BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurang siapan kota dengan sistem perencanaan dan pengelolaan kota yang tepat, dalam
mengantisipasi pertambahan penduduk dengan berbagai motif dan keragaman nampaknya
menjadi penyebab utama yang memicu timbulnya permasalahan permukiman. Pemenuhan
akan kebutuhan prasarana dan sarana permukiman baik dari segi perumahan maupun
lingkungan permukiman yang terjangkau dan layak huni belum sepenuhnya dapat
disediakan oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah. Sehingga, daya dukung prasarana
dan sarana lingkungan permukiman yang ada mulai menurun dan pada akhirnya akan
memberikan kontribusi terjadinya permukiman kumuh
Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu utama yang
cukup kompleks, baik dari sisi fisik/lingkungan, ekonomi, sosial, serta sarana dan
prasarananya. Determinan Faktor dalam konteks penanganan kawasan permukiman
kumuh sangat signifikan dipengaruhi oleh kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Dalam prosesnya kemudian berdampak pada kondisi kawasan perkotaan secara umumdan
di identifikasi akan memerlukan penanganan dari waktu ke waktu secara berkelanjutan.
Secara khusus dampak perkembangan permukiman kumuh perkotaan berimplikasi
terhadap paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan
citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan
pelayanan kehidupan dan penghidupan warganya. Pada sisi yang lain khususnya terkait
dengan tatanan sosial budaya masyarakat, dan komunitas yang bermukim pada lingkungan
permukiman kumuh, mengindikasikan bahwa secara ekonomi termasuk kategori
masyarakat ekonomi lemah dan berpenghasilan rendah, yang merekondisi penyebab
terjadinya degradasi tatanan kehidupan masyarakat, baik pada tingkat struktur sosial,
sistem sosial, dinamika sosial, pola kultural, konflik sosial dan fenomena urban crime.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 1
BAB 1
Kabupaten Bantaeng adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang juga mengalami
permasalahan permukiman kumuh akibat rendahnya tingkat perekonomian, budaya
masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan permukiman serta terbatasnya
ketersediaan lahan untuk permukiman. Adapun beberapa isu strategi permukiman kumuh di
Kabupaten Bantaeng adalah sebagian besar sarana infrastruktur pada sector limbah belum
terkelolah dengan baik, hanya 69 % jumlah KK yang memiliki jamban sehat, limbah rumah
tangga (grey water) yang dihasilkan sebagian besar yaitu 65 % rumah tangga tidak
memiliki akses saluran septic tank, dimana masyarakat urban yang tinggal disepanjang
bantaran sungai lebih banyak membuang limbah cair rumah tangga mereka ke sungai. Hal
ini dipicu oleh adanya permasalahan ekonomi maupun tidak tersedianya lahan, jika
permukiman kumuh ini tidak segera dikendalikan maka akan memberikan dampak
menjamurnya kantong-kantong permukiman kumuh yang tidak teratur dan tidak terkendali,
peningkatan frekuensi bencana kebakaran dan banjir, peningkatan potensi kerawanan dan
konflik social, penurunan tingkat kesehatan masyarakat dan penurunan kualitas pelayanan
prasarana dan sarana permukiman.
Kawasan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten Bantaeng sesuai dengan SK. Bupati
tahun 2014, ditetapkan berlokasi di 3 (tiga) wilayah Kecamatan, antara lain Kecamatan
Bantaeng, Pajukukang dan Bisappu dengan total luasan 39.36 Ha. Kawasan kumuh
perkotaan Kabupaten Bantaeng meliputi; Kelurahan Pallantikang, Tappanjeng, Lamalaka,
Letta, Bontosunggu, Bontorita, dan Desa Rappoa.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 2
BAB 1
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana
Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan adalah sebagai
berikut:
2. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng,
adalah sebagai berikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 4
BAB 1
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 5
BAB 1
V Kolokium
1 Kolokium merupakan kegiatan monitoring a. Tahapan konsultasi dan sinergitas
dan pengendalian yang dilakukan oleh kebijakan lintas sektor/lintas level
Satker pengembangan kawasan pemerintahan dalam penanganan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 7
BAB 1
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 8
BAB 1
Wilayah yang termasuk dalam kategori wilayah kumuh pada kota Bantaeng terdapat
pada 2 kecamatan yaitu kecamatan Bantaeng, dan kecamatan Bisappu dengan total 8
kelurahan.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 9
BAB 1
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 10
BAB 1
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 11
BAB 1
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 12
BAB 1
13
BAB 1
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 14
BAB 1
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memahami substansi Penyusunan RP2KP-KP Kota Bantaeng, penyajian dokumen
ini dibagi kedalam substansi pembahasan, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menyajikan materi mengenai Sebaran dan Gambaran Umum Kawasan-
Kawasan Kumuh Perkotaan Kota Bantaeng, Profil Kawasan Permukiman Kumuh,
Kriteria Dan Indikator Penilaian Penentuan Klasifikasi Dan Skala Prioritas
Penanganan, Perumusan Kebutuhan Penanganan dan Pola Kontribusi Program
Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan.
Bagian ini meyajikan materi mengenai Konsep Dan Strategi Pencegahan Dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Dalam Skala Kota, Konsep Dan
Strategi Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala
Kawasan danStrategi Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Sampai Dengan Pencapaian Kota Bebas Kumuh Dalam Skala Kota
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 15
BAB 2
BAB II
KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN
1. Visi Pembangunan
Visi ini merupakan penjabaran dari visi pembangunan jangka panjang Sulsel yang
tercantum pada RPJPD sulsel 2008-2028, yaitu “Wilayah Terkemuka Di Indonesia Melalui
Pendekatan Kemandirian Lokal Yang Bernafaskan Keagamaan” Serta Visi Pembangunan
RPJMD Sulsel 2008-2014 : “Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional
dan Simpul Jejaring Kesejahteraan Masyarakat” Dalam mewujudkan Visi tersebut,
ditetapkan misi sebagai berikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 15
BAB 2
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 16
BAB 2
• Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier di setiap
ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan
kompak
• Secara bertahap agar dilakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan ibukota
kecamatan untuk ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah
pengembangan, yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.
• Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.
Istilah yang lazim dipergunakan dalam pedoman penyusunan RP2KPKP mengacu pada
pengertian sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang,
UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 33/2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah beserta segenap
peraturan pelaksanaannya yang masih berlaku.
a. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan,penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan,pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
b. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
c. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
d. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih
dari satu satuan permukiman.
e. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunianyang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
f. Penyelenggaraan perumahan dan kawasanpermukiman adalah kegiatan
perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 17
BAB 2
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 18
BAB 2
dan kawasan permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat, tabungan
perumahan, maupun sumber dana lainnya.
Beberapa istilah lain yang juga sering dipergunakan, masih memerlukan redefinisi
kembali dan kajian ilmiah, agar tidak menimbulkan kerancuan dalam penafsiran, antara
lain :
• Bina Sosial atau Bina Manusia, pada dasarnya merupakan suatu proses yang
diupayakan untuk mendorong terjadinya peningkatan kapasitas dan kapabilitas
sumberdaya manusia, sehingga mereka mampu menolong dirinya dalam
memenuhi kebutuhannya akan rumah layak dalam lingkungan sehat dan lestari.
• Bina Lingkungan yang diharapkan dapat mendorong terbentuknya lingkungan
perumahan dan permukiman untuk mendukung berkembangnya kegiatan usaha
produktif.
• Bina Usaha, yaitu upaya yang dapat mendorong terjadinya proses
berkembangnya usaha produktif dalam kawasan perumahan dan permukiman.
c. Rumah layak dalam lingkungan sehat, aman, lestari dan berkelanjutan diartikan
sebagai suatu kondisi perumahan dan permukiman yang memenuhi standar minimal
dari segi kesehatan, sosial, budaya, ekonomi dan kualitas teknis, yang dikelola
secara benar terus menerus, dengan mempertimbangkan dan memperhatikan
sumberdaya alam yang ada, memperhatikan pola tata air dan usaha konservasi
sumberdaya alam, pengelolaan dan pemanfaatannya. Secara umum berdasarkan
prinsif dasar perumahan dan permukiman terdapat 3 kategori layak, sebagai berikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 19
BAB 2
• Golongan fakir, yang tidak mempunyai penghasilan tetap dan tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok lainnya.
• Golongan miskin produktif, yang mempunyai penghasilan tetap tetapi belum
mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 20
BAB 2
Secara umum, isu strategis pembangunan permukiman perkotaan antara lain sebagai
berikut:
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 21
BAB 2
2. Isu Lingkungan
Isu lingkungan pada kawasan perumahan dan permukiman perkotaan umumnya muncul
karena dipicu oleh tingkat urbanisasi dan migrasi yang tinggi, serta dampak
pemanfaatan sumber daya dan teknologi yang kurang terkendali. Kelangkaan prasarana
dan sarana dasar, ketidakmampuan memelihara dan memperbaiki lingkungan
permukiman yang ada, dan masih rendahnya kualitas permukiman baik secara
fungsional, lingkungan, maupun visual wujud lingkungan, merupakan isu utama bagi
upaya menciptakan lingkungan permukiman perkotaan yang sehat, aman, harmonis dan
berkelanjutan. Isu tersebut juga menjadi lebih berkembang dikaitkan dengan belum
diterapkannya secara optimal pencapaian standar pelayanan minimal perumahan dan
permukiman yang berbasis indeks pembangunan berkelanjutan.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 22
BAB 2
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 23
BAB 2
• Pemanfaatan ruang yang sesuai aturan tapi tidak berijin, harus segera mengurus
perijinan.
• Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai aturan ini, tapi telah mempunyai ijin dapat tetap
dipertahankan asal tidak ada perubahan fisik bangunan.
• Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai aturan ini dan ada perubahan fisik bangunan,
harus mengacu pada aturan ini.
• Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai aturan ini dan tidak mempunyai ijin dapat
diterbitkan dengan pencabutan ijin, pembongkaran bangunan, perlengkapan perijinan,
denda atau kurungan
Sesuai hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan, kawasan potensil untuk
dikembangkan sebagai kawasan perumahan dan permukiman di Kabupaten Bantaeng
sebagai barikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 24
BAB 2
H. Kebijakan SSK
merupakan kawasan dengan klasifikasi wilayah peri urban dengan tingkat kepadatan
penduduk > 100 org/ha. Adapun wilayah yang dalam pengembangannya dapat
diterapkan pengelolaan limbah domestik sistem off-site medium berada di wilayah
perkotaan yaitu sebagian berada di Kecamatan Bissapu (kelurahan Bonto Lebang,
Bonto Sunggu dan Bonto Rita) serta di Kecamatan Bantaeng (Kelurahan Tappanjeng,
Pallantikang, Letta dan Kelurahan Mallillingi) yang memiliki penduduk yang cukup padat.
Sistem ini dikembangkan di jangka menengah ke jangka panjang
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 25
BAB 2
fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Kedua kriteria tersebut sangat
berhubungan dengan aktivitas penghuninya yang akan mempengaruhi perhitungan jenis
dan volume timbulan sampah
merupakan area dengan tingkat kepadatan penduduk > 100 org/ha (peri urban) dengan
meliputi daerah perkotaan yaitu : Kecamatan Bissappu (kelurahan Bonto Lebang dan
Bonto Rita) serta di Kecamatan Bantaeng (Kelurahan Teppanjeng, Pallantikang, Letta
dan Mallilingi). Sistem ini dilaksanakan dalam jangka pendek/mendesak untuk
dilaksanakan dengan meningkatkan cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 2
(dua) kecamatan tetap menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Bissappu dan
Kecamatan Bantaeng cuma jumlah kelurahan yang ditambah.
Dalam pengembangan sub sektor drainase lingkungan memerlukan analisis yang tepat.
Ada 5 (Lima) indikator yang menjadi acuan dalam menentukan zona dan sistem sanitasi
yang tepat agar pengembangan sistem drainase untuk jangka pendek, menengah dan
panjang dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. 5 (lima) indikator tersebut yaitu :
kepadatan penduduk, tata guna lahan (kawasan CBD/komersil atau permukiman),
daerah genangan air baik oleh ROB maupun karena air hujan, serta tingkat resiko
kesehatan.
Zona I dan II
merupakan area komersil dan padat penduduk (peri urban) serta resiko kesahatan
lingkungan cukup tinggi. Kawasan-kawasan yang termasuk dalam zona ini harus
ditangani dalam jangka pendek atau harus segera dilakukan untuk mengatasi
genangan. Zona ini mencakup wilayah perkotaan yang meliputi : Kecamatan Bissappu
(Kel. Bonto Lebang) serta di Kecamatan Bantaeng yaitu (Kel. Teppanjeng, Letta dan
Mallillingi).
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten
Bantaeng 26
BAB 3
BAB III
PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KOTA BANTAENG
Kota Bantaeng merupakan wilayah yang terletak disepanjang pantai yang terdiri dari 2 kecamatan
yaitu Kecamatan Bantaeng, dan Bisappu, Berdasarkan posisi dan letak geografis wilayah, Kota
Bantaeng berada pada koordinat 50 21’ 13”– 50 35’26” Lintang Selatan dan 1990 51”42”– 1200 05’27”
Bujur Timur. Luas Wilayah Kota Bantaeng 12.73 Km2, terdiri luas daratan 250,85 Km2
Kota Bantaeng terdiri dari 8 wilayah kelurahan diantaranya yaitu Kelurahan Lamalaka, Lembang,
Malilingi, Letta, Pallantikang, Tappanjeng yang berada di wilayah Kecamatan Bantaeng, dan
Kelurahan Bonto Sungguh, Kelurahan Bontorita berada di wilayah Kecamatan Bisappu, dengan
mempunyai batas sebagai berikut:
Wilayah Kota Bantaeng pada umumnya memiliki topografi dan kelerengan berada pada ketinggian 0-
10 meter dari permukaan air laut. Bentuk permukaan datar hal tersebut dapat terlihat dari kemiringan
lereng dengan kisaran 0–2%. Kemiringan lereng tersebut menjadi dasar dalam menetapkan dan
mengalokasikan berbagai fasilitas, pengembangan kawasan dan pengendalian pertumbuhan kawasan.
Sumberdaya air di Kota Bantaeng secara konvensional dapat dikelompokkan sebagai air permukaan
dan air tanah. Sumber air tanah umumnya berasal dari air tanah dangkal dengan kedalaman antara 5-
10 meter, atau sumur dalam hasil pengeboran dengan kedalaman antara 15-40 meter.
Sebagian besar daerah Kota Bantaeng merupakan bagian dari wilayah datar, pantai, perbukitan dan
pegunungan. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bantaeng terdiri dari jenis tanah alluvial,
gromosol, latosol, regosol, andosil dan mediteran. Penyebaran jenis tanah tersebut terdapat diseluruh
wilayah Kabupaten Bantaeng.
Letak geografis Kota Bantaeng yang strategis memiliki alam dua dimensi, yakni lembah dataran dan
pesisir pantai. Dengan dua musim dan perubahan iklim setiap tahunnya yang dikenal di daerah ini
dengan nama musim Barat antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan musim Timur
antara bulan April sampai bulan September.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 27
BAB 3
Iklim di Kota Bantaeng tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan tahunan rata-rata setiap
bulan 71,8 mm dengan jumlah hari hujan berkisar 64 hari. Musim hujan dengan angin Barat jatuh
pada bulan Oktober sampai Maret, sedangkan musim hujan dengan angin Timur jatuh pada bulan
April sampai september. Dengan adanya kedua musim tersebut sangat menguntungkan untuk sektor
pertanian.
Pemanfaatan lahan di Kabupaten Bantaeng terdiri dari perumahan dan permukiman, sawah,
tegal/kebun, padang rumput, tambak, tanah yang sementara tidak diusahakan, hutan dan berbagai
pemanfaatan lainnya.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 28
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 29
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 30
BAB 3
1. Bantaeng Jambua 6
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 31
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 32
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 33
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 34
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 35
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 36
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 37
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 38
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 39
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 40
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 41
BAB 3
Definisi permukiman kumuh mengacu kepada Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu: “Permukiman kumuh merupakan permukiman
yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi,
dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian.” Dengan penjabaran sebagai berikut:
a) Ketidakteraturan Bangunan :
Tata letak bangunan rumah dan prasarana dalam kawasan tidak teratur
Tidak adanya Garis Sempadan Bangunan (GSB) atau GSB yang tidak teratur.
Orientasi bangunan tidak tertib atau tidak ada pola tata letak bangunan.
Struktur pembentuk lingkungan yang tidak teratur (tidak berpola) dan pola pemanfaatan
ruang dengan efektifitas rendah. Dicirikan oleh struktur dan pola jalan serta infrastruktur.
Ketidakteraturan itu bisa disebabkan oleh aspek fisik alami dan fisik binaan di kawasan
tersebut.
b) Kepadatan Bangunan yang tinggi:
Menunjukkan banyaknya bangunan (jumlah) bangunan dalam suatu luas lahan tertentu =
bangunan/ha.
Kesesuaian koefisien dasar bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
dengan persyaratan yang ditetapkan oleh setiap daerah (berbeda untuk kelas kota yang
ditinjau).
Berpengaruh terhadap nilai kepadatan penduduk per satuan luas.
c) Penurunan Kualitas Bangunan dan Sarana Prasarana :
PenurunanKualitas Bangunan ditandai dengan kondisi teknis yang tidak aman, tidak
nyaman, tidak sehat, tidak ada kemudahan serta tidak adanya keindahan.
Penurunan Kualitas Bangunan Terkait dengan Kriteria Rumah Tidak Layak Huni:
Secara umum Rumah Tidak Sehat diartikan sebagai kondisi kemampuan bangunan rumah
yang berada di bawah standar kelayakan untuk dihuni. Kondisi ini dicirikan oleh kualitas
bangunan dengan material yang sub standar dan kapasitas huni dari bangunan (luas
dibutuhkan per jiwa) berada di bawah standar rumah sehat yang ditetapkan.
Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya.
Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses.
Jenis lantai tanah.
Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK) yang memadai baik
pribadi maupun komunal.
Sarana sosial, budaya, ekonomi dan pelayanan umum seperti air bersih, air kotor, dan
persampahan tidak memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Kriteria maupun indikator yang digunakan untuk menetapkan kondisi kekumuhan pada
perumahan ataupun permukiman kumuh berdasarkan klasfikiasinya dapat dirujuk dengan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 42
BAB 3
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat No. 2 Tahun 2016 dapat ditinjau
dari:
b) Jalan Lingkungan
Ketidaktersediaan akses aman air minum dimana masyarakat tidak dapat mengakse air
minum yang memenuhi syarat kesehatan
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu sesuai standar yang berlaku
yaitu minimal sebanyak 60 liter/orang/hari..
d) Drainase Lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 43
BAB 3
o pemeliharaan rutin
o pemeliharaan berkala
Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk merupakan kondisi dimana kualitas
konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau
penutup atau telah terjadi kerusakan
Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang berlaku
merupamerupakan kondisi dimana pengelolaan air limbah pada lingkungan perumahan
atau permukiman tidak memiliki sistem yang memadai, yaitu terdiri dari kakus/kloset
yang terhubung dengan tangki septik baik secara individual/domestik, komunal maupun
terpusat.
Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi persyaratan teknis
merupakan kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah pada perumahan
atau permukiman dimana:
o Kloset leher angsa tidak terhubung dengan tangki septik
o Tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat
f) Pengelolaan Persampahan
Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis kondisi
dimana prasarana dan sarana persampahan pada lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memadai sebagai berikut:
o Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala domestik atau rumah tangga
o Tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada
skala lingkungan
o Gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala lingkungan;
o Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala lingkungan
Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan teknis merupakan
kondisi dimana pengelolaan persampahan pada lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 44
BAB 3
g) Proteksi Kebakaran
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 45
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 46
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 47
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 48
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 49
BAB 3
NILAI 8
C. Idenfikasi Legalitas Lahan
9 Legalitas lahan a. Kejelasan Kejelasan terhadap status Keseluruhan lokasi (+)
status penguasaan lahan berupa : memiliki kejelasan
penguasaan Kepemilikan sendiri, dengan status penguasaan
lahan bukti dokumen sertifikat hak lahan, baik milik
atas tanah atau bentuk sendiri atau milik pihak
dokumen keterangan status lain
tanah lainnya yang sah; atau Sebagian atau (-)
Kepemilikan pihak lain keseluruhan lokasi
(termasuk milik adat/ulayat) memiliki kejelasan
dengan bukti ijin status penguasaan
pemanfaatan tanah dari lahan, baik milik
pemegang hak atas tanah atau sendiri atau milik pihak
pemilik tanah dalam bentuk lain
perjanjian tertulis antara
pemegang hak atas tanah atau
pemilik tanah dengan pihak
lain
b. Kesesuaian Kesesuaian terhadap keseluruhan lokasi (+)
RTR peruntukan lahan dalam berada bukan pada
rencana tata ruang (RTR), zona peruntukan
dengan bukti Izin Mendirikan perumahan/permukima
bangunan atau Surat n sesuai RTR
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 50
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 51
BAB 3
Tabel. 3.5 Katergori Tingkat Kekumhan Dan Klasifikasinya di 9 Kawasan pada Kota Bantaeng
PERTIMBANGAN LEGALITAS
TINGKAT KEKUMUHAN
JUMLAH LAIN LAHAN
NILAI
RENDAH
SEDANG
SEDANG
RINGAN
KUMUH
KUMUH
KUMUH
TINGGI
LEGAL
LEGAL
BERAT
PENILAIAN
TIDAK
KLASIFIKAS SKALA
NO KAWASAN KRITERIA
I PRIORITAS
DAN
INDIKATOR
KEKUMUHAN
(11- (6- Nilai
(71-95) (45-70) (19-44) (1-5) Nilai (-)
15 10) (+)
Sungai
1 35 X X x C1 3
Pabinneang
2 Lantebung 39 X X x C5 9
3 Lamalaka 1 31 X X x C3 6
4 Jambua 43 X X x C6 9
5 Ujung Labbu 31 X X x C5 9
6 Sungai Calendu 43 X X x C5 9
Lembang-
7 33 X X x C1 3
Lembang
8 Borkal 31 X X x C1 3
9 Kayangan 37 X X x C1 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 52
BAB 3
Program Nasional Penanganan Permukiman Kumuh dengan target pencapaian 100 – 0 – 100 di tahun
2019 berupaya untuk mengimplementasikan program kolaborasi sebagai platform dalam penanganan
kumuh, sehingga terjadi keterpaduan antarsektor pembangunan. Dalam program tersebut, sesuai
dengan amanat UU No.1 Tahun 2011, Pemerintah Daerah (Pemda) akan jadi pelaku utama dalam
penanganan, di mana seluruh pemetaan kebutuhan, rencana program, hingga rencana investasi akan
disusun oleh Pemda. Program-program yang ada di pemerintah pusat kemudian hanya akan menjadi
pendamping daerah dalam penyusunan rencana dan menjalankan program, di mana program yang
ada di pusat pun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan daerah. Dalam mendukung upaya
penanganan permukiman kumuh terdapat dua bentuk penanganan permukiman kumuh yang dapat
dilakukan, yaitu Pencegahan dan Peningkatan kualitas.
Tindakan pencegahan ditujukan untuk menghindari tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh
dan permukiman kumuh baru. Tindakan pencegahan dilaksanakan melalui Pengawasan dan
Pengendalian yang dapat dilakukan berdasarkan kesesuaian terhadap perizinan (seperti izin prinsip,
izin lokasi, izin penggunaan pemanfaatan tanah, dan izin mendirikan bangunan), standar teknis, dan
kelaikan fungsi.
Selain itu, pembimbingan bertujuan memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai cara
mengerjakan kegiatan pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan
permukiman kumuh baru. Pembimbingan dapat ditujukan kepada orang perseorangan, kelompok
masyarakat, dan kelompok dunia usaha.
Bantuan teknis, bertujuan untuk memberikan dukungan yang bersifat teknis yang dilakukan oleh
Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Bantuan teknis yang dapat diberikan dapat berupa penyusunan
perencanaan pencegahan perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penguatan kapasitas
kelembagaan, pengembangan alternatif pembiayaan, persiapan pelaksanaan kerjasama pemerintah
swasta, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan serta pemanfaatan.
Pelayanan Informasi, bertujuan untuk memberikan informasi terkait upaya pencegahan perumahan
kumuh dan permukiman kumuh kepada masyarakat. Pelayanan informasi yang dapat dilakukan
berupa pemberian informasi mengenai rencana tata ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
perizinan, serta standar perumahan dan permukiman. Tindakan peningkatan kualitas dengan cara
pemugaran juga dilakukan untuk perbaikan dan pembangunan kembali, perumahan kumuh dan
permukiman kumuh menjadi perumahan dan permukiman yang layak huni.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 53
BAB 3
Selain itu pula, revitalitasi kawasan permukiman merupakan jenis penanganan untuk meningkatkan
vitalitas kawasan permukiman melalui peningkatan kualitas lingkungan, tanpa menimbulkan
perubahan yang berarti dari struktur fisik kawasan permukiman tersebut. Kegiatan ini bertujuan
memperbaiki dan mendorong ekonomi kawasan dengan cara memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana eksisting yang ada, meningkatkan kualitas serta kemampuan dari prasarana dan sarana
melalui program perbaikan dan peningkatan tanpa melakukan pembongkaran berarti.
Disamping itu pula, peremajaan perumahan kumuh dan permukiman kumuh dilakukan untuk
mewujudkan kondisi rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang lebih baik guna
melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar. Peremajaan dengan cara
pembangunan kembali perumahan dan permukiman melalui penataan secara menyeluruh, meliputi
rumah dan prasarana, sarana, dan fasilitas umum perumahan dan permukiman. Pelaksanaan
peremajaan harus dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat
dengan memenuhi norma dan standar teknis yang berlaku. Peremajaan diterapkan pada permukiman
kumuh yang secara struktur ruang, ekonomi dan perilaku tidak dapat dipertahankan lagi, sehingga
tidak dapat ditangani hanya dengan perbaikan dan peningkatan fisik. Kondisi buruk secara struktur
dapat mendorong terciptanya pemanfaatan ruang yang tidak efisien dan optimal sesuai dengan fungsi
yang ditetapkan.
Permukiman kumuh yang mendapatkan penanganan ini umumnya ditandai dengan tidak adanya
kejelasan baik pola struktur prasarana lingkungan, tidak ada kejelasan kesesuaian pola pemanfaatan
ruang, struktur ekonomi memiliki kondisi yang sangat buruk karena tidak ditunjang dengan
kemampuan pengembangan ekonomi kawasan permukiman, tidak dapat beradaptasi dengan kawasan
sekitar. Secara keseluruhan kondisi kawasan tidak mencerminkan pemanfaatan fungsi yang maksimal
sesuai dengan potensi lahannya. Peremajaan wajib dilakukan terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh dengan klasifikasi kumuh berat dan status tanah legal.
Jenis-jenis penanganan renewal (peremajaan) merupakan jenis penanganan yang bersifat menyeluruh
dengan melakukan pembongkaran segaian atau seluruh komponen permukiman, kemudian merubah
secara struktural dan membangun kembali di lahan yang sama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
nilai pemanfaatan lahan optimal sesuai dengan potensi lahan, dan diharapkan dapat memberikan
nilai tambah secara ekonomi dan vitalitas baru. Juga cara lain, yakni redevelopment. Hal ini
merupakan upaya penataan kembali suatu permukiman kumuh dengan terlebih dahulu melakukan
pembongkaran sarana dan prasarana, pada sebagian atau seluruh kawasan yang telah dinyatakan tidak
dapat lagi dipertahankan kehadirannya.
Perubahan secara struktural dan peruntukan lahan serta ketentuan-ketentuan pembangunan lainnya
yang mengatur pembangunan baru biasanya terjadi. Restorasi merupakan jenis penanganan untuk
mengembalikan kondisi suatu permukiman kumuh pada kondisi asal sesuai dengan persyaratan yang
benar, menghilangkan tambahan atau komponen yang timbul kemudian mengadakan kembali unsur-
unsur permukiman, yang telah hilang tanpa menambah unsur-unsur baru. Disamping itu peran
pelaku, juga didasari pada sifat penanganannya, maka peran masyarakat sangat besar dalam
mengambil keputusan, terutama dalam penentuan jenis komponen program. Sedangkan peran
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 54
BAB 3
pemerintah, pemerintah daerah, dan pelaku lain (swasta) akan lebih banyak dalam mendukung
program.
Kebutuhan penanganan permukiman kumuh perkotaan Kota Bantaeng dapat dilihat pada penjelasan
Tabel di bawah ini:
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 55
BAB 3
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 56
BAB 3
Jalan 672.5 meter jalan Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan jalan
mengalami kerusakan Masyarakat lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 239 unit rumah tangga Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
belum terlayani sumber air minum
minum yang layak Perlindungan area tangkapan
air
Drainase 941.4 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase Peningkatan kapasitas volume daya
Lingkungan memenuhi kualitas yang sudah ada tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase yang
Sosialisasi dan Pemberdayaan rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 102 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank komunal
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang Septick tank plus
dengan persyaratan teknis memadai IPAL
Program sanitasi berbasis
masyarakat
Pengelolaan 129 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan untuk ikut berperan aktif dalam yang memadai
pengangkutan sampah min. sistem pengelolaan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali persampahan
Pembentukan KSM untuk
mengelola dan mengangkut
sampah skala lingkungan
Proteksi Kebakaran Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan kebakaran
pemadaman api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Tabel. 3.8. Kebutuhan Penanganan Skala Kawasan Lantebung
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 57
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Lantebung Bangunan 84 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak Rehabilitasi RTLH
teratur sesuai persyaratan teknis
Jalan 594 meter jalan mengalami Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan jalan
kerusakan Masyarakat lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 96 unit rumah tangga belum Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
terlayani sumber air minum minum
yang layak Perlindungan area tangkapan
air
Drainase 1.188 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase Peningkatan kapasitas volume daya
Lingkungan memenuhi kualitas yang sudah ada tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 26 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang komunal
dengan persyaratan teknis memadai Septick tank plus
Program sanitasi berbasis
masyarakat
Pengelolaan 96 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan untuk ikut berperan aktif dalam yang memadai
pengangkutan sampah min. sistem pengelolaan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali persampahan
Pembentukan KSM untuk
mengelola dan mengangkut
sampah skala lingkungan
Proteksi Kebakaran Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan kebakaran
pemadaman api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 58
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Lamalaka 1 Bangunan 182 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak Rehabilitasi RTLH
teratur sesuai persyaratan teknis Pemb. Rusun
Jalan 3.311 meter jalan Sosialisasi dan Peningkatan Kualitas jaringan jalan
mengalami kerusakan Pemberdayaan Masyarakat lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 460 unit rumah tangga Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
belum terlayani sumber air minum
minum yang layak Perlindungan area tangkapan
air
Drainase 739.21 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase Peningkatan kapasitas volume daya
Lingkungan memenuhi kualitas yang sudah ada tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 313 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang komunal
dengan persyaratan teknis memadai Septick tank plus
Program sanitasi berbasis
masyarakat
Pengelolaan 535 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan untuk ikut berperan aktif dalam yang memadai
pengangkutan sampah min. sistem pengelolaan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali persampahan
Pembentukan KSM untuk
mengelola dan mengangkut
sampah skala lingkungan
Proteksi Kebakaran Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan kebakaran
pemadaman api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 59
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Jambua Bangunan 8 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak sesuai Rehabilitasi RTLH
teratur persyaratan teknis Pembangunan Rusun
Jalan 575.8 meter jalan Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan
mengalami kerusakan Masyarakat jalan lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 5 unit rumah tangga belum Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
terlayani sumber air minum minum
yang layak Perlindungan area tangkapan air
Drainase 0 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase yang Peningkatan kapasitas volume
Lingkungan memenuhi kualitas sudah ada daya tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 63 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang memadai komunal
dengan persyaratan teknis Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
Pengelolaan 70 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat untuk ikut Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan berperan aktif dalam sistem yang memadai
pengangkutan sampah min. pengelolaan persampahan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali Pembentukan KSM untuk mengelola
dan mengangkut sampah skala
lingkungan
Proteksi Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
Kebakaran prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan pemadaman kebakaran
api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 60
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Ujung Labbu Bangunan 118 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak sesuai Rehabilitasi RTLH
teratur persyaratan teknis Pembangunan Rusun
Jalan 380 meter jalan mengalami Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan
kerusakan Masyarakat jalan lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 97 unit rumah tangga belum Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
terlayani sumber air minum minum
yang layak Perlindungan area tangkapan air
Drainase 146 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase yang Peningkatan kapasitas volume
Lingkungan memenuhi kualitas sudah ada daya tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 14 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang memadai komunal
dengan persyaratan teknis Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
Pengelolaan 129 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat untuk ikut Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan berperan aktif dalam sistem yang memadai
pengangkutan sampah min. pengelolaan persampahan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali Pembentukan KSM untuk mengelola
dan mengangkut sampah skala
lingkungan
Proteksi Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
Kebakaran prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan pemadaman kebakaran
api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 61
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Sungai Calendu Bangunan 129 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak sesuai Rehabilitasi RTLH
teratur persyaratan teknis Pembangunan Rusun
Jalan 1.495 meter jalan Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan
mengalami kerusakan Masyarakat jalan lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 149 unit rumah tangga Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
belum terlayani sumber air minum
minum yang layak Perlindungan area tangkapan air
Drainase 975 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase yang Peningkatan kapasitas volume
Lingkungan memenuhi kualitas sudah ada daya tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 96 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang memadai komunal
dengan persyaratan teknis Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
Pengelolaan 64 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat untuk ikut Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan berperan aktif dalam sistem yang memadai
pengangkutan sampah min. pengelolaan persampahan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali Pembentukan KSM untuk mengelola
dan mengangkut sampah skala
lingkungan
Proteksi Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
Kebakaran prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan pemadaman kebakaran
api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 62
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Lembang- Bangunan 127 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak sesuai Rehabilitasi RTLH
Lembang teratur persyaratan teknis Pembangunan Rusun
Jalan 590 meter jalan mengalami Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan
kerusakan Masyarakat jalan lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 138 unit rumah tangga Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
belum terlayani sumber air minum
minum yang layak Perlindungan area tangkapan air
Drainase 216 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase yang Peningkatan kapasitas volume
Lingkungan memenuhi kualitas sudah ada daya tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 46 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang memadai komunal
dengan persyaratan teknis Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
IPAL
Pengelolaan 58 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat untuk ikut Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan berperan aktif dalam sistem yang memadai
pengangkutan sampah min. pengelolaan persampahan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali Pembentukan KSM untuk mengelola
dan mengangkut sampah skala
lingkungan
Proteksi Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
Kebakaran prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan pemadaman kebakaran
api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 63
BAB 3
KEBUTUHAN PENANGANAN
NAMA
NO ASPEK KONDISI FAKTUAL
KAWASAN PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Borkal Bangunan 110 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak sesuai Rehabilitasi RTLH
teratur persyaratan teknis Pembangunan Rusun
Jalan 826 meter jalan mengalami Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan
kerusakan Masyarakat jalan lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 125 unit rumah tangga Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
belum terlayani sumber air minum
minum yang layak Perlindungan area tangkapan air
Drainase 110.3 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase yang Peningkatan kapasitas volume
Lingkungan memenuhi kualitas sudah ada daya tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 45 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang memadai komunal
dengan persyaratan teknis Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
IPAL
Pengelolaan 88 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat untuk ikut Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan berperan aktif dalam sistem yang memadai
pengangkutan sampah min. pengelolaan persampahan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali Pembentukan KSM untuk mengelola
dan mengangkut sampah skala
lingkungan
Proteksi Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
Kebakaran prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan pemadaman kebakaran
api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 64
BAB 3
KAWASAN
PENCEGAHAN PENINGKATAN
1. Kayangan Bangunan 60 Unit bangunan tidak Pendataan bangunan yang tidak sesuai Rehabilitasi RTLH
teratur persyaratan teknis Pembangunan Rusun
Jalan 187 meter jalan mengalami Sosialisasi dan Pemberdayaan Peningkatan Kualitas jaringan
kerusakan Masyarakat jalan lingkungan
Pendampingan Masyarakat Pembangunan Jalan lingkungan
Air Minum 83 unit rumah tangga belum Sosialisasi Air bersih dan layak Penyediaan jaringan air bersih
terlayani sumber air minum minum
yang layak Perlindungan area tangkapan air
Drainase 209.5 meter drainase tidak Pemeliharaan jaringan drainase yang Peningkatan kapasitas volume
Lingkungan memenuhi kualitas sudah ada daya tampung
minimum Normalisasi sungai/kali mati Rekonstruksi Jaringan drainase
Sosialisasi dan Pemberdayaan yang rusak
Masyarakat
Pengelolaan Air 48 unit rumah tangga tidak Sosialisasi hidup sehat Pembangunan septick tank
Limbah memiliki jamban sesuai Penyediaan sarana yang memadai komunal
dengan persyaratan teknis Program sanitasi berbasis masyarakat Septick tank plus
IPAL
Pengelolaan 19 unit rumah tangga tidak Pemberdayaan masyarakat untuk ikut Penyediaan sarana dan prasarana
Sampah terjangkau pelayanan berperan aktif dalam sistem yang memadai
pengangkutan sampah min. pengelolaan persampahan Penyediaan biaya operasional
2 minggu sekali Pembentukan KSM untuk mengelola
dan mengangkut sampah skala
lingkungan
Proteksi Belum tersedia sarana Sosialisasi kepada warga Penyediaan jalur mobil pemadam
Kebakaran prasana proteksi kebakaran Pemberian ketrampilan pemadaman kebakaran
api Pembentukan unit pemadam
kebakaran skala lingkungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 65
BAB 1
BAB IV
KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN
DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Konsep dan strategi ini pada dasarnya merupakan amanat dari UU No 1 Tahun 2011 tentang perumahan
dan kawasan permukiman, yang diturunkan atau di jabarkan oleh Permen PUPR Nomor 02/PRT/M/2016
tentang peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Dimana Pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan
mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan
berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman. Pencegahan dan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh wajib dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau setiap orang.
Konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Kota ini diangkat dari
kondisi aktual yang ada di Kota Bantaeng disertai issue-issue strategis apa saja yang berpengaruh
dalam pembangunan infrastruktur di wilayah Kota Bantaeng, dengan demikian akan diketahui
kebutuhan penanganan, konsep penanganan dan strategi penanganan sebagai berikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 67
BAB 4
Tabel. 4.1. Konsep dan Strategi Penganan Permukiman Kumuh Skala Kota
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 68
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 69
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 70
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 71
BAB 4
Tabel. 4.2 Konsep dan Strategi Penganan Permukiman Kumuh Skala Kawasan
Pengelolaan 313 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 72
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 73
BAB 4
Jalan 672.5 meter Sosialisasi dan Peningkatan Pemberdayaan Pemugaran Melakukan Membangun jalan paving
jalan Pemberdayaan Kualitas jaringan Masyarakat Jalan yang pendampingan terhadap blok untuk jalan lingkungan
mengalami Masyarakat jalan lingkungan dalam mengalami masyarakat
kerusakan Pendampingan Pembangunan perencanaan kerusakan
Masyarakat Jalan lingkungan dan Peremajaan
pengawasan jalan yang
belum sesuai
dengan standar
teknis yang ada
Air Minum 239 unit rumah Sosialisasi Air Penyediaan Pengawasan & Peremajaan Melakukan pemeliharaan Melakukan pembangunan
tangga belum bersih dan jaringan air bersih pengendalian dengan jaringan air minum jaringan air minum baru
terlayani layak minum air bawah tanah penambahan Melibatkan masyarakat Membangun sumber air
sumber air Perlindungan Pemberdayaan instalasi dalam pemeliharaan minum baru
minum yang area tangkapan masyarakat jaringan air jaringan air minum dan
layak air untuk sumber mata air
kampanye
hemat air
Drainase 941.4 meter Pemeliharaan Peningkatan Pemberdayaan Peremajaan Melakukan review master Perbaikan jaringan drainase
Lingkungan drainase tidak jaringan kapasitas volume masyarakat drainase plan drainase Peningkatan jaringan
memenuhi drainase yang daya tampung melalui memperbaiki Kajian rencana drainase drainase
kualitas sudah ada Rekonstruksi sosialisasi kualitas dan terkoneksi dari hulu Pengangkatan sedimentasi
minimum Normalisasi Jaringan drainase Pengawasan meningkatkan sampai hilir drainase
sungai yang rusak dan drainase Pengkajian teknis mikro Normalisasi Sungai
Sosialisasi dan pengendalian eksisting outlet pembuangan air ke Pabbineang
Pemberdayaan pantai Rehabilitasi Tanggul Sungai
Masyarakat Membuat turunan perda
dan atau aturan bersama
terkait pembuangan
sampah pada drainase
Pengelolaan 102 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Pemb. IPAL
dengan memadai dan penyuluhan septick tank Melakukan program septick
persyaratan Program kepada komunal tank plus
teknis sanitasi masyarakat Penggunaan
berbasis tekhnologi
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 74
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 75
BAB 4
Pengelolaan 26 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Merehabilitasi kembali
dengan memadai dan penyuluhan septick tank septictank komunal
persyaratan Program kepada komunal Melakukan program septick
teknis sanitasi masyarakat Penggunaan tank plus
berbasis tekhnologi
masyarakat baru, bagi
solusi
keterbatasan
lahan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 76
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 77
BAB 4
Air Minum 5 unit rumah Sosialisasi Air Penyediaan Pengawasan Peremajaan Melakukan pemeliharaan Melakukan pembangunan
tangga belum bersih dan jaringan air bersih dan dengan jaringan air minum jaringan air minum baru
terlayani layak minum pengendalian penambahan
sumber air Perlindungan Pemberdayaan instalasi
minum yang area tangkapan masyarakat jaringan air
layak air untuk
kampanye
hemat air
Drainase 0 meter Pemeliharaan Peningkatan Pemberdayaan Peremajaan Melakukan review master Perbaikan jaringan drainase
Lingkungan drainase tidak jaringan kapasitas volume masyarakat drainase plan drainase Peningkatan jaringan
memenuhi drainase yang daya tampung melalui memperbaiki Kajian rencana drainase drainase
kualitas sudah ada Rekonstruksi sosialisasi kualitas dan terkoneksi dari hulu Pengangkatan sedimentasi
minimum Normalisasi Jaringan drainase Pengawasan meningkatkan sampai hilir drainase
sungai yang rusak dan fungsi drainase Membuat turunan perda Normalisasi Sungai
Sosialisasi dan pengendalian eksisting dan atau aturan bersama
Pemberdayaan terkait pembuangan
Masyarakat sampah pada drainase
Pengelolaan 63 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Merehabilitasi kembali
dengan memadai dan penyuluhan septick tank septictank komunal
persyaratan Program kepada komunal Melakukan program septick
teknis sanitasi masyarakat Penggunaan tank plus
berbasis tekhnologi
masyarakat baru, bagi
solusi
keterbatasan
lahan
Pengelolaan 70 unit rumah Pemberdayaan Penyediaan Pemberdayaan TPS Terpadu Sosialisasi dan penerapan Pembebasan lahan
Sampah tangga tidak masyarakat sarana dan masyarakat Pengadaan alat pengelolaan sampah Pengadaan kendaraan motor
terjangkau untuk ikut prasarana yang dengan operasional sistem 3R pengangkut sampah
pelayanan berperan aktif memadai Pendampingan pengangkut Peningkatan sistem Melakukan pembangunan
pengangkutan dalam sistem Penyediaan biaya dan Pemberian sampah manajemen persampahan TPS terpadu
sampah min. 2 pengelolaan operasional ketrampilan Pembuatan turunan
minggu sekali persampahan pemanfaatan aturan perda terkait
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 78
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 79
BAB 4
Pengelolaan 14 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Merehabilitasi kembali
dengan memadai dan penyuluhan septick tank septictank komunal
persyaratan Program kepada komunal Melakukan program septick
teknis sanitasi masyarakat Penggunaan tank plus
berbasis tekhnologi
masyarakat baru, bagi
solusi
keterbatasan
lahan
Pengelolaan 129 unit rumah Pemberdayaan Penyediaan Pemberdayaan TPS Terpadu Sosialisasi dan penerapan Pembebasan lahan
Sampah tangga tidak masyarakat sarana dan masyarakat Pengadaan alat pengelolaan sampah Pengadaan kendaraan motor
terjangkau untuk ikut prasarana yang dengan operasional sistem 3R pengangkut sampah
pelayanan berperan aktif memadai Pendampingan pengangkut Peningkatan sistem Melakukan pembangunan
pengangkutan dalam sistem Penyediaan biaya dan Pemberian sampah manajemen persampahan TPS terpadu
sampah min. 2 pengelolaan operasional ketrampilan Pembuatan turunan
minggu sekali persampahan pemanfaatan aturan perda terkait
Pembentukan sampah pembuangan sampah
KSM untuk Penyuluhan
mengelola dan kepada warga
mengangkut masyarakat
sampah skala Pembentukan
lingkungan lembaga
pengelola
sampah
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 80
BAB 4
Proteksi Belum tersedia Sosialisasi Penyediaan jalur Pemberdayaan Pengidentifikas Sosialisasi titik-titik Pembebasan Lahan
Kebakaran sarana prasana kepada warga mobil pemadam masyarakat i titik-titik rawan kebakaran dan Penyediaan hidrant
proteksi Pemberian kebakaran dengan pembuatan titik-titik hidrant yang Penyediaan APAR
kebakaran ketrampilan Pembentukan unit Sosialisasi hidrant tersedia
pemadaman api pemadam kepada warga Penyediaan Sosialisasi bahaya
kebakaran skala Pemberian kantong- kebakaran
lingkungan ketrampilan kantong air
pemadaman api pemadam
kebakaran
6. Sungai Bangunan 129 Unit Pendataan Rehabilitasi Pengawasan Pemugaran Melakukan Menyiapkan lahan/hunian
Calendu bangunan tidak bangunan yang RTLH dan RTLH Pemberdayaan dan sementara untuk pemugaran
teratur tidak sesuai Relokasi ke pengendalian Pembangunan Pendekatan pada Pemilik RTLH
persyaratan Rusunawa melalui Rusunawa Rumah Melakukan pemugaran dan
teknis penegakan pembangunan RTLH
perizinan Relokasi permukiman
hunian baru Melakukan pengelolaan
Sosialisasi RTH di kelurahan yang
memungkinkan
Jalan 1.495 meter Sosialisasi dan Peningkatan Pemberdayaan Pemugaran Melakukan Membangun jalan beton
jalan Pemberdayaan Kualitas jaringan Masyarakat Jalan yang pendampingan terhadap Membangun jalan paving
mengalami Masyarakat jalan lingkungan dalam mengalami masyarakat blok untuk jalan lingkungan
kerusakan Pendampingan Pembangunan perencanaan kerusakan
Masyarakat Jalan lingkungan dan Peremajaan
pengawasan jalan yang
belum sesuai
dengan standar
teknis yang ada
Air Minum 149 unit rumah Sosialisasi Air Penyediaan Pengawasan Peremajaan Melakukan pemeliharaan Melakukan pembangunan
tangga belum bersih dan jaringan air bersih dan dengan jaringan air minum jaringan air minum baru
terlayani layak minum pengendalian penambahan
sumber air Perlindungan Pemberdayaan instalasi
minum yang area tangkapan masyarakat jaringan air
layak air untuk
kampanye
hemat air
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 81
BAB 4
Pengelolaan 96 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Merehabilitasi kembali
dengan memadai dan penyuluhan septick tank septictank komunal
persyaratan Program kepada komunal Melakukan program septick
teknis sanitasi masyarakat Penggunaan tank plus
berbasis tekhnologi
masyarakat baru, bagi
solusi
keterbatasan
lahan
Pengelolaan 64 unit rumah Pemberdayaan Penyediaan Pemberdayaan TPS Terpadu Sosialisasi dan penerapan Pembebasan lahan
Sampah tangga tidak masyarakat sarana dan masyarakat Pengadaan alat pengelolaan sampah Pengadaan kendaraan motor
terjangkau untuk ikut prasarana yang dengan operasional sistem 3R pengangkut sampah
pelayanan berperan aktif memadai Pendampingan pengangkut Peningkatan sistem Melakukan pembangunan
pengangkutan dalam sistem Penyediaan biaya dan Pemberian sampah manajemen persampahan TPS terpadu
sampah min. 2 pengelolaan operasional ketrampilan Pembuatan turunan
minggu sekali persampahan pemanfaatan aturan perda terkait
Pembentukan sampah pembuangan sampah
KSM untuk Penyuluhan
mengelola dan kepada warga
mengangkut masyarakat
sampah skala Pembentukan
lingkungan lembaga
pengelola
sampah
Pengawasan &
pengendalian
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 82
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 83
BAB 4
Pengelolaan 46 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Merehabilitasi kembali
dengan memadai dan penyuluhan septick tank septictank komunal
persyaratan Program kepada komunal Melakukan program septick
teknis sanitasi masyarakat Penggunaan tank plus
berbasis tekhnologi
masyarakat baru, bagi
solusi
keterbatasan
lahan
Pengelolaan 58 unit rumah Pemberdayaan Penyediaan Pemberdayaan TPS Terpadu Sosialisasi dan penerapan Pembebasan lahan
Sampah tangga tidak masyarakat sarana dan masyarakat Pengadaan alat pengelolaan sampah Pengadaan kendaraan motor
terjangkau untuk ikut prasarana yang dengan operasional sistem 3R pengangkut sampah
pelayanan berperan aktif memadai Pendampingan pengangkut Peningkatan sistem Melakukan pembangunan
pengangkutan dalam sistem Penyediaan biaya dan Pemberian sampah manajemen persampahan TPS terpadu
sampah min. 2 pengelolaan operasional ketrampilan Pembuatan turunan
minggu sekali persampahan pemanfaatan aturan perda terkait
Pembentukan sampah pembuangan sampah
KSM untuk Penyuluhan
mengelola dan kepada warga
mengangkut masyarakat
sampah skala Pembentukan
lingkungan lembaga
pengelola
sampah
Pengawasan &
pengendalian
Proteksi Belum tersedia Sosialisasi Penyediaan jalur Pemberdayaan Pengidentifikas Sosialisasi titik-titik Pembebasan Lahan
Kebakaran sarana prasana kepada warga mobil pemadam masyarakat i titik-titik rawan kebakaran dan Penyediaan hidrant
proteksi Pemberian kebakaran dengan pembuatan titik-titik hidrant yang Penyediaan APAR
kebakaran ketrampilan Pembentukan unit Sosialisasi hidrant tersedia
pemadaman api pemadam kepada warga Penyediaan Sosialisasi bahaya
kebakaran skala Pemberian kantong- kebakaran
lingkungan ketrampilan kantong air
pemadaman api pemadam
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 84
BAB 4
8. Borkal Bangunan 110 Unit Pendataan Rehabilitasi Pengawasan Pemugaran Melakukan Menyiapkan lahan/hunian
bangunan tidak bangunan yang RTLH dan RTLH Pemberdayaan dan sementara untuk pemugaran
teratur tidak sesuai Relokasi ke pengendalian Pembangunan Pendekatan pada Pemilik RTLH
persyaratan Rusunawa melalui Rusunawa Rumah Melakukan pemugaran dan
teknis penegakan pembangunan RTLH
perizinan Relokasi permukiman
hunian baru Melakukan pengelolaan
Sosialisasi RTH di kelurahan yang
memungkinkan
Jalan 826 meter jalan Sosialisasi dan Peningkatan Pemberdayaan Pemugaran Melakukan Membangun jalan beton
mengalami Pemberdayaan Kualitas jaringan Masyarakat Jalan yang pendampingan terhadap Membangun jalan paving
kerusakan Masyarakat jalan lingkungan dalam mengalami masyarakat blok untuk jalan lingkungan
Pendampingan Pembangunan perencanaan kerusakan
Masyarakat Jalan lingkungan dan Peremajaan
pengawasan jalan yang
belum sesuai
dengan standar
teknis yang ada
Air Minum 125 unit rumah Sosialisasi Air Penyediaan Pengawasan Peremajaan Melakukan pemeliharaan Melakukan pembangunan
tangga belum bersih dan jaringan air bersih dan dengan jaringan air minum jaringan air minum baru
terlayani layak minum pengendalian penambahan
sumber air Perlindungan Pemberdayaan instalasi
minum yang area tangkapan masyarakat jaringan air
layak air untuk
kampanye
hemat air
Drainase 110.3 meter Pemeliharaan Peningkatan Pemberdayaan Peremajaan Melakukan review master Perbaikan jaringan drainase
Lingkungan drainase tidak jaringan kapasitas volume masyarakat drainase plan drainase Peningkatan jaringan
memenuhi drainase yang daya tampung melalui memperbaiki Kajian rencana drainase drainase
kualitas sudah ada Rekonstruksi sosialisasi kualitas dan terkoneksi dari hulu Pengangkatan sedimentasi
minimum Normalisasi Jaringan drainase Pengawasan meningkatkan sampai hilir drainase
sungai yang rusak dan fungsi drainase Membuat turunan perda Normalisasi Sungai
Sosialisasi dan pengendalian eksisting dan atau aturan bersama
Pemberdayaan terkait pembuangan
Masyarakat sampah pada drainase
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 85
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 86
BAB 4
Pengelolaan 48 unit rumah Sosialisasi Pembangunan Pemberdayaan Pembangunan Melakukan Pembebasan lahan
Air Limbah tangga tidak hidup sehat septick tank masyrakat jamban pendampingan terhadap Melakukan pembangunan
memiliki Penyediaan komunal melalui keluarga masyarakat septick tank komunal
jamban sesuai sarana yang Septick tank plus Pendampingan Pembangunan Merehabilitasi kembali
dengan memadai dan penyuluhan septick tank septictank komunal
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 87
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 88
BAB 4
Terkait dengan hal tersebut dibutuhkan komitmen bersama diantara stakeholder di Kota Bantaeng
untuk bersama-sama membangun permukiman dan infrastruktur permukiman di seluruh wilayah
Kota Bantaeng agar tercapai masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera, sehingga setiap tahapan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman harus jelas arah atau sasaran. Mengingat
target utama penanganan kawasan kumuh ini 0% pada tahun 2019, maka perlu ada target atau sasaran
yang harus tercapai dalam tiap tahun perencanaanya sehingga apa yang menjadi dari tujuan
perencanaan pembangunan permukiman dan infrastruktur dapat tercapai sesuai apa yang diharapkan
bersama. Adapun target atau sasaran yang hendak di capai dalam program tiga tahunan sebagai
berikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 89
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 90
BAB 4
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 91
BAB 5
BAB V
RENCANA AKSI PENATAAN DAN PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Rencana Aksi (Action Plan) adalah suatu rencana kegiatan yang lebih terperinci untuk menterjemahkan
konsep dan strategi-stretegi serta arahan pembangunan yang telah diindikasikan dalam rencana penataan
dan penigkatan kualitas permukiman kumuh.
Sehubungan dengan itu maka pada Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
(RP2KP-KP) Kota Bantaeng tahun 2017, khususnya di kawasan kumuh akan menguraikan lebih detail
terhadap program dan kegiatan.
Rencana aksi terdiri dari aspek fisik dan non-fisik kawasan kumuh, sebagai berikut :
Adapun rencana aksi penanganan kumuh pada masing-masing kawasan sebagaimana dimaksud
adalah sebagai berikut :
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 93
BAB 5
C. Rencana Aksi Penataan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kota Bantaeng
D. Pengolahan Persampahan
Peningkatan layanan Pengadaan Motor Sampah Lamalaka 1 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 40.000.000
persampahan
Pengadaan Gerobak Sampah Lamalaka 3 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 45.000.000
Pengadaan Bak Sampah Rumah Lamalaka 535 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 133.750.000
Tangga Bahan Drum
E. Prasarana Kebakaran
Prasarana Pengadaan Hidrant Air (Proteksi Lamalaka 3 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 45.000.000
Pencegahan Kebakaran) dan PDAM
Kebakaran
F. Bangunan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 94
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 95
BAB 5
D. Pengolahan Persampahan
Peningkatan layanan Pengadaan Motor Sampah Jambua 1 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 40.000.000
persampahan Pengadaan Gerobak Sampah Jambua 1 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 15.000.000
Pengadaan Bak Sampah Rumah Tangga Jambua 70 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 17.500.000
Bahan Drum
E. Prasarana Kebakaran
Prasarana Pencegahan Pengadaan Hidrant Air (Proteksi Jambua 1 unit Dinas Lingk.Hidup APBD 15.000.000
Kebakaran Kebakaran) dan PDAM
F. Bangunan
Rehabilitasi bangunan Rehab. RTLH Jambua 35 unit Dinas PUPR, APBD 245.000.000
hunian sesuai dengan Perumahan, Sosial
fungsi Rehabilitasi dan Bappeda
bangunan hunian sesuai
dengan fungsi
JUMLAH ASPEK FISIK 1.1998.812.500
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 96
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 97
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 98
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 99
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 100
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 101
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 102
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 103
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 104
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 105
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 106
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 107
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 108
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 109
BAB 5
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 110
BAB 5
REKAPITULASI
TOTAL JUMLAH ASPEK FISIK 22.336.048.750
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 111
BAB 5
Tabel 5.10. Skala Prioritas Penataan dan Peningkatan Kualitas Kumuh Kota Bantaeng
1 Kawasan Lantebung
2 Kawasan Jambua
KETIGA
3 Kawasan Ujung Labbu
4 Kawasan Calendu
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 112
BAB 6
BAB VI
RENCANA DETAIL KONSEP DESAIN
KAWASAN PENANGANAN RIORITAS
Secara umum penyusunan dokumen DED RP2KPKP Kota Bantaeng merupakan penyusunan laporan
pekerjaan yang berupa gambar kerja secara lengkap dan terdiri dari berbagai skala gambar. Dalam
pelaksanaan penyusunan DED, tahapan kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi kegiatan mobilisasi personil, peninjauan lokasi kegiatan (survey
pendahuluan), penyusunan rencana kerja yang meliputi waktu dan lama pengukuran lokasi, dan
memantapkan rencana kerja dalam pelaksanaan perencanaan. Pada pekerjaan persiapan ini juga
dilakukan penilaian kondisi awal pada lokasi yang akan direncanakan, yang meliputi :
2. Survey Lapangan
Untuk lebih memahami permasalahan dan perencanaan, maka perlu diadakan survey lapangan di
lokasi kegiatan. Survey lapangan juga dilakukan untuk mendapatkan kelengkapan data yang
dibutuhkan untuk analisis. Beberapa survey yang akan dilakukan disesuaikan dengan jenis dan
kriteria dari DED yang akan disusun.
Berdasarkan data yang didapat dari hasil survey kemudian dilakukan analisis untuk pengambilan
keputusan didalam perencanaan suatu kegiatan. Dalam perencanaan tentunya sangat dibutuhkan
data – data yang akurat sehingga nantinya akan sesuai dengan diharapkan.
4. Penyusunan DED
• Menyusun Disain Teknis Beserta Gambar Teknisnya, Meliputi kegiatan perencanaan teknis
DED yaitu perencanaan sesuai dengan jenis masing-masing kegiatan yang berhubungan
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 113
BAB 6
Pada dasarnya anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam menyelenggarakan suatu kegiatan.
Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
kegiatan tersebut, seperti digambarkan sebagai berikut:
Analisa Satuan
Tenaga Kerja Pekerjaan
RAB
Harga Bahan
Volume Pekerjaan
Berdasarkanhasildiskusi (FGD) maupun dengan internal Tim Pokja Kabupaten Bantaeng, maka telah
disepakati 3 Kawasan pembangunan tahap 1 yang terdiri dari 4 Kawasan 11.18 Hektar. Detail
Kawasan tersebut adalah :
Dengan mengetahui jumlah kawasan beserta jumlah luasan yang sudah disepakati bersama, maka
akan ditindak lanjuti dengan melakukan pengukuran untuk perencanaan kegiatan fisik
pembangunannya, dengan menghitung panjang, lebar dan volumenya.
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP-KP) Kabupaten Bantaeng 114