Anda di halaman 1dari 6

Bab 1

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah.
Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian nilai ekonomis dalam
pembangunan. Dalam hal ini dampak buruk yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk dapat berpengaruh pada
penurunan citra kabupaten/kota sebagai tujuan wisata, tujuan investasi maupun menurunnya kesejahteraan
masyarakat secara umum. Disamping itu kesalahan pembangunan yang tidak seimbang dapat menyebabkan
adanya beberapa permasalahan lingkungan baik berupa banjir, pencemaran, dan lain-lain.
Demikian pula dengan keadaan lingkungan fisik dan biologis permukiman di Indonesia pada umumnya
yang masih belum baik. Masih banyak ditemui penduduk yang melakukan BABS karena akses sanitasi yang
kurang baik, buruknya kualitas lingkungan akibat pembuangan sampah sembarangan yang membuat sungai dan
air tanah tercemar, tingginya penderita diare dan lain sebagianya. Keadaan ini ditunjang pula dengan masih
sedikinya penduduk yang dapat menikmati layanan air bersih dan fasilitas penyehatan lingkungan.
Hal tersebut umumnya terjadi akibat dari banyaknya aktivitas manusia yang memiliki dampak buruk bagi
kualitas lingkungannya akibat dari perilaku manusia itu sendiri, baik dari pengelolaan sampah, pengelolaan air
limbah, pengelolaan drainase dan pengelolaan sistem MCK-nya. Juga akibat kepedulian masyarakat yang rendah
terhadap kebersihan lingkungannya.
Sanitasi lingkungan merupakan hal yang sangat penting, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian
yang serius, dimana tingkat kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan kondisi sosial ekonomi dan
lingkungan. Pembangunan sosial ekonomi yang baik akan mempengaruhi kualitas lingkungan dan sebaliknya
kualitas lingkungan juga akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan sebagai modal dasar dalam
pembangunan.
Permasalahan sanitasi yang dihadapi Kabupaten Kulon Progo pada umumnya hampir sama dengan
kota-kota lainnya. Dibidang drainase masih adanya genangan-genangan air akibat dari pendangkalan dan lebar
sungai yang tidak sesuai dengan tingginya curah hujan. Khusus kawasan permukiman padat perkotaan, genangan
sering terjadi karena sistem drainase jalan dan kawasan permukiman kurang terawat dan tidak berfungsi dengan
baik. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah pada sungai atau saluran.
Permasalahan air limbah akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat sekitar.
Sumber air limbah dapat berasal dari air limbah pemukiman yang terdiri dari air limbah domestik (rumah tangga)
yang berasal dari air sisa mandi, sisa cuci, dapur, tinja manusia dan lain sebagainya dari lingkungan pemukiman
serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah ini
perlu dikelola dengan benar agar tidak mencemari air permukaan dan air tanah, disamping untuk pencegahan
terhadap berbagai jenis penyakit, seperti diare, thypus, kolera, dll. Di bidang persampahan masih belum semua
kawasan perkotaan dan permukiman padat terlayani pengelolaan sampahnya dan masih banyaknya desa yang
belum memiliki sistem penyediaan air bersih yang memadai, dan sistem sanitasi yang baik.
Dari hal diatas, maka Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui program percepatan pembangunan
sanitasi permukiman berusaha untuk memperbaiki kondisi ini dengan konsep pemberdayaan masyarakat.
Program ini diharapkan dapat melibatkan peran serta pemerintah, stakeholder dan masyarakat yang dimulai dari
tahap perencanaan, implementasi sampai dengan tahap pemanfaatan dan pemeliharaan serta monitoring dan
evaluasi. Dengan adanya peran serta dari masyarakat diharapkan timbul rasa memiliki terhadap hasil
pembangunan sehingga program ini dapat berhasil. Untuk itu diperlukan kumpulan data yang akurat terkait
dengan sanitasi di Kabupaten Kulon Progo meliputi data dan kondisi faktual, potensi dan permasalahannya yang
tertuang dalam Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 sebagai profil dan
gambaran pemetaan karakteristik dan kondisi sanitasi, serta prioritas/arah pengembangan kabupaten dan
masyarakat Kulon Progo jangka menengah.
Memasuki tahun 2015, Pemerintah Indonesia akan memasuki periode RPJMN baru 2015-2019 yang
menetapkan target baru yaitu 100% (universal access) akses sanitasi layak di akhir tahun 2019. Dalam upaya
untuk mencapai target tersebut dirasakan pentingnya Kabupaten Kulon Progo memiliki dokumen strategi sanitasi
yang berkelanjutan. Untuk itu Pokja Air Minum Penyehatan Lingkungan Kabupaten Kulon Progo melalui Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi tahap kedua melakukan Pemutakhiran SSK pada tahun 2015 ini.
Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo tahun 2016-2020 disusun dengan merujuk pada
dokumen SSK yang sudah ada dan lebih difokuskan pada upaya untuk mengimplementasikan program dan
kegiatan jangka menengah dalam upaya mencapai universal access. Untuk memastikan dokumen Pemutakhiran
1

SSK dapat diimplementasikan maka dalam proses penyusunannya disinkronkan dengan dokumen-dokumen
perencanaan yang ada di kabupaten seperti RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD yang digambarkan pada
bagan berikut ini.

Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo, tidak boleh lepas dari semua dokumen perencanaan yang
ada di daerah, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), maupun Rencana Strategis (Renstra) SKPD Pengampu masalah pembangunan
Sanitasi.
Penyusunan RPJMD Kulon Progo 2011-2016 mempunyai hubungan dan konsisten dengan dokumen
perencanaan pembangunan sesuai dengan arahan pasal 5 UU No 25 tahun 2004. RPJMD Kabupaten Kulon
Progo 2001-2016 harus mengacu pada RPJM Nasional 2010-2014 dan RPJMD Provinsi DIY 2009-2013 yang
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di Kabupaten Kulon Progo. Untuk menjaga kesinambungan
pelaksanaan pembangunan daerah, RPJMD Kulon Progo 2011-2016 berpedoman pada RPJPD Kulon Progo
2005-2025. RPJMD Kulon Progo 2011-2016 digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Kulon Progo.
Sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan, Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo
memuat perencanaan pembangunan sanitasi untuk 5 tahun ke depan (2016-2020). Pemutakhiran SSK harus bisa
mewarnai RPJMD Kulon Progo 2011-2016. Sehingga nantinya seluruh rencana pembangunan sanitasi dapat
dibreak down oleh SKPD-SKPD teknis dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi, dan selanjutnya dituangkan ke
dalam Rencana Kerja SKPD. Dengan demikian arah pembangunan sanitasi bersifat menyeluruh bersinergi dan
terpadu.
Menurut Perda RTRW No. 1 Tahun 2012 , rencana sistem pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kulon
Progo meliputi sistem perkotaan dan sistem perdesaan. Dalam sistem pusat kegiatan, pusat permukiman adalah
kawasan perkotaan yang merupakan pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat, baik pada kawasan perkotaan
maupun pada kawasan perdesaan. Dalam sistem internal perkotaan, pusat permukiman adalah pusat kegiatan
perkotaan.Berikut ini merupakan rencana pengembangan sistem perkotaan Kabupaten Kulon Progo seperti yang
tertulis dalam Raperda Kabupaten Kulon Progo tentang RTRW tahun 2011-2031 :
a. pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) berada di Perkotaan Wates;
b. pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) meliputi:
1. Perkotaan Temon;
2. Perkotaan Brosot;
3. Perkotaan Sentolo;
4. Perkotaan Nanggulan; dan
5. Perkotaan Dekso.
c. pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi:
1. Perkotaan Panjatan;
2. Perkotaan Lendah;
2

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

3. Perkotaan Kokap;
4. Perkotaan Girimulyo;
5. Perkotaan Kalibawang; dan
6. Perkotaan Samigaluh.
Rencana fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan meliputi:
a. PKWp Perkotaan Wates dengan fungsi pelayanan pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan, olahraga,
perdagangan, dan jasa;
b. PKL Perkotaan Temon dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pertanian, pariwisata, industri,
perkebunan, dan agropolitan;
c. PKL Perkotaan Brosot dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pariwisata, industri, dan
pertambangan;
d. PKL Perkotaan Sentolo dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan industri, perkebunan, dan
peternakan;
e. PKL Perkotaan Nanggulan dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan perikanan, pertanian, dan
agropolitan; dan
f. PKL Perkotaan Dekso dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pertanian, perkebunan, dan
agropolitan.
Perkotaan yang akan ditetapkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) meliputi:
perkotaan Temon;
perkotaan Wates;
perkotaan Panjatan;
perkotaan Galur;
perkotaan Lendah;
perkotaan Sentolo;
perkotaan Kokap;
perkotaan Nanggulan;
perkotaan Girimulyo;
perkotaan Kalibawang; dan
perkotaan Samigaluh.
1.2. Metodologi Penyusunan

Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo disusun berdasarkan karakteristik daerah dan
melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dengan tetap melibatkan peran serta masyarakat dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan awal yang dilaksanakan dalam tahapan penyusunan
dokumen ini berupa rapat internalisasi Pokja Air Minum Penyehatan Lingkungan, lokakarya, dialog dan pertemuan
dengan lembaga yang terkait. Diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja, jadwal, data, dukungan politis dan
pendanaan dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo.
Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten
Kulon Progo dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sumber Data
1) Pengumpulan data dan dokumen dari masing-masing SKPD yang terkait, baik langsung atau tidak
langsung seperti data statistik, laporan, Renstra SKPD, RPJMD, BPS, SSK, MPS.
2) Narasumber, baik dari instansi pemerintah yang terkait, pihak swasta, tokoh masyarakat dan
masyakat sipil.
3) Survey studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment =
EHRA) dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat.
4) Kajian Sanitasi Sekolah, Kajian Peran Swasta, Kajian Peran Serta Masyarakat, Kajian Komunikasi
dan Pemetaan Media.
b. Pengumpulan Data
1) Studi literatur dan data sekunder
2) Melakukan observasi dan wawancara responden
3) FGD (Focus Group Discussion)
c. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif yaitu
membandingkan data dengan kondisi sebenarnya.Sedangkan analisia kuantitatif dihasilkan dari data
penentuan area dengan resiko tinggi yaitu diperoleh dari studi atau survei EHRA.
3

d. Review dokumen BPS, SSK dan MPS.


Dilakukan review pada data-data hasil kajian dan program kegiatan yang telah direalisasikan dari
dokumen BPS, SSK dan MPS selanjutnya dilakukan pemutakhiran data dan strategi untuk mencapai
target universal access layanan layak sanitasi.
e. Peran Pokja Kabupaten.
Sebagai pengguna utama SKPD Teknis anggota Pokja tidak hanya sebatas pada memasukkan data
dan menyepakati sumber data yang digunakan, namun lebih dari itu yaitu interpretasi dari hasil
pemutakhiran SSK.
1.3. Dasar Hukum
Penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016-2020 mengacu kepada
peraturan perundang-undangan maupun kebijakan yang berlaku saat laporan ini disusun. Peraturan dan
perundangan maupun kebijakan tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Peraturan Perundangan
1) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
2) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
3) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4) UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
5) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6) UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
7) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
8) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
9) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
10)
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah jo. Undang-Undang nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
b. Peraturan Presiden
1) Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
2) Peraturan Presiden No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
3) PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
4) Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh
Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum.
c. Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.
d. Peraturan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
e. Keputusan Menteri
1) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 Tentang
Program Kali Bersih.
2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/1999 Tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan
3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik.
4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
6)
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-82/Kep/Bangda/2015 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-565/Kep/Bang- da/2014 tentang Penetapan
4

Kabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman


Tahun 2015
f. Peraturan Menteri
1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1992 Tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air
2) Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP)
Perumahan dan Permukiman
3) Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP)
Sistem Penyediaan Air Minum
4) Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP)
Sistem Pengelolaan Persampahan
5) Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015
6) Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
g. Instruksi Menteri
Instruksi Menteri Dalam Negeri No.8/1998 tentang Petunjuk Kerjasama antara PDAM dengan Pihak
Swasta
h. Surat Edaran Menteri
i. Surat edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah.
j. Petunjuk Teknis
1) Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.
2) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan
Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.
3) Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
4) Petunjuk Tenis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Tenis Pembuatan Sumur Resapan
5) Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah
Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi
Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
6) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik
Skala Lingkungan.
7) Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan
8) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam
Penyediaan Air Bersih.
9) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air
Bersih Komersil Untuk Permukiman.
k. Perda dan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
1)
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 03 Tahun 1997 Tentang
Pengendalian Pembuangan Limbah Cair.
2)
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No 2 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Air
Limbah Domestik.
3)
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 03 Tahun 1997 tentang Pengendalian
Pembuangan Limbah Cair.
4)
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Jasa dan Jasa Pariwisata;
5)
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
6)
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 157a/Kpts/1998 Tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
7)
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 281/Kpts/1998 Tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
8)
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 65 Tahun 1999 Tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
9)
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 24 Tahun 2000 Tentang
Kegiatan Wajib Izin Pembuangan Limbah Cair Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

10)

l.

Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 32 Tahun 2000 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1997
Tentang Pengendalian Pembuangan Limbah Cair
Peraturan Daerah dan Surat Keputusan Bupati Kulon Progo
1) Perda Kab. Kulon Progo no. 04/1988 tentang Penetapan Batas Wilayah kota kabupaten Kulon
Progo
2) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 8 tahun 1993 tentang Bangunan
3) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025.
4) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pengawasan dan
Pemeriksaan Kualitas Air.
5) Perda Kab. Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
6) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan.
5) SK Bupati No. 691/1991 tentang Pembentukan Badan Pengelola Kebersihan Kota
6) SK Bupati No. 245/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Penunjukan Tanah Pangonan di Desa
Ringinardi sebagai TPA
7) SK Bupati No. 138/ A/ 2015 tanggal 1 April 2015 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Perencanaan
Bidang Perhubungan, Pekerjaan Umum, Budaya dan Pariwisata, Jasa Konstruksi, Kelompok Kerja
Air minum Penyehatan Lingkungan dan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

1.4. Sistematika Penulisan


Sistematika penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 6 Bab dan
Lampiran, sebagai berikut;
Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, metodologi
penyusunan, dasar hukum dan sistematika penulisan.
Bab kedua menyajikan profil sanitasi saat ini yang berisi gambaran wilayah, kemajuan
pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi.
Bab ketiga berisi tentang kerangka pengembangan sanitasi yang meliputi visi dan misi sanitasi,
pentahapan pengembangan sanitasi, kemampuan pendanaan sanitasi daerah.
Bab keempat berisi tentang strategi pengembangan sanitasi meliputi air limbah domestik,
pengelolaan persampahan dan drainase perkotaan.
Bab kelima berisi program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi yang meliputi ringkasan,
kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah, kebutuhan
biaya pengemangan sanitasi dengan sumber pendanaan non pemerintah, antisipasifunding gap.
Bab keenam berisi monitoring dan evaluasi capaian SSK.
Lampiran yang berisi :
Lampiran 1: berupa hasil kajian aspek non teknis dan lembar kerja area berisiko
Lampiran 2: berupa hasil analisis SWOT
Lampiran 3: berupa tabel kerangka kerja logis
Lampiran 4: berupa hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi Pendanaan
Lampiran 5: berupa deskripsi program atau kegiatan
Lampiran 6: berupa daftar perusahaan dan penyelenggara CSR yang potensial
Lampiran 7: berupa kesiapan implementasi
Lampiran 8: berupa rencana kerja tahunan.

Anda mungkin juga menyukai