Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.2
1. Pengumpulan Data
2. Analisis Data
mendesak di KKL
Mengumpulkan dan men-scoring isu-isu strategis sanitasi
yang ada saat ini berdasarkan analisa SWOT. Skor
tertinggi hasil kesepakatan Pokja dalam analisa SWOT
merupakan masukan untuk isu-isu stratengis dalam
kolom KKL
Menyusun visi misi sanitasi yang sejalan dengan visi-misi
Kabupaten yang tercantum pada dokumen perencanaan
RPJMD, menyepakati tujuan sanitasi yang diharapkan (air
limbah, persampahan dan drainase) berdasarkan target
RPJMN 2015-2019 (universal acces) sebagai masukan
tujuan sanitasi kolom KKL
Menuliskan hasil yang diharapkan pada kolom sasaran
pada kolom sasaran dari suatu tujuan. Formulasi sasaran
dilakukan dengan 5 kaidah yaitu : spesifik, terukur, dapat
dicapai, relevan dan berjangka waktu (SMART).
Gambar 1.5
Proses Konsolidasi dan Sinkronisasi Program Kegiatan dan Pendanaan
dalam Dokumen Pemutakhiran SSK.
a. Peraturan Perundangan
1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur;
2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;
3) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah
4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
5) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
7) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
8) Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
9) Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
10) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
11) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
12) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
13) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah kepada Masyarakat;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008
Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
Penyediaan Infrastruktur
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1.5. Kependudukan
P = a + bx
Keterangan =
x = Tahun Pengamatan
a = Konstanta empirik =
∑ P∑ x − ∑ x∑ Px
2
N ∑ x − (∑ x )
2 2
N ∑ Px − ∑ x∑ P
b = Konstanta empirik=
N ∑ x − (∑ x )
2 2
Tabel 2.3. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Kromengan 10,936 11,264 11,602 11,950 12,309 12,678 29,492 30,377 31,288 32,227 33,194 34,189 40,428 41,641 42,890 44,177 45,502 46,867
Ngajum 15,514 16,383 17,300 18,269 19,292 20,372 36,143 38,167 40,304 42,561 44,945 47,462 51,657 54,550 57,605 60,830 64,237 67,834
Wonosari 21,129 21,742 22,372 23,021 23,689 24,376 29,093 29,937 30,805 31,698 32,617 33,563 50,222 51,678 53,177 54,719 56,306 57,939
Wagir 22,874 27,014 31,904 37,678 44,498 52,552 59,349 70,091 82,778 97,760 115,455 136,352 82,223 97,105 114,681 135,439 159,953 188,905
Pakisaji 53,791 62,021 71,510 82,451 95,066 109,612 31,173 35,942 41,442 47,782 55,093 63,522 84,964 97,963 112,952 130,234 150,159 173,134
Tajinan 31,108 33,908 36,959 40,286 43,911 47,864 21,660 23,609 25,734 28,050 30,575 33,327 52,768 57,517 62,694 68,336 74,486 81,190
Tumpang 26,734 27,937 29,194 30,508 31,881 33,315 51,102 53,402 55,805 58,316 60,940 63,682 77,836 81,339 84,999 88,824 92,821 96,998
Pakis 107,040 135,192 170,747 215,653 272,370 344,003 36,144 45,650 57,656 72,819 91,971 116,159 143,184 180,841 228,403 288,473 364,341 460,163
Jabung 25,999 28,079 30,325 32,751 35,371 38,201 47,338 51,125 55,215 59,632 64,403 69,555 73,337 79,204 85,540 92,383 99,774 107,756
Lawang 54,510 61,814 70,097 79,491 90,142 102,221 48,469 54,964 62,329 70,681 80,152 90,893 102,979 116,778 132,426 150,172 170,295 193,114
Singosari 63,278 73,972 86,473 101,087 118,171 138,142 111,446 130,280 152,298 178,036 208,124 243,297 174,724 204,252 238,771 279,123 326,295 381,439
Karangploso 45,532 54,866 66,114 79,667 95,999 115,678 28,441 34,271 41,297 49,763 59,964 72,257 73,973 89,137 107,411 129,430 155,963 187,935
Dau 36,255 44,412 54,405 66,646 81,642 100,011 27,208 33,330 40,829 50,016 61,269 75,055 63,463 77,742 95,234 116,662 142,911 175,066
Pujon 26,769 29,018 31,455 34,097 36,961 40,066 37,599 40,757 44,181 47,892 51,915 56,276 64,368 69,775 75,636 81,989 88,877 96,342
Ngantang 19,212 20,000 20,820 21,673 22,562 23,487 39,896 41,532 43,235 45,007 46,852 48,773 59,108 61,531 64,054 66,680 69,414 72,260
Kasembon 10,388 11,177 12,027 12,941 13,925 14,983 21,319 22,939 24,683 26,559 28,577 30,749 31,707 34,117 36,710 39,500 42,501 45,732
Kromengan 3,068 3,160 3,255 3,352 3,453 3,557 7,514 7,739 7,972 8,211 8,457 8,711 10,582 10,899 11,226 11,563 11,910 12,267
Ngajum 4,242 4,480 4,730 4,995 5,275 5,570 9,362 9,886 10,440 11,025 11,642 12,294 13,604 14,366 15,170 16,020 16,917 17,864
Wonosari 5,753 5,920 6,092 6,268 6,450 6,637 7,748 7,973 8,204 8,442 8,687 8,939 13,501 13,893 14,295 14,710 15,137 15,576
Wagir 5,217 6,161 7,276 8,594 10,149 11,986 15,350 18,128 21,410 25,285 29,861 35,266 20,567 24,290 28,686 33,878 40,010 47,252
Pakisaji 13,343 15,384 17,738 20,452 23,581 27,189 8,152 9,399 10,837 12,495 14,407 16,611 21,495 24,783 28,575 32,947 37,988 43,800
Tajinan 7,645 8,333 9,083 9,900 10,792 11,763 5,562 6,063 6,608 7,203 7,851 8,558 13,207 14,396 15,691 17,103 18,643 20,321
Tumpang 6,848 7,156 7,478 7,815 8,166 8,534 12,748 13,322 13,921 14,548 15,202 15,887 19,596 20,478 21,399 22,362 23,369 24,420
Pakis 25,913 32,729 41,336 52,208 65,938 83,280 8,750 11,051 13,958 17,629 22,265 28,121 34,663 43,780 55,294 69,836 88,203 111,401
Jabung 6,688 7,223 7,801 8,425 9,099 9,827 13,094 14,142 15,273 16,495 17,814 19,239 19,782 21,365 23,074 24,920 26,913 29,066
Lawang 13,434 15,234 17,275 19,590 22,215 25,192 12,224 13,862 15,720 17,826 20,215 22,924 25,658 29,096 32,995 37,416 42,430 48,116
Singosari 15,510 18,131 21,195 24,777 28,965 33,860 28,178 32,939 38,506 45,014 52,621 61,514 43,688 51,071 59,702 69,791 81,586 95,374
Karangploso 10,991 13,244 15,959 19,231 23,173 27,924 7,744 9,332 11,244 13,550 16,327 19,674 18,735 22,576 27,204 32,780 39,500 47,598
Dau 9,190 11,258 13,791 16,894 20,695 25,351 6,756 8,276 10,138 12,419 15,214 18,637 15,946 19,534 23,929 29,313 35,908 43,988
Pujon 7,648 8,290 8,987 9,742 10,560 11,447 9,924 10,758 11,661 12,641 13,703 14,854 17,572 19,048 20,648 22,383 24,263 26,301
Ngantang 4,382 4,562 4,749 4,943 5,146 5,357 9,678 10,075 10,488 10,918 11,365 11,831 14,060 14,636 15,237 15,861 16,512 17,189
Kasembon 2,725 2,932 3,155 3,395 3,653 3,930 5,352 5,759 6,196 6,667 7,174 7,719 8,077 8,691 9,351 10,062 10,827 11,650
Donomuly o 7, 278
Kalipare 7, 328
Pagak 5, 480
Bantur 7, 232
Gedangan 6, 199
Sumber Manjing Wetan 6, 690
Dampit 14, 705
Tirtoyudo 6, 210
Ampel Gading 8, 169
Poncokusumo 15, 594
Wajak 12, 810
Turen 11, 800
Bululawang 7, 528
Gondanglegi 13, 533
Pagelaran 7, 735
Kepanjen 10, 809
Sumber Pucung 5, 457
Kromengan 4, 608
Ngajum 8, 914
Wonosari 6, 728
Wagir 7, 607
Pakisaji 7, 755
Tajinan 7, 199
Tumpang 6, 286
Pakis 18, 785
Jabung 12, 137
Lawang 8, 844
Singosari 12, 318
Karangploso 6, 753
Dau 9, 107
Pujon 9, 618
Ngantang 15, 897
Kasembon 4, 254
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
• Meningkatkan • Meningkatkan Warga di 42 Telah terbentuk
kuantitas dan keterlibatan Desa telah 69 KSM yang
kualitas sarana warga dalam terlibat dalam terlibat dalam
prasarana pengelolaan air pengelolaan air pengelolaan air
pengelolaan air limbah limbah limbah
limbah domestik domestic dalam
domestik yang dalam bentuk bentuk KSM
berwawasan KSM di 42
lingkungan lokasi dalam
melalui program USRI
partisipasi dan DAK di
masyarakat Desa/Kel ODF
sampai tahun
2017
• Meningkatkan • Meningkatkan • Kepemilikan • Dari hasil studi
akses layanan cakupan rumah jamban EHRA
sanitasi melalui sehat dari pribadi diketahui
pembangunan 1.500 unit mencapai kepemilikan
sarana dan menjadi 5.000 92%. jamban
prasarana unit sampai thn • 63% saluran keluarga
pengelolaan air 2017 akhir mencapai
limbah • Meningkatkan buangan tinja 96,3 %
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
domestik cakupan tergolong • Dari hasil
melalui IPAL jamban aman (septic Studi EHRA
komunal dan on keluarga dari tank) dan diketahui 57%
site pembangunan sebanyak warga sampel
IPAL komunal 37% masuk telah
dari 15 unit kategori tidak membuang
menjadi 25 aman tinjanya
unit pada dengan aman
tahun 2017 (septic) dan
sisanya 43%
masuk kategori
tidak aman
• Total MCK
terbangun
adalah 10 Unit
dan Total IPAL
Komunal
terbangun
adalah 63 unit
Sumber: SSK tahun 2012, EHRA 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malang
2016.
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
membuang ke rumah tangga
dalam lubang dikumpulkan
tetapi tidak dan dibuang
ditutup dengan ke TPS
tanah, 1%
membuang ke
dalam lubang
tetapi dan
ditutup dengan
tanah.
Mendorong dan Meningkat 1% warga yang 4.4%
memfasilitasi cakupan melakukan responden
pengembangan pelayanan pemilahan melakukan
manfaat hasil sampah dari sampah atau pemilahan
pengelolaan 61,8% menjadi dengan kata sampah
sampah 80% pada tahun lain 99% warga rumah tangga
2017 diwilayah tidak pernah sebelum
perkotaan melakukan dibuang
pemilahan
sampah
Sumber: SSK tahun 2012, EHRA 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malang
2016.
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)
SSK (periode sebelumnya) Thn 2012 – Thn 2016 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan Meningkatkan • Keberadaan 94.1% warga
kegiatan yang jumlah saluran menyatakan
berbasis cakupan/desa drainase di tidak pernah
masyarakat dalam penataan sekitar rumah terkena banjir.
untuk drainase mencapai 74% Warga yang
pembangunan melalui program dan 26% tidak menyatakan
dan pengelolaan kemitraan terlihat pernah
drainase adanya mengalami
permukiman saluran banjir sekali
drainase dalam setahun
disekitar sebanyak 2.4%
rumah. dan 3.3%
• Saluran menyatakan
terbuka mengalami
mencapai 73% banjir beberapa
dan saluran kali dalam
tertutup tidak setahun.
terlihat
mencapai
27%.
• Tidak terjadi
banjir di 98%
wilayah.
Sumber: SSK tahun 2012, EHRA 2016 dan Analisa Pokja Sanitasi Kab. Malang
2016.
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar
sebagai dasar perhitungannya)
Selain itu, ada juga MCK komunal, baik yang biasa maupun yang
Plus untuk pemanfaat sekitar 10-20 rumah. System yang lain
yang juga banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan adalah
WC cubluk. Di wilayah perkotaan, beberapa kecamatan yang
padat sudah mengimplementasikan IPAL Komunal dengan
pemanfaat maksimal 100 KK. Sedangkan untuk buangan limbah
cucian (grey water) rumah tangga biasanya langsung dibuang atau
dialirkan ke sungai atau saluran pematusan.
pembersih dan yang kedua grey water yaitu air limbah domestik
yang berasal dari air cucian dapur dan cucian pakaian.
Pengolahan air limbah domestik dengan On-site System banyak
dijumpai di Perkotaan Kabupaten Malang. Adapun teknologi atau
pengolahan yang dipakai pada On-site system ini adalah jamban
yang biasanya dibangun di masing-masing rumah atau di tempat-
tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau kolektif untuk
beberapa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan
ketersediaan lahan.
4.5% 0%
0%
0.4% 4.1% 0% Tangki septik
Pipa sewer
Cubluk/lobang tanah
33.7% Langsung ke drainase
57% Sungai/danau/pantai
Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
Tidak tahu
0.3%
Lainnya
Tidak pernah
0.6%
Tabel 2.9 berikut ini menunjukkan ringkasan dari area berisiko air
limbah domestik berdasarkan hasil studi EHRA 2016 di
Kabupaten Malang. Terlihat bahwa 53.6% tangki septik termasuk
suspek aman. Sedangkan 66.7% pencemaran karena pembuangan
isi tangki septik dinyatakan tidak aman. Demikian juga, 59.9%
pencemaran karena SPAL dinyatakan tidak aman.
Tangki septik
Tidak aman 742 46.4
suspek aman
Suspek aman 858 53.6
Tabel 2.13 Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik Saat Ini
Kondisi
Jumlah/
No Jenis Satuan Tidak Ket
Kapasitas Berfungsi
Berfungsi
SPAL Terpusat Sistem On-Site
1 Tangki Septik Unit
Komunal < 10 KK
2 MCK Unit 10 √
3 Truk Tinja Unit 1 √
4 IPLT M³/Hari 1 √
SPAL Terpusat Sistem Off-Site
1 Tangki Septik
Komunal < 10 KK
2 IPAL Komunal Unit 63 √
3 IPAL Kawasan Unit -
4 IPAL Kota Unit 1 √
Sumber : DCKTR Kab. Malang 2016
Gambar 2.6 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan
2.3.2. Persampahan
Masalah persampahan di Kabupaten Malang pada beberapa tahun
terakhir ini telah mendapat perhatian serius. Kebersihan dan
keindahan tidak bisa terlepas, masing-masing saling berkaitan.
Kebersihan jalan utama, kolektor dan tersedianya Tempat
Pembuangan sampah sementara ( TPS/Depo) adalah wajib.
Total
n %
3.1 Pengelolaan Tidak memadai 1086 67.9
sampah Ya, memadai 514 32.1
Total 1600 100
3.2 Frekuensi Tidak memadai 17 89.5
pengangkutan sampah Ya, memadai 2 10.5
Total 19 100
3.3 Ketepatan waktu Tidak tepat
pengangkutan sampah waktu 13 68.4
Ya, tepat waktu 6 31.6
Total 19 100
3.4 Pengolahan Tidak diolah 1474 92.1
sampah setempat Ya, diolah 126 7.9
Total 1600 100
Sumber : Studi EHRA 2016
Kondisi
Ritasi/
No Jenis Prasarana/Sarana Satuan Jumlah Kapasitas Rusak Rusak Keterangan
hari Baik
Ringan Berat
1 Pengumpulan setempat
- Gerobak Sampah Unit
- Motor Sampah Unit 15 √
- Pick Up Sampah Unit
Tempat Penampungan
2 Sementara
- Bak Biasa Unit
- Kontainer Unit
- Tranfer Depo Unit 100
- SPA (Stasiun Peralihan
Sementara) Unit
3 Pengangkutan
- Dump Truck Unit 13 √
- Arm Roll Truck Unit 14 √
- Compactor Truck Unit 3 √
4 Pengolahan Sampah
- TPS 3R Unit 33 430.5 309.7 √ Residu 119,1
- ITF Unit 0
- Bank Sampah Unit 132 √
- Incenerator Unit 0
5 TPA/TPA Regional
* Lahan Urug Saniter
* Lahan Urug Terkendali
* Penimbunan Terbuka
- Luas Total Lahan TPA M² 124.78
- Luas Sel Landfill Ha
- Daya Tampung TPA M³/Hari
6 Alat Berat
- Bulldozer Unit 1 √
- Exvacator Unit 3 √
- Truck Tanah Unit
7 IPL
Hasil Pemeriksaan Lab Hasil
(BOD dan COD) Pemeriksaan
- Efluen Di Inlet Mg/l Lab : ..........
- Efluen di Oulet Mg/l
Hal ini dapat dilihat pada Gambar berikut yang menjelaskan ada
atau tidaknya air tergenang di halaman atau bagian depan rumah
sebagai akibat dari tidak memiliki SPAL rumah tangga
dikarenakan bercampur dengan drainase.
Infrastrukt
Wilayah Genangan
ur
N Ting
Lokasi Luas Lama Frekuensi
o gi Penyeb Jeni
Ket
(Jam/Ha (Kali/tahu ab s
Ha M ri) n)
Sitiarj 35,4 +/- 2 Badai
1 1 1 - -
o 5 hari Rob
Sumber : Dinas Pengairan Kab. Malang 2016
Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Kode/Nama Aliran
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- Got ------- Sungai Aliran Limbah D1
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- Drainase ------- Sungai Aliran Limbah D2
Grey water
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- Irigasi ------- Sungai Aliran Limbah D3
Wastafel, Kamar Mandi, Cuci Piring ------- ------- ------- Sungai Aliran Limbah D4
------- ------- ------- ------- Sungai Aliran Limbah D5
------- ------- Got ------- Sungai Aliran Limbah D6
Air Hujan
------- ------- Drainase ------- Sungai Aliran Limbah D7
------- ------- Irigasi ------- Sungai Aliran Limbah D8
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Untuk lebih jelasnya area beresiko sanitasi sub sektor air limbah
disajikan dalam bentuk gambar berikut:
Gambar 2.9 Peta Zonasi Area Beresiko Sub Sektor Air Limbah
BAB III
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Visi Sanitasi
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten Malang Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Malang
Malang
Malang
"Terwujudnya 1. Memantapkan kesadaran dan Mewujudkan Misi Air Limbah Domestik sampai
Kabupaten Malang partisipasi masyarakat dalam Sanitasi dengan tahun 2021:
yang MADEP pembangunan guna Kabupaten Meningkatkan kuantitas dan kualitas
MANTEB MANETEP" menunjang percepatan revolusi Malang Yang sarana prasarana pengelolaan air
mental yang berbasis nilai Bersih, Sehat
limbah domestik yang berwawasan
keagamaan yang toleran, Melalui
lingkungan melalui partisipasi
budaya lokal, gender dan Masyarakat masyarakat
supremasi hukum; Yang
Misi Persampahan sampai dengan
2. Memperluas inovasi dan Partisipatif
tahun 2021
reformasi birokrasi demi tata Dan Produktif
kelola pemerintahan yang Mewujudkan pengelolaan sampah
bersih, efektif, akuntabel dan yang berdaya guna dan berhasil guna
demokratis berbasis teknologi dengan melibatkan partisipasi
informasi; masyarakat
Visi Sanitasi
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten Malang Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Malang
Malang
Malang
Visi Sanitasi
Visi Kabupaten
Misi Kabupaten Malang Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Malang
Malang
Malang
Dari kondisi yang ada pada saat ini, kondisi jaringan drainase di
Kabupaten Malang masih terpusat dan tersedia pada ruas jalan
utama di wilayah perkotaan maupun di unit lingkungan
permukiman dan beberapa anak sungai yang berfungsi sebagai
pematusan atau saluran pembuang dari jaringan drainase
perkotaan. Untuk wilayah pedesaan, infrastruktur drainase masih
belum belum dilakukan pembangunan secara maksimal
mengingat Hal ini dikarenakan kontur tanah pegunungan
sehingga resiko banjir dan genangan sangat kecil.
Pengembangan drainase di wilayah ibukota kabupaten
menunjukkan bahwa sistem jaringan drainase masih belum
berfungsi secara maksimal. Di kota Kepanjen sudah terdapat
Meningkatkan
akses layanan
• Meningkatkan cakupan
sanitasi melalui
rumah sehat dari 1.500 unit • Data Instrumen
pembangunan
menjadi136.000 unit sampai Profil SSK 2016
sarana dan
tahun 2021 • RISPAL
prasarana
• Meningkatkan cakupan Kabupaten
pengelolaan air
jamban keluarga dari Malang
limbah
pembangunan IPAL komunal
domestik
dari 15 unit menjadi 154 unit
melalui IPAL
pada tahun 2021
komunal dan on
site
Tahun
Komponen
2011 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Air limbah domestik 54% 64% 68% 73% 77% 82% 86%
2. Persampahan 15,5% 33% 36% 40% 43% 47% 50%
3. Drainase 100% 100% 90% 80% 70% 60% 50%
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Malang (diolah) 2016
1.1 Air Limbah Domestik 585.000.000 1.555.690.300 1.622.500.000 1.329.950.000 2.307.767.000 73,6%
Sampah rumah
1.2 2.059.964.000 4.473.172.800 5.752.111.200 5.159.078.200 5.140.480.000 37,4%
tangga
DAK Lingkungan
2.2 840.000.000 767.000.000 - - - -
Hidup
Pinjaman/Hibah -
3 - - - 3.070.000.000 -
untuk Sanitasi
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai
2%
absolut)
Tabel 3.12 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Operasional/Pemeliharaan dan
Investasi Sanitasi
Tabel 3.13 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset
Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2021
Tabel 3.14 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten/Kota dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
terutama untuk IPLT, IPAL Komunal, IPAL Kawasan dan lain lain.
Walaupun daerah juga ada anggaran sharing seperti yang telah
ditentukan dan juga perlu menyiapkan readines kriteria untuk
kegiatan air limbah domestik.
Table 4.1 Strategi Pengembangan Sektor Air Limbah Domestik Sesuai Dengan Isu Strategis
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator
Meningkatkan Meningkatkan keterlibatan Terbentuknya KSM di 100 Melakukan pembinaan terhadap KSM melalui
kesadaran dan warga dalam pengelolaan air lokasi pembangunan IPAL tukar pengalaman antar pengurus KSM yang
partisipasi masyarakat limbah domestik dalam Komunal sudah berhasil mengimplementasikan IPAL
dalam pengelolaan air bentuk KSM di 154 lokasi Komunal
limbah Domestik. sampai tahun 2021 Membentuk UPT Pengelola Air Limbah
Domestik dan bersinergi dengan asosiasi KSM
Meningkatkan akses Meningkatkan cakupan Tersedianya Rencana Induk Menyusun Rencana Induk Pengelolaan Air
layanan sanitasi jamban keluarga dari dan DED air limbah Limbah Demestik untuk mendapatkan
melalui pembangunan pembangunan IPAL komunal domestik skala kabupaten dukungan Provinsi dalam upaya revitalisasi
sarana dan prasarana dari 15 unit menjadi 154 IPLT dan pembangunan IPLT Baru
pengelolaan air limbah unit pada tahun 2021 Terbangunnya IPAL Mendorong pihak swasta untuk berperan aktif
Domestik melalui IPAL komunal minimal 100 unit dalam pengelolaan air limbah domestik melalui
komunal dan on site Forum CSR
Merevitalisasi fungsi Pokja Sanitasi sebagai
wadah koordinasi dan advokasi di bidang
sanitasi
Meningkatkan cakupan Tercapainya kepemilikan Mengalokasikan Dana Desa (DD/ADD) dengan
rumah sehat dari 1.500 unit jamban dengan tangki mekanisme arisan jamban atau jamban bergulir
menjadi 136.000 unit septic 100 % untuk rumah Melibatkan CSR dari sektor swasta
sampai tahun 2021 tangga Membangun sistem Layanan Lumpur Tinja
Terjadwal (LLTT)
Table 4.2 Strategi Pengembangan Sektor Persampahan Sesuai Dengan Isu Strategis
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator
Menumbuh- Meningkatkan keterlibatan Terbentuknya kelompok Mengoptimalkan kader lingkungan di tiap
kembangkan dan warga dalam pengelolaan masyarakat yang mengelola desa untuk mengurangi timbulan sampah di
meningkatkan persampahan dalam bentuk bank sampah di tiap sumbernya melalui Bank Sampah
kesadaran masyarakat kelompok bank sampah di kecamatan Mengoptimalkan peran UPT di tiap Kecamatan
dalam pengelolaan semua UPTD Dinas untuk melakukan pembinaan terhadap kader
sampah Lingkungan Hidup sampai lingkungan
tahun 2021
Meningkatkan peran TPST3R sebagai sarana
edukasi pengelolaan sampah 3R bagi setiap
Kecamatan
Mewujudkan Meningkat cakupan Menyusun Rencana Induk Persampahan
Tersedianya review
lingkungan yang sehat, pelayanan sampah 100% di untuk mendapatkan dukungan Provinsi
masterplan persampahan
nyaman dan bersih tahun 2019 dalam usulan pengelolaan TPA Regional
melalui peningkatan Mendorong Pokja Sanitasi untuk memperkuat
Cakupan pelayanan
kualitas dan kuantitas peran Forum CSR dalam memenuhi sarpras
meningkat menjadi 100%
pengelolaan sampah persampahan
yang berwawasan
Mengoptimalkan peran lembaga donor untuk
lingkungan sesuai
melakukan bimbingan teknis terhadap monev,
Standar Pelayanan
peningkatan kapasitas SDM dan
Minimum /SPM.
pendampingan penyusunan regulasi
Melakukan koordinasi intensif dengan
Tersedianya TPA baru di
Provinsi untuk pemenuhan sarpras di
wilayah utara dan selatan
Kabupaten
Table 4.3. Strategi Pengembangan Sektor Drainase Sesuai Dengan Isu Strategis
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator
Meningkatkan kegiatan Meningkatkan jumlah Terbentuknya kelompok Mensinergikan kegiatan pemeliharaan
yang berbasis cakupan/desa dalam swadaya masyarakat drainase dengan pengelolaan drainase
masyarakat untuk penataan drainase melalui pemelihara sarana drainase berbasis masyarakat
pembangunan dan program kemitraan di setiap kecamatan
pengelolaan drainase Mengkoordinasikan dengan lintas sektor
permukiman terkait upaya penyadaran masyarakat untuk
pemeliharaan drainase secara bersama
Meningkatkan Meningkatkan intensitas Tersusunnya dokumen Mengantisipasi perubahan iklim melalui
koordinasi perencanaan pertemuan antar instansi master plan, dan DED koordinasi yang intensif antar SKPD untuk
drainase yang terpadu terkait sebanyak 2 bulan drainase memunculkan keterpaduan program
dengan instansi terkait. sekali Menyusun masterplan drainase sebagai dasar
penanganan drainase yang terintegrasi
Mendorong penyusunan regulasi untuk
pengelolaan drainase yang terpadu
Mendorong perencanaan drainase untuk
penganggaran yang proporsional
Mendorong pemangku kebijakan untuk
Tercapainya pengurangan
memprioritaskan antisipasi perubahan iklim
genangan menjadi 0 Ha
melalui pembenahan sistem drainase terpadu
Mendorong inisiatif Forum CSR untuk
pengelolaan drainase lingkungan
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI
PENDANAAN SANITASI
5.1 Ringkasan
Tabel 5.1. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 124,906 124,264 130,144 133,394 131,834 644,542
2 Persampahan 16,575 33,410 31,525 72,210 45,200 198,920
3 Drainase 135,155 154,308 175,459 199,070 227,461 891,453
Jumlah (a) 276,636 311,982 337,128 404,674 404,495 1,734,915
Perkiraan APBD Murni untuk sanitasi (b) 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 10,000
Perkiraan komitmen pendanaan sanitasi © 5,533 6,240 6,743 8,093 8,090 34,698
Gap 1 (a - b) 274,636 309,982 335,128 402,674 402,495 1,724,915
Gap 2 (a - c) 271,103 305,742 330,385 396,581 396,405 1,700,217
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.1. terlihat bahwa kebutuhan anggaran air limbah domestik sebesar Rp.646.542.000.000,- persampahan
sebesar Rp. 198.920.000.000,- dan drainase sebesar Rp. 891.453.000.000,-. Sehingga total kebutuhan untuk
penuntasan permasalahan sanitasi Kabupaten Malang sebesar Rp. 1.734.915.000.000,-
Tabel 5.2. Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
Per Sumber Anggaran
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
A Pemerintah
1 APBD Kabupaten 92,500 113,560 111,397 123,300 145,254 586,012
2 APBD Provinsi 8,596 9,649 11,289 12,331 14,515 56,380
3 APBN 83,513 96,771 121,590 177,091 151,824 630,789
4 DAK 4,600 4,600 4,600 4,600 4,700 23,100
Jumlah A 1,296,281
B Non Pemerintah
CSR Swasta 43,788 43,763 44,163 43,763 44,163 219,642
Masyarakat 43,638 43,638 44,038 43,638 44,038 218,992
Jumlah B 438,634
Total (A + B) 1,734,915
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.2. Terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang berasal dari Pemerintah sebesar Rp 1.296.281.000.000
sedangkan kebutuhan pendanaan yang berasal dari non Pemerintah sebesar Rp. 438.634.000,-. Sehingga total
rekapitulasi indikasi kebutuhan biaya pengembangan sanitasi untuk 5 tahun per sumber anggaran untuk Kabupaten
Malang sebesar Rp. 1.734.915.000.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 27,539 27,097 28,437 29,187 26,027 138,288
2 Persampahan 7,385 18,945 4,610 3,770 13,545 48,255
3 Drainase 57,576 67,518 78,350 90,343 105,682 399,469
Jumlah 92,500 113,560 111,397 123,300 145,254 586,012
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.3. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Malang untuk air limbah
domestik sebesar Rp. 138.288.000.000,- persampahan sebesar Rp. 48.255.000.000,- dan drainase sebesar
Rp.399.469.000.000,- Sehingga total kebutuhan sanitasi dengan sumber pendanaan APBD Kabupaten Malang sebesar
Rp. 586.012.000.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 610 1,210 1,510 610 10 3,950
2 Persampahan 2,430 1,905 2,130 2,755 4,020 13,240
3 Drainase 5,556 6,534 7,649 8,966 10,485 39,190
Jumlah 8,596 9,649 11,289 12,331 14,515 56,380
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.4. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi untuk air limbah domestik
sebesar Rp. 3.950.000.000,- persampahan sebesar Rp. 13.240.000.000,- dan drainase sebesar Rp. 39.190.000.000,-
Sehingga total kebutuhan sanitasi Kabupaten Malang dengan sumber pendanaan APBD Provinsi Jawa Timur sebesar
Rp.56.380.000.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 5,640 4,840 8,280 12,480 13,680 44,920
2 Persampahan 5,850 11,675 23,850 64,850 26,850 133,075
3 Drainase 72,023 80,256 89,460 99,761 111,294 452,794
Jumlah 83,513 96,771 121,590 177,091 151,824 630,789
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.5. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari APBN untuk air limbah domestik sebesar Rp.
44.920.000.000,- persampahan sebesar Rp. 133.075.000,- dan drainase sebesar Rp. 452.794.000.000. Sehingga total
kebutuhan sanitasi untuk Kabupaten Malang dengan sumber pendanaan APBN sebesar Rp. 630.789.000.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 43,678 43,678 44,078 43,678 44,078 219,192
2 Persampahan 110 85 85 85 85 450
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 43,788 43,763 44,163 43,763 44,163 219,642
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.6. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari DAK untuk air limbah domestik sebesar Rp.
219.192.000.000,- persampahan sebesar Rp. 450.000.000,-. Sehingga total kebutuhan sanitasi untuk Kabupaten
Malang dengan sumber pendanaan DAK sebesar Rp. 219.642.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 43,678 43,678 44,078 43,678 44,078 219,192
2 Persampahan 110 85 85 85 85 450
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 43,788 43,763 44,163 43,763 44,163 219,642
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.7. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari CSR cukup besar, yaitu untuk air limbah
domestik sebesar Rp. 218.992.000.000,- dan untuk persampahan sebesar Rp 450.000.000,-. Sehingga total kebutuhan
sanitasi untuk Kabupaten Malang dengan sumber pendanaan CSR sebesar Rp. 218.642.000.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 43,638 43,638 44,038 43,638 44,038 218,992
2 Persampahan 0 0 0 0 0 0
3 Drainase 0 0 0 0 0 0
Jumlah 43,638 43,638 44,038 43,638 44,038 218,992
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. Malang (diolah) 2016
Dari table 5.8. terlihat bahwa kebutuhan anggaran yang bersumber dari Masyarakat cukup besar, yaitu untuk air
limbah domestik sebesar Rp. 218.992.000.000,-
(x Rp. 1 juta)
Tahun Anggaran
No Uraian Kegiatan Total Anggaran
2017 2018 2019 2020 2021
1 Air Limbah Domestik 2,498.1 2,485.3 2,602.9 2,667.9 2,636.7 12,891
2 Persampahan 331.5 668.2 630.5 1,444.2 904.0 3,978
3 Drainase 2,703.1 3,086.2 3,509.2 3,981.4 4,549.2 17,829
4 Daftar Tunggu (Funding Gap) 271,103.3 305,742.4 330,385.4 396,580.5 396,405.1 1,700,217
Funding-Gap merupakan selisih antara jumlah anggaran yang dibutuhkan dikurangi dengan jumlah dana yang tersedia.
Untuk rekapitulasi anggaran Funding-Gap yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi Kabupaten Malang dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2016 – 2021. Dari table 5.5. terlihat bahwa total daftar tunggu sebesar Rp.
1.700.217.000.000,- dan prosentase gap antara daftar tunggu dan kebutuhan pendanaan sanitasi sebesar 98%.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 4.450 jt Tidak ada BABS
Sehat
2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS
Tangki septik individu (27.274
unit)
3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder
TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT
4. Sosialisasi dan Promosi LLTT Rp. 180 jt Seluruh masyarakat
mendukung program LLTT
5. Kampanye di Media Massa Rp 10 jt Masyarakat aware terhadap
program pemerintah
6. Sosialisasi di Sekolah Rp. 20 jt Mendorong sekolah sbg agen
perubahan perilaku di
rumah
7. Penyusunan Regulasi Rp. 300 jt Payung hukum yg jelas
Penunjang Program untuk program sanitasi
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
1. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Rp. 600 jt IPAL bisa berfungsi optimal
Skala Kota di Singhasari
residence
2. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah
(@40 KK) domestic meningkat
3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 4840 jt Akses layanan air limbah
Terpusat (@100 KK) domestic meningkat
4. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola
IPAL
Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
1. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah
(@40 KK) domestic meningkat
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 3.900 jt Tidak ada BABS
Sehat
Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
1. Pembangunan IPAL Komunal Rp. 3800 jt Akses layanan air limbah
(@40 KK) domestic meningkat
2. Pembangunan Sistem Skala Rp. 5280 jt Akses layanan air limbah
Terpusat (@100KK) domestic meningkat
3. Pembangunan Sistem Skala Rp. 3200 jt Akses layanan air limbah
Kawasan (@200KK) domestic meningkat
4. Pembangunan Sistem Skala Rp. 1500 jt Akses layanan air limbah
Kota (@500KK) domestic meningkat
5. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Rp. 600 jt Akses layanan air limbah
Skala Kota di Singhasari domestic meningkat
residence
8. Penguatan KSM Rp. 30 jt KSM terampil mengelola IPAL
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
1. Pemicuan Akses ke Jamban Rp. 4.050 jt Tidak ada BABS
Sehat
2. Pembangunan Jamban dan Rp. 109.096 jt Tidak ada BABS
Tangki septik individu (27.274
unit)
3. Internalisasi Layanan Lumpur Rp. 20 jt Semua stakeholder
TInja Terjadwal (LLTT) mendukung program LLTT
Tujuan:
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Sasaran:
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
Tahun 2017
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
1. Pemicuan Akses ke Jamban Sehat (89 paket)
10. Optimalisasi Idle Capacity IPAL Skala Kota di Singhasari Residence (150
SR)
11. Pembangunan IPAL Komunal (@40 KK) (19 paket)
Tahun 2018
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
1. Pemicuan Akses ke Jamban Sehat (65 paket)
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit 109.096 juta
menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
Tahun 2018
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan air limbah 30 juta
domestik dalam bentuk KSM di 154 lokasi Desa/Kelurahan ODF
sampai tahun 2021
Meningkatkan akses layanan sanitasi melalui pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik melalui IPAL
komunal dan on site
Meningkatkan cakupan rumah sehat dari 1.500 unit 109.096 juta
menjadi136.000 unit sampai tahun 2021
Meningkatkan cakupan jamban keluarga dari pembangunan IPAL 8.640 juta
komunal dari 15 unit menjadi 154 unit pada tahun 2021
Monitoring evaluasi implementasi SSK sektor Air Limbah Domestik dilakukan oleh BAPPEDA. Sedangkan
pengumpul data, dokumentasi, serta pengolah data adalah OPD Pelaksana kegiatan. Laporan hasil Monitoring
dan evaluasi diberikan kepada Bupati Malang. Format pelaporan monitoring dan evaluasi implementasi SSK
sektor Air Limbah Domestik sebagaimana disajikan pada Tabel berikut
PenanggungJawab Pelaporan
Waktu
Obyek Pemantauan
Penanggung Jawab Pengumpul Data Pengolah Data/ Pelaksanaan
PenerimaLaporan
Utama dan Dokumentasi Pemantau
Okt-Des Bupati & Kepala
Tabel Capaian
Bappeda PKPCK PKPCK tahun OPD
Strategis
berjalan
Okt-Des Bupati & Kepala
Tabel capaian
Bappeda PKPCK PKPCK tahun OPD
Kegiatan
berjalan
Okt-Des Bupati & Kepala
Tabel Evaluasi Bappeda PKPCK PKPCK tahun OPD
berjalan
B. Sektor Persampahan
Tujuan
Rencana Realisasi
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD di DLH
sampai tahun 2021
Tujuan
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021
Total 15,030
Tujuan
Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Belanja
Output Belanja (jt) Outcome Output Outcome
(jt)
Sasaran
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD DLH sampai
tahun 2021
Bimtek Pengolahan sampah berbasis 50 Masyarakat mampu dan mandiri
kemitraan masyarakat mengelola sampah dari rumah tangga
Tujuan
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021
Review Dokumen Masterplan Persampahan 200 Perencanaan persampahan menjadi
terintegrasi
Penyusunan Perencanaan Teknis dan 25 Perencanaan persampahan menjadi
Manajemen Persampahan (PTMP) - (untuk terintegrasi
Kota Sedang & Kecil)
Pameran/ temu bisnis serta Kerjasama 25 Cakupan layanan persampahan
Pengelolaan Persampahan semakin luas
Pembenahan Kerjasama Pemungutan 100 Peningkatan PAD dari sektor sampah
Retribusi
Operasional dan Pemeliharaan TPA 400 Kinerja TPA semakin baik
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA 7,400 Kinerja TPA semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPS 1,280 Kinerja TPS semakin baik
Pengelolaan Sampah di SPA/Depo Transfer 1.047 Kinerja Depo Tramsfer semakin baik
Pengelolaan Sampah di TPA skala 5,850 Meningkatkan cakupan layanan
Kabupaten persampahan
Pengelolaan TPA Skala Regional 10,400 Meningkatkan cakupan layanan
persampahan
Total 26,727
Tujuan
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Belanja
Output Belanja (jt) Outcome Output Outcome
(jt)
Sasaran
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua UPTD DLH sampai
tahun 2021
Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota 100 Satgas terampil dalam menjalankan
tugas sehari-hari
Sosialisasi dan Pelatihan tentang 100 KSM mampu melakukan pengelolaan
pengelolaan sampah dengan konsep 3 R sampah dengan konsep 3R
Total 3,665
Tujuan
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Tujuan
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Tujuan
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Tujuan
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Tujuan
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Tahun 2017
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
Pembinaan/ Satgas Kebersihan Kota ( 1 paket)
Sosialisasi kegiatan dan pemanfaatan hasil kegiatan pengolahan sampah pada pihak
swasta (1 paket)
Pemberian penghargaan (Sanitation Award) bagi pelaku bisnis yang peduli pengelolaan
sampah (1 paket)
Pembinaan KSM TPST/3R (9 paket)
Operasional dan Pemeliharaan TPA (1 paket)
Pengadaan Fasilitas Operasional TPA (5 paket)
Pengelolaan Sampah di TPS (24 paket)
Pengelolaan Sampah di TPA skala Kabupaten (3 paket)
Pengelolaan TPA Skala Regional (1 paket)
Tahun 2018
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
Bimtek Pengolahan sampah berbasis kemitraan masyarakat (1 paket)
Tahun 2017
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah
Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan 1.545 juta
persampahan dalam bentuk kelompok bank sampah di semua
UPTD DLH sampai tahun 2021
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan sampah
Meningkat cakupan pelayanan sampah menjadi 100% di 15.030 juta
perkotaan dan 70% di pedesaan pada tahun 2021
Tahun 2018
Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi
Monitoring evaluasi implementasi SSK sektor Persampahan dilakukan oleh BAPPEDA. Sedangkan pengumpul
data, dokumentasi, serta pengolah data adalah OPD Pelaksana kegiatan. Laporan hasil Monitoring dan evaluasi
diberikan kepada Bupati Malang. Format pelaporan monitoring dan evaluasi implementasi SSK sektor
persampahan sebagaiimana disajikan pada Tabel berikut
C. Sektor Drainase
Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Belanja
Output Belanja (jt) Outcome Output Outcome
(jt)
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong meningkatkan fungsi saluran
5,548
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & meningkatkan fungsi saluran
prasarana irigasi. 2,557
drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu Saluran limpasan air hujan
1,855
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan 954 mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan meningkatkan fungsi saluran
15,913
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul
sungai 1,469 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Program Pembangunan Saluran Aliran limpasan air hujan
34,932
Drainase/Gorong-Gorong semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala Mengurangi luasan genangan
kawasan dan skala kota 51,534
ketika hujan
Total 114,762
Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2017
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 1 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan Koordinasi data antar OPD
628
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik
Total 628
Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2018
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong meningkatkan fungsi saluran
5,548
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana &
prasarana irigasi. 3,325 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu Saluran limpasan air hujan
2,411
air/bangunan ukur semakin lancar
Total 817
Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 6,392 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & meningkatkan fungsi saluran
4,156
prasarana irigasi. drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu Saluran limpasan air hujan
3,014
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan 1,551 mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan meningkatkan fungsi saluran
25,859
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul meningkatkan fungsi saluran
1,738
sungai drainase
Program Pembangunan Saluran Aliran limpasan air hujan
Drainase/Gorong-Gorong 42,268 semakin lancar
Pembangunan sistem jaringan drainase skala Mengurangi luasan genangan
kawasan dan skala kota 62,363
ketika hujan
Pembangunan drainase trotooar meningkatkan fungsi saluran
27,097
drainase
147,341
Total
Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2019
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 1 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan 1,021 Koordinasi data antar OPD
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik
Total 1,021
Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Meningkatkan jumlah cakupan/desa dalam penataan drainase melalui program kemitraan
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong 7,366 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & 5,195 meningkatkan fungsi saluran
prasarana irigasi. drainase
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu 3,767 Saluran limpasan air hujan
air/bangunan ukur semakin lancar
Pemberdayaan Petani Pemakai Air 1,938 Masyarakat mandiri dalam
(pembentukan GHIPPA, legalisasi GHIPPA dan mengelola saluran air
pembinaan/perkuatan kelembagaan)
Rehab pemeliharaan jaringan 32,324 meningkatkan fungsi saluran
drainase
Meningkatnya fungsi bantaran dan tanggul 948 meningkatkan fungsi saluran
sungai drainase
Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2020
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 2 bulan sekali
Penyusunan dokumen hasil pendataan dan 1,276 Koordinasi data antar OPD
identifikasi jaringan irigasi dan bangunan air semakin baik
1,276
Total
Tujuan
Meningkatkan kegiatan yang berbasis masyarakat untuk pembangunan dan pengelolaan drainase permukiman
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Belanja
Belanja (jt)
Output Outcome Output (jt) Outcome
Sasaran
Tujuan
Meningkatkan koordinasi perencanaan drainase yang terpadu dengan instansi terkait.
Tahun 2021
Rencana Realisasi
Output Belanja (jt) Outcome Output Belanja Outcome
Sasaran
Meningkatkan intensitas pertemuan antar instansi terkait sebanyak 2 bulan sekali
Tahun 2018
Realisasi Realisasi
Rencana Kegiatan Belanja Outcome
Kegiatan Output
Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana & prasarana irigasi (12 paket)
Normalisasi saluran irigasi dan perbaikan pintu air/bangunan ukur (18 paket)
Tahun 2017
Tahun 2018
Monitoring evaluasi implementasi SSK sektor drainase dilakukan oleh BAPPEDA. Sedangkan pengumpul data,
dokumentasi, serta pengolah data adalah OPD Pelaksana kegiatan. Laporan hasil Monitoring dan evaluasi
diberikan kepada Bupati Malang. Format pelaporan monitoring dan evaluasi implementasi SSK sektor drainase
sebagaiimana disajikan pada Tabel berikut.
PenanggungJawab Pelaporan
Obyek Pemantauan Penanggung Jawab Pengumpul Data Pengolah Data/ Waktu Pelaksanaan
Penerima Laporan
Utama dan Dokumentasi Pemantau