Anda di halaman 1dari 125

Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah
(5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kota/Kabupaten.
SSK digunakan untukmengoperasionalkan urusan wajib, sekaligus menjadi wujud
perhatian yang lebih dari PemerintahDaerah Kabupaten/Kota terhadap pengelolaan
sanitasi terutama untuk berkontribusi dalam pencapaian RPJMD dari sektor
sanitasi.

Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan
kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan
kesehatan lingkungan. Sanitasi lingkungan pada gilirannya akan menentukan taraf
produktivitas penduduk. Situasi ini memberikan tantangan yang cukup berat
mengingat Pemerintah Daerah masih dihadapkan pada persoalan belum
tertanganinya tingkat kemiskinan dan masalah lain.

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan RPJMD Kota Depok
Target Sanitasi RPJMN Target Sanitasi RPJMD Target Sanitasi RPJMD
No
2015 - 2019 2013 – 2018 Provinsi Jawa Barat 2010 – 2016 Kota Depok
1 Tercapainya Universal Access Cakupan pelayanan air limbah Cakupan rumah tangga yang
atau cakupan akses 100% domestic pada tahun 2018 memiliki jamban sehat 97%,
untuk air minum dan sanitasi sebesar 68-69% cakupan layanan air limbah
dalam rangka pengamanan 100%, persentase rumah
air minum tangga bersanitasi 95%

Target air limbah yaitu 85%


on-site system memenuhi
SPM dan 15% off-site system

2 Target bidang persampahan Cakupan pelayanan persampahan Cakupan pelayanan


yaitu 20% fasilitas reduksi perkotaan pada tahun 2018 persampahan sebesar 71%
sampah dan 80% penanganan sebesar 70-71% pada tahun 2016.
sampah
3 - - Penanggulangan 2 titik banjir
setiap tahunnya.

Sumber : RPJMD Kota Depok, RPJMD Jawa Barat, RPJMN

1
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Kondisi sanitasi kota sekarang ini dijadikan sebagai salah satu tolak ukur dalam
keberhasilan pembangunan suatu kota atau bahkan suatu negara. Kondisi sanitasi
merupakan cerminan kepedulian pemerintah terhadap rakyatnya, karena sanitasi
yang buruk ditengarai menyebabkan 120 juta kejadian penyakit dan 50.000
kematian anak setiap tahunnya. Dampak ekonomi akibat sanitasi yang buruk di
perkotaan bisa mencapai pengeluaran lebih dari 29 triliun Rupiah setiap tahunnya.
Untuk itulah diadakan program Pembangunan Percepatan Sanitasi Permukiman
(PPSP). PPSP merupakan program yang akan menjadi titik awal pembangunan
sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
(TTPS) dengan mempromosikan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dan Buku Putih
Sanitasi sebagai suatu terobosan dalam membenahi kondisi sarana sanitasi kota di
Indonesia.

Kota Depok telah berkomitmen untuk membenahi kondisi sanitasi kota. Keseriusan
tersebut antara lain ditunjukan dengan keikutsertaannya dalam program PPSP sejak
2011. Selanjutnya,Pada tahun 2011, Kota Depok telah menyusun dokumen SSK
sebagai acuan dasar pembangunan sektor sanitasi selama kurun waktu 5 tahun
yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Beberapa program dan kegiatan
yang ditargetkan telah diimplementasikan secara bertahap sehingga menambah
cakupan layanan sanitasi kota, tetapi seiring perjalanan waktu, ternyata masih
diperlukan upaya-upaya peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya.
Meskipun periode pelaksanaan yang tercantum dalam dokumen SSK belum
melampaui masa berlakunya SSK atau belum kadaluarsa, artinya belum genap
mencapai 5 tahun atau lebih, tetapi karena adanya kebutuhan untuk mempercepat
implementasi terutama terkait dengan pencapaian target Universal Access di tahun
2019, sehingga hal ini menjadikan salah satu alasan penting untuk dilakukan
pemutakhiran SSK. Selain itu, pemutakhiran SSK tahun ini juga mempunyai nilai
strategis bagi kota Depok karena dapat menjadi bahan masukan untuk RPJMD Kota
Depok tahun 2016-2021.

Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Depok berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan
sanitasi kota berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian
diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponen-komponen
kegiatan indikatifnya. Cakupan Strategi Sanitasi Kota (SSK) meliputi beberapa
aspek, yaitu :

 Aspek Teknis; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan sektor


sanitasi yang terdiri dari; (a) layanan sub sektor air limbah domestik, (b) layanan
sub sektor pengelolaan persampahan, (c) sub sektor drainase lingkungan
permukiman serta (d) aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
 Aspek Pendukung; mencakup strategi dan usulan kegiatan pengembangan
komponen ; (a) Peran swasta dalam penyediaan layanan sanitasi, (b)
Kelembagaan dan Kebijakan Daerah, (c) Komunikasi dan Media, (d) Peran serta
masyarakat, (e) Sanitasi sekolah, (f) Pendanaan dan (g) Monitoring evaluasi
(Monev).

2
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Pembangunan sanitasi di Kota Depok juga harus diupayakan dapat dilaksanakan


secara terpadu dengan dukungan dari semua pihak baik pemerintah provinsi,
pemerintah pusat, sektor swasta maupun sumber pembiayaan dari donor, agar
lebih efisien, efektif dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh
masyarakat serta sinkron dengan program nasional. Untuk itu, perlu dilakukan
pemutakhiran dokumen SSK yang bersifat terpadu dan berkelanjutan.

Kegiatan pemutakhiran dokumen SSK diharapkan dapat mengakomodasikan dan


merumuskan kebutuhan pembangunan kota, secara spesifik sesuai dengan
karakteristik dan potensi individual kota sehingga mampu mendorong
pembangunan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Karena merupakan hasil
konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait dengan sektor
sanitasi, maka secara struktural dokumen SSK juga merupakan terminal dari seluruh
dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah sektor sanitasi di tingkat
kota yang meliputi sub-sektor air limbah, sub-sektor persampahan, sub-sektor
drainase dan hygiene/PHBS. Pemutakhiran SSK disusun oleh pemerintah kota,
dengan mengacu pada kondisi dan permasalahan yang ada, dan merupakan hasil
suatu konsolidasi dan integrasi keluaran proses perencanaan.

Dokumen SSK memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan dokumen


perencanaan kota lainnya antara lain dokumen Rencana Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Keciptakaryaan, dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Depok serta
dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok. Dokumen SSK ini akan
menjadi dasar bagi pemerintah kota dalam melaksanakan strategi pembangunan
sektor sanitasi.

1.2 Metodologi Penyusunan

Penyusunan strategi sanitasi Kota Depok dilaksananakan secara partisipatif dan


terintegrasi melalui berbagai diskusi secara rutin, lokakarya dan pembekalan baik
yang dilakukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dukungan fasilitasi oleh City
Facilitator (CF) dan Provincial Facilitator (PF) maupun Konsultan Pusat.
Penyusunannya dikerjakan secara bersama – sama oleh tim Pokja agar
menghasilkan SSK yang dapat diimplementasikan dengan baik oleh seluruh
stakeholder Kota Depok. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini
menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu secara bertahap untuk
menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap.

Serangkaian kegiatan dan metoda dilakukan bersama-sama dengan tim Pokja


Sanitasi Kota melalui kegiatan lokakarya, pelatihan, diskusi dan pembekalan.
Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut :
1. Melakukan pertemuan internal yang melibatkan seluruh anggota Pokja untuk
menumbuhkan kesepahaman dan kesamaan persepsi. Hal ini penting
dilakukan sebagai upaya untuk memastikan terbangunnya komitmen Pokja

3
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

untuk menyusun dan melanjutkan kembali penyiapan strategi pembangunan


sanitasi.Selanjutnya disusun dan disepakatinya Rencana Kerja terkait
pemutakhiran SSK.
2. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kota saat ini, untuk belajar
dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan, di
mana salah satu sumber datanya adalah Buku Putih Sanitasi Kota Depok.
Sumber data yang lain dapat juga diperoleh dari arsip dan dokumen yang
berkaitan dengan aktivitas program dinas/badan/kantor terkait, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistic, proposal,
laporan, foto dan peta. Pada tahap ini Pokja mengkaji kembali untuk
memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan
atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kota di
semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri dari ; sub sektor air limbah, sub
sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan serta aspek pendukung.
Metoda yang digunakan adalah kajian data sekunder dan penggalian data
primer melalui kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi;
3. Melakukan studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment)atau Penilaian
Resiko Kesehatan Lingkungan yaitu studi untuk mengetahui ketersediaan dan
kondisi prasarana sanitasi dan perilaku – perilaku masyarakat yang memiliki
risiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup sumber
air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, saluran pembuangan air
limbahdan pengolahan air limbah. Pada aspek perilaku, dipelajari hal – hal yang
terkait dengan higienitas dan sanitasi, antara lain, cuci tangan pakai sabun,
buang air besar, pembuangan kotoran anak, dan pemilahan
sampah.Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA
dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota
Depok dan Tim Sanitarian dari Dinas Kesehatan Kota Depok selaku leading
sektor. Anggota tim survey dipilih dari perwakilan masyarakat tiap-tiap
kelurahan se-Kota Depok yang dilatih melalui kegiatan workshop dan
pelatihan survey EHRA. Selanjutnya, data EHRA menjadi bahan masukan untuk
penyusunan strategi sanitasi kota, sehingga nantinya akan ada benang merah
yang baik dalam perencanaan sesuai dengan fakta lapangan.
4. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan
kedalam visi, misi sanitasi kota, dan tujuan serta sasaran pembangunan
sanitasi kota. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan
lainnya yang ada di kota Depok.
5. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan.
Analisis kesenjangan digunakan untuk mendeskripsikan issue strategis dan
kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan.
6. Merumuskan strategi sanitasi kota yang menjadi basis penyusunan program
dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (5 tahunan), dan
dengan alat analisis SWOT mengkaji kekuatan, kelemahan,
peluang/kesempatan dan ancaman bagi pengembangan sistem sanitasi kota.

4
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

1.3 Dasar Hukum

Peraturan perundangan yang dipakai sebagai dasar hukum dalam penyusunan


strategi sanitasi kota ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
4. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Undang-undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
6. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
7. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
8. Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
9. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Sedangkan untuk kumpulan peraturan pemerintah terdapat beberapa peraturan


yang terkait dengan sektor sanitasi, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air;
2. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air;
3. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
4. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan
5. Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun;
6. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
7. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum;
8. Peraturan Pemerintah Indonesia No. 41 Tahun 2007 mengenai Organisasi
Perangkat Daerah;

Peraturan Presiden :
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 185 Tahun 2014 Tentang
Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

5
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

• Perpres No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional Tahun 2015-2019

Keputusan Presiden :
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian dampak Lingkungan
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001
Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan sumber Daya Air.

Peraturan Menteri Republik Indonesia :


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/1992 tentang
Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang Pedoman
Teknis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang Badan
Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan
dan StrategiNasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-
SPAM);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan
dan StrategiNasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-
SPP);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan
dan StrategiNasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permukiman (KSNP-SPALP);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3/2014 tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37/2014 tentang Pedoman
Penyusunan APBD TA 2015
9. PermenPU No. 1 tahun 2014 ttg Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang

Keputusan Menteri :
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum.

6
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 337/1996 tentang


Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan UKL-UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/1999
tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Perumahan.
6. Kepmen Kimpraswil 534/2000 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Permukiman
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001
tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL.
8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 tahun
2003 tentang Penetapan Baku Mutu Air Limbah Domestik.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan
Sehat pakai Air (SPA).
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang
Pedoman Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa
Konstruksi Kualifikasi Kecil.
11. Keputusan menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengelolaan Persampahan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).

Surat Edaran Menteri :


• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 660/4919/SJ Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pengelolaan Program PPSP di daerah.
• SE Menteri KEsehatan No. 184 tahun 2015 tentang Pendanaan untuk Upaya
Pelayanan Kesehatan Preventif di Provinsi dan Kabupaten/Kota

Peraturan Daerah :
1. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 5 Tahun 2002 tentang Izin Pengelolaan
Limbah Cair
2. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Limbah B3
3. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun 2011 tentang Izin Pembuangan
dan Pemanfaatan Air Limbah
4. Perda Kota Depok No 13 Tahun 2011 tentang RPJMD Kota Depok Tahun 2011-
2016
5. Perda Kota Depok No 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/
Kebersihan

7
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

6. Perda Kota Depok No 6 Tahun 2012 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau


Penyedotan Kakus
7. Perda Kota Depok No 14 Tahun 2012 tentang Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah Kota Depok kepada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Depok
8. Perda Kota Depok No. 16 Tahun 2012 tentang Ketertiban Umum
9. Perda Kota Depok No. 3 tahun 2013 tentang Pedoman Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
10. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan
keempat Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah
11. Perda Kota Depok No. 3 tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok
12. Perda Kota Depok No. 5 tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah
13. Perda Kota Depok No. 1 tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Depok 2012-2032

Peraturan Walikota :
• Peraturan Walikota Depok No. 17 tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Limbah
Domestik

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Strategi Sanitasi Kota Depok hasil pemutakhiran terdiri dari 6
bab, hal ini dimasudkan untuk memperoleh gambaran umum dan urutan
pembahasan, berikut diuraikan Sistematika Laporan yang terdiri dari :

BAB 1 Pendahuluan, Bab ini berisikan tentang Latar belakang, Metodologi


penyusunan, Dasar hukum dan Sistematika penulisan

BAB 2 Profil Sanitasi Saat Ini, Pada bab ini dipaparkan tentang kemajuan
pelaksanaan pembangunan sanitasi, yang meliputi Gambaran wilayah,
Kemajuan pelaksanaan SSK, Profil sanitasi saat ini serta Area berisiko dan
permasalahan mendesak sanitasi

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi, Bab ini memberikan penjelasan


mengenai Visi dan misi sanitasi, Pentahapan pengembangan sanitasi dan
Kemampuan pendanaan sanitasi daerah

BAB 4 Strategi Pengembangan Sanitasi, Pemaparan pada bab ini meliputi


beberapa sub sector yaitu Air limbah domestik , Pengelolaan
persampahan dan Drainase perkotaan

BAB 5 Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi, Bab ini menjelaskan
tentang program dan kegiatan yang akan dilakukan secara terintegrasi
antar sub sector dan aspek pendukung layanan sanitasi, materi pada bab
ini diawali de ngan Ringkasan, Kebutuhan biaya pengembangan sanitasi

8
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

dengan sumber pendanaan Pemerintah dan Kebutuhan biaya


pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan non pemerintah serta
Antisipasi Funding Gap

BAB 6 Menjelaskan tentang strategi Monitoring dan Evaluasi capaian SSK

9
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Bab II PROFIL SANITASI SAAT INI


2.1 Gambaran Wilayah
2.1.1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 18’ 30”–6o 28’ 00” Lintang
Selatan dan 106o 42’ 30”–106o 55’ 30” Bujur Timur dan berbatasan langsung dengan Kota
Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek. Bentang alam Kota Depok dari
Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah–perbukitan bergelombang lemah,
dengan elevasi antara +50 sampai dengan +140 meter dari permukaan laut dan
kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok mempunyai luas wilayah sekitar
200,29 km2.

Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kota/Kabupaten dan dua Propinsi. Secara
lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi Provinsi Jawa
Barat.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dan Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten.

2.1.2. Administratif

Secara administrasi Kota Depok merupakan kota otonom dengan luas wilayah 200,29
km2, yang terbagi atas 11 kecamatan dan 63 kelurahan. Pemekaran Kecamatan di Kota
Depok dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas) kecamatan merupakan implementasi dari Perda
Kota Depok Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok.
Adapun nama kecamatan dan kelurahan selengkapnya hasil pemekaran berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur,
Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan
Tanah Baru.
2. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas,
Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan
Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
3. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung, Kelurahan
Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan
Kelurahan Pondok Jaya.
4. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan
Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan
Kelurahan Cisalak.

10
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

5. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju, Kelurahan


Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
6. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung,
Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut.
7. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul,
Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.
8. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan
Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti,
dan Kelurahan Curug.
9. Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos, Kelurahan
Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar,
Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.
10. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sawangan, Kelurahan
Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan,
Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.
11. Kecamatan Bojongsari meliputi wilayah kerja: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan
Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug,
Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.

Wilayah Kajian Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Depok adalah seluruh
wilayah administratif yang ada di Kota Depok meliputi 11 kecamatan dan 63 kelurahan.

Tabel 1. luas administrasi dan luas wilayah terbangun saat ini


Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
Jumlah (%) (%)
Kecamatan
Kelurahan terhadap terhadap
(Ha) (Ha)
total luas
administrasi administrasi
1. Beji 6 1.429 7,14 760 53,18
2. Pancoran Mas 6 1.820 9,09 1.359 74,67
3. Cipayung 5 1.163 5,81 584 50,21
4. Sukmajaya 6 1.803 9,00 964 53,47
5. Cilodong 5 1.608 8,03 1.100 68,41
6. Limo 4 1.232 6,15 888 72,08
7. Cinere 4 1.047 5,23 885 84,53
8. Cimanggis 6 2.122 10,60 1.372 64,66
9. Tapos 7 3.233 16,14 1.625 50,26
10. Sawangan 7 2.590 12,93 1.536 59,31
11. Bojongsari 7 1.980 9,89 1.067 53,89
Sumber : Bappeda Depok 2015

11
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.1.3. Kependudukan
2.1.3.1. Jumlah penduduk
Tabel 2. Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Jumlah Penduduk (orang)
Kecamatan
Juni 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Beji 176,183 179,707 183,301 186,967 190,706 194,520
2. Pancoran Mas 265,335 270,642 276,055 281,576 287,207 292,951
3. Cipayung 161,735 164,970 168,269 171,634 175,067 178,569
4. Sukmajaya 282,663 288,316 294,083 299,964 305,964 312,083
5. Cilodong 156,280 159,406 162,594 165,846 169,162 172,546
6. Limo 93,830 95,707 97,621 99,573 101,565 103,596
7. Cinere 113,742 116,017 118,337 120,704 123,118 125,580
8. Cimanggis 272,453 277,902 283,460 289,129 294,912 300,810
9. Tapos 271,787 277,223 282,767 288,423 294,191 300,075
10. Sawangan 155,791 158,907 162,085 165,327 168,633 172,006
11. Bojongsari 119,365 121,752 124,187 126,671 129,205 131,789
TOTAL 2,069,164 2,110,547 2,152,758 2,195,813 2,239,730 2,284,524
Sumber : Disdukcapil Kota Depok Juni 2015

2.1.3.2. Jumlah kepala keluarga


Tabel 3. Jumlah kepala keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Kecamatan Jumlah kepala keluarga (orang)
Juni 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Beji 44,811 45,707 46,621 47,554 48,505 49,475
2. Pancoran Mas 64,693 65,987 67,307 68,653 70,026 71,426
3. Cipayung 38,687 39,461 40,250 41,055 41,876 42,714
4. Sukmajaya 69,245 70,630 72,042 73,483 74,953 76,452
5. Cilodong 39,621 40,413 41,222 42,046 42,887 43,745
6. Limo 23,716 24,190 24,674 25,168 25,671 26,184
7. Cinere 28,875 29,453 30,042 30,642 31,255 31,880
8. Cimanggis 69,438 70,827 72,243 73,688 75,162 76,665
9. Tapos 61,703 62,937 64,196 65,480 66,789 68,125
10. Sawangan 36,974 37,713 38,468 39,237 40,022 40,822
11. Bojongsari 28,820 29,396 29,984 30,584 31,196 31,820
TOTAL 506,583 516,715 527,049 537,590 548,342 559,309
Sumber : Disdukcapil Kota Depok Juni 2015

12
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.1.3.3. Tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk


Tabel 4. Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan saat ini dan proyeksinya untuk 5
tahun kedepan
Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
Kecamatan (%) (orang/ha)
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1. Beji 2,36% 2% 2% 2% 2% 2% 232 237 241 246 251 256
2. Pancoran Mas 1,78% 2% 2% 2% 2% 2% 195 199 203 207 211 215
3. Cipayung 3,85% 2% 2% 2% 2% 2% 277 283 288 294 300 306
4. Sukmajaya 2,24% 2% 2% 2% 2% 2% 293 299 305 311 317 323
5. Cilodong 3,79% 2% 2% 2% 2% 2% 142 145 148 151 154 157
6. Limo 4,26% 2% 2% 2% 2% 2% 106 108 110 112 115 117
7. Cinere 0,81% 2% 2% 2% 2% 2% 128 131 133 136 139 141
8. Cimanggis 2,01% 2% 2% 2% 2% 2% 199 203 207 211 215 220
9. Tapos 2,87% 2% 2% 2% 2% 2% 167 170 174 177 181 184
10. Sawangan 1,69% 2% 2% 2% 2% 2% 101 103 105 107 109 112
11. Bojongsari 1,89% 2% 2% 2% 2% 2% 112 114 117 119 121 124
Sumber : Disdukcapil Kota Depok

2.1.3.5. Jumlah keluarga miskin berdasarkan sebarannya per Kecamatan


Tabel 5. Jumlah keluarga miskin per kecamatan dan kelurahan
Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1. Beji 492
2. Pancoran Mas 1.349
3. Cipayung 979
4. Sukmajaya 660
5. Cilodong 560
6. Limo 586
7. Cinere 216
8. Cimanggis 842
9. Tapos 1.338
10. Sawangan 1.062
11. Bojongsari 618
Sumber : Disdukcapil Kota Depok

13
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.1.4. Keuangan dan perekonomian daerah

2.1.4.1. Keuangan daerah

Kebijakan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana tertuang dalam APBD Kota Depok
terdiri atas: (1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan
Penerimaan Pembiayaan Daerah; serta (2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya
terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Pendapatan daerah sebagaimana termuat dalam Pasal 157 Undang-Undang Nomor 32


Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah.
b. Dana Perimbangan, terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus
c. Lain-lain Pendapatan daerah yang Sah, terdiri dari Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah
lainnya.

Sebagai gambaran, pada tahun 2014, misalnya, pendapatan daerah Kota Depok
sebagaimana tertera pada Tabel

Tabel Realisasi pendapatan Kota Depok tahun anggaran 2014


No Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) %

Pendapatan Asli Daerah


1 638,584,271,255.45 660,404,107,745.23 103,42%
(PAD)

2 Dana Perimbangan 988,939,408,957.00 971,981,431,339.00 98,29%

Lain-lain Pendapatan
3 601,685,818,134.16 576,711,638,037.00 95,85%
yang Sah

Jumlah Pendapatan 2,229,209,498,346.61 2,209,097,177,121.23 99,10%

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Depok Tahun 2014

Adapun belanja daerah meliputi seluruh pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran
dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah
dipergunakan dalam rangka membiayai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah yang terdiri dari urusan wajib,urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama

14
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Belanja daerah pada intinya bertujuan untuk peningkatan kualitas dan cakupan
pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan akses masyarakat atas sumber daya ekonomi yang pada akhirnya dapat
meningkatkan perekonomian daerah.

Setiap tahun anggaran Pemerintah Kota Depok menetapkan kebijakan belanja daerah.
Pada tahun 2014, misalnya, kebijakan belanja daerah diarahkan untuk:
1. Membiayai 9 (sembilan) Prioritas Pembangunan Tahun 2014 yang merupakan
penjabaran dari visi dan misi Kota Depok, tersebar dalam urusan pemerintahan
(Urusan Wajib, Pilihan dan urusan bersama) dengan fokus pada pembangunan
bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, serta dalam rangka pemenuhan janji
Kepala Daerah seperti : 1) Pemberdayaan usaha mikro, 2) Pemberdayaan ekonomi
pemuda; 3) Betonisasi jalan; 4) Pembangunan SMAN/SMKN di kecamatan yang
belum ada; 5) Gratis pendidikan SDN, SMPN dan SMAN; 6) Pemberian beasiswa
kuliah bagi siswa berprestasi; 7) Pelayanan puskesmas 24 jam dan bantuan rawat
inap DBD kelas 3; 8) Pelayanan santunan kematian dan pelayanan publik lainnya.
Selain itu juga untuk membangun gedung kantor pemerintah daerah (pembangunan
gedung Perpustakaan, pembangunan gedung Dinas Perhubungan dan
pembangunan Gedung parkir Dibaleka), pembangunan Ruang Kelas Baru SD, SMP,
SMA/K dan pembangunan/rehab puskesmas.
2. Membiayai rencana kerja penunjang yang bersifat tetap dan mengikat (fixed cost)
dan kegiatan rutin dalam mendukung operasional sesuai tugas pokok dan fungsi
OPD.
3. Membiayai rencana kegiatan prioritas dari hasil proses musrenbang kecamatan dan
kelurahan seperti : 1) Jalan lingkungan, 2) Drainase, 3) Sarana persampahan 4)
Sanitasi;
4. Membiayai pokok-pokok pikiran DPRD serta aspirasi masyarakat lainnya.
5. Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan anggaran, serta mengoptimalkan target
capaian kinerja.

Belanja Daerah terdiri atas: (a) Belanja Tidak Langsung,yaitu belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, terdiri dari
Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan
Keuangan dan Belanja Tidak Terduga, dan (b) Belanja Langsung,yaitu belanja yang
dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal.

Secara keseluruhan, realisasi anggaran pendapatan belanja daerah Kota Depok selama
2012 – 2014 sebagaimana pada Tabel.

15
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel Realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Depok

No Tahun Pendapatan Belanja


(Rp) (Rp)
1. 2012 1.634.893.022.148,18 1.371.444.184.912,00
2. 2013 1.921.632.958.370,26 1.878.505.817.278,73
3. 2014 2.209.097.177.121,23 2.008.585.182.455,00
Sumber : LKPJ Walikota Depok Tahun 2012-2014

Salah satu permasalahan terkait dengan pengelolaan keuangan daerah di Kota Depok
adalah besarnya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun berkenaan (SILPA). Dalam LKPJ
Walikota Depok Tahun 2014, misalnya, berdasarkan realisasi Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan APBD Kota Depok Tahun Anggaran 2014, maka terdapat saldo akhir Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) Tahun 2014 sebesar Rp.
761.330.951.633,57.

2.1.4.2. Perekonomian daerah

Berdasarkan struktur ekonomi, yang ditunjukkan oleh angka PDRB, sektor unggulan
daerah Kota Depok adalah sektor tersier yang meliputi subsektor perdagangan, hotel
dan restoran, dan subsektor jasa. Berdasarkan data BPS Kota Depok (2013) yang
dipublikasikan pada Tahun 2014, sektor tersier memberikan kontribusi pada
perekonomian daerah sebesar 47,83 persen (Atas Dasar Harga Konstan), menurun
dibanding tahun sebelumnya (48,11 persen). Menurunnya kontribusi sektor
tersierdipengaruhi sektor angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan
jasaperusahaan serta jasa-jasa lainnya. Sementara sektor perdagangan, hotel dan
restoran perannya naik cukup baik.

Kontribusi PDRB Sektor sekunder Tahun 2013 yang dipublikasikan pada tahun 2014
sebesar 49,76 % (ADHK), meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 49,33% (PDRB
Tahun 2012 publikasi tahun 2013). Peningkatan Sektor Sekunder ini dikontribusi dari
sektor industri pengolahan tanpa migas, bangunan dan listrik. Fenomena ini
memperlihatkan adanya peningkatan kegairahan di sektor industri pengolahan
khususnya industri rumah tangga yang didominasi oleh industri kreatif Kota Depok

Di luar sektor makro di atas, Kota Depok juga memiliki berbagai produk potensial yang
memiliki keunggulan komparatif, antara lain komoditas belimbing, ikan hias, tanaman
hias, serta beberapa produk ekonomi kreatif. Sumbangan kegiatan ekonomi kreatif di
Kota Depok terhadap PDRB (ADHB) pada Tahun 2013 yang dipublikasikan pada Tahun
2014 mencapai Rp. 2,7 trilyun atau 11,73% dari total PDRB Kota Depok. Dibandingkan pada
tahun sebelumnya (2012), sumbangan PDRB Industri Kreatif mencapai Rp. 2,3trilyun atau
11,91% dari total PDRB.

Pertumbuhan Industri Kreatif Tahun 2013 yang dipublikasikan pada Tahun 2014 sebesar
7,04 % menurun dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 8,03%. Ada 15 kelompok
kegiatan dikategorikan sebagai ekonomi kreatif: periklanan, arsitektur, barang seni,

16
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

kerajinan, desain, fashion, film-video-fotografi, permainan interaktif, musik, seni


pertunjukan, penerbitan-percetakan, layanan komputer-piranti lunak, tv-radio, riset, dan
kuliner. Pada Tahun 2013, kontribusi terbesar dari total Rp. 2,7trilyundi sektor industri
kreatif disumbang dari fashion (Rp. 0,87 trilyun atau sekitar 32% dengan pertumbuhan
8,76%) dan sumbangan kedua terbesar adalah dari kerajinan (Rp. 0,85 trilyun atau
sekitar 31,43% dengan pertumbuhan 6,62%).

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Depok pada tahun 2013, berdasarkan perhitungan BPS
Kota Depok yang dipublikasikan pada Tahun 2014 adalah sebesar 6,92 mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya (7,15). Angka ini juga lebih tinggi dibanding laju
pertumbuhan rata-rata Jawa Barat (6,06). Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi
Kota Depok dalam kurun 6 tahun, dapat dicermati pada Gambar 1

Gambar 2.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota DepokTahun 2008– 2013
atas dasar harga konstan tahun 2000

8
7
6
5
4
3
2
1
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
LPE KOTA DEPOK 6,42 6,22 6,36 6,58 7,15 6,92
LPE PROV. JAWA BARAT 5,83 4,29 6,09 6,48 6,21 6,06

Sektor yang memberikan kontribusi besar pada peningkatan LPE Kota Depok pada Tahun
2013 adalah sektor sekunder yaitu industri pengolahan, listrik dan bangunan. Hal ini
seiring dengan pertumbuhan investasi di bidang properti yang pesat dan meningkatnya
industri kreatif yang disumbang oleh intelektual individu masyarakat kaum muda di Kota
Depok.

Jika dilihat komposisi penduduk yang bergerak di sektor industri hanya sekitar 13,44%,
meningkat dari tahun sebelumnya ( 13,05%) dari total penduduk Kota Depok dan
memberikan kontribusi sekitar Rp. 7,94 trilyun, meningkat dibanding tahun sebelumnya
(Rp 7,0 trilyun) dengansemakin berkembangnya sektor industri kreatif. Peningkatan
kontribusi yang cukup siginifikan ini menunjukan perkembangan usaha yang memiliki
daya saing dan nilai tambah yang cukup tinggi, sehingga Pemerintah Daerah bersama
pelaku usaha dan masyarakat akan terus berupaya mengoptimalkan sektor ini.

17
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.1.5. Kebijakan penataan ruang

Tujuan penataan ruang di Kota Depok sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah
Kota Depok No. 1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok adalah
untuk mewujudkan kota pendidikan, perdagangan dan jasa yang nyaman, religius dan
berkelanjutan.

Untuk mencapai tujuan itu kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kota Depok
meliputi: (a). Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah kota, (b)
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruangwilayah kota dan (c). Kebijakan dan
strategi penetapan kawasan strategis kota

2.1.5.1. Kebijakan pengembangan struktur ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah kota meliputi: (a) pengembangan


pusat-pusat pelayanan yang berhirarki yang memperkuat kegiatan pendidikan, riset dan
inovasi teknologi, perdagangan dan jasa berskala regional; (b) pengembangan sistem
jaringan prasarana perkotaan yang terdistribusi secara hirarkis; dan (c) pengembangan
infrastruktur yang mendukung pengembangan kegiatan pendidikan, perdagangan dan
jasa.

Adapun rencana struktur ruang wilayah meliputi: (a) pengembangan sistem pusat
pelayanan kegiatan kota, (b) sistem jaringan prasarana utama wilayah kota, dan (c)
sistem jaringan prasarana lainnya, yang dapat dilihat pada peta di bawah ini :

Peta 2.1. Peta Rencana Struktur Ruang Pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Depok Tahun 2012-2032

Sumber : Bappeda Kota Depok

18
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Untuk mengetahui wilayah yang menjadi permukiman wilayah permukiman saat ini dan
yangakan datang dan wilayah yang termasuk wilayah perdagangan dan jasa saat ini dan
mendatang, itu dapat dilihat dari rencana pengembangan sistem pusat pelayanan
kegiatan kota.

Dalam RTRW Kota Depok, pengembangan sistem pelayanan kota meliputi: (a) pusat
pelayanan kota (PPK), subpusat pelayanan kota (SPK), dan (c) pusat lingkungan (PL).
Pusat pelayanan kota (PPK) meliputi semua kelurahan di Kecamatan Beji, Kelurahan
Depok, Depok Jaya, Pancoran Mas di Kecamatan Pancoran Mas, Kelurahan Mekarjaya,
Tirtajaya di Kecamatan Sukmajaya, dengan kegiatan utama : (a) kantor pemerintahan, (b)
pendidikan tinggi, riset dan inovasi teknologi, (c) perdagangan dan jasa skala regional, (d)
terminal terpadu, (e) perumahan kepadatan tinggi (vertikal), (f) konservasi budaya, dan
(g) RTH kota.

Subpusat Pelayanan Kota (SPK) meliputi : (a) SPK Cinere, (b) SPK Sawangan, (c) SPK
Cipayung, (d) SPK Tapos, dan (e) SPK Cimanggis. SPK Cinere meliputi seluruh kelurahan di
Kecamatan Cinere, seluruh kelurahan di Kecamatan Limo, dan Kelurahan Rangkapan
Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Kelurahan Mampang di Kecamatan Pancoran Mas dengan
kegiatan utama: (a) pariwisata, (b) pendidikan tinggi, (c) perdagangan dan jasa
skalasubwilayah kota, (d) perumahan kepadatan sedang, dan (e) RTH kota.

SPK Sawangan meliputi seluruh kelurahan di Kecamatan Bojongsari dan seluruh


kelurahan di KecamatanSawangan dengan kegiatan utama: (a) pariwisata, (b) rumah
sakit tipe A, (c) perdagangan dan jasa skala regional (jasa pergudangan), (d) agrobisnis
(tanaman hias, buah, ikan hias), (e ) pertanian, (f) perumahan kepdatan rendah, (g) RTH
kota.

SPK Cipayung meliputi seluruh kelurahan di Kecamatan Cipayungdengan kegiatan utama:


(a) perdagangan dan jasa skala subwilayah kota, (b) perumahan kepadatan rendah, (c)
kawasan SNADA, (d) industri, dan (e) RTH kota

SPK Tapos meliputi seluruh kelurahan di KecamatanCilodong, KelurahanSukmajaya di


Kecamatan Sukmajaya, dan Kelurahan Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, impaeun,
Tapos, Leuwinanggungdi Kecamatan Tapos dengan kegiatan utama: (a) perdagangan
dan jasa skala regional, (b) kawasan olahraga skala regional, (c) terminal tipe A, (d)
industri, (e) jasa pergudangan, perumahan kepadatan sedang dan kepadatan rendah, (g)
pusat sosialbudaya, (h) kawasan pertanahan dan keamanan negara, (i) RTH kota.

SPK Cimanggis meliputi seluruh kelurahan di Kecamatan Cimanggis, Kelurahan Cisalak,


Baktijaya, Abadijaya di Sukmajaya, dan Kelurahan Sukatani di Kecamatan Tapos dengan
kegiatan utama: (a) perdagangan dan jasa regional, (b) industri, (c) perumahan
kepadatan sedang, (d) kawasan pertahanan dan keamanan negara, dan (e) RTH kota

19
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.1.5.2. Kebijakan pengembangan pola ruang

Kebijakan pengembangan pola ruang Kota Depok meliputi: (a) kebijakan dan strategi
pengembangan kawasan lindung, dan (b) kebijakan dan strategi pengembangan
kawasan budidaya.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi: (a) peningkatan pengelolaan


kawasan yang berfungsi lindung, (b) peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau
yang proporsionaldiseluruh wilayah kota, (c) melakukan pembagian peran dengan
provinsi atau kabupaten/kota lain yang berbatasan untuk pengelolaan lindung berbasis
daerah aliran sungai. Sedangkan kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi:
(a) pengembangan kawasan pendidikan, riset dan inovasi teknologi, serta perdagangan
dan jasa dalam mendukung kesetaraan fungsi di PKN Jabodetabekpunjur, (b)
pengelolaan pertumbuhan kawasan budidaya untuk membentuk ruangkota yang
kompak dan efisien dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan,
(c) penyediaan fasilitas keagamaan dalam setiap kegiatan pemanfaatanruang, (d)
peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara, (e) mempertahankan
lahan sawah berkelanjutan melalui pengukuhan kawasan pertanian lahan basah dan
beririgasi teknis sebagai kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan hal
lain yang diperlukan. Adapun rencana pola ruang Kota Depok dapat dilihat pada peta
dibawah ini :

Peta 2.2. Peta Rencana Pola Ruang Pada Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok Tahun 2012-
2032

Sumber : Bappeda Kota Depok

20
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel 6. Luas Rencana Pola Ruang Kota Depok berdasar RTRW


No Pola Ruang Luas (Ha)
Kawasan Lindung 2.934,71
1 Situ/Danau 137,64
2 Sungai 53,46
3 Kawasan Resapan Air 549,48
4 Sempadan Situ/Danau 179,73
5 Sempadan Sungai 484,77
6 Sempadan Infrastruktur (sempadan rel kereta, sempadan jalur
pipa gas dan jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi) 443,07
7 Kawasan Lindung Lainnya 7,60
8 Ruang Terbuka Hijau 1.078,96

Kawasan Budidaya 17.094,29


9 Perumahan Kepadatan Tinggi 591,40
10 Perumahan Kepadatan Sedang 7.691,68
11 Perumahan Kepadatan Rendah 6.533,81
12 Kawasan Perdagangan dan Jasa 964,18
13 Kawasan Perkantoran 10,89
14 Kawasan Peruntukan Industri 327,70
15 Kawasan Pertanian 529,58
16 Fasilitas Penunjang Pertanian 4,39
17 Kawasan Pertahanan dan Keamanan Negara 199,61
18 Fasilitas Pendidikan 116,05
19 Fasilitas Kesehatan 5,78
20 Fasilitas Olahraga dan Rekreasi 32,80
21 Fasilitas Transportasi 29,30
22 Infrastruktur Kota 57,12

Total Jumlah 20.029,00


Sumber : RTRW Kota Depok

2.1.6. Struktur organisasi perangkat daerah

Berdasarkan Perda Kota Depok No. 6 tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Depok Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
organisasi Pemda terdiri dari 39 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terdiri dari :
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
3. Satuan Polisi Pamorng Praja Tipe “A”
4. 15 (lima belas) Dinas, yaitu :
 Dinas Pendidikan
 Dinas Kesehatan

21
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air


 Dinas Tata Ruang dan Permukiman
 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
 Dinas Pemadam Kebakaran
 Dinas Perhubungan
 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
 Dinas Tenaga Kerja dan Sosial
 DInas Koperasi UMKM dan Pasar
 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
 Dinas Pertanian dan Perikanan
 Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata, Seni dan Budaya
 Dinas Komunikasi dan Informasi
5. 10 (sepuluh) Lembaga Teknis Daerah, yaitu :
 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
 Inspektorat
 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
 Badan Lingkungan Hidup
 Badan Kepegawaian Daerah
 Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan
 Kantor Arsip dan Perpustakaan
 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
 Rumah Sakit Umum Daerah
 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu
6. 11 (sebelas) Kecamatan, yang terdiri dari :
 Kecamatan Beji
 Kecamatan Pancoran Mas
 Kecamatan Cipayung
 Kecamatan Sukmajaya
 Kecamatan Cilodong
 Kecamatan Limo
 Kecamatan Cinere
 Kecamatan Cimanggis
 Kecamatan Tapos
 Kecamatan Sawangan
 Kecamatan Bojongsari

Selanjutnya ke-11 kecamatan di atas terdiri dari 63 kelurahan, 871 Rukun warga (RW) dan
4856 Rukun Tetangga (RT).

22
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK

Tahun
Indikator Capaian
Sub Sektor
Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019

I. Air Limbah
Domestik

Cakupan layanan
a. IPLT pengurasan thd total
KK (%) 2.89 6.23 21.10 24.50 64.58

Jumlah Sambungan
b. IPAL Komunal 1.35 3.16 4.97 6.77 11.74
Rumah (SR)

c. Septik Tank Prosentase KK tak


(Individual + berakses septiktank 6.07 16.4 39.7 67.5 100
Komunal) yang diintervensi (%)

Prosentase cakupan
II.Persampahan layanan persampahan 56 64 73 81 90
(%)
Jumlah kelurahan
III. Drainase
yang ditangani titik 2 1 2 2 1
Perkotaan
banjirnya.

23
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2.3 Profil Sanitasi Saat Ini


2.3.1. Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kota Depok ada tiga macam cara pengelolaan,


antara lain :
1. Pengelolaan sampah organic (sisa makanan, daun dan dahan) diangkut 3 kali
seminggu ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS).
2. Pengelolaan sampah non organic (plastic, kertas, kaca, logam) diangkut 1 kali
seminggu ke Bank Sampah.
3. Pengelolaan sampah residu (diapers, cotton balt, stereofoam) diangkut 1 kali
seminggu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Gambar Sistem Tata Kelola Sampah Kota Depok

Sistem Tata Kelola Sampah Kota Depok


Sumber
Sampah

Non
Organik Organik Residu
{sisi makanan, {Plastik,kertas, {Diapers, cotten balt,
daun, dahan} kaca,logam} sterofoam dll}

Di angkut 3 kali se minggu Diangkat 1 kali se minggu Diangkat 1 kali se minggu


Ke Unit Pengolahan Sampah Ke Bank Sampah Ke TPA

24
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Sementara itu sistem pewadahan sampah didasarkan pada jenis sampah yang ada
dan sudah dipilah berdasarkan pembagiannya yaitu sampah organic yang terdiri
dari sisa makanan, daun dan dahan. Sampah non organic yang terdiri dari sampah
plastic, kertas, kaca, logam dan sampah residu yang terdir dari diapers, cotton
butts dan stereofoam.

Gambar Sistem Pewadahan Sampah Kota Depok

ORGANIK

SAMPAH

NON ORGANIK
(Recycle)

RESIDU

Sedangkan pelayanan pengangkutan sampah yang saat ini digunakan di Kota


Depok tetap mengacu pada jenis sampah yang akan diangkut, di antaranya :
1. Sistem Transfer depo, yaitu pengangkutan sampah dengan menggunakan truk
sampah dimana sampah yang akan diangkut dikumpulkan terlebih dahulu di
suatu tempat, kemudian diambil oleh truk sampah (tukang gerobak
menunggu truk yang hendak mengangkut sampah). Sistem ini cenderung
digunakan untuk melayani wilayah perkotaan, kantpr-kantor, rumah sakit,
sekolah, dan perumahan, misalnya yang ada di ruas Jalan Merdeka.
2. Sistem pengangkutan sampah melalui TPS (hanya melayani wilayah yang
memiliki TPS).
3. Sistem door to door, dimana truk sampah akan mengambil sampah ke tiap
permukiman warga. Metode ini digunakan untuk melayani masyarakat baik
yang berada di wilayah perumahan maupun non perumahan yang berada di
jalur layanan.

25
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Gambar Sistem Pengangkutan Sampah Kota Depok

ORGANIK

SAMPAH

NON ORGANIK
(Recycle)

RESIDU

Pengolahan sampah juga didasarkan pada jenisnya yaitu sampah organic , Sampah
non organic dan sampah residu. Kesemuanya juga tetap dilakukan proses
pewadahan, pengangkutan dan pemilahan seperti pada gambar berikut :

Gambar Sistem Pengolahan Sampah berdasarkan jenis

26
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel Timbulan sampah per kecamatan

NAMA JUMLAH PENDUDUK VOLUME TIMBULAN SAMPAH


KECAMATAN

WILAYAH WILAYAH TOTAL WILAYAH WILAYAH TOTAL


PEDESAA PERKOTAAN PEDESAAN PERKOTAAN
N

Orang Orang Orang % M3/ % M3/HARI % M3/HARI


HARI
Sawangan 155,791 155,791 7.6% 93,475 7.6% 93,475

Bojongsari 119,365 119,365 5.7% 70,284 5.7% 70,284

Pancoran 265,335 265,335 12.8% 157,783 12.8% 157,783


Mas
Cipayung 161,735 161,735 7.7% 94,478 7.7% 94,478

Sukmajaya 282,663 282,663 13.8% 169,598 13.8% 169,598

Cilodong 156,280 156,280 7.4% 91,360 7.4% 91,360

Cimanggis 272,453 272,453 13.3% 163,472 13.3% 163,472

Tapos 271,787 271,787 13.0% 159,746 13.0% 159,746

Beji 176,183 176,183 8.5% 104,005 8.5% 104,005

Limo 93,830 93,830 4.6% 56,298 4.6% 56,298

Cinere 113,742 113,742 5.5% 67,868 5.5% 67,868

TOTAL 2,069,164 2,069,164 100 % 1,228,366 100 % 1,228,366

27
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

VOLUME
SAMPAH YANG
3R
TERANGKUT KE
NAMA TPA TOTAL
KECAMATAN
WILAYAH
WILAYAH WILAYAH
PEDESAA TOTAL
PERKOTAAN PERKOTAAN
N
% M3 % M3 % M3 % M3/HARI % M3/HARI

Sawangan 7.4% 7.4% 2.1% 9.5% 93,573


98.0 98.0 93,475
Bojongsari 9.6% 9.6% 1.9% 11.5% 70,412
128.0 128.0 70,284
Pancoran Mas 9.6% 9.6% 9.2% 18.8% 157,911
128.0 128.0 157,783
Cipayung 13.0% 13.0% 1.6% 14.7% 94,651
173.0 173.0 94,478
Sukmajaya 16.0% 16.0% 13.4% 29.3% 169,810
212.0 212.0 169,598
Cilodong 7.3% 7.3% 3.6% 10.9% 91,457
97.0 97.0 91,360
Cimanggis 10.4% 10.4% 6.5% 16.9% 163,609
137.5 137.5 163,472
Tapos 5.1% 5.1% 4.1% 9.2% 159,813
67.5 67.5 159,746
Beji 8.4% 8.4% 7.0% 15.4% 104,117
111.5 111.5 104,005
Limo 8.1% 8.1% 1.1% 9.2% 56,406
108.0 108.0 56,298

Cinere 5.0% 5.0% 2.8% 7.9% 67,935


67.0 67.0 67,868

TOTAL 100.0% 1,327.5 100.0% 1,327.5 53.3% 1,228,366 153.3% 1,229,694

28
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

KAPASIT
KONDISI
AS/
JUMLAH/ RITASI/
JENIS DAYA RUSAK KET
SATUA LUAS HARI RUSAK
NO PRASARANA/ TAMPUN BAIK BERAT
N TOTAL RINGAN
SARANA G
TERPAKAI
M3

(i) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)


(ii)
Pengumpulan
1
Setempat
Gerobak
- unit 55 1 2 30 25
Motor
Becak/Bec
- ak motor unit 0

Kendaraan
- unit 1 - 1
Pick Up
Tempat
Penampunga
2
n Sementara
(TPS)
Bak
- unit 189 21 2
Sampah
- Conteiner unit 52 10 2
Transfer
- unit 2 10 2
Stasiun
SPA
(Stasiun
- unit 0
Peralihan
Antara)
Pengangkuta
3
n
Dump
- unit 63 10 2 53 10
Truck
Arm Roll
- unit 22 8 2 22
Truck
Compactor
- Truck unit 0

Tronton
- unit 2 30 2 2
Pengolahan
4
Sampah
- Sistem 3R unit 32 96 8 jam 32
- Incinerator unit 0
TPA/TPA
5 unit 1
Regional
JENIS SATUA JUMLAH/ KAPASIT RITASI/
NO KONDISI KET
PRASARANA/ N LUAS AS/ HARI

29
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

SARANA TOTAL DAYA


RUSAK RUSAK
TERPAKAI TAMPUN BAIK
RINGAN BERAT
G
M3
Konstruksi :
Lahan urug
saniter/ lahan
urug
terkendali/
Penimbunan
terbuka
Operasional :
Lahan urug
saniter/ lahan
urug
terkendali/
Penimbunan
terbuka
Luas Total
- TPA yang Ha 10.8
terpakai
Luas sel
- Ha
landfill
Daya
- tampung m3/hari
TPA
Alat Berat
6
Bulldozer
- unit 3 8 jam 3
Wheal/Truc
- 1 1
k Loader
Escavator/
- unit 3 8 jam 3
Backhoe
- Truk Tanah unit
IPL (Instalasi
Pengolahan
7 Lindi) : Sistem m2 200
Kolam/Aerasi/
....
Hasil
pemeriksaan
lab (BOD dan
COD)
Efluen di
-
Inlet
BOD
mg/l 1015
COD
mg/l 2158
KAPASIT
JUMLAH/
JENIS AS/
SATUA LUAS RITASI/
NO PRASARANA/ DAYA KONDISI KET
N TOTAL HARI
SARANA TAMPUN
TERPAKAI
G

30
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Efluen di
-
outlet
BOD mg/l 2452
COD mg/l 1066

Tabel Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Persampahan


Tingkat Tingkat
Tabel 2.13Pemangku Fungsi Kepenting Pengaru Tahapan Proses
Kepentingan n h
Walikota Pembina, Pengawas, dan Pengambil Perencanan,
Tinggi Tinggi
Kebijakan Penetapan
DPRD Pengawas, dan Penetapan Kebijakan Kebijakan dan
Tinggi Tinggi Monev
Seksi Operasional Pelaksanaan pengumpulan data
Pengangkutan sebagai bahan kajian perumusan
Sampah kebijakan teknis dan kelembagaan
Perencanaan
mengenai pengembangan Prasarana Tinggi Tinggi
dan Monev
dan Sarana persampahan di kota
mengacu pada kebijakan Nasional dan
Provinsi
Pelaksanaan pembinaan bantuan
teknis, peningkatan kapasitas
manajemen dan fasilitas kerjasama
Implementasi
dunia usaha dan masyarakat dalam Tinggi Tinggi
dan Monev
penyelenggaraan pengembangan
Prasarana dan Sarana persampahan
Kota
Pelaksanaan koordinasi, pengawasan,
pengendalian dan evaluasi kinerja
pengembangan, penyelenggaraan Tinggi Tinggi Monev
PEMERINTAH KOTA DEPOK

operasional pengangkutan dan


pengelolaan sampah
Pelaksanaan pembangunan dan Perencanaan
penyusunan rencana induk PS Tinggi Tinggi dan
DKP

persampahan Implementasi
Seksi Operasional Pengumpulan bahan kajian
Pengelolaan perumusan kebijakan dan petunjuk
Sampah teknis sesuai dengan NSPK serta
Tinggi Tinggi Perencanaan
kelembagaan penyelenggaraan
pengembangan pengelolaan sampah
di wilayah kota
Pengendalian, pengawasan dan
pemberian rekomendasiijin
Tinggi Tinggi Monev
penyelenggaraan pengelolaan
sampah di wilayah kota
Pembinaan pelayanan dan kerjasama
dengan dunia usaha dan masyarakat,
bantuan teknis pada kecamatan, Implementasi
Tinggi Tinggi
kelurahan serta kelompok masyarakat dan Monev
dalam penyelenggaraan pengelolaan
sampah
Pelaksanaan pembangunan, rencana
induk, teknik operasional
pengangkutan dan pengelolaan Tinggi Tinggi Implementasi
sampah dalam rangka memenuhi SPM
dan penanganan bencana alam kota
Sub Bidang Penegakan hukum lingkungan, Implementasi
BLH

Pengendalian pelaksanaan dan pemantauan Tinggi Tinggi dan Penegakan


Pencemaran dan penaatan atas perjanjian internasional Hukum

31
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tingkat Tingkat
Tabel 2.13Pemangku Fungsi Kepenting Pengaru Tahapan Proses
Kepentingan n h
Penaatan di bidang pengendalian dampak
Lingkungan lingkungan
Sub Bidang Tata Pelaksanaan penyusunan status
Lingkungan lingkungan hidup, penilai AMDAL dan Tinggi Tinggi Implementasi
pengawasan penerapan UKL/UPL
Bappeda Perumusan pelaksanaan kebijakan
teknis, bimbingan, konsultasi dan
koordinasi, monitoring dan evaluasi Perencanaan
Tinggi Tinggi
urusan bidang penataan ruang, dan Monev
lingkungan hidup, dan pekerjaan
umum
Seksi Promosi Pelaksanaan bimbingan, pengendalian
Kesehatan operasionalisasi dan fasilitasi
Tinggi Tinggi Implementasi
penyelenggaraan dan peningkatan
promosi kesehatan skala kota
Dinkes

Seksi Penyehatan Pengumpulan, pengolahan data dan


Lingkungan informasi, inventarisasi permasalahan
Implementasi
serta melaksanakan pemecahan Tinggi Tinggi
dan Monev
permasalahan yang berkaitan dengan
penyehatan lingkungan
Bagian
Pembangunan Koordinator monev pelaksanaan
Rendah Tinggi Monev
SETDA

program pembangunan

Bag. Humas dan Pelaksana Sosialisasi


Rendah Tinggi implementasi
Protokol
Diseminasi informasi nasional,
Seksi Diseminasi pengkoordinasian, pembinaan, Implementasi
Rendah Tinggi
Informasi Publik pengawasan dan pengendalian dan Monev
Diskominfo

diseminasi informasi
Koordinasi dan fasilitasi
pemberdayaan komunikasi sosial
Seksi Kemitraan Rendah Tinggi Implementasi
serta pengembangan kemitraan
media skala kota
Dinas Pendapatan,
Pengelola Keuangan, Perencanaan
Perencana Anggaran Sedang Tinggi
dan Aset Daerah dan Monev
(DPPKAD)
Implementasi
Satpol PP Penegakan Aturan Rendah Tinggi dan Penegakan
Hukum
RT / RW Pemungut Retribusi Sampah Tinggi Tinggi implementasi
Kecamatan Pengawas dan Pembina Tinggi Sedang Implementasi
Kelurahan Pengawas dan Pembina Perencanaan,
Tinggi Sedang Implementasi
dan Monev
PKK Mitra Pemberdayaan Masyarakat Tinggi Sedang
Sub Klinik Desa (SKD) Mitra Pemberdayaan Masyarakat
Tinggi Sedang
dalam hal kesehatan
MASYARAKAT

Kader Posyandu Mitra dalam pelaksanaan layanan Implementasi


Tinggi Sedang
kesehatan di tingkat RT/RW
Kader Lingkungan Mitra pemberdayaan masyarakat
Tinggi Rendah
dalam hal pengelolaan lingkungan
Masyarakat Umum Penyedia Sarana Pengolahan sampah Perencanaan
setempat dan pengolah sampah Tinggi Rendah dan
Implementasi
Media Cetak & Pelaksana sosialisasi Rendah Tinggi Implementasi
W
S

32
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tingkat Tingkat
Tabel 2.13Pemangku Fungsi Kepenting Pengaru Tahapan Proses
Kepentingan n h
Elektronik
Developer Penyedia Sarana Pengolahan sampah
setempat, dan pengolah sampah Tinggi Rendah Implementasi

Kelompok Pemulung Pelaksana pembersihan sampah di


wilayah-wilayah permukiman dan Tinggi Rendah Implementasi
tempat umum
Pengusaha Pengepul Penampung dan pengolah sampah
Tinggi Rendah Implementasi
Sampah

Dari seluruh pemangku kepentingan yang diidentifikasikan di atas, terdapat pemangku-


pemangku kepentingan yang memang sudah terlibat dalam upaya pengelolaan
persampahan selama ini di Kota Depok, namun juga terdapat pemangku kepentingan
yang saat ini belum terlibat.Adapun pemangku kepentingan yang saat ini belum terlibat
pada dasarnya potensial untuk dapat dilibatkan dalam proses-proses tertentu dalam
upaya pengelolaan persampahan.

2.3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Perubahan paradigma pengelolaan sampah dimulai dengan diundangkannya Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah pada tanggal 7 Mei 2008.
Pola pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang
dilakukan dengan metode kumpul, angkut dan buang tidak diperkenankan lagi untuk
dilakukan dengan dikeluarkannya undang-undang ini. Mekanisme pengelolaan sampah
selanjutnya harus dilakukan dalam 2 (dua) kegiatan, yaitu pengurangan sampah dan
penanganan sampah. Kegiatan penanganan sampah dilakukan dengan metode pilah,
kumpul, angkut, olah dan pemrosesan akhir di TPA.
Penanganan sampah mutlak dilakukan dengan ramah lingkungan sejak diundangkannya
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 ini, dengan tahapan, sebagai berikut :
Langkah pertama yang dilakukan dalam penanganan sampah adalah pemilahan sampah sesuai
dengan kategorinya. Hal ini diupayakan melalui penempatan bak sampah terpilah yaitu
organik, anorganik dan B-3 rumah tangga.
Langkah kedua adalah pengumpulan sampah dari setiap rumah tangga yang sudah terpilah-
pilah tersebut untuk selanjutnya diangkut.
Langkah ketiga Pengangkutan secara terpilah pun mutlak diperlukan berdasarkan undang-
undang ini.
Langkah keempat adalah pengolahan sampah baik pada sumber maupun di TPA. Pengolahan
secara sederhana dapat dilakukan dengan pengkomposan sampah organik sejak dari
sumber/rumah tangga. Pengkomposan secara besar dilakukan di TPA dengan penyediaan
mesin-mesin pengolah yang memadai. Pengolahan sampah anorganik sampai saat ini masih
dilakukan secara mandiri oleh masyarakat melalui pemulung dan pelapak.
Langkah terakhir adalah pemrosesan akhir sampah di TPA, hal ini haruslah dilakukan secara
ramah lingkungan.

Paradigma penanganan sampah yang baru ini mutlak memerlukan peran serta secara aktif dari
masyarakat, hal ini dikarenakan adanya proses pemilahan sampah sejak dari sumbernya. Tanpa
didukung oleh kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk memilah sampah mustahil dapat

33
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

dilakukan pengelolaan sampah yang benar. Selain masyarakat umum yang harus berperan
aktif, seharusnya pihak penghasil sampah dari produsen harus ikut bertanggung jawab.
Perusahaan-perusahaan makanan hampir semua membungkus produksi makanannya dengan
plastik. Pada akhirnya plastik akan menjadi sampah. Bila komsumen saja yang bertanggung
jawab maka tidak memenuhi rasa keadilan. Karena produsen menikmati keuntungan ekonomi,
tetapi masyarakat konsumen dan pemerintah selalu sibuk mengurusi sampah yang tidak
pernah ada habisnya. Solusinya harus ada peraturan yang mewajibkan para produsen
bertanggung jawab terhadap wadah produksinya atau mengganti wadah dengan bahan selain
plastik.

Aspek-aspek pengelolaan sampah yang dikaji dalam pemutakhiran studi EHRA kali ini meliputi :
1. Kondisi sampah di lingkungan rumah
2. Pengelolaan sampah rumah tangga
3. Perlakuan barang bekas layak pakai
4. Pemilahan/pemisahan sampah di rumah sebelum dibuang
5. Jenis sampah yang dipilah sebelum dibuang
6. Daur ulang sampah
7. Frekuensi petugas mengangkut sampah dari rumah
8. Ketepatan waktu pengangkutan sampah
9. Pembiayaan layanan pengangkutan sampah oleh tukang sampah
10. Pihak penerima pembayaran layanan sampah, dan
11. Jumlah biaya iuran layanan sampah per bulan

Kuesioner mengenai kondisi sampah di lingkungan rumah terdapat 9 pilihan jawaban, yaitu; 1.)
Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan, 2.) Banyak lalat di sekitar
tumpukan sampah, 3.) Banyak tikus berkeliaran, 4.) Banyak nyamuk, 5.) Banyak kucing dan
anjing mendatangi tumpukan sampah, 6.) Bau busuk yang mengganggu, 7.) Menyumbat
saluran drainase, 8.) Ada anak-anak yang bermain disekitarnya dan 9.) Lainnya.

Kuesioner mengenai pengelolaan sampah rumah tangga terdapat 10 pilihan jawaban,


yaitu; 1.) Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang, 2.) Dikumpulkan dan
dibuang ke TPS, 3.) Dibakar, 4.) Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah, 5.)
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah, 6.) Dibuang ke
sungai/laut/danau, 7.) Dibiarkan saja sampai membusuk, 8.) Dibuang ke lahan
kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk, 9.) Lainnya, sebutkan, 10.) Tidak tahu.
Jawaban 1 dan 2 mengindikasikan pengelolaan sampah yang cukup baik dan memiliki
risiko kesehatan yang rendah dibandingkan dengan jawaban 3 sampai 8. Pilihan jawaban
1 berkaitan dengan dengan aspek 7 sampai dengan 11, yaitu; frekuensi petugas
mengangkut sampah, ketepatan waktu pengangkutan sampah, pembiayaan layanan
pengangkutan sampah oleh tukang sampah, pihak penerima pembayaran layanan
sampah dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Frekuensi dan ketepatan waktu
pengangkutan sampah berkaitan dengan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh sampah
dan juga menyangkut ukuran kinerja lembaga pengelola layanan sampah. Pihak penerima
pembayaran layanan sampah perlu dikaji untuk mengetahui pengelolaan sampah telah
dikelola oleh pihak yang berwenang atau tidak. Sebab bila pihak penerima pembiayaan
pengangkutan sampah ini diterima oleh perseorangan belum tentu dikelola dengan

34
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

benar. Bisa jadi hanya dipindahkan ke tempat lain yang tidak mengurangi masalah
sampah tetapi tetap menimbulkan masalah di tempat pembuangannya.

Kemudian yang tak kalah penting untuk dikaji adalah tentang pemilahan/pemisahan
sampah di rumah sebelum dibuang. Dalam kuesionernya ada 2 pilhan jawaban, yaitu; 1.)
Ya dan 2.) Tidak. Jawaban 1 adalah indikasi yang baik, artinya kesadaran untuk mengelola
sampah rumah tangga dengan baik sudah tumbuh. Aspek pemilahan/pemisahan sampah
ini berkaitan dengan aspek lainnya yaitu; jenis sampah yang dipilah sebelum dibuang, dan
daur ulang sampah.

Enumerator dalam kegiatan pemutakhiran studi EHRA di wajibkan untuk mengamati


wadah penyimpanan sampah di rumah tangga secara mendetail data yang di peroleh dari
cara utama membuang sampah rumah tangga. Hasil kajian pemutakhiran studi EHRA
mengenai pengelolaan sampah di Kota Depok tampak dalam diagram atau tabel berikut ;

Tabel : Kondisi Sampah di Lingkungan Rumah


Jawaban Responden
Tabel 2.14Kondisi Sampah di Lingkungan Rumah
Ya % Tidak %
Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan 326 13.50 2088 86.50
Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah 214 8.91 2188 91.09
Banyak tikus berkeliaran 516 21.46 1889 78.54
Banyak nyamuk 727 29.66 1724 70.34
Banyak kucing dan anjing mendatangi tumpukan sampah 139 5.80 2258 94.20
Bau busuk yang menggangu 50 2.09 2344 97.91
Menyumbat saluran drainase 68 2.84 2329 97.16
Ada anak-anak yang bermain di sekitarnya 213 8.89 2184 91.11
Lainnya, sebutkan 658 27.11 1769 72.89

Tablel 1 di atas memperlihatkan kondisi sampah di lingkungan rumah yang dialami oleh
responden. Yang mengalami kondisi sampahnya banyak nyamuk sebesar 29,66%, banyak
tikus berkeliaran sebesar 21,46% dan banyak sampah berserakan atau bertumpuk di
sekitar lingkungan sebesar 13,50%.

35
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Diagram 6 : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


N = 2.504

Prosentase Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga
1,36 0,84 0,04 2,32
2,60 0,32

0,60 6,91

29,51

55,51

Dikumpulkan olehkolektorinformal yang mendaur ulang


Dikumpulkan dandibuangke TPS
Dibakar
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah
Dibuang ke dalam lubangtetapi tidakditutup dengan tanah
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau
Dibiarkan saja sampai membusuk
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutandan dibiarkan membusuk

Diagram 6 di atas memperlihatkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga di Kota


Depok masih belum begitu baik. Cara pengelolaan yang terbesar adalah dengan
dikumpulkan dan dibuang ke TPS yaitu 55,51%. Dan pengelolaan yang buruk yaitu dengan
cara dibakar sebesar 29,51%. Sementara itu cara pengelolaan yang cukup baik yaitu
dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang sebesar 6,91%. Hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa sampah masih merupakan potensi yang menimbulkan
risiko kesehatan yang tinggi di Kota Depok.

Bila kita lihat cara pengelolaan sampah pada setiap kecamatan diperlihatkan dalam tabel
pada halaman selanjutnya.

36
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel : Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Per Kecamatan

olehkolektorinformal yang

dan ditutup dengan tanah


Dibuang ke dalam lubang

lubangtetapi tidakditutup

kosong/kebun/hutandan
Dibiarkan saja sampai
sungai/kali/laut/danau

dibiarkan membusuk
dandibuangke TPS

Lain-lain, sebutkan
Dibuang ke dalam

Dibuang ke lahan
mendaur ulang

dengan tanah
Dikumpulkan

Dikumpulkan

Dibuang ke

membusuk

Tidak tahu
Dibakar
Total
BEJI 21 169 39 1 0 4 0 2 1 0 237
8.86 71.31 16.46 0.42 0.00 1.69 0.00 0.84 0.42 0.00
BOJONGSARI 39 99 127 2 3 0 0 8 2 0 280
13.93 35.36 45.36 0.71 1.07 0.00 0.00 2.86 0.71 0.00
CILODONG 5 101 72 1 0 0 0 11 10 0 200
2.50 50.50 36.00 0.50 0.00 0.00 0.00 5.50 5.00 0.00
CIMANGGIS 9 200 22 0 3 2 0 4 0 0 240
3.75 83.33 9.17 0.00 1.25 0.83 0.00 1.67 0.00 0.00
CINERE 21 82 9 0 2 0 0 5 37 0 156
13.46 52.56 5.77 0.00 1.28 0.00 0.00 3.21 23.72 0.00
CIPAYUNG 8 142 34 1 5 1 1 1 0 6 199
4.02 71.36 17.09 0.50 2.51 0.50 0.50 0.50 0.00 3.02
LIMO 10 93 48 1 0 0 0 8 0 0 160
6.25 58.13 30.00 0.63 0.00 0.00 0.00 5.00 0.00 0.00
PANC MAS 21 169 41 4 0 2 0 1 1 0 239
8.79 70.71 17.15 1.67 0.00 0.84 0.00 0.42 0.42 0.00
SAWANGAN 21 67 161 1 18 0 0 4 6 0 278
7.55 24.10 57.91 0.36 6.47 0.00 0.00 1.44 2.16 0.00
SUKMAJAYA 14 161 41 4 2 4 0 5 5 2 238
5.88 67.65 17.23 1.68 0.84 1.68 0.00 2.10 2.10 0.84
TAPOS 4 107 145 0 1 8 0 9 3 0 277
1.44 38.63 52.35 0.00 0.36 2.89 0.00 3.25 1.08 0.00
Total 173 1390 739 15 34 21 1 58 65 8 2504

Tabel 2.15 memperlihatkan kepada kita cara pengelolaan sampah ditingkat kecamatan-
kecamatan. Kecamatan yang mengelola sampah dengan cara dibakar yang tertinggi
adalah Kecamatan Sawangan sebesar 57,91%, Kecamatan Tapos sebesar 52,35%,
Kecamatan Bojongsari sebesar 45,36%, dan Kecamatan Cilodong sebesar 36,00%. Hal ini
barangkali ada kaitannya dengan tingkat kepadatan penduduk yang masih rendah
sehingga ada ruang untuk melakukan pembakaran sampah. Kemudian kecamatan yang
masyarakatnya membuang sampah ke sungai/kali/danau dengan prosentase cukup tinggi
yaitu Kecamatan Tapos sebesar 2,89%, Kecamatan Beji sebesar 1,69% dan Kecamatan
Sukmajaya sebesar 1,68%. Hal ini berkaitan dengan adanya aliran sungai yang melintasi

37
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

pemukiman di wilayah tersebut. Kemudian prosentase yang cukup tinggi pengelolaan


sampah dengan cara dibuang di lahan kosong yaitu di Kecamatan Cilodong sebesar 5,50%
dan Kecamatan Limo sebesar 5,00%. Demikianlah potret pengelolaan sampah rumah
tangga di Kota Depok berdasarkan pemutakhiran studi EHRA.

Diagram 7 : Pemilahan Sampah


N = 1.740

Prosentase Pemilahan Sampah Rumah


Tangga

32,53

Ya
Tidak
67,47

Diagram 7 memperlihatkan bahwa sebagian besar warga Kota Depok belum melakukan
pemilahan sampah organik dan non organik, plastik, kertas, logam dan lain-lain yaitu
sebesar 67,47%. Yang sampah hanya sebesar 32,53%. Kita akan melihat potret pemilahan
sampah ini pada setiap kecamatan sebagai berikut;

Tabel : Pemilahan Sampah di Rumah Tangga Sebelum Dibuang


Jawaban Responden
Kecamatan Total
Ya % Tidak %
BEJI 37 19.58 152 80.42 189
BOJONGSARI 72 48.65 76 51.35 148
CILODONG 33 28.95 81 71.05 114
CIMANGGIS 58 27.75 151 72.25 209
CINERE 44 30.77 99 69.23 143
CIPAYUNG 27 17.20 130 82.80 157
LIMO 29 28.16 74 71.84 103
PANCORAN MAS 50 26.18 141 73.82 191
SAWANGAN 40 43.01 53 56.99 93

38
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

SUKMAJAYA 64 35.36 117 64.64 181


TAPOS 112 52.83 100 47.17 212
Total 566 32.53 1174 67.47 1740

Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa prosentase terbesar kecamatan yang tidak


melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang adalah Kecamatan Cipayung
sebesar 82,80%, kemudian Kecamatan Beji sebesar 80,42%. Sementara itu prosentase
terbesar kecamatan yang selalu melakukan pemilahan sampah adalah Kecamatan Tapos
sebesar 52,83%, kemudian Kecamatan Bojongsari sebesar 48,65%.

Tabel : Jenis Sampah Yang Dipilah


Jenis Sampah Yang Dipilah Ya % Tidak % Total
Sampah organik/sampah basah 305 58.77 214 41.23 519
Plastik 452 80.71 108 19.29 560
Gelas atau kaca 346 62.79 205 37.21 551
Kertas 346 62.91 204 37.09 550
Besi/logam 280 50.09 279 49.91 559
Lainnya 42 8.28 465 91.72 507
Tidak tahu 6 1.19 498 98.81 504

Berdasarkan tabel 3 di atas, dari total responden yang menjawab pertanyaan terkait
pemilahan sampah sebesar 1.740 dengan total yang melakukan pemilahan 32,53% atau
566 responden, prosentase terbesar jenis sampah yang dipilah adalah jenis plastik
sebesar 80,71% dan jenis kertas sebesar 62,91%. Disusul kemudian jenis gelas/kaca sebesar
62,79%, dan sampah organik sebesar 58,77%.

39
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Diagram 8 : Frekuensi Petugas Mengangkut Sampah Dari Rumah


N = 1.713

Prosentase Frekuensi Petugas Mengangkut


Sampah
0,53 2,86 1,87
1,34
5,95 18,91 Tiap hari
8,23 Beberapa kali dalam seminggu
Sekali dalam seminggu
Beberapa kali dalam sebulan
Sekali dalam sebulan
Tidak pernah
60,30
Lainnya
Tidak Tahu

Terkait dengan penerima layanan pengangkutan sampah, diagram 8 menunjukkan


prosentase frekuensi pengangkutan sampah dari rumah. Yang menyatakan sampah
diangkut tiap hari sebesar 18,91%, diangkut beberapa kali dalam seminggu 60,30%, sekali
dalam seminggu 8,23%. Standar minimum dalam indikator global tentang layanan
angkutan sampah rumah tangga adalah seminggu sekali. Rumah tangga yang telah
menerima layanan pengangkutan sampah sebetulnya telah cukup mendapatkan
pelayanan yang memadai, karena frekuensi pengangkutan paling besar proporsinya
adalah menerima pengangkutan beberapa kali dalam seminggu. Sementara itu
responden yang menyatakan tidak tahu mengindikasikan belum mendapatkan layanan
pengangkutan sampah.

40
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Diagram 9 : Ketepatan Waktu Sampah Diangkut


N = 1.584

Prosentase Ketepatan Waktu Sampah


Diangkut

100,00 84,03

80,00
60,00
40,00 13,70
2,27
20,00
0,00
Tepat Waktu Sering Terlambat Tidak Tahu

Penilaian terhadap rumah tangga yang menerima pelayanan pengangkutan sampah


dalam satu bulan terakhir terlihat dalam diagram 9 di atas. Bahwa sebagian besar yaitu
84,03% menilai tidak tepat waktu, 13,70% menyatakan sering terlambat dan selebihnya
menyatakan tidak tahu.

Diagram 10 : Pembiayaan Layanan Sampah Kepada Tukang Sampah


N = 1.592

Prosentase Pembiayaan Layanan Sampah

Tidak 3,14

Ya 96,86

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Diagram 10 di atas menyatakan bahwa 96,86% layanan pengangkutan sampah oleh


tukang sampah dibayar. Sementara 3,14% menyatakan layanan pengangkutan sampah
tidak dibayar. Kepada siapakah biaya pengangkutan sampah ini dibayarkan? Jawabannya
akan terlihat dalam tabel 4 di bawah ini.

41
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel 4 : Pihak Penerima Layanan Pengangkutan Sampah

Tabel 2.18Kepada Siapa Membayar Layanan Sampah %


Pemungut uang sampah dari RT 908 58.66
Pemungut uang sampah dari desa/Kelurahan 26 1.68
Pemungut uang sampah dari perusahaan swasta/KSM 569 36.76
Tidak tahu 45 2.91
Total 1548 100.00

Tabel di atas memperlihatkan bahwa para pihak yang menerima pembayaran layanan
pengangkutan sampah adalah pihak Rukun Tetangga (RT) sebesar 58,66%, pihak
kelurahan sebesar 1,68%, dan pihak perusahaan sebesar 36,76%. Sedangkan yang
memberikan jawaban tidak tahu masih tanda tanya, apakah tidak tahu pihak mana yang
menerima pembayaran atau karena memang tidak ada layanan pengangkutan sampah.

2.3.3. Profil Air Limbah Domestik

Sistem pelayanan air limbah domestik di Kota Depok secara teknis dilayani oleh
sistem setempat (on site system).Adapun teknologi pengolahan yang ada adalah
tangki septik yang dilanjutkan dengan pengolahan lumpur tinja di IPLT.Di samping itu,
masih banyak masyarakat yang mempergunakan cubluk atau tangki septik yang
secara konstruksi tidak memenuhi persyaratan desain yang ditentukan.

DIAGRAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ON SITE SISTEM

Sumber User Interface Penampungan Pengangkutan Pengelolaan Pembuangan


Limbah Awal Akhir Terpusat Akhir

Black Septic Tank


Water Truk Tinja IPLT Kalimulya

Grey Drainase
Water
Sungai

Tabel Cakupan layanan air limbah domestik saat ini di Kota Depok
Nama Sanitasi tidak
No Sanitasi Layak
Kecamatan layak

42
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Sistem Onsite Sistem Offsite


BAB Skala
S* Sistem Berbasis
Kawasan
Komunal
/ terpusat
Cubluk Cubluk MCK MCK Tangki IPAL Sambung
***, aman/ /Jamb Komu Septik Komu an
jamban Jamban an nal** Komun nal Rumah yg
tidak keluarga Bersa ** al > 10 (KK) berfungsi
(KK)
aman* dgn tangki ma (KK) KK (KK)
* septik (KK) (KK)
(KK) aman
(KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1. Wilayah Perdesaan
Tidak ada
2. Wilayah Perkotaan
Kecamatan
495 29 43.522 0 0 0 0 0
Beji
Kecamatan
Pancoran
Mas 1,334 100 63,259 0 50 0 0 0
Kecamatan
Cipayung 1,642 125 36,920 0 279 0 0 0
Kecamatan
Sukmajaya 202 15 69,028 0 0 0 0 0
Kecamatan
Cilodong 895 40 120,500 0 0 0 0 0
Kecamatan
Limo 372 28 21,433 0 0 0 0 0
Kecamatan
Cinere 384 29 0 0 0 0 0 0
Kecamatan
Cimanggis 294 22 0 0 104 0 0 0
Kecamatan
Tapos 468 36 0 0 229 25 0 0
Kecamatan
Sawangan 2,704 207 0 0 0 0 0 0
Kecamatan
Bojongsari 3,328 254 0 0 0 0 0 0
TOTAL

43
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik

Satuan Jumlah/ Kondisi Keterangan


No Jenis Kapasi- Berfungsi Tdk
tas berfungsi
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite)
1 Berbasis komunal
- MCK Komunal unit 12 √
2. Truk Tinja unit 7 √
M3/hari √ Berfungsi
3 IPLT : kapasitas 70 untuk tempat
penampungan
SPAL Terpusat (Sistem Offsite)
1 Berbasis komunal
- Tangki septik unit 1 √ Mencakup
komunal >10KK 25 KK
- IPAL Komunal unit 6 √ 300 SR
2 IPAL - Belum ada
Kawasan/Terpusat
- kapasitas M3/hari
- sistem

Tabel Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Air Limbah


Tingkat
Tingkat Tahapan
Pemangku Kepentingan Fungsi Kepentingan
Pengaruh Proses
(Keuntungan)
Walikota Pembina, Pengawas,
dan Pengambil Tinggi Tinggi Perencanaan,
Kebijakan Penetapan
Kebijakan
DPRD Pengawas, dan dan Monev
Penetapan Kebijakan Tinggi Tinggi
Sub Bidang Pengendalian Pengatur pengelolaan
Pencemaran dan Penaatan kualitas air, Tinggi Tinggi Implementasi
Lingkungan pemantauan kualitas dan Monev
air dan pengendali
pencemaran air skala
PEMERINTAH KOTA DEPOK

Kota
Penerapan paksaan
pemerintahan atau Tinggi Tinggi Implementasi
uang paksa terhadap dan Monev
pelaksanaan
penanggulangan
pencemaran air skala
kota pada keadaan
darurat dan/atau
keadaan yang tidak
terduga lainnya
Pengawasan terhadap
penataan persyaratan Tinggi Tinggi Monev
yang tercantum dalam
izin pembuangan air
limbah ke air atau
sumber air
Sub Bidang Pemberdayaan Pemberi ijin dan Implementasi
BLH

Pengelolaan Lingkungan Hidup pengawas pengelolaan Tinggi Tinggi dan Monev

44
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

limbah B3
UPT Instalasi Pengolah Limbah Tinja Pembinaan, Tinggi Tinggi Implementasi
pengendalian dan Monev
pemantauan dan
pengawasan IPLT dan
petugas IPLT;
Pelaksanaan dan
pengendalian retribusi
pelayanan pengelolaan
DKP

limbah
Seksi Perumahan dan Permukiman Perumus bahan Tinggi Tinggi Implementasi
kebijakan dan strategi dan Monev
penanggulangan
permukiman kumuh di
wilayah kota dan
pengawasan dan
DIstarkim

pengendalian
permukiman kumuh di
kota
Seksi Pembangunan Sumber Daya Pelaksanaan Tinggi Sedang Monev
Air konservasi sumber
daya air pada wilayah
sungai dalam satu
Kota;
Seksi Bina Teknik dan Pengendalian Pelaksanaperumusan,
Sumber Daya Air pengkoordinasian dan Tinggi Sedang Monev
pelaksanaan
pembinaan,
pengawasan dan
pengendalian
penyelenggaraan dan
pengelolaan
pembangunan dan
BMSDA

pemeliharaan sumber
daya air
BAPPEDA Perumusan kebijakan Tinggi Tinggi Perencanaan
teknis, koordinasi, dan dan Monev
konsultasi, monev
pembangunan
perkotaan dan
infrastruktur kota
(urusan penataan
ruang, perumahan,
lingkungan hidup,
pekerjaan umum dan
perhubungan)
Pelaksanaan kerjasama Tinggi Tinggi Perencanaan,
pembangunan antar Implementasi,
daerah, dan antara dan Monev
daerah dan swasta,
dalam dan luar negeri
Pelaksanaan
bimbingan,
pengendalian
operasionalisasi dan
Seksi Promosi Kesehatan Tinggi Tinggi Implementasi
fasilitas
dan Monev
penyelenggaraan dan
peningkatan promosi
kesehatan skala kota;
Pelaksanaan
DINKES

penyehatan lingkungan Tinggi Tinggi Implementasi


Seksi Penyehatan Lingkungan meliputi penyehatan dan Monev

45
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

lingkungan
pemukiman,
penyehatan tempat-
tempat umum, tempat
pengelolaan makanan
dan industri serta
pengawasan kualitas
air
Koordinator monev
pelaksanaan program
Bagian Pembangunan pembangunan Rendah Tinggi Monev
SETDA

Bag. Humas dan Protokol Pelaksana Sosialisasi Rendah Tinggi Implementasi

Diseminasi informasi
nasional,
pengkoordinasian,
Implementasi
Seksi Diseminasi Informasi Publik pembinaan, Rendah Tinggi
dan Monev
pengawasan dan
pengendalian
diseminasi informasi
Koordinasi dan
fasilitasi
pemberdayaan
Diskominfo

Seksi Kemitraan komunikasi sosial serta Rendah Tinggi Implementasi


pengembangan
kemitraan media skala
kota
DPPKAD

Perencanaan
Bid. Anggaran Perencana Anggaran Sedang Tinggi
dan Monev

Satpol PP Penegak Aturan Rendah Implementasi


Tinggi dan Penegakan
Aturan

Kecamatan Pengawas dan Tinggi Tinggi Perencanaan


Pembina dan Monev
Perencanaan,
Pengawas dan
Kelurahan Tinggi Tinggi Implementasi
Pembina
dan Monev
Mitra Pemberdayaan
PKK Tinggi Sedang Implementasi
Masyarakat
Mitra Pemberdayaan
Sub Klinik Desa (SKD) Masyarakat dalam hal Tinggi Sedang
kesehatan
Mitra dalam
Kader Posyandu pelaksanaan layanan Tinggi Sedang
kesehatan di tingkat
MASYARAKAT

RT/RW
Mitra pemberdayaan
Kader Lingkungan masyarakat dalam hal Tinggi Sedang
pengelolaan
lingkungan
Penyedia Sarana
Masyarakat Umum Pengolahan air limbah Perencana
domestik setempat Tinggi Rendah dan
dan pengolah air Implementasi
limbah domestik

46
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Media Cetak & Elektronik Pelaksana sosialisasi Rendah Tinggi Implementasi

Penyedia Sarana
Pengolahan air limbah
Developer domestic setempat, Sedang Tinggi Implementasi
SWASTA

dan pengolah air


limbah domestik
Penyedia jasa
Perusahaan Swasta Penyedot Kakus Tinggi Rendah Implementasi
penyedotan kakus

Berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan air limbah domestik
ini, pada dasarnya terbagi ke dalam 3 (tiga) kelompok pemangku kepentingan yaitu :
• Kelompok Basis, yang terdiri dari Walikota, DPRD, Badan Lingkungan Hidup, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya Air, Bappeda, Dinas Kesehatan, dan perusahaan-perusahaan
swasta penyedia jasa penyedotan kakus.
• Kelompok Pendukung: Satpol PP, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan
Aset Daerah, Bagian Humas dan Protokol, Bagian Pembangunan.
• Kelompok Sasaran Pemberdayaan, terdiri dari Kader Lingkungan, Masyarakat,
developer, PKK, Kader Posyandu, SKD, Kelurahan, dan Kecamatan.

Dari seluruh pemangku kepentingan yang diidentifikasikan di atas, terdapat pemangku-


pemangku kepentingan yang memang sudah terlibat dalam upaya pengelolaan air
limbah domestik selama ini, namun juga terdapat pemangku kepentingan yang saat ini
belum terlibat.

2.3.4. Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja

Praktik BAB (buang air besar) di tempat yang tidak aman adalah salah satu faktor risiko
bagi turunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah (field), praktik
semacam itu dapat mencemari sumber air minum warga. Yang dimaksud dengan tempat
yang tidak aman bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka, seperti di
sungai/kali/got/kebun, tetapi juga penggunaan sarana jamban di rumah yang mungkin
dianggap nyaman, namun sarana penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai,
misalnya yang tidak kedap air dan berjarak terlalu dekat dengan sumber air minum.

Bagian ini memaparkan fasilitas sanitasi rumah tangga beserta beberapa perilaku yang
terkait dengannya. Fasilitas sanitasi difokuskan pada fasilitas buang air besar (BAB) yang
mencakup jenis jamban yang tersedia, penggunaan, pemeliharaan, dan kondisinya.
Untuk tempat pembuangan air kotor/limbah tinja manusia, pemutakhiran studi EHRA
menyediakan pilihan jawaban sebanyak 9, yaitu; jamban pribadi, MCK/WC umum, WC
helikopter di empang/kolam, sungai/pantai/laut, kebun/pekarangan rumah,
selokan/parit/got, lubang galian, lainnya dan tidak tahu. Sedangkan jenis jamban,
pemutakhiran studi EHRA membaginya ke dalam 5 (lima) kategori besar, yakni; kolset
jongkok leher angsa, kloset duduk leher angsa, plengsengan, cemplung dan tidak punya
kloset. Pilihan-pilihan pada dua kategori pertama kemudian dispesifikasikan lebih lanjut
dengan melihat tempat penyaluran tinja yang mencakup tangki septik, pipa sewer,
cubluk/lubang tanah, langsung ke saluran drainase, sungai/danau/pantai, kolam/sawah,
kebun/tanah lapang, tidak tahu dan lainnya.

47
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Karena informasi jenis jamban rumah tangga didapatkan melalui wawancara, maka
terbuka kemungkinan munculnya salah persepsi tentang jenis yang dimiliki, khususnya
bila dikaitkan dengan sarana penyimpanan/pengolahan. Warga seringkali mengklaim
bahwa yang dimiliki adalah tangki septik. Padahal, yang dimaksud adalah tangki yang
tidak kedap air atau cubluk, yang isinya dapat merembes ke tanah. Karenanya,
pemutakhiran studi EHRA juga mengajukan sejumlah pertanyaan konfirmasi yang dapat
dapat mengindikasikan status keamanan tangki septik yang dimiliki rumah tangga.
Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud antara lain; Apakah tangki septik itu pernah
dikosongkan?, Kapan tangki septik dikosongkan?, dan Sudah berapa lama tangki septik itu
dibangun? Lebih jauh tentang kondisi jamban, pemutakhiran studi EHRA melakukan
sejumlah pengamatan pada bangunan jamban/WC yang ada di rumah tangga. Ada
sejumlah aspek/fasilitas yang diamati oleh enumerator, misalnya; ketersediaan air, sabun,
alat pengguyur atau gayung, dan handuk. Enumerator pemutakhiran studi EHRA juga
mengamati aspek-aspek yang terkait dengan kebersihan jamban dengan melihat apakah
ada tinja menempel atau tidak? Selain itu, enumerator juga mengamati apakah ada lalat
beterbangan di jamban atau sekitarnya.

Terakhir, bab ini pun memaparkan informasi tentang kebiasaan membuang


tinja/pampers, air bekas cebokan, tisu bekas cebokan anak untuk anak usia 0-5 tahun. Hal
ini penting karena semua hal tersebut juga menyangkut limbah. Hasil studi EHRA tentang
pembuangan air kotor/limbah tinja manusia, dan lumpur tinja adalah sebagai berikut.

Diagram 11 : Tempat Buang Air Besar Orang Dewasa

Prosentase Tempat BAB Orang Dewasa


Tidak tahu 0,13
Lainnya 0,17
Ke lubang galian 0,04
Ke selokan/parit/got 0,04
Ke kebun/pekarangan rumah 0,08
Ke sungai/pantai/laut 0,21
Ke WC “helikopter” di empang/ kolam 1,04
MCK/WC Umum 1,17
Jamban pribadi 98,76

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Berdasarkan diagram 11 di atas, kita dapat mengetahui bahwa kepemilikan jamban


pribadi di Kota Depok sudah cukup baik, 98,76% telah membuang limbah tinja manusia di
jamban pribadi. Namun demikian masih juga terdapat warga Kota Depok yang
membuangnya pada WC helikopter di atas empang/kolam, ke sungai, ke kebun, ke
selokan/parit/got, juga ke lubang galian, meskipun prosentasenya cukup kecil. Ini artinya
bahwa Kota Depok belum terbebas dari kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS).

48
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Hal ini sejalan dengan hasil pendataan yang dilakukan oleh Seksi Penyehatan Lingkungan
Dinas Kesehatan mengenai warga yang buang air besar sembarangan.

Tabel Tempat Buang Air Besar Orang Dewasa Per Kecamatan

Ke kebun/pekarangan
Ke WC “helikopter” di

Ke sungai/pantai/laut

Ke selokan/parit/got

Ke lubang galian
MCK/WC Umum
Jamban pribadi

empang/ kolam

Tidak tahu
Lainnya
rumah
Kecamatan

BEJI 239 0 0 0 0 0 0 0 0
100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
BOJONGSARI 273 1 7 0 0 0 0 1 0
96.81 0.35 2.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.35 0.00
CILODONG 199 0 0 0 0 0 0 0 0
100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
CIMANGGIS 237 1 0 0 0 0 0 1 0
99.16 0.42 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.42 0.00
CINERE 157 3 0 1 1 1 0 0 0
96.32 1.84 0.00 0.61 0.61 0.61 0.00 0.00 0.00
CIPAYUNG 194 1 2 1 0 0 0 0 2
97.00 0.50 1.00 0.50 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00
LIMO 159 15 0 1 0 0 0 0 0
90.86 8.57 0.00 0.57 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
PAN MAS 237 0 0 1 0 0 0 0 0
99.58 0.00 0.00 0.42 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
SAWANGAN 269 2 11 0 0 0 0 1 0
95.05 0.71 3.89 0.00 0.00 0.00 0.00 0.35 0.00
SUKMAJAYA 238 2 5 1 1 0 1 1 1
95.20 0.80 2.00 0.40 0.40 0.00 0.40 0.40 0.40
TAPOS 277 3 0 0 0 0 0 0 0
98.93 1.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 2479 28 25 5 2 1 1 4 3

49
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

97.29 1.10 0.98 0.20 0.08 0.04 0.04 0.16 0.12

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Beji, Cilodong dan Tapos
telah bebas buang air besar sembarangan, sebab penggunaan jamban pribadi dan MCK
umum mencapai 100%.Sedangkan 8 kecamatan yang lainya masih belum bebas buang air
besar sembarangan. Kecamatan yang warganya tertinggi prosentasenya membuang
limbah tinja manusia di WC helikopter adalah Kecamatan Sawangan sebesar 3,89%.
Kemudian kecamatan yang prosentase warganya buang limbah tinja ke sungai adalah
Kecamatan Cinere sebesar 0,61%.
Dalam pemutakhiran studi EHRA juga menelaah tentang pengamatan atau pengalaman
responden terhadap orang di sekitarnya, diluar anggota keluarganya yang masih buang
air besar di tempat terbuka.Hasil studinya seperti tampak dalam tabel di bawah ini.

Tabel : Orang di Luar Anggota Keluarga Yang Buang Air Besar di Ruang Terbuka
Jawaban Responden
Ya % Tidak %
Anak laki-laki umur 5 – 12 tahun 14 0.58 2393 99.42
Anak perempuan umur 5 – 12 tahun 8 0.33 2384 99.67
Remaja laki-laki 7 0.29 2385 99.71
Remaja perempuan 7 0.29 2385 99.71
Laki-laki dewasa 16 0.67 2376 99.33
Perempuan dewasa 15 0.63 2377 99.37
Laki-laki tua 10 0.42 2382 99.58
Perempuan tua 12 0.50 2380 99.50
Masih ada tapi tidak tahu/jelas siapa 18 0.75 2374 99.25
Lainnya 13 0.54 2378 99.46
Tidak ada 1675 67.16 819 32.84

Menurut tabel di atas, masih ditemukan orang di luar anggota keluarganya yang memiliki
kebiasaan buang air besar sembarangan di ruang terbuka. Walaupun prosentasenya
cukup kecil dikisaran 0,29 – 0,75%. Dalam tabel di atas responden juga menjawab ada
sekitar 0,75% yang BAB sembarangan tapi dengan kriteria umur yang tidak jelas.
Kemudian juga ada prosentase yang cukup tinggi yaitu 0,54% dengan menjawab lainnya
yang berarti diluar kriteria umur yang disediakan dalam kuesioner. Kemudian tentang
jenis kloset yang dipakai warga Kota Depok, studi EHRA mendapatkan data sebagai
berikut.

50
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Diagram 12 : Jenis Kloset Yang Dipakai


N = 2.486
Jenis Kloset Yang Dipakai

82,62

Kloset jongkok leher angsa


Kloset duduk leher angsa
Plengsengan
Cemplung
16,73
Tidak punya kloset

0,24 0,08 0,32

Diagram 12 di atas menjelaskan kepada kita bahwa sebagian besar warga Kota Depok
menggunakan jenis kloset jongkok leher angsa yang mencapai 82,62%. Namun demikian
ada juga yang menggunakan kloset duduk leher angsa sebesar 16,73%. Sedangkan jenis
kloset plengsengan dan cemplung masing-masing sebesar 0,32% dan 0,08%. Warga yang
membuang limbah tinja dengan menggunakan kloset belum tentu buangan akhirnya
adalah tangki septik yang aman. Pemutakhiran studi EHRA juga melakukan kajian
mengenai buangan akhir tinja warga. Hasilnya sebagaimana digambarkan dalam diagram
berikut.

Diagram 13 : Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja


N = 2.455

Prosentase Tempat Penyaluran Buangan


Akhir Tinja
Tidak tahu 0,69
Kebun/tanah lapang 0,04
Kolam/sawah 2,16
Sungai /danau/pantai/laut 2,36
Langsung ke saluran drainase 0,73
Cubluk/Lubang tanah 0,61
Pipa sewer (sambungan rumah air limbah) 0,69
Tangki septik 92,71

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Diagram 13 di atas menunjukkan kepada kita bahwa tidak semua tinja dari kloset
disalurkan ke tangki septik, hanya sebesar 92,71% yang menyalurkannya ke tangki septik.

51
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Selebihnya ada yang menyalurkan ke sungai/danau sebesar 2,36%, ke kolam/sawah


sebesar 2,16%, langsung ke drainase 0,73%, ke pipa sewer sebesar 0,69% dan ke
cubluk/lubang tanah sebesar 0,61%. Sekarang mari kita lihat tempat penyaluran buangan
akhir tinja ini per kecamatan, untuk mengetahui kecamatan mana yang penyaluran
buangan akhir tinjanya kurang baik.

Tabel : Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Per Kecamatan

Cubluk/Lubang Tanah

Langsung ke Drainase

Kebun/tanah lapang
Kecamatan Total

Sungai/danau

Kolam/sawah
Tangki Septik

Pipa Sewer

Tidak tahu
BEJI 236 1 0 1 1 0 0 0 239
98.74 0.42 0.00 0.42 0.42 0.00 0.00 0.00
BOJONGSARI 223 2 5 0 3 19 0 3 255
87.45 0.78 1.96 0.00 1.18 7.45 0.00 1.18
CILODONG 188 1 2 0 1 2 0 6 200
94.00 0.50 1.00 0.00 0.50 1.00 0.00 3.00
CIMANGGIS 234 1 0 2 0 1 0 0 238
98.32 0.42 0.00 0.84 0.00 0.42 0.00 0.00
CINERE 151 1 0 0 1 0 0 3 156
96.79 0.64 0.00 0.00 0.64 0.00 0.00 1.92
CIPAYUNG 174 2 1 3 10 2 0 3 195
89.23 1.03 0.51 1.54 5.13 1.03 0.00 1.54
LIMO 148 1 0 0 3 5 0 1 158
93.67 0.63 0.00 0.00 1.90 3.16 0.00 0.63
PAN MAS 228 0 0 0 4 3 0 1 236
96.61 0.00 0.00 0.00 1.69 1.27 0.00 0.42
SAWANGAN 223 5 5 9 5 21 0 0 268
83.21 1.87 1.87 3.36 1.87 7.84 0.00 0.00
SUKMAJAYA 206 3 0 2 21 0 0 0 232
88.79 1.29 0.00 0.86 9.05 0.00 0.00 0.00
TAPOS 265 0 2 1 9 0 1 0 278
95.32 0.00 0.72 0.36 3.24 0.00 0.36 0.00
Total 2276 17 15 18 58 53 1 17 2455
92.71 0.69 0.61 0.73 2.36 2.16 0.04 0.69

Berdasarkan tabel 7 di atas kita ketahui bahwa Kecamatan Sawangan adalah kecamatan
yang memiliki prosentase buangan akhir tinja ke tangki septik yang terkecil dibanding

52
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

kecamatan-kecamatan lannya yaitu sebesar 83,21%, kemudian Kecamatan Bojongsari


sebesar 87,45% dan Kecamatan Sukmajaya sebesar 88,79%. Tiga kecamatan ini juga
penyumbang terbesar prosentase pembuangan akhir tinja ke kolam/sawah yaitu
Kecamatan Sawangan 7,84%, Kecamatan Bojongsari 7,45% dan Kecamatan Limo sebesar
3,16%.

Mengenai tangki septik tempat pembuangan akhir tinja yang aman, pemutakhiran studi
EHRA juga memperdalam dengan mengkajinya dari sisi lama pembuatannya. Hal ini
terkait dengan kajian berikutnya tentang pengosongan tangki septik. Sebab makin lama
tangki septik dibangun bila tidak ada pengosongan itu penanda bahwa yang sebenarnya
tangki tersebut tidak septik. Berarti juga berpotensi mencemari air tanah. Hasil kajian
pemutakhiran studi EHRA terkait lama tangki septik dibangun disajikan dalam diagram
berikut.

Diagram 14 : Lama Tangki Septik Dibuat


N = 2.288

Prosentase Lama Tangki Septik Dibuat

3,80 0-12 bulan yang lalu

6,12
18,31 1- tahun yang lalu

Lebih dari 5-10 tahun yang


47,38 lalu
24,39
Lebih dari 10 tahun yang lalu

Tidak tahu

Diagram 14 menunjukkan bahwa prosentase terbesar tangki septik warga Kota Depok
sudah dibangun lebih dari 10 tahun yang lalu saat pemutakhiran studi EHRA dilaksanakan
mencapai 47,38%. Kemudian 24,39% menyatakan dibangun lebih dari 5-10 tahun yang lalu.

53
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel : Lama Tangki Septik Dibuat Per Kecamatan

Lebih dari 5-10 tahun yang lalu

Lebih dari 10 tahun yang lalu


Tabel 2.25

0-12 bulan yang lalu


Total

1- tahun yang lalu


Kecamatan

Tidak tahu
BEJI 12 46 70 101 7 236
5.08 19.49 29.66 42.80 2.97
BOJONGSARI 8 59 56 94 7 224
3.57 26.34 25.00 41.96 3.13
CILODONG 4 34 45 99 7 189
2.12 17.99 23.81 52.38 3.70
CIMANGGIS 5 31 34 149 15 234
2.14 13.25 14.53 63.68 6.41
CINERE 7 12 36 93 5 153
4.58 7.84 23.53 60.78 3.27
CIPAYUNG 7 55 43 61 10 176
3.98 31.25 24.43 34.66 5.68
LIMO 3 31 49 61 4 148
2.03 20.95 33.11 41.22 2.70
PANCORAN MAS 7 25 47 135 13 227
3.08 11.01 20.70 59.47 5.73
SAWANGAN 11 46 69 81 13 220
5.00 20.91 31.36 36.82 5.91
SUKMAJAYA 13 32 44 97 27 213
6.10 15.02 20.66 45.54 12.68
TAPOS 10 48 65 113 32 268
3.73 17.91 24.25 42.16 11.94
Total 87 419 558 1084 140 2288
3.80 18.31 24.39 47.38 6.12

Berdasarkan tabel 8 di atas kita ketahui bahwa kecamatan yang tangki septiknya telah
dibangun lebih dari 10 tahun yang terbesar adalah Kecamatan Cimanggis 63,68% dan
Kecamatan Cinere 60,78%.

54
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Diagram 15 : Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan


N = 2.283

Waktu Terakhir Tangki Septik


Dikosongkan
80,00 73,19

60,00

40,00

20,00 9,99 6,35


4,77 3,72 1,97
0,00
0 – 12 1–5 Lebih dari Lebih dari Tidak Tidak tahu
bulan yang tahun 5 – 10 10 tahun pernah
lalu yang lalu tahun yang lalu
yang lalu

Data diagram 15 menjelaskan kepada kita bahwa tangki septik di Kota Depok belum
aman, masih berpotensi mencemari air tanah, karena prosentase terbesar yaitu 73,19%
menyatakan tidak pernah mengosongkan tangki septiknya. Bila hal ini ditambah dengan
prosentase yang menyatakan tidak tahu, tentu lebih besar lagi. Sedangkan yang
mengosongkan tangki septiknya dari 0 tahun – lebih 10 tahun yang lalu prosentasenya
hanya mencapai 20,45%.

Tabel : Waktu Terakhir Tangki Septik Dikosongkan Per Kecamatan


Lebih dari 5-10 tahun yang lalu

Lebih dari 10 tahun yang lalu


0-12 bulan yang lalu

Kecamatan Total
1- tahun yang lalu

Tidak pernah

Tidak tahu

BEJI 17 25 9 7 166 12 236


7.20 10.59 3.81 2.97 70.34 5.08
BOJONGSARI 6 16 8 4 180 11 225
2.67 7.11 3.56 1.78 80.00 4.89
CILODONG 8 14 2 1 159 5 189
4.23 7.41 1.06 0.53 84.13 2.65
CIMANGGIS 18 41 13 7 142 13 234
7.69 17.52 5.56 2.99 60.68 5.56

55
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

CINERE 8 26 5 6 101 7 153


5.23 16.99 3.27 3.92 66.01 4.58
CIPAYUNG 7 8 4 1 141 15 176
3.98 4.55 2.27 0.57 80.11 8.52
LIMO 4 13 2 1 125 3 148
2.70 8.78 1.35 0.68 84.46 2.03
PANCORAN
MAS 7 38 7 9 137 29 227
3.08 16.74 3.08 3.96 60.35 12.78
SAWANGAN 8 7 3 1 195 7 221
3.62 3.17 1.36 0.45 88.24 3.17
SUKMAJAYA 15 33 26 5 113 17 209
7.18 15.79 12.44 2.39 54.07 8.13
TAPOS 11 7 6 3 212 26 265
4.15 2.64 2.26 1.13 80.00 9.81
Total 109 228 85 45 1671 145 2283
4.77 9.99 3.72 1.97 73.19 6.35

Berdasarkan tabel 9 tersebut di atas, kecamatan yang prosentase tertinggi tidak pernah
mengosongkan tangki septiknya adalah Kecamatan Sawangan sebesar 88,24% disusul
Kecamatan Limo 84,46% dan Cilodong 84,13%.

Diagram 16 : Pihak Yang Mengosongkan Tangki Septik

Pihak Yang Mengosongkan Tangki Septik

80,00
70,00
60,00
50,00
40,00 70,77
30,00
20,00
2,24 2,24 0,32 24,44
10,00
0,00
Layanan Membayar Dikosongkan Bersih Karena Tidak Tahu
Sedot Tinja Tukang Sendiri Banjir

Berdasarkan diagram 16 di atas, hanya 70,77% yang dilayani oleh layanan sedot tinja.
Sedangkan 24,44% tidak tahu, 2,24% dengan cara membayar tukang dan dikosongkan
sendiri. Pengosongan isi tangki septik dengan membayar tukang masih berpotensi
mencemari lingkungan, karena kita belum tahu dibuang ke mana lumpur tinjanya. Data
berikut akan menjelaskan dugaan potensi pencemaran lingkungan dari pengosongan
tangki septik ini.

56
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Diagram 17 : Tempat Lumpur Tinja Dibuang

Kemana Lumpur Tinja Dibuang


4,29 1,27
0,322,06

Ke Sungai besar/sungai kecil


Dikubur Di halaman
Dikubur Di Tanah Oran Lain
Lainnya
92,06
Tidak Tahu

Berdasarkan diagram 17 di atas, diketahui bahwa masih ada yang membuang lumpur tinja
ke sungai, kemudian juga dikubur di halaman atau tanah orang. Mungkin ini adalah yang
dilakukan oleh pihak selain yang dilakukan oleh pihak layanan sedot tinja. Namun
sebagian terbesar 92,06% menyatakan tidak tahu kemana Lumpur tinja ini dibuang.

Selain kebiasaan buang air besar orang biasa, pemutakhiran studi EHRA juga menyoroti
kebiasaan buang air besar bagi anak-anak khususnya anak umur 0-5 tahun. Karena umumnya
masyarakat masih menganggap bagi anak-anak buang air besar di lantai di halaman masih
menjadi hal yang lumrah. Pemutakhiran studi EHRA ingin mengetahui bagaimana perlakuan
tinja anak-anak ini baik yang memakai pampers atau tidak. Berikut ini hasilnya.

Diagram 18 : Kebiasaan Anak Umur 0-5 th BAB di Lantai, Kebun, Jalan, Selokan, Got atau Sungai
N = 1.393

Apakah Mereka Masih Terbiasa Buang


Air di Lantai, Kebun, Selokan atau Sungai
64,39
70,00
60,00
50,00
40,00 29,72
30,00
20,00
3,02 2,87
10,00
0,00
Ya, Sering Ya, Kadang- Tidak, Tidak Tidak Tahu
kadang Biasa

Diagram 18 di atas menunjukkan kebiasaan anak-anak umur 0-5 tahun buang air besar,
64,39% menyatakan tidak biasa buang air besar di lantai, kebun, jalan, selokan atau sungai

57
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

bagi anak-anaknya. Namun yang menjawab tidak tahu masih cukup besar. Jawaban ini
masih merupakan tanda tanya. Namun yang menjawab kadang-kadang 2,87% dan yang
sering 3,02%.
Diagram 26 : Jarak Sumber Air Dengan Tempat Pembuangan Tinja
N = 2.469

Jarak Sumber Air Dengan Tempat


Pembuangan Tinja
5,22

37,91
< 10 m
≥ 10 m
56,87
Tidak tahu

Bagi warga yang menggunakan sumber air jenis sumur gali/pompa tangan/pompa mesin,
jarak dengan sumber pencemar seperti tempat penampungan/pembuangan tinja sangat
penting diperhatikan. Karena jarak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar diduga
rawan tercemar. Hasil pemutakhiran studi EHRA sesuai yang ditampilkan dalam diagram
26 di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya atau 56,87% berjarak lebih dari 10
meter dan sebesar 37,91% berjarak kurang dari 10 meter. Hal ini berarti dari segi jarak
dengan sumber pencemar relatif aman.

SUBBBAB LIMBAH SELAIN TINJA

Diagram 19 : Keberadaan Sarana Pengolahan Air Limbah Selain Tinja Di Rumah


N = 2.467

Kepemilikan Sarana Pembuangan Air


Limbah Selain Tinja (SPAL)

92,30
100,00
80,00
60,00

Diagram 19 di 40,00
atas menjelaskan bahwa sebagian besar yaitu 7,7092,30% warga Kota Depok
memiliki sarana pengolahan air limbah selain tinja di rumah. Sementara itu yang tidak
20,00
0,00
Ya Tidak

58
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

memiliki sarana sebesar 7,70%. Hal ini mengindikasikan limbah cair rumah tangga masih
berpotensi menimbulkan risiko kesehatan lingkungan.

Pemutakhiran studi EHRA juga memperhatikan kemana air limbah rumah tangga yang
berasal dari dapur, kamar mandi, tempat mencuci pakaian, dan wastafel dibuang. Berikut
hasil pemuatakhiran studi EHRA tentang hal tersebut di atas.

Tabel : Asal Limbah Cair Rumah Tangga Dan Saluran Pembuangannya


Tempat cuci
Dapur Kamar Mandi pakaian Wastafel
n % n % n % n %
Ke sungai, kanal, empang/kolam,
selokan 662 29.54 657 29.30 662 29.54 493 22.31
Ke jalan, halaman, kebun 25 1.13 21 0.95 27 1.22 13 0.59
Saluran terbuka 945 42.15 931 41.53 932 41.59 739 33.45
Saluran tertutup 623 27.64 640 28.37 618 27.39 517 23.31
Lubang galian 113 5.06 114 5.11 112 5.02 86 3.91
Pipa saluran pembuangan kotoran 87 3.92 91 4.10 81 3.65 74 3.37
Pipa IPAL Sanimas 11 0.50 10 0.45 10 0.45 10 0.46
Tidak tahu 3 0.14 4 0.18 3 0.14 4 0.18

Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar limbah rumah tangga yang berasal dari
dapur, kamar mandi, tempat cuci pakaian dan wastafel dialirkan ke sungai dan saluran
terbuka. Sedangkan yang menyalurkannya ke saluran tertutup, lubang galian, pipa
saluran pembuangan dan pipa IPAL sanimas prosentasenya lebih keil dibanding yang
disaluran ke sungai dan saluran terbuka. Hal ini mengidikasikan bahwa pembuangan
limbah rumah tangga masih berpotensi mencemari lingkungan dan menimbulkan risiko
kesehatan lingkungan.

2.3.5. Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

Drainase lingkungan merupakan sarana yang penting dalam sanitasi. Selain itu drainase
berfungsi juga mengalirkan limbah cair dari rumah rangga seperti dapur, kamar mandi,
tempat cucian dan juga wastafel. Drainase yang buruk akan menimbulkan banjir pada
waktu hujan, selain itu juga akan membuat genangan air dari limbah cair rumah tangga.
Bila kondisinya demikian akan menjadi tempat perindukan nyamuk yang bisa menularkan
berbagai penyakit seperti demam berdarah, chikungunya, dan juga filariasis. Oleh karena
itu studi EHRA juga membidik drainase sebagai obyek kajiannya.

Diagram-diagram selanjutnya membahas lebih detail tentang kepemilikan sarana


pengolahan air limbah selain tinja, tempat pembuangan limbah cair rumah tangga,
pengalaman banjir yang rumah tangga di Kota Depok, termasuk waktu terakhir banjir,
kerutinan, frekuensi dalam setahun, lama air mengering, dan tinggi air di rumah maupun
di pekarangan rumah.

59
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Keberadaan sarana drainase di sekitar rumah berkaitan dengan kejadian banjir di rumah
atau sekitar rumah. Untuk itu pemutakhiran studi EHRA juga menanyakan kepada
responden tentang kejadian banjir yang dialami di rumah yang ditempatinya atau sekitar
rumah. Berikut hasil studi selengkapnya.

Diagram 20 : Kejadian Banjir DI Rumah Dan Lingkungan


N = 2.507

Kejadian Banjir Di Rumah Dan


Lingkungan

100,00
80,00
60,00
91,54
40,00
3,71 3,87 0,64 0,24
20,00
0,00
Tidak pernah Sekali dalam Beberapa Sekali atau Tidak tahu
setahun kali dalam beberapa
setahun kali dalam
sebulan

Berdasarkan diagram 20 di atas sebagian besar yaitu 91,54% responden menyatakan tidak
pernah mengalami kejadian banjir di rumah yang ditempatinya atau di sekitar rumahnya.
Hanya total 8,46% yang menyatakan pernah mengalami dengan perincian 3,71%
mengalami banjir sekali dalam satu tahun, 3,87% beberapa kali dalam setahun dan 0,64%
menyatakan sekali atau beberapa kali dalam sebulan. Hal ini menunjukkan bahwa
kejadian banjir belum menjadi masalah di Kota Depok terutama di pemukiman penduduk.
Kemudian penting juga digali lebih lanjut tentang kejadian banjir ini terkait dengan
frekuensi, lama air surut, berapa kedalaman air yang masuk rumah, apakah jamban/WC
dan kamar mandi ikut terendam dan sebagainya. Hal ini penting menyangkut dampak
banjir terhadap kesehatan penghuni rumah. Berikut hasil studinya terkait bahasan di atas.

Diagram 21 : Apakah Banjir Terjadi Secara Rutin?


N = 250

Apakah Banjir Biasa Terjadi Secara Rutin


?

40,40

Ya
59,60
Tidak

60
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Berdasarkan diagram 21 di atas mereka yang mengalami kejadian banjir menyatakan


bahwa 40,40% banjir terjadi secara rutin, sedangkan 59,60% menyatakan banjir tidak
terjadi secara rutin.

dIagram 22 : Berapa Lama Banjir Mengering


N = 117

Berapa Lama Banjir Akan Mengering?

40,00
35,04
35,00 30,77
30,00
25,00
17,95
20,00
15,00 10,26
10,00 4,27
1,71
5,00
0,00
Kurang dari Antara 1 – Setengah Satu hari Lebih dari 1 Tidak tahu
1 jam 3 jam hari hari

Diagram 22 menunjukkan bahwa sebagian besar air dari banjir akan mengering antara 1
jam sampai 3 jam, dengan perincian yang menyatakan kurang dari 1 jam sebesar 30,77%
dan yang menyatakan antara 1-3 jam sebesar 35,04%. Sementara yang menyatakan
sampai setengah hari 4,27%, satu hari 10,26%, dan lebih dari satu hari sebesar 1,71%.

Diagram 23 : Ketinggian Air Yang Masuk Ke Dalam Rumah


N = 117

Ketinggian Air Yang Masuk Kedalam


58,12
Rumah
60,00
50,00
40,00 17,95
30,00 11,11
20,00 6,84 5,98
0,00 0,00
10,00
0,00

Diagram 23 menunjukkan ketinggian air yang masuk ke dalam rumah menurut


responden. 58,12% menyatakan setumit orang dewasa, 11,11% menyatakan setengah lutut

61
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

orang dewasa, 6,84% menyatakan selutut orang dewasa, 5,98% menyatakan sepinggang
orang dewasa, sisanya 17,95% menyatakan tidak tahu.

a. Drainase
Wilayah Kota Depok yang rawan banjir berdasarkan hasil kajian di BMSDA Tahun
2013 sebagai berikut :
Tabel 2.28

Wilayah Genangan
Keting- Infrastuktur
Luas Lama
No Lokasi Genangan gian Freku
Penyebab
Jam/h -ensi
Ha M Jenis Keterangan
ari
Saluran PSD
Sukatani ( RT 01 -
tersumbat Perbaikan
1 04 RW 20 Kec. 2 0.8 2 1 Drasinase
sambah dan saluran
Tapos
sedimentasi
Turap,
Sukatani ( Komp.
Drainase, Posisi
Marinir dan Luapan kali
2 3 1 2 2 Biopori, Perumahan
Arcagriya) Kec. Sunter
dan Pintu rendah
Tapos
Air
Drainase,
Sukatani ( RT 03
Selokan Biopori,
3 RW 01) Kec. 0.5 0.5 0.5 4
Sempit dan sumur
Tapos
resapan
Kali
menyempitan
Sukatani ( RT 04, kali Cipinang
Penataan
4 08, dan 12 RW 2 1 1 2 dan
kali
22) Kec. Tapos pendangkalan
karena
sampah
Strruktur kali Penataan
Mekarsari (
yang sempadan
Perum Limbah
5 5 0.6 4 2 berkelok- kali, Biopri,
Nirmala RW 14)
kelok dan dan sumur
Kec. Cimanggis
sempit resapan
perbaikan
Mekarsari ( Posisi sistem
Perum Wisma Perumahan saluran,
6 Harapan Indah I 1 1 3 3 lebih rendah normalisas
RW 19) Kec. dari kali i kali, dan
Cimanggis Cipinang sumur
resapan
Salurannya
Mekarsari Jln Pembuatan
kecil terajdi
7 Garuda RW 14 1.5 1 3 4 Saluran saluran di
penyumbatan
Kec. Cimanggis bawah jalan
oleh sampah

62
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Penataan
Penyempitan
saluran
Mekarsari Lap salura
Drainase,
8 Futsal RW 14 Kec. 0.4 1 2 4 Drainase
Biopori,
Cimanggis karena
dan Sumur
Sampah
resapan
Strktur
Mekarsari Perum Drainasse,
Drainase,
Mekarsari Permai Penurapan
Pendangkalan
9 ( RW 12, 16, dan 2 0.5 4 4 , Biopori,
dan
RW 17) Kec. dan sumur
penyempitan
Cimanggis resapan
Kali Cicadas
Penataan
kalilaya
Posisi dan
Tugu ( Perumahan kalijantung
Perumahan Bukit lebih rendah ,
10 3 0.7 1 4
Cengkeh) Kec. dari kali laya penurapan
Cimanggis dansedimenta ,
si Kalijantung normalisas
i, sumur
resapan
Normalisas
i kali
Tugu ( Kampung
Jantung,
Sawah Kelapa Penyempitan
11 0.3 0.5 4 3 dan
Dua RW 02) Kec. kali Jantung
menurunk
Cimanggis
an pondasi
jembatan
Tidak
tertatanya Penataan
saluran saluran
Tugu(Perumahan
Drainase, Drainase,
12 Griya Tugu Asri) 0.25 0.6 2 4
Sedimentasi, Biopori,
Kec. Cimanggis
Pemanfaatan dan Sumur
Sempadan resapan
saluran
Pelebaran
Sukamajubaru
Kali
(Perumahan
Jantung,
Taman manggis
Penyempitan Penurapan
Permai, RW 19,
dan ,
13 wiPerumahan pdk 6 1 3 2
sedimentasi Pembuata
Tirta Mandala,
kali Jantung n pintu air,
dan Villa Pertiwi,
Biopori,
RW 15, 18, dan
dan Sumur
25) Kec. Cilodong
resapan
Luapan kali Pembuata
Cilodong ( Jln.
Centeng, dan n saluran
14 Tole Iskandar ) 4 1 6 4
Penyempitan Drainase,
Kec. Cilodong
Saluran dan

63
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Penataan
Kalicenten
g dan
kaliJantung
Normalisas
i Kali
Abadijaya Sugutamu,
Lokasi
(Perumahan Biopori,
perumahan
Cipayung RW 27 Sumur
15 0.08 1 2 1 lebih rendah
dan Pemukiman resapan,
dari kali
RW 28) Kec. dan
Sugutamu
Sukmajaya membuat
sodetan
Drainase
Tumpukan Penataan
Abadijaya
sampah dan Saluran
(Kampung
16 3 0.5 2 4 sedimentasi di Drainase,
Cipayung RW 29)
bawah Pembersih
Kec. Sukmajaya
jembatan an sampah
Luapan Kali
Krukut (Kp.
Krukut dan Normalisas Pelebaran
Uthan,Rw
17 2 0.5 2 letak Kp. i Kali dimensi dan
01,01,03,05,06,
Uthan di Krukut Penurapan
07) Kec. Cinere
cekungan
Sistem
Cinere (Jl Palakali, drainase Jl Pelebaran
Normalisas
18 Jl ManggisRw 13) 1.5 0.5 4 Palakali dan Jl saluran di titik
i saluran
Kec. Cinere Manggis yg penyempitan
belum optimal
Sal yg
mengalami
penyempitan
Pelebaran
Cinere (Rt 03,08) dan Normalisas
19 1.5 0.5 2 saluran di titik
Kec. Cinere penyumbatan i saluran
penyempitan
oleh sampah
dan adanya
turap yg rusak
Sal yg
Rt 03-02/04 (Jl mengalami
Muhajirin- Jl penyempitan Normalisas Peninggian
20 4 1 6
Pramuka) Kec. dan i saluran turap
Cinere penyumbatan
oleh sampah
Sal yg
mengalami
Jl. Terusan
penyempitan Normalisas Pelebaran
21 Tanjung (Rt02/05) 3 1 0.5
dan i saluran saluran
Kec.Cinere
penyumbatan
oleh sampah

64
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Luapan sal
tersier
pesanggrahan
Cinere (RW07) akibat Normalisas
22 1.6 1 0.5
Kec.Cinere penyempitan i saluran
dan
pendangkalan
saluran
Tersumbatnya
sal drainase
oleh sampah
Limo (Rt 02,03,04 Penataan
dan Normalisas
Perumahan Bukit saluran
23 7.5 3 24 masyarakat i Kali
Griya Cinere) drainase
membuang Grogol
Kec.Limo setempat
sampah di
daerah
cekungan
Penyempitan
saluran
Perumahan Griya Pelebaran
karena Normalisas
24 cinere (Rt 01-02 3 1.5 4 saluran di titik
penyumbatan i saluran
RW 10) Kec.Limo penyempitan
saluran oleh
sampah
Pondok Petir Turap rusak
Perum Renijaya, dan
Perum Pamulang penyempitan
Melakukan Normalisasi kali
25 Elok (Rt 04-Rt 07 2 0.5 4 saluran dan
penurapan dan saluran
Rw 08) letak geografis
Pemukiman Rw di daerah
04 Kec.Bojongsari cekungan
Elevasi muka
Pondok Petir
tanah lebih
Perum Villa
rendah dari Melakukan Normalisasi kali
26 Pamulang 6 0.5 3
elevasi muka penurapan dan saluran
Rt04,07,08 dan
banjir kali
12 Kec.Bojongsari
angke
Penataan Kali
Krukut
Meluapnya (Normalisasi
RT. 01-04 RW. 15 kali krukut dan
Kel. Mampang akibat belum Penurapan)
2-3 1,5 1-2
27 Kec. Pancoran terpasangnya dan
Mas turap Pembuatan
didaerah Sumur
tersebut Imbuhan dan
Sumur Resapan
di daerah hulu

65
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Mengoptimalk
Meluapnya air an dimensi
dari Saluran Saluran
Sekunder Sekunder
Cabang Timur Cabang Timur
karena melalui
penyempitan normalisasi
Jl. Margonda dan dan penataan
200
Raya (sekitar pendangkalan sempadan
mx
Detos – MCS – dan kurang saluran dan
28 32 m 0,3-05 2
SPBU) Kel. Pondik besarnya memperbesar
(0,64
Cina Kec. Beji dimensi serta dimensi
Ha)
kemiringan saluran
saluran drainase di Jl.
drainase jalan Margonda
menuju ke Raya dan Jl.
Sungai Juanda menuju
Ciliwung. ke Sungai
Ciliwung.

Penataan
kembali
saluran
drainase yang
Air hujan yang ada di sekitar
Jl. Pitara Raya RW
jatuh di Jl. wilayah
15 Kelurahan
Pitara Raya tersebut baik
Pancoran Mas
600- terjebak di dimensinya,
(sekitar Kantor
29 700 0,5 1-2 jalan tersebut normalisasinya,
Kelurahan
m2 karena sistem kemiringannya,
Pancoran Mas)
drainase yang dan
Kec. Pancoran
tidak optimal. konsistensinya
Mas
menuju saluran
drainase lebih
besar yaitu Kali
Krukut.

Meluapnya air Pelebaran dan


Kali Malela normalisasi Kali
Jl. Siliwangi
karena Malela serta
(Depan Kantor
150x 0,2- penyempitan perbaikan
30 Penggadaian) 2
5m2 0,3m dan turap yang
Kel. Depok Kec.
pendangkalan dekat dengan
Pancoran Mas
saluran. Jl. Siliwangi.

66
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Adanya
penyempitan
saluran
Peningkatan
RW 13 Depan drainase
dimensi
Ruko Mutiara sehingga saat
50-100 saluran dan
31 Depok Kel. 1 Ha 2 curah hujan
cm normalisasi
Sukmajaya Kec. tinggi terjadi
saluran
Sukmajaya luapan dan
sedimentasi
pada dasar
saluran
Terdapat
penyempitan
Pelebaran
saluran
dimensi
drainase dan
RW 03 Kel. saluran dan
pendangkalan
32 Sukmajaya Kec. 1 Ha 0,5 m 3 normalisasi
saluran yang
Sukmajaya saluran
menyebabkan
drainase
luapan saat
hujan deras

Terdapat
penyempitan
saluran Peningkatan
drainase dan dimensi
RW.07 Kelurahan
1,5 pendangkalan saluran dan
33 Sukmajaya Kec. 0,5 m 3
Ha saluran yang normalisasi
Sukmajaya
menyebabkan saluran
luapan saat
hujan deras

Terdapat
penyempitan
saluran, jalur
saluran yang Peningkatan
patah, dan dimensi
RW 08 Kelurahan sedimentasi saluran,
Sukmajaya Kec. 1,5 saluran memperhalus
34 0,5 m 2
Sukmajaya Ha sehingga belokan
terjadi luapan saluran, dan
saat debit air normalisasi
besar dari saluran
outlet Situ
Studio Alam

Saluran Peningkatan
RW 05 dan RW 06
lingkungan dimensi
Kelurahan
kurang besar saluran dan
35 Sukmajaya Kec. 3 Ha 0,5 m 2
dan penataan
Sukmajaya
kondisinya saluran
rusak sekitarnya

67
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

sehingga tidak termasuk


cukup normalisasi
menampung
air.

Tertahannya
aliran air dari
drainase
perumahan ke
Kali Sugutamu
karena elevasi
muka banjir
saluran
drainase lebih
rendah
daripada
elevasi muka
Melakukan
air banjir Kali
Perumahan Griya penataan
Sugutamu
Lembah Depok saluran
sehingga air
drainase
Asri, Perumahan Kali Sugutamu
perumahan
Pondok berbalik
(normalisasi
400x masuk ke
Sukmajaya dan
36 250 0,5 m 3 saluran
Permai Kec. pemasangan
m2 drainase
pintu air di titik
Sukma jaya , Kel. perumahan
outlet ke Kali
Sukma jaya saat debit air
Sugutamu) dan
tinggi dan
normalisasi Kali
hujan lebat.
Sugutamu
Selain itu
sedimentasi
Kali Sugutamu
di bagian hilir
menyebabkan
mudah
meluapnya
Kali Sugutamu
dan
luapannya
masuk ke
perumahan.

Meluapnya 1) Penata
Kali Laya an Kali
Perumahan karena adanya Laya
Taman Duta Kel. penumpukan karena
1,5
37 Cisalak Kec. 0,5 m 2 sampah di umur
Ha
Sukmajaya beberapa titik konstru
(dekat ksi Kali
jembatan), Laya
sedimentasi di secara

68
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

bagian hilir keselur


Kali Laya, uhan
kurang sudah
berfungsinya melew
sodetan ke ati
Kali Baru umur
(Ciliwung rencan
Katulampa) a
bahkan (dibang
terdapat back un
water saat tahun
debit Kali Baru 1984)
lebih tinggi termas
daripada debit uk
Kali Laya, dan optima
adanya lisasi
penyempitan dimens
dimensi Kali i
Laya di saluran
beberapa titik dan
karena penata
okupasi an
masyarakat kembal
setempat. i
sempa
dan
saluran
untuk
pemeli
haraan
saluran
;
2) Mengo
ptimalk
an
sodeta
n Kali
Laya di
sisi
utara
oleh
Trans
Lingkar
Kita
Jaya
(TLJK/P
emega
ng
Konsesi
Tol
Cijago)

69
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

sehing
ga
mengu
rangi
debit
air Kali
Laya.

1) Penata
an
saluran
drainas
e
setemp
at baik
hilir
maupu
n hulu;
Lokasinya 2) Pembe
berada di rsihan
daerah sampa
cekungan dan h di
kurang daerah
berfungsinya hilir;
saluran 3) Lokasi
drainase TPA
setempat diperb
Kampung karena aiki
Cipayung RW 29 banyaknya agar
38 Kel. Sukmajaya 3 Ha 0,5 m 2 sampah sampa
Kec. Sukmajaya terkumpul di h tidak
daerah hilir jatuh
(bawah ke
jembatan) dan saluran
sedimentasi ;
yang cukup 4) Pembu
tinggi atan
menyebabkan Sumur
luapan saat Imbuha
hujan deras. n
Buatan
dan
Sumur
Resapa
n di
daerah
huluny
a agar
debit
aliran
permu

70
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

kaan
(run –
off)
berkur
ang ke
daerah
hilir
dan
konser
vasi air
tanah
terjaga.

1. Penata
an
Saluran
Drainas
e RW
22 Kel.
Adanya Sukmaj
penyempitan aya
Kali Jantung (Perum
yang melalui Mekar
Perumahan Perdan
Mekar a) dan
Perdana, sekitar
banyaknya nya;
sampah yang 2. Normal
terbawa dan isasi
Perumahan menumpuk di Kali
Mekar Perdana titik – titik Jantun
RW 22 Kel. 1,5 yang ada di g di
39 1m 3
Abadijaya Kec. Ha Perumahan Perum
Sukmajaya Mekar Mekar
Perdana, dan Perdan
tingginya a dan
sedimentasi di sekitar
Kali Jantung nya;
menyebabkan 3. Normal
luapan Kali isasi
Jantung di RW Situ
22 Perumahan Pengar
Mekar engan ;
Perdana. 4. Pembu
atan
Sumur
Imbuha
n
Buatan
dan
Sumur

71
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Resapa
n di
daerah
hulu
Perum
ahan
Mekar
Perdan
a.

1. Pemba
ngunan
Saluran
Drainas
e di
mulai
dari
RW 06
Cilodon
g
hingga
ke Kali
Jantun
Meluapnya g;
Inlet Kali 2. Penata
Centeng an
menuju Kali Saluran
Jantung Drainas
Jl. Tole Iskandar
karena adanya e di
(depan Pabrik
penyempitan Super
Payung) Kel. 3-4 0,5-1,0
40 4-6 saluran (di market
Cilodong Kec. Ha m
beberapa titik Giant
Cilodong
tidak ada dan
salurannya) sekitar
dan nya;
sedimentasi 3. Normal
saluran isasi
Inlet
Kali
Centen
g
menuj
u Kali
Jantun
g;
4. Pembu
atan
Sumur
Imbuha
n dan
Sumur

72
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Resapa
n di
daerah
huluny
a.

1. Melaku
kan
normal
isasi
Kali
Suguta
mu
secara
menyel
uruh
dari
hulu ke
Letak
hilir;
perumahan
2. Melaku
dan
kan
pemukiman
penata
yang rendah
an
(daerah
saluran
cekungan) dan
drainas
tingginya
Perumahan e
elevasi muka
Taman Cipayung lingkun
banjir Kali
RW 27 dan gan
150 Sugutamu
41 Pemukiman RW 1,00 m 2 RW 27
m2 menyebabkan
28 Kel. Abadijaya dan
tergenangnya
Kec. Sukmajaya RW 28
perumahan
secara
dan
integra
pemukiman
tif:
saat hujan
3. Memb
lebat dan
uat
meluapnya
sodeta
Kali
n ke
Sugutamu.
Saluran
Drainas
e/Pem
buang
agar
luapan
tidak
mengg
enang
di
jalan;
4. Memb
uat

73
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

sumur
imbuha
n dan
sumur
resapa
n
sebany
ak
mungki
n di
daerah
hulu
teruta
ma di
daerah

daerah
terbuk
a hijau
dan
pemuki
man
pendu
duk
untuk
mengu
rangi
debit
aliran
air
permu
kaan
(run –
off).

Tingginya 1. Penge
elevasi muka mbalia
banjir Kali n lebar
Perumahan
Jantung saluran
Taman Manggis
dibandingkan Kali
Permai RW 19,
elevasi muka Jantun
Pondok Tirta
banjir saluran g
Mandala, dan
4-6 0,5- drainase seperti
42 Perumahan Vila 2-3
Ha 1,00 m ketiga semula
Pertiwi (RW
perumahan (
15,18, 25) Kel.
tersebut, sekitar
Sukamaju Kec.
adanya 4–6
Cilodong
penyempitan m)
pada bagian sehing
hilir Kali ga
Jantung, dan harus

74
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

tingginya ada
sedimentasi di pembe
Kali Jantung basan
menyebabkan lahan
genangan pada
pada bagian sempa
terendah di dan
ketiga Kali
perumahan Jantun
tersebut pada g;
saat hujan 2. Penura
lebat dan pan
debit air Kali pada
Jantung tinggi. titik –
titik
tertent
u
untuk
mence
gah
runtuh
nya
tebing
dan
mence
gah
luapan
Kali
Jantun
g
masuk
ke
perum
ahan;
3. Memb
uat
Pintu
Air
untuk
mengat
ur
keluar
masuk
air ke
dan
dari
saluran
drainas
e di
ketiga
perum

75
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

ahan
terseb
ut agar
tidak
terjadi
back
water
pada
saat
elevasi
muka
banjir
Kali
Jantun
g
maksi
mum;
4. Mengo
ptimalk
an
sistem
drainas
e
ketiga
perum
ahan
terseb
ut agar
aliran
air di
dalam
perum
ahan
terseb
ut
lancar;

Kurang 1) Penata
tertatanya an
saluran Saluran
drainase yang Drainas
ada di e
Perumahan Griya
Kelurahan Kelura
Tugu Asri (GTA)
2,5 Tugu (Perum han
43 Kel. Tugu Kec. 0,6 m 2
Ha GTA, Pondok Tugu
Cimanggis
Duta, Jl. dan
Lafran Pane, sekitar
Jl. RTM, Komp nya (Jl.
Perindustrian, Situ
dan lain – Indah,
lain), adanya Jl.

76
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

penyempitan RTM,
saluran, Jl.
sedimentasi Lafran
saluran, dan Pane,
pemanfaatan Jl. H.
badan dan Ibad,
sempadan dan
saluran untuk lain –
kepentingan lain);
pribadi 2) Sosialis
menyebabkan asi
meluapnya air warga
pada hampir di
seluruh area daerah
Kelurahan Kel.
Tugu saat Tugu
hujan lebat dan
sekitar
nya
untuk
memb
uat
daerah
resapa
n
sendiri
di
rumah
masing

masing
seperti
biopori
, sumur
resapa
n, dan
sumur
imbuha
n. Hal
ini
dilakuk
an
untuk
mengu
rangi
debit
aliran
permu
kaan
(run –
off)

77
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

dan
konser
vasi air
tanah;
3) Memb
uat
sumur
resapa
n dan
sumur
imbuha
n pada
daerah

daerah
hulu
Kel.
Tugu.

1) Menur
unkan
dasar
pondas
i
jembat
an
yang
terlalu
tinggi
sehing
ga
Penyempitan mengg
Kampung Sawah Kali Jantung di anggu
Kelapa Dua RW daerah kelanca
09 Kel. Tugu Kel. 300 Jembatan Jl. ran
44 0,5 m 4
Tugu Kec. m2 Akses UI, aliran
Cimanggis sebelum Situ Kali
Pedongkelan. Jantun
g;
2) Melaku
kan
normal
isasi
Kali
Jantun
g dari
arah
hilir
(inlet
Situ
Pedong

78
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

kelan)
ke arah
hulu.

1) Penata
an Kali
Letak Laya
perumahan (pening
yang ada di katan
bawah saluran dimens
Kali Laya i
(bekas sawah saluran
irigasi) sangat ,
rentan pembe
terhadap air basan
bah/banjir lahan
karena sempa
jebolan dan
dinding untuk
saluran Kali pemeli
Laya. Selain haraan
itu, kurang saluran
lancarnya , dan
aliran Kali normal
Jantung yang isasi
Perumahan Bukit berada di saluran
Cengkeh Kel. tengah – );
2-3 0,3-0,7
45 Tugu Kec. 1 tengah 2) Penata
Ha m
Cimanggis perumahan, an Kali
karena kontur Jantun
saluran yang g
tidak landai (Pening
menurun katan
menuju arah dimens
hilir tetapi i
sedikit naik saluran
turun, dan ,
adanya perbaik
sedimentasi di an dan
beberapa pening
tempat Kali katan
Jantung, turap
menyebabkan saluran
luapan pada ,
jalan dan memp
perumahan ini erbaiki
saat hujan posisi
lebat. jembat
an agar
tidak
berada

79
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

di
elevasi
maksi
mum
banjir
saluran
, dan
normal
isasi
saluran
);
3) Penura
pan
dan
Normal
isasi
Situ
Pedong
kelan;
4) Memb
uat
sumur
imbuha
n dan
sumur
resapa
n pada
daerah
hulu
dari
Perum
ahan
Bukit
Cengke
h.

Lokasi 1) Penata
perumahan an
yang Saluran
merupakan Drainas
Perumahan
daerah e
Mekarsari Permai
cekungan/bek Perum
Rw. 16 Rw. 17
as rawa, ahan
dan Pemukinan
46 2 Ha 0,50 m 4 tatanan Pondok
Rw. 12 Kel.
saluran Mekars
Mekarsari Kec.
drainase yang ari
Cimanggis
belum Permai
optimal, ;
adanya 2) Penura
pendangkalan pan
saluran dan

80
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

drainase, dan Normal


adanya isasi
penyempitan Situ
badan dan Tipar;
sempadan 3) Sosialis
Situ Tipar asi
menyebabkan pembu
genangan bagi atan
perumahan biopori
tersebut saat , sumur
hujan deras. resapa
Adanya n, dan
penyempitan sumur
saluran imbuha
drainase yang n
dipindahkan kepada
oleh PT. masyar
Derkei dan akat
sampah yang Perum
menyumbat ahan
saluran (kali Pondok
Cicadas) ikut Mekars
menambah ari
parah Permai
genangan di dalam
perumahan rangka
tersebut. memini
malisas
i debit
run –
off dan
konser
vasi air
tanah;
4) Memb
uat
sumur
resapa
n dan
sumur
imbuha
n di
daerah
hulu
dari
Perum
ahan
Pondok
Mekars
ari
Permai

81
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

1) Penata
an
Saluran
Drainas
e
setemp
at (RW
14) dan
sekitar
nya;
2) Sosialis
asi
pembu
atan
biopori
, sumur
Adanya
resapa
penyempitan
n, dan
saluran
sumur
drainase
imbuha
lingkungan,
n
sedimentasi
kepada
RW 14 Kel. saluran
masyar
Mekarsari drainase, dan
4000 0,5-1.0 akat
47 (Lapangan Futsal) 1-2 sampah yang
m2 m pemuki
Kel. Mekarsari menumpuk di
man
Kec. Cimanggis inlet/outlet
RW 14
saluran
Kel.
menyebabkan
Mekars
luapan pada
ari
RW 14 Kel.
dalam
Mekarsari.
rangka
memini
malisas
i debit
run –
off dan
konser
vasi air
tanah;
3) Memb
uat
sumur
resapa
n dan
sumur
imbuha
n di

82
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

daerah
hulu
dari
pemuki
man
RW 14
Kel.
Mekars
ari.

1) Perlu
dilakuk
an
perbaik
an
dimens
i
saluran
dan
normal
isasi
saluran
Adanya
;
tumpukan
2) Karena
sampah yang
Jl. Garuda depan saluran
menyumbat
masjid Al- berada
saluran dan
Muttaqien RW 14 1,5 0,8-1,0 di
48 2-3 sedimentasi
Kel. Mekarsari Ha m bawah
saluran
Kec. Cimanggis jalan,
sehingga air
dibuatk
meluap saat
an
hujan lebat.
cukup
manhol
e untuk
pemeli
haraan
saluran
dari
sedime
ntasi
dan
sampa
h.

Elevasi muka 1) Melaku


Perumahan
air banjir anak kan
Wisma Harapan
Kali Cipinang perbaik
Indah 1 RW 19 0,5-1,0
49 1 Ha 2-3 lebih tinggi an
Kel. Mekarsari m
daripada dimens
Kec. Cimanggis
elevasi muka i
banjir saluran saluran

83
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

drainase dan
perumahan, normal
sedimentasi isasi
yang cukup saluran
tinggi pada anak
anak Kali Kali
Cipinang, Cipinan
dimensi g;
saluran yang 2) Memp
kecil, dan erbaiki
derasnya sistem
debit aliran drainas
anak Kali e di
Cipinang saat bagian
hujan lebat, hilir
luapan air agar
pun sering aliran
menggenangi air ke
bagian Kali
halaman Cipinan
belakang. g
lancar
dan
tidak
menye
babkan
beban
daerah
hilir
yaitu
Perum
Lemba
h Hijau
(RW
13) Kel.
Mekars
ari;

Tingginya 1) Dalam
elevasi muka rangka
banjir Kali penata
Cipinang an
Perum Lembah
dibandingkan sempa
Nirmala Gg.
elevasi dan
Mushola RW 14
50 5 Ha 0,6 m 4 perumahan dan
Kel. Mekarsari
(daerah saluran
Kec. Cimanggis
cekungan) dan Kali
bentuk Cipinan
saluran Kali g, perlu
Cipinang yang dilakuk
berada di an

84
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

belokan pembe
menyebabkan basan
aliran tidak lahan;
lurus saat 2) Penata
debit air tinggi an
sehingga saluran
tumbukan air dan
saat berbelok sempa
menambah dan
ketinggian Kali
luapan dan Cipinan
masuk ke g
perumahan. (perbai
kan
saluran
,
penura
pan
saluran
,
normal
isasi
saluran
, dan
pemeli
haraan
sempa
dan);
3) Daerah
hilirnya
yang
ada di
DKI
Jakarta
juga
harus
dilakuk
an hal
yang
sama
dengan
bekerja
sama
dengan
Pemeri
ntah
DKI
Jakarta
;
Membuat
sumur resapan

85
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

dan sumur
imbuhan di
daerah hulu
Kali Cipinang
agar debit run
– off yang
masuk ke Kali
Cipinang
berkurang dan
konservasi air
tanah tercapai.
1) Penata
an Kali
Cipinan
g dari
hulu
hingga
hilir
(norma
lisasi
saluran
,
Kali Cipinang penura
menyempit pan
dan dan
mengalami pening
pendangkalan gian
sehingga air turap
RT 04, RT 08, RT meluap saat saluran
12 RW 22 Kel. debit aliran ,
Sukatani Kel. 1-2 0,5-1,0 deras. Selain pembe
51 0,5-1,0
Sukatani Kec. Ha m itu, banyaknya basan
Tapos sampah di sempa
saluran turut dan
menyumbat saluran
saluran di titik dari
– titik tertentu bangun
saat sampah an, dan
bertumpuk. pening
katan
dimens
i
saluran
);
2) Sosialis
asi
kepada
masyar
akat
yang
tinggal

86
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

di
daerah
/dekat
sempa
dan
saluran
agar
selalu
menjag
a
kebersi
han
saluran
dari
sampa
h,
perluny
a
memb
ebaska
n
daerah
sempa
dan
dari
bangun
an agar
memu
dahkan
dinas
terkait
dalam
pemeli
haraan
saluran
, dan
turut
serta
memeli
hara
eksiste
nsi
sempa
dan
saluran
melalui
geraka
n
menan
am
pohon

87
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

dalam
rangka
memp
erkuat
sempa
dan
atau
tebing
saluran
.

1) Penata
an
saluran
drainas
e RT
03/01
Kel.
Sukata
ni dan
sekitar
nya
(pening
katan
dimens
i,
Dimensi
normal
saluran
isasi,
drainase
dan
RT 03 RW 01 Kel. lingkungan
konsist
Sukatani Kel. 0,3- menyempit/k
0,3-0,5 ensi
52 Sukatani Kec. 0,5 20-30 ecil yaitu 0,6 x
m dengan
Tapos Ha 0,8 m
saluran
sehingga air
drainas
meluap saat
e lain
debit tinggi.
baik
koneksi
nya
maupu
n
kemirin
gannya
serta
lokasi
buanga
n
hilirnya
);
2) Sosialis
asi
pembu

88
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

atan
daerah
resapa
n di
pekara
nganny
a
sendiri
kepada
warga
sekitar
RT
03/01
Kel.
Sukata
ni dan
daerah
huluny
a
seperti
biopori
, sumur
resapa
n, dan
sumur
imbuha
n
sehing
ga
dapat
mengu
rangi
aliran
run –
off dan
konser
vasi air
tanah;
Membangun
sumur resapan
dan sumur
imbuhan pada
daerah hulu
dari
pemukiman ini.
RW 13 (Komplek Lokasi 1) Penura
Marinir) dan pemukiman, pan
Arcagriya Kel. secara dan
53 3 Ha 1m 2
Sukatani Kec. geografis normal
Tapos terletak di isasi
daerah Kali

89
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

rendah Sunter;
(cekungan), 2) Penata
belum adanya an
penurapan saluran
pada Kali dan
Sunter, dan jaringa
penyempitan n
serta drainas
pendangkalan e
Kali Sunter Komp.
menyebabkan Marinir
meluapnya dan
Kali Sunter ke Perum
perumahan Arcagri
saat hujan ya Kel.
lebat. Sukata
ni;
3) Pembu
atan
pintu
air
pada
saluran
menuj
u Kali
Sunter
untuk
mence
gah
back
water
bila
permu
kaan
air Kali
Sunter
sedang
tinggi;
Sosialisasi
warga kedua
perumahan
tersebut untuk
membuat
resapan sendiri
di pekarangan
rumahnya
masing melalui
biopori, sumur
resapan, dan
sumur
imbuhan dalam

90
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

rangka
mengurangi
aliran run – off
dan konservasi
air tanah.
Perlu dilakukan
penataan
saluran
drainase
(perbaikan
dimensi
Saluran PSD
saluran,
tersumbat
normalisasi
oleh sampah
RT 01 – 04 RW 20 saluran,
dan adanya
Kel. Sukatani Kec. konsistensi dan
54 2 Ha 80 cm 2 sedimentasi
Tapos koneksi dengan
sehingga air
saluran lain,
meluap saat
dan
hujan lebat.
kemiringannya
menuju daerah
hilir/saluran
utama
drainase/kali/s
ungai).

Untuk pengelolaan drainase lingkungan pemangku kepentingan yang terkait adalah sebagai berikut:

Tabel Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan


Tabel 2.29
Tingkat
Tingkat Tahapan
Pemangku Kepentingan Fungsi Kepentingan
Pengaruh Proses
(Keuntungan)
Walikota Pembina, Pengawas, dan Tinggi Tinggi Perencana
Pengambil Kebijakan an,
DPRD Pengawas, dan Penetapan Tinggi Tinggi Penetapan
Kebijakan Kebijakan
dan
Monev
Seksi Pembangunan Sumber Daya Penyelenggaraan Tinggi Tinggi Implement
PEMERINTAH KOTA DEPOK

Air pembangunan dan asi dan


pemeliharaan prasarana dan Monev
sarana drainase di wilayah
Kota
Pelaksanaan penyelesaian
masalah dan permasalahan
operasionalisasi sistem
BMSDA

drainase dan
penanggulangan banjir di
wilayah kota serta
koordinasi dengan daerah
sekitar
Penyelenggaraan
pembangunan dan
pemeliharaan PS drainase di
wilayah kota

91
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Seksi Bina Teknik dan Penyelenggaraan kerjasama Tinggi Tinggi Perencana


Pengendalian Sumber Daya Air antara pemerinah an dan
daerah/dunia Monev
usaha/masyarakat dalam
pengelolaan dan
pembangunan sarpras SDA
dan drainase di lingkungan
kota
Pelaksanaan penetapan pola
pengelolaan dan rencana
pengelolaan SDA dan
drainase pada wilayah
sungai dalam satu kota
Pelaksanaan evaluasi,
pengawsan dan
pengendalian terhadap
penyelenggaraan sistem
drainase dan pengendali
banjir di wilayah kota
BAPPEDA Perumusan kebijakan teknis, Tinggi Tinggi Perencana
koordinasi, dan konsultasi, an dan
monev pembangunan Monev
perkotaan dan infrastruktur
kota (urusan penataan
ruang, perumahan,
lingkungan hidup, pekerjaan
umum dan perhubungan)
Pelaksanaan kerjasama Tinggi Tinggi Perencana
pembangunan antar daerah, an,
dan antara daerah dan Implement
swasta, dalam dan luar asi, dan
negeri Monev
Seksi Promosi Kesehatan Pelaksanaan bimbingan, Tinggi Tinggi Implement
pengendalian asi dan
operasionalisasi dan fasilitasi Monev
penyelenggaraan dan
Dinas Kesehatan

peningkatan promosi
kesehatan skala kota
Seksi Penyehatan Lingkungan Pengumpulan, pengolahan Tinggi Tinggi Implement
data dan informasi, asi dan
inventarisasi permasalahan Monev
serta melaksanakan
pemecahan permasalahan
yang berkaitan dengan
penyehatan lingkungan
Bagian Pembangunan Koordinator monev Rendah Tinggi Perencana
pelaksanaan program an dan
SETDA

pembangunan Monev
Bagian Humas dan Protokol Pelaksana Sosialisasi Rendah Tinggi Implement
asi
Dinas Tata Ruang dan Permukiman Pelaksanaan pembangunan, Tinggi Tinggi Perencana
perbaikan, pemeliharaan an dan
perumahan swadaya Implement
asi

Perumusan bahan kebijakan Tinggi Tinggi Perencana


dan strategi penanggulangan an dan
permukiman kumuh Monev

Pengembangan pelaku Tinggi Tinggi Monev


pembangunan perumahan,
peran serta masyarakat

92
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

dalam pembangunan,
perbaikan, pemeliharaan
perumahan
Bid. Anggaran (Dinas Pendapatan, Perencana Anggaran Rendah Tinggi Perencana
Pengelolaan Keuangan, dan Aset an dan
Daerah) Monev
Satpol PP Penegak Aturan Rendah Tinggi Penegakan
aturan
RT / RW Pengawas dan Pembina Tinggi Sedang Perencana
an,
Implement
asi dan
Monev
Kecamatan Pengawas dan Pembina Tinggi Sedang Perencana
an dan
Monev
Kelurahan Pengawas dan Pembina Tinggi Sedang Perencana
andan
Monev
PKK Mitra Pemberdayaan Tinggi Sedang Implement
Masyarakat asi
Sub Klinik Desa (SKD) Mitra Pemberdayaan Tinggi Sedang
Masyarakat dalam hal
kesehatan
Kader Posyandu Mitra dalam pelaksanaan Tinggi Sedang
MASYARAKAT

layanan kesehatan di tingkat


RT/RW
Kader Lingkungan Mitra pemberdayaan Tinggi Rendah
masyarakat dalam hal
pengelolaan lingkungan
Masyarakat Umum Penyedia dan pemelihara Tinggi Rendah Perencana
drainase lingkungan an dan
Implement
asi

Media Cetak & Elektronik Pelaksana sosialisasi Rendah Tinggi Implement


SWASTA

asi
Developer Penyedia dan pemelihara Tinggi Rendah Implement
drainase lingkungan asi

93
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Bab III
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Visi dan Misi Sanitasi

Visi dan Misi dari sanitasi kota Depok tidak terlepasa dari Visi dan Misi kota Depok yang
tertuang dalam RPJMD 2016-2020. Ini bisa dilihat pada table dibawah ini:

Visi Kota Depok Misi Kota Depok Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
Depok Depok
1. Meningkatkan kualitas 1. Mewujudkan
pelayanan publik yang tata kelola
profesional dan sanitasi yang
Terwujudnya Menuju professional dan
transparan.
Kota Depok Universal Akses bersinergi
2. Mengembangkan
yang Unggul, Sanitasi Kota 2. Mewujudkan
Nyaman, dan sumber daya manusia Depok 90% di masyarakat yang
Religius yang kreatif dan tahun 2019 peduli terhadap
berdaya saing. sanitasi dan
3. Mengembangkan hygiene
ekonomi yang mandiri, 3. Mewujudkan
infrasutruktus
kokoh dan berkeadilan.
sanitasi yang
4. Membangun handal
infrastruktur dan ruang 4. Mewujudkan
publik yang merata, lingkungan yang
berwawasan sehat
lingkungan dan ramah
keluarga.
5. Meningkatkan
kesadaran masyarakat
dalam melaksanakan
nilai-nilai agama dan
menjaga kerukunan
antar umat beragama
serta meningkatkan
kesadaran hidup
berbangsa dan
bernegara.

94
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi

3.2.1 Tahapan Pengembangan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah

95
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3.2.2 Tahapan Pengembangan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan

96
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3.2.3 Tahapan Pengembangan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Drainase

97
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3.2.4 Jumlah lokasi titik banjir kota Depok


JUMLAH NO TTK
KECAMATAN KELURAHAN LOKASI
TITIK BANJIR

LIMO (3) Krukut 1 1 Kampung Uthan RW 01, 02, 03, 05, 06 dan 07

Limo 2 7 & 8 Rw 02-03, RW 04 (SUB DAS kali grogol)

a. Jln. Palakali, Jln. Manggis (SUB DAS kali grogol)


CINERE (5) Cinere 5 2
(Depan Cinere Mall)

3 b. Rt.03/08,Rt.03-02/Rw.04 (SUB DAS kali grogol)

c. Rt.03-02/Rw.04 jl.H.Muhajiri,Rw.05/Rt.02
4 Jl.Terus an Tanjung,Rw07a

d. Rt.03/08,Rt.03-02/Rw.04
jl.H.Muhajiri,Rw.05/Rt.02 dan Jl.Terus an
5
Tanjung,Rw 07 (SUB DAS kali grogol)

e. Jl.Terus an Tanjung,Rw 07 (SUB DAS kali


6
grogol)

Perumahan Renijaya, Perumahan Pamulang Elok RT


BJ SARI (5) Pondok Petir 4 9 &14
04 - RT 07 RW 08 dan Pemukiman RW 04

Perumahan Villa Pamulang RW 04, 07, 08 dan RW


10 & 11
12, (s ub das angke)

Duren Mekar 1 15 Perumahan BSI Rw. 05 (SUB DAS kali angke)

Perumahan Taman Manggis Permai RW.19, Pondok


Tirta Mandala
CILODONG (1) Sukamaju 1 42
dan Perumahan Villa Pertiwi (RW 15, 18,26) (SUB
DAS kali cijantung)

Sawangan Perumahan Griya Sawangan As ri (SUB DAS Kali


SAWANGAN (1) 1 16
Baru Pas angrahan)

Cipayung Jl. Perum Lembang Griya Indah (DAS Sal. Cabang


CIPAYUNG (1) 1 17
Jaya Barat)

Perumahan Kompleks Marinir, Kelurahan


Rangkapan Rangkapan Jaya Baru,
PANMAS (10) 1 18
Jaya Baru
Kecamatan Pancoran Mas (SUB DAS kali prumpung)

Jalan Raya Keadilan Rawa Denok dan Pemukiman


Rangkapan Sekitarnya
1 19
Jaya
(SUB DAS kali pas anggrahan)

Depok 2 20 Jl.MARGONDA RAYA (depan terminal Depok)

Jl. Dewi Sartika dan Kampung Sawah (SUB DAS Kali


21
Grogol)

Depok Jaya 1 22 Kampung Lio RT 03 RW 019 (SUB DAS 3.5)

Mampang 2 23 Rw.15 Rt 01 - 04
27 Rw.15 Rt 01 – 04 Mampang Kali Krukut

Panmas 3 25 RW 10 (SUB DAS kali krukut)


26 Jl Cagar Alam
Jl. Raya Pitara (Sekitar Kantor Kelurahan) RW 015
29
Sub Das Kali Krukut
(SUB DAS 3.6) Jl. MARGONDA RAYA (Sekitar Detos -
BEJI (1) Pdk Cina 1 28
MCS - SPBU)
SUKMAJAYA (SUB DAS Kali ciliwung) Kp.Parung Serab Rt05&02
Tirtajaya 2 12 & 13
(13) Rw.03 Rt04-07/Rw.05
Sukmajaya 7 30 Jl.SILIWANGI (depan kantor pegadaian)
Rw.13 Depan Ruko Mutiara,RW 03,7,8,6 (SUB DAS
31-35
Kali Sugutamu)
Perumahan Griya Lembah Depok As ri, Perumahan
36 Pondok Sukmajaya Permai (SUB DAS Kali
Sugutamu)
Perumahan Kampung Cipayung, (SUB DAS
Abadi Jaya 4 38 & 39
Cijantung)
Jl. TOLE ISKANDAR (depan pabrik payung) (s ub das
40
cijantung)
Perumahan Taman Cipayung (RW27) & RW 28
41
(SUB DAS Sugutamu)
Perumahan Pondok Duta (SUB DAS s aluran
CIMANGGIS (8) Tugu 4 37
pedongkelan)
Perumahan Griya Tugu As ri (SUB DAS
43
Pedongkelan)
Kampung Sawah Kelapa Dua RW 09, (SUB DAS kali
44
ciliwung)
Bukit Cengkeh 1 dan 2 (SUB DAS s aluran
45
pedongkelan)
Perumahan Mekars ari Permai RW 16, RW 17 dan
Mekars ari 4 46
Pemukiman RW 12 (SUB DAS kali tipar)
Mekars ari 47 RW 14 (FUTSAL) (SUB DAS Kali )

49 RW 19 Harapan indah 1 (SUB DAS 5.5)


Perumahan Wis ma Harapan (RW14,Gg.Mus hola),
50
(SUB DAS 5.2)
TAPOS (4) Sukatani 4 51 RT4 RT8 RT12 /RW 22 (SUB DAS kali cipinang)
52 (SUB DAS kali cipinang) Pemukiman RT 03 RW 1
53 Perumahan Marinir dan Arcadia (SUB DAS 5.7)

54 .RW 20 RT1 s d RT 4 (SUB DAS kali cipinang)

98
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3.2.4 Jumlah lokasi genangan dan titik banjir kota Depok 2012

3.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi Kota Depok

99
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

3.3.1 Air Limbah Domestik

TUJUAN SASARAN DATA DASAR

(1) (2) (3)


Depok bisa 100 % bebas Masyarakat kota Depok Kepemilikan tangki septik
BABS di tahun 2019. tidak lagi melakukan sudah mencapai 92,7 %,
praktek BABS. namun sejumlah lebih 72 %
tidak dikuras selama lebih
dari 5 tahun.
Peningkatan layanan Masyarakat yang belum Data dasar EHRA 2015 dan
penanganan air limbah terlayani untuk mengelola data pengelolaan layanan
kepada masyarakat limbah black water yang tinja kota Depok
jumlahnya masih sangat
besar
Meningkatkan kualitas Terpenuhinya layanan Layanan dan pengelolaan
system pengelolaan tinja pengelolaan kepada seluruh ILPLT dan zonasi air limbah .
kota Depok area kota Depok
Pengembangan system off- Kawasan pengembangan Zonasi limbah dan RTRW
site dan kawasan untuk dan padat kota Depok
mengatasi pencemaran air
tanah oleh limbah tinja
system on-site

3.3.2 Pengelolaan Persampahan

Dengan pengembangan system pengelolaan persampahan yang menuju zero waste,


maka system yang dikembangkan memiliki tujuan dan sasaran sebagai berikut.

TUJUAN SASARAN DATA DASAR

(1) (2) (3)


Peningkatan sarana dan Memenuhi kebutuhan Data teknis kemampuan
pra-sarana pengelolaan masyarakat untuk dan kapasitas layanan DKP
persampahan kota Depok peningkatan layanan dan zonasi persampahan
persampahan
Pengingkatan program Meningkatnya peran Jumlah TPS dan TPST di
pengurangan timbulan masyarakat dalam setiap kelurahan, dan zonasi
sampah setempat pengurangan timbulan persampahan
sampah melalui program 3R
dan pengolahan setempat

Meningkatkan kesadaran Adanya bank sampah di Jumlah bank sampah,


masyarakat dalam setiap kelurahan untuk zonasi sampah dan PHBS.
mereduksi timbulan sampah menyadarkan dan merubah
di sumbernya perilaku dalam mengurangi

100
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

timbulan sampah di
sumbernya

3.3.3 Sistem Drainase Permukiman

TUJUAN SASARAN DATA DASAR

(1) (2) (3)


Menurunkan jumlah titik Terbangunnya system Jumlah titik banjir dan
banjir di kawasan jaringan drainasi yang system jaringan drainase
permukiman yang antisipatif terhadap permukiman yang
terkoneksi dengan system pengembangan kota. terintegrasi ke jaringan
jaringan sekunder dan primer dan sekunder.
primer
Terawatnya system jaringan Hilangnya genangan di areal Jumlah titik banjir dan
tersier (permukiman) dan permukiman system jaringan drainase
terbebas dari tempat permukiman yang
pembuangan sampah terintegrasi ke jaringan
primer dan sekunder.

3.4 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Kota Depok bisa tergambarkan dalam table
dibawah ini selama kurun waktu 2011-2015

No Deskripsi Tahun Anggaran


2011 2012 2013 2014 2015
1 Anggaran 77,274,700,750 114,963,096,183 97,390,387,449 196,818,644,532 175,422,438,050
Sanitasi
2 Realisasi 67,988,168,170 96,927,756,267 80,891,073,174 125,109,239,273 132,490,888,845
Anggaran
3 Sisa 9,286,532,580 18,035,339,916 16,499,314,275 71,709,405,259 42,931,549,205
Anggaran

3.4 Perkiraan Kebutuhan Anggaran APBD Kota untuk Sanitasi untuk 4 tahun kedepan
(2016-2019) adalah:

No Anggaran Sanitasi Jumlah (dalam ribu) tahun anggaran


Untuk Sektor 2016 2017 2018 2019
1 Air Limbah 20,312 46,131 42,397 43,301

2 Persampahan 90,813 69,111 125,905 114,835

3 Drainase 2,275 20,800 16,010 41,875


Permukiman

101
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Bab IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
KOTA DEPOK

Salah satu cara atau metode yang digunakan dalam program PPSP ini dalam
menyusun dokumen perencanaan strategis adalah dengan menggunakan metode
analisis SWOT. Metode ini mengkaji kondisi internal dan eksternal suatu
organisasi/lembaga/entitas tertentu dari aspek empat yaitu strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan threat (ancaman).
Dalam penyusunan SSK, SWOT digunakan sebagai pilihan metode perumusan strategi
dengan 3 (pertimbangan) sebagai berikut :
 SWOT sering digunakan oleh SKPD dalam menyusun rencana strategisnya
sehingga lebih familiar dengan anggota pokja
 Merupakan cara yang paling baik, realistis dan dapat dilaksanakan oleh pokja
 Menumbuhkan semangat kebersamaan dan menyatukan kepentingan-
kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan.

Langkah-langkah dalam penyusunan SWOT adalah :


 Identifikasi elemen SWOT
 Skoring atas isu dalam elemen SWOT
 Tetapkan isu strategis
 Tentukan posisi pengelolaan sanitasi
 Rumusan strategi

Pada strategi percepatan pembangunan sanitasi ini akan menjelaskan pernyataan

tujuan, sasaran, dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam pengembangan

sanitasi kota Depok untuk selama periode 5 tahun kedepan

102
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

4.1 Air Limbah Domestik

Kota Depok sampai dengan tahun 2013 cukup banyak membangun fasilitas instalasi
pengolahan limbah komunal seperti yang tertera pada table dibawah ini,

103
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL TAHUN 2012

No. Uraian IPAL Komunal 1 IPAL Komunal 2 IPAL Komunal 3 IPAL Komunal 4

1 Nama IPAL Komunal IPAL KOMUNAL SUKAMAJU BARU IPAL KOMUNAL LEUWINANGGUNG IPAL KOMUNAL ABADIJAYA IPAL KOMUNAL CURUG CIMANGGIS
2 Lokasi Kel. Sukamaju Baru Kel. Leuwinanggung Kel. Abadijaya Kel. Curug CIMANGGIS
3 Tipe pengolahan Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister
4 Kapasitas pengolahan (m3)
5 Estimasi volume air buangan saat ini (m3)
6 Jumlah rumah tangga pengguna menurut desain 35 35 35 35
7 Jumlah rumah tangga yang menyambung ke IPAL 15 15 15 15

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL TAHUN 2013

No. Uraian IPAL Komunal 1 IPAL Komunal 2 IPAL Komunal 3 IPAL Komunal 4

1 Nama IPAL Komunal IPAL KOMUNAL PONDOK JAYA Rt 04/05 IPAL KOMUNAL PONDOK JAYA rt 06/03 IPAL KOMUNAL CURUG rt 01/05 IPAL KOMUNAL CURUG rt 02/02
2 Lokasi Kec. Cipayung Kel. Pondok Jaya Rt.04/05 Kec. Cipayung Kel. Pondok Jaya Rt.06/03 kec. Cimanggis Kel. Curug Rt.01/05 kec. Cimanggis Kel. Curug Rt.02/02
3 Tipe pengolahan Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister Anaerobic Baffle Reactor (ABR) dan Bio digister
4 Kapasitas pengolahan (m3)
5 Estimasi volume air buangan saat ini (m3)
6 Jumlah rumah tangga pengguna menurut desain 35 35 35 35
7 Jumlah rumah tangga yang menyambung ke IPAL 20 20 20 20
8 Pengelola

SANITASI BERBASIS MASYARAKAT MCK++ Tahun 2012

No. Uraian MCK++ 1 MCK++ 2 MCK++ 3 MCK++ 4

1 Jumlah MCK++ 1 1 1 1
2 Nama MCK++ SLBM MCK mix komunal SLBM MCK mix komunal SLBM MCK mix komunal SLBM MCK mix komunal
3 Lokasi Kel. Sukamaju Baru Kel. Leuwinanggung Kel. Abadijaya Kel. Curug
4 Total investasi (Rp./tahun) 399,877,500 399,877,500 399,877,500 399,877,500
5 Jumlah pengguna menurut desain (orang) 200 orang 200 orang 200 orang 200 orang
6 Jumlah kamar WC (unit) 4 4 4 4
7 Jumlah kamar WC berfungsi (unit) 4 4 4 4
8 Jumlah kamar mandi (unit) 4 4 4 4
9 Jumlah kamar mandi berfungsi (unit) 4 4 4 4

SANITASI BERBASIS MASYARAKAT MCK++ Tahun 2013

No. Uraian MCK++ 1 MCK++ 2 MCK++ 3 MCK++ 4

1 Jumlah MCK++ 1 1 1 1
2 Nama MCK++ SLBM MCK mix komunal SLBM MCK mix komunal SLBM MCK mix komunal SLBM MCK mix komunal
3 Lokasi Kec. Cipayung Kel. Pondok Jaya Rt.04/05 Kec. Cipayung Kel. Pondok Jaya Rt.06/03 kec. Cimanggis Kel. Curug Rt.01/05 kec. Cimanggis Kel. Curug Rt.02/02
4 Total investasi (Rp./tahun) 500,931,750 500,931,750 500,931,750 500,931,750
5 Jumlah pengguna menurut desain (orang) 200 orang 200 orang 200 orang 200 orang
6 Jumlah kamar WC (unit) 4 4 4 4
7 Jumlah kamar WC berfungsi (unit) 4 4 4 4
8 Jumlah kamar mandi (unit) 4 4 4 4
9 Jumlah kamar mandi berfungsi (unit) 4 4 4 4

Sementara kepemilikan dari jamban pribadi berdasar survey EHRA 2015 adalah 98,76 %
dengan komposisi penyaluran buangan seperti table dibawah ini:

104
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Jika dilihat dari elemen diagram system sanitasi pada pengelolaan, maka dari data diatas
bisa ditemukan elemen analisis SWOT seperti gambar dibawah ini untuk pengelolaan
limbah rumah tangga baik itu black water maupun grey water.

Faktor Internal KEKUATAN (S) : KELEMAHAN (W) :


1. Adanya pokja sanitasi 1. Belum ada BLUD yang khusus
yang menggerakkan menangani pengelolaan air limbah

105
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

program sanitasi (masih ditangani oleh SKPD)


2. Adanya perpres 2. Dukungan SDM pengelola
sanitasi no. 185 tahun 3. Air limbah belum menjadi prioritas pada
2014 tentang program SKPD terkait
percepatan penyediaan 4. Pola pembinaan terhadap KSM yang
air minum dan sanitasi terbentuk belum efektif
3. Kebijakan pendukung 5. Advokasi air limbah ke semua
RTRW maupun RPJMD stakeholder belum maksimal
Faktor Eksternal
sudah ada 6. Kesadaran masyarakat untuk
4. Adanya media lokal melakukan penyedotan tangki septik
pemerintah sebagai masih belum signifikan dengan jumlah
sarana kampanye kepemilikan.
maupun publikasi 7. Tidak memiliki program kampanye dan
sanitasi advokasi yang jitu untuk meingkatkan
5. Memiliki IPLT dukungan pendanaan
6. Kesadaran masyarakat
yg tinggi untuk memiiliki
tangki septik kedap

PELUANG (O) : STRATEGI S –O STRATEGI W – O


1. Sudah ada organisasi Non 1. Melibatkan peran serta 1. Segera dibentuk unit pengelola yang
Pemerintah ( LSM, dan forum badan usaha swasta lebih efektif untuk memperluas
CSR/Swasta yang aktif tetapi maupun CSR dalam cakupan layanan pengelolaan tinja
belum diajak kerjasama dalam pembangunan dan 2. Meningkatkan koordinasi dan
bidang sanitasi) pengelolaan air limbah kerjasama antar kegiatan maupun
2. Peluang pendanaan dari pusat 2. Mendorong peningkatan lintas SKPD dalam pembangunan air
untuk air limbah cukup besar alternatif pendanaan yang limbah
3. Ada program-program sanitasi berkelanjutan
lainnya yang bisa diintegrasikan 3. Meningkatkan peran serta
dengan SKPD masyarakat dalam
4. Banyaknya media chanel yang ada pembangunan dan
di kota Depok belum optimal pengelolaan air limbah
dimanfaatkan

ANCAMAN (T) STRATEGI S – T STRATEGI W – T


1. Persaingan alokasi pendanaan 1. Meningkatkan 1. Perlu analisis regulasi untuk
limbah dengan sektor lain penyelenggaraan manajemen pengelolaan air limbah
2. Semakin bertumbuhnya kampanye perubahan untuk menemukan bentuk dan postur
pemukiman dan jumlah penduduk perilaku melalui media pengelolaan yang terbaik
3. Semakin mahalnya lahan dan publikasi maupunya 2. Meningkatkan pelayanan kualitas air
sulitnya untuk lokasi pengelolaan kampanye/sosialiasi limbah terutama septik tank yang
limbah 2. Mendorong memenuhi standar teknis & sesuai
4. Lemahnya layanan membuat ketersediaan regulasi dengan karakteristik wilayah
masyarakat belum terbiasa dengan dalam pengembangan 3. Mendorong peningkatan pengelolaan
penyedotan tinja sistem pembuangan air secara kawasan
5. Tingginya pencemaran air tanah limbah 4. Mendorong pengetatan perijinan bagi
oleh kandungan ecoli dari tinja pelaku konstruksi dan pengembang
emukiman untuk menerapkan
infratruktur air limbah skala kawasan
atau komunal

Tabel Kerangka Kerja Logis Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Depok
Kebijakan Strategi Tujuan Sasaran

106
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Pernyataan Indikator
1. Peningkatan akses • Meningkatkan Tercapainya Naiknya • Cakupan
terhadap sarana pelayanan sistem on-site target universal jumlah jumlah layanan
dan prasarana air dengan akses untuk akses masyarakat pengurasan
dan sarana terlayani terhadap total
limbah mengoptimalkan dan
pengelolaan air untuk KK (%)
permukiman mengembangkan kinerja limbah pengelolaan
IPLT limbah
• Secara bertahap domestik • Jumlah
meningkatkan sistem sambungan SR
on-site menjadi sistem yang terbangun
off-site skala komunal/
kluster
2. Peningkatan peran • Meningkatkan Ada peran nyata Hilangnya • BABS kota
serta masyarakat kesadaran dan untuk partisipasi BABS dari Depok menjadi
dalam pemahaman masyarakat masyarakat kota masyarakat nol
Depok dalam kota Depok • Perilaku hidup
pengembangan melalui metode
mewujudkan bersih dan
sarpras dan pemicuan pengelolaan sehat terhadap
pengelolaan air • Menyebarluaskan Sanitasi yang lingkungan
limbah informasi melalui prima pemukiman
permukiman pemanfaatan berbagai
alternatif media
komunikasi

3. Peningkatan • Memperbaiki, Berhasil Tatakelola • UPT


sinergitas dan memperkuat, dan melakukan yang prima pengelolaan
profesionalitas mengembangkan optimalisasi untuk air yang kuat
maksimal dari limbah secara
manajemen kelembagaan pengelola
segala domestik manajemen
pengelolaan air sanitasi sumberdaya yang dan keuangan
limbah • Mendorong peran serta ada untuk • Ada dukungan
permukiman swasta dan masyarakat pengelolaan yang swasta dalam
dalam pengelolaan air efektif dan efisien pengelolaan
limbah seperti sedot
• Meningkatkan tinja swasat
• Diperkuatnya
kerjasama dengan
pengelolaan
pemerintah pusat, oleh Perda,
provinsi, dan antar Perwako, dan
daerah dalam juklak-juknis
pembiayaan dan pengelolaan
pengelolaan • Masuknya
• Mengembangkan peran
dukungan
peraturan dan
pemerintah
memperkuat penegakan pusat untuk air
hukum atas peraturan limbah
yang mendukung domestik
penyelenggaraan
pengelolaan air limbah

107
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Kebijakan dan Strategi Nasional


Kebijakan Strategi
1. Peningkatan akses prasarana • Meningkatkan akses terhadap sarpras air limbah sistem
dan sarana air limbah baik sistem setempat di perkotaan dan perdesaan melalui sistem
on-site maupun off-site di komunal
perkotaan dan perdesaan untuk • Meningkatkan akses terhadap sarpras air limbah sistem
perbaikan kesehatan masyarakat terpusat di kawasan perkotaan metropolitan dan besar
2. Peningkatan peran masyarakat • Merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman
dan dunia usaha/swasta dalam masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah
penyelenggaraan permukiman
pengembangan sistem • Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dalam
pengelolaan air limbah penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan air limbah
permukiman permukiman

3. Pengembangan perangkat • Menyusun perangkat peraturan perundangan yang


peraturan perundangan mendukung penyelenggaraan pengelolaan air limbah
penyelenggaraan pengelolaan permukiman
air limbah permukiman • Menyebarluaskan informasi peraturan perundangan terkait
penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman
• Menerapkan peraturan perundangan

4. Penguatan kelembagaan dan • Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan


peningkatan kapasitas personil pengelola air limbah permukiman di tingkat masyarakat
pengelolaan air limbah • Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola
permukiman air limbah permukiman di daerah
• Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga
• Mendorong peningkatan kemauan politik para pemangku
kepentingan untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi
terhadap pengelolaan air limbah permukiman
5. Peningkatan dan pengembangan • Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk
alternatif sumber pendanaan penyelenggaraan air limbah permukiman
pembangunan prasarana dan • Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam
sarana air limbah permukiman mengembangkan sistem air limbah perkotaan dengan
proporsi pembagian yang disepakati bersama

108
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

4.2. Pengelolaan Persampahan


Pada pengelolaan persampahan, dari data proses pengelolaan system sanitasi, maka
diperoleh elemen analisis sebagai berikut:

SampahTerangkut/
Terkelola (dihitung dari
Jumlah sampah yang terangkut Jumlah fasilitas 3R (UPS)
banyaknya
No Kecamatan truk+germo+tronton)
TimbulanSampah (dihitung dari banyaknya
jumlah penduduk x 0.6 kg) Unit Pengolahan Sampah
3
kg/hr m /hari
1 Sawangan 91121 84 -

2 Bojongsari 70284 64 3

3 Pancoran Mas 157112 208 1

4 Cipayung 94478 62 9

5 Sukmajaya 167011 332 2

6 Cilodong 91360 128 -

7 Cimanggis 161267 186 2

8 Tapos 159746 164 3

9 Beji 104005 268 2

10 Limo 54736 44 4

11 Cinere 67868 82 1

1,218,989 1622 27

109
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Faktor Internal KEKUATAN (S) : KELEMAHAN (W) :


1. Kebijakan pendukung 1. Belum ada BLUD yang khusus
RTRW maupun RPJMD menangani pengelolaan sampah(masih
sudah ada ditangani oleh SKPD)
2. Adanya media lokal 2. Dukungan SDM pengelolaan yang
pemerintah sebagai terbatas
sarana kampanye 3. Umur TPA sudah habis dan sulitnya
maupun publikasi mendapat lahan pengganti
sanitasi 4. Pola pembinaan terhadap KSM yang
3. Memiliki konsep terbentuk perlu pengembangan
pengelolaan “zero 5. Advokasi dan gerakan kampanye
Faktor Eksternal waste” untuk mengatasi target universal akses belum maksimal
masalah umur TPA 6. Tidak memiliki program kampanye dan
4. Kesadaran masyarakat advokasi yang jitu untuk meingkatkan
yg tinggi untuk dukungan pendanaan
pengelolaan kebersihan
lingkungan yang
didukung oleh
partisipasi masyarakat
melalui KSM dan
sejenisnya.

PELUANG (O) : STRATEGI S –O STRATEGI W – O


1. Sudah ada organisasi Non 1. Melibatkan peran serta 1. Segera dibentuk unit pengelola yang
Pemerintah ( LSM, dan forum badan usaha swasta lebih efektif untuk memperluas
CSR/Swasta yang aktif tetapi maupun CSR dalam cakupan layanan pengelolaan
belum diajak kerjasama dalam pembangunan dan sampah skala kota
bidang sanitasi) pengelolaan air limbah 2. Meningkatkan koordinasi dan
2. Peluang pendanaan dari pusat 2. Mendorong peningkatan kerjasama antar kegiatan maupun
untuk persampahan cukup besar alternatif pendanaan yang lintas SKPD dalam pembangunan
3. Ada program-program sanitasi berkelanjutan fasilitas program reduksi timbulan
lainnya yang bisa diintegrasikan 3. Meningkatkan peran serta sampah
dengan SKPD masyarakat dalam
4. Banyaknya media chanel yang ada pembangunan dan
di kota Depok belum optimal pengelolaan melalui bank
dimanfaatkan samah dan program 3R

ANCAMAN (T) STRATEGI S – T STRATEGI W – T


1. Persaingan alokasi pendanaan 1. Meningkatkan 1. Perlu analisis regulasi untuk
dengan sektor lain penyelenggaraan manajemen pengelolaan sampah
2. Semakin bertumbuhnya kampanye gerakan untuk menemukan bentuk dan postur
pemukiman dan jumlah penduduk universal akses melalui pengelolaan yang terbaik
3. Semakin mahalnya lahan dan media publikasi 3. Meningkatkan kampanye zero waste
sulitnya untuk dijadikan lokasi maupunya untuk mengurangi jumlah
pengembangan program 3R kampanye/sosialiasi pengangkutan sampah setempat
4. Luasnya layanan pengelolaan 2. Mendorong 4. Mendorong peningkatan pengelolaan
persampahan menuntut efektifitas ketersediaan regulasi secara KSM maupun bank sampah
sumberdaya yang terbatas dari dalam pengembangan
dinas layanan system pengelolaan
persampahan dengan
melengkapi turunan
regulasinya

110
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Tabel Kerangka Kerja Logis Pengembangan Persampahan Kota Depok


Kebijakan Strategi Tujuan Sasaran
Pernyataan Indikator
1. Pengurangan • Mengurangi volume timbulan sampah Penerapan Berkurangnya • Jumlah
volume semaksimal mungkin dari sumbernya zero waste produksi pengelolaan
sampah yang • Mengoptimalkan dan meningkatkan dari sumber sampah dari berbasis 3R
nya sumbernya oleh
harus dibuang pengolahan sampah pada skala
masyarakat
di TPA kawasan • Penerapan
• Mengembangkan pengolahan 3R disetiap
sampah skala kota di TPA TPST

2. Peningkatan • Mendorong pengelolaan sampah di Peningkatan Meningkatnya Sampah


peran serta tingkat rumah tangga dan komunitas pengelolaan jumlah bank dikelola
masyarakat • Mendorong terjalinnya kerjasama sampah sampah dan secara
berbasis KSM yang ikut mandiri oleh
dalam masyarakat dengan dunia usaha
masyarakat mengelola masyarakat
pengelolaan • Meningkatkan kesadaran dan persampahan
sampah pemahaman masyarakat tentang
pengelolaan sampah melalui berbagai
alternatif media komunikasi

3. Peningkatan • Mengoptimalkan pengelolaan TPA Luas layanan


cakupan • Meningkatkan kapasitas dan persampaha
pelayanan mengoptimalkan pemanfaatan sarana n mampu
mengatasi
persampahan pengangkutan sampah
peningkatan
• Meningkatkan cakupan wilayah timbulan
pelayanan secara terencana sampah dan
• Mempersiapkan opsi pemanfaatan penngkatan
TPA regional jumlah
penduduk
4. Peningkatan • Memperkuat kelembagaan dan Terbentuk UPTD • Jumlah
tata kelola kapasitas institusi pengelola postur Persampahan sarana dan
persampahan persampahan lembaga memiliki prasarana
layanan dukungan pegelolaan
dan kapasitas • Mendorong dibentuknya lembaga
persampaha sumber daya • Adanya
pembiayaan pengelola persampahan di tingkat n yang kuat dan anggaran , Perda dan
komunitas dan efektif regulasi, serta Perwako
• Meningkatkan kinerja pengelola kelembagaan turunan yg
persampahan tingkat kota dan dilengkapi
tingkat komunitas juknis
pengelolaan
• Mendorong pemisahan fungsi
• Kesiapan
operator dan regulator
perangkat
• Meningkatkan kerjasama dengan pengelola
pemerintah pusat, provinsi, daerah untuk
lain, dan swasta dalam pembiayaan kerhasama
dan pengelolaan sampah regional

111
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

• Mengembangkan peraturan dan


memperkuat penegakan hukum
peraturan pengelolaan persampahan
Kebijakan dan Strategi Nasional Persampahan yang mendukung adalah;

Kebijakan dan Strategi Nasional

Kebijakan Strategi

1. Pengurangan sampah semaksimal • Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R


mungkin dimulai dari sumbernya (Reduce-Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 rumah
tangga
• Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan
disinsentif dalam palaksanaan 3R
• Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perindustrian
dan perdagangan
2. Peningkatan peran aktif • Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak
masyarakat dan dunia dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah
usaha/swasta sebagai mitra • Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan
pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum
• Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum
perempuan dalam pengelolaan sampah
• Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat
• Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi
dunia usaha/swasta
3. Peningkatan cakupan pelayanan • Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan
dan kualitas sistem pengelolaan • Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan
berkeadilan
• Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran
pelayanan
• Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan
• Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary
landfill
• Meningkatkan pengelolaan TPA regional
• Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan
persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan
4. Pengembangan kelembagaan, • Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola
peraturan dan perundangan • Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan
• Memisahkan fungsi regulator dan operator
• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku
kepentingan lain
• Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
• Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan
persampahan skala regional
• Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM sebagai
landasan dan acuan pelaksanaan pengelolaan persampahan
• Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan
sanksi hukum secara konsisten dalam rangka pembinaan

112
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

aparat, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya

5. Pengembangan alternatif sumber • Penyamaan persepsi para pengambil keputusan


pembiayaan • Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan

4.3 Drainase Perkotaan


Pada dasarnya system pengelolaan drainase pemukiman diperlukan kordinasi lintas
sector dan stakeholder. Untuk itu dibuat table yang menjelaskan tatatkelola dan
pengembangan yang bertujuan untuk menghilangkan genangan dan banjir dikawasan
pemukiman.

Tabel Kerangka Kerja Logis Pengembangan Kota Depok


Kebijakan Strategi Tujuan Sasaran
Pernyataan Indikator
1. Peningkat • Memperkuat kapasitas SDM dan Terbangunnya •
an tata kelembagaan institusi pengelola system
kelola drainase jaringan
drainase yang
drainase • Meningkatkan kinerja SDM dan
antisipatif
yang institusi pengelola drainase terhadap
bersinergi • Meningkatkan koordinasi antar pengembanga
instansi dan para pemangku n kota
kepentingan
• Mengembangkan produk hukum
dan aturan serta memperkuat
pengendalian

113
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2. Peningkat • Mengembangkan perencanaan Hilangnya


an kinerja dan membangun sistem drainase genangan di
jaringan makro dan mikro yang terpadu areal
permukiman
drainase • Mengoptimalkan pemanfaatan
permukim jaringan pengendali banjir alami
an dan dan penerapan eco-drainase
kota • Menangani banjir dan genangan
melalui pendekatan keterpaduan
lintas sektor

3. Peningkat • Meningkatkan kesadaran Partisipasi


an masyarakat dalam pembangunan masyarakat
partisipasi dan pemeliharaan drainase dalam
mengawasi
masyarak • Mendorong diterapkannya sistem
perawatan
at dalam drainase permukiman yang dan
pengelola terintegrasi dan berwawasan pembangunan
an lingkungan system
drainase • Menyepakati pembagian drainase
kewenangan dan tanggung jawab pemukiman
pemerintah dan masyarakat

Kebijakan dan Strategi Nasional Persampahan yang mendukung adalah;

Kebijakan dan Strategi Nasional

Kebijakan Strategi
1. Pemantapan keterpaduan • Mengembangkan system perencanaan drainase
penanganan pengendalian utama dan lokal yang terpadu
banjir dan sektor/sub sektor • Mempertahankan konsep pola aliran alami
terkait lainnya berdasarkan • Mewujudkan sebuah stakeholder yang melakukan
keseimbangan tata air konservasi air
• Mengembangkan NSPM berdasarkan karakteristik
dan kondisi tata air

114
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

2. Peningkatan pelibatan • Menentukan kewenangan, peran dan tanggung


seluruh stakeholder jawab pemerintah, swasta dan masyarakat
berdasarkan hirarki system • Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana
drainase drainase
• Menyiapkan prioritas dan tahapan pemanfaatan
drainase

3. Meningkatkan kapasitas • Meningkatkan status dan kapasitas institusi


kelembagaan, peraturan pengelola
dan perundangan • Meningkatkan koordinasi antar instansi dan
seluruh stakeholder
• Meningkatkan kinerja dan kualitas SDM
• Meningkatkan kelengkapan peraturan dan produk
hukum/NSPM
• Mendorong system pengawasan dan penerapan
sanksi secara konsisten

4. Pengembangan alternatif • Mengembangkan sumber pembiayaan melalui


pembiayaan retribusi lingkungan
• Menyamakan persepsi para pengambil keputusan

115
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Bab V
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI
PENDANAAN
5.1 RINGKASAN

Pada bab 5 ini memuat uraian dari program dan kegiatan yang akan menjadi prioritas

pembangunan sanitasi Kota Depok untuk tahun 2015-2019. Program dan kegiatan ini

disusun berdasarkan strategi yang telah dirumuskan pada bab IV untuk mencapai tujuan

dan sasaran dari masing-masing sektor air limbah domestik, persampahan, drainase

lingkungan seperti yang terangkum dalam table dibawah ini;

Tabel 5.1
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi
Kota Depok 2015-2019

No Kegiatan di Tahun Anggaran Total


sektor 2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran
1 Air Limbah 6,068 20,312 46,131 42,397 43,301 158,209
2 Persampahan 24,642 90,813 69,111 125,905 114,835 425,305
3 Drainase 2,301 2,275 20,800 16,010 41,875 84,411
JUMLAH 33,011 113,401 136,042 184,311 200,011 667,925
Sumber : Lampiran Dokumen Pemutakhiran SSK 2015

Tabel 5.2
Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi
Kota Depok 2015-2019 Persumber Anggaran

No Sumber Tahun Anggaran Total


Anggaran 2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran
A. Sumber Anggaran Pemerintah
1 APBD Kota 33,011 113,401 136,042 184,311 200,011 604,193
2 APBD Provinsi 7,675
3 APBN 54,157
Jumlah
B. Sumber Anggaran Non-Pemerintah
1 CSR/Swasta 8,100
2 Masyarakat 1,800
Jumlah
Jumlah Total A+B
Untuk pendanaan sektor air limbah dari APBD Kota Depok 2015-2019 ada di table 5.3 ini,

116
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)


NO PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Volume Total
SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
2015 2016 2017 2018 2019 Volume

A. AIR LIMBAH
1 SEPTIC TANK
Pembangunan sarsandas (septik tank) oleh masyarakat (STBM) KK 100 100 100 100 400 450 450 450 450 1,800
Pembangunan septic tank individual melalui APBD KK 400 800 1200 1800 4200 3,600 5,400 8,100 17,100
Pembangunan septic tank individual melalui Swasta (CSR) KK 500 600 600 600 2300 2,700 2,700 2,700 8,100
Pembangunan septic tank individual melalui APBD PROP (BANGUB) / APBN
1500 2,250 2,250 2,250 6,750
(DAK Sanitasi ) KK 500 500 500
pembangunan Septik tank komunal ( 1 komunal = 5 KK) KK 200 200 200 600 5,000 5,000 5,000 15,000

2 IPAL KOMUNAL
Pembangunan IPAL Komunal SR 150 480 640 640 640 1,500 6,000 8,000 8,000 8,000 31,500
Pembangunan IPAL Kawasan (Berdasarkan Master Plan Air Limbah) SR 1192 12,391 12,391 24,782

3 IPLT
Operasional dan pemeliharaan IPLT unit kolam 4 5 5 5 5 5 400 500 500 500 500 2,400
Pengerukan Lumpur Kering/ Lansklering unit kolam 1 1 1 0 0 1 100 100 100 100 100 500
orang 19 (5 org di
15 15 0 52 22 476 437 437 437 1,808
Penambahan Tenaga Petugas IPLT 3 ABT)
dokumen 1 ( DED
Revitalisasi
Pembuatan DED Perencanaan Pembangunan Kolam IPLT 1 0 0 0 1 160 160 - - - 320
kolam yg
lama)
Pembangunan Revitalisasi Kolam Lama IPLT Tahun 1996 paket 1 1 2,000 2,000
dokumen 1 (kolam
3 300 600 900
Penyusunan AMDAL Kawasan IPLT dan AMDAL Revitalisasi Kolam IPLT AMDAL kering) 2
Penataan Perpakiran Areal IPLT paket 1 2 1 1 0 5 150 300 150 150 - 750
Pembangunan pondasi pemagaran paket 2 (ABT) 2 1 5 400 400 800
Pemagaran Areal IPLT paket 1 2 (1 ABT) 2 1 0 5 150 400 400 200 - 1,150
Penurapan Tebing Area IPLT (perbatasan antara warga dan TPU) paket 2 (ABT) 1 3 400 200 600
Pembuatan Saluran Air di Areal IPLT paket 1 2 (1 ABT) 1 1 0 5 98 260 150 160 - 668
Pengukuran dan Pematokan Tanah Areal IPLT paket 1 0 0 0 0 1 70 - - - - 70
Studi Banding kegiatan 0 1 (ABT) 0 0 0 1 - 240 - - - 240
Sosialisasi Pelayanan IPLT kecamatan 0 1 11 0 0 12 - 45 495 540
Studi / Kajian Penentuan Biaya Retribusi paket 0 1 (ABT) 0 0 1 - 200 - - 200
Pembuatan Perda/ Perwal LLTT IPLT ( Payung Hukum ) paket 0 1 1 1 0 3 - 50 - - 50
Revisi Perda Retribusi Penyedotan Tinja paket 1 1 200 200
Pembangunan Kolam IPLT (APBD) paket 0 1 1 0 0 2 - 3,500 8,500 - - 12,000
9 (5 Prop,
unit 4 5 (ABT) 14 800 2,000 3,600 - - 6,400
Pengadaan Kendaraan Truk Tinja 4 APBD)
6 (3 prop,
unit 0 0 11 (APBD) 17 600 1,100 - 1,700
Pengadaan Motor Sedot Tinja 3 APBD)
Pengadaan Moveable IPLT (APBD) unit 1 1 1,500 1,500
Pembangunan Hanggar untuk Mobil Tanki Tinja paket 1 (ABT) 1 2 200 200 400
Pengadaan Mobile Toilet unit 1 (ABT) 1 500 500
Perkerasan Parkir Truk Sampah dan Tinja paket 1 (ABT) 1 200 200
Pembangunan Lampu PJU di arean IPLT maupun menuju IPLT unit 10 10 (ABT) 10 10 10 50 200 200 200 200 200 1,000
Pembangunan Sumur Artecis paket 1 1 (ABT) 2 200 200 - - - 400
Pemetaan potensi layanan sedot tinja paket 0 1 1 1 0 3 - - 150 150 - 300
Peningkatan Manajemen & Penyusunan SOP IPLT keg/paket 0 0 1 0 0 1 - 150 - - 150
FS Pemanfaatan Sludge dan Biogas Tinja pada IPLT Kalimulya dokumen 0 0 1 0 0 1 - - 125 - - 125
Pembangunan Sistem Informasi Jaringan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal sistem
0 0 1 0 1 150 - - 150
( LLTT ) (APBD)
Pengujian Kualitas Air keg/paket 1 1 200 200
paket/kajia
Kajian Pemanfaatan Hasil Pengolahan Limbah IPLT 0 0 1 0 0 1 200 200
n

117
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Sedangkan untukkegiatan non teknis untuk pembangunan air limbah dalam 5 tahun
kedepan disusun kedalam table 5.4 adalah :
Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Volume Total
SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
2015 2016 2017 2018 2019 Volume

4 SOSIALISASI/MONITORING/PENDAMPINGAN KEL 4 15 15 15 14 63 120 450 450 450 420 1,890


Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) KEL / TAHUN 63 63 63 63 63 315 19 19 19 19 19 95
Monitoring/pendampingan pasca pemicuan dan verifikasi STBM ORANG 98 98 98 94 388 59 59 59 56 233
Pelatihan Tenaga Fasilitator & Surveyor Lapangan (STBM) KEL 0 4 4 4 5 17 - 150 215 287 652
Pendampingan Sanimas (Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan Septik
Tank Komunal, MCK Komunal dan IPAL Komunal) KEG 1 1 1 1 4 50 50 50 150
Sosialisasi Sanimas dan Musyawarah Peminatan (penyuluhan dan
kampanye pada daerah yang berpotensi untuk dibangun Septik tank/IPAL
komunal skala Kecil LOK 60 60 60 60 60 300 20 20 20 20 20 99
Inspeksi Sanitasi Tempat Umum LOK 120 100 100 100 100 520 40 33 33 33 33 172
Inspeksi Tempat Pengelolaan Makanan KEG 1 1 1 1 1 5 50 50 50 50 50 250
Sosialisasi Hasil Inspeksi Sanitasi LOK 3 5 5 5 5 23 45 75 75 75 75 345
Stimulan (pengadaan sarana Sanitasi Cuci tangan) di Ponpes dan SD PAKET 1 1 1 1 4 30 30 30 30 120
Komunikasi Sanitasi (Leaflet Pamflet) LOK 3 3 3 3 12 60 60 60 60 240
Infrastruktur sanitasi di mushola PKM 35 35 35 35 35 35 8 8 8 8 8 39
Klinik Sanitasi Puskesmas 35 35 35 35 175 175 175 175 700
Pengumpulan & Pemusnahan Limbah Medis Puskesmas DOK/PKM 8 8 8 5 6 35 640 640 640 400 480 2,800
UKL-UPL dan Pembangunan IPAL (Graywater) Skala Puskesmas (Seksi
Sarpras) ORANG 51 51 51 51 204 46 46 46 46 184
Pelatihan Pengelolaan Sistem Pengolah Limbah bagi Sanitarian PKM &
RSU Swasta LOK 51 51 51 51 51 PKM dan 16 RS 17 17 17 17 17 84
Supervisi Pembangunan Sistem Pengolah Air Limbah PKM & RSU Swasta PAKET/KEG 1 1 1 1 4 30 30 30 30 120
Pembuatan media kampanye air limbah (brosur, pamflet, dll) PAKET/KEG 1 1 1 1 1 5 20 20 20 20 20 100
Pemilihan Duta Sanitasi ORANG 100 100 200 45 45 90
Lomba karya tulis pengelolaan air limbah untuk pelajar LOK 115 115 115 115 115 575 38 38 38 38 38 190
Pemantauan Kualitas Air Tanah (Air Bersih) dalam rangka Deteksi KLB LOK 35 35 35 35 35 35 12 12 12 12 12 58
Bintek Pengembangan SDM Pengelola Air Limbah kpd Sanitarian ORANG 51 51 51 51 204 46 46 46 46 184
Pelatihan Motivasi kpd Sanitarian PKM & RSU Swasta ORANG 51 51 51 51 204 23 23 23 23 92

industri tahu industri tahu industri tahu industri tahu industri tahu
Lokakarya Sinergi Pengelolaan Air Limbah Sanitarian PKM & RSU Swasta dan tempe dan tempe dan tempe dan tempe dan tempe - 50 50 50 50 200
5 kajian (3 5 kajian (3 6 kajian (4 6 kajian (4
Inventarisasi Sumber Pencemar sungai, 2 sungai, 2 sungai, 2 sungai, 2
kajian 0 situ) situ) situ) situ) 22 - 250 250 250 250 1,000

laundry dan
Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sumber Air
industri tahu cuci
tempe motor/mobil 200 200 400
5 lokasi MCK sesuai data sesuai data sesuai data sesuai data
Pembinaan USK ++ dari OPD dari OPD dari OPD dari OPD - 20 20 20 20 80
Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Sanitasi Perkotaan dokumen 1 dokumen 1 dokumen 2 40 50 90
Penyusunan DED IPAL USK unit 4 unit IPAL 4 unit IPAL 8 500 600 1,100
Pembangunan IPAL USK unit 2 IPAL 2 IPAL 2 IPAL 2 IPAL 6 IPAL 14 20 20 20 20 60 140

20 ttk situ, 21 20 ttk situ, 21 20 ttk situ, 21 20 ttk situ, 21 20 ttk situ, 21
ttk sungai, 9 ttk sungai, 9 ttk sungai, 9 ttk sungai, 9 ttk sungai, 9
ttk TPA, 5 ttk ttk TPA, 5 ttk ttk TPA, 5 ttk ttk TPA, 5 ttk ttk TPA, 5 ttk
RPH RPH RPH RPH RPH
Rangkapan Rangkapan Rangkapan Rangkapan Rangkapan
jaya, 5 ttk jaya, 5 ttk jaya, 5 ttk jaya, 5 ttk jaya, 5 ttk
RPH Tapos, RPH Tapos, RPH Tapos, RPH Tapos, RPH Tapos,
4 ttk IPLT,15 4 ttk IPLT,15 4 ttk IPLT,15 4 ttk IPLT,15 4 ttk IPLT,15
ttk UPS, 2 ttk UPS, 2 ttk UPS, 2 ttk UPS, 2 ttk UPS, 2
Pemeliharaan IPAL ttk RSUD, 2 ttk RSUD, 2 ttk RSUD, 2 ttk RSUD, 2 ttk RSUD, 2
ttk psr ttk psr ttk psr ttk psr ttk psr
Kemiri Muka Kemiri Muka Kemiri Muka Kemiri Muka Kemiri Muka
2 ttk 2 ttk 2 ttk 2 ttk 2 ttk
terminal terminal terminal terminal terminal
perkantoran perkantoran perkantoran perkantoran perkantoran
Balai Kota Balai Kota Balai Kota Balai Kota Balai Kota
Depok, 20 Depok, 20 Depok, 20 Depok, 20 Depok, 20
ttk mata air ttk mata air ttk mata air ttk mata air ttk mata air
(2 kali (2 kali (2 kali (2 kali (2 kali
setahun) setahun) setahun) setahun) setahun) 200 200 200 200 200 1,000
perumahan
Pengujian Kualitas Air di Sungai, Setu, Mata Air dan Fasilitas Pemerintah dan usaha
keg kuliner 1 100 100
Sosialisasi Pengendalian Pencemaran Air dari limbah domestik sekolah 12 sekolah 12 sekolah 24 258 284 541
Pelaksanaan Sekolah Berbudaya Lingkungan lokasi 1 lokasi 1 lokasi 2 385 264 648
6 aksi
komunitas 12 kali
Proklim (Program Kampung Iklim) keg hijau kegiatan 18 229 345 574
Pembinaan Komunitas Lingkungan Hidup
SUB TOTAL PENGELOLAAN AIR LIMBAH 6,068 20,312 46,131 42,397 43,301 158,209

118
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Sedangkan untuk rancangan anggaran untuk persampahan selama tahun 2015-2019


masih murni berasal dari APBD kota Depok dengan rincian seperti tabel 5.5 dibawah ini,

Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)


NO PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Volume Total
SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
2015 2016 2017 2018 2019 Vol u me

B PERSAMPAHAN
Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Skala Kawasan unit 32 36 40 45 50 203 16,102 19,800 26,000 29,750 32,500 124,152
Gerakan Depok Memilah unit 0 0 955 0 1 70 2125 1,280 1,530 2,005 4,568 2,453 1 ,835
Pelayanan Pengangkutan Persampahan - 30,808 29,742 31,473 28,865 120,887
Pengelolaan TPA Varian 7,000 7,700 4,100 4,000 4,000 26,800
Pengelolaan SPA Varian - 30,350 6,800 55,651 46,801 139,601
Pengadaan spraying ( lalat) sanitarian puskesmas PKM 1 1 1 2 35 220 220 220 40 700
Pemeliharaan Pengadaan spraying ( lalat) PKM 1 1 13 35 83 83 83 248
Pengadaan alat ukur tingkat kepadatan lalat utk sanitarian puskesmas PKM 1 1 1 2 35 83 83 83 15 263
Pelatihan Teknis Pengolahan dan Pengelolaan Sampah biofori bagi Sanitarian PAKET 35 35 35 35 140 47 47 47 47 189
Pelatihan Teknis Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat bagi Sanitarian PAKET 35 35 35 35 140 32 32 32 32 126
Fasilitasi pengelolaan sampah organik dan non organik Komunitas 1 1 260 244 504
SUB TOTAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 24,642 90,813 69,1 1 125,905 1 4,835 425,305

119
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Sedangkan untuk rancangan anggaran untuk Drainase selama tahun 2015-2019 masih
murni berasal dari APBD kota Depok dengan rincian seperti tabel 5.6 dibawah ini,

PROGRAM / KEGIATAN Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)


NO (Output/Sub DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Volume Total
Output/Komponen) SATUA
Volum 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
N 2015 2016 2017 2018 2019
e
C DRAINASE
Penataan Kali Cipinang RW 03, RW
Penyusunan DED Paket 1 100 100
05, dan RW 06 Kel. Sukamaju Baru
Pembuatan Sumur Imbuhan dan
Penyusunan DED Sumur Resapan di Kecamatan Paket 1 30 30
Tapos
Penataan Saluran Cabang Timur
Penyusunan DED Paket 1 194 194
Pancoran Mas
Penataan Saluran Drainase Outlet
Penyusunan DED Situ Rawa Besar (sekitar Jl. Arief Paket 1 80 80
Rahman Hakim)
Penyusunan DED Penataan Saluran Drainase Kp. Lio Paket 1 72 72
Penataan Kembali Saluran Drainase
Sekitar Terminal Margonda
Penyusunan DED Paket 1 80 80
(termasuk crossing menuju Saluran
Kp. Malela)
Penataan Instalasi Utilitas yang
melewati Saluran Drainase di Jl.
Penyusunan DED Paket 1 200 200
Margonda (olen Bidang Jalan dan
Jembatan)
Penataan Saluran Drainase dan
Penyusunan DED Saluran Irigasi Tersier di Jl. Akses Paket 1 16 16
Perum Lembah Griya Indah
Penurapan dan Penataan Saluran
Penyusunan DED Drainase RT 01/05 dan RT 02/05 Kp. Paket 1 16 16
Rawa Sari
Penataan Saluran Drainase Sekitar
Penyusunan DED Paket 1 80 80
Situ Citayam
Pembuatan IPAL Komunal di Situ
Penyusunan DED Paket 1 60 60
Citayam (by BLH)
Pembuatan Biopori dan Sumur
Penyusunan DED Resapan di sekitar Situ Citayam (by Paket 1 60 60
BLH)
Penataan Saluran Drainase Jl.
Penyusunan DED Paket 1 16 16
Palikali - Jl. Manggis dan Sekitarnya

Penataan Saluran Drainase RW 09


Penyusunan DED Paket 1 12 12
Kel. Duren Mekar dan sekitarnya

120
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)


PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
Volume Total
SATUAN 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
2015 2016 2017 2018 2019 Volume
Penangan Banjir dan genangan di berbagai lokasi kota Depok
Penanganan Banjir di RW 03, 05, dan 06 Kel. Sukamaju Baru :
a) Penurapan Anak Kali Cipinang RT 02/03 Kel. Sukamaju Baru (ABT) 1 200 1,350
b) Penataan Kali Cipinang RW 05 Kel. Sukamaju Baru 1 1,150 1,150
c) Penataan Kali Cipinang RW 03, RW 05, dan RW 06 Kel. Sukamaju Baru 1 2,500 2,500
d)Sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan sempadan dan saluran Kali Cipinang 1 30 30
e) Pembuatan sumur imbuhan dan sumur resapan pada fasos/fasum, lahan pemerintah, dan ruang terbuka hijau dalam rangka
750
mengurangi debit run - off dan konservasi air tanah 1 750
Penanganan Banjir RW 08 Kel. Sukamaju Baru :
a) Turap Kali Cipinang RT 01/008 Kel. Sukamaju Baru 1 1 250 250
b) Drainase RT 01/08 Kel. Sukamaju Baru (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 72 72
c) Sosialisasi pembuatan biopori, sumur resapan, dan sumur imbuhan kepada masyarakan pemukiman RW 08 Kel. Sukamaju
1 10
Baru dan daerah hulunya dalam rangka meminimalisasi debit run - off dan konservasi air tanah 1 10
Penanganan Genangan/Banjir Kel. Depok Kec.Panmas
Penanganan Genangan/Banjir Jl. Dewi Sartika dan Kp. Sawah dengan pekerjaan :
a) Penurapan dan Normalisasi Saluran Cabang 1 1 150 150
b) Penataan Saluran Cabang Timur 1 1 3,000 3,000
Penanganan Genangan/Banjir di Kp. Lio RT 03/09 Kel. Depok :
a) Pembebasan Lahan Akses Pemeliharaan Ke Situ Rawa Besar (200 m x 8 m) 1 1 8,000 8,000
b) Penurapan dan Normalisasi Situ Rawa Besar (termasuk Konsultan Supervisi) 1 1 1,337 1,337
c) Penurapan dan Normalisasi Situ Rawa Besar (termasuk Konsultan Supervisi)(oleh BBWSCC) 1 1 30,000 30,000
d) Penataan Saluran Drainase Outlet Situ Rawa Besar (sekitar Jl. Arief Rahman Hakim)(termasuk Konsultan Supervisi) 1 1 2,000 2,000
e) Penataan Saluran Drainase Kp. Lio 1 1 1,800 1,800
f) Drainase Lingkungan RT 02 RW 04 Kp. Lio Kel. Depok (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 96 96
g) Drainase Lingkungan RT 01 RW 13 dan Drainase Jl. Kembang Lio Kel. Depok (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 192 192
Penanganan Banjir/Genangan di depan Terminal Depok Margonda :
a) Penataan Kembali Saluran Drainase Sekitar Terminal Margonda (termasuk crossing menuju Saluran Kp. Malela) 1 1 2,000 2,000
b) Penataan Instalasi Utilitas yang melewati Saluran Drainase di Jl. Margonda (olen Bidang Jalan dan Jembatan) 1 1 5,000 5,000
c) Penataan Instalasi Utilitas yang melewati Saluran Drainase di Jl. Margonda (olen Bidang Jalan dan Jembatan) 1 1 5,000 5,000
Penanganan Banjir di Kel.Cipayung Jaya Kec. Cipayung
Penanganan Banjir/Genangan Jl. Akses Perum Lembah Griya Indah Kel. Cipayung Jaya :
a) Penataan Saluran Drainase dan Saluran Irigasi Tersier di Jl. Akses Perum Lembah Griya Indah (termasuk Supervisi) 1 1 412 412
b) Penurapan dan Normalisasi BCB 1 Kanan Kel. Cipayung Jaya 1 1 120 120
Penanganan Banjir/Genangan RT 01 dan RT 02 RW 05 Kp. Rawa Sari Kel. Cipayung Jaya :
b) Penurapan dan Penataan Saluran Drainase RT 01/05 dan RT 02/05 Kp. Rawa Sari (termasuk Supervisi) 1 1 412 412
c) Drainase Lingkungan Jl. Rawa Sari II Gg. Belimbing RT 03 RW 05 Kel. Cipayung Jaya (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 108 108
d) Drainase Lingkungan Jl. Rawas Sari II Gg Tatto RT 03 dan RT 04 RW 05 Kel. Cipayung Jaya (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 202 202
Penanganan Banjir di Kel. Bojong Pondok Terong Kec. Cipayung
Penataan Situ Citayam :
a) Pembebasan Lahan Akses Pemeliharaan Ke Situ Citayam (200 m x 8 m) 1 1 4,000 4,000
b) Penurapan dan Normalisasi Situ Citayam (by BBWSCC) 1 1 8,000 8,000
c) Penataan Saluran Drainase Sekitar Situ Citayam 1 1 2,000 2,000
d) Pembuatan IPAL Komunal di Situ Citayam (by BLH) 1 1 1,500 1,500
e) Sosialisasi dan Pembuatan Biopori dan Sumur Resapan di Masyarakat Sekitar Situ Citayam (by BLH) 1 1 375 375
Penanganan Banjir di Kel. Cinere Kec. Cinere
Penanganan Banjir/Genangan Jl. Palikali - Jl. Manggis :
a) Penataan Saluran Drainase Jl. Palikali - Jl. Manggis dan Sekitarnya 1 1 412 412
Penanganan Banjir/Genangan RT 02 - 03/04 dan RT 03/08 Kel. Cinere : 1 1
a) Penataan Saluran Drainase RT 02 - 03/04 dan RT 03/08 Kel. Cinere 1 1 200 200
b) Drainase Lingkungan Jl. Persatuan RT 02 RW 04 Kel. Cinere (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 120 120
c) Drainase Lingkungan RT 03 RW 04 Kel. Cinere (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 132 132
Penanganan Banjir/Genangan RT 05/02 Jl. Terusan Tanjung Kel. Cinere :
a) Saluran Lingkungan Jl. Madrasah RT 05/02 dan RT 01/02 Kel. Cinere Kec. Cinere (oleh Bidang Jalan Lingkungan) 1 1 104 104

Penanganan Banjir/Genangan RW 13 dan RW 18 Perumahan Cinere Estate Kel. Cinere :


a) Penataan Saluran Drainase Jl. Anggrek Ke Kali Grogol RW 11, 13, dan 15 Kel. Cinere 1 1 100 100
b) Penataan Saluran Drainase RW 13 (Perum Cinere Estate) Kel. Cinere 1 1 100 100
c) Penataan Saluran Drainase RW 18 (Perum Cinere Estate) Kel. Cinere 1 1 100 100
Penanganan Banjir di Kel. Duren Mekar Kec. Bojongsari
Penanganan Banjir RT 04/09 Kel. Duren Mekar
a) Perencanaan Teknis (DED) Penataan Saluran Drainase RW 09 Kel. Duren Mekar dan sekitarnya 1 1 12 12
b) Penataan Saluran Drainase RW 09 Kel. Duren Mekar dan sekitarnya 1 1 300 300

SUB TOTAL ANGGARAN DRAINASE 2,301 2,275 20,800 16,010 41,875 84,411

121
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

Bab VI
MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
Kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilakukan sepanjang tahun mulai bulan Januari
dan berlanjut hingga bulan Desember pada tahun berjalan atau setelah SSK disahkan
oleh Walikota. Kerangka waktu ini dipilih untuk menyelaraskan proses monitoring dan
evaluasi dengan alur perencanaan dan penganggaran daerah.
Mekanisme monitoring dan evaluasi dibagi atas tiga tahapan, yaitu pada tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan.
Tabel dibawah menjelaskan tahapan tersebut, terdapat penanggung jawab utama,
pengumpul data dan dokumentasi serta pengolah data serta waktu pelaksanaan serta
alur distribusi laporan hasil monev.

Penanggung Jawab
Pelaporan
Obyek Penanggung Pengumpul Pengolah Waktu
Penerima
Pemantauan Jawab Utama data & Data/ Pelaksanaan
Lapo-ran
dokumentasi Pemantauan
Tabel capaian Bappeda • Dinas PU • Dinas PU Okt- Des tahun • Walikota
Strategik • Distarkim • Distarkim berjalan • DPRD
• BLHD • BLHD • Ketua
• Dinkes • Dinkes Pokja
• BPMPD • BPMPD (Setda)
• Kepala
SKPD
Tabel Capaian Bappeda • Dinas PU • Dinas PU Okt- Des tahun • Walikota
Kegiatan • Distarkim • Distarkim berjalan • DPRD
• BLHD • BLHD • Ketua Pokja
• Dinkes • Dinkes (Setda)
• BPMPD • BPMPD • Kepala
SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda • Dinas PU • Dinas PU Okt- Des tahun • Walikota
• Distarkim • Distarkim berjalan • DPRD
• BLHD • BLHD • Ketua Pokja
• Dinkes • Dinkes (Setda)
• BPMPD • BPMPD • Kepala
SKPD

Secara umum hasil monitoring dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik
bagi pengambil keputusan berkaitan :

122
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

1. Kemajuan relatif capaian strategi pembangunan sanitasi melalui pelaksanaan kegiatan-


kegiatan pembangunan dalam rangka mencapai visi dan misi yang sudah disepakati
bersama.
2. Bentuk usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi atau lembaga dalam
usaha pencapaian visi dan misi pembangunan sanitasi.
3. Kinerja kelembagaan pemantauan dan evaluasi pembangunan sanitasi.

Berdasarkan matrik Kerangka Kerja Logis (KKL) maka Pokja Sanitasi Kota Depok
membuat Matrik Kerangka Logis Strategi Sanitasi untuk masing-masing sektor sanitasi
yaitu sektor air limbah domestik, sektor persampahan, dan drainase. Dalam matrik ini
tergambar jelas alur logis mulai tujuan, sasaran, indikator sasaran, bila data dan target
serta tahapan pencapaian target untuk setiap tahunnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 6.1 Matrik Monev Implementasi.

Matriks Monev Implementasi

Air Limbah
Sasaran Indikator Data Dasar Target n+1 n+2 n+3 n+4 N+5
Nilai Sumber/Tahun P R P R P R P R P R
Naiknya • Cakupan layanan
jumlah pengurasan
jumlah terhadap total KK
masyarakat (%)
terlayani • Jumlah
sambungan SR
yang terbangun
Hilangnya Perilaku hidup
BABS dari bersih dan sehat
masyarakat terhadap
kota lingkungan
Depok pemukiman
Tatakelola • UPT pengelolaan yang
kuat secara
yang prima manajemen dan
untuk air keuangan
• Ada dukungan swasta
limbah dalam pengelolaan
domestik seperti sedot tinja
swasat
• Diperkuatnya
pengelolaan oleh
Perda, Perwako, dan

123
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

juklak-juknis
pengelolaan
Masuknya peran
dukungan pemerintah
pusat untuk air limbah
domestik
*P=planning
*R=realization

Persampahan
Sasaran Indikator Data Dasar Target n+1 n+2 n+3 n+4 N+5
Nilai Sumber/Tahun P R P R P R P R P R
Berkurangny • Jumlah pengelolaan
a produksi berbasis 3R oleh
sampah dari masyarakat
sumbernya • Penerapan 3R
disetiap TPST
Meningkatny Sampah dikelola
a jumlah secara mandiri oleh
bank sampah masyarakat
dan KSM
yang ikut
mengelola
persampahan
UPTD • Jumlah sarana
Persampahan dan prasarana
memiliki pegelolaan
dukungan
• Adanya Perda dan
sumber daya
dan anggaran Perwako turunan
, regulasi, yg dilengkapi
serta juknis
kelembagaan pengelolaan
• Kesiapan
perangkat
pengelola untuk
kerhasama
regional
*P=planning
*R=realization

Drainase
Sasaran Indikator Data Dasar Target n+1 n+2 n+3 n+4 N+5
Nilai Sumber/Tahun P R P R P R P R P R

*P=planning
*R=realization

124
Pemutakhiran SSK (Strategi Sanitasi Kota Depok) Tahun 2015

125

Anda mungkin juga menyukai