Trenggalek
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Sebagaimana negara negara berkembang lainnya, Indonesia pada saat ini juga
menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Sejak ditetapkannya
otonomi daerah pada Januari 2001, masalah sanitasi bukan lagi menjadi urusan pemerintah pusat,
tetapi menjadi urusan wajib bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota sesuai dengan UU No.
32/2004 tentang Otonomi Daerah. Akan tetapi dalam kenyataan masih banyak Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota yang belum atau kurang mampu mengurus dan memecahkan masalah di bidang
sanitasi dan higiene. Seringkali bidang sanitasi dan higiene lebih merupakan isu pinggiran
(marginal) yang tidak memperoleh prioritas dalam pembangunan. Pembangunan sanitasi
kemudian menjelma menjadi masalah relatif komplek. Kompleksitas masalah yang dihadapi bukan
hanya menyangkut banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap kinerja dan keberlanjutan
pembangunan sanitasi dan higiene tetapi juga adanya perbedaan masalah bobot serta cara
penanganan antara satu daerah dengan lainnya, sehingga sangat sulit dan tidak relevan untuk
membuat sebuah model yang sama untuk diterapkan di semua Kabupaten/ Kota.
Dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, urusan sanitasi merupakan
urusan bersama yang diselenggarakan oleh Pusat dan Daerah. Sinergitas kebijakan dan program
dalam pembangunan sanitasi pada skala nasional dan skala daerah merupakan keharusan yang
diharapkan dapat mempercepat perbaikan pelayanan sanitasi. Salah satu upaya yang telah
digagas oleh pemerintah adalah melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Selain itu pertambahan penduduk yang pesat membutuhkan dukungan pertumbuhan
pelayanan sanitasi yang signifikan. Saat ini diinformasikan bahwa Indonesia menempati peringkat
ketiga dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia Tenggara. Hal ini merupakan
suatu permasalahan sekaligus tantangan bagi pengelola sektor sanitasi untuk terus berinovasi
dalam mengakselerasi pembangunan sanitasi, baik pada tingkat nasional maupun daerah.
Terkait dengan PPSP, Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek ikut berkomitmen dan
mewujudkan dukungannya dengan keikutsertaan dalam PPSP tahun 2016. Keikutsertaan
Kabupaten Trenggalek tidak terlepas dari spirit dan design pembangunan Kabupaten Trenggalek
dalam RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2016 yang mengupayakan peningkatan kualitas
Apabila ada penyesuaian/ perubahan RPJMD yang menjadi acuan dari SSK. Perubahan
RPJMD terjadi akibat adanya perubahan Kepala Daerah. Untuk memastikan dokumen
1. 2. Metodologi Penyusunan
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (Pemutakhiran SSK) adalah
suatu dokumen perencanaan Sanitasi Kota/Kabupaten yang berisi kebijakan dan strategi
pembangunan sanitasi, dengan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif pada
masing-masing SKPD yang menjadi anggota POKJA Sanitasi tingkat kota/kabupaten.
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (Pemutakhiran SSK) akan
menjadi rujukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dan para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif,
terkoordinasi dan terpadu dengan baik, sehingga berkesinambungan pelaksanaan
program pembangunan sektor sanitasi dapat berjalan dalam suatu payung strategi utama,
meliputi air limbah, persampahan dan drainase.
Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan dokumen
Pemutakhiran SSK Kabupaten Trenggalek dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. 3. Dasar Hukum
a. Peraturan Perundangan,
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah Undang-Undang Pemerintah Indonesia
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
b. Peraturan Pemeritah
e. Peraturan Menteri,
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1992 Tentang Persyaratan dan
Pengawasan Kualitas Air
2. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan
(KNSP) Perumahan dan Permukiman
3. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan.
7. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan
8. Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015
9. Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
f. Instruksi Menteri
Instruksi Menteri Dalam Negeri No.8/1998 tentang Petunjuk Kerjasama antara PDAM
dengan Pihak Swasta
g. Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan
Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara
Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga
Non Kakus.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos
Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada
Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug
Terkendali Di TPA Sampah.
1. 4. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan dokumen, berisi rincian bab yang ditulis
serta penjelasan ringkas tentang isi dari setiap babnya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dilakukannya pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
Menyampaikan penjelasan minimal terkait:
Peran SSK dalam pembangunan sanitasi di kabupaten/kota
Pentingnya memiliki dokumen strategi sanitasi yang berkelanjutan
Hubungan antara SSK yang disusun sebelumnya dengan SSK yang telah
dimutakhirkan serta kaitannya dengan dokumen perencanaan Kabupaten/Kota
lain (minimum RPJMD dan RTRW).
1.2 Metodologi Penyusunan
Memberikan informasi terkait metodologi yang digunakan oleh Pokja dalam proses
pemutakhiran SSK.
1.3 Dasar Hukum
Menyampaikan informasi terkait peraturan-peraturan (nasional, provinsi, dan daerah)
yang menjadi dasar dalam penyusunan strategi sanitasi kabupaten/kota dan juga
pemutakhirannya.
1.4 Sistematika Penulisan
Menjelaskan sistematika yang digunakan dalam penulisan dokumen. Berisi rincian
bab yang dituliskan serta penjelasan ringkas tentang isi dari setiap babnya.
BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI
Menjelaskan wilayah kajian SSK dan kondisi umum Kabupaten/Kota yang mencakup:
administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, keuangan dan perekonomian
daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung
jawab setiap perangkat daerah, komunikasi dan media.
2.1 Gambaran Wilayah
Menyampaikan mengenai kondisi administratif, wilayah kajian SSK, kependudukan,
jumlah penduduk miskin dan kebijakan penataan ruangnya beserta peta dan tabel.
2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK
Menyampaikan mengenai status implementasi SSK periode terdahulu untuk
subsektor persampahan, air limbah dan drainase.
Mengenai visi misi sanitasi yang telah dimutakhirkan sesuai dengan RPJMD kota
terbaru.
3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi
Mengenai (i) Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi), (ii) tujuan dan
sasaran sanitasi, dan (iii) skenario pencapaian sasaran.
3.2.1 Tahapan Pengembangan Sanitasi
Berisi peta-peta tahapan pengembangan sistem dan zona sanitasi. Peta ini
didapatkan berdasarkan hasil analisis menggunakan Instrumen Profil Sanitasi.
Secara spesifik, informasi ini perlu dituangkan dalam bentuk peta (minimum) berikut
ini:
Peta tahapan pengembangan air limbah domestik
Peta tahapan pengembangan persampahan
Peta tahapan pengembangan drainase perkotaan
Sub bab ini berisi hasil pemutakhiran atas hasil perhitungan kemampuan pendanaan
sanitasi untuk lima (5) tahun kedepan. Bagian ini akan menjadi dasar dalam
penetapan skenario pembangunan sanitasi yang hasilnya akan menjadi bagian dari
Bab 4 dan Bab 5.
BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek
teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi,
partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan
keberpihakan pada masyakarat miskin).
Strategi dapat disusun menggunakan analisis Strength Weakness Opportunity Threat
(SWOT) atau perangkat analisis lain (contoh: Gap analysis, balance score card dll) .
Mengenai rekapitulasi program kegiatan sanitasi yang didanai dari APBD Kota,
APBD Provinsi dan APBN untuk lima (5) tahun kedepan.
5.3 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non
Pemerintah
Mengenai rekapitulasi program kegiatan sanitasi yang didanai dari non Pemerintah
(kontribusi Swasta dan BUMN/D, kontribusi masyarakat) untuk lima (5) tahun
kedepan.
5.4 Antisipasi FUNDING GAP
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Kajian Aspek Non Teknis Dan Lembar Kerja Area Berisiko
Berisi data rinci terkait kondisi sanitasi saat ini yang dapat
menggambarkan kondisi dan jumlah infrastruktur sanitasi sekaligus
memberikan informasi mengenai tingkat layanan/cakupan sanitasi.
Berisi print out dari semua lembar kerja (sheet) yang ada di
Instrumen Profil Sanitasi. Dapat menggunakan lembar A3 apabila
diperlukan.
Lampiran 1.3 : Ringkasan Eksekutif Hasil Studi EHRA dan Kajian Lainnya
Lampiran 1.3.1 : Ringkasan Eksekutif Studi EHRA
Berisi tabel-tabel atau non tabel yang berisi minimal tentang : judul
program/kegiatan, Latar belakang, tujuan, sasaran, indikator, asumsi
dan resiko, penerima manfaat, hasil yang diharapkan, rincian
kegiatan, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya, peta lokasi dan
keterangan.
Lampiran 6 : Daftar Perusahaan Penyelenggara CSR yang Potensial