Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
Secara filosofis, kondisi sehat-sakit adalah produk dari
seluruh tindakan manusia, baik tindakan penentu kebijakan publik
di setiap level pemerintahan maupun tindakan (perilaku) anggota
masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak ada perilaku
atau tindakan manusia yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan.
Seluruh komponen bangsa mempunyai tanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan, baik itu anggota masyarakat, pemerintah,
swasta, organisasi kemasyarakatan, maupun profesi. Seluruh
pembangunan sektoral harus memertimbangkan kontribusi dan
dampaknya terhadap kesehatan (health in all policies).
Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia,
termasuk penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan
berdaya saing (khususnya di bidang farmasi dan alat kesehatan),
Kementerian Kesehatan telah menjabarkan Misi Presiden Tahun
2020-2024, sebagai berikut: 1. Menurunkan angka kematian ibu
dan bayi. Angka kematian ibu (maternal mortality rate) dan angka
kematian bayi (infant mortality rate) merupakan indikator sensitif
untuk mengukur keberhasilan pencapaian pembangunan
kesehatan, dan juga sekaligus mengukur pencapaian indeks modal
manusia. 2. Menurunkan angka stunting pada balita. Proporsi balita
stunting sangat penting sebagai parameter pembangunan modal
manusia. 3. Memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional
Sebagaimana diketahui bersama, program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) telah mampu memperbaiki akses pelayanan
kesehatan baik ke FKTP maupun FKRTL dan juga telah
memperbaiki keadilan (ekualitas) pelayanan kesehatan antar
kelompok masyarakat. 4. Meningkatkan kemandirian dan
penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Dalam memenuhi tanggungjawab pemerintah melalui Undang–
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing harus
menyusun rencana pembangunan termasuk pembangunan
kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan perlu disusun sebuah
perencanaan strategis sebagai acuan dalam menentukan kegiatan di
bidang kesehatan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, pasal 12 menyebutkan bahwa
kesehatan adalah salah satu urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan pelayanan dasar. Dinas Kesehatan selaku
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penanggung jawab dan
pelaksana urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan di bidang kesehatan wajib menyusun
Rencana Strategis (Renstra) OPD yang memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan.
Penyusunan Renstra OPD berpedoman pada Rencana

2
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Susunan
Organisasi Tata Kerja (SOTK).

1.2. LANDASAN HUKUM


Yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Revisi Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar meliputi;
1.2.1. Landasan Idiil : Pancasila
1.2.2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945

1.2.3. Landasan Operasional :


a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4700);
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063);
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

3
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
i. Peraturan Bupati Banjar Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Kesehatan.
j. Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 05 Tahun
2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2016 - 2021;

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN


1.3.1. Maksud
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun
2021 – 2026 dimaksudkan untuk :
a. Menjadi Pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar dalam menyusun program dan kegiatan dalam
Pembangunan Kesehatan selama lima tahun ke depan.

4
b. Menentukan sasaran, arah kebijakan, program dan
kegiatan prioritas Dinas Kesehatan dalam perencanaan
jangka menengah;
c. Dasar dalam penilaian kinerja yang mencerminkan
penyelenggaran pembangunan kesehatan yang transparan
dan akuntabel.

1.3.2. Tujuan
Tujuan disusunnya Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar adalah :
a. Menentukan tujuan dan sasaran serta pelaksanaan
kegiatan dalam rangka mewujudkan visi misi Pemerintah
Kabupaten Banjar
b. Menjamin keterkaitan dan konsistensi perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap
tahun anggaran;
c. Merupakan instrument pertanggungjawaban dan
merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran
kinerja OPD Dinas Kesehatan sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi
pada pencapaian hasil;
d. Perencanaan strategis memungkinkan OPD memberikan
komitmen pada kegiatan dimasa mendatang yang dalam
penyusunannya memerlukan pengumpulan informasi
baik dari stakeholders maupun providers yang kemudian
dianalisis agar diperoleh berbagai alternative pemecahan
masalah sehingga diperoleh perbaikan pelaksanaan
dalam upaya mencapai tujuan;
e. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergitas antar pelaku pembangunan bidang kesehatan
serta sebagai bahan rujukan dalam penyusunan Rencana

5
Kerja (Renja), Penetapan Kinerja (Tapkin) OPD Dinas
Kesehatan Kabupaten Banjar setiap tahunnya sebagai
bahan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.

1.4. SISTIMATIKA PENULISAN


Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun
2021-2026 ditulis dengan menggunakan sistimatika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang dibuatnya


rencana strategis, landasan hukum yang memayungi,
maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN


KABUPATEN BANJAR

Menguraikan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur


Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, sumber
daya, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar.

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU–ISU STRATEGIS


Menguraikan tentang identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan f ungsi pelayanan, telaahan
r encana t ata ruang w ilayah dan k ajian lingkungan h idup
s trategis serta penentuan isu-isu strategis permasalahan
Kesehatan di Kabupaten Banjar

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

6
Memuat tentang Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati
Banjar yang selanjutnya dijabarkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Banjar ke dalam tujuan dan sasaran jangka
menengah serta strategi dan kebijakan

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Memuat langkah-langkah yang berisikan program-
program indikatif serta arah/tindakan yang harus
dipedomani OPD untuk mencapai tujuan Renstra OPD.

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, SERTA


PENDANAAN
Menguraikan tentang Rencana Program dan Kegiatan
berdasarkan sasaran, strategi dan kebijakan yang akan
dilaksanakan selama lima tahun serta pendanaan
indikatif.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN


Menguraikan tentang target indikator Kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Banjar yang akan dicapai selama
lima tahun yang mengacu pada tujuan dan sasaran
RPJMD yang telah ditentukan.
BAB VIII PENUTUP
Menguraikan tentang kesimpulan dari penyusunan
Rencana Strategis yang akan dilaksanakan selama lima
tahun periode 20121-2026.

7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas , Fungsi, dan Struktur Organisasi


Berdasarkan Peraturan Bupati Banjar Nomor 56 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Kesehatan, disebutkan bahwa Dinas Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum dalam bidang kesehatan yang menjadi
Kewenangan Daerah dan tugas pembantuan. Sedangkan fungsi
Dinas Kesehatan adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Bupati;
2. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan urusan pelayanan umum
dibidang kesehatan;
3. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan,
pengaturan, pelaksanaan kesehatan masyarakat, pengendalian
dan pencegahan penyakit;
4. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan,
pengaturan, pelaksanaan pelayanan kesehatan;
5. Pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis dilingkungan
dinas;
6. Pengelolaan unsur kesekretariatan;
7. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan;
8. Pelaksanaan administrasi dinas dibidang Kesehatan; dan
9. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
Rincian tugas dan fungsi Dinas Kesehatan diatur dalam
Peraturan Bupati Banjar Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Rincian
Tugas Dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, serta

8
Peraturan Bupati Banjar Nomor 77 Tahun 2017 tentang Uraian
Tugas Dinas Kesehatan.
Berdasarkan aturan tersebut Susunan Organisasi dan Tata
Kerja serta uraian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar
tergambar sebagai berikut :
2.1.1 Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas :
a. Memimpin, merencanakan, mengkordinasikan, membina,
mengatur dan mengendalikan tugas dinas yang meliputi
perencanaan, pengelolaan, pengembangan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan dan sumber
daya kesehatan.

2.1.2 Sekretaris mempunyai tugas:


a. Menyusun rencana program dan anggaran di lingkungan
Dinas;
b. Memonitor pengelolaan anggaran di lingkungan Dinas
sebagai bahan evaluasi bagi pimpinan;
c. Menyelenggarakan urusan surat menyurat, kearsipan,
perjalanan dinas, rumah tangga, perlengkapan,
keprotokolan dan kehumasan serta kepegawaian di
lingkungan Dinas;
d. Menyelenggarakan urusan keuangan, perbendaharaan,
akuntansi, verifikasi, ganti rugi, dan tindak lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan;
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di lingkungan
Dinas dan instansi terkait untuk sinkronisasi dan
kelancaran tugas Dinas;
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi kegiatan Dinas
dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan Dinas;
dan

9
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Sekretariat adalah :
a) Sub Bagian Perencanaan.
b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c) Sub Bagian Keuangan.

Sekretariat terdiri dari :


1) Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas;
a) Merencanakan penyusunan program kegiatan dan
anggaran sub bagian perencanaan;
b) Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas;
c) Melaksanakan penyusunan rencana kerja
tahunan dinas beserta dokumen penunjangnya;
d) Melaksanakan verifikasi internal usulan perencanaan
program dan kegiatan;
e) Menyusun rencana anggaran dan rencana perubahan
anggaran berdasarkan masukan unit-unit di lingkungan
dinas;
f) Menyusun Profil Kesehatan berdasarkan
masukan unit-unit di lingkungan Dinas;
g) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan
Dinas;
h) Menyusun laporan program dan kegiatan Dinas secara
berkala berdasarkan masukan unit-unit di lingkungan
Dinas;
i) Menghimpun bahan penyusunan laporan pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan, Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Laporan

10
Keterangan Pertanggungjawab, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas berdasarkan masukan unit-unit di
lingkungan Dinas; dan
j) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas;


a) Merencanakan penyusunan program kegiatan dan
anggaran sub bagian umum dan kepegawaian;
b) Melaksanakan pelayanan administrasi umum dan
ketatausahaan;
c) Mengelola tertib administrasi perkantoran dan
kearsipan;
d) Melaksanakan tugas kehumasan dan keprotokolan;
e) Melaksanakan urusan rumah tangga, keamanan
kantor dan mempersiapkan prasarana dan sarana
kantor;
f) Menyusun rencana kebutuhan alat-alat kantor, barang
inventaris kantor dan rumah tangga di lingkungan
Dinas;
g) Melaksanakan pelayanan administrasi perjalanan dinas
di lingkungan Dinas;
h) Melaksanakan pengadaan, pemeliharaan sarana
prasarana kantor dan pengelolaan inventarisasi barang;
i) Mempersiapkan perangkat penilaian angka kredit dan
mengirimkan usulan penetapan angka kredit tenaga
fungsional;
j) Menghimpun bahan penyusunan dokumen
Standar Operasional Prosedur (SOP), Analisis
Jabatan dan Beban Kerja Dinas serta Daftar
Kebutuhan Pegawai di lingkungan Dinas;

11
k) Menyiapkan dan menyusun usulan
pengangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan
gaji berkala, cuti, mutasi, pemberhentian dan
pensiun pegawai serta pemberian tanda
penghargaan/tanda jasa kepada pegawai;
l) Membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK),
penjagaan kenaikan pangkat pegawai, penjagaan
kenaikan gaji berkala, penjagaan cuti,absensi
pegawai;
m) Melaksanakan proses administrasi pemberian izin
belajar dan tugas belajar di lingkungan Dinas;
n) Menyiapkan bahan pengembangan karier pegawai,
peningkatan kualitas SDM dan mengusulkan ujian dinas
pegawai; dan
o) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang
diperintahkan pimpinan.

3) Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas;


a) Merencanakan penyusunan program kegiatan dan
anggaran sub bagian keuangan;
b) Menyiapkan bahan dan mengelola penatausahaan
keuangan dan akuntansi keuangan Dinas;
c) Menyiapkan bahan dan menyusun laporan pertanggung
jawaban pengelolaan keuangan Dinas;
d) Menyiapkan bahan dan memproses administrasi
pembayaran gaji dan tunjangan;
e) Menyiapkan bahan dan memfasilitasi pemeriksaan
internal maupun eksternal serta tindak lanjut hasil
pemeriksaan;
f) Menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja
pengelolaan keuangan dan aset; dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

12
2.1.3 Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) mempunyai tugas :
a. Menyusun Bahan Perumusan Kebijakan Teknis Kesehatan
Masyarakat;
b. Menyusun Rencana Kerja dan Program Kesehatan Keluarga
dan Gizi, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, dan
Penyehatan Lingkungan;
c. Mengkoordinasikan kegiatan kesehatan keluarga dan gizi,
promosi dan pemberdayaan masyarakat, dan penyehatan
lingkungan;
d. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis
pengelolaan urusan kesehatan keluarga dan gizi, promosi
dan pemberdayaan masyarakat, dan penyehatan
lingkungan;
e. Menyelenggarakan teknis kesehatan keluarga dan gizi,
promosi dan pemberdayaan masyarakat dan penyehatan
lingkungan;
f. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan
pemberdayaan masyarakat dan penyehatan lingkungan;
dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Bidang Kesehatan Masyarakat
adalah:
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi.
b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.
c) Seksi Penyehatan Lingkungan.

13
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) terdiri dari :
1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Kesehatan Keluarga, Gizi dan Usia Lanjut;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dan Usia
lanjut;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional penyelenggaraan
pelayanan kesehatan keluarga yang meliputi kesehatan
ibu dan anak serta perbaikan gizi dan usia lanjut;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan keluarga dan gizi dan usia lanjut;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
keluarga, gizi dan usia lanjut; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat,


mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat;
c) Melaksanakan penyusunan bahan menyiapkan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional

14
penyelenggaraan Promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam penyelenggaraan promosi
kesehatan dan permberdayaan masyarakat bidang
kesehatan;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

3) Seksi Penyehatan Lingkungan, mempunyai tugas sebagai


berikut :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Penyehatan Lingkungan;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan
dan anggaran Seksi Penyehatan Lingkungan;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional penyelenggaraan
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, dan kesehatan
olahraga;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
dalam penyelenggaraan penyehatan lingkungan dan
kesehatan kerja dan kesehatan olahraga;

15
f) Melaksanakan pembinaan teknis dan monitoring
pelaksanaan operasional laboratorium kesehatan
daerah; dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2.1.4 Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P),


mempunyai tugas :
a. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit;
b. Menyusun rencana kerja dan program surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular
serta pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular;
c. Mengkoordinasikan kegiatan surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta
pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular;
d. Merumuskan kebijakan teknis pengelolaan urusan
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular serta pengendalian dan pencegahan
penyakit tidak menular;
e. Menyelenggarakan teknis urusan surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta
pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular;
f. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta
pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular; dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit adalah :

16
a) Seksi Surveilans dan Imunisasi
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
c) Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak
Menular

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari :


1) Seksi Surveilans dan Imunisasi, mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Surveilans dan Imunisasi;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Surveilans dan Imunisasi;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional penyelenggaraan
surveilans penyakit, imunisasi dan kesehatan jamaah
haji;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas dan
jaringannya dalam penyelenggaraan surveilans
penyakit, imunisasi dan kesehatan jamaah haji;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan surveilans penyakit,
imunisasi dan kesehatan jamaah haji; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,


mempunyai tugas ;
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

17
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam pencegahan dan pengendalian
penyakit menular;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan kegiatan dalam penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

3) Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular, mempunyai


tugas ;
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Tidak Menular;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional pencegahan serta
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringannya dalam pencegahan serta pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;

18
e) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pencegahan serta
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2.1.5 Bidang Pelayanan Kesehatan, mempunyai tugas sebagai


berikut;
a. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis Pelayanan
Kesehatan;
b. Menyusun rencana kerja dan program pelayanan
kesehatan primer dan tradisional, upaya rujukan dan
akreditasi serta pembiayaan kesehatan dan perijinan;
c. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kesehatan primer
dan tradisional, upaya rujukan dan akreditasi serta
pembiayaan kesehatan dan perijinan;
d. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan
urusan pelayanan kesehatan primer dan tradisional, upaya
rujukan dan akreditasi serta pembiayaan kesehatan dan
perijinan;
e. Menyelenggarakan teknis urusan pelayanan kesehatan
primer dan tradisional, upaya rujukan dan akreditasi serta
pembiayaan kesehatan dan perijinan;
f. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
primer dan tradisional, upaya rujukan dan akreditasi serta
pembiayaan kesehatan dan perijinan; dan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

19
Unsur-unsur organisasi Bidang Pelayanan Kesehatan
adalah :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional
b) Seksi Upaya Rujukan dan Akreditasi
c) Seksi Pembiayaan Kesehatan dan Perijinan

Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari ;


1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional,
mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional pelayanan kesehatan
primer termasuk peningkatan mutunya, pelayanan
kesehatan tradisional, Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS), Upaya Kesehatan Gigi Mulut (UKGM) dan
penanggulangan masalah kesehatan;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Puskesmas serta jaringan dan
jejaringnya dalam pelayanan kesehatan primer termasuk
peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan tradisional
dan penanggulangan masalah kesehatan;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
primer termasuk peningkatan mutunya, pelayanan
kesehatan tradisional dan penanggulangan masalah
kesehatan; dan

20
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2) Seksi Upaya Rujukan dan Akreditasi, mempunyai tugas :


a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Upaya Rujukan dan Akreditasi;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Upaya Rujukan dan Akreditasi;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional pelayanan kesehatan
rujukan termasuk peningkatan mutunya;
d) Melaksanakan pembinaan teknis, koordinasi/ supervisi
kepada Rumah Sakit/ Puskesmas dalam rangka
persiapan dan pelaksanaan akreditasi Puskesmas;
e) Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
rujukan dan akreditasi fasilitas kesehatan; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

3) Seksi Pembiayaan Kesehatan dan Perizinan, mempunyai


tugas sebagai berikut :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Pembiayaan Kesehatan dan Perizinan;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Pembiayaan Kesehatan dan Perijinan;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional penyelenggaraan
pembiayaan kesehatan dan perizinan;
d) Menyiapkan bahan rekomendasi perizinan terkait bidang
kesehatan;

21
e) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit Puskesmas dan
jaringannya dalam penyelenggaraan sistem pembiayaan
kesehatan;
f) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
dalam penyelenggaraan pembiayaan kesehatan dan
perizinan; dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2.1.6 Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), mempunyai tugas


sebagai berikut :
a. Menyusun bahan perumusan kebijakan teknis Sumber
Daya Kesehatan;
b. Menyusun rencana kerja dan program farmasi dan alat
kesehatan, fasilitas kesehatan, dan data, informasi
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan serta
pelayanan hubungan masyarakat;
c. Menyusun bahan perumusan Perencanaan kebijakan
pembinaan manajemen fasilitas kesehatan serta jaringan
dan jejaringnya;
d. Menyiapkan perumusan bahan kebijakan teknis
pengelolaan urusan farmasi dan alat kesehatan, fasilitas
kesehatan, dan data, informasi kesehatan dan sumber daya
manusia kesehatan serta pelayanan hubungan masyarakat;
e. Mengkoordinasikan kegiatan farmasi dan alat kesehatan,
fasilitas kesehatan, dan data, informasi kesehatan dan
sumber daya manusia kesehatan pelayanan hubungan
masyarakat;
f. Menyelenggarakan teknis urusan farmasi dan alat
kesehatan, fasilitas kesehatan, dan data, informasi

22
kesehatan dan sumber daya manusia kesehatan serta
pelayanan hubungan masyarakat;
g. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan laporan
kegiatan farmasi dan alat kesehatan, fasilitas kesehatan,
dan data, informasi kesehatan dan sumber daya manusia
kesehatan serta pelayanan hubungan masyarakat; dan
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.
Unsur-unsur organisasi Bidang Sumber Daya Kesehatan
adalah :
a) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
b) Seksi Fasilitas Kesehatan
c) Seksi Data, Informasi Kesehatan dan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (SDMK)

Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), terdiri dari:


1) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan, mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Farmasi dan Alat Kesehatan;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional penyelenggaraan
kefarmasian, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT);
d) Melaksanakan fasilitasi penyusunan rencana
kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan di lingkup
Dinas;
e) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit/Puskesmas dan
jaringannya serta instalasi farmasi dalam

23
penyelenggaraan kefarmasian, Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);
f) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian
kepada fasilitas dan pengelolaan kefarmasian;
g) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan kefarmasian, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT); dan
h) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2) Seksi Fasilitas Kesehatan, mempunyai tugas :


a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja
Fasilitas Kesehatan;
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Fasilitas Kesehatan;
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional pembangunan
Rumah Sakit dan Puskesmas serta jaringannya
termasuk sarana prasarana penunjang lainnya;
d) Menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional pemeliharaan Rumah Sakit dan
Puskesmas serta jaringannya termasuk sarana
prasarana penunjang lainnya;
e) Melaksanakan pemutakhiran data keadaan Rumah
Sakit dan Puskesmas serta jaringannya termasuk
sarana prasarana penunjang lainnya secara berkala;
f) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit dan Puskesmas serta
jaringannya dalam penyelenggaraan pembangunan

24
Rumah Sakit dan Puskesmas serta jaringannya
termasuk sarana prasarana penunjang lainnya;
g) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit, Puskesmas serta
jaringan dan jejaringnya dalam penyelenggaraan
manajemen dan penilaian kinerjanya;
h) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
terhadap kondisi pembangunan Rumah Sakit dan
Puskesmas serta jaringannya termasuk sarana
prasarana penunjang lainnya; dan
i) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

3) Seksi Data, Informasi Kesehatan dan Sumber Daya


Manusia Kesehatan (SDMK), mempunyai tugas :
a) Menyiapkan bahan dan menyusun rencana kerja Data,
Informasi Kesehatan dan Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SDMK);
b) Merencanakan penyusunan program, kegiatan dan
anggaran Seksi Data, Informasi Kesehatan dan Sumber
Daya Manusia Kesehatan (SDMK);
c) Melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional dalam
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, sumber
daya manusia, pelayanan hubungan masyarakat;
d) Melaksanakan pembinaan teknis dan koordinasi/
supervisi kepada Rumah Sakit/Puskesmas dan
jaringannya dalam penyelenggaraan pengumpulan,
pengolahan, analisa dan publikasi data kesehatan;
e) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan dalam penyelenggaraan Sistem Informasi

25
Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
dan Pelayanan Hubungan Masyarakat; dan
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
pimpinan.

2.1.7 Unit Pelaksana Teknis


Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut, dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
yang terdiri dari Pusat Kesehatan Masyarakat, Gudang
Farmasi dan Laboratorium Kesehatan Air.
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat
diatur melalui Peraturan Bupati Banjar Nomor 37 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan
Masyarakat di Kabupaten Banjar.
Pembentukan Gudang Farmasi diatur melalui
Peraturan Bupati Banjar Nomor 38 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Gudang
Farmasi.
Pembentukan Laboratorium Kesehatan diatur melalui
Peraturan Bupati Banjar Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Laboratorium Kesehatan Air Kabupaten Banjar.

2.1.8 Kelompok Jabatan Fungsional


Disamping pejabat struktural dan unit pelaksana
teknis, untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, pada Dinas
Kesehatan Banjar tersedia beberapa Jabatan Fungsional

26
seperti Epidemiolog, Sanitarian, Perawat Ahli, Bidan Ahli dan
Administrator Kesehatan.

2.2 Sumber Daya SKPD


Sumber daya Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar yang
merupakan aset dalam pelayanan dan pembangunan kesehatan
terdiri dari fasilitas kesehatan tingkat pertama beserta jaringannya,
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, sumber daya manusia
kesehatan, prasarana fasilitas penunjang, peralatan kesehatan dan
perbekalan kesehatan serta anggaran kesehatan.
Disamping aset yang dikelola dan dimiliki oleh pemerintah,
fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh swasta sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan turut disajikan pada bahasan ini, termasuk
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
2.2.1 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
 Puskesmas Rawat Inap : 4 buah
 Puskesmas Non Rawat Inap : 21 buah
 Puskesmas Pembantu : 70 buah
Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk
mencapai 28.381 jiwa atau setiap Puskesmas melayani rata-
rata 28.381 jiwa, standar rasio Puskesmas terhadap jumlah
penduduk adalah 1 : 30.000.
Kabupaten Banjar telah melengkapi 2 buah Puskesmas
yaitu Puskesmas Simpang Empat 2 dan Puskesmas Gambut
dengan fasilitas pelayanan Gawat Darurat selama 24 jam
dengan peralatan dan tenaga kegawatdaruratan yang
memadai.
Rasio Puskesmas Pembantu terhadap jumlah
penduduk mencapai 8.514 jiwa atau setiap Puskesmas
Pembantu melayani rata-rata 8.514 jiwa, standar rasio

27
Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk adalah 1 :
2.500.
Jumlah penduduk Kabupaten Banjar yang digunakan
dalam perhitungan diatas adalah pada akhir tahun 2020
sebanyak 596.001 jiwa, berdasarkan data BPS tahun 2020.
Disamping FKTP milik Pemerintah, kepemilikan swasta
turut memberikan kontribusi dalam memberikan pelayanan
kesehatan di Kabupaten Banjar yang terdiri dari, 16 buah
Balai Pengobatan/Klinik, 70 praktek dokter dan dokter gigi
perorangan, dan 3 laboratorium kesehatan.

2.2.2 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan


 RSUD Ratu Zalecha (Tipe B) : 234 tempat tidur
 RSU PTPN XIII Danau Salak : 52 tempat tidur
 RSIA Mutiara Bunda : 27 tempat tidur
 RS Pelita Insani : 84 tempat tidur
 RS Ciputra Mitra Hospital : 167 tempat tidur

2.2.3 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)


 Pos Kesehatan Desa : 193 buah
 Posyandu Balita : 561 buah
 Posyandu Lansia : 146 buah
 Poskestren : 15 buah
 Saka Bakti Husada : 22 buah
 Pos Obat Desa : 2 buah
 Posbindu PTM : 279 buah
 Pos Malaria Desa : 25 buah
Sesuai dengan ketentuan, Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) harus ada pada setiap desa, Posyandu Balita rasio
idealnya adalah 1 buah Posyandu setiap 50 orang balita,
Poskestren ada pada setiap Pesantren, Saka Bakti Husada

28
terdapat pada setiap Kwartir Ranting Pramuka, Posbindu PTM
terdapat pada setiap desa dan Pos Malaria Desa terdapat pada
setiap desa endemis Malaria.

2.2.4 Sumber Daya Manusia Kesehatan


Jumlah SDM kesehatan yang bekerja pada instansi
kesehatan milik pemerintah daerah, baik PNS maupun PTT
pada tahun 2020 sebanyak 1.191 orang. Sebagian besar SDM
Kesehatan di Kabupaten Banjar bekerja di Puskesmas
(termasuk Bidan di Desa) yaitu 67% pada tahun 2020.
Berdasarkan jumlah, tenaga kesehatan yang ada sudah
cukup banyak, yang masih menjadi masalah adalah
persebarannya yang tidak merata dan beberapa jenis tenaga
tertentu masih kurang.
Pada tahun 2020 jumlah dokter umum di Puskesmas
sebanyak 52 orang atau rata-rata 2,2 orang per Puskesmas;
dokter gigi sebanyak 21 orang atau rata-rata 0,8 orang per
Puskesmas; perawat 311 orang atau rata-rata sebanyak 12,9
orang per Puskesmas; bidan sebanyak 493 orang (termasuk
Bidan di Desa) atau rata-rata 20,5 bidan per Puskesmas;
farmasi 44 orang atau rata-rata 1,8 orang per Puskesmas; gizi
sebanyak 58 orang (termasuk Tenaga Gizi Desa) atau rata-rata
2,4 orang per Puskesmas; Kesehatan lingkungan 39 orang atau
rata-rata 1,6 orang per Puskesmas dan kesehatan masyarakat
sebanyak 55 orang atau rata-rata 2,2 orang per Puskesmas.

Pada RSUD Ratu Zalecha Martapura, SDM Kesehatan


yang tersedia meliputi 40 orang dokter spesialis, 20 orang
dokter umum, 3 orang dokter gigi, 73 orang bidan, dan 24
orang apoteker. Selebihnya adalah tenaga penunjang/
pendukung Kesehatan yang berjumlah 258 orang, sehingga

29
jumlah seluruhnya tenaga di RSUD Ratu Zalecha Martapura
sebanyak 418 orang. Jumlah tenaga diatas belum termasuk
SDM kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit BUMN dan RSU
Swasta yang berjumlah 4 buah.

2.2.5 Prasarana/Fasilitas Penunjang di Puskesmas


Prasarana dan fasilitas penunjang yang memegang
peranan penting dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam
pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat adalah Puskesmas
Keliling roda 4, Mobil Ambulans, Mobil Operasional
Puskesmas, Puskesmas Keliling Perahu Bermotor dan
kendaraan roda 2.
Sarana mobilitas yang ada saat ini adalah Puskesmas
Keliling roda 4 sebanyak 27 buah, Mobil Ambulans sebanyak 7
buah, Puskesmas Keliling perahu bermotor 3 buah dan
kendaraan roda 2 sebanyak 170 buah. Berdasarkan kondisi
diatas setiap Puskesmas telah memiliki rata-rata 1,3 buah
mobil, semua Puskesmas yang memerlukan Puskesmas
Keliling perahu bermotor telah terpenuhi dan rata-rata setiap
Puskesmas memiliki 6,8 buah kendaraan roda 2 sebagai
penunjang mobilisasi pelayanan kesehatan diluar gedung.
Selain Puskesmas Keliling dan kendaraan roda 2,
sebanyak 8 Puskesmas dilengkapi dengan kendaraan
operasional bagi Kepala Puskesmas.
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten terdapat 1 buah
mobil jabatan Kepala Dinas, 15 buah mobil operasional dan 3
buah mobil ambulans transport untuk keperluan
penanggulangan krisis kesehatan.
Pada UPT Dinas Kesehatan lainnya terdapat 2 buah
mobil operasional di UPT Gudang Farmasi Kabupaten dan 1
buah mobil operasional di Laboratorium Kesehatan Air..

30
Untuk kebutuhan sumber daya listrik, seluruh
Puskesmas telah mendapat aliran listrik dari PLN, kapasitas
sumber daya listrik yang terpasang di Puskesmas berkisar
antara 900VA hingga 3.500VA. Untuk ketersediaan daya listrik
darurat, telah tersedia generator listrik pada 6 Puskesmas
dengan kapasitas antara 1.200VA hingga 6.500VA dan
sebagian Puskesmas telah memiliki fasilitas Uninterruptible
Power Supply (UPS) dengan kapasitas antara 600 VA sampai
dengan 900 VA.
Untuk sarana air bersih, sebanyak 11 Puskesmas
mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM, 12 Puskesmas
menggunakan air bersih dari fasilitas sumur gali yang
terlindungi dan 2 Puskesmas tidak memiliki fasilitas air bersih
sendiri. Untuk menjaga baku mutu dan kualitas air yang
digunakan oleh Puskesmas, secara rutin sampel air
Puskesmas tersebut dilakukan pemeriksaan di Laboratorium
Kesehatan Air Kabupaten Banjar.

2.2.6 Peralatan dan Perbekalan Kesehatan


Peralatan kesehatan yang menjadi standar dalam
pelayanan kesehatan berdasarkan fungsi ruangan meliputi
Ruangan Pemeriksaan Umum; Ruangan Tindakan dan
Ruangan Gawat Darurat; Ruangan Kesehatan Ibu, Anak, KB
dan Imunisasi; Ruangan Persalinan (bagi Puskesmas Rawat
Inap dan atau Puskesmas Poned); Ruangan Rawat Pasca
Persalinan (bagi Puskesmas Rawat Inap dan atau Puskesmas
Poned); Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut; Ruangan Promosi
Kesehatan; Ruangan Laboratorium; Ruangan Farmasi; dan
Ruangan Rawat Inap (bagi Puskesmas Rawat Inap). Sebagian
besar peralatan yang diperlukan untuk pelayanan seperti
tersebut diatas yang terdiri dari peralatan medis,

31
perlengkapan, bahan habis pakai, meubelair dan form
pencatatan pelaporan, sudah tersedia pada setiap Puskesmas,
dengan catatan ada beberapa peralatan yang kurang lengkap
karena rusak, usia peralatan tersebut sudah cukup tua atau
keadaan lain sehingga peralatan tersebut tidak dapat
digunakan lagi.
Untuk perbekalan kesehatan seperti obat-obatan,
vaksin dan reagen tersedia dengan cukup secara jumlah
maupun jenisnya. Khusus untuk obat-obatan pelayanan
kesehatan dasar, persediaan obat di instalasi farmasi
kabupaten mampu untuk pelayanan dalam kurun waktu 18
bulan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila terjadi
kendala dalam pengadaan obat-obatan tahun berikutnya.
Untuk peralatan Puskesmas Pembantu berupa Pustu
set yang sesuai dengan standar peralatan di Puskesmas
Pembantu, dari 70 Puskesmas Pembantu, hanya 10
Puskesmas yang memiliki Pustu set. Dalam rangka pelayanan
kesehatan ibu dan anak oleh Bidan di Desa, yang jumlahnya
286 orang tersedia Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) sebanyak
263 buah. Dari jumlah Bidan di Desa, Poskesdes dan Polindes
tersebut, sebanyak 282 orang telah memiliki Bidan Kit.

2.2.7 Anggaran Kesehatan


Anggaran kesehatan yang dialokasikan dari APBD
Kabupaten Banjar dalam kurun waktu tahun 2012 hingga
tahun 2015 untuk total belanja yang meliputi belanja langsung
dan belanja tidak langsung berkisar antara 6,35% sampai
dengan 4,04% terhadap total APBD Kabupaten Banjar.
Alokasi anggaran tersebut belum termasuk yang
dialokasikan untuk RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Selengkapnya seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

32
Tabel 2.1
Anggaran Dinas Kesehatan Terhadap APBD
Kabupaten Banjar Tahun 2015-2020
Tahun BTL BL % Thd
APBD
2015 62.630.627.865,0 47.778.505.984,0 4,04
0 0

2016 62.630.627.865,0 47.778.505.984,0 4,04


0 0

2017 62.630.627.865,0 47.778.505.984,0 4,04


0 0

2018

2019

2020

Sumber : Subag Perencanaan Dinkes


Selain anggaran yang berasal dari APBD, Kabupaten
Banjar memperoleh juga anggaran yang berasal dari APBN
berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan baik
Fisik maupun Non Fisik, Hibah Luar Negeri dan dana kapitasi
program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD


Kinerja sebuah Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
merupakan prestasi yang telah dicapai dengan mengacu pada
indikator yang ditetapkan, berdasarkan laporan fasilitas maupun
hasil riset/survey yang dapat dipertanggung jawabkan.
Indikator dan ukuran kinerja yang disajikan dalam pokok
bahasan ini meliputi Indikator Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Indikator

33
Kinerja Utama (IKU), Millenium Development Goals (MDGs) dan
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat.
Disamping indikator diatas, disajikan juga tingkat capaian
kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Rencana Strategis periode
2016-2021, capaian kinerja keuangan OPD serta perkembangan
pembangunan sektor lain yang berhubungan dengan pembangunan
kesehatan.
Dari beberapa jenis indikator kinerja yang disajikan tersebut,
terdapat kesamaan variabel indikator diantara perangkat indikator
tersebut, maka hanya salah satu yang disajikan.

2.3.1 Pencapaian Indikator RPJMD Bidang Kesehatan Periode


2016-2021
Pencapaian indikator RPJMD Bidang Kesehatan dalam
kurun waktu 2016-2021 dibandingkan terhadap target
pencapaian pada tahun terakhir seperti tergambar pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.1
Pencapaian Indikator RPJMD Dinas Kesehatan

Target Tahun Pencapaian (%)


NO INDIKATOR KINERJA Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Terakhir
1. Umur Harapan Hidup 66,94 66,17 66,38 66,66 66,97 67,21
Persentase keluarga yang 65,00%
2. memenuhi 12 Indikator NA NA 65 96,17
kesehatan
Persentase pencapaian 100% 87,00
3. NA NA 87,15
indikator SPM di Puskesmas
Persentase Puskesmas dan 90,22%
4. jaringannya dengan kondisi NA NA 100 100
baik
Cakupan kunjungan 100%
5. NA NA 91,74 93,26
neonatal
6. Cakupan imunisasi lengkap 100% NA NA 87,00 67,00
7. Angka penemuan Kasus 1,70% NA NA 1,75 2,00

34
Target Tahun Pencapaian (%)
NO INDIKATOR KINERJA
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
penyakit menular Terakhir
Persentase Puskesmas yang 100,00%
8. Memiliki ketersediaan obat, NA NA 97,63 95,74
BAKHP, BMHP dan vaksin
Persentase Puskesmas yang 83,00%
9. melaksanakan pelayanan NA NA 83,33 95,83
kefarmasian sesuai standar
Persentase desa/kelurahan 90%
10. yang melaksanakan kegiatan NA NA 93,79 85
Posbindu PTM (Utama)
Persentese Puskesmas yang 100,00%
11. menyelenggarakan upaya NA NA 100 80
kesehatan jiwa dan NAPZA
Persentase Puskesmas dan 70,00%
Rumah Sakit yang
12. NA NA 25,00 61,00
melaksanakan Kesehatan
Tradisional
Cakupan kepesertaan 95%
13. NA NA 54,60 61,01
Jaminan kesehatan
Persentase Kecamatan Yang 65,00%
14. Melaksanakan NA NA 100 100
Kabupaten/Kota Sehat (KKS)
Persentase Puskesmas 60,00%
15. Melaksanakan Kegiatan NA NA 100 60
Kesehatan Kerja
Persentase Puskesmas 50,00%
16. Melaksanakan Kegiatan NA NA 29,20 35
Kesehatan Olahraga
Persentase pasien yang 4%
dilakukan rujukan ke
17. NA NA 4,25 4
fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan
Persentase desa/kelurahan 70,00%
18. yang memiliki kebijakan NA NA 60 30
berwawasan kesehatan
Prevalensi status gizi balita 10
19. NA NA 14,99 5,15
kurus (BB/TB)
20. Persentase Stunting 17 NA NA 24,11 20,18
Persentase puskesmas yang 100%
21. NA NA 100 100
terakreditasi
Sumber : SubBag Perencanaan Dinkes

35
2.3.2 Perkembangan IPM Kabupaten Banjar
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) merupakan indeks
komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari
indeks harapan hidup, indeks pendidikan (angka melek huruf
dan rata-rata lama sekolah), dan indeks standar hidup layak.
Sejak di launching pada tahun 1990, indikator ini mengalami
beberapa kali perubahan yang bersifat penyempurnaan
maupun perubahan metodologi. Pada tahun 2014, IPM kembali
mengalami perubahan dalam rangka penyempurnaan yang
meliputi perubahan tahun dasar PNB perkapita dari tahun
2005 menjadi tahun 2011 dan merubah metode agregasi
indeks pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata
aritmatik, sedangkan pada variabel kesehatan secara metode
tidak ada perubahan, namun data dasar berupa proyeksi
penduduk mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan hasil sensus dan survey yang dilakukan oleh
internal BPS.
IPM Kabupaten Banjar dan variabel kesehatan (Angka
Harapan Hidup) dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, seperti
terlihat pada grafik dibawah ini.

Grafik 2.1
IPM Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dan Nasional
Tahun 2016 – 2020

36
Sumber BPS Kabupaten Banjar

Grafik 2.2
Angka Harapan Hidup Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
dan Nasional Tahun 2016-2020

Sumber BPS Kabupaten Banjar

2.3.3 Kinerja SPM Bidang Kesehatan

37
Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(SPM-BK) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
Kinerja pencapaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten
Banjar tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, dibandingkan
dengan target pencapaian pada tahun terakhir seperti
tergambar pada tabel berikut.

Tabel 2.3
Pencapaian SPM Bidang Kesehatan
Kabupaten Banjar Tahun 2016-2020

38
Target Tahun Pencapaian (%)
NO INDIKATOR Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
Terakhir
Pelayanan Kesehatan
I
Dasar
Pelayanan Kesehatan Ibu
1 100 NA NA NA 92,7 100
Hamil
Pelayanan Kesehatan Ibu
2 100 NA NA NA 85,96 99,3
Bersalin
Pelayanan Kesehatan Bayi
3 100 NA NA NA 91,7 100
Baru Lahir
4 Pelayanan Kesehatan Balita 100 NA NA NA 70,3 96,4
Pelayanan kesehatan pada
5 100 NA NA NA 84,2 74,3
Usia Pendidikan Dasar
Pelayanan kesehatan pada
6 100 NA NA NA 74,4 62,4
usia produktif
Pelayanan kesehatan pada
7 100 NA NA NA 70,7 62,6
usia lanjut
Pelayanan kesehatan
8 100 NA NA NA 90,8 82,6
penderita Hipertensi
Pelayanan kesehatan
9 penderita Diabetes Melitus 100 NA NA NA 97,5 96,5
(DM)
Pelayanan kesehatan
10 Orang Dengan Gangguan 100 NA NA NA 100 100
Jiwa (ODGJ) berat
Pelayanan kesehatan
11 100 NA NA NA 91,8 83,9
Orang terduga TB
Pelayanan kesehatan orang
berisiko terinfeksi virus
12 100 NA NA NA 95,7 86,0
yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (HIV)

39
SumberSumbeSumber : Subbag Perencanaan Dinkes

Target pencapaian SPM Bidang Kesehatan setiap tahun


menyesuaikan dengan yang ditetapkan di dalam Peraturan
Menteri Kesehatan.

2.3.4 Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU)


Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas
Kesehatan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Banjar Nomor 17.A Tahun 2020 tentang Penetapan
Indikator Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun
2020.
Pencapaian IKU Dinas Kesehatan tahun 2016 sampai 2020
seperti tergambar pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4
Pencapaian IKU Tahun 2016-2020

Target Tahun Pencapaian (%)


INDIKATOR Tahun
Terakhir 2016 2017 2018 2019 2020
1 2 3 4 5 6 7
Angka Kematian Ibu
1 110,4 NA NA NA 83,24 71,6
melahirkan per 100.000 KH
Angka Kematian Bayi per
2 1.000 KH 10,7 NA NA NA 3,88 6,5

3 Prevalensi Stunting 17 NA NA NA 24,11 20,18

40
Sumber : Subag Program Dinkes

Kinerja pencapaian IKU pada tahun terakhir atau tahun


2020 adalah 2 indikator atau 66,7% mampu dicapai dan
sebanyak 1 indikator atau 33,3% tidak tercapai.

2.3.5 Progress Sustainable Development Goals (SDGs)


Sustainable Development Goals (MDGs) merupakan
kesepakan global yang disepakati oleh 193 negara termasuk
Indonesia.
Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) 2015–2030 secara resmi menggantikan Tujuan
Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015. SDGs berisi 17
tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat
menjawab ketertinggalan pembangunan negara–negara di
seluruh dunia, baik di negara maju dan negara berkembang.
Sektor kesehatan pada SDGs terdapat 3 Goals sebagai berikut:

Tabel 2.5
Indikator SDGs Tahun 2020

Indikator

Tujuan 2. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Target 2A: Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Peningkatan


Gizi, dan Mencanangkan Pertanian Berkelanjutan

2.1 Prevalensi balita dengan keadaan stunting (tinggi badan kurang)

Tujuan 3 : Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan


Penduduk di Segala Usia

Target 3A : Mengakhiri kematian yang dapat dicegah dengan kematian anak


setidaknya 20 kematian per 1000 kelahiran, mengurangi kematian ibu menjadi
setidaknya 40 kematian per 100.000 kelahiran hidup, dan mengurangi angka
kematian akibat penyakit penduduk berumur kurang dari 70 tahun setidaknya 30

41
Indikator

persen dari angka pada tahun 2015

3.1 AKI

3.2 AKB

Tujuan 6 : Menjamin Ketersediaan dan Manajemen Air dan Sanitasi secara


Berkelanjutan

Target 6A : Memastikan akses universal terhadap sumber daya air dan sanitasi
untuk semua di berbagai tempat

6.1 Persentase penduduk yang menggunakan air minum dasar, menurut daerah
perkotaan/ pedesaan

Sumber : Subbag Perencanaan Dinkes

2.3.6 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan IPKM Tahun 2018


RISKESDAS adalah Riset yang dilaksanakan secara
nasional berbasis masyarakat untuk menyediakan informasi
indikator pembangunan kesehatan dengan menggunakan
sampel rumah tangga yang mewakili wilayah nasional, provinsi
dan kabupaten/kota. Riskesdas telah dilaksanakan sebanyak
4 kali yaitu tahun 2007, tahun 2010, tahun 2013 dan tahun
2018.
2.3.7 Perkembangan Pembangunan Lintas Sektor Terkait
Beberapa sektor terkait yang erat hubungannya dengan
pembangunan kesehatan menjadi kontributor yang cukup
besar daya ungkitnya dalam mengatasi masalah kesehatan
dibagian hulu, dalam kurun waktu lima tahun terakhir seperti
tergambar dibawah ini.
a. Sejak tahun 2012 Kabupaten Banjar dapat meraih Piala
Adipura dan pada Tahun 2014 memperoleh Piala Adipura
Kencana, atas keberhasilan dapat mempertahankan selama
3 tahun berturut turut. Salah satu titik pantau penilaian
Adipura adalah fasilitas kesehatan yaitu RSUD dan

42
Puskesmas, disamping itu kebersihan dan
penataan/pengelolaan sampah menjadi unsur yang
memberi efek positif dalam memelihara kesehatan
masyarakat, khususnya dikawasan perkotaan.
b. Dinas Perumahan dan Permukiman telah membangun dan
perbaikan 56 buah sarana air bersih pedesaan yang
tersebar di 17 kecamatan. Jumlah penduduk yang dapat
dilayani dari sarana air bersih yang dibangun tersebut
mencakup 33.295 jiwa.
c. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar telah
melayani 11 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten
Banjar dan 2 kecamatan di Kota Banjarbaru. Pada tahun
2015 telah menambah 8.690 sambungan rumah tangga,
dengan demikian secara keseluruhan jumlah rumah tangga
di Kabupaten Banjar yang telah menggunakan air bersih
yang berasal dari PDAM sebanyak 63.613 rumah atau
sekitar 254.452 jiwa. Penggunaan air bersih secara teratur
dapat menurunkan prevalensi beberapa penyakit yang
ditularkan melalui perantaraan air atau waterborne
diseases, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
d. Sektor lain yang berperan dalam pembangunan kesehatan
adalah program Keluarga Berencana melalui Badan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berancana (BP3AKB). Cakupan peserta KB aktif
pada tahun 2014 mampu dicapai diatas 100%, dari target
65,97% dicapai 76,24% atau 115,57%. Indikator lain
adalah Persentase pasangan usia subur dibawah 20 tahun
yg menggunakan alat kontrasepsi, capaiannya pada tahun
2014 sebesar 96,62%.

43
2.3.8 Capaian Kinerja Keuangan SKPD Dinas Kesehatan
Capaian kinerja keuangan Dinas Kesehatan dalam kurun
waktu 2016 sampai dengan tahun 2020 berupa persentasi
realisasi berdasarkan program dan kegiatan, seperti tercantum
pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.7
Capaian Kinerja Keuangan Tahun 2016-2020

Pencapaian Per Tahun (%)


No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020

1 Program pelayanan administrasi


perkantoran

a. Penyediaan Jasa surat


menyurat 71.9 92.13 92.12 100 83.9
b. Penyediaan Jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik 23.21 41.32 71.3 28.2 52.8
c. Penyediaan jasa pemeliharaan
dan perizinan kendaraan
dinas/operasional 63.16 35.84 18.3 53.3 25.1
d. Penyediaan jasa administrasi
keuangan
e. Penyediaan jasa kebersihan
70.14 85.83 89.5 99.9 65.1
kantor
f. Penyediaan alat tulis kantor
g. Penyediaan barang cetak dan 99.15 100 89.9 70.5 83.5
penggandaan
h. Penyediaan komponen instalasi 97.29 95.63 87.14 75.9 95.8
listrik/penerangan bangunan 98.62 92.81 96.3 81 35.4
kantor
i. Penyediaan peralatan dan
perlengkapan kantor 80.85 98.48 99.2 99.5 80.0
j. Penyediaan peralatan rumah
tangga
k. Penyediaan makanan dan - 96.88 95 - 9.2
minuman
l. Rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah - 100 97.3 - -
m. Penyediaan pendukung
administrasi teknis 99.15 88.56 80.4 70.6 71.1
perkantoran
99.69 92.01 84.08 84.27 98.7

87.91 99.55 92.8 72 66.9

2 Program peningkatan sarana dan


prasarana Aparatur

a. Pengadaan perlengkapan
gedung kantor 95,09 91.97 70.25 49 99.7
b. Pengadaan peralatan gedung
kantor - - 96.8 92.2 64.3
c. Pengadaan mebelair
d. Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan dinas/ operasional 96.00 96.93 96 95 91.5
e. Pemeliharaan rutin/berkala 85.86 79.16 67.8 71.6 52.7
peralatan gedung kantor

44
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020

f. Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor 83.15 78.67 98.8 73.9 91.2
g. Rehabilitasi sedang/berat
gedung kantor (DAK)
h. Pembangunan gedung kantor - 92.74 - 72.4 98.6
i. Pengadaan mobil jabatan
j. Pengadaan mobil - 89.41 - - -
Dinas/Operasional
k. Pembangunan rumah dinas
- - 99 - -
(DAK)
- - 91.04 90.4 -
- - - 93.3 -

- - - - -

3 Program peningkatan kapasitas


Sumber Daya Aparatur

a. Pendidikan dan pelatihan


Formal 96.96 97.47 81.4 23.6 85.2

4 Program peningkatan disiplin


Aparatur

a. Pengadaan pakaian kerja


lapangan - - - 89.7 -

5 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan
Capaian kinerja dan keuangan

b. Penyusunan laporan capaian


kinerja dan ikhtiar realisasi 87.98 95.13 - - -
kinerja SKPD
c. Penyusunan pelaporan
keuangan semesteran
d. Penyusunan pelaporan 99.07 97.30 97.7 72.6 97.6
prognosis realisasi anggaran
e. Penyusunan pelaporan
93.33 - - - -
keuangan akhir tahun

99.20 97.25 - - -

6 Program obat dan perbekalan


kesehatan

a. Pengadaan obat dan


perbekalan Kesehatan 98.74 96.53 70.1 73.4 92.3
b. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan 97,68 95.33 78.8 89.6 -
c. Pengadaan dan perbekalan
kesehatan (DAK)
d. Peningkatan mutu penggunaan - 99.75 - - -
obat dan perbekalan kesehatan
- - - - 61.5

7 Program Upaya Kesehatan


masyarakat

a. Pemeliharaan dan pemulihan


kesehatan

45
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020

b. Peningkatan kesehatan 86.31 41.24 97.2 84.8 -


masyarakat
c. Peningkatan pelayanan dan 54,70 81.78 89.6 73.3 65.4
penanggulan masalah
kesehatan
d. Penyediaan biaya operasional 84,59 86.81 70.76 85.5 69.9
dan pemeliharaan
e. Penyelenggaraan penyehatan
lingkungan
92.17 82.39 79.9 81.3 100
f. Revitalisasi sistem kesehatan
g. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan 92.90 91.53 67.3 32.9 73.3

- - - - 25.8
- - - - 74.4

8 Program promosi kesehatan dan


pemberdayaan masyarakat

a. Pengembangan media promosi


dan informasi sadar hidup - 66.62 92.2 88.9 76.8
sehat
b. Peningkatan pemanfaatan
sarana kesehatan
- 85.95 83.5 58.9 66.6

9 Program Pengembangan
Lingkungan sehat

a. Penyuluhan menciptakan
lingkungan sehat 100 74.35 54.9 79.7 -
b. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan - 99.62 94.76 67.2 -

10 Program pengembangan dan


penanggulan penyakit menular

a. Penyemprotan/fogging sarang
nyamuk 40.58 94.88 95.9 35.2 80
b. Pengadaan alat fogging dan
bahan-bahan fogging 30.71 98.32 85.2 19.5 36.9
c. Pelayanan vaksinasi bagi balita
dan anak sekolah
d. Pelayanan pencegahan dan 97.60 98.05 96.9 98.9 87.8
penanggulan penyakit menular
e. Peningkatan surveillance 89.20 86.14 87.8 79.5 49.1
epidemologi dan
penanggulangan wabah.
99.29 99.72 95.27 92.3 90.1
f. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan
g. Peningkatan surveilans
epidemiologi dan - - - - 99.3
penanggulangan wabah (DAK
Tambahan)
- - - - 64.8

11 Program standarisasi pelayanan


kesehatan

46
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020

a. Penyusunan standar pelayanan


kesehatan
b. Evaluasi dan pengembangan
standar pelayanan kesehatan 86.72 79.65 72.8 13.5 82.8
c. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan 100 78.57 100 99 -

97.47 100 89.6 30.16 69.1

12 Program pelayanan kesehatan


penduduk Miskin

a. Pelayanan operasi katarak


b. Pelayanan sunatan masal 9.11 100 99.9 100 -
66.24 70.38 93.9 57.06 92.3

13 Program pengadaan, peningkatan


dan perbaikan sarpras
Puskesmas / Puskesmas
Pembantu dan jaringannya

a. Pengadaan sarana dan


prasarana puskesmas
b. Rehabilitasi sedang/berat 82.27 - - - 98.6
puskesmas
c. Pembangunan Puskesmas 99.56 98.86 99.2 - 91.3
d. Pengadaan Sarana dan
Prasarana Puskesmas
- 94.85 22.3 88.6 -
Pembantu
- 96.88 - - -
e. Pengadaan sarana dan
prasarana puskesmas keliling
f. Pembangunan Puskesmas
(DAK) - 89.50 - - -
g. Pengadaan puskesmas keliling
(DAK)
h. Pengadaan sarana dan - 93.63 - - -
prasarana puskesmas(DAK)
i. Rehabilitasi sedang berat - 32.70 - 42.4 42.6
puskesmas (DAK)
j. Pengadaan puskesmas keliling - - 100 - 38.2
k. Rehab sedang/berat
Puskesmas Pembantu
- 99.40 - 91.1 -

- - - 89.7 -
- - - - 97.4

14 Program kemitraan peningkatan


pelayanan kesehatan

a. Kemitran asuransi kesehatan


masyarakat 99.74 99.38 98.2 68.8 80.0

15 Program Peningkatan pelayanan


kesehatan anak balita

a. Pendidikan dan pelatihan


perawatan anak balita - - 100 66.3 -
b. Monitoring, evaluasi dan
pelaporan 81.02 100 99.6 94.5 93.9

47
Pencapaian Per Tahun (%)
No Program dan Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020

16 Program Peningkatan pelayanan


kesehatan lansia

a. Pelayanan kesehatan
b. Monitoring, evaluasi dan - - 64.5 95 40.6
pelaporan 99.83 93.57 100 91.1 -

17 Pengawasan dan pengendalian


kesehatan makanan

a. Pengawasan dan pengendalian


keamanan dan kesehatan 100 92.65 91 49.7 -
makanan hasil produksi rumah
tangga
18 Program Perbaikan Gizi
Masyarakat

a. Penyusunan peta informasi


masyarakat kurang gizi 98.36 100 100 92.3 98.0
b. Pemberian tambahan makanan
dan vitamin 84.20 87.43 89.8 90.4 87.0
c. Penanggulangan kurang energi
protein, anemia gizi besi,
gangguan penyakit akibat 99.43 99.17 98.6 90.2 100
kurang yodium(GAKY), kurang
vitamin A, kekurangan zat gizi
mikro lainnya
d. Pemberdayaan masyarakat
untuk pencapaian keluarga
sadar gizi
e. Peningkatan gizi lebih
f. Monitoring evaluasi dan 99.45 99.35 99.9 76.4 99.9
pelaporan

100 - 98.7 93.6 -


94.74 99.62 100 89.4 -

19 Program peningkatan keselamatan


ibu melahirkan dan anak

a. Pertolongan persalinan bagi ibu


dari keluarga kurang mampu
- - 100 84.7 81.7

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD


2.4.1 Tantangan
a. Adanya pandemic covid-19 yang mengharuskan tenaga
Kesehatan bekerja keras dan engatur strategi agar
pelayanan Kesehatan tetap berjalan dengan tetap
menerapkan protocol Kesehatan.
b. Data BKKBN tahun 2020 menunjukkan bahwa perkawinan
usia muda < 15 tahun tertinggi ke enam se Indonesia

48
adalah Kalimantan Selatan yaitu sebesar 16,24% dari rata-
rata nasional sebesar 10,35%. Pernikahan dini merupakan
salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu
melahirkan.
c. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Banjar adalah
terendah di Kalimantan Selatan, yaitu 2,55% pada tahun
2020. Meskipun jumlah penduduk miskin terendah,
namun penduduk yang rentan miskin masih cukup tinggi
dan tentu saja mempunyai pengaruh terhadap terhadap
kemampuan untuk memelihara kesehatan yang pada
akhirnya berpengaruh dalam peningkatan status
kesehatan.
d. Komponen IPM yang digunakan untuk variabel pendidikan
dengan menggunakan metode baru adalah MYS (Means
Years of Schooling) yaitu jumlah tahun yang digunakan
oleh penduduk usia 25 tahun keatas dalam menjalani
pendidikan formal. Data BPS Kabupaten Banjar tahun
2020 menunjukkan bahwa MYS Kabupaten Banjar sebesar
7,35 tahun, dibawah MYS Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar 8,29 tahun, artinya rata-rata penduduk Kabupaten
Banjar bersekolah hanya sampai kelas 2 SMP. Pendidikan
ibu yang rendah menjadi salah satu penyebab tidak
langsung kematian ibu dan kematian bayi, serta
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku hidup bersih dan
sehat secara keseluruhan yang akhirnya berdampak
terhadap status kesehatan bagi masyarakat.
e. Permasalahan penyakit menular belum mampu diatasi
secara keseluruhan, bahkan untuk insidens rate penyakit
Demam Berdarah Dengue cenderung mengalami kenaikan
setiap tahun, disisi lain penyakit tidak menular terjadi

49
kecenderungan mengalami kenaikan seperti hipertensi,
jantung, diabetes mellitus dan asma.

2.4.2 Peluang
a. Kepemimpinan Kepala Daerah baru adalah sebuah peluang
sekaligus harapan adanya komitmen yang kuat dalam
pembangunan kesehatan yang bertumpu pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Harapan lain adalah konsisten
terhadap asas pembangunan kesehatan yang bersifat
investasi.
b. Alokasi dana APBD Kabupaten Banjar untuk belanja
langsung sektor kesehatan belum sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga keberadaan Dana Insentif Daerah,
Dana DAK Fisik dan Non Fisik menjadi sebuah peluang
dalam rangka menunjang kegiatan promosi kesehatan dan
program lain yang berhubungan dengan pengendalian
penyakit.
c. Letak Kabupaten Banjar dari sisi geografis sangat
diuntungkan dengan keberadaan perguruan tinggi
kesehatan yang cukup banyak dan sangat dekat dengan
Martapura. Perguruan tinggi kesehatan dapat dijadikan
mitra dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama
permanen dan intensif, sehingga kedua belah pihak akan
memperoleh keuntungan dari kerjasama kemitraan ini.
d. Sumberdaya manusia kesehatan mempunyai induk
organisasi profesi masing-masing sesuai dengan profesinya,
sehingga organisasi profesi kesehatan jumlahnya sangat
banyak dan sebagian besar berstatus organisasi yang aktif.
Organisasi profesi kesehatan yang banyak ini menjadi
sebuah peluang untuk menjadi penunjang dalam

50
pembangunan kesehatan melalui beberapa program seperti
penguatan kompetensi tenaga dan program desa binaan
profesi kesehatan sesuai dengan keahlian dan profesi
masing-masing.
e. Peluang yang dapat menjadi agen perubahan kesehatan di
masyarakat diantaranya adalah ibu-ibu yang tergabung
didalam kelompok yasinan yang jumlahnya sangat banyak.
Petugas kesehatan khususnya Bidan di Desa dapat
memanfaatkan kelompok yasinan sebagai wadah untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan sekaligus dapat
menjadi agen perubahan perilaku kesehatan kearah yang
lebih baik.
f. Kebijakan pemerintah dengan mengalokasikan dana
kepada desa hingga mencapai jumlah 1 milyar rupiah
adalah sebuah peluang, karena didalam Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi
Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 memberikan peluang
kepada kesehatan untuk keperluan pembangunan
kesehatan di desa.
g. Selain dana-dana diatas, peluang anggaran yang dapat
diupayakan guna mendukung pembangunan kesehatan
adalah dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas harus melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Selanjutnya bagaimana manajemen kesehatan
melakukan pendekatan kepada manajemen perusahaan
dan mengarahkan dana CSR tersebut tidak hanya untuk
pelayanan kuratif, namun perlu juga untuk upaya promotif
dan preventif.

51

Anda mungkin juga menyukai