampai dengan tahun 2041 di Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang. Hal ini bertujuan agar kami dapat merencanakan solusi dari permasalahan
air bersih di Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Selain itu,
agar kami dapat memberikan inovasi terhadap pengembangan potensi air bersih di
Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
1. Pelayanan air bersih PDAM di Kota Malang sudah menyentuh angka 80% (Survei
Sekunder, 2014), namun pengguna PDAM di Kelurahan Tunjungsekar baru 48%
di tahun 2014.
2. Kondisi jaringan pipa penyuplai air bersih PDAM Kota Malang mengalami
kebocoran yang disebabkan oleh tekanan air sehingga warga mengalami krisis air
bersih pada Januari 2020 [ CITATION MAm20 \l 1033 ].
1.4 Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan alasan dilakukannya sebuah
penelitian dan arah dari penelitian tersebut. Penulisan tujuan diperoleh dari rumusan
masalah yang telah dibuat. Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perubahan pelayanan PDAM dan kebutuhan masyarakat akan air
bersih selama sepuluh tahun terakhir di Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang
2. Mengetahui permasalahan air bersih yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir di
Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
3. Mengetahui perencanaan air bersih sampai dengan 20 tahun mendatang di
Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
1.5 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat. Manfaat yang
akan dirasakan oleh mahasiswa sendiri, masyarakat, dan pemerintah. Manfaat yang
diharapkan dijelaskan sebagai berikut.
1.5.1 Manfaat untuk Mahasiswa
Banyak manfaat penilitian yang dapat diperoleh untuk mahasiswa. Sangat
diharapkan bahwa manfaat ini akan berguna bagi mahasiswa. Manfaat yang dapat
diperoleh antara lain sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang menjadi pelaku utama dalam penulisan laporan ini bukan satu-
satunya yang yang akan mendapatkan manfaatnya karena laporan ini juga dapat
menjadi bahan pembelajaran mengenai air bersih untuk referensi mahasiswa
tingkat selanjutnya.
2. Sebagai dasar, pembekalan materi, dan sumber data air bersih khususnya
Kelurahan Tunjungsekar.
3. Sebagai media pengenalan yang informatif dalam memaparkan tentang sektor air
bersih khususnya yang ada di Kelurahan Tunjungsekar.
1.5.2 Manfaat untuk Masyarakat
Masyarakat turut mendapatkan manfaat dari penelitian ini. Manfaat yang didapat
diharapkan dapat berguna untuk jangka waktu yang lama. Manfaat yang diperoleh
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber untuk mengedukasi masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan
Tunjungsekar mengenai kondisi ketersediaan air bersih yang ada.
2. Sebagai sumber informasi mengenai pasokan air bersih yang telah ada di
Kelurahan Tunjungsekar.
1.5.3 Manfaat untuk Pemerintah
Pemerintah mendapatkan manfaat dari penelitian ini. Manfaat ini sekiranya dapat
membantu dan berguna bagi pemerintah. Manfaat yang didapat oleh pemerintah adalah
sebagai berikut:
1. Dalam jangka panjang diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan
infrastruktur air bersih khususnya di Kelurahan Tunjungsekar.
2. Sebagai referensi dalam mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di
Kelurahan Tunjungsekar.
3. Sebagai sumber saran dalam kinerja pelayanan ketersediaan air bersih di Kota
Malang khususnya di Kelurahan Tunjungsekar.
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
pustaka, bab 3 metode penelitian, bab 4 hasil dan pembahasan, bab 5 fakta analisis, dan
bab 6 perencanaan. Berikut merupakan rinciannya:
BAB I PENDAHULUAN
Bab satu yaitu pendahuluan akan memaparkan mengenai latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, sistematika
pembahasan dan digram alir. Latar belakang disini akan memaparkan tentang definisi air
bersih secara umum serta latar belakang Kelurahan Tunjungsekar yang berkaitan dengan
kondisi air bersih. Identifikasi masalah menjelaskan tentang masalah-masalah terkait air
bersih yang terjadi di Kelurahan Tunjungsekar. Rumusan masalah merupakan kelanjutan
dari hasil identifikasi dan pertanyaan yang didapat berkaitan tentang permasalahan air
bersih di Kelurahan Tunjungsekar. Tujuan berisi hal yang ingin dicapai dari dilakukannya
kegiatan penelitian ini. Manfaat berisi pemaparan kegunaan yang akan didapatkan setelah
melakukan penelitian ini. Ruang lingkup berisi sub-bab yang berisi tentang batasan-
batasan yang terdapat dalam kegiatan penelitian. Sistematika pembahasan berisi mengenai
urutan hal yang akan dijelaskan dalam laporan. Diagram Alir ada untuk memudahkan
dalam menjalankan langkah-langkah dalam bekerjanya laporan ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada tinjauan pustaka akan memaparkan berbagai teori tentang sektor air bersih
di Kelurahan Tunjungsekar. Beberapa hal yang akan dibahas dalam bab ini yaitu
pengertian air bersih, sumber air bersih, fungsi air bersih, persyaratan air bersih, kebutuhan
air bersih, fluktuasi air bersih, debit air bersih, kehilangan air bersih, sistem penyediaan air
bersih, sistem pengolahan dan pengelolaan air bersih, sistem distribusi air bersih, fasilitas
pelengkap air bersih, kelembagaan air bersih, dan inovasi dalam bidang air bersih. Teori-
teori yang digunakan dalam tinjauan pustaka didapat dari sumber yang sah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi metodologi penelitian yang akan dikaji. Terdiri dari beberapa
sub-bab yaitu jenis penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan
desain survei. Jenis penelitian tergolong ke dalam jenis penelitian apa yang akan
dilakukan. Jenis dan sumber data berisi data yang dikumpulkan dari apa dan darimana data
tersebut didapatkan. Metode pengumpulan data yang terbagi menjadi dua sub-bab yaitu
metode yang dilakukan secara primer atau langsung dan sekunder atau tidak langsung.
Sub-bab yang terakhir yaitu desain survei. Desain survei berupa tabel yang nantinya
menjadi pedoman dalam melakukan survei.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Bab ini membahas mengenai identifikasi dan kesimpulan yang dilakukan terhadap
objek penelitian kami. Objek penelitian tersebut sesuai dengan lingkup materi pembahasan
air bersih di kelurahan Tunjungsekar. Hasil dan penelitian dibahas secara rinci kondisi
eksisting sumber air bersih serta potensi dan masalah terkait air bersih di Kelurahan
Tunjungsekar.
BAB V FAKTA ANALISIS
Fakta analisis terdiri dari berbagai macam analisis berkaitan dengan air bersih.
Analisis air bersih diperlukan agar konsep seperti perbaikan maupun pengadaan yang
diberlakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Analisis air bersih pada laporan ini yaitu
pada daerah Kelurahan Tunjungsekar.
BAB VI RENCANA
Pada bab terakhir ini akan membahas proses yang direncanakan pada rangkaian
urutan rasional yang telah disusun sesuai rancangan. Perencanaan akan disesuaikan
terhadap tujuan dan hambatan-hambatan yang ada. Di antaranya rencana sektor air bersih,
rencana jangka pendek, serta rencana jangka panjang.
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
antara 18-20% [ CITATION Mak17 \l 1033 ]. Berikut adalah rumus menghitung debit
kehilangan air bersih:
Qa= ( Qd +Qn ) x ra..........................................................................................................2- 0
Keterangan:
Q a = Debit kehilangan air (liter/hari)
Qd = Debit kebutuhan air domestik (liter/hari)
Q n = Debit kebutuhan air bersih non domestik (liter/hari)
ra = Angka prosentase kehilangan air bersih (%)
penyimpangan
Kehilangan air komersial= × 100 % × kehilanganair (m 3 /waktu)……..2- 0
n
Kehilangan air fisik=kehilangan air−kehilangan air komersial……………………....2- 0
oleh sebuah lembaga, baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Lembaga sistem
penyediaan air bersih komunal adalah PDAM dan HIPPAM [ CITATION Kam14 \l 1033 ].
2.6.3 Flokulasi
Flokulasi adalah proses lambat yang bergerak secara terus menerus selama
partikel-partikel tersuspensi bercampur di dalam air, sehingga partikel akan menjadi lebih
besar dan begerak menuju proses sedimentasi. Ide dasar dari flokulasi adalah untuk
mengendapkan flok-flok dengan penambahan flokulan. Maka dari itu selain koagulasi,
muatan perlu terjadi pembentukan flok-flok dari partikel-partikel kecil disebut flokulasi.
Koagulasi dan flokulasi adalah metode yang umum digunakan dalam pengolahan air
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
[ CITATION Sup13 \l 1033 ]. Gambar proses flokulasi air bersih dapat dilihat pada lampiran
8.
2.6.4 Sedimentasi
Gravitasi dapat digunakan untuk memisahkan partikel tersuspensi dalam air.
Selama proses sedimentasi, padatan tersuspensi mengendap di dasar bak sedimentasi.
Sementara itu, air bersih berada di bagian atas, sehingga padatan dapat lebih mudah
dipisahkan dari air bersih [ CITATION Sup13 \l 1033 ]. Gambar sedimentation sludge tank
dapat dilihat pada lampiran 9.
2.6.5 Filtrasi
Filtrasi adalah operasi yang paling umum digunakan untuk pengolahan air. Selain
fungsi utama berupa penyaringan padatan secara mekanis (efek fisik), proses biologis dan
reaksi kimia juga dapat dilakukan dalam filtrasi. Sedimentasi masih belum mampu
menyisihkan semua bahan pengotor tersuspensi meskipun dengan bantuan
koagulasi/flokulasi. Sebagian kecil padatan tersuspensi tidak dapat diendapkan di dalam
tangki sedimentasi dan keluar dari tangki sedimentasi. Sisa padatan tersebut menyebabkan
kekeruhan air dan melindungi mikroorganisme selama operasi disinfeksi. Untuk
menghasilkan air yang jernih (kekeruhan <0,5 NTU), setelah koagulasi/flokulasi dan
sedimentasi diperlukan tahapan pengolahan berupa filtrasi [ CITATION Sup13 \l 1033 ].
Gambar filtrasi dapat dilihat pada lampiran 10.
2.6.6 Desinfeksi
Desinfeksi adalah tahap kunci dalam proses pengolahan air minum. Tujuan
desinfeksi adalah untuk membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme patogen di dalam
air. Bakteri patogen penting yang sering ditemukan dalam air minum adalah Salmonella,
Shigella, E. colienterotoksigenik, Campylobacter, Vibrio dan Yersinia. Syarat air minum
yang telah ditetapkan adalah kandungan bakteri coliform maupun E. coli harus 0 per 100
ml [ CITATION Sup13 \l 1033 ]. Gambar desinfeksi dapat dilihat pada lampiran 11.
2.6.7 Bak Reservoir
Reservoir di sini adalah tempat penampungan air bersih, pada sistem penyediaan
air bersih. Umumnya reservoir ini diperlukan pada suatu sistem penyediaan air bersih yang
melayani suatu kota. Pada suatu sistem penyediaan air bersih, reservoir mempunyai fungsi
dan peranan tertentu yang diperlukan agar sistem penyediaan air bersih tersebut
dapatberjalan dengan baik [ CITATION BPS18 \l 1033 ]. Gambar reservoir dapat dilihat pada
lampiran 12.
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
perpipaan lebih ekonomis karena memiliki pipa lebih sedikit. Selain memiliki keuntungan,
sistem branch juga memiliki beberapa kerugian seperti adanya penimbunan kotoran dan
pengendapan di ujung pipa, berhentinya pengaliran air jika ada kerusakan, kemungkinan
terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa tidak dapat dihindari
sehingga diperlukan pembersihan yang intensial untuk mencegah timbulnya bau dan
perubahan rasa, keseimbangan system pengaliran kurang terjamin, dan suplai air yang
terganggu jika terjadi kerusakan [ CITATION Sug17 \l 1033 ]. Gambar sistem cabang dapat
dilihat pada lampiran 13.
2. Sistem Melingkar (Loop)
Sistem melingkar umumnya digunakan daerah yang memiliki jaringan jalan yang
saling berhubungan, daerah yang perkembangannya ke segala arah, dan di daerah yang
memiliki topografi relatif datar [ CITATION Sug17 \l 1033 ] . Sistem melingkar ini pun
memiliki beberapa keuntungan untuk menunjang pelayanan air bersih seperti aliran yang
tersirkulasi secara bebas dan memiliki keseimbangan aliran yang mudah dicapai. Adapun
kerugian yang dimiliki system melingkar yaitu pipa yang digunakan relative banyak,
jaringan perpipaan yang lebih rumit, dan perlengkapan yang digunakan lebih banyak.
Gambar sistem lingkaran dapat dilihat pada lampiran 14.
3. Sistem Gridiron
Pipa induk utama dan pipa induk sekunder terletak dalam kotak, dengan pipa
induk utama, pipa induk skunder, serta pipa pelayanan utama saling terhubung Pada
metode ini semua pipa tersambung dan tidak ada yang terputus pada ujungnya [CITATION
Jok10 \l 1033 ]. Air dapat menjangkau lebih seluruh tempat.
Kelebihan dari sistem gridiron adalah air dalam sistem, mengalir bebas ke
beberapa arah dan tidak terjadi stagnasi seperti cabang. Ketika ada perbaikan pipa, air yang
tersambung dengan pipa tersebut tetap mendapatkan air dari bagian yang lain. Ketika
terjadi kebakaran, air tersedia di semua arah, dan ketika terjadi kebakaran, air tersedia di
semua arah. Adapun kelemahan dari system gridiron seperti perhitungan pipa lebih rumit,
membutuhkan lebih banyak pipa dan sambungan pipa sehingga lebih mahal. Gambar
sistem gridiron dapat dilihat pada lampiran 15.
4. Sistem radial
Sistem ini memanfaatkan beberapa reservoar pembagi air, untuk melayani sustu
wilayah tertentu. Dengan penetapan daerah pelayananyang tepat, maka kehilangan enersi
didalam jaringan dapat dikurangi sebesar mungkin. Sistem ini memberikan suplai yang
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
cepat dan memuaskan serta Merencanakan ukuran pipa yang amatlah mudah. Gambar
sistem radial dapat dilihat pada lampiran 16.
2.7.2 Sistem Pengaliran Air Bersih
Sistem pengaliran air bersih yang terdapat pada Kelurahan Tunjungsekar dapat
ditentukan oleh kondisi topografi daerah layanan dan topografi daerah pengolahan yang
ada di Kelurahan Tunjungsekar. Dalam pendistribusian air bersih terdapat tiga sistem
pengaliran yang pemilihan jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Ketiga
sistem tersebut adalah pengaliran sistem gravitasi, pengaliran sistem pompa, dan
pengaliran sistem gabungan [CITATION Den16 \l 1033 ].
1. Pengaliran Sistem Gravitasi
Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau instalasi pengolahan secara
topografi berada jauh diatas elevasi daerah pelayanan. Sistem ini dapat memberikan energi
potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan terjauh. Sistem ini cocok berada
di daerah perkotaan karena sistem ini dapat menjangkau ke daerah pelayanan yang jauh
[CITATION Riv16 \l 1033 ]. Gambar sistem gravitasi dapat dilihat pada lampiran 17.
2. Pengaliran Sistem Pemompaan
Sistem ini digunakan apabila beda elevasi antara sumber air atau instalasi
pengolahan dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang cukup,
sehingga air yang akan didistribusikan, agar tekanan meningkat, di pompa ke jaringan pipa
distribusi [ CITATION Riv16 \l 1033 ] . Sistem ini cocok berada di daerah yang berada di
dataran rendah dan juga di pedesaan. Hal itu dikarenakan sistem ini dapat menjangkau
daerah atas dan yang ada di dataran rendah. Gambar sistem perpompaan dapat dilihat pada
lampiran 18.
3. Pengaliran Sistem Gabungan
Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem gravitasi dan pemompaan. Dalam
sistem ini, air minum dari sumber atau instalasi pengolahan dialirkan ke jaringan pipa
distribusi dengan menggunakan pompa dan reservoir distribusi. Selanjutnya, dioperasikan
secara bergantian atau bersama-sama sesuai dengan keadaan topografi daerah pelayanan
[CITATION Riv16 \l 1033 ]. Gambar sistem pengaliran dengan cara gabungan dapat dilihat
pada lampiran 19.
Studio Perencanaan Permukiman Kota
Sektor Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
2016, brankran adalah salah satu sarana dan prasarana air. Brankran adalah hidran
kebakaran yang terletak di bawah tanah. Brankran termasuk dalam standar pelayanan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Gambar brankran dapat dilihat pada lampiran
23.
Keterangan:
Q a = Debit kehilangan air (liter/hari)
Q d = Debit kebutuhan air domestik (liter/hari)
Q n = Debit kebutuhan air bersih non domestik (liter/hari)
ra = Angka prosentase kehilangan air bersih (%)
penyimpangan
Kehilangan air k omersial= × 100 % ×kehilangan air (m 3 /waktu)……..3- 0
n
Kehilangan air fisik=kehilangan air−kehilangan air komersial………………………..3- 0
3.5.5 Analisis Jaringan Perpipaan
Analisis jaringan perpipaan merupakan metode analisa terhadap sistem perpipaan
air bersih yang berada di wilayah studi untuk hal yang dibahas di dalamnya antara lain
jenis pipa, ukuran pipa, letak persebaaran pipa, dan pola perpipaan yang ada. Dalam
analisis ini ada beberapa jenis pengaliran air bersih diantaranya pengaliran yang
memanfaatkan gravitasi biasanya digunakan untuk wilayah yang cenderung lebih rendah
dari reservoir, pengaliran dengan bantuan pompa air untuk membantu membawa air bersih
ke tempat yang lebih tinggi, dan juga ada pengaliran yang mengkombinasikan kedua
metode tersebut [ CITATION Riv16 \l 1033 ].
3.5.6 Analisis Fasilitas Pelengkap
Analisis fasilitas pelengkap merupakan metode mengindentifikasi kondisi
eksisting fasilitas pelengkap yang ada pada wilayah studi. Adapun fasilitas pelengkap yang
dimaksud adalah brankan, hidran, reservoir, dan valve. Sedangkan untuk fasilitas
pelengkap tersebut yang harus dikumpulkan adalah data cakupan/persebaran eksisting dan
kondisi fasilitas tersebut di wilayah studi.
3.5.7 Analisis Kelembagaan Air Bersih
Analisis kelembagaan yang berkaitan dengan air bersih merupakan metode untuk
mengidentifikasi peran dan fungsi dari lembaga pemerintah yang menangani hal tersebut.
Lembaga pemerintah yang diidentifikasi adalah PDAM.
1. PDAM
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang merupakan Perusahaan Daerah milik
Pemerintah Kota Malang yang dipimpin oleh Direksi dan dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah pengawasan dan bertanggungjawab kepada Walikota. Tugas pokok
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Malang adalah menyelenggarakan sistem pengelolaan
air minum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Kota Malang guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi dan kesehatan.
Keberadaan struktur organisasi sangat penting bagi pimpinan untuk mengawasi
bawahannya.
3.5.8 Analisis Isi
Analisis isi merupakan suatu teknik penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran dan karakteristik isi serta menarik inferensi dari isi. Analisis isi biasa digunakan
untuk penelitian kualitatif. Analisis isi juga bertujuan untuk mengidentifikasi objek
penelitian secara sistematis serta dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat
direplikasi [ CITATION Eri151 \l 1033 ].
3.5.9 Analisis Potensi dan Masalah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia tentang
Pedoman Pemetaan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum, potensi
merupakan faktor yang berperan dan berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan serta
dapat dikembangkan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan, sedangkan masalah
merupakan kondisi tidak sesuai yang mengakibatkan penurunan sehingga diperlukan solusi
untuk mengatasinya. Dalam analisis potensi dan masalah diperlukan pemetaan yaitu
penggambaran secara sistematis untuk menyediakan data dan informasi yang dibutuhkan.
Potensi dan masalah air bersih di Kelurahan Tunjungsekar dapat dianalisis melalui kondisi
air bersih pada kelurahan tersebut.
3.5.10 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan sebuah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) terhadap suatu benda, bisnis, atau kegiatan. Analisis SWOT ini akan
menghasilkan output berupa arahan dalam sebuah permasalahan [ CITATION Fat16 \l 1033 ].
Tingkat
Sistem Distribusi
Jenis pipa
Pelayanan
Jaringan Ukuran pipa Analisis Jaringan
Perpipaan Letak dan persebaran pipa Perpipaan
Pola perpipaan
Jenis Pengaliran gravitasi
Pengaliran pompa
Pengaliran Pengaliran campuran Analisis SWOT
Analisis Fasilitas
Fasilitas Pelengk ap Pelengkap
Rencana
Hidran
Persebaran Brankran Pengembangan
dan Kondisi Valve Sistem
reservoir
Analisis Penyediaan Air
Kelembagaan
Kelembagaan
Peran dan Fungsi PDAM
Analisis Cakupan
Kebutuhan Air Bersih Pelayanan
Pemakaian air bersih
Domestik
Jumlah air yang
dan Non
tersalurkan Analisis Proyeksi Kemampuan
Domestik
Kapasitas reservoir Kebutuhan Air PDAM
Bersih menyediakan air
bersih di masa
mendatang
Kependudukan
Kelurahan Tunjungsekar memiliki jumlah penduduk sebanyak 17.751 jiwa yang
tersebar di delapan RW (Survei primer, 2021). Sedangkan jumlah KK yang ada di
Kelurahan Tunjungsekar ada sebanyak 4.470 KK. Berikut adalah jumlah penduduk di
Kelurahan Tunjungsekar:
Tabel 4. 4 Jumlah Penduduk Kelurahan Tunjungsekar Per Desember 2020
Jumlah
RW Pendudu
k
1 2243
2 4361
3 2060
4 2628
5 2047
6 2217
7 1189
8 1006
Jumla
17751
h
Sumber: Survei Sekunder, 2021
KAPASITAS:
19,54 L/detik GRAVITASI
Gambar 4. 1 Skema Cakupan Wilayah Pelayanan Reservoir Kelurahan Tunjungsekar
Sumber: Dokumen PDAM, 2021
Dari data tersebut, persentase kontribusi sumber air Kota Batu melalui sumber
Banyuning terhadap PDAM semakin menurun. Hal ini disebabkan karena jumlah produksi
sumber Banyuning mengalami penurunan. Berkurangnya produksi air di sumber
Banyuning disebabkan karena degradasi lahan di sekitar sumber air yang seharusnya
dijadikan tempat konservasi sumber daya air [ CITATION War20 \l 1033 ]. Rincian
kondisi sumber air baku (lokasi, sistem, dan debit) Kota Malang dapat dilihat pada
lampiran 26.
Peta 4. 5 Peta Sumber Air Baku ke Reservoir
2.
Sistem Distribusi
Kelurahan Tunjungsekar menggunakan dua reservoir. Air dari sumber Banyuning
dan Karangan dialirkan ke reservoir Bangkon yang terletak di Desa Pendem, Kecamatan
Junrejo, Kabupaten Malang. Reservoir Bangkon memiliki kapasitas 750 m 3 dengan elevasi
605 mpdl. Air dari reservoir Bangkon kemudian didistribusikan ke pengguna di Kelurahan
Tunjungsekar dengan sistem gravitasi menggunakan pipa distribusi berukuran 8 dim jenis
PVC melalui Jl. Karyawiguna, Jl. Akordion, lalu ke Jl. Ikan Gurami dengan pipa PVC
ukuran 4 dim. Selain itu air dari sumber Wendit II dan Wendit III dialirkan ke reservoir
Mojolangu yang terletak di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Reservoir Mojolangu memiliki kapasitas 4200 m3 dan memiliki elevasi 489 mdpl. Air dari
reservoir Mojolangu didistribusikan ke pengguna di Kelurahan Tunjungsekar dengan
sistem pompanisasi menggunakan pipa distribusi berukuran 8 dim jenis PVC melalui Jl.
Ikan Tombro.
Pada tahun 2014, dapat diketahui bahwa ukuran pipa bervariasi, mulai dari 2 dim
hingga 20 dim. Terdapat 64,5% jalan yang sudah memiliki jaringan perpipaan atau 338
dari 524 jalan. Sementara itu, pada tahun 2020, dapat diketahui bahwa ukuran pipa
bervariasi, mulai dari 0.5 dim hingga 8 dim. Terdapat 100% jalan yang sudah memiliki
jaringan perpipaan atau 524 jalan. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan ketersediaan jaringan perpipaan di Kelurahan Tunjungsekar sebesar 35,5%
dalam kurun waktu tujuh tahun. Rincian sistem distribusi air bersih Kelurahan
Tunjungsekar Tahun 2021 dan 2014 dapat dilihat pada lampiran 27 dan lampiran 28.
Rincian persebaran pola perpipaan Kelurahan Tunjungsekar dapat dilihat pada lampiran
37.
Tabel 4. 8 Sistem Distribusi Air Bersih Kelurahan Tunjungsekar 2021
RW Bahan Pipa Ukuran Pipa (dim)
01 31% GP, 55% PVC, 14% PE 0,7 , 2, 8
02 14% GP, 43% PVC, 43% PVC 0,5, 0,7, 2, 3, 4, 6, 8
03 29% GP, 52% PVC, 19% PE 0,5, 2, 3, 8
04 24% GP, 44% PVC, 32% PE 0,5, 2, 3, 4, 6
05 17% GP, 61% PVC, 22% PE 0,5, 2, 3
06 55% PE, 45% PVC 0,5, 2, 3, 4
07 13% PE, 87% PVC 2, 3, 4
08 19% PE, 81% PVC 2, 3, 4, 6
Sumber: SHP PDAM, 2021
Tabel 4. 9 Persebaran Pola Perpipaan Kelurahan Tunjungsekar
Pola Jaringan Lokasi
Perpipaan RW Nama Jalan
Melingkar Jl. Piranha Atas Selatan, Jl. Ters. Ikan Nus I, Jl. Piranha Atas Selatan I, Jl.
RW 1 Piranha Atas Selatan IA, Jl. Piranha Atas Selatan II, Jl. Piranha Atas
(Loop)
Selatan III, Jl. Piranha Atas Selatan IV, Jl. Mustika Piranha Residence
Jl. Ikan Bandeng, Jl. Ikan Teri, Jl. Ikan Tengiri, Jl. Ikan Duyung, Jl. Ikan
RW 3
Cumi-Cumi, Jl. Ikan Gurita
RW 4 Jl. Ikan Arwana, Jl. Ikan Arwana I A, Jl. Ikan Arwana I B, Jl. Ikan Arwana
I C, Jl. Ikan Arwana I D, Jl. Ikan Arwana I E, Jl. Ikan Arwana II, Jl. Ikan
Arwana II A, Jl. Ikan Arwana II B, Jl. Ikan Arwana II C, Jl. Ikan Arwana II
D, Jl. Ikan Tombro Barat A, Jl. Ikan Tombro Barat B, Jl. Ikan Tombro
Barat C, Jl. Ikan Tombro Barat D, Jl. Ikan Tombro Barat E, Jl. Pesona Ikan
Tombro I, Jl. Pesona Ikan Tombro II
Jl. Ikan Mujair IV, Jl. Ikan Mujair III, Jl. Ikan Mujair II, Jl. Ikan Mujair
RW 7 Dalam, Jl. Ikan Mas Raya, Jl. Ikan Mas I, Jl. Ikan Mas II, Jl. Ikan Mas III,
Jl. Ikan Mas IV, Jl. Ikan Mas V
Jl. Ikan Paus, Jl. Ikan Paus V, Jl. IkanPaus VI, Jl. Ikan Paus VII, Jl. Ikan
Paus VIII, Jl. Ikan Layur, Jl. Taman Borobudur Selatan, Jl. Taman
RW 8
Borobudur Tengah, Jl. Taman Borobudur Utara, Jl. Taman Borobudur, Jl.
Taman Borobudur Barat
Percabangan Gg. 2b, Gg. 2c, Gg. 2d, Jl. Ikan Hiu III, Jl. Ikan Hiu III A, Jl. Ikan Lodan,
Jl. Ikan Lodan Gg.1, Jl. Ikan Lodan Gg.2, Jl. Ikan Piranha Atas, Jl. Ikan
(Branch)
Piranha Atas B, Jl. Ikan Piranha Atas B I, Jl. Ikan Piranha Atas B II, Jl.
Ikan Piranha Atas B II, Jl. Ikan Piranha Atas B II Gg.1, Jl. Ikan Piranha
Atas B III, Jl. Ikan Piranha Atas C I, Jl. Ikan Piranha Atas C I Gg. 1, Jl.
Ikan Piranha Atas C II, Jl. Ikan Piranha Atas C II, Jl. Ikan Piranha Atas Gg.
IV, Jl. Ikan Piranha Atas Gg. IV, Jl. Ikan Piranha Atas Gg. IV A, Jl. Ikan
RW 1 Piranha Atas Gg. V, Jl. Ikan Piranha Atas Gg. VI, Jl. Ikan Piranha Atas Gg.
VI A, Jl. Ikan Piranha Atas Gg. VIA, Jl. Ikan Piranha Atas III, Jl. Ikan
Piranha Atas IV A, Jl. Ikan Piranha Atas IV B, Jl. Ikan Piranha IV, Jl.
Piranha Atas I, Jl. Piranha Atas I A, Jl. Piranha Atas I Gg. 1, Jl. Piranha
Atas I Gg. 2, Jl. Piranha Atas I Gg. 3, Jl. Piranha Atas II, Jl. Piranha Atas II
AJl. Piranha Atas II B, Jl. Piranha Atas II C, Jl. Piranha Atas II D, Jl.
Piranha Atas Selatan I B, Jl. Piranha Atas Selatan V A, Jl. Piranha Atas
Selatan VI, Jl. Piranha Atas Selatan VII, Jl. Piranha Atas Selatan VIII
JL. Gurita, JL. Gurita IA, JL. Ikan Belida IV, JL. Ikan Layur, JL. Ikan
Layur I, JL. Ikan Layur II, JL. Ikan Layur IIA, JL. Ikan Layur IV, JL. Ikan
Nus I, JL. Ikan Nus II, JL. Ikan Nus IIA, JL. Ikan Nus IIB, JL. Ikan Nus
IIC, JL. Ikan Nus IID, JL. Ikan Nus IIE, JL. Ikan Piranha Atas ID, JL. Ikan
Piranha Atas IE, JL. Ikan Piranha Atas IF, JL. Ikan Piranha Atas, JL. Ikan
Piranha Atas Gg. 220, JL. Ikan Piranha Atas Gg. XII, JL. Ikan Piranha Atas
Gg. XIV, JL. Ikan Piranha Atas Gg. XX, JL. Ikan Piranha Atas Gg. XX, JL.
Ikan Piranha Atas Gg. XX, JL. Ikan Piranha Atas IA, JL. Ikan Piranha Atas
IB, JL. Ikan Piranha Atas IC, JL. Ikan Piranha Atas IIA. JL. Ikan Piranha
Atas IIB, JL. Ikan Piranha Atas IIC, JL. Ikan Piranha Atas IIIA, JL. Ikan
Piranha Atas IIIB, Jl. Ikan Piranha Atas IIIC, JL. Ikan Piranha Atas IIID,
JL. Ikan Piranha Atas IIIE, JL. Ikan Piranha Atas IIIF, JL. Ikan Piranha
Atas IIIG, JL. Permata Borobudur, JL. Perum Permata Borobudur, JL.
Piranha Atas Sel., JL. Piranha Atas Sel. IA, JL. Piranha Atas Sel. IV, JL.
RW 2 Piranha Atas Selatan I, JL. Simp. Piranha Atas, JL. Simp. Piranha Atas Gg.
1, JL. Simp. Piranha Atas Gg. 13, JL. Simp. Piranha Atas Gg. 13, JL. Simp.
Piranha Atas Gg. 2, JL. Simp. Piranha Atas IA, JL. Simp. Piranha Atas IH,
JL. Simp. Piranha Atas II, JL. Simp. Piranha Atas IIA, JL. Simp. Piranha
Atas IIA Gg, 1, JL. Simp. Piranha Atas IIA Gg, 2, JL. Simp. Piranha Atas
IIB, JL. Simp. Piranha Atas IIC, JL. Simp. Piranha Atas IID, JL. Simp.
Piranha Atas IIE, JL. Simp. Piranha Atas IIF, JL. Simp. Piranha Atas IIG,
JL. Simp. Piranha Atas IIH, JL. Simp. Piranha Atas III, JL. Simp. Piranha
Atas IIIA, JL. Simp. Piranha Atas IIIC, JL. Simp. Piranha Atas IIID, JL.
Simp. Piranha Atas IIIE, JL. Simp. Piranha Atas IIJ, JL. Simp. Piranha Atas
IIK, JL. Simp. Piranha Atas IVA, JL. Simp. Piranha Atas IVB, JL. Simp.
Piranha Atas IVC, JL. Simp. Piranha Atas IVD, JL. Simp. Piranha Atas
IVE, JL. Simp. Piranha Atas IVF, JL. Simp. Piranha Atas IVG, JL. Taman
Borobudur Agung, JL. Ters. Ikan Nus I, JL. Terusan Ikan Nus, JL. Terusan
Ikan Piranha Atas Gg. I, Jl. Terusan Piranha Atas A I
RW 3 Jl. Kepiting 1, Jl. Kepiting 2, Jl. Kepiting 2 A, Jl. Kepiting 2 B, Jl. Terusan
Ikan Piranha Atas, Jl. Terusan Ikan Piranha Atas 1, Jl. Terusan Piranha
Atas, Jl. Terusan Piranha Atas 1, Jl. Terusan Piranha Atas 2, Jl. Terusan
Piranha Atas 3, Jl. Terusan Piranha Atas 4, Jl. Terusan Piranha Atas 4 A, Jl.
Terusan Piranha Atas 4 B, Jl. Terusan Piranha Atas 5, Jl. Terusan Piranha
Atas 6, Jl. Terusan Piranha Atas 6 A, Jl. Terusan Piranha Atas 7, Jl.
Terusan Piranha Atas 8, Jl. Terusan Piranha Atas 9, Jl. Terusan Piranha
Atas A, Jl. Terusan Piranha Atas B, Jl. Terusan Piranha Atas Blok B, Jl.
Terusan Piranha Atas Blok B 1, Jl. Terusan Piranha Atas Blok B 2, Jl.
Terusan Piranha Atas Blok B 3, Jl. Terusan Piranha Atas Blok B 4, Jl.
Terusan Piranha Atas Blok C, Jl. Terusan Piranha Atas Blok C 1, Jl.
Terusan Piranha Atas Blok C 2, Jl. Terusan Piranha Atas Blok C 3, Jl.
Terusan Piranha Atas Gg. I, Jl. Terusan Piranha Atas Gg. II, Jl. Terusan
Piranha Atas Gg. II A, Jl. Terusan Piranha Atas Gg. III, Jl. Terusan Piranha
Atas Gg. IV, Jl. Terusan Piranha Atas Gg. V, Jl. Terusan Piranha Atas Gg.
VI, Jl. Villa Tunjungsekar 1, Jl. Villa Tunjungsekar 2
Jl. Gg. Abduh Muchid, Jl. Gg. Abduh Muchid I, Jl. Ikan Arwana II E, Jl.
Ikan Arwana II F, Jl. Ikan Arwana III, Jl. Ikan Arwana IV, Jl. Ikan Arwana
IV A, Jl. Ikan Arwana V, Jl. Ikan Tombro, Jl. Ikan Tombro A, Jl. Ikan
Tombro Barat, Jl. Ikan Tombro Barat IX, Jl. Ikan Tombro Barat A 1, Jl.
Ikan Tombro Barat I, Jl. Ikan Tombro Barat II, Jl. Ikan Tombro Barat III,
Jl. Ikan Tombro Barat IV, Jl. Ikan Tombro Barat V, Jl. Ikan Tombro Barat
VI, Jl. Ikan Tombro Barat VII, Jl. Ikan Tombro Barat XI, Jl. Ikan Tombro
Barat XIII, Jl. Ikan Tombro Barat XIV, Jl. Ikan Tombro Barat XV, Jl. Ikan
Tombro Barat XVI, Jl. Ikan Tombro Barat XVII, Jl. Ikan Tombro Barat
XVIII, Jl. Ikan Tombro Barat XXI, Jl. Ikan Tombro Gg. I, Jl. Ikan Tombro
Gg. I A, Jl. Ikan Tombro Gg. IV, Jl. Ikan Tombro Gg. Kali, Jl. Ikan
Tombro Gg. Kali I, Jl. Ikan Tombro Gg. Kali II, Jl. Ikan Tombro Gg. Kali
II A, Jl. Ikan Tombro I, Jl. Ikan Tombro II, Jl. Ikan Tombro III, Jl. Ikan
Tombro IV, Jl. Ikan Tombro IV A, Jl. Ikan Tombro IV B, Jl. Ikan Tombro
IV C, Jl. Ikan Tombro IV D, Jl. Ikan Tombro IV E, Jl. Ikan Tombro IV F,
Jl. Ikan Tombro IV G, Jl. Ikan Tombro IX, Jl. Ikan Tombro IX A, Jl. Ikan
Tombro Sel. 2 A, Jl. Ikan Tombro Sel. II, Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah,
RW 4 Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah I, Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah III, Jl.
Ikan Tombro Tengah Sawah IV, Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah Terusan,
Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah Terusan II, Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah
Terusan III, Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah Terusan IV, Jl. Ikan Tombro
Tengah Sawah Terusan I, Jl. Ikan Tombro Tengah Sawah Terusan V, Jl.
Ikan Tombro Timur, Jl. Ikan Tombro Timur I, Jl. Ikan Tombro Timur II, Jl.
Ikan Tombro Timur III, Jl. Ikan Tombro Timur III A, Jl. Ikan Tombro
Timur IV, Jl. Ikan Tombro Timur IX, Jl. Ikan Tombro Timur V, Jl. Ikan
Tombro Timur VI, Jl. Ikan Tombro Timur VII, Jl. Ikan Tombro Timur
VIII, Jl. Ikan Tombro Timur X, Jl. Ikan Tombro Timur XI, Jl. Ikan Tombro
Timur XII, Jl. Ikan Tombro Timur XIII, Jl. Ikan Tombro Timur XIV, Jl.
Ikan Tombro V, Jl. Ikan Tombro VI, Jl. Ikan Tombro VII, Jl. Ikan Tombro
VIII, Jl. Ikan Tombro X, Jl. Ikan Tombro XI, Jl. Ikan Tombro XII, Jl. Ikan
Tombro XII A, Jl. Ikan Tombro XII B, Jl. Ikan Tombro XIII, Jl. Ikan
Tombro XIV, Jl. Ikan Tombro XV, Jl. Ikan Tombro XVI, Jl. Ikan Tombro
XVII, Jl. Ikan Tombro XVIII, Jl. Pesona Ikan Tombro III, Jl. Pesona Ikan
Tombro IV, Jl. Pesona Ikan Tombro IV A, Jl. Pesona Ikan Tombro V, Jl.
Pesona Ikan Tombro VI
Jl. Ikan Hiu, Jl. Ikan Hiu A, Jl. Ikan Hiu B, Jl. Ikan Hiu I, Jl. Ikan Hiu II, Jl.
Ikan Hiu II A, Jl. Ikan Hiu II B, Jl. Ikan Hiu III, Jl. Ikan Hiu IV, Jl. Ikan
Hiu IV B, Jl. Ikan Layur, Jl. Ikan Lodan, Jl. Ikan Lodan A, Jl. Ikan Lodan
A I, Jl. Ikan Lodan I A, Jl. Ikan Lodan II, Jl. Ikan Lodan II A, Jl. Ikan
RW 5 Lodan III, Jl. Ikan Lodan III A, Jl. Ikan Lodan III B, Jl. Ikan Lodan IV, Jl.
Ikan Lodan V, Jl. Ikan Lodan VI, Jl. Ikan Lodan VIII, Jl. Ikan Paus I, Jl.
Ikan Paus V, Jl. Ikan Paus VI, Jl. Lodan II, Jl. TerusanIkan Hiu II, Jl.
Terusan Ikan Lodan A, Jl. Terusan Ikan Paus I, Jl. Vila Ikan Paus, Jl. Vila
Ikan Paus I, Jl. Vila Ikan Paus II, Jl. Vila Ikan Paus III
RW 6 Gg II, Gg. I, Gg. I A, Gg. I B, Gg. II C, Gg. III, Gg. III A, Gg. III B, Gg. III
C, Gg. III D, Gg. III F, Jl, Ikan Kakap Gg. I A, Jl. De Sapphire, Jl. Ikan
Gurame, Jl. Ikan Gurame Gang I A, Jl. Ikan Gurame Gang I B, Jl. Ikan
Gurame Gg. II, Jl. Ikan Gurami, Jl. Ikan Gurami A, Jl. Ikan Gurami Dalam,
Jl. Ikan Gurami Dalam A, Jl. Ikan Gurami Dalam C, Jl. Ikan Gurami Gg
III, Jl. Ikan Gurami Litle Kyoto, Jl. Ikan Kakap, Jl. Ikan Kakap 1 A, Jl. Ikan
Kakap 1 B, Jl. Ikan Kakap 1 C, Jl. Ikan Kakap 2 A, Jl. Ikan Kakap 2 B, Jl.
Ikan Kakap 2C, Jl. Ikan Kakap A, Jl. Ikan Kakap Gg. I, Jl. Ikan Kakap Gg.
I 1, Jl. Ikan Kakap Gg. I 2, Jl. Ikan Kakap Gg. I 3, Jl. Ikan Kakap Gg. I 4,
Jl. Ikan Kakap Gg. I A1, Jl. Ikan Kakap Gg. I B, Jl. Ikan Kakap Gg. II, Jl.
Ikan Kakap Gg. III, Jl. Ikan Kakap Gg. IV, Jl. Ikan Kakap Gg. V, Jl. Ikan
Kakap Gg. VI A, Jl. Ikan Kakap Gg. VI A1, Jl. Ikan Kakap Gg. VI A2, Jl.
Ikan Kakap Gg. VI B, Jl. Ikan Kakap Gg. VI C, Jl. Ikan Kakap Gg. VI D,
Jl. Ikan Kakap Gg. VI D1, Jl. Ikan Kakap Gg. VI E, Jl. Ikan Kakap Gg. VII,
Jl. Kiyai Yusuf, Jl. Perum Gurami Litle Kyoto, Jl. Perum Gurami Litle
Kyoto B, Jl. Perum Petra Island A, Jl. Sudimoro
Jl. Ikan Mas Buntu, Jl. Ikan Mas Utara, Jl. Ikan Mas V, Jl. Ikan Mas VI, Jl.
Ikan Mujair Dalam, Jl. Ikan Mujair I, Jl. Ikan Mujair Raya I, Jl. Ikan Mujair
RW 7
Raya II, Jl. Ikan Sepat III, Jl. Ikan Tombro Sel. II, Jl. Ikan Tombro Sel. IIA,
Jl. Simpang Ikan Mas, Jl. Simpang Ikan Mas, Jl. Simpang Ikan Mas II
Jl. Ikan Paus I, Jl. Ikan Paus II, Jl. Ikan Paus III, Jl. Ikan Paus IV, Jl. Simp
Borobudur II, Jl. Simpang Borobudur, Jl. Simpang Borobudur I, Jl.
RW 8
Simpang Borobudur Utara, Jl. Simpang Borobudur Utara IV, Jl. Simpang
Ikan Paus, Jl. Vila Ikan Paus
Sumber: SHP PDAM, 2021
Peta 4. 6 Peta Jaringan Perpipaan Kelurahan Tunjungsekar Tahun 2021
3.
Chlorinasi
Distribusi
Transmisi
Sumber Banyuning Broncaptering
Pengguna PDAM
Kelurahan Tunjungsekar
Distribusi
Reservoir Bangkon
Chlorinasi
Sumber Karangan Broncaptering
Chlorinasi
57%
71%
Berdasarkan tabel di atas, pemakaian air di Kelurahan Tunjungsekar pada tahun 2021 bulan Februari adalah 64.022.000 liter. Rata-rata
pemakaian air bersih di Kelurahan Tunjungsekar pada tahun 2021 bulan Februari adalah 132,137 liter/orang/hari. Selain itu, pada tahun 2021
bulan Februari, terjadi kebocoran air di Kelurahan Tunjungsekar sebanyak 719.000 liter.
4.5 Inovasi
Inovasi air bersih yang dilakukan oleh PDAM salah satunya yaitu Zona Air
Minum Prima (ZAMP). ZAMP atau Zona Air Minum Prima adalah zona atau wilayah
khusus yang dirancang sebagai wilayah air siap minum atau lebih jelasnya air yang
disalurkan ke wilayah tersebut sudah memenuhi syarat untuk bisa diminum langsung tanpa
harus dimasak lebih dulu. Kelurahan Tunjungsekar telah memiliki ZAMP yaitu tepatnya di
SDN Tunjungsekar 1, SDN Tunjungsekar 3, SDN Tunjungsekar 5, SMP Negeri 11 Kota
Malang, dan Kantor Kelurahan Tunjungsekar. Pengadaan ZAMP ini merupakan salah satu
upaya untuk pengurangan sampah plastik terutama kemasan botol minuman [ CITATION
She19 \l 1033 ].
Rencana lokasi anjungan kran air siap minum (drinking water fountain) yang
disediakan Perumda Tugu Tirta Kota Malang adalah sekolah-sekolah secara bertahap.
Namun, rumah sakit dan beberapa dinas terkait juga membutukan ketersediaan ZAMP di
ruang publik tersebut. Pengadaan ZAMP masih dilakukan bertahap karena biaya
pengadaan ZAMP cukup mahal. Perubahan Peraturan Daerah (Perda) Kota Malang Nomor
11 Tahun 2019 tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tugu Tirta Kota Malang
pada tanggal 27 Desember 2019 lebih mengoptimalkan potensi untuk membentuk dan
mengembangkan kegiatan usaha lainnya, tanpa mengesampingkan pelayanan prima kepada
pelanggan sebagai prioritas dengan cakupan yang lebih luas [CITATION PDA \l 14345 ].