Anda di halaman 1dari 17

Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016

Trenggalek
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Sebagaimana negara negara berkembang lainnya, Indonesia pada saat ini juga
menghadapi masalah di bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Sejak ditetapkannya
otonomi daerah pada Januari 2001, masalah sanitasi bukan lagi menjadi urusan pemerintah pusat,
tetapi menjadi urusan wajib bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota sesuai dengan UU No.
32/2004 tentang Otonomi Daerah. Akan tetapi dalam kenyataan masih banyak Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota yang belum atau kurang mampu mengurus dan memecahkan masalah di bidang
sanitasi dan higiene. Seringkali bidang sanitasi dan higiene lebih merupakan isu pinggiran
(marginal) yang tidak memperoleh prioritas dalam pembangunan. Pembangunan sanitasi
kemudian menjelma menjadi masalah relatif komplek. Kompleksitas masalah yang dihadapi bukan
hanya menyangkut banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap kinerja dan keberlanjutan
pembangunan sanitasi dan higiene tetapi juga adanya perbedaan masalah bobot serta cara
penanganan antara satu daerah dengan lainnya, sehingga sangat sulit dan tidak relevan untuk
membuat sebuah model yang sama untuk diterapkan di semua Kabupaten/ Kota.
Dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, urusan sanitasi merupakan
urusan bersama yang diselenggarakan oleh Pusat dan Daerah. Sinergitas kebijakan dan program
dalam pembangunan sanitasi pada skala nasional dan skala daerah merupakan keharusan yang
diharapkan dapat mempercepat perbaikan pelayanan sanitasi. Salah satu upaya yang telah
digagas oleh pemerintah adalah melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Selain itu pertambahan penduduk yang pesat membutuhkan dukungan pertumbuhan
pelayanan sanitasi yang signifikan. Saat ini diinformasikan bahwa Indonesia menempati peringkat
ketiga dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia Tenggara. Hal ini merupakan
suatu permasalahan sekaligus tantangan bagi pengelola sektor sanitasi untuk terus berinovasi
dalam mengakselerasi pembangunan sanitasi, baik pada tingkat nasional maupun daerah.
Terkait dengan PPSP, Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek ikut berkomitmen dan
mewujudkan dukungannya dengan keikutsertaan dalam PPSP tahun 2016. Keikutsertaan
Kabupaten Trenggalek tidak terlepas dari spirit dan design pembangunan Kabupaten Trenggalek
dalam RPJMD Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2016 yang mengupayakan peningkatan kualitas

BAB I -1 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
hidup masyarakat dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Misi tersebut dapat
direalisasikan salah satunya melalui PPSP.
Tahapan dalam roadmap PPSP yang secara dinamika menyesuaikan kondisi dan realita
lapangan telah diusahakan untuk disesuaikan oleh Kabupaten Trenggalek. Tahun 2012 mulai
dibentuk kelembagaan PPSP dalam suatu Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Trenggalek
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Trenggalek. Selanjutnya disusun dokumen
kelengkapan yang menjadi instrumen perencanaan PPSP, yaitu Buku Putih Sanitasi dan Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2012-2016. Tahapan lanjutan dari penyusunan Buku Putih dan
SSK adalah penyiapan dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Kabupaten,
sebagaimana ditegaskan dalam Buku Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Kegiatan
Program PPSP. Penyusunan MPSS Kabupaten dimaksudkan untuk mempertegas program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode PPSP, baik tentang lokasi, pelaksana kegiatan,
waktu pelaksanaan, biaya yang dibutuhkan dan tentunya kepastian sumber dananya.
Setelah pelaksanaan program PPSP periode pertama (2010-2014), sudah bisa dirasakan
adanya percepatan pembangunan sanitasi hal ini bisa dilihat dari capaian akses sanitasi sampai
tahun 2015 di tingkat nasional adalah 62,14 % (Air Limbah); 86,73% (Persampahan) dan 57,90%
(Drainase). Provinsi Jawa Timur status pencapaian akses sanitasi tahun 2015 sebesar 63,48%,
sedangkan untuk kabupaten Trenggalek baru mencapai 58,27.%.
Memasuki tahun 2016, Pemerintah Indonesia akan memasuki periode RPJMN baru 2015-
2019 yang menetapkan target baru yaitu 100% (universal access) akses sanitasi layak di akhir
tahun 2019. Dalam upaya untuk mencapai target tersebut dirasakan pentingnya Kabupaten
Trenggalek memiliki dokumen strategi sanitasi yang berkelanjutan. Untuk itu Pokja Sanitasi
Kabupaten Trenggalek melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi tahap kedua
melakukan Pemutakhiran SSK pada tahun 2016 ini.
Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Trenggalek tahun 2017-2021 disusun dengan
merujuk pada dokumen SSK yang sudah ada dan lebih difokuskan pada upaya untuk
mengimplementasikan program dan kegiatan jangka menengah dalam upaya mencapai universal
access.
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka
menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten, SSK ini
untuk mengoperasionalkan urusan wajib, sekaligus menjadi wujud perhatian yang lebih dari
Pemerintah Daerah Kabupaten terhadap pengelolaan sanitasi terutama untuk berkontribusi dalam
pencapaian RPJMD dari sektor sanitasi. Pemutakhiran ini perlu dilakukan mengingat beberapa
kondisi di bawah ini, yaitu :
 Periode pelaksanaan yang tercantum dalam dokumen SSK telah melampaui masa

BAB I -2 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
berlaku atau telah kadaluarsa, yaitu lebih dari 5 tahun.
 Peningkatan kualitas dokumen SSK sebelumnya yang disebabkan oleh
ketidaklengkapan data maupun akibat adanya keraguan atas validitas data yang
digunakan.
 Adanya kebutuhan untuk mempercepat implementasi terutama terkait dengan
pencapaian target Universal Acces di tahun 2019.
 Penyesuaian atau perubahan RPJMD yang menjadi acuan dari SSK , perubahan RPJMD
terjadi akibat adanya perubahan Kepala Daerah.
Keterkaitan dokumen SSK dengan RTRW dan RPJMD adalah bahwa dokumen SSK
mendukung dan mengacu pada visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam RTRW dan
RPJMD (Tahun 2016 – 2021) sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1. SSK pemutakhiran
Kabupaten Trenggalek menjadi dokumen yang mengacu pada dokumen perencanaan yang
disusun sebelumnya seperti RTRW (Tahun 2012-2032), RISPAM (2012) dan Masterplan
Persampahan (2015). Dokumen SSK pemutakhiran juga bisa menjadi salah satu acuan dalam
penyusunan dokumen perencanaan lain seperti Renstra SKPD, Renja SKPD dan RPI2-JM untuk
sektor sanitasi.

Gambar 1.1 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK


dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Apabila ada penyesuaian/ perubahan RPJMD yang menjadi acuan dari SSK. Perubahan
RPJMD terjadi akibat adanya perubahan Kepala Daerah. Untuk memastikan dokumen

BAB I -3 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
Pemutakhiran SSK dapat diimplementasikan maka dalam proses penyusunannya disinkronkan
dengan dokumen-dokumen perencanaan yang ada di kabupaten seperti RPJMD, Renstra SKPD
dan Renja SKPD yang digambarkan pada Gambar 1.2 berikut ini.

Sumber Data : Buku Pedoman Penyusunan Pemutakhiran SSK 2016


Gambar 1.2 Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK
Dalam Mekanisme Perencanaan Daerah

1. 2. Metodologi Penyusunan
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (Pemutakhiran SSK) adalah
suatu dokumen perencanaan Sanitasi Kota/Kabupaten yang berisi kebijakan dan strategi
pembangunan sanitasi, dengan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif pada
masing-masing SKPD yang menjadi anggota POKJA Sanitasi tingkat kota/kabupaten.
Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (Pemutakhiran SSK) akan
menjadi rujukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dan para pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif,
terkoordinasi dan terpadu dengan baik, sehingga berkesinambungan pelaksanaan
program pembangunan sektor sanitasi dapat berjalan dalam suatu payung strategi utama,
meliputi air limbah, persampahan dan drainase.
Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan dokumen
Pemutakhiran SSK Kabupaten Trenggalek dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I -4 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
a. Sumber Data
1) Pengumpulan data dan dokumen dari masing-masing SKPD yang terkait, baik
langsung atau tidak langsung seperti data statistik, laporan, tabel, foto dan peta.
2) Narasumber, baik dari instansi pemerintah yang terkait, pihak swasta, tokoh
masyarakat dan masyakat sipil.
3) Survey studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk
Assessment = EHRA) dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat.
4) Studi Kajian Spesifik (Kajian Perekonomian dan Keuangan Daerah, Kajian Kebijakan
dan Kelembagaan, Kajian Peran Swasta, Kajian Media dan Komunikasi, kajian Peran
Serta Masyarakat dan Kajian Sanitasi Sekolah).
b. Pengumpulan Data

1) Studi literatur dan data sekunder


2) Melakukan observasi dan wawancara responden

3) FGD (Focus Group Discussion)


c. Analisa Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif
yaitu membandingkan data dengan kondisi sebenarnya.Sedangkan analisia kuantitatif
dihasilkan dari data penentuan area dengan resiko tinggi yaitu diperoleh dari studi atau
survei EHRA.
d. Review dokumen SSK awal.
Dilakukan review pada data-data hasil kajian dan program kegiatan yang telah
direalisasikan dari dokumen SSK awal selanjutnya dilakukan pemutakhiran data dan
strategi untuk mencapai target universal access layanan layak sanitasi.
Untuk melakukan proses pemutakhiran SSK, terdapat lima (5) proses utama
yang perlu dijalani oleh Pokja Kabupaten Trenggalek. Proses tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini .

Sumber Data : Buku Pedoman Penyusunan Pemutakhiran SSK 2016

BAB I -5 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
Gambar 1.2 Proses Pemuktakhiran Dokumen SSK Kabupaten Trenggalek

Penyusunan Dokumen Pemutakhiran SSK ini dijadwalkan untuk dapat dilaksanakan


dalam waktu 1 (satu) tahun yang terbagi menjadi 2 (dua) bagian besar. Bagian ke- 1 (satu)
yaitu persiapan untuk bahan proses penganggaran dilaksanakan dalam waktu 6 bulan, dan
bagian ke-2 (dua) yang merupakan proses selama 5 bulan berikutnya untuk memfinalisasikan
dokumen SSK.

BAB I -6 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek

Gambar 1.3 Proses dan Output dalam dokumen SSK

1. 3. Dasar Hukum

Dalam penyusunan Pemutakhiran SSK Kabupaten Trenggalek mengacu kepada peraturan


perundangan maupun kebijakan yang berlaku, antara lain:

a. Peraturan Perundangan,
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah Undang-Undang Pemerintah Indonesia
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
b. Peraturan Pemeritah

BAB I -7 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan
Air
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang
Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
c. Peraturan Presiden,
1. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
2. Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi
3. Peratura Pemerintah No. 122 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
4. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi
Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum
c. Keputusan Presiden,
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
d. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/1999
Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan
Sehat Pakai Air (SPA).
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).

BAB I -8 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek

e. Peraturan Menteri,
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1992 Tentang Persyaratan dan
Pengawasan Kualitas Air
2. Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan
(KNSP) Perumahan dan Permukiman
3. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan.
7. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan
8. Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015
9. Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
f. Instruksi Menteri
Instruksi Menteri Dalam Negeri No.8/1998 tentang Petunjuk Kerjasama antara PDAM
dengan Pihak Swasta
g. Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan
Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara
Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga
Non Kakus.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos
Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada
Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug
Terkendali Di TPA Sampah.

BAB I -9 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan
Sampah Organik Skala Lingkungan.
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis
Pengelolaan Drainase Perkotaan
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa
Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.
10. Pedoman Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota Modul 4 Pemuktakhiran
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
h. Perda dan Keputusan Gubernur Jawa Timur
1. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur.
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 4 Tahun 2010 tentang Sampah Regional.
3. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah
Cair Bagi Rumah Sakit.
4. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Permohonan Izin Pembuangan Limbah Cair ke Sumber-Sumber Air di Provinsi Jawa
Timur.
Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2025.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun
2010-2015.
3. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 15 Tahun 2009 tentang Strategi Sanitasi
Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Trenggalek.
4. Keputusan Bupati Trenggalek Nomor 188.45/973/406.013/2011 tentang
Pengesahan Penyelarasan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-1015 terhadap Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2015.
5. Keputusan Bupati Trenggalek Nomor 188.45/259/406.004/2015 tentang
Kelompok Kerja Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Kabupaten Trenggalek Tahun 2015
6. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032

BAB I -10 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
7. RPI2JM Kabupaten Trenggalek Tahun 2016-2020

1. 4. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan dokumen, berisi rincian bab yang ditulis
serta penjelasan ringkas tentang isi dari setiap babnya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dilakukannya pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
Menyampaikan penjelasan minimal terkait:
 Peran SSK dalam pembangunan sanitasi di kabupaten/kota
 Pentingnya memiliki dokumen strategi sanitasi yang berkelanjutan
 Hubungan antara SSK yang disusun sebelumnya dengan SSK yang telah
dimutakhirkan serta kaitannya dengan dokumen perencanaan Kabupaten/Kota
lain (minimum RPJMD dan RTRW).
1.2 Metodologi Penyusunan
Memberikan informasi terkait metodologi yang digunakan oleh Pokja dalam proses
pemutakhiran SSK.
1.3 Dasar Hukum
Menyampaikan informasi terkait peraturan-peraturan (nasional, provinsi, dan daerah)
yang menjadi dasar dalam penyusunan strategi sanitasi kabupaten/kota dan juga
pemutakhirannya.
1.4 Sistematika Penulisan
Menjelaskan sistematika yang digunakan dalam penulisan dokumen. Berisi rincian
bab yang dituliskan serta penjelasan ringkas tentang isi dari setiap babnya.
BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI
Menjelaskan wilayah kajian SSK dan kondisi umum Kabupaten/Kota yang mencakup:
administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, keuangan dan perekonomian
daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung
jawab setiap perangkat daerah, komunikasi dan media.
2.1 Gambaran Wilayah
Menyampaikan mengenai kondisi administratif, wilayah kajian SSK, kependudukan,
jumlah penduduk miskin dan kebijakan penataan ruangnya beserta peta dan tabel.
2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK
Menyampaikan mengenai status implementasi SSK periode terdahulu untuk
subsektor persampahan, air limbah dan drainase.

BAB I -11 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
2.3 Profil Sanitasi Saat Ini
Menyampaikan mengenai sistem air limbah domestik, persampahan dan drainase
perkotaan saat ini serta cakupan layanannya termasuk rencana pengembangan
berdasarkan MasterPlan/OutlinePlan bila ada. Sumber data dapat berasal dari data
sekunder ataupun dari data primer (hasil studi EHRA).
2.4 Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi

Menyampaikan mengenai pemetaan area berisiko untuk air limbah domestik,


persampahan dan drainase perkotaan saat ini serta permasalahan mendesak yang
dihadapi.
BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab ini menjelaskan kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup minimum


informasi:
 Visi dan misi Sanitasi,
 Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi),
 tujuan dan sasaran sanitasi,
 skenario pencapaian sasaran, dan
 kemampuan pendanaan sanitasi daerah .
3.1 Visi dan Misi Sanitasi

Mengenai visi misi sanitasi yang telah dimutakhirkan sesuai dengan RPJMD kota
terbaru.
3.2 Pentahapan Pengembangan Sanitasi
Mengenai (i) Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi), (ii) tujuan dan
sasaran sanitasi, dan (iii) skenario pencapaian sasaran.
3.2.1 Tahapan Pengembangan Sanitasi

Berisi peta-peta tahapan pengembangan sistem dan zona sanitasi. Peta ini
didapatkan berdasarkan hasil analisis menggunakan Instrumen Profil Sanitasi.
Secara spesifik, informasi ini perlu dituangkan dalam bentuk peta (minimum) berikut
ini:
 Peta tahapan pengembangan air limbah domestik
 Peta tahapan pengembangan persampahan
 Peta tahapan pengembangan drainase perkotaan

3.2.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Sanitasi

Menyajikan tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi untuk 5 tahun kedepan.

BAB I -12 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
Penetapan tujuan dan sasaran mengacu pada kebijakan yang telah ada
sebelumnya (nasional, provinsi, dan daerah) serta hasil dari analisis tahapan
pengembangan sanitasi. Gunakan Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) untuk
merumuskan Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi.
 Air limbah domestik
 Persampahan
 Drainase perkotaan
3.2.3 Skenario Pencapaian Sasaran

Menyajikan skenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana


peningkatan akses untuk setiap tahun selama 5 tahun.
3.3 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah

Sub bab ini berisi hasil pemutakhiran atas hasil perhitungan kemampuan pendanaan
sanitasi untuk lima (5) tahun kedepan. Bagian ini akan menjadi dasar dalam
penetapan skenario pembangunan sanitasi yang hasilnya akan menjadi bagian dari
Bab 4 dan Bab 5.
BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek
teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi,
partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan
keberpihakan pada masyakarat miskin).
Strategi dapat disusun menggunakan analisis Strength Weakness Opportunity Threat
(SWOT) atau perangkat analisis lain (contoh: Gap analysis, balance score card dll) .

4.1 Air Limbah Domestik

Mengenai pernyataan strategi yang akan dilaksanakan kabupaten/kota untuk


pengembangan air limbah domestik selama 5 (lima) tahun mendatang berdasarkan
isu strategis yang ada saat ini.
4.2 Pengelolaan Persampahan

Mengenai pernyataan strategi yang akan dilaksanakan kabupaten/kota untuk


pengembangan persampahan selama 5 (lima) tahun mendatang berdasarkan isu
strategis yang ada saat ini.

4.3 Drainase Perkotaan

BAB I -13 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
Mengenai pernyataan strategi yang akan dilaksanakan kabupaten/kota untuk
pengembangan drainase perkotaan selama 5 (lima) tahun mendatang berdasarkan
isu strategis yang ada saat ini.
BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

Pada dasarnyaBab 5 (beserta Lampiran 4) merupakan hasil pembahasan yang


diperoleh saat internalisasi dan eksternalisasi programdan kegiatan setelah dilakukan
perbaikan-perbaikan seperlunya.
5.1 Ringkasan

Mengenai ringkasan kebutuhan investasi pengembangan sanitasi (air limbah


domestik, persampahan, dan drainase) lima (5) tahun kedepan baik berdasarkan
sumber anggaran (APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN dan PHLN).
5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah

Mengenai rekapitulasi program kegiatan sanitasi yang didanai dari APBD Kota,
APBD Provinsi dan APBN untuk lima (5) tahun kedepan.
5.3 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non
Pemerintah

Mengenai rekapitulasi program kegiatan sanitasi yang didanai dari non Pemerintah
(kontribusi Swasta dan BUMN/D, kontribusi masyarakat) untuk lima (5) tahun
kedepan.
5.4 Antisipasi FUNDING GAP

Mengenai kemungkinan terjadinya Funding gap bila jumlah anggaran yang


dibutuhkan jauh lebih besar daripada yang tersedia. Di bagian akhir harus dijelaskan
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi kesenjangan
(gap) tersebut.
BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Bab ini menjelaskanmekanisme monev implementasi SSK 5 (lima) tahun kedepan.

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Kajian Aspek Non Teknis Dan Lembar Kerja Area Berisiko

Berisi data rinci terkait kondisi sanitasi saat ini yang dapat
menggambarkan kondisi dan jumlah infrastruktur sanitasi sekaligus
memberikan informasi mengenai tingkat layanan/cakupan sanitasi.

BAB I -14 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
Lampiran 1.1 : Struktur Organisasi Daerah dan Keuangan Daerah

Berisi penjelasan tentang:


 Keuangan dan Perekonomian Daerah, dan
 Struktur Organisasi beserta tanggung jawabnya.

Lampiran 1.2 : Lembar Kerja Analisis Area Berisiko Menggunakan Instrumen


Profil Sanitasi

Berisi print out dari semua lembar kerja (sheet) yang ada di
Instrumen Profil Sanitasi. Dapat menggunakan lembar A3 apabila
diperlukan.
Lampiran 1.3 : Ringkasan Eksekutif Hasil Studi EHRA dan Kajian Lainnya
Lampiran 1.3.1 : Ringkasan Eksekutif Studi EHRA

Berisi intisari hasil analisa studi EHRA, yang memuat


minimum informasi berikut (maksimal 2 halaman): (i)
penjelasan umum tentang sampling dan stratifikasi (bila tidak
semua kelurahan/desa diambil sebagai area studi EHRA); (ii)
hasil analisis mengenai Indeks Risiko Sanitasi (sumber air,
persampahan, air limbah domestik, banjir/genangan, dan
PHBS); (iii) prioritas berdasarkan permasalahan mendesak
yang akan memberi arah pengembangan strategi.
Lampiran 1.3.2 : Ringkasan Eksekutif Kajian Peran Swasta dalam Penyediaan
Layanan Sanitasi

Berisi intisari hasil analisa kajian yang memuat minimum


informasi berikut (maksimal 2 halaman) : penyedia layanan
setiap komponen (air limbah domestik, persampahan dan
drainase perkotaan).
Lampiran 1.3.3 : Ringkasan Eksekutif Kajian Kelembagaan dan Kebijakan

Berisi intisari hasil analisa kajian yang memuat minimum


informasi berikut (maksimal 2 halaman): (i) struktur
kelembagaan sanitasi dan penjelasannya; dan (ii) tabel
kebijakan terkait sanitasi dan penjelasannya.

Lampiran 1.3.4 : Ringkasan Eksekutif Kajian Komunikasi dan Media

Berisi intisari hasil analisa kajian yang memuat minimum

BAB I -15 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek
informasi berikut (maksimal 2 halaman) : (i) tabel kegiatan
komunikasi untuk semua komponen, serta (ii) media
komunikasi dan kerjasama untuk semua komponen.
Lampiran 1.3.5 : Ringkasan Eksekutif Kajian Peran serta Masyarakat

Berisi intisari hasil analisa kajian yang memuat minimum


informasi berikut (maksimal 2 halaman): (i) daftar
program/proyek layanan berbasis masyarakat, (ii)
pengelolaan per komponen.
Lampiran 1.3.6 : Ringkasan Eksekutif Kajian Sanitasi Sekolah
Berisi intisari hasil analisa kajian yang memuat minimum
informasi berikut (maksimal 2 halaman): (i) kondisi sarana
sanitasi sekolah dasar/MI, serta (ii) perilaku higiene dan
sanitasi.
Lampiran 1.4 : Peta Rencana Pengembangan Berdasarkan Masterplan
Lampiran 2 : Hasil Analisa SWOT
Lampiran 3 : Tabel Kerangka Kerja Logis

Berisi tabel Kerangka Kerja Logis yang menjelaskan alur dan


keterkaitan atas program dan kegiatan yang diusulkan dengan
strategi, tujuan dan sasaran, serta permasalahan yang dihadapi.
Lampiran 4 : Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan
Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Pendanaan mengenai
“Kesepakatan Program dan Kegiatan Sanitasi Jangka Menengah ”
(7 tabel) yaitu:
 Rekapitulasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan
Jangka Menengah
 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan Sumber APBD Kab./Kota
 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan Sumber APBD Provinsi
 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan Sumber APBN
 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan Sumber CSR
 Hasil Pembahasan Program, Kegiatan dan Indikasi
Pendanaan Sumber Masyarakat/ Swasta non-CSR
 Program dan Kegiatan dalam Daftar Tunggu

Lampiran 5 : Deskripsi Program/Kegiatan

BAB I -16 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek


Pemutakhiran SSK Kababupaten 2016
Trenggalek

Berisi tabel-tabel atau non tabel yang berisi minimal tentang : judul
program/kegiatan, Latar belakang, tujuan, sasaran, indikator, asumsi
dan resiko, penerima manfaat, hasil yang diharapkan, rincian
kegiatan, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya, peta lokasi dan
keterangan.
Lampiran 6 : Daftar Perusahaan Penyelenggara CSR yang Potensial

Menyampaikan tabel-tabel atau non tabel yang berisi minimal tentang


: Nomer urut, Nama perusahaan penyelenggara CSR, Alamat dan
nomer telepon atau email yang dapat dihubungi.
Lampiran 7 : Kesiapan Implementasi

Menyampaikan tabel-tabel yang terdapat di dalam file “Lampiran-5


Kesiapan Implementasi 01.docx” mengenai:
 Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran tahun
n+1 (tahun depan)
 Kriteria Kesiapan Infrastruktur tahun n+1 (tahun depan)
 Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran tahun
n+2 (2 tahun kedepan)
 Kriteria Kesiapan Infrastruktur tahun n+2 (2 tahun kedepan)
Lampiran 8 : Rencana Kerja Tahunan
Berisi tabel yang terdapat di dalam file “Lampiran-6 Rencana Kerja
Tahunan 01.docx” mengenai:
 Rencana Kerja Tahunan
C

BAB I -17 Pokja Sanitasi Kab. Trenggalek

Anda mungkin juga menyukai