Anda di halaman 1dari 153

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG ALAMAT :

Jl. BHAYANGKARA NO. 03 TELP. ( 0253 ) 201064 - P A N D E G L A N G


SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PANDEGLANG

Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat
serta kekuatan pada kami, sehingga penyusunan Revisi Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2016 - 2021 dapat diselesaikan.

Berdasarkan Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa setiap Daerah harus menyusun Rencana
Pembangunan Daerah secara sistematis, terarah terpadu dan tanggap terhadap perubahan,
dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun), maupun
jangka pendek (1 tahun). Berdasarkan hal itu setiap daerah harus menetapkan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Dokumen tersebut akan menjadi acuan untuk penyusunan rencana SKPD.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur penyelenggara pemerintahan


daerah yang dalam upaya mencapai keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang
baik sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui
perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar
yang dibuat untuk diimplementasikan oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini didasarkan pada beberapa faktor
dan pertimbangan, antara lain :

 Ada revisi penyusunan RPJMD lama;


 Adanya beberapa indikator kinerja yang perlu penyelarasan lebih lanjut;
 Keperluan penyelarasan lebih lanjut dengan substansi yang telah termuat dalam RPJMD
Kabupaten Pandeglang.

Renstra SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini merupakan penjabaran visi,
misi dan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang yang akan dilaksanakan dalam periode
5 tahun yaitu untuk tahun 2016 sampai dengan 2021 menyesuaikan dengan RPJMD Kabupaten
Pandeglang, penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang berpedoman pada
RPJP Daerah Kabupaten Pandeglang dan Revisi RPJMD Kabupaten Pandeglang, memperhatikan
sumberdaya dan potensi yang dimiliki, faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan serta isu
strategis yang berkembang.

Renstra Dinas Kesehatan i


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Mengingat peran dan fungsi Renstra SKPD Kabupaten Pandeglang sangat penting bagi
pemerintah dan masyarakat maka penyusunan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang dilakukan secara transparan dan partisipatif untuk menghasilkan dokumen
perencanaan yang berkesinambungan yang nantinya akan dijabarkan kembali secara lebih teknis
di Rencana Kerja (RENJA) Dinas.
Saya harapkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini dapat dimanfaatkan
se- optimal mungkin oleh semua pihak sesuai dengan keperluannya. Kepada Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan yang telah menyusun Rencana Strategis Kesehatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2016 - 2021, serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan, saya ucapkan terima kasih dan diharapkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang tahun 2016 – 2021 ini dapat diterbitkan dengan kelengkapan dan
penyajian data yang lebih baik.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pandeglang, Mei 2016


Kepala Dinas Kesehatan
KabupatenPandeglang,

Dra. Hj. Indah Dinarsiani, M.Pd


NIP. 19610123 198612 2 001

Renstra Dinas Kesehatan ii


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah Hak dari semua individu, karena menurut UU RI No. 36Tahun 2009,
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Keadaan sehat
maupun sakit sangatlah penting mengingat kita harus dapat menentukan ada atau tidaknya
permasalahan/penyakit diantara individu dan seberapa banyak. Secara umum keadaan sakit itu
dinyatakan sebagai penyimpangan dari keadaan normal, baik struktural maupun fungsinya atau
juga keadaan dimana tubuh atau organisme/bagian dari organisme/populasi yang diteliti tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan patologisnya.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan indikator kinerja


Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi :
a. Indikator Derajat Kesehatan (Mortalitas, Mobiditas dan Status Gizi)
b. Indikator Keadaan Lingkungan (Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan)
c. Indikator Pelayanan Kesehatan (Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan
Kontribusi Sektor Terkait)
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini adalah
dokumen kerja Dinas/SKPD untuk masa kerja mendatang. Dokumen ini menjadi penting karena
SKPD berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai dengan dokumen
perencanaan ini. Selain itu urgensi penyusunan Renstra SKPD ini adalah:

1. Menjadi acuan penyusunan Renja SKPD


2. Dasar penilaian kinerja Kepala SKPD
3. Menjadi acuan penyusunan Lakip SKPD

Renstra SKPD dapat juga dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan
dapat berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-
masalah mendasar yang dihadapi Kabupaten Pandeglang khususnya di bidang kesehatan.
Dokumen Renstra ini mengacu kepada visi misi Kabupaten Pandeglang sehingga rumusan
visi, misi dan arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Pandeglang untuk masa
mendatang dapat bersinergi dengan arah pembangunan Kabupaten Pandeglang.

Renstra Dinas Kesehatan 1


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Dokumen Renstra SKPD bersifat partisipatif yang penyusunannya melibatkan
stakeholders : wakil rakyat, masyarakat, pemerintahan daerah, pengusaha, LSM dan lain-lain.
Metode partisipatif dinilai efektif dalam menjamin komitmen pemerintah daerah terhadap
kesepakatan program dan kegiatan pembangunan daerah. Partisipasi stakeholders dalam
penyusunan dokumen Renstra SKPD dilakukan hingga saat menjabarkannya ke dalam RPJMD dan
RAPBD. Dengan demikian, setiap program dan kegiatan yang akan diselenggarakan dalam setiap
tahun anggaran harus sesuai dengan visi, misi dan arah kebijakan yang termaktub di dalam
Renstra.

Dokumen Renstra juga dipakai untuk memperkuat landasan penentuan program dan
kegiatan tahunan daerah secara strategis dan berkelanjutan. Rencana Strategis SKPD dapat
dikategorikan sebagai dokumen manajerial wilayah yang bersifat komprehensif karena mampu
memberikan program-program strategis sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang dalam
lingkup SKPD.
Keberhasilan usaha pemerintah daerah untuk mempertemukan antara keinginan
masyarakat dengan fakta kondisi daerah diukur melalui indikator perencanaan strategis dari
program dan kegiatan yang tercantum di dalam Renstra yang dievaluasi melalui evaluasi kinerja
Kepala daerah sesuai dengan PP No. 108 tahun 2000, dengan memperhatikan indikator evaluasi
kinerja yang disosialisasikan secara nasional melalui modul pelatihan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan penjelasan dari Inpres No. 7 tahun 1999
tentang AKIP.
Dalam mendukung usaha ini, indikator perlu disepakati bersama antara pemerintahan.
Hal ini menjadi penting karena indikator pengukuran kinerja akan digunakan oleh DPRD untuk
mengukur kinerja tahunan Bupati di akhir masa jabatannya.

Renstra Dinas Kesehatan 2


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Adapun prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan strategik yang juga digunakan
sebagai dasar penyusunan Renstra adalah sebagai berikut :

1. Proaktif, bukan reaktif


Dengan adanya perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu
melakukan perencanaan atas perubahan tersebut secara proaktif dan bukan reaktif.

2. Berorientasi output, bukan input


Untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategik diperlukan
agar dapat menuntun diagnosa organisasi kepada pencapaian hasil yang diinginkan secara
obyektif.

3. Visioner
Perencanaan strategik yang dibuat harus berorientasi pada masa depan, sehingga
memungkinkan organisasi untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di
masa mendatang.

4. Adaptif dan akomodatif


Perencanaan strategik yang dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan yang muncul, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Usaha mewujudkan visi, misi dan arah kebijakan yang tertuang dalam dokumen renstra ini
perlu didukung dengan strategi umum, yang kemudian diterjemahkan ke dalam program-program
pembangunan kemudian diuraikan kedalam kegiatan-kegiatan yang mendukung masing-masing
program tersebut.

1.2. Landasan Hukum

Dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)


Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini, peraturan-peraturan yang dugunakan sebagai
landasan hukum antara lain:
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4010);
3. Undang–undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang –
undangan;

Renstra Dinas Kesehatan 3


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Standar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
12. Peraturan Pemerinah Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Kepada Masyarakat.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah.
17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM) tahun 2010-2014;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
22. Peraturan Daerah Kabupaten Pendeglang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan keuangan Daerah.
23. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kabupaten Pandeglang.

Renstra Dinas Kesehatan 4


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
24. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang.
25. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan
dan Penganggaran Penbangunun Daerah Kabupaten Pandeglang.
26. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pandeglang 2005-2025.
27. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Pandeglang.
28. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Perangkat Daerah;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016
(Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 Nomor 9);
30. Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kedudukan Tugas Pokok dan
Fungsi Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang.
31. Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 21 Tahun 2005, tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2006-2010;
32. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
dan`Menteri Dalam Negeri Nomor 0295/M.PPN/1/2005 dan 050/166/SJ tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Musrenbang.

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang


adalah sebagai berikut. Tersedianya dan tersusunnya dokumen perencanaan kesehatan, sedangkan
tujuan penyusunan Renstra SKPD ini adalah tersedianya suatu dokumen yang strategik dan
komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah,
perencanaan arah kebijaksaan, pembuatan strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai
dengan kebutuhan daerah di bidang kesehatan.
Dengan demikian ini dapat dijadikan acuan dan pegangan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang serta seluruh penyelenggara pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan.

Renstra Dinas Kesehatan 5


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
1.4. Sistematika Penulisan

Adapun Sistematika Penyusunan Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten


Pandeglang, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Kinerja pelayanan SKPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Terpilih Periode Tahun

2016-2021

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi SKPD

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,

DAN PENDAAN INDIKATIF

Renstra Dinas Kesehatan 6


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Dalam Surat Keputusan Bupati Pandeglang Nomor … Tahun 2016 tertanggal .... November
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang,
diuraikan sebagai berikut :
DINAS KESEHATAN
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal .....

(1) Dinas Kesehatan, terdiri dari :


a. Unsur Pimpinan adalah Dinas Kesehatan;
b. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Hukum, Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan, aset;
3. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, terdiri dari :
1. Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
2. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
3. Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular.
d. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan;
3. Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan / Tradisional.
e. Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Pembiayaan Kesehatan / Kefarmasian
2. Seksi Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan / SDM-Kes
3. Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan / Alkes & PKRT
f. Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
2. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman / Kesja-OR
3. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat - Kesehatan Kerja-Olahraga.
g. Unit Pelaksana Teknis, terdiri dari :
1. Puskesmas;
2. Instalasi Farmasi, dan;
3. Laboratorium Kesehatan Daerah;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Kedua
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas
Pasal .......

(1) Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
(2) Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di
bidang Kesehatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 2, Dinas Kesehatan
mempunyai fungsi:

Renstra Dinas Kesehatan 7


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
a) Penyusunan perencanaan bidang kesehatan;
b) Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan;
c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Kesehatan;
d) Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan tugas di bidang
Kesehatan;
e) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan;
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga
SEKRETARIAT

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris merupakan unsur pembantu pimpinan, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(2) Sekretariat mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis
Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, Subbagian Umum dan Kepegawaian serta
Subbagian Keuangan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat mempunyai
fungsi:
a) Perumusan perencanaan kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Subbagian
Umum dan Kepegawaian serta Subbagian Keuangan.
b) Pengorganisasian kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Subbagian Umum
dan Kepegawaian serta Subbagian Keuangan.
c) Pengendalian Pelaksanaan kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan,
Subbagian Umum dan Kepegawaian serta Subbagian Keuangan.
d) Penilaian (Monitoring dan Evaluasi) kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan,
Subbagian Umum dan Kepegawaian serta Subbagian Keuangan.
e) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Dinas Kesehatan, sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 8


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Keempat
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Pasal …..

(1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala
Subbagian adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Sekretaris.
(2) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan program/kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan;
b) Penyusunan rencana kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan;
c) Pelaksanaan kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai
uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagai bahan penyusunan
perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan asistensi/pembahasan rencana kegiatan anggaran Program-
program bersama Tim Asistensi Dinas Kesehatan dengan satuan kerja
terkait/Tim/Panitia Anggaran;

l) Melaksanakan program Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan,


meliputi :
1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis dinas;
2. Menyiapkan bahan kajian terkait program dan kebijakan kesehatan;

Renstra Dinas Kesehatan 9


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3. Mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan program dan kegiatan
dinas;
4. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan daerah di bidang kesehatan;
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan;
6. Melaksanakan pengolahan dan menyajikan data dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan kesehatan dalam penyusunan program dan
kegiatan tahunan dinas;
7. Melaksanakan koordinasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan atas
pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan;
8. Mengkompilasi hasil penyusunan program dan kegiatan dari masing-
masing unit kerja;
9. Menyusun rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan
anggaran dari masing-masing unit kerja;
10. Menyusun dokumen laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
dinas;
11. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan program
kesehatan;
12. Menyiapkan bahan kajian terkait program dan kebijakan kesehatan;
13. Melaksanakan penyusunan Profil Kesehatan;
m) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
n) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
o) Melaporkan kepada Sekretaris, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris yang berkaitan
dengan urusan Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dalam
pengambilan keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 10


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Kelima
Subbagian Umum dan Kepegawaian
Pasal …..

(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian
adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan.
(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
program/kegiatan Umum dan Kepegawaian.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian
Umum dan Kepegawaian, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b) Penyusunan rencana kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c) Pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum
dan Kepegawaian;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Subbagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Subbag Umum dan
Kepegawaian sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Subbag Umum dan Kepegawaian;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Subbag Umum dan Kepegawaian;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Subbag Umum dan Kepegawaian;
e) Menyusun rencana dan program kerja Subbag Umum dan Kepegawaian,
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Subbag
Umum dan Kepegawaian;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Subbag
Umum dan Kepegawaian dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pengelolaan umum, meliputi :
1. Menyiapkan, mengumpulkan instrumen dan data pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan.
2. Mengusulkan nama calon bendahara/pengelola aset di lingkup Dinas
Kesehatan;

3. Melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan


rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan dinas;
4. Melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas;
5. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan
kebersihan lingkungan kerja;
Renstra Dinas Kesehatan 11
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
6. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan
dan perlengkapan kantor serta aset lainnya;
7. Menyusun rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di
lingkungan dinas;
8. Melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana, meliputi : barang habis
pakai, tanah dan peralatan mesin non-alat kesehatan;
9. Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang
milik daerah;
10. Mencatat dan melaporkan barang milik daerah dan barang milik negara;
11. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran;
12. Melakukan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Subbagian
kepegawaian dan umum;
13. Membuat konsep surat, mengoreksi, dan memaraf Naskah Dinas
Kesehatan yang akan ditandatangani pimpinan;
14. Menyusun dan menelaah peraturan dan perundang-undangan urusan
ketatausahaan dan perlengkapan;
15. Melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan administrasi perjalanan
Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
16. Melaksanakan administrasi surat masuk dan surat keluar serta
penyimpanannya, sesuai dengan ketentuan Tata Naskah Dinas Kesehatan
(TND) yang berlaku;
17. Melaksanakan penyusunan/pengusulan kebutuhan perlengkapan Dinas
Kesehatan kepada pimpinan;
18. Melaksanakan pengadaan perlengkapan Dinas Kesehatan;
19. Melaksanakan/mengusulkan administrasi penghapusan aset Dinas
Kesehatan, sesuai dengan aturan yang berlaku;
20. Melaksanakan pengamanan/penyimpanan perlengkapan Dinas Kesehatan
yang rusak;
21. Membuat berita acara barang rusak/hilang untuk keperluan proses
administrasi TPTGR (Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti
Rugi);
22. Melakukan fasilitasi izin penelitian/magang/praktek lapangan institusi
pendidikan/lembaga.
l) Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, meliputi :
1. Melaksanakan pengumpulan pengelolaan, penyimpanan dan
pemeliharaan data dan kartu kepegawaian di lingkungan dinas;
2. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun,
serta pemberian penghargaan;
3. Melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, sasaran kinerja
pegawai, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan
peningkatan kesejahteraan pegawai;
4. Melaksanakan penyiapan data pegawai untuk mengikuti
pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional;
5. Melaksanakan pembinaan dan disiplin pegawai;
6. Melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban kerja pegawai;
7. Melaksanakan pengembangan budaya kerja aparatur di lingkup Dinas
Kesehatan;
Renstra Dinas Kesehatan 12
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
m) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian.
n) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan Subbagian Umum
dan Kepegawaian;
o) Melaporkan kepada Sekretaris, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris yang berkaitan
dengan urusan Subbagian Umum dan Kepegawaian dalam pengambilan
keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Keenam
Subbagian Keuangan
Pasal …….

(1) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian adalah unsur
pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
(2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan program/kegiatan
pengelolaan keuangan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian
Keuangan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis pengelolaan keuangan;
b) Penyusunan rencana kegiatan pengelolaan keuangan;
c) Pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan pengelolaan
keuangan.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Subbagian Keuangan, mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Subbag Keuangan
sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Subbag Keuangan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Subbag Keuangan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Subbag Keuangan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Subbag Keuangan, sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Subbag
Keuangan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Subbag
Keuangan dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;

Renstra Dinas Kesehatan 13


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
k) Melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan, meliputi :
1. mengkonsep, mengoreksi dan memaraf naskah Dinas Kesehatan urusan
keuangan yang akan ditandatangani pimpinan;
2. mengusulkan nama calon bendahara/pengelola keuangan di lingkup
Dinas Kesehatan;
3. membina dan mengawasi pelaksanaan tugas bendahara/pengelola
keuangan di lingkup Dinas Kesehatan;
4. menyiapkan bahan rencana anggaran belanja lingkup Dinas Kesehatan;
5. mengorganisasikan pelaksanaan penerimaan, pengeluaran dan
pertanggungjawaban keuangan Dinas Kesehatan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
6. meneliti kelengkapan Surat Perintah Pembayaran Uang Persediaan (SPP-
UP) Surat Perintah Pembayaran Ganti Uang (SPP GU), Surat Perintah
Pembayaran Tambahan Uang (SPP-TU),Surat Perintah Pembayaran
Langsung (SPP-LS) gaji dan Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-
LS) pengadaan barang dan jasa;
7. melakukan verifikasi Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menyiapkan
Surat Perintah Membayar (SPM) di lingkup Dinas Kesehatan;
8. melakukan verifikasi harian atas penerimaan Dinas Kesehatan dan
verifikasi Surat Pertanggung Jawaban (SPJ);
9. melaksanakan akuntansi keuangan Dinas Kesehatan;
10. menyiapkan laporan keuangan Dinas Kesehatan;
11. memantau pelaksanaan/penggunaan anggaran belanja Dinas Kesehatan;
12. memantau penyusunan, pelaksanaan/penggunaan anggaran belanja
Dinas Kesehatan;
13. mengkoordinasikan pelaksanaan penyelesaian tuntutan perbendaharaan
dan tuntutan ganti rugi (TPTGR);
14. melaksanakan koordinasi/konsultasi pengelolaan keuangan dengan
satuan/unit kerja lain yang terkait;
15. melaksanakan pengendalian dan pengawasan keuangan lingkup Dinas
Kesehatan;
16. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris, yang
berkaitan dengan kegiatan administrasi keuangan, rangka pengambilan
keputusan/ kebijakan;
17. melaporkan kepada Sekretaris, setiap selesai melaksanakan
tugas/penugasan;
18. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan
Subbagian Keuangan, sesuai ketentuan yang berlaku;
19. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan
keuangan anggaran belanja langsung dan tidak langsung;
20. Melaksanakan penyusunan laporan realisasi keuangan;
21. Melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran dan akhir
tahun;
22. Melaksanakan rekonsiliasi keuangan;
l) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan kegiatan pengelolaan keuangan;

Renstra Dinas Kesehatan 14


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
m) Melaporkan kepada Sekretaris, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;
n) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris yang berkaitan
dengan urusan pengelolaan keuangan, dalam rangka pengambilan
keputusan/kebijakan;
o) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Ketujuh
BIDANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

(1) Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang merupakan unsur pelaksana, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit mempunyai tugas pokok
merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis Imunisasi, Surveilans dan Krisis
Kesehatan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, serta
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit, mempunyai fungsi:
a) Perumusan perencanaan kegiatan Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan,
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, serta Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit Menular.
b) Pengorganisasian kegiatan Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan,
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, serta Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit Menular.
c) Pengendalian Pelaksanaan kegiatan Imunisasi, Surveilans dan Krisis
Kesehatan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, serta
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular.
d) Penilaian (Monitoring dan Evaluasi) kegiatan Seksi Imunisasi, Surveilans dan
Krisis Kesehatan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa,
serta Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular.
e) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 15


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Kedua
Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan
Pasal …..

(1) Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit.
(2) Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan program/kegiatan Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Imunisasi,
Surveilans dan Krisis Kesehatan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Imunisasi, Surveilans dan Krisis
Kesehatan;
b) Penyusunan rencana kegiatan Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
c) Pelaksanaan kegiatan Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Imunisasi,
Surveilans dan Krisis Kesehatan;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan, mempunyai
uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Imunisasi,
Surveilans dan Krisis Kesehatan sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Imunisasi, Surveilans dan Krisis
Kesehatan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan dengan Tim Asistensi Dinas
Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pengelolaan program Surveilans, meliputi deteksi dini penyakit
potensial KLB, penanggulangan KLB, respon bencana dan penyelenggaraan
kesehatan Haji;
l) Melaksanakan pengelolaan program Imunisasi (perencanaan, penyimpanan,
pendistribusian, penggunaan vaksin, serta pencatatan dan pelaporan
Imunisasi);
m) Melaksanakan pembinaan ke fasilitas pelayanan kesehatan program
Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;

Renstra Dinas Kesehatan 16


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
n) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Imunisasi, Surveilans dan Krisis Kesehatan;
o) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Imunisasi, Surveilans dan
Krisis Kesehatan;
p) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kementerian Kesehatan;

q) Melaporkan kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan


Penyakit, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;
r) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit yang berkaitan dengan urusan Imunisasi,
Surveilans dan Krisis Kesehatan dalam pengambilan keputusan/kebijakan;
s) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 17


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Ketiga
Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Pasal …..
(1) Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit.
(2) Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa mempunyai tugas
pokok melaksanakan program/kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa;
b) Penyusunan rencana kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa;
c) Pelaksanaan kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa,
mempunyai rincian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa sebagai bahan penyusunan
perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dengan Tim
Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pembinaan ke Puskesmas, meliputi : pelayanan PTM,
Pengendalian Penyakit PPOK dan gangguan Imunologi, Pengendalian Penyakit
Jantung dan pembuluh darah, Pengendalian Penyakit Kanker dan Kelainan
darah, Pengendalian penyakit DM dan gangguan metabolik, Pengendalian
Penyakit gangguan Indera dan Fungsional, serta Pengendalian Penyakit
Kesehatan jiwa, dan NAPZA;

Renstra Dinas Kesehatan 18


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
l) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa.
m) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa;
n) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

o) Melaporkan kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan, setiap


selesai melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit yang berkaitan dengan program Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dalam pengambilan
keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat
Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular
Pasal …….

(1) Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular dipimpin oleh


seorang Kepala Seksi adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit.
(2) Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular mempunyai tugas
pokok melaksanakan program/kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Menular .
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular , mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Menular;
b) Penyusunan rencana kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Menular;
c) Pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit Menular;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular ,
mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit Menular sebagai bahan penyusunan
perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular;

Renstra Dinas Kesehatan 19


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit Menular, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular dengan Tim Asistensi
Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pembinaan ke Puskesmas, meliputi :
1. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Menular langsung (P2ML);
2. Penyakit Menular Bersumber Binatang (P2B2);
l) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
Menular;
m) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit Menular;
n) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

o) Melaporkan kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan


Penyakit, setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit yang berkaitan dengan program Pengendalian
dan Penanggulangan Penyakit Menular, dalam rangka pengambilan
keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan
Penanggulangan Penyakit, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN

(1) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan
unsur pelaksana, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
(2) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan Primer, Pelayanan Kesehatan
Rujukan dan Perizinan, serta Farmasi dan Perbekalan kesehatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Pelayanan Kesehatan, mempunyai fungsi:
a) Perumusan perencanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer, Pelayanan
Kesehatan Rujukan dan Perizinan, serta Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.
b) Pengorganisasian kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer, Pelayanan Kesehatan
Rujukan dan Perizinan, serta Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.

Renstra Dinas Kesehatan 20


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
c) Pengendalian Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer, Pelayanan
Kesehatan Rujukan dan Perizinan, serta Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.
d) Penilaian (Monitoring dan Evaluasi) kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan
Primer, Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan, serta Farmasi dan
Perbekalan Kesehatan.
e) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 21


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Kedua
Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
Pasal …..

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dipimpin oleh seorang Kepala Seksi adalah
unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan.
(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer mempunyai tugas pokok melaksanakan
program/kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pelayanan
Kesehatan Primer, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan Primer;
b) Penyusunan rencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer;
c) Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Primer;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Pelayanan
Kesehatan Primer;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Pelayanan Kesehatan Primer, mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Pelayanan
Kesehatan Primer sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Pelayanan Kesehatan Primer;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Pelayanan Kesehatan Primer;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pelayanan Kesehatan Primer,
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Pelayanan Kesehatan Primer;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Pelayanan Kesehatan Primer dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan peningkatan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas,
meliputi :
1. Penguatan pembinaan Puskesmas;
2. Optimalisasi pelaksanaan Manajemen Puskesmas, meliputi: Perencanaan,
Penggerakan Pelaksanaan, Pengawasan Pengendalian dan Penilaian;
3. Penguatan Sistem Informasi Puskesmas.
l) Melaksanakan peningkatan program kesehatan gigi dan mulut;
m) Melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan tradisional;
n) Melaksanakan fasilitasi Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;

Renstra Dinas Kesehatan 22


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
o) Melaksanakan fasilitasi pelayanan kesehatan pada event-event tertentu;
p) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Pelayanan Kesehatan Primer;
q) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pelayanan Kesehatan
Primer;
r) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kementerian Kesehatan;
s) Melaporkan kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, setiap selesai
melaksanakan tugas/penugasan;
t) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan yang berkaitan dengan program Pelayanan Kesehatan Primer
dalam pengambilan keputusan/kebijakan;
u) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 23


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Ketiga
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan
Pasal …..

(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan.
(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan mempunyai tugas pokok
melaksanakan program/kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan, Laboratorium dan
Perizinan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pelayanan
Kesehatan Rujukan dan Perizinan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan Rujukan/laboratorium
dan Perizinan;
b) Penyusunan rencana kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan/laboratorium dan
Perizinan;
c) Pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan/laboratorium dan Perizinan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan
Rujukan/laboratorium dan Perizinan;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2)
dan ayat (3), Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan, mempunyai uraian
tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan dan Perizinan sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-undangan di
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan Pelayanan
Kesehatan Rujukan dan Perizinan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan program
Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan
Perizinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Perizinan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi Pelayanan
Kesehatan Rujukan dan Perizinan dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pembinaan Rumah Sakit, UPT Puskesmas, UPT Laboratorium
Kesehatan Daerah dan jejaringnya, meliputi :
1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan/laboratorium, pelayanan
kesehatan daerah perbatasan/kepulauan;
2. Optimalisasi pelayanan darah;
3. Perizinan praktek tenaga kesehatan, sertifikasi P-IRT, Depot Air Minum dan
sarana lainnya.

Renstra Dinas Kesehatan 24


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
l) Penyelenggaraan pelayanan perizinan praktik tenaga kesehatan;
m) Pelayanan pemberian sertifikasi/rekomendasi produk yang berhubungan dengan
kesehatan;
n) Pelayanan pemberian rekomendasi/izin operasional sarana pelayanan kesehatan,
dan sarana lainnya yang berhubungan dengan kesehatan;
o) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan kegiatan Pelayanan Kesehatan Rujukan/laboratorium dan
Perizinan;
p) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pelayanan Kesehatan
Rujukan/laboratorium dan Perizinan;
q) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kementerian
Kesehatan;

r) Melaporkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
s) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
yang berkaitan dengan urusan Pelayanan Kesehatan Rujukan/laboratorium dan
Perizinan dalam pengambilan keputusan/kebijakan;
t) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat
Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Pasal …….

(1) Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan.
(2) Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
program/kegiatan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
b) Penyusunan rencana kegiatan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
c) Pelaksanaan kegiatan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Farmasi dan
Perbekalan Kesehatan.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, mempunyai uraian
tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Farmasi dan
Perbekalan Kesehatan sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
Renstra Dinas Kesehatan 25
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Farmasi dan Perbekalan
Kesehatan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Farmasi dan Perbekalan Kesehatan dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan :
1. Penyusunan perencanaan obat, reagensia, vaksin tertentu dan Perbekalan
Kesehatan terpadu tingkat kabupaten;
2. Pengadaan obat, reagensia, vaksin tertentu dan Perbekalan Kesehatan;
3. Pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara umum baik yang ada
dalam persediaan Instalasi Farmasi maupun yang akan didistribusikan
secara berkala maupun yang ada di wilayah kerja Puskesmas dan
jaringannya;
4. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pemantauan, dan peredaran
obat-obat tradisional, kosmetika sesuai ketentuan yang berlaku;
5. Pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran obat dan bahan
berbahaya;
6. Pembinaan pengelolaan obat di sarana pelayanan kesehatan;
7. Pembinaan penggunaan obat rasional di sarana pelayanan kesehatan;
8. Pembinaan penggunaan obat tradisional;
9. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian obat-obatan, narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya bersama sektor terkait;
10. Monitoring pelayanan obat generik di puskesmas dan rumah sakit
pemerintah;
11. Mengadakan bimbingan dan penyuluhan tentang penggunaan penyimpanan
dan pemusnahan obat dengan cara yang benar;
12. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan penyelenggaraan usaha
kosmetik, alat kesehatan dan obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah
tangga yang berkualitas dan berdaya guna;
13. Melaksanakan monitoring efek samping kosmetika, alat kesehatan dan obat
tradisional;
14. Menyusun, mengadakan dan mengalokasikan kebutuhan obat-obatan
termasuk alat-obat kontrasepsi (alokon), bahan-bahan terkait kekurangan
unsur gizi;

l) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang


berkaitan dengan kegiatan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan;
m) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Farmasi dan Perbekalan
Kesehatan;
n) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/ Kementerian
Kesehatan;

o) Melaporkan kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
yang berkaitan dengan urusan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan, dalam rangka
pengambilan keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan,
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Renstra Dinas Kesehatan 26
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT

(1) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan
unsur pelaksana, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
(2) Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis Kesehatan keluarga dan Gizi, Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman, serta Promosi Kesehatan dan Kesehatan
Kerja-Olah Raga.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Kesehatan Masyarakat, mempunyai fungsi:
a) Perumusan perencanaan kegiatan Kesehatan keluarga dan Gizi, Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman, serta Promosi Kesehatan dan Kesehatan
Kerja-Olah Raga
b) Pengorganisasian kegiatan Kesehatan keluarga dan Gizi, Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman, serta Promosi Kesehatan dan Kesehatan
Kerja-Olah Raga.
c) Pengendalian Pelaksanaan kegiatan Kesehatan keluarga dan Gizi, Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman, serta Promosi Kesehatan dan Kesehatan
Kerja-Olah Raga.
d) Penilaian (Monitoring dan Evaluasi) kegiatan Seksi Kesehatan keluarga dan
Gizi, Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman, serta Promosi Kesehatan
dan Kesehatan Kerja-Olah Raga.
e) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 27


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Kedua
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Pasal …..

(1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi adalah
unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat.
(2) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas pokok melaksanakan
program/kegiatan Kesehatan Keluarga dan Gizi.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b) Penyusunan rencana kegiatan Kesehatan Keluarga dan Gizi;
c) Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Keluarga dan Gizi;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Kesehatan Keluarga
dan Gizi;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Kesehatan Keluarga dan Gizi;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Kesehatan Keluarga dan Gizi;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi,
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pembinaan ke Fasilitas Kesehatan Primer berkaitan dengan
program Kesehatan Keluarga dan Gizi, meliputi :
1. Kesehatan Reproduksi (Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak (Anak Usia Dini,
Anak Usia Sekolah dan/Remaja), Usia Produktif, dan Usia Lanjut));
2. Masalah Anak (pelayanan KTA, Anak dengan kebutuhan khusus);
3. Gizi Masyarakat;
4. Pemantauan Status Gizi;
5. Pemberdayaan Keluarga;
6. Pengadaan Makanan Pendamping ASI, Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis dan Balita Gizi
Kurang/Buruk.

Renstra Dinas Kesehatan 28


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
l) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi;
m) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Kesehatan Keluarga dan Gizi;
n) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

o) Melaporkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat yang berkaitan dengan program Kesehatan Keluarga dan Gizi
dalam pengambilan keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 29


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Ketiga
Seksi Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman
Pasal …..

(1) Seksi Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman dipimpin oleh seorang


Kepala Seksi adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.
(2) Seksi Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman mempunyai tugas pokok
melaksanakan program/kegiatan Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Kesehatan Lingkungan dan Makanan-
Minuman;
b) Penyusunan rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
c) Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman;
e) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman,
mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Kesehatan
Lingkungan dan Makanan-Minuman sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Kesehatan Lingkungan dan
Makanan-Minuman, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman dengan Tim Asistensi Dinas
Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bidang kesehatan untuk
mendukung Pengembangan Kabupaten Sehat;
l) Melaksanakan pembinaan ke Puskesmas berkaitan dengan program
Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman, meliputi :

Renstra Dinas Kesehatan 30


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
1. Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap :
 Tempat-tempat Umum dan Industri;
 Permukiman;
 Depot Air Minum;
2. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
3. Pelayanan Klinik Sanitasi;
4. Penerapan HACCP (Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis)
bersamaan dengan unit/satuan kerja lainnya terhadap industri pangan.
5. Penyehatan makanan dan minuman jajanan.
6. Penanganan sanitasi darurat
7. Analisis resiko kesehatan lingkungan
m) Membantu proses penerbitan sertifikat/izin :
1. Produk makanan dan minuman, meliputi : Depot Air Minum, Industri
Rumah Tangga Pangan;
2. Sarana Pelayanan Kesehatan, Industri, perumahan dan sarana lainnya.

n) Melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terkait kesehatan di


kabupaten dengan sektor lain
o) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Kesehatan Lingkungan dan Makanan-Minuman;
p) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Kesehatan Lingkungan dan
Makanan-Minuman;
q) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

r) Melaporkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
s) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat yang berkaitan dengan program Kesehatan Lingkungan dan
Makanan-Minuman dalam pengambilan keputusan/kebijakan;
t) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat
Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga
Pasal …….

(1) Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.
(2) Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga mempunyai tugas pokok
melaksanakan program/kegiatan Promosi Kesehatan (Kapasitas Promosi
Kesehatan, Advokasi, Bina Suasana/KIE, Gerakan/Pemberdayaan Masyarakat dan
Kemitraan) dan Kesehatan Kerja-Olahraga.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Promosi
Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga, mempunyai fungsi:

Renstra Dinas Kesehatan 31


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Promosi Kesehatan dan Kesehatan
Kerja-Olahraga;
b) Penyusunan rencana kegiatan Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-
Olahraga;
c) Pelaksanaan kegiatan Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Promosi Kesehatan
dan Kesehatan Kerja-Olahraga;

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga,
mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Promosi
Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga sebagai bahan penyusunan
perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Promosi Kesehatan dan
Kesehatan Kerja-Olahraga, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga dengan Tim Asistensi Dinas
Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;

k) Melaksanakan pembinaan Promosi Kesehatan, meliputi :


1. Peningkatan kapasitas promosi kesehatan;
2. Peningkatan upaya advokasi bidang kesehatan;
3. Penggalangan kemitraan dan partisipasi masyarakat;
4. Penguatan gerakan/pemberdayaan masyarakat dan;
5. Peningkatan dan Pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi.
l) Melaksanakan pembinaan Kesehatan Kerja-Olahraga, meliputi :
1. Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan pekerja formal/informal,
2. Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui olahraga.
m) Melaksanakan pembinaan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
n) Melaksanakan dan mengkoordinasikan Program Keluarga Sehat dan
Pendekatan Keluarga;
o) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Promosi Kesehatan dan Kesehatan Kerja-Olahraga;

Renstra Dinas Kesehatan 32


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
p) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi terhadap program Promosi Kesehatan
dan Kesehatan Kerja-Olahraga;
q) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

r) Melaporkan kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
s) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat yang berkaitan dengan program Promosi Kesehatan dan
Kesehatan Kerja-Olahraga, dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan;
t) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

BIDANG
SUMBER DAYA KESEHATAN

(1) Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang merupakan
unsur pelaksana, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
(2) Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis Pembiayaan Kesehatan, Mutu Tenaga Kesehatan
dan Sistem Informasi Kesehatan, serta Sarana dan Prasarana Kesehatan .
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Sumber
Daya Kesehatan, mempunyai fungsi :
a) Perumusan perencanaan kegiatan Pembiayaan Kesehatan, Mutu Tenaga
Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan, serta Sarana dan Prasarana
Kesehatan.
b) Pengorganisasian kegiatan Pembiayaan Kesehatan, Mutu Tenaga Kesehatan
dan Sistem Informasi Kesehatan, serta Sarana dan Prasarana Kesehatan.
c) Pengendalian Pelaksanaan kegiatan Pembiayaan Kesehatan, Mutu Tenaga
Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan, serta Sarana dan Prasarana
Kesehatan.
d) Penilaian (Monitoring dan Evaluasi) kegiatan Seksi Pembiayaan Kesehatan,
Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan, serta Sarana dan
Prasarana Kesehatan.
e) Pelaksanaan tugas lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 33


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Kedua
Seksi Pembiayaan Kesehatan
Pasal …..

(1) Seksi Pembiayaan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi adalah unsur
pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sumber
Daya Kesehatan.
(2) Seksi Pembiayaan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
program/kegiatan Pembiayaan Kesehatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi
Pembiayaan Kesehatan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Pembiayaan Kesehatan;
b) Penyusunan rencana kegiatan Pembiayaan Kesehatan;
c) Pelaksanaan kegiatan Pembiayaan Kesehatan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Pembiayaan
Kesehatan;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Pembiayaan Kesehatan, mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Pembiayaan
Kesehatan sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Pembiayaan Kesehatan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan
Pembiayaan Kesehatan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Pembiayaan Kesehatan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pembiayaan Kesehatan, sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Pembiayaan Kesehatan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Pembiayaan Kesehatan dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan pengelolaan Pembiayaan Kesehatan, meliputi : Dana Jaminan
Kesehatan Nasional, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Biaya
Operasional Puskesmas, dan bantuan keuangan lainnya.
l) Mengkoordinasikan rancangan penetapan alokasi dana untuk setiap
puskesmas berdasarkan ketentuan yang berlaku;
m) Melaksanakan sosialisasi pembiayaan kesehatan kepada puskesmas dan
Instansi terkait;
n) Mengkoordinasikan manajemen kepesertaan dan administrasi keuangan
dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional;
o) Membuat rekapitulasi pengajuan dana yang telah diverifikasi dan divalidasi
kebenaran administrasi keuangannya;
Renstra Dinas Kesehatan 34
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
p) Pengajuan pengusulan pencairan dana yang telah diverifikasi Pengguna
Anggaran pengelola dana bantuan;
q) Memfasilitasi pertemuan secara berkala sesuai kebutuhan dalam rangka
review, evaluasi dan penyelesaian masalah lintas sektor/program terkait;
r) Membuat rekapitulasi dan menyusun laporan penyelenggaraan pembiayaan
kesehatan;
s) Melaksanakan pembinaan ke Puskesmas berkaitan dengan program
Pembiayaan Kesehatan.
t) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Pembiayaan Kesehatan;
u) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Pembiayaan Kesehatan;
v) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

w) Melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
x) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Sumber Daya Kesehatan
yang berkaitan dengan program Pembiayaan Kesehatan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan;
y) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 35


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Bagian Ketiga
Seksi Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan
Pasal …..

(1) Seksi dan Sistem Informasi Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi adalah
unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan.
(2) Seksi Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan program/kegiatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem
Informasi Kesehatan.
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Mutu
Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan, mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem
Informasi Kesehatan;
b) Penyusunan rencana kegiatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi
Kesehatan;
c) Pelaksanaan kegiatan Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi
Kesehatan;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Mutu Tenaga
Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan;
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan,
mempunyai uraian tugas:
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Mutu Tenaga
Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan sebagai bahan penyusunan
perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan Mutu
Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Mutu Tenaga Kesehatan dan
Sistem Informasi Kesehatan, sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi Mutu
Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi Kesehatan dengan Tim Asistensi
Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan :
 Pembinaan organisasi profesi kesehatan dan tenaga kesehatan;
 Fasilitasi penilaian angka kredit bagi pemangku jabatan fungsional
kesehatan;

Renstra Dinas Kesehatan 36


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
 Penilaian kinerja tenaga kesehatan;
 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
kesehatan;
 Perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
l) Melaksanakan :
 Pembinaan pengelolaan data puskesmas (SP3/SP2TP) dan institusi
kesehatan lainnya;
 Koordinasi pengumpulan data untuk penyusunan profil kesehatan secara
berjenjang;
 Fasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan di Dinas Kesehatan,
jaringannya dan jejaring pelayanan kesehatan;
m) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem Informasi
Kesehatan.
n) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Mutu Tenaga Kesehatan dan
Sistem Informasi Kesehatan;
o) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

p) Melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
q) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Sumber Daya Kesehatan
yang berkaitan dengan program Mutu Tenaga Kesehatan dan Sistem
Informasi Kesehatan dalam pengambilan keputusan/kebijakan;
r) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat
Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan
Pasal …….

(1) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
adalah unsur pelaksana, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan.
(2) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
program/kegiatan Sarana dan Prasarana Kesehatan .
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Sarana
dan Prasarana Kesehatan , mempunyai fungsi:
a) Penyusunan konsep kebijakan teknis Sarana dan Prasarana Kesehatan ;
b) Penyusunan rencana kegiatan Sarana dan Prasarana Kesehatan ;
c) Pelaksanaan kegiatan Sarana dan Prasarana Kesehatan ;
d) Penilaian (monitoring dan evaluasi) pelaksanaan kegiatan Sarana dan
Prasarana Kesehatan .
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3), Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan , mempunyai uraian
tugas:

Renstra Dinas Kesehatan 37


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
a) Melaksanakan kajian hasil pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi Sarana dan
Prasana Kesehatan sebagai bahan penyusunan perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-
undangan di Seksi Sarana dan Prasana Kesehatan;
c) Menyusun petunjuk teknis dan Standar Prosedur Operasional kegiatan Sarana
dan Prasana Kesehatan;
d) Melakukan koordinasi dengan unit/satuan kerja lain yang terkait dengan
program Sarana dan Prasana Kesehatan;
e) Menyusun rencana dan program kerja Seksi Sarana dan Prasana Kesehatan,
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
f) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran Seksi
Sarana dan Prasana Kesehatan;
g) Melaksanakan asistensi/pembahasan Rencana Kegiatan Anggaran Seksi
Sarana dan Prasana Kesehatan dengan Tim Asistensi Dinas Kesehatan;
h) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;
i) Membina bawahan dalam pelaksanaan tugas;
j) Memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan;
k) Melaksanakan :
1. Menyiapkan dan menyusun upaya peningkatan, pengembangan sarana
dan prasarana kesehatan;
2. Menyiapkan, menyusun dan melaksanakan pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana Kesehatan;
3. Melaksanakan proses pengadaan sarana dan prasarana kesehatan.
l) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
berkaitan dengan program Sarana dan Prasarana Kesehatan ;
m) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi program Sarana dan Prasarana
Kesehatan;
n) Melaksanakan konsultasi teknis dengan Dinas Kesehatan Provinsi/
Kementerian Kesehatan;

o) Melaporkan kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, setiap selesai


melaksanakan tugas/penugasan;
p) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Sumber Daya Kesehatan
yang berkaitan dengan pembiayaan kesehatan, dalam rangka pengambilan
keputusan/kebijakan;
q) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
r) lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Dinas Kesehatan 38


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
STRUKTUR ORGANISASI

Renstra Dinas Kesehatan 39


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-


2019. yang memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Kementerian Kesehatan untuk kurun waktu tahun 2015-2019, dengan penekanan pada
pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM). Untuk Program Sumber
Daya Manusia Kesehatan, rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target.
Sampai dengan tahun 2008, rasio tenaga kesehatan masih belum mencapai target per 100.000
penduduk sesuai tahun 2008, seperti untuk dokter spesialis 7,73 per 100.000 penduduk (target 9
per 100.000 penduduk), dokter umum sebesar 26,3 per 100.000 penduduk (target 30 per 100.000
penduduk), dokter gigi sebesar 7,7 per 100.000 penduduk (target 11 per 100.000 penduduk),
perawat sebesar 157,75 per 100.000 penduduk sudah mendekati target 158 per 100.000
penduduk, dan bidan sebesar 43,75 per 100.000 penduduk jauh dari target 75 per 100.000
penduduk. Masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan, seperti dokter umum pada tahun 2007-
2010 sebanyak 26.218 orang, dokter spesialis sebanyak 8.860 orang, dokter gigi sebanyak 14.665
orang, perawat sebanyak 63.912 orang, bidan sebanyak 97.802 orang, apoteker sebanyak 11.027
orang, kesehatan masyarakat sebanyak 9.136 orang, sanitarian sebanyak 13.455 orang, tenaga gizi
sebanyak 27.127 orang, terapi fisik sebanyak 4.148 orang, dan teknis medis sebanyak 3.838 orang.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan tahun
demi tahun diupayakan untuk ditingkatkan.
Dalam pembangunan kesehatan, SDM Kesehatan merupakan salah satu isu utama
yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan jumlah, jenis dan distribusi, selain itu juga
terkait dengan pembagian kewenangan dalam pengaturan SDM Kesehatan (PP No. 38 tahun 2000
dan PP No. 41 tahun 2000). Oleh karena itu, diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung
dengan regulasi yang memadai dan pengaturan insentif, reward-punishment, dan sistim
pengembangan karier.
Kompetensi tenaga kesehatan belum terstandarisasi dengan baik. Hal ini disebabkan
karena saat ini baru ada satu standar kompetensi untuk dokter umum dan dokter gigi serta job
deskripsi tenaga kesehatan. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia,
terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi di Indonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan
Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 dan Undang-Undang Dosen No. 14 Tahun 2005.
Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah masih rendah karena keterbatasan formasi dan dana
(Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019).

Renstra Dinas Kesehatan 40


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
a. Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah

1. Puskesmas

Di Kabupaten Pandeglang distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai unit


pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar terhadap
masyarakat dapat dikategorikan merata, terlihat dari pemekaran jumlah Puskesmas per
Kabupaten yang ada sampai akhir tahun 2015, yaitu sebanyak 36 Puskesmas (DTP 9 Unit,
TTP 27 Unit). Dengan demikian rata-rata rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk
adalah 3,14, hal ini menggambarkan setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3 – 4
Puskesmas.

2. Pustu
Puskesmas Pembantu di Kabupaten Pandeglang sampai akhir tahun 2015 tercatat
sebanyak 58 Unit yang tersebar di beberapa desa wilayah binaan Puskesmas, jika
berdasarkan ratio Puskesmas Pembantu terhadap desa adalah 0,17, dengan demikian
setiap Puskesmas Pembantu rata-rata melayani 5 – 6 Desa.

3. Poskesdes dan Poskestren


Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa ini, telah tumbuh dan
berkembang berbagai upaya kesehatan yang berbasis masyarakat (UKBM), dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat masih diposisikan sebagai subyek dan
belum sebagai obyek, selain itu masih banyak upaya kesehatan yang belum menyentuh
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, tertinggal, terisolir, kepulauan dan
perbatasan. Untuk itu perlu adanya upaya kesehatan berbasis masyarakat, agar upaya
kesehatan lebih tercapai (accessible), lebih terjangkau (affordable), serta lebih berkualitas
(quality), berbagai upaya yang telah dikembangkan di Kabupaten Pandeglang antara lain :
Pelayanan Pos Kesehatan Desa (poskesdes), Pos Kesehatan Pesantren (poskestren) dan Pos
Pelayanan Terpadu (posyandu). Jumlah sarana Pos Kesehatan Desa di Kabupaten
Pandeglang tahun 2015 sebanyak 46 Unit, cakupan Pos Kesehatan Desa sebesar 9.25% dari
jumlah desa yang ada dan jumlah Pos Kesehatan Pesantren sebanyak 6 Unit, jika dilihat
dari Kepmenkes RI 564/Menkes/SK/VII/1/2006 diharapkan seluruh desa sudah menjadi
Desa Siaga pada tahun 2015 dan salah satu kriteria Desa Siaga minimal ada 1 (satu) Pos
Kesehatan Desa, hal ini menggambarkan, di Kabupaten Pandeglang Pos Kesehatan Desa
harus lebih di tingkatkan kembali, baik dari segi sarana prasarana, manajerial maupun
teknik (Fungsional).

Renstra Dinas Kesehatan 41


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
4. RSUD

Fasilitas yang memberikan layanan rujukan dan rawat inap di Kabupaten Pandeglang pada
tahun 2015 sebanyak 1 Unit yaitu Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah, jika ditinjau
dari letak RSUD Kabupaten Pandeglang yang berada di Ibu Kota Kabupaten dengan luas
wilayah maka dapat dikatakan tidak strategis, mengingat jarak tempuh mayarakat di
wilayah selatan (Kec. Sumur) sekitar 101 Km ke RSUD, sehingga diperlukan pembangunan
sarana pelayanan rujukan (Rumah Sakit) yang tempatnya strategis dan dapat diakses cepat
oleh masyarakat setempat pada umumnya dan khususnya masyarakat wilayah selatan.

Klasifikasi RS
No Nama Rumah Sakit
A B Pendidikan B C D Khusus Swasta
1 RSUD Berkah √
JUMLAH 1

5. Sarana Pelayanan Penunjang lainnya

Sarana Gudang Farmasi di Kabupaten Pandeglang sebanyak 1 Unit dan Laboratorium


Kesehatan Daerah sebanyak 1 Unit, serta jumlah Puskesmas Keliling atau Ambulans
sebanyak 35 Unit, jika dilihat dari proporsi pusling/ ambulans terhadap puskesmas
sebesar 97,22% dan rata-rata puskesmas yang memiliki pusling/ambulans standar
minimalnya sebanyak 1 unit, namun jumlah pusling/ambulans masih kurang, mengingat
jumlah puskesmas lebih banyak dibandingkan jumlah pusling/ambulans yang ada.

b. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta yang Memiliki Izin

1. Klinik Swasta/ Balai Pengobatan : 20 Unit


2. Praktek Dokter Spesialis : 4 Unit
3. Praktek Dokter Gigi : 5 Unit
4. Praktek Dokter Umum : 33 Unit
5. Praktek Bidan Sowasta : 73 Unit

c. Tenaga Kesehatan

Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan
yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang
mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Tenaga
kesehatan yang terampil dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan serta pelatihan oleh
pemerintah maupun swasta. Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia
dalam hal ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan
paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Tenaga kesehatan yang terampil dilaksanakan melalui pendidikan dan
pengembangan serta pelatihan oleh pemerintah maupun swasta.

Renstra Dinas Kesehatan 42


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2.3 Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2015

Pengukuran keberhasilan sasaran program yang tercantum dalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2010-2016, yang target capaiannya terpapar dalam setiap
tahunnya yang mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Departemen Kesehatan RI sebagai
landasan sasaran program di masing-masing Kabupaten/ Kota, adapun target capaian program
tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, adalah sebagai berikut :

Renstra Dinas Kesehatan 43


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NO741/MENKES/PER/IX/2008 TENTANG :
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KAB/KOTA :
INDIKATOR KINERJA DAN TARGET TAHUN 2015

CAPAIAN TARGET
NO. JENIS CAKUPAN SASARAN REALISASI
(%) 2015
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 24.941 18.046 72,35 95%
2 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI 4.988 3.214 64,43 80%
3 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG
23.807 17.327 72,78 90%
MEMILIKI KOMPETENSI KEBIDANAN
4 CAKUPAN PELAYANAN NIFAS 23.807 20.382 85,61 90%
5 CAKUPAN NEONATAL DENGAN KOMPLIKASI YANG DITANGANI 3.571 998 27,95 80&
6 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI 123.353 22.824 18,50 90%
7 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) 339 220 64,90 90%
8 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA 124.223 52.049 41,90 90%
9 CAKUPAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN
1.017 1.017 100,00 100%
KELUARGA MISKIN
10 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN 174 174 100,00 100%
11 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT 29.597 9.251 31,26 100%
12 CAKUPAN PESERTA KB AKTIF 199.714 78.976 39,54 70%
13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun 2/100.000 (9 Kasus) 2/100.00 (8 Kasus) 89 100
b. Penemuan Penderita pneumonia balita 118.862 44.965 37,83 100
c. Penemuan Pasien baru TB BTA positif 1.274 903 70,88 100
d. Penderita DBD yang ditangani 51/100.000 (591) 369 62,43 100
e. Penemuan Penderita Diare 118.862 73.694 62,00 100
14 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR MASYARAKAT MISKIN 629.461 291.512 46,31 100%
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
15 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN PASIEN MASKIN 34.981 8.158 23,32 100%
16 CAKUPAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1 YG HARUS DIBERIKAN SARANA
1 1 100% 100%
KESEHATAN (RS) DI KAB/ KOTA
C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR
BIASA/ KLB
17 CAKUPAN DESA /KELURAHAN MENGALAMI KLB YANG DILAKUKAN
28 28 100% 100%
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI < 24 JAM
D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
18 CAKUPAN DESA SIAGA AKTIF 339 339 100% 100%

Renstra Dinas Kesehatan 44


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Evaluasi Kinerja Dinas Kesehatan yang diukur dari pencapaian indikator hasil
antara dan indikator Proses dan Masukan dapat di uraikan sebagai berikut :

1. AKUNTABILITAS KE-SEKERTARIATAN (Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan/


Keuangan/Umum Kepegawaian)
Program Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) merupakan program yang
paling strategis, sebab program ini mengoptimalkan seluruh sumberdaya atau kemampuan
yang di miliki Dinas Kesehatan baik perencanaan, Evaluasi maupun Pelaporan di dalam
Dinas Kesehatan sendiri maupun perencanaan, Evaluasi maupun Pelaporan di luar
kesehatan, yang menjadi target sasaran program ini pada tahun 2015 antara lain :
Pelayanan informasi kesehatan yang terdiri dari :
 Profil kesehatan merupakan sumber informasi, pada tahun 2015 profil kesehatan
dapat terealisasikan sampai mencapai (100%).
 Ketersedian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan untuk mengukur
sejauh mana kinerja Dinas Kesehatan selama kurun satu tahun, ketersediaan LKIP
ini dapat terealisasikan mencapai (100%).
 Terciptanya pemahaman yang jelas tentang arah kebijakan, Tupoksi masing–masing
unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan yaitu adanya rencana kerja tahunan di
setiap unit kerja mencapai 100% dari rencana tingkat capaian target 100%.

 Terciptanya pelayanan informasi kesehatan di seluruh unit kerja berupa bank data
yang diaplikasikan kedalam sebuah Sistem Excel Report yang mencakup + 95% data
seluruh program Dinas Kesehatan, dengan dukungan sumber daya yang memadai
sehingga tersedianya sistem pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan satu pintu
yang dapat di pertanggung jawabkan dan dimanfaatkan sebagai sumber informasi
yang up to date.

 Tersedianya Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di 36 Puskesmas 100%.

 Tersedianya SIKDA (tem Informasi Kesehatan Daerah) di 36 PKM dan di Dinas


Kesehatan.

Program Umum dan Kepegawaian merupakan program penunjang kinerja Dinas


Kesehatan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas yang sifatnya administratif
tingkat Dinas Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan, sebab program ini mengoptimalkan
sistem pengadministrasian ketatausahaan baik pada bagian Kepegawaian maupun bagian
Umum, yang menjadi target sasaran program ini pada tahun 2015 antara lain :
1. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas / humas, : 100%
penyiapan rapat dinas dan Dokumentasi
2. Penanggung jawab kerumahtanggaan (kebersihan, Keamanan, : 100%
ketertiban)
3. Pengelola Barang dan Aset Dinas Kesehatan : 100%
4. Pengelola administrasi kepegawaian dan pengarsipan : 100%

Renstra Dinas Kesehatan 45


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
5. Pelaksana punyusunan standar kompetensi pegawai, diklat, : 95%
evaluasi dan pelaporan
6. Pengelola usulan kenaikan pangkat, tunjangan kepegawaian, dll : 100%

Program Keuangan merupakan program penunjang kinerja Dinas Kesehatan yang


dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas yang sifatnya administratif tingkat Dinas
Kesehatan dan UPT Dinas Kesehatan, sebab program ini mengoptimalkan sistem
pengadministrasian keuangan, yang menjadi target sasaran program ini pada tahun 2015
antara lain :
a. Tersusunnya organisasi dan tata kerja DPASK : 100%
b. Tersusunnya laporan kemajuan pelasanaan kegiatan DPASK : 100%
c. Tersusunya laporan keuangan bulanan,semesteran dan tahunan : 100%
d. Tersusunya laporan evaluasi keuangan : 100%
e. Terselenggaranya pembayaran gaji PNS, Tenaga Kontrak : 100%

2. AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS


A. Seksi Gizi
Keadaan gizi merupakan salah satu penyebab dasar kematian bayi dan anak. Gizi
buruk seringkali disertai penyakit seperti TB, ISPA, diare dan lain-lain. Risiko kematian
anak gizi buruk 17 kali lipat dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu setiap
anak gizi buruk harus dirawat sesuai standar.
Pada bulan Agustus 2015 dilaksanakan Bulan Penimbangan Balita secara
serentak di 36 Puskesmas. Hasil BPB pada tahun 2015 ditemukan jumlah gizi buruk 1.017
balita, gizi kurang 5.758, gizi baik 68.202 dan gizi lebih 1.119 balita. Pada bulan September
dilakukan validasai data gizi buruk, hasil validasi ditemukan balita sangat kurus 174 balita.
Hasil BPB dari tahun 2012 s/d 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Hasil Bulan Penimbangan Balita
Tahun 2012 - 2015

Hasil BPB Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn
No menurut 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015
BB/U (Abs) (%) (Abs) (%) (Abs) (%) (Abs) (%)
1 Gizi buruk 1.075 1,11 883 0,95 964 1,23 1.017 1,33
2 Gizi kurang 8.121 8,37 4.935 5,30 5.149 6.55 5.758 7,54
3 Gizi baik 86.363 88,98 86.600 92,98 71.229 90.56 68.202 89,32
4 Gizi lebih 697 0,75 719 0,77 833 1.06 1.119 1,56
Sumber data : Laporan BPB bulan Agustus 2015

Renstra Dinas Kesehatan 46


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah balita gizi buruk dari tahun 2012 s/d 2015
meningkat dari 1,11 % menjadi 1,23 %, gizi kurang menurun dari 8,37 % menjadi 6.55 %,
gizi baik meningkat dari 88.98 % menjadi 90.56 % dan balita yang gizi lebih meningkat
dari 0,75 % menjadi 1.06 %.
Hasil Validasi BPB dari tahun 20012 s/d 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Hasil Validasi Bulan Penimbangan Balita
Tahun 2012 - 2014

Thn Thn Thn Thn Thn Thn


Hasil validasi BPB
No 2012 2012 2013 2013 2014 2014
menurut BB/TB-PB
(Abs) (%) (Abs) (%) (Abs) (%)
1 Sangat Kurus 111 0,11 132 0,14 115 0,15
2 Kurus 388 0,40 282 0,30 259 0,29
Sumber data : Laporan BPB bulan September 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah balita gizi buruk sangat kurus dari tahun
2012 s/d 2014 meningkat dari 011 % menjadi 0,15 %, balita kurus menurun dari 0.40 %
menjadi 0,29 %. Kurang Gizi secara langsung disebabkan kurang asupan makanan dan
adanya penyakit. Salah satu penyebab adalah tidak langsung karena kurangnya masyarakat
menerapkan perilaku gizi seimbang dan perilaku hidup sehat maka pendidikan gizi
merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan status gizi masyarakat untuk
jangka panjang.
Jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 115 kasus
dan semuanya telah mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana anak gizi buruk, baik
rawat inap maupun rawat jalan. Jumlah kasus gizi buruk menurut standar BB/U sebanyak
964 sudah 100 % mendapat biscuit MP-ASI selama 3 bulan.
Ditemukannya balita gizi buruk dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
dikarenakan surveilan gizi aktif dan sebagian besar puskesmas sudah menggunakan
sofweare kurnia, sofweare ini mempermudah tenaga pelaksana gizi untuk mengolah hasil
penimbangan balita setiap bulan, hasil bulan penimbangan balita pada bulan agustus dan
balita gizi buruk yang ditemukan sudah lengkap dengan nama, alamat dan nama orang tua.

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.

Secara umum masalah balita gizi buruk masih cukup tinggi, dapat dihitung pada
indikator Berat Badan/ Tinggi Badan yang menggambarkan status gizi yang sifatnya akut
sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek, seperti
menurunnya nafsu makan akibat sakit, atau karena menderita diare.
Yang dimaksud dengan cakupan balita gizi buruk mendapat Perawatan sesuai
dengan Definisi Operasional keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Standar Pelayana Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota adalah cakupan pelayanan/perawatan terhadap balita gizi buruk
(dirujuk ke RSU, di rujuk ke puskesmas/rawat jalan, kunjungan rumah/konseling dan
mendapat MP-ASI).

Renstra Dinas Kesehatan 47


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pada Tahun 2015 ditemukan balita gizi buruk menurut standar BB/TB
sebanyak 115 balita, dan yang mendapat perawatan 174 balita, hasil capai sebesar 100%,
dari data tersebut dapat dilihat cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan belum
mencapai target 100%.
Disamping mengidentifikasikan masalah gizi yang bersifat akut dengan tinggi
badan tidak seimbang, dapat juga dilihat dari anak yang kegemukan, dalam hal ini berat
badan anak melebihi proporsi normal terhadap tinggi badannya, kegemukan ini dapat
terjadi sebagai akibat dari pola makan yang kurang baik atau juga karena keturunan,
masalah kekurusan dan kegemukan pada usia dini dapat berakibat pada rentannya
terhadap berbagai penyakit degeneratif pada usia dewasa (teori Barker).
Untuk mendapatkan data cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
dilakukan beberapa kegiatan yaitu :

a. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan.

Secara umum masalah balita gizi buruk masih cukup tinggi, dapat dihitung pada indikator
Berat Badan/ Tinggi Badan yang menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek, seperti menurunnya
nafsu makan akibat sakit, atau karena menderita diare.
Yang dimaksud dengan cakupan balita gizi buruk mendapat Perawatan sesuai dengan
Definisi Operasional keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008
tentang Standar Pelayana Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota adalah cakupan
pelayanan/perawatan terhadap balita gizi buruk (dirujuk ke RSU, di rujuk ke
puskesmas/rawat jalan, kunjungan rumah/konseling dan mendapat MP-ASI).
Pada Tahun 2015 ditemukan balita gizi buruk menurut standar BB/TB sebanyak 174
balita, dan yang mendapat perawatan 174 balita , hasil capai sebesar 100%, dari data
tersebut dapat dilihat cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sudah mencapai
target 100%.
Disamping mengidentifikasikan masalah gizi yang bersifat akut dengan tinggi badan tidak
seimbang, dapat juga dilihat dari anak yang kegemukan, dalam hal ini berat badan anak
melebihi proporsi normal terhadap tinggi badannya, kegemukan ini dapat terjadi sebagai
akibat dari pola makan yang kurang baik atau juga karena keturunan, masalah kekurusan
dan kegemukan pada usia dini dapat berakibat pada rentannya terhadap berbagai
penyakit degeneratif pada usia dewasa (teori Barker).
Untuk mendapatkan data cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
dilakukan beberapa kegiatan yaitu :

a. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Secara umum, prevalensi balita bawah garis merah (BGM/D) tahun 2015 adalah 2,71%
dari balita ditimbang 80.506 dan BGM 2.180 balita dan berada dibawah batas kondisi yang
dianggap serius 5% (ambang batas). Semua balita di Kabupaten Pandeglang yang naik
berat badannya (N/D) sekitar 64,69% balita menurut hasil capaian yang didapat sebesar
76,10% dari target 85% dan (D/S) sebesar 53,58%.

Renstra Dinas Kesehatan 48


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Cakupan Puskesmas yang melaksanakan surveilans gizi tahun 2015 di Kabupaten
Pandeglang sebesar 100%, dari 36 Puskesmas.

b. ASI Eksklusif

Air susu ibu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya, hanya seorang ibu yang
dapat memberikan anugerah tersebut kepada bayinya.
Menyusui secara eksklusif merupakan cara yang aman, baik dan selalu tersedia untuk
pemberian makanan bayi dalam 6 (enam) bulan pertama kehidupannya. Dan penting
untuk diteruskan lebih dari 6 (enam) bulan, sebagaimana WHO dan UNICEF
merekomendasikan bahwa menyusui harus berlanjut bersama makanan pendamping ASI
yang benar sampai 2 (dua) tahun atau lebih. Para pakar dewasa ini menyetujui bahwa ASI
dapat memberikan semua yang dibutuhkan bayi normal untuk 6 (enam) bulan pertama
dan tanpa memerlukan minuman atau makanan lain selama periode ini.
Menyusui eksklusif diartikan bahwa bayi hanya menerima ASI, dari ibunya sendiri atau ibu
susu, atau ASI perah, dan tanpa makanan minuman lainnya. Banyak ibu yang mengalami
bahwa menyusui eksklusif selama 6 (enam) bulan merupakan suatu hal yang sederhana.
Mereka tidak perlu cemas apakah bayi memperoleh minuman atau makanan yang cukup
atau apakah ini benar dan tanpa kesulitan atau tanpa biaya untuk membuat makanan lain
yang tidak perlu.
Disayangkan, bahwa menyusui eksklusif tersebut masih jarang dilakukan oleh masyarakat
kita dengan berbagai alasan. Hal ini dapat di tentukan cakupan bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2014 baru mencapai 32,2% dari rencana
pencapaian 80% sehingga persentase pencapaiaan belum mencapai Target.
Sedangkan tahun 2015 mengalami kenaikan capaian, terlihat pada hasil yang dicapai
sebesar 45,8% atau 11.219 bayi dari sasaran 24.496 bayi, hal ini menggambarkan adanya
peningkatan kinerja baik dari segi pencatatan pelaporan maupun dari segi teknik petugas
gizi dilapangan (Data capaian E6).

c. Desa dengan garam beryodium baik

Gangguan Akibat Kurang Yodium adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh
seseorang kekurangan unsur Yodium secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama.Yang dimaksud dengan Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam,
baik di tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Kita membutuhkan Yodium agar badan tumbuh sehat dan mental berkembang dengan
baik. Yodium dapat membentuk hormon Tiroksin yang diperlukan oleh tubuh untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.
Organ kita yang mengolah yodium adalah kelenjar gondok. Letaknya di dalam leher, di
bagian depannya. Kebutuhan yodium rata-rata per orang dewasa perhari hanya sekitar
150 mikrogram.

Renstra Dinas Kesehatan 49


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Akan tetapi yodium diperlukan tubuh setiap harinya, sehingga yodium harus menjadi
bagian dari konsumsi makanan sehari-hari.Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
merupakan masalah gizi yang menonjol dibanyak Negara sedang berkembang termasuk
Indonesia. Gondok dan kretin (badan kerdil) merupakan luaran dari keadaan kurang
yodium yang umumnya dijumpai di daerah yang kekurangan yodium.

Upaya penanggulangan jangka panjang terhadap masalah akibat kurang yodium adalah
perbaikan perilaku pola konsumsi masyarakat termasuk di dalamnya berbagai bahan
makanan yang mengandung yodium dan peningkatan konsumsi bahan makanan yang di
fortivikasi dengan yodium yang secara masal telah di produksi yaitu garam beryodium.

Hasilnya didapat cakupan garam beryodium di kab. Pandeglang pada tahun 2015
mencapai (68,73%) desa dengan garam beryodium baik dari rencana pencapaian target
(85%).

d. Vitamin Abayi, balita 2 kali per tahun dan Vitamin A Bufas

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan
dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar, berfungsi
untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Sumber Vitamin A terdapat pada Air Susu Ibu (ASI), bahan makanan hewani seperti hati,
kuning telur, ikan, daging, ayam, dan bebek. Buah – buahan berwarna kuning dan jingga
seperti pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang. Sayuran yang berwarna
hijau tua dan berwarna jingga seperti bayam, daun singkong, kangkung, daun katuk, tomat,
wortel.
Akibat dari kekurangan vitamin A bagi balita salah satunya dapat menyebabkan buta senja
yang ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang atau senja hari.
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan akibat kekurang vitamin
A yaitu :

a. Pemberian kapsul vitamin A warna biru untuk bayi (6-11 bulan), diberikan 1 kali
setahun, setiap bulan Pebruari atau Agustus.
b. Pemberian kapsul vitamin A warna merah untuk anak balita diberikan 2 kali setahun,
setiapa bulan Februari dan Agustus
c. Pemberian kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas diberikan 2 kapsul, kapsul
pertama diberikan segera setelah lahir dan kapsul kedua diberikan 24 jam sesudah
kapsul pertama.

Hasil dari pemberian kapsul vitamin A 2 kali per tahun pada bayi 6 – 11 bulan di posyandu
pada tahun 2014 mencapai 103,32% dari target 85%, dan tahun 2015 mencapai 101,35%
dari target 85%, dapat kita lihat pemberian vitamin A 2 kali per tahun
mengalamipeningkatan yang signifikan, pada balita 12 – 59 bulan pada tahun 2014
mencapai 66,28% dari target 85% persentase pencapaian 77,97% dan pada tahun 2015
mencapai 66,42% dari target 85%,.

Renstra Dinas Kesehatan 50


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Catatan : Cakupan Vitamin A balita diambil dari cakupan terendah bulan Februari &
Agustus, dan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas pada tahun 2015 sebanyak 20.852 bufas
dari 24.498 bufas yang ada sehingga capaian pemberian vitamin A pada bufas sebesar
85,12% dari target 85% persentase pencapaian sebesar 100%.

e. Tablet Tambah Darah/TTD

Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia
gizi adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil, remaja putri dan kelompok
lainnya.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan,
baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan
perdarahan dan kematian. Cakupan pemberian tablet fe I pada ibu hamil pada tahun 2015
mencapai 95,99%, persentase capaian cakupan fe III mencapai 71,66% dari target 82%.
Persentase Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011-2015

120
93,97 94,4 95,99
100 85,64
77,07 86,96
74,67 76,26 71,66
80 69,96
60 Fe1
40
Fe3
20
0
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber Data : Seksi Gizi Tahun 2015

f. Cakupan Pemberian MP-ASI

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) merupakan makanan bergizi yang diberikan
disamping ASI kepada bayi berusia 6 (enam) bulan keatas atau berdasarkan indikasi
medic, sampai anak berusia 24 (dua puluh empat) bulan untuk mencapai kecukupan gizi.

Pada tahun 2015 ditemukan balita gizi buruk sesuai standar Berat Badan menurut Umur
(BB/U) sebanyak 1017 balita. Adapun upaya penanggulangan untuk asupan bagi balita
kekurangan gizi diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) pada balita gizi
buruk dengan capaian pemberian sebanyak 1017jiwa. Cakupan pemberian MP-ASI
mencapai 100% dari target 100 %.

Renstra Dinas Kesehatan 51


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
B. SEKSI KIAR (Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja)

1. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4)

Pelayanan ibu hamil ( K4 ) adalah pelayanan yang sesuai standar yang telah memperoleh
pelayanan paling sedikit empat kali. Dengan distribusi waktu satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester ke dua, dan dua kali pada trimester ke tiga disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap
(memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan), yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah atau menggambarkan
kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.
Pada tahun 2015 dari rencana capaian 85% dan hasil capaian sebesar 84,45%, sehingga
presentasi tingkat capaian target 99,35%, namun bila dibanding dengan indikator K1
ternyata masih di temukan adanya ketidaksinambungan program dimana kontak pertama
ibu hamil ( K1 ) jauh lebih tinggi yaitu 97.4 % dari target 95% sehingga capaian target
sebesar 98,80%, sedangkan tahun 2013 K4 sebesar 84,45% dari target 85% dan K1
sebesar 97,57%

a. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

Tingginya komplikasi obstetri seperti misalnya perdarahan pasca persalinan, eklampasi,


sepsis dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus kematian dan kematian
ibu di banyak negara berkembang, sebagian besar penyebab kesakitan dan kematian ibu
tersebut dapat dicegah, hal ini telah dibuktikan pada negara-negara dimana angka
kesakitan dan kematian ibu tersebut tergolong rendah, salah satu usahanya dengan
berbagai pelatihan dan peningkatan SDM Kesehatan, serta kemitraan.
Asuhan kesehatan ibu bersalin adalah salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan dari tahun 2010, yang berfokus pada :
a. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi, bukti-bukti klinis
menujukan bahwa sebagian besar kematian ibu dapat dicegah jika ibu mendapat
Asuhan persalinan yang bersih, aman dan tepat waktu.
b. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi selama persalinan dan setelah bayi lahir,
dalam upaya menurunkan kejadian kesakitan dan kematian ibu, penatalaksanaan
pada tingkat tertentu akan mempunyai keterbatasan karena komplikasi tidak selalu
mudah di tatalaksana, disetiap tempat dan keadaan.

Pergeseran Paradigma :
Fokus utama APN adalah mencegah terjadinya komplikasi, beberapa contoh menunjukan
adanya pergeseran paradigma tersebut :
 Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri.
 Laserasi Episiotomi (tidak merupakan tindakan rutin).
 Ratensio Plasenta, penatalaksanaan aktif kala tiga dan melakukan penegangan tali
pusat terkendali.

Renstra Dinas Kesehatan 52


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
 Mencegah partus lama (APN mengandalkan penggunaan partograf).
 Mencegah asfiksi bayi baru lahir.

Dengan membersihkan muka dan jalan nafas sesaat setelah ekspulsi kapala, kemudian
dilakukan penghisapan lender secara benar segera mengeringkan dan menghangatkan
tubuh bayi, mekanisme ini dapat mencegah terjadinya hipotermi.

Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
Pada tahun 2015 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 17.327 bulin dari
rencana sasaran bumil sebanyak 23.807, sehingga capaian sasaran sebesar 76.5%, dari
rencana target capaian sebesar 90%. Sedangkan tahun 2014 Linakes sebanyak 21.330
bulin dari sasaran 23.807 bulin sehingga capaian sebesar 72.1%.

Peningkatan kinerja program ini walaupun dibanding tahun lalu terdapat kenaikan namun
kenaikan tersebut relative lamban walaupun program ini mendapat bantuan dari JPKMM -
Askeskin yang cukup memadai, namun nampaknya masih belum ditemukan suatu model
pendekatan yang efektif.

b. Ibu Hamil resiko tinggi yang ditangani

Kesehatan ibu merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan, tetapi masih banyak ibu
hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk memeriksakan
kandungan dan pelayanan persalinan yang sehat dan aman. Pada tahun 2015 cakupan Ibu
Hamil resiko tinggi yang ditangani dari rencana sebesar 80%, realisasinya mencapai 104%.

c. Pelayanan Nifas (Ibu Nifas) Kf Lengkap

Pelayanan Ibu Nifas yang telah dilakukan sebagai salah satu usaha untuk menekan angka
kematian ibu dan penurunan angka kesakitan merupakan tantangan yang harus
diupayakan, adapun hasil cakupan pelayanan nifas (Kf Lengkap) tahun 2015 sebesar 85.3
% dari rencana target 90%, sehingga capaian pelayanan ibu nifas (Kf 1) sebesar 88.6 %.

d. Kunjungan Bayi

Presentase cakupan kunjungan bayi sebagai salah satu indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan, yang merupakan pelayanan dasar yang minimal
dilaksanakan di Puskesmas, Tahun 2015 capaian kunjungan bayi tercatat 102.6 % dari
target 90%, dari sasaran kunjungan bayi (data real) sebesar 22.824 bayi yang berkunjung
kesarana pelayanan kesehatan baik Puskesmas, pustu maupun posyandu sebanyak 21.958
kunjungan bayi. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (Kn Lengkap) sebesar 92.8% dari
rencana target 90%.

Renstra Dinas Kesehatan 53


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
e. Cakupan Peserta KB Aktif

Upaya keluarga berencana yang dikoordinir oleh BKKBN pada tahun 2015 menunjukan
pencapaian pelayanan kepada peserta KB, dari jumlah keseluruhan sasaran peserta KB
sekitar 199.714 dan peserta yang aktif sebanyak 892.136 peserta dari target 70%.

3. AKUNTABILITAS PELAYANAN PENANGGULANGAN PENYAKIT (P2)

A. SEKSI KESLING (Kesehatan Lingkungan)

Kesehatan lingkungan merupakan cabang ke ilmuan yang mempelajari dinamika hubungan


interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dan segala macam perubahan
komponen lingkungan hidup, seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau kekuatan disekitar
manusia, yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi menganggu kesehatan masyarakat
serta mencari upaya upaya pencegahannya (Achmadi,1991). Komponen lingkungan (Agent)
yang mempunyai potensi bahaya penyakit tersebut, menurut H L Bloom (40%) dikelompokkan
dalam bentuk :

 Fisik (Kebisingan, radiasi,cuaca panas, partikel dan lain-lain)


 Kimia (Pestisida dalam makanan, asap rokok, limbah pabrik, polutan udara, bahan
pewarna makanan)
 Biologi (Spora jamur, bakteri, virus, protozoa, cacing, dan lain lain). Kemudian
komponen lingkungan tersebut berinteraksi dengan manusia melalui media atau
wahana (Vehicle): Udara, air, tanah, makanan, atau vektor penyakit (seperti
nyamuk).

Out Come hasil interaksi ini, yang menyebabkan apakah status manusia sakit atau sehat. Inilah
yang merupakan wilayah kajian Program Kesehatan lingkungan. Perlindungan terhadap sarana
air bersih dan sanitasi dasar, agar tidak menjadi ancaman terhadap kesehatan masyarakat
dirasa mutlak diperlukan, perlindungan ini ditujukan pada pengamanan sumber air, sarana
sanitasi dasar, sampah, salah satu upaya untuk melindunginya adalah pengawasan kualitas air
dan penyehatan lingkungan permukiman.

Pengawasan penyehatan lingkungan permukiman meliputi penilaian terhadap kualitas fisik,


kimia dan mikrobiologi dan melindungi/memperbaiki sarana air bersih, cubluk jamban, air
limbah dan sampah yang mengakibatkan/ mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat yang
diakibatkan oleh lingkungan yang tidak bersih.

Pemeriksaan secara periodik yang dilaksanakan dalam kegiatan penyehatan lingkungan


permukiman diharapkan memberikan jaminan bahwa semua sarana penyediaan air bersih dan
penyehatan lingkungan yang berada di masyarakat terbebas dari gangguan kesehatan, sehingga
derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan
memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan
dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam
kehidupan sehari-hari.

Renstra Dinas Kesehatan 54


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari
urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standar kualitas hidup
masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya
dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan
yang harus diperhatikan. Secara umum pelaksanaan program di Program Penyehatan
Lingkungan Permukiman Kabupaten Pandeglang tahun 2013 masih belum maksimal, hal ini
dikarenakan kompleksitas permasalahan dan kendala baik yang bersifat intern seperti
lemahnya koordinasi lintas program dalam menentukan intervensi terhadap kondisi
lingkungan dan kelompok rentan. Dan permasalahan yang bersifat ekstern seperti kurangnya
dukungan dan kebijakan politis pemerintah daerah dalam pembangunan sektor kesehatan.

Berdasarkan data program Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang pada tahun
2015 kegiatan seksi Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :

Kegiatan Seksi Penyehatan Lingkungan Target dan hasil cakupan :


A. Pelaporan dari Puskesmas setiap 3 bulan sekali (Triwulanan)

Pelaporan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Setiap tiga
Bulan sekali tanggal 5, dan dilaporkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ke Dinas
Kesehatan Provinsi setiap tanggal 10 . Hasil yang dapat tergantung dari kemampuan petugas
Puskesmas dalam melakukan kegiatan pengawasan /Inspeksi Sanitasi pada sarana.

1. Cakupan Rumah Sehat


Bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki
jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai
rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes No. 829/SK/VII/ 1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan), Cakupan Rumah Sehat tahun 2015 adalah 59,4%
dari target 85%
Hasil cakupan rumah sehat
Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2015

100
83 85 85
77
80 71
55,9 56,01 55,52 59,2 59,4
60
TARGET
40
RUMAH SEHAT (%)
20

0
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Renstra Dinas Kesehatan 55


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2. Cakupan Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan
1. Sumber Air Minum yang Digunakan
Berdasarkan keputusan menkes RI Nomor 907/menkes/SK/VII/2002 tentang syarat
syarat dan pengawasan air minum, bahwa air minum dikonsumsi masyarakat harus
memenuhi persyaratan kesehatan.
Sumber Air Minum yang digunakan oleh Masyarakat Kabupaten Pandeglang yang
digunakan/dikonsumsi Tahun 2015 yaitu 43 % dari 134.120 Jumlah Sarana.
2. Akses Air Minum
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air
manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air pun
diperlukan oleh mahluk lainnya misalnya hewan dan tumbuh tumbuhan.
Bagi manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang
layak untuk diminum langsung atau air yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum dapat
diminum.
Air minum dalam tubuh manusia berguna untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan
fisiologi tubuh .Setiap waktu, air perlu dikonsumsi karena setiap saat tubuh bekerja dan
berproses. Disamping itu, air air juga digunakan untuk melarutkan dan mengolah sari
makanan agar dapat dicerna.
Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan dalam waktu sepuluh tahun terakhir
telah mengalami banyak perubahan disepakati kebijakan nasional pembangunan air
minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat dan berperannya kelompok kerja
air minum dan penyehatan lingkungan (Pokja AMPL). Kondisi ini mendorong maraknya
pembangunan AMPL berbasisi masyarakat yang melibatkan hampir seluruh pemangku
kepentingan mulai dari pemerintah pusat, daerah, LSM dan masyarakat. Di Kabupaten
Pandeglang AMPL tahun 2015 sebesar 59,93%
Akses penduduk menurut sumber air minum
Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2015

AKSES AIR MINUM (%)


50,93
53,93
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
53,36 50 TAHUN 2014
TAHUN 2015

49

Renstra Dinas Kesehatan 56


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3. Cakupan Keluarga Memiliki Sarana dan Akses Air Bersih
Sumber air untuk keperluan minum/ masak serta mandi/ cuci sebagian besar
penduduk. Air bersih yang aman artinya penyediaan air bersih dimana tidak tercemar
oleh debu, bakteri, parasit dll.Air adalah salah satu dari sejumlah komoditi yang ada
untuk kita dan suatu kebutuhan fisik untuk hidup.Tentu saja itu dapat menjadi sumber
penyakit dan kematian. Cakupan SAB tahun 2015 59,98 dari target 85%

Hasil cakupan sarana air bersih sehat


Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2015

100 83 85 85
77
80 71
59,6 60,4 56,4 59,7 59,98
60
40 TARGET

20 SAB SEHAT (%0


0
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015

Tahun 2015 akses air bersih di Kabupaten Pandeglang sebesar 42,48 %

Akses pemakai air bersih


Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2014

33,
48, 42,
AKSES…
34,
3
05 48 27 TAH…
25

4. Cakupan Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar


a. Jamban Keluarga
Tempat buang air besar yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara
lain menggunakan tangki septic. Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman
untuk digunakan sebagai tempat buang air besar. Berbagai jenis jamban yang
digunakan di rumah tangga, sekolah, rumah ibadat dan lembaga lembaga lain.
Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang :
1. Mencegah kontaminasi ke badan air
2. Mencegah kontak antara manusia dan tinja
3. Membuat tinja tersebut tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang lainnya
Renstra Dinas Kesehatan 57
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
4. Mencegah bau yang tidak sedap
5. Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman dan mudah dibersihkan.
Cakupan Jamban Sehat tahun 2015 63,79% dari target 85

Hasil cakupan jamban sehat


Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2014

100 83 85 85
77
80 71
62,5 62,7 62,5 63,4 63,79
60
40 TARGET

20 JAMBAN SEHAT (%)

0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015

b. Tempat Pembuangan Sampah Sehat (TPS)

Penanganan persampahan menekankan pada pendekatan partisipasi masyarakat, berupa


upaya penanganan sampah mulai dari sumbernya melalui program 3 R (reduse, reuse, dan
recycle). Masyarakat diarahkan untuk bisa melakukan kegiatan pemilahan, pengolahan,
pemanfaatan kembali, dan pengumpulan. Proses ini diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan maupun perluasan kesempatan kerja. Sedangkan untuk kegiatan
pengangkutan dan pengolahan akhir, pelaksanaan kegiatan akan dilakukan secara
kontraktual ataupun ditangani oleh Dinas terkait mengingat skala pekerjaannya yang
relatif besar. Tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat
kesehatan (ketentuan program).
Hasil cakupan tempat pembuangan sampah (tps) sehat
Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2015

100 83 85 85
71 77
80
57,8 58,2 51,52 52,01
60 50,6
40 TARGET
20 TPS SEHAT (%)
0
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015

Renstra Dinas Kesehatan 58


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
c. Pengelolaan Saluran Air Limbah Sehat (SPAL)
Tempat pembuangan air limbah keluarga yang konstruksinya memenuhi syarat-syarat
kesehatan ( ketentuan program)
Cakupan SPAL Sehat ada peningkatan tahun 2014 sebanyak 62,59 dari target 85%.
Tahun 2015 62,81% hal ini dikarenakan kemampuan petugas dalam memeriksa SPAL
Rumah Tangga tidak dilakukankan sesuai target baik bulanan, triwulanan.

Hasil cakupan spal sehat


Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2015

100 83 85 85
7164,9 77
80 65,1 62,59 62,81
60 46,85
40 TARGET

20 SPAL SEHAT(%)
0
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015

5. Cakupan Tempat Tempat Umum (TTU)

Penyehatan tempat tempat umum yaitu segala upaya untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan lingkungan tempat tempat umum, meliputi kegiatan pengendalian resiko resiko
kesehatan akibat kurang terpenuhinya kesehatan dasar dengan meningkatkan kesehatan
lingkungan. Baik pada lingkungan tempatnya maupun terhadap bentuk atau wujud
substantifnya yang berupa fisik, kimia dan biologis temasuk perubahan perilaku.
Pengawasan Tempat tempat umum yaitu pengawasan terhadap sarana sarana yang
disediakan oleh badan pemerintah, pemerintah daerah, swasta atau perorangan yang
menghasilkan sesuatu yang langsung dapat dipergunakan oleh umum.
Sarana sarana tempat tempat umum seperti Rumah Sakit, Hotel, Kolam Renang,
Pemandian Umum, Bioskop, Gedung, Salon, Pasar dan sebagainya.
Hotel adalah jenis akomodasi yang dipergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan jasa layanan penginapan, yang dikelola secara komersial yang meliputi hotel
berbintang dan hotel melati. Hotel berbintang adalah jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan
penginapan, makan, minum (sejenis restoran)serta jasa lainnya bagi umum.
Hotel melati adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan.
Tempat tempat umum (hotel, restoran, sekolah, sarana ibadah dll) merupakan tempat yang
digunakan untuk fasilitas umum yang merupakan media yang sangat baik dalam penularan
penyakit, karena merupakan tempat interaksi antar manusia.

Renstra Dinas Kesehatan 59


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Hasil cakupan tempat tempat umum sehat
Di kabupaten pandeglang
Tahun 2011 – 2015

100 85 85
83
77
80 71
60,96 61 60 60,9 60,91
60
TARGET
40
TTU SEHAT (%)
20
0
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015

6. Klinik Sanitasi

Menurut ahli kesehatan H.L Blum derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat)
faktor : Lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Puskesmas
mempunyai peran sebagai motivator dalam perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta
membina kesehatan lingkungan masyarakat diwilayah kerjanya. Selama ini telah banyak
dilakukan program program yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan, namun
hasilnya belum dapat diharapkan secara optimal. Oleh sebab itu dapat diperkenalkan dan
dikembangkan suatu alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang dimaksudkan
yaitu klinik sanitasi. Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang
terdapat diwilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit penyakit yang berhubungan
dengan masalah kesehatan lingkungan.
Disamping itu upaya pengobatan penyakit dan upaya perbaikan lingkungan dikerjakan secara
terpisah dan belum terintegrasi dengan upaya terkait lainnya. Petugas paramedis/medis
mengupayakan pengobatan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan perumahan /
pemukiman pasien, disisi lain petugas kesling mengupayakan kesehatan lingkungan tanpa
memperhatikan permasalahan penyakit/kesehatan masyarakat.
Klinik Sanitasi adalah merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat melaluiupaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit
dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi
bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait diwilayah kerja
puskesmas.
Pasien : Penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk
oleh petugas medis ke ruang klinik sanitasi.
Klien : Masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke puskesmas untuk
berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

Tujuan Umum : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan tersusun secara terus menerus.

Renstra Dinas Kesehatan 60


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien dan klien) serta
masyarakat disekitarnya akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan.
c. Terciptanya keterpaduan antar program program kesehatan dan antar sektor terkait
yang dilaksanakan di Puskesmas, dengan pendekatan penanganan secara holistik
terhadap penyakit penyakit berbasis lingkungan
d. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit penyakit berbasis lingkungan
melalui pemantauan wilayah setempat (PWS) secara terpadu (PWS terhadap lingkungan
dan penyakit).

Kegiatan Klinik Sanitasi


1. Di Dalam Gedung

Semua pasien yang mendaftar diloket, setelah mendapat kartu status, seterusnya
diperiksa oleh petugas paramedis/medis puskesmas. Apabila didapatkan penderita
penyakit yang berhubungan erat dengan faktor lingkungan, maka yang bersangkutan
dirujuk ke ruang klinik sanitasi.

Jika klien setelah mendaftar ke loket mereka langsung ke ruang klinik sanitasi
sanitarian/tenaga kesehatan lingkungan akan melakukan wawancara dan konseling
yang hasilnya ditulis dalam kartu status kesehatan lingkungan. Selanjutnya
sanitarian/petugas kesling membuat janji kunjungan rumah ke pasien/klien.

2. Di Luar Gedung

Kegiatan luar gedung ini adalah kuunjungan rumah/lokasi sebagai tindak lanjut
kunjungan pasien/klien ke puskesmas (klinik sanitasi). Kunjungan ini sebenarnya
merupakan kegiatan rutin yang lebih dipertajam sasarannya, sesuai hasil wawancara
pasien/klien dengan sanitarian pada waktu dipuskesmas.

Dalam kunjungan ini, sanitarian diharapkan mengikutsertakan kader kesling, ketua


pokma, hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memahami permasalahan
lingkungan. Puskesmas yang sudah melaksanakan kegiatan Klinik Sanitasi dari 36
puskesmas sudah 25 Puskesmas (69.4%)

Renstra Dinas Kesehatan 61


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Hasil laporan kegiatan klinik sanitasi
Di kabupaten pandeglang
tahun 2011 – 2015

Puskesmas
40
20 25 25
3 7
0 Puskesmas
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015

8. Laporan STBM
Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebanyak 85 Desa di 16 Puskesmas
dari APBD 57 Desa Pamsimas 10 Desa TPSTBM 4 Desa MCK 14 Desa yang Melaksakana
Pemicuan STBM (44,44%)

B. Kegiatan Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) dan Tempat Tempat


Umum (TTU)

b.1. Kegiatan Tahun 2015


1. Terlaksanaya Pertemuan Perencanaan dan evaluasi program kesling 36 Puskesmas
2. Pertemuan pengelola limbah medis dengan eserta kepala puskesmas dan sanitarian
3. Penanganan limbah medis di 36 Puskesmas sebanyak 500 kg limbah medis di bulan
Nopember dan 500 kg limbah medis di bulan Desember 2015
4. Pertemuan Pasar Sehat dengan peserta 36 Puskesmas
5. Pertemuan Klinik sanitasi dengan oeserta sanitarian dan petugas BP Puskesmas
6. On The Job Trainning di 9 Puskesmas karena pengelola program kesling bukan berlatar
belakang sanitarian : Puskesmas Cibitung, Sindangresmi, Cibaliung, Sobang, Cikedal,
Cikeusik, Cadasari dan Perdana

b.2. Rencana Kegiatan Tahun 2016


1. Terbentuknya Tim panitia pelaksanaan kegiatan baik pengelola limbah medis
Puskesmas, koordinasi PLP dan TTU serta klinik sanitasi di 36 Puskesmas
2. Inpeksi sanitasi tempat tempat umum ( Pondok pesantren, hotel dan kolam renang) di
100 sarana
3. Terlaksannaya inpeksi sanitasi jamban, SPAL dan TPS di 36 Puskesmas
4. Adanya kemasana, Kantong plastik limbah medis puskesmas di 36 Puskesmas
5. Terlaksananya uji laboratorium secara bakteriologis dan kimia sebanyak 200 sampel
6. Penanganan sampah medis pelayanan puskesmas dengan pihak ke 3
7. Adanya buku register rumah sehat, pedoman pelaksanaan klinik sanitasi
8. On the job trainning puskesmas program kesling 9 Puskesmas
9. Terlaksananya monitoring puskesmas pengelolaan limbah medis
Renstra Dinas Kesehatan 62
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
C. Kegiatan Program Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan (PKAL)

c.1. Kegiatan Tahun 2015


1. Terlaksananya IS dan Kaporisasi SAB
Rekap hasil IS sarana Jumlah 14.038 sarana di 216 Desa
Rendah 3.710, Sedang 3.727, Tinggi 1.227, dan Amat Tinggi 301
Pemberian Kaporit sarana air bersih :
SGL : 13.133 sarana
SPT : 175 sarana
SR : 195 Sarana
PMA : 321 Sarana
SA : 4 Sarana
Perpipaan : 210 sarana
2. Terlaksananya IS Damiu di 40 Dam sampel kimia 40 sampel dan bakteriologis 40 sampel
3. Terpantaunya Kualitas air bersih dan air minum
Wilayah 1 : 30 Sampel
Wilayah 2 : 30 sampel
Wilayah 3 : 30 sampel
Uji Laboratorium :
Bakteriologis 120 sampel
4. Terlaksananya sosialisasi lintas sektor dan Pengusaha DAM
5. Terlaksananya supervisi suportif program kesling
6. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan

c.2. Rencana Kegiatan Tahun 2016


1. Terlaksananya infeksi sanitasi (IS) dan kaporisasi sarana air bersih (SAB) di 36
Puskesmas
2. Terlaksananya inpeksi sanitasi depot air minum isi ulang (Damiu) dan AMDK 50 DAM
3. Terpantaunya kualitas air bersih dan air minum di 36 Puskesmas
4. Terpabtaunya pengawasan daerah resiko
5. Pertemuan Tim Pengawas kualitas air dan lingkungan di 36 Puskesmas
6. Pertemuan sosialisasi Pengusaha DAM
7. Terlaksananya monitoring dan evaluasi program PKAL
8. Terlaksananya konsultasi ke Dinas kesehatan Provinsi Banten

D. Kegiatan Community Led Total Sanitation (CLTS)


d.1. Kegiatan Tahun 2015
1. terlaksananya pencatatan data sanitasi dasar untuk melengkapi buku putih
2. Terlaksananya sosialisasi program PPSP
3. Terlaksananya entri dan analisis data sanitasi dasar
4. Terlaksananya penyusunan laporan kegiatan update data sanitasi dasar

Renstra Dinas Kesehatan 63


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
d.2. Rencana Kegiatan Tahun 2016
1. Terlaksananya pelatihan kader kesling menjadi Fasilitator CLTS / STBM sebanyak 108
kader (36 Desa)
2. Terlaksananya kegiatan pemicuan di 18 Desa
3. Terlaksananya pelatihan wira usaha sanitasi (wusan) di 18 Desa
4. Terlaksananya Wusan di Desa
5. Terlaksananya Verifikasi ODF (Bebas Buang Air Besar Sembarangan)

E. MCK
e.1. Kegiatan Tahun 2015
1. Terlaksananya penentuan titik lokasi kegaiatan sarana dan prasarana MCK
a. Kecamatan Pandeglang kel Babakan Kalanganyar
b. Kecamatan Pandeglang kel Kadomas
c. Kecamatan Majasari Kel SUkaratu
d. Kecamatan Cimanuk Ds Babakan sompok
e. Kecamatan Saketi Ds SOdong
f. Kecamatan Saketi Ds Medalsari
g. Kecamatan Cisata Ds Pasireurih
h. Kecamatan Sukaresmi Ds Cibungur
i. Kecamatan Angsana Ds Kramatmanik
j. Kecamatan Munjul Desa Lebak
k. Kecamatan Munjul Ds Pasanggrahan
2. Terlaksananya pemicuan STBM kegiatan sarana dan prasarana MCK di 11 Desa
3. Terlaksananya monitoring lapangan kegiatan sarana dan prasarana MCK
4. Terlaksananya pembangunan sarana umum MCK di 11 Desa
a. Kecamatan Pandeglang kel Babakan Kalanganyar di Kampung Juwantaka RT 02 RW 04
b. Kecamatan Pandeglang kel Kadomas di Kampung Jajawai Rt 02 RW 03
c. Kecamatan Majasari Kel Sukaratu di Pondok Pesantren Rhaudatul Fallah
d. Kecamatan Cimanuk Ds Babakan sompok Kampung Babakan SOmpok Rt 08 Rw04 Ds
Batubantar
e. Kecamatan Saketi Ds Sodong di Pondok pesantren Nurul Amal
f. Kecamatan Saketi Ds Medalsari di Pontren Al Hikmah
g. Kecamatan Cisata Ds Pasireurih di Pontren darul Ibtida
h. Kecamatan Sukaresmi Ds Cibungur di Kampung Rancakarya
i. Kecamatan Angsana Ds Kramatmanik di Kampung Talangtang
j. Kecamatan Munjul Desa Lebak di kampong Cikawung
k. Kecamatan Munjul Ds Pasanggrahan di Pontren Al ABror

Renstra Dinas Kesehatan 64


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
e.2. Rencana Kegiatan Tahun 2016
1. Terlaksananya penentuan titik lokasi kegiatan sarana dan prasarana MCK di 12 Desa
2. Terlaksananya pemicuan STBM kegiatan sarana dan prasarana MCK di 12 Desa
3. Terlaksananya monitoring lapangan kegiatan sarana dan prasarana MCK
4. Terlaksananya pembangunan sarana umum MCK di 12 Desa

F. Kegiatan Penyedianaan Air Minum Sanitasi Masyarakat (Pamsimas)


Kegiatan Tahun 2015
Sumber Dana APBN : Desa Pamsimas : Kecamatan Angsan ( Desa Kadubadak dan Desa
Cipinang) Kecamatan Cimanggu (Desa Batu Hideung) Kecamatan Sumur ( Desa Tunggal Jaya)
Kecamatan Cikeusik ( Desa Parungkokosan) Kecamatan Cibaliung ( Desa Cihanjuang)
Kecamatan Panimbang ( Desa Mekarsari) Kecamatan Sukaresmi ( Desa Cikuya)
Sumber Dana APBD : Kecamatan Cigeulis ( Desa Ciseureuheun) Kecamatan Jiput ( Desa Jaya
Mekar)
Kegiatannya :
1. Identifikasi Masalah /Penjaringan Lokasi sasaran Pamsimas
2. Pelatihan Kesehatan untuk KKM dan Kader di Desa Pamsimas
3. Pra Pemicuan STBM di Desa Pamsimas
4. Penyusunan RKM di Desa Pamsimas
5. Pelaksanaan Kegiatan Kesehatan :
a. Kegiatan yang dilaksanakan Pemicuan, Kampanye CTPS di Sekolah, Kampanye Higyene
Sanitasi Sekolah, Surveilance Kualitas Air dan Fasilitasi Implementasi
b. Pembangunan Fisik Sarana di 9 Kecamatan dan 10 Desa
6. Monitoring Pasca kegiatan kesehatan

G. Kegiatan Tugas Pembantuan (TP PAM STBM)


1. Pembangunan Sarana sanitasi, Bangunan gedung :
a. Puskesmas Cimanggu di Desa Ciburial Pondok Pesantren Al-Falah
b. Puskesmas Cibitung di Desa Cikadu Pondok Pesantren Darul Mubtadin
c. Puskesmas Picung di Desa Kadupandak Pondok Pesantren Rhaudatussibyan
d. Puskesmas Bojong di Desa Manggung Jaya Pondok Pesantren Matlaul Hidayah
2. Fasilitasi peningkatan kesehatan lingkungan di pondok pesantren
a. Persiapan penjaringan lokasi sasaran
b. Fasilitasi masyarakat pondok pesantren (TKM, RKM)
c. Design Engenering Detil (DED)
d. Monitoring dan Evaluasi kesehatan lingkungan di Pondok Pesantren

d. Kendala yang dihadapi pelaksana program penyehatan lingkungan


a. Jumlah Tenaga Sanitarian di Puskesmas masih kurang karena program kesling masih
dipegang dengan tenaga lain
b. Sarana transportasi, kendaraan dan mobilisasi masih rendah dan kurang

Renstra Dinas Kesehatan 65


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
c. Anggaran Kegiatan masih kurang sehingga program yang ada di seksi pebyehatan
lingkungan tidak semua terkoordinir dan belum mendalam
d. Petugas sanitasi sebagian besar masih merangkap tugas sehingga tugas pokok tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal .
e. Puskesmas yang masih belum mempunyai petugas sanitarian sebanyak 18 puskesmas
f. Cakupan program penyehatan lingkungan masih kurang dari target karena hal merupakan
kemampuan petugas yang melaksanakan, keterbatasan tenaga, dana serta kondisi wilayah
kerja yang masih sulit dijangkau oleh petugas sanitasi.
g. Pencatatan pelaporan program kesling masih perlu diperbaiki dan kontinuitasnya
ditingkatkan serta feedback dari seksi Kesling ke puskesmas hasil laporan puskesmas
dinirbelum berjalan dengan baik.
h. Kegiatan Program masih belum dilaksanakan secara optimal karena Puskesmas belum
mempunyai fasilitas sanitarian Kit
i. Peran serta masyarakat Pandeglang dalam pembangunan sarana sanitasi dasar belum
maksimal karena kondisi ekonomi masyarakat yang semakin sulit
j. Di Puskesmas tertentu dukungan kepala Puskesmas terhadap program kesling masih
kurang dan masih rendah

A. SEKSI P4 (Pengamatan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)

1. Pengamatan Penyakit

Kegiatan pengamatan penyakit merupakan salah satu kegiatan penting dalam memberikan
informasi tentang gambaran suatu penyakit secara epidemiologi. Pendekatan epidemiologi
suatu penyakit dapat menjadi suatu acuan dalam menentukan rencana kegiatan program
intervensi, sehingga dalam mengintervensi suatu masalah kesehatan menjadi efektif dan
efisien. Ruang lingkup operasional pengamatan penyakit meliputi Sistem Kewaspadaan Dini
penyakit potensial KLB/Wabah, penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pelaksanaan
Surveilans Acut Flacid Paralisis (AFP). Penyakit dibagi 2 (dua) katagori Penyakit Menular dan
Tidak Menular. Penyakit menular biasanya ditularkan melalui Vektor, penyakit yang
ditularkan melalui udara atau percikan air liur, dan penyakit yang ditularkan melalui makanan
atau air, penyakit yang ditularkan oleh vektor adalah filariasis, demam berdarah dengue
(DBD), dan malaria.
Penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), pneumonia dan campak, sedangkan penyakit yang ditularkan melalui
makanan atau air adalah penyakit tifoid, hepatitis, diare, dll. Sedangkan Penyakit tidak
menular meliputi penyakit sendi, asma, stroke, jantung, DM, hipertensi, tumor/kanker,
ganguan jiwa berat, buta warna, glaukoma, bibir sumbing, dermatitis, rinitis, talasemia dan
hemofilia, dll.

Renstra Dinas Kesehatan 66


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
a. Pengamatan Penyakit /Surveilans
i. Eradikasi Polio
Eradikasi Polio merupakan salah satu komitmen global yang harus dicapai pada tahun
2016 dengan membuktikan tidak ditemukannya virus polio liar di muka bumi. Kegiatan
penemuan kasus polio liar ini dilaksanakan dengan pelaksanaan surveilans AFP.
Untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan surveilans AFP adalah dengan
menggunakan Indikator kinerja surveilans AFP. Berdasarkan target indikator Standar
Pelayanan Minimal tahun 2010 yang tertuang dalam Rencana Strategis Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Pandeglang, indikator penilaian Eradikasi Polio adalah dengan
melihat AFP rate yaitu sebesar > 2 / 100.000 penduduk umur < 15 tahun. Sedangkan hasil
pencapaian surveilans AFP di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 adalah sebanyak 8 kasus
(2/100.000) dari target 9 kasus (89%).
Pelaksanaan surveilans AFP di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 di dukung oleh bantuan
dana yang bersumber dari WHO melalui Surveillance Officer (SO) yang ada di Dinas
Kesehatan Provinsi Banten meskipun besar dana tidak mencukupi sebab tidak ada
kenaikan besaran anggaran dari tahun 2002 bahkan ada penurunan anggaran untuk
pengiriman sampel feces ke Litbangkes Kemenkes RI dari tahun sebelumnya.
Adapun rincian kegiatan yang telah dilaksanakan Tahun 2013 dan akan dilaksanakan di
tahun 2015 adalah sebagai berikut:
a) Investigasi Kasus AFP oleh Puskesmas dan Kabupaten untuk 9 kasus
b) Pengiriman sampel ke Litbangkes kemenkes RI
c) Pengiriman sampel oleh Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab/Kota

ii. Pengamatan Kesehatan Haji


Pengamatan kesehatan haji dimaksudkan untuk melihat status kesehatan jemaah haji yang
akan berangkat ke tanah suci, sehingga tidak menjadi masalah bagi dirinya sendiri dan
menjadi sumber penularan penyakit bagi yang lainnya.
Tahapan pelaksanaan pengamatan kesehatan jemaah haji dilakukan dengan dua tahap,
tahap Dasar adalah pemeriksaan kesehatan jemaah calon haji yang dilaksanakan oleh
puskesmas dan pemeriksaan tahap Lanjutan (Vaksinasi Meningitis) dilaksanakan di tingkat
Kabupaten.
Jumlah jemaah calon haji Kabupaten Pandeglang tahun 2015 yang memenuhi syarat
kesehatan dan berangkat ke tanah suci adalah sebanyak 610 jemaah. Jumlah jemaah calon
haji diperiksa dan diimunisasi meningitis sebanyak 610 jemaah.
Biaya operasional pelaksanaan pemeriksaan kesehatan haji tahun 2015 dibebankan
kepada jemaah calon haji berdasarkan Peraturan Daerah No.10 tahun 2011 tentang tarif
pemeriksaan kesehatan jemaah haji di tingkat Puskesmas dan di Kabupaten, besar tarif
Pemeriksaan Kesehatan lanjutan Rp. 70.000,-/jemaah untuk Tingkat Kabupaten dan Rp.
20.000,- /jemaah untuk tingkat Puskesmas.

Renstra Dinas Kesehatan 67


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Distribusi jemaah haji Kabupaten Pandeglang berdasarkan tempat tinggal adalah jumlah
jemaah haji terbanyak berasal dari Puskesmas Mandalawangi. Sedangkan jumlah jemaah
haji paling sedikit adalah berasal dari Puskesmas Angsana. Adapun jenis kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam pengamatan kesehatan haji di Kabupaten Pandeglang tahun
2015 adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan Persiapan Pemeriksaan Kesehatan Haji Tingkat Dasar diikuti oleh Dokter
Puskesmas dan Petugas Penanggung Jawab Program Haji Puskesmas
2. Pemeriksaan kesehatan Jemaah Haji Tahap I di Puskesmas
(1)Riwayat Kesehatan (Anamnesis)
(2)Pemeriksaan Fisik
(3)Pemeriksaan Jiwa
(4)Pemeriksaan Penunjang
(5)Pemeriksaan Kemandirian dan Kebugaran
(6)Diagnosa
(7)Faktor Risiko Jemaah Haji
(8)Kesimpulan
3. Pembinaan Kesehatan Jemaah haji
4. Pertemuan Persiapan Pemeriksaan Kesehatan Haji Tingkat Lanjutan diikuti semua
Panitia Pelaksana yang telah ditunjuk
5. Pemeriksaan Kesehatan Haji Lanjutan
(1) Riwayat Kesehatan (Anamnesis)
(2) Pemeriksaan Fisik (Terkini)
(3) Pemeriksaan Jiwa
(4) Pemeriksaan Penunjang
(5) Diagnosa
(6) Kesimpulan
(7) Imunisasi meningitis
6. Penyelesaian BKJH dan input data Kesehatan JH ke dalam Sistem Informasi Kesehatan
Jemaah Haji dan E-BKJH.
7. Pengawalan dan Penjemputan JH ke embarkasi Bekasi-Jawa Barat
8. Pengamatan penularan penyakit menular Pasca kepulangan JH dengan mengamati s.d
40 hari setelah kepulangan dari Saudi Arabia melalui Kartu Kewaspadaan Kesehatan
Jemaah Haji (K3JH).

iii. Rencana Kegiatan Kesehatan Haji di Tahun 2016:


a) Pertemuan Persiapan Pemeriksaan Kesehatan Haji Dasar tingkat puskesmas
b) Pertemuan Pelatihan Software Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan
Generasi ke tiga
c) Pertemuan Input Buku Kesehatan Haji ke dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu
Bidang Kesehatan Generasi ke tiga
d) Pertemuan Pembinaan Kesehatan Haji
Renstra Dinas Kesehatan 68
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
e) Pertemuan persiapan Pemeriksaan Kesehatan Haji Lanjutan (Vaksinasi Meningitis)
tingkat Kabupaten
f) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Haji Lanjutan (Vaksinasi Meningitis)
g) Pengambilan logistic haji ke Dinkes Prop Banten
h) Pengawalan dan Penjemputan JH ke embarkasi

b. Sistem Kewaspadaan dan Respon Dini Wabah/KLB


Sistem kewaspadaan dan respon dini wabah dimaksudkan untuk mengantisipasi atau
mendeteksi semua penyakit yang berpotensi wabah/KLB dengan kecenderungan penyakit
berdasarkan pemantauan mingguan Puskesmas, sehingga setiap peningkatan kasus
(Epidemi) dapat terdeteksi sedini mungkin. Sehingga setiap puskesmas khususnya
mempunyai gambaran kondisi lingkungan dan kelompok populasi yang rentan terhadap
penyakit tertentu. Pelaksanaan sistem kewaspadaan dan respon dini penyakit berpotensi
wabah di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 masih belum berjalan secara optimal, hal ini
dikarenakan pemantauan kecederungan terhadap peningkatan kasus belum didukung
dengan situasi dan keadaan lingkungan dan kelompok yang rentan sebagai faktor resiko.
Sedangkan indikator Kelengkapan dan Ketepatan pemantauan mingguan wabah Puskesmas
(W-2) masih belum memuaskan, kelengkapan laporan secara keseluruhan baru mencapai
86,5% dari target 90% sedangkan ketepatan baru mencapai 59,5% dari target 80%.
Rendahnya ketepatan laporan yang disampaikan dari Puskesmas menunjukan bahwa
pemanfaatan data mingguan di Puskesmas masih belum berjalan sesuai harapan. Seharusnya
pemanfaatan data pemantauan mingguan yang paling besar adalah di Puskesmas dalam
melihat dan memprediksikan kecenderungan penyakit yang dapat mengakibatkan timbulnya
KLB. Laporan ketepatan dan Kelengkapan pada tahun 2015 ada kenaikan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yaitu dari 58,5% menjadi 59,5%.
Ketepatan laporan mingguan ini masih belum mencapai target, hal ini terkait dengan proses
pengumpulan data yang bersumber dari semua jenis pelayanan yang ada di Puskesmas
seperti register kunjungan pasien ke Puskesmas, informasi dari Bidan desa, Pembina desa,
Polindes, Pustu, Pusling, Klinik swasta dan Informasi masyarakat.
Dengan hal tersebut proses pengumpulan yang bervariasi menyebabkan pelaporan dari
Puskesmas terlambat, walaupun sudah dilakukan kesepakatan mengenai waktu pelaporan.
Disamping itu tenaga Pengelola Program Surveilans di Kabupaten hanya 1 orang dibanding
tahun sebelumnya dipegang oleh 3 atau 2 orang yang tentu saja berpengaruh terhadap
kinerja petugas.
1) Kegiatan Surveilans Epidemiologi dan Respon KLB di tahun 2015 adalah sebagai berikut:
1. Hospital Based Surveilans
2. Community based Surveilans
3. Investigasi dan Penanggulangan KLB tingkat Kabupaten
4. Investigasi dan Penanggulangan KLB tingkat Puskesmas
5. Pertemuan Review Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
6. On The Job Training Program Surveilans di 5 Puskesmas

Renstra Dinas Kesehatan 69


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
7. Monitoring Pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini Puskesmas
8. Konsultasi Teknis Program Surveilans ke Dinkes Prov. Banten
9. Konsultasi Teknis Program Surveilans ke Kemenkes RI

c. Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB)


Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu proses alam yang terjadi karena
terganggunya keseimbangan antara agent, host dan environtment (lingkungan). Pada
prinsipnya KLB dapat terjadi pada daerah yang mempunyai kelompok populasi yang rentan
Sangat tinggi atau daerah yang mempunyai kondisi rawan penyakit.
Selama tahun 2014 kejadian KLB penyakit menular di Kabupaten Pandeglang frekuensinya
cukup tinggi. Adapun jenis penyakit yang terjadi pada tahun 2014 adalah Tetanus
Neonatorum, Keracunan Makanan, Suspek Campak, Diare, Acut Flacid Paralisis (AFP) Banjir
dan longsor.Secara umum frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi di Kabupaten
Pandeglang tahun 2015 sebanyak 28 kali. Jumlah kejadian ini meningkat dibandingkan
dengan frekuensi kejadian pada tahun lalu terjadi 23 kali KLB karena di Kabupaten
Pandeglang masih mempunyai kondisi yang potensial untuk terjadinya KLB penyakit
menular.
Berikut Grafik KLB berdasarkan jenis penyakitnya:

Renstra Dinas Kesehatan 70


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2. Pencegahan Penyakit

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double
burden) yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degenaratif. Pemberantasan
penyakit menular sangat sulit karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah
administrasi.
Imunisasi merupakan salah satu pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain dengan
cara menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif dan spesifik terhadap
beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Imunisasi merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang terbukti paling Cost effective dan telah diselenggarakan sejak
tahun 1956. Dengan imunisasi, penyakit cacar telah berhasil dibasmi sehingga Indonesia
dinyatakan bebas cacar pada Tahun 1974.
Penyelenggaraan imunisasi di Kabupaten Pandeglang secara garis besar dibagi menjadi 4
(empat) kegiatan utama yaitu :
1. Pelayanan imunisasi dasar
2. Pelayanan Imunisasi lanjutan
3. Pelayanan imunisasi bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil
4. Pelayanan imunisasi bagi Anak Sekolah (BIAS) untuk siswa SD/MI

Pelayanan Imunisasi dasar pada bayi dan anak dibawah tiga tahun dilaksanakan sesuai dengan
Permenkes nomor 42 Tahun 2013 dengan prioritas Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL)
meliputi Hepatisis 0, BCG, Polio, DPT/HB/Hib dan Campak.
Pelayanan Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia 18 bulan untuk antigen
DPT/HB/Hib dan usia 24 bulan untuk antigen Campak. Sedangkan pelayanan imunisasi bagi
Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur dilaksanakan untuk mencapai Eliminasi Tetanus Maternal
dan Neonatal melalui pemberian Imunisasi TT.
Cakupan pelayanan Imunisasi untuk Bayi dan Ibu Hamil dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Cakupan Imunisasi Per – Antigen
Kabupaten pandeglang
Tahun 2015
Target Cakupan
No Vaksinasi Sasaran
(%) ( %)
1 HB 0 22.678 95 84,7
2 BCG 22.678 98 97,2
3 POL 1 22.678 98 97,9
4 DPT / HB / Hib 1 22.217 98 101,6
5 POL 2 22.217 95 101,9
6 DPT / HB / Hib 2 22.217 95 101,2
7 POL 3 22.217 93 100,6
8 DPT / HB / Hib 3 22.217 93 98,3
9 POL 4 22.217 90 100
10 CAMPAK 22.217 90 90,7
11 Imunisasi Lengkap 22.217 90 88,0
12 TT 2 + BUMIL 24.941 80 70,7
Sumber Data : P2 Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang 2015

Renstra Dinas Kesehatan 71


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dilaksanakan untuk melindungi anak dari
penyakit Campak, Difteri dan Tetanus. Sasaran kegiatan adalah siswa kelas 1 SD/MI untuk
imunisasi Campak dan DT serta kelas 2 dan 3 untuk imunisasi Td. Kegiatan Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS) dilaksanakan 2 (dua) kali dalam satu tahun yaitu BIAS Campak pada
Bulan Nopember 2014 dan BIAS DT/Td pada bulan Desember 2015.
Cakupan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Kabupa ten Pandeglang
Tahun 2015

Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, indicator keberhasilan program
Imunisasi adalah cakupan Desa dengan Universal Child Immunization (UCI) yaitu minimal 80 %
bayi dalam suatu Desa telah mendapatkan pelayanan Imunisasi secara lengkap dengan target
95 % desa pada Tahun 2015. Untuk tingkat Kabupaten Pandeglang, menurut laporan rutin
tahun 2010 sebesar 72 % tahun 2011 sebesar 64 %, tahun 2012 sebesar 81,1 %, tahun 2013
sebesar 79,35%. tahun 2014 sebesar 67, 2 % dan capaian Desa UCI Tahun 2015 mengalami
penurunan dari tahun 2014 yaitu sebesar 65 %.

Trend Cakupan Desa UCI


Kabupa ten Pandeglang
Tahun 2011 - 2015

Sumber Data : P2 Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang 2015

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa cakupan Desa UCI Tahun 2015 mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Target Desa UCI Tahun 2015
sebesar 84 %.

Renstra Dinas Kesehatan 72


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3. Pemberantasan Penyakit
1) P2 DIARE
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Kabupaten Pandeglang, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare
dari dari tahun ketahun. Rata-rata anak usia <3 tahun di Negara berkembang mengalami
episode diare 3 kali dalam setahun (WHO, 2005).
Hasil Survey Subdit Diare angka kesakitan semua umur tahun 2010 adalah 411/1000
penduduk, dan tahun 2012 adalah 214/1000 penduduk. Kasus diare di Kabupaten
Pandeglang tahun 2013 masih cukup tinggi 41.527 kasus, dengan cakupan pelayanan
43,99%. Dari data tersebut kasus pada balita sebanyak 21.678 kasus atau 52,20%, dan
19.849 atau 47,80% pada umur > 5 tahun. Sedangkan kasus kematian sebanyak 3 kasus
yang terjadi pada balita.
Penyakit diare di Kabupaten Pandeglang terjadi pada semua umur. Jumlah Penduduk pada
Tahun 2015 adalah 1.188.629 penduduk, dari jumlah penduduk ini dapat diperoleh
sasaran penemuan kasus untuk semua umur adalah 10% jumlah penduduk, yang berarti
sasaran Tahun 2015 adalah 118.862 penduduk.
1. Kebijakan P2 Diare
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar, baik di sarana kesehatan
maupun masyarakat.
2. Melaksanakan surveilans epidemiologi dan penaggulangan KLB Diare
3. Megembangkan pedoman pengendalian diare
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pengelolaan
program yang meliputi aspek manajerial dan tehnis medis.
5. Mengembangkan jejearing lintas program dan sektor di Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
6. Meningkatkan pembinaan tehnis dan monitoring untuk mencapai kualitas
pelaksanaan pengendalian penyakit diare secara maximal.
7. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui hasi kegiatan program dan sebagai dasar
perencanaan selanjutnya.
2. Strategi
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar difasilitas pelayanan
kesehatan melalui lima langkah tuntaskan diare (Lintas Diare)
2. Meningkatkan tatalaksana penderita diare dirumah tangga dengan tepat dan
benar.
3. Meningkatkan SKD dan penaggulangan KLB Diare
4. Melaksanakan upaya kegiatan preventiv / pencegahan yang efektif
5. Melaksankan monitoring dan evaluasi

Renstra Dinas Kesehatan 73


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang dalam
upaya pelaksanaan program pengendalian P2 Diare tahun 2015, sebagai berikut :
1. Oralit
2. Zink
4. Kegiatan Pokok P2 Diare
Kegiatan Pengendalian P2 Diare Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2015
adalah :
1. Bimbingan Teknis P2 Diare ke Puskesmas
2. Pelatihan Kader/ pertemuan tim pengendalian diare
3. Supervisi Program P2 Diare ke Puskesmas
4. Monitoring dan Evaluasi Program Diare
5. Monitoring dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan P2 Diare di Kabupaten Pandeglang tahun 2015, indikator yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program Diare adalah target
penemuan penderita diare dan cakupan pelayanan kasus diare.

Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan penemuan kasus diare berdasarkan
jenis kelamin pada semua umur adalah sama besarnya yaitu untuk jenis kelamin
perempuan 51% dan laki-laki 49%.

Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan penemuan kasus diare semua umur
sudah melebihi target yaitu 120 persen

Renstra Dinas Kesehatan 74


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian penemuan kasus balita diare sebanyak 62
persen.

b. P2 ISPA
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian
bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan di
Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran
pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan
Akut. Infeksi saluran pernapas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi
saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.
Berdasarkan bukti, bahwa factor risiko pneumonia adalah kurangnya pemberian ASI
eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR, kepadatan
penduduk dan kurangnya imunisasi campak. Kematian Balita karena pneumonia
mencakup 19% dari seluruh kematian Balita dimana sekitar 70 % terjadi di sub sahara
Afrika dan Asia Tenggara . Walaupun data yang tersedia terbatas, studi terkini masih
menunjukan streptococcus pneumonia, haemophilus influensa dan respiratory syncytial
virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak.( Rudan et al bulletin WHO 2008).
Tujuan dari Program P2 ISPA adalah Tercapainya cakupan penemuan pneumonia Balita
sebagai berikut ( Tahun 2010: 60 %, Tahun 2011: 70%, Tahun 2012: 80%, Tahun 2013:
90%, Tahun 2014: 100% ).

Renstra Dinas Kesehatan 75


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
1) Kebijakan P2 ISPA
a) Mengupayakan P2 ISPA sebagai salah satu Program Prioritas Nasional dari
Program PRioritas Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (DITJEN PP
& PL), Kemenkes RI untuk mencapai MDG’s 2015.
b) Pengendalian Penyakit ISPA dilaksanakan sesuai dengan otonomi daerah dan
desentralisasi dalam NKRI.
c) Upaya pengandalian kesakitam dan kematian Pneumonia melalui pendekatn
manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dilakukan bekerjasama dengan lintas
program yang berkaitan dengan kesehatan balita.
d) Peyebarluasan informasi pengendalian penyakit ISPA melalui berbagai media
sesuai dengan kondisi social dan budaya setempat.
e) Logistic pengendalian penyakit ISPA meliputi obat esensial, sound timer, oksigen
konsentrator, pulse oximetry dan lain-lain disediakan oleh pemerintah baik
Pusat,Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
f) Pengendalian penyakit ISPA dilaksanakan melalui jejaring kerjasama kemitraan
dengan berbagai pihak, lintas sector, legislative, perguruan tinggi, organisasi
kemasyarakatan dan organisasi internasional.
2) Ruang Lingkup Pengendalian ISPA
Sesuai dengan tantangan yang dihadapi saat ini, ruang lingkup program P2 ISPA
meliputi :
a) Pengendalian Pneumonia Balita
b) Pengendalian ISPA umur ≥ 5 Tahun
c) Kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemi Influenza serta penyakit saluran
pernafasan lain yang berpotensi wabah.
d) Factor resiko ISPA
3) Indikator dan Sarana Program P2 ISPA
a) Pengendalian Pneumonia Balita (< 5 Tahun)
b) Kesiapsiagaan dan respon terhada pandemic Influenza serta penyakit saluran
pernafasan lain yang berpotensi wabah.
c) Pengendalian ISPA umur ≥ 5 Tahun di fasilitas pelayanan kesehatan
4) Ketersediaan Logistik
a) Obat-obatan
b) Oksigen Konsentrator
c) Pulse Oximetry
d) Sound Timer
e) Media KIE : Poster, Leaflet, lembar balik, dll
5) Kegiatan Pokok Pengendalian ISPA
a) Bimbingan Teknis Program ISPA
b) Monitoring dan Evaluasi Program ISPA
c) Care Seeking

Renstra Dinas Kesehatan 76


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pneumonia bayi, balita dan umur lebih 5 tahun
Dinas kesehatan kabupaten pandeglang
Tahun 2015

c. P2 Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta
(Mycobacterium leprae) yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya
kecuali susunan saraf pusat. Atas dasar definisi tersebut maka untuk dapat mendiagnosis
kusta dicari kelainan-kelainan yang berhubungan dengan gangguan saraf tepi dan
kelainan-kelainan yang nampak pada kulit. Ada dua klasifikasi penyakit yaitu tipe MB
(Multi Basiler) atau disebut kusta basah, dan tipe PB (Pausi Basiler) disebut kusta kering.

Penyakit kusta masih merupakan penyakit menular yang menimbulkan masalah sangat
kompleks, masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tapi meluas sampai
masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan sosial. Penyakit kusta pada
umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan
kemampuan negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Renstra Dinas Kesehatan 77
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian
petugas, hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pengertian, kepercayaan
yang keliru terhadap kusta dan cacat yang ditimbulkannya.

Dengan kemajuan teknologi di bidang promotif, pencegahan, pengobatan serta pemulihan


kesehatan dibidang penyakit kusta, maka penyakit kusta sudah dapat diatasi dan
seharusnya tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat
kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program pengendalian secara
terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan endimisitas penyakit kusta.
Selain itu juga harus diperhatikan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial ekonomi untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita dan mantan penderita.

Tujuan Jangka Panjang adalah menurunkan transmisi penyakit kusta pada tingkat tertentu
sehingga kusta tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, mencegah kecacatan pada
semua penderita baru yang ditemukan melalui pengobatan dan perawatan yang benar, dan
menghilangkan stigma sosial dalam masyarakat dengan mengubah paham masyarakat
terhadap penyakit kusta melalui penyuluhan secara intensif.

Sedangkan Tujuan Jangka Pendek adalah mengintensifkan penemuan dan diagnosis


penderita di daerah endemik tinggi dan kantong-kantong kusta di daerah endemik rendah,
mengembangkan puskesmas dengan perawatan cacat yang adekuat dengan dukungan
sistem rujukan ke rumah sakit umum dan rumah sakit khusus untuk penderita yang
mengalami komplikasi dan rehabilitasi medis, melaksanakan pengelolaan program
pengendalian kusta sesuai endemisitas daerah dan didukung dengan kegiatan-kegiatan
penunjangnya, menurunkan proporsi anak dan kecacatan tingkat 2 diantara penderita
baru menjadi kurang dari 5 %, memberikan pengobatan yang adekuat sehingga tercapai
angka kesembuhan (RFT Rate) lebih dari 90 %, menurunkan proporsi penderita yang
cacat pada mata, tangan, kaki setelah RFT kurang dari 5%, dan memberikan perawatan dan
pelayanan rehabilitasi yang tepat kepada penyandang cacat kusta.

Hasil kegiatan P2 Kusta Tahun 2015 adalah :

4. Pengumpulan dan analisis data

a. Penemuan kasus baru tahun 2015 adalah : tipe PB anak jumlah 3 orang , PB
dewasa jumlah 8 orang, MB anak jumlah 6 orang, MB dewasa jumlah 40 orang.
Prevalensi 0,47/10.000 penduduk, Case detection Rate (CDR) adalah
4,79/100.000 penduduk, angka ini terus meningkat dari tahun tahun sebelumnya,
angka ini juga sebenarnya sudah memenuhi target nasional yaitu <5/100.000
penduduk, tetapi pencapaian angka sesuai target harus diiringi dengan kegiatan –
kegiatan yang sesuai dengan strategi nasional untuk mencapai eliminasi kusta.

Renstra Dinas Kesehatan 78


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Penemuan kasus baru tahun 2015 Sebagian besar masih kasus MB sebanyak 46 Kasus dan PB
sebanyak 11 kasus.

Angka penemuan kasus kasus baru meningkat dari tahun sebelumnya, tahun 2015 CDR yaitu
4,79 per 100.000 penduduk

Pevalensi kusta meningkat menjadi 0,47 per 10.000 penduduk

Renstra Dinas Kesehatan 79


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Proporsi kasus MB diantara penderita baru yaitu 81%, masih jauh lebih besar daripada
kasus PB, Hal ini menjadi masalah karena potensi penularan menjadi lebih besar.

Kasus anak masih tetap tinggi dan proporsinya terus meningkat, hal ini masih merupakan
masalah yang besar karena tingginya kasus anak berarti masih banyak kasus dewasa yang
belum ditemukan.

Kecacatan merupakan masalah yang dihadapi dalam program P2 kusta, kecacatan juga
merupakan penyebab tingginya stigma pada Orang yang pernh Mengalami Kusta (OYPMK),
proporsi cacat tingkat II pada tahun ini sebesar 14%, masih cukup tinggi dari target yaitu
<5% tetapi terjadi penurunan dari tahun 2014.
RFT rate atau angka kesembuhan tahun 2015, Kasus PB sebesar 60% dan kasus MB sebesar
67,5%, angka kesembuhan seharusnya diatas 90%, kasus yang tidak RFT penyebabnya
karena gagal, meninggal dan ganti tipe.
Renstra Dinas Kesehatan 80
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Petugas yang sudah dilatih pada tahun 2015 sebesar 91,66%, hanya sekitar 8,33% belum
mendapatkan pelatihan.

Penemuan kasus secara aktif belum optimal dilaksanakan, kegiatan aktif yang dilakukan
adalah survei kontak penderita baru dan Survey kontak pasien paska RFT, dalam P2 kusta
penemuan aktif sangat penting karena penyakit ini sulit sekali dideteksi dan masyarakat
belum semua terpapar tanda dan gejalanya.
Survey Kontak adalah kegiatan wajib dilakukan yaitu pada kasus baru minimal 20 orang
kontak keluarga dan lingkungan sekitar, harus dilaksanakan > 60% kontak sudah diperiksa
ini merupakan salah satu kriteria untuk menentukan daerah beban rendah atau tinggi
kusta di kabupaten, sedangkan survey kontak yang telah dilakukan sebagian besar baru
mencakup kontak keluarga saja.
Pertemuan bagi Petugas kusta dan Koordinator P2PL Puskesmas :
a) Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan tentang program kusta, Bukan
hanya terhadap petugas kusta tapi bagi koordinator P2PL, yaitu tanda dan gejala,
cara diagnosis, klasifikasi, pengobatan dll. Juga bertujuan untuk validasi data kusta
puskesmas.
b) Narasumber kegiatan ini adalah, wasor Provinsi dan wasor kabupaten.
c) Pertemuan ini diharapkan dapat menyegarkan kembali program kusta,
peningkatan kembali komitmen terhadap program, berbagi permasalahan dan
mencari solusi permasalahan, mendapatkan data yang valid.

Renstra Dinas Kesehatan 81


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Supervisi :

a) Supervisi adalah proses sistematik untuk meningkatkan efisiensi kerja petugas


kesehatan melalui pengembangan pengetahuan, perbaikan keterampilan dan
sikap serta peningkatan motivisi kerjanya.
b) Kegiatan supervisi dilaksanakan di puskesmas 26 Puskesmas
c) Secara hasil keseluruhan, penemuan kasus sudah ada tetapi ditemukan melalui
pencarian pasif, kegiatan aktif seperti survei kontak, belum dilaksanakan secara
optimal, Juga adanya penderita yang pengobatan tidak sampai selesai sesuai
waktu yang ditentukan.
d) Penemuan kasus di lapangan belum maksimal karena petugas puskesmas belum
semua terpapar program kusta
e) Permasalahan yang ada yaitu monitoring fungsi syaraf belum semua pasien rutin
dilaksanakan. Belum semua Puskesmas bisa disupervisi.
On the job training P2 kusta :
On thejob training p2 kusta bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petugas
puskesmas dalam deteksi dini dan diagnosis kusta, on the job training dilaksanakan di
3 Puskesmas (Pagadungan, mekarjaya dan Majasari)
Bimbingan teknis P2 kusta :
Bimbingan teknis P2 kusta bagi petugas kusta dan petugas puskesmas, kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petugas dalam deteksi dini, diagnosis,
pengobatan dan pelaporan.
Pertemuan kader dan TOMA :
Kusta merupakan penyakit infeksi yang menahun yang memerlukan waktu penularan
yang lama, sehingga peran aktif dari kader dan tokoh masyarakat sangat membantu
untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat mau memeriksakan
diri ketika ada tanda2 penyakit kusta, penyuluhan kader dan toma dilaksanakan pada
84 orang kader dan toma.
Rencana Kerja Tahun 2016 :
b. Ravid Village Survei
c. Koordinasi Tim Penanggulangan Kusta Kabupaten
d. Kontak Survey
e. School survey
f. Penyuluhan bagi guru
g. Supervisi
h. Konsultasi dan pelaporan ke provinsi
i. Sosialisasi kusta bagi kader dan tokoh masyarakat
j. OJT petugas Puskesmas

Renstra Dinas Kesehatan 82


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pengendalian Penyait HIV / AIDS :
Tujuan dari P2 HIV/AIDS adalah mengurangi tingkat penularan penyakit IMS dan
HIV/AIDS, mensosialisasikan transmisi dan dampak penyakit IMS dan HIV/AIDS di
Kalangan usia produktif, mendeteksi adanya penularan penyakit IMS dan HIV/AIDS di
kalangan kelompok resiko tinggi, penguatan layanan VCT dan CST dan meningkatkan
kerjasama antar sector pemerintah, LSM serta swasta, organisasi ODHA dan lembaga
donor internasional guna memudahkan penyelenggaran Program.

Hasil Kegiatan P2 HIV/AIDS tahun 2015 adalah sebagai Berikut:


1) Kegiatan Penanggulangan ketika ditemukan kasus baru, pada tahun 2014 ditemukan
27 kasus baru sehingga total kasus yang ditemukan dari tahun 2004 s.d 2015
berjumlah 147 Kasus seperti terdapat pada grafik dibawah ini :

Berdasarkan grafik diatas selama tahun 2015 terdapat 27Kasus terdiri dari AIDS 21 Kasus
dan 6 kasus HIV.

Renstra Dinas Kesehatan 83


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Berdasarkan grafik di atas penderita HIV/AIDS yang masih hidup 66,67% dan yang sudah
meninggal dunia 33,33 %.

2) Kegiatan P2 HIV/AIDS tahun 2015 adalah sebagai berikut:


a) Pelatihan Sistem informasi HIV-AIDS (SIHA)
b) Rakoor HIV/AIDS
c) Investigasi kasus HIV/AIDS untuk Pkm
d) Monitoring Program HIV/AIDS ke Puskesmas
e) Konsultasi Teknis Program HIV/AIDS ke Provinsi
3) Rencana Kerja Tahun 2016
a) Koordinasi HIV AIDS Bagi tim Penanggulangan HIV AIDS Kabupaten
b) Pertemuan Kolaborasi TB HIV
c) Supervisi
d) Konsultasi Teknis

d. P2 TB
Penyakit tuberkulosis (TB) sudah dikenal luas di Indonesia maupun dunia.Penyakit
tuberkulosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis.TB telah menyerang
kurang lebih sepertiga penduduk dunia terutama di negara berkembang.

TB sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
didunia walaupun upaya pengendalian strategi DOTS telah diterapkan dibanyak Negara
sejak tahun 1995.

Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%)
diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75 % dari pasien tersebut berada
diwilayah. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB MDR
dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia. Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah
kematian tetap tinggi untuk penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan
tetap fakta juga menunjukan keberhasilan dalam pengendalian TB.

Renstra Dinas Kesehatan 84


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Di Pandeglang startegi DOTS sudah dilaksanakan sejak tahun 1999 dengan membagi
Puskesmas ke dalam tiga kelompok diantaranya ada PS (Puskesmas satelit), PRM
(Puskesmas Rujukan Mikroskopis) dan PPM (Puskesmas Pelaksana Mandiri). Namun pada
tahun 2011 semua Puskesmas dikategorikan ke dalam Puskesmas Pelaksana Mandiri.

Pada tahun 2014 jumlah penduduknya 1.190.520, dan diperkirakan ada penderita TB
sekitar 1274 kasus BTA positif. Capaian penemuan kasus BTA Positif tahun 2015 adalah
903 kasus atau 70%.

Dari Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2015 jumlah penemuan kasus
penderita TB dengan pengobatan kategori I sebanyak 903 kasus bta positif, Bta (-) Ro (+)
325 kasus, ekstra paru 71 kasus, dengan pengobatan kategori anak 98 kasus dan
pengobatan kambuh dengan kategori 2 sebanyak 35 kasus.

Hasil Kegiatan pada tahun 2015 adalah penemuan kasus TB BTA Positif dimana diperoleh
data sebagai berikut :
1) Penemuan kasus BTA Positif tertinggi adalah Puskesmas Cimanuk dengan 119
kasus, Puskesmas Sobang dengan 93 kasus, Puskesmas Cipeucang dengan 60
kasus Puskesmas, Labuan dengan 51 kasus, Puskesmas Saketi dengan 50 kasus
dan Puskesmas Carita dengan 46 kasus.
2) Banyak kendala yang mempengaruhi tidak tercapainya target penemuan kasus
diantaranya adalah tidak adanya petugas laboratorium khusus dan petugas sering
ganti sehngga masih kurangnya pelatihan yang diperoleh bagi petugas program
TB.
3) Kurangnya kerjasama lintas sektoral, masih banyak Dokter Praktek Mandiri yang
belum menggunakan pengobatan dengan Strategi DOTS
4) Angka Penemuan kasus Bta Positif masih dibawah target yaitu 70% dari target
Nasional 80% dan angka kesembuhan dibawah target sebanyak 60 % dari target
nasional 85%.

Pada tahun 2015 dana yang digunakan dalam Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis di
Kabupaten Pandeglang Bersumber dari APBD Kabupaten Pandeglang dengan Perincian
kegiatan sebagai berikut:

Renstra Dinas Kesehatan 85


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
 Tatalaksana TB MDR
 Pertemuan TB untuk BPS
 On The Job Training P2TB di 3 Puskesmas
 Bintek P2TB di 3 Puskesmas
 Supervisi P2TB

Sedangkan Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 :


 Monev P2TB
 Pemantapan Mutu Internal Laboratorium TB
 Diseminasi Penanggulangan TB MDR di Puskesmas
 Supervisi P2TB
 Rujukan Pasien TB MDR ke Rs Sub Rujukan

e. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang bukan di sebabkan oleh proses
infeksi (tidak infeksius), pengendalian merupakan nama lain dari pencegahan dan
penanggulangan. Pengendalian adalah serangkaian manajemen yang menjamin agar
suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang di tetapkan,
pengendalian tidak menular sendiri adalah upaya yang dilaksanakan melalui
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko termasuk penanganan kasus
(penderita) penyakit tidak menular.
Manajemen pelayanan kesehatan penyakit tidak menular meliputi keseluruhan
spectrum pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Manajemen
pelayanan kesehatan tersebut dikelola secara professional sehingga pelayanan
kesehatan tersebut di kelola secara professional sehingga pelayanan penyakit tidak
menular tersedia dapat di terima, mudah di capai, berkualitas dan terjanggkau oleh
masyarakat. Ruang lingkup penyakit tidak menular dalam rencana program nasional
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular ini meliputi:
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah
a. hipertensi
b. penyakit jantung koroner (pjk)
c. stroke
d. hipertensi dalam kehamilan
2. Diabetes mellitus dan penyakit metabolik
a. diabetes mellitus
b. obesitas
c. penyakit tyroid
3. Kanker
a. kanker leher rahim
b. kanker payudara
c. kanker paru
d. hipertropi prostat

Renstra Dinas Kesehatan 86


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
4. Penyakit kronik dan degeneratif lainnya
a. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
b. Osteoporosis
c. Asthma
d. Penyakit ginjal kronik
e. Talasemia
f. Perkinson
5. Gangguan akibat kecelakaan dan cedera
a. Gangguan akibat kecelakaan dan cedera lalu lintas darat
b. Kekerasan dalam rumah tangga
c. Kekerasan anak dan perempuan
d. Tenggelam

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan ancaman pertumbumbuhn dan pembangunan


ekonomi bangsa. Data dari who global Report on Non Communicable desiase, 2010
menyebutkan bahwa persentase kematian akibat Penyakit Tidak menular (PTM) di dunia
ini menempati proporsi yang besar (63%) di bandingkan dengan penyakit menular.
Kematian dan kesakitan PTM sebesar 66% terjadi pada penduduk dengan ekonomi yang
menengah ke bawah. Dampak ekonomi langsung pada penderita adalah biaya pengobatan,
sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehil;angan waktu kerja, waktu sekolah
dan yang lain di keluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi
selama [perawatan penderita. Pemahaman bahwa telah tercipta dimana PTM dan factor
resiko memperburuk kemiskinan , dan sebaliknya kemiskinan memperburuk tingkat
penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus
yang di laporkan cenderung meningkat dan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus
yang di laporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk , agar
masyarakat dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat tersebut, di
selenggarakan berbagai upaya kesehatan di mana salah satu upaya yang di maksud adalah
dengan CERDIK yaitu salah satunya adalah rajin aktifitas dengan olah raga secara rutin,
selain berolah raga hidup sehat dengan cara enyahkan asap rokok dan populasi udara
lainnya dengan membuat kawasan tanpa rokok dan polusi udara lainnya dengan cara
membuat Kawasan Tanpa Rokok. Rokok adalah zat adiktif yang di atur dalam pasal 113,
pasal 116, dan pasal 119 Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Rokok
merupakan zat adiktif yang sangat berbahaya bagi kesehatan yang menimbulkan berbagai
penyakit seperti penyakit tidak menular yaitu penyakit jantung dan penyakit pembuluh
darah, stroke, penyakit obstruksi kronik, kankerparu, kanker mulut, karena asap rokok
yang membahayakan kesehatan si perokok maupun orang lain yang ada di sekitarnya,
dengan itu pemerintah telah menetapkan kebijakan kawasan tanpa rokok untuk
melindungi keseluruhan masyarakat dari bahaya asap rokok melalui undang-undang
nomor 36 tahun 2009 pasal 115 ayat 1.

Renstra Dinas Kesehatan 87


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pemerintah daerah menetapkan dan menerapkan kawasan tanpa rokok di wilayahnya
sesuai pasal 115 ayat 2, yang mengamanatkan kepada pemerintah daerah (wajib) untuk
menetapkan dan menerapkan KTR diwilayahnya. Maka komitmen bersama dari lintas
sektor dan berbagai elemen akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan KTR.
Tetapi keberdaan puskesmas pun sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan perlu di
revitalisasi dengan program pengendalian penyakit tidak menular secara komperhensif (
promotif-preventif-kuratif-rehabilitatip)
Secara umum tujuan penyelenggaraan pengendalian PTM di puskesmas adalah untuk
meningkatkan akses penderita terhadap pelayanan penyakit tidak menular yang bermutu
di fasilitasi pelayanan dasar. Di harapkan ada beberapa puskesmas menjadi puskesmas
rujukan bagi pelayanan PTM dari puskesmas lain di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab.
Pandeglang.untuk keberhasilan dalam pelayanan puskesmas untuk pengendalian PTM
harus di lakukan dengan :
1. Meningkatkan sumberdaya tenaga kesehatan yang frofesional dan kompeten dalam
upaya pengendalian PTM
2. Meningkatkan menejemen pelayanan pengendalian PTM secara komperhensif
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana baik fromotif-preventif maupun
diagnostic dan pengobatan.

Laporan Program Penyakit Tidak menular (PTM) tahun 2015


KASUS BARU KASUS LAMA KEMATIAN
No. Penyakit Tidak Menular
L P JUMLAH L P JUMLAH L P JUMLAH
1 Hipertensi 4010 6987 10997 7119 14508 21627 118 209 327
2 Penyakit Jantung Koroner 79 69 148 212 249 461 9 7 16
3 Stroke 96 135 231 212 162 374 16 13 29
4 Diabetes Melitus 314 648 962 760 1555 2315 9 21 30
5 Kanker Leher Rahim 1 11 12 0 32 32 0 5 5
6 Kanker Payudara 1 26 27 0 57 57 0 8 8
7 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 153 100 253 161 136 297 6 27 33
8 Asthma 836 891 1727 1629 1736 3365 30 29 59
9 Osteoporosis 59 79 138 151 334 485 3 33 36
10 Gagal Ginjal Kronik 26 26 52 5 1 6 3 0 3
11 Kecelakaan Lalu Lintas Darat 2603 1346 3949 1054 609 1663 33 9 42
12 Lain-lain
13 Obesitas 847 2026 2873 2139 4292 6431 32 20 52

Dari table di atas dapat di simpulkan bahwa P2 PTM terdapat 12 penyakit utama yang
menjadi Kasus Baru yang meningkat diantaranya hipertensi , kecelakakaan lalu lintas
darat, penyakit obesitas, asthma, Diabetes Melitus, PPOK, stroke, jantung koroner,
osteoporosis, gagal ginjal kronik, kanker payudara , kanker leher Rahim, Dari table
tersebut yang paling banyak mendominasi adalah perempuan. dari kasus terbanyak
hipertensi dari 6987.

Renstra Dinas Kesehatan 88


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
CapaianProgram penyakit Tidak menular tahun 2015

Dari grafik di atas tahun 2015 menunjukan bahwa dari 12 besar kasus di
kab.pandeglang hipertensi merupakan kasus yang ditangani tertinggi mencapai 10997
kasus baru, obesitas yang kedua dengan jumlah kasus 2873 kasus baru.

6. Kegiatan yang sudah di laksanakankan di tahun 2015


Kegiatan yang sudah di laksanakan adalah Evaluasi Program PTM dengan jumlah
peserta 73 orang di antaranya pengelola Program PTM & Dokter Puskesmas ,
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Posbindu PTM Dengan Jumlah Peserta 158
orang dari 36 Puskesmas Dengan Tujuan Terlatihnya Kader Posbindu PTM Guna
meningkatkan peran serta dalam pencegahan dan penanggulangan FR-PTM di
Masyarakat. Sosialisasi KTR bagi pengelola Program PTM, Kepala Puskesmas &
Dokter Puskesmas dengan jumlah peserta 180 orang, sosialisasi Ca Cervik & Ca.
Mamae untuk dokter puskesmas dan pegelola Program PTM dengan jumlah pesert 73
Orang, sosialisasi Portal PTM dengan jumlah peserta 37 orang untuk pengelola
program PTM dengan tujuan untuk meningkatkan pencatatan dan pelaporan yang
berbasis website. Sosialisasi Posbindu PTM Tingkat Puskesmas dengan jumlah
peserta 180 orang petugas kesehatan yang membawahi Posbindu PTM dipuskesmas,
Kegiatan Senam Kebugaran Jasmani bagi para pegawai dinas kesehatan dan
puskesmas yang berfaktor resiko PTM dengan kegiatan dilakukan di triwulan satu
(januari – Februari- Maret), tersedianya pembuatan Buku Register Posbindu
Sebanyak 144 Buku agar pencatatan dan pelaporan untuk posbindu terregristrasi,
juga kegiatan monitoring evaluasi ke puskesmas sebanyak 32 puskesmas.

7. Rencana Kegiatan P2 PTM Tahun 2016


a) Pertemuan evaluasi program Tingkat Kabupaten untuk pengelola program PTM
b) Kegiatan Tim Mobile Skrining PTM
c) Kegiatan TIM Pengelola Program PTM Kabupaten

Renstra Dinas Kesehatan 89


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
d) Sosialisasi Posbindu PTM Pada Siswa sekolah Menengah Atas & TP-PKK se-
Kabupaten
e) Sosialisasi Penyekit Tidak Menular Bagi Tokoh masyarakat & Tokoh Agama
f) Pembuatan / Cetak Buku monitoring PTM
g) Monitoring dan evaluasi ke puskesmas
h) Konsultasi Ke Dinas Kesehatan Provinsi Banten

g. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang


Program P2B2 adalah kegiatan yang meliputi pencegahan dan pengendalian penyakit
bersumber binatang. Kebijakan Program P2B2 adalah Pemutusan Rantai Penularan.
Kecenderungan terus meningkatnya wabah penyakit menular di berbagai daerah di
Indonesia. Selain penyakit menular yang telah lama ada, penyakit menular baru (new
emerging diseases) juga menunjukkan peningkatan.
Kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular telah diatur dalam peraturan
perundangan. Namun demikian implementasi di lapangan masih menghadapi berbagai
permasalahan.
Beberapa permasalahan yang teridentifikasi antara lain berkaitan dengan
(1) pelaksanaan surveilans,
(2) upaya penanggulangan, serta
(3) adanya desentralisasi kewenangan pengelolaan..
Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk emerging diseases yang sampai saat ini menjadi
masalah kesehatan masyarakat. DBD tergolong Arbovirosis yang telah menyebar di
Indonesia dan berpotensi menimbulkan KLB pada musim penghujan.
Selain itu Malaria, Chikungunnya, Filariasis dan Zoonosis masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada
kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita dan ibu hamil. Selain itu malaria secara
langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit bersumber
binatang terus dilakukan melalui program pemberantasan DBD, malaria, chikungunnya,
filariasis dan zoonosis. Kurangnya peran serta masyarakat dalam PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) dan PHBS (pola hidup bersih dan sehat).

a) Dasar Hukum
a) Undnag-undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b) Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c) Permenkes RI Nomor : 04/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijaksanaan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan.
d) Permenkes RI Nomor : 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB).
e) Permenkes RI No 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

Renstra Dinas Kesehatan 90


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
f) Kepmenkes RI Nomor : 581/Menkes/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue.
b) Strategi
a) Peningkatan PSM (Penggalangan Mitra)
b) Pembangunan Berwawasan Kesling Yang Tidak Menimbulkan Tempat Perindukan
Vektor
c) Peningkatan Profesionalisme
d) Peningkatan Mutu Penatalaksanaan Kasus
e) Peningkatan Surveilans Kasus
f) Peningkatan Surveilans Vektor
g) Peningkatan Surveilans Lingkungan
h) Diagnosa Malaria harus terkonfirmasi mikroskop atau Rapid Diagnostic Test
Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy

c) Tujuan
1. Tujuan Umum
1) Menekan Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue dan
Chikungunnya.
2) Menekan Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Endemik Atau
Epidemik (Malaria, Filariasis dan Zoonosis)
2. Tujuan Khusus
1) Menekan Angka Kesakitan DBD atau Insiden Rate (IR) < 50/100.000
penduduk atau < 615 Kasus.
2) Menekan Angka Kematian DBD atau Case Fatality Rate (CFR) < 1% dari
jumlah kasus.
3) Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar ≥ 95%
4) Menekan Angka Kesakitan Malaria (API) < 1‰.
5) Penemuan dan Tatalaksana Kasus baru Malaria.
6) Penemuan dan Tatalaksana Kasus baru Chikungunnya.
7) Penemuan dan Tatalaksana Kasus baru Filariasis
8) Penemuan dan Tatalaksana Kasus Zoonosis

d) P2 DBD
1. Definisi
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
oleh nyamuk Aedes Aegipty. Ditandai dengan demam 2-7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit <100.000 / mm3, adanya
kebocoran plasma ditandai peningkatan hematocrit ≥20% dari nilai normal.
Pemeriksaan serologi (ELISA, Rapid Diagnostic Test/RDT Dengue) menunjukkan
hasil positif.

Renstra Dinas Kesehatan 91


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2. Kegiatan P2 DBD Tahun 2015
1) Pemberantasan Sarang Nyamuk 4M Plus
2) Abatisasi Masal Sekolah Dasar
3) Mobile DBD
4) Penyelidikan Epidemiologi DBD
5) Fogging Focus DBD
6) Pelatihan Tatalaksana DBD
7) Monitoring dan Evaluasi Program DBD Puskesmas (20 Puskesmas)
3. Evaluasi P2 DBD
Evaluasi program P2 DBD terdiri dari cakupan penemuan dan tatalaksana kasus,
serta angka kesakitan dan angka kematian akibat DBD.

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kasus DBD pada tahun 2015 tertinggi
di Puskesmas Panimbang, dimana Puskesmas Panimbang merupakan Puskesmas (dengan
tempat perawatan) DTP dengan 38 kasus, Puskesmas Cikole dengan 37 kasus dan
Puskesmas Kaduhejo dengan 26 kasus.
Sedangkan pada grafik dibawah ini, dapat diketahui kasus tertinggi pada Tahun 2015
terdapat pada bulan maret dengan 54 kasus. Dimana pada bulan maret tersebut musim
hujan sudah mulai berkurang sehingga perkembangbiakan nyamuk sangat tinggi pasca
musim hujan.

Renstra Dinas Kesehatan 92


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa Angka Kesakitan (IR) DBD tahun
2015 mengalami peningkatan dari 308 kasus pada Tahun 2015 menjadi 369 kasus pada
Tahun 2015.
Sedangkan pada grafik dibawah ini, Angka Kematian (CFR) DBD juga dapat ditekan dari 10
kasus kematian pada Tahun 2013 menjadi 3 kasus pada Tahun 2015.

Renstra Dinas Kesehatan 93


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
e) P2 Chikungunnya
a) Definisi
Demam Chikungunnya adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Chikungunnya (CHIKV) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk (Arthropod-born
virus/mosquito-borne virus). Virus Chikungunnya termasuk genus alphavirus,
family Togaviridae. Diagnosis kasus Demam Chik ditegakkan berdasarkan kriteria
Klinis yaitu Demam mendadak >38.5°C dan nyeri persendian hebat (severe
arthralgia) dan atau dapat disertai ruam (rash).
b) Kegiatan P2 Chikungunnya Tahun 2015
1) Penyelidikan Epidemiologi Kasus Chikungunnya
2) Pemantauan kasus Chikungunnya di lokasi yang pernah terjadi KLB.
c) Evaluasi Program P2 Chikungunnya
Pada tahun 2015 tidak ada laporan kasus chikungunnya. Sehingga kegiatan lebih
ke arah pencegahan dengan melakukan penyuluhan dan penyelidikan
epidemiologi.
f) P2 Filariasis
a) Definisi
Penyakit Filariasis atau Kaki Gajah adalah penyakit yang disebabkan oleh 3 (tiga)
spesies cacing filarial, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui nyamuk.
b) Kegiatan P2 Filariasis Tahun 2015
1) Penemuan dan tatalaksana kasus filariasis
2) Survei Darah Jari Filariasis
c) Evaluasi ProgramP2 Filariasis

g) P2 Malaria
a) Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria
(plasmodium) bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia yang
ditularkan oleh nyamuk malaria (anopheles) betina (WHO, 1981).
Plasmodium yang terbanyak ditemukan di Indonesia adalah plasmodium vivax,
falciparum atau campuran (mix) keduanya. Sementara palsmodium ovale dan
malariae hanya pernah ditemukan di sulawesi dan irian jaya.

Renstra Dinas Kesehatan 94


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
b) Indikator
Indikator Program Malaria adalah API <1/1000 penduduk, kasus malaria harus
terkonfirmasi laboratorium (mikroskopis dan atau RDT).
c) Kegiatan P2 Malaria Tahun 2015
1) Penemuan Pasif Kasus Malaria di Puskesmas (PCD)
2) Penemuan Aktif kasus malaria dengan ACD
3) Larvaciding lagun
d) Evaluasi Program P2 Malaria

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa kasus malaria tahun 2015 di kabupaten
pandeglang tertinggi di Puskesmas Panimbang dengan 2 kasus, Carita dengan 2 kasus dan
Cigeulis 2 kasus.
Jenis Plasmodium pada Kasus Malaria di Kab.Pandeglang
Tahun 2015

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kasus malaria di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2015 berdasarkan plasmodiumnya tertinggi yaitu Plasmodium Vivax dengan 5 kasus,
mix 3 kasus dan plasmodium Falciparum dengan 2 Kasus.

Renstra Dinas Kesehatan 95


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa kasus malaria di kabupaten pandeglang
tahun 2015 berasala dari wilayah setempat atau indiginus yaitu 3 kasus (Carita 2 kasus dan
Cigeulis 1 kasus) sedangkan kasus impor sebanyak 7 kasus (Panimbang 2, Cigeulis 1, Sumur
1, Cimangggu 1, Sobang 1, dan Cikeuik 1 kasus).

4. AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN UMUM (YANUM)

A. SEKSI YANDAS (Pelayanan Dasar)


1. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian Integral dari


Upaya Kesehatan di Puskesmas dan terintegrasi ke dalam kelompok Upaya Kesehatan wajib
Maupun pengembangan, Program Perkesmas sebagai salah satu Pendekatan untuk
memecahkan masalah dapat dikembangkan secara khusus apabila Daerah menghadapi
masalah secara spesifik, Program perkesmas dilaksanakan oleh Perawat Kesehatan
Masyarakat dan bertujuan untuk memberdayakan Individu,Keluarga dan
kelompok/Masyarakat agar mandiri dalam Kesehatanya.
Program Perkesmas merupakan perpaduan antara Keperawatan dan Kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat. Mengutamakan pelayanan Promotif dan
Preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan Kuratif dan Rehabilitative
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujikan kepada Individu ,Keluarga, Kelompok dan
Masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh melalui Proses Keperawatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,sehingga mandiri dalam upaya
Kesehatanya.
Sasaran
Sasaran Estimasi Program Perkesmas 2,66 % dari Jumlah Penduduk maskin Kab.Pandeglang
Indikator Cakupan
Target Cakupan Pencapaian Kemandirian I : 100 %
Target Cakupan Pencapaian Kemandirian 2 : 80 %
Target Cakupan Pencapaian Kemandirian 3 : 60 %

Renstra Dinas Kesehatan 96


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pencapaian Program Perkesmas Kabupaten Pandeglang Tahun 2015
Jumlah Maskin Kab Pandeglang : 629.461
Jumlah sasaran Perkesmas kab pandeglang tahun 2015 : 16. 743
Hasil Cakupan Pencapaian Kemandirian 1 : 16.321 (97,4 %)
Hasil Cakupan Pencapaian Kemandirian 2 : 6.237 ( 37.2% )
Hasil Cakupan Pencapaian Kemandirian 3 : 3.989 ( 23,8 %)

HASIL CAKUPAN PERKESMAS DINKES


KAB.PANDEGLANG TAHUN 2015
97.4 100
100
90 80
80
70 60
60 Pencapaian
50 Target
37.2
40 Column1
30 23.8
20
10
0
Kemandirian 1 Kemandirian 2 Kemandirian 3

2. Kesehatan Kerja dan olahraga

Indonesia saat ini mengalami double barden (masalah ganda ) dalam hal kesehatan dimana
belum tuntasnya masalah pemberantasan penyakit menular di masyarakat timbul lagi masalah
penyakit tidak menular yang perlu mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, diprediksi
tahun 2019 mendatang Indonesian akan mendapatkan bonus demografi penduduk dimana 75%
diantaranya adalah usia produktif (pekerja) dan mengalami obesitas, seperti diketahui bersama
pada obesitas rentan terkena penyakit terutama penyakit tidak menular, seperti DM, Hipertensi,
Stroke yang salah satu sebabnya adalah kurangnya aktivitas fisik, dan gaya hidup yang tidak
sehat. Pada usia produktif pula timbul masalah-maslah baru yang berkaitan dengan kesehatan
seperti penyakit akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja, kecelakaan akibat kerja dan
sebagainya, terlepas dari berbagai masalah tersebut diatas serta dengan adanya amanat undang
undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 80 yang berbunyi upaya kesehatan kerja
dan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat, dan
81 menyatakan upaya kesehatan kerja dan olahraga lebih mengutamakan pendekatan preventif
dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif, dengan dasar itu
diharapkan program kesehatan kerja dan olahraga dapat meminimalisir permaslahan-
permaslahan yang memang sebenarnya bisa dicegah. Jadi pada program kesehatan kerja dan
olahraga lebih ditekankan pada preventif dan rehabiltatif.

Renstra Dinas Kesehatan 97


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Dalam mengupayakan agar masyarakat/individu tahu dan sadar, kuncinya terletak pada
keberhasilan membuat masyarakat/individutersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya
Stroke) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang masyarakat/individu yang
bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah, maka
masyarakat/individu tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apa pun lebih lanjut.
Saat masyarakat/individu telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka kepadanya harus
diberikan informasi umum lebihlanjut tentang masalah yang bersangkutan.

Selama tahun 2015 kesehatan kerja dan olahraga telah mengadakan kegiatan-kegiatan baik
yang bersumber dari APBN (Dana Dekonsentrasi)ataupun APBD II.diantaranya:
1. Program Kesehatan Kerja
 Pembentukan POS UKK Nelayan di Kecamatan Sumur 1 pos
 Pembentukan Pos UKK di kecamatan Panimbang 2 Pos UKK.
 Pembinaan Pos UKK di 5 Kecamatan yaitu Banjar, Pagadungan,
Menes,Cipeucang dan Pandeglang
 Pertemuan Lintas Program/Sektor terkait standar pelayanan dasar bagi Calon
TKI di Kab. Pandeglang.
 Kordinasi Program Pelayanan Kesehatan Kerja Tingkat Kab.
2. Kesehatan Olahraga
 Sosialisasi Program kesehatan olahraga.
 Koordinasi Program kesehatan olahraga Lintas Program /Lintas Sektor
 Monitoring dan evaluasi Program kesehatan olahraga ke 3 Puskesmas
diantaranya: Menes,Mandalawangi, dan Mekarjaya.
 Test Kebugaran(Rock Port test) bagi Pegawai Dinas Kesehatan.

Indikator Kegiatan Program kesehatan kerja dan olahraga meliputi:


1. Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar.
Dimana tahun 2015 pada dasarnya semua Puskesmas telah menyelenggarakanpelayanan
kesehatan kerja dasar dengan membuat SOP pada masing-masing ruangan dan
menerapkannya sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
2. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI.
Tahun 2015 Pandeglang telah membentuk 3 Pos UKK di Tempat Pelelangan ikan yaitu di
Kec. Labuan, Kec.Sumur Kec. Panimbang, dan rencana tahun 2016 akan membentuk 2 Pos
UKK lagi di kec. Panimbang dan Sumur,adapun jumlah pelelangan ikan yang ada di
Pandeglang berdasarkan pelaporan ada 12 TPI terdiri dari Panimbang 2, Cikeusik 1, Sumur
4, Labuan 3, dan Carita 2 TPI.
3. Jumlah Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan TKI yang memenuhi standar.
Di Kabupaten Pandeglang belum adanya Fasilitas Kesehatan khusus yang melayani
Pemeriksaan calon tenaga kerja indonesia, karena salah satu syarat faskes yang melayani
CTKI harus mendapatkan ijin dari kementrian kesehatan,setelah direkomendasikan oleh
Dinas kesehatan provinsi.

Renstra Dinas Kesehatan 98


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Sampai saat ini banten hanya memeiliki satu faskes khusus untuk CTKI yaitu RSUD Umum
Kab. Serang, dan Pandeglang sendiri baru hanya sebatas MOU Puskesmas dengan PPTKIS
untuk pelayanan keshatan selama di penampungan.
4. Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok
masyarakat wilayah kerjanya.
Puskesmas sudah melaksanakan program kesehatan olahraga pada masyaraka
diantaranya melaksanakan penyuluhan kesehatan, mengadakan senam Lansia, senam
diabet, senam jantung sehat, senam hipertensi, dan tes kebugaran. Adapun pencatatan dan
pelaporan dari 36 Puskesmas hanya 20 Puskesmas yang melapor.
Target capaian program kesehatan kerja dan olahraga berdasarkan Kemenkes adalah 40
%, dari jumlah Puskesmas yang ada yaitu 36 Puskesmas untuk kesehatan kerja hanya 6
Puskesmas yang melapor rutin tiap bulannya,artinya untuk kesehatan kerja dari hasil
pelaporan baru mencapai 27,2 %,sedangkan untuk kesehatan olahraga dari 36 Puskesmas
yang melapor rutin sebanyak 14 Puskesmas artinya untuk kesehatan olahraga dari hasil
pelaporan mencapai 63 % melebihi target yang ditetapkan, tentunya ini menjadi koreksi
tersendiri bagi pemegang program apakah pelaporan yang dikirim sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan di lapangan atau hanya berupa laporannya saja.
Meskipun program kesehatan kerja dan olahraga merupkan program penunjang(non
esensial) namun tetap harus mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan karena
trsnasisi sosial yang berkembang dimasyarakat akan berdampak pada masalah kesehatan
diantaranya kurangnya aktivitas fisik, gaya hidup yang serba instant dan meningkatnya
angka PHK pada usia produktif akan mendorong orang untuk bekerja apa saja dengan
mengabaikan kesehatan baik pada dirinya, keluarga dan masyarakat, oleh karena itu
program kesehatan kerja dan olah raga akan terus berusaha untuk mengubah pandangan
masyarakt bahwa kita bisa hidup produktif dalam keadaan sehat,dan bisa menikmati hasil
kerja sehinggan bisa menikmati hidup dalam keadaan sehat di masa lansia.

3. Program Kesehatan Gigi dan Mulut


Program Kesehatan Gigi dan mulut merupakan program pengembangan yang ada di seksi
Yandas dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan Umum. Cakupan Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
 Dalam Gedung
 Luar Gedung
b. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan
c. Sikat Gigi Bersama
d. UKGS
e. Ratio Cabut Tambal Gigi Dewasa
Target Program Kesehatan Gigi dan Mulut Meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Dalam Gedung 80 % dan luar gedung
20%

Renstra Dinas Kesehatan 99


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
b. Jumlah Kunjungan rawat jalan 15 % dari Jumlah penduduk
c. 50 %dari jumlah SD/MI melaksanakan Sikat Gigi bersama 1 Bulan sekali
d. 80 % SD/MI dikunjungi 2oleh petugas 2 x dalam setahun
e. Ratio Cabut dan tambal Gigi dewasa 1:1
Hasil cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2015 sebagai berikut :
a. Ratio Pelayanan Dalam gedung 88% dan luar gedung 6 %, hasil cakupan
antara dalam gedung dan luar gedung karena ada 2 Puskesmas pelaksanaan
kegiatannya di rangkap oleh perawat gigi dari puskesmas yang lain yaitu
Puskesmas Jiput dan Puskesmas Mekarjaya.
b. Jumlah Kunjungan baru 4 % dari target 15 % dari jumlah penduduk atau
34,935 Jiwa dari target 122,719 Jiwa.
c. Pelaksanaan Sikat gigi massal baru 5 % dari target 50% jumlah SD/MI
d. Jumlah Kunjungan petugas ke SD/MI Baru 10 % dari target 80%
e. Ratio Perbandingan Cabut dan Tambal gigi dewasa 1:1.5 sudah mendekati
target dimana targetnya 1:1
Dari hasil cakupan Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut Tahun 2015 Masih banyak
kesenjangan antara target dan cakupan, dimana adanya kekurangan tenaga kesehatan gigi
dan mulut yang mana dari 36 Puskesmas Yang bisa memberikan pelayanan baru 24
Puskesmas. Hal ini yang memungkinkan pencapaian target belum bisa maksimal.
Dengan dasar tersebut maka untuk Tahun 2016 sudah di anggarkan dalam DPA Seksi
Yandas dan Rujukan Tahun 2016 kegiatan yang bisa menunjang terhadap percepatan
pencapaian target program dan meningkatkan pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada
masyarakat. Salah satunya Upaya kaderisasi kesehatan gigi dan mulut bagi Guru Sekolah
Dasar sebanyak 7 Puskesmas.

4. Program Kesehatan Jiwa

Program Kesehatan Jiwa merupakan program pengembangan yang ada di Dinas kesehatan,
dimana pada saat sekarang sesuai dengan nomenklatur terbaru dari Kementerian
kesehatan dibagi dua yaitu Program Essensial dan Non Essensial, dan Program Kesehatan
Jiwa masuk kedalam Program Non Essensial,.
Program kesehatan Jiwa mempunyai target yang harus dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan kurun waktu setahun yaitu :
1. Penemuan Kasus Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) Target 7.8% dari jumlah
Penduduk
2. Penemuan dan penanganan Kasus Pasung 10 % dari jumlah Penduduk
3. Penemuan Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ) 0,7 % dari Jumlah penduduk

Hasil Pencapaian atau Cakupan Program Kesehatan Jiwa Kurun waktu Tahun 2015 Sebagai
Berikut :

Renstra Dinas Kesehatan 100


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
1. Penemuan Kasus Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) Sebanyak 300 orang atau
0,3 % dari Jumlah Penduduk sedangkan Targetnya 7.8% dari jumlah Penduduk, jadi
masih ada kesenjangan yang signifikan antara target dan capaian yaitu 7.5 %
2. Penemuan Kasus dan langsung Penanganan Kasus Pasung sebanyak 16 orang atau
0.013 %
3. Penemuan Kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ) 331 Orang atau 3.98 %

Dari hasil Cakupan Tahun 2015 Program Kesehatan Jiwa masih jauh dari target yang
diharapkan, hal ini dikarenakan :
1. Kesadaran masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa Masih Kurang
2. Kecenderungan masyarakat merasa malu dan gengsi mempunyai keluarga dengan
gangguan jiwa sehingga tidak melakukan pengobatan dan tidak melaporkan ke
petugas kesehatan, dan temuan dilapangan sering kali keluarga menutupi dan
menyembunyikan keluarganya dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Menidaklanjuti hasil capaian program kesehatan Jiwa masih ada kesenjangan antara target
dan capaian, maka pada Tahun 2016 dalam DPA 2016 Seksi Yandas dan Rujukan
mengakomodir kebuuhan program kesehatan jiwa yaitu kegiatan ”On Job Training”
Kesehatan Jiwa di Puskesmas.

B. SEKSI SARANA KESEHATAN DAN FARMAMIN


A. Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
1). Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil
produksi rumah tangga
1) Bimbingan Teknis Keamanan Pangan Untuk PIRT dengan target 300
pengusaha PIRT di 20 kecamatan, yang pengawasannya dibawah wilayah 20
puskesmas. Dari Hasil kegiatan ini tercapai 100% dari jumlah yang ditargetkan,
sebanyak 30 orang pengusaha PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) dari 20
kecamatan yang sudah memiliki izin ataupun yang belum memiliki izin PIRT
untuk produknya mengikuti kegiatan ini.
2) Pemeriksaan Sampel Kimia untuk Pangan Jajanan Anak Sekolah
Pemeriksaan sampel kimia dari produk makanan jajanan anak sekolah
dilakukan berdasarkan kepada semakin maraknya jumlah pangan jajanan anak
sekolah yang menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya. Pengambilan
sampel dilakukan di 8 sekolah dasar di wilayah Pandeglang. Dari hasil kegiatan
ini tercapai 100% dari jumlah sekolahdasar yang ditargetkan untuk diperiksa.
Pada saat pengambilan sampel, didapatkan 40 sample makanan yang masing-
masing-masing 5 sample dari setiap sekolah dengan bermacam-macam variasi
makanan. yang diindikasikan mengandung bahan tambahan berbahaya.
25sampel tersebut diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten
Pandeglang.

Renstra Dinas Kesehatan 101


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3) Pemeriksaan Sampel Kimia untuk Survey Pasar
Pemeriksaan sampel kimia dari suatu produk makanan dalam rangka survey
pasar dilakukan pada saat bulan Ramadhan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Peternakan
Kabupaten Pandeglang, dan Balai POM Serang. Pengambilan sampel dilakukan
di 2 tempat (pasar) di wilayah Pandeglang yaitu di pasar badak dan alun-alun
Pandeglang.
Dari hasil kegiatan ini tercapai 100% dari jumlah pasar yang ditargetkan untuk
diperiksa. Pada saat pengambilan sampel, didapatkan 16 makanan yang
diindikasikan mengandung bahan tambahan berbahaya. 16 sampeltersebut
diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Pandeglang, serta di
Laboratorium keliling BPOM.

B. Kemitraan Pelayanan Kesehatan Masyarakat


1) Pembinaan Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Swasta (SPKDS)
a. Sosialisasi Penatalaksanaan Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Swasta
(SPKDS). Pelaksanaan kegiatan ini diikuti oleh 30 pemilik SPKDS
danorganisasiyang diantaranya adalah Pemilik Klinik, Rumah Bersalin, Apotek
dan lain-lain. Sosialisasi ini dilakukan salah satunya adalah karena adanya
PermenkesNo 9 Tahun 2014 tentang klinik, dimana pada peraturan baru
tersebut, sudah tidak ada lagi Balai Pengobatan, karena semua balai
Pengobatan dirubah menjadi Klinik, dengan persyaratan utama penanggung
jawab adalah seorang Dokter dan mewajibkan ada 2 (dua) dokter dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan. Dari sosialisasi ini diharapkan
beberapa Balai Pengobatan dapat merubah menjadi Klinik sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
Pada kegiatan ini pun disosialisasikan peraturan mengenai perizinan rumah
sakit, perizinan rumah sakit terdiri dari 2 bagian, yaitu izin mendirikan yang
berlaku selama 2 tahun, dan diperpanjang 1 tahun apabiladalam waktu
tersebut proses mendirikan bangunan belumselesai, setelah bangunan sudah
berdiri, pemohon akan mengajukan kembali untuk izin penyelenggaraan rumah
sakit. Kedua izin ini, dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang
melalui bagian hukum. Dari hasil kegiatan ini tercapai 100% dari jumah yang
ditargetkan, sebanyak 30 SPKDS baik pemilik/penanggung jawab hadir pada
kegiatan ini.
b. Bimbingan Teknis dan Monitoring SPKDS, kegiatan monitoring ini dilakukan
kepada 15 klinik. Monitoring ini dilaksanakan sebagai kegiatan rutin yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang sebagai bentuk
pengawasan dan pembinaan terhadap SPKDS. Dari hasil kegiatan monitoring
ini tercapai 100% dari jumlah yang ditargetkan. 15 klinik yang dimonitoring

Renstra Dinas Kesehatan 102


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
C. Pengawasan Obat dan Makanan
1). Peningkatan pemberdayaan konsumen di bidang obat dan makanan
a). Sosialiasasi Penatalaksanaan Manajemen Kefarmasian
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan kefarmasian di
puskesmas serta menginventarisir masalah-masalah yang terjadi dalam
pengelolaan kefarmasian di puskesmas. Sasaran kegiatan ini adalah pengelola
obat dari 36 puskesmas.
Dari hasil kegiatan ini, tercapai 100% dari jumlah yang ditargetkan, yaitu
terpaparnya manajemen kefarmasian bagi pengelola obat di puskesmas.
b). Sosialisasi sistem pelaporan psikotropik dan narkotik
Sosialisai ini dilakukan kepada penanggung jawab apotek, klinik dan rumah
sakit di wilayah kabupaten pandeglang. Sosialisai system pelaporan ini, mulai
tahun 2012 sudah mulai menggunakan sistem web, sehingga pelaporan yang
dilakukan oleh penanggung jawab apotek dan klinik, langsung teregestrasi di
Kementrian Kesehatan RI.
Dari hasil kegiatan ini tercapai 100% dari hasil yang ditargetkan, yaitu
terpaparnya cara pelaporan obat-obat psikotropik dan narkotik bagi sarana
apotek, klinik dan rumah sakit di wilayah kabupaten pandeglang.

5. AKUNTABILITAS SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SEKSI PROMKES (Promosi Kesehatan)

Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang


sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak. Pemberdayaan
adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok
(mayarakat) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan
masyarakat, serta proses membantu masyarakat, agar masyarakat tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau
(aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (masyarakat)nya
dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan individu, (b) pemberdayaan keluarga dan
(c) pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Dalam mengupayakan agar masyarakat tahu dan sadar, kuncinya terletak pada
keberhasilan membuat masyarakat tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya
Diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang masyarakat yang
bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan
masalah, maka masyarakat tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apa pun
lebih lanjut.
Saat masyarakat telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka kepadanya harus
diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan.

Renstra Dinas Kesehatan 103


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Perubahan dari tahu kemau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-fakta dan
mendramatisasi masalah. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan bahwa
masalah tersebut bias dicegah dan atau diatasi. Di sini dapat dikemukakan fakta yang
berkaitan dengan para tokoh masyarakat sebagai panutan (misalnya tentang seorang
tokoh agama yang dia sendiri dan keluarganya tak pernah terserang Diare karena
perilaku yang dipraktikkannya).
Bilamana seorang individu atau sebuah keluarga sudah akan berpindah dari mau ke
mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini
kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung. Tetapi yang seringkali
dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pemberdayaan
kelompok/masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat (community
organization) atau pembangunan masyarakat (community development).
Untuk itu, sejumlah individu dan keluarga yang telah mau, dihimpun dalam suatu
kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang
kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah
atau dari dermawan).
Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dengan program kesehatan
yang didukungnya dan program-program sektor lain yang berkaitan. Hal-hal yang akan
diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan dan program lain sebagai
bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu
hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Indikator Kegiatan Promosi kesehatan :

1. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan


Kebijakan yang di buat oleh Kabupaten Pandeglang yakni Keputusan Bupati Pandeglang
Pembentukan tim Audit Maternal Perinatal AMP (Audit Maternal Perinatal) Kabupaten
Pandeglang periode Tahun 2015- 2020.
2. Persentase (%) desa yang memanfaatkan dana desa minimal 10% untuk upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Di Kabupaten Pandeglang belum menggunakan dana desa untuk operasional UKBM, tetapi
pada beberapa desa pembiayaan UKBM bersumber dari swadaya masyarakat.
3. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan
Dunia usaha yang sudah melakukan CSR berada di wilayah kecamatan Cimanggu yaitu
Cibaliung Sumber Daya (CSD)
4. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk
mendukung kesehatan
Organisasi yang bermitra dalam penguatan pelaksanaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) dengan seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang antara
lain MUI dan Al Hidayah. Sedangkan organisasi kemasyarakatan yang berperan serta
dalam pelaksanaan PHBS tetapi belum ada MOU antara lain : Aisyiah, Muslimat NU,Laz
Harfa dll.

Renstra Dinas Kesehatan 104


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan melalui kemitraan serta menggunakan
metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak dijumpai lembaga-lembaga swadaya
masyarakat (LSM) atau organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang kesehatan atau
peduli terhadap kesehatan. LSM/Ormas ini harus digalang kerjasamanya, baik di antara
mereka maupun antara mereka dengan pemerintah, agar upaya pemberdayaan masyarakat
dapat berdayaguna dan berhasil guna.
Kemitraan yang dilakukan Dinas Kesehatan pada tahun 2015 aadalah dengan Fatayat Nu,
Mathlaul Anwar, Aisyah, MUI dan AL Hidayah dengan kegiatan pertemuan koordinasi dari
Ormas tingkat kabupaten dengan tingkat kecamatan / ranting.
Program promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan
apabila:
1. Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas identifikasi
dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan, dikelola dan
dimonitor sendiri oleh masyarakat.
2. Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis pada
tingkat Kecamatan/Puskesmas.
3. Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim lintas
program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.

Program penyuluhan kesehatan masyarakat di lakukan melalui berbagai upaya


yaknipeningkatan upaya Promosi Kesehatan (Promkes) dalam rangka meningkatkan peran
serta masyarakat di bidang kesehatan, Kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Ormas dan Media Massa dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta meningkatkan frekwensi komunikasi informasi edukasi (KIE) oleh petugas Puskesmas.
Selain itu program promsi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat juga melakukan
Penyebarluasan informasi kesehatan yang dilakukan melalui berbagai media promosi
kesehatan yang didistribusikan kepada Puskesmas di seperti penyediaan leaflet, poster-
poster, spanduk, baliho utamanya dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS). Peningkatan upaya promosi kesehatan yang telah dilakukan diantaranya yakni
kegiatan peningkatan peran serta masyarakat melalui pelatihan kader posyandu guna
meningkatkan perkembangan pos kesehatan desa (Poskesdes) dalam rangka pengembangan
desa siaga aktif pada tahun 2014. Dalam Standar pelayanan Minimal (SPM) Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Kabupaten/ Kota ada 3 antara lain :
1. Persentase Satuan Pendidikan Dasar mendapatkan Promosi Kesehatan Capaian Kinerja
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dalam melakukan promosi Kesehatan di Satuan
Pendidikan Dasar adalah persentase satuan pendidikan dasar mendapat promosi
kesehatan minimal satu kali dalam satu tahun di wilayah kerjanya. Seksi Promosi
kesehatan mengalokasi dana tahun 2015 di 36 Puskesmas Kabupaten Pandeglang
untuk kegiatan tersebut yakni promosi PHBS tingkat SD dan SLTP yang pesertanya
terdiri dari guru UKS, TP UKS Kecamatan, Komite Sekolah, Kader Kesehatan Remaja, di
harapkan setelah kegiatan tersebut terjalin hubungan dan komitmen dalam
pelaksanaan program PHBS melalui UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah).

Renstra Dinas Kesehatan 105


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2. Persentase Puskesmas dan Pustu melaksanakan Promosi Kesehatan Capaian Kinerja
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dalam melakukan promosi kesehatan sebanyak
minimal 12 kali dengan masing-masing durasi 60 menit dalam satu tahun kepada
masyarakat yang datang ke Puskesmas dan Pustu. Petugas promkes di beberapa
puskesmas sudah melakukan penyuluhan baik dengan menggunakan media film/
pemutaran video di ruang tunggu pasien ataupun penyuluhan dengan menggunakan
lembar balik contohnya puskesmas Cimanuk rutin mengadakan penyuluhan ke pasien
TB yang rutin berobat sesuai dengan jadwal pelayanan TB.
3. Persentase Puskesmas yang melakukan promosi kesehatan untuk pemberdayaan
Masyarakat di Bidang kesehatan. Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kota
dalam melakukan promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan di nilai dari persentasi puskesmas memberikan promosi kesehatan untuk
pemberdayaan masyarakat minimal 12 kali dalam satu tahun dengan masing- masing
sekurang-kurangnya 120 menit kepada masyarakat. Seksi promkes telah
mengalokasikan dana dan memantau pelaksanaan penguatan desa siaga dengan
pemberdayaan forum desa siaga, memantau perkembangan UKBM baik bersumber
dana BOK maupun APBD, dengan harapan forum desa Siaga akan mandiri dengan di
fasilitasi oleh petugas promkes puskesmas.

Peningkatan upaya promosi kesehatan yang telah dilakukan diantaranya yakni kegiatan
peningkatan peran serta masyarakat melalui pelatihan kader posyandu guna meningkatkan
perkembangan pos kesehatan desa (Poskesdes) dalam rangka pengembangan desa siaga
aktif.
Upaya peningkatan peran serta masyarakat lainnya yang dilakukan adalah melakukan
penguatan Desa Siaga Aktif yang dilakukan sekaligus dalam forum Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) yang melibatkan Seksi Promkes, Petugas promkes Puskesmas, pengurus forum
desa siaga dan tokoh masyarakat setempat, dengan pelaksanaan di 72 desa satu kali dalam
tahun 2015.
Saat ini berdasarkan laporan tingkat perkembangan Desa Siaga Aktif dari 36 Puskesmas
telah dibentuk 339 desa siaga aktif di Kabupaten Pandeglang. Walaupun demikian desa
siaga aktif yang ada masih dalam perkembangan dari pratama, madya dan Purnama. Hal itu
berdasarkan pentahapan desa siaga aktif sebagai berikut :

Renstra Dinas Kesehatan 106


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Penyuluhan kesehatan masyarakat secara intensif juga dilakukan ditingkat puskesmas
melalui berbagi aksi baik dalam rangka pencegahan penyakit menular seperti diare, demam
berdarah, flu burung, campak, tetanus neonatorum maupun penyuluhan penyakit pasca
kejadian luar biasa yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Penyuluhan juga dilakukan
secara periodik oleh petugas baik ditatanan sekolah, tempat-tempat umum maupun pada
kelompok rawan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemauan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Penyuluhan sebagai bagian yang terintegrasi dengan program kesehatan lainnya juga telah
dilaksanakan melalui kegiatan di dalam gedung seperti di ruang pelayanan puskesmas, klinik
sanitasi maupun klinik gizi.
Ditingkat kabupaten, penyuluhan telah dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyuluhan
kelompok langsung kepada warga rawan kesehatan, kampanye kesehatan serta penyuluhan
yang dilakukan melalui media massa baik dengan radio maupun surat kabar. Dari berbagai
intervensi program penyuluhan kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan selama
tahun 2015 baik intervensi kegiatan ditingkat kabupaten maupun Puskesmas didapat hasil
kegiatan sebagai berikut :
1. Penyuluhan PHBS ditatanan Sekolah Tingkat Sekolah Dasar
2. Penyuluhan PHBS ditatanan Sekolah Tingkat SLTP
3. Penguatan desa siaga aktif di 36 Puskesmas dengan 72 Desa
4. Pertemuan Advokasi PHBS dengan lintas sektor
5. Evaluasi PHBS dan Desa siaga di tingkat Kabupaten
6. Penyuluhan PHBS di 5 Pondok pesantren (Munjul, Menes, Pagadungan, Sindang Resmi
dan Labuan)
7. Pengadaan media penyuluhan (leaflet, poster dan spanduk)

Renstra Dinas Kesehatan 107


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
8. Pembuatan spanduk tema Asi Exlusive, dilarang BABS dan Jajanan Anak sekolah yang
aman.
9. Promosi kesehatan melalui Talkshow dan spot di Radio
10. Promosi kesehatan melalui TV
11. Promosi kesehatan/publikasi program kesehatan melalui surat kabar
12. Pelaksanaan Monev Program Promosi Kesehatan
13. Melakukan konsultasi kegiatan program promkes ditingkat provinsi dan pusat

Dengan intervensi kegiatan pada tahun 2015 Adanya peningkatan upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat, salah satunya Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) dengan
jumlah 1.796 Unit/Pos, dengan tingkat perkembangan/strata sebagai berikut :

Grafik Strata Posyandu


Kab. Pandeglang Tahun 2015
79; 4%

346; 19% 441; 25%

930; 52%

Pratama Madya Purnama Mandiri

Capaian Strata Desa Siaga Aktif


Kab. Pandeglang Tahun 2015
7; 2% 0; 0%

43; 13%

289; 85%

Pratama Madya Purnama Mandiri

Renstra Dinas Kesehatan 108


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
B. SEKSI MUTU TENAGA KESEHATAN

Keberhasilan pembangunan di daerah khususnya di kabupaten dan kota sangat di


tentukan oleh Kualitas Sumber Daya Manusia dan peran aktif masyarakat sebagai
pelaku pembangunan tersebut. Dalam rangka Desentralisasi di bidang kesehatan, maka
peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah merupakan prioritas dalam
pelaksanaan pembangunan di daerah. Hal ini perlu dipersiapkan dan secara optimal
dilaksanakan agar seluruh potensi dari sektor-sektor pembangunan dapat memberi
dampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. Berbagai studi menunjukan bahwa
tenaga kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80 % dalam
keberhasilan pembangunan kesehatan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ( RPJP-N ) 2005 – 2025,
dinyatakan bahwa dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas
dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan
daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas
dan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) Indonesia.

Isu Strategis pengembangan tenaga Kesehatan:


1. Pengembangan tenaga kesehatan belum dapat memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan untuk pelayanan/pembangunan kesehatan
2. Regulasi untuk mendukung upaya pengembangan tenaga kesehatan masih
terbatas.
3. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan dan belum
didukung dengan system informasi tenaga kesehatan yang memadai.
4. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan/pendidikan berbagai
jenis tenaga kesehatan, kajian jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan tersebut
belum dilakukan sebagaimana mestinya.
5. Dalam pendayagunaan tenaga kesehatan, pemerataan dan pemanfaatan tenaga
kesehatan yang berkualitas masih kurang utamanya di daerah tertinggal /
terpencil.
6. Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan belum dapat dilaksanakan
sebagaiman yang diharapkan.

Sumber daya manusia kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang


menghimpun berbagai upaya perencanaan serta pendayagunaan tenaga kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan.

Renstra Dinas Kesehatan 109


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Perencanaan SDM Kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM berdasarkan
tempat, keterampilan, perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan upaya kesehatan.
Perencanaan dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan,
baik lokal, nasional, maupun global dan memantapkan keterkaitan dengan unsur lain
dengan maksud untuk menjalankan tugas dan fungsi institusinya yang meliputi : jenis,
jumlah dan kualifikasi.

Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh mutu tenaga kesehatan salah


satu upayanya adalah peningkatan mutu kesehatan yang diimplementasikan melalui:

a. Pengembangan karir dokter/ dokter gigi/ apoteker, tenaga Kesehatan lainnya


b. Pengembangan sistem penilaian kinerja pada unit kerja
c. Peningkatan kompetensi melalui penilaian akreditasi tenaga jabatan fungsional
d. Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan

Begitupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Mutu Tenaga Kesehatan di


tahun 2015 diantaranya, Penilaian tenaga kesehatan teladan dan puskesmas
berprestasi tk. kabupaten terealisasi 100%, dari rencana tingkat capaian target 100%,
terlaksananya penyelenggaraan Akreditasi jabatan fungsional di Puskesmas & RSUD,
pembinaan profesi tenaga kesehatan serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi
tenaga kesehatan sanitarian dan bidan. Kegiatan ini bertujuan agar Tercapainya SDM
Kesehatan yang bermutu, merata juga berkulitas, meningkatkan kompetensi SDM
Kesehatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
Kegiatan ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam rangka
penetapan kebijakan program-program Mutu Tenaga Kesehatan dalam meningkatkan
kinerja di tahun berikutnya terkait kesiapan SDM, mulai dari tingkat desa, Puskesmas
dan Kabupaten. Selain itu, sebagai bahan untuk membuat program-program disertai
dengan terobosan-terobosan baru dalam pengembangan SDM ke depan.

Renstra Dinas Kesehatan 110


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
C. REALISASI ANGGARAN

Target dan Realisasi Pendapatan :

Pada kelompok Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Pelayanan Kesehatan


setelah perubahan ditetapkan anggaran sebesar Rp. 51.686.356.500,-terealisasi sebesar Rp.
49.190.454.600,- atau sekitar 95,17 %. Yang mempengaruhi besar dalam capaian pendapatan
Dinas Kesehatan salah satunya dari Program JKN terutama Kapitasi JKN pada FKTP, namun
demikian dikarenakan masih dalam proses rekon akhir maka data pendapatan JKN Kapitasi pada
FKTP belum bisa di Informasikan.

Uraian lebih lanjut mengenai realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Dinas
Kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2015 dapat dijelaskan dalam tabel-tabel perbandingan
antara anggaran dan realisasi berikut ini :

Pendapatan :
KODE REALISASI
NO. URAIAN TARGET (Rp.) %
REKENING (Rp.)
1 2 3 4 5 6
1 4.1.2.01.01 Retribusi Pelayanan Kesehatan Puskesmas 9.942.507.500
a Retribusi Kunjungan 2.021.156.000 2.239.053.000 110,8
b Pelayanan Dasar 1.842.180.700 761.800.000 41,4
Retribusi Pelayanan Kesehatan Haji Tk
c 52.663.300 41.580.000 79,0
Lanjutan
Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar
d 4.578.650.000 3.168.162.100 69,2
JKN (Non Kapitasi)
Penerimaan JKN Tahun 2014 yang akan
e 1.447.857.500 1.359.438.500 93,9
diterima tahun 2015 (Non Kapitasi)
2 4.1.4.19 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
a Dana Kapitasi JKN Pada FKTP 41.743.849.000 41.620.421.000 99,7
JUMLAH 51.686.356.500 49.190.454.600 95,17

Renstra Dinas Kesehatan 111


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Target dan Realisasi Belanja :

Sesuai dengan Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 megalami
penambahan kegiatan dan program, 16 Program dari 91 bila dibadingkan dengan kegiatan
tahun 2015, adapun secara rinci Realisasi Anggaran Belanja Langsung Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 dapat di uraikan dalam Tabel sebagai berikut :

N0. Uraian Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) Gap (Rp.) %

1 Program Pelayanan Administrasi


2.495.499.700 2.124.965.462 370.534.238 85,15
Perkantoran
2 Program Peningkatan Sarana dan
330.000.000 196.900.000 133.100.000 59,67
Prasarana Aparatur
3 Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan 290.600.000 205.042.800 85.557.200 70,56
keuangan
4 Program Peningkatan Pengembangan
Dokumen Perencanaan Pelaporan dan 45.000.000 41.238.200 3.761.800 91,64
Evaluasi
5 Program Obat dan Perbekalan
9.276.655.300 8.875.280.956 401.374.344 95,67
Kesehatan
6 Program Upaya Kesehatan
65.513.011.401 50.030.312.960 15.482.698.441 76,37
Masyarakat
7 Program Pengawasan Obat dan
140.000.000 133.975.000 6.025.000 95,70
Makanan
8 Program Promosi Kesehatan dan
2.012.838.300 1.033.285.500 979.552.800 51,33
Pemberdayaan masyarakat
9 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1.425.000.000 1.199.249.250 225.750.750 84,16
10 Program Pencegahan dan
1.781.604.000 1.725.180.200 56.423.800 96,83
Penanggulangan Penyakit Menular
11 Program Standarisasi Pelayanan
392.650.000 359.328.350 33.321.650 91,51
Kesehatan
12 Program Kemitraan peningkatan
95.000.000 67.840.000 27.160.000 71,41
pelayanan kesehatan
13 Program pengawasan dan
115.000.000 115.000.000 - 100,00
pengendalian kesehatan makanan
14 Program peningkatan keselamatan
2.501.373.026 1.886.177.435 615.195.591 75,41
ibu melahirkan dan anak
15 Program pengembangan sumber daya
620.000.000 550.666.250 69.333.750 88,82
kesehatan
16 Program Pengadaan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 24.006.647.200 20.005.668.425 4.000.978.775 83,33
Kesehatan

Jumlah 111.040.878.927 88.550.110.788 22.490.768.139 79,75

Renstra Dinas Kesehatan 112


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan

Dalam pencapaian sasaran mikro dan sasaran stratejik yang ditetapkan melalui
pelaksanaan program dan kegiatan, capaiannya didapat masih belum optimal, terlihat pada
penurunan kematian bayi dan neonatal tahun 2007 sejumlah 261 kasus dan tahun 2008 sejumlah
254 kasus, tahun 2009 sejumlah 217 kasus, tahun 2010 sejumlah 187 penurunan kematian bayi
sekitar 37 kasus (14.56%) dari tahun sebelumnya sedangkan tahun 2011 kematian bayi sekitar
225 kasus, tahun 2012 sebanyak 207 kasus dan tahun 2013 sebanyak 358 kasus dan tahun 2014
menurun menjadi 313 Kasus serta Tahun 2015 mengalami penurunan sebanyak 263, dan jumlah
kematian ibu tahun 2007 sekitar 44 kasus sedangkan tahun 2008 sebanyak 45 kasus dan tahun
2009 sebanyak 41 kasus, 2011 sebanyak 49 kasus, tahun 2012 sebanyak 47 kasus dan Tahun 2013
sebanyak 34 kasus serta tahun 2014 sebanyak 47 dan Tahun 2015 sebanyak 48 kasus,
permasalahan ini bukan hanya Sektor Kesehatan yang harus bertanggung jawab tetapi merupakan
tanggungjawab bersama untuk menekan angka kematian Ibu dan Bayi setinggi-tingginya di
Kabupaten Pandeglang.

2.4.1. Identifikasi dan Analisis Kondisi Internal


a. Identifikasi dan Analisis Kekuatan
1. Tersedianya sumber daya manusia kesehatan yang cukup.
2. Adanya struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten.
3. Keberadaan UPT (Labkes, GFK, Puskesmas) Dinas Kesehatan memberi kontribusi dalam
pelayanan kepada masyarakat.
4. Adanya sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari
pemerintah kabupaten (APBD II) maupun APBN.
5. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan.

b. Identifikasi dan Analisis Kelemahan


1. Jenis dan kompetensi tenaga kesehatan yang ada belum sesuai dengan kebutuhan.
2. Alokasi anggaran kesehatan belum memenuhi standar undang-undang no 36 tahun 2009
tentang kesehatan.
3. Sistem Informasi kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan masih belum
optimal.
4. Pelaksanaan PP 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,
pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah daerah.
5. Kabupaten/kota dan SK Menkes 922/Menkes/SK/V/2008 tentang juknis PP 38 Tahun
2007 belum optimal.

Renstra Dinas Kesehatan 113


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2.4.2. Identifikasi dan Analisis Kondisi Eksternal
a. Identifikasi dan Analisis Peluang
1. Adanya peraturan perundang-undangan bidang kesehatan yang salah satunya mengatur
tentang kewajiban pemerintah daerah untuk alokasi anggaran kesehatan sebesar 10% dari
APBD.
2. Adanya Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Adanya komitmen global Sustainable Development Goal’s (SDG’s).
4. Adanya Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.
5. Adanya organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat di bidang kesehatan.
6. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
7. Adanya sumber dana APBD, APBN dan PHLN.
8. Tersedianya sistem upaya kesehatan sampai ke tingkat desa.

b. Identifikasi dan Analisis Ancaman


1. Adanya transisi demografi dan epidemiologi seperti beban ganda penyakit yaitu disatu
pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, dilain pihak semakin
meningkatnya penyakit tidak menular.
2. Masih rendahnya akses pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
3. Masih kurangnya koordinasi lintas sektor terkait.
4. Masih tingginya angka Kesakitan dan Kematian serta Prevalensi Gizi Kurang.

Renstra Dinas Kesehatan 114


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan

A. Gambaran Umum

1. Letak Geografis

Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak pada 6021‘ - 7010’ Lintang Selatan dan
104048’’-106011’ Bujur Timur, memiliki luas 2.747,89 Km2 (274.689,91 ha), atau 29,98% dari luas
Provinsi Banten.

Kota Pandeglang sebagai Ibukota Kabupaten terletak pada jarak 23 km dari Ibu kota
Propinsi Banten (Serang) dan 111 km Ibu kota Negara, Jakarta.

Sejak bulan juli 2007 Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 kecamatan dengan dua
tambahan kecamatan yaitu Kecamatan Majasari dan Kecamatan Sobang. Kecamatan Cikeusik
merupakan kecamatan terluas sekitar 322,76 km2 sedangkan kecamatan Labuan merupakan
kecamatan terkecil dengan luas sekitar 15,66 km2.

Secara umum keadaan morfologi Kabupaten Pandeglang terbagi atas empat kelompok
besar, yaitu :

1. Morfologi Mendatar

2. Morfologi Lembah

3. Morfologi Perbukitan

4. Morfologi Perbukitan Terjal

Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Pandeglang terdiri dari wilayah


administrasi Kecamatan sebanyak 35 Kecamatan, wilayah Desa sebanyak 326 desa dan 13
Kelurahan, dengan batas-batas administrasi :

 Sebelah utara : Kabupaten Serang

 Sebelah selatan : Samudera Indonesia

 Sebelah barat : Selat Sunda

 Sebelah timur : Kabupaten Lebak

Renstra Dinas Kesehatan 115


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Grafik 2.1
Perkembangan Jumlah Kecamatan di Kabupaten
Pandeglang Tahun 2007-2014

35 35 35 35 35
35 35 35

34

33
33 Kecamatan

32
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber Data : BPS Kabupaten Pandeglang

Dari 35 Kecamatan wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Pandeglang, sarana


Puskesmas sebanyak 36 sarana Puskesmas, dengan titik sarana puskesmas sebagai berikut :

C adasari

Bangkonol
Manda lawan gi
Carita Pulosari
Kd. Pagadungan
Sukaratu
Jiput
Kadoma
C im anuk
Labuan M enes C Cikole
Hejo
ipeucang
Banjar

C ikedal Saketi s
Cisata M ekarjaya
Pagelaran

Bojong
PanimbangPatia
Picung
Perdana
Sindangresmi
Sobang
Angsana
Cigeulis
Munjul

Sumur

Cimanggu
C ibaliung
Cikeusik

Cibitung

Sumber Data : Sub. Bag. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan


Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2014

Renstra Dinas Kesehatan 116


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2. Derajat Kesehatan

Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pandeglang yang dapat diukur dari angka
kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi sampai saat ini masih belum dapat di uraikan secara
jelas dan akurat, hal ini di sebabkan karena pendataan kelahiran dan kematian di luar
kewenangan Dinas kesehatan. Kesehatan adalah Hak dari semua individu, karena menurut UU
RI No. 36 Tahun 2009, keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani
(mental), social dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan
sehingga dapat hidup produktif secara social ekonomi. keadaan sehat maupun sakit sangatlah
penting mengingat kita harus dapat menentukan ada atau tidaknya permasalahan/ penyakit
diantara individu dan seberapa banyak. Secara umum keadaan sakit itu dinyatakan sebagai
penyimpangan dari keadaan normal, baik struktural maupun fungsinya atau juga keadaan
dimana tubuh atau organisme/ bagian dari organisme/ populasi yang diteliti tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan patologisnya.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi
Departemen Kesehatan “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan Misi “Membuat
Rakyat Sehat” serta Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pandeglang diperlukan indikator.
indikator tersebut yaitu Indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi :
a. Indikator Derajat Kesehatan (Mortalitas, Mobiditas dan Status Gizi)
b. Indikator Keadaan Lingkungan (Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan)
c. Indikator Pelayanan Kesehatan (Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan
Kontribusi Sektor Terkait) dan kematian di luar kewenangan Dinas kesehatan.
A. Kematian (Mortalitas)
Adapun jumlah kematian Ibu bersalin, jumlah kematian bayi dan kematian neonatal
yang selama ini di kumpulkan melalui pencatatan dan pelaporan puskesmas dan rumah sakit
hanyalah salah satu upaya untuk menilai effisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan bukan
sebagai ukuran Derajat Kesehatan.
 Kasus Kematian Ibu

Adapun jumlah kematian Ibu bersalin, jumlah kematian bayi dan kematian neonatal
yang selama ini di kumpulkan melalui pencatatan dan pelaporan puskesmas dan rumah sakit
hanyalah salah satu upaya untuk menilai effisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan bukan
sebagai ukuran Derajat Kesehatan.
 Kasus Kematian Ibu

Secara umum di Kabupaten Pandeglang belum dapat menghitung angka kematian ibu,
dikarnakan pembaginya tidak mencapai 100.000 Kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian
maternal tahun 2015 sebanyak 48 kasus, hal ini menggambarkan tingkat kesadaran ibu
hamil. Melahirkan dan nifas terhadap pentingnya kesehatan ibu, status gizi, kondisi
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu melahirkan dan
masa nifas belum optimal. Berikut kami sampaikan jumlah kematian maternal pada grafik
dibawah ini :

Renstra Dinas Kesehatan 117


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Jumlah Kematian Maternal
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010-2015
KEMATIAN
60 55 MATERNAL
47 47
38 48
40 35
20
0
2010 2011
2012 2013 2014 2015

Sumber Data : Bidang Kesga

Jumlah Kematian Ibu Maternal


Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2015

Sumber Data : Bidang Kesga

Adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Penyebab Kematian Ibu Maternal


Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2015
NO SEBAB KEMATIAN IBU JUMLAH
1. Perdarahan 13
2. Hipertensi dlm kehamilan 11
3. Infeksi 4
4. Gangguan Sistem Perdarahan 5
5. Lain-lain 15
JUMLAH 48
Sumber Data : Bidang Kesga

 Kasus Kematian Bayi

Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah kasus kematian bayi 29 hari – 12 bulan
secara keseluruhan tercatat sebanyak 64 kasus, kasus kematian bayi yang berusia 0 - 7 hari
tercatat sebanyak 231 kasus dan kematian bayi yang berusia 8 - 28 hari tercatat sebanyak 32
kasus, sehingga totalitas kematian bayi 0 - 29 hari (neonatal) sebanyak 263 kasus dan
keseluruhan kematian bayi dan neonatal di Kabupaten Pandeglang tahun 2015 sebanyak 327
kasus dengan gambaran penyebab sebagai berikut :

Renstra Dinas Kesehatan 118


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian Bayi (29 hari-12 bln)
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2015

NO SEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH


1. Pneumonia 10
2. Diare 6
3. Lain-lain 46
JUMLAH 64
Sumber Data : Bidang Kesga

Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian Neonatal (0 hari - 28 hari)


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2015
NO SEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH
1. TN 6
2. BBLR 80
3. Asfiksia 91
4. Sepsis 5
5. Kelainan Bawaan 16
5. Lain-lain 65
JUMLAH 263
Sumber Data : Bidang Kesga

b. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup Kabupaten Pandeglang pada tahun 2009 relatif meningkat
dari 63,3 tahun (tahun 2008) menjadi 63,5 tahun (tahun 2009), angka ini memberi makna
bahwa setiap bayi di Kabupaten Pandeglang yang lahir pada tahun 2009 mempunyai
harapan hidup selama 63,5 tahun (data AHH tahun 2010 Per Desember belum tersedia “Via
BPS Kab. Pandeglang”) dan 2010 sebesar 63,10 tahun, 2011 sebesar 63,95 tahun serta
2012 sebesar 64,13 tahun. Upaya meningkatkan AHH merupakan hal penting yang perlu
dicermati melalui upaya-upaya peningkatan kegiatan program yang berdampak pada
tingkat kesejahteraan masyarakat seperti penuunan resiko kesakitan, pada keluarga
rentan, trend penyakit degeneratif dan tidak menular, serta peningkatan kesehatan pra
usila yang dapat hidup produktif dan mandiri.
Umur Harapan Hidup (UHH) dipengaruhi oleh masih tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) serta Angka Kematian Bayi (AKB), semakin tinggi jumlah kematian bayi maka
semakin rendah Umur Harapan Hidup.

Renstra Dinas Kesehatan 119


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
c. Kesakitan (Morbiditas)
 10 (Sepuluh) Besar Penyakit

Kasus penyakit yang diamati di Puskesmas menunjukan penyakit pada semua


golongan umur, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Kasus 10 Besar Penyakit Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2013 -2015
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Kasus Jumlah Kasus Jumlah Kasus Jumlah
Infeksi Sal Nafas Atas Akut Infeksi Sal Nafas Atas Infeksi Sal Nafas Atas
151.212 101.702 99.167
Ytt Akut Ytt Akut Ytt
Gastritis & Duodenitis 62.821 Gastritis & Duodenitis 45.365 Gastritis & Duodenitis 53.021
Batuk 51.768 Dermatitis 44.722 Batuk 51.472
Dermatitis 42.943 Diare & Gastroenteritis 41.429 Diare & Gastroenteritis 46.223
Diare & Gastroenteritis 41.905 Batuk 37.611 Dermatitis 40.821
Demam yg sebab tidak Influenza karena virus Demam yg sebab tidak
40.546 30.456 39.126
diketahui Ytt diketahui
Demam yg sebab tdk Influenza karena virus
Influenza karena virus Ytt 30.163 23.210 33.241
diketahui Ytt
Hipertensi Essensial Hipertensi Essensial Hipertensi Essensial
23.922 21.219 23.143
(Primer) (Primer) (Primer)
Gangg lain kulit & Jar
Sakit Kepala 21.457 Sakit Kepala 17.497 20.519
Subkutan Ytt
Gangg lain kulit & Jar Gangg lain kulit & Jar
17.987 16.224 Sakit Kepala 19.215
Subkutan Ytt Subkutan Ytt
Sumber Data : Rekapitulasi SP3

Dari tabel tersebut, menunjukan bahwa penyakit terbanyak yang tercatat di


sarana pelayanan kesehatan yaitu penyakit infeksi saluran nafas atas akut ytt, dimana
hal ini menunjukan bahwa tingkat kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat serta
kesadaran untuk memanfaatkan Sarana Pelayanan Kesehatan secara oftimal masih
belum baik.

B. Analisis SWOT

Analisis lingkungan baik internal maupun eksternal organisasi merupakan hal yang
penting dalam menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan bagi suatu organisasi. Dengan
mengetahui konfisi internal maupun eksternal organisasi dengan memperhatikan kebutuhan
Renstra Dinkes Kab. Pandeglang stakeholders, akan dapat diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang menghadang organisasi. Analisis lingkungan sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam merespon setiap perkembangan zaman.
Lingkungan internal mencakup struktur organisasi, komunikasi antar bagian dalam organisasi,
sumberdaya yang semuanya akan mendukung kelangsungan hidup organisasi. Pemahaman
terhadap lingkungan internal akan memberikan pemahaman kepada organisasi akan kondisi
dan kemampuan organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi situasi dan kondisi di
sekeliling organisasi yang berpengaruh pada kehidupan organisasi.

Renstra Dinas Kesehatan 120


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Salah satu metode yang dipergunakan untuk melakukan analisis lingkungan internal
dan eksternal adalah metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Dengan
metode SWOT ini, identifikasi lingkungan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.

A. Analisis Eksternal

Berbagai kecenderungan pembangunan ini terkait dengan sektor kesehatan. Berbagai


kecenderungan mengkhawatirkan di sector kesehatan antara lain: Ancaman penyakit menular
semakin tinggi, misalnya DBD. Insidensi HIV/AIDS menurun, namun dikhawatirkan masih ada
yang belum terdeteksi; Semakin meningkatnya penyakit tidak menular yang dapat
menyebabkan stroke; Perilaku merokok dan penggunaan narkoba menunjukkan kenaikan;
Kesehatan lingkungan, khususnya pencemaran udara dan air sungai semakin memburuk,
Ancaman kesehatan dari sanitasi makanan yang kurang baik; Kebijakan desentralisasi
kesehatan pelaksanaannya masih belum maksimal;

Namun disamping itu ada kecenderungan yang positif di sektor kesehatan, antara lain:
Semakin meningkatnya perhatian pemerintah terutama untuk masyarakat miskin dan
penanggulangan masalah Milennium Development Goal; Semakin meningkatnya peran
masyarakat dan swasta.

Lembaga-lembaga pelayanan kesehatan swasta semakin berkembang; Semakin


meningkatnya gerakan mutu pelayanan kesehatan, Semakin meningkatnya sarana pelayanan
kesehatan, dan studi banding sektor kesehatan.

Kecenderungan semakin meningkatnya wewenang Dinas Kesehatan dalam sistem


kesehatan. Hal ini ditandai dengan kebijakan desentralisasi yang menetapkan berbagai UU dan
PP seperti PP 38 tahun 2007, dan UU No. 5 tahun 2005 tentang Praktek Kedokteran.

B. Analisis Internal.

Renstra Dinas Kesehatan 121


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Analisis internal menggunakan konsep value chain. Dalam model ini keadaan internal
Dinas Kesehatan dinilai dengan menggunakan fungsi manajemen dan sistem pendukung
manajerial (Lihat Gambar)

Hasil Analisis:

Fungsi manajemen:

Kelemahan: belum mempunyai rencana stratejik untuk perencanaan; Belum mempunyai


indikator untuk pelaksanaan,monitoring, dan evaluasi.

Kekuatan: mempunyai minat dan motivasi kuat untuk meningkatkan perencanaan dalam
rangka menjalankan misi dan visi Dinas Kesehatan.

Sistem Pendukung Manajemen

 Manajemen SDM

Kelemahan : Penyebaran SDM yang kurang merata di berbagai UPTD; Belum ada
sistem penilaian kinerja; Pengkaderan masih lemah; Kurangnya motivasi dan etos
kerja ; Belum optimalnya pelaksanaan rotasi dan mutasi petugas
Kekuatan : Kualitas SDM yang bagus; Adanya komitmen, loyalitas dan integritas yang
tinggi; Adanya koordinasi lintas program
 Sistem Keuangan dalam Pelayanan
Kelemahan : Sistem Keuangan UPT Puskesmas masih menggunakan pola birokrasi,
Tarif Perda UPTD sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang; Sistem Manajemen
Keuangan Dinas Kesehatan belum baik.
 Manajemen Informatika,
Kelemahan : belum mempunyai sistem informasi yang baik; belum adanya Web Site
Dinas Kesehatan, sebagai sarana informasi berbasis Internet On Line.
Kekuatan: adanya motivasi kuat untuk pengembangan SIK.
 Manajemen Surveilans
Kelemahan : Belum optimalnya sistem surveillance, tenaga khusus untuk surveilans
belum ada; masih terpisah-pisahnya surveilans yang berasal dari pemerintah pusat;
belum dipergunakannya data surveilans untuk pengambilan keputusan segera dan
terencana.
 Sarana dan Prasarana
Kekuatan : Adanya UPT Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Laboratorium Daerah, Gudang Farmasi, RSUD, Poskesdes, Poskestren, Posyandu. dll ;.
 Struktur Organisasi:
Kekuatan : Adanya Peraturan Daerah tentang struktur organisasi dan tata kerja dinas;
Adanya peraturan Bupati tentang rincian tugas dan fungsi
Kelemahan : perlu adanya analisa SDM yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
yang akan menduduki struktur baru Dinas yang sesuai dengan PP No. 38/2007, PP No.
41/2007 dan Kepmenkes No. 267/2008

Renstra Dinas Kesehatan 122


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
 Hukum dan Regulasi
Kekuatan : Memiliki pengalaman dalam menyusun peraturan-peraturan daerah
Bidang Kesehatan.
Kelemahan : Belum mempunyai tenaga yang ahli dalam merencanakan peraturan dan
regulasi daerah tentang kesehatan.

a. Penentuan Isue-isue Strategis

Berdasarkan hasil analisis eksternal dan internal diatas maka isue-isue Strategis yang
dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
2. Dinas Kesehatan sebagai lembaga regulator
3. Dinas Kesehatan berfungsi dalam hal pembiayaan kesehatan
4. Dinas Kesehatan menjadi lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi
standar mutu.
5. Dinas Kesehatan leading unit penyelenggaraan pembangunan sector kesehatan.

Terdapat 2 (dua) strategi : Pertumbuhan dalam Misi Dinas Kesehatan dan Strategi dalam
fungsi pendukung manajemen.

1. Strategi Pertumbuhan Fungsi Dinas Kesehatan.

Perkembangan kebijakan kesehatan nasional mendorong sebuah perubahan. Dinas


Kesehatan yang secara tradisi merupakan fungsi pelayanan berubah menjadi Dinas Kesehatan
yang dituntut untuk lebih berfungsi sebagai Regulator. Fungsi ini tetap tidak meninggalkan
peran sebagai pemberi pelayanan kesehatan, khususnya di Puskesmas dan pelayanan preventif
dan promotif.

 Pertumbuhan dalam Fungsi Regulasi :

Dalam konteks Prolegda perlu disiapkan berbagai Peraturan Daerah, SK Bupati


untuk usaha peningkatan status kesehatan masyarakat dan pengurangan risiko. Berbagai
Peraturan Daerah dan SK Bupati yang perlu disusun antara lain :
1. Regulasi dalam hal perijinan sarana dan Tenaga kesehatan
2. Regulasi dalam peningkatan mutu pelayanan: Perijinan tenaga dan fasilitas kesehatan
yang terkait dengan mutu.
3. Regulasi dalam pendanaan: Peraturan daerah dalam pendanaan kesehatan.
4. Regulasi dalam perubahan perda retribusi kesehatan.

 Pertumbuhan dalam Pelayanan

1. Berbagai kegiatan perlu dilakukan untuk menjamin pelayanan sesuai SPM.

Renstra Dinas Kesehatan 123


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
2. Strategi Fungsional (Pendukung)

 Manajemen SDM
- Memperbaiki sistem manajemen SDM, mulai dari proses sampai dengan pensiun
termasuk menyusun pola karier, penilaian kinerja dan pengembangan tenaga.
- Mengembangkan tenaga-tenaga fungsional.
- Melakukan pelatihan-pelatihan : Memperkuat kemampuan komunikasi staf Dinas
Kesehatan.

 Sistem Keuangan dalam Pelayanan:


- Memperbaiki sistem manajemen keuangan Dinas Kesehatan

 Manajemen Informatika
- Menyusun sistem informasi kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Dinas
Kesehatan.
- Mengembangkan LAN untuk infrastruktur sistem informasi di Kantor Dinas
Kesehatan
- Melatih staf Dinas Kesehatan untuk informasi kesehatan.

 Manajemen Surveilans
- Menyusun Sistem Surveilans di Dinas Kesehatan
- Menyusun Sistem Surveilans yang berhubungan dengan Respon

 Budaya Organisasi
- Memperkuat Budaya bekerja

 Hukum dan Regulasi


- Mengembangkan kemampuan merencanakan Program Legislatif Daerah dari
sektor kesehatan
- Mengembangkan kemampuan melakukan legal-drafting.

Renstra Dinas Kesehatan 124


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Periode Tahun 2016-2021

Visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih menggambarkan arah pembangunan
atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5
(lima) tahun sesuai misi yang diemban. Visi Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021, yaitu :
Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah, kondisi,
permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis maka Visi
Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021, yaitu :

Visi :

“Terwujudnya Pandeglang Berkah melalui transformasi harmoni agrobisnis maritimbisnis


dan wisatabisnis menuju rumah sehat dan keluarga sejahtera 2020”

Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Terwujudnya Pandeglang Berkah :


Merupakan wujud kebaikan yang bertambah dan berkesinambungan bagi segenap masyarakat
kabupaten pandeglang sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan. Disamping itu juga, kata
BERKAH merupakan Motto yang berarti bahwa Kabupaten Pandeglang : Bersih, Elok, Ramah,
Kuat, Aman dan Hidup, disingkat BERKAH.
(2) Transformasi Harmoni :
Merupakan perubahan yang selaras, serasi dan seimbang pada sistem tata kelola
pemerintahan dan tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik dengan jalinan
kebersamaan dan kedamaian.

(3) Menuju Rumah Sehat :


Yaitu menuju kondisi daerah Kabupaten Pandeglang yang kondusif, masyarakatnya terpenuhi
kebutuhan sandang, pangan, papan, akses informasi, sanitasi, fasilitas kesehatan dan fasilitas
pendidikan secara baik.
(4) Menuju Keluarga Sejahtera :
Yaitu menuju suatu keadaan dimana telah berkurangnya jumlah masyarakat miskin,
meningkatnya kesempatan kerja, pandapatan dan daya beli masyarakat, serta terpenuhinya
sarana dan prasarana yang mendukung perekonomian masyarakat Kabupaten Pandeglang
yang maju dan mandiri.

Renstra Dinas Kesehatan 125


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Misi :

Visi tersebut akan diwujudkan dengan melaksanakan misi sebagai berikut :


1) Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat, sebagai fandasi lahirnya masyarakat Pandeglang
yang agamis, sehat, cerdas, bahagia dan peduli sesama;
2) Mambangun Konektivitas Wilayah, dengan menjadikan pergerakan masyarakat yang
dinamis guna mendorong aktivitas erekonomian yang berwawasan lingkungan;
3) Meningkatkan Nilai Tambah Sektor Pertanian, dengan meningkatkan nilai tambah sektor
pertanian, melalui perubahan produksi bahan mentah pertanian bergerak menuju industri
pertanian dalam kerangka agrobisnis;
4) Meningkatkan Nilai Tambah Sektor Maritim, dengan memperbaiki pengelolaan tradisional
menuju pengelolaan lebih modern melalui pendekatan industri dan bisnis;
5) Modernisasi Pengelolaan Potensi Wisata, dengan meningkatkan kualitas destinasi wisata,
seni dan budaya, penguatan sumber daya manusia serta manajemen pengelolaan objek
wisata;
6) Meningkatkan Tata Kelolaan Pemerintahan dan Memperkuat Sistem Inovasi Daerah,
dengan menerapkan birokrasi yang bersih dan melayani berbasis sistem data dan
informasi, serta meningkatkan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi;

Renstra Dinas Kesehatan 126


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan


A. Visi Dinas Kesehatan

Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kabupaten Pandeglang,


Dinas Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai
tumpuan dan harapan masyarakat Kabupaten Pandeglang untuk mengatasi masalah kesehatan
yang timbul akibat perubahan pola hidup masyarakat Masalah kesehatan yang disadari antara
lain masalah lingkungan pemukiman, penanggulangan penyakit menular, gizi, kesehatan Ibu
dan Anak maupun prilaku masyarakat

“ Terwujudnya Pandeglang Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Yang Profesional dan


Berkualitas”.

Penjelasan dari Visi Dinas Kesehatan :


Visi Dinas Kesehatan 2016 – 2021 ini mengacu pada Visi Kabupaten Pandeglang 2016
– 2021 yaitu Terwujudnya Pandeglang Berkah melalui transformasi harmoni agrobisnis
maritimbisnis dan wisatabisnis menuju rumah sehat dan keluarga sejahtera 2020, Visi
Dinas Kesehatan ini masuk pada Misi Kabupaten ke pertama dan ke enam yaitu Memenuhi
Kebutuhan Dasar Masyarakat dan Meningkatkan Tata Kelolaan Pemerintahan dan Memperkuat
Sistem Inovasi Daerah.
.Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang beserta jajarannya harus mampu
menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat Kabupaten
Pandeglang secara prima, pelayanan kesehatan harus dapat dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat kabupaten Pandeglang terutama untuk masyarakat miskin yang sangat rentan
kesehatannya.
Masyarakat sehat mandiri berarti pelayanan kesehatan bersifat dari, untuk dan oleh
masyarakat itu sendiri, yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang haruslah
merupakan pelayanan profesional dan berkualitas yang berarti harus bermutu, efisien, cepat
transparan, mudah diakses, murah, ramah dan berkepastian hukum. Pelayanan profesional dan
berkualitas dilaksanakan untuk semua jenis pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan masyarakat dan kegawat daruratan kesehatan
dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan harus berpihak kepada masyarakat
kabupaten Pandeglang. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi setiap
rakyat kabupaten Pandeglang adalah salah satu hak azasi manusia tanpa perbedaan.

Renstra Dinas Kesehatan 127


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
B. Misi Dinas Kesehatan

Misi Dinas Kesehatan disusun berdasarkan mandat yang diemban Dinas Kesehatan
dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan dari Pemerintah pusat melalui PP No. 38 tahun
2007. Pernyataan misi tersebut adalah:

1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat,


Pemahaman, Dan Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat;
2. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Pelayanan
Kesehatan yang Paripurna, Bermutu dan Berkeadilan;
3. Mengendalikan Penyakit Menular dan Tidak Menular yang berpotensi menjadi Masalah
Kesehatan;
4. Menjamin Kualitas Ketersediaan dan Pemerataan Sumberdaya Kesehatan dan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan;
5. Mengembangkan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.

C. Indikator Tercapainya Visi dan Terlaksananya Misi (termasuk SPM)

1. Indikator efektifitas Fungsi Pelayanan

 Perluasan Akses Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat Kabupaten


Pandeglang.

- Akses untuk Gawat Darurat


- Akses untuk Rujukan

 Peningkatan status kesehatan masyarakat

- Penekanan Angka Kematian Ibu


- Penekanan Angka Kematian Balita
- Penekanan Angka kematian

2. Indikator Fungsi Pengawasan

 Peningkatan % jumlah pengawasan, pembinaan, dan pengendalian terhadap tenaga


kesehatan.

 Peningkatan % jumlah pengawasan, pembinaan, dan pengendalian terhadap sarana


pelayanan kesehatan dan batra (pengobatan tradisional).

 Peningkatan % jumlah pengawasan, pembinaan, dan pengendalian untuk sanitasi


makanan dan tempat-tempat umum serta sanitasi dasar.

Renstra Dinas Kesehatan 128


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
3. Indikator Fungsi Pembiayaan

 Peningkatan sumber dana masyarakat untuk pelayanan kesehatan


 Peningkatan peran swasta/dunia usaha dalam pembiayaan kesehatan
 Peningkatan anggaran sektor kesehatan dari APBD untuk pelayanan promotif,
preventif dan kuratif.
 Peningkatan anggaran dari APBD untuk menjamin kesehatan bagi masyarakat
miskin.
 Serta sektor terkait.

Tabel 4.1 (Terlampir)

4.2 Tujuan dan Sasaran


A. Tujuan

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, maka
tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-
guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya.
Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan kesepakatan
Sustainable Development Goals (SDGs) bahwa Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai sasaran sampai tahun 2019, namun sesuai dengan periode pemerintahan terpilih
sampai dengan 2016 – 2020, maka tujuan pembangunan kesehatan ditetapkan sampai tahun
2021, yaitu : “ Meningkatkan status kesehatan masyarakat”.

B. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan yaitu berupa result
(hasil) yang ingin dicapai dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan.
Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan program dan
kegiatan, sehingga harus bersifat SMART yaitu :
S = Specific : sasaran seharusnya jelas tentang apa, dimana, kapan, dan bagaimana
situasi yang diharapkan.
M = Measurable : sasaran seharusnya dapat diukur dan dinilai.
A = Achievable : sasaran seharusnya bisa dicapai (berdasarkan pengetahuan tentang
sumber daya dan kapasitas yang dimiliki).
R = Result : sasaran seharusnya berorientasi hasil.
T = Time-bound : sasaran seharusnya dapat dicapai pada periode waktu tertentu.

Renstra Dinas Kesehatan 129


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Sasaran umum pembangunan kesehatan Kabupaten Pandeglang sejalan dengan
sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016– 2020.

4.3 Strategi Dan Kebijakan

Strategi dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Dinas Kesehatan kabupaten
Pandeglang.

Berdasarkan hasil analisis eksternal dan internal maka isue-isue Strategis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut :

Strategi
1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan, ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang
berkualitas
2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat
3. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit dan Meningkatkan pengendalian
dan penyehatan lingkungan
4. Meningkatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi kesehatan
5 .Meningkatkan manajemen pelayanan publik
6. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan
7. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas
8. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
9. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas farmasi dan alat
kesehatan
10. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
11. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu sumber daya manusia kesehatan
12. Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan kesehatan bidang kesehatan

4.4 Arah Kebijakan

Diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama
pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaian SDG’s, dengan sasaran
pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
antara lain ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi
dan kematian ibu melahirkan, dengan di dukung kebijakan yang disepakati dilingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pandeglang yaitu :

1. Mengoftimalkan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan melalui pendidikan formal dan


pel;atihan teknis bagi tenaga kesehatan serta mengupayakan pelayanan kesehatan yang
tejangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Mengembangkan Sistim Informasi bagi para pengambil kebijakan termasuk tokoh
masyarakat, tokoh agama, kelompok potensial dan Lembaga – lembaga sosial
kemasyarakatan.
3. Memantapkan upaya – upaya pemberdayaan kesehatan keluarga dan perbaikan gizi
masyarakat

Renstra Dinas Kesehatan 130


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
4. Mengembangkan Sistem Pengamatan, pencegahan dan penurunan angka kematian serta
pemberantasan penyakit dan mengupayakan setiap pembangunan agar berorientasi pada
peningkatan kwalitas lingkungan.
5. Memantapkan fungsi dan peran puskesmas sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Tabel 4.2 (Terlampir)

Renstra Dinas Kesehatan 131


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Program dan Kegiatan

Program dan Kegiatan

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


Operasional UPT gudang farmasi Pandeglang
Operasional UPT Laboratorium Kesehatan Daerah
DAK Bidang Pelayanan Kefarmasian
Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/masyarakat di Bidang Obat dan Makanan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
revitalisasi sistem kesehatan
Peningkatan kesehatan masyarakat
penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
Pengawasan kualitas air dan lingkungan
Penerapan Community Led Total Sanitation (CLTS)
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Non Kapitasi
Operasional Penunjang JKN
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cadasari
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pagadungan
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Bangkonol
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cikole
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Majasari
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Kaduhejo
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Banjar
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cimanuk
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cipeucang
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Mandalawangi
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pulosari
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Jiput
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Saketi
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cikedal
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cisata
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Menes
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pagelaran
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Labuan
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Carita
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Bojong
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Picung

Renstra Dinas Kesehatan 132


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Program dan Kegiatan
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Munjul
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Angsana
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cikeusik
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Sindangresmi
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Patia
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Panimbang
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Sobang
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cigeulis
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cibaliung
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cimanggu
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cibitung
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Sumur
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Perdana
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Mekarjaya
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pandeglang
Layanan Pemeliharaan Kesehatan
Pembinaan sarana pelayanan kesehatan dasar swasta
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga
Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik)
Akreditasi Puskesmas (APBD II)
Akreditasi Puskesmas (DAK Non Fisik)
Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik)
Kabupaten Sehat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Pemberian tambahan makanan dan vitamin
Penanggulangan kurang energi protein(KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
Perbaikan Gizi Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Akibat Gizi Buruk/Busung Lapar
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
Peningkatan surveillance epideminologi dan penaggulangan wabah
Operasionalisasi tim epidemologi
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit tidak Menular

Renstra Dinas Kesehatan 133


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Program dan Kegiatan
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
Pengadaan sarana prasarana PKM DAK Bidang Kesehatan
Pengadaan,peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya
Pengadaan sarana dan prasarana MCK
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Bimbingan Teknis Manajemen KIA
Kemitraan Bidan, Paraji dan Kader
Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak
Program pengembangan sumber daya kesehatan
Kajian analisis kebutuhan sumber daya dan pencapaian indikator kesehatan
Pendidikan formal dan pelatihan teknis bagi tenaga kesehatan
Program Layanan Penduduk Miskin

Jaminan Kesehatan Daerah

Renstra Dinas Kesehatan 134


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kolompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

T e r l a m p i r

Renstra Dinas Kesehatan 135


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
BAB VI
PENUTUP

Guna mengoptimalkan kinerja Dinas Kesehatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan agar lebih efektif dan efisien, Rencana Strategis lima tahunan ini
merupakan acuan bagi seluruh pengelola program yang berada di jajaran kesehatan serta bahan
pertimbangan bagi seluruh stakeholders terkait dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten
Pandeglang.

Keberhasilan dalam pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang


sangat tergantung pada sikap mental berupa niat, tekad semangat, ketaatan, dan disiplin serta
komitmen bersama dari Pemerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat.

Oleh karena itu seluruh pengelola program dan penanggungjawab pembangunan


kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang perlu bersungguh-sungguh
melaksanakan program dan berbagai kegiatan pembangunan sebagaimana yang tertuang di dalam
Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2016-2021, agar mampu
memberikan kontribusi pembangunan yang berdaya guna dan tepat guna, sehingga pembangunan
kesehatan dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh lapisan masyarakat dalam
mewujudkan “ Terwujudnya Pandeglang Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Yang Profesional
dan Berkualitas”.
Setiap program wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, akuntabel
dan partisipatif dalam melaksanakan program dan kegiatannya sesuai dengan kebijakan yang telah
di tetapkan untuk pencapaian tujuan, sasaran pada program serta kegiatan pembangunan
kesehatan Kabupaten Pandeglang selama tahun 2016 -2021.

Pelaksanaan semua kegiatan, baik dalam kerangka anggaran maupun kerangka regulasi,
mensyaratkan pentingnya keterpaduaan dan sinkronisasi antar program dan kegiatan, baik
diantara kegiatan dalam satu program maupun kegiatan dengan bidang lainnya.

Dengan tersusunnya Rencana Strategi 2016-2021 ini diharapkan dapat di jadikan


pedoman dan dasar evaluasi serta laporan pelaksanaan atas kinerja lima tahunan dan tahunan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang serta sebagai dasar untuk mencari upaya -upaya terobasan
dalam mempercepat pencapaian “Terwujudnya Pandeglang Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan
Yang Profesional dan Berkualitas”.

Tentunya Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2016-2021


masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam penulisan maupun dalam penentuan strategi
maupun kebijakannya. Atas dasar itu, berbagai masukan yang bersifat koreksi sangat dibutuhkan
untuk lebih menyempurnakan dokumen Renstra ini.

Renstra Dinas Kesehatan 136


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Lampiran
Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Pandeglang
2016 - 2021

Renstra Dinas Kesehatan


Kabupaten Pandeglang
Tahun 2016 - 2021
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan

TARGET KINERJA SASARAN


NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Meningkatkan status kesehatan Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per
masyarakat kualitas dan 100.000 kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi
per 100.000 306 306 304 301 298 296
aksesibilitas 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
kesehatan bagi b. Menurunnya angka kematian bayi dari 32
seluruh masyarakat per 1.000 28 24 24 24 23 23
menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
c. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas
kesehatan
% 75 78 80 83 85 85
d. Menurunnya persentase ibu hamil kurang
% 20 19,5 19 18,5 18,2 18,2
energi kronik
d. Meningkatnya persentase puskesmas yang
memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan % 70 75 80 100 100 100
Sehat (PHBS)
e. Persentase desa/kelurahan yang memenuhi
% 20 25 30 35 40 40
kualitas kesehatan lingkungan
f. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah
% 20 25 30 35 40 40
Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu
g. Puskesmas yang mampu melaksanakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan % 60 70 80 90 100 100
kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah
h. Menurunnya prevalensi merokok pada usia ≤
% 9,4 8,4 7,4 6,4 5,4 5,4
18 tahun
i. Jumlah Puskesmas yang terakreditasi Pkm 2 20 30 36 36 36
k. Persentase ketersediaan obat dan vaksin
% 80 83 85 87 90 90
di Puskesmas
l. Persentase Puskesmas yang memiliki SOP
Pegelolaan Obat dan Gudang Obat yang % 60 65 70 75 83 100
memenuhi syarat
m. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki
5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 36 Pkm 15 20 30 36 36 36
Puskesmas.
n. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan
Orang 30 40 45 50 60 60
kompetensinya
o. Meningkatnya persentase Puskesmas
yang mendapat predikat baik dalam % 60 65 70 75 80 80
pelaksanaan SPM
p. Jumlah UPT Dinas Kesehatan yang
memiliki rencana tahunan dan anggaran
Pkm 10 25 36 36 36 36
kesehatan terintegrasi dari berbagai
sumber
TARGET KINERJA SASARAN
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
q. Jumlah monitoring evaluasi terpadu Frek/Th 2 4 4 4 4 4
r. Meningkatnya persentase Puskesmas yang
melaporkan data kesehatan prioritas secara
% 65 70 75 80 90 100
lengkap dan tepat waktu

s. Persentase tersedianya jaringan


komunikasi data yang diperuntukkan untuk % 20 30 40 50 60 70
akses pelayanan SIKDA
t. Persentase kepesertaan masyarakat dalam
% 63 71 80 89 100 100
Jaminan Kesehatan
u. Ibu Hamil mendapatkan pelayanan
% 100 100 100 100 100 100
antenatal
v. Ibu bersalin mendapatkan pelayanan
% 100 100 100 100 100 100
Persalinan
w. Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
% 100 100 100 100 100 100
kesehatan
x. Balita mendapatkan pelayanan Kesehatan % 100 100 100 100 100 100

z. Anak pada usia pendidikan dasar


% 100 100 100 100 100 100
mendapatkan sekrining Kesehatan
aa. WNI usia 15 s.d 59 Th mendapat skrining
% 100 100 100 100 100 100
Kesehatan
ab. WNI usia 60 Th keatas mendapat skrining
% 100 100 100 100 100 100
Kesehatan
ac. Penderita hipertensi mendapat pelayanan
% 100 100 100 100 100 100
kesehatan
ad. Penderita Diabetes mendapat pelayanan
% 100 100 100 100 100 100
kesehatan
ae. Penderita gangguan jiwa mendapatkan
% 100 100 100 100 100 100
pelayanan kesehatan
af. Penderita TB mendapatkan pelayanan
% 100 100 100 100 100 100
kesehatan
ag. Penderita HIV ( Ibu hami, Psn TB Psn
IMS, pengguna Nafza) mendapat % 100 100 100 100 100 100
pemeriksaan HIV
Tabel 4.2
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

VISI : Terwujudnya Pandeglang Sehat Melalui Pelayanan Kesehatan Yang Profesional dan Berkualitas
MISI :
1. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat, Pemahaman, Dan Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat;
2. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dengan Menjamin Tersedianya Upaya Pelayanan Kesehatan yang Paripurna, Bermutu dan Berkeadilan.
3. Mengendalikan Penyakit Menular dan Tidak Menular yang berpotensi menjadi Masalah Kesehatan.
4. Menjamin Kualitas Ketersediaan dan Pemerataan Sumberdaya Kesehatan dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan.
5. Mengembangkan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan derajat kesehatan Meningkatnya kualitas 1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan, ibu, anak, 1. Peningkatan aksesibilitas dan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat melalui penurunan dan aksesibilitas remaja, dan lanjut usia yang berkualitas masyarakat.
Angka Kematian Ibu, Angka kesehatan bagi seluruh 2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat 2. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap srata
Kematian Bayi, Angka kesakitan masyarakat pelayanan dan fasilitas kesehatan dasar.
terutama penyakit penyakit yang 3. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit
3. Peningkatan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan
sering menimbulkan kejadian yang dan Meningkatkan pengendalian dan penyehatan lingkungan
tenaga kesehatan.
bersifat luar biasa serta
4. Meningkatkan manajemen, penelitian pengembangan dan 4. Peningkatan kualitas lingkungan sehat dan peningkatan
menurunkan jumlah balita di
sistem informasi kesehatan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong
bawah garis merah dan
pemberdayaan masyarakat.
peningkatan kesehatan lingkungan 5 .Meningkatkan manajemen pelayanan publik
sesuai standar kesehatan 5. Meningkatkan sarana dan prasarana serta
6.Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan pengembangan manajemen dan regulasi bidang kesehatan.
kesehatan
7. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang 6. Meningkatkan pola hidup sehat masyarakat dan
berkualitas memilihara mutu institusi pelayanan kesehatan pemerintah
8. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang melalui paradigma kesehatan dan pencegahan,
berkualitas Penyembuhan dan rehabilitasi.
9. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan
dan kualitas farmasi dan alat kesehatan
10. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
11. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu sumber
daya manusia kesehatan
12. Memantapkan pelaksanaan sistem jaminan kesehatan
bidang kesehatan
Tabel 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD
Kabupaten Pandeglang

Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari Meningkatnya pelayanan masalah kesehatan dan Dinas
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP 1.02.01.015. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan % 14,6 16,66 8.460 33,33 8.883 50,00 9.327 66,66 9.793 83,33 10.283 100 10.797 100 11.337
penyediaan obat perbekalan kesehatan Kesehatan
melalui penurunan aksesibilitas 2010), 346 menjadi 306 per 100.000
Terlaksananya kegiatan pengelolaan obat di UPT.Gudang
Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi kelahiran hidup (SDKI 2012). 1.02.01.015.008. Operasional UPT gudang farmasi Pandeglang
Farmasi
Bln 12 Bln 12 Bln 263 12 Bln 276 12 Bln 289 12 Bln 304 12 Bln 319 12 Bln 335 12 Bln 352
Angka Kematian Bayi, seluruh Terlaksananya kegiatan pelayanan Upt.laboratorium
1.02.01.015.020. Operasional UPT Laboratorium Kesehatan Daerah Bln 12 Bln 12 Bln 553 12 Bln 581 12 Bln 610 12 Bln 641 12 Bln 673 12 Bln 706 12 Bln 742
Angka kesakitan masyarakat kesehatan daerah
terutama penyakit 1.02.01.015.025. DAK Bidang Pelayanan Kefarmasian
pengadaan obat generik, Perbekalan Kesehatan, Reagen,
Bln 12 Bln 12 Bln 16.800 12 Bln 17.640 12 Bln 18.522 12 Bln 19.448 12 Bln 20.421 12 Bln 21.442 12 Bln 22.514
Obat Essensial, Obat Gigi
penyakit yang sering
b. Menurunnya angka kematian bayi dari pengadaan obat generik, Perbekalan Kesehatan, Reagen,
7.560 7.938 8.335 8.752 9.189 9.649 10.131
menimbulkan 1.02.01.015.026. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan item 3 item 3 item 3 item 3 item 3 item 3 item 3 item 3 item
32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup. Obat Essensial, Obat Gigi
kejadian yang bersifat Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/masyarakat Terlaksananya Penatalaksanaan Manajemen
luar biasa serta 1.02.01.015.031.
di Bidang Obat dan Makanan Kefarmasian bagi Petugas Pengelola Obat di Puskesmas
PKM 36 PKM 36 PKM 84 36 PKM 88 36 PKM 93 36 PKM 97 36 PKM 102 36 PKM 107 36 PKM 113
menurunkan jumlah
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, Dinas
balita di bawah garis 1.02.01.016. Program Upaya Kesehatan Masyarakat melalui peningkatan kualitas lingkungn sesuai % 14,6 16,6 66.485 33,33 69.809 50,00 73.300 66,66 76.965 83,33 80.813 100 84.854 100 89.096
merah dan standar kesehatan Kesehatan
peningkatan c. Meningkatnya persentase persalinan di Terlaksananya kegiatan persiapan Puskesmas PPK
5 5 5 5 5 5
kesehatan lingkungan fasilitas kesehatan 1.02.01.016.006. revitalisasi sistem kesehatan
BLUD
PKM 5 Puskesmas Puskesma 998 Puskesma 1.047 Puskesma 1.100 Puskesma 1.155 Puskesma 1.212 Puskesma 1.273 5 Puskesmas 1.337
s s s s s s
sesuai standar
kesehatan Terlaksananya optimalisasi kesehatan kerja di pos ukk,
optimalisasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
1.02.01.016.009. Peningkatan kesehatan masyarakat
optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa, optimalisasi
UKK 14 ukk 14 ukk 945 14 ukk 992 14 ukk 1.042 14 ukk 1.094 14 ukk 1.149 14 ukk 1.206 14 ukk 1.266
kesehatan olahraga, dan peningkatan keseh

d. Menurunnya persentase ibu hamil 1.02.01.016.013. penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas PKM 36 PKM 36 PKM 7.875 36 PKM 8.269 36 PKM 8.682 36 PKM 9.116 36 PKM 9.572 36 PKM 10.051 36 PKM 10.553
kurang energi kronik
- belanja jasa pelayanan medis (berdasarkan perda 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36
Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
retribusi kesehatan) PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM

d. Meningkatnya persentase puskesmas 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36
yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup - belanja cetak dan fotocopy Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM
Bersih dan Sehat (PHBS)
e. Persentase desa/kelurahan yang - belanja bahan makanan pasien Bln/ PKM 12 bln/9 PKM
12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9
12 bln/9 PKM
memenuhi kualitas kesehatan lingkungan PKM PKM PKM PKM PKM PKM
12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9 12 bln/9
- belanja loundry puskesmas perawatan Bln/ PKM 12 bln/9 PKM 12 bln/9 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM

12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36


- belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM

f. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu - belanja jasa rekening telepon PKM Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM

12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36


- belanja jasa rekening listrik PKM Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM

12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36


- belanja jasa rekening air PKM Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM

g. Puskesmas yang mampu melaksanakan 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36
kesiapsiagaan dalam penanggulangan - belanja jasa surat kabar dan iklan PKM Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM
kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah - belanja photocopy dan cetak PKM Bln/ PKM 12 bln/36 PKM
12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36 12 bln/36
PKM PKM PKM PKM PKM PKM PKM

h. Menurunnya prevalensi merokok pada Terlaksananya Insfeksi Sanitasi Jamban,SPAL, TPS


pada usia ≤ 18 tahun 1.02.01.016.016. Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
Sekolah, Kantor, TTU, dan Penanganan Limbah Medis
PKM 36 PKM 36 PKM 368 36 PKM 386 36 PKM 405 36 PKM 425 36 PKM 447 36 PKM 469 36 PKM 492

Terlaksananya inspeksi sanitasi sarana air bersih dan


1.02.01.016.017. Pengawasan kualitas air dan lingkungan
depot air minum
DAM 50 DAM 50 DAM 184 50 DAM 193 50 DAM 203 50 DAM 213 50 DAM 223 50 DAM 235 50 DAM 246
i. Jumlah kecamatan yang memiliki
minimal 1 Puskesmas yang 1.02.01.016.020. Penerapan Community Led Total Sanitation (CLTS)
Terpaparnya program CLTS ke semua wilayah petugas
sanitasi kabupaten dan petugas sanitasi puskesmas
Kader 144 kader 144 kader 473 144 kader 496 144 kader 521 144 kader 547 144 kader 574 144 kader 603 144 kader 633
terakreditasi

j. Jumlah kab/kota yang memiliki 1.02.01.016.023. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Non Kapitasi Terlayaninya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN PKM 36 Puskesmas
36 Puske
smas
4.935
36 Puske
smas
5.182
36 Puske
smas
5.441
36 Puske
smas
5.713
36 Puske
smas
5.999
36 Puske
smas
6.298
36 Puskesma
s
6.613
minimal 1 RSUD yang terakreditasi.
k. Persentase ketersediaan obat dan Terlayaninya pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan 36 Puske 36 Puske 36 Puske 36 Puske 36 Puske 36 Puske 36 Puskesma
1.02.01.016.027. Operasional Penunjang JKN PKM 36 Puskesmas 4.725 4.961 5.209 5.470 5.743 6.030 6.332
vaksin di Puskesmas kesehatan nasional smas smas smas smas smas smas s

l. Persentase Puskesmas yang Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,


19.851 19.851 19.851 19.851 19.851 19.851 19.851
1.02.01.016.028. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cadasari Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 19.851  Peserta 1.429 1.501 1.576 1.654 1.737 1.824 1.915
memiliki SOP Pegelolaan Obat dan pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

Gudang Obat yang memenuhi syarat


Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran
m. Jumlah Puskesmas yang hidup (SP
minimal Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
14.157 14.157 14.157 14.157 14.157 14.157 14.157
melalui penurunan aksesibilitas 2010), 3465menjadi
memiliki 306 per
jenis tenaga 100.000
kesehatan
1.02.01.016.029. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pagadungan Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 14.157  Peserta
 Peserta
849  Peserta
892  Peserta
937  Peserta
983  Peserta
1.033  Peserta
1.084  Peserta
1.138
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi sebanyak
kelahiran hidup
5.600(SDKI 2012).
Puskesmas.
Angka Kematian Bayi, seluruh
Angka kesakitan masyarakat Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
n. Jumlah SDM Kesehatan yang 1.02.01.016.030. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Bangkonol Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 13.514  Peserta
13.514
891
13.514
936
13.514
983
13.514
1.032
13.514
1.084
13.514
1.138
13.514
1.195
terutama penyakit  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta
penyakit yang sering ditingkatkan kompetensinya sebanyak pakai, alkes, OPS JKN PKM

menimbulkan
kejadian yang bersifat o. Meningkatnya persentase Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
7.769 7.769 7.769 7.769 7.769 7.769 7.769
1.02.01.016.031. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cikole Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 7.769  Peserta 560 588 617 648 680 714 750
luar biasa serta Puskesmas yang mendapat predikat pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

menurunkan jumlah baik dalam pelaksanaan SPM


balita di bawah garis
merah dan p. Jumlah Puskesmas yang memiliki Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
peningkatan rencana lima tahun dan anggaran 1.02.01.016.032. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Majasari Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 16.078  Peserta
16.078
868
16.078
912
16.078
957
16.078
1.005
16.078
1.055
16.078
1.108
16.078
1.164
kesehatan lingkungan kesehatan terintegrasi dari berbagai pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

sesuai standar
sumber sebanyak 36 Puskesmas.
kesehatan
q. Jumlah monitoring evaluasi Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
23.104 23.104 23.104 23.104 23.104 23.104 23.104
1.02.01.016.033. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Kaduhejo Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 23.104  Peserta 1.664 1.747 1.835 1.927 2.023 2.124 2.230
terpadu. pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

r. Meningkatnya persentase
Puskesmas yang melaporkan data Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
18.939 18.939 18.939 18.939 18.939 18.939 18.939
1.02.01.016.034. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Banjar Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 18.939  Peserta 1.136 1.193 1.253 1.315 1.381 1.450 1.522
kesehatan prioritas secara lengkap pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

dan tepat waktu

s. Persentase tersedianya jaringan Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,


25.180 25.180 25.180 25.180 25.180 25.180 25.180
1.02.01.016.035. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cimanuk Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 25.180  Peserta 1.813 1.904 1.999 2.099 2.204 2.314 2.430
komunikasi data yang diperuntukkan pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

untuk akses pelayanan SIKDA


t. Persentase kepesertaan masyarakat Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
15.826 15.826 15.826 15.826 15.826 15.826 15.826
dalam Jaminan Kesehatan 1.02.01.016.036. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cipeucang Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 15.826  Peserta
 Peserta
1.045  Peserta
1.097  Peserta
1.152  Peserta
1.209  Peserta
1.270  Peserta
1.333  Peserta
1.400
pakai, alkes, OPS JKN PKM

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,


u. Ibu Hamil mendapatkan pelayanan 29.865 29.865 29.865 29.865 29.865 29.865 29.865
1.02.01.016.037. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Mandalawangi Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 29.865  Peserta
 Peserta
1.613  Peserta
1.693  Peserta
1.778  Peserta
1.867  Peserta
1.960  Peserta
2.058  Peserta
2.161
antenatal pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
v. Ibu bersalin mendapatkan pelayanan 18.810 18.810 18.810 18.810 18.810 18.810 18.810
1.02.01.016.038. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pulosari Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 18.810  Peserta
 Peserta
1.015  Peserta
1.066  Peserta
1.119  Peserta
1.175  Peserta
1.234  Peserta
1.296  Peserta
1.361
Persalinan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
w. Bayi baru lahir mendapatkan 22.193 22.193 22.193 22.193 22.193 22.193 22.193
1.02.01.016.039. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Jiput Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 22.193  Peserta
 Peserta
1.198  Peserta
1.258  Peserta
1.321  Peserta
1.387  Peserta
1.456  Peserta
1.529  Peserta
1.606
pelayanan kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
x. Balita mendapatkan pelayanan 29.633 29.633 29.633 29.633 29.633 29.633 29.633
1.02.01.016.040. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Saketi Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 29.633  Peserta
 Peserta
2.134  Peserta
2.240  Peserta
2.352  Peserta
2.470  Peserta
2.593  Peserta
2.723  Peserta
2.859
Kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
z. Anak pada usia pendidikan dasar 17.063 17.063 17.063 17.063 17.063 17.063 17.063
1.02.01.016.041. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cikedal Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 17.063  Peserta
 Peserta
921  Peserta
967  Peserta
1.015  Peserta
1.066  Peserta
1.119  Peserta
1.175  Peserta
1.234
mendapatkan sekrining Kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
aa. WNI usia 15 s.d 59 Th mendapat 13.726 13.726 13.726 13.726 13.726 13.726 13.726
1.02.01.016.042. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cisata Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 13.726  Peserta
 Peserta
741  Peserta
778  Peserta
817  Peserta
858  Peserta
901  Peserta
946  Peserta
993
skrining Kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
ab. WNI usia 60 Th keatas mendapat 21.030 21.030 21.030 21.030 21.030 21.030 21.030
1.02.01.016.043. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Menes Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 21.030  Peserta
 Peserta
1.262  Peserta
1.325  Peserta
1.391  Peserta
1.461  Peserta
1.534  Peserta
1.611  Peserta
1.691
skrining Kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
ac. Penderita hipertensi mendapat 21.803 21.803 21.803 21.803 21.803 21.803 21.803
1.02.01.016.044. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pagelaran Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 21.803  Peserta
 Peserta
1.177  Peserta
1.236  Peserta
1.298  Peserta
1.363  Peserta
1.431  Peserta
1.502  Peserta
1.577
pelayanan kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
ad. Penderita Diabetes mendapat 37.427 37.427 37.427 37.427 37.427 37.427 37.427
1.02.01.016.045. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Labuan Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 37.427  Peserta
 Peserta
2.695  Peserta
2.830  Peserta
2.972  Peserta
3.120  Peserta
3.276  Peserta
3.440  Peserta
3.612
pelayanan kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
ae. Penderita gangguan jiwa 7.381 7.381 7.381 7.381 7.381 7.381 7.381
1.02.01.016.046. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Carita Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 7.381  Peserta
 Peserta
442  Peserta
464  Peserta
487  Peserta
512  Peserta
537  Peserta
564  Peserta
592
mendapatkan pelayanan kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
af. Penderita TB mendapatkan 21.015 21.015 21.015 21.015 21.015 21.015 21.015
1.02.01.016.047. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Bojong Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 21.015  Peserta
 Peserta
1.261  Peserta
1.324  Peserta
1.390  Peserta
1.460  Peserta
1.533  Peserta
1.609  Peserta
1.690
pelayanan kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya ag.a. Menurunnya angka
Penderita HIV kematian
( Ibu hami, ibu
Psndari
TB Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran
Psn IMS, pengguna Nafza) hidup (SP
mendapat 1.02.01.016.048. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Picung Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 22.127  Peserta
22.127
1.195
22.127
1.255
22.127
1.317
22.127
1.383
22.127
1.452
22.127
1.525
22.127
1.601
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta
melalui penurunan aksesibilitas 2010), 346 menjadi
pemeriksaan HIV 306 per 100.000 pakai, alkes, OPS JKN PKM
Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi kelahiran hidup (SDKI 2012). Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
Angka Kematian Bayi, seluruh 1.02.01.016.049. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Munjul Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 13.521  Peserta
13.521
730
13.521
766
13.521
805
13.521
845
13.521
887
13.521
931
13.521
978
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta
Angka kesakitan masyarakat pakai, alkes, OPS JKN PKM
terutama penyakit Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
16.388 16.388 16.388 16.388 16.388 16.388 16.388
1.02.01.016.050. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Angsana Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 16.388  Peserta 885 929 976 1.025 1.076 1.130 1.186
penyakit yang sering pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta
menimbulkan Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
35.763 35.763 35.763 35.763 35.763 35.763 35.763
kejadian yang bersifat 1.02.01.016.051. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cikeusik Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 35.763  Peserta
 Peserta
1.932  Peserta
2.029  Peserta
2.130  Peserta
2.237  Peserta
2.348  Peserta
2.466  Peserta
2.589
luar biasa serta pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
menurunkan jumlah 14.393 14.393 14.393 14.393 14.393 14.393 14.393
1.02.01.016.052. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Sindangresmi Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 14.393  Peserta 777 816 857 899 944 992 1.041
balita di bawah garis pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

merah dan Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,


15.881 15.881 15.881 15.881 15.881 15.881 15.881
peningkatan 1.02.01.016.053. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Patia Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 15.881  Peserta
 Peserta
858  Peserta
901  Peserta
946  Peserta
993  Peserta
1.043  Peserta
1.095  Peserta
1.150
kesehatan lingkungan pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
sesuai standar 1.02.01.016.054. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Panimbang Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 19.782  Peserta
19.782
1.425
19.782
1.496
19.782
1.571
19.782
1.649
19.782
1.732
19.782
1.819
19.782
1.909
kesehatan pakai, alkes, OPS JKN PKM
 Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta  Peserta

Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,


16.882 16.882 16.882 16.882 16.882 16.882 16.882
1.02.01.016.055. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Sobang Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 16.882  Peserta
 Peserta
911  Peserta
957  Peserta
1.005  Peserta
1.055  Peserta
1.108  Peserta
1.163  Peserta
1.221
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
25.965 25.965 25.965 25.965 25.965 25.965 25.965
1.02.01.016.056. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cigeulis Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 25.965  Peserta
 Peserta
1.402  Peserta
1.472  Peserta
1.545  Peserta
1.623  Peserta
1.704  Peserta
1.789  Peserta
1.878
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
24.141 24.141 24.141 24.141 24.141 24.141 24.141
1.02.01.016.057. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cibaliung Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 24.141  Peserta
 Peserta
1.594  Peserta
1.674  Peserta
1.757  Peserta
1.845  Peserta
1.937  Peserta
2.034  Peserta
2.136
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
18.526 18.526 18.526 18.526 18.526 18.526 18.526
1.02.01.016.058. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cimanggu Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 18.526  Peserta
 Peserta
1.001  Peserta
1.051  Peserta
1.103  Peserta
1.158  Peserta
1.216  Peserta
1.277  Peserta
1.341
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
16.190 16.190 16.190 16.190 16.190 16.190 16.190
1.02.01.016.059. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Cibitung Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 16.190  Peserta
 Peserta
875  Peserta
918  Peserta
964  Peserta
1.013  Peserta
1.063  Peserta
1.116  Peserta
1.172
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
16.939 16.939 16.939 16.939 16.939 16.939 16.939
1.02.01.016.060. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Sumur Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 16.939  Peserta
 Peserta
1.118  Peserta
1.174  Peserta
1.233  Peserta
1.295  Peserta
1.359  Peserta
1.427  Peserta
1.499
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
20.553 20.553 20.553 20.553 20.553 20.553 20.553
1.02.01.016.061. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Perdana Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 20.553  Peserta
 Peserta
1.234  Peserta
1.295  Peserta
1.360  Peserta
1.428  Peserta
1.500  Peserta
1.575  Peserta
1.653
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
10.872 10.872 10.872 10.872 10.872 10.872 10.872
1.02.01.016.062. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Mekarjaya Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 10.872  Peserta
 Peserta
391  Peserta
410  Peserta
431  Peserta
452  Peserta
475  Peserta
499  Peserta
523
pakai, alkes, OPS JKN PKM
Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi peserta JKN,
4.977 4.977 4.977 4.977 4.977 4.977 4.977
1.02.01.016.063. Dana Kapitasi JKN Pada FKTP Pandeglang Jasa Medis, Obat-obatan dan bahan kesehatan habis Peserta 4.977  Peserta
 Peserta
269  Peserta
282  Peserta
296  Peserta
311  Peserta
327  Peserta
343  Peserta
360
pakai, alkes, OPS JKN PKM
222 posbi 222 posbi 222 posbi 222 posbi 222 posbi 222 posbi
1.02.01.016.072. Layanan Pemeliharaan Kesehatan Terlaksananya kegiatan pemeliharaan kesehatan lansia Posbindu 222 posbindu
ndu
525 ndu
551 ndu
579 ndu
608 ndu
638 ndu
670 222 posbindu 704
Pembinaan sarana pelayanan kesehatan dasar Terlaksananya pemantauan SPKDS di Kabupaten 20 SPKD 20 SPKD 20 SPKD 20 SPKD 20 SPKD 20 SPKD
1.02.01.016.073.
swasta Pandeglang
SPKDS 20 SPKDS
S
84 S
88 S
93 S
97 S
102 S
107 20 SPKDS 113
Terlaksananya Sertifikasi Keamanan Pangan bagi
Pengawasan dan pengendalian keamanan dan
1.02.01.016.074.
kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga
Pengusaha PIRT, pemilik Kantin Sekolah dan Petugas PIRT 30 PIRT 30 PIRT 105 30 PIRT 110 30 PIRT 116 30 PIRT 122 30 PIRT 128 30 PIRT 134 30 PIRT 141
Puskesmas

36 36 36 36 36 36
36
1.02.01.016.082. Bantuan Operasional Kesehatan (DAK Non Fisik) Terlaksananya kegiatan operasional kesehatan PKM 36 Puskesmas Puskesma 14.700 Puskesma 15.435 Puskesma 16.207 Puskesma 17.017 Puskesma 17.868 Puskesma 18.761 Puskesmas
19.699
s s s s s s
10 10 10 10 10 10
10
1.02.01.016.083. Akreditasi Puskesmas (APBD II) Terlaksananya Akreditasi Puskesmas 10 Puskesmas 10 Puskesmas Puskesma 1.859 Puskesma 1.951 Puskesma 2.049 Puskesma 2.151 Puskesma 2.259 Puskesma 2.372 Puskesmas
2.491
s s s s s s
Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari 36 36 36 36 36 36
36
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP 1.02.01.016.084. Akreditasi Puskesmas (DAK Non Fisik) Terlaksananya Akreditasi Puskesmas PKM 36 Puskesmas Puskesma Puskesma Puskesma Puskesma Puskesma Puskesma
s 1858,5 s 1951,43 s 2049 s 2151,45 s 2259,02 s 2371,97 Puskesmas
2490,57
melalui penurunan aksesibilitas 2010), 346 menjadi 306 per 100.000
36 36 36 36 36 36
Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi kelahiran hidup (SDKI 2012). 1.02.01.016.085. Jaminan Persalinan (DAK Non Fisik) Terlaksananya pelayanan jaminan persalinan PKM 36 Puskesmas Puskesma 10.343 Puskesma 10.860 Puskesma 11.403 Puskesma 11.973 Puskesma 12.571 Puskesma 13.200
36
13.860
Puskesmas
Angka Kematian Bayi, seluruh s s s s s s
Angka kesakitan masyarakat 1.02.01.016.086. Kabupaten Sehat Terlaksananya Kegiatan Kabupaten Sehat Kec 35 Kec 35 Kec 247 35 Kec 259 35 Kec 272 35 Kec 286 35 Kec 300 35 Kec 315 35 Kec 331
terutama penyakit
penyakit yang sering 1.02.01.016.001. Jaminan Kesehatan Daerah
Terlaksananya pelayanan kesehatan pada peserta yang
Peserta 26.007 Peserta
26.007
2.100
26.007
2.205
26.007
2.315
26.007
2.431
26.007
2.553
26.007
2.680
26.007
2.814
menimbulkan tidak termasuk PBI APBD I dan PBI Pusat Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta

kejadian yang bersifat


Terlaksananya Pembinaan Kesehatan Tradisional dan 5 keg, 36 5 keg, 36 5 keg, 36 5 keg, 36 5 keg, 36
luar biasa serta 1.02.01.016.087.
Pembinaan Kesehatan Tradisional dan
Komplementer, terbentuknya pengelola program PKM 36 Puskesmas 0 0 Puskesma 395 Puskesma 395 Puskesma 395 Puskesma 395 Puskesma 395
5 keg, 36
395
Komplementer Puskesmas
menurunkan jumlah yankestrad di puskesmas s s s s s
balita di bawah garis
merah dan Terlaksananya pengelolaan kesehatan kerja dan olahraga
1.02.01.016.088. Kesehatan Kerja dan Olahraga baik Kebugaarn bagi Calon TKHI, Pegawai Dinkes, PKM 36 Puskesmas 0 0 2 Keg 122 2 Keg 122 2 Keg 122 2 Keg 122 2 Keg 122 2 Keg 122
peningkatan Pegawai Pemda dan Petugas Kesjaor
kesehatan lingkungan
Program Promosi Kesehatan dan Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat di Dinas
sesuai standar 1.02.01.019. % 14,6 16,6 1.050 33,33 1.103 50 1.158 66,664 1.216 83,33 1.276 100 1.340 100 1.407
Pemberdayaan masyarakat Masyarakat Kesehatan
kesehatan Pengembangan media promosi dan informasi sadar Terlaksananya kegiatan publikasi PHBS di Sekolah dasar 72 Sekola 72 Sekola 72 Sekola 72 Sekola 72 Sekola 72 Sekola
1.02.01.019.001.
hidup sehat dan SLTP
Sekolah 72 Sekolah
h
263 h
276 h
289 h
304 h
319 h
335 72 Sekolah 352
Terlaksananya penyuluhan kesehatan di semua tatanan
1.02.01.019.002. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
kelompok masyarakat tentang PHBS
KEC 35 KEC 35 KEC 788 35 KEC 827 35 KEC 868 35 KEC 912 35 KEC 957 35 KEC 1.005 35 KEC 1.055
Dinas
1.02.01.020. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Meningkatnya Status Gizi Masyarakat % 14,6 16,6 2.216 33,33 2.326 50 2.443 66,664 2.565 83,33 2.693 100 2.828 100 2.969
Kesehatan
1700 balit 1700 balit 1700 balit 1700 balit 1700 balit 1700 balit
Terlaksananya pemberian makanan tambahan dan 1700 balita gizi 1700 balita
1.02.01.020.002. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
vitamin bagi balita gizi buruk
Balita BGM
buruk
a gizi 378 a gizi 397 a gizi 417 a gizi 438 a gizi 459 a gizi 482 gizi buruk
507
buruk buruk buruk buruk buruk buruk
Penanggulangan kurang energi protein(KEP),
anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium Menurunkan prevalensi kekurangan gizi mikro pada
1.02.01.020.003.
(GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi masyarakat
PKM 36 PKM 36 PKM 525 36 PKM 551 36 PKM 579 36 PKM 608 36 PKM 638 36 PKM 670 36 PKM 704
mikro lainnya
Terlaksananya kegiatan sosialisasi kadarzi di tingkat
1.02.01.020.007. Perbaikan Gizi Masyarakat
masyarakat
PKM 36 KM 36 KM 893 36 KM 937 36 KM 984 36 KM 1.033 36 KM 1.085 36 KM 1.139 36 KM 1.196
Terlaksananya Pemantapan pelayanan Gizi di
Pelayanan Kesehatan Akibat Gizi Buruk/Busung
1.02.01.020.008.
Lapar
Puskesmas Perawatan Tahun 2016 dan tatalaksana anak PKM 36 PKM 36 PKM 420 36 PKM 441 36 PKM 463 36 PKM 486 36 PKM 511 36 PKM 536 36 PKM 563
gizi buruk

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui


Program Pencegahan dan Penanggulangan penurunan angka kematian bayi, angka kesakitan Dinas
1.02.01.022. % 100 % 16,6 2.368 33,33 2.486 50,00 2.610 66,66 2.741 83,33 2.878 100 3.022 100 3.173
Penyakit Menular terutama penyakit-penyakit yang sering Kesehatan
menimbulkan kejadian yang bersifat luar biasa

Terlaksananya pemberantasan sarang nyamuk di Sekolah 36 wilayah 36 wilayah 36 wilayah 36 wilayah 36 wilayah 36 wilayah 36 wilayah
1.02.01.022.001. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Dasar dan SKPD di Kabupaten Pandeglang
PKM 36 wilayah PKM
PKM
578 PKM
606 PKM
637 PKM
669 PKM
702 PKM
737 PKM
774

Terlaksananya Vaksinasi dan Imunisasi bagi siswa 383839 Si 383839 Si 383839 Si 383839 Si 383839 Si 383839 Si 383839 Sisw
1.02.01.022.004. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
sekolah dasar/MI
Siswa 383839 Siswa
swa
420 swa
441 swa
463 swa
486 swa
511 swa
536 a
563
Terlaksananya Penemuan Kasus dan tatalaksana Malaria
1.02.01.022.006. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
ACD, Filariasis, dan Chikungunya
36 36 PKM 36 PKM 373 36 PKM 391 36 PKM 411 36 PKM 432 36 PKM 453 36 PKM 476 36 PKM 500
Terlaksananya Pengamatan Penyakit Potensial Wabah 23 Penyak 23 Penyak 23 Penyak 23 Penyak 23 Penyak 23 Penyak
23 Penyakit
Peningkatan surveillance epideminologi dan (KLB) secara lengkap, tepat dan Terdeteksinya setiap 23 Penyakit it it it it it it
1.02.01.022.009.
penaggulangan wabah peningkatan kasus penyakit yang berpotensial wabah
PPW
Potensial Wabah Potensial
158 Potensial
165 Potensial
174 Potensial
182 Potensial
191 Potensial
201 Potensial 211
Wabah
secara dini Wabah Wabah Wabah Wabah Wabah Wabah
- Terlaksananya Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji 650 Oran 650 Oran 650 Oran 650 Oran 650 Oran 650 Oran
1.02.01.022.014. Operasionalisasi tim epidemologi
Tingkat Dasar dan Lanjutan
Orang 650 Orang
g
158 g
165 g
174 g
182 g
191 g
201 650 Orang 211
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan Terlaksanakannya Penemuan dan Tatalaksana Pnemonia
1.02.01.022.018.
penyakit menular Balita, ISPA, Diare, TB, Kusta dan HIV
Prog 6 program 6 program 420 6 program 441 6 program 463 6 program 486 6 program 511 6 program 536 6 program 563
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan 125 Posbi 125 Posbi 125 Posbi 125 Posbi 125 Posbi 125 Posbi 125 Posbind
1.02.01.022.019.
Penyakit tidak Menular
terlaksananya deteksi dini PTM Posbindu 125 Posbindu
ndu
263 ndu
276 ndu
289 ndu
304 ndu
319 ndu
335 u
352

Terlaksananya upaya pencegahan dan pengendalian


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular 7 7 7 7 7
1.02.01.022.020. vektor terpadu melalui pemberantasan sarang nyamuk, Keg 35 Keg 0 0 550 550 550 550 550 7 Kegiatan 550
Vektor DBD dan Fogging Focus Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
fogging focus dan penyelidikan epidemiologi.

Terlaksanaya upaya pencegahan dan penanggulangan


5 5 5 5 5
1.02.01.022.021. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonotik penyakit bersumber binatang untuk mewujudkan Keg 25 Keg 0 0 250 250 250 250 250 5 Kegiatan 250
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Eliminasi Malaria dan Eliminasi Rabies Tahun 2019.

Pencegahan dan Pengendalian Kesehatan Jiwa Terlaksananya Deteksi Dini Gangguan Jiwa,
1.02.01.022.022. Keg 35 Keg 0 0 7 Keg 150 7 Keg 150 7 Keg 150 7 Keg 150 7 Keg 150 7 Keg 150
dan Napza Terlaksananya Pencegahan & penyalahgunaan Napza

Terdeteksinya penyakit/resiko tinggi JH,


terdokumentasinya status kesehatan JH dan mencegah
1.02.01.022.023. Pelayanan Kesehatan Haji Th 5 Tahun 0 0 1 Tahun 150 1 Tahun 150 1 Tahun 150 1 Tahun 150 1 Tahun 150 1 Tahun 150
penularan penyakit dari dalam ke luar negeri dan
sebaliknya
Memantapkan fungsi-fungsi manajemen kesehatan Dinas
1.02.01.023. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan sehingga tercipta suatu sistem pengelolaan data % 100 % 16,6 546 33,3 546 50,0 546 66,7 546 83,33 546 100 546 100 546
yang akurat Kesehatan
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan Terlaksananya pengendalian dan evaluasi program
1.02.01.023.002.
kesehatan kesehatan
Keg 12 Keg 12 Keg 368 12 Keg 386 12 Keg 405 12 Keg 425 12 Keg 447 12 Keg 469 12 Keg 492
Terlaksananya peningkatatan manajemen Sistem
1.02.01.023.013. Sistem Informasi Kesehatan
Informasi Kesehatan
PKM 36 Pkm 36 Pkm 210 36 Pkm 221 36 Pkm 232 36 Pkm 243 36 Pkm 255 36 Pkm 268 36 Pkm 281
Program pengadaan, peningkatan dan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sarana &
perbaikan sarana dan prasarana Dinas
1.02.01.025. Prasarana Dinas Kesehatan, Puskesmas dan % 100 % 16,6 38.766 33,3 40.704 50,0 42.740 66,7 44.876 83,3 47.120 100 49.476 100 51.950
puskesmas/puskesmas pembantu dan
Jaringannya Kesehatan
jaringannya
Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari Pengadaan sarana prasarana PKM DAK Bidang Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sarana & Prasarana
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP 1.02.01.025.008.
Kesehatan Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya
Keg 1 keg 1 keg 32.550 1 keg 34.178 1 keg 35.886 1 keg 37.681 1 keg 39.565 1 keg 41.543 1 keg 43.620
melalui penurunan aksesibilitas 2010), 346 menjadi 306 per 100.000
Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi kelahiran hidup (SDKI 2012). 1.02.01.025.015.
Pengadaan,peningkatan dan perbaikan sarana dan Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana di
PKM 36 PKM 36 PKM 5.355 36 PKM 5.623 36 PKM 5.904 36 PKM 6.199 36 PKM 6.509 36 PKM 6.834 36 PKM 7.176
prasarana puskesmas dan jaringannya puskesmas
Angka Kematian Bayi, seluruh
Angka kesakitan masyarakat 1.02.01.025.016. Pengadaan sarana dan prasarana MCK
Terlaksananya Pemicuan STBM kegiatan Sarana dan
Desa 15 Desa 15 Desa 861 15 Desa 904 15 Desa 949 15 Desa 997 15 Desa 1.047 15 Desa 1.099 15 Desa 1.154
terutama penyakit Prasarana MCK
- pembangunan umum sarana MCK Locus 15 locus
penyakit yang sering
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di SPKDS Dinas
menimbulkan Program peningkatan keselamatan ibu
1.02.01.032. guna mendukung peningkatan Derajat Kesehatan % 100 % 16,6 1.608 33,3 1.688 50,0 1.772 66,664 1.861 83,3 1.954 100 2.052 100 2.154
kejadian yang bersifat melahirkan dan anak
Masyarakat Kesehatan
luar biasa serta 1. Orientasi Pengunaan Daftar Tilik dalam Pelaksanaan
1.02.01.032.004. Bimbingan Teknis Manajemen KIA Keg 6 Keg 6 Keg 820 6 Keg 861 6 Keg 904 6 Keg 949 6 Keg 997 6 Keg 1.047 6 Keg 1.099
menurunkan jumlah Supervisi Fasilitatif
balita di bawah garis 2. Supervisi Fasilitatif Tk. Kabupaten

merah dan 3. Supervisi Fasilitatif Tk. Puskesmas

peningkatan 4. Pertemuan Implementasi PWS KIA


kesehatan lingkungan 5. Dana Bantuan Pemondokan Bidan
sesuai standar 6. Penguatan P4K dengan Stiker Tk. Kabupaten
kesehatan 1. Refresing Paraji dan Kader tentang pengenalan tanda
1.02.01.032.005. Kemitraan Bidan, Paraji dan Kader bahaya pada BBL dan dukungan persalinan di Faskes Keg 10 Keg 10 Keg 578 10 Keg 606 10 Keg 637 10 Keg 669 10 Keg 702 10 Keg 737 10 Keg 774

2. Advokasi pembentukan Rumah Tunggu Kelahiran bagi


daerah dengan akses geografis sulit tingkat Kabupaten

3. Advokasi pembentukan Rumah Tunggu Kelahiran bagi


daerah dengan akses geografis sulit tingkat Kecamatan

4. Advokasi pembentukan Rumah Tunggu Kelahiran bagi


daerah dengan akses geografis sulit tingkat desa

5. Bintek Rumah Tunggu Kelahiran


6.Peningkatan kemampuan petugas dalam MAK III dan
penerapan asuhan kebidanan
7. Pertemuan Tim Manajemen AMP Tk. Kabupaten
8. Pertemuan Tim Pengkaji AMP Tk. Kabupaten
9. Pertemuan Pembahasan Kasus Kematian Ibu dan
Perinatal (Tim Komunitas AMP)
10. Bintek Pasca Pelatihan KB
1. Peningkatan kemampuan Bidan dalam SDIDTK
1.02.01.032.007. Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) Keg 3 Keg 3 Keg 210 3 Keg 221 3 Keg 232 3 Keg 243 3 Keg 255 3 Keg 268 3 Keg 281

2. Peningkatan kemampuan Bidan dalam Manajemen


Asfiksia
3. Pelatihan konselor sebaya dalam program PKPR

Program pengembangan sumber daya Meningkatnya Kinerja Sumber Daya Manusia Dinas
1.02.01.033. % 100 % 16,6 1.995 33,3 2.095 50,0 2.199 66,7 2.309 83,33 2.425 100 2.546 100 2.673
kesehatan Kesehatan Kesehatan
Terlaksananya Pemilihan Tenaga Kesehatan dan
Kajian analisis kebutuhan sumber daya dan
1.02.01.033.005.
pencapaian indikator kesehatan
Puskesmas Teladan Tahun 2017, juga evaluasi tim PKM 36 PKM 36 PKM 578 36 PKM 606 36 PKM 637 36 PKM 669 36 PKM 702 36 PKM 737 36 PKM 774
penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional

Terlaksananya kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam


Pendidikan formal dan pelatihan teknis bagi tenaga
1.02.01.033.006.
kesehatan
rangka peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di Keg 8 Keg 8 Keg 1.418 8 Keg 1.488 8 Keg 1.563 8 Keg 1.641 8 Keg 1.723 8 Keg 1.809 8 Keg 1.900
lingkup dinas kesehatan dan puskesmas

Terlaksananya Pemilihan Tenaga Kesehatan dan


1.02.01.033.007. Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan , evaluasi tim penilai Angka Kredit Keg 3 Keg 3 Keg 210 3 Keg 270 3 Keg 275 3 Keg 280 3 Keg 285 3 Keg 290 3 Keg 300
Jabatan Fungsional
Dinas
1.02.01.001. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran % 100 % 16,667 10.949 33,3333 12.044 50 13.248 66,6667 14.573 83,3333 16.030 100 17.633 100 19.397
Kesehatan
1.02.01.001.010. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor item 120 20 550 20 605 20 666 20 732 20 805 20 886 20 974
Peningkatan kelengkapan administrasi Terlaksananya tertib administrasi ketatausahaan dan
1.02.01.001.019.
ketatausahaan kepegawaian dan kearsipan kepagawaian
PKM 36 36 100 36 110 36 121 36 133 36 146 36 161 36 177

1.02.01.001.021. Layanan administrasi kantor Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran Bln 12 12 1.650 12 1.815 12 1.997 12 2.196 12 2.416 12 2.657 12 2.923
- belanja ATK Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja perangko dan benda pos Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja kegiatan pameran pembangunan keg 6 1 1 1 1 1 1 1
- belanja jasa rekening telepon Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja jasa rekening listrik Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja jasa rekening air Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja jasa rekening internet Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja jasa surat kabar dan iklan Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- belanja photocopy dan cetak Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- honorarium TKK Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- honorarium petugas kebersihan Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
- honorarium keamanan Bln 12 12 12 12 12 12 12 12
Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan
1.02.01.001.064. Terlaksananya perjalanan dinas dalam dan luar daerah Bln 12 12 1.283 12 1.411 12 1.552 12 1.708 12 1.878 12 2.066 12 2.273
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP ke luar daerah

melalui penurunan aksesibilitas 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 - belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah Bln 12 12 12 12 12 12 12 12

Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi kelahiran hidup (SDKI 2012). 1.02.01.001.035.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
Terpeliharanya kendaraan operasional dinas kesehatan 300 330 363 399 439 483 531
dinas/operasional
Angka Kematian Bayi, seluruh
- rehabilitasi kendaraan dinas unit 36 6 6 6 6 6 6 6
Angka kesakitan masyarakat
- belanja penggantian suku cadang thn 6 1 1 1 1 1 1 1
terutama penyakit
penyakit yang sering - belanja bahan bakar minyak dan pelumas thn 6 1 1 1 1 1 1 1
menimbulkan - belanja pajak kendaraan bermotor R2 unit 30 5 5 5 5 5 5 5
kejadian yang bersifat - belanja pajak kendaraan bermotor R4 unit 54 9 9 9 9 9 9 9
luar biasa serta 39 42 47 51 56 62
1.02.01.001.036. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor Terpeliharanya peralatan kantor item 48
8 35
8 8 8 8 8 8
menurunkan jumlah
Tersusunnya laporan capaian kinerja anggaran program
balita di bawah garis 1.02.01.001.046. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
kesehatan
dok/ lap 12
2 45
2 50 2 54 2 60 2 66 2 72 2 80
merah dan
1.02.01.001.047. Penyusunan Laporan dan Rekonsiliasi Keuangan Tersusunnya laporan keuangan dan rekonsiliasi dok/ lap 12
2 65
2 72 2 79 2 87 2 95 2 105 2 115
peningkatan
kesehatan lingkungan Terlaksananya pelaksanaan pengelolaan Operasional
55 61 67 73 81 89
1.02.01.001.128. Operasional Penunjang Puskesmas
Puskesmas
 Puskesmas 36 
36 50
36 36 36 36 36 36
sesuai standar Tersusunnya laporan aset dan rekonsiliasi BMN,
kesehatan 1.02.01.001.068. Pengelolaan Aset SKPD terlaksananya penyelesaian Administrasi Aset  PKM 36  60 66 73 80 88 97 106
Puskesmas (Sertifikat/IMB) 36 36 36 36 36 36 36
Terlaksananya penyusunan dokumen perencanaan Dinas
1.02.01.001.058. Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD Kesehatan, sesuai prioritas pembangunan kesehatan  Dok 30 55 61 67 73 81 89 97
(RKA, RENJA, RUK, RPK, DPA)
5 5 5 5 5 5 5
Terlaksananya penyusunan Dokumen pelaporan dan
Penyusunan Dokumen Pelaporan dan Evaluasi
1.02.01.001.059.
SKPD
evaluasi Dinas Kesehatan yang evidance based (LKIP,  Dok 30 5  45 5  50 5  54 5  60 5  66 5  72 5  80
LKPJ, LPPD, LAPTAH, LAP.PROGRAM)

1.02.01.001.071. Dana Operasional Pada Puskesmas Cadasari Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 295 12 325 12 357 12 393 12 432 12 475 12 523

1.02.01.001.072. Dana Operasional Pada Puskesmas Pagadungan Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 159 12 175 12 192 12 212 12 233 12 256 12 282

1.02.01.001.073. Dana Operasional Pada Puskesmas Bangkonol Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 109 12 120 12 132 12 145 12 160 12 176 12 193

1.02.01.001.074. Dana Operasional Pada Puskesmas Cikole Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 103 12 113 12 125 12 137 12 151 12 166 12 182

1.02.01.001.075 Dana Operasional Pada Puskesmas Majasari Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 258 12 284 12 312 12 343 12 378 12 416 12 457

1.02.01.001.076 Dana Operasional Pada Puskesmas Kaduhejo Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 315 12 347 12 381 12 419 12 461 12 507 12 558

1.02.01.001.077 Dana Operasional Pada Puskesmas Banjar Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 161 12 177 12 195 12 214 12 236 12 259 12 285

1.02.01.001.078 Dana Operasional Pada Puskesmas Cimanuk Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 318 12 350 12 385 12 423 12 466 12 512 12 563

1.02.01.001.079 Dana Operasional Pada Puskesmas Cipeucang Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 133 12 146 12 161 12 177 12 195 12 214 12 236
Dana Operasional Pada Puskesmas
1.02.01.001.080
Mandalawangi
Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 181 12 199 12 219 12 241 12 265 12 292 12 321

1.02.01.001.081 Dana Operasional Pada Puskesmas Pulosari Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 162 12 178 12 196 12 216 12 237 12 261 12 287

1.02.01.001.082 Dana Operasional Pada Puskesmas Jiput Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 161 12 177 12 195 12 214 12 236 12 259 12 285

1.02.01.001.083 Dana Operasional Pada Puskesmas Saketi Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 336 12 370 12 407 12 447 12 492 12 541 12 595

1.02.01.001.084 Dana Operasional Pada Puskesmas Cikedal Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 154 12 169 12 186 12 205 12 225 12 248 12 273

1.02.01.001.085 Dana Operasional Pada Puskesmas Cisata Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 111 12 122 12 134 12 148 12 163 12 179 12 197

1.02.01.001.086 Dana Operasional Pada Puskesmas Menes Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 251 12 276 12 304 12 334 12 367 12 404 12 445

1.02.01.001.087 Dana Operasional Pada Puskesmas Pagelaran Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 144 12 158 12 174 12 192 12 211 12 232 12 255

1.02.01.001.088 Dana Operasional Pada Puskesmas Labuan Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 336 12 370 12 407 12 447 12 492 12 541 12 595

1.02.01.001.089 Dana Operasional Pada Puskesmas Carita Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 203 12 223 12 246 12 270 12 297 12 327 12 360

1.02.01.001.090 Dana Operasional Pada Puskesmas Bojong Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 160 12 176 12 194 12 213 12 234 12 258 12 283

1.02.01.001.091 Dana Operasional Pada Puskesmas Picung Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 160 12 176 12 194 12 213 12 234 12 258 12 283

1.02.01.001.092 Dana Operasional Pada Puskesmas Munjul Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 149 12 164 12 180 12 198 12 218 12 240 12 264

1.02.01.001.093 Dana Operasional Pada Puskesmas Angsana Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 146 12 161 12 177 12 194 12 214 12 235 12 259

1.02.01.001.094 Dana Operasional Pada Puskesmas Cikeusik Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 190 12 209 12 230 12 253 12 278 12 306 12 337

1.02.01.001.095 Dana Operasional Pada Puskesmas Sindangresmi Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 105 12 116 12 127 12 140 12 154 12 169 12 186

1.02.01.001.096 Dana Operasional Pada Puskesmas Patia Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 107 12 118 12 129 12 142 12 157 12 172 12 190

1.02.01.001.097 Dana Operasional Pada Puskesmas Panimbang Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 306 12 337 12 370 12 407 12 448 12 493 12 542
Data Capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
pada Tahun Kondisi Kinerja pada SKPD
Tujuan Sasaran Indikator sasaran Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Satuan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Awal akhir periode Renstra Penanggun
Perencanaan Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) gjawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Meningkatkan derajat Meningkatnya a. Menurunnya angka kematian ibu dari 1.02.01.001.098 Dana Operasional Pada Puskesmas Sobang Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 252 12 277 12 305 12 335 12 369 12 406 12 446
kesehatan masyarakat kualitas dan 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP
melalui penurunan aksesibilitas 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 1.02.01.001.099 Dana Operasional Pada Puskesmas Cigeulis Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 130 12 143 12 157 12 173 12 190 12 209 12 230
Angka Kematian Ibu, kesehatan bagi kelahiran hidup (SDKI 2012).
Angka Kematian Bayi, seluruh 1.02.01.001.100 Dana Operasional Pada Puskesmas Cibaliung Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 230 12 253 12 278 12 306 12 337 12 370 12 407
Angka kesakitan masyarakat 1.02.01.001.101 Dana Operasional Pada Puskesmas Cimanggu Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 158 12 174 12 191 12 210 12 231 12 254 12 280
terutama penyakit
penyakit yang sering 1.02.01.001.102 Dana Operasional Pada Puskesmas Cibitung Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 144 12 158 12 174 12 192 12 211 12 232 12 255
menimbulkan
1.02.01.001.103 Dana Operasional Pada Puskesmas Sumur Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 194 12 213 12 235 12 258 12 284 12 312 12 344
kejadian yang bersifat
luar biasa serta 1.02.01.001.104 Dana Operasional Pada Puskesmas Perdana Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 180 12 198 12 218 12 240 12 264 12 290 12 319
menurunkan jumlah
balita di bawah garis 1.02.01.001.105 Dana Operasional Pada Puskesmas Mekarjaya Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 108 12 119 12 131 12 144 12 158 12 174 12 191
merah dan
1.02.01.001.106 Dana Operasional Pada Puskesmas Pandeglang Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin puskesmas Bulan 12 12 102 12 112 12 123 12 136 12 149 12 164 12 181
peningkatan
kesehatan lingkungan 1.02.01.001.107 Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Labuan
Terpenuhinya kebutuhan operasional rutin Rumah Sakit
Bulan 12 12 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0
Umum Daerah Labuan
sesuai standar
kesehatan
Tabel 6.1
Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Kondisi Kinerja Kondisi


pada awal Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
No. Indikator Satuan periode pada akhir
RPJMD periode
Tahun 0 2016 2017 2018 2019 2020 2021 RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Meningkatnya pelayanan masalah kesehatan dan
% 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
penyediaan obat perbekalan kesehatan
2
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, melalui
% 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
peningkatan kualitas lingkungn sesuai standar kesehatan
3 Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat di
% 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
Masyarakat
4 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat % 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
5 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
penurunan angka kematian bayi, angka kesakitan
% 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
terutama penyakit-penyakit yang sering menimbulkan
kejadian yang bersifat luar biasa
6 Memantapkan fungsi-fungsi manajemen kesehatan
sehingga tercipta suatu sistem pengelolaan data yang % 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
akurat
7
Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sarana & Prasarana
% 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya
8
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan di SPKDS guna
% 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
mendukung peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
9
Meningkatnya Kinerja Sumber Daya Manusia Kesehatan % 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100
10
Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran % 14,6 16,66 33,33 50 66,66 83,33 100 100

Anda mungkin juga menyukai