Anda di halaman 1dari 61

Review Rencana Strategis

DINAS KESEHATAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH


TAHUN 2016 - 2021

JL. SMP NO 44 T E L P O N ( 0 5 1 7 ) 4 1 2 8 5 FA X : 4 3 5 3 4 B A R A B A I
Barabai, OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa bahwa Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat tersusun. Rencana Strategis
pada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) tersebut merupakan dokumen perencanaan yang
memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, beserta strategi dan kebijakan yang
dituangkan dalam program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama periode 5 (lima)
tahunan. Dokumen Renstra tersebut telah ditetapkan dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2016-
2021 dan bersifat indikatif.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah memuat
beberapa runtutan substansi diantaranya Pendahuluan, Gambaran Pelayanan SKPD, Identifikasi
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Kesehatan, Isu Strategis Berdasarkan
Tugas dan Fungsi, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan,
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif, Indikator Kinerja Dinas
Kesehatan yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
serta Penutup.
Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang mengamanatkan penyesuaian numenklatur
pada uraian tugas, fungsi dan struktur organisasi Dinas Kesehatan, revieuw ini diperlukan karena
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan sistem kendali
didalam perencanaan dan implementasi pelaksanaan program/kegiatan selama kurun waktu 5
tahun yang di turunkan kemudian didalam Rencana Kerja (Renja).
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu kelancaran pelaksanaan penyusunan review Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini. Semoga dokumen review Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini dapat menjadi landasan dalam proses perencanaan dan
implementasi pembangunan di Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Barabai, Oktober 2018


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah

drg. H. Kusudiarto, M.AP


NIP. 19630801 199003 1 007
Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 05 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun 2016-2021
telah ditetapkan arah pembangunan yaitu Terwujudnya Masyarakat Hulu Sungai Tengah
yang Agamis, Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat.

Dalam dokumen rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun telah ditetapkan tahun 2016-2021 bahwa
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan
kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyusun Rencana Strategis
(Renstra) 2016-2021.

Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia


dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang
memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan dan rehabilitasi sejak dalam kandungan sampai usia lanjut.

Selain itu pembangunan bidang kesehatan juga diarahkan untuk meningkatkan dan
memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumber daya
manusia secara berkelanjutan, dan sarana prasarana kesehatan, termasuk ketersediaan obat
yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusian,


pemberdayaan, dan kemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak dan usia lanjut (lansia)
serta keluarga miskin.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan dokumen


perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan beserta jajarannya
maupun dengan mendorong peran serta aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2016-
2021.

Review Rencana Strategis ini disusun berdasarkan Struktur Organisasi, Tugas dan
Fungsi Dinas Kesehatan sesuai Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

Renstra ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah


(RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang disusun dengan mengacu pada Rencana

Dinas Kesehatan Kab. HST, Januari 2017 1


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Rencana Strategis Provinsi


Kalimantan Selatan, dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di
Kabupaten.

Penyusunan rencana strategis ini menggunakan beberapa pendekatan perencanaan


yaitu (1) pendekatan politik, (2) pendekatan teknokratik, (3) pendekatan partisipatif, (4)
pendekatan atas-bawah (top-down), (5) pendekatan bawah-atas (bottom-up).

Dokumen perencanaan strategis ini disusun secara komprehensif dengan maksud


untuk menjamin adanya konsistensi dan keselarasan antara perumusan kondisi dan
masalah dengan penetapan prioritas program sehingga diharapkan pembangunan kesehatan
di Kabupaten Hulu Sungai Tengah benar-benar terarah dan dapat mencapai sasaran yang
telah ditentukan serta dapat mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025.
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran
Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang visi dalam RPJMD
adalah visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada
waktu Pemilihan Kepala daerah.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggung jawaban
Kepala Daerah.
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.

Dinas Kesehatan Kab. HST, Januari 2017 2


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

14. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem
Kesehatan Daerah.
15. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai
Tengah.
16. Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun
2005-2025.
17. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan, susunan organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai
Tengah.
18. Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 23 Tahun 2013 tentang Kedudukan,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
19. Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 05 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2016-2021.

C. Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah


merupakan dokumen perencanaan yang akan diselenggarakan untuk kurun waktu selama 5
(lima) tahun dan merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021.

Penyusunan Rencana strategis dimaksudkan agar menjadi dasar dan bahan acuan
dalam penyusunan rencana kerja tahunan untuk menyelenggakan pembangunan kesehatan
bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Unit-unit pelaksana teknis.
Dengan adanya rencana strategis ini diharapkan pembangunan kesehatan di Kabupaten
Hulu Sungai Tengah benar-benar terarah, sistematis dan terkontrol serta berhasil guna dan
berdaya guna.

D. Sistematika
Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2016-
2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Landasan hukum
1.3 Maksud dan tujuan
1.4 Sistematika penulisan

Dinas Kesehatan Kab. HST, Januari 2017 3


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN


2.1 Uraian Tugas, Fungsi, dan struktur organisasi
2.2 Sumber daya kesehatan
2.3 Kinerja Pelayanan
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
3.5 Strategis
3.6 Isu-isu Strategis Pembangunan Kesehatan.

BAB IV.VISI MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


4.1 Visi dan Misi
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.3 Strategi dan Kebijaka

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.
5.1 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, kelompok sasaran dan
Pendanaan Indikatif.

BAB VI. PENUTUP

Dinas Kesehatan Kab. HST, Januari 2017 4


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

RANCANGAN AWAL

RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH


DINAS KESEHATAN
Alamat : Jalan SMP No. 44 Telp. (0517)41265 Fax.43534

Dinas Kesehatan Kab. HST, Januari 2017 5


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS KESEHATAN

2.1 Uraian Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan


Berdasarkan Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
bahwa Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
urusan pemerintahan daerah dibidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan.

2.1.1 Fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis pemerintah daerah di bidang kesehatan yang meliputi
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat
dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kesehatan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan kesehatan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

2.1.2 Uraian Tugas :


a. Menyusun perumusan kebijakan teknis pemerintah daerah di bidang kesehatan
yang meliputi upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
manajemen kesehatan.
b. Menyusun dan mengkoordinasikan rumusan program dan kegiatan
penyelenggaraan urusan bidang kesehatan.
c. Melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan seluruh aktivitas
manajemen Dinas Kesehatan.
d. Melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit.
e. Melakukan upaya-upaya penyehatan lingkungan.
f. Melakukan upaya-upaya perbaikan gizi masyarakaat.
g. Memfasilitasi pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat.
h. Mengelola pembiayaan kesehatan masyarakat.
i. Menata dan mengendalikan ketersediaan, kualitas dan penyebaran tenaga
kesehatan.
j. Mengatur, mengendalikan dan mengawasi ketersediaan dan pemerataan mutu
obat, keterjangkauan harga obat serta perbekalan kesehatan.
k. Memfasilitasi pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar berperilaku
hidup sehat dan pengembangan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
l. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan.
m. Mengelola sistem informasi kesehatan kabupaten.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 6


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

n. Mendistribusikan tugas kepada semua satuan kerja sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing.
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
p. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas yang menjadi tanggungnya
kepada Bupati.

2.1.3 Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Nomor 43 Tahun

2016 Tentang Susunan Organisasi dan Perangkat Daerah, dibentuk Dinas Kesehatan

sebagai salah satu organisasi perangkat daerah. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Kabupaten Hulu Sungai ditetapkan terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan, Sekretariat

dengan 3 (tiga) sub bagian dan 4 bidang dengan masing-masing terdiri dari 3 (tiga) seksi,

unit pelaksana teknis dinas dan Kelompok jabatan fungsional. Secara rinci dapat dilihat

sebagai berikut :

§ Kepala Dinas
§ Sekretariat yang terdiri dari 3 (tiga) sub bagian :
- Sub Bagian Umum
- Sub Bagian Keuangan
- Sub Bagian Kepegawaian
§ Kelompok Jabatan Fungsional.
§ Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari 3 (tiga) seksi :
- Seksi Surveilans dan Imunisasi
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian PTM dan KESWA
§ Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari 3 (tiga) seksi:
- Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
- Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
§ Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari 3 seksi :
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
- Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat
- Seksi Kesling Kesehatan Kerja dan Olahraga
§ Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri 3 seksi :
- Seksi Kefarmasian
- Seksi Alat Kesehatan dan PKRT
- Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
§ Unit Pelaksana Teknis Dinas
- Terdiri dari 19 Puskesmas, 1 Gudang Obat (Farmasi), dan 1 Akademi
Keperawatan

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 7


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah


dapat dilihat pada lampiran.

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN SEKRETARIS


FUNGSIONAL

SUB BAGIAN SUB BAGIAN


SUB BAGIAN UMUN
KEUANGAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PENCEGAHAN
BIDANG KESEHATAN BIDANG PELAYANAN BIDANG SUMBER DAYA
DAN PENGENDALIAN
MASYARAKAT KESEHATAN KESEHATAN
PENYAKIT

SEKSI KESEHATAN SEKSI SURVEILANS DAN SEKSI PELAYANAN


SEKSI KEFARMASIAN
KELUARGA DAN GIZI IMUNISASI KESEHATAN PRIMER

SEKSI PROMKES & SEKSI PENCEGAHAN &


SEKSI PELAYANAN SEKSI ALAT KESEHATAN
PEMBERDAYAAN PENGENDALIAN
KESEHATAN RUJUKAN DAN PKRT
MASYARAKAT PENYAKIT MENULAR

SEKSI KESLING SEKSI PENCEGAHAN SEKSI PELAYANAN


SEKSI SUMBER DAYA
KESEHATAN KERJA & DAN PENGENDALIAN KESEHATAN
MANUSIA KESEHATAN
OLAHRAGA PTM & KESWA TRADISIONAL

UPT DINKES

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 8


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

2.2 Sumber Daya Kesehatan


2.2.1 Sarana Kesehatan
Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan serta sarana
penunjang yang tersedia di Kabupaten Hulu Sungai sampai tahun 2015 seperti pada
tabel berikut :
Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tahun 2015
No. Sarana Jumlah Keterangan

1. Rumah Sakit Umum 1

2. Puskesmas 19 4 buah Puskesmas Rawat Inap


3. Puskesmas Pembantu 43

4. Poskesdes 114

5. Puskesmas Keliling 19

6. Gudang Farmasi 1

7. Akper Murakata 1

8. Posyandu 419

9. Balai Pengobatan/Klinik 6

10. Toko Obat 11

11. Apotek 9

Sumber : Laporan Dinkes Kab. HST Tahun 2015

Pembangunan sarana dan prasarana terus dilakukan dalam rangka untuk lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Upaya ini diharapkan akan
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Namun demikian pembangunan sarana dan prasarana kesehatan masih


mengalami hambatan terutama untuk daerah terpencil dan perbatasan di wilayah
Pegunungan Meratus. Sejumlah kecil desa yang berada di daerah terpencil dan
batasan masih belum memiliki sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan berupa Akademi


Perawatan Murakata Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah terus
dikembangkan. Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
khusus tenaga keperawatan dengan kualifikasi ahli madya keperawatan.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 9


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

2.2.2 Tenaga Kesehatan


Jumlah total tenaga yang berada pada lingkup Dinas Kesehatan pada tahun
2015 sebanyak 564 orang. Program Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan secara umum menunjukkan adanya perbaikan.

Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan jumlah tenaga dan jenis tenaga
kesehatan dari tahun ke tahun yang semakin meningkatkan rasio kecukupan tenaga
terhadap penduduk.

Kondisi tenaga kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih


menghadapi tantangan. Data tenaga kesehatan menunjukkan bahwa sampai dengan
tahun 2015 tidak ada satu jenis tenaga pun yang mencapai rasio standar nasional.
Secara lebih dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel : 2.2 Kondisi Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tahun 2015
No. Jenis Tenaga Jumlah Rasio per 100.000

HST Standar

1. Dokter spesialis 12 5,32 6

2. Dokter 29 12,85 40

3. Dokter gigi 6 2,66 11

4. Apoteker 6 2,66 10

5. Kesmas 15 6,64 40

6. Bidan 177 78,41 100

7. Perawat 345 152,83 117

8. Perawat Gigi 33 14,62 30

8. Sanitasi 27 11,96 40

9. Gizi 27 11,96 22

Sumber : Laporan Dinkes Kab. HST 2015

2.2.3 Anggaran Kesehatan


Jumlah alokasi anggaran untuk pembangunan kesehatan per tahun yang
disediakan oleh pemerintah baik yang bersumber dari APBN, APBD Propinsi
maupun APBD kabupaten untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah secara umum masih relatif kecil.

Data alokasi anggaran tahun 2012-2015 menunjukkan bahwa besarnya alokasi


anggaran untuk pembangunan bidang kesehatan setiap tahunnya berfluktuasi. Jumlah
alokasi anggaran untuk pembangunan kesehatan yang meliputi Belanja Langsung
dan Belanja Tidak Langsung pada lingkup Dinas Kesehatan berkisar antara 7 - 14 %
dari jumlah Total APBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 10


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Namun apabila dilihat dari Alokasi Anggaran Pembangunan Kesehatan untuk


Belanja Langsung saja atau Belanja untuk program dan kegiatan maka alokasi
anggaran tersebut jauh lebih kecil yaitu hanya berada pada kisaran 3% per tahun dari
total APBD.

Berdasarkan data tersebut nampak bahwa jumlah alokasi anggaran


pembangunan bidang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah belum seperti yang di
amanatkan Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang-
undang ini mengamanatkan bahwa pembiayaan kesehatan melalui APBD minimal
sebesar 10% diluar gaji dan minimal 2/3 nya dialokasikan untuk pelayanan publik.

Selanjutnya mengacu pada Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 4


Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Propinsi yang mengatur sistem pembiayaan
kesehatan di Kalimantan Selatan bahwa minimal 15 % dari total APBD yang dicapai
secara bertahap.

Secara lebih rinci alokasi anggaran bidang kesehatan yang mencakup belanja
langsung dan belanja tidak langsung Dinas Kesehatan dibandingkan dengan total
APBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari tahun 2012-2015 dapat dilihat pada
grafik berikut :

Grafik 2.1. Perbandingan Anggaran Dinas Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten Hulu
Sungai Tengah Tahun 2012-2015

100
90
80
70
60
50 APBD

40 Dinas

30
20 14.01
10.72 8.74
7.7
10
0
2012 2013 2014 2015

Sumber : Laporan Dinkes Kab. HST 2012 - 2015

2.3 Kinerja Pelayanan Kesehatan


Indikator utama yang dipergunakan untuk menilai status kesehatan masyarakat yaitu :
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Prevalensi Gizi Kurang pada
Balita dan Umur Harapan Hidup. Berdasarkan hasil review rencana strategis (Renstra) tahun
2010-2015, bahwa pembangunan bidang kesehatan secara umum menunjukkan adanya
perbaikan status kesehatan masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Hal ini ditandai
dengan adanya perbaikan pada indikator berikut :

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 11


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

2.3.1 Angka Kematian Ibu


Angka kematian Ibu (AKI) melahirkan menunjukkan kecenderungan yang terus
menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 angka kematian ibu sebesar 61,85 per
100.000 kelahiran selama kurun waktu 5 tahun terjadi turun naik dan pada tahun 2015
angka kematian ibu sebesar 183 per 100.000 kelahiran hidup.Data ini menunjukkan
bahwa secara konsisten AKI Kabupaten Hulu Sungai Tengah terus menurun. Bahkan
pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami
penurunandari tahun sebelumnya. Angka ini lebih rendah dari AKI rata-rata nasional
yaitu sebesar 346 per 100.000 kelahiran hidup. Seperti rinci dapat dilihat pada grafik
berikut :

Grafik 2.2
Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Tahun 2010-2015
300

250

200

150
AKI
100

50

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Profil Dinkes Kab.HST 2010-2015

2.3.2 Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama 5
tahun terakhir menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik. Hal ini ditandai
dengan AKB yang terus menurun. Pada tahun 2010 sebesar 11,7 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi menjadi 3,6 per 1.000 pada tahun 2015. Kalau dibandingkan dengan
rata-rata AKB nasional tahun 2015 sebesar 32 per 1,000 kelahiran hidup, maka angka
kematian bayi yang dicapai oleh Kabupaten Hulu Sungai Tengah jauh berada dibawah
pencapaian secara nasional. Secara rinci AKB Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat
dilihat pada grafik berikut :

Grafik 2.3
Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tahun 2010-2015
15
10
5 AKB

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : Profil Dinkes Kab. HST 2010-2015

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 12


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

2.3.3 Upaya Pelayanan Kesehatan


Upaya kesehatan masyarakat menunjukkan kinerja yang semakin meningkat hal
ini ditandai dengan peningkatan seperti cakupan rawat jalan sudah mencapai 67,32%
pada tahun 2013 menurun menjadi 61% pada tahun 2014 namun pada 2015 terjadi
penurunan menjadi 19%.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat dari 80,4%


tahun 2013 menjadi83% pada tahun 2014 kemudian meningkat menjadi 83,42% pada
tahun 2015. Cakupan pelayanan antenatal (K4) meningkat dari 72,7% pada tahun 2013
menjadi 74,5% pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi 75,95% pada tahun
2015. Cakupan kunjungan neonates (KN Lengkap) menurun dari 89,8% pada tahun
2013 menjadi 88,31% pada tahun 2014 dan mengalami peningkatan menjadi 91,11 %
pada tahun 2015.

Pelayanan kesehatan dasar bagi keluarga miskin di puskesmas terus meningkat.


Jumlah poskesdes yang berhasil dibangun terus bertambah dari 47 buah pada tahun
2013 menjadi 114 buah pada tahun 2015.
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular mengalami
peningkatan. Cakupan imunisasi pada tingkat kabupaten pada tahun 2013, BCG :
98%, DPT-HB3: 85% , HB(0 - < 7 hari) : 0% (Tidak Ada Data), Polio 4: 96,66%dan
campak 81,5%. Sedang pada tahun 2014 cakupan imunisasi menunjukkan; BCG :
94,99 %, DPT-HB3: 88,1 % , HB(0 - < 7 hari) : 73,22%, Polio 4 : 93,3% dan campak
87,8%. Pada tahun 2015cakupan imunisasi menunjukan;BCG : 89,17 %, DPT-HB3:
82 % , HB(0 - < 7 hari) : 76,94%, Polio 4 : 82,22% dan campak 89,54%.

Pencapaian Universal Child Imunization(UCI)tingkat desa pada tahun 2013


sebanyak 137 desa dari 169 desa/kelurahan atau sebesar 81,1%, pada tahun 2014
sebanyak 154 desa dari 169 desa/kelurahan atau sebesar 91,1% dan pada tahun 2015
sebanyak 145 desa dari 169 desa/kelurahan atau sebesar 85,8 %.

Penemuan kasus baru BTA positif (case detection rate) penderita tuberculosis
sebesar 80,5% pada tahun 2013 menjadi 77,63% pada tahun 2014 dan pada tahun
2015 mengalami peningkatan menjadi sebesar 92,20 %.

Angka kesakitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 74 kasus


pada tahun 2013 dengan angka kematian sebesar 0 orang dan pada tahun 2014
mengalami peningkatan jumlah kasus menjadi 189 kasus dengan angka kematian
sebanyak 2 orang atau sebesar 1,2%. Jumlah kasus DBD mengalami peningkatanpada
tahun 2015 yaitu sebanyak 483 kasus namun angka kematiannya sebanyak 3 orang
atau 0,6 %.

Penemuan kasus malaria pada tahun 2013 sebanyak 183 orang dengan kematian
sebanyak 0 orang dan pada tahun 2015 menurun sangat tajam menjadi 80 kasus
dengan kematian sebanyak 0 orang.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 13


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Sedangkan penyakit kusta pada tahun 2013 sebanyak 13 penderita dan


meningkat menjadi 30 penderita pada tahun 2015.

Program obat dan perbekalan kesehatan, ketersediaan obat esensial generik


disarana pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan. Dari sisi jumlah anggaran per
kapita untuk kebutuhan obat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah belum mencapai
standar secara nasional. Anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik setara
dengan 2 dolar US per kapita sementara di Kabupaten Hulu Sungai Tengah baru
mencapai kurang dari 1 dolar US.

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat mengalami


peningakatan. Rumah tangga dengan perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) pada
tahun 2013 sebesar 40% menjadi 39,6% pada tahun 2014 dan meningkat menjadi
48,8% pada tahun 2015. Desa Siaga pada tahun 2013 sebanyak 166 desa yang aktif
hanya 50 desa menjadi 50 desa pada tahun 2014, sementara pada tahun 2015 menjadi
169 dan semuanya aktif.

Pemberian ASI eksklusif pada tahun 2013 sebesar 57,2% menjadi 58,02% pada
tahun 2014 dan pada tahun 2015 menurun menjadi 52,4%.

Program Lingkungan Sehat, akses masyarakat terhadap air bersih/ air minum
layak mengalami mengalami penurunan yaitu dari 48,28% pada tahun 2013 menjadi
61,36% pada tahun 2014 danpada tahun 2015 meningkat lagi menjadi 64,7%.
Keluarga yang menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan juga mengalami
penurunan dari 74,24% pada tahun 2013 menjadi 55,43 % pada tahun 2014 dan
menurun lagi menjadi 54,43% pada tahun 2015. Tempat-Tempat Umum yang
memenuhi syarat kesehatan juga sedikit mengalami peningkatan dari 68,89% pada
tahun 2013 menjadi 100% pada tahun 2014 dan menurun menjadi 98,05% pada tahun
2015.

2.3.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan kesehatan


a. Tantangan
Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
berhasil dicapai pada selama kurun waktu 2010-2015 seperti digambarkan pada
grafik 1 dan 2 menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Pencapaian AKI
dan AKB Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini kalau dibandingkan dengan angka
rata-rata nasional sudah berada dibawah angka pencapaian rata-rata secara
nasional. Bahkan pencapaian AKI dan AKB tersebut sudah melampui target
MDG’s tahun 2015 yaitu sebesar 102/100.000 Kelahiran Hidup untuk AKI dan
23/1.000 kelahiran hidup untuk AKB.

Namun demikian pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan belum mencapai 100 %,
sehingga pertolongan persalinan masih ada yang dilakukan oleh dukun kampung.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 14


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Kondisi ini terutama terjadi di desa-desa terpencil dan sangat terpencil dengan
geografis yang sulit dan belum ada fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan.

Selain itu belum ada puskesmas yang mempunyai kemampuan untuk


memberikan pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar (PONED), sehingga
akan dapat berpengaruh pada AKI dan AKB.

Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar menunjukkan


kecenderungan yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan berupa puskesmas, puskesmas pembantu dan
Poskesdes yang hampir berada pada setiap desa. Selain itu upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang terus menerus dibina dan ditumbuh
kembangkan.Pembiayaan pemeliharaan kesehatan berupa pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat miskin di puskesmas dan pelayanan kesehatan rujukan di
rumah sakit dijamin oleh pemerintah.

Meskipun akses terhadap pelayanan kesehatan terus meningkat namun


belum sepenuhnya merata, terutama di daerah terpencil dan sangat terpencil yang
terletak di wilayah Pegungungan Meratus. Penyediaan fasiltas pelayanan
kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil masih terbatas. Keterbatasan ini
disebabkan oleh faktor geografis yang sulit, sarana transportasi dan infrastruktur
yang terbatas serta adanya hambatan biaya.

Selain itu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat UKMB yang terus
diupayakan belum tumbuh dan berkembang secara optimal. Salah satu
indikatornya adalah perkembangan posyandu baik secara kuantitas maupun
kualitas belum seperti yang diharapkan.

Peningkatan kasus penyakit menular terutama demam berdarah dengue


(DBD), diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, disamping
penyakit penyakit infeksi lain seperti TBC dan malaria serta ISPA. Selain itu
“neglecteddiseases” atau penyakit yang terabaikan seperti filaria dan kusta masih
terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan angka prevalensi yang cukup
signifikan.

UCI (Universal Child Imunization) pada tingkat desa belum sepenuhnya


tercapai terutama pada desa-desa terpencil dan sangat terpencil. Kondisi ini
berpotensi menimbulkan peningkatan kasus-kasus penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I) di beberapa daerah risiko tinggi yang selanjutnya dapat
mengakibatkan munculnya kejadian luar biasa (KLB).

Jumlah dan jenis tenaga kesehatan serta pemerataan distribusi belum


terpenuhi, terutama untuk daerah terpencil dan perbatasan, sehingga menimbulkan
dampak terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang adil, merata dan
berkualitas.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 15


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Presentase masyarakat yang belum terlindungi oleh jaminan kesehatan


masih sangat tinggi, sehingga masyarakat akan menanggung risiko pembiayaan
kesehatan dan selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya aksesibilitas terhadap
pelayanan kesehatan.

Program lingkungan sehat telah berhasil meningkatkan presentase


keluarga menghuni rumah sehat, namun demikian untuk lingkungan perumahan
terutama di daerah pedesaan kualitas sanitasinya masih rendah. Kondisi ini
selanjutnya menyebabkan masih tingginya angka penularan penyakit-penyakit
infeksi terutama yang berbasis lingkungan.

Upaya pembangunan kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan


belum banyak merubah perilaku masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu dan Poskesdes masih rendah. Upaya-
upaya tersebut belum sepenuhnya dapat mendorong masyarakat untuk berperilaku
Hidup Bersih dan Sehat.

b. Peluang
- Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah meletakkan pembangunan
kesehatan sebagai salah satu prioritas pembangunan.
- Dukungan dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi terutama dalam hal
pemberian dana untuk pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur
kesehatan.
- Lembaga pendidikan tinggi kesehatan yang mendidik untuk hampir semua
jenis tenaga kesehatan telah tersedia di Kalimantan Selatan.
- Adanya lembaga pendidikan tinggi kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah yaitu Akper Murakata Barabai dan Lembaga Pendidikan Tinggi
Kesehatan swasta.
- Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang sangat pesat
- Perkembangan ilmu dan teknologi informasi yang sangat cepat.
- Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin berkembang.
- Tingkat pendapatan masyarakat yang cenderung terus membaik.

Dinas Kesehatan Kab.HST, Barabai, Januari 2017 16


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan kesehatan


Dinas Kesehatan Kab. HST merupakan satuan kerja perangkat daerah yang
mempunyai tugas dan fungsi dibidang kesehatan, berdasarkan tugas dan fungsi tersebut
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan pokok sebagai berikut :
3.1.1 Kurangnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan
kesehatan rujukan masih belum optimal. Upaya perbaikan pelayanan publik dalam
bidang kesehatan yaitu dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima harus terus
dilakukan. Pemerataan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil
serta daerah perbatasan masih perlu ditingkatkan. Akses masyarakat yang tinggal di
daerah terpencil dan sangat terpencil kefasilitas pelayanan yang tersedia masih sangat
terbatas hal ini terutama karena adanya hambatan geografis dan biaya. Pembangunan
Sarana dan prasarana serta penempatan tenaga kesehatan dibeberapa daerah terpencil
dan sangat terpencil khususnya di kawasan Pegunungan Meratus belum seluruhnya
biasa direalisasikan.

Secara kuantitas tenaga kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih


belum memenuhi jumlah yang diharapkan, kondisi ini selanjutnya diperparah dengan
maldistribusi tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan lebih banyak berada di daerah
perkotaan dan sekitarnya sehingga pada daerah terpencil dan sangat terpencil
kekurangan tenaga kesehatan yang selanjutnya berdampak pada disparitas derajat
kesehatan masyarakat.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka dirincikanlah akar permasalahan


pembangunan daerah yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1
Rumusan Permasalahan Pokok
”Kurangnya akses dan mutu pelayanan kesehatan”

Permasalahan Akar Permasalahan

Kurangnya Akses dan Mutu Sarana dan prasarana kesehatan yang belum

Pelayanan Kesehatan memenuhi standar

3.1.2 Masih adanya ditemukan penyakit menular dan tidak menular dimasyarakat
Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih menghadapi permasalahan berupa
ancaman kejadian luar biasa (out breaks) yaitu meningkatnya beberapa kejadian
penyakit menular (re-emerging disease) pada beberapa tahun terakhir ini. Penyakit-
penyakit menular tersebut terutama yang berbasis lingkungan baik yang ditularkan
langsung maupun yang ditularkan melalui binatang.

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 19


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

UCI (Universal Child Imunization) pada tingkat desa belum sepenuhnya


tercapai terutama pada desa-desa terpencil dan sangat terpencil. Kondisi ini berpotensi
menimbulkan peningkatan kasus-kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) di beberapa daerah risiko tinggi yang selanjutnya dapat mengakibatkan
munculnya kejadian luar biasa (KLB).

Selain itu beberapa penyakit baru (new emerging disease) telah muncul. Beban
penyakit lain yang harus dihadapi adalah kecenderungan peningkatan penyakit tidak
menular atau penyakit degeneratif. Berkaitan dengan uraian di atas, maka
dirincikanlah akar permasalahan pembangunan daerah yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Rumusan Permasalahan Pokok
” Masih adanya ditemukan penyakit menular dan tidak menular dimasyarakat”

Permasalahan Akar Permasalahan

Rendahnya cakupan Jumlah Desa yang


melaksanakan STBM
Kurangnya Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan Rendahnya Jumlah Penemuan Dan Penanganan
Penderita Penyakit menular dan tidak menular

3.1.3 Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi


Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang
dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian
upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masihmembutuhkan
komitmen dan usaha keras yang terus menerus.Penyebab utama kematian pada ibu
melahirkan adalah perdarahan dan infeksi yang tidak tertolong karena banyak yang
masih memilih untuk melahirkan di rumah, tidak di rumah sakit atau puskesmas.
Perdarahan ini banyak terjadi pada ibu usia muda, 15-16 tahun sudah melahirkan.
Kemudian biasanya di daerah yang cukup terpencil, jarak dari rumah ke puskesmas
jauh. Di Kab. HST penyebab tingginya angka kematian ibu dan bayi adalah perilaku
yang tidak sehat dari ibu hamil dan kurangnya kesadaran dari masyarakat akan bahaya
nya kehamilan dengan faktor resiko dan resiko tinggi, serta akses yang kurang
memadai.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka dirincikanlah akar permasalahan


pembangunan daerah yang terlihat pada tabel berikut:

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 20


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Tabel 3.3
Rumusan Permasalahan Pokok
” Masih tinggi angka kematian ibu dan bayi”

Permasalahan Akar Permasalahan

Perilaku yang tidak sehat

Kurangnya kesadaran masyarakat

Masih tinggi angka Biaya persalinan yang tdk terjangkau masyarakat Miskin
kematian ibu dan bayi
Tenaga yang belum memadai dan merata

Kompetensi nakes masih blm optimal

3.1.4 Masih ditemukannya kasus gizi buruk dan gizi kurang serta kurang energi
kronis
Masalah ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang sangat
dominan dialami oleh banyak keluarga.Dalam mencukupi kebutuhan gizi anak banyak
orangtua yang merasa kesulitan, penyebabnya adalah keadaan ekonomi yang lemah,
penghasilan dari pekerjaan kurang mencukupi dan harga dari bahan makanan yang
mahal. Padahal, masa kritis gizi buruk yang dialami anak terjadi pada usia antara 1
sampai 3 tahun.

Banyak faktor yang bisa mengakibatkan gangguan nitrisi pada anak seperti pola
makan anak dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian jenis makanan yang
seimbang, bisa juga karena adanya penyakit atau kondisi tertentu yang menyebabkan
tubuh tidak mampu mencerna dan menyerap makanan secara sempurna. tatus gizi
anak sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang nya. Pada anak yang
memiliki status gizi buruk biasanya akan terganggu nya pertumbuhan tubuh secara
fisik contohnya anak akan beresiko tumbuh kecil (kerdil). Kemudian dalam
perkembangan mental anak beresiko mengalami gangguan kontrol emosi dan
perasaan. Disekolah anak tersebut akan sulit mengikuti pelajaran dan sulit untuk
berkonsentrasi.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka dirincikanlah akar permasalahan


pembangunan daerah yang terlihat pada tabel berikut:

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 21


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Tabel 3.4
Rumusan Permasalahan Pokok
” Masih ditemukannya kasus gizi buruk dan gizi kurang serta kurang energi kronis”

Permasalahan Akar Permasalahan

Masih ditemukannya Kondisi ekonomi keluarga tidak mampu


kasus gizi buruk dan gizi
Kurangnya pengetahuan, kesadaran dan perilaku
kurang serta kurang
energi kronis

3.1.5 Kurang optimalnya pelayanan kesehatan anak, remaja dan lansia


Keadaan masyarakat Indonesia yang beragam sangat dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakat dari usia dini. Pemerintah telah memperhatikan
kelangsungan pekembangan usia dini ini dengan mengoptimalkan berbagai bentuk
pengembangan di usia muda, seperti peningkatan mutu pendidikan, pengembangan
pola-pola intelektual, pola pendidikan moral dan banyak aspek lainnya. Hal ini tentu
saja menggembirakan, meskipun tidak bisa menjadi jaminan bahwa upaya tersebut
dapat meningkatkan kualitas generasi selanjutnya.

Kurangnya kesadaran ibu untuk memeriksakan tumbuh kembang anaknya ke


fasilitas kesehatan yang ada, merupakan salah satu penyebab kurang optimalnya
cakupan pelayanan kesehatan pada anak. Dengan penyimpangan perilaku pada remaja
seperti penyalahgunaan nafza mempengaruhi status kesehatan.

Begitu besar perhatian pemerintah kepada generasi muda, dengan harapan akan
membuat bangsa ini menjadi baik. Pemerintah begitu intens memfokuskan
pengembangan dan perbaikan pada anak-anak dan remaja, sesungguhnya melupakan
keberadaan para lansia. Lansia sesungguhnya memiliki hak untuk mendapatkan
apresiasi yang sama dengan usia produktif lainnya.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka dirincikanlah akar permasalahan


pembangunan daerah yang terlihat pada tabel berikut:

Tabell 3.5 Rumusan Permasalahan Pokok

” Kurang optimalnya pelayanan kesehatan anak dan remaja dan lansia”

Permasalahan Akar Permasalahan

Kurang optimalnya Penggunaan nafza dikalangan remaja

pelayanan kesehatan Rendahnya kesadaran pemantauan tumbuh kembang anak


anak dan remaja dan
lansia Tingginya ketergantungan lansia

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 22


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

3.1.6 Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.


Peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang meliputi
pengabdian masyarakat (to serve), pelaksanaan advokasi kesehatan (to advocate), dan
pelaksanaan pengawasan sosial (to watch), masih kurang. Pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai objek, bukan sebagai
subjek pembangunan kesehatan.

Upaya pembangunan kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan belum


banyak merubah perilaku masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM), seperti Posyandu dan Poskesdes masih rendah. Upaya-upaya tersebut belum
sepenuhnya dapat mendorong masyarakat untuk berperilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar menunjukkan kecenderungan
yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan berupa puskesmas, puskesmas pembantu dan Poskesdes yang ham
perberadap ada setiap desa. Selain itu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang terus menerus dibina dan ditumbuh kembangkan. Pembiayaan
pemeliharaan kesehatan berupa pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin di
puskesmas dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit dijamin oleh pemerintah.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka dirincikanlah akar permasalahan


pembangunan daerah yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Rumusan Permasalahan Pokok

” Masih rendahnya pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan


kesehatan”

Permasalahan Akar Permasalahan

Masih rendahnya Belum optimalnya kader penggerak kesehatan masyarakat


pengetahuan dan
Kurangnya pengetahuan masyarakat
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
kesehatan

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Sesuai dengan dokumen RPJMD, Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Hulu Sungai
Tengah tahun 2016-2021 adalah:

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 23


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

“Terwujudnya Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang Agamis, Mandiri,


Sejahtera dan Bermartabat”

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi
dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan, dan memperhitungkan peluang yang
dimi liki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:
Misi Pertama : Peningkatan kualitas kehidupan dan keserasian hubungan antara
ulama dan umara. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan dan keserasian hubungan antara ulama dan umara.

Misi Kedua : Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang meliputi bidang
kesehatan dan pendidikan serta kemandirian. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang meliputi bidang
kesehatan dan pendidikan serta kemandirian.

Misi Ketiga : Peningkatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan


perumahan layak huni secara merata, serta pembangunan irigasi
untuk menunjang ketahanan pangan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan perumahan
layak huni secara merata, serta pembangunan irigasi untuk menunjang
ketahanan pangan

Misi Keempat : Peningkatan pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasis


pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi kerakyatan
yang berbasis pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan
perikanan.

Misi Kelima : Peningkatan pengelolaan sumber daya alam secara mandiri yang
berorientasi pada pelestarian hutan dan ekosistem. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam secara mandiri yang
berorientasi pada pelestarian hutan dan ekosistem.

Misi Keenam : Peningkatan pelayanan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk


meningkatkan pelayanan masyarakat.

Misi Ketujuh : Peningkatan kapasitas birokrasi pemerintah daerah. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas birokrasi pemerintah daerah.

Dari visi dan misi RPJMD di atas tampak jelas bahwa Dinas Kesehatan berhubungan
dengan visi Agamis, Mandiri, Sejahtera, Bermartabat dan misi kedua dan keenam. Berkaitan
dengan visi RPJMD, Dinas Kesehatan harus mampu mendefinisikan program, kegiatan

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 24


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

pelayanan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menuju peningkatan kualitas kesehatan


masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Dengan peningkatan pelayanan kesehatan diharapkan dapat menjangkau seluruh


masyarakat hulu sungai tengah baik yang didaerah terpencil maupun yang sangat terpencil.
Melalui peningkatan mutu dan pemerataan kualitas pelayanan kesehatan yang berhasil dan
berdaya guna serta terjangkau oleh segenap masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

3.3 Telaahan Renstra Provinsi Kelimantan Selatan


Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun
mengikuti visi dan misi Gubernur Kalimantan Selatan yaitu “Kalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berdikari dan Berdaya Saing.” Visi tersebut
mengandung makna bahwa kondisi Kalsel pada Tahun 2021 berada dalam kondisi mapan,
yang berarti (baik, tidak goyah, stabil). Kondisi Pembangunan yang mapan di suatu
daerah/wilayah, adalah pembangunan yang dapat memenuhi keperluan generasi masa kini
tanpa mengabaikan untuk generasi akan datang untuk memenuhi keperluan mereka, dengan
demikian pembangunan yang mapan terkait dengan penekanan pada daya tampung dan daya
dukung.

Definisi di atas dapat dilihat dari faktor lingkungan, masa depan dan keadilan,
sedangkan aspek-aspek kemapanan tersebut dapat dilihat dari segi : kemapanan ekonomi,
kemapanan ekologi, kemapanan sosial, kemapanan budaya, kemapanan pertanian,
kemapanan dalam berpolitik, kemapanan dalam kehidupan beragama, dan sebagainya.
Diharapkan kemandirian dan keterdepanan dimaksud, akhirnya akan berdampak terhadap
perwujudan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 6 misi pembangunan, yaitu :
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang agamis, sehat, cerdas dan terampil.
2. Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang professional dan berorientasi pada
pelayanan publik.
3. Memantapkan kondisi sosial budaya daerah yang berbasis kearifan lokal.
4. Mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung percepatan
pengembangan ekonomi dan sosial budaya.
5. Mengembangkan daya saing ekonomi daerah yang berbasis sumber daya Lokal,
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan
dan sasaran pembangunan pada masing-masing misi dan prioritas pembangunan sebagai
berikut :
Misi Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat,Cerdas dan
Terampil
Untuk mencapai Misi Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat,
Cerdas dan Terampil dilaksanakan 4 (empat) prioritas utama yaitu: Prioritas Kalsel Cerdas,
Prioritas Kalsel Sehat, Prioritas Kalsel Terampil dan Prioritas Kalsel Beriman. Tujuan pada

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 25


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

misi ini adalah Meningkatkan Daya Saing Sumber Daya Manusia. Kesejahteraan masyarakat
merupakan salah satu bidang urusan terpenting. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kesejahteraan adalah dengan meningkatkan kualitas daya saing sumber daya manusia baik di
taraf nasional maupun internasional.

Kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam menata, mengolah dan membangun


provinsi Kalimantan Selatan secara kreatif dan produktif dengan memanfaatkan potensi
daerah yang berkualitas sehingga mampu berdaya saing dalam semua aspek kehidupan
untuk menekan tingkat ketergantungan anggaran dalam proses pembangunan. Guna
meningkatkan kualitas daya saing sumber daya manusia Provinsi Kalimantan Selatan, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah :
1) Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
2) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
3) Meningkatnya kualitas daya saing tenaga kerja
4) Meningkatnya pemahaman keagamaan
5) Meningkatnya Indeks Pembangunan dan Pemberdayaan Gender

Pada Misi yang diatas bertujuan meningkatkan daya saing sumber daya manusia
mempunyai sasaran yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan indikator :
a. Angka Kematian Ibu/1.000 Kelahiran Hidup
b. Angka Kematian Bayi/100.000 Kelahiran Hidup
c. Angka Kematian Balita
d. Angka Harapan Hidup
e. Balita Gizi Buruk
f. Balita Gizi Kurang

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebagai perangkat daerah yang
membantu Bupati dalam pembangunan bidang kesehatan tidak membahas mengenai tata
ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis.

3.5 Penentuan isu-isu strategis kesehatan


Berdasarkan hasil analisis dan perumusan permasalahan yang mengiringi
pembangunan kesehatan selama ini, isu-isu strategis pembangunan kesehatan baik isu
internasional, isu dan kebijakan strategis nasional, isu dan kebijakan strategis provinsi, maka
dapat dirumuskan isu-isu strategis pembangunan Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah yang berpotensi memberikan akselerasi capaian pembangunan kesehatan adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat mencakup
pelayanan kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti siklus hidup sejak dari bayi

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 26


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

sampai anak, remaja, kelompok usia produktif, maternal, dan kelompok usia lanjut
(Lansia), yang dilakukan antara lain melalui:
1) Melaksanakan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang kemitraan dengan
berbagai pelaku pembangunan termasuk pemerintah daerah.

2) Melaksanakan pemberdayan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat


dalam bidang kesehatan.

3) Meningkatkan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat / dan


tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi kesehatan.

4) Mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan yang sejalan dengan


perubahan dinamis masyarakat.

2. Meningkatkan Pengendalian Penyakit


1) Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang dilakukan, melalui:

a. Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan penyakit


menular, dibutuhkan strategi innovative dengan memberikan otoritas pada
petugas kesehatan masyarakat (Public Health Officers), terutama hak akses
pengamatan faktor risiko dan penyakit dan penentuan langkah
penanggulangannya.

b. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya pengendalian


penyakit melalui community base surveillance berbasis masyarakat untuk
melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan dan melaporkannya kepada petugas kesehatan agar dapat dilakukan
respon dini sehingga permasalahan kesehatan tidak terjadi.

c. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit


menular seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium.

d. Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi daerah


pintu masuk Negara dalam mendukung implementasi pelaksanaan
International Health Regulation (IHR) untuk upaya cegah tangkal terhadap
masuk dan keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
kesehatan masyarakat.

e. Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik cepat untuk
pengendalian penyakit menular secara cepat.

2) Untuk penyakit tidak menular maka perlu melakukan deteksi dini secara proaktif
mengunjungi masyarakat karena ¾ penderita tidak tahu kalau dirinya menderita
penyakit tidak menular terutama pada para pekerja. Di samping itu perlu
mendorong kabupaten/kota yang memiliki kebijakan PHBS untuk menerapkan
kawasan bebas asap rokok agar mampu membatasi ruang gerak para perokok.

3) Meningkatnya kesehatan lingkungan, strateginya adalah:

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 27


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

a. Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melalui


pertemuan jejaring AMPL, Pembagian peran SKPD dalam mendukung
peningkatan akses air minum dan sanitasi.

b. Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian kecamatan/kabupaten Stop


Buang Air Besar Sembarangan (SBS) minimal satu Puskesmas memiliki satu
Desa SBS.

c. Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi


dampak kesehatan akibat perubahan iklim.

3. Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan, maka upaya yang akan dilakukan
adalah:
a. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran dalam rangka pemenuhan sarana
prasarana dan alat kesehatan yang sesuai standar.

b. Optimalisasi fungsi FKTP, dimana tiap kecamatan memiliki minimal satu


Puskesmas yang memenuhi standar.Mewujudkan inovasi pelayanan, misalnya
dengan flying health care (dengan sasaran adalah provinsi yang memiliki daerah
terpencil dan sangat terpencil dan kabupaten/kota yang tidak memiliki dokter
spesialis), telemedicine, RS Pratama, dan lain-lain.

c. Mewujudkan sistem manajemen kinerja FKTP melalui instrument penilaian


kinerja.

4. Meningkatkan Kualitas Dan Pemerataan Tenaga Kesehatan


Strategi yang akan dilakukan berbagai upaya antara lain:

a. Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu.

b. Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji kompetensi pada
seluruh tenaga kesehatan.

c. Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan.

5. Meningkatkan Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan


Untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat dibutuhkan komitmen politik
yang tinggi.Strategi yang perlu dilakukan dari berbagai upaya antara lain:
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan tenaga kesehatan tentang
pentingnya obat tradisional dan alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas dan
terjangkau.

Dinas Kesehatan Kab. HST , Barabai, Januari 2017 28


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI
Bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Dinas Kesehatan denganseksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan
kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta dengan
mempertimbangkan berbagai perkembangan, masalah dan kecenderungan pembangunan
kesehatan ke depan maka ditetapkanlah visi pembangunan kesehatan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah yaitu :
“Masyarakat Hulu Sungai Tengah yang mandiri untuk Hidup Sehat, didukung lingkungan
sehat dan pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu”

4.2 MISI
1. Menjamin Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan yang adil, merata, bermutu dan
terjangkau.
2. Mendorong terlaksananya pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan.
3. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.
4. Meningkatan peran lintas program/lintas sektor terkait dalam upaya pembangunan
kesehatan.

4.3 TUJUAN
Tujuan pembangunan bidang kesehatan jangka menengah dalam kurun waktu
2016-2021 adalah :
1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular.
3. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
4. Meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan pelayanan kesehatan anak, remaja dan lansia.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
4.4 SASARAN
Sebagai ukuran dari tercapainya masyarakat Hulu Sungai Tengah yang mandiri
untuk hidup sehat yang didukung dengan lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan yang
bermutu maka sasaran yang hendak dicapai dalam kurun lima tahun ke depan adalah:
1. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular
3. Menurunnya angka kematian ibu dan bayi
4. Meningkatnya status gizi dan kesehatan masyarakat
5. Meningkatnya pelayanan kesehatan anak, remaja dan lansia
6. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan

Dinas Kesehatan Kab. HST 33


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

4.5 STRATEGI
Strategi pembangunan bidang kesehatan sesuai yang tercantum dalam RPJMD
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2016-2021 adalah :
1. Meningkatkan sumber daya kesehatan sesuai standar
2. Perbaikan kualitas lingkungan
3. Peningkatan penyuluhan dan penemuan penderita penyakit menular dan tidak
menular
4. Mengurangi faktor resiko dan resiko tinggi pada kehamilan
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi
6. Perbaikan asupan gizi masyarakat
7. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi yang
mengakibatkan gizi kurang
8. Peningkatan penyuluhan dan pengetahuan remaja, ibu dan lansia
9. Peningkatan pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.

4.6 KEBIJAKAN
Arah kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
ditetapkan berdasarkan pada arah kebijakan sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Tahun 2016-2021dan dengan memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
tahun 2015-2019, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan 2015-
2019 serta permasalahan dan tantangan kesehatan yang semakin berkembang melalui
kegiatan review hasil pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah
tahun 2011-2015.

Untuk menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatan prioritas dan mempunyai


daya ungkit yang besar terhadap pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah perlu dilakukan upaya-upaya yang bersifat akseleratif dan inovatif.

Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi yang telah ditetapkan maka
kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah:
1. Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan yang memenuhi standar.
Sesuai dengan paradigma sehat, pengutamaan diletakkan pada upaya kesehatan
masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan
perorangan.Dinas Kesehatan memfasilitasi upaya revitalisasi sistem kesehatan dasar
dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta
peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.

Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, harus


dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia kesehatan,
sarana dan prasarana yang sesuai standar. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan perlu ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-

Dinas Kesehatan Kab. HST 34


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

undangan yang memadai serta peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,


keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan khusus bagi masyarakat miskin yang


memerlukan
Dalam upaya pengelolaan sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien,
khususnya dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, dikembangkan sistem jaminan
kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dengan pembiayaan pusat dan jaminan kesehatan
daerah (Jamkesda) dengan pembiayaan dari daerah. Jaminan kesehatan daerah
dimaksudkan untuk menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin
yang tidak termasuk dalam peserta jamkesmas. Bagi masyarakat miskin yang
memerlukan pelayanan dan penanganan kesehatan seperti bibir sumbing, katarak dan
sunatan massal juga disediakan pembiayaan pelayanan kesehatan khusus tersebut.
3. Peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya kesehatan
Peningkatan kapasitas dan kinerja sumber daya kesehatan sangat diperlukan
guna menunjang akreditasi/standarisasi pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi
standarisasi kesehatan juga diperlukan adanya upaya pemenuhan tenaga kesehatan
yang baru dan meningkatkan kinerja tenaga kesehatan yang sudah ada.
4. Peningkatan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap obat dan
produk pangan yang beredar
Dalam upaya untuk menekan kejadian keracunan obat dan makanan perlu ada
peningkatan pembinaan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap toko obat, pengusaha
industri rumah tangga, warung dan kios serta pedagang kaki lima. Produk obat dan
makanan yang beredar diawasi dan diperiksa dengan ketat guna terhindar dari kasus
keracunan obat dan makanan.
5. Peningkatan cakupan jumlah desa yang melaksanakan STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai suatu pendekatan
pemberdayaan masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku hygiene dan sanitasi
melalui pemicuan yang berada di kelompok masyarakat, individu, Rumah tangga,
aktor/ pelaksana untuk melakukan gerakan perubahan sanitasi secara total dan
komprehensif.
Cakupan jumlah desa yang melaksanakan STBM di Kabupaten Hulu Sungai
Tengah masih rendah oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan cakupan desa
STBM dan perbaikan kualitas lingkungan guna menghindari timbulnya penyakit yang
diakibatkan oleh lingkungan yang belum sehat.
6. Peningkatan jumlah penemuan dan penanganan penderita penyakit menular
dan tidak menular di masyarakat
Peningkatan penemuan dan penanganan penderita penyakit menular dan tidak
menular dilakukan dengan meningkatkan surveilans dan monitoring serta peran aktif
masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya. Dalam keadaan

Dinas Kesehatan Kab. HST 35


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

darurat kesehatan dilakukan pengerahan anggaran dan tenaga pelaksana pada saat
investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan respons cepat sertapengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Penyuluhan kesehatan sangat diperlukan untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat agar berperilaku sehat sehingga dapat
menurunkan temuan penderita penyakit menular dan tidak menular.
7. Peningkatan penyuluhan bagi ibu hamil dengan faktor resiko dan resiko tinggi
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama kepada kelompok rentan,
ibu, bayi, balita termasuk yang tinggal di daerah terpencil dan perbatasan, serta
peningkatan penyuluhan bagi ibu hamil dengan faktor resiko dan resiko tinggi guna
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
8. Menyelenggarakan pertolongan persalinan yang terjangkau bagi masyarakat
miskin
Dalam upaya penyelenggaraan pertolongan persalinan yang terjangkau bagi
masyarakat miskin maka diadakan Jaminan Persalinan (Jampersal) yang didanai oleh
pemerintah pusat dan bagi masyarakat Kab.HST yang tidak mampu dibiayai
Jamkesda. Dengan demikian ibu hamil dari keluarga kurang mampu dapat bersalin
dan ditangani difasilitas kesehatan.
9. Pemenuhan tenaga kesehatan yang merata
Pemenuhan tenaga kesehatan yang merata baik didesa terpencil maupun desa
sangat terpencil sangat diperlukan, dengan tersebarnya tenaga kesehatan (bidan)
diharapkan ibu hamil tidak lagi melakukan persalinan selain kepada tenaga kesehatan.
10. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
efektivitas kinerja dan tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki individu
sebagai syarat untuk dianggap mampu dan memiliki hubungan kausal atau sebab
akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan atau suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas
keterampilan dan pegetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang yang harus
dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktek kebidanan pada berbagai
pelayanan kesehatan secara aman dan bertanggung jawab sesuai dengan standar
sebagai syrarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat. Sesuai dengan keputusan
menteri kesehatan telah dibentuk standar komptensi bidan yang terdapat dalam
standar profesi bidan, standar kompetensi yang terdiri dari sembilan kompetensi ini
sebagian ada yang berhubungan dengan wewenang bidan namun ada pula yang tidak
berhubungan yaitu tentang kompetensi yang mengharuskan bidan memberi pelayanan
sesuai dengan budaya msyarakat setempat.
11. Memberikan bantuan PMT bagi keluarga tidak mampu
Pemberian bantuan makanan tambahan diutamakan untuk keluarga yang
kondisi ekonominya kurang mampu, pemberian bantuan makanan tambahan ini

Dinas Kesehatan Kab. HST 36


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

diharapkan dapat memperbaiki asupan gizi masyarakat sehingga kasus gizi buruk dan
gizi kurang yang ditemukan dapat diturunkan.
12. Peningkatan penyuluhan keluarga sadar gizi
Penyuluhan keluarga sadar gizi dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahanan keluarga dalam rangka meningkatkan status gizi. Dalam
penyuluhan tersebut juga disampaikan pencegahan dan penanggulangan penyakit
infeksi yang mengakibatkan gizi kurang.
13. Penyuluhan tentang bahaya nafza pada remaja
Penyuluhan tentang bahaya nafza pada remaja dilakukan dalam upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahanan remaja dalam rangka mengurangi
penyimpangan perilaku pada remaja. Dalam upaya mengurangi penyimpangan
perilaku pada remaja diperlukan peran serta lintas program dan lintas sektor terkait
serta peran serta keluarga dan masyarakat.
14. Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemantauan tumbuh
kembang anak
Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemantauan tumbuh
kembang anak dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahanan keluarga dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
pemantauan tumbuh kembang anak.
15. Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan kemandirian lansia
Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan kemandirian lansia dilakukan
dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahanan masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kemandirian lansia dan
mengurangi ketergantungan lansia dengan orang lain.
16. Peningkatan peran serta kader kesehatan
Kader mempunyai peran sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan
dimasyarakat, oleh karena itu diperlukan peran serta kader dalam rangka
meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.Peningkatan kompetensi kader dan pemberian reward merupakan upaya
yang dapat dilakukan dalam peningkatan peran serta kader kesehatan.
17. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Program-program pembangunan kesehatan yang akan diselenggarakan oleh
dinas kesehatan beserta jajaran diarahkan untuk pengembangan Desa Siaga dalam
kerangka mewujudkan desa sehat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM) yang diharapkan mampu menanggulangi faktor resiko masalah kesehatan
setempat, akanterus dikembangkan. Pemberdayaan masyarakatdilakukan dengan
mendorong masyarakat agar mampu secaramandiri menjamin terpenuhinya
kebutuhan kesehatan dankesinambungan pelayanan kesehatan.

Dinas Kesehatan Kab. HST 37


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Dalam pemberdayaan masyarakat perlu terus dikembangkan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS) serta Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat
(UKBM), dalam rangka mewujudkan ”DesaSiaga Aktif” menuju Desa Sehat.
Pengembangan Desa Siaga Aktif harus melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) utamanya PKK,organisasi keagamaan, dan sektor swasta.Keberhasilan Desa
Siaga Aktif ditandai oleh antara lain berkembangnya perilaku hidup bersih dansehat,
dikembangkan dan beroperasinya UKBM yang mampu memberikan pelayanan
promotif, preventif, kuratif, keluarga berencana, perawatan kehamilan dan
pertolongan persalinan, gizi,dan penanganan kedaruratan kesehatan.
18. Peningkatan SDM kesehatan
Sumberdaya manusia kesehatan yang berkualitas sangat diperlukan dalam
upaya pemenuhan ketenagaan yang akan memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, untuk itu diupayakan pelaksanaan pendidikan tenaga keperawatan di
BLUD Akper Murakata harus sesuai standar.

Dinas Kesehatan Kab. HST 38


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, kelompok sasaran dan Pendanaan
Indikatif.
5.1.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3. Penyediaan jasa kebersihan kantor
4. Penyediaan alat tulis kantor
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
6. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
8. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
9. Penyediaan jasa keamanan kantor
10. Penyediaan makanan dan minuman
11. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi
5.2.1 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
1. Pembangunan Gedung kantor
2. Pengadaan Kendaraan Dinas /Operasional
3. Pemeliharaan rutin /berkala gedung kantor
4. Pemeliharaan rutin /berkala kendaraan dinas/operasional
5. Pemeliharaan rutin /berkala perlengkapan gedung kantor
6. Pemeliharaan rutin /berkala peralatan gedung kantor
7. rehab sedang/berat rumah dinas
8. Pembangunan rumah dinas

5.2.2 Program Peningkatan Disiplin Aparatur


1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
2. Pengelolaan administrasi dan disiplin pegawai
5.2.3 Program peningkatan kapasitas Sumber Daya aparatur
1. Pendidikan dan pelatihan formal
2. Sosialisasi peraturan perundang-undangan
3. Bimbingan teknis implementasi peraturn perundang-undangan
4. Penilaian Kinerja Tenaga Kesehatan
5.2.4 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
2. Penyediaan tenaga kontrak paramedik
5.2.5 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

Dinas Kesehatan Kab. HST 40


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

1. Pengadaan Puskesmas Keliling


2. Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
3. Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas Pembantu
4. Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas keliling
5. Peningkatan Puskesmas Menjadi Puskesmas Rawat Inap
6. Pemeiharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas
7. Pemeiharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas pembantu
8. Pemeiharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas keliling
9. Rehab sedang/berat puskesmas
10. Rehab sedang/berat puskesmas pembantu
5.2.6 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk miskin
1. Pelayanan Operasi Katarak
2. Pelayanan Operasi bibir sumbing
3. Pelayanan sunatan masal
5.2.7 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
1. Pembangunan Rumah Sakit
5.2.8 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan
Keuangan
1. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Laporan Kinerja SKPD
2. Penyusunan Dokumen Penganggaran dan Laporan Keuangan SKPD
3. Sistem informasi Kesehatan
4. Survey Kepuasan Masyarakat
5.2.9 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1. Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
5.2.10 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Pelayanan Kesehatan penduduk miskin di puskesmas jaringannya
2. Pengadaan Peralatan dan Perbekalan Kesehatan Termasuk Obat Generik Esensial
3. Peningkatan Kesehatan Masyarakat
4. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
5. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
6. Puskesmas Kasarangan
7. Puskesmas Sungai Buluh
8. Puskesmas Pantai Hambawang
9. Puskesmas Durian Gantang
10.Puskesmas Ilung
11. Puskesmas Limpasu
12. Puskesmas Birayang
13. Puskesmas Batu Tangga
14. Puskesmas Kubur Jawa

Dinas Kesehatan Kab. HST 41


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

15. Puskesmas Haruyan


16. Puskesmas Barikin
17. Puskesmas Barabai
18. Puskesmas Awang Besar
19. Puskesmas Pagat
20. Puskesmas Hantakan
21. Puskesmas Kalibaru
22. Puskesmas Pandawan
23. Puskesmas Kambat Utara
24. Puskesmas Tandilang
5.1.1 Program Pengawasan Obat dan Makanan
1. Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
2. Pengawasan dan Pembinaan Toko Obat dan Apotek
5.1.2 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
1. Peningkatan promosi obat bahan alam Indonesia di dalam dan luar negeri
5.1.3 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
2. Penyuluhan masyarakat, pola hidup sehat
3. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
5.1.4 Program Perbaikan gizi masyarakat
1. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
2. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
3. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro
lainnya
4. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
5. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
5.1.5 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
1. Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
2. Pengembangan kebijakan lingkungan sehat
5.1.6 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular
1. Penyemprotan / fogging sarang nyamuk
2. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
3. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
4. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
5. Pencegahan penularan penyakit endemik / epidemic
6. Peningkatan imunisasi
7. Peningkatan survellance epidemiologi dan penanggulangan wabah
8. Peningkatan komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit

Dinas Kesehatan Kab. HST 42


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan


10.Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
5.1.7 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
1. Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
5.1.8 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita
1. Penyuluhan kesehatan anak balita
2. Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan
5.1.9 Program Peningkatan pelayanan kesehatan lansia
1. Pelayanan pemeliharaan kesehatan
2. Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan
3. Peningkatan pelayanan kesehatan usia lanjut
5.1.10 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
1. Pengawasan Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Industri
2. Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga
3. Monitoring pengedaran makanan dan minuman kemasan
5.1.11 Program Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
1. Penyuluhan Kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu
2. Perawatan Secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu
3. Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu
4. Peningkatan pelayanan Kesehatan Keluarga
5. Pelayanan Kesehatan Anak Prasekolah dan Usia Sekolah
6. Peningkatan Pelayanan Kesehatan remaja
7. Peningkatan pelayanan kesehatan usia subur dan keluarga berencana
8. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu bersalin
9. Monitoring evaluasi dan pelaporan
5.1.12 Program Peningkatan SDM Tenaga Kesehatan
1. Operasional BLUD Akademi Keperawatan Murakata
5.1.13 Program Bantuan Operasional Kesehatan
1. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kasarangan
2. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Sungai Buluh
3. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Pantai Hambawang
4. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Durian Gantang
5. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ilung
6. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Limpasu
7. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Birayang
8. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Batu Tangga
9. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kubur Jawa
10.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Haruyan
11.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Barikin

Dinas Kesehatan Kab. HST 43


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

12.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Barabai


13.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Awang Besar
14.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Pagat
15.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Hantakan
16.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kalibaru
17.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Pandawan
18.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kambat Utara
19.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Tandilang
20.Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas
5.1.14 Program Jaminan Persalinan (Jampersal)
1. Kegiatan Jaminan Persalinan (Jampersal)

Berdasarkan data alokasi anggaran program dan kegiatan pembangunan kesehatan


di Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama kurun waktu 2012-2015 menunjukkan ada
fluktuasi. Alokasi anggaran untuk program dan kegiatan baik yang bersumber dari dana
APBN melalui kuncuran Dana Alokasi Khusus (DAK), dana dari APBD propinsi
maupun dari APBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah hanya berkisar antara 6-7 % dari
total APBD.
Presentase alokasi anggaran sebesar 7-14% per tahun ini sudah termasuk
didalamnya biaya untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung. Sementara dari
alokasi anggaran tersebut, alokasi anggaran untuk belanja tidak langsung mencapai porsi
lebih dari 50% dari seluruh alokasi anggaran untuk program pembangunan kesehatan di
Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dengan demikian maka dana yang dialokasikan untuk
membiayai program dan kegiatan pembangunan kesehatan masih jauh dari yang
ditargetkan yaitu hanya berada pada kisaran 3 %.

Sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dimana kebutuhan dan


tuntuan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga mengalami perubahan. Untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maka upaya
pembangunan kesehatan harus terus dilakukan untuk mengikuti perkembangan tersebut
yang tentunya menghendaki pengalokasian anggaran yang lebih besar.

Penyelenggaraan program dan kegiatan pembanguan kesehatan kedepan lebih


berdasarkan pada bukti (evidence based) dengan penekanan pada upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan secara serasi
dan seimbang. Dengan demikian maka alokasi anggaran pembangunan kesehatan lebih
diletakkan pada upaya-upaya dimaksud.

Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan,


secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian
indikator kinerja program (outcome/hasil) dari kegiatan (output/keluaran). Selain itu,
indikator kinerja program merupakan cerminan sebuah fungsi dari keluaran kegiatan pada

Dinas Kesehatan Kab. HST 44


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

jangka menengah (efek langsung) dimana pengukuran indikator “hasil” lebih utama
daripada sekedar “keluaran” karena “hasil” (outcome) menggambarkan tingkat
pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak.
Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran
tentang pencapaian dari perencanaan suatu organisasi yang diharapkan di masa
mendatang.

Secara rinci, penetapan indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah tahun 2016- 2021 dapat diuraikan dalam tabel 9.1 sebagai berikut.

Dinas Kesehatan Kab. HST 45


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Tabel 5.1
Penetapan Indikator Kinerja Terhadap
Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Data Awal Target
NO. Data
2014/2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2. Dinas Kesehatan
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap 0 50% 55% 60% 65% 68% 70%
2.1
pelayanan kesehatan
Jumlah penduduk miskin yang terlayani 8000 org 43,49% 50%jumlah 75%jumlah 95%jumlah 100%jumlah 100%jumla
2.2 jumlah penduduk penduduk penduduk penduduk h penduduk
penduduk

Jumlah puskesmas yang memenuhi standar 7 7 11 14 19 19 19


2.3
ketenagaan
2.4 Kejadian kasus keracunan makanan 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus

2.5 Cakupan Desa STBM


Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB
2.6 yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 65% 70% 75% 80% 90% 100% 100%
jam
Angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk
2.7 (atau angka prevalensi Penyakit Malaria per <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
100.000 penduduk)
Angka kematian karena penyakit malaria per 2 2 2 2 2 2 2
2.8
100.000 penduduk
persentase penderita TB Paru BTA + yang 85 85.5 86 87 88 89 90
2.9
dapat disembuhkan

Dinas Kesehatan Kab. HST 47


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Data Awal Target


NO. Data
2014/2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
< 16/100.000
2.10 Penemuan kasus baru kusta (CDR / 100.000) <10 <9 <8 <6 <5 <5
penduduk

Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child 85% 90% 92% 95% 98% 100% 100%
2.11
Imunization (UCI)
Melaksanakan pengandalian PTM terpadu,
2.12 pembentukan posbindu, deteksi dini kaker 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
servek
Belanja Cetak Program Pencegahan dan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2.13
penyakit tidak menular
Cakupan penemuan dan penanganan 100 100 100 100 100 100 100
2.14
penderita penyakit DBD
Angka kesakitan Penderita DBD 187 per 250 200 150 100 51 51
2.15 100.000
penduduk

Cakupan penemuan dan penanganan 100 100 100 100 100 100 100
2.16
penderita penyakit TBC BTA
Jumlah anak sekolah yang mendapatkan obat 308 308 308 308 308 308 308
2.17
cacing
Jumlah Penderita Hepatitis B pada kelompok 0 20 30 40 50 60 70
2.18
berisiko
Presentasi cakupan pengobatan massal 96.8% 98.0% 99% 100% 100% 100% 100%
2.19
Filariasis terhadap jumlah penduduk endemis
2.20 Presentasi Penderita HIV/AIDS yang diobati 35% 35% 40% 45% 50% 55% 60%

Dinas Kesehatan Kab. HST 48


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Data Awal Target


NO. Data
2014/2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Presentasi jangkauan Program HIV pada
2.21 0 0 35 45 55 65 75
popolasi kunci
2.22 Angka penemuan penderita Pneumonia 50,53 50,53 55 65 75 80 85
2.23 Angka penemuan penderita Rabies/HPR 27 35 36 37 38 39 40
Jumlah kasus /Penderita Diare 285 per 1.000
2.24 285 270 260 230 214 214
penduduk
Jumlah Petugas yang mendapat Refresing
2.25 Program Penyakit Menular, tidak menular dan 247 247 247 247 247 247 247
penyehatan lingkungan
2.26 Angka Kematian Bayi 18/1000 KH 18/1000 KH 18/1000 KH 18/1000 KH 17/1000 KH 17/1000 KH 16/1000 KH
Angka Kematian Ibu 183/100.000 183/100.000 183/100.00 183/100.00 182/100.00 182/100.00 181/100.00
2.27
KH KH 0 KH 0 KH 0 KH 0 KH 0 KH
2.28 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 75.90% 76 76.5 77 78 79 80
2.29 Cakupan kunjungan Ibu Nifas 79.60% 80 81 82 83 84 85
2.30 Rasio bidan per 100.000 penduduk
982/1000 KH 982/1000 KH 982/1000 982/1000 983/1000 983/1000 984/1000
2.31 Angka harapan hidup pada saat lahir
KH KH KH KH KH
2.32 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 85.60% 80 81 82 83 84 85.6
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 83.40% 83.6 83.8 84 84.4 84.8 85
2.33 kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan
2.34 23.90% 23% 22% 20% 18.5% 17% 15%
Prevalensi Gizi kurang
2.35 0.02% <1% <1% <1% <1% <1% <1%
Prevalensi Gizi buruk

Dinas Kesehatan Kab. HST 49


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

Data Awal Target


NO. Data
2014/2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Cakupan Balita Gizi buruk mendapat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2.36
perawatan
Presentase balita gizi kurang (kurus) yang 50.2% 50% 55% 60% 65% 70% 75%
2.37
mendapatkan makanan tambahan
2.38 Prosentase Ibu hamil KEK 10.8% 10.5% 10% 9.5% 9% 8.5% 8%

2.39 Ibu Hamil dan Remaja Puteri Anemia 24.17% 20% 18% 16% 14% 12% 10%

Angka prevalensi anak-anak di bawah berat 4.14% 4.0% 3.8% 3.5% 3.2% 3.0% 2.5%
2.40
badan normal
2.41 Cakupan kunjungan Bayi 72,65 % 70% 75% 80% 85% 90% 95%

Cakupan pemantauan tumbuh kembang anak 55,54 % 65% 70% 75% 80% 85% 90%
2.42
Balita
Cakupan penjaringan siswa kls 1, VII dan kelas 54.23% 70% 75% 80% 85% 90% 95%
2.43
X
Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan 22% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
2.45
usila
Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan 48% 50% 52% 54% 56% 58% 60%
2.46
PHBS
2.47 Cakupan Desa Siaga aktif 30,12% 35% 40% 45% 50% 55% 60%

Dinas Kesehatan Kab. HST 50


Review Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 2016-2021

BAB VI
PENUTUP

Renstra merupakan dokumen rencana strategi yang menjadi pedoman


penyelenggaran Dinas Kesehatan dalam lima tahun mendatang yang harus ditaati oleh
seluruh pegawai dilingkup Dinas Kesehatan. Dokumen ini berisi penjabaran Visi, Misi dan
Program Dinas Kesehatan periode 2016-2021, yang penyusunannya berpedoman pada
RPJMD Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2016-2021, serta memperhatikan Renstra
Provinsi Kalimantan Selatan 2015-2019, dan Renstra Kementrian Kesehatan 2015-2019.
Untuk itu, menjadi penting dipahami oleh segenap pihak terkait tentang bagaimana
mengoperasionalkan Renstra ini baik dalam tahapan normal maupun masa transisi. Agar
dokumen Renstra benar-benar menjadi rujukan dalam pengelolaan kinerja.

Reviuw Rencana Strategi ini telah mengakomidir perubahan struktur organisasi


perangkat daerah sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan,
dan penilaian upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan untuk kurun waktu tahun 2016-2021. Selain itu
dengan adanya rencana strategis ini diharapkan pembangunan kesehatan dapat dilaksanakan
lebih terarah, terukur dan sistematis bertahap dan terkontrol.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun 2016-2021
ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi
dan kerjakeras dari segenap aparatur yang terlibat.

Dinas Kesehatan Kab. HST 51


Lampiran-Lampiran

RENSTRA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH 2016 — 2021
Lampiran 1
Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2011 - 2015

Realisasi Capaian Kinerja


No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes 70% 76.92% 74.05% 70.00% 61.04% 70.00%
2 Prevalensi Gizi kurang 44=0,1 % 87=0,63% 75=0,28% 75=0,28% 89=0,33% 156=0,67%
3 Prevalensi Gizi buruk 6=0,02 % 5=0,02 1=0,04% 5=0,02% 6=0,02% 5=0,02%
4 Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi < 24 jam 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5
Angka kesakitan malaria per 1.000 penduduk (atau angka prevalensi Penyakit Malaria per
0.49 0.79 0.8 0.65 0.59 0.44
6 100.000 penduduk)

7 Angka kematian karena penyakit malaria per 100.000 penduduk 5 4 5 0 1 0

8 persentase penderita TB Paru BTA + yang dapat disembuhkan 83.10% 82.30% 86.30% 88% 87.24% 74.21%

9 Penemuan kasus baru kusta (CDR / 100.000) 9.2 9 7 5.50 6.80 6.15
10 Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) - 67.80 79.90 81.10 91.10 85.80
11 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100% 100% 100% 100% 100% 100%
12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA 33.20% 33.1% 33.8% 37.6% 37.0% 46.96%
13 Angka Harapan Hidup 63.66 63.87 64.06 64.24 64.33 -

14 Angka Kematian Bayi 8,5/1000 13,36/1000 8,3/1000 12,5/1000 18/1000 18/1000


15 Angka Kematian Ibu 41,32/100.000 197/100.000 92/100.000 141/100.000 276/100.000 183/100.000
Cakupan kunjungan Ibu Hamil 97.72% 83.89% 86% 82.2% 90.2% 95.5%
16
17 Cakupan kunjungan Ibu Nifas 91% 77.51% 73.60% 75.8% 75.8% 79.6%
18 Cakupan kunjungan Bayi 96% 68.01% 61.60% 84% 68.79% 72.65%

19 Angka harapan hidup pada saat lahir 100% 100% 100% 100% 100% 100.00%

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 100% 30.43% 33.5% 54% 100% 85.6%
20
21 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90.90% 98.57% 83.1% 80.4% 83% 83.4%
22 Angka prevalensi anak-anak di bawah berat badan normal 3,8% 4,7% 4,4% 4,3% 3,5% 4,14%

23 Cakupan Pelayanan Kesehatan anak balita 51.40% 38.11% 61.1% 45.9% 45.9% 55.4%

24 Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila 20.30% 22.03% 70.81% 19.54% 19.06% 23.30%
25 Cakupan Desa STBM - - - - 7.1% 29.00%

26 Rasio bidan per 100.000 penduduk 52% 52% - 82% 82% 82%
27 Persentase posyandu Purnama dan Mandiri 34.81 34.93 34.42 34.16 34.60 34.60

28 Rasio Posyandu per jumlah balita - 0.16 0.16 2.93 0.16 0.16

29 Rasio Puskesmas, Pustu, Poliklinik per satuan penduduk 64 64 64 64 64 64


30 Cakupan puskesmas 19 19 19 19 19 19
Realisasi Capaian Kinerja
No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
31 Cakupan Puskesmas Pembantu (Pustu, Poskesdes, Polindes dll) 136 162 159 92 92 -

32 Rasio dokter per satuan penduduk 31 20 12 15.93 14 -


33 Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk - 1.64 - 7.57 2 -
34 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 0 20 12 15.93 14 -
35 Kejadian kasus keracunan makanan 0 1 kasus 0 0 0 1 kasus
36 Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS 61.60 63.45 50.60 40.00 39.60 48.80
37 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 100% 100% 100% 100% 100%
38 Peresentase sarana kesehatan dengan kemapuan laboratorium kesehatan 100% 100% 100% 100% 100% 100.00%
Lampiran 1
Pencapaian Kinerja SKPD
Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2011 - 2015

Realisasi Capaian Kinerja


No. Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Cakupan Ibu Hamil K4 83.63% 100.00% 73.53% 72.70% 74.53% 75.95% 80%
2 Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 100% 30.43% 33.5% 54% 100% 85.6% 75%
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90%
3 83.42%
90.87% 81.64% 83.06% 80.36% 79.24%
4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 90.87% 77.51% 73.58% 75.81% 72.35% 79.63% 75%
Cakupan Neonatal dengan komplikasi yg ditangani
5
100.00% 30.16% 19.45% 21.37% 49.54% 37.55% 70%
6 Cakupan kunjungan bayi 96% 68.01% 61.60% 84% 68.79% 72.65% 70%
100%
7 Cakupan Desa/Kelurahan UCI 79.88% 79.88% 87.57% 81.07% 91.12% 85.80%
8 Cakupan pemantauan tumbuh kembang anak Balita 65%
51.37% 38.11% 61.64% 252.22% 45.87% 79.87%
100
9 Presentase balita gizi kurang (kurus) yang mendapatkan makanan tambahan 0.00% 100.00% 100.00% 100.00% 58.02% 70.00%
10 Cakupan Balita Gizi buruk mendapat perawatan 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100%
11 Cakupan pemeriksaan siswa kls 1 SD 0.00% 49.05% 79.35% 71.45% 88.56% 100.00% 100%
12 Cakupan peserta KB aktif 77.72% 82.78% 87.06% 85.83% 84.01% 0.00%
13 AFP lebih besar atau sama dengan 2per 100.000 penduduk dibawah umur 15 tahun 100.00% 100.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
14 Penemuan penderita pneumonia balita 100.00% 17.41% 16.67% 13.72% 23.77% 19.78%
15 Penemuan pasien baru TB BTA (+) 33.20% 33.1% 33.8% 37.6% 37.0% 46.96% 85%
Penemuan penderita DBD yang ditangani
16 100.00%
100.00% 100.00% 100.00% 52.48% 0.00%
17 Penemuan penderita Diare 100.00% 70.41% 58.68% 48.68% 70.36% 82.81%
18 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 34.50% 36.36% 18.31% 16.20% 100.00% 35.63%
19 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100.00% 100.00% 1.06% 0.88% 0.00% 3.84%
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/kota
20 100.00%
100.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yg dilakukan penyelidikan Epidemologi kurang dari 24 jam
21 0.00%
0.00% 0.00% 33.14% 41.42% 0.00%
22 Cakupan Desa Siaga aktif 3.01% 98.22% 98.22% 29.59% 30.12% 30.12%
Lampiran 2
Keterkaitan Permasalahan dan Perumusan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

No. Masalah Pokok Masalah Akar Masalah Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Strategi Kebijakan Program/Kegiatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
I Kurangnya Akses dan 1 Sumber daya Sarana dan prasarana kesehatan yang Meningkatkan akses Meningkatnya akses dan Tingkat kepuasan masyarakat 1) Meningkatkan sumber daya Peningkatan sarana dan prasarana Program
Mutu Pelayanan kesehatan yang belum belum memenuhi standar dan mutu pelayanan mutu pelayanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan kesehatan sesuai standar kesehatan yang memenuhi standar Pengadaan,Peningkatan dan
Kesehatan memenuhi standar kesehatan Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya, ,
Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan, Program
Peningkatan SDM Tenaga
Kesehatan
Jumlah penduduk miskin yang Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Program
terlayani khusus bagi masyarakat miskin yang Pengadaan,Peningkatan Sarana
memerlukan dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-
Paru/Rumah Sakit Mata,
Program Pelayanan Kesehatan
Penduduk miskin, Program
Kemitraan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan,
Program Bantuan Operasional
Kesehatan

Jumlah puskesmas yang Peningkatan kapasitas dan kinerja Program Standarisasi


memenuhi standar ketenagaan sumber daya kesehatan Pelayanan Kesehatan

Rasio tenaga medis per Program Upaya Kesehatan


satuan penduduk Masyarakat
Kejadian kasus keracunan Peningkatan Pembinaan, Pengawasan Program Pengawasan dan
makanan dan pemeriksaan terhadap obat dan Pengendalian Kesehatan
produk pangan yang beredar Makanan, Program
Pengawasan Obat dan
Makanan,Program
Pengembangan Obat Asli
Indonesia
II Masih adanya ditemukan 1 Adanya penyakit yang Rendahnya cakupan Jumlah Desa yang Meningkatkan Meningkatnya pencegahan Cakupan Desa STBM 1) Perbaikan kualitas Peningkatan cakupan Jumlah Desa yang Program Pengembangan
penyakit menular dan tidak ditimbulkan oleh melaksanakan STBM pencegahan dan dan penanggulangan lingkungan melaksanakan STBM Lingkungan Sehat
menular di masyarakat akibat lingkungan penanggulangan penyakit menular dan tidak
yang belum sehat penyakit menular menular
dan tidak menular
II Masih adanya ditemukan Meningkatkan Meningkatnya pencegahan
penyakit menular dan tidak pencegahan dan dan penanggulangan
menular di masyarakat penanggulangan penyakit menular dan tidak
No. Masalah Pokok Masalah Akar Masalah penyakit menular
Tujuan menular Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Strategi Kebijakan Program/Kegiatan
(1) (2) (3) (4) dan tidak(5)
menular (6) (7) (8) (9) (10)
2 Adanya penyakit yang Rendahnya Jumlah Penemuan Dan Cakupan Desa / Kelurahan 2) Peningkatan penyuluhan Peningkatan jumlah penemuan dan Program Pencegahan dan
ditimbulkan oleh Penanganan Penderita Penyakit menular mengalami KLB yang dan penemuan penderita penanganan penderita penyakit menular Penanggulangan Penyakit
perilaku yang tidak dan tidak menular dilakukan penyelidikan penyakit menular dan tidak dan tidak menular di masyarakat menular
sehat epidemologi < 24 jam menular
III Masih tinggi angka 1 Adanya kehamilan Perilaku yang tidak sehat menurunkan AKI menurunnya AKI AKB Angka Kematian Bayi 1) Mengurangi faktor resiko Peningkatan penyuluhan bagi ibu hamil Program Peningkatan
kematian ibu dan bayi dengan faktor resiko AKB dan resiko tinggi pada dengan faktor resiko dan resiko tinggi keselamatan ibu melahirkan
dan resiko tinggi Angka Kematian Ibu kehamilan dan anak, Program Jaminan
Kurangnya kesadaran masyarakat Cakupan kunjungan Ibu Persalinan (Jampersal)
Hamil
Cakupan kunjungan Ibu
Nifas
2 Akses yang kurang Biaya persalinan yang tdk terjangkau Rasio bidan per 100.000 2) Meningkatkan akses Menyelenggarakan pertolongan
memadai masyarakat Miskin penduduk pelayanan kesehatan bagi persalinan yang terjangkau bagi
ibu dan bayi masyarakat miskin
Tenaga yang belum memadai dan Angka harapan hidup pada Pemenuhan tenaga kesehatan yang
merata saat lahir merata
Kompetensi nakes masih blm optimal Cakupan Komplikasi Peningkatan Kompetensi tenaga
Kebidanan yang ditangani kesehatan
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
IV Masih ditemukannya kasus 1 Kurangnya asupan gizi kondisi ekonomi keluarga tidak mampu meningkatkan status meningkatnya status gizi Prevalensi Gizi kurang 1) Perbaikan asupan gizi Memberikan bantuan PMT bagi Program Perbaikan gizi
gizi buruk dan gizi kurang gizi dan kesehatan dan kesehatan masyarakat masyarakat keluarga tidak mampu masyarakat
Prevalensi Gizi buruk
serta kurang energi kronis masyarakat
Cakupan Balita Gizi buruk
mendapat perawatan
2 Adanya penyakit kurangnya pengetahuan, kesadaran dan Presentase balita gizi kurang 2) Meningkatkan pencegahan Peningkatan penyuluhan keluarga sadar
infeksi yang perilaku (kurus) yang mendapatkan dan penanggulangan gizi
mengakibatkan gizi makanan tambahan penyakit infeksi yang
kurang Persentasi ibu hamil KEK mengakibatkan gizi kurang
Ibu Hamil dan Remaja Puteri
Anemia
Angka prevalensi anak-anak
di bawah berat badan normal

V Kurang optimalnya Penyimpangan penggunaan nafza dikalangan remaja meningkatkan meningkatnya pelayanan Peningkatan penyuluhan Penyuluhan tentang bahaya nafza pada Program Peningkatan
pelayanan kesehatan anak perilaku pelayanan kesehatan kesehatan anak, remaja dan Cakupan kunjungan Bayi dan pengetahuan remaja, remaja Pelayanan Kesehatan anak
dan remaja dan lansia anak, remaja dan lansia ibu dan lansia balita
rendahnya kesadaran pemantauan lansia Cakupan pemantauan tumbuh Penyuluhan peningkatan kesadaran
tumbuh kembang anak kembang anak Balita masyarakat dalam pemantauan tumbuh
kembang anak
Cakupan penjaringan siswa kls
1, VII dan kelas X
tingginya ketergantungan lansia Cakupan pelayanan Penyuluhan untuk meningkatkan Program Peningkatan
kesehatan pra usila dan usila pengetahuan kemandirian lansia pelayanan kesehatan lansia
VI Masih rendahnya Kurangnya kesadaran belum optimalnya kader penggerak meningkatkan meningkatkan partisipasi Persentase Rumah Tangga yang Peningkatan pengetahuan Peningkatan peran serta kader kesehatan Promosi Kesehatan dan
pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam kesehatan masyarakat partisipasi masyarakat dalam melaksanakan PHBS dan pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat dalam pembangunan kurangnya pengetahuan masyarakat masyarakat dalam pembangunan kesehatan Rasio Posyandu per jumlah masyarakat dalam Penyuluhan perilaku hidup bersih dan
pembangunan kesehatan kesehatan pembangunan balita pembangunan kesehatan sehat (PHBS)
kesehatan Cakupan Desa Siaga aktif Peningkatan SDM kesehatan
Lampiran 3
Tujuan Jangka Menengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Tahun 2016 - 2021

Indikator Awal Target Kinerja Tujuan Pada Tahun


No. Tujuan Indikator Tujuan (2014/2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Meningkatkan akses dan mutu pelayanan Tingkat kepuasan masyarakat terhadap 70%
kesehatan pelayanan kesehatan 0 50% 55% 60% 65% 68%
2 Meningkatkan pencegahan dan Cakupan Desa / Kelurahan mengalami
penanggulangan penyakit menular dan tidak KLB yang dilakukan penyelidikan 85% 90% 92% 95% 98% 100% 100%
menular epidemologi < 24 jam
Cakupan Desa STBM
3 Menurunkan AKI AKB Angka Kematian Bayi 18/1000 KH 18/1000 KH 18/1000 KH 18/1000 KH 17/1000 KH 17/1000 KH 16/1000 KH
Angka Kematian Ibu 183/100.000 KH 183/100.000 KH 183/100.000 KH 183/100.000 KH 182/100.000 KH 182/100.000 KH 181/100.000 KH
4 Meningkatkan status gizi dan kesehatan Prevalensi Gizi kurang 23.90% 23% 22% 20% 18.5% 17% 15%
masyarakat
Prevalensi Gizi buruk 0.02% <1% <1% <1% <1% <1% <1%
5 Meningkatkan pelayanan kes anak, remaja Cakupan kunjungan Bayi 72,65 % 70% 75% 80% 85% 90% 95%
dan lansia Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan 22% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
usila
6 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Persentase Rumah Tangga yang 48% 50% 52% 54% 56% 58% 60%
pemb. Kes melaksanakan PHBS
Lampiran 4
Sasaran Jangka Menengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Tahun 2016 - 2021

Indikator Awal Target Kinerja Sasaran Pada Tahun


No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran (2014/2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Meningkatkan akses dan mutu pelayanan Meningkatnya akses dan mutu Tingkat kepuasan masyarakat terhadap 70%
kesehatan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan 0 50% 55% 60% 65% 68%
Jumlah penduduk miskin yang terlayani 8000 org 43,49% jumlah 50%jumlah 75%jumlah 95%jumlah 100%jumlah 100%jumlah
penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
Jumlah puskesmas yang memenuhi standar 7 7 11 14 19 19 19
ketenagaan

Kejadian kasus keracunan makanan 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus 0 Kasus
2 Meningkatkan pencegahan dan Meningkatnya pencegahan dan Cakupan Desa STBM 55 60 65 70 75 80
penanggulangan penyakit menular dan tidak penanggulangan penyakit Cakupan Desa / Kelurahan mengalami
menular menular dan tidak menular KLB yang dilakukan penyelidikan 65% 70% 75% 80% 90% 100% 100%
epidemologi < 24 jam

Angka kesakitan malaria per 1.000


penduduk (atau angka prevalensi Penyakit <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1
Malaria per 100.000 penduduk)

Angka kematian karena penyakit malaria


2 2 2 2 2 2 2
per 100.000 penduduk
persentase penderita TB Paru BTA + yang
85 85.5 86 87 88 89 90
dapat disembuhkan
Penemuan kasus baru kusta (CDR / < 16/100.000
<10 <9 <8 <6 <5 <5
100.000) penduduk
Cakupan Desa / Kelurahan Universal
85% 90% 92% 95% 98% 100% 100%
Child Imunization (UCI)
Melaksanakan pengandalian PTM terpadu,
pembentukan posbindu, deteksi dini kaker 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
servek
Belanja Cetak Program Pencegahan dan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
penyakit tidak menular
Cakupan penemuan dan penanganan
100 100 100 100 100 100 100
penderita penyakit DBD
Angka kesakitan Penderita DBD 187 per 100.000 250 200 150 100 51 51
penduduk
Cakupan penemuan dan penanganan
100 100 100 100 100 100 100
penderita penyakit TBC BTA
Jumlah anak sekolah yang mendapatkan 308 308 308 308 308 308 308
obat cacing
Jumlah Penderita Hepatitis B pada 0 20 30 40 50 60 70
kelompok berisiko
Presentasi cakupan pengobatan massal
Filariasis terhadap jumlah penduduk 96.8% 98.0% 99% 100% 100% 100% 100%
endemis
Presentasi Penderita HIV/AIDS yang
35% 35% 40% 45% 50% 55% 60%
diobati
Indikator Awal Target Kinerja Sasaran Pada Tahun
No. Tujuan Sasaran Indikator Sasaran (2014/2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Presentasi jangkauan Program HIV pada
0 0 35 45 55 65 75
popolasi kunci
Angka penemuan penderita Pneumonia 50,53 50,53 55 65 75 80 85
Angka penemuan penderita Rabies/HPR 27 35 36 37 38 39 40
Jumlah kasus /Penderita Diare 285 per 1.000
285 270 260 230 214 214
penduduk
Jumlah Petugas yang mendapat Refresing
Program Penyakit Menular, tidak menular
247 247 247 247 247 247 247
dan penyehatan lingkungan

3 Menurunkan AKI AKB Menurunnya AKI AKB Angka Kematian Bayi 18/1000 KH 18/1000 KH 18/1000 KH 18/1000 KH 17/1000 KH 17/1000 KH 16/1000 KH
Angka Kematian Ibu 183/100.000 KH 183/100.000 KH 183/100.000 KH 183/100.000 KH 182/100.000 KH 182/100.000 KH 181/100.000 KH
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 75.90% 76 76.5 77 78 79 80
Cakupan kunjungan Ibu Nifas 79.60% 80 81 82 83 84 85
Rasio bidan per 100.000 penduduk
Angka harapan hidup pada saat lahir 982/1000 KH 982/1000 KH 982/1000 KH 982/1000 KH 983/1000 KH 983/1000 KH 984/1000 KH
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang 85.60% 80 81 82 83 84 85.6
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh 83.40% 83.6 83.8 84 84.4 84.8 85
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Meningkatkan status gizi dan kesehatan Meningkatnya status gizi dan Prevalensi Gizi kurang 23.90% 23% 22% 20% 18.5% 17% 15%
masyarakat kesehatan masyarakat Prevalensi Gizi buruk 0.02% <1% <1% <1% <1% <1% <1%
Cakupan Balita Gizi buruk mendapat 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
perawatan
Presentase balita gizi kurang (kurus) yang 50.2% 50% 55% 60% 65% 70% 75%
mendapatkan makanan tambahan
Prosentase Ibu hamil KEK 10.8% 10.5% 10% 9.5% 9% 8.5% 8%
Ibu Hamil dan Remaja Puteri Anemia 24.17% 20% 18% 16% 14% 12% 10%
Angka prevalensi anak-anak di bawah 4.14% 4.0% 3.8% 3.5% 3.2% 3.0% 2.5%
berat badan normal
5 Meningkatkan pelayanan kes anak, remaja Meningkatnya pelayanan kes Cakupan kunjungan Bayi 72,65 % 70% 75% 80% 85% 90% 95%
dan lansia anak, remaja dan lansia Cakupan pemantauan tumbuh kembang 55,54 % 65% 70% 75% 80% 85% 90%
anak Balita
Cakupan penjaringan siswa kls 1, VII dan 54.23% 70% 75% 80% 85% 90% 95%
kelas X pelayanan kesehatan pra usila
Cakupan 22% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
dan usila
6 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Meningkatkan partisipasi Persentase Rumah Tangga yang 48% 50% 52% 54% 56% 58% 60%
pemb. Kes masyarakat dalam pemb. Kes melaksanakan PHBS
Cakupan Desa Siaga aktif 30,12% 35% 40% 45% 50% 55% 60%
Lampiran 5
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output) pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Meningkatkan akses Meningkatnya akses dan Tingkat kepuasan masyarakat 1 02 01 16 Program Upaya Kesehatan Persentase penduduk yang 100% 100% 68,064,664,577 100% 95,045,678,520 100% 107,112,898,867 100% 157,408,076,694 100% 122,108,279,220 100% 113,298,637,722
dan mutu pelayanan mutu pelayanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan Masyarakat memanfaatkan Puskesmas, Pustu,
kesehatan Poskesdes, Polindes
Jumlah penduduk miskin yang 1 02 01 16 01 Pelayanan Kesehatan Jumlah peserta PBI daerah 8000 orang 43,49 % 552,000,000 50% 7,728,000,000 75% 12,420,000,000 95% 16,560,000,000 100% 17,000,000,000 100% 17,000,000,000
terlayani penduduk miskin di (pembayaran Premi)
Jumlah puskesmas yang memenuhi puskesmas jaringannya jumlah pertemuan, rekon keuangan 19 Puskesmas 0 - 19 Puskesmas 35,000,000 19 Puskesmas 35,000,000 19 Puskesmas 35,000,000 19 Puskesmas 35,000,000 19 Puskesmas 35,000,000
standar ketenagaan dan laporan JKN
1 02 01 16 2 Pemeliharaan dan pemulihan Jumlah Puskesmas 19 Puskesmas 19 Puskesmas 116,673,680 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000
kesehatan menyelenggarakan upaya perawatan
kesehatan masyarakat (Perkesmas)
dan Batra
Cakupan Sekolah yang 100% 0 - 35% 13,000,000 50% 17,000,000 65% 22,000,000 80% 25,000,000 100% 30,000,000
melaksanakan UKS
1 02 01 16 03 Pengadaan,Peningkatan dan Jumlah sarana dan prasarana 19 buah 19 buah 11,494,820,000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
1 02 01 16 08 Pengadaan Peralatan dan Jumlah alkes yang diadakan 100% 100% 1,792,273,560 1 set 1,000,000,000 1 set 1,000,000,000 1 set 1,000,000,000 1 set 1,000,000,000 1 set 1,000,000,000
Perbekalan Kesehatan
Termasuk Obat Generik
Esensial
1 02 01 16 09 Peningkatan Kesehatan Kategori penilaian tenaga kesehatan 100% 100% 3,938,076,960 100% 233,498,420 100% 256,848,262 100% 282,533,088 100% 310,786,397 100% 341,865,037
Masyarakat teladan dan kinerja puskesmas

1 02 01 16 12 Peningkatan Pelayanan dan Persentasi Jumlah kejadian 100% 1 keg 869,790,000 1 keg 210,000,000 1 keg 210,000,000 1 keg 210,000,000 1 keg 210,000,000 1 keg 210,000,000
Penanggulangan Masalah kegawatdaruratan yang ditangani
Kesehatan Jumlah Pelayanan kesehatan 10 kl 10 kl 7,000,000 14 kl 84,000,000 14 kl 84,000,000 14 kl 84,000,000 14 kl 84,000,000 14 kl 84,000,000
bergerak DTPK
Jumlah peserta pelatihan 0 0 0 20 org 80,000,000 20 org 80,000,000 20 org 80,000,000 20 org 80,000,000 20 org 80,000,000
kegawatdaruratan
1 02 01 16 14 Monitoring, Evaluasi dan Jumlah kegiatan yang dilaksanakan 1 keg 1 keg 33,069,050 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
Pelaporan
1 02 01 16 41 Pelayanan kesehatan kerja Jumlah puskesmas melaksanakan 0 0 - 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000 19 Puskesmas 100,000,000
dan olah raga kesehatan kerja dan olahraga
1 02 01 16 22 Puskesmas Kasarangan Biaya operasional puskesmas 100% 2,948 252,428,000 2,948 252,428,000 2,948 252,428,000 2,948 252,428,000 2,948 252,428,000 2,948 252,428,000
1 02 01 16 23 Puskesmas Sungai Buluh 100% 3,117 281,356,000 3,117 281,356,000 3,117 281,356,000 3,117 281,356,000 3,117 281,356,000 3,117 281,356,000
1 02 01 16 24 Puskesmas Pantai 100% 5,413 389,761,000 5,413 389,761,000 5,413 389,761,000 5,413 389,761,000 5,413 389,761,000 5,413 389,761,000
Hambawang
1 02 01 16 25 Puskesmas Durian Gantang 100% 3,514 329,278,000 3,514 329,278,000 3,514 329,278,000 3,514 329,278,000 3,514 329,278,000 3,514 329,278,000
1 02 01 16 26 Puskesmas Ilung 100% 8,267 495,995,000 8,267 495,995,000 8,267 495,995,000 8,267 495,995,000 8,267 495,995,000 8,267 495,995,000
1 02 01 16 27 Puskesmas Limpasu 100% 3,229 284,029,000 3,229 284,029,000 3,229 284,029,000 3,229 284,029,000 3,229 284,029,000 3,229 284,029,000
1 02 01 16 28 Puskesmas Birayang 100% 4,043 403,248,000 4,043 403,248,000 4,043 403,248,000 4,043 403,248,000 4,043 403,248,000 4,043 403,248,000
1 02 01 16 29 Puskesmas Batu Tangga 100% 1,625 188,751,400 1,625 188,751,400 1,625 188,751,400 1,625 188,751,400 1,625 188,751,400 1,625 188,751,400
1 02 01 16 30 Puskesmas Kubur Jawa 100% 3,245 280,108,600 3,245 280,108,600 3,245 280,108,600 3,245 280,108,600 3,245 280,108,600 3,245 280,108,600
1 02 01 16 31 Puskesmas Haruyan 100% 4,227 370,885,000 4,227 370,885,000 4,227 370,885,000 4,227 370,885,000 4,227 370,885,000 4,227 370,885,000
1 02 01 16 32 Puskesmas Barikin 100% 2,315 229,000,000 2,315 229,000,000 2,315 229,000,000 2,315 229,000,000 2,315 229,000,000 2,315 229,000,000
1 02 01 16 33 Puskesmas Barabai 100% 9,430 740,485,000 9,430 740,485,000 9,430 740,485,000 9,430 740,485,000 9,430 740,485,000 9,430 740,485,000
1 02 01 16 34 Puskesmas Awang Besar 100% 1,928 207,759,400 1,928 207,759,400 1,928 207,759,400 1,928 207,759,400 1,928 207,759,400 1,928 207,759,400
1 02 01 16 35 Puskesmas Pagat 100% 3,008 270,129,000 3,008 270,129,000 3,008 270,129,000 3,008 270,129,000 3,008 270,129,000 3,008 270,129,000
1 02 01 16 36 Puskesmas Hantakan 100% 5,542 347,283,000 5,542 347,283,000 5,542 347,283,000 5,542 347,283,000 5,542 347,283,000 5,542 347,283,000
1 02 01 16 37 Puskesmas Kalibaru 100% 2,830 293,045,600 2,830 293,045,600 2,830 293,045,600 2,830 293,045,600 2,830 293,045,600 2,830 293,045,600
1 02 01 16 38 Puskesmas Pandawan 100% 6,323 455,219,000 6,323 455,219,000 6,323 455,219,000 6,323 455,219,000 6,323 455,219,000 6,323 455,219,000
1 02 01 16 39 Puskesmas Kambat Utara 100% 7,513 405,739,000 7,513 405,739,000 7,513 405,739,000 7,513 405,739,000 7,513 405,739,000 7,513 405,739,000
1 02 01 16 40 Puskesmas Tandilang 100% 1,137 175,500,000 1,137 175,500,000 1,137 175,500,000 1,137 175,500,000 1,137 175,500,000 1,137 175,500,000
1 02 01 16 43 Penyediaan Jasa Pelayanan 0% - - 3,576,000,000 100% 3,933,600,000 100% 4,326,960,000 100% 4,759,656,000 100% 5,235,621,600
Kesehatan
1 02 01 37 Program Bantuan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Operasional Kesehatan
1 02 01 37 01 Kegiatan Bantuan 100% 100% 248,335,000 100% 248,335,000 100% 248,335,000 100% 248,335,000 100% 248,335,000 100% 248,335,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Kasarangan
1 02 01 37 02 Kegiatan Bantuan 100% 100% 188,537,000 100% 188,537,000 100% 188,537,000 100% 188,537,000 100% 188,537,000 100% 188,537,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Sungai Buluh
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output) pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 02 01 37 03 Kegiatan Bantuan 100% 100% 231,546,000 100% 231,546,000 100% 231,546,000 100% 231,546,000 100% 231,546,000 100% 231,546,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Pantai
Hambawang
1 02 01 37 04 Kegiatan Bantuan 100% 100% 245,833,000 100% 245,833,000 100% 245,833,000 100% 245,833,000 100% 245,833,000 100% 245,833,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Durian Gantang
1 02 01 37 05 Kegiatan Bantuan 100% 100% 319,899,500 100% 319,899,500 100% 319,899,500 100% 319,899,500 100% 319,899,500 100% 319,899,500
Operasional Kesehatan
Puskesmas Ilung
1 02 01 37 06 Kegiatan Bantuan 100% 100% 281,725,000 100% 281,725,000 100% 281,725,000 100% 281,725,000 100% 281,725,000 100% 281,725,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Limpasu
1 02 01 37 07 Kegiatan Bantuan 100% 100% 310,398,000 100% 310,398,000 100% 310,398,000 100% 310,398,000 100% 310,398,000 100% 310,398,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Birayang
1 02 01 37 08 Kegiatan Bantuan 100% 100% 274,880,000 100% 274,880,000 100% 274,880,000 100% 274,880,000 100% 274,880,000 100% 274,880,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Batu Tangga
1 02 01 37 09 Kegiatan Bantuan 100% 100% 245,883,000 100% 245,883,000 100% 245,883,000 100% 245,883,000 100% 245,883,000 100% 245,883,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Kubur Jawa
1 02 01 37 10 Kegiatan Bantuan 100% 100% 253,051,000 100% 253,051,000 100% 253,051,000 100% 253,051,000 100% 253,051,000 100% 253,051,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Haruyan
1 02 01 37 11 Kegiatan Bantuan 100% 100% 195,704,000 100% 195,704,000 100% 195,704,000 100% 195,704,000 100% 195,704,000 100% 195,704,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Barikin
1 02 01 37 12 Kegiatan Bantuan 100% 100% 212,866,500 100% 212,866,500 100% 212,866,500 100% 212,866,500 100% 212,866,500 100% 212,866,500
Operasional Kesehatan
Puskesmas Barabai
1 02 01 37 13 Kegiatan Bantuan 100% 100% 185,800,000 100% 185,800,000 100% 185,800,000 100% 185,800,000 100% 185,800,000 100% 185,800,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Awang Besar
1 02 01 37 14 Kegiatan Bantuan 100% 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Pagat
1 02 01 37 15 Kegiatan Bantuan 100% 100% 304,180,000 100% 304,180,000 100% 304,180,000 100% 304,180,000 100% 304,180,000 100% 304,180,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Hantakan
1 02 01 37 16 Kegiatan Bantuan 100% 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000 100% 238,715,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Kalibaru
1 02 01 37 17 Kegiatan Bantuan 100% 100% 292,848,000 100% 292,848,000 100% 292,848,000 100% 292,848,000 100% 292,848,000 100% 292,848,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Pandawan
1 02 01 37 18 Kegiatan Bantuan 100% 100% 245,887,000 100% 245,887,000 100% 245,887,000 100% 245,887,000 100% 245,887,000 100% 245,887,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Kambat Utara
1 02 01 37 19 Kegiatan Bantuan 100% 100% 278,034,000 100% 278,034,000 100% 278,034,000 100% 278,034,000 100% 278,034,000 100% 278,034,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas Tandilang
1 02 01 37 20 Kegiatan Bantuan 100% 100% 299,163,000 100% 299,163,000 100% 299,163,000 100% 299,163,000 100% 299,163,000 100% 299,163,000
Operasional Kesehatan
Puskesmas
1 02 01 38 01 Program Jaminan persentase pelayanan persalinan 85% 85% 720,040,000 85% 720,040,000 85% 720,040,000 85% 720,040,000 85% 720,040,000
Persalinan (Jampersal) dengan tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan

Kegiatan Jaminan Persalinan Jumlah pasien yang ditangani 720,040,000.00 720,040,000.00 720,040,000.00
1.030 orang 720,040,000.00 1.030 orang 720,040,000.00 1.030 orang 1.030 orang 1.030 orang
(Jampersal)
1 02 01 36 Program Peningkatan SDM Nilai akreditasi Akper C C C B
Tenaga Kesehatan
1 02 01 36 01 Operasional BLUD Akademi Biaya operasional BLUD Akper 100% 100% 3,246,490,000 100% 3,408,814,500 100% 3,579,255,225 100% 3,758,217,986 100% 3,946,128,885 100% 4,143,435,329
Keperawatan Murakata

1 02 01 28 Program Kemitraan Cakupan masyarakat yang 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90%
Peningkatan Pelayanan menggunakan Jamkesda
Kesehatan
1 02 01 28 7 Kemitraan pengobatan bagi Presentase penduduk yang dilayani 100% 100% 28,485,440,477 100% 35,000,000,000 100% 40,000,000,000 100% 45,000,000,000 100% 50,000,000,000 100% 55,000,000,000
pasien kurang mampu
1 02 01 25 Program Rasio puskesmas yang mempunyai 0 0 - 100% 10,898,500,000 100% 10,898,500,000 100% 10,898,500,000 100% 10,898,500,000 100% 3,398,500,000
Pengadaan,Peningkatan sarana dan prasarana sesuai
dan Perbaikan Sarana dan standar
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output) pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 02 01 25 04 Pengadaan Puskesmas Jumlah mobil Puskesmas Keliling 0 0 - 4 buah 1,000,000 4 buah 1,000,000 4 buah 1,000,000 4 buah 1,000,000 4 buah 1,000,000
Keliling yang diadakan
1 02 01 25 06 Pengadaaan sarana dan Jumlah sarana dan prasarana 0 0 - 4 buah 100,000,000 4 buah 100,000,000 4 buah 100,000,000 4 buah 100,000,000 4 buah 100,000,000
prasarana puskesmas puskesmas yang diadakan
1 02 01 25 07 Pengadaaan sarana dan Jumlah sarana dan prasarana 0 0 - 9 buah 180,000,000 9 buah 180,000,000 9 buah 180,000,000 9 buah 180,000,000 9 buah 180,000,000
prasarana puskesmas puskesmas pembantu yang diadakan
Pembantu
1 02 01 25 09 Pengadaaan sarana dan Jumlah prasarana puskesmas keliling 0 0 - 4 buah 80,000,000 4 buah 80,000,000 4 buah 80,000,000 4 buah 80,000,000 4 buah 80,000,000
prasarana puskesmas keliling yang diadakan

1 02 01 25 11 Peningkatan Puskesmas Jumlah Puskesmas ditingkatkan 0 0 - 1 buah 7,500,000,000 1 buah 7,500,000,000 1 buah 7,500,000,000 1 buah 7,500,000,000 0 -
Menjadi Puskesmas Rawat
Inap
1 02 01 25 14 Pemeiharaan rutin/berkala Jumlah sarana dan prasarana 0 0 - 19 buah 142,500,000 19 buah 142,500,000 19 buah 142,500,000 19 buah 142,500,000 19 buah 142,500,000
sarana dan prasarana puskesmas yang dipelihara
puskesmas
1 02 01 25 15 Pemeiharaan rutin/berkala Jumlah sarana dan prasarana 0 0 - 9 buah 45,000,000 9 buah 45,000,000 9 buah 45,000,000 9 buah 45,000,000 9 buah 45,000,000
sarana dan prasarana puskesmas pembantu yang
puskesmas pembantu dipelihara
1 02 01 25 17 Pemeiharaan rutin/berkala Jumlah sarana dan prasarana 0 0 - 19 buah 95,000,000 19 buah 95,000,000 19 buah 95,000,000 19 buah 95,000,000 19 buah 95,000,000
sarana dan prasarana puskesmas keliling yang dipelihara
puskesmas keliling
1 02 01 25 ? Rehab sedang/berat Jumlah puskesmas yang direhab 0 0 - 2 buah 1,000,000,000 2 buah 1,000,000,000 2 buah 1,000,000,000 2 buah 1,000,000,000 2 buah 1,000,000,000
puskesmas
1 02 01 25 21 Rehab sedang/berat Jumlah puskesmas pembantu yang 0 0 - 9 buah 1,755,000,000 9 buah 1,755,000,000 9 buah 1,755,000,000 9 buah 1,755,000,000 9 buah 1,755,000,000
puskesmas pembantu direhab
1 02 01 24 Program Pelayanan Jumlah peserta yang dilayani 0 0 - 210 orang 210 orang 210 orang 210 orang 210 orang
Kesehatan Penduduk
miskin
1 02 01 24 01 Pelayanan Operasi Katarak Jumlah pelaksanaan operasi katarak 0 0 - 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000

1 02 01 24 02 Pelayanan Operasi bibir Jumlah pelaksanaan operasi bibir 0 0 - 1 kali 5,000,000 1 kali 5,000,000 1 kali 5,000,000 1 kali 5,000,000 1 kali 5,000,000
sumbing sumbing
1 02 01 24 03 Pelayanan sunatan masal Jumlah pelaksanaan sunatan massal 0 0 - 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000 1 kali 50,000,000

1 02 01 26 Program Rasio rumah sakit pratama yang 0 0 - 0 - 0 - 100% 20,000,000,000 0 - 0 -


Pengadaan,Peningkatan sesuai standar
Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru-
Paru/Rumah Sakit Mata

1 02 01 26 01 Pembangunan Rumah Sakit Jumlah rumah sakit pratama yang 0 0 - 0 - 0 - 1 buah 20,000,000,000 0 - 0 -
dibangun
1 02 01 23 Program Standarisasi Jumlah puskesmas yang 0% 2 pkm 121,237,050 6 pkm 1,939,000,000 12 pkm 2,508,500,000 19 pkm 2,668,000,000 19 pkm 1,856,500,000 19 pkm 1,892,950,000
Pelayanan Kesehatan terakreditasi
1 02 01 23 06 Penyusunan standar Jumlah SOP 0 300 SOP 121,237,050 300 SOP 687,000,000 300 SOP 1,016,500,000 300 SOP 1,176,000,000 300 SOP 364,500,000 300 SOP 400,950,000
pelayanan kesehatan
1 02 01 23 11 Penyediaan tenaga kontrak Jumlah tenaga kontrak 0 0 - 48 orang 1,252,000,000 58 orang 1,492,000,000 58 orang 1,492,000,000 58 orang 1,492,000,000 58 orang 1,492,000,000
medis/paramedis/kesmas medis/paramedis/kesmas

1 02 01 15 Program Obat dan Rasio kunjungan pasien ke fasilitas 100% 100% 2,140,483,667 100% 2,967,308,800 100% 2,601,577,690 100% 2,711,050,010 100% 2,853,441,969 100% 3,030,773,878
Perbekalan Kesehatan kesehatan yang mendapat obat
dan perbekalan kes.

1 02 01 15 01 Pengadaan Obat dan Jumlah jenis golongan besar obat 35 golongan 35 golongan besar 2,140,483,667 35 golongan besar 2,967,308,800 35 golongan besar 2,601,577,690 35 golongan 2,711,050,010 35 golongan 2,853,441,969 35 golongan 3,030,773,878
Perbekalan Kesehatan dan BAKHP yang diadakan besar besar besar besar
1 02 01 17 Program Pengawasan Obat KLB akibat keracunan obat dan 0 kasus 0 kasus 21,973,160 0 kasus 44,736,000 0 kasus 24,365,000 0 kasus 25,490,000 0 kasus 26,672,000 0 kasus 51,494,000
dan Makanan pangan yang terjadi
1 02 01 17 02 Peningkatan pengawasan jumlah peserta pertemuan 30 orang 30 orang 20,423,160 30 orang 21,443,000 30 orang 22,515,000 30 orang 23,640,000 30 orang 24,822,000 30 orang 24,822,000
keaman pangan dan bahan penyuluhan keamanan pangan
berbahaya
Jumlah sertifikasi layak higinie dan 0 - - 30 orang 21,443,000 - - - - - - 30 orang 24,822,000
sanitasi bagi RM dan catering
1 02 01 17 06 Pengawasan dan Pembinaan jumlah kunjungan pemeriksaan 10 toko obat dan 10 toko obat dan 1,550,000 10 toko obat dan 1,850,000 10 toko obat dan 1,850,000 10 toko obat dan 1,850,000 10 toko obat dan 1,850,000 10 toko obat 1,850,000
Toko Obat dan Apotek terhadap toko obat dan apotek apotek apotek apotek apotek apotek apotek dan apotek

1 02 01 18 Program Pengembangan rasio puskesmas yang memberikan 0 0 10,131,548 100% 60,638,000 100% 66,170,000 100% 71,172,800 100% 42,300,000 100% 43,000,000
Obat Asli Indonesia pengobatan tradisional indonesia
1 02 01 18 03 Peningkatan promosi obat jumlah nakes yang melakukan 0 0 - 1 dokter dan 1 50,000,000 1 dokter dan 1 55,000,000 1 dokter dan 1 60,000,000 1 dokter 30,000,000 1 dokter 30,000,000
bahan alam Indonesia di saintifikasi jamu apoteker apoteker apoteker
dalam dan luar negeri jumlah peserta penyuluh 38 org 38 org 10,131,548 38 org 10,638,000 38 org 11,170,000 38 org 11,172,800 38 org 12,300,000 38 org 13,000,000
1 02 01 31 Program Pengawasan dan KLB akibat keracunan pangan 0 kasus 0 kasus 4,650,000 0 kasus 30,000,000 0 kasus 30,945,000 0 kasus 31,930,000 0 kasus 32,900,000 0 kasus 34,100,000
Pengendalian Kesehatan yang terjadi
Makanan
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output) pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 02 01 31 01 Pengawasan Keamanan dan Jumlah warung/ toko kelontong yang 10 buah 10 buah 1,550,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000
Kesehatan Makanan Hasil diawasi dan bina
Industri
1 02 01 31 02 Pengawasan dan Jumlah PKM yang mendapatkan 0 0 - 4 pkm 18,900,000 4 pkm 19,845,000 4 pkm 20,830,000 4pkm 21,800,000 3 pkm 23,000,000
pengendalian keamanan dan Pengadaan tes kit pemeriksaan
kesehatan makanan hasil Bahan Berbahaya
produksi rumah tangga Jumlah P IRT yang di bina dan 10 buah 10 buah 1,550,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000
diawasi
1 02 01 31 06 Monitoring pengedaran Jumlah Pedagang PJAS dan Warung 10 buah 10 buah 1,550,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000 20 buah 3,700,000
makanan dan minuman yang di awasi dan dibina
kemasan
Meningkatkan Meningkatnya pencegahan Cakupan Desa STBM 1 02 01 21 Program Pengembangan rasio desa yg mlaksanakan 100% 100% 131,352,000 100% 618,715,000 100% 590,640,000 100% 605,610,000 100% 622,120,000 100% 642,490,000
pencegahan dan dan penanggulangan Lingkungan Sehat pemicuan STBM
penanggulangan penyakit menular dan 1 02 01 21 01 Pengkajian pengembangan jumlah pengawasan TTU dan sampel 30 desa 30 desa 122,512,000 216 TTU dan 160 122,512,000 225 TTU dan 160 128,032,000 233 TTU dan 139,712,000 241 TTU dan 160 152,932,000 208 TTU dan 170,012,000
penyakit menular dan tidak menular lingkungan sehat air minum yang diambil sampel air minum sampel air minum 160 sampel air sampel air minum 160 sampel air
tidak menular minum minum
jumlah pengawasan TPM 208 TTU 208 TTU 8,840,000 26 buah 8,840,000 36 buah 12,670,000 46 buah 15,960,000 56 buah 19,250,000 66 buah 22,540,000
1 02 01 21 03 Pengembangan kebijakan Jumlah desa yg mlaksanakan 0 0 - 20 desa 328,683,000 20 desa 291,258,000 20 desa 291,258,000 20 desa 291,258,000 20 desa 291,258,000
lingkungan sehat pemicuan STBM
pertemuan forum kab./kota sehat 0 0 - 17 Desa 158,680,000 17 Desa 158,680,000 17 Desa 158,680,000 17 Desa 158,680,000 17 Desa 158,680,000
1 02 01 21 04 Monitoring, Evaluasi dan Jumlah laporan 5 laporan 5 laporan 143,890,700 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
Pelaporan
Cakupan Desa / Kelurahan 1 02 01 22 Program Pencegahan dan Cakupan penemuan dan 100% 100% 2,512,039,685 100% 4,703,634,100 100% 4,912,365,566 100% 5,917,272,149 100% 5,707,024,091 100% 6,628,789,270
mengalami KLB yang dilakukan Penanggulangan Penyakit penanganan penyakit menular
penyelidikan epidemologi < 24 jam menular

Angka kesakitan malaria per 1.000 1 02 01 22 01 Penyemprotan / fogging Jumlah fogging yang dilaksanankan 340 kali 340 kali 38,740,000 900 kali 289,560,000 800 kali 338,360,000 700 kali 366,960,000 600 kl 375,360,000 500 kali 363,560,000
penduduk (atau angka prevalensi sarang nyamuk
Penyakit Malaria per 100.000
penduduk)
Angka kematian karena penyakit 1 02 01 22 02 Pengadaan alat fogging dan Jumlah bahan dan alat fogging yang 3400 liter 3400 liter 277,780,000 18.000 liter 102,450,000 16.000 liter 96,680,000 14.000 liter 84,350,000 12.000 liter 77,520,000 10.000 liter 64,690,000
malaria per 100.000 penduduk bahan-bahan fogging diadakan
persentase penderita TB Paru BTA 1 02 01 22 05 Pelayanan pencegahan dan Jumlah pencegahan dan 2140 kl 2140 kali 281,615,556 6523 871,288,300 6654 878,863,300 6763 889,948,300 7024 901,033,300 7145 905,033,300
+ yang dapat disembuhkan penanggulangan penyakit penanggulangan penyakit menular
menular
Penemuan kasus baru kusta (CDR / 1 02 01 22 06 Pencegahan penularan Jumlah puskesmas yang 18 PKM 18 PKM 614,567,700 18 PKM 719,080,000 12 PKM 615,000,000 19 PKM 1,438,160,000 19 PKM 920,000,000 19 PKM 1,543,260,000
100.000) penyakit endemik / epidemik melaksanakan pencegahan penyakit
endemik/epidemik
Cakupan Desa / Kelurahan 1 02 01 22 11 Monitoring, evaluasi dan Jumlah pesrta monev 247 orang 247 orang 24,099,929 247 org 54,710,000 247 org 56,560,000 247 org 58,410,000 247 org 60,260,000 247 org 62,110,000
Universal Child Imunization (UCI) pelaporan

Melaksanakan pengandalian PTM 1 02 01 22 04 Pelayanan vaksinasi bagi Jumlah kunjungan petugas ke desa 2631 kali 2631 kali 908,579,700 92% 999,437,670 95% 1,099,381,437 98% 1,209,319,581 100% 1,330,251,539 100% 1,463,276,693
terpadu, pembentukan posbindu, balita dan anak sekolah dan SD/MI
deteksi dini kaker servek

Belanja Cetak Program Pencegahan 1 02 01 22 08 Peningkatan imunisasi Jumlah kunjungan ke daerah 248 kali 248 kali 82,082,000 248 kali 90,290,200 248 kali 94,804,710 248 kali 104,285,181 248 kali 120,176,256 248 kali 132,193,882
dan penyakit tidak menular terpencil dan sangat terpencil

Cakupan penemuan dan 1 02 01 22 09 Peningkatan survellance Jumlah peserta pertemuan surveilan 682 Kali 682 Kali 130,119,900 682 Kali 143,131,890 682 Kali 157,445,079 682 Kali 173,189,587 682 Kali 190,508,546 682 Kali 209,559,400
penanganan penderita penyakit epidemiologi dan
DBD penanggulangan wabah
Angka kesakitan Penderita DBD Jumlah jemaah haji yang dilayani 320 Jemaah 320 Jemaah 320 Jemaah 320 Jemaah 320 Jemaah 320 Jemaah 320 Jemaah
Cakupan penemuan dan 1 02 01 22 10 Peningkatan Jumlah kartu dan buku yang dicetak 14950 Lembar 14950 Lembar 149,000,000 14950 Lembar 163,900,000 14950 Lembar 180,290,000 14950 Lembar 180,290,000 14950 Lembar 198,319,000 14950 Lembar 218,151,000
penanganan penderita penyakit TBC komunikasi,informasi dan dan 628 Buah dan 628 Buah dan 628 Buah dan 628 Buah dan 628 Buah dan 628 Buah dan 628 Buah
BTA edukasi (KIE) pencegahan
dan pemberantasan penyakit

Jumlah anak sekolah yang 1 02 01 22 12 Pengendalian Penyakit Tidak Jumlah orang yang diperiksa 10.140 Orang org 5,454,900 12.168 org 1,001,950,000 13.182 org 1,102,145,000 14.196 org 1,212,359,500 15.210 org 1,333,595,450 16.224 org 1,466,954,995
mendapatkan obat cacing Menular (PTM)
Jumlah Petugas yang mendapat Jumlah petugas terlatih IVA 60 orang 117,836,040 60 orang 117,836,040
Refresing Program Penyakit
Menular, tidak menular dan
penyehatan lingkungan
Jumlah Penderita Hepatitis B pada 1 02 01 22 13 Pelayanan kesehatan jiwa Jumlah penderita dilayani 1 penderita 1 penderita - 1 penderita 150,000,000 1 penderita 175,000,000 1 penderita 200,000,000 1 penderita 200,000,000 1 penderita 200,000,000
kelompok berisiko
Presentasi cakupan pengobatan
massal Filariasis terhadap jumlah
penduduk endemis
Presentasi Penderita HIV/AIDS
yang diobati
Presentasi jangkauan Program HIV
pada popolasi kunci
Angka penemuan penderita
Pneumonia
Angka penemuan penderita
Rabies/HPR
Jumlah kasus /Penderita Diare
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output) pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Menurunkan AKI Menurunnya AKI AKB Angka Kematian Bayi 1 02 01 32 Program Peningkatan Cakupan kunjungan ibu hamil, 70% 70% 880,923,700 72% 1,333,408,800 74% 1,170,261,050 76% 1,205,171,400 78% 1,243,497,400 80% 1,282,701,200
AKB keselamatan ibu melahirkan bersalin, nifas dan BBL
dan anak
Angka Kematian Ibu 1 02 01 32 1 Penyuluhan Kesehatan bagi Jumlah peserta sosialisasi KIBBLA 967 orang 967 orang 100,600,000 967 orang 105,630,000 967 orang 105,630,000 967 orang 110,900,000 967 orang 116,500,000 967 orang 123,000,000
ibu hamil dari keluarga
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 kurang mampu Jumlah peserta binaan KP IBU 665 orang 665 orang 65,285,000 665 orang 65,285,000 665 orang 65,285,000 665 orang 65,285,000 665 orang 65,285,000 665 orang 65,285,000

Cakupan kunjungan Ibu Nifas 1 02 01 32 2 Perawatan Secara berkala Jumlah pendampingan ibu hamil 0 264 orang 95,040,000 264 orang 95,040,000 264 orang 95,040,000 264 orang 95,040,000 264 orang 95,040,000 264 orang 95,040,000
bagi ibu hamil bagi keluarga risiko tinggi
Rasio bidan per 100.000 penduduk kurang mampu Jumlah peserta pertemuan orientasi 38 orang 0 - 38 orang 14.000.000,- 38 orang 15,400,000 38 orang 16,940,000 38 orang 18,600,000 38 orang 20,500,000
pengenalan tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas

Angka harapan hidup pada saat 1 02 01 32 3 Pertolongan persalinan bagi Jumlah petugas terlatih dalam 5 orang 5 orang 41,707,500 50 orang 86,000,000 50 orang 86,000,000 50 orang 86,000,000 50 orang 86,000,000 50 orang 86,000,000
lahir ibu dari keluarga kurang pertolongan persalinan
Cakupan Komplikasi Kebidanan mampu Jumlah Dukun Kampung bermitra 0 0 - 200 orang 40,000,000 200 orang 40,000,000 200 orang 40,000,000 200 orang 40,000,000 200 orang 40,000,000
yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan 1 02 01 32 4 Peningkatan pelayanan Jumlah petugas terlatih IVA 60 orang 60 orang 117,836,040 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
oleh tenaga kesehatan yang Kesehatan Keluarga
memiliki kompetensi kebidanan
Jumlah peserta peningkatan 38 orang 38 orang 14,655,000 38 orang 14,655,000 38 orang 14,655,000 38 orang 14,655,000 38 orang 14,655,000 38 orang 14,655,000
kapasitas pembina KP ibu
1 02 01 32 05 Pelayanan Kesehatan Anak Peningkatan Kapasitas Petugas 19 org 19 org 19,200,000 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
Prasekolah dan Usia Sekolah

1 02 01 32 06 Peningkatan Pelayanan jumlah Petugas, Konselor Sebaya 200 org 200 org 60,187,500 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
Kesehatan remaja dan Sosialisasi
1 02 01 32 7 Peningkatan pelayanan Jumlah peserta peningkatan 76 orang 76 orang 42,121,900 76 orang 42,300,000 76 orang 42,300,000 76 orang 42,300,000 76 orang 42,300,000 76 orang 42,300,000
kesehatan usia subur dan kapasitas petugas pelayanan KB
keluarga berencana Jumlah kohort KB dan buku PUS 169 bh dan 169 338 bh 14,560,000 338 bh 14,560,000 338 bh 15,288,000 338 bh 15,288,000 338 bh 16,052,000 338 bh 16,052,000
bh
1 02 01 32 8 Peningkatan pelayanan Jumlah ibu dan bayi yang dilayani 9.458 ibu dan 9.458 ibu dan bayi 139,883,000 9.458 ibu dan bayi 472,945,000 9.458 ibu dan bayi 275,231,250 9.458 ibu dan 283,462,500 9.458 ibu dan 297,560,500 9.458 ibu dan 306,558,500
kesehatan ibu hamil dan ibu bayi bayi bayi bayi
1 02 01 32 9 Monitoring evaluasi dan Jumlah laporan 15 dokumen 15 dokumen 270,447,760 15 dokumen 502,623,800 15 dokumen 521,061,800 15 dokumen 546,200,900 15 dokumen 568,004,900 15 dokumen 596,310,700
pelaporan
Meningkatkan status Meningkatnya status gizi Prevalensi Gizi kurang 1 02 01 20 Program Perbaikan gizi Cakupan masyarakat yang 53,31% 55% 480,124,800 60% 1,069,053,000 65% 1,060,558,500 70% 970,351,500 75% 979,376,500 80% 988,276,500
gizi dan kesehatan dan kesehatan masyarakat masyarakat mendapatkan pelayanan gizi
masyarakat Prevalensi Gizi buruk 1 02 01 20 01 Penyusunan peta informasi Jumlah Data/Peta Status Gizi 19 Pusk / 169 19 Pusk / 169 Desa 99,993,800 19 Pusk. 169 Desa 126,530,000 19 Pusk. 169 Desa 126,530,000 19 Pusk. 169 126,530,000 19 Pusk. 169 126,530,000 19 Pusk. 169 126,530,000
masyarakat kurang gizi Masyarakat Desa Desa Desa Desa

Cakupan Balita Gizi buruk 1 02 01 20 02 Pemberian tambahan Jumlah orang yg mendapat makanan 214 org 227 org 197,000,000 235 org 356,100,000 243 org 346,410,000 250 org 346,410,000 258 org 346,410,000 266 org 346,410,000
mendapat perawatan makanan dan vitamin tambahan dan vitamin
Presentase balita gizi kurang 1 02 01 20 03 Penanggulangan kurang Jumlah peserta yg mengikuti 110 orang 128 org 61,403,000 284 org 171,535,000 300org 179,795,000 100 org 60,840,000 100 org 60,840,000 100 org 60,840,000
(kurus) yang mendapatkan makanan energi protein (KEP), anemia kegiatan pentingkatan
tambahan gizi besi, gangguan akibat kapasitas/orientasi/sosialisasi dan
kurang yodium (GAKY), advokasi
Prosentase Ibu hamil KEK kurang vitamin A, dan Jumlah remaja puteri yang mendapat 1.200 org 1.200 org 24,000,000 1.200 org 56,040,000 1.200 org 59,770,000 1.200 org 83,370,000 1.200 org 86,970,000 1.200 org 90,570,000
kekurangan zat gizi mikro TTD
Ibu Hamil dan Remaja Puteri lainnya Jumlah ibu hamil yang terlayani 5. 183 org org 12,960,000 169 Desa 44,676,000 169 Desa 49,101,000 169 Desa 54,249,000 169 Desa 59,674,000 169 Desa 64,974,000
Anemia
Angka prevalensi anak-anak di 1 02 01 20 04 Pemberdayaan masyarakat Jumlah peserta peningkatan 132 org 156 org 84,768,000 288 org 314,172,000 274 org 298,952,500 274 org 298,952,500 274 org 298,952,500 274 org 298,952,500
bawah berat badan normal untuk pencapaian keluarga kapasitas petugas/adsvokasi dan
sadar gizi sosialisasi
Meningkatkan Meningkatnya pelayanan Cakupan pemantauan tumbuh 1 02 01 29 Program Peningkatan Jumlah anak yang dilayani 40.000 org 40.000 org 40,100,000 45.000 org 314,252,500 50.000 org 345,679,900 55.000 org 380,430,040 55.000 org 419,375,194 60.000 org 461,314,863
pelayanan kes anak, kes anak, remaja dan kembang anak Balita Pelayanan Kesehatan anak
remaja dan lansia lansia
1 02 01 29 01 Penyuluhan kesehatan anak Lomba Balita Indonesia dan Kelas 0 64 lomba 50.700.000 64 lomba 84.875.000 64 lomba 93.575.000 64 lomba 102.935.000 64 lomba 113.235.000 64 lomba 124.635.000
balita Ibu Balita
1 02 01 29 04 Pelatihan dan pendidikan Peningkatan Kapasitas Petugas 0 0 40,100,000 65 org 267.000.000 115 org 293.700.000 115 323.100.000 115 355.500.000 115 391.100.000
perawatan anak balita
Cakupan penjaringan siswa kls 1, 1 02 01 ? ? Pelayanan Kesehatan Anak Peningkatan Kapasitas Petugas 0 0 - 38 org 41,978,500 38 org 46,178,500 38 org 50,978,500 38 org 56,978,500 38 org 62,678,500
VII dan kelas X Prasekolah dan Usia Sekolah

1 02 01 ? ? Peningkatan Pelayanan jumlah Petugas, Konselor Sebaya 0 0 - 1998 org 272,274,000 1998 org 299,501,400 1998 org 329,451,540 1998 org 362,396,694 1998 org 398,636,363
Kesehatan remaja dan Sosialisasi
Cakupan pelayanan kesehatan pra 1 02 01 30 Program Peningkatan Jumlah lansia yang mendapat 1.350 org 1.350 org 55,879,000 1.400 org 151,769,000 1.450 org 67,879,000 1.450org 74,679,000 1.500 org 82,179,000 1.500 org 90,479,000
usila dan usila pelayanan kesehatan lansia pelayanan

1 02 01 30 01 Pelayanan pemeliharaan Jumlah pyd Lansia yang mendapat 45 pyd 50 pyd 85.800.000,- 55 pyd 90,090,000 55 pyd 99.190.000 60 pyd 112.190.000 65 pyd 125.490.000 65 pyd 140.100.000
kesehatan PMT
1 02 01 30 03 Pendidikan dan pelatihan Jumlah Petugas dan Kader yang 0 0 - 98 org 68.909.000 0% - 118 org 84.509.000 0% - 128 102.509.000
perawatan kesehatan mendapat pelatihan
1 02 01 30 08 Peningkatan pelayanan Jumlah pyd lansia yang 45 pyd 50 pyd 55,879,000 55 pyd 61,679,000 55 pyd 67,879,000 60 pyd 74,679,000 65 pyd 82,179,000 65 pyd 90,479,000
kesehatan usia lanjut melaksanakan kegiatan ceramah,
mengaji dan senam
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program
Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output)
pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Meningkatkan Meningkatkan partisipasi Persentase Rumah Tangga yang 1 02 01 19 Promosi Kesehatan dan Persentase posyandu Purnama dan 34,60% 50% 545,106,466 55% 1,924,506,000 60% 2,645,292,100 65% 2,763,534,185 70% 2,835,516,722 75% 2,911,549,569
partisipasi masyarakat masyarakat dalam melaksanakan PHBS Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
dalam pemb. Kes pemberdayaan Kesehatan
1 02 01 19 01 Pengembangan media jumlah dan jenis media promosi yg 12000 Leaflet, 12000 Leaflet, 426,680,000 16000 Leaflet, 489,050,000 20.000 Leaflet, 513,502,500 24.000 Leaflet, 539,177,625 28.000 Leaflet, 566,136,506 28.000 Leaflet, 594,443,332
promosi dan informasi sadar digunakan 1000 Poster, 45 1000 Poster, 45 1500 Poster,850 T 2000 Poster, 150 2500 Poster, 2500 Poster, 40 2500 Poster, 40
hidup sehat XBanner, 4100 XBanner, 4100 shirt Promosi, 80 XBanner, 4100 200 XBanner, Baleho 3X4, Baleho 3X4,
sticker PHBS, sticker PHBS, XBanner, 4100 sticker PHBS, 4100 sticker 4100 sticker 4100 sticker
4100 Kartu 4100 Kartu PHBS sticker PHBS, 4100 Kartu PHBS PHBS, 4100 PHBS, 4100 PHBS, 4100
PHBS 4100 Kartu PHBS Kartu PHBS Kartu PHBS Kartu PHBS

1 02 01 19 02 Penyuluhan masyarakat, pola jumlah penyuluhan yang dilakukan 166 kali 166 kali 118,426,466 185 kali 223,336,000 185 kali 245,669,600 332 kali 270,236,560 332 kali 297,260,216 351 kali 326,986,238
hidup sehat
Cakupan Desa Siaga aktif 1 02 01 19 03 Peningkatan pemanfaatan Jumlah kader yang dibantu 0 0 - 2020 org 606,000,000 2050 1,230,000,000 2080 org 1,248,000,000 2110 org 1,266,000,000 2140 org 1,284,000,000
sarana kesehatan Jumlah peserta lomba kesehatan 0 0 - 630 org 306,120,000 630 org 306,120,000 630 org 306,120,000 630 org 306,120,000 630 org 306,120,000
1 02 01 19 05 Pembinaan pelayanan usaha Jumlah sekolah yang dibina 0 0 - 388 Sek 150,000,000 388 Sek 200,000,000 388 Sek 200,000,000 388 Sek 200,000,000 388 Sek 200,000,000
kesehatan sekolah
1 02 01 19 06 Pembinaan dan Jumlah SBH yang bina 0 0 - 3 SBH 150,000,000 5 SBH 150,000,000 7 SBH 200,000,000 9 SBH 200,000,000 11 SBH 200,000,000
pemberdayaan Saka Bhakti
Husada
1 02 01 01 Program Pelayanan Persentase Unit Kerja internal 100% 100% 2,070,989,360 100% 3,325,953,450 100% 3,535,446,623 100% 3,495,704,479 100% 3,670,689,204 100% 3,845,223,663
Administrasi Perkantoran yang terlayani dengan baik

1 02 01 01 01 Penyediaan Jasa Surat Jumlah materai,perangko, biaya 4 jenis 4 jenis 133,763,950 4 jenis 215,363,950 4 jenis 226,132,148 4 jenis 237,248,755 4 Jenis 249,310,693 4 jenis 261,776,227
Menyurat pengiriman dan tenaga administrasi

1 02 01 01 02 Penyediaan jasa komunikasi, Jumlah rekening air, listrik, telpon, 40 rekening 40 rekening 300,161,160 40 rekening 587,780,000 40 rekening 675,190,000 40 rekening 708,949,500 40 rekening 744,396,975 40 rekening 781,616,824
sumber daya air dan listrik internet, BBM dan pemeliharaan
Genset & insenarator
1 02 01 01 08 Penyediaan jasa kebersihan Jumlah bahan dan tenaga kebersihan 2 jenis 2 jenis 356,636,000 2 jenis 602,436,000 2 jenis 632,557,800 2 jenis 664,185,690 2 jenis 697,394,975 2 jenis 723,264,723
kantor
1 02 01 01 10 Penyediaan alat tulis kantor Jumlah macam ATK 22 unit 22 unit 176,055,000 22 unit 176,055,000 22 unit 184,857,750 22 unit 194,100,638 22 unit 203,805,669 22 unit 213,995,953

1 02 01 01 11 Penyediaan barang cetakan Jumlah barang cetakan dan lembar 22 unit 22 unit 34,100,000 22 unit 47,190,000 22 unit 49,549,000 22 unit 52,026,975 22 unit 54,628,324 22 unit 57,359,740
dan penggandaan fotocopy
1 02 01 01 12 Penyediaan komponen Jumlah komponen listrik 22 unit 22 unit 13,838,000 22 unit 21,500,000 22 unit 22,575,000 22 unit 23,703,750 22 unit 24,888,938 22 unit 26,133,384
instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor
1 02 01 01 15 Penyediaan bahan bacaan Jumlah surat kabar/majalah 48 bln 48 bln 5,280,000 48 bln 7,200,000 48 bln 7,560,000 48 bln 7,938,000 48 bln 8,334,900 48 bln 8,751,645
dan peraturan perundang-
undangan
1 02 01 01 ? Penyediaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan perlengkapan 134 buah per 5 14 buah 55,000,000 92 buah 296,500,000 92 buah 296,500,000 10 bh 95,000,000 9 buah 99,750,000 9 buah 104,737,500
Perlengkapan Kantor kantor tahun
1 02 01 01 ? Penyediaan jasa keamanan Jumlah tenaga keamanan/penjaga 15 org 0 - 15 org 270,000,000 15 org 283,500,000 15 org 297,675,000 15 org 312,558,750 15 org 328,186,688
kantor malam
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program Data capaian Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
(outcome) dan kegiatan (output) pada awal tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021
perencanaan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 02 01 01 17 Penyediaan makanan dan Jumlah HOK makanan harian, rapat 6 jenis 6 jenis 796,155,250 6 jenis 891,928,500 6 jenis 936,524,925 6 jenis 983,351,171 6 jenis 1,032,518,730 6 jenis 1,084,144,666
minuman internal, rapat insidentil dgn pihak
luar, tamu dan makan minum pasien
serta jumlah Tukang Masak
Puskesmas Perawatan

1 02 01 01 18 Rapat-rapat koordinasi dan Jumlah koordinasi ke kabupaten, 3 jenis 3 jenis 200,000,000 3 jenis 210,000,000 3 jenis 220,500,000 3 jenis 231,525,000 3 jenis 243,101,250 3 jenis 255,256,313
konsultasi Koordinasi dan konsultasi ke Prov.
Dan luar prov.
1 02 01 02 Program peningkatan Persentase pemenuhan sarana dan 100% 100% 359,856,500 100% 9,407,456,500 100% 4,036,829,325 100% 4,312,170,791 100% 4,614,479,331 100% 4,946,423,298
sarana dan prasarana prasarana dengan kondisi baik
aparatur pada Unit Kerja internal
1 02 01 02 03 Pembangunan Gedung kantor Pembangunan Gedung Gudang 0 0 - 1 buah 5,000,000,000 0 - 0 - 0 - 0 -
Farmasi dan Arsip
1 02 01 02 ? Pengadaan Kendaraan Dinas Jumlah kendaraan dinas yang dibeli 0 0 - 1 buah 350,000,000 0 - 0 - 0 - 0 -
/Operasional
1 02 01 02 22 Pemeliharaan rutin /berkala luas bangunan yang dipelihara 1725 m2 0 - 1725 m2 300,000,000 1725 m2 30,000,000 1725 m2 31,500,000 1725 m2 33,075,000 1725 m2 34,728,750
gedung kantor
1 02 01 02 24 Pemeliharaan rutin /berkala Jumlah kendaraan R-4 jabatan dan 10 Buah 10 bh 139,456,500 11 bh 145,456,500 11 bh 152,729,325 11 bh 160,365,791 11 bh 168,384,081 11 bh 176,803,285
kendaraan dinas/operasional operasional

1 02 01 02 ? Pemeliharaan rutin /berkala Jumlah perlengkapan gedung kantor 11 Buah 24 bh 14,400,000 24 bh 28,800,000 24 bh 30,240,000 24 bh 31,752,000 24 bh 33,339,600 24 bh 35,006,580
perlengkapan gedung kantor yang dipelihara

1 02 01 02 ? Pemeliharaan rutin /berkala Jumlah peralatan gedung kantor 89 Buah 44 bh 11,000,000 44 bh 13,200,000 44 bh 13,860,000 44 bh 14,553,000 44 bh 15,280,650 44 bh 16,044,683
peralatan gedung kantor yang dipelihara
1 02 01 02 41 rehab sedang/berat rumah Jumlah rumah dinas yang dipelihara 0 1 bh 195,000,000 6 bh 1,170,000,000 6 bh 1,170,000,000 6 bh 1,170,000,000 6 bh 1,170,000,000 6 bh 1,170,000,000
dinas
1 02 01 02 02 Pembangunan rumah dinas Jumlah rumah dinas yang dibangun 0 0 - 6 bh 2,400,000,000 6 bh 2,640,000,000 6 bh 2,904,000,000 6 bh 3,194,400,000 6 bh 3,513,840,000

1 02 01 03 Program Peningkatan Persentasi tingkat kehadiran 0 0 - 100% 432,000,000 100% 264,600,000 100% 466,830,000 100% 291,721,500 100% 504,757,575
Disiplin Aparatur pegawai
1 02 01 03 ? Pengadaan pakaian dinas Jumlah pakaian dinas 0 0 - 600 set 180,000,000 600 set 189,000,000 - - 600 set 198,450,000
beserta perlengkapannya
1 02 01 03 ? Pengelolaan administrasi dan Jumlah pegawai 0 0 - 600 org 252,000,000 600 org 264,600,000 600 org 277,830,000 600 org 291,721,500 600 org 306,307,575
disiplin pegawai
1 02 01 05 Program peningkatan Persentase aparatur yang 100% 100% 292,539,300 100% 683,993,030 100% 1,196,692,333 100% 1,710,626,566 100% 2,225,917,473 100% 2,742,698,883
kapasitas Sumber Daya memenuhi standar
aparatur kompetensi/kualifikasi pada Unit
Kerjanya
1 02 01 05 01 Pendidikan dan pelatihan Jumlah karyawan mengikuti Diklat 10 org 10 org 143,495,000 12 org 514,000,000 22 org 1,014,700,000 32 org 1,515,435,000 42 org 2,016,206,750 52 org 2,517,017,088
formal Jabfung per tahun
1 02 01 05 02 Sosialisasi peraturan Jumlah karyawan mengikuti 40 orang 40 orang 19,044,300 80 orang 39,993,030 80 orang 43,992,333 80 orang 48,391,566 160 orang 53,230,723 160 orang 58,553,795
perundang-undangan Sosialisasi per tahun
1 02 01 05 03 Bimbingan teknis Jumlah karyawan mengikuti Bimtek 10 org 10 org 80,000,000 12 org 80,000,000 12 org 88,000,000 12 org 96,800,000 12 org 106,480,000 12 org 117,128,000
implementasi peraturan per tahun
perundang-undangan
1 02 01 05 ? Penilaian Kinerja Tenaga Terlaksananya kegiatan penilaian 1 keg 1 keg 50,000,000 1 keg 50,000,000 1 keg 50,000,000 1 keg 50,000,000 1 keg 50,000,000 1 keg 50,000,000
Kesehatan Kinerja Tenaga Kesehatan
1 02 01 06 Program Peningkatan rasio laporan kinerja dan laporan 100% 100% 111,927,610 100% 410,927,610 100% 432,127,610 100% 454,887,610 100% 479,335,610 100% 505,611,010
Pengembangan Sistem keuangan yang sesuai standar dan
Pelaporan Capaian Kinerja tepat waktu
Dan Keuangan
1 02 01 06 ? Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen (Renstra, Renja, 7 dokumen 6 dokumen 25,000,000 7 dokumen 67,200,000 7 dokumen 70,560,000 7 dokumen 74,088,000 7 dokumen 77,792,400 7 dokumen 81,682,020
Perencanaan dan Laporan LKIP, LKPJ, LPPD, Profil, Laporan
Kinerja SKPD Tahunan)
1 02 01 06 ? Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen (RKA, DPA dan 5 dokumen 1 dokumen 86,927,610 5 dokumen 143,727,610 5 dokumen 146,567,610 5 dokumen 149,549,610 5 dokumen 152,680,710 5 dokumen 155,968,365
Penganggaran dan Laporan Lap. Keu) dan dokumen pelaporan
Keuangan SKPD manajemen barang daerah

1 02 01 06 ? Sistem informasi Kesehatan Ketersediaan sistem informasi 1 Kegiatan 0 - 1 Kegiatan 100,000,000 1 Kegiatan 110,000,000 1 Kegiatan 121,000,000 1 Kegiatan 133,100,000 1 Kegiatan 146,410,000
kesehatan
1 02 01 06 ? Survey Kepuasan Masyarakat Jumlah dokumen laporan survey 1 dokumen 0 - 1 dokumen 100,000,000 1 dokumen 105,000,000 1 dokumen 110,250,000 1 dokumen 115,762,500 1 dokumen 121,550,625

Barabai, Januari 2016


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah

drg. H. Kusudiarto, M. AP
NIP. 19630801 19903 1 007

Anda mungkin juga menyukai