Anda di halaman 1dari 185

Strategi Sanitasi Kabupaten Malang

Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sanitasi dan air minum bagaikan satu tarikan nafas yang


tidak dapat dipisahkan, sanitasi buruk akan menyebabkan
sulitnya pemenuhan kebutuhan air minum yang layak dan
demikian sebaliknya, tanpa air minum layak mustahil
menciptakan kondisi sanitasi yang memadai. Hal ini sangat
disadari oleh Pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak
kepada seluruh rakyat Indonesia.

Tentu saja bukan hal mudah untuk melakukan upaya


tersebut, karena kecenderungan pembangunan sampai dengan
saat ini masih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
nilai ekonomis dalam pembangunan. Demikian pula kepedulian
masyarakat yang rendah terhadap kebersihan lingkungannya,
masih banyak ditemui penduduk yang melakukan BABS (Buang
Air Besar Sembarangan) karena perilaku yang kurang baik,
buruknya kualitas lingkungan akibat pembuangan sampah
sembarangan yang membuat sungai dan air tanah tercemar. Hal
tersebut umumnya terjadi akibat dari banyaknya aktivitas
manusia yang memiliki dampak buruk bagi kualitas
lingkungannya akibat dari perilaku manusia itu sendiri, baik dari
pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan pengelolaan
drainase.

Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting,


yang sebelumnya kurang mendapatkan perhatian yang serius,

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 1


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

dimana tingkat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan


kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Pembangunan sosial
ekonomi yang baik akan mempengaruhi kualitas lingkungan dan
sebaliknya kualitas lingkungan juga akan berpengaruh terhadap
tingkat kesehatan sebagai modal dasar dalam pembangunan.

Pemerintah melalui Rencana Jangka Menengah Nasional


(RPJMN) 2015-2019 mengamanatkan bahwa pada 2019 Indonesia
bisa mencapai 100% akses (universal access) sanitasi
layak. Artinya, sampai akhir tahun tersebut setiap masyarakat
Indonesia baik yang tinggal di perkotaan maupun kawasan
perdesaan sudah memiliki akses terhadap sumber air minum
aman dan fasilitas sanitasi layak.

Pencapaian universal access tersebut adalah 85% penduduk


Indonesia mendapatkan layanan air minum yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu sebesar 60
liter/orang/hari dan 15% penduduk mendapatkan layanan yang
memenuhi kebutuhan pokok minimal untuk makan dan
minum (lifeline consumption) yaitu sebesar 15 liter/orang/hari.

Sedangkan pencapaian universal access di sektor sanitasi


mentargetkan 85% penduduk Indonesia mendapatkan layanan
sanitasi yang memenuhi SPM yaitu pada sektor air limbah
sebanyak 85% penduduk mendapatkan akses terhadap fasilitas
sanitasi dasar on-site yang memadai dan 15% penduduk memiliki
akses terhadap sistem pengolahan air limbah skala
komunal/kawasan/kota.

Pada sektor persampahan ditargetkan 80% sampah


perkotaan dapat dikelola dan 20% sisanya dapat dikelola di
fasilitas pengurangan sampah di perkotaan melalui praktik 3R
(reduce, reuse and recycle). Sementara itu, 15% penduduk

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 2


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Indonesia lainnya ditargetkan memiliki fasilitas dan perilaku


sanitasi dasar yang layak (basic improved sanitation) bagi kawasan
berkepadatan rendah seperti perdesaan.

Berangkat dari kebutuhan tersebut dan dalam rangka


mendukung pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Pemukiman yang sesuai dengan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Nomor 660/4919/SJ Tahun 2012 tentang Pedoman
Pengelolaan PPSP di Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Malang
membentuk Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum melalui Surat
Keputusan Bupati Malang Nomor 188.45/325/KEP/421.013/2015,
sebagai bentuk komitmen pencapaian target layanan sanitasi
dengan melibatkan peran serta pemerintah, stakeholder dan
masyarakat yang dimulai dari tahap perencanaan, implementasi
sampai dengan tahap pemanfaatan dan pemeliharaan serta
monitoring dan evaluasi.

Pada Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)


periode 1 yang diprakarsai oleh Pemerintah Pusat, Kabupaten
Malang telah melakukan penyusunan dokumen perencanaan
sanitasi berupa dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK) periode implementasi tahun 2011–2015
dan dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) periode
implementasi tahun 2012-2016. Dalam konteks yang lebih luas,
SSK pada periode tersebut dilakukan sebagai sebuah langkah
penting menuju pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
di tahun 2015 pada target capaian RPJNM 2010-2014, dimana
capaian Kabupaten Malang untuk sanitasi masih pada kisaran
rata-rata 78,03%, capaian air minum 86,67%

Memasuki RPJMN periode 2015-2019 sekarang ini,


Pemerintah Indonesia telah menetapkan menetapkan target baru

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 3


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

yaitu 100% (universal access) akses sanitasi layak di akhir


tahun 2019. Dalam upaya untuk mencapai target tersebut
dirasakan pentingnya Kabupaten Malang memiliki dokumen SSK
yang berkelanjutan. Untuk itu Pokja Sanitasi Kabupaten Malang
melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi tahap II
melakukan Pemutakhiran SSK pada tahun 2015 ini seiring dengan
berakhirnya masa berlaku dokumen SSK dan target baru RPJMN
tahun 2015-2019 tentang universal akses, Pemerintah Kabupaten
Malang melalui Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP)
periode II melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten
(SSK) yang berisi tentang pemetaan sanitasi skala Kabupaten,
kerangka pengembangan dan pentahapan pembangunan sanitasi
dan strategi, serta kebutuhan program/kegiatan pembangunan
sanitasi di Kabupaten hingga 5 (lima) tahun kedepan yang
sinkron dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya, seperti
RTRW, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD.

Visi dan misi dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-


2021 merupakan visi dan misi yang sebelumnya telah menjadi
materi kampanye oleh pasangan pemenang pada saat Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Malang Tahun
2015 lalu yaitu "Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP
MANTEB MANETEP", Secara terperinci rumusan visi tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut untuk mewujudkan Kabupaten
Malang yang Istiqomah dan Memiliki Mental Bekerja Keras Guna
Mencapai Kemajuan Pembangunan yang Bermanfaat Nyata untuk
Rakyat Berbasis Pedesaan. Untuk bidang sanitasi merupakan misi
ke 6 yaitu : Meningkatkan ketersediaan infrastruktur jalan,
transportasi, telematika, sumber daya air, permukiman dan
prasarana lingkungan yang menunjang aktivitas sosial ekonomi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 4


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

kemasyarakatan; dan misi ke 7 : Memperkokoh kesadaran dan


perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

1.2. Hubungan Antar Dokumen

Dokumen SSK Kabupaten Malang Tahun 2016 ini,


selanjutnya akan diposisikan sebagai acuan di dalam perencanaan
strategis sektor sanitasi skala Kabupaten. Dokumen ini
merupakan dokumen perencanaan sistem sanitasi yang telah
disesuaikan dengan program kegiatan untuk sektor sanitasi
dengan dokumen perencanaan pemerintah lainnya seperti RPJPD,
RPJMD, Renstra, dan RTRW Kabupaten Malang.

1.2.1 Hubungan SSK dengan RPJPD

RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dipergunakan sebagai
sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan
Strategi Sanitasi Kabupaten. Oleh karena itu, Strategi
Sanitasi Kabupaten Malang merupakan dokumen hasil
penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang
berkaitan dengan pembangunan sektor sanitasi yang
terintergrasi, komprehensif, berkelanjutan dan
partisipatif.

1.2.2 Hubungan SSK dengan Renstra PD

Renstra PD sebagai penjabaran dari RPJMD juga


dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih
Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota. Renstra
PD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Strategi
Sanitasi Kabupaten/Kota, maka implementasi
pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 5


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan


sektor sanitasi.

1.2.3 Hubungan SSK dengan Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW)

Dokumen RTRW dipergunakan sebagai salah satu acuan


penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten
Malang, dimana untuk rencana kedepannya perkiraan
dan proyeksi jumlah penduduk dan pembangunan
lnfrastruktur sektor sanitasi harus diperhitungkan
dengan mengacu dan tidak bertentangan dengan
kebijakan-kebijakan struktur dan pola ruang serta
arahan yang telah digariskan dalam dokumen RTRW
Kabupaten Malang.

Berikut adalah kaitan dokumen hasil Pemutakhiran SSK


terhadap dokumen perencanaan yang ada di Kabupaten baik
dalam dokumen RTRW, RPJMD, RPI2-JM, RISPAM RTBL, RPJP,
RPJMD, Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD.

Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen SSK Dalam Dokumen RPI2-JM

Sumber : RPI2JM Kabupaten Malang 2015

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 6


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta


Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah
pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana
sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota/Kab (SSK),
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam
rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman
yang berkelanjutan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
dokumen SSK sangat terkait dengan dokumen perencanaan
Kabupaten, bahkan kedudukan dokumen SSK sejajar dengan
dokumen RISPAM dan RTBL yang diintregasikan dalam RPI-2JM

Sedangkan keterkaitan dokumen pemutakhiran SSK dengan


RTRW dan RPJMD adalah bahwa dokumen SSK mendukung dan
mengacu pada visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam
RTRW dan RPJMD sebagaimana terlihat pada Gambar 1.2. berikut
yang menggambarkan bahwa SSK pemutakhiran menjadi
dokumen yang mengacu pada dokumen perencanaan yang
disusun sebelumnya seperti RTRW, RPJMD khusus sektor sanitasi.

Gambar 1.2

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 7


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencanaan


Lainnya

Sumber : Pedoman Penyusunan Pemutakhiran SSK 2015

Peran atau fungsi SSK pemutakhiran bisa memberi


masukan umpan balik (feed-back) dan melengkapi penyusunan
RPJMD pada periode berikutnya. Dokumen SSK pemutakhiran
bisa menjadi salah satu acuan dalam penyusunan dokumen
perencanaan lain seperti Renstra PD, Renja PD dan RPI2JM untuk
sektor sanitasi.

1.3. Metodologi Penyusunan

Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Malang disusun oleh


Pokja Sanitasi dan Air Minum Kabupaten Malang berdasarkan
buku pedoman penyusunan pemutakhiran SSK. Penyusunan
dilakukan secara partisipatif dan terintegrasi antar Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang telah disahkan, melalui berbagai diskusi
secara rutin, lokakarya dan pembekalan baik yang dilakukan
oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan Fasilitator

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 8


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Kabupaten (CF) dan Fasilitator Provinsi (PF).


Metode yang digunakan dalam penyusunan Pemutakhiran
SSK ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu secara
bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang
lengkap. Dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK
terdapat 5 (lima) proses utama yang harus dilaksanakan. Proses
kegiatan penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten
Malang dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut :

Gambar 1.3 Proses Penyusunan Dokumen Pemutakhiran SSK

Sumber : Petunjuk Teknik Pemutakhiran SSK

Pemutakhiran SSK pada dasarnya adalah dokumen 3 in 1


yang terdiri atas pemutakhiran dokumen BPS, SSK dan MPS
terdahulu (telah disusun sebelumnya) dengan bantuan Instrumen
(MS Excel) baik dalam analisa penentuan zona dan system sanitasi
sampai perencanaan sanitasi, Adapun proses percepatan
Implementasi sebagaimana gambar 1.4 berikut ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 9


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 1.4 Proses Percepatan Implementasi Dokumen Pemutakhiran


SSK

Sumber : Petunjuk Teknik Pemutakhiran SSK

Detail proses pemutakhiran SSK (dokumen 3 in1) yang


dimaksud terdiri dari langkah-langkah yang dapat
diuraikan sebagai berikut :

A. Pada Proses Pemutakhiran BPS (Kondisi sanitasi Kabupaten


saat ini)

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang dilakukan yaitu


menggunakan berbagai teknik antara lain :
a. Desk Study (kajian literature, data sekunder) dengan
kebutuhan data-data adalah : literature terdahulu
(Laporan studi EHRA 2011, BPS, SSK 2011 dan MPS
2012), dokumen perencananan Kabupaten (RTRW,
RPJMD, RPI2JM, data air limbah, data persampahan dan
data drainase, renstra SKPD terkait, renja SKPD terkait,
Kecamatan Dalam Angka dan (KDA) 5 tahun terakhir,

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 10


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

laporan realisasi APBD Kabupaten Malang 5 tahun


terakhir, data RISPAM dan lain-lain.
b. Field Research (observasi dan wawancara responden), FGD
(Focus Group Discussion) untuk data studi primer EHRA
dan kajian lainnya, antara lain :

1) Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan


sanitasi

Kajian peran swasta dalam penyediaan layanan


sanitasi (Sanitation Supply Assessment) merupakan
sebuah studi yang digunakan untuk mengetahui
dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan
sanitasi yang ada di Kabupaten Malang.

2) Konsolidasi data kelembagaan terkait sanitasi

Langkah ini digunakan untuk mendapatkan


gambaran atau peta kondisi kelembagaan sanitasi di
Kabupaten. Pemetaan ini membantu dalam menilai
kekuatan, kelemahan, potensi pengembangan, dan
kebutuhan penguatan kelembagaan dan kebijakan
guna menghasilkan suatu kerangka layanan sanitasi
yang memihak masyarakat miskin, efektif,
terkoordinasi dan berkelanjutan

3) Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah

Peta keuangan dan perekonomian daerah


menggambarkan kekuatan keuangan dan
perekonomian daerah dalam mendukung
pendanaan pembangunan sanitasi di masa depan,
kecenderungan dalam pembiayaan pembangunan,
dan prioritas anggaran selama 5 tahun. Informasi ini

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 11


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

diperlukan sebagai salah satu dasar utama


penyusunan strategi terkait aspek keuangan.

4) Kajian komunikasi dan media

Kajian komunikasi dan media diperlukan untuk


menyusun strategi kampanye dan komunikasi
Kabupaten . Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana advokasi program pembangunan
sanitasi di Kabupaten untuk pemangku kepentingan
(stakeholder) kunci.

5) Kajian peran swasta masyarakat

Kajian ini adalah sebuah penilaian kebutuhan


masyarakat tentang sanitasi yang dilakukan secara
partisipatif. Selain dapat memberikan input
kepada Strategi Sanitasi Kabupaten, kajian untuk
juga bermanfaat untuk, (i) meningkatkan kesadaran
masyarakat, laki-laki dan perempuan, serta
pemerintah tentang kondisi dan permasalahan
sanitasi, (ii) mengidentifikasi kebutuhan masyarakat,
laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, yang
disertai dengan kemauan untuk berkontribusi dalam
pelaksanaan program sanitasi, dan (iii)
mengidentifikasi kelurahan.

6) Kajian sanitasi sekolah

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi


sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat
sekolah di fasilitas pendidikan dasar (SD/MI).

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 12


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah data-data baik data sekunder


maupun data primer terkumpul dimana data primer disusun
dalam bentuk resume ringkasan eksekutif untuk hasil studi
EHRA maupun masing-masing hasil kajian-kajian lainnya,
dengan langkah sebagai beikut :

a. Melakukan analisa data dengan menggunakan


instrument profil sanitasi dengan terlebih dahulu
memasukan data umum dan data-data sekunder lainnya
yang meliputi :
Nama desa/kel dan kecamatan se-Kabupaten Malang
Informasi umum Kabupaten
Data air bersih
Data air limbah domestik
Data persampahan
Data drainase
b. Memasukan data analisa hasil studi EHRA untuk
mengetahui Index Resiko Sanitasi (IRS) dan mengisikan
Skor Persepsi PD dari pokja sanitasi terkait.
c. Melakukan pembobotan EXPOSURE (%) yaitu
pembobotan untuk data sekunder, primer (IRS EHRA)
dan persepsi PD di sektor air limbah, persampahan dan
drainse, serta pembobotan IMPACT (%) yaitu pembobotan
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, angka
kemiskinan dan fungsi urban rural dari hasil
kesepakatan guna memperoleh skor resiko sanitasi dan
akan dilakukan penyesuaian oleh pokja (jika diperlukan).
d. Hasil akhir instrument profil sanitasi adalah zona dan
sistem sanitasi sektor air limbah, persampahan dan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 13


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

drainase yang muncul dari hasil olah data pada input


planning tools. Hasil tersebut selanjutnya digunakan
sebagai input pada instrumen perencanaan dengan
aplikasi (MS EXCEL) untuk sektor air limbah,
persampahan dan drainase

B. Pada Proses Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten )


1. Menuliskan dan menggambarkan diagram aliran sistem
sanitasi Kabupaten dalam DSS (Diagram System Sanitasi)
baik air limbah, persampahan dan drainse berdasarkan
alirannya (mulai dari user interface sampai pada daur
ulang/pengolahan akhir), yang selanjutnya membandingkan
dengan sistem ideal seharusnya yang layak untuk
lingkungan dimanakah ada permasalahan sanitasi
berdasarakan DSS tersebut.
2. Menyusun Kerangka Kerja Logis (KKL) sanitasi yaitu : air
limbah, persampahan dan drainase. KKL terdiri atas 8
kolom diantaranya : 1) Permasalahan mendesak sanitasi, 2)
Isu-isu strategis sanitasi, 3) Tujuan yang ingin dicapai
(dikaitkan dengan visi, misi sanitasi, dimana visi misi
tersebut harus sejalan dengan visi misi Kabupaten yang
tercantum dalam RPJMD Kabupaten), 4) Sasaran (hasil
yang diharapkan dari suatu tujuan yang SMART), 5)
Indikator (capaian sasaran pembangunan sanitasi yang telah
disepakati), 6) Strategi (dari hasil dari SWOT berdasarkan
isu-isu strategis), dan terakhir adalah 7) Indikasi program
dan kegiatan. Proses pengisian KKL tersebut dilakukan
dengan langkah-langkah berikut :
Hasil permasalahan yang ditemukan dalam DDS
merupakan masukan pada kolom permasalahan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 14


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

mendesak di KKL
Mengumpulkan dan men-scoring isu-isu strategis sanitasi
yang ada saat ini berdasarkan analisa SWOT. Skor
tertinggi hasil kesepakatan Pokja dalam analisa SWOT
merupakan masukan untuk isu-isu stratengis dalam
kolom KKL
Menyusun visi misi sanitasi yang sejalan dengan visi-misi
Kabupaten yang tercantum pada dokumen perencanaan
RPJMD, menyepakati tujuan sanitasi yang diharapkan (air
limbah, persampahan dan drainase) berdasarkan target
RPJMN 2015-2019 (universal acces) sebagai masukan
tujuan sanitasi kolom KKL
Menuliskan hasil yang diharapkan pada kolom sasaran
pada kolom sasaran dari suatu tujuan. Formulasi sasaran
dilakukan dengan 5 kaidah yaitu : spesifik, terukur, dapat
dicapai, relevan dan berjangka waktu (SMART).

Menuliskan indikator capaian sasaran pembangunan


sanitasi yang disepakati dari hasil diskusi pokja sanitasi
Melakukan analisa kuadran SWOT untuk mengetahui
posisioning sanitasi yang digunakan untuk menentukan
strategi Sanitasi. Posisioning pada kuadran diperoleh dari
irisan pada sumbu X dan Sumbu Y hasil perhitungan nilai,
pembototan dan scoring. Garis pada sumbu X diperoleh
dari hasil nilai pengurangan kekuatan dan kelemahan
pada kemampuan internal, garis pada sumbu Y diperoleh
dari hasil nilai pengurangan peluang dan ancaman pada
eksternal.
Terakhir, adalah menuliskan indikasi program dan
kegiatan utama sanitasi yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan sanitasi untum mencapai tujuan yang

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 15


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

diharapkan. Program kegiatan yang disusun harus selaras


dengan hasil dari Instrumen Perencanaan air limbah,
persampahan dan drainase. (Instrumen Perencanaan
sebagai kontrol program kegiatan yang dihasilkan dalam
KKL)

3. Memasukan hasil indikasi program dan kegiatan dari hasil


KKL yang sudah selaras dengan hasil dalam Instrumen
Perencanaan sanitasi air limbah, persampahan dan drainase
ke dalam tabel program kegiatan dan pendanaan.

C. Pada Proses Pemutakhiran MPS (Memorandum Program


Sanitasi)

Setelah proses pada pemutakhiran BPS (yang merupakan


gambaran kondisi sanitasi saat ini) dan SSK, tahapan
selanjutnya adalah pemutakhiran MPS (dari dokumen yang
telah tersusun sebelumnya). Dokumen Memorandum Program
Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari
berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor
sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait (sinkronisasi dan
koordinasi pada tingkat Kabupaten, Provinsi maupun
Kementerian/Lembaga) untuk periode Jangka Menengah. Dari
sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan
komitmen pendanaan untuk implementasinya (bersumber dari
alokasi penganggaran pada tingkat Kabupaten, Provinsi, Pusat
maupun dari sumber pendanaan lainnya). Untuk sumber
penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen
dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut
melalui proses penganggaran formal tahunan.
Beberapa pokok utama yang dapat diketahui dan dicapai
dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 16


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

• Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama


antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan
Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor pendana
lain yang peduli sanitasi.
• Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah
diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang.
• Memorandum program investasi Kabupaten merupakan
rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan
telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan
Kabupaten dari aspek teknis, biaya dan waktu.
• Memorandum program investasi dilengkapi dengan
kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui
persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/Gubernur selaku
kepala daerah.
• Program investasi sektor Sanitasi telah disusun berdasarkan
prioritas menurut kebutuhan Kabupaten dalam memenuhi
sasaran dan rencana pembangunan Kabupaten.
• Proses penyusunan rencana program investasi telah
ditekankan aspek keterpaduan antara pengembangan
wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang
terkait kesanitasian, yang mencakup: Koordinasi Pengaturan,
Integrasi Perencanaan, dan Sinkronisasi Program
berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan
yang paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan
pembangunan.

Untuk proses pemutakiran MPS, kegiatan yang dilakukan


sama dengan kegiatan MPS sebelumnya. Hasil akhir dalam
kegiatan ini adalah kesepakatan pendanaan program kegiatan
sanitasi baik pendanaan indikasi dari pemerintah, Swasta

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 17


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

(sumber-sumber pendanaan potensial) dan masyarakat. Pada


indikasi pendanaan, pemerintah melakukan pembahasan
dengan SKPD terkait, berbekal dari program kegiatan yang
telah tersusun dari hasil KKL yang sudah selaras dengan
instrumen perencanaan dan tertuang dalam tabel program
kegiatan dan pendanaan sanitasi. Selanjutnya pokja
melakukan sinkronisasi konsolidasi pendanaan dengan
melakukan kegiatan :

1. Internalisasi, adalah kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi


program kegiatan dan pendanaan di tingkat Kabupaten
2. Eksternalisasi, adalah kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi
program kegiatan dan pendanaan di tingkat Provinsi dan
Pusat melalui kegiatan Lokakarya.

Proses kegiatan konsolidasi dan sinkronisasi program kegiatan


dan pendanaan dalam pemutakhiran SSK dapat dilihat dalam
gambar berikut:

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 18


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 1.5
Proses Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan dan Pendanaan
dalam Dokumen Pemutakhiran SSK.

Sumber : Manual Petunjuk Teknis Proses Penyusunan Memorandum Program


2014

1.4. Dasar Hukum

Penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Malang


Tahun 2016-2021 ini mengacu kepada peraturan perundang-
undangan maupun kebijakan yang berlaku saat laporan ini
disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan
tersebut diantaranya sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 19


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

a. Peraturan Perundangan
1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur;
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;
3) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah
4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
5) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
7) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
8) Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
9) Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
10) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
11) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
12) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
13) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 20


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

14) Undang Undang No. 11 Tahun 2011 tentang Perumahan


dan Permukiman.
15) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.

b. Peraturan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah kepada Masyarakat;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 21


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
12) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan
13) Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 Tentang
Sistem Penyediaan Air Minum
14) Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
15) Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga
16) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 Tentang Perangkat Daerah

c. Peraturan dan Keputusan Presiden


1) Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019
2) Peraturan Presiden No. 185 Tahun 2014 tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
3) Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019
4) Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 22


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Penyediaan Infrastruktur

d. Peraturan dan Keputusan Menteri

1) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112


Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
2) Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Kesehatan No. 34 Tahun 2005 dan Nomor
1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan
Kabupaten/Kota Sehat
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21/PRT/M/2006
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan.
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/PRT/M/2008 Penetapan Jenis Rencana Usaha
dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Wajib
dilengkapi dgn UPL dan UKL
5) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2008 tentang
Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan.
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permukiman (KSNP-SPALP)
7) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1
Tahun 2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian
Pencemaran Air;
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010
Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 23


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan


Pembangunan Daerah;
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
11) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
12) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Reduce, Reuse, Dan Recycle Melalui Bank
Sampah
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana
Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga
Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
01/Prt/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
15) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014
Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
16) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 09/Prt/M/2015 Tentang Penggunaan
Sumber Daya Air
17) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah

e. Peraturan Daerah dan Gubernur

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 24


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

1) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun


2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur;
2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun
2008 tentang tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur;
3) Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur.
4) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 4 Tahun 2010
tentang Sampah Regional.
5) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun
2011 tentang tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011
Nomor 5 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 5;
6) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2013
tentang Kebijakan dan Strategi Pengeloaan Sumber Daya
Air Provinsi Jawa Timur
7) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri Dan/Atau
Kegiatan Usaha Lainnya
8) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019;
f. Peraturan Daerah

1) Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun


2007 tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten
Malang Dalam Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan;
2) Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 25


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

tentang Organisasi Perangkat Daerah;


3) Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008
tentang RPJPD Kabupaten Malang 2005 – 2025;
4) Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang;
5) Instruksi Bupati Malang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Malang
6) Instruksi Bupati Malang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Pemukiman
7) Peraturan Daerah Kabupeten Malang Nomor 10 tahun
1012 tentang Persampahan.
8) Keputusan Bupati Kabupaten Malang Nomor
188.45/325/KEP/421.013/2015 Tanggal 30 April 2015
tentang Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum
Kabupaten Malang.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK


Kabupaten Malang terdiri dari 6 Bab, sebagai berikut;

• Bab pertama, berisi pendahuluan yang menggambarkan


tentang latar belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum
dan sistematika penulisan.

• Bab kedua, menyajikan profil sanitasi saat ini yang berisi


gambaran wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi
saat ini, area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi.

• Bab ketiga, berisi tentang kerangka pengembangan sanitasi


yang meliputi visi dan misi sanitasi, pentahapan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 26


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

pengembangan sanitasi, kemampuan pendanaan sanitasi


daerah.

• Bab keempat, berisi tentang strategi pengembangan sanitasi


meliputi air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan
drainase perkotaan.

• Bab kelima, berisi program kegiatan dan indikasi pendanaan


sanitasi yang meliputi ringkasan, kebutuhan biaya
pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah,
kebutuhan biaya pengemangan sanitasi dengan sumber
pendanaan non pemerintah, antisipasifunding gap.

• Bab keenam, berisi monitoring dan evaluasi capaian SSK.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 27


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI

2.1. Gambaran Wilayah

2.1.1. Kondisi Geografis

Secara administratif, Kabupaten Malang termasuk dalam wilayah


Propinsi Jawa Timur. Secara geografis, terletak pada 112° 17'
10,90" sampai dengan 112° 57' 00" Bujur Timur dan 7° 44' 55,11"
sampai dengan 8° 26' 35,45" Lintang Selatan.

2.1.2. Kondisi Topografis

Topografi kabupaten Malang terdiri dari:


• Kelerengan 0-2% yang meliputi kecamatan Bululawang,
Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran dan Pakisaji
• Kelerengan 2-15% yang meliputi kecamatan Singosari, Lawang,
Karangploso, Dau, Pakis, Dampit, Sumberpucung, Kromengan,
Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum dan Gedangan
• Kelerengan 15-40% yang meliputi kecamatan Sumbermanjing
Wetan, Wagir, dan Wonosari)
• Dan kelerengan 40% meliputi kecamatan Pujon, Ngantang,
Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan
Tirtoyudo.

2.1.3. Kondisi Geohodrologis

Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos pemantauan Stasiun


Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2014 suhu udara
rata-rata relatif rendah, berkisar antara 22o C hingga 26,8o C.
Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 66,0 persen hingga
91,0 persen dan curah hujan ratarata berkisar antara 15,3 mm

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 28


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

hingga 417,4 mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada


Bulan Juli, hasil pemantauan Pos Karangkates. Sedangkan rata-
rata curah hujan tertinggi terjadi juga pada Bulan Desember, hasil
pemantauan Pos Karangploso

Gambar 2.1 Rata-Rata Curah Hujan


Kabupaten Malang 2014

Sumber : Kebupaten Malang dalam Angka 2015

2.1.4. Kondisi Administratif Kabupaten Malang

Batas administratif Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :


• Sebelah utara : Kabupaten Jombang, Mojokerto dan
Pasuruan
• Sebelah selatan : Samudera Indonesia
• Sebelah barat : Kabupaten Blitar dan Kediri
• Sebelah timur : Kabupaten Lumajang dan Probolinggo
Kabupaten Malang mencakup 33 kecamatan dengan luas wilayah
keseluruhan 353.486 Ha dikelilingi oleh gunung /pegunungan
Arjuno, Anjasmoro, Kelud, Kawi, Butak, Bromo, Semeru dan
Tengger.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 29


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pembagian kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Malang


sesuai dengan kondisi dan karakteristik kegiatan dibedakan
menjadi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Identifikasi
kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan
sehingga sesuai dengan peruntukan tanah dan ruangnya. Adapun
luas wilayah per kecamatan dan jumlah kelurahan di Kabupaten
Malang dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1.
Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa
Luas Wilayah Terbangun
Jumlah
No Nama Kecamatan (%) Thd (%) Thd
Keluarahan/Desa (Ha) (Ha)
Total Total
1 DONOMULYO 10 Desa 17.535 4,96% 1.578 3,12%
2 KALIPARE 9 Desa 13.215 3,74% 3.116 6,15%
3 PAGAK 8 Desa 9.010 2,55% 1.370 2,71%
4 BANTUR 10 Desa 17.575 4,97% 2.783 5,50%
5 GEDANGAN 8 Desa 17.000 4,81% 2.154 4,25%
6 SUMBERMANJING WETAN 15 Desa 27.160 7,68% 2.578 5,09%
7 DAMPIT 11 Desa/1 Kel 14.895 4,21% 4.251 8,39%
8 TIRTOYUDO 13 Desa 22.651 6,41% 2.418 4,77%
9 AMPELGADING 13 Desa 20.044 5,67% 1.670 3,30%
10 PONCOKUSUMO 17 Desa 22.250 6,29% 1.096 2,16%
11 WAJAK 13 Desa 12.485 3,53% 1.535 3,03%
12 TUREN 15 Desa/2 Kel 6.420 1,82% 2.102 4,15%
13 BULULAWANG 14 Desa 5.195 1,47% 1.054 2,08%
14 GONDANGLEGI 14 Desa 6.985 1,98% 1.328 2,62%
15 PAGELARAN 10 Desa 4.015 1,14% 847 1,67%
16 KEPANJEN 18 Kel 5.660 1,60% 1.220 2,41%
17 SUMBERPUCUNG 7 Desa 4.138 1,17% 986 1,95%
18 KROMENGAN 7 Desa 4.452 1,26% 1.088 2,15%
19 NGAJUM 9 Desa 6.624 1,87% 654 1,29%
20 WONOSARI 8 Desa 6.191 1,75% 758 1,50%
21 WAGIR 12 Desa 7.709 2,18% 802 1,58%
22 PAKISAJI 12 Desa 4.465 1,26% 773 1,53%
23 TAJINAN 12 Desa 4.032 1,14% 619 1,22%
24 TUMPANG 15 Desa 6.480 1,83% 926 1,83%
25 PAKIS 15 Desa 6.481 1,83% 2.772 5,47%
26 JABUNG 15 Desa 12.680 3,59% 1.157 2,28%

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 30


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Luas Wilayah Terbangun


Jumlah
No Nama Kecamatan (%) Thd (%) Thd
Keluarahan/Desa (Ha) (Ha)
Total Total
27 LAWANG 10 Desa/ 2 Kel 7.165 2,03% 1.272 2,51%
28 SINGOSARI 14 Desa/ 3 Kel 12.244 3,46% 2.484 4,90%
29 KARANGPLOSO 9 Desa 7.115 2,01% 842 1,66&
30 DAU 10 Desa 5.775 1,63% 992 1,96%
31 PUJON 10 Desa 12.095 3,42% 813 1,61%
32 NGANTANG 13 Desa 15.195 4,30% 2.604 5,14%
33 KASEMBON 6 Desa 8.550 2,42% 801 1,58%
378 Desa/12
Total 353.486 100,00% 51.443 14,6%
Kelurahan
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2015

Dari Tabel 2.1 di atas ini terlihat bahwa luas administrasi


Kabupaten Malang adalah 353.486 Ha dengan luas terbangun
51.443 Ha atau sekitar 14.6% dari seluruh luas administrasi

Kecamatan yang paling luas adalah Sumbermanjing Wetan


(28.086 Ha) atau sekitar 7.68% dari luas seluruh Kabupaten.
Sedangkan kecamatan yang paling sempit adalah Sumberpucung
(4.235 Ha) atau sekitar 1.17% dari luas seluruh Kabupaten.

Kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan paling banyak


adalah Kepanjen (18 desa/kelurahan) dan kecamatan yang
memiliki jumlah desa/kelurahan paling sedikit adalah Kasembon
(6 desa/kelurahan).

Kecamatan yang wilayah terbangunnya paling luas adalah Dampit


(4.251 Ha) atau sekitar 8.39% dari seluruh wilyah administrasi.
Sedangkan kecamatan yang wilayah terbangunnya paling sempit
adalah Tajinan (619 Ha) atau sekitar 1.22% dari seluruh wilayah
administrasi.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 31


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.2 : PETA KABUPATEN MALANG

Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Malang 2013

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 32


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2.1.5. Kependudukan

Menurut hasil Susenas penduduk Kabupaten Malang tahun 2015


berjumlah 2,619,069 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki
1,306,930 (50,24 persen) jiwa dan perempuan 1,312,139 (49,76
persen) jiwa. Menurut registrasi diantara 33 kecamatan di
Kabupaten Malang, Kecamatan Singosari memiliki jumlah
penduduk terbesar, yaitu sebesar 174.724 jiwa dengan komposisi
laki laki 87.271 jiwa dan perempuan 87.453 jiwa. Kecamatan yang
memiliki penduduk terkecil adalah Kecamatan Kasembon dengan
jumlah penduduk 31.707 jiwa dengan komposisi laki-laki 15.625
jiwa dan perempuan 16.082 jiwa.
Sex ratio Kabupaten Malang pada tahun 2015 sekitar 99,60
persen yang berarti penduduk perempuan lebih banyak dibanding
penduduk laki-laki. Sebagian besar kecamatan memiliki sex ratio
kurang dari 100,00 persen, kecuali Kecamatan Kalipare, Gedangan,
Sumbermanjing Wetan, Poncokusumo, Wonosari, Wagir, Pakisaji,
Jabung, Dau, Pujon, Ngantang dan Karangploso. Kepadatan
penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2015 mencapai 880
jiwa/km2. Beberapa kecamatan yang memiliki kepadatan tinggi
diatas 2000 jiwa/km2 adalah Kecamatan Kepanjen, Pakisaji dan
Pakis. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan 1500-
1999 jiwa/km2. adalah Kecamatan Turen, Pagelaran,
Sumberpucung, Lawang dan Dau. Selebihnya memiliki kepadatan
dibawah 1500 jiwa/km2. Secara keseluruhan penyebaran
penduduk Kabupaten Malang memiliki ketimpangan rendah
dengan nilai Indeks Gini sekitar 0,1313.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 33


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.2. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 DONOMULYO 35,965 36,703 72,668
2 KALIPARE 33,985 33,609 67,594
3 PAGAK 25,897 27,573 53,470
4 BANTUR 38,071 38,380 76,451
5 GEDANGAN 29,583 29,159 58,742
6 SUMBER MANJING WETAN 50,558 48,913 99,471
7 DAMPIT 66,984 68,051 135,035
8 TIRTOYUDO 31,991 32,459 64,450
9 AMPELGADING 29,620 29,704 59,324
10 PONCOKUSUMO 49,285 48,803 98,088
11 WAJAK 43,482 43,956 87,438
12 TUREN 61,431 62,448 123,879
13 BULULAWANG 34,793 35,435 70,228
14 GONDANGLEGI 44,255 44,371 88,626
15 PAGELARAN 35,251 36,716 71,967
16 KEPANJEN 50,366 50,902 101,268
17 SUMBERPUCUNG 29,295 30,388 59,683
18 KROMENGAN 20,109 20,319 40,428
19 NGAJUM 25,820 25,837 51,657
20 WONOSARI 25,498 24,724 50,222
21 WAGIR 41,921 40,302 82,223
22 PAKISAJI 43,012 41,952 84,964
23 TAJINAN 26,050 26,535 52,585
24 TUMPANG 38,873 38,963 77,836
25 PAKIS 71,394 71,790 143,184
26 JABUNG 36,289 35,620 71,909
27 LAWANG 49,833 53,146 102,979
28 SINGOSARI 87,271 87,453 174,724
29 KARANGPLOSO 37,210 36,763 73,973
30 DAU 32,037 31,628 63,665
31 PUJON 35,367 34,026 69,393
32 NGANTANG 29,809 29,429 59,238
33 KASEMBON 15,625 16,082 31,707
Total 1,306,930 1,312,139 2,619,069
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2015

Pembahasan kondisi kependudukan akan berhubungan langsung


dengan masyarakat/penduduk. Peran serta penduduk dalam
pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup kuat sesuai
dengan tempat tinggalnya. Karakteristik sosial yang dimaksud
disini adalah karakter dari masing-masing penduduk.
Untuk tingkat kepadatan penduduk dan proyeksi penduduk dapat
dijabarkan pada tabel 2.3. Kepadatan penduduk dihitung dengan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 34


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

pembagian jumlah penduduk dengan luas wilayah kecamatan.


Sedangkan proyeksi penduduk untuk 5 tahun kedepan
menggunakan rumus regresi linier. Adapun penggunaan metode
regresi linier dilakukan karena pada metode ini jumlah simpangan
penduduk lebih kecil dari metode linier dan metode eksponensila.

Rumus metode regresi linier adalah sebagai berikut:

P = a + bx

Keterangan =

P = Jumlah Penduduk Tahun x

x = Tahun Pengamatan

a = Konstanta empirik =
∑ P∑ x − ∑ x∑ Px
2

N ∑ x − (∑ x )
2 2

N ∑ Px − ∑ x∑ P
b = Konstanta empirik=
N ∑ x − (∑ x )
2 2

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 35


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.3. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk (jiwa)


Nama
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
Kecamatan
Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Donomulyo 12,401 13,021 13,672 14,356 15,073 15,827 60,267 63,280 66,444 69,767 73,255 76,918 72,668 76,301 80,116 84,122 88,328 92,745
Kalipare 31,847 32,102 32,359 32,617 32,878 33,141 35,747 36,033 36,321 36,612 36,905 37,200 67,594 68,135 68,680 69,229 69,783 70,341
Pagak 25,078 25,880 26,709 27,563 28,445 29,356 28,392 29,301 30,238 31,206 32,204 33,235 53,470 55,181 56,947 58,769 60,650 62,591
Bantur 15,299 15,911 16,547 17,209 17,898 18,614 61,152 63,598 66,142 68,788 71,539 74,401 76,451 79,509 82,689 85,997 89,437 93,014
Gedangan 22,353 23,538 24,785 26,099 27,482 28,939 36,389 38,318 40,348 42,487 44,739 47,110 58,742 61,855 65,134 68,586 72,221 76,048
Sumber
Manjing 24,731 25,473 26,237 27,024 27,835 28,670 74,740 76,982 79,292 81,670 84,121 86,644 99,471 102,455 105,529 108,695 111,955 115,314
Wetan
Dampit 47,344 48,812 50,325 51,885 53,493 55,152 87,692 90,410 93,213 96,103 99,082 102,154 135,036 139,222 143,538 147,988 152,575 157,305
Tirtoyudo 13,074 13,675 14,304 14,962 15,651 16,371 51,376 53,739 56,211 58,797 61,502 64,331 64,450 67,415 70,516 73,760 77,152 80,701
Ampel Gading 8,669 8,808 8,949 9,092 9,237 9,385 50,655 51,465 52,289 53,126 53,976 54,839 59,324 60,273 61,238 62,217 63,213 64,224
Poncokusumo 30,543 31,704 32,908 34,159 35,457 36,804 62,884 65,274 67,754 70,329 73,001 75,775 93,427 96,977 100,662 104,488 108,458 112,579
Wajak 43,051 45,117 47,283 49,553 51,931 54,424 44,387 46,518 48,750 51,090 53,543 56,113 87,438 91,635 96,034 100,643 105,474 110,537
Turen 51,995 55,115 58,422 61,927 65,642 69,581 66,073 70,037 74,240 78,694 83,416 88,421 118,068 125,152 132,661 140,621 149,058 158,002
Bululawang 31,144 33,916 36,934 40,221 43,801 47,699 31,959 34,803 37,901 41,274 44,947 48,948 63,103 68,719 74,835 81,496 88,749 96,647
Gondanglegi 31,917 34,821 37,990 41,447 45,219 49,334 48,164 52,547 57,329 62,546 68,237 74,447 80,081 87,368 95,319 103,993 113,456 123,781
Pagelaran 15,613 16,675 17,809 19,020 20,313 21,694 56,354 60,186 64,279 68,650 73,318 78,303 71,967 76,861 82,087 87,669 93,631 99,998
Kepanjen 101,268 110,787 121,201 132,594 145,058 158,693 0 0 0 0 0 0 101,268 110,787 121,201 132,594 145,058 158,693
Sumber
Pucung 38,882 39,154 39,428 39,704 39,982 40,262 20,801 20,947 21,093 21,241 21,390 21,539 59,683 60,101 60,521 60,945 61,372 61,801

Kromengan 10,936 11,264 11,602 11,950 12,309 12,678 29,492 30,377 31,288 32,227 33,194 34,189 40,428 41,641 42,890 44,177 45,502 46,867
Ngajum 15,514 16,383 17,300 18,269 19,292 20,372 36,143 38,167 40,304 42,561 44,945 47,462 51,657 54,550 57,605 60,830 64,237 67,834
Wonosari 21,129 21,742 22,372 23,021 23,689 24,376 29,093 29,937 30,805 31,698 32,617 33,563 50,222 51,678 53,177 54,719 56,306 57,939
Wagir 22,874 27,014 31,904 37,678 44,498 52,552 59,349 70,091 82,778 97,760 115,455 136,352 82,223 97,105 114,681 135,439 159,953 188,905
Pakisaji 53,791 62,021 71,510 82,451 95,066 109,612 31,173 35,942 41,442 47,782 55,093 63,522 84,964 97,963 112,952 130,234 150,159 173,134
Tajinan 31,108 33,908 36,959 40,286 43,911 47,864 21,660 23,609 25,734 28,050 30,575 33,327 52,768 57,517 62,694 68,336 74,486 81,190
Tumpang 26,734 27,937 29,194 30,508 31,881 33,315 51,102 53,402 55,805 58,316 60,940 63,682 77,836 81,339 84,999 88,824 92,821 96,998
Pakis 107,040 135,192 170,747 215,653 272,370 344,003 36,144 45,650 57,656 72,819 91,971 116,159 143,184 180,841 228,403 288,473 364,341 460,163
Jabung 25,999 28,079 30,325 32,751 35,371 38,201 47,338 51,125 55,215 59,632 64,403 69,555 73,337 79,204 85,540 92,383 99,774 107,756
Lawang 54,510 61,814 70,097 79,491 90,142 102,221 48,469 54,964 62,329 70,681 80,152 90,893 102,979 116,778 132,426 150,172 170,295 193,114
Singosari 63,278 73,972 86,473 101,087 118,171 138,142 111,446 130,280 152,298 178,036 208,124 243,297 174,724 204,252 238,771 279,123 326,295 381,439
Karangploso 45,532 54,866 66,114 79,667 95,999 115,678 28,441 34,271 41,297 49,763 59,964 72,257 73,973 89,137 107,411 129,430 155,963 187,935
Dau 36,255 44,412 54,405 66,646 81,642 100,011 27,208 33,330 40,829 50,016 61,269 75,055 63,463 77,742 95,234 116,662 142,911 175,066
Pujon 26,769 29,018 31,455 34,097 36,961 40,066 37,599 40,757 44,181 47,892 51,915 56,276 64,368 69,775 75,636 81,989 88,877 96,342
Ngantang 19,212 20,000 20,820 21,673 22,562 23,487 39,896 41,532 43,235 45,007 46,852 48,773 59,108 61,531 64,054 66,680 69,414 72,260
Kasembon 10,388 11,177 12,027 12,941 13,925 14,983 21,319 22,939 24,683 26,559 28,577 30,749 31,707 34,117 36,710 39,500 42,501 45,732

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2015


Tabel 2.4. Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 36


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Jumlah Kepala Keluarga (KK)


Nama
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
Kecamatan
Tahun Tahun Tahun
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Donomulyo 3,411 3,582 3,761 3,949 4,146 4,353 15,330 16,097 16,901 17,746 18,634 19,565 18,741 19,678 20,662 21,695 22,780 23,919
Kalipare 7,896 7,959 8,022 8,087 8,151 8,217 8,877 8,948 9,020 9,092 9,164 9,238 16,773 16,907 17,042 17,178 17,316 17,454
Pagak 6,283 6,484 6,692 6,906 7,127 7,355 8,254 8,518 8,790 9,072 9,362 9,662 14,537 15,002 15,482 15,977 16,489 17,016
Bantur 4,152 4,318 4,491 4,670 4,857 5,052 16,436 17,093 17,777 18,488 19,228 19,997 20,588 21,412 22,268 23,159 24,085 25,048
Gedangan 6,121 6,445 6,787 7,147 7,526 7,924 8,904 9,376 9,873 10,396 10,947 11,527 15,025 15,821 16,660 17,543 18,473 19,452
Sumber
Manjing 6,465 6,659 6,859 7,064 7,276 7,495 18,418 18,971 19,540 20,126 20,730 21,352 24,883 25,629 26,398 27,190 28,006 28,846
Wetan
Dampit 11,984 12,356 12,739 13,133 13,541 13,960 21,504 22,171 22,858 23,567 24,297 25,050 33,488 34,526 35,596 36,700 37,838 39,011
Tirtoyudo 3,374 3,529 3,692 3,861 4,039 4,225 13,579 14,204 14,857 15,540 16,255 17,003 16,953 17,733 18,549 19,402 20,294 21,228
Ampel Gading 2,264 2,300 2,337 2,374 2,412 2,451 13,392 13,606 13,824 14,045 14,270 14,498 15,656 15,906 16,161 16,420 16,682 16,949
Poncokusumo 7,604 7,893 8,193 8,504 8,827 9,163 16,154 16,767 17,404 18,066 18,752 19,465 23,758 24,660 25,597 26,570 27,580 28,628
Wajak 10,145 10,632 11,142 11,677 12,238 12,825 10,574 11,082 11,613 12,171 12,755 13,367 20,719 21,714 22,756 23,848 24,993 26,192
Turen 11,778 12,485 13,234 14,028 14,869 15,762 16,646 17,645 18,703 19,826 21,015 22,276 28,424 30,129 31,937 33,853 35,885 38,038
Bululawang 7,904 8,607 9,374 10,208 11,116 12,106 8,301 9,040 9,844 10,720 11,675 12,714 16,205 17,647 19,218 20,928 22,791 24,819
Gondanglegi 8,683 9,473 10,335 11,276 12,302 13,421 13,289 14,498 15,818 17,257 18,827 20,541 21,972 23,971 26,153 28,533 31,129 33,962
Pagelaran 4,164 4,447 4,750 5,073 5,417 5,786 13,875 14,819 15,826 16,902 18,052 19,279 18,039 19,266 20,576 21,975 23,469 25,065
Kepanjen 27,351 29,922 32,735 35,812 39,178 42,861 0 0 0 0 0 0 27,351 29,922 32,735 35,812 39,178 42,861
Sumber
Pucung 9,991 10,061 10,131 10,202 10,274 10,346 5,746 5,787 5,827 5,868 5,909 5,950 15,737 15,848 15,958 16,070 16,183 16,296

Kromengan 3,068 3,160 3,255 3,352 3,453 3,557 7,514 7,739 7,972 8,211 8,457 8,711 10,582 10,899 11,226 11,563 11,910 12,267
Ngajum 4,242 4,480 4,730 4,995 5,275 5,570 9,362 9,886 10,440 11,025 11,642 12,294 13,604 14,366 15,170 16,020 16,917 17,864
Wonosari 5,753 5,920 6,092 6,268 6,450 6,637 7,748 7,973 8,204 8,442 8,687 8,939 13,501 13,893 14,295 14,710 15,137 15,576
Wagir 5,217 6,161 7,276 8,594 10,149 11,986 15,350 18,128 21,410 25,285 29,861 35,266 20,567 24,290 28,686 33,878 40,010 47,252
Pakisaji 13,343 15,384 17,738 20,452 23,581 27,189 8,152 9,399 10,837 12,495 14,407 16,611 21,495 24,783 28,575 32,947 37,988 43,800
Tajinan 7,645 8,333 9,083 9,900 10,792 11,763 5,562 6,063 6,608 7,203 7,851 8,558 13,207 14,396 15,691 17,103 18,643 20,321
Tumpang 6,848 7,156 7,478 7,815 8,166 8,534 12,748 13,322 13,921 14,548 15,202 15,887 19,596 20,478 21,399 22,362 23,369 24,420
Pakis 25,913 32,729 41,336 52,208 65,938 83,280 8,750 11,051 13,958 17,629 22,265 28,121 34,663 43,780 55,294 69,836 88,203 111,401
Jabung 6,688 7,223 7,801 8,425 9,099 9,827 13,094 14,142 15,273 16,495 17,814 19,239 19,782 21,365 23,074 24,920 26,913 29,066
Lawang 13,434 15,234 17,275 19,590 22,215 25,192 12,224 13,862 15,720 17,826 20,215 22,924 25,658 29,096 32,995 37,416 42,430 48,116
Singosari 15,510 18,131 21,195 24,777 28,965 33,860 28,178 32,939 38,506 45,014 52,621 61,514 43,688 51,071 59,702 69,791 81,586 95,374
Karangploso 10,991 13,244 15,959 19,231 23,173 27,924 7,744 9,332 11,244 13,550 16,327 19,674 18,735 22,576 27,204 32,780 39,500 47,598
Dau 9,190 11,258 13,791 16,894 20,695 25,351 6,756 8,276 10,138 12,419 15,214 18,637 15,946 19,534 23,929 29,313 35,908 43,988
Pujon 7,648 8,290 8,987 9,742 10,560 11,447 9,924 10,758 11,661 12,641 13,703 14,854 17,572 19,048 20,648 22,383 24,263 26,301
Ngantang 4,382 4,562 4,749 4,943 5,146 5,357 9,678 10,075 10,488 10,918 11,365 11,831 14,060 14,636 15,237 15,861 16,512 17,189
Kasembon 2,725 2,932 3,155 3,395 3,653 3,930 5,352 5,759 6,196 6,667 7,174 7,719 8,077 8,691 9,351 10,062 10,827 11,650

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2015

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 37


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pada tabel 2.3 dan 2.4 dapat diketahui jumlah penduduk


wilayah perkotaan dan perdesaan saat ini dan proyeksi 5 tahun
mendatang per kecamatan, dimana jumlah penduduk perkotaan saat
ini (tahun 2016) yang terbesar ada di Kecamatan Pakis yaitu 107.040
jiwa dan terkecil ada di Kecamatan Ampelgading yaitu 8.669 jiwa,
Jumlah penduduk perdesaan terbesar ada di kecamatan Singosari
yaitu 111.446 jiwa, dan terkecil ada di Kecamatan Kepanjen yaitu 0
jiwa hal ini terjadi karena seluruh kelurahan di kecamatan tersebut
merupakan wilayah perkotaan. Secara total jumlah penduduk
terbesar saat ini ada di Singosari dengan jumlah penduduk 174.274
jiwa atau 43.688 KK. Sedangkan untuk kecamatan dengan jumlah
penduduk paling sedikit ada di kecamatan Kasembon dengan jumlah
penduduk 31.707 jiwa atau 8.077 KK.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 38


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.5. Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini


(berdasarkan luas terbangun) dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (orang/Ha)
Nama
Tahun Tahun
Kecamatan
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Donomulyo 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 0.050 10 10 11 11 12 13
Kalipare 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 0.008 31 31 86 87 88 88
Pagak 0.032 0.032 0.032 0.032 0.032 0.032 39 40 42 43 44 46
Bantur 0.040 0.040 0.040 0.040 0.040 0.040 27 29 30 31 32 33
Gedangan 0.053 0.053 0.053 0.053 0.053 0.053 27 29 30 32 34 35
Sumber
Manjing 0.030 0.030 0.030 0.030 0.030 0.030 36 37 38 40 41 42
Wetan
Dampit 0.031 0.031 0.031 0.031 0.031 0.031 83 85 88 91 93 96
Tirtoyudo 0.046 0.046 0.046 0.046 0.046 0.046 8 8 8 9 9 10
Ampel Gading 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 65 66 67 68 69 70
Poncokusumo 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 0.038 51 53 55 57 59 61
Wajak 0.048 0.048 0.048 0.048 0.048 0.048 57 60 63 66 69 72
Turen 0.060 0.060 0.060 0.060 0.060 0.060 55 69 73 77 82 87
Bululawang 0.089 0.089 0.089 0.089 0.089 0.089 90 98 107 117 127 138
Gondanglegi 0.091 0.091 0.091 0.091 0.091 0.091 50 55 60 65 71 77
Pagelaran 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 0.068 56 60 64 68 73 78
Kepanjen 0.094 0.094 0.094 0.094 0.094 0.094 110 120 132 144 158 172
Sumber
Pucung 0.007
0.007 0.007 0.007 0.007 0.007 139 140 141 142 143 144
Kromengan 0.030 0.030 0.030 0.030 0.030 0.030 26 27 28 29 30 30
Ngajum 0.056 0.056 0.056 0.056 0.056 0.056 24 26 27 28 30 32
Wonosari 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 87 90 92 95 98 101
Wagir 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181 0.181 67 79 93 110 130 154
Pakisaji 0.153 0.153 0.153 0.153 0.153 0.153 40 46 54 62 71 82
Tajinan 0.090 0.090 0.090 0.090 0.090 0.090 27 30 33 35 39 42
Tumpang 0.045 0.045 0.045 0.045 0.045 0.045 52 54 57 59 62 65
Pakis 0.263 0.263 0.263 0.263 0.263 0.263 104 131 165 209 263 333
Jabung 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 2,037 2,200 2,376 2,566 2,772 2,993
Lawang 0.134 0.134 0.134 0.134 0.134 0.134 52 59 67 76 86 97
Singosari 0.169 0.169 0.169 0.169 0.169 0.169 67 78 91 106 124 145
Karangploso 0.205 0.205 0.205 0.205 0.205 0.205 24 29 35 42 51 61
Dau 0.225 0.225 0.225 0.225 0.225 0.225 42 51 63 77 94 115
Pujon 0.084 0.084 0.084 0.084 0.084 0.084 141 153 166 180 195 212
Ngantang 0.041 0.041 0.041 0.041 0.041 0.041 12 12 13 13 14 14
Kasembon 0.076 0.076 0.076 0.076 0.076 0.076 56 60 65 70 75 81

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2015

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 39


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Dari table 2.5 dapat diketahui tingkat pertumbuhan penduduk


dan kepadatan tiap kecamatan dan proyeksinya sampai lima tahun
yang akan datang. Terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk
tertinggi adalah di Kecamatan Pakis yakni 0.263 per tahun dan
terendah di Kecamatan Sumber Pucung yakni 0.007 per tahun. Hal
ini dikarenakan Kecamatan Pakis menjadi wilayah penyangga Kota
Malang dan menjadi wilayah pengembangan permukiman. Selain itu,
dari table tersebut terlihat pula kecamatan yang paling padat ada di
Kecamatan Jabung, yakni dihuni 2.037 penduduk per hektarnya.
Kepadatan ini dikarenakan arah bangunan penduduk terkonsentrasi
di pinggir jalan saja. Sedangkan kecamatan yang paling jarang
penduduknya adalah Kecamatan Tirtoyudo dimana hanya dihuni 8
orang per hektar luas lahan terbangun.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 40


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.6. Jumah Penduduk Miskin Per Kecamatan

Nama Kecamatan J umlah KK Miskin

Donomuly o 7, 278
Kalipare 7, 328
Pagak 5, 480
Bantur 7, 232
Gedangan 6, 199
Sumber Manjing Wetan 6, 690
Dampit 14, 705
Tirtoyudo 6, 210
Ampel Gading 8, 169
Poncokusumo 15, 594
Wajak 12, 810
Turen 11, 800
Bululawang 7, 528
Gondanglegi 13, 533
Pagelaran 7, 735
Kepanjen 10, 809
Sumber Pucung 5, 457
Kromengan 4, 608
Ngajum 8, 914
Wonosari 6, 728
Wagir 7, 607
Pakisaji 7, 755
Tajinan 7, 199
Tumpang 6, 286
Pakis 18, 785
Jabung 12, 137
Lawang 8, 844
Singosari 12, 318
Karangploso 6, 753
Dau 9, 107
Pujon 9, 618
Ngantang 15, 897
Kasembon 4, 254

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2015

Dari table 2.6 terlihat bahwa jumlah total penduduk miskin di


Kabupten Malang mencapai 271.598 kepala keluarga dengan
rincian KK miskin terbanyak di Kecamatan Ngantang dan KK
miskin paling sedikit di Kecamatan Kasembon, yakni 4.254 KK.

2.1.6. Pendanaan Sanitasi

Pendanaan untuk bidang sanitasi yang bersumber dari APBD


sanitasi mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Secara lebih
detail kondisi keuangan pendanaan Sanitasi Kabupaten Malang
secara lengkap dapat dilihat dalam table 2.7 di bawah ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 41


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.7. Ringkasan Realisasi APBD untuk Pendanaan Sanitasi

Sumber : IUWASH 2015

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 42


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2.1.7. Tata Ruang Wilayah

Struktur ruang kabupaten bertujuan dalam penentuan hirarki dan


penetapan fungsi kawasan baik perkotaan maupun perdesaan,
serta pembagian satuan wilayah pengembangan. Adanya hierarki
perkotaan berarti ada keterkaitan suatu perkotaan dengan
perkotaan lainnya. Perkotaan yang memiliki hierarki lebih tinggi
akan lebih besar pengaruh jangkauannya dan akan
mempengaruhi perkotaan yang hierarkinya lebih rendah.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 43


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.3 : Rencana Ruang Wilayah Kab Malang

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Malang 2013

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 44


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2.1.7.1 Sistem Perkotaan

Penetapan sistem perkotaan di Kabupaten Malang memiliki pola


yang cukup kompleks yakni pada wilayah Kabupaten Malang
terdapat Kota Malang dan Kota Batu yang saling berkaitan dan
pengembangan perkotaan ibukota kecamatan yang berkaitan
dengan pusat perdesaan.

Perkembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Malang dalam


jangka panjang juga ditandai oleh munculnya Kawasan Perkotaan
Malang, Perkotaan Pelabuhan dan Industri Sendangbiru, serta
pemindahan ibukota Kabupaten Malang dari Kota Malang ke
Kepanjen. Pusat kegiatan perkotaan di Kabupaten Malang adalah
sebagai berikut:

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) berada di Perkotaan Malang;

b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berada di Perkotaan Kepanjen,

c. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) berada di Perkotaan


Ngantang, Perkotaan Lawang, Perkotaan Tumpang, Perkotaan
Dampit, Perkotaan Turen dan Perkotaan Sendangbiru;

d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah Ibukota Kecamatan


lainnya di Kabupaten Malang yang tidak termasuk Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp)
yang disebutkan di atas.

Pembentukan pusat kegiatan perkotaan tersebut dilakukan secara


berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan perkotaan.
Prioritas pembangunan sistem perkotaan di Kabupaten Malang
meliputi :

a. Mempercepat pengembangan Perkotaan Perkotaan Malang


Malang melalui kerjasama dengan daerah lain khususnya
Kota Malang;

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 45


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

b. Mempercepat perkembangan Kepanjen sebagai ibukota


kabupaten melalui pengembangan pusat pemerintahan,
pengembangan perumahan dan infrastruktur penunjang;
serta

c. Mendorong dan mempercepat pengembangan perkotaan


Sendangbiru sebagai kota pelabuhan dan industri melalui
promosi, kerjasama dalam penyediaan tanah, dan
pengembangan pelabuhan.

2.1.7.2 Sistem Perdesaan

Distribusi permukiman perdesaan di Kabupaten Malang


menunjukkan keberagaman yang tinggi, yakni ada yang terpusat,
terpencar, maupun berdekatan dengan Kota Malang. Secara
umum, arah strategi yang digunakan untuk pengembangan sistem
perdesaan adalah :

a. Mempercepat pengembangan kawasan Agropolitan untuk mendorong


pertumbuhan kawasan perdesaan di Wilayah Malang Timur dan
Malang Barat melalui peningkatan produksi, pengolahan dan
pemasaran produk pertanian unggulan, serta pengembangan
infrastruktur penunjang; dan

b. Memprioritaskan pengembangan wilayah tertinggal melalui


peningkatan infrastruktur dan sarana pendukung lainnya.

Arahan strategis sistem perdesaan dapat digambarkan


pengembangannya secara lebih spesifik sebagai berikut :

a. Pengembangan perdesaaan berbasis potensi dasar yang


dimiliki diantaranya melalui :

• Kawasan Perdesaaan yang berbasis potensi perkebunan


terutama dikembangkan di wilayah Malang Selatan;

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 46


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

• kawasan perdesaan yang berbasis potensi hortikultura


terutama dikembangkan di wilayah Malang Barat dan
Timur; serta

• kawasan perdesaan yang memiliki potensi sebagai pusat


pengolahan dan hasil pertanian termasuk lumbung
modern pada pusat produksi di kawasan perdesaan.

b. Pengembangan perdesaan sebagai kawasan pengembangan


agropolitan di wilayah Malang Timur dan Malang Barat
diantaranya melalui :

• peningkatan produksi, pengolahan dan pemasaran produk


pertanian unggulan sebagai satu kesatuan sistem;

• Pengembangan infrastruktur penunjang agropolitan; serta

• Pengembangan kelembagaan penunjang agropolitan.

c. Pengembangan pusat desa mulai dari tingkat dusun sampai


pusat desa secara berhirarki, diantaranya melalui:

• Pembentukan pusat pelayanan permukiman perdesaan


pada tingkat dusun terutama pada permukiman perdesaan
yang berbentuk cluster;

• Pengembangan pusat kawasan perdesaan secara mandiri;

• Pengembangan kawasan perdesaan potensial secara


ekonomi melalui desa pusat pertumbuhan; serta

• Meningkatkan interaksi antara pusat kegiatan perdesaan


dan perkotaan secara berjenjang.

2.1.7.3 Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Sistem jaringan prasarana wilayah yang akan dibahas ini sangat


erat kaitannya dengan pembentukan struktur ruang wilayah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 47


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Kabupaten Malang yang utuh antara pusat kegiatan dan


infrastruktur yang menunjang dan dibutuhkan. Dalam sistem
jaringan prasarana ini, yang dibahas bukan hanya dalam lingkup
kabupaten, namun salah satunya sangat terkait dengan sistem
Nasional dan Provinsi. Sistem jaringan prasarana wilayah
Kabupaten Malang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem
jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi,
dan sistem jaringan sumber daya air, dan prasarana lingkungan.
Secara keseluruhan pengembangan prasarana ini akan
mendukung struktur dan pola ruang di masa yang akan datang.

Arahan Strategis pengembangan Sistem Jaringan Prasarana


Wilayah sebaga berikut :

a. Pengembangan sistem jaringan jalan raya melalui percepatan


realisasi jalan tol, Jalan Lingkar Timur, Jalan Lintas Selatan,
serta jalan yang menghubungkan Malang - Kepanjen;

b. Pengembangan sistem transportasi kereta api melalui


peningkatan pelayanan kereta api di Kabupaten Malang; serta

c. Pengembangan sistem transportasi udara melalui peningkatan


pelayanan Bandara Abdulrahman Saleh, dengan perpanjangan
dan pengembangan landasan pacu.

2.1.8. Pola Ruang

Pola ruang wilayah permukiman Kabupaten Malang


diantaranya mencakup kawasan lindung dan budidaya, dimana
kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung
tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan budidaya, dan
kawasan budidaya akan dikembangkan dan dimanfaatkan secara
optimum. Kawasan budidaya hutan produksi dan lahan pertanian
tanaman pangan berkelanjutan harus tetap dipertahankan.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 48


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.4 : Rencana Ruang Wilayah Kab Malang

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Malang 2013

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 49


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Kawasan lindung di Kabupaten Malang dapat dibagi menjadi :


kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya,
kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan
pelestarian alam, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung
geologi, dan kawasan lindung lainnya.
Adapun yang termasuk dalam kawasan budidaya adalah
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, Kawasan Peruntukan
Hutan Rakyat, Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan
Peruntukan Pertambangan, Kawasan Peruntukan Industri,
Kawasan Peruntukan Pariwisata, Kawasan Peruntukan Militer,
Kawasan Peruntukan Permukiman, Kawasan Pendidikan,
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Kawasan Sektor Informal,
Kawasan Andalan, serta Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Secara lebih spesifik kawasan budidaya terbagi menjadi :
1. Kawasan Permukiman, Pada dasarnya dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yakni kawasan permukiman perkotaan yang
dapat diindikasikan juga sebagai Ibukota Kecamatan. Wilayah
ini dominasi kegiatan yang difungsikan untuk kegiatan yang
bersifat kekotaan dan merupakan orientasi pergerakan
penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya. Sedangkan
kawasan permukiman pedesaan adalah suatu kawasan untuk
permukiman pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh
lahan pertanian, tegalan, perkebunan sebagian diantaranya
memiliki aksesibilitas yang kurang, jumlah sarana dan
prasarana penunjang terbatas pada pelayanan kecil.
2. Kawasan Pertanian. Kawasan ini secara keseluruhan seluas
162.441 Ha dengan rincian : pertanian sawah seluas 47.902
Ha, tegalan seluas 102.219 Ha dan perkebunan seluas 12.320
Ha, dimana untuk kawasan jenis ini keberadaannya tersebar
diseluruh kecamatan di Kabupaten Malang. Dari kondisi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 50


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

tersebut diharapkan kawasan ini mampu menciptakan


swasembada pangan terutama melalui program-program yang
ada yaitu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi
serta rehabilitasi dan tidak menutup kemungkinan pembukaan
lahan-lahan baru yang diperuntukkan bagi pertanian daerah.
3. Kawasan Perkebunan. Kawasan ini tersebar secara tidak
merata pada setiap kecamatan. Jenis komoditi perkebunan
yang ada dan cukup dominan di beberapa wilayah adalah teh,
cengkeh, panili, tebu, kelapa, cokelat dan kopi. Wilayah yang
menghasilkan perkebunan ini umumnya merupakan kawasan
yang memiliki kondisi topografi perbukitan dan sebagian kecil
pada daerah dataran rendah dengan jenis tanaman yang
ditanam adalah termasuk jenis tanaman keras.
4. Kawasan Industri. Kawasan industri yang ada di Kabupaten
Malang meliputi kawasan industri Singosari - Lawang, Wagir,
Turen dan lain-lain. Untuk kawasan industri Turen meliputi
industri besar (PT. PINDAD) serta beberapa jenis industri kecil
dan home industry lain seperti indisuri tapioka, marning,
sangkar burung, kerupuk, dan lain-lain. Jenis industri lain
yang ada di Kabupaten Malang antara lain : industri tapioka di
Kecamatan Sumbermanjing Wetan, industri gula yang terdapat
di dua kecamatan yaitu pabrik gula Kebonagung di Kecamatan
Pakisaji dan pabrik gula Krebet Baru di Kecamatan
Bululawang. Selain itu terdapat pula industri lidi, rokok,
keramik, asbes di Kecamatan Wagir; industri tikar mendong,
tampar mendong, keju di Kecamatan Wajak; dan lain-lain.
5. Kawasan Pariwisata
Kabupaten Malang ternyata memiliki banyak obyek wisata
yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, obyek tersebut
diantaranya adalah : Obyek Wisata Buday, Obyek Wisata

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 51


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Buata, Wisata Alam Air`Terjun, Wisata Alam Air`Terjun dan


Pantai
6. Kawasan Peternakan. Beberapa kecamatan yang memiliki
potensi pengembangan peternakan di Kabupaten Malang, baik
ternak besar maupun ternak kecil, Kecamatan Ampelgading :
potensinya adalah sapi potong dan kambing. Selain ternak-
ternak besar tersebut diatas, masing-masing kecamatan juga
memiliki potensi pengembangan ternak kecil, yakni : ayam
buras/kampung, ayam ras, kambing, domba, kelinci dan
sebagainya terdistribusi secara merata.
7. Kawasan Perikanan. Peningkatan perkenomian Kabupaten
Malang bidang perikanan dikembangkan melalui mperikanan
laut atau tangkap di wilayah pantai Sendangbiru melalui
penyediaan sarana dan prasarana pendukung penangkapan,
TPI dan gudang, pelabuhan penunjang bongkar muat barang
dan ikan serta sandar perahu.
Sektor perikanan yang ada di Kabupaten Malang dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu perikanan darat dan perikanan laut:
8. Kawasan Pertambangan. Yang termasuk kawasan ini adalah
penggalian pasir, kerikil dan batuan yang terdapat di
sepanjang daerah aliran sungai, yakni di Kecamatan Turen,
Ampelgading, Wajak, Ngantang, Kromengan, Kasembon,
Dampit, Gedangan, Tumpang, Lawang, Pakis, Singosari dan
Gondanglegi. Wilayah yang mempunyai potensi bahan
galian/tambang batu kapur adalah Kecamatan Gedangan,
Donomulyo, Kalipare, Pagak dan Sumbermanjing Wetan,
sehingga pengembangannya di masa yang akan datang tetap
terpacu pada lokasi tersebut dengan tetap memperhatikan
konservasi alam.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 52


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

9. Kawasan Hutan. Kawasan ini tersebar secara tidak merata


pada wilayah kecamatan. Sebagian kawasan hutan ini ada di
bagian pinggiran, terutama pinggir timur, sebagian berada di
utara dan sebagian di selatan Kabupaten Malang, dimana
diantara kawasan hutan ini masih ada yang dimanfaatankan
sebagai hutan produksi. Kawasan hutan yang terletak pada
kawasan budidaya adalah kawasan hutan produksi tetap dan
kawasan hutan produksi yang terletak pada kawasan non
budidaya adalah hutan produksi terbatas. Diantara kawasan
hutan yang termasuk sebagai hutan produksi terbatas adalah
di Kecamatan Kasembon, Ngantang, Dau, Wagir, Karangploso,
Pujon, Tumpang, Jabung, Poncokusumo, Ampelgading,
Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, bantur dan
Gedangan sedangkan termasuk sebagai hutan produksi tetap
adalah di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Dampit, Pagak,
Kalipare dan Bantur.
10. Kawasan Khusus, yakni Kawasan Sekitar Bandar Udara,
Kawasan Militer, Sekitar Gudang Amunisi.

2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK

Pengukuran kemajuan pelaksanaan SSK Kabupaten Malang


dilakukan dengan cara mereview dan menyandingkan Buku Putih
Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Malang yang telah
disusun pada tahun 2012 serta Memorandum Program sanitasi
yang disusun tahun 2012. Status implementasi SSK untuk 3 (tiga)
subsektor utamanya yaitu air limbah, persampahan dan drainase,
sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 53


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2.2.1. Subsektor Air Limbah Domestik

Implementasi SSK pada subsektor air limbah domestik dapat


diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.8 berikut ini.

Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK Air Limbah Domestik

SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
• Meningkatkan • Meningkatkan Warga di 42 Telah terbentuk
kuantitas dan keterlibatan Desa telah 69 KSM yang
kualitas sarana warga dalam terlibat dalam terlibat dalam
prasarana pengelolaan air pengelolaan air pengelolaan air
pengelolaan air limbah limbah limbah
limbah domestik domestic dalam
domestik yang dalam bentuk bentuk KSM
berwawasan KSM di 42
lingkungan lokasi dalam
melalui program USRI
partisipasi dan DAK di
masyarakat Desa/Kel ODF
sampai tahun
2017
• Meningkatkan • Meningkatkan • Kepemilikan • Dari hasil studi
akses layanan cakupan rumah jamban EHRA
sanitasi melalui sehat dari pribadi diketahui
pembangunan 1.500 unit mencapai kepemilikan
sarana dan menjadi 5.000 92%. jamban
prasarana unit sampai thn • 63% saluran keluarga
pengelolaan air 2017 akhir mencapai
limbah • Meningkatkan buangan tinja 96,3 %

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 54


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
domestik cakupan tergolong • Dari hasil
melalui IPAL jamban aman (septic Studi EHRA
komunal dan on keluarga dari tank) dan diketahui 57%
site pembangunan sebanyak warga sampel
IPAL komunal 37% masuk telah
dari 15 unit kategori tidak membuang
menjadi 25 aman tinjanya
unit pada dengan aman
tahun 2017 (septic) dan
sisanya 43%
masuk kategori
tidak aman
• Total MCK
terbangun
adalah 10 Unit
dan Total IPAL
Komunal
terbangun
adalah 63 unit
Sumber: SSK tahun 2012, EHRA 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malang
2016.
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)

Dari tabel di atas terlihat bahwa keterlibatan warga dalam bentuk


KSM telah terbangun di 60 titik lokasi dari target rencana di 42
titik lokasi, sedangkan untuk peningkatan akses sanitasi, dari
hasil Studi EHRA diketahui 57% warga sampel telah membuang

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 55


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

tinjanya dengan aman ke tangki septic dan sisanya 43% masuk


kategori tidak aman. Untuk yang bebasis komunal, dari hasil
pengumpulan data sekunder yang ada, diketahui bahwa MCK
terbangun adalah 10 Unit dan IPAL Komunal terbangun adalah 63
unit.

2.2.2. Subsektor Persampahan

Implementasi SSK pada subsektor persampahan dapat diketahui


kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.9 berikut ini.

Tabel 2.9 Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Persampahan


SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Menumbuh Meningkatkan 69% warga Dari hasil
kembangkan dan keterlibatan membakar Studi Ehra di
meningkatkan warga dalam sampahnya, 40 Kelurahan
kesadaran pengelolaan 10% sampel
masyarakat persampahan mengumpulkan diketahui
dalam dalam bentuk dan membuang bahwa 45.6%
pengelolaan kelompok bank sampah ke warga
sampah sampah, TPST, TPS, 9% menyatakan
Green clean di membuang ke bahwa
wilayah lahan sampah
perkotaan dan kosong/kebun/ rumah tangga
pedesaan hutan dan di bakar dan
sampai tahun dibiarkan sebanyak
2017 membusuk, 5% 30.8% warga
dibuang ke menyatakan
sungai/kali/la bahwa
ut/danau, 4% sampah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 56


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
membuang ke rumah tangga
dalam lubang dikumpulkan
tetapi tidak dan dibuang
ditutup dengan ke TPS
tanah, 1%
membuang ke
dalam lubang
tetapi dan
ditutup dengan
tanah.
Mendorong dan Meningkat 1% warga yang 4.4%
memfasilitasi cakupan melakukan responden
pengembangan pelayanan pemilahan melakukan
manfaat hasil sampah dari sampah atau pemilahan
pengelolaan 61,8% menjadi dengan kata sampah
sampah 80% pada tahun lain 99% warga rumah tangga
2017 diwilayah tidak pernah sebelum
perkotaan melakukan dibuang
pemilahan
sampah
Sumber: SSK tahun 2012, EHRA 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malang
2016.
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)

Dari tabel 2.7 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan


perilaku warga menuju kerarah yang lebih baik tentang
persampahan yang sebelumnya 69% warga membakar sampahnya,

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 57


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

10% mengumpulkan dan membuang sampah ke TPS dan 21%


dibuang ke tempat lainya hasil studi EHRA diketahui 45.6% warga
menyatakan bahwa sampah rumah tangga di bakar dan sebanyak
30.8% warga menyatakan bahwa sampah rumah tangga
dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Selain itu jika studi
sebelumnya 1% warga yang melakukan pemilahan sampah sekarang
telah meningkat menjadi 4.4% responden melakukan pemilahan
sampah rumah tangga sebelum dibuang.

2.2.3. Subsektor Drainase Perkotaan

Implementasi SSK pada subsektor drainase perkotaan dapat


diketahui kemajuannya sesuai dengan Tabel 2.10 berikut ini.

Tabel 2.10 Tabel Kemajuan Pelaksanaan SSK Untuk Drainase


Perkotaan

SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan Meningkatkan • Keberadaan 94.1% warga
kegiatan yang jumlah saluran menyatakan
berbasis cakupan/desa drainase di tidak pernah
masyarakat dalam penataan sekitar rumah terkena banjir.
untuk drainase mencapai 74% Warga yang
pembangunan melalui program dan 26% tidak menyatakan
dan pengelolaan kemitraan terlihat pernah
drainase adanya mengalami
permukiman saluran banjir sekali
drainase dalam setahun
disekitar sebanyak 2.4%
rumah. dan 3.3%
• Saluran menyatakan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 58


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

terbuka mengalami
mencapai 73% banjir beberapa
dan saluran kali dalam
tertutup tidak setahun.
terlihat
mencapai
27%.
• Tidak terjadi
banjir di 98%
wilayah.
Sumber: SSK tahun 2012, EHRA 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malang
2016.
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)

Dari tabel 2.8. terlihat bahwa layanan sektor drainase yang


dilakukan mengalami peningkatan. Jika sebelumnya keberadaan
saluran drainase di sekitar rumah mencapai 74% dan 26% tidak
terlihat adanya saluran drainase disekitar rumah,saluran terbuka
mencapai 73% dan saluran tertutup tidak terlihat mencapai 27%
serta banjir terjadi banjir di 98% wilayah, pada saat ini
94.1% warga menyatakan tidak pernah terkena banjir. Warga yang
menyatakan pernah mengalami banjir sekali dalam setahun
sebanyak 2.4% dan 3.3% menyatakan mengalami banjir beberapa
kali dalam setahun. Dari hasil analisa pokja diketahui bahwa
banjir yang terjadi disebabkan oleh faktor alam (Rob).

2.3. Profil Sanitasi Saat Ini

2.3.1. Air Limbah Domestik


Prasarana pengolahan limbah di Kabupaten Malang perlu
perhatian yang lebih. Hal ini karena terkait langsung dengan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 59


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

derajat kesehatan masyarakat. Sistem pembuangan limbah yang


terdapat di Kabupaten Malang, hampir semuanya menggunakan
sistem setempat. System setempat yang lazim dan banyak
digunakan masyarakat adalah septik tank skala rumah tangga.

Selain itu, ada juga MCK komunal, baik yang biasa maupun yang
Plus untuk pemanfaat sekitar 10-20 rumah. System yang lain
yang juga banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan adalah
WC cubluk. Di wilayah perkotaan, beberapa kecamatan yang
padat sudah mengimplementasikan IPAL Komunal dengan
pemanfaat maksimal 100 KK. Sedangkan untuk buangan limbah
cucian (grey water) rumah tangga biasanya langsung dibuang atau
dialirkan ke sungai atau saluran pematusan.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran di Kabupaten


Malang adalah kegiatan yang berasal dari rumah tangga inilah
yang berkonstribusi membuang limbah paling banyak yaitu
berkisar ± 70 % jika dibanding kegiatan-kegiatan lain yang hanya
sekitar 15-20 % saja. Untuk mengolah limbah cair rumah tangga,
Pemerintah Kabupaten Malang telah mengupayakan bantuan dan
fasilitas berupa pembangunan IPAL komunal bagi industri skala
kecil dan rumah tangga. Pada saat ini telah diadakan wacana
mengenai kemungkinan dibangunnya Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Komunal skala lingkungan. Dimana pilot project
akan diuji cobakan pada daerah-daerah yang kepadatan
penduduknya sangat tinggi pada tahun 2014 sampai 2020

2.3.1.1. Sistem dan Infrastruktur

Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman


(municipial wastewater) yang terdiri dari atas yang pertama black
water yaitu air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari
tinja manusia, urine, air pembersih, air pengelontor dan kertas

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 60


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

pembersih dan yang kedua grey water yaitu air limbah domestik
yang berasal dari air cucian dapur dan cucian pakaian.
Pengolahan air limbah domestik dengan On-site System banyak
dijumpai di Perkotaan Kabupaten Malang. Adapun teknologi atau
pengolahan yang dipakai pada On-site system ini adalah jamban
yang biasanya dibangun di masing-masing rumah atau di tempat-
tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau kolektif untuk
beberapa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan
ketersediaan lahan.

Tingkat ekonomi penduduk sedang dan tinggi mampu untuk


membuat toilet yang memenuhi syarat di rumah masing-masing,
sedangkan untuk masyarakat dengan penghasilan sedikit/rendah
biasanya tidak bisa membuat jamban sendiri tetapi mereka
mendapatkan fasilitas berupa jamban secara kolektif. Pada
kenyataannya sampai saat ini masih sering dijumpai masyarakat
yang memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi dan buang air
besar atau pekarangan belakang rumah. Hal ini yang masih
dijumpai pada masyarakat di pedesaan Kabupaten Malang.

Untuk melihat secara terinci system pengelolaan air limbah


domestic di Kabupaten Malang, dapat dicermati dari diagram
system sanitasi pada gambar 2. Dalam gambar tersebut terlihat
bahwa system pengelolaan air limbah domestic yang paripurna
harus melewati lima tahap, yakni:
- User Interface berupa jamban leher angsa penerima blackwater
(tahap satu),
- Tinja disalurkan melalui septik tank yang standar (tahap kedua),
- Septik tank secara berkala disedot menggunakan truk tinja
(tahap ketiga),

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 61


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

- Truk tinja membuang lumpur tinja hasil penyedotan dari rumah


tangga ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) (tahap
keempat).
- Tahap terakhir adalah pengolahan lumpur tinja dalam dua fase,
yakni fase padat diolah menjadi pupuk dan fase cair, yaki
effluent nya bisa dibuang ke badan air penerima atau sungai.
Namun sayangnya, hanya sedikit rumah tangga yang membuang
lumpur tinja ke IPLT. Hal ini dikarenakan IPLT baru dioperasikan
pada tahun 2015 dengan dibarengi pembentukan Satgas
Penyedotan Lumpur Tinja. Satgas ini melakukan penyedotan
lumpur tinja pada fasilitas umum dan permintaan KSM pengelola
IPAL Komunal.

Gambar 2.5 Diagram Sistem Air Limbah Domestik

Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Berdasarkan hasil study EHRA 2016 dapat diketahui persentase


pembuangan air kotor/ limbah tinja manusia dan lumpur tinja di
Kabupaten Gresik sesuai dengan grafik 2.1

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 62


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.1. Tempat Buang Air Besar

D. 1 Dimana anggota keluarga yang sudah


dewasa bila ingin buang air besar?.
100%
80%
60%
40%
20%
0%
A. B. C. Ke D. Ke E. Ke F. Ke
G. Ke H.
Jamba MCK/ WC sungai kebun/ seloka I. Tidak
lubang Lainny
n WC heliko /pantai pekara n/parit tahu
galian a
pribadi Umum pter /laut ngan /got
Ya 96.3 0.4 0.2 7.6 0.1 0.1 0 0.6 0.1
Tidak 3.7 99.6 99.8 92.4 99.9 99.9 100 99.4 99.9

Sumber : Studi EHRA 2016

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa 96.3% masyarakat


Kabupaten Malang telah melakukan praktek buangan air besar di
jamban karena telah memiliki jamban pribadi. Bahkan tidak ada
yang melakukan praktek BABS langsung ke lubang galian. Namun
hasil berbeda ditunjukkan terkait penyaluran buangan akhir tinja.
Dimana 57% responden saja yang tempat penyaluran akhir
tinjanya di septik tank. Sebanyak 33,7% responden melakukan
pembuangan tinja dengan model cubluk/lobang tanah. Sisanya,
dibuang ke saluran drainase, sungai, kebun dan tanah lapang.

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan buang air besar di


jamban tidak diikuti dengan pemahaman minimal terkait
pengelolaan air imbah domestic yang aman untuk lingkungan,
yakni menyalurkan air limbah tinja dan mengolahnya ke dalam
septik tank yang standar. Hasil studi EHRA lebih jauh dapat
dilihat pada grafik berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 63


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.2. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja

D5. Kemana tempat penyaluran buangan akhir tinja?

4.5% 0%
0%
0.4% 4.1% 0% Tangki septik
Pipa sewer
Cubluk/lobang tanah
33.7% Langsung ke drainase
57% Sungai/danau/pantai
Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
Tidak tahu
0.3%
Lainnya

Sumber : Studi EHRA 2016

Salah satu tahap pengelolaan air limbah domestic yang paripurna


adalah pengosongan tangka septik secara berkala. Tangki septik
yang rutin dikosongkan akan mudah melakukan pemeliharaan.
Selain itu, aman bagi lingkungan sekitar karena menunjukkan
tanki septik tersebut tidak bocor dan tidak mencemari lingkungan
sekitar. Sayangnya, dari responden yang disurvey, sebagian besar
responden ( 82,9%) tidak pernah melakukan pengosongan tanki
septik. Hanya 3.1% responden yang melakukan pengosongan tanki
septik dalam kurun waktu 5-10 tahun yang lalu. Secara rinci hasil
survey dapat dilihat dalam grafik 2.3 di bawah ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 64


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.3. Waktu Pengosongan Tangki Septik

D7. Kapan tangki septik terakhir dikosongkan


3.1%
6.8% 0% 2.2% 4.6% 0-12 bulan yang lalu

1-5 tahun yang lalu

Lebih dari 5-10 tahun yang


lalu
Lebih dari 10 tahun yang lalu
82.9%

Tidak pernah

Sumber : Studi EHRA 2016


Dari responden yang menjawab pernah melakukan pengosongan
tanki septik, hamper separuh tidak mengetahui provider mana
yang melakukannya. Sepertiga dari responden menjawab,
pengosongan tanki septik dilakukan oleh layanan sedot tinja
swasta. Sebanyak 16.7% responden membayar tukang dan hanya
0.6% melakukan sendiri pengosongan tanki septik. Hasil survey
secara rinci dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.

Grafik 2.4. Provider yang Melakukan Pengosongan Tanki


Septik

D8. Siapa yang mengosongkan tangki septik


ibu
33.3%
49.4%
Layanan sedot
tinja
Membayar
16.7%
tukang

0.6%

Sumber : Studi EHRA 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 65


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Kondisi cakupan akses dan layanan air limbah domestic dapat


dilihat pada table 2. di bawah ini. Dari table tersebut terlihat
bahwa rumah tangga yang memiliki jamban yang tersambung
dengan septik tank individual sebanyak 484.622 KK (73%), dan
septik tank komunal sebanyak 8317 KK (0,12%). Dari jumlah
tersebut, ternyata ada 14,8% yang dinyatakan jambannya tidak
aman. Maksudnya, jamban tersebut teridentifikasi tidak memiliki
septik tank atau tidak tersambung ke septik tank individual dan
komunal. Sehingga cenderung merupakan buang air besar
sembarangan (BABS) yang tersamarkan. Kondisi ini banyak
ditemui di permukiman padat di sekitar bantaran sungai.
Sementara itu, penduduk tanpa akses sanitasi yang layak atau
masih melakukan buang air besar sembarangan (BABS) mencapai
27%. Dimana, angka BABS tertinggi ada di Kecamatan
Bululawang, dan angka terendah ada di Kecamatan Kepanjen.
Pembangunan IPAL Komunal dalam lima tahun terakhir
meningkat dengan pesat. Tahun 2016 ini tercatat ada 63 buah
IPAL yang telah terbangun di 14 Kecamatan. Kondisi ini banyak
disupport oleh program pemerintah pusat melalui DAK-SLBM,
SANIMAS dan program USRI. Kecamatan yang banyak terdapat
bangunan IPAL adalah Kecamatan Kepanjen. Hal ini dapat
dimaklumi karena Kepanjen adalah ibu kota Kabupaten Malang.
Namun, keberadaan IPAL ini hanya mampu menambah akses
kurang lebih 1% saja dari total penduduk Kabupaten Malang.
Masih perlu banyak terobosan untuk menyelesaikan masalah air
limbah domestic ini.

Grafik 2.5 menunjukkan persentase dari tangki septik suspek


aman dan tidak aman. Terlihat bahwa 53.6% tangki septik suspek
aman (858 dari 1600 responden) dan 46.4% dinyatakan tidak
aman (742 dari 1600 responden).

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 66


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.5 Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak


Aman

Sumber : Studi EHRA 2016

Tabel 2.9 berikut ini menunjukkan ringkasan dari area berisiko air
limbah domestik berdasarkan hasil studi EHRA 2016 di
Kabupaten Malang. Terlihat bahwa 53.6% tangki septik termasuk
suspek aman. Sedangkan 66.7% pencemaran karena pembuangan
isi tangki septik dinyatakan tidak aman. Demikian juga, 59.9%
pencemaran karena SPAL dinyatakan tidak aman.

Tabel 2.11 : Area Berisiko Air Limbah Domestik


Berdasarkan Hasil Studi EHRA
Total
n %

Tangki septik
Tidak aman 742 46.4
suspek aman
Suspek aman 858 53.6

Total 1600 100


Sumber : Studi EHRA 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 67


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.12 Cakupan dan Akses Layanan Air Limbah Domestik

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Malang 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 68


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Kondisi sarana penunjang yang dibangun oleh pemerintah untuk


pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Malang dapat
dilihat pada table di bawah ini. Dalam table tersebut terlihat
bahwa Kabupaten Malang hanya memiliki 1 IPLT dengan kondisi
yang kurang berfungsi secara optimal. Jika tidak segera dibenahi,
maka akan mengganggu kinerja pengelolaan air limbah domestic
secara keseluruhan. Yang pada ujungnya, pengendalian
pencemaran air dan badan air terhadap limbah domestic menjadi
problem yang serius di kemudian hari. Kondisi ini diperparah
dengan adanya fasilitas truk tinja yang hanya ada satu buah
untuk melayani seluruh masyarakat di Kabupaten Malang

Tabel 2.13 Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik Saat Ini

Kondisi
Jumlah/
No Jenis Satuan Tidak Ket
Kapasitas Berfungsi
Berfungsi
SPAL Terpusat Sistem On-Site
1 Tangki Septik Unit
Komunal < 10 KK
2 MCK Unit 10 √
3 Truk Tinja Unit 1 √
4 IPLT M³/Hari 1 √
SPAL Terpusat Sistem Off-Site
1 Tangki Septik
Komunal < 10 KK
2 IPAL Komunal Unit 63 √
3 IPAL Kawasan Unit -
4 IPAL Kota Unit 1 √
Sumber : DCKTR Kab. Malang 2016

Pola sebaran sarana pengolah air limbah domestic di Kabupaten


Malang dapat dilihat dalam peta di bawah ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 69


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.6 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan

Sumber : DCKTR Kab. Malang 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 70


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2.3.1.2. Kelembagaan dan Peraturan

Di Kabupaten Malang, pengelolaan dan pengembangan bidang-


bidang prasarana dan sarnaan permukiman dilakukan oleh
tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai pengelola, juga
berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelola.
Sebagai pengatur, Dinas-dinas tersebut bertugas membuat
peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dalam tata
pengelolaan dan pembangunan prasarana dan sarana
permukiman. Sebagai pengawas, fungsi instansi-instansi
pemerintahan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan
peraturan-peraturan yang telah dibuat dan memberikan sangsi
bila dalam pelaksanaan tugasnya tidak mencapai kinerja yang
telah ditetapkan. Fungsi sebagai pembina pengelolaan pada
instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah melakukan
peningkatan kemampuan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan
melalui pelatihan-pelatihan maupun menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan sebagai upaya peningkatan dan
pengembangan pelayanan pengelolaan infrastruktur di wilayah
Kabupaten Malang.

Dalam manajamen pegelolaan dan pengembangan prasarana


dan sarana wilayah yang dioperasionalkan, tiap-tiap instansi
pemeritahanan tersebut juga mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan
prasarana dan sarana wilayah yang didapatkan dari sumber-
sumber pemerintah daerah dan restribusi jasa pelayanan.

Instansi yang terkait dengan pengelolaan air limbah di


Kabupaten Malang adalah Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
melalui Bidang Perumahan dan Permukiman. Sejak tahun 2015
telah dibentuk Satgas Penyedotan Lumpur Tinja yang

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 71


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

melakukan proses pengurasan lumpur tinja di IPAL Komunal


dan Fasiltas Umum. Ke depan, satgas ini diharapkan akan
menjadi embrio terhadap pembentukan Unit Pengelola Teknis
(UPT) Air Limbah Domestik.

Terkait dengan regulasi yang mengatur pengelolaan air limbah


domestic, sampai dengan sekarang belum ada peraturan daerah
yang mengatur tentang hal tersebut.

2.3.2. Persampahan
Masalah persampahan di Kabupaten Malang pada beberapa tahun
terakhir ini telah mendapat perhatian serius. Kebersihan dan
keindahan tidak bisa terlepas, masing-masing saling berkaitan.
Kebersihan jalan utama, kolektor dan tersedianya Tempat
Pembuangan sampah sementara ( TPS/Depo) adalah wajib.

2.3.2.1. Sistem dan Infrastruktur


Gambar 2.7 Diagram Sistem Persampahan

Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 72


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Dengan jumlah penduduk 2.619.069 jiwa pada tahun 2015, Dinas


PU Cipta Karya sekarang di tangani DLH baru bisa melayani
beberapa UPTD dengan beberapa Desa/Kelurahan dan Kecamatan
yaitu UPTD Singosari 650 M3 sampah, UPTD Tumpang 137 M3
sampah, UPTD Turen 315 M3 sampah, UPTD Bululawang 222 M3
sampah, UPTD Kepanjen 2.544 M3 sampah dan UPTD Pagak 85
M3 sampah dengan 91 lokasi TPS/Depo dan lainnya. Untuk
mengangkut keseluruhan sampah yang dikumpulkan Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Malang memiliki 12
Dump Truck 12 Arm Roll dan 1 Pick Up Eskavator 3 unit, buldozer
1 unit, whelloader 1 unit.

Pembuangan sampah yang ditangani oleh masyarakat adalah


diangkut oleh petugas penyampah RT/RW kemudian diangkut ke
TPS/Depo terdekat selanjutnya diangkut petugas Dinas PU Cipta
Karya sekarang berada di DLH menuju ke TPA

Hasil survey EHRA untuk Kabupaten Malang tentang pengelolaan


sampah di rumah responden menunjukkan bahwa 45.6% (729
responden) menyatakan bahwa sampah rumah tangga di bakar
dan sebanyak 30.8% (495 responden) menyatakan bahwa sampah
rumah tangga dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Gambar 2.7
menggambarkan tentang pengelolaan sampah rumah tangga di
Kabupaten Malang.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 73


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.6 Kondisi pengelolaan sampah rumah tangga

Sumber : Studi EHRA 2016


Berdasar hasil survey EHRA diperoleh hasil bahwa 95.6%
responden tidak melakukan praktik pemilahan sampah rumah
tangga sebelum dibuang. Hal ini diperlihatkan pada Grafik 2.7
yang menjelaskan persentase perilaku praktik pemilahan sampah
oleh rumah tangga. Sedangkan sisanya, yaitu 4.4% responden
melakukan pemilahan sampah rumah tangga sebelum dibuang.

Grafik 2.7 Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah


Tangga

Sumber : Studi EHRA 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 74


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Banyaknya responden yang mengelola sampah rumah tangganya


dengan cara dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur
ulang adalah sebanyak 19 responden. Diperoleh hasil bahwa 89.5%
diantaranya dinyatakan tidak memadai untuk frekuensi
pengangkutan sampah dan 68.4% diantaranya dinyatakan tidak
tepat waktu untuk pengangkutan sampahnya.

Tabel 2.14. Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Survey


EHRA

Total
n %
3.1 Pengelolaan Tidak memadai 1086 67.9
sampah Ya, memadai 514 32.1
Total 1600 100
3.2 Frekuensi Tidak memadai 17 89.5
pengangkutan sampah Ya, memadai 2 10.5
Total 19 100
3.3 Ketepatan waktu Tidak tepat
pengangkutan sampah waktu 13 68.4
Ya, tepat waktu 6 31.6
Total 19 100
3.4 Pengolahan Tidak diolah 1474 92.1
sampah setempat Ya, diolah 126 7.9
Total 1600 100
Sumber : Studi EHRA 2016

Tabel 2.14 menjelaskan tentang kondisi area berisiko


persampahan berdasarkan hasil survey EHRA di Kabupaten
Malang. Terlihat bahwa 67.9% menunjukkan bahwa pengelolaan
sampah tidak memadai. Selain itu, 92.1% menyatakan tidak
melakukan pengolahan sampah setempat.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 75


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.15. Timbulan Sampah per Kecamatan


Timbulan S ampah
Jumlah S ampah Dikelola
S ampah S ampah Terangkut S ampah Tidak
No Kecamatan Penduduk Mandiri Di Total
Terproses 3R Ke TPA Terproses
(jiwa) S umber
% (M³/Hari) % (M³/Hari) % (M³/Hari) % (M³/Hari) % (M³/Hari)
1 Kecamatan Donomulyo 72,668
2 Kecamatan Kalipare 67,594
3 Kecamatan Pagak 53,470
4 Kecamatan Bantur 76,451
5 Kecamatan Gedangan 58,742
6 Kecamatan S umber Manjing W etan 99,471
7 Kecamatan Dampit 135,036
8 Kecamatan Tirtoyudo 64,450
9 Kecamatan Ampel Gading 59,324
10 Kecamatan Poncokusumo 93,427
11 Kecamatan W ajak 87,438
12 Kecamatan Turen 118,068
13 Kecamatan Bululawang 63,103
14 Kecamatan Gondanglegi 80,081
15 Kecamatan Pagelaran 71,967
16 Kecamatan Kepanjen 101,268
17 Kecamatan S umber Pucung 59,683
18 Kecamatan Kromengan 40,428
19 Kecamatan Ngajum 51,657
20 Kecamatan W onosari 50,222
21 Kecamatan W agir 82,223
22 Kecamatan Pakisaji 84,964
23 Kecamatan Tajinan 52,768
24 Kecamatan Tumpang 77,836
25 Kecamatan Pakis 143,184
26 Kecamatan Jabung 73,337
27 Kecamatan Lawang 102,979
28 Kecamatan S ingosari 174,724
29 Kecamatan Karangploso 73,973
30 Kecamatan Dau 63,463
31 Kecamatan Pujon 64,368
32 Kecamatan Ngantang 59,108
33 Kecamatan Kasembon 31,707

Sumber DCKTR Kab. Malang 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 76


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pembuangan sampah yang ditangani oleh masyarakat adalah


diangkut oleh petugas penyampah RT/RW kemudian diangkut ke
TPS/Depo terdekat selanjutnya diangkut petugas Dinas PU Cipta
Karya menuju ke TPA.
Dengan jumlah penduduk 2.619.069 jiwa pada tahun 2015, Dinas
PU Cipta Karya dan sekarang berada di PD DLH baru bisa
melayani beberapa UPTD dengan beberapa Desa/Kelurahan dan
Kecamatan yaitu UPTD Singosari 650 M3 sampah, UPTD Tumpang
137 M3 sampah, UPTD Turen 315 M3 sampah, UPTD Bululawang
222 M3 sampah, UPTD Kepanjen 2.544 M3 sampah dan UPTD
Pagak 85 M3 sampah dengan 91 lokasi TPS/Depo dan lainnya,
dengan sebaran layanan sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 77


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.8 Peta Cakupan Akses dan System Layanan Persampahan

Sumber : DCKTR Kab. Malang 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 78


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Untuk mengangkut keseluruhan sampah yang dikumpulkan Dinas


Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Malang memiliki 12
Dump Truck 12 Arm Roll dan 1 Pick Up Eskafator 3 unit, buldozer
1 unit, whelloader 1 unit, dengan kondisi sebagai berikut :

Tabel 2.16. Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan

Kondisi
Ritasi/
No Jenis Prasarana/Sarana Satuan Jumlah Kapasitas Rusak Rusak Keterangan
hari Baik
Ringan Berat
1 Pengumpulan setempat
- Gerobak Sampah Unit
- Motor Sampah Unit 15 √
- Pick Up Sampah Unit
Tempat Penampungan
2 Sementara
- Bak Biasa Unit
- Kontainer Unit
- Tranfer Depo Unit 100
- SPA (Stasiun Peralihan
Sementara) Unit
3 Pengangkutan
- Dump Truck Unit 13 √
- Arm Roll Truck Unit 14 √
- Compactor Truck Unit 3 √
4 Pengolahan Sampah
- TPS 3R Unit 33 430.5 309.7 √ Residu 119,1
- ITF Unit 0
- Bank Sampah Unit 132 √
- Incenerator Unit 0
5 TPA/TPA Regional
* Lahan Urug Saniter
* Lahan Urug Terkendali
* Penimbunan Terbuka
- Luas Total Lahan TPA M² 124.78
- Luas Sel Landfill Ha
- Daya Tampung TPA M³/Hari
6 Alat Berat
- Bulldozer Unit 1 √
- Exvacator Unit 3 √
- Truck Tanah Unit
7 IPL
Hasil Pemeriksaan Lab Hasil
(BOD dan COD) Pemeriksaan
- Efluen Di Inlet Mg/l Lab : ..........
- Efluen di Oulet Mg/l

Sumber : DCKTR Kab. Malang 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 79


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2.3.2.2. Kelembagaan dan Peraturan

Dalam rangka pencapaian target pelayanan pengelolaan


persampahan di Kabupaten Malang telah diatur dalam Perda no 4
Tahun 2003 tentang pelayanan pengangkutan sampah, Perda no
10 tahun 2010 tentang Retribusi jasa Umum, Instruksi Bupati
Malang no 1 tahun 2011 Tentang pengelolaan persampahan di
Kabupaten Malang dan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Selain hal
tersebut diatas bahwa untuk kewenangan dalam pengelolaan
persampahan melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik itu
pemerintah, swasta maupun masyarakat. Dimana pemerintah
memfasilitasi mulai perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan,
pembinaan dan monitoring. Sedangkan swasta bisa berperan
dalam pengadaan sarana dan pengelolaannya.

2.3.3. Drainase Perkotaan


2.3.3.1. Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan

Berdasarkan hasil survei EHRA mengenai kejadian


banjir/genangan pada skala Kabupaten Malang dapat dilihat
bahwa 94.1% (1506 dari 1600 responden) menyatakan tidak
pernah terkena banjir. Responden yang menyatakan pernah
mengalami banjir sekali dalam setahun sebanyak 2.4% dan 3.3%
menyatakan mengalami banjir beberapa kali dalam setahun.
Secara lengkap dapat dilihat pada Grafik 2.8 yang menjelaskan
tentang persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 80


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.8 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami


Banjir

Sumber : Studi EHRA 2016

Dari hasil survei ini juga dapat dilihat bahwa terdapat 94


responden yang pernah terkena banjir. Ternyata dari jumlah
responden tersebut, 57 responden diantaranya (60.6%)
menyatakan mengalami banjir secara rutin dan sisanya
menyatakan mengalami banjir tidak rutin, yaitu sebanyak 39.4%.

Grafik 2.9 Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir


Rutin

Sumber : Studi EHRA 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 81


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Selain itu, diperoleh hasil bahwa dari 94 responden yang


mengalami banjir secara rutin, 15 responden diantaranya
menyatakan bahwa banjir tidak hanya terjadi di halaman tetapi
juga memasuki rumah. Dari 15 responden tersebut, sebagian
besar (53.3%) menyatakan air banjir akan mengering antara 1 – 3
jam dan 26.7% menyatakan air banjir mengering kurang dari 1
jam. Sedangkan responden yang menyatakan air banjir akan
mengering dalam waktu setengah hari sebanyak 13.3%. Gambar
berikut menjelaskan lama air menggenang jika terjadi banjir di
rumah responden.

Grafik 2.10 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir

Sumber : Studi EHRA 2016


Dari hasil survei EHRA tersebut terlihat bahwa lokasi air biasa
tergenang di halaman rumah sebanyak 68.3%. Secara lengkap
dapat dilihat pada Grafik 2.11 yang menunjukkan lokasi genangan
di sekitar rumah responden.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 82


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.11 Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah

Sumber : Studi EHRA 2016

Untuk kepemilikan SPAL, terlihat bahwa hasil survei EHRA


menunjukkan bahwa 80.9% responden sudah mempunyai sarana
pengolahan air limbah selain tinja dan hanya 19.1% responden
yang tidak mempunyai SPAL. Akibat yang sering muncul dari
tidak adanya SPAL adalah halaman atau bagian depan rumah
pada musim hujan ada genangan air. Berdasar hasil pengamatan
survei ini, terlihat bahwa hanya 6.5% responden yang
menunjukkan terdapat genangan air di halaman atau bagian
depan rumahnya yang disebabkan karena tidak adanya SPAL dan
93.5% menunjukkan tidak terdapat genangan air di halaman atau
bagian depan rumahnya.

Hal ini dapat dilihat pada Gambar berikut yang menjelaskan ada
atau tidaknya air tergenang di halaman atau bagian depan rumah
sebagai akibat dari tidak memiliki SPAL rumah tangga
dikarenakan bercampur dengan drainase.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 83


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Grafik 2.12 Persentase Kepemilikan SPAL

Sumber : Studi EHRA 2016


Berdasar hasil pengamatan survei EHRA, diperoleh informasi
bahwa terdapat 80.9% responden yang menunjukkan bahwa
warga tidak mempunyai SPAL dilingkungan sekitar rumah
tinggalnya dan hanya 19,1% yang telah membangun SPAL
sehingga air dapat mengalir dan tidak terjadi genangan.

Grafik 2.13 Kondisi SPAL

Sumber : Studi EHRA 2016


Berdasar hasil pengamatan survei EHRA, diperoleh informasi
bahwa terdapat 82.1% responden yang menunjukkan bahwa air

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 84


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

dapat mengalir di saluran rumahnya. Sedangkan sisanya


menunjukkan air tidak mengalir di saluran rumahnya (0.8%),
saluran kering/tidak dapat dipakai (3.7%), dan tidak ada saluran
(13.4%). Grafik 2.13 menunjukkan persentase SPAL rumah
tangga yang berfungsi.

Grafik 2.14 Pencemaran Akibat SPAL

Sumber : Studi EHRA 2016


Berdasar tabel area berisiko dari hasil survei EHRA, diperoleh
informasi bahwa persentase pencemaran karena SPAL adalah 59.9%
dinyatakan tidak aman. Secara lengkap dapat dilihat pada Grafik
2.14 yang menjelaskan tentang tingkat pencemaran yang
disebabkan karena SPAL.

Tabel 2.17. Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil


Studi EHRA
Total
n %
4.1 Adanya Ada genangan air (banjir) 178 11.1
genangan air Tidak ada genangan air 1422 88.9
Total 1600 100
Sumber : Studi EHRA 2016
Tabel area berisiko genangan air berdasarkan hasil studi EHRA,
dijelaskan pada tabel diatas terlihat bahwa untuk variabel

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 85


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

genangan air, 88.9% menunjukkan bahwa tidak ada genangan air


di rumah atau di lingkungan sekitar rumah responden dan hanya
11.1% yang menyatakan ada genangan air.

Dari beberapa tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa


untuk Kabupaten Malang secara umum dapat dikatakan relatif
bebas dari genangan, penyebab air tergenang yang terjadi sebagai
akibat dari tidak memiliki SPAL rumah tangga.

Adapun genangan air atau banjir yang terjadi di Kabupaten


Malang lebih dikarenakan banjir kiriman akibat badai Rob yang
melanda kawasan Pantai Selatan, sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.18 Lokasi Banjir

Infrastrukt
Wilayah Genangan
ur
N Ting
Lokasi Luas Lama Frekuensi
o gi Penyeb Jeni
Ket
(Jam/Ha (Kali/tahu ab s
Ha M ri) n)
Sitiarj 35,4 +/- 2 Badai
1 1 1 - -
o 5 hari Rob
Sumber : Dinas Pengairan Kab. Malang 2016

2.3.3.2. Sistem dan Infrastruktur

Sistem drainase makro Kabupaten Malang pada umumnya


memanfaatkan sungai sebagai saluran pembuang akhir. Di
Kabupaten Malang dilalui sungai besar yaitu sungai Brantas dan
beberapa avore yang menjadi akses drainase di Kabupaten Malang.
Cakupan pelayanan sistem drainase di Kabupaten Malang meliputi
saluran drainase primer, saluran sekunder dan saluran tersier.

Saluran sekunder berfungsi untuk menampung beberapa saluran


pembuang tersier serta daerah sekitarnya dimana air hujan
dialirkan ke sal. Primer/sungai. Saluran pada sistem jaringan
existing, saluran buatan atau sekunder yang berupa, trotoar

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 86


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

terletak di kanan kiri jalan, dimana saluran drainase tertutup


maupun terbuka konstruksinya bersifat permanen pada
umumnya kondisinya baik, saluran ini menerima limpasan air
hujan lokal dan limbah perkotaan.

Tabel 2.19 Diagram Sistem Drainase

Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- Got ------- Sungai Aliran Limbah D1
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- Drainase ------- Sungai Aliran Limbah D2
Grey water
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- Irigasi ------- Sungai Aliran Limbah D3
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- ------- ------- Sungai Aliran Limbah D4
------- ------- ------- ------- Sungai Aliran Limbah D5
------- ------- Got ------- Sungai Aliran Limbah D6
Air Hujan
------- ------- Drainase ------- Sungai Aliran Limbah D7
------- ------- Irigasi ------- Sungai Aliran Limbah D8
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa drainase di Kabupaten Malang


tidak hanya berfungsi sebagai saluran pematusan air hujan tetapi
juga sebagai saluran pembuangan air limbah domestik,
khususnya limbah cucian (grey water). Hal ini menjadi penyebab
terbesar pencemaran air dan badan air oleh air limbah domestik.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 87


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 2.20. Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan

Bentuk Dimensi Kondisi Frekuensi


No Jenis Prasarana/Sarana Satuan Penampan Tidak Pemeliharaa
B** H*** Berfungsi
g Saluran Berfungsi n
1 - Saluran Primer A M
- Saluran Sekunder A1 M
- Saluran Sekunder A2 M
- Saluran Tersier A1
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa
- Pintu Air Unit
- Kolam Retensi Unit
- Trash Rack/Saringan Sampah Unit
2 - Saluran Primer B M
- Saluran sekunder B1 M
- Saluran Tersier B1 M
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa
- Pintu Air Unit
- Kolam Retensi Unit
- Trash Rack/Saringan Sampah Unit
Sumber : DPUCKTR Kab Malang 2016

2.3.3.3. Kelembagaan dan Peraturan

Instansi yang bertanggung jawab dalam penanganan drainase


adalah Dinas Pengairan. Hingga saat ini Kabupaten Malang belum
mempunyai peraturan terkait drainase lingkungan.

2.4. Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak


Sanitasi
2.3.4.1. Area Beresiko dan Permasalahan Air Limbah Domestik

Dari hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh


area beresiko sanitasi air limbah domestik dengan
menggabungkan hasil Indeks resiko sanitasi (EHRA), persepsi
SKPD dan data sekunder. Proporsi yang disepakati oleh Pokja
Sanitasi Kabupaten Malang untuk menentukan area beresiko air

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 88


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

limbah domestik adalah : Data Sekunder 30%, Studi EHRA 50%


dan Persepsi SKPD 20%.

Untuk lebih jelasnya area beresiko sanitasi sub sektor air limbah
disajikan dalam bentuk gambar berikut:

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 89


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.9 Peta Zonasi Area Beresiko Sub Sektor Air Limbah

Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 90


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Dari gambar 2.19 dapat diketahui bahwa area beresiko sangat


tinggi dan tinggi sebagian besar berada di wilayah Utara
Kabupaten malang yang merupakan kawasan dengan kepadatan
tinggi dan CBD.

Berdasarkan peta zonasi sanitasi untuk air limbah juga terlihat


bahwa sebagian besar wilayah pedesaan di Kabupaten Malang bisa
dikembangkan dengan sistem onsite atau pengolahan air limbah
setempat dengan menggunakan tanki septik

2.3.4.2. Area Beresiko dan Permasalahan Persampahan

Dari hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh


area beresiko sanitasi persampahan dengan menggabungkan
Indeks Resiko Persampahan (Studi EHRA), persepsi SKPD dan
data sekunder. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi
Kabupaten Malang untuk menentukan area beresiko sanitasi
sector persampahan adalah : Data Sekunder 30%, Studi EHRA 50%
dan Persepsi SKPD 20%.

Untuk lebih jelasnya area beresiko sanitasi sektor persampahan


disajikan dalam bentuk peta 2.10 berikut ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 91


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.10 Peta Zonasi Area Beresiko Sub Sektor Persampahan

Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 92


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Berdasarkan peta zonasi sampah, terlihat bahwa hampir sebagian


besar wilayah pedesaan perlu pengembangan pengelolaan sampah
yang komprehensif. Diharapkan pelayanan pengangkutan sampah
lebih dari 70% wilayah harus terlayani.

2.3.4.3. Area Beresiko dan Permasalahan Drainase Lingkungan

Dari hasil perhitungan pada instrumen profil sanitasi diperoleh


area beresiko sanitasi drainase lingkungan dengan
menggabungkan hasil indeks resiko drainase, persepsi SKPD dan
data sekunder. Proporsi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi
Kabupaten Malang untuk menentukan area beresiko sanitasi
sector drainase lingkungan adalah : Data Sekunder 20%, Studi
EHRA 50% dan Persepsi SKPD 30%.

Untuk lebih jelasnya area beresiko drainase lingkungan disajikan


dalam bentuk gambar di bawah ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 93


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 2.11 Peta Zonasi Area Beresiko Sub Sektor Drainase

Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 94


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Berdasarkan peta zonasi drainase di atas, arah pengembangan


drainase terbagi menjadi jangka pendek menengah dan panjang.
Sebagian besar wilayah pedesaan dikembangkan sistem drainase
untuk jangka panjang. Sedangkan untuk wilayah perkotaan
dimana termasuk di dalamnya adalah ibu kota kecamatan (IKK)
dikembangkan sistem drainase dalam jangka pendek. Ada
beberapa kecamatan yang mendesak untuk dibenahi sistem
drainase dalam jangka pendek, yakni Kepanjen, Singosari, Lawang,
Turen dan Pakis.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 95


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

BAB III
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1. Visi dan Misi Sanitasi

Kerangka pengembangan sanitasi ini membahas tentang


penjabaran visi dan misi Pemerintah Kabupaten Malang. Visi
Pembangunan Kabupaten Malang berpedoman pada arah
pembangunan Kabupaten Malang sebagaimana tertuang dalam
RPJPD 2005-2025, capaian pembangunan tahun 2010-2015,
memperhatikan kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini,
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan, serta
dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang
dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, dan Pemerintah
Daerah.

Visi dan misi Kabupaten Malang Tahun 2016-2021 merupakan visi


dan misi yang sebelumnya telah menjadi materi kampanye oleh
pasangan pemenang pada saat Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) Kabupaten Malang Tahun 2015 lalu, sehingga dalam
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan untuk periode
2016-2021, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten Malang
sebagai berikut:

"Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB MANETEP"

Secara terperinci rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai


berikut: “Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah dan
Memiliki Mental Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan
Pembangunan yang Bermanfaat Nyata untuk Rakyat Berbasis
Pedesaan”

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 96


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan


nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa
mengabaikan mandat yang diberikannya, misi yang melandasi
kegiatan sanitasi di Kabupaten Malang adalah misi ke 6, yaitu :
Meningkatkan ketersediaan infrastruktur jalan, transportasi,
telematika, sumber daya air, permukiman dan prasarana
lingkungan yang menunjang aktivitas sosial ekonomi
kemasyarakatan; dan misi ke 7 yaitu : memperkokoh kesadaran
dan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan
hidup. Adapun misi pembangunan Kabupaten Malang untuk 5
tahun kedepan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
berikut sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 97


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota

Visi Sanitasi
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten Malang Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Malang
Malang
Malang

"Terwujudnya 1. Memantapkan kesadaran dan Mewujudkan Misi Air Limbah Domestik sampai
Kabupaten Malang partisipasi masyarakat dalam Sanitasi dengan tahun 2021:
yang MADEP pembangunan guna Kabupaten Meningkatkan kuantitas dan kualitas
MANTEB MANETEP" menunjang percepatan revolusi Malang Yang sarana prasarana pengelolaan air
mental yang berbasis nilai Bersih, Sehat
limbah domestik yang berwawasan
keagamaan yang toleran, Melalui
lingkungan melalui partisipasi
budaya lokal, gender dan Masyarakat masyarakat
supremasi hukum; Yang
Misi Persampahan sampai dengan
2. Memperluas inovasi dan Partisipatif
tahun 2021
reformasi birokrasi demi tata Dan Produktif
kelola pemerintahan yang Mewujudkan pengelolaan sampah
bersih, efektif, akuntabel dan yang berdaya guna dan berhasil guna
demokratis berbasis teknologi dengan melibatkan partisipasi
informasi; masyarakat

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 98


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Visi Sanitasi
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten Malang Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Malang
Malang
Malang

3. Melakukan percepatan Misi Drainase sampai dengan tahun


pembangunan di bidang 2021
pendidikan, kesehatan, dan Meningkatkan partisipasi masyarakat
ekonomi guna meningkatkan
dalam perencanaan, pembangunan
Indeks Pembangunan Manusia;
dan pemeliharaan drainase
4. Mengembangkan ekonomi lingkungan
masyarakat berbasis pertanian,
Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat
pariwisata, dan industri kreatif;
sampai dengan tahun 2021
5. Melakukan percepatan
pembangunan desa melalui Meningkatkan perilaku masyarakat
penguatan kelembagaan, yang bersih, sehat dan bebas BAB di
peningkatan kualitas SDM, sembarang tempat
dan pengembangan produk Misi Air Bersih dan Minum sampai
unggulan desa; dengan tahun 2021
6. Meningkatkan ketersediaan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 99


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Visi Sanitasi
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten Malang Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Malang
Malang
Malang

infrastruktur jalan, Meningkatkan pelayanan air bersih


transportasi, telematika, melalui penyediaan sarana dan
sumber daya air, permukiman prasarana yang memadai dengan
dan prasarana lingkungan memperhatikan aspek konservasi
yang menunjang aktivitas lingkungan serta didukung kinerja
sosial ekonomi yang akuntable
kemasyarakatan;
7. Memperkokoh kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam
menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 100


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

3.2. Pentahapan Pengembangan Sanitasi

3.2.1. Tahapan pengembangan sanitasi

Strategi layanan sanitasi merupakan perwujudan Tujuan dan


Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian
Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang telah ditetapkan.

Pada pentahapan pengembangan sanitasi ini, terlebih dahulu


dilakukan analisa dengan menggunakan instrumen yang sudah
ditentukan dari pusat yaitu instrument profil sanitasi. Analisa
tersebut menggunakan data mengenai kondisi extrim / daerah
genangan rob, kondisi CBD saat ini dan akan datang (sesuai
RTRW), prioritas berdasarkan tingkat area beresiko, tingkat
layanan sanitasi, fungsi perkotaan, luas wilayah terbangun dan
estimasi kepadatan penduduk 5 th kedepan. Hasil input data pada
Instrumen profil sanitasi telah dapat diketahui sistem dan zona
sanitasi setiap desa/kelurahan yang berisi peta-peta tahapan
pengembangan sistem dan zona sanitasi. Peta ini didapatkan
berdasarkan hasil analisis menggunakan Instrumen Profil Sanitasi
yang tersaji berikut ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 101


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 3.1. Zona dan Sistem Air Limbah Domestik

Sumber : Instrumen Profil Sanitasi 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 102


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahapan pengembangan air limbah domestik didapatkan dari data


dasar cakupan layanan eksisting saat ini. Kemudian ditentukan
target pengembangan cakupan layanan air limbah domestik.
Target cakupan layanan air limbah dibuat secara bertahap yaitu
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tahapan
pengembangan air limbah domestik Kabupaten Malang sesuai
dengan hasil perhitungan Instrumen Perencanaan Air Limbah,
dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik

Cakupan Target cakupan layanan* (%)


layanan
No Sistem Jangka Jangka Jangka
eksisting*
pendek menengah panjang
(%)
(a) (b) (c) (d) (e)
A Sistem On-site
Individual
1 78 83 88 94
(tangki septik)
Komunal (MCK,
2 0,3 1.9 3.5 5
MCK++)
B Sistem Off-site
1 Skala Kota 0 0.17 0.35 0.5
2 Skala Wilayah 0,2 0.3 0.4 0.5
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

3.2.2. Tahapan pengembangan persampahan

Persampahan merupakan isu penting di lingkungan padat


penduduk yang terus menerus dihadapi sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 103


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

pembangunan. Dalam skala Kabupaten Malang sampah ditangani


oleh Dinas Lingkungan Hidup melalui UPTD-nya dengan
pengangkutan secara komunal yaitu dimana sampah dari tiap
rumah tangga diangkut oleh petugas kebersihan ke TPS (Tempat
Pemprosesan Sementara) dengan gerobak, dari TPS lalu
diteruskan diangkut ke TPA (Tempat Pemprosesan Akhir) di 4
lokasi yang ada oleh truk-truk sampah.

Dalam skala kabupaten atau di wilayah pedesaan, sistem


pembuangan sampah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat
dengan menimbun sampah di pekarangan rumah masing-masing.
Sampah dalam kawasan dikumpulkan oleh masing-masing rumah
(daerah terbangun) dan sampah tersebut banyak yang dibakar
oleh penduduk.

Di pedesaan dan beberapa lingkungan permukiman terdapat


sistem persampahan yang dikelola oleh tenaga persampahan yang
kelola mandiri oleh masyarakat setempat. Sistem ini disebut
dengan istilah rayoneering, yang merupakan upaya masyarakat
untuk dapat mengelola persampahannya secara mandiri. Di
beberapa lingkungan permukiman, tenaga pengumpul sampah
dan sarana prasarana persampahan diupayakan oleh masyarakat
hingga lokasi transer depo, yang selanjutnya diangkut oleh truk
sampah ke TPA. Peta pengembangan untuk masing-masing UPTD
adalah sebagai berikut.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 104


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 3.2. Peta Pentahapan Persampahan untuk masing-masing UPTD

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 105


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan

Cakupan Cakupan layanan* (%)


layanan
No Sistem Jangka Jangka Jangka
eksisting*
pendek menengah panjang
(%)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
Penanganan (c) (d)
A (e)
langsung (Direct)
1 Kawasan komersial N/A 60% 80% 100%
Penanganan tidak
B
langsung (indirect)
1 Perkotaan N/A 60% 80% 100%
2 Perdesaan N/A 30% 50% 70%
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

3.2.3. Tahapan pengembangan drainase

Dari kondisi yang ada pada saat ini, kondisi jaringan drainase di
Kabupaten Malang masih terpusat dan tersedia pada ruas jalan
utama di wilayah perkotaan maupun di unit lingkungan
permukiman dan beberapa anak sungai yang berfungsi sebagai
pematusan atau saluran pembuang dari jaringan drainase
perkotaan. Untuk wilayah pedesaan, infrastruktur drainase masih
belum belum dilakukan pembangunan secara maksimal
mengingat Hal ini dikarenakan kontur tanah pegunungan
sehingga resiko banjir dan genangan sangat kecil.
Pengembangan drainase di wilayah ibukota kabupaten
menunjukkan bahwa sistem jaringan drainase masih belum
berfungsi secara maksimal. Di kota Kepanjen sudah terdapat

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 106


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

saluran pematusan yaitu saluran primer, saluran sekunder, dan


saluran tersier.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 107


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Gambar 3.3. Rencana Pengembangan Drainase

Sumber : DCKTR Kabupaten Malang 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 108


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kab/Kota

Cakupan Cakupan layanan* (%)


layanan
No Sistem Jangka Jangka Jangka
eksisting*
pendek menengah panjang
(%)
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Terbuka N/A 20% 25% 40%
2 Tertutup N/A 10% 20% 50%

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

Wilayah-wilayah kecamatan di Kabupaten Malang mengalami


banjir dan genangan karena pasang surut air laut dan banjir
kiriman akibat intensitas hujan yang tinggi. Wilayah yang paling
luas terkena dampak banjir adalah Kecamatan Sumbermanjing
Wetan.

3.2.2. Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi

Menyajikan tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi untuk 5


tahun kedepan. Penetapan tujuan dan sasaran mengacu pada
kebijakan yang telah ada sebelumnya (nasional, provinsi, dan
daerah) serta hasil dari analisis tahapan pengembangan sanitasi.
Gunakan Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) untuk merumuskan
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi. a. Air limbah
domestik b. Persampahan c. Drainase Perkotaan

Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Air Limbah Domestik

Tujuan Sasaran Data Dasar

Meningkatkan Meningkatkan keterlibatan • Data Instrumen


kesadaran dan warga dalam pengelolaan air Profil SSK 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 109


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tujuan Sasaran Data Dasar

partisipasi limbah domestik dalam bentuk • RISPAL


masyarakat KSM di 154 lokasi dan Kabupaten
dalam Desa/Kelurahan ODF sampai Malang
pengelolaan air tahun 2021
limbah
domestik

Meningkatkan
akses layanan
• Meningkatkan cakupan
sanitasi melalui
rumah sehat dari 1.500 unit • Data Instrumen
pembangunan
menjadi136.000 unit sampai Profil SSK 2016
sarana dan
tahun 2021 • RISPAL
prasarana
• Meningkatkan cakupan Kabupaten
pengelolaan air
jamban keluarga dari Malang
limbah
pembangunan IPAL komunal
domestik
dari 15 unit menjadi 154 unit
melalui IPAL
pada tahun 2021
komunal dan on
site

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Persampahan

Tujuan Sasaran Data dasar

Menumbuh Meningkatkan keterlibatan • Data Instrumen


kembangkan dan warga dalam pengelolaan Profil SSK 2016
meningkatkan persampahan dalam bentuk • Rencana Induk
kesadaran masyarakat kelompok bank sampah di Persampahan
dalam pengelolaan semua UPTD CKTR sampai Kabupaten

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 110


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tujuan Sasaran Data dasar

sampah tahun 2017 Malang

Mendorong dan Meningkat cakupan • Data Instrumen


memfasilitasi pelayanan sampah menjadi Profil SSK 2016
pengembangan manfaat 100% di perkotaan dan 70% • Rencana Induk
hasil pengelolaan di pedesaan pada tahun Persampahan
sampah 2021 Kabupaten
Malang

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Drainase Perkotaan

Tujuan Sasaran Data Dasar

Meningkatkan Meningkatkan jumlah • Data Instrumen


kegiatan yang cakupan/desa dalam Profil SSK 2016
berbasis masyarakat penataan drainase • RTRW Kab
untuk pembangunan melalui program Malang 2016
dan pengelolaan kemitraan
drainase permukiman

Meningkatkan Meningkatkan • Data Instrumen


koordinasi intensitas pertemuan Profil SSK 2016
perencanaan drainase antar instansi terkait • RTRW Kab
yang terpadu dengan sebanyak 2 bulan sekali Malang 2016
instansi terkait.

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

3.2.3. Skenario pencapaian sasaran

Skenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana


peningkatan akses untuk setiap tahun selama 5 tahun
ditampilkan pada tabel 3.8. sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 111


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.8. Skenario Pencapaian Sasaran

Tahun
Komponen
2011 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Air limbah domestik 54% 64% 68% 73% 77% 82% 86%
2. Persampahan 15,5% 33% 36% 40% 43% 47% 50%
3. Drainase 100% 100% 90% 80% 70% 60% 50%
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016

3.3. Kemampuan pendanaan sanitasi daerah

Berikut disajikan tabel perhitungan Pertumbuhan Pendanaan


APBD Kabupaten Malang Sanitasi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 112


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.9 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD

SUMMARY 2010 2011 2012 2013 2014 2015


Total Population 1,900,000 1,915,580 2,033,000 2,049,671 2,066,478
Total Belanja APBD (Rp. Millions) 1,473,892 1,823,019 1,821,834 2,157,429 2,385,081 2,834,457
Total Air Bersih dan Sanitasi (Rp. Millions) - 20,849 10,686 29,640 21,303 49,164
Persent Alokasi 0.00% 1.14% 0.59% 1.37% 0.89% 1.73%
Alokasi Per Kapita - 10,973 5,578 14,580 10,393 23,791
Air Bersih dan Sanitasi tanpa Drainase/Sampah - 11,660 5,545 24,338 12,631 37,926
Persent Alokasi 0.00% 0.64% 0.30% 1.13% 0.53% 1.34%
Alokasi Per Kapita - 6,137 2,895 11,971 6,162 18,353
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sub Total APBD by Organisasi: - 20,848,582,255 10,686,056,194 29,640,158,300 21,302,565,899 49,163,872,365
Kesehatan - 184,964,300 689,188,800 879,878,800 958,908,950 1,261,570,850
Pekerjaan Umum - 19,308,826,955 5,140,575,894 23,990,037,500 16,213,656,950 43,956,767,420
Perumahan - 155,023,000 4,264,859,000 3,650,242,000 2,669,999,999 -
Perencanaan Pembangunan - 380,000,000 200,000,000 525,000,000 245,000,000 430,000,000
Linkungan Hidup - 819,768,000 391,432,500 595,000,000 1,215,000,000 3,515,534,095
Pemerintahan Umum - - - - - -
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Subtotal by Sektor: Lokal LOK Lokal - 14,722,581,900 10,686,056,194 29,600,158,300 16,645,483,172 42,907,735,365
Air Bersih AB Pemda - 32,652,000 2,852,604,000 1,927,612,000 2,078,109,422 4,994,965,000
Air Limbah AL - 1,700,155,000 1,412,255,000 1,560,520,000 757,921,000 1,926,422,520
Sanitasi Lain SL - 9,188,848,600 5,140,575,894 5,302,590,000 8,671,783,900 11,237,877,800
Sumber Daya Air SDA - 3,430,257,000 391,432,500 19,629,557,500 4,061,759,900 23,426,899,195
Perilaku Bersih & Sehat PBS - 370,669,300 689,188,800 879,878,800 1,075,908,950 1,321,570,850
Cross-Sektor X - - 200,000,000 300,000,000 - -
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Subtotal by Sektor: National DAK DAK - 6,126,000,355 - 40,000,000 4,657,082,727 6,256,137,000
Air Bersih AB - 5,290,748,400 - - 3,674,422,727 2,601,560,000
Air Limbah AL - - - - - -
Sanitasi Lain SL - - - - - -
Sumber Daya Air SDA - - - 40,000,000 - 1,686,270,000
Perilaku Bersih & Sehat PBS - - - - - -
Cross-Sektor X - 835,251,955 - - 982,660,000 1,968,307,000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Investasi PDAM (Net Growth of Assets) PDAM na 15,456,278,816 12,810,658,066 8,767,818,877 6,216,783,271 -
Aktiva Tetap (Rp. Millions) 50,623 66,079 78,890 87,658 93,875 93,875
Sumber : IUWASH (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 113


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.10 Rata-rata Pertumbuhan Belanja Sanitasi

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata


No Uraian Pertumbu
2012 2013 2014 2015 2016 han
Belanja Sanitasi ( 1.1
1 5.408.826.000 11.433.461.100 12.726.289.200 8.559.495.700 10.880.598.800 25,3%
+ 1.2 + 1.3 + 1.4 )

1.1 Air Limbah Domestik 585.000.000 1.555.690.300 1.622.500.000 1.329.950.000 2.307.767.000 73,6%

Sampah rumah
1.2 2.059.964.000 4.473.172.800 5.752.111.200 5.159.078.200 5.140.480.000 37,4%
tangga

1.3 Drainase lingkungan 2.741.497.000 5.291.030.000 5.221.780.000 1.340.700.000 2.902.450.000 1,5%

1.4 PHBS 113.568.000 129.898.000 221.365.000 529.901.800 729.767.500 45,3%


Dana Alokasi Khusus
2 89.739.000.000 93.983.000.000 88.658.700.000 108.468.200.000 118.237.360.000 14,3%
( 2.1 + 2.2 + 2.3 )

2.1 DAK Sanitasi 3.500.000.000 4.000.000.000 4.500.000.000 5.000.000.000 5.500.000.000 14,3%

DAK Lingkungan
2.2 840.000.000 767.000.000 - - - -
Hidup

DAK Perumahan dan


2.3 4.437.200.000 5.500.000.000 14,3%
Permukiman

Pinjaman/Hibah -
3 - - - 3.070.000.000 -
untuk Sanitasi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 114


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata


No Uraian Pertumbu
2012 2013 2014 2015 2016 han
Belanja APBD murni untuk
7.433.461.100 8.266.289.200 3.559.495.700 5.380.598.800 5.524.635.100 25,3%
Sanitasi (1-2-3)

Total Belanja Langsung 530.171.666.697 484.695.872.309 510.767.132.195 688.896.561.858 812.229.859.957 13,3%

% APBD murni sanitasi


1.908.826.400 7.433.461.100 8.226.289.200 8.554.495.700 5.380.598.800 45,5%
terhadap Belanja Langsung

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai
2%
absolut)

Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 115


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.11 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)


No Uraian Total Pendanaan
2016 2017 2018 2019 2020
Perkiraan Belanja
1 828.474.457.156 852.841.352.955 877.208.248.754 909.697.443.152 942.186.637.550 4.410.408.139.567
Langsung
Perkiraan APBD
2 Murni untuk 5.488.210.776 5.649.628.740 5.811.046.704 6.026.270.656 6.241.494.607 29.216.651.484
Sanitasi
Perkiraan
Komitmen
3 2% 2% 2% 2% 2%
Pendanaan
Sanitasi
Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 116


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.12 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Operasional/Pemeliharaan dan
Investasi Sanitasi

Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan


No Uraian
rata-rata
2011 2012 2013 2014 2015

1 Belanja Sanitasi 5.408.826.000 11.433.461.100 12.726.289.200 8.559.495.700 10.880.598.800 25,3%

Air Limbah 73,6%


1.1 585.000.000 1.555.690.300 1.622.500.000 1.329.950.000 2.307.767.000
Domestik
Biaya
1.1.1 operasional/pemeli 11.700.000 31.113.806 32.450.000 26.599.000 46.155.340 2%
haraan (justified)
Sampah rumah
1.2 2.059.964.000 4.473.172.800 5.752.111.200 5.159.078.200 5.140.480.000 37,4%
tangga
Biaya
1.2.1 operasional/pemeli 41.199.280 89.463.456 115.042.224 103.181.564 102.809.600 2%
haraan (justified)
Drainase
1.3 2.741.497.000 5.291.030.000 5.221.780.000 1.340.700.000 2.902.450.000 1,5%
lingkungan
Biaya
1.3.1 operasional/pemeli 54.829.940 105.820.600 104.435.600 26.814.000 58.049.000 2%
haraan (justified)
Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 117


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.13 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset
Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2021

Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total


No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 Pendanaan
1 Belanja Sanitasi 11.098.210.776 11.424.628.740 11.751.046.704 12.186.270.656 12.621.494.608 59.081.651.484
Air Limbah
1.1 2.353.922.340 2.423.155.350 2.492.388.360 2.584.699.040 2.677.009.720 12.531.174.810
Domestik
Biaya
1.1.
operasional/pemelih 47.078.447 48.463.107 49.847.767 51.693.981 53.540.194 250.623.496
1
araan (justified)
Sampah rumah
1.2 5.243.289.600 5.397.504.000 5.551.718.400 6.757.337.600 5.962.956.800 27.912.806.400
tangga
Biaya
1.2.
operasional/pemelih 104.865.792 107.950.080 111.034.368 135.146.752 119.259.136 578.256.128
1
araan (justified)
Drainase
1.3 2.960.499.000 3.047.572.500 3.134.646.000 3.250.744.000 3.366.842.000 15.760.303.500
lingkungan
Biaya
1.3.
operasional/pemelih 59.209.980 60.951.450 62.692.920 65.014.880 67.336.840 315.206.070
1
araan (justified)
Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 118


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 3.14 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten/Kota dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK

Pendanaan (Rp.juta) Total


No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 Pendanaan
Perkiraan
Kebutuhan
1 211.154.219 217.364.637 223.575.055 251.855.613 240.136.170 1.144.085.694
Operasional /
Pemeliharaan
Perkiraan APBD
2 Murni untuk 5.488.210.776 5.649.628.740 5.811.046.704 6.026.270.656 6.241.494.607 29.216.651.484
Sanitasi
Perkiraan Komitmen
3 11.207.016.764 11.859.852.692 12.839.106.584 14.144.778.440 15.776.868.260 65.827.622.740
Pendanaan Sanitasi
Kemampuan
4 Mendanai SSK 5.277.056.557 5.432.264.103 5.587.471.649 5.774.415.043 6.001.358.437 28.072.565.790
(APBD Murni) (2-1)
Kemampuan
5 Mendanai SSK 10.995.862.545 11.642.488.055 12.615.531.529 13.892.922.827 15.536.732.090 64.683.537.046
(Komitmen) (3-1)
Sumber : Pokja Sanitasi (diolah) 2016

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 119


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Pada bab ini akan menjelaskan informasi detail mengenai


program dan kegiatan yang dihasilkan menggunakan instrumen
perencanaan yang merupakan hasil dari pengolahan dari
instrumen profil sanitasi. Di dalam bab ini juga menyampaikan
informasi mengenai lokasi kegiatan, kelompok sasaran ataupun
penerima manfaat, tahun pelaksanaan kegiatan maupun lain-
lainnya. Di dalam pembahasan strategi pengembangan sanitasi
mengarah pada pencapaian visi misi sanitasi yang dibahas di bab
sebelumnya yang juga merumuskan strategi layanan sanitasi yang
didasarkan pada isu isu utama sanitasi yang dilanjutkan dengan
melakukan analisa SWOT untuk lingkungan internal maupun
Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk


mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal
pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi,
kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
strategi sektor sanitasi. Sedangkan análisis lingkungan eksternal
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor
yang menjadi peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).

Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk


mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil
identifikasi isu-isu strategis yang ada. Terutama mengenai isu
strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 120


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Sanitasi Saat ini. Dengan memadukan tujuan dan sasaran


pengembangan sanitasi, sesuai hasil analisa kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman (SWOT) tiap subsektor yang menghasilkan
posisi pengelolaan masing-masing per subsektor yaitu subsektor
air limbah domestik, persampahan, drainase dari berbagai aspek
diantaranya kelembagaan, keuangan, teknik operasional, aspek
komunikasi maupun sember daya manusianya. Secara detail
informasi program kegiatan akan dimasukkan dalam Lampiran 4.
Dan berikut dipaparkan strategi pengembangan layanan sanitasi
yang dimaksudkan.

4.1. Air Limbah Domestik


Strategi pengembangan air limbah domestik selama 5 (lima) tahun
mendatang di Kabupaten Malang berdasarkan isu strategis yang
ada saat ini berdasarkan lampiran 2 (hasil analisis SWOT)
penjelasannya disampaikan sebagai berikut:
Strategi 1: Mengevaluasi Rencana Induk Air Limbah Kabupaten
Masterplan air limbah adalah dokumen induk perencanaan
pengelolaan air limbah Kabupaten Malang yang berarti
menyediakan acuan dasar dalam rangka untuk memfokuskan
arah perencanaan pembangunan dalam pengelolaan air limbah
agar capaian sasaran pembangunan infrastrutur air limbah dapat
diwujudkan.
Strategi 2: Mengusulkan Program Kegiatan Air Limbah Ke
Pemerintah Pusat Maupun Propinsi Melalui Dinas Terkait
Kemampuan anggaran Kabupaten Malang sangat terbatas
sehingga untuk mempercepat target perlu bantuan anggaran dari
propinsi maupun dari pusat dalam menangani sektor air limbah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 121


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

terutama untuk IPLT, IPAL Komunal, IPAL Kawasan dan lain lain.
Walaupun daerah juga ada anggaran sharing seperti yang telah
ditentukan dan juga perlu menyiapkan readines kriteria untuk
kegiatan air limbah domestik.

Strategi 3: Mengusulkan Sarpras Yang Aman Di Masyarakat


Untuk Mendukung Optimalisasi IPLT
Menyediakan akses pengelolaan air limbah domestik tidak akan
terjadi tanpa adanya dukungan pendanaan. Pendanaan
sebenarnya adalah baik oleh pemerintah, masyarakat dan swasta.
Penyediaan pendaaan pemerintah yang pengalokasiannya dengan
proses yang dapat dikendalikan sendiri oleh kabupaten adalah
pendanaan melalui APBD. Untuk mewujudkan akses pengelolaan
air limbah kepada penduduk yang kurang mampu adalah dengan
bantuan pendanaan pembangunan jamban adalah dengan
mengalokasikan dana APBD. Dan dukungan dana APBD untuk
mendukung penyiapan redines criteria dalam pembangunan
infrastruktur pengelolaan air limbah domestik.

Strategi 4: Mengusulkan Perluasan Layanan Air Limbah Rumah


Tangga Dengan Melibatkan Sektor Swasta
Pembangunan sarana perluasan layanan pengolahan air limbah
untuk masyarakat saat ini sangat diperlukan mengingat
pendanaan melalui APBN maupun APBD digunakan sebagai
pembangunan infrastruktur hanya bersifat stimulus, sedangkan
untuk operasional, pemeliharaan lebih diarahkan dengan alokasi
dana desa (ADD) dan Dana Desa (DD) bekerjasama dengan sektor
swasta.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 122


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Detail pengembangan air limbah sesuai dengan analisa SWOT


disajikan sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 123


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Table 4.1 Strategi Pengembangan Sektor Air Limbah Domestik Sesuai Dengan Isu Strategis

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator
Meningkatkan Meningkatkan keterlibatan Terbentuknya KSM di 100 Melakukan pembinaan terhadap KSM melalui
kesadaran dan warga dalam pengelolaan air lokasi pembangunan IPAL tukar pengalaman antar pengurus KSM yang
partisipasi masyarakat limbah domestik dalam Komunal sudah berhasil mengimplementasikan IPAL
dalam pengelolaan air bentuk KSM di 154 lokasi Komunal
limbah Domestik. sampai tahun 2021 Membentuk UPT Pengelola Air Limbah
Domestik dan bersinergi dengan asosiasi KSM
Meningkatkan akses Meningkatkan cakupan Tersedianya Rencana Induk Menyusun Rencana Induk Pengelolaan Air
layanan sanitasi jamban keluarga dari dan DED air limbah Limbah Demestik untuk mendapatkan
melalui pembangunan pembangunan IPAL komunal domestik skala kabupaten dukungan Provinsi dalam upaya revitalisasi
sarana dan prasarana dari 15 unit menjadi 154 IPLT dan pembangunan IPLT Baru
pengelolaan air limbah unit pada tahun 2021 Terbangunnya IPAL Mendorong pihak swasta untuk berperan aktif
Domestik melalui IPAL komunal minimal 100 unit dalam pengelolaan air limbah domestik melalui
komunal dan on site Forum CSR
Merevitalisasi fungsi Pokja Sanitasi sebagai
wadah koordinasi dan advokasi di bidang
sanitasi
Meningkatkan cakupan Tercapainya kepemilikan Mengalokasikan Dana Desa (DD/ADD) dengan
rumah sehat dari 1.500 unit jamban dengan tangki mekanisme arisan jamban atau jamban bergulir
menjadi 136.000 unit septic 100 % untuk rumah Melibatkan CSR dari sektor swasta
sampai tahun 2021 tangga Membangun sistem Layanan Lumpur Tinja
Terjadwal (LLTT)

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 122


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Membentuk regulasi ALD melalui sinergi yang


intensif dengan donor dan akademisi
50% KK di 3 kecamatan Membangun sinergisitas dengan pelaku usaha
kota melakukan penyedotan di bidang sanitasi, khususnya provider
lumpur tinja penyedotan lumpur tinja

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 123


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

4.2. Pengolahan Persampahan


Strategi pengembangan persampahan selama 5 (lima) tahun
mendatang di Kabupaten Malang berdasarkan isu strategis yang
ada saat ini berdasarkan hasil analisis SWOT penjelasannya
disampaikan sebagai berikut:

Strategi 1: Review Rencana Induk Persampahan


Masterplan persampahan adalah dokumen induk perencanaan
pengelolaan sampah Kabupaten Malang yang berarti menyediakan
acuan dasar dalam rangka untuk memfokuskan arah perencanaan
pembangunan dalam pengelolaan persampahan agar capaian
sasaran pembangunan persampahan dapat diwujudkan.

Strategi 2: Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Daerah


Layanan Persampahan
Daerah yang terlayani persampahan sampai saat ini di 24 ibu kota
kecamatan saja, maka dari itu akan ada peningkatan baik kualitas
maupun kuantitas. Untuk mendukung perencanaan tersebut
diperlukan peningkatan dan perluasan sistem pada TPA
Talangagung. Selain itu, untuk mengurangi beban pada TPA
Talangagung maka diperlukan adanya pembangunan TPST 3R
dilokasi yang dianggap rawan persampahan.

Strategi 3: Meningkatkan Sosialisasi Pengelolaan Sampah


Rumah Tangga Dan Dampak Yang Ditimbulkan
Pengelolaan persampahan belum pasti karena tidak mampu
menyediakan akses membuang sampah dengan benar, karena bisa
jadi meskipun sudah difasilitasi akses untuk pengelolaan sampah
masih saja belum mau memanfaatkannya. Hal ini bisa terjadi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 124


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

karena kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam


pengelolaan persampahan ketika membuang sampah. Dengan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian kepada masyarakat
diharapkan dapat sadar sanitasi dan adanya perubahan perilaku
sanitasi yang baik sehingga mau melakukan pengelolaan sampah
dengan memanfaatkan akses yang telah difasilitasi pemerintah di
daerahnya ataupun dengan pengelolaan mandiri. Pengelolaan
sampah dilakukan bagi masyarakat yang memang sadar dengan
permasalahan lingkungan. Membuang sampah sembarangan
adalah merupakan bentuk ketidaksadaran seseorang dalam
permasalahan lingkungan. Hampir kebanyakan masyarakat
melakukan hal ini meski pada tempat-tempat umum telah
disediakan tempat sampah. Oleh sebab itu startegi meningkatkan
kesadaran masyarkat dalam pengelolaan dan permasalahan
lingkungan diperlukan.

Strategi 4: Meningkatkan Pengelolaan Persampahan Dengan


Pengurangan Sampah Di Lokasi Timbulan Dengan Melibatkan
Kerjasama Dinas Dan Masyarakat
Agar umur TPA lebih lama juga direncanakan pengurangan
timbulan dengan sistem TPS 3R, TPST juga Bank Sampah yang
saat ini ada dilokasi rawan timbulan sampah.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 125


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Table 4.2 Strategi Pengembangan Sektor Persampahan Sesuai Dengan Isu Strategis

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator
Menumbuh- Meningkatkan keterlibatan Terbentuknya kelompok Mengoptimalkan kader lingkungan di tiap
kembangkan dan warga dalam pengelolaan masyarakat yang mengelola desa untuk mengurangi timbulan sampah di
meningkatkan persampahan dalam bentuk bank sampah di tiap sumbernya melalui Bank Sampah
kesadaran masyarakat kelompok bank sampah di kecamatan Mengoptimalkan peran UPT di tiap Kecamatan
dalam pengelolaan semua UPTD Dinas untuk melakukan pembinaan terhadap kader
sampah Lingkungan Hidup sampai lingkungan
tahun 2021
Meningkatkan peran TPST3R sebagai sarana
edukasi pengelolaan sampah 3R bagi setiap
Kecamatan
Mewujudkan Meningkat cakupan Menyusun Rencana Induk Persampahan
Tersedianya review
lingkungan yang sehat, pelayanan sampah 100% di untuk mendapatkan dukungan Provinsi
masterplan persampahan
nyaman dan bersih tahun 2019 dalam usulan pengelolaan TPA Regional
melalui peningkatan Mendorong Pokja Sanitasi untuk memperkuat
Cakupan pelayanan
kualitas dan kuantitas peran Forum CSR dalam memenuhi sarpras
meningkat menjadi 100%
pengelolaan sampah persampahan
yang berwawasan
Mengoptimalkan peran lembaga donor untuk
lingkungan sesuai
melakukan bimbingan teknis terhadap monev,
Standar Pelayanan
peningkatan kapasitas SDM dan
Minimum /SPM.
pendampingan penyusunan regulasi
Melakukan koordinasi intensif dengan
Tersedianya TPA baru di
Provinsi untuk pemenuhan sarpras di
wilayah utara dan selatan
Kabupaten

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 126


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Penyusunan regulasi yang memadai untuk


memayungi program persampahan yang
berkelanjutan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 127


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

4.3. Drainase Permukiman


Strategi pengembangan drainase lingkungan selama 5 (lima) tahun
mendatang di Kabupaten Malang berdasarkan isu strategis yang
ada saat ini berdasarkan lampiran 2 (hasil analisis SWOT)
penjelasannya disampaikan sebagai berikut:
Strategi 1: Menyusun Masterplan Drainase
Masterplan drainase adalah dokumen induk perencanaan
pengelolaan drainase kabupaten Malang yang berarti menyediakan
acuan dasar dalam rangka untuk memfokuskan arah perencanaan
pembangunan dalam pengelolaan drainase agar capaian sasaran
pembangunan infrastrutur air limbah dapat diwujudkan.

Strategi 2: Mengusulkan Pengurangan Genangan Dengan


Sistem, Anggaran Dan Melibatkan Dinas, Masyarakat Dan
Swasta
Genangan yang ditangani di Kabupaten Malang di daerah
perkotaan dengan lokasi di daerah cekungan dan daerah aliran
sungai. Sarana prasarana drainase yanag telah dibangun
pemerintah ataupun oleh masyarakat sendiri akan bermanfaat
besar jika berfungsi sebagaimana mestinya.

Strategi 3: Meningkatkan Kerjasama Antara Pemerintah,


Masyarakat Dan Swasta Dalam Hal Menangani Drainase
Dalam hal mengatasi genangan di Kabupaten Malang tidak
hanya dari pemerintah atau Dinas tapi juga bekerjasama
dengan masyarakat dalam hal memelihari kesehariannya. Juga
bekerjasama dengan swasta dalam pelaksanaan pembangunan
dan sosialisasi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 128


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Table 4.3. Strategi Pengembangan Sektor Drainase Sesuai Dengan Isu Strategis

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator
Meningkatkan kegiatan Meningkatkan jumlah Terbentuknya kelompok Mensinergikan kegiatan pemeliharaan
yang berbasis cakupan/desa dalam swadaya masyarakat drainase dengan pengelolaan drainase
masyarakat untuk penataan drainase melalui pemelihara sarana drainase berbasis masyarakat
pembangunan dan program kemitraan di setiap kecamatan
pengelolaan drainase Mengkoordinasikan dengan lintas sektor
permukiman terkait upaya penyadaran masyarakat untuk
pemeliharaan drainase secara bersama
Meningkatkan Meningkatkan intensitas Tersusunnya dokumen Mengantisipasi perubahan iklim melalui
koordinasi perencanaan pertemuan antar instansi master plan, dan DED koordinasi yang intensif antar SKPD untuk
drainase yang terpadu terkait sebanyak 2 bulan drainase memunculkan keterpaduan program
dengan instansi terkait. sekali Menyusun masterplan drainase sebagai dasar
penanganan drainase yang terintegrasi
Mendorong penyusunan regulasi untuk
pengelolaan drainase yang terpadu
Mendorong perencanaan drainase untuk
penganggaran yang proporsional
Mendorong pemangku kebijakan untuk
Tercapainya pengurangan
memprioritaskan antisipasi perubahan iklim
genangan menjadi 0 Ha
melalui pembenahan sistem drainase terpadu
Mendorong inisiatif Forum CSR untuk
pengelolaan drainase lingkungan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 129


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Memperkuat perencanaan daerah untuk


mendapatkan dukungan anggaran dari
pemerintah pusat terkait pembenahan daerah
kumuh

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 130


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

BAB V
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI
PENDANAAN SANITASI

Pada Bab Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan ini


diuraikan total anggaran sanitasi yang dibutuhkan untuk
pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu
tahun 2016-2021, berdasarkan sumber anggaran dan jenis
kegiatan/sub sector meliputi air limbah, persampahan dan
drainase di wilayah Kabupaten Malang. Sedangkan berdasar
sumber pendanaannya diuraikan dari sumber anggaran
Pemerintah (APBD Kab. Malang, APBD Provinsi Jawa Timur dan
APBN Pusat) maupun bersumber dari Non-Pemerintah
(CSR/Swasta dan masyarakat).

Pada semua semua usulan Program dan Kegiatan Prioritas,


dan penganggaran baik internal Kab. Malang maupun pada
tingkat Provinsi Jawa Timur dan Pusat, telah dilakukan
internalisasi dan sinkronisasi dalam upaya optimasi dan kepastian
implementasi. Dari hasil sosialisasi dan sinkronisasi dengan
berbagai tingkat dan pihak yang peduli sanitasi tersebut, telah
menghasilkan kesepakatan pemahaman bersama dan komitmen
yang berwujud dukungan untuk implementasi Daftar Program
Kegiatan dan penganggaran Sanitasi untuk implementasi Jangka
Menengah 5 tahun ke depan. Meskipun komitmen dari masing-
masing sumber pendana ini bersifat kesepakatan dukungan dan
alokasi penganggaran, tetapi dipahami bersama bahwa untuk
tindak lanjutnya tetap akan dievaluasi dan mengacu berdasar
sistem penganggaran formal tahunan dan peraturan penganggaran

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 131


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

yang berlaku sah dengan mempertimbangkan hasil kesepakatan


ini sebagai prioritas dan acuan utama.

Gambaran lebih rinci dan lengkap terkait rekapitulasi


anggaran tersebut dapat dilihat pada table 5.1. dan 5.2. dibawah
ini.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 132


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

5.1 Ringkasan

Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 124,906 124,264 130,144 133,394 131,834 644,542
2 Persampahan 16,575 33,410 31,525 72,210 45,200 198,920
3 Drainase 135,155 154,308 175,459 199,070 227,461 891,453
Jumlah (a) 276,636 311,982 337,128 404,674 404,495 1,734,915
Perkiraan APBD Murni untuk sanitasi (b) 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 10,000
Perkiraan komitmen pendanaan sanitasi © 5,533 6,240 6,743 8,093 8,090 34,698
Gap 1 (a - b) 274,636 309,982 335,128 402,674 402,495 1,724,915
Gap 2 (a - c) 271,103 305,742 330,385 396,581 396,405 1,700,217
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.1. terlihat bahwa kebutuhan anggaran air limbah domestik sebesar Rp.646.542.000.000,- persampahan
sebesar Rp. 198.920.000.000,- dan drainase sebesar Rp. 891.453.000.000,-. Sehingga total kebutuhan untuk
penuntasan permasalahan sanitasi Kabupaten Malang sebesar Rp. 1.734.915.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 133


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.2. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
Per Sumber Anggaran
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
A Pemerintah
1 APBD Kabupaten 92,500 113,560 111,397 123,300 145,254 586,012
2 APBD Provinsi 8,596 9,649 11,289 12,331 14,515 56,380
3 APBN 83,513 96,771 121,590 177,091 151,824 630,789
4 DAK 4,600 4,600 4,600 4,600 4,700 23,100
Jumlah A 1,296,281
B Non Pemerintah
CSR Swasta 43,788 43,763 44,163 43,763 44,163 219,642
Masyarakat 43,638 43,638 44,038 43,638 44,038 218,992
Jumlah B 438,634
Total (A + B) 1,734,915
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.2. Terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang berasal dari Pemerintah sebesar Rp 1.296.281.000.000
sedangkan kebutuhan pendanaan yang berasal dari non Pemerintah sebesar Rp. 438.634.000,-. Sehingga total
rekapitulasi indikasi kebutuhan biaya pengembangan sanitasi untuk 5 tahun per sumber anggaran untuk Kabupaten
Malang sebesar Rp. 1.734.915.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 134


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.3. Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 27,539 27,097 28,437 29,187 26,027 138,288
2 Persampahan 7,385 18,945 4,610 3,770 13,545 48,255
3 Drainase 57,576 67,518 78,350 90,343 105,682 399,469
Jumlah 92,500 113,560 111,397 123,300 145,254 586,012
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.3. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang untuk air limbah
domestik sebesar Rp. 138.288.000.000,- persampahan sebesar Rp. 48.255.000.000,- dan drainase sebesar
Rp.399.469.000.000,- Sehingga total kebutuhan sanitasi dengan sumber pendanaan APBD Kabupaten Malang sebesar
Rp. 586.012.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 135


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.4. Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 610 1,210 1,510 610 10 3,950
2 Persampahan 2,430 1,905 2,130 2,755 4,020 13,240
3 Drainase 5,556 6,534 7,649 8,966 10,485 39,190
Jumlah 8,596 9,649 11,289 12,331 14,515 56,380
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.4. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi untuk air limbah domestik
sebesar Rp. 3.950.000.000,- persampahan sebesar Rp. 13.240.000.000,- dan drainase sebesar Rp. 39.190.000.000,-
Sehingga total kebutuhan sanitasi Kabupaten Malang dengan sumber pendanaan APBD Provinsi Jawa Timur sebesar
Rp.56.380.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 136


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.5. Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 5,640 4,840 8,280 12,480 13,680 44,920
2 Persampahan 5,850 11,675 23,850 64,850 26,850 133,075
3 Drainase 72,023 80,256 89,460 99,761 111,294 452,794
Jumlah 83,513 96,771 121,590 177,091 151,824 630,789
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.5. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari APBN untuk air limbah domestik sebesar Rp.
44.920.000.000,- persampahan sebesar Rp. 133.075.000,- dan drainase sebesar Rp. 452.794.000.000. Sehingga total
kebutuhan sanitasi untuk Kabupaten Malang dengan sumber pendanaan APBN sebesar Rp. 630.789.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 137


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.6. Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan DAK

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 43,678 43,678 44,078 43,678 44,078 219,192
2 Persampahan 110 85 85 85 85 450
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 43,788 43,763 44,163 43,763 44,163 219,642
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.6. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari DAK untuk air limbah domestik sebesar Rp.
219.192.000.000,- persampahan sebesar Rp. 450.000.000,-. Sehingga total kebutuhan sanitasi untuk Kabupaten
Malang dengan sumber pendanaan DAK sebesar Rp. 219.642.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 138


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.7. Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan Partisipasi Swasta/CSR

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 43,678 43,678 44,078 43,678 44,078 219,192
2 Persampahan 110 85 85 85 85 450
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 43,788 43,763 44,163 43,763 44,163 219,642
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.7. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari CSR cukup besar, yaitu untuk air limbah
domestik sebesar Rp. 218.992.000.000,- dan untuk persampahan sebesar Rp 450.000.000,-. Sehingga total kebutuhan
sanitasi untuk Kabupaten Malang dengan sumber pendanaan CSR sebesar Rp. 218.642.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 139


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.8. Tabel Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan Partisipasi Masyarakat

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 43,638 43,638 44,038 43,638 44,038 218,992
2 Persampahan 0 0 0 0 0 0
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 43,638 43,638 44,038 43,638 44,038 218,992
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Dari table 5.8. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari Masyarakat cukup besar, yaitu untuk air
limbah domestik sebesar Rp. 218.992.000.000,-

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 140


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 5.9. Antisipasi Funding Gap

(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 2,498.1 2,485.3 2,602.9 2,667.9 2,636.7 12,891
2 Persampahan 331.5 668.2 630.5 1,444.2 904.0 3,978
3 Drainase 2,703.1 3,086.2 3,509.2 3,981.4 4,549.2 17,829
4 Daftar Tunggu (Funding Gap) 271,103.3 305,742.4 330,385.4 396,580.5 396,405.1 1,700,217

5 Kebutuhan Pendanaan Sanitasi 276,636.0 311,982.0 337,128.0 404,674.0 404,495.0 1,734,915


6 Gap (%) 98.0 98.0 98.0 98.0 98.0
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016

Funding-Gap merupakan selisih antara jumlah anggaran yang dibutuhkan dikurangi dengan jumlah dana yang tersedia.
Untuk rekapitulasi anggaran Funding-Gap yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi Kabupaten Malang dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2016 – 2021. Dari table 5.5. terlihat bahwa total daftar tunggu sebesar Rp.
1.700.217.000.000,- dan prosentase gap antara daftar tunggu dan kebutuhan pendanaan sanitasi sebesar 98%.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 141


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Monitoring dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi


merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan
kinerja dalam pencapaian target secara bertahap dan konsisten. Hal
ini sangat diperlukan untuk melakukan langkah- langkah perbaikan
agar dapat efisien dan efektif. Sistem kerja organisasi yang meliputi:
perencanaan pelaksanaan dan implementasi serta monitoring
merupakan rangkaian kinerja yang harus diikuti untuk memperoleh
keberhasilan mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi akan melibatkan


berbagai sektor yang terkait dengan sanitasi sebagai unsur yang
dapat menilai hasil capaian dan melakukan langkah tindak untuk
menentukan program selanjutnya.

Ada 3 (tiga) unsur pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang


harus dipisahkan kewenangannya, namun dalam pelaksanaan tugas
saling terintegrasi secara berkesinambungan, yaitu :

1. Pelaksana monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi

2. Pengawas monitoring dan evaluasi sanitasi

3. Pelaporan monitoring dan evaluasi sanitasi

6.1. Gambaran Umum Stuktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi

Tujuan pembangunan sanitasi tingkat kabupaten telah


ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Malang dan dinyatakan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 142


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

dalam sebuah dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK).


Dokumen SSK juga mencantumkam target-target pembangunan
sanitasi subsektor (air limbah, persampahan dan drainase).
Strategi, kebijakan dan daftar panjang program dan kegiatan
telah disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung
tercapainya tujuan pembangunan sanitasi Kabupaten Malang.

Dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan pemantauan dan


evaluasi untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna
melihat ketepatan penggunaan sumber daya baik keuangan
maupun manusia. Pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui
hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses di kemudian hari.
Pemantauan dan evaluasi SSK akan dilakukan untuk menilai
capaian-capaian subsektor sanitasi.

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan


untuk :

1. Memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses


pelaksanaan kegiatan.

2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya.

3. Menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk


mengoptimalkan pencapaian.

Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain,


pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program pembangunan
sanitasi.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 143


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan


balik bagi pengambil keputusan berkaitan :

1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi


dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan
dalam kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati.

2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas


institusi dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi.

3. Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi.

Selain itu, monitoring dan evaluasi juga diperuntukkan dalam


melakukan pemantauan capaian pelaksanaan kegiatan dan
menilai tingkat investasi dan keluaran dari pelaksanaan
kegiatan berkaitan sanitasi oleh Pemerintah Kabupaten, dimana
kegiatan-kegiatan tersebut mengacu kepada usulan kegiatan
(rencana tindak) SSK maupun kegiatan-kegiatan diluar usulan
SSK yang dilaksanakan oleh OPD.

Pemantauan Capaian Strategis adalah untuk menilai


tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan subsektor
sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah
ditetapkan, Sasaran, serta Tahapan Pencapaian Sanitasi.

Monitoring dan evaluasi capaian SSK per subsektor secara


rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 144


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

A. Sektor Air Limbah Domestik

Tabel 6.1 Capaian Strategis Air Limbah

Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 4.450 jt Tidak ada BABS
Sehat
2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS
Tangki septik individu (27.274
unit)
3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder
TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT
4. Sosialisasi dan Promosi LLTT Rp. 180 jt Seluruh masyarakat
mendukung program LLTT
5. Kampanye di Media Massa Rp 10 jt Masyarakat aware terhadap
program pemerintah
6. Sosialisasi di Sekolah Rp. 20 jt Mendorong sekolah sbg agen
perubahan perilaku di
rumah
7. Penyusunan Regulasi Rp. 300 jt Payung hukum yg jelas
Penunjang Program untuk program sanitasi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 144


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

8. Pembentukan dan Rp. 550 jt UPTD menjadi lembaga yg


Pengembangan UPT Pengelola professional dlm menangani
Air Limbah Domestik limbah domestik
9. Optimalisasi IPLT Talangagung Rp. 1000 jt IPLT bisa berfungsi optimal

Total Rp. 115.626 jt


Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021

1. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Rp. 600 jt IPAL bisa berfungsi optimal
Skala Kota di Singhasari
residence
2. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah
(@40 KK) domestic meningkat
3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 4840 jt Akses layanan air limbah
Terpusat (@100 KK) domestic meningkat
4. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola
IPAL

5. Sosialisasi Penyambungan SR Rp. 10 jt Masyarakat aware thd


program IPAL
Total Rp. 9.280 jt

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 145


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2018

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021

1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 3.250 jt Tidak ada BABS


Sehat
2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS
Tangki septik individu (27.274
unit)
3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder
TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT

4. Sosialisasi dan Promosi LLTT Rp. 160 jt Seluruh masyarakat


mendukung program LLTT
5. Kampanye di Media Massa Rp 10 jt Masyarakat aware terhadap
program pemerintah
6. Sosialisasi di Sekolah Rp. 20 jt Mendorong sekolah sebagai
agen perubahan utk
perubahan perilaku di
rumah
7. Pembentukan dan Rp. 150 jt UPTD menjadi lembaga yg
Pengembangan UPTD Pengelola professional dlm menangani
Air Limbah Domestik limbah domestik

8. Optimalisasi IPLT Talangagung Rp. 178 jt IPLT bisa berfungsi optimal

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 146


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

9. Pembangunan IPLT Baru Rp. 1.200 jt Memperluas cakupan LLTT

Total Rp. 114.084 jt

Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2018

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
1. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah
(@40 KK) domestic meningkat

2. Pembangunan Sistem Skala Rp. 4840 jt Akses layanan air limbah


Terpusat (@100KK) domestic meningkat

3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 900 jt Akses layanan air limbah


Terpusat (@200KK) domestic meningkat
4. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Rp. 600 jt Akses layanan air limbah
Skala Kota di Singhasari domestic meningkat
residence
6. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola
IPAL
7. Sosialisasi Penyambungan SR Rp. 10 jt Masyarakat aware thd
program IPAL
Total Rp. 10.180 jt

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 147


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahun 2019

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 3.900 jt Tidak ada BABS
Sehat

2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS


Tangki septik individu (27.274
unit)

3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder


TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT

4. Kampanye di Media Massa Rp 10 jt Masyarakat aware terhadap


program pemerintah

5. Sosialisasi di Sekolah Rp. 20 jt Mendorong sekolah sebagai


agen perubahan utk
perubahan perilaku di rumah

6. Optimalisasi IPLT Talangagung Rp. 178 jt IPLT bisa berfungsi optimal

7. Pembangunan IPLT Baru Rp. 2.500 jt Memperluas cakupan LLTT

Total Rp. 115.724 jt

Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 148


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahun 2019

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
1. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah
(@40 KK) domestic meningkat
2. Pembangunan Sistem Skala Rp. 5280 jt Akses layanan air limbah
Terpusat (@100KK) domestic meningkat
3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 3200 jt Akses layanan air limbah
Kawasan (@200KK) domestic meningkat
4. Pembangunan Sistem Skala Rp. 1500 jt Akses layanan air limbah
Kota (@500KK) domestic meningkat
5. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Rp. 600 jt Akses layanan air limbah
Skala Kota di Singhasari domestic meningkat
residence
8. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola IPAL

9. Sosialisasi Penyambungan SR Rp. 10 jt Masyarakat aware thd


program IPAL
Total Rp. 14.420 jt

Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 149


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 3.850 jt Tidak ada BABS


Sehat
2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS
Tangki septik individu (27.274
unit)

3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder


TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT
4. Kampanye di Media Massa Rp 10 jt Masyarakat aware terhadap
program pemerintah
5. Sosialisasi di Sekolah Rp. 20 jt Mendorong sekolah sebagai
agen perubahan utk
perubahan perilaku di rumah
6. Optimalisasi IPLT Talangagung Rp. 178 jt IPLT bisa berfungsi optimal

7. Pembangunan IPLT Baru Rp. 6600 jt Memperluas cakupan LLTT

Total Rp. 119.774 jt

Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2020

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021

1. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah


(@40 KK) domestic meningkat

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 150


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

2. Pembangunan Sistem Skala Rp. 5280 jt Akses layanan air limbah


Terpusat (@100KK) domestic meningkat
3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 900 jt Akses layanan air limbah
Kawasan (@200KK) domestic meningkat
4. Pembangunan Sistem Skala Rp. 3000 jt Akses layanan air limbah
Kota (@500KK) domestic meningkat
5. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Rp. 600 jt Akses layanan air limbah
Skala Kota di Singhasari domestic meningkat
residence
6. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola IPAL
7. Sosialisasi Penyambungan SR Rp. 10 jt Masyarakat aware thd
program IPAL
Total Rp. 13.620 jt

Tahun 2021

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 4.050 jt Tidak ada BABS
Sehat
2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS
Tangki septik individu (27.274
unit)
3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder
TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 151


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

4. Kampanye di Media Massa Rp 10 jt Masyarakat aware terhadap


program pemerintah
5. Sosialisasi di Sekolah Rp. 20 jt Mendorong sekolah sebagai
agen perubahan utk
perubahan perilaku di rumah
6. Optimalisasi IPLT Talangagung Rp. 118 jt IPLT bisa berfungsi optimal

Total Rp. 113.314 jt

Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site

Tahun 2021

Rencana Realisasi

Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome

Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021

1. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 4000 jt Akses layanan air limbah


(@40 KK) domestic meningkat
2. Pembangunan Sistem Skala Rp. 5280 jt Akses layanan air limbah
Terpusat (@100KK) domestic meningkat

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 152


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 3200 jt Akses layanan air limbah


Kawasan (@200KK) domestic meningkat
4. Pembangunan Sistem Skala Rp. 6000 jt Akses layanan air limbah
Kota (@500KK) domestic meningkat
5. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola IPAL
6. Sosialisasi Penyambungan SR Rp. 10 jt Masyarakat aware thd
program IPAL
Total Rp. 18.520 jt

6.2 Capaian Kegiatan Air Limbah

Tahun 2017

Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
1. Pemicuan Akses ke Jamban Sehat (89 paket)

2. Pembangunan Jamban dan Tangki septik individu (27.274 unit)

3. Internalisasi Layanan Lumpur TInja Terjadwal (LLTT) (1 paket)

4. Sosialisasi dan Promosi LLTT (9 paket)

5. Kampanye di Media Massa (1 paket)

6. Sosialisasi di Sekolah (1 paket)

7. Penyusunan Regulasi Penunjang Program (3 paket)

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 153


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

8. Pembentukan dan Pengembangan UPTD Pengelola Air Limbah Domestik


(3 paket)
9. Optimalisasi IPLT Talangagung (3 paket)

10. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Skala Kota di Singhasari Residence (150
SR)
11. Pembangunan IPAL Komunal (@40 KK) (19 paket)

12. Pembangunan Sistem Skala Terpusat (@100 KK) (11 paket)

13. Penguatan KSM (1 paket)

14. Sosialisasi Penyambungan SR (1 paket)

Tahun 2018

Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
1. Pemicuan Akses ke Jamban Sehat (65 paket)

2. Pembangunan Jamban dan Tangki septik individu (27.274 unit)

3. Internalisasi Layanan Lumpur TInja Terjadwal (LLTT) (1 paket)

4. Sosialisasi dan Promosi LLTT (8 paket)

5. Kampanye di Media Massa (1 paket)

6. Sosialisasi di Sekolah (1 paket)

7. Pembentukan dan Pengembangan UPTD Pengelola Air Limbah Domestik


(1 paket)
8. Optimalisasi IPLT Talangagung (3 paket)

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 154


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

9. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Skala Kota di Singhasari residence (150


SR)
10. Pembangunan IPAL Komunal (@40 KK) (19 paket)

11. Pembangunan Sistem Skala Terpusat (@100 KK) (11 paket)

12. Pembangunan Sistem Skala Terpusat (@200 KK) (4 paket)

13. Penguatan KSM (1 paket)

14. Sosialisasi Penyambungan SR (1 paket)

Tabel. 6.3 Tabel Evaluasi Air Limbah


Tahun 2017
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik

Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan air limbah 30 juta


domestik dalam bentuk KSM di 154 lokasi Desa/Kelurahan ODF
sampai tahun 2021

Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit 109.096 juta
menjadi136.000 unit sampai tahun 2021

Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL 8.640 juta

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 155


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021

Tahun 2018
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan air limbah 30 juta
domestik dalam bentuk KSM di 154 lokasi Desa/Kelurahan ODF
sampai tahun 2021
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit 109.096 juta
menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL 8.640 juta
komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021

Monitoring evaluasi implementasi SSK sektor Air Limbah Domestik dilakukan oleh BAPPEDA. Sedangkan
pengumpul data, dokumentasi, serta pengolah data adalah OPD Pelaksana kegiatan. Laporan hasil Monitoring
dan evaluasi diberikan kepada Bupati Malang. Format pelaporan monitoring dan evaluasi implementasi SSK
sektor Air Limbah Domestik sebagaimana disajikan pada Tabel berikut

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 156


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 6.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK

PenanggungJawab Pelaporan
Waktu
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Pengumpul Data Pengolah Data/ Pelaksanaan
PenerimaLaporan
Utama dan Dokumentasi Pemantau
Okt-Des Bupati & Kepala
Tabel Capaian
Bappeda PKPCK PKPCK tahun OPD
Strategis
berjalan
Okt-Des Bupati & Kepala
Tabel capaian
Bappeda PKPCK PKPCK tahun OPD
Kegiatan
berjalan
Okt-Des Bupati & Kepala
Tabel Evaluasi Bappeda PKPCK PKPCK tahun OPD
berjalan

B. Sektor Persampahan

Tabel 6.5. Capaian Strategis Persampahan

Tujuan

Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah


Tahun 2017

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome


(jt)
Sasaran

Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD di DLH
sampai tahun 2021

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 157


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota 100 Satgas terampil dalam menjalankan


tugas sehari-hari
Sosialisasi dan Pelatihan tentang 100 KSM mampu melakukan pengelolaan
pengelolaan sampah dengan konsep 3 R sampah dengan konsep 3R

Sosialisasi 3R melalui media elektornik 10 Masyarakat luas aware terhadap


pengelolaan sampah 3R
Membentuk pilot project sanitasi terintegrasi 50 Mendorong implementasi konsep 3R di
dengan penghijauan masyarakat
Lomba go green (skala perumahan, sekolah, 25 kesadaran masyarakat untuk mengelola
perkantoran) sampah meningkat
Sosialisasi kegiatan dan pemanfaatan hasil 25 Masyarakat dan swasta menikmati
kegiatan pengolahan sampah pada pihak manfaat dari olahan sampah
swasta
Pendampingan kegiatan penanganan 50 Masyarakat mampu memilah sampah
sampah dari sumbernya dengan 3R dan mengolah dari sumbernya
Pemberian penghargaan (Sanitation Award) 50 Kesadaran masyarakat semakin tinggi
bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan dalam pengelolaan sampah
sampah
Pengelolaan Sampah di TPST3R 1,135 KSM mampu melakukan pengelolaan
sampah dengan konsep 3R
Total 1,545

Tujuan
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah

Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 158


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021

Operasional dan Pemeliharaan TPA 400 Kinerja TPA semakin baik


Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 7,000 Kinerja TPA semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPS 1,280 Kinerja TPS semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPA skala Meningkatkan cakupan layanan
Kabupaten 5,850 persampahan
Pengelolaan TPA Skala Regional Meningkatkan cakupan layanan
500 persampahan

Total 15,030

Tujuan
Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah

Tahun 2018

Rencana Realisasi
Belanja
Output Belanja (jt) Outcome Output Outcome
(jt)
Sasaran
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD DLH sampai
tahun 2021
Bimtek Pengolahan sampah berbasis 50 Masyarakat mampu dan mandiri
kemitraan masyarakat mengelola sampah dari rumah tangga

Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota 100 Satgas terampil dalam menjalankan


tugas sehari-hari

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 159


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Sosialisasi dan Pelatihan tentang 100 KSM mampu melakukan pengelolaan


pengelolaan sampah dengan konsep 3 R sampah dengan konsep 3R

Sosialisasi 3R melalui media elektornik 10 Masyarakat luas aware terhadap


pengelolaan sampah 3R
Lomba go green (skala perumahan, sekolah, 25 kesadaran masyarakat untuk mengelola
perkantoran) sampah meningkat
Lomba industri peduli sanitasi 25 Kesadaran pengelolaan sampah oleh
sektor swasta meningkat
Sosialisasi pengelolaan sampah dalam 25 Awareness masyarakat dan swasta
rangka peningkatan peran serta masyarakat meningkat
dan swasta
Pendampingan kegiatan penanganan 50 Masyarakat mampu memilah sampah
sampah dari sumbernya dengan 3R dan mengolah dari sumbernya

Pembangunan Pusat studi sanitasi ramah 400 Penelitian dan pengembangan


lingkungan pengelolaan sampah dan pemanfaatan
hasil olahan semakin meningkat
Pemberian penghargaan (Sanitation Award) 50 Kesadaran masyarakat semakin tinggi
bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan dalam pengelolaan sampah
sampah
Pengelolaan Sampah di TPST 3R 2,145 KSM mampu melakukan pengelolaan
sampah dengan konsep 3R

Pengelolaan Sampah di TPST 1,085 KSM mampu melakukan pengelolaan


sampah dengan konsep 3R
Total 4,065

Tujuan

Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 160


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahun 2018

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome


Sasaran

Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021
Review Dokumen Masterplan Persampahan 200 Perencanaan persampahan menjadi
terintegrasi
Penyusunan Perencanaan Teknis dan 25 Perencanaan persampahan menjadi
Manajemen Persampahan (PTMP) - (untuk terintegrasi
Kota Sedang & Kecil)
Pameran/ temu bisnis serta Kerjasama 25 Cakupan layanan persampahan
Pengelolaan Persampahan semakin luas
Pembenahan Kerjasama Pemungutan 100 Peningkatan PAD dari sektor sampah
Retribusi
Operasional dan Pemeliharaan TPA 400 Kinerja TPA semakin baik
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 7,400 Kinerja TPA semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPS 1,280 Kinerja TPS semakin baik
Pengelolaan Sampah di SPA/Depo Transfer 1.047 Kinerja Depo Tramsfer semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPA skala 5,850 Meningkatkan cakupan layanan
Kabupaten persampahan
Pengelolaan TPA Skala Regional 10,400 Meningkatkan cakupan layanan
persampahan
Total 26,727

Tujuan

Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 161


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahun 2019

Rencana Realisasi
Belanja
Output Belanja (jt) Outcome Output Outcome
(jt)
Sasaran

Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD DLH sampai
tahun 2021
Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota 100 Satgas terampil dalam menjalankan
tugas sehari-hari
Sosialisasi dan Pelatihan tentang 100 KSM mampu melakukan pengelolaan
pengelolaan sampah dengan konsep 3 R sampah dengan konsep 3R

Sosialisasi 3R melalui media elektornik 10 Masyarakat luas aware terhadap


pengelolaan sampah 3R
Lomba go green (skala perumahan, sekolah, 25 kesadaran masyarakat untuk mengelola
perkantoran) sampah meningkat
Lomba industri peduli sanitasi 25 Kesadaran pengelolaan sampah oleh
sektor swasta meningkat
Sosialisasi kegiatan dan pemanfaatan hasil 25 Masyarakat dan swasta menikmati
kegiatan pengolahan sampah pada pihak manfaat dari olahan sampah
swasta
Pendampingan kegiatan penanganan 50 Masyarakat mampu memilah sampah
sampah dari sumbernya dengan 3R dan mengolah dari sumbernya

Pemberian penghargaan (Sanitation Award) 50 Kesadaran masyarakat semakin tinggi


bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan dalam pengelolaan sampah
sampah
Pengelolaan Sampah di TPST3R 2,145 KSM mampu melakukan pengelolaan
sampah dengan konsep 3R
Pengelolaan Sampah di TPST 1,135 KSM mampu melakukan pengelolaan
sampah dengan konsep 3R

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 162


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Total 3,665

Tujuan

Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah

Tahun 2019

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome


Sasaran
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021
Pembentukan unit pengaduan masalah 50 Masyarakat semakin peduli terhadap
pengelolaan sampah pengelolaan sampah
Penyempurnaan Perda tentang retribusi jasa 100 Meningkatkan PAD dari sektor
umum kebersihan/ persampahan persampahan
Operasional dan Pemeliharaan TPA 400 Kinerja TPA semakin baik
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 6,600 Kinerja TPA semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPS 1,280 Kinerja TPS semakin baik
Pengelolaan Sampah di SPA/Depo Transfer 7,330 Kinerja Depo Tramsfer semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPA skala 11,100 Meningkatkan cakupan layanan
Kabupaten persampahan
Pengelolaan TPA Skala Regional 1,000 Meningkatkan cakupan layanan
persampahan
Total 27,860

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 163


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tujuan

Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah

Tahun 2020

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja (jt) Outcome


Sasaran
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD DLH sampai
tahun 2021
Bimtek Pengolahan sampah berbasis 50 Masyarakat mampu dan mandiri
kemitraan masyarakat mengelola sampah dari rumah tangga

Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota 100 Satgas terampil dalam menjalankan


tugas sehari-hari
Sosialisasi dan Pelatihan tentang 100 KSM mampu melakukan pengelolaan
pengelolaan sampah dengan konsep 3 R sampah dengan konsep 3R

Sosialisasi 3R melalui media elektornik 10 Masyarakat luas aware terhadap


pengelolaan sampah 3R
Lomba go green (skala perumahan, sekolah, 25 kesadaran masyarakat untuk
perkantoran) mengelola sampah meningkat
Lomba industri peduli sanitasi 25 Kesadaran pengelolaan sampah oleh
sektor swasta meningkat
Sosialisasi pengelolaan sampah dalam 25 Awareness masyarakat dan swasta
rangka peningkatan peran serta masyarakat meningkat
dan swasta
Pendampingan kegiatan penanganan 50 Masyarakat mampu memilah sampah
sampah dari sumbernya dengan 3R dan mengolah dari sumbernya

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 164


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pemberian penghargaan (Sanitation Award) 50 Kesadaran masyarakat semakin tinggi


bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan dalam pengelolaan sampah
sampah
Pengelolaan Sampah di TPST3R 2,145 KSM mampu melakukan pengelolaan
sampah dengan konsep 3R
Pengelolaan Sampah di TPST 1,135 KSM mampu melakukan pengelolaan
sampah dengan konsep 3R
Total 3,715

Tujuan

Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah

Tahun 2020

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja (jt) Outcome


Sasaran
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021

Operasional dan Pemeliharaan TPA 400 Kinerja TPA semakin baik


Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 12,000 Kinerja TPA semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPS 1,280 Kinerja TPS semakin baik
Pengelolaan Sampah di SPA/Depo Transfer 3,665 Kinerja Depo Tramsfer semakin baik

Pengelolaan Sampah di TPA skala 900 Meningkatkan cakupan layanan


Kabupaten persampahan

Pengelolaan TPA Skala Regional 50,250 Meningkatkan cakupan layanan


persampahan
Total 68,495

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 165


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tujuan

Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah

Tahun 2021

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja (jt) Outcome


Sasaran
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD di DLH
sampai tahun 2021
Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota 100 Satgas terampil dalam menjalankan
tugas sehari-hari
Sosialisasi dan Pelatihan tentang 100 KSM mampu melakukan pengelolaan
pengelolaan sampah dengan konsep 3 R sampah dengan konsep 3R
Sosialisasi 3R melalui media elektornik 10 Masyarakat luas aware terhadap
pengelolaan sampah 3R
Lomba go green (skala perumahan, sekolah, 25 kesadaran masyarakat untuk
perkantoran) mengelola sampah meningkat
Lomba industri peduli sanitasi 25 Kesadaran pengelolaan sampah oleh
sektor swasta meningkat
Sosialisasi kegiatan dan pemanfaatan hasil 25 Masyarakat dan swasta menikmati
kegiatan pengolahan sampah pada pihak manfaat dari olahan sampah
swasta
Pendampingan kegiatan penanganan 50 Masyarakat mampu memilah sampah
sampah dari sumbernya dengan 3R dan mengolah dari sumbernya
Pemberian penghargaan (Sanitation Award) 50 Kesadaran masyarakat semakin tinggi
bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan dalam pengelolaan sampah
sampah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 166


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pengelolaan Sampah di TPST3R 2,145 KSM mampu melakukan pengelolaan


sampah dengan konsep 3R

Pengelolaan Sampah di TPST 1,970 KSM mampu melakukan pengelolaan


sampah dengan konsep 3R
Total 4,500

Tujuan
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah

Tahun 2021

Rencana Realisasi

Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome


Sasaran
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021
Operasional dan Pemeliharaan TPA 400 Kinerja TPA semakin baik
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 11,650 Kinerja TPA semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPS 1,120 Kinerja TPS semakin baik
Pengelolaan Sampah di SPA/Depo Transfer 7,080 Kinerja Depo Tramsfer semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPA skala 10,300 Meningkatkan cakupan layanan
Kabupaten persampahan
Pengelolaan TPA Skala Regional 10,150 Meningkatkan cakupan layanan
persampahan
Total 40,700

Tabel 6.6 Capaian Kegiatan Persampahan

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 167


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahun 2017
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota ( 1 paket)

Sosialisasi dan Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R (1 paket)

Sosialisasi 3R melalui media elektornik (1 paket)

Membentuk pilot project sanitasi terintegrasi dengan penghijauan (1 paket)

Lomba go green (skala perumahan, sekolah, perkantoran) (1 paket)

Sosialisasi kegiatan dan pemanfaatan hasil kegiatan pengolahan sampah pada pihak
swasta (1 paket)

Pendampingan kegiatan penanganan sampah dari sumbernya dengan 3R (1 paket)

Pemberian penghargaan (Sanitation Award) bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan
sampah (1 paket)
Pembinaan KSM TPST/3R (9 paket)
Operasional dan Pemeliharaan TPA (1 paket)
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA (5 paket)
Pengelolaan Sampah di TPS (24 paket)
Pengelolaan Sampah di TPA skala Kabupaten (3 paket)
Pengelolaan TPA Skala Regional (1 paket)

Tahun 2018
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
Bimtek Pengolahan sampah berbasis kemitraan masyarakat (1 paket)

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 168


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota (1 paket)


Sosialisasi dan Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R (1 paket)

Sosialisasi 3R melalui media elektornik (1 paket)

Lomba go green (skala perumahan, sekolah, perkantoran) (1 paket)


Lomba industri peduli sanitasi (1 paket)
Sosialisasi pengelolaan sampah dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat
dan swasta (1 paket)
Pendampingan kegiatan penanganan sampah dari sumbernya dengan 3R (1 paket)

Pembangunan Pusat studi sanitasi ramah lingkungan (1 paket)


Pemberian penghargaan (Sanitation Award) bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan
sampah (1 paket)
Pembinaan KSM TPST/3R (15 paket)
Penyusunan Dokumen Masterplan Persampahan (1 paket)
Penyusunan Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan (PTMP) - (untuk Kota
Sedang & Kecil) (1 paket)

Pameran/ temu bisnis serta Kerjasama Pengelolaan Persampahan (1 paket)

Pembenahan Kerjasama Pemungutan Retribusi (1 paket)

Operasional dan Pemeliharaan TPA (1 paket)

Pengadaan Fasilitas Operasional TPA (26 paket)

Pengelolaan Sampah di TPS (24 paket)

Pengelolaan Sampah di TPST/3R (15 paket)

Pengelolaan Sampah di SPA/Depo Transfer (7 paket)

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 169


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pengelolaan Sampah di TPA skala Kabupaten (3 paket)


Pengelolaan TPA Skala Regional (2 paket)

Tabel 6.7 Evaluasi Persampahan

Tahun 2017
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan 1.545 juta
persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua
UPTD DLH sampai tahun 2021
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di 15.030 juta
perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021

Tahun 2018
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 170


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan 4.065 juta


persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di
semua UPTD DLH sampai tahun 2021

Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah

Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di 26.727 juta


perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021

Monitoring evaluasi implementasi SSK sektor Persampahan dilakukan oleh BAPPEDA. Sedangkan pengumpul
data, dokumentasi, serta pengolah data adalah OPD Pelaksana kegiatan. Laporan hasil Monitoring dan evaluasi
diberikan kepada Bupati Malang. Format pelaporan monitoring dan evaluasi implementasi SSK sektor
persampahan sebagaiimana disajikan pada Tabel berikut

Tabel 6.8 Pelaporan Monev Implementasi SSK


PenanggungJawab Pelaporan
Obyek Pemantauan Penanggung Pengumpul Data Pengolah Data/ Waktu Pelaksanaan
PenerimaLaporan
Jawab Utama dan Dokumentasi Pemantau
Tabel Capaian Strategis Bappeda DLH DLH Okt-Des thn berjalan Bupati & Kepala OPD
Tabel capaian Kegiatan Bappeda DLH DLH Okt-Des thn berjalan Bupati & Kepala OPD
Tabel Evaluasi Bappeda DLH DLH Okt-Des tahun berjalan Bupati & Kepala OPD

C. Sektor Drainase

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 171


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 6.9 Capaian Strategis Drainase

Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Belanja
Output Belanja (jt) Outcome Output Outcome
(jt)
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong meningkatkan fungsi saluran
5,548
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & meningkatkan fungsi saluran
prasarana irigasi. 2,557
drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu Saluran limpasan air hujan
1,855
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan 954 mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan meningkatkan fungsi saluran
15,913
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul
sungai 1,469 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Program Pembangunan Saluran Aliran limpasan air hujan
34,932
Drainase/Gorong-Gorong semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala Mengurangi luasan genangan
kawasan dan skala kota 51,534
ketika hujan

Pembangunan drainase trotooar 20,489 meningkatkan fungsi saluran


drainase

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 172


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Total 114,762

Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 1 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan Koordinasi data antar OPD
628
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik
Total 628

Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong meningkatkan fungsi saluran
5,548
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana &
prasarana irigasi. 3,325 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu Saluran limpasan air hujan
2,411
air/bangunan ukur semakin lancar

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 173


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Pemberdayaan Petani Pemakai Air Masyarakat mandiri dalam


(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan 1,241 mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan meningkatkan fungsi saluran
20,687 drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul meningkatkan fungsi saluran
sungai 1,597
drainase
Program Pembangunan Saluran Aliran limpasan air hujan
Drainase/Gorong-Gorong 38,426 semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala Mengurangi luasan genangan
56,694
kawasan dan skala kota ketika hujan
Pembangunan drainase trotooar 23,562 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Total 129,929
Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 1 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan Koordinasi data antar OPD
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik
817

Total 817

Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 174


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tahun 2019
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 6,392 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & meningkatkan fungsi saluran
4,156
prasarana irigasi. drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu Saluran limpasan air hujan
3,014
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan 1,551 mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan meningkatkan fungsi saluran
25,859
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul meningkatkan fungsi saluran
1,738
sungai drainase
Program Pembangunan Saluran Aliran limpasan air hujan
Drainase/Gorong-Gorong 42,268 semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala Mengurangi luasan genangan
kawasan dan skala kota 62,363
ketika hujan
Pembangunan drainase trotooar meningkatkan fungsi saluran
27,097
drainase
147,341
Total

Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2019

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 175


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 1 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan 1,021 Koordinasi data antar OPD
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik
Total 1,021

Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 7,366 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & 5,195 meningkatkan fungsi saluran
prasarana irigasi. drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu 3,767 Saluran limpasan air hujan
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air 1,938 Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan 32,324 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul 948 meningkatkan fungsi saluran
sungai drainase

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 176


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Program Pembangunan Saluran 46,495 Aliran limpasan air hujan


Drainase/Gorong-Gorong semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala 68,600 Mengurangi luasan genangan
kawasan dan skala kota ketika hujan
31,161 meningkatkan fungsi saluran
Pembangunan drainase trotooar
drainase
Total 166,633

Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 2 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan 1,276 Koordinasi data antar OPD
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik

1,276
Total

Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 177


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan


Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 8,450 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & 6,493 meningkatkan fungsi saluran
prasarana irigasi. drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu 4,709 Saluran limpasan air hujan
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air 2,423 Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan 40,405 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul 948 meningkatkan fungsi saluran
sungai drainase
Program Pembangunan Saluran 51,144 Aliran limpasan air hujan
Drainase/Gorong-Gorong semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala 75,459 Mengurangi luasan genangan
kawasan dan skala kota ketika hujan
35,835
Pembangunan drainase trotooar meningkatkan fungsi saluran
drainase
Total 190,031

Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 2 bulan sekali

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 178


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Penyusunan dokumen hasil pendataan dan Koordinasi data antar OPD


identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air 1,595 semakin baik
Total 1,595

Tabel 6.10 Capaian Kegiatan Drainase


Tahun 2017
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong (3 paket)
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & prasarana irigasi (12 paket)
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu air/bangunan ukur (18 paket)
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan
pembinaan/perkuatan kelembagaan) (9 paket)
Rehab pemeliharaan jaringan (26 paket)
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul sungai
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
Pembangunan sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota
Pembangunan drainase trotoar
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan identifikasi jaringan irigasi dan
bangunan air (6 paket)

Tahun 2018
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 179


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong (3 paket)

Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & prasarana irigasi (12 paket)

Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu air/bangunan ukur (18 paket)

Pemberdayaan Petani Pemakai Air (pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan


pembinaan/perkuatan kelembagaan) (9 paket)

Rehab pemeliharaan jaringan (26 paket)

Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul sungai

Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong

Pembangunan sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota

Pembangunan drainase trotoar

Penyusunan dokumen hasil pendataan dan identifikasi jaringan irigasi dan


bangunan air (6 paket)

Tabel 6.11 Evaluasi Drainase

Tahun 2017

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 180


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi


Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase 114.762 juta
melalui program kemitraan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait 628 juta
sebanyak 2 bulan sekali

Tahun 2018

Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi


Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase 129.929 juta
melalui program kemitraan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait 817 juta
sebanyak 2 bulan sekali

Monitoring evaluasi implementasi SSK sektor drainase dilakukan oleh BAPPEDA. Sedangkan pengumpul data,
dokumentasi, serta pengolah data adalah OPD Pelaksana kegiatan. Laporan hasil Monitoring dan evaluasi
diberikan kepada Bupati Malang. Format pelaporan monitoring dan evaluasi implementasi SSK sektor drainase
sebagaiimana disajikan pada Tabel berikut.

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 181


Strategi Sanitasi Kabupaten Malang
Tahun 2016

Tabel 6.12 Pelaporan Monev Implementasi SSK

PenanggungJawab Pelaporan

Obyek Pemantauan Penanggung Jawab Pengumpul Data Pengolah Data/ Waktu Pelaksanaan
Penerima Laporan
Utama dan Dokumentasi Pemantau

Tabel Capaian Okt-Des tahun Bupati & Kepala


Bappeda PUSDA PUSDA
Strategis berjalan OPD

Tabel capaian Okt-Des tahun Bupati & Kepala


Bappeda PUSDA PUSDA
Kegiatan berjalan OPD

Okt-Des tahun Bupati & Kepala


Tabel Evaluasi Bappeda PUSDA PUSDA
berjalan OPD

Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum 182

Anda mungkin juga menyukai