PENDAHULUAN
2
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Susunan
Organisasi Tata Kerja (SOTK).
3
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
i. Peraturan Bupati Banjar Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Kesehatan.
j. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 05 Tahun
2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2016 - 2021;
4
b. Menentukan sasaran, arah kebijakan, program dan
kegiatan prioritas Dinas Kesehatan dalam perencanaan
jangka menengah;
c. Dasar dalam penilaian kinerja yang mencerminkan
penyelenggaran pembangunan kesehatan yang transparan
dan akuntabel.
1.3.2. Tujuan
Tujuan disusunnya Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar adalah :
a. Menentukan tujuan dan sasaran serta pelaksanaan
kegiatan dalam rangka mewujudkan visi misi Pemerintah
Kabupaten Banjar
b. Menjamin keterkaitan dan konsistensi perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap
tahun anggaran;
c. Merupakan instrument pertanggungjawaban dan
merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran
kinerja OPD Dinas Kesehatan sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil;
d. Perencanaan strategis memungkinkan OPD memberikan
komitmen pada kegiatan dimasa mendatang yang dalam
penyusunannya memerlukan pengumpulan informasi
baik dari stakeholders maupun providers yang kemudian
dianalisis agar diperoleh berbagai alternative pemecahan
masalah sehingga diperoleh perbaikan pelaksanaan
dalam upaya mencapai tujuan;
e. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergitas antar pelaku pembangunan bidang kesehatan
serta sebagai bahan rujukan dalam penyusunan Rencana
5
Kerja (Renja), Penetapan Kinerja (Tapkin) OPD Dinas
Kesehatan Kabupaten Banjar setiap tahunnya sebagai
bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.
BAB I PENDAHULUAN
6
Memuat tentang Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati
Banjar yang selanjutnya dijabarkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Banjar ke dalam tujuan dan sasaran jangka
menengah serta strategi dan kebijakan
7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
8
Peraturan Bupati Banjar Nomor 77 Tahun 2017 tentang Uraian
Tugas Dinas Kesehatan.
Berdasarkan aturan tersebut Susunan Organisasi dan Tata
Kerja serta uraian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar
tergambar sebagai berikut :
2.1.1 Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas :
a. Memimpin, merencanakan, mengkordinasikan, membina,
mengatur dan mengendalikan tugas dinas yang meliputi
perencanaan, pengelolaan, pengembangan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber
daya kesehatan.
9
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Sekretariat adalah :
a) Sub Bagian Perencanaan.
b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c) Sub Bagian Keuangan.
10
Keterangan Pertanggungjawab, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas berdasarkan masukan unit-unit di
lingkungan Dinas; dan
j) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
11
k) Menyiapkan dan menyusun usulan
pengangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala, cuti, mutasi, pemberhentian dan
pensiun pegawai serta pemberian tanda
penghargaan/tanda jasa kepada pegawai;
l) Membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK),
penjagaan kenaikan pangkat pegawai, penjagaan
kenaikan gaji berkala, penjagaan cuti,absensi
pegawai;
m) Melaksanakan proses administrasi pemberian izin
belajar dan tugas belajar di lingkungan Dinas;
n) Menyiapkan bahan pengembangan karier pegawai,
peningkatan kualitas SDM dan mengusulkan ujian dinas
pegawai; dan
o) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diperintahkan pimpinan.
12
2.1.3 Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) mempunyai tugas :
a. Menyusun Bahan Perumusan Kebijakan Teknis Kesehatan
Masyarakat;
b. Menyusun Rencana Kerja dan Program Kesehatan Keluarga
dan Gizi, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, dan
Penyehatan Lingkungan;
c. Mengkoordinasikan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi,
promosi dan pemberdayaan masyarakat, dan penyehatan
lingkungan;
d. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis
pengelolaan urusan kesehatan keluarga dan gizi, promosi
dan pemberdayaan masyarakat, dan penyehatan
lingkungan;
e. Menyelenggarakan teknis kesehatan keluarga dan gizi,
promosi dan pemberdayaan masyarakat dan penyehatan
lingkungan;
f. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan
pemberdayaan masyarakat dan penyehatan lingkungan;
dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Bidang Kesehatan Masyarakat
adalah:
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi.
b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.
c) Seksi Penyehatan Lingkungan.
13
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) terdiri dari :
1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Kesehatan Keluarga, Gizi dan Usia Lanjut;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dan Usia
lanjut;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional penyelenggaraan
pelayanan kesehatan keluarga yang meliputi kesehatan
ibu dan anak serta perbaikan gizi dan usia lanjut;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan keluarga dan gizi dan usia lanjut;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
keluarga, gizi dan usia lanjut; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
14
penyelenggaraan Promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan dan permberdayaan masyarakat bidang
kesehatan;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
15
f) Melaksanakan pembinaan teknis dan monitoring
pelaksanaan operasional laboratorium kesehatan
daerah; dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
16
a) Seksi Surveilans dan Imunisasi
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
c) Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak
Menular
17
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam pencegahan dan pengendalian
penyakit menular;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan kegiatan dalam penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
18
e) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pencegahan serta
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
19
Unsur-unsur organisasi Bidang Pelayanan Kesehatan
adalah :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
b) Seksi Upaya Rujukan dan Akreditasi
c) Seksi Pembiayaan Kesehatan dan Perijinan
20
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
21
e) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit Puskesmas dan
jaringannya dalam penyelenggaraan sistem pembiayaan
kesehatan;
f) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
dalam penyelenggaraan pembiayaan kesehatan dan
perizinan; dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
22
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan serta
pelayanan hubungan masyarakat;
g. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan laporan
kegiatan farmasi dan alat kesehatan, fasilitas kesehatan,
dan data, informasi kesehatan dan sumber daya manusia
kesehatan serta pelayanan hubungan masyarakat; dan
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Bidang Sumber Daya Kesehatan
adalah :
a) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
b) Seksi Fasilitas Kesehatan
c) Seksi Data, Informasi Kesehatan dan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDMK)
23
penyelenggaraan kefarmasian, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);
f) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
kepada fasilitas dan pengelolaan kefarmasian;
g) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan kefarmasian, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT); dan
h) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
24
Rumah Sakit dan Puskesmas serta jaringannya
termasuk sarana prasarana penunjang lainnya;
g) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringan dan jejaringnya dalam penyelenggaraan
manajemen dan penilaian kinerjanya;
h) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
terhadap kondisi pembangunan Rumah Sakit dan
Puskesmas serta jaringannya termasuk sarana
prasarana penunjang lainnya; dan
i) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
25
Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
dan Pelayanan Hubungan Masyarakat; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
26
seperti Epidemiolog, Sanitarian, Perawat Ahli, Bidan Ahli dan
Administrator Kesehatan.
27
Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk adalah 1 :
2.500.
Jumlah penduduk Kabupaten Banjar yang digunakan
dalam perhitungan diatas adalah pada akhir tahun 2020
sebanyak 596.001 jiwa, berdasarkan data BPS tahun 2020.
Disamping FKTP milik Pemerintah, kepemilikan swasta
turut memberikan kontribusi dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Kabupaten Banjar yang terdiri dari, 16 buah
Balai Pengobatan/Klinik, 70 praktek dokter dan dokter gigi
perorangan, dan 3 laboratorium kesehatan.
28
terdapat pada setiap Kwartir Ranting Pramuka, Posbindu PTM
terdapat pada setiap desa dan Pos Malaria Desa terdapat pada
setiap desa endemis Malaria.
29
jumlah seluruhnya tenaga di RSUD Ratu Zalecha Martapura
sebanyak 418 orang. Jumlah tenaga diatas belum termasuk
SDM kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit BUMN dan RSU
Swasta yang berjumlah 4 buah.
30
Untuk kebutuhan sumber daya listrik, seluruh
Puskesmas telah mendapat aliran listrik dari PLN, kapasitas
sumber daya listrik yang terpasang di Puskesmas berkisar
antara 900VA hingga 3.500VA. Untuk ketersediaan daya listrik
darurat, telah tersedia generator listrik pada 6 Puskesmas
dengan kapasitas antara 1.200VA hingga 6.500VA dan
sebagian Puskesmas telah memiliki fasilitas Uninterruptible
Power Supply (UPS) dengan kapasitas antara 600 VA sampai
dengan 900 VA.
Untuk sarana air bersih, sebanyak 11 Puskesmas
mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM, 12 Puskesmas
menggunakan air bersih dari fasilitas sumur gali yang
terlindungi dan 2 Puskesmas tidak memiliki fasilitas air bersih
sendiri. Untuk menjaga baku mutu dan kualitas air yang
digunakan oleh Puskesmas, secara rutin sampel air
Puskesmas tersebut dilakukan pemeriksaan di Laboratorium
Kesehatan Air Kabupaten Banjar.
31
perlengkapan, bahan habis pakai, meubelair dan form
pencatatan pelaporan, sudah tersedia pada setiap Puskesmas,
dengan catatan ada beberapa peralatan yang kurang lengkap
karena rusak, usia peralatan tersebut sudah cukup tua atau
keadaan lain sehingga peralatan tersebut tidak dapat
digunakan lagi.
Untuk perbekalan kesehatan seperti obat-obatan,
vaksin dan reagen tersedia dengan cukup secara jumlah
maupun jenisnya. Khusus untuk obat-obatan pelayanan
kesehatan dasar, persediaan obat di instalasi farmasi
kabupaten mampu untuk pelayanan dalam kurun waktu 18
bulan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila terjadi
kendala dalam pengadaan obat-obatan tahun berikutnya.
Untuk peralatan Puskesmas Pembantu berupa Pustu
set yang sesuai dengan standar peralatan di Puskesmas
Pembantu, dari 70 Puskesmas Pembantu, hanya 10
Puskesmas yang memiliki Pustu set. Dalam rangka pelayanan
kesehatan ibu dan anak oleh Bidan di Desa, yang jumlahnya
286 orang tersedia Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebanyak
263 buah. Dari jumlah Bidan di Desa, Poskesdes dan Polindes
tersebut, sebanyak 282 orang telah memiliki Bidan Kit.
32
Tabel 2.1
Anggaran Dinas Kesehatan Terhadap APBD
Kabupaten Banjar Tahun 2015-2020
Tahun BTL BL % Thd
APBD
2015 62.630.627.865,0 47.778.505.984,0 4,04
0 0
2018
2019
2020
33
Kinerja Utama (IKU), Millenium Development Goals (MDGs) dan
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat.
Disamping indikator diatas, disajikan juga tingkat capaian
kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Rencana Strategis periode
2016-2021, capaian kinerja keuangan OPD serta perkembangan
pembangunan sektor lain yang berhubungan dengan pembangunan
kesehatan.
Dari beberapa jenis indikator kinerja yang disajikan tersebut,
terdapat kesamaan variabel indikator diantara perangkat indikator
tersebut, maka hanya salah satu yang disajikan.
34
Target Tahun Pencapaian (%)
NO INDIKATOR KINERJA
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
penyakit menular Terakhir
Persentase Puskesmas yang 100,00%
8. Memiliki ketersediaan obat, NA NA 97,63 95,74
BAKHP, BMHP dan vaksin
Persentase Puskesmas yang 83,00%
9. melaksanakan pelayanan NA NA 83,33 95,83
kefarmasian sesuai standar
Persentase desa/kelurahan 90%
10. yang melaksanakan kegiatan NA NA 93,79 85
Posbindu PTM (Utama)
Persentese Puskesmas yang 100,00%
11. menyelenggarakan upaya NA NA 100 80
kesehatan jiwa dan NAPZA
Persentase Puskesmas dan 70,00%
Rumah Sakit yang
12. NA NA 25,00 61,00
melaksanakan Kesehatan
Tradisional
Cakupan kepesertaan 95%
13. NA NA 54,60 61,01
Jaminan kesehatan
Persentase Kecamatan Yang 65,00%
14. Melaksanakan NA NA 100 100
Kabupaten/Kota Sehat (KKS)
Persentase Puskesmas 60,00%
15. Melaksanakan Kegiatan NA NA 100 60
Kesehatan Kerja
Persentase Puskesmas 50,00%
16. Melaksanakan Kegiatan NA NA 29,20 35
Kesehatan Olahraga
Persentase pasien yang 4%
dilakukan rujukan ke
17. NA NA 4,25 4
fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan
Persentase desa/kelurahan 70,00%
18. yang memiliki kebijakan NA NA 60 30
berwawasan kesehatan
Prevalensi status gizi balita 10
19. NA NA 14,99 5,15
kurus (BB/TB)
20. Persentase Stunting 17 NA NA 24,11 20,18
Persentase puskesmas yang 100%
21. NA NA 100 100
terakreditasi
Sumber : SubBag Perencanaan Dinkes
35
2.3.2 Perkembangan IPM Kabupaten Banjar
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) merupakan indeks
komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari
indeks harapan hidup, indeks pendidikan (angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah), dan indeks standar hidup layak.
Sejak di launching pada tahun 1990, indikator ini mengalami
beberapa kali perubahan yang bersifat penyempurnaan
maupun perubahan metodologi. Pada tahun 2014, IPM kembali
mengalami perubahan dalam rangka penyempurnaan yang
meliputi perubahan tahun dasar PNB perkapita dari tahun
2005 menjadi tahun 2011 dan merubah metode agregasi
indeks pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata
aritmatik, sedangkan pada variabel kesehatan secara metode
tidak ada perubahan, namun data dasar berupa proyeksi
penduduk mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan hasil sensus dan survey yang dilakukan oleh
internal BPS.
IPM Kabupaten Banjar dan variabel kesehatan (Angka
Harapan Hidup) dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, seperti
terlihat pada grafik dibawah ini.
Grafik 2.1
IPM Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dan Nasional
Tahun 2016 – 2020
36
Sumber BPS Kabupaten Banjar
Grafik 2.2
Angka Harapan Hidup Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
dan Nasional Tahun 2016-2020
37
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(SPM-BK) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
Kinerja pencapaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten
Banjar tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, dibandingkan
dengan target pencapaian pada tahun terakhir seperti
tergambar pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Pencapaian SPM Bidang Kesehatan
Kabupaten Banjar Tahun 2016-2020
38
Target Tahun Pencapaian (%)
NO INDIKATOR Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Terakhir
Pelayanan Kesehatan
I
Dasar
Pelayanan Kesehatan Ibu
1 100 NA NA NA 92,7 100
Hamil
Pelayanan Kesehatan Ibu
2 100 NA NA NA 85,96 99,3
Bersalin
Pelayanan Kesehatan Bayi
3 100 NA NA NA 91,7 100
Baru Lahir
4 Pelayanan Kesehatan Balita 100 NA NA NA 70,3 96,4
Pelayanan kesehatan pada
5 100 NA NA NA 84,2 74,3
Usia Pendidikan Dasar
Pelayanan kesehatan pada
6 100 NA NA NA 74,4 62,4
usia produktif
Pelayanan kesehatan pada
7 100 NA NA NA 70,7 62,6
usia lanjut
Pelayanan kesehatan
8 100 NA NA NA 90,8 82,6
penderita Hipertensi
Pelayanan kesehatan
9 penderita Diabetes Melitus 100 NA NA NA 97,5 96,5
(DM)
Pelayanan kesehatan
10 Orang Dengan Gangguan 100 NA NA NA 100 100
Jiwa (ODGJ) berat
Pelayanan kesehatan
11 100 NA NA NA 91,8 83,9
Orang terduga TB
Pelayanan kesehatan orang
berisiko terinfeksi virus
12 100 NA NA NA 95,7 86,0
yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (HIV)
39
SumberSumbeSumber : Subbag Perencanaan Dinkes
40
Sumber : Subag Program Dinkes
Tabel 2.5
Indikator SDGs Tahun 2020
Indikator
41
Indikator
3.1 AKI
3.2 AKB
Target 6A : Memastikan akses universal terhadap sumber daya air dan sanitasi
untuk semua di berbagai tempat
6.1 Persentase penduduk yang menggunakan air minum dasar, menurut daerah
perkotaan/ pedesaan
42
Puskesmas, disamping itu kebersihan dan
penataan/pengelolaan sampah menjadi unsur yang
memberi efek positif dalam memelihara kesehatan
masyarakat, khususnya dikawasan perkotaan.
b. Dinas Perumahan dan Permukiman telah membangun dan
perbaikan 56 buah sarana air bersih pedesaan yang
tersebar di 17 kecamatan. Jumlah penduduk yang dapat
dilayani dari sarana air bersih yang dibangun tersebut
mencakup 33.295 jiwa.
c. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar telah
melayani 11 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten
Banjar dan 2 kecamatan di Kota Banjarbaru. Pada tahun
2015 telah menambah 8.690 sambungan rumah tangga,
dengan demikian secara keseluruhan jumlah rumah tangga
di Kabupaten Banjar yang telah menggunakan air bersih
yang berasal dari PDAM sebanyak 63.613 rumah atau
sekitar 254.452 jiwa. Penggunaan air bersih secara teratur
dapat menurunkan prevalensi beberapa penyakit yang
ditularkan melalui perantaraan air atau waterborne
diseases, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
d. Sektor lain yang berperan dalam pembangunan kesehatan
adalah program Keluarga Berencana melalui Badan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berancana (BP3AKB). Cakupan peserta KB aktif
pada tahun 2014 mampu dicapai diatas 100%, dari target
65,97% dicapai 76,24% atau 115,57%. Indikator lain
adalah Persentase pasangan usia subur dibawah 20 tahun
yg menggunakan alat kontrasepsi, capaiannya pada tahun
2014 sebesar 96,62%.
43
2.3.8 Capaian Kinerja Keuangan SKPD Dinas Kesehatan
Capaian kinerja keuangan Dinas Kesehatan dalam kurun
waktu 2016 sampai dengan tahun 2020 berupa persentasi
realisasi berdasarkan program dan kegiatan, seperti tercantum
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.7
Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2016-2020
a. Pengadaan perlengkapan
gedung kantor 95,09 91.97 70.25 49 99.7
b. Pengadaan peralatan gedung
kantor - - 96.8 92.2 64.3
c. Pengadaan mebelair
d. Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/ operasional 96.00 96.93 96 95 91.5
e. Pemeliharaan rutin/berkala 85.86 79.16 67.8 71.6 52.7
peralatan gedung kantor
44
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020
f. Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor 83.15 78.67 98.8 73.9 91.2
g. Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor (DAK)
h. Pembangunan gedung kantor - 92.74 - 72.4 98.6
i. Pengadaan mobil jabatan
j. Pengadaan mobil - 89.41 - - -
Dinas/Operasional
k. Pembangunan rumah dinas
- - 99 - -
(DAK)
- - 91.04 90.4 -
- - - 93.3 -
- - - - -
5 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan
Capaian kinerja dan keuangan
99.20 97.25 - - -
45
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020
- - - - 25.8
- - - - 74.4
9 Program Pengembangan
Lingkungan sehat
a. Penyuluhan menciptakan
lingkungan sehat 100 74.35 54.9 79.7 -
b. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan - 99.62 94.76 67.2 -
a. Penyemprotan/fogging sarang
nyamuk 40.58 94.88 95.9 35.2 80
b. Pengadaan alat fogging dan
bahan-bahan fogging 30.71 98.32 85.2 19.5 36.9
c. Pelayanan vaksinasi bagi balita
dan anak sekolah
d. Pelayanan pencegahan dan 97.60 98.05 96.9 98.9 87.8
penanggulan penyakit menular
e. Peningkatan surveillance 89.20 86.14 87.8 79.5 49.1
epidemologi dan
penanggulangan wabah.
99.29 99.72 95.27 92.3 90.1
f. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan
g. Peningkatan surveilans
epidemiologi dan - - - - 99.3
penanggulangan wabah (DAK
Tambahan)
- - - - 64.8
46
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020
- - - 89.7 -
- - - - 97.4
47
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020
a. Pelayanan kesehatan
b. Monitoring, evaluasi dan - - 64.5 95 40.6
pelaporan 99.83 93.57 100 91.1 -
48
adalah Kalimantan Selatan yaitu sebesar 16,24% dari rata-
rata nasional sebesar 10,35%. Pernikahan dini merupakan
salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu
melahirkan.
c. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Banjar adalah
terendah di Kalimantan Selatan, yaitu 2,55% pada tahun
2020. Meskipun jumlah penduduk miskin terendah,
namun penduduk yang rentan miskin masih cukup tinggi
dan tentu saja mempunyai pengaruh terhadap terhadap
kemampuan untuk memelihara kesehatan yang pada
akhirnya berpengaruh dalam peningkatan status
kesehatan.
d. Komponen IPM yang digunakan untuk variabel pendidikan
dengan menggunakan metode baru adalah MYS (Means
Years of Schooling) yaitu jumlah tahun yang digunakan
oleh penduduk usia 25 tahun keatas dalam menjalani
pendidikan formal. Data BPS Kabupaten Banjar tahun
2020 menunjukkan bahwa MYS Kabupaten Banjar sebesar
7,35 tahun, dibawah MYS Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar 8,29 tahun, artinya rata-rata penduduk Kabupaten
Banjar bersekolah hanya sampai kelas 2 SMP. Pendidikan
ibu yang rendah menjadi salah satu penyebab tidak
langsung kematian ibu dan kematian bayi, serta
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku hidup bersih dan
sehat secara keseluruhan yang akhirnya berdampak
terhadap status kesehatan bagi masyarakat.
e. Permasalahan penyakit menular belum mampu diatasi
secara keseluruhan, bahkan untuk insidens rate penyakit
Demam Berdarah Dengue cenderung mengalami kenaikan
setiap tahun, disisi lain penyakit tidak menular terjadi
49
kecenderungan mengalami kenaikan seperti hipertensi,
jantung, diabetes mellitus dan asma.
2.4.2 Peluang
a. Kepemimpinan Kepala Daerah baru adalah sebuah peluang
sekaligus harapan adanya komitmen yang kuat dalam
pembangunan kesehatan yang bertumpu pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Harapan lain adalah konsisten
terhadap asas pembangunan kesehatan yang bersifat
investasi.
b. Alokasi dana APBD Kabupaten Banjar untuk belanja
langsung sektor kesehatan belum sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga keberadaan Dana Insentif Daerah,
Dana DAK Fisik dan Non Fisik menjadi sebuah peluang
dalam rangka menunjang kegiatan promosi kesehatan dan
program lain yang berhubungan dengan pengendalian
penyakit.
c. Letak Kabupaten Banjar dari sisi geografis sangat
diuntungkan dengan keberadaan perguruan tinggi
kesehatan yang cukup banyak dan sangat dekat dengan
Martapura. Perguruan tinggi kesehatan dapat dijadikan
mitra dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama
permanen dan intensif, sehingga kedua belah pihak akan
memperoleh keuntungan dari kerjasama kemitraan ini.
d. Sumberdaya manusia kesehatan mempunyai induk
organisasi profesi masing-masing sesuai dengan profesinya,
sehingga organisasi profesi kesehatan jumlahnya sangat
banyak dan sebagian besar berstatus organisasi yang aktif.
Organisasi profesi kesehatan yang banyak ini menjadi
sebuah peluang untuk menjadi penunjang dalam
50
pembangunan kesehatan melalui beberapa program seperti
penguatan kompetensi tenaga dan program desa binaan
profesi kesehatan sesuai dengan keahlian dan profesi
masing-masing.
e. Peluang yang dapat menjadi agen perubahan kesehatan di
masyarakat diantaranya adalah ibu-ibu yang tergabung
didalam kelompok yasinan yang jumlahnya sangat banyak.
Petugas kesehatan khususnya Bidan di Desa dapat
memanfaatkan kelompok yasinan sebagai wadah untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan sekaligus dapat
menjadi agen perubahan perilaku kesehatan kearah yang
lebih baik.
f. Kebijakan pemerintah dengan mengalokasikan dana
kepada desa hingga mencapai jumlah 1 milyar rupiah
adalah sebuah peluang, karena didalam Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 memberikan peluang
kepada kesehatan untuk keperluan pembangunan
kesehatan di desa.
g. Selain dana-dana diatas, peluang anggaran yang dapat
diupayakan guna mendukung pembangunan kesehatan
adalah dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas harus melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Selanjutnya bagaimana manajemen kesehatan
melakukan pendekatan kepada manajemen perusahaan
dan mengarahkan dana CSR tersebut tidak hanya untuk
pelayanan kuratif, namun perlu juga untuk upaya promotif
dan preventif.
51