Anda di halaman 1dari 15

Buku Putih Kota Sabang 2012

Bab - 1
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka Pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah dalam
sistem perancanaan Pembangunan nasional serta rencana pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 – 2025 Pemerintah
Indonesia. Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2007-2012 yang difokuskan pada Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP).Berdasarkan UU No.32/2004 tentang
Pemerintah Daerah dan UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah, maka Pemerintah Daerah
bertanggungjawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada
masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan
sanitasi.

Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan


layanan yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, yang selanjutnya
telah dilakukan pengembangan kebijakan, perencanaan serta
penganggaran. Kegiatan pembangunan sektor sanitasi di Indonesia saat ini
telah menjadi usaha bersama yang terkoordinir pada semua tingkatan
pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM, sektor swasta dan
didukung oleh Donor.

Pada tingkat Nasional, koordinasi kebijakan dilakukan oleh Tim Teknis


Pembangunan Sanitasi (TTPS) yang merupakan usur dari lintas
Departemen dan terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS), Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Keuangan,
Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Departemen
Perindustrian dan Kementrian Lingkungan Hidup. Sebagai perwujudan
komitmen yang tinggi untuk pembangunan sektor sanitasi lokal dan
penyediaan layanan sanitasi yang semakin baik di daerah perkotaan,
Buku Putih Kota Sabang 2012

Pemerintah telah menyiapkan bantuan teknis kepada Pemerintah Provinsi


dan Kabupaten/Kota. Disamping hal tersebut, Pemerintah Pusat telah
mendukung dan mendorong Pemerintah Daerah untuk dapat menyusun
suatu perencanaan pembangunan sanitasi yang komprehensif dan
terkoordinasi, serta terencana untuk seluruh wilayah perkotaan dengan
prioritas yang terukur, tanggap kebutuhan, berdasarkan kondisi aktual
dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan kota.

Sebagai bagian dari pembangunan sanitasi Nasional, Pemerintah Kota


Sabang pada tahun 2011 melalui Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) telah mengikuti rangkaian kegiatan serta mengambil
langkah-langkah strategis dalam Program Nasional Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman tersebut. Upaya ini telah
menempatkan Kota Sabang sebagai salah satu Kota di Provinsi Aceh yang
telah ditetapkan pada tahun 2012 guna melakukan penyusunan Buku
Putih Pembangunan Sanitasi dan penyusunan Strategi Sanitasi
Kabupaten/Kota (SSK).

Rendahnya kepedulian masyarakat dan keterlibatan Pemerintah dalam


menyingkapi penyehatan lingkungan guna mendukung kualitas lingkungan
menyebabkan masih rendahnya cakupan pelayanan penyehatan
lingkungan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Keadaan ini
tercermin dari perilaku masyarakat yang hingga sekarang ini kepedulian
terhadap sanitasi masih sangat rendah, Berdasarkan kondisi tersebut Kota
Sabang sebagai salah satu kota Pariwisata, maka pemerintah Kota Sabang
mempunyai kewajiban untuk mengambil suatu kebijakan yang lebih
konkrit dengan memberikan perhatian ekstra terhadap pembangunan
sektor sanitasi yang menyeluruh. Selaras dengan kebijakan internasional
karena kebijakan prioritas terhadap sektor Sanitasi dan Air Minum yang
diambil PemerintahKabupaten Bangka sesuai dengan ratifikasi Milenium
Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit
Buku Putih Kota Sabang 2012

pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi


separuh penduduk yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat
serta penanganan sanitasi dasar pada tahun 2015. Selaras dengan
kebijakan nasional, karena kebijakan prioritas terhadap sektor sanitasi dan
air minum yang diambil Pemerintah Kota Sabang ini juga sesuai dengan
amanat pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa sektor sanitasi dan air
Minum merupakan salah satu urusan wajib daerah, juga memiliki harmoni
dengan RPJMN tahun 2007-2014, terutama pada Sub-Bidang Perumahan
dan Permukiman, yang secara eksplisit menyebutkan dengan jelas berbagai
sasaran pembangunan sektor sanitasi dan air Minum. Sanitasi sebagai
salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang
tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan langsung dengan
kesehatan, pola hidup masyarakat, kondisi lingkungan permukiman serta
kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sanitasi telah menjadi
salah satu aspek pembangunan yang menjadi prioritas dan diperhatikan.
Walaupun demikian, masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek
pembangunan sanitasi yang meliputi pengelolaan limbah cair, pengelolaan
persampahan, pengelolaan drainase dan penyediaan air bersih serta yang
tidak kalah pentingnya adalah mendorong masyarakat untuk dapat
melaksanakan Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) masih berjalan sendiri
dan belum terintegrasi dengan baik. Untuk hal tersebut, melalui Buku Putih
Pembangunan Sanitasi Kota Sabang, Pemerintah Kota Sabang telah
mencoba mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sektor sanitasi,
merumuskan perencanaan dan penganggaran serta langkah-langkah
strategis pendanaan dan pelaksanaan dalam percepatan pembangunan
sanitasi Kota Sabang yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (POKJA SANITASI) dengan melibatkan
seluruh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPK) terkait dan masyarakat
serta pemangku kepentigan lainnya.
Buku Putih Kota Sabang 2012

1.2. Landasan Gerak


Sanitasi secara umum dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
yang dilaksanakan dapat dipahami sebagai upaya membuang limbah cair
domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup
sehat, baik di tingkat rumah tangga maupun dilingkungan perumahan
Beberapa Pengertian dasar dalam penanganan Sanitasi di Kota Sabang
dapat disampaikan sebagai berikut:

1. Black Water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan
urinoir;
2. Grey Water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang
berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci;
3. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah
rumah tangga (domestik) dengan menggunankan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan
peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang
dilakukan secara terpusat.
4. Pengelolaan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah
yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga,
pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau
transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
5. Pengelolaan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase
sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan;
6. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kota Sabang untuk
menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM
maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur
dalam.
Buku Putih Kota Sabang 2012

Visi dan Misi Kota Sabang:


Visi Kota Sabang yang ingin dicapai adalah “ Terwujudnya Pemerintahan Kota
Sabang yang mampu mendengar, bekerja dan amanah sebagai model Tata
Pemerintahan yang baik (Good Governance) di Aceh”
Adapun Misi Kota Sabang adalah :
1. Menjamin sistem pemerintahan yang transparan, partisipatif,
berih,accountable dan bebas kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
3. Meningkatkan partisipasi warga kota dalam tata kelola pemerintahan;
4. Meningkatkan kualitas hidup warga kota;
5. Menjamin akses warga kota ke sumber-sumber pembiayaan ekonomi;
6. Meningkatkan kemandirian pemerintah kota dalam pengelolaan sumber
daya dengan mengimplementasikan UU PA
7. Menjamin pembangunan kota yang ramah terhadap lingkungan hidup;
8. Menwujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang tanpa pungutan
dan berkualitas;
9. Mendorong teredianya lapangan kerja bagi warga kota;
10. Membangun koordinasi dengan berbagi pihak seperti BRR NAD – Nias
dan NGO guna percepatan rekontruksi kota.

Tujuan penataan ruang wilayah Kota Sabang, yaitu: “Mewujudkan Kota Sabang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta menjamin keterpaduan
pengembangan Kota Sabang sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan
bebas.”
Sasaran yang perlu diwujudkan dalam penataan ruang wilayah Kota Sabang
yaitu:

1. Meningkatnya interaksi dan integrasi wilayah Kota Sabang ke


dalam konteks sistem tata ruang wilayah Provinsi (RTRWP) Aceh maupun
RTRW Nasional melalui penataan sistem pusat-pusat permukiman perkotaan
(urban system) secara terpadu dengan sistem transportasi wilayah (c.q.
transportasi antar wilayah);
Buku Putih Kota Sabang 2012

2. Mempercepat pengembangkan Kawasan Perdagangan Bebas


sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional melalui kegiatan dibidang
perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi dan
maritim, post dan telekomunikasi, perbankan, asuransi, pariwisata,
pengolahan, pengepakan, dan gudang hasil pertanian, perikanan, dan industri
dari kawasan sekitarnya;
3. Meningkatkan interaksi wilayah Kota Sabang ke dalam
jaringan perkotaan poros-perekonomian dunia (aksesibilitas global) seperti
Singapore dan Batam melalui pengembangan pusat-pusat permukiman
perkotaan jenjang PKSN dan PKW khususnya, serta pengembangan simpul-
simpul kegiatan transportasi internasional;
4. Meningkatkan interaksi wilayah hinterland dengan pusat-
pusat permukiman perkotaan melalui pengembangan prasarana dan sarana
transportasi intrawilayah untuk memperkuat keterkaitan ekonomi dan ruang
antara perkotaan dengan pedesaan;
5. Meningkatkan aksessibilitas ke kawasan-kawasan
tertinggal/perdesaan, terpencil dan pulau-pulau yang jauh untuk mendorong
pertumbuhan dan memeratakan perkembangan kawasan;
6. Mengurangi tingkat konflik pemanfaatan ruang dalam wilayah
melalui penegasan fungsi ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya di
ruang daratan maupun lautan, serta penetapan kriteria lokasi dan standar
teknis pengelolaan kawasan;
7. Mengupayakan terwujudnya perimbangan dalam luasan dan
sebaran ruang antara kawasan hutan dan non hutan dengan memperhatikan
fungsi-fungsi hidrologis hutan sebagai kawasan resapan air, pemeliharaan
kesuburan tanah, dan mencegah terjadinya erosi maupun banjir;
8. Meningkatkan optimalitas pemanfaatan dan produktivitas
lahan kawasan-kawasan budidaya, terutama pola kawasan-kawasan produksi
yang belum diusahakan dan terlantar dengan tetap mempertahankan
terpeliharanya kelestarian lingkungan dan daya dukung wilayah;
Buku Putih Kota Sabang 2012

9. Menyediakan dan mencadangkan secara khusus lahan-lahan


budidaya untuk mendukung pengembangan perekonomian rakyat (usaha
kecil, menengah dan koperasi) di berbagai sektor; dan
10. Menetapkan strategi pemanfaatan ruang yang telah
mengantisipasi kebencanaan yang mungkin timbul.

1.3. Maksud dan Tujuan


Buku Putih Sanitasi dan Air Minum ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil
sanitasidan air minum Kota Sabang pada saat ini. Pemetaan kondisi dan
profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona
sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko
kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority
setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia,
hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental
Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kota Sabang yang menangani secara langsung
pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kota Sabang.
Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah :
1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kota Sabang
serta melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan
kebijakan dalam sektor sanitasidan air minum.
2. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan
kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan
kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) AMPL-BM Kota
Sabang.
3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan
pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif,
efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.
Buku Putih Kota Sabang 2012

1.4. Pendekatan dan Metodologi


Penyusunan buku putih sanitasi dilaksanakan secara partisipatif
yang melibatkan para pemangku kepentingan, transaparan dan
akuntabel.
Pendekatan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai
berikut :
a. Fasilitasi, bukan menggantikan. Tugas POKJA untuk menyusun BPS,
SSK dan MPS akan didampingi oleh Tenaga Ahli dalam berbagai
aspek keahlian dan pengalaman seperti teknik sipil, lingkungan, tata
ruang, komunikasi, statistik, kelembagaan, keuangan, dan kesehatan
masyarakat. Dengan demikian kesenjangan pengalaman dan keahlian
dari POKJA untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
menyusun BPS, SSK, dan SAMIK dapat dijembatani.
b. Pemberdayaan POKJA melalui pertemuan untuk saling menukar
pengalaman dan memperoleh solusi terhadap kendala yang dialami
dari setiap POKJA, maupun pertemuan tematik tertentu.
c. Pelatihan dan atau pembekalan dalam berbagai bentuk sesuai
dengan peluang yang diciptakan agar proses berlatih diri – melatih
dapat tercapai.
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Sabang bertumpu pada:
- Pendekatan partisipatif (participatory approach) dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan di kab/kota.
- Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach)
- pendekatan berbasis fakta (evidence based approach)
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang
berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini
yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program
masing-masing dinas/ badan/ kantor terkait, baik langsung
Buku Putih Kota Sabang 2012

maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik,


proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan
dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data,
pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa
survei terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental
Health Risk Assesment (EHRA), survei peran media dalam
perencanaan sanitasi, survei kelembagaan, survei keterlibatan pihak
swasta dalam pengelolaan sanitasi, survei keuangan, survey priority
setting area beresiko serta survei peran serta masyarakat dan gender.
Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program
masing-masing dinas/ badan/ kantor terkait, baik langsung maupun
tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal,
laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi
yang berkaitan dengan tugas dinas/ badan/ kantor terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh
masyarakat.

2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain :
 Desk Study (kajian Literature, data sekunder)
 Field Research (Observasi, wawancara responden)
 FGD dan in-depth interview
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini.
Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data.
Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan
informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat
kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

3. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara Deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
a. Data yang dibutuhkan antara lain :
Buku Putih Kota Sabang 2012

 Data sanitasi Kabupaten (baik fisik maupun non fisik), data


tersebutdiambildaribeberapa SKPD yang
terkaitlangsungdengansanitasi.
 Datademografi yang diambildari SKPD
BappedadanDinasPertambanganEnergiKabupaten Bangka.
 Data sosial ekonomi yang diambildari data PDRB Kabupaten
Bangka.
 Data institusi/kelembagaan yang diambildaribeberapa SKPD
yang berkaitandengansanitasi.
 Data tata ruangbersumberdariBappedaKabupaten Bangka.
b. Teknik pengumpulan data :
 Desk study (kajian literature, data sekunder, browsing,
internet, dll).
 Field Research (observasi, wawancara responden).
 FGD dan indepth interview.
c. Teknik analisis : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif .
d. Tatap muka antara TenagaAhli KMW II dengan POKJA , PF dan CF
melalui pertemuan terpusat, regional atau kunjungan.
e. Pembelajaran jarak jauh menggunakan jaringan komunikasi yang
dimungkinkan: telepon, tele conference dan e-mail. Penyajian
modul, hand out dan atau sheet, bahan template dan suplemen
dari Tenaga Ahli

1.5. Dasar Hukum dan Kaitanya dengan dokumen


perncanaan lain

Buku Putih Sanitasi Kota sabang Tahun 2012 ini diposisikan sebagai acuan
perencanaan strategis bagi penyusunan strategi sanitasi (SSK) tingkat Kota
sabang. Rencana pembangunan sanitasi Kota Sabang dikembangkan atas dasar
permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitatasi. Setiap tahun data
yang ada akan dibuat “Laporan Sanitasi Tahunan” yang merupakan gabungan
antara laporan Tahunan SKPD dan status proyek sanitasi.

Gambar 1.1
Posisi Buku Putih dalam Tahapan PPSP
Buku Putih Kota Sabang 2012

Peran buku putih sanitasi diantara dokumen perencanaan lain yang telah ada
yaitu: RPJPD dan RPJMD Renstra dan RTRW Kota Sabang sebagai berikut :

Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Sabang berpijakan pada beberapa
peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat,
propinsi maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi Indonesia di Kota
Sabang didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi:

A. Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966
Tentang Hygiene;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992
Tentang Perumahan dan Pemukiman;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992
Tentang Penataan Ruang;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan
Daerah;
Buku Putih Kota Sabang 2012

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007


Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-
2025;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah;
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009
Tentang Pengesahan Stockholm Convention On Persisten Organic
Pollutants.

B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982
Tentang Pengaturan Air;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990
Tentang Pengendalian Pencemaran Air;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991
Tentang Sungai;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999
Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Thn 1996
Tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta bentuk dan Tata
Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.

C. Peraturan Presiden Republik Indonesia


1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panang Menengah
Nasional (RPJM) Tahun 2004-2009;

D. Keputusan Presiden Republik Indonesia


Buku Putih Kota Sabang 2012

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000


Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001
Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002
Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000
Tentang Koordinasi Penataan Ruang.

E. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih;
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2001 Tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib
dilengkapi degan AMDAL;
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007 Tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau Kegiatan yang Tidak
Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pedoman Persyaratan
Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

F. Petunjuk Teknis
Buku Putih Kota Sabang 2012

1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I. Pedoman Teknis


Penyehatan Perumahan;
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I. Petunjuk Teknis
Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah
Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area
Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di
TPA Sampah;
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B. Petunjuk Teknis
Pembuatan Sumur Resapan;
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I. Petunjuk Teknis
Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih;
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I. Petunjuk Teknis
Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan;
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I. Petunjuk Teknis
Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah
(Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I. Panduan dan Petunjuk
Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan;
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D. Pedoman Teknis Tata
Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman;
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D. Petunjuk Teknis Tata
Cara Penoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah Rumah Tangga Non Kakus;
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P. Manual Teknis
Saluran Irigasi;
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P. Manual Teknis MCK.
Buku Putih Kota Sabang 2012

Anda mungkin juga menyukai