Anda di halaman 1dari 99

LAMPIRAN II

PERATURAN BUPATI KARO


NOMOR TAHUN 2022
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS
PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KARO
TAHUN 2021-2026

RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARO


TAHUN 2021-2026

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut
usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan: 1) Upaya
kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4)
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi
kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan secara
promotif dan preventif dengan memerhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan
semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.
Pemerintah daerah memegang peranan penting dalam pembangunan di
wilayahnya termasuk bidang kesehatan dengan berbagai tantangan dan peluang
yang ada. Untuk mensinergikan pembangunan kesehatan maka perlu adanya
penyelarasan arah, kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan di daerah
yang perlu dituangkan dalam dokumen perencanaan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanatkan Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan
berpedoman pada RPJMD. Rencana strategis Perangkat Daerah memuat
tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka

1
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan
Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah. Pencapaian
sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rencana strategis
Perangkat Daerah diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan
kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian
atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran
pembangunan nasional.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dinyatakan bahwa
Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra Perangkat Daerah memuat tujuan,
sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan
Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai
dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman
kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Sesuai dengan hal tersebut diatas maka Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
menyusun Renstra Perangkat Daerah untuk lima tahun mendatang sesuai
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Karo tahun 2021-2026. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun
2021-2026 merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yang akan
datang dan dirumuskan secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada yang pendanaannya
bersifat indikatif. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo akan menjadi acuan
dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan ( Renja ) Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo.

1.2 Landasan Hukum

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo merupakan salah satu bagian


dari Perencanaan Pembangunan Nasional dan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Karo. Landasan Hukum Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Karo yaitu Landasan Ideal adalah Pancasila dan Landasan Konstitusional
adalah Undang Undang Dasar Tahun 1945.
2
Selanjutnya sebagai Landasan Operasional Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi
Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720);.
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
48);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228);

3
10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
12. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 136);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1312);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1540);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Inonesia Tahun
2019 Nomor 1114);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan
Daerah (Berita Negara Republik Inonesia Tahun 2019 Nomor 1447);
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 68);
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1335);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 01 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karo Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Karo Tahun 2017 Nomor 01, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Karo Nomor 01);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 01 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Karo Tahun 2005-2025;
4
21. Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 05 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Karo (Lembaran Daerah
Kabupaten Karo Tahun 2021 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Karo Nomor 08);
22. Peraturan Bupati Karo Nomor 02 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karo (Berita Daerah Kabupaten
Karo Tahun 2022 Nomor 02).

1.3 Maksud Dan Tujuan

1.3.1 Maksud
Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang disusun sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo untuk lima tahun ke
depan dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Pemerintahan
Daerah Kabupaten Karo yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Karo Tahun
2021 - 2026.

1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan Renstra dimaksud adalah :
1. Renstra ini menjadi landasan / pedoman dalam penyusunan Rencana
Kinerja (Renja) Dinas kesehatan Kabupaten Karo.
2. Dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima
tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH


2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
5
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Perangkat Daerah

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


3.1 Indentifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi Perangkat Daerah
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah
4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI : INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU


PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII : Penutup

6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas serta Struktur Organisasi


Dinas Kesehatan Kabupaten Karo adalah sesuai dengan Peraturan Bupati Karo
Nomor 24 Tahun 2022 tentang Tugas Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas Dinas
Daerah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karo


1. Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati
dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang Kesehatan, yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan
kepada kabupaten
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Dinas Kesehatan sebagai berikut:
a. memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengoordinasikan
dan mengendalikan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal;
b. menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi
dan misi Daerah;
c. menetapkan rencana kerja, rencana strategis dan program kerja Dinas
untuk mendukung pencapaian visi dan misi Daerah;
d. menetapkan rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
berkoordinasi dengan Instansi terkait dibawah koordinasi Tim
Anggaran Pemerintah Daerah;
e. memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati
sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;
f. menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Perangkat
Daerah terkait, instansi vertikal terkait yang ada di daerah, Provinsi
dan Pusat maupun lembaga swasta dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas pokok;
g. mengoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai
dengan bidang tugasnya masing-masing;
h. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan
pengawasan melekat kepada bawahan;

7
i. menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang berlaku;
j. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi
program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja
berikutnya;
k. bertindak sebagai Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang SKPD;
l. menyelenggarakan pembinaan tata kelola RSUD dan tata kelola klinis
serta menerima pertanggung jawaban RSUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
m. menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan kewenangan dan
peraturan perundang-undang yang berlaku;
n. menetapkan dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas
Dinas termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Dinas kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah; dan
o. menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

2. Sekretaris Dinas Kesehatan


1. Sekretariat Dinas dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan
kebijakan, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan
yang meliputi kegiatan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi,
pelaporan, serta melaksanakan administrasi umum, kepegawaian,
keuangan dan barang milik Daerah serta menyusun bahan koordinasi
bidang kesehatan.
2. Sekretariat Dinas melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. perencanaan operasional urusan umum dan kepegawaian, keuangan
dan aset, dan perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
b. pengelolaan urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan aset, dan
perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
c. pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan umum dan kepegawaian,
keuangan dan aset, dan perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
d. pengoordinasian urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan aset,
dan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2), uraian tugas Sekretaris sebagai berikut :
8
a. merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan tahun sebelumnya dan peraturan perundang-undangan;
b. menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan;
c. membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya serta
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis;
d. melaksanakan koordinasi dengan seluruh Kepala Bidang dan Pejabat
Fungsional di lingkungan dinas baik secara langsung maupun tidak
langsung;
e. mempelajari dan mengkaji peraturan perundang-undangan bidang
perencanaan, pengawasan, kepegawaian, keuangan, pengelolaan
barang dan ketatausahaan;
f. menyiapkan konsep perumusan kebijakan Kepala Dinas, petunjuk
teknis dan naskah dinas yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan,
monitoring, evaluasi, pelaporan, administrasi keuangan, administrasi
umum, dan kepegawaian;
g. mengoordinasikan dan memfasilitasi penyusunan Perjanjian kinerja ,
Waskat, Budaya Kerja, SOP, Renstra Perangkat Daerah, Renja
Perangkat Daerah, LKjIP, LPPD, LKPJ dan fasilitasi terhadap kegiatan
ANJAB dan ABK, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
h. mengoordinasikan dan memfasilitasi penyusunan RKA SKPD, DPA
SKPD, PRKA SKPD dan DPPA SKPD;
i. mengarahkan kegiatan penyusunan perencanaan, keuangan,
administrasi umum, dan kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
j. menyelenggarakan pelayanan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, kehumasan, perpustakaan, kearsipan,
dokumentasi, perlengkapan/perbekalan, pengurusan rumah tangga,
dan pengelolaan barang sesuai ketentuan yang berlaku;
k. melaksanakan pembinaan fungsi-fungsi manajemen dan pelayanan
administrasi perkantoran;
l. melaksanakan dan mengelola administrasi keuangan yang meliputi
penyediaan gaji dan tunjangan ASN, pelaksanaan penatausahaan dan
pengujian/verifikasi keuangan, koordinasi dan pelaksanaan akuntansi;
m. melaksanakan koordinasi dan penyusunan laporan keuangan
bulanan/triwulanan/semesteran dan laporan keuangan akhir tahun;
n. melaksanakan penyusunan laporan dan analisis prognosis realisasi
anggaran;
9
o. melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang berlaku;
p. merumuskan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
q. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara
lisan maupun tulisan berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku;
r. memberikan petunjuk, bimbingan, pembinaan dan pengawasan
melekat kepada bawahan; dan
s. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


1. Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala
Subbagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris dalam urusan kepegawaian, penatausahaan, surat menyurat,
pengelolaan barang, dan urusan rumah tangga Dinas.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagai berikut:
a. menyusun program kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian
berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya dan peraturan
perundang-undangan;
b. menghimpun, mempelajari dan mengkaji peraturan perundang-
undangan di bidang umum dan kepegawaian;
c. melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian berupa usulan
kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, pemberhentian/pensiun,
pembuatan kartu suami, kartu istri, tabungan asuransi pensiun,
pengiriman peserta pendidikan dan pelatihan /bimbingan teknis, dan
urusan kepegawaian lainnya serta memelihara file kepegawaian
masing-masing pegawai;
d. merancang dan melakukan peningkatan sarana dan prasarana disiplin
pegawai, mengoordinasikan hasil evaluasi dan penilaian kinerja
pegawai, dan mengelola Sistem Informasi Kepegawaian;
e. mengerjakan pengelolaan administrasi umum perangkat daerah yang
meliputi administrasi surat menyurat, kehumasan, dokumentasi,
perpustakaan, kearsipan, dan rumah tangga Dinas;
f. menyusun bahan , sarana, akomodasi, dan protokoler dalam kegiatan
rapat dan penerimaan kunjungan tamu kedinasan;

10
g. melakukan dukungan pelaksanaan Sistem Pemerintahan berbasis
elektronik ;
h. mengoordinasikan kegiatan pengamanan dan kebersihan lingkungan
kantor;
i. menyusun Perjanjian kinerja , Waskat, Budaya Kerja, dan SOP;
j. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
k. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
l. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
m. menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
n. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
o. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

4. Sub Baggian Keuangan dan Aset


1. Subbagian Keuangan dan Aset dipimpin oleh Kepala Subbagian yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretaris dalam
urusan keuangan dan aset.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Subbagian Keuangan dan Aset sebagai berikut:
a. mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan dan Aset;
b. melakukan koordinasi, sinkronisasi dan memverifikasi usulan
Rencana Kerja anggaran masing-masing Bidang dan mengacu kepada
prioritas plafon anggaran ;
c. menghimpun dan memverifikasi usulan RKA SKPD, DPA SKPD, PRKA
SKPD dan DPPA SKPD;
d. menyiapkan dan menyampaikan usulan penerbitan SPD-SKPD
berdasarkan DPA SKPD kepada PPKD;
e. menghimpun dan menatausahakan SPD yang diterbitkan PPKD;
f. bertindak sebagai PPK-SKPD;

11
g. melaksankan penatausahaan, verifikasi anggaran, akuntansi dan
pembukuan keuangan serta melaksanakan pengendalian anggaran;
h. melaksanaan urusan pengelolaan gaji dan penggajian serta tambahan
penghasilan bagi pegawai;
i. menyusun laporan keuangan Bulanan/Triwulanan/Semesteran dan
Laporan Keuangan Akhir Tahun SKPD dan berkoordinasi dengan
PPTKSKPD;
j. melaksanakan pembinaan terhadap pengelolaan keuangan puskesmas.
k. menyusun laporan inventaris aset, barang dan barang milik daerah
secara berkala dan tahunan;
l. merencanakan dan memproses pengadaan barang untuk keperluan
rumah tangga Dinas sesuai dengan kebutuhan, plafon anggaran, dan
peraturan perundang-undangan;
m. melakukan pendistribusian, pengelolaan, pemeliharaan, pengamanan
dan pencatatan aset, barang inventaris serta barang milik daerah;
n. menyiapkan dan memelihara kendaraan dinas pimpinan dan
kendaraan operasional kantor;
o. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
p. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
q. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
r. menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
s. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
t. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

5. Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan


1. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala
Subbagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris dalam urusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Subbagian sebagai berikut:
12
a. menyusun program kegiatan Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya dan
peraturan perundang-undangan;
b. mempelajari dan mengkaji peraturan perundang-undangan di bidang
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dan regulasi sektoral terkait
lainnya;
c. menyusun bahan penyusunan petunjuk teknis dan naskah dinas yang
berkaitan dengan kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. menghimpun dan mengoreksi bahan usulan penyusunan
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
e. menyusun bahan , menyusun konsep, dan menghimpun RKA SKPD
DPA SKPD, dan DPPA SKPD sesuai plafon anggaran yang ditetapkan
dan ketentuan yang berlaku;
f. menyusun Renstra Perangkat Daerah, Renja Perangkat Daerah, LKjIP,
LPPD, dan LKPJ sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
g. melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian di lingkungan
Dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal;
h. menyusun laporan Realisasi fisik dan non fisik serta keuangan
bulanan;
i. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
j. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
k. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
l. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
m. menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan;
n. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
13
o. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

6. Bidang Kesehatan Masyarakat


1. Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
dalam menghimpun, mengoordinasikan dan merumuskan kebijakan
teknis serta melaksanakan kegiatan Kesehatan Masyarakat.
2. Bidang Kesehatan Masyarakat melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. perencanaan operasional urusan Kesehatan keluarga dan gizi, promosi
dan pemberdayaan masyarakat, dan Kesehatan lingkungan, Kesehatan
kerja dan olah raga;
b. pengelolaan urusan Kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan
pemberdayaan masyarakat, dan Kesehatan lingkungan, Kesehatan
kerja dan olah raga;
c. pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan Kesehatan keluarga dan
gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat, dan Kesehatan
lingkungan, Kesehatan kerja dan olah raga;
d. pengoordinasian urusan Kesehatan keluarga dan gizi, promosi dan
pemberdayaan masyarakat, dan Kesehatan lingkungan, Kesehatan
kerja dan olah raga; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), uraian tugas Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat sebagai berikut:
a. merumuskan rencana dan program kerja bidang Kesehatan
Masyarakat;
b. merumuskan kebijakan pelaksanaan kesehatan keluarga dan gizi,
promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga;
c. mengoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai
dengan bidang tugasnya masing-masing;
d. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan
pengawasan melekat kepada bawahan;
e. bertindak selaku penanggungjawab PPTK pada bidang kesehastan
masyarakat;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
14
g. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
h. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
j. mengevaluasi dan merumuskan laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
k. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
l. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

7. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi


1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang
dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan Kesehatan
Keluarga dan Gizi.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi sebagai berikut:
a. merencanakan dan menyusun program kerja dan anggaran kegiatan
seksi kesehatan keluarga dan gizi meliputi kesehatan ibu, anak,
remaja dan usia lanjut;
b. melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor kesehatan
keluarga dan gizi terhadap kesehatan ibu, anak, remaja dan usia
lanjut.
c. melaksanakan bimbingan dan monitoring terhadap kegiatan kesehatan
keluarga dan gizi.
d. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
e. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
15
g. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
h. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
i. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
j. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

8. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat


1. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat sebagai
berikut:
a. merencanaan pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program
promosi dan pemberdayaan masyarakat;
b. membentuk, membina dan mengembangkan kelompok maupun
lembaga dalam upaya meningkatkan peran serta masyakat dalam
pembangunan kesehatan;
c. menggali potensi sumberdaya yang ada pada masyakat, kelompok
maupun lembaga dalam pengembangan kesehatan;
d. membentuk, membina dan mengembangkan Posyandu dan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya;
e. melakukan pengembangan alat/ media promosi kesehatan;
f. melaksanakan promosi dan edukasi kesehatan secara langsung
maupun melalui media;
g. memfasilitasi kerjasama dan kemitraan kesehatan;
h. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
i. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
j. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
16
k. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
l. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
m. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
n. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

9. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga


1. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga dipimpin
oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan
menyelenggarakan urusan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olah Raga .
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olah Raga sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga, yang meliputi
penyehatan lingkungan pemukiman, tempat-tempat umum dan
industri, tempat pengelolaan makanan dan minuman serta
pengembangan kawasan sehat, kesehatan kerja dan kesehatan olah
raga;
b. melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olah raga, yang meliputi penyehatan lingkungan pemukiman, tempat-
tempat umum dan industri, tempat pengelolaan makanan dan
minuman serta pengembangan kawasan sehat, kesehatan kerja dan
kesehatan olah raga;
c. melaksanakan koordinasi dalam kegiatan kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga;
d. melaksanakan bimbingan, pengendalian dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olah raga;
e. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;

17
f. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
g. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
h. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
i. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
k. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

10. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin oleh Kepala
Bidang yang membantu sebagian tugas Kepala Dinas dalam menghimpun,
mengoordinasikan dan merumuskan kebijakan teknis serta melaksanakan
kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
2. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit melaksanakan fungsi
sebagai berikut:
a. perencanaan operasional urusan surveilans dan imunisasi kesehatan,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
b. pengelolaan urusan surveilans dan imunisasi kesehatan, pencegahan
dan pengendalian penyakit menular, dan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
c. pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan surveilans dan imunisasi
kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
d. pengoordinasian urusan surveilans dan imunisasi kesehatan,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

18
3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2), uraian tugas Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebagai berikut:
a. merumuskan rencana kerja dan kebijakan teknis pelaksanaan
kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit, yang meliputi
surveilans dan imunisasi; pencegahan dan pengendalian penyakit
menular; pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa;
b. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta
evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit, yang meliputi surveilans dan imunisasi;
pencegahan dan pengendalian penyakit menular; pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
c. melaksanakan koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam
pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang
meliputi surveilans dan imunisasi; pencegahan dan pengendalian
penyakit menular; pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa;
d. merumuskan laporan pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, yang meliputi Surveilans dan Imunisasi;
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
e. mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, yang meliputi Surveilans dan Imunisasi,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang berlaku;
h. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara
lisan maupun tulisan berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku;
i. memberikan petunjuk, bimbingan, pembinaan dan pengawasan
melekat kepada bawahan; dan
j. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan

11. Seksi Surveilans dan Imunisasi Kesehatan


1. Seksi Surveilans dan Imunisasi Kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
19
Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan
Surveilans dan Imunisasi Kesehatan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Kesehatan sebagai
berikut:
a. menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan
Surveilans dan Imunisasi;
b. melaksanakan kegiatan Surveilans epidemiologi, yang meliputi
Surveilans Terpadu, Surveilans Sentinel dan Surveilans Khusus;
c. melaksanakan kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) Kejadian Luar
Biasa (KLB) penyakit berpotensi wabah dan Investigasi KLB;
d. melaksanakan koordinasi dalam kegiatan penanggulangan bencana;
e. melaksanakan kegiatan pengamatan Kesehatan Haji;
f. melaksanakan bimbingan, pengendalian dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan surveilans dan penanggulangan bencana;
g. merancang dan melaksanakan kegiatan imunisasi, yang meliputi
imunisasi dasar, imunisasi lanjutan dan imunisasi tambahan;
h. merancang dan melaksanakan kegiatan, pengambilan,
pendistribusian, pengawasan dan pengelolaan cold chain serta vaksin
yang terkait dengan program imunisasi;
i. melaksanakan bimbingan, pengendalian dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan imunisasi;
j. melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dan
imunisasi;
k. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
l. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
m. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
n. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
o. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;

20
p. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
q. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

12. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


1. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin oleh
Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kepala Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan
urusan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular .
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, yang meliputi pencegahan dan pengendalian
penyakit menular langsung, pencegahan dan pengendalian tular vektor
dan zoonotik;
b. melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, yang meliputi pencegahan dan pengendalian penyakit
menular langsung, pencegahan dan pengendalian tular vektor dan
zoonotik;
c. melaksanakan koordinasi dalam kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit penyakit menular, yang meliputi pencegahan
dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan
pengendalian tular vektor dan zoonotik;
d. melaksanakan bimbingan, pengendalian dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular yang meliputi pencegahan dan pengendalian penyakit
menular langsung, pencegahan dan pengendalian tular vektor dan
zoonotik;
e. melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, yang meliputi pengendalian penyakit
bersumber binatang dan pengendalian penyakit menular langsung;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
g. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

21
h. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
i. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
j. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
k. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
l. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

13. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa
1. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang dalam menyusun,
menyiapkan dan menyelenggarakan urusan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
b. melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa;
c. melaksanakan koordinasi dalam kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
d. melaksanakan bimbingan, pengendalian dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular dan kesehatan jiwa;
e. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
f. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

22
g. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
h. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
i. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
k. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

14. Bidang Pelayanan Kesehatan


1. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
yang dipimpin oleh Kepala Bidang yang membantu sebagian tugas Kepala
Dinas dalam menghimpun, mengoordinasikan dan merumuskan
kebijakan teknis serta melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan.
2. Bidang Pelayanan Kesehatan melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. perencanaan operasional urusan pelayanan kesehatan primer,
pelayanan kesehatan rujukan dan JKN, dan perizinan, data dan
informasi kesehatan;
b. pengelolaan urusan pelayanan kesehatan primer, pelayanan kesehatan
rujukan dan JKN, dan perizinan, data dan informasi kesehatan;
c. pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan pelayanan kesehatan
primer, pelayanan kesehatan rujukan dan JKN, dan perizinan, data
dan informasi kesehatan;
d. pengoordinasian urusan pelayanan kesehatan primer, pelayanan
kesehatan rujukan dan JKN, dan perizinan, data dan informasi
kesehatan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2), uraian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
sebagai berikut:
a. merumuskan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;

23
b. merumuskan bahan rumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan
Primer, kesehatan rujukan dan JKN serta Perizinan, Data dan
Informasi Kesehatan;
c. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
kesehatan Primer, kesehatan rujukan dan JKN serta Perizinan, Data
dan Informasi Kesehatan;
d. menyiapkan data dan bahan rumusan kesehatan Primer, kesehatan
rujukan dan JKN serta Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan;
e. menyelanggarakan kegiatan kesehatan Primer, kesehatan rujukan
dan JKN serta Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan;
f. melakukan pengelolaan urusan kegiatan kesehatan primer,
kesehatan rujukan dan JKN serta Perizinan, Data dan Informasi
Kesehatan;
g. melakukan pembinaan kegiatan kesehatan Primer, kesehatan
rujukan dan JKN serta Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan;
h. melakukan pengendalian kegiatan kesehatan Primer, kesehatan
rujukan dan JKN serta Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan;
i. melaksanakan pembinaan tata kelola RSUD dan tata kelola klinis
serta menerima pertanggung jawaban RSUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
j. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan
tugas;
k. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
l. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai
dengan bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk
secara lisan maupun tertulis;
m. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
n. mengevaluasi dan merumuskan laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
o. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku;
dan
p. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.
24
15. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang
dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan Pelayanan
Kesehatan Primer.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer sebagai berikut:
a. menyusun rencana program dan kegiatan seksi kesehatan primer;
b. menyusun bahan perumusan kebijakan pelayanan kesehatan primer,
peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan primer;
c. menyusun bahan bimbingan teknis, pengendalian dan koordinasi
program pelayanan kesehatan primer;
d. melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta peningkatan
mutu pelayanan kesehatan di bidang pelayanan kesehatan primer;
e. merencanakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan bagi keluarga
tidak mampu;
f. melaksanakan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana pelayanan
kesehatan;
g. melakukan pemberian rekomendasi perizinan sarana pelayanan
kesehatan;
h. melakukan pemberian rekomendasi perizinan kesehatan tradisional;
i. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan
tradisional;
j. melaksanakan Pengawasan dan monitoring penggunaan obat
tradisionil;
k. melakukan pembinaan tata kelola RSUD dan tata kelola klinis serta
menerima pertanggung jawaban RSUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
l. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
m. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
n. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;

25
o. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
p. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
q. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
r. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

16. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan JKN


1. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan JKN dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan
Pelayanan Kesehatan Rujukan dan JKN.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan JKN
sebagai berikut:
a. menyusun rencana program dan kegiatan seksi pelayanan kesehatan
rujukan dan JKN;
b. menyusun bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan
rujukan dan JKN;
c. melakukan koordinasi dan mengendalikan program pelayanan
kesehatan rujukan dan JKN;
d. menyusun bahan fasilitas kebutuhan sarana dan prasarana kesehatan
Rujukan dan JKN;
e. menyusun bahan penanganan rujukan lintas batas;
f. menyusun bahan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tertier;
g. melakukan pemantauan dan pembinaan pelayanan kesehatan bagi
sarana pelayanan kesehatan rujukan;
h. melakukan koordinasi rujukan antar fasilitas kesehatan primer ke
fasilitas pelayanan kesehatan rujukan;
i. membuat rekomendasi penerbitan izin sarana pelayanan kesehatan
rujukan;
j. melakukan pengawasan terhadap fasilitas sarana dan prasarana
kesehatan rujukan;
k. melakukan koordinasi dengan lintas program sarana dan prasarana
kesehatan rujukan;

26
l. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
m. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
n. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
o. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
p. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
q. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
r. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

17. Seksi Pelayanan Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan


1. Seksi Pelayanan Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan dipimpin oleh
Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas Kepala Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan
menyelenggarakan urusan Pelayanan Perizinan, Data dan Informasi
Kesehatan .
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Perizinan, Data dan Informasi Kesehatan
sebagai berikut:
a. membuat rencana program dan kegiatan seksi Perizinan, Data dan
Informasi Kesehatan;
b. melaksanakan pembinaan peningkatan pelayanan Perizinan, Data dan
Informasi Kesehatan;
c. melakukan pengawasan Perizinan Kesehatan;
d. menyiapkan dan mengumpulkan data dan informasi kedinasan;
e. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
f. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

27
g. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
h. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
i. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
j. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
k. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

18. Bidang Sumber Daya Kesehatan


1. Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
dalam menghimpun, mengoordinasikan dan merumuskan kebijakan
teknis serta melaksanakan kegiatan Sumber Daya Kesehatan.
2. Bidang Sumber Daya Kesehatan melaksanakan fungsi sebagai berikut:
a. perencanaan operasional urusan kefarmasian, sarana prasarana dan
alat kesehatan, dan sumber daya manusia kesehatan;
b. pengelolaan urusan sarana prasarana dan alat kesehatan, dan sumber
daya manusia kesehatan;
c. pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan sarana prasarana dan
alat kesehatan, dan sumber daya manusia kesehatan;
d. pengoordinasian urusan sarana prasarana dan alat kesehatan, dan
sumber daya manusia kesehatan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2), uraian tugas Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan sebagai berikut:
a. merumuskan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang
tugasnya;
b. merumuskan kebijakan teknis di bidang, kefarmasian, sarana
prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan;
c. mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
kefarmasian, sarana prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya
manusia kesehatan;
28
d. merumuskan data dan bahan rumusan di bidang kefarmasian, sarana
prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan;
e. melaksanakan kegiatan kefarmasian, sarana prasarana dan alat
kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan;
f. melaksanakan pengelolaan urusan kegiatan kefarmasian, sarana
prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan;
g. melaksanakan pembinaan kegiatan kefarmasian, sarana prasarana
dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan;
h. melaksanakan pengendalian kegiatan kefarmasian, sarana prasarana
dan alat kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan;
i. merumuskan bahan rencana kebutuhan (ANJAB dan ABK),
memberikan rekomendasi pemindahan sumber daya kesehatan;
j. merumuskan laporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang
kefarmasian, sarana prasarana dan alat kesehatan serta sumber daya
manusia kesehatan;
k. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
l. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
m. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
n. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
o. mengevaluasi dan merumuskan laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
p. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
q. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.

19. Seksi Kefarmasian


1. Seksi Kefarmasian dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang dalam menyusun,
menyiapkan dan menyelenggarakan urusan Kefarmasian.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Kefarmasian sebagai berikut:
29
a. melakukan perencanaan kebutuhan obat, perbekalan kesehatan,
reagensia dan vaksin;
b. melakukan pengadaan obat, perbekalan kesehatan, reagensia dan
vaksin;
c. melakukan penerimaan obat, perbekalan kesehatan, reagensia dan
vaksin;
d. melakukan penyimpanan obat, perbekalan kesehatan, reagensia dan
vaksin;
e. melakukan pendistribusian obat, perbekalan kesehatan, reagensia dan
vaksin;
f. melakukan pencatatan dan pelaporan mutasi obat, perbekalan
kesehatan, reagensia dan vaksin;
g. melakukan evaluasi ketersediaan obat, perbekalan kesehatan,
reagensia dan vaksin;
h. melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pengelolaan
obat, perbekalan kesehatan, reagensia dan vaksin ke Puskesmas;
i. melakukan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi penggunaan
obat tradisional di Puskesmas;
j. melakukan pelaporan dan mengevaluasi laporan narkotika dan
psikotropika;
k. melakukan monitoring dan Pengawasan sarana produksi dan sarana
distribusi makanan dan minuman, termasuk jajanan anak sekolah;
l. memberikan rekomendasi perizinan sarana produksi dan sarana
distribusi sediaan farmasi (obat, obat tradisional, kosmetika)
perbekalan kesehatan, reagensia dan vaksin;
m. melakukan penomoran industri rumah tangga;
n. melakukan pengawasan sarana produksi sediaan farmasi (obat, obat
tradisional, kosmetika) perbekalan kesehatan, reagensia dan vaksin;
o. melakukan pengawasan peredaran sediaan farmasi (obat, obat
tradisional, kosmetika) perbekalan kesehatan, reagensia dan vaksin;
p. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
q. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
r. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
30
s. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
t. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
u. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
v. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

20. Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan


1. Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan
Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Sarana Prasarana dan Alat Kesehatan sebagai
berikut:
a. menyusun program dan kegiatan Seksi Sarana Prasarana dan Alat
Kesehatan;
b. mengerjakan perencanaan kebutuhan alat kesehatan pelayanan
kesehatan primer;
c. Mengerjakan perencanaan pembangunan/rehabilitasi sarana
pelayanan kesehatan primer;
d. melakukan pengawasan ketersediaan peralatan Kesehatan Pelayanan
Kesehatan Primer dan Rujukan;
e. melakukan pengawasan ke sarana pedagang alat kesehatan;
f. melakukan pemeliharaan alat kesehatan pelayanan kesehatan primer;
g. Melakukan pemberian rekomendasi perizinan pedagang/toko alat
kesehatan;
h. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
i. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
j. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
31
k. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
l. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
m. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

21. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan


1. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang
dalam menyusun, menyiapkan dan menyelenggarakan urusan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
uraian tugas Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagai
berikut:
a. menyusun program dan kegiatan pada seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan;
b. melakukan rekomendasi Perizinan praktek dan izin kerja tenaga
kesehatan;
c. melakukan Pengelolaan Sumber Daya Manusia untuk Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP);
d. melakukan pembinaan, pengembangan dan pelatihan sumber daya
manusia kesehatan untuk UKM dan UKP;
e. menyusun Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan untuk UKM dan UKP;
f. membuat Pemetaan tenaga Sarana Kesehatan Swasta;
g. menyusun bahan rencana kebutuhan (ANJAB dan ABK), dan
pemberian rekomendasi pemindahan sumber daya kesehatan;
h. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijakan teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas;
i. menjabarkan perintah atasan dengan melakukan pengkajian
permasalahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
j. membagi dan mengoordinasikan tugas kepada bawahan sesuai dengan
bidang tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk secara lisan
maupun tertulis;
k. melakukan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia;
32
l. mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
m. menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang berlaku; dan
n. melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.

Selanjutnya dalam gambar 2.1. di bawah ini ditampilkan bagan Struktur


Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo.

33
Gambar 2.1.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo (Peraturan Bupati Karo
Nomor 02 Tahun 2022 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah)

KEPALA DINAS
KESEHATAN

SEKRETARIAT
DINAS

SUB.BAG SUB.BAG SUBBAG


UMUM & KEUANGAN PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN & ASET EVALUASI &
PELAPORAN

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


KESEHATAN PENCEGAHAN PELAYANAN SUMBER DAYA
MASYARAKAT DAN PENGEND. KESEHATAN KESEHATAN
PENYAKIT

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


KESEHATAN SURVEILENS PELAYANAN KEFARMASIAN
KELUARGA DAN KESEHATAN
DAN GIZI IMUNISASI PRIMER

SEKSI PROMOSI SEKSI SEKSI SEKSI


SARANA,
& PEMBERDA- PENCEGAHAN PELAYANAN
PRASARANA DAN
YAAN & PENGENDALIAN KESEHATAN
RUJUKAN DAN JKN ALAT KESEHATAN
MASYARAKAT PENY. MENULAR

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


KESEHATAN PERIZINAN, DATA SUMBER DAYA
PENCEGAHAN
LINGKUNGAN, MANUSIA
& PENGENDALIAN DAN INFORMASI
KESEHATAN KERJA KESEHATAN
PTM & KESWA KESEHATAN
& OLAHRAGA

KELOMPOK JABATAN
RSUD UPTD FUNGSIONAL

34
2.2 SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH

2.2.1. Sumber Daya Manusia

Ketersedian sumber daya manusia kesehatan yang kompeten sesuai


kebutuhan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Karo memiliki sumber
daya manusia yang terdapat di kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
maupun yang terdapat di Puskemas dan Puskesmas Pembantu / tenaga
kesehatan yang ada di seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Karo.
Sumber daya manusia Dinas Kesehatan Kabupaten Karo termasuk
Puskesmas per Desember 2020 berjumlah 1.262 orang dapat dilihat dalam tabel
2.1. berikut :
Tabel 2.1.
Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas beserta
jaringannya di Kabupaten Karo Tahun 2020

Tenaga
PNS
No Unit Kerja Honorer Jumlah
(orang)
(orang)
1 Dinas Kesehatan 80 17 97
2 Puskesmas Mardingding 51 11 62
3 Puskesmas Laubaleng 66 6 72
4 Puskesmas Tigabinanga 62 16 78
5 Puskesmas Juhar 54 11 65
6 Puskesmas Munte 63 7 70
7 Puskesmas Kutabuluh 46 7 53
8 Puskesmas Payung 28 6 34
9 Puskesmas Tigandrket 38 13 51
10 Puskesmas Simpang Empat 59 8 67
11 Puskesmas Merdeka 31 2 33
12 Puskesmas Kabanjahe 105 10 115
13 Puskesmas Berastagi 59 8 67
14 Puskesmas Korpri 59 2 61
15 Puskesmas Tigapanah 85 12 97
16 Puskesmas Singa 27 6 33
17 Puskesmas Dolat Rayat 38 4 42
18 Puskesmas Merek 57 8 65
19 Puskesmas Barusjahe 53 2 55
20 Puskesmas Naman Teran 35 10 45
16
  JUMLAH 1.096 6 1.262

35
Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah seluruh pegawai pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Karo dan seluruh Puskesmas beserta jaringannya di
desa/ kelurahan terdapat sebanyak 1.262 orang dengan rincian PNS sebanyak
1.096 orang (86,8 %) dan tenaga honorer sebanyak 166 orang (13,2 %).
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di daerah
sehingga perlu didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia yang
memadai. Berdasarkan Permenkes No 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
dinyatakan bahwa Puskesmas harus memenuhi persyaran ketenagaan yang
terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan di
Puskemas yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, nutrisionis, apoteker dan atau tenaga teknis
kefarmasian, ahli teknologi laboratorium medik. Dalam kondisi tertentu,
Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan lainnya meliputi terapis
gigi dan mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan perekam medis
dan informasi kesehatan, dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan.
Sementara tenaga non kesehatan di puskesmas dibutuhkan untuk mendukung
kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lain di Puskesmas.
Dalam tabel 2.2. berikut ditampilkan keadaan tenaga kesehatan dan
standar kebutuhan tenaga di seluruh Puskesmas di Kabupaten Karo.

36
Tabel 2.2. Keadaan dan standar tenaga kesehatan Puskesmas di Kabupaten Karo Tahun 2020
KESEHATAN AHLI
DOKTER ASISTEN
DOKTER GIGI PERAWAT BIDAN APOTEKER KESMAS LINGKUNGA GIZI TEKNOLOGI
N UMUM APOTEKER
N LAB. MEDIK
PUSKESMAS
O KEADA STANDA KEADAA STANDA KEADAA STANDA KEADAA STANDA KEADAA STANDA KEADAA STANDA KEADAA STANDA KEA- STAN- KEA- STAN -
KEA-
STAN
DAA
AN R N R N R N R N R N R N R DAAN DAR DAAN DAR -DAR
N

1 Mardinding 4 4 3 1 6 12 7 6 0 1 2 2 2 3 0 1 1 1 0 1
2 Laubaleng 5 4 3 1 7 14 7 8 1 1 2 2 4 3 0 1 2 1 2 1
3 Tigabinanga 5 5 0 1 10 12 11 6 1 1 1 2 3 3 0 1 1 1 1 1
4 Juhar 3 3 1 1 6 12 6 6 0 1 1 2 6 3 1 1 0 1 2 1
5 Munte 3 5 1 1 4 14 6 8 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1
6 Singa 3 2 1 1 5 12 5 6 0 1 1 2 1 3 2 1 1 1 0 1
7 Kutabuluh 4 5 3 1 5 14 7 8 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1
8 Payung 3 3 1 1 2 12 2 6 0 1 1 2 0 3 1 1 1 1 2 1
9 Tiganderket 3 3 0 1 5 14 4 8 0 1 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1
Simpang
10 4 4 1 1 16 12 8 6 0 1 1 2 0 3 2 1 2 1 1 1
Empat
Naman
11 2 3 1 1 7 12 8 6 0 1 1 2 2 3 1 1 1 1 0 1
teran
12 Korpri 5 5 1 1 4 12 14 6 0 1 1 2 2 3 2 1 3 1 1 1
13 Berastagi 4 10 1 1 12 12 14 6 1 1 2 2 1 3 3 1 1 1 0 1
14 Merdeka 2 2 1 1 3 12 6 6 0 1 1 2 2 3 1 1 1 1 0 1
15 Dolat rayat 3 2 1 1 6 12 5 6 0 1 2 2 1 3 2 1 0 1 0 1
16 Kabanjahe 6 12 2 1 22 12 16 6 1 1 5 2 3 3 2 1 1 1 1 1
17 Tigapanah 4 5 2 1 15 14 12 8 1 1 2 2 4 3 1 1 2 1 1 1
18 Merek 3 4 1 1 11 14 6 8 1 1 1 2 2 3 1 1 2 1 0 1
19 Barusjahe 4 5 1 1 6 12 5 6 0 1 2 2 4 3 0 1 1 1 0 1
TOTAL 70 86 25 19 152 240 149 126 8 19 30 38 43 57 22 19 24 19 15 19
Persentase
81,4 131,6 63,3 118,3 42,1 78,9 75,4 115,8 126,3 78,9
Ketersediaan (%)
Sumber : Seksi SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Karo

37
Berdasarkan tabel 2.2. diatas terlihat bahwa ketersediaan jenis tenaga
kesehatan di Puskesmas bervariasi dimana ada jenis tenaga kesehatan yang
telah memenuhi standar dan ada yang belum memenuhi standar. Jenis
tenaga kesehatan dengan jumlah yang telah memenuhi bahkan melebihi
standar adalah dokter gigi (131,6 %), Bidan (118,3 %), Kesehatan Lingkungan
(115,8 %) dan Tenaga Gizi (126,3%). Jenis tenaga kesehatan dengan jumlah
ketersediaan yang hampir memenuhi adalah dokter umum (81,4 %), asisten
apoteker (78,9 %), ahli teknologi laboratorium medik (78,9 %) dan tenaga
Kesehatan Masyarakat (75,4 %). Sementara jenis tenaga kesehatan dengan
jumlah ketersediaan masih rendah adalah perawat (63,3 %) dan Apoteker
(42,1%).
Namun bila dilihat keadaan tenaga kesehatan secara keseluruhan di
Puskesmas terdapat persebaran tenaga kesehatan yang tidak merata, dimana
pada beberapa Puskesmas terdapat jumlah tenaga kesehatan yang melebihi
standar sementara di Puskesmas lain terdapat jumlah tenaga kesehatan yang
belum tersedia dan atau belum memenuhi standar.
Demikian juga untuk tenaga non kesehatan, masih terdapat
persebaran yang tidak merata di Puskemas. Untuk lebih jelasnya, data
tenaga non kesehatan di Puskesmas se Kabupaten Karo dapat dilihat dalam
tabel 2.3. di bawah ini.
Tabel 2.3.
Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Puskesmas se Kabupaten Karo Tahun 2020
TENAGA NON KESEHATAN
NO PUSKESMAS
L P L+P
1 Kabanjahe 1 0 1
2 Berastagi 0 1 1
3 Korpri 1 2 3
4 Tigapanah 1 2 3
5 Singa 2 1 3
6 Dola rayat 0 0 0
7 Merdeka 0 0 0
8 Merek 1 0 1
9 Barusjehe 2 0 2
10 Simpang Empat 1 2 3
11 Naman Teran 1 0 1
12 Tiganderket 2 1 3
13 Payung 0 1 1
14 Munte 1 2 3
15 Juhar 2 1 3
16 Tigabinanga 3 3 6
17 Kutabuluh 1 1 2
18 Laubaleng 1 3 4
19 Mardingding 2 2 4
  Jumlah 22 22 44

38
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Karo tahun 2020
Salah satu tolok ukur yang dugunakan untuk melihat kemampuan pelayanan
kesehatan di suatu daerah adalah dengan melihat ketersediaan tenaga kesehatan,
yaitu dengan melihat rasio tenaga kesehatan per satuan penduduk. Berikut ini
akan disajikan jumlah tenaga kesehatan yang ada Kabupaten Karo baik di Dinas
Kesehatan, Puskesmas, RSU Kabanjahe dan Rumah sakit swasta menurut masing-
masing disiplin ilmu dan profesi pada tahun 2020.

Tabel 2.4.
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan Per
100.000 Penduduk di Kabupaten Karo Tahun 2020
TEK
DOKTER DOK KES NIS APO
DOKTER PERA- BI- KES GI
NO UNIT KERJA SPE- TER LIN FAR- TEK
UMUM WAT DAN MAS ZI
SIALIS GIGI G MAS ER
I
I PUSKESMAS 0 70 25 189 534 43 22 24 30 8
1 Kabanjahe 0 6 2 31 51 3 2 1 5 1
2 Berastagi 0 4 1 14 28 1 2 1 2 1
3 Korpri 0 5 1 7 35 2 2 3 1 0
4 Tigapanah 0 4 2 18 43 4 1 2 2 1
5 Singa 0 3 1 6 10 1 2 1 1 0
6 Dola rayat 0 3 1 7 19 1 2 0 2 0
7 Merdeka 0 2 1 5 16 2 1 1 1 0
8 Merek 0 3 1 11 34 2 1 2 1 1
9 Barusjehe 0 4 1 6 31 4 2 1 2 0
10 Simp.Empat 0 4 1 16 28 0 1 2 1 0
11 Naman Teran 0 2 1 7 18 2 1 1 1 0
12 Tiganderket 0 3 0 6 21 1 1 2 1 0
13 Payung 0 3 1 3 15 0 1 1 1 0
14 Munte 0 3 1 7 40 2 1 1 1 1
15 Juhar 0 3 1 7 29 6 1 0 1 0
16 Tigabinanga 0 5 0 12 32 3 0 1 1 1
17 Kutabuluh 0 4 3 8 21 3 1 1 2 1
18 Laubaleng 0 5 3 9 35 4 0 2 2 1
19 Mardingding 0 4 3 9 28 2 0 1 2 0
RUMAH
II 54 38 7 231 97 18 15 15 29 11
SAKIT
RSU
20 23 13 4 85 20 10 10 7 10 3
Kabanjahe

21 RSU Amanda 12 11 0 33 32 1 3 2 6 2

22 RSU Efarina 9 6 2 72 29 4 0 3 10 3
RS Kusta Lau
23 5 8 1 34 3 3 2 3 2 1
Simomo
RS Ibu dan
24 5 0 0 7 13 0 0 0 1 2
Anak Mina

DINKES KAB
III 0 2 1 8 3 24 7 6 5 2
KARO

39
TOTAL KAB. KARO 54 110 33 428 634 85 44 45 64 21

RASIO TERHADAP
11,
100.000 13,3 27,2 8,1 105,7 156,5 21,0 10,9 15,8 5,2
1
PENDUDUK
STANDAR RASIO
THD 100.000 6 40 11 113 92,5 40 40 22 10  
PENDUDUK
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Karo tahun 2020

Dari tabel 2.4 di atas dapat dilihat bahwa terdapat dua jenis tenaga
kesehatan di Kabupaten Karo dimana rasio terhadap 100.000 penduduk telah di
atas standar yaitu dokter spesialis dan Bidan. Sementara jenis tenaga kesehatan
lainnya yaitu Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, Tenaga Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan, Gizi dan teknis kefarmasian masih di bawah standar.

2.2.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan baik oleh Pemerintah,masyarakat dan swasta. Penyelenggaraan Upaya
kesehatan tersebut melalui penyediaan berbagai sarana dan prasarana kesehatan
kepada masyarakat.

2.2.2.1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Sesuai
dengan Peraturan menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas harus didirikan pada
setiap kecamatan.
Untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Karo telah membangun
Puskesmas di seluruh kecamatan yang ada. Dari 17 (tujuh belas) kecamatan
di Kabupaten Karo, 15 (lima belas) kecamatan memiliki 1 (satu) puskesmas
dan 2 (dua) Kecamatan memiliki 2 (dua) Puskesmas di kecamatannya, yaitu
Kecamatan Berastagi dan Tigapanah. Bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk Kabupaten Karo sebesar 404.998 jiwa, maka 1 (satu) Puskesmas
melayani sekitar 21.316 jiwa. Bila dibandingkan dengan standar nasional
40
dimana 1 (satu) Puskesmas melayani 25.000 jiwa, berarti Pemerintah
Kabupaten Karo telah mampu menyediakan sarana kesehatan sesuai standar
nasional tersebut.
Untuk mendukung Puskesmas dalam meningkatkan jangkauan
pelayanan kepada masyarakat, seluruh Puskesmas di Kabupaten Karo telah
dilengkapi dengan Puskesmas Keliling Roda Empat. Juga didukung dengan
upaya kesehatan di desa yaitu Puskesmas Pembantu, Polindes dan Bidan
Desa.

Pemerintah Kabupaten Karo memiliki sarana dan prasarana


Puskesmas sebagai berikut :
Tabel 2.5.
Data Sarana dan Prasarana Puskesmas di Kabupaten Karo Tahun 2020

Status Puskesmas Prasarana Puskesmas


No Nama Puskesmas Non Pustu
Rawat Pusling
rawat Ambulans IPL
inap Roda 4
inap
1 Kabanjahe   1 5 1 1 -
2 Mardinding   1 12 1 1 -
3 Barusjahe   1 18 1 1 -
4 Simpang Empat   1 12 1 1 1
5 Tiganderket 1   16 1 1 -
6 Korpri   1 1 1 1 -
7 Berastagi   1 3 1 1 -
8 Tiga Binanga 1   19 1 1 -
9 Naman   1 12 1 1 -
10 Munte 1   21 1 1 -
11 Laubaleng 1   15 1 1 -
12 Juhar   1 16 1 1 -
13 Kutabuluh   1 13 1 1 -
14 Tigapanah 1   12 1 1 1
15 Merek 1   15 1 1 1
16 Singa   1 5 1 1 -
17 Dolat Rayat   1 4 1 1 -
18 Merdeka   1 5 1 1 -
19 Payung   1 5 1 1 -
  Jumlah 6 13 209 19 19 3
Sumber : Seksi Alat Kesehatan dan PKRT Dinas Kesehatan Kab. Karo (diolah )

41
2.2.2.2. Rumah Sakit

Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Selanjutnya disebutkan bahwa Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, atau swasta. Sampai akhir tahun 2020 jumlah Rumah
Sakit di Kabupaten Karo ada sebanyak 5 (lima) unit, yang terdiri dari 3 (tiga)
rumah sakit umum dan 2 (dua) rumah sakit khusus. Berdasarkan lokasinya,
3 (tiga) rumah sakit terdapat di kecamatan Kabanjahe dan 2 (dua) rumah sakit
terdapat di Kecamatan Berastagi. Gambaran selengkapnya data rumah sakit di
Kabupaten Karo dapat dilihat dalam tabel 2.6. berikut.
Tabel 2.6.
Data Rumah Sakit di Kabupaten Karo Tahun 2020

JUMLAH
AKREDI-
NO RUMAH SAKIT TEMPAT LOKASI KETERANGAN
TASI
TIDUR
Kec. RSU Pemkab
1 RSU Kabanjahe 108 V
Kabanjahe Karo
Kec.
2 RSU Efarina 120 V RSU Swasta
Berastagi
Kec.
3 RSU Amanda 99 V RSU Swasta
Berastagi
RS Ibu dan Anak Kec. RS Khusus
4 26 V
Mina Kabanjahe Swasta
RS Khusus
RS Kusta Kec.
5 40 - Pemprov
Lausimomo Kabanjahe
Sumut
Total Tempat
393
  Tidur RS      
Jumlah 404.99
  penduduk 8      
Rasio RS per
1,
100.000
2
  penduduk      
Rasio TT RS per 0,9
  1.000 penduduk 7      

Dari tabel 2.6. di atas dapat kita lihat bahwa jumlah rumah sakit di
Kabupaten Karo pada tahun 2020 sebanyak 5 (lima) unit. Dengan jumlah
penduduk Kabupaten Karo pada tahun 2020 sebanyak 404.998 jiwa, maka
rasio Rumah Sakit per 100.000 penduduk adalah sebesar 1,2. Rasio ini telah
melampaui batas ideal, dimana idealnya setiap 100.000 penduduk ada 1
Rumah Sakit.
Selanjutnya bila dilihat jumlah tempat tidur masing-masing Rumah
Sakit terdapat variasi, dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah
42
adalah sebagai berikut : RSU Efarina Etaham (120 Tempat Tidur), RSU
Kabanjahe (108 Tempat Tidur), RSU Amanda (99 Tempat Tidur), RS Khusus
Lau Simomo (40 Tempat Tidur), dan RSIA Mina Husada (26 Tempat Tidur).
Dengan total tempat tidur rumah sakit di Kabupaten Karo sebanyak 393 buah,
maka rasio tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk adalah sebesar
0,97. Angka ini masih lebih rendah dari angka ideal, dimana idealnya setiap
1.000 penduduk terdapat 1 tempat tidur rumah sakit.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit dinyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib
terakreditasi dan diselenggarakan secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga)
tahun. Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan
rumah sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa rumah sakit telah memenuhi
standar akreditasi. Standar akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat
pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien. Dari 5 (lima) rumah sakit yang ada di
Kabupaten Karo, terdapat 4 (empat) rumah sakit yang telah lulus Akreditasi
yaitu RSU Kabanjahe, RSU Efarina Etaham, RSU Amanda dan RSIA Mina
Husada.

2.2.2.3. Sarana Kesehatan Lainnya

Selain Puskesmas dan Rumah Sakit, terdapat sarana kesehatan lain


yang terdapat di Kabupaten Karo yaitu : Klinik Pratama sebanyak 46 unit,
Praktik Dokter Umum sebanyak 4, Praktik Dokter Gigi sebanyak 5 dan Praktik
Dokter Spesialis sebanyak 1. Sarana pelayanan farmasi terdiri dari Apotek
sebanyak 26 unit dan Toko Obat sebanyak 24 unit. Sarana kesehatan lainnya
di Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel berikut ini :

43
Tabel 2.7

Sarana Kesehatan Lain di Kabupaten Karo Tahun 2020

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN TNI/ JUMLAH
PEMKAB BUMN SWASTA
POLRI

1 Klinik Pratama   3   43
46
2 Praktik Dokter Umum       4
4
3 Praktik Dokter Gigi       5
5
4 Praktik Dokter Spesialis       1
1
5 Unit Transfusi Darah 1      
1
6 Apotek 0 0 3 23
26
7 Apotek PRB 0 0 2 0
2
8 Toko Obat 0 0 0 24
24
9 Usaha Mikro Obat 0 0 0 9
Tradisional 9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2020

2.3 KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN


2.3.1. Capaian Indikator Kinerja
Analsisis terhadap kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo perlu
dilakukan untuk melihat tingkat ketercapaian kinerja pelayanan serta hambatan
dan permasalahan yang perlu diantisipasi dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Karo. Dalam tabel 2.8. berikut dapat dilihat evaluasi
capaian kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2016 – 2020.

44
Tabel 2.8
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo
SPM Target Renstra Perangkat Daerah Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian Tahun
/
N Stand IKK/
Indikator Satuan
O ar IKU 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020
Nasio
nal
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
I Indikator Kinerja Menurut Urusan Bidang Pemerintah Daerah (Permendagri Nomor 86 Tahun 2017)
A
ASPEK KESEJAHTERAAN
                         
MASYARAKAT
         

1 Angka usia harapan hidup   IKU Tahun 72,39 72,41 72,42 72,45 72,47 70,69 70,77 70,97 71,27 71,40 0,98 0,98 0,98 0,98 0,99

2 Persentase balita gizi buruk   IKU % 0,17 0,16 0,15 0,14 0,13 0,01 0,01 0,07 0,08 0,03 0,06 0,06 0,45 0,57 0,23

3 Prevalensi balita kurang   IKU %           0,77 0,59 1,26 0,93 1,01          

B ASPEK PELAYANAN UMUM                                    

Angka Kematian Bayi (AKB) per /1.000


1   IKU 4 4 4 4 4 2,01 2,13 3,18 1,78 6,73 0,50 0,53 0,80 0,45 1,68
1000 kelahiran hidup KH

Angka Kematian Balita per 1000 /1.000


2   IKU 5 5 5 5 5 2,15 2,43 3,94 2,23 7,04 0,43 0,49 0,79 0,45 1,41
kelahiran hidup KH

Angka Kematian Neonatal per /1.000


3   IKU 3 3 3 3 3 1,58 1,98 2,73 1,49 5,05 0,53 0,66 0,91 0,50 1,68
1000 kelahiran hidup KH
/
Angka Kematian Ibu per 100,000
4   IKU 100.00 73 73 73 73 73 100,44 91,30 106,03 44,61 91,79 1,38 1,25 1,45 0,61 1,26
kelahiran hidup
0 KH
Rasio posyandu per satuan /1.000
5   IKK 10,9 12 13,1 14,2 15,3 8,6 9,0 9 9 8,84 0,79 0,75 0,71 0,62 0,58
balita Balita

/1.000
Rasio puskesmas per satuan
6   IKK Pendud 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
penduduk
uk
/1.000
Rasio Pustu per satuan
7   IKK Pendud 0,57 0,6 0,6 0,6 0,6 0,51 0,51 0,51 0,52 0,52 0,88 0,85 0,86 0,86 0,86
Penduduk
uk

45
/1.000
Rasio Rumah sakit per satuan
8   IKK Pendud 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
penduduk,
uk
/1.000
Rasio dokter per satuan
9   IKK Pendud 0,22 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,24 0,22 0,25 0,25 1,04 1,07 0,98 1,10 1,09
penduduk:
uk
/1.000
.Rasio tenaga medis per satuan
10   IKK Pendud 0,8 0,9 1,2 1,21 1,21 0,35 0,37 0,44 0,48 0,48 0,43 0,41 0,37 0,40 0,40
penduduk
uk
Cakupan komplikasi kebidanan
11   IKK % 10 10 30 60 80 21,81 30,5 54,84 68,9 70,1 2,18 3,05 1,83 1,15 0,88
yang ditangani

Cakupan pertolongan persalinan


12 oleh tenaga kesehatan yang   IKK % 85 85 90 90 90,00 76 71,5 72,4 74,07 72,60 0,89 0,84 0,80 0,82 0,81
memiliki kompetensi kebidanan

Cakupan Desa/kelurahan
13 Universal Child Immunization   IKK % 85 85 85 85 85 88,85 95,5 95,17 95 95 1,05 1,12 1,12 1,12 1,12
(UCI)

Cakupan balita gizi buruk


14   IKK % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
mendapat perawatan

Persentase anak usia 1 tahun


15   IKK % 100 100 100 100 100 78,22 81,28 88,14 85,9 84,2 0,78 0,81 0,88 0,86 0,84
yang diimunisasi campak

Non Polio AFP rate per 100.000


16   IKK % 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
penduduk

Cakupan penemuan dan


18 penanganan penderita penyakit   IKK % 60 60 60 60 65 27,75 47,68 45,19 48,19 43,63 0,46 0,79 0,75 0,80 0,67
TBC BTA

Proporsi kasus Tuberkulosis


9
19 yang diobati dan sembuh dalam   IKK % 93 93 94 95 95 99,64 100 95,05 98,3 1,07 1,08 1,01 1,03 1,03
8
program DOTS

Cakupan penemuan dan


20 penanganan penderita penyakit   IKK % 90 90 90 95 100 90 100 100 100 100 1,00 1,11 1,11 1,05 1,00
DBD

10.34 10.34 11.22


21 Penderita diare yang ditangani   IKK orang 10.421 10.931 8.202 6.565 3.565 6.787 6.770 0,79 0,63 0,34 0,62 0,60
1 0 8

22 Cakupan kunjungan bayi   IKK % 85 90 90 90 90 83,5 80,3 87,5 80,1 80,4 0,98 0,89 0,97 0,89 0,89

46
Cakupan kunjungan Ibu 7
23   IKK % 100 100 100 100 100 77,05 76,01 74,9 73,2 0,77 0,73 0,76 0,75 0,73
hamil K4 3

24 Cakupan pelayanan nifas   IKK % 90 90 90 90 90 67,47 63,14 72 67,8 69,2 0,75 0,70 0,80 0,75 0,77

Cakupan pelayanan anak


25   IKK % 100 100 100 100 100 54,64 55 41 50 56,1 0,55 0,55 0,41 0,50 0,56
balita

Cakupan pemberian
makanan pendamping
26   IKK % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
ASI pada anak usia 6 - 24
bulan keluarga miskin

Cakupan penjaringan
27 kesehatan siswa SD dan   IKK % 100 100 100 100 100 95,18 100 100 95,23 25,2 0,95 1,00 1,00 0,95 0,25
setingkat

II Indikator Kinerja pada Renstra Dinas Kesehatan Kab. Karo 2016-2020

1 Persentase Posyandu aktif,   IKK % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

2 Persentase Kader Posyandu aktif   IKK % 50 60 70 80 90 50 50 50 50 50 1,00 0,83 0,71 0,63 0,56

Persentase Kecukupan Peralatan


3 Pelayanan Kesehatan Memenuhi   IKK % 65 70 80 85 90 60 60 60 60 60 0,92 0,86 0,75 0,71 0,67
Standart

Persentase sarana/Gedung
4 Pelayanan Keseahatan   IKK % 60 65 70 75 80 57,9 63,2 68,4 68,4 68,4 0,96 0,97 0,98 0,91 0,86
Puskesmas Memenuhi Standart

Persentase Sarana/Gedung
Pelayanan Kesehatan Puskesmas
5   IKK % 70 70 75 80 90 65 65 66 66 66 0,93 0,93 0,88 0,82 0,73
Pembantu / Poskesdes
Memenuhi standart

Persentase ketersediaan obat


6   IKK % 85 90 95 95 95 90 95 95 95 95 1,06 1,06 1,00 1,00 1,00
dan vaksin

Cakupan air bersih memenuhi 9 9 10 10 8 9


7   IKK % 85 100 100 0 1,03 1,11 1,00 1,00 0,00
syarat 0 5 0 0 8 5

Cakupan penjaringan kesehatan


8   IKK % 100 100 100 100 100 95,18 100 100 95,23 25,2 0,95 1,00 1,00 0,95 0,25
siswa SD dan setingkat

47
Jumlah Produk makanan/
9   IKK Sampel 435 440 454 525 60 63 90 90 0 0,14 0,14 0,20 0,20 0,00
minuman yang terawasi 430

cakupan pengawasan keamanan


10 pangan dan bahan berbahaya   IKK % 75 80 85 90 95 40 40 50 50 0 0,53 0,50 0,59 0,56 0,00
pada sarana produksi makanan

Cakupan pemeriksaan zat adiktif


11   IKK % 60 70 80 90 95 0 0 19 86,1 0 0,00 0,00 0,24 0,96 0,00
dan bahan berbahaya lainnya

Jumlah pengobat dan peracik 3 3 6 6


12   IKK Orang 29 32 36 40 45 n/a n/a 1,13 1,00 1,63 1,44
Obat Tradisional yang terdaftar 6 6 5 5

Persentase Balita Gizi Buruk


13   IKK % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
ditangani

Cakupan pemberian makanan


14 pendamping ASI pada anak usia   IKK % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
6-24 bulan keluarga miskin

Persentase Ibu Hamil KEK yang


15 mendapatkan makanan   IKK % 50 65 80 90 96 100 100 100 100 100 2,00 1,54 1,25 1,11 1,04
minuman

Persentase ibu hamil yang


mendapatkan Tablet Tambahan 5 7 7
16   IKK % 85 90 93 95 98 77,7 60,2 0,91 0,57 0,78 0,76 0,61
Darah (TTD) 90 tablet selama 1 3 2
masa kehamilan

Persentase Remaja Putri


17 mendapatkan tablet tambah   IKK % 60 70 80 90 90 n/a n/a n/a 65,2 32,6 n/a n/a n/a 0,72 0,36
darah

Persentase bayi baru lahir


18 mendapatkan Inisiasi Menyusui   IKK % 41 44 47 50 52 n/a 58 61 58,5 50,4 n/a 1,32 1,30 1,17 0,97
Dini (IMD)

Cakupan Pemberian ASI


19   IKK % 50,6 55,2 0,53 0,54 1,08 1,00 1,06
Eksklusif 43 44 47 50 52 23 24 50
Persentase Balita Kurus yang
20 mendapatkan makanan   IKK % 70 75 80 85 90 100 100 100 100 100 1,43 1,33 1,25 1,18 1,11
tambahan
21 Persentase Desa UCI   IKK % 85 85 85 85 85 88,85 95,5 95,17 95 95 1,05 1,12 1,12 1,12 1,12

Cakupan imunisasi dasar


22   IKK % 91 92 93 93 93 68,52 58,33 88,1 82,5 82,3 0,75 0,63 0,95 0,89 0,88
lengkap

48
23 Cakupan Penemuan Kasus TB   IKK % 65 70 75 80 85 53,96 42,41 52,3 46,3 31,6 0,83 0,61 0,70 0,58 0,37

Angka Kesembuhan Pengobatan 9


24   IKK % 93 93 94 95 95 99,64 100 95,05 98,3 1,07 1,08 1,01 1,03 1,03
TB 8

Cakupan Pemberantasan
25   IKK % 90 95 95 100 100 100 100 100 140 100 1,11 1,05 1,05 1,40 1,00
Penyakit DBD

Cakupan Penemuan dan


26   IKK 0rang 266 274 282 240 298 135 97 86 118 140 0,51 0,35 0,30 0,49 0,47
penanganan Kasus HIV/AIDS

Prevalensi HIV/AIDS (persen) 0, 0, 0, 0, 0,


27   IKK % 0,03 0,06 0,08 0,10 0,11 0,06 0,12 0,16 0,20 0,22
dari total populasi 5 5 5 5 5

Cakupan penemuan dan


penanganan penyakit Acute
28   IKK % 100 100 100 100 100 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk <15 tahun

Cakupan penemuan dan


29 penanganan Penderita   IKK % 50 60 70 80 90 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pneumonia Balita

Cakupan penemuan dan


2
30 penanganan Pasien Baru TB   IKK % 85 95 95 100 100 53,96 42 52 46 0,63 0,44 0,55 0,46 0,23
3
BTA Positif

Persentase kasus baru


31 Tubercolosis Paru (BTA Positif)   IKK % 85 95 95 100 100 99,64 95 95 98 49 1,17 1,00 1,00 0,98 0,49
yang disembuhkan

Cakupan penemuan dan


32 penanganan penderita DBD yang   IKK % 90 90 90 95 100 100 100 100 100 100 1,11 1,11 1,11 1,05 1,00
ditangani

Cakupan penemuan dan 2


33   IKK % 60 70 90 95 95 n/a 32 54 51 n/a 0,46 0,60 0,54 0,26
penanganan Penderita Diare 5

Persentase puskesmas yang


melaksanakan survelains deteksi
34   IKK % 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
dini dan KIE penyekit tidak
menular

49
Persentase Puskesmas yang
35   IKK % 0 0 37 63 70 0 16 74 100 100 0,00 0,00 2,00 1,59 1,43
terakreditasi

Persentase Puskesmas dengan


36 IKK % 0 0 0 20 80 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
BLUD
 
Jumlah Puskesmas yang Santun
37 IKK Pusk 5 7 10 12 19 5 7 12 12 12 1,00 1,00 1,20 1,00 0,63
Lansia
 
Persentase Rumah sakit yang
38 IKK % 0 0 20 60 80 0 0 60 80 80 0,00 0,00 3,00 1,33 1,00
Terakreditasi
 
III Indikator SPM Bidang Kesehatan (Permenkes Nomor 4 Tahun 2019)

Cakupan pelayanan kesehatan 7 7


1 100   % 100 100 100 100 100 77,1 82,96 73,20 0,77 0,73 0,76 0,83 0,73
ibu hamil 3 6

Cakupan pelayanan kesehatan


2 100   % 100 100 100 100 100 76 71,5 72 74,07 72,60 0,76 0,72 0,72 0,74 0,73
ibu bersalin

Cakupan Pelayanan Kesehatan


3 100   % 100 100 100 100 100 97,85 92,3 74,72 77,73 74,10 0,98 0,92 0,75 0,78 0,74
Bayi Baru Lahir

Cakupan pelayanan Kesehatan


4 100   % 100 100 100 100 100 54,60 55 40,95 55,76 54,60 0,55 0,55 0,41 0,56 0,55
balita

Cakupan Pelayanan Kesehatan


5 100   % 100 100 100 100 100 95,00 100 100 48,32 25,2 0,95 1,00 1,00 0,48 0,25
Pada Usia Pendidikan Dasar

Persentase Orang Usia 15-59


6 tahun mendapatkan skrining 100   % 100 100 100 100 100 n/a n/a 0,21 8,30 48 n/a n/a 0,00 0,08 0,48
kesehatan

Persentase Warga Negara Usia


60 tahun keatas mendapat
7 100   % 100 100 100 100 100 n/a n/a 61,69 61,45 48,2 n/a n/a 0,62 0,61 0,48
skrining kesehatan sesuai
standar

Persentase Penderita Hipertensi


8 yang mendapatkan pelayanan 100   % 100 100 100 100 100 21,42 28,48 10,32 11,66 18,5 0,21 0,28 0,10 0,12 0,19
kesehatan

Persentase Penderita DM yang


9 mendapatkan pelayanan 100   % 100 100 100 100 100 n/a n/a 61,91 68,80 5055 n/a n/a 0,62 0,69 50,55
kesehatan

50
Persentase Penderita ODGJ
10 berat yang mendapatkan 100   % 100 100 100 100 100 n/a n/a 4,54 12,4 31,8 n/a n/a 0,05 0,12 0,32
pelayanan kesehatan jiwa

Persentase orang terduga TBC


11 mendapatkan pelayanan 100   % 100 100 100 100 100 20,36 23,85 35,03 48,38 42,34 0,20 0,24 0,35 0,48 0,42
kesehatan sesuai standar

Persentase orang dengan resiko


12 terinfeksi HIV mendapatkan 100   % 100 100 100 100 100 45,20 47,68 27,50 38 9,79 0,45 0,48 0,28 0,38 0,10
pelayanan deteksi dini HIV

51
2.3.2 Kinerja Anggaran

Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintah yang berkaitan dengan


pelayanan dasar yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah. Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan agar Pemerintah
Daerah mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10% dari total
belanja APBD di luar gaji. Anggaran kesehatan adalah jumlah anggaran yang
dialokasikan pemerintah baik melalui APBD maupun APBN yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Pada tabel 2.9. berikut dapat dilihat
perkembangan ketersediaan anggaran dan realisasi penyerapan anggaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2016 – 2020.

52
Tabel 2.9
Anggaran dan Realisasi Anggaran Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Karo

Angaran Tahun ke Realisasi Anggaran Tahun ke Rasio Realisasi Anggaran Tahun ke


NO Uraian
2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

1 2 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Pendapatan   - 0,9 0,9 1,1 1,0


16.187.008.576 16.937.008.576 15.195.353.076 15.042.293.076 14.026.020.000 14.287.218.724 15.041.076.850 16.132.261.774 15.649.780.441

Pendapatan
1.1   - 0,9 0,9 1,1 1,0
Asli Daerah 16.187.008.576 16.937.008.576 15.195.353.076 15.042.293.076 14.026.020.000 14.287.218.724 15.041.076.850 16.132.261.774 15.649.780.441

Pendapatan
1.1.2     0,5 0,4 1,0 1,1
Retribusi 2.820.976.000 3.570.976.000 1.829.320.500 1.676.260.500 1.294.069.000 1.547.803.394 1.584.305.056 1.859.134.035 1.775.185.041
Daerah

Lain-lain
Pendapatan
1.1.4     1,0 1,0 1,1 1,0
Asli Daerah 13.366.032.576 13.366.032.576 13.366.032.576 13.366.032.576 12.731.951.000 12.739.415.330 13.456.771.794 14.273.127.739 13.874.595.400
yang Sah

                                 

2 Belanja   - 0,8 0,9 0,9 0,9


135.262.810.781 129.622.150.482 155.671.141.394 157.409.053.138 110.184.297.557 110.198.735.985 113.980.296.171 143.307.568.243 143.797.987.039

Belanja
2.1   - 0,8 0,9 0,9 0,9
Operasi 127.548.179.527 126.040.077.058 142.000.347.320 141.513.685.032 100.369.027.915 102.885.525.547 110.504.963.097 130.098.629.621 128.866.705.425

Belanja
2.1.1     0,9 1,0 0,9 0,9
Pegawai 69.638.829.683 86.462.345.781 92.975.034.527 96.917.724.213 61.817.931.573 64.094.502.953 83.076.072.439 88.037.621.382 91.571.528.705

Belanja
2.1.2     0,7 0,7 0,9 0,8
Barang 57.909.349.844 39.577.731.277 49.025.312.793 44.595.960.819 38.551.096.342 38.791.022.594 27.428.890.658 42.061.008.239 37.295.176.720

Belanja
2.2   - 0,9 1,0 1,0 0,9
Modal 7.714.631.254 3.582.073.424 13.670.794.074 15.895.368.106 9.815.269.642 7.313.210.438 3.475.333.074 13.208.938.622 14.931.281.614

Belanja
2.2.2 Peralatan     0,9 0,9 1,0 0,9
4.752.631.254 909.570.418 11.251.954.124 14.922.568.106 9.385.709.642 4.370.309.488 820.085.074 10.835.832.961 13.993.456.476
dan Mesin

Belanja
2.2.3 Bangunan   1,0 1,0 1,0 1,0
2.960.000.000 2.672.503.006 2.418.839.950 972.800.000 429.560.000 2.942.900.950 2.655.248.000 2.373.105.661 937.825.138
dan Gedung
 
Belanja
2.2.5 Aset Tetap                  
2.000.000 - - - -
Lainnya  

53
2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

Identifikasi terhadap tantangan merupakan identifikasi terhadap kendala


yang bersifat negatif yang akan dihadapi oleh suatu organisasi yang apabila
berhasil diatasi akan memberikan peran yang besar dalam mencapai tujuan
organisasi. Peluang merupakan suatu keadaan positif, yang apabila
dimanfaatkan oleh suatu organisasi, dapat memberikan dampak yang besar
terhadap tujuan organisasi. Analisis terhadap kedua faktor tersebut bermanfaat
untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan,
dengan melakukan pengkajian berdasarkan pengalaman masa lampau dan
didukung dengan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki saat ini, yang
selanjutnya diproyeksikan ke pengembangan pelayanan yang akan dilakukan di
masa mendatang.

2.4.1. Tantangan
Tantangan pengembangan pelayanan Perangkat Daerah Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo yang akan dijumpai dalam 5 tahun ke depan berdasarkan
analisis dan telaahan Renstra K/L dan hasil analisis terhadap Kajian
Lingkungan Hidup Strategis adalah sebagai berikut :
a. melimpahnya informasi mengenai kesehatan dari berbagai sumber sehingga
tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan akan semakin
meningkat
b. Tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi memungkinkan adanya pendatang
yang sering berpindah alamat dan dengan kondisi kesehatan ibu dan anak
yang beresiko tinggi dan kurang terpantau
c. Kendala dalam pelaksanaan pelayanan secara tatap muka di Posyandu
maupun kunjungan rumah akibat Pandemi Covid -19
d. Bencana Gunung Sinabung yang masih terjadi berkontribusi pada
meningkatnya permasalahan kesehatan lingkungan dan meningkat berbagai
penyakit infeksi terutama Infeksi Saluran Pernafasan.
e. Keterampilan tenaga kesehatan belum memadai.
f. Puskesmas belum menjadi Badan Layanan Umum Daerah sehingga
berpotensi menimbulkan keterlambatan dalam penggunaan anggaran
g. Sistem Informasi kesehatan belum terintegrasi
h. Kesadaran masyarkat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih
rendah
i. Terdapat beberapa wilayah dengan kondisi geografis yang sulit

54
2.4.2. Peluang
Peluang pengembangan pelayanan Perangkat Daerah Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo berdasarkan analisis dan telaahan Renstra K/L dan hasil
analisis terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang berimplikasi terhadap
peluang bagi pengembangan Perangkat Daerah Dinas Kesehatan pada lima
tahun mendatang adalah sebagai berikut :
a. Kecenderungan meningkatnya alokasi anggaran dana untuk sektor kesehatan
dari pemerintah pusat dan Pemerintahan Kabupaten Karo serta swasta dalam
pembangunan kesehatan.
b. Komitmen Pemerintah Pusat, Propinsi dan daerah dalam Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan Nasional
c. Semakin banyaknya pelayanan kesehatan swasta dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
d. Berkembangnya teknologi informasi dalam pembangunan kesehatan
e. Regulasi mengenai penanggulangan masalah kesehatan seperti regulasi
kawasan tanpa rokok, stunting dan gerakan masyarakat hidup sehat
(Germas).
f. Komitmen global SDG’s (Sustainable Development Goals) / TPB (Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan)

55
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Perangkat Daerah
Permasalahan pembangunan merupakan faktor penghambat untuk
keberhasilan pembangunan di daerah, sehingga perlu dilakukan identifikasi
permasalahan sebagai bahan untuk penyusunan perncanaan masa mendatang
yang lebih baik. Identifikasi permasalahan dilakukan melalui analisis isu
strategis untuk melihat apa yang menjadi permasalahan utama dalam
pembangunan. Dengan adanya identifikasi permasalahan yang tepat
diharapkan dapat menghasilkan sebuah rumusan kebijakan yang antisipatif dan
solutif dan dapat membantu peningkatan efektivitas dari perencanaan
pembangunan ke depan.
Identifikasi permasalahan utama tersebut akan menjadi dasar penentuan
strategi dan kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang ditetapkan lima tahun ke depan.
Tabel 3.1.
Rumusan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan
Daerah
Permasalahan
No Isu Strategis Masalah
Masalah Akar Masalah
Utama
1 Tuntutan Indeks Kualitas Sarana, prasarana dan
masyarakat Kepuasan pelayanan peralatan kesehatan
terhadap Masyarakat belum belum memenuhi
kualitas terhadap optimal standar
pelayanan akan pelayanan Ketersediaan Obat,
meningkat belum Vaksin dan BMHP belum
optimal optimal
Pelaksanaan SOP belum
optimal
Sistem rujukan secara
terintegrasi (Sisrute)
belum berjalan dengan
baik
Sistem Informasi
Kesehatan secara
elektronik belum
berjalan
2 - Ancaman Belum Kurangnya Kapasitas petugas masih
penyakit otimalnya deteksi dini kurang
transnasional upaya penyakit Kurangnya pengetahuan
dan yang baru pencegahan menular masyarakat
muncul seperti dan dan tidak Kurangnya kesadaran
Covid-19 pengendalian menular untuk memeriksa
- Penyakit tidak penyakit kesehatan

56
menular menular dan Upaya Belum optimalnya
semakin penyakit kesehatan koordinasi dan kerja
meningkat tidak bersumber sama lintas sektoral
- Penyakit menular daya Kurangnya keterampilan
menular seperti masyarakat, dan insentif kader
TB, HIV masih seperti
tinggi dan Posbindu Prasaranana, peralatan
kasus DBD PTM masih dan BMHP masih
masih fluktuatif rendah kurang
Lingkungan Sanitasi Total Berbasis
dan sanitasi Masyarakat (STBM)
kurang masih kurang
memadai
3 Persentase Belum Masih Masih kurangnya
Stunting pada optimalnya rendahnya kemampuan dan
balita masih upaya cakupan pemahaman petugas
tinggi pelayanan pelayanan dalam pelayanan SPM
kesehatan kesehatan Belum optimalnya
ibu dan anak yang pelaksanaan program
serta berkaitan Indonesia Sehat dengan
perbaikan dengan SPM Pendekatan Keluarga
gizi (PIS-PK)
masyarakat Ketersediaan peralatan,
BHP dan kelengkapan
buku pencatatan dan
formulir masih kurang
Masiih Belum optimalnya
kurangnya koordinasi dan kerja
upaya sama lintas sektoral
kesehatan Kurangnya keterampilan
bersumber dan insentif kader
daya Prasarana dan alat
masyarakat UKBM masih kurang
Belum optimalnya
pemantauan status gizi
masyarakat (PSG)

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih

Visi Daerah Kabupaten Karo yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten


Karo Tahun 2021 – 2026 adalah :“ Mewujudkan Kabupaten Karo Yang Maju,
Mandiri Dan Berdaya Saing Berbasis Pariwisata Dan Pertanian Menuju
Masyarakat Makmur Dan Sejahtera”.
Dalam upaya untuk mewujudkan visi Daerah Kabupaten Karo di atas,
ditetapkan 12 (dua belas) misi pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Karo
Tahun 2021 – 2026 sebagai berikut :
1. Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
57
3. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Pertanian, Perikanan,
Peternakan, Agroindustri dan Penerapan Pola Sistem Pertanian Terpadu
4. Membangun Struktur Industri Pariwisata yang Berbasis Alam,
Agrowisata, Ekowisata dan Adat serta Nilai Budaya Karo
5. Mewujudkan Generasi Muda yang Berkualitas dan Masyarakat Olahraga
yang Berprestasi
6. Mewujudkan Iklim Investasi yang Kondusif dan Kemudahan Pelayanan
Perizinan
7. Peningkatan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi Kreatif untuk
Penciptaan Lapangan Usaha dan Lapangan Kerja Baru
8. Pemberdayaan Masyarakat dan Seluruh Kekuatan Ekonomi Daerah dan
Desa, terutama Usaha Mikro dan Menengah serta Koperasi dan
Membangun, Mengembangkan Pasar Bagi Produk Lokal
9. Pemerataan dan Keseimbangan Pembangunan secara Berkelanjutan
dengan Memperhatikan Aspek Lingkungan
10. Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan Dasar dan Menengah,
Informal dan Nonformal
11. Peningkatan Kualitas Layanan Dasar dan Daya Dukung Layanan
Kesehatan
12. Penggalian dan Optimalisasi Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD)

Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Karo Tahun 2021 – 2026 dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten
Karo maka Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo diarahkan dan difokuskan
untuk mendukung misi kesebelas yaitu: ”Peningkatan Kualitas Layanan Dasar
dan Daya Dukung Layanan Kesehatan” .
Tujuan dari misi kesebelas ini adalah Meningkatkan Kualitas Sumber
Daya Manusia, dengan indikator tujuan adalah Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan ini adalah
”Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat” dengan indikator sasaran
adalah: Angka Harapan Hidup. Dari uraian tersebut maka pembangunan
kesehatan harus diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Peranan sektor kesehatan cukup penting dalam upaya untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Karo. Status
kesehatan masyarakat yang baik akan berdampak baik pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia.

58
Analisis permasalahan, faktor pendorong dan faktor penghambat dalam
pencapaian Visi dan Misi pembangunan kesehatan di Kabupaten Karo dalam
lima tahun ke depan adalah sebagai berikut.

59
Tabel 3.2
Faktor penghambat dan pendorong Pelayanan Perangkat Daerah terhadapa pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Karo

Faktor
Permasalahan Pelayanan
No Misi
Perangkat Daerah Penghambat Pendorong
1 Peningkatan - Ancaman penyakit infeksi - Sarana, prasarana dan alat - Kecenderungan meningkatnya alokasi
Kualitas baru Covid-19 yang kesehatan Puskesmas yang masih anggaran dana untuk sektor kesehatan
Layanan Dasar menimbulkan kedaruratan kurang dari pemerintah pusat dan Pemerintahan
dan Daya kesehatan masyarakat Kabupaten Karo serta swasta dalam
Dukung pembangunan kesehatan.
Layanan - Angka Kematian Ibu (AKI) - Kualitas dan kuantitas Sumber Daya - Komitmen Pemerintah Pusat, Propinsi
Kesehatan dan Angka Kematian Bayi Manusia yang masih kurang dan tidak dan daerah dalam Penyelenggaraan
(AKB) sudah lebih rendah merata di UPTD Puskesmas Jaminan Kesehatan Nasional
dari angka Nasional, namun
masih fluktuatif setiap
tahun
- Persentase Stunting pada - Dukungan dan Peran Lintas Sektor - Semakin banyaknya pelayanan
balita masih tinggi belum optimal kesehatan swasta dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
- Penyakit menular seperti TB, - Kesadaran masyarkat akan Perilaku - Berkembangnya teknologi informasi
HIV masih tinggi dan kasus Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih dalam pembangunan kesehatan
penyakit DBD masih kurang
fluktuatif setiap tahun
- Kecenderungan peningkatan - Kendala dalam pelaksanaan - Regulasi mengenai penanggulangan
penyakit tidak menular pelayanan secara tatap muka di masalah kesehatan seperti regulasi
seperti Hipertensi, Diabetes Posyandu maupun kunjungan rumah kawasan tanpa rokok, stunting dan
Melitus, dan Jantung akibat Pandemi Covid -19 gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
- Tuntutan masyarakat - Sistem Informasi Kesehatan belum  - Komitmen global SDG’s
terhdadap kualitas dapat berjalan sebagaimana mestinya
pelayanan kesehatan akan
semakin meningkat

60
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupeten Karo
tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi, permasalahan
tersebut antara lain:

3.1.1. Faktor Eksternal (Diluar Kewenangan Perangkat Daerah)

a. Masih lemahnya kerja sama dan koordinasi lintas sektoral dalam


mengatasi permasalahan kesehatan;
b. Tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi memungkinkan adanya
pendatang yang sering berpindah alamat dan dengan kondisi kesehatan
ibu dan anak yang beresiko tinggi dan kurang terpantau;
c. Kesadaran masyarkat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
masih kurang;
d. Bencana Gunung Sinabung yang masih terjadi berkontribusi pada
meningkatnya permasalahan kesehatan lingkungan dan meningkat
berbagai penyakit infeksi terutama Infeksi Saluran Pernafas;
e. Terdapat beberapa wilayah dengan kondisi geografis yang sulit.

3.1.2. Faktor Internal (Kewenangan Perangkat Daerah)

a. Sarana, prasarana dan alat kesehatan Puskesmas yang masih kurang


b. Jumlah Sumber Daya Manusia yang masih kurang dan tidak merata di
UPTD Puskesmas;
c. Keterampilan dan budaya peningkatan mutu pada petugas pelayanan
kesehatan masih kurang;
d. Puskesmas belum menjadi BLUD sehingga berpotensi dalam
keterlambatan penggunaan anggaran;
e. Masih lemahnya penerapan integrasi dan koordinasi perencanaan dan
penganggaran program sesuai dengan indikator program;
f. Sistem Informasi Kesehatan belum dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3.3. Telahaan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan


Provinsi Sumatera Utara
Di dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 dituangkan
bahwa permasalahan kesehatan di Indonesia meliputi :
1. Angka kematian ibu dan bayi sudah mengalami penurunan, namun Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara serta masih jauh dari target global SDG untuk menurunkan AKI
menjadi 183 per 100.000 KH pada tahun 2024. Demikian juga angka
kematian bayi masih cukup jauh dari target tahun 2024 menjadi 16 per
1.000 KH
61
2. Status gizi baik gizi lebih maupun gizi gizi kurang masih menjadi
permasalahan di Indonesia. Termasuk dalam kelompok gizi lebih adalah
overweight (obesitas) dan ekses mikronutrien (misalnya kelebihan natrium).
Sementara kelompok gizi kurang antara lain underweight, wasting, stunting,
dan defisiensi mikronutrien
3. Transisi epidemiologis yang signifikan dimana penyakit tidak menular telah
menjadi beban utama dalam masalah kesehatan .
4. Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit tuberculosis,
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).
5. Penyakit infeksi baru dan kedaruratan kesehatan masyarakat seperti Covid-
19.
6. Surveilans penyakit berbasis laboratorium masih perlu ditingkatkan baik
dari sisi kuantitias dan kualitas.
7. Upaya intervensi terhadap Faktor Resiko Lingkungan baik fisik, kimia,
biologi maupun sosial berpengaruh besar terhadap status kesehatan perlu
ditingkatkan.
8. Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan primer, sekunder dan tertier masih
perlu ditingkatkan
9. Persebaran sumber daya manusia kesehatan belum merata.
10. Tata kelola pembangunan kesehatan, integrasi sistem informasi, serta
penelitian dan pengembangan kesehatan masih perlu ditingkatakan.
11. Kemampuan keuangan daerah dalam pembanguanan kesehatan sangat
terbatas.
12. Disparitas ketersediaan obat dan alkes antar daerah, terutama di DTPK,
serta ketersediaan antar tingkat pelayanan kesehatan
13. Advokasi kepada seluruh pemangku kepentingan dalam pemberdayaan
masyarakat dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat perlu ditingkatkan

Berdasarkan uraian permasalahan pada Rencana Strategis Kementerian


Kesehatan Tahun 2020 – 2024 dapat dilihat bahwa secara umum
permasalahan-permasalahan tersebut relevan dengan permasalahan yang ada di
Kabupaten Karo seperti Angka kematian ibu dan bayi, stunting, penyakit tidak
menular, penyakit menular TB dan HIV, penyakit infeksi baru dan kedaruratan
kesehatan masyarakat seperti Covid-19, akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dan upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang perlu
ditingkatkan.

62
Selanjutnya dalam Renstra Kementerian Kesehatan Indikator tahun 2020
- 2024 ditetapkan Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran Strategis yang ingin
dicapai pada periode tahun 2020 - 2024 sebagai berikut:

Tabel 3.2
Tujuan Strategis, Sasaran Strategis, dan Indikator Sasaran Strategis Renstra
Kemenkes 2020-2024
Tujuan Sasaran
No. Indikator Sasaran Strategis
Strategis Strategis
1 Peningkatan 1. Meningkatnya 1. Persentase bumil KEK dari 17,3% menjadi
derajat kesehatan ibu, 10%
kesehatan anak dan gizi 2. Persentase persalinan di fasilitas
masyarakat masyarakat pelayanan kesehatan 95%
melalui 3. Jumlah kabupaten/kota yang
pendekatan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
siklus hidup ibu dan bayi baru lahir sebanyak 514
kabupaten/kota
4. Persentase balita stunting dari 27,7%
menjadi 14%
5. Persentase bayi kurang dari 6 bulan
mendapat ASI eksklusif sebesar 60%
6. Persentase kabupaten / kota
melaksanakan pembinaan posyandu aktif
dari 51% menjadi 100%
7. Persentase kabupaten/kota yang
menerapkan kebijakan gerakan
masyarakat hidup sehat sebesar 50%
8. 100% kabupaten/kota menerapkan
kebijakan KTR (Jumlah 514)
9. kabupaten/kota sehat sebanyak 420
kabupaten/kota
2 Penguatan 2. Meningkatnya 1. Seluruh kecamatan memiliki minimal 1
pelayanan ketersediaan dan puskesmas
kesehatan mutu fasyankes 2. Persentase kabupaten/kota yang
dasar dan dasar dan memenuhi rasio TT 1:1.000 sebesar 100%
rujukan rujukan 3. Persentase FKTP sesuai standar sebesar
100%
4. Persentase RS terakreditasi sebesar 100%
5. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan lain
yang memenuhi persyaratan survei
akreditasi sebanyak 500 fasyankes lain
3 Peningkatan 3. Meningkatnya 1. Menurunnya insidensi TB menjadi 190
pencegahan pencegahan dan per 100.000 penduduk pada tahun 2024
dan pengendalian 2. Menurunnya insidensi HIV menjadi 0,18%
pengendalian penyakit serta pada tahun 2023.
penyakit dan pengelolaan 3.Meningkatkan eliminasi malaria di 405
pengelolaan kedaruratan kabupaten/kota
kedaruratan kesehatan 4. Kabupaten/kota yang mencapai 80%
kesehatan masyarakat imunisasi dasar lengkap sebanyak 95 %
masyarakat 5. Meningkatnya kabupaten/kota yang
melakukan pencegahan dan pengendalian
PTM dan penyakit menular lainnya
termasuk NTD sebanyak 514
kabupaten/kota
6. Persentase kabupaten/kota yang
63
mempunyai kapasitas dalam pencegahan
dan pengendalian KKM sebesar 86%
4 Peningkatan 4. Meningkatnya Persentase puskesmas dengan
  sumber daya akses, ketersediaan obat esensial sebesar
kesehatan kemandirian dan 96%
  mutu
  kefarmasian
dan alat
kesehatan
5. Meningkatnya 1. Persentase puskesmas dengan jenis nakes
pemenuhan SDM sesuai standar sebesar 83%
Kesehatan dan 2. Persentase RSUD kabupaten/kota yang
kompetensi memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3
sesuai standar dokter spesialis lainnya sebesar 90%
(minimal 4 spesialis dasar wajib ada)
sebesar 90%
3. Jumlah SDM Kesehatan yang
ditingkatkan kompetensinya sebanyak
202.593 orang
4. Persentase puskesmas tanpa dokter
sebesar 0%
6. Terjaminnya Persentase anggaran kesehatan
pembiayaan pemerintah pusat terhadap APBN sebesar
kesehatan 5,5%
5 Peningkatan 7. Meningkatnya 1.Persentase provinsi yang mendapatkan
tata kelola sinergisme pusat penguatan dalam penyelenggaraan SPM
pemerintaha dan daerah serta bidang kesehatan provinsi dan
n meningkatnya kabupaten/kota sebesar 100%
yang baik, tata kelola 2.Persentase provinsi dengan anggaran
bersih dan pemerintahan kesehatan daerah dalam APBD yang
inovatif yang baik dan sesuai dengan prioritas nasional di
bersih bidang kesehatan sebesar 100%
3.Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian
Kesehatan sebesar 80,58
4.Nilai kinerja penganggaran Kementerian
Kesehatan sebesar 95
5.Persentase Satker KP/KD yang telah
memenuhi Predikat WBK/WBBM
(Kemenkes/Nasional)
    8. Meningkatnya 1.Jumlah rekomendasi kebijakan hasil
efektivitas litbangkes yang dimanfaatkan untuk
pengelolaan perbaikan kebijakan sebanyak 30
litbangkes dan rekomendasi
sistem informasi 2.Jumlah Sistem Informasi Kesehatan yang
kesehatan untuk terintegrasi dalam aplikasi Satu Data
pengambilan Kesehatan sebanyak 100 SIK
keputusan

Selain permasalahan kesehatan pada Renstra Kementerian Kesehatan,


juga ditelaah permasalahan kesehatan pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2019 – 2023. Di dalam Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara dipaparkan analisa hasil capaian kinerja selama tahun
2013-2018 serta identifikasi terhadap tantangan dan peluang yang ada,
permasalahan utama yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

64
adalah terdapatnya kesenjangan antara capaian berbagai indikator kinerja
terhadap target yang telah ditetapkan serta tindak lanjut atas hasil evaluasi
tersebut. Kesenjangan capaian kinerja secara umum terlihat dari indikator Usia
Harapan Hidup (UHH) yang merupakan salah satu komponen Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), yang dipengaruhi oleh upaya-upaya kesehatan
ibu dan anak yang diukur melalui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) serta status gizi (stunting). Pencapaian AKI, AKB, stunting
(pendek dan sangat pendek) dan beberapa indicator pembangunan Kesehatan
yang belum mencapai target masih menjadi permasalahan di Provinsi Sumatera
Utara
Permasalahan utama tersebut menjadi dasar bagi penyusunan strategi
dan kebijakan pengembangan pelayanan dalam rangka mendukung tugas dan
fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang ditetapkan pada periode tahun 2019-2023.

65
Tabel 3.3
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pengembangan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Isu Masalah
No Masalah Akar Masalah
Strategis Pokok
1 Masih 1.Masih 1.1. Masih rendahnya cakupan - Masih rendahnya kapasitas
rendahnya rendahnya pelayanan kesehatan yang petugas
derajat kualitas berkaitan dengan Standar dalam tatalaksana kesehatan
kesehatan kesehatan Pelayanan Minimal (SPM)
ibu dan anak
masyarakat ibu dan bidang kesehatan
- Belum optimalnya
anak 1.2. Belum optimalnya
pelaksanaan pemanfaatan buku kesehatan
Program Indonesia Sehat ibu dananak (KIA
dengan - Belum optimalnya
Pendekatan Keluarga (PIS- pelaksanaan Pemantauan
PK) Wilayah Setempat kesehatan
1.3. Belum optimalnya ibu dan anak (PWSKIA)
perencanaan persalinan - Belum optimalnya Audit
dan pencegahan komplikasi
Maternal dan Perinatal (AMP)
1.4. Belum optimalnya - Belum optimalnya program
pelayanan kesehatan perencanaan persalinan dan
dengan pendekatan pencegahan komplikasi (P4K)
continum of care
- Masih rendahnya cakupan
Puskesmas PONED
(Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar)
- Belum optimalnya upaya
kesehatan
anak usia sekolah
- Belum optimalnya upaya
kesehatan
reproduksi pada wanita dan
remaja
2.Masih 2.1. Tingginya kasus gizi buruk, - Masih rendahnya upaya
rendahnya gizi kurang, wasting suplementasi gizi
status gizi (kurus), dan stunting - Masih rendahnya kapasitas
masyarakat (pendek dan sangat pendek)
petugas
2.2. Terbatasnya kapasitas
gizi
petugas
gizi di Fasilitas Kesehatan - Belum optimalnya surveilans
Tingkat gizi dan Sistem Kewaspadaan
Pertama Pangan dan Gizi (SKPG)
2.3. Belum optimalnya - Belum optimalnya koordinasi
koordinasi dan kerja sama lintas
lintas sector dalam sektor dan lintas program
penanggulangan masalah dalam
gizi
penanggulangan masalah gizi
- Belum optimalnya
Pemantauan Status Gizi
(PSG) masyarakat
3.Masih 3.1. Tingginya kejadian - Belum optimalnya upaya
tingginya penyakit menular dan tidak kesehatan kerja dan olahraga
kesakitan menular deteksi dini - Masih rendahnya mutu
dan penyakit
intitusi
kematian 3.4. Tingginya kejadian bencana
penyelenggara pelatihan
akibat dan/atau
penyakit kegawatdaruratan kesehatan
kesehatan tenaga - Belum optimalnya kinerja
kesehatan pelayanan kefarmasian
promotif dan preventif di - Masih terbatasnya
Fasilitasi Kesehatan ketersediaan dan
Tingkat keterjangkauan sediaan
3.5. Masih rendahnya kualitas
66
kesehatan lingkungan farmasi
3.6. Masih terbatasnya tenaga - Masih terbatasnya Sarana,
kesehatan promotif dan Prasarana, dan Alat
preventif di Fasilitasi
kesehatan (SPA) di fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
pelayanan kesehata
(FKTP)
3.7. Masih terbatasnya - Masih adanya fasilitas
penggunaan obat rasional pelayanan kesehatan yang
(POR) belum terakreditasi
3.8. Belum optimalnya - Masih terbatasnya kapasitas
pemenuhan Sarana, petugas
Prasarana, dan Alat dalam pelaksanaan akreditasi
Kesehatan (SPA) di fasilitas - Belum optimalnya promosi
pelayanan kesehatan
kesehatan dan kampanye
3.9. Masih rendahnya mutu
hidup sehat
sarana
pelayanan kesehatan - Belum optimalnya upaya
3.10. Masih rendahnya peran pemberdayaan masyarakat
serta bidang kesehatan
masyarakat dan swasta - Belum optimalnya kemitraan
dalam bidang kesehatan dan kerja sama bidang
3.11. Masih rendahnya kesehatan dengan
kemandirian
lintas sektor dan dunia usaha
masyarakat dalam
- Belum optimalnya
pemeliharaan
kesehatan
pengelolaan Saka Bakti
Husada (SBH)
- Masih terbatasnya anggaran
penyediaan premi jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi
masyarakat tidak mampu
- Belum optimalnya koordinasi
dalam penyelenggaraan
program jaminan kesehatan

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis

3.4.1. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Karo Tahun
2021-2026
Dalam rencana tata ruang wilayah kajian lingkungan hidup strategis
belum dapat dilakukan telaahan dikarenakan sampai dengan Renstra ini
diterbitkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo belum menerima RTRW dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis tersebut.

3.4.2. Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Karo


Tahun 2021 - 2026
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/ atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Penyelenggaraan KLHS khususnya untuk Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) untuk Pemerintah Daerah baik Provinsi ataupun
67
Kabupaten/ Kota berdasarkan Permendagri Nomor 7 tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, merupakan
analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif yang menjadi dasar untuk
mengintegrasikan tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke dalam dokumen
RPJMD.
Dalam dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Karo tahun 2021 - 2026,
terdapat 8 (Delapan) isu strategis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di
Kabupaten Karo, yaitu: (1) Peningkatan Tata Kelola Bencana, (2) Peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan layanan jasa keuangan, (3) Peningkatan
Infrastruktur Dasar, (4) Peningkatan tata kelola kesehatan, layanan kesehatan
ibu dan anak, pengendalian penyakit serta promosi perilaku hidup bersih dan
sehat, (5) Pengedalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,
peningkatan pengelolaan persampahan dan peningkatan tata kelola lingkungan
hidup, (6) Peningkatan pelayanan pendidikan dan kualitas tenaga kerja, (7)
Peningkatan pengarusutamaan gender & perlindungan anak serta keamanan
dan ketertiban masyarakat, serta (7) Peningkatan Tata kelola pemerintahan.
Pada isu strategis (4) peningkatan tata kelola kesehatan, layanan
kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit serta promosi perilaku hidup
bersih dan sehat didasarkan pada data banyak indikator kesehatan dan pola
hidup sehat yang belum tercapai, diantaranya prevalensi malnutrisi,
penyalahgunaan Narkoba, Obesitas, penggunaan metode kontrasepsi, Anemia
pada ibu hamil, angka kematian akibat bunuh diri dan HIV. Kepadatan dan
distribusi tenaga kesehatan juga masih perlu ditata, persentase perempuan yang
proses melahirkannya pada fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih juga belum mencapai target, unmet need pelayanan
kesehatan serta unmet need kebutuhan Keluarga Berencana juga masih terjadi
termasuk prevalensi penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia
subur. Ditinjau dari perilaku hidup bersih dan sehat masih perlu peningkatan
promosi mengingat target sanitasi total berbasis masyarakat dan akses terhadap
layanan sanitasi layak belum mencapai target nasional.
Selanjutnya dalam dokumen KLHS RPJMD Kabupaten Karo tahun 2021 –
2026 telah disusun alternatif skenario dan rekomendasi yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil analisis capaian TPB yakni dengan upaya tambahan dan
tanpa upaya tambahan. Terdapat beberapa indikator TPB yang mendasari
perumusan isu pengentasan kemiskinan, penguatan ketahanan pangan dan
tenaga kerja, yaitu indikator pada TPB 1 (Mengakhiri Kemiskinan dalam Segala
Bentuk Dimanapun), TPB 2 (Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan
Pangan dan Gizi yang Baik, serta Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan), TPB 3
68
(Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia), TPB 5 (Mencapai Kesetaraan Gender dan
Memberdayakan Kaum Perempuan), TPB 6 (Menjamin Ketersediaan serta
Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan) dan TPB 10
(Mengurangi Kesenjangan Intra- dan Antarnegara).
Pada TPB 1, terdapat 5 (lima) indikator yang terkait dengan isu (4), 3 (dua)
diantaranya merupakan indikator SB, yaitu Proporsi peserta jaminan kesehatan
melalui SJSN Bidang Kesehatan, Jumlah rumah tangga yang mendapatkan
bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga Harapan, Prevalensi penggunaan
metode kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-
49 tahun yang berstatus kawin, sedangkan 2 (dua) indikator lainnya
merupakan indikator TD, yaitu Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh
pemerintah secara langsung untuk program pemberantasan kemiskinan,
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan
terakhirnya di fasilitas Kesehatan, .
Pada TPB 2, terdapat 2 (dua) indikator yang terkait dengan isu (4), 1 (Satu)
diantaranya merupakan indikator SB, yaitu Prevalensi malnutrisi (berat
badan/tinggi badan) anak pada usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe,
sedangkan 1 (Satu) indikator lainnya merupakan indikator TD, yaitu Prevalensi
anemia pada ibu hamil.
Pada TPB 3, terdapat 18 (delapanbelas) indikator yang terkait dengan isu
(4), 4 (empat) diantaranya merupakan indikator SB, yaitu Proporsi perempuan
pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya ditolong
oleh tenaga kesehatan terlatih, Persentase perempuan pernah kawin umur 15-
49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan, Prevalensi
HIV pada populasi dewasa, Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ,
sedangkan 14 (empatbelas) indikator lainnya merupakan indikator TD, yaitu
Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun, Kepadatan dan distribusi
tenaga kesehatan, Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini
untuk infeksi Hepatitis B, Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap
penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta), Persentase merokok pada
penduduk umur ≤18 tahun, Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18
tahun, Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun, Prevalensi
penyalahgunaan narkoba, Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh penduduk
umur ≥ 15 tahun dalam satu tahun terakhir, Angka penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) cara modern, Angka kelahiran pada
perempuan umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR), Total Fertility
Rate (TFR), Unmet need pelayanan Kesehatan dan Proporsi kematian akibat
keracunan.
69
Pada TPB 5, terdapat 3 (tiga) indikator yang terkait dengan isu (4), 1 (satu)
diantaranya merupakan indikator SB, yaitu Unmet need KB (Kebutuhan
Keluarga Berencana/KB yang tidak terpenuhi), sedangkan 2 (dua) indikator
lainnya merupakan indikator TD, yaitu Angka kelahiran pada perempuan umur
15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR) dan Pengetahuan dan
pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) tentang metode kontrasepsi modern.
Pada TPB 6, terdapat 3 (tiga) indikator yang terkait dengan isu (4), 2 (dua)
diantaranya merupakan indikator SB, yaitu Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan Jumlah desa/kelurahan
yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) , sedangkan 1
(satu) indikator lainnya merupakan indikator TD, yaitu Jumlah desa/kelurahan
yang Open Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).

3.5. Penentuan Isu – isu Strategis


Isu strategis merupakan suatu kondisi yang berpotensi menjadi masalah
maupun menjadi peluang yang berorientasi pada masa depan. Selain faktor
aktualitas (sedang hangat atau sedang manjadi perhatian masyarakat), pada
dasarnya suatu isu dapat dikatakan sebagai isu yang strategis jika :
a. Relevan dengan masalah-masalah nyata dan aktual yang dihadapi
masyarakat, khususnya lapisan yang menjadi konstituen utama dari kerja-
kerja advokasi tersebut.
b. Mendesak dan sangat penting diberi perhatian segera, jika tidak dicoba
untuk di atasi segera akan berakibat fatal di masa depan (misal: masalahnya
makin gawat dan rumit atau membawa akibat kerusakan yang lebih parah.
c. Pengaruh serta dampaknya cukup besar dan meluas, jika diadvokasi.
Apalagi jika nantinya berhasil, isu tersebut diperkirakan berdampak positip
pada perubahan kebijakan publik lainnya dalam rangka perubahan sosial
yang lebih besar dan lebih luas.

Perangkat Daerah harus memperhatikan dan mengedepankan isu


strategis dalam perencanaan pembangunan mengingat dampaknya yang
signifikan di masa datang. Memperhatikan hasil analisis terhadap gambaran
pelayanan Dinas Kesehatan yang ditinjau terhadap capaian Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Karo periode sebelumnya, Renstra Kementerian
Kesehatan, serta implikasi RTRW dan implikasi KLHS bagi pelayanan Dinas
Kesehatan, maka diperoleh isu-isu kesehatan strategis di Kabupaten Karo.
Adapun isu-isu strategis yang dihadapi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo adalah
sebagai berikut :
1. Ancaman penyakit infeksi baru dan menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat seperti Covid-19.
70
Munculnya penyakit Covid-19 pada akhir tahun 2019 yang telah diumumkan
oleh Badan Kesehatan Dunia pada awal tahun 2020 sebagai kedaruratan
kesehatan masyarakat dan pandemic. Covid-19 merupakan sebuah ancaman
terhadap ketahanan kesehatan maupun ketahanan ekonomi sutau negara.
Untuk memperkuat pengendalian penyakit infeksi baru dan kedaruratan
kesehatan masyarakat, maka diperlukan peningkatan pencegahan dan
mitigasi (to prevent), peningkatan kemampuan deteksi/diagnosis (to detect)
termasuk penguatan sistem laboratorium nasional dan sistem surveilans, dan
peningkatan kemampuan respon terhadap kasus yang muncul (to respond)
termasuk penyiapan sarana, prasarana, dan SDM yang kompeten.
2. Persentase Stunting pada balita masih tinggi
Upaya penurunan stunting tidak semata tugas sektor kesehatan karena
penyebabnya yang multidimensi, tetapi harus melalui aksi multisektoral.
Intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan, sementara intervensi
sensitif dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan. Terdapat lima pilar
penanganan stunting, yakni komitmen politik, kampanye dan edukasi,
konvergensi program, akses pangan bergizi, dan monitoring progam.
3. Penyakit menular seperti TB, HIV masih tinggi dan kasus penyakit DBD
masih fluktuatif setiap tahun
Kebutuhan untuk mengendalikan faktor risiko utama untuk menurunkan
beban penyakit menular harus dipantau melalui pengawasan atau surveilans
yang efektif secara rutin dan terkoordinasi. Tiga penyakit menular yang perlu
menjadi perhatian khusus di Kabupaten Karo adalah tuberkulosis, HIV/AIDS
dan DBD.
4. Kecenderungan peningkatan penyakit tidak menular dan degeneratif
Dalam periode tiga dekade terakhir, telah terjadi perubahan beban penyakit
dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Hal ini merupakan
fenomena yang dialami oleh sebagian besar negara berkembang oleh karena
terjadinya perubahan status social ekonomi masyarakat yang berujung pada
perubahan gaya hidup.
5. Tuntutan masyarakat terhdadap kualitas pelayanan kesehatan akan semakin
meningkat
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan mutu pelayanan
kesehatan dan perkembangan tehnologi informasi, maka semakin meningkat
pula tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan kesehatan dan
profesionalisme para penyedia layanan kesehatan. Hal ini menuntut penyedia
jasa pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih
baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat penyembuhan penyakit tetapi juga
mencakup pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) untuk meningkatkan
71
kualitas hidup serta memberikan kepuasan bagi konsumen selaku pengguna
jasa kesehatan.

72
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah

Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi serta menjawab isu-isu strategis
dan permasalahan pembangunan daerah. Sementara itu, sasaran adalah
rumusan kondisi yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil
pembangunan daerah/Perangkat Daerah yang diperoleh dari pencapaian hasil
(outcome) program perangkat daerah
Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
merupakan suatu kondisi yang akan dicapai dengan mengoperasionalkan visi
dan misi pembangunan daerah Kabupaten Karo pada RPJMD Tahun 2021-
2026. Visi pembangunan daerah Kabupaten Karo Tahun 2021-2026 adalah
“Mewujudkan Kabupaten Karo Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing Berbasis
Pariwisata Dan Pertanian Menuju Masyarakat Makmur Dan Sejahtera”. Untuk
mewujudkan Visi tersebut, dirumuskan 12 (dua belas) Misi Pembangunan
Kabupaten Karo sebagai berikut:
1. Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
3. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Pertanian, Perikanan,
Peternakan, Agroindustri dan Penerapan Pola Sistem Pertanian Terpadu
4. Membangun Struktur Industri Pariwisata yang Berbasis Alam, Agrowisata,
Ekowisata dan Adat serta Nilai Budaya Karo
5. Mewujudkan Generasi Muda yang Berkualitas dan Masyarakat Olahraga
yang Berprestasi
6. Mewujudkan Iklim Investasi yang Kondusif dan Kemudahan Pelayanan
Perizinan
7. Peningkatan Pertumbuhan dan Perkembangan Ekonomi Kreatif untuk
Penciptaan Lapangan Usaha dan Lapangan Kerja Baru
8. Pemberdayaan Masyarakat dan Seluruh Kekuatan Ekonomi Daerah dan
Desa, terutama Usaha Mikro dan Menengah serta Koperasi dan Membangun,
Mengembangkan Pasar Bagi Produk Lokal
9. Pemerataan dan Keseimbangan Pembangunan secara Berkelanjutan dengan
Memperhatikan Aspek Lingkungan
10. Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan Dasar dan Menengah, Informal
dan Nonformal

73
11. Peningkatan Kualitas Layanan Dasar dan Daya Dukung Layanan Kesehatan
12. Penggalian dan Optimalisasi Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Karo Tahun 2021 – 2026 dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo maka Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo diarahkan dan
difokuskan untuk mendukung misi kesebelas yaitu: ” Peningkatan Kualitas
Layanan Dasar dan Daya Dukung Layanan Kesehatan” .
Tujuan dari misi kesebelas ini adalah Meningkatkan Kualitas Sumber
Daya Manusia, dengan indikator tujuan adalah Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan ini adalah
”Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat” dengan indikator sasaran adalah
Angka Harapan Hidup. Selanjutnya dijabarkan menjadi Tujuan jangka
menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Karo yaitu ”Meningkatkan Status
Kesehatan Masyarakat” dengan indikator tujuan adalah : Angka Kematian Ibu
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran
hidup. Sasaran yang ditetapkan adalah ”Meningkatnya Kualitas Pelayanan
Kesehatan” dengan indikator sasaran adalah Indeks Keluarga Sehat (IKS).
Disamping mendukung misis RPJMD kesebelas seperti uraian di atas, maka
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo juga diarahkan untuk mendukung
misi pertama yaitu: ”Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good
Governance)”. Tujuan dari misi pertama ini adalah Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan yang Profesional dan Berdaya Saing. Sasaran yang ditetapkan
untuk mencapai tujuan ini adalah ”Meningkatnya pelayanan publik dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah daerah dengan indikator sasaran
adalah : ”Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)”. Selanjutnya dijabarkan menjadi
Tujuan/sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Karo yaitu
”Meningkatnya pelayanan publik dan akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan
kesehatan” dengan indikator sasaran adalah: ”Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM)”
Perumusan tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan dan keterkaitannya
dengan misi RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2021-2026 disajikan pada tabel 5.1
berikut (sesuai dengan format tabel T-C 25 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017):

74
Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2022 – 2026

Visi : Mewujudkan Kabupaten Karo Yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing Berbasisi Pariwisata dan Pertanian Menuju Masyarakat Makmur dan
Sejahtera
Misi : Peningkatan Kualitas Layanan Dasar dan Daya Dukung Layanan Kesehatan

RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2021 – 2026 Renstra Dinas Kabupaten KaroTahun 2021 - 2026

Target Sasaran pada Tahun Rencana Indikator Target Sasaran pada Tahun Rencana
Indikator Indikator
No Tujuan Sasaran Tujuan Sasaran Tujuan /
Tujuan Sasaran
2022 2023 2024 2025 2026 Sasaran 2022 2023 2024 2025 2026
1 Meningkatkan Indeks Meningkatnya Angka Meningkat- Meningkat- Angka 90 88 86 84 82
Kualitas Pembangun- derajat Harapan 71,55 71,70 71,85 72,00 72,15 kan status nya kualitas Kematian
Sumber Daya an Manusia kesehatan Hidup kesehatan pelayanan Ibu per
Manusia (IPM) masyarakat masyarakat kesehatan 100.000
kelahiran
hidup
Angka 6,74 6,74 6,50 6,50 6,00
Kematian
Bayi per
1.000
kelahiran
hidup
Indeks 0,3 0,35 0,40 0,45 0,50
Keluarga
Sehat

2 Mewujudkan Indeks Meningkatnya Indek 83 86 89 92 95 Mewujudkan Meningkat- Indek 83 86 89 92 95


Tata Kelola Reformasi pelayanan publik Kepuas- Tata Kelola nya Kepuasan
Pemerintahan Birokrasi dan akuntabilitas an Pemerintah- pelayanan Masyarakat
yang penyelenggaraan Masyara an yang publik dan (IKM)
Profesional pemerintah - kat Profesional akuntabilitas
dan Berdaya daerah (IKM) dan Berdaya penyelengga
Saing Saing raan
pelayanan
kesehatan

75
BAB V
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan


Kabupaten Karo diperlukan dukungan dari strategi, arah kebijakan, dan
program pembangunan. Penetapan strategi dibutuhkan untuk menjawab
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai. Strategi merupakan cara untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran, yang dirancang secara konseptual, analitis,
realistis, rasional dan komprehensif. Sementara, arah kebijakan menjadi
pedoman dalam mengarahkan strategi yang telah dipilih.
Strategi dan arah kebijakan urusan kesehatan yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Karo tahun 2021 – 2026 menjadi dasar dalam penetapan Strategi
dan arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo dalam menjawab
permasalahan dan isu strategis terkait urusan kesehatan di Kabupaten Karo.
Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo
tahun tahun 2021-2026 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut (sesuai dengan
format tabel T-C 26 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017) :

76
Tabel 5.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo

No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Program Indikator


1 Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan akses Pemenuhan sarana, prasarana, alat kesehatan Program Pemenuhan Upaya 1. Rasio puskesmas per
status Kualitas dan mutu pelayanan (SPA) sesuai standar di Fasilitas pelayanan Kesehatan Perorangan Dan 1.000 penduduk
kesehatan Pelayanan kesehatan kesehatan Upaya Kesehatan 2. Rasio Pustu per 1.000
masyarakat kesehatan Pemenuhan obat, vaksin dan bahan medis Masyarakat Penduduk
habis pakai (BMHP) 3. Rasio Rumah Sakit per
Peningkatan status Akreditasi Fasilitas 1.000 penduduk
Pelayanan Kesehatan 4. Cakupan Standar
Peningkatan Jamiman kesehatan masyarakat pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
Inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi / 5. persentase Stunting
digitalisasi dalam pelayanan kesehatan pada Balita
Meningkatkan Pelayanan kesehatan menggunakan 6. Persentase Puskesmas
kesehatan ibu dan pendekatan siklus hidup, mulai dari ibu hamil, melaksanakan
anak serta perbaikan bayi, anak balita, anak usia sekolah, remaja, pelayanan UKP serta
gizi usia produktif, dan lansia UKM esensial dan
Peningkatan upaya perbaikan gizi masyrakat pengembangan
Penguatan Meningkatkan deteksi dini penyakit menular
pencegahan faktor dan penyakit tidak menular (PTM)
risiko, deteksi dini, Penguatan surveilans dan karantina kesehatan
dan sinergi lintas serta peanggulangan wabah dan bencana
sektor dalam Penguatan sanitasi total berbasis masyarakat
pencegahan dan (STBM)
pengendalian
penyakit
Meningkatkan mutu Peningkatan diklat dan bimbingan SDM Program Peningkatan Persentase tenaga
SDM kesehatan kesehatan Kapasitas Sumber Daya Kesehatan sesuai standar
Manusia Kesehatan
Meningkatkan Peningkatan pengawasan peizinan sarana Program Sediaan Farmasi, 1. Persentase sarana
Pengawasan farmasi dan sarana produksi makanan Alat Kesehatan Dan farmasi memenuhi
keamanan pangan, minuman Makanan Minuman persyaratan
obat dan bahan Peningkatan pengawasan produksi farmasi 2. Persentase makanan
berbahaya dan makanan minuman yang beredar nmemenuhi
persyaratan
Meningkatkan peran Peningkatan promosi, advokasi, kemitraan Program Pemberdayaan Rasio posyandu per 1.000
serta masyarakat lintas program / lintas sektor dan Masyarakat Bidang balita
dalam upaya pembudayaan gerakan Masyarakat Hidup Kesehatan
kesehatan Sehat (germas)

77
Penguatan Upaya Kesehatan bersumber daya
Masyarakat (UKBM)

78
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Karo


menetapkan program program yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun ke
depan. Perencanaan program dan kegiatan dilakukan dengan berpedoman pada
program pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2021-2026.
Program-program dan kegiatan yang termuat dalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2021-2026 merupakan program dan kegiatan
yang bersifat indikatif, yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan oleh lebih dari
satu unit organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. Oleh sebab itu dalam
penyusunan rencana kerja tahunan (Renja) dari unit-unit Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
sinergisme.
Rencana program / kegiatan / sub kegiatan beserta masing-masing indikator
kinerja dan pendanaannya dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Karo Tahun 2021-2026 dapat dilihat dalam tabel 6.1 berikut:

79
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Mening 90/6.7 KH/KH
90/6.7 KH/KH 88/6.7 KH/KH 86/6.7 KH/KH 84/6.7 KH/KH 82/6.7 KH/KH 82/6.7 KH/KH
katkan
Angka Kematian Ibu Per
Status
100.000 KH/ Angka
Keseha       Kematian Bayi Per
tan
1.000 KH
Masyar
akat
Meni 0.30 Indeks
0.30 Indeks 0.35 Indeks 0.40 Indeks 0.45 Indeks 0.50 Indeks 0.50 Indeks
ngkat
nya
Kuali
tas
Pelay
 
anan
    Indeks Keluarga Sehat
Keseh
atan
Masy
araka
t
43.2/15.3/100 %
100/28/100 %
31,891,566,139 100/28/100 %
31,916,687,671 100/25/100 %
33,350,357,939 100/20/100 %
31,126,483,809 100/14/100 %
31,932,155,767 100/14/100 %
0
    1.02.02 PROG Cakupan
0.05/0.5/0.01 rasio
0.05/0.5/0.01 rasio
17,081,520,800 0.04/0.5/0.01 rasio
67,749,993,480 0.04/0.5/0.01 rasio
67,766,644,863 0.04/0.5/0.01 rasio
19,170,044,984 0.04/0.5/0.01 rasio
18,181,513,133 0.04/0.5/0.01 rasio
0
   
standar
RAM pelayana
PEME n
Minimal
NUHA bidang
N kesehata
n/persen
UPAY tase
A balita
stunting
KESEH /Persent
ATAN ase
puskesm
PEROR as
ANGA menyele

80
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t

N DAN
nggarakan UKP serta
UPAY UKM esensial dan
A pengembangan
KESEH Rasio Puskesmas per
1.000 penduduk/Rasio
ATAN pustu pewr 1.000
MASY penduduk/Rasio
Rumah Sakit per 1.000
ARAK penduduk
AT
Penyediaa
Rata- rata
n
Capaian Kinerja
Fasilitas
Indikator Sub
Pelayana
Kegiatan Pada
n
Kegiatan
Kesehata
Penyediaan
1.02.02 n untuk Dinas
    Fasilitas 100 % 100 % 15,503,375,000 100 % 66,139,709,650 100 % 66,133,361,033 100 % 17,505,044,984 100 % 17,136,513,133 100 % 0  
.2.01 UKM dan Kesehatan
Pelayanan
UKP
Kesehatan untuk
Kewenan
UKM dan UKP
gan
Kewenangan
Daerah
Daerah
Kabupate
Kabupaten/Kota
n/Kota
    1.02.02 Penyediaa Rata- rata 100 % 100 % 31,891,566,139 100 % 31,916,687,671 100 % 33,350,357,939 100 % 31,126,483,809 100 % 31,932,155,767 100 % 0 Dinas  
.2.02 n Capaian Kinerja Kesehatan
Layanan Indikator Sub
Kesehata Kegiatan Pada
n untuk Kegiatan
UKM dan Penyediaan
UKP Layanan
Rujukan Kesehatan untuk
Tingkat UKM dan UKP

81
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Daerah Rujukan Tingkat
Kabupate Daerah
n/Kota Kabupaten/Kota
Rata- rata
Penyeleng Capaian Kinerja
garaan Indikator Sub
Sistem Kegiatan Pada
1.02.02 Informasi Kegiatan Dinas
    0 % 0 % 748,345,800 26 % 785,283,830 53 % 808,283,830 79 % 840,000,000 100 % 220,000,000 100 % 0  
.2.03 Kesehata Penyelenggaraan Kesehatan
n secara Sistem Informasi
Terintegr Kesehatan
asi secara
terintegrasi
Penerbita
Rata- rata
n Izin
Capaian Kinerja
Rumah
Indikator Sub
Sakit
Kegiatan Pada
Kelas C,
Kegiatan
D dan
Penerbitan Izin
1.02.02 Fasilitas Dinas
    Rumah Sakit 100 % 100 % 829,800,000 100 % 825,000,000 100 % 825,000,000 100 % 825,000,000 100 % 825,000,000 100 % 0  
.2.04 Pelayana Kesehatan
Kelas C dan D
n
dan Fasilitas
Kesehata
Pelayanan
n Tingkat
Kesehatan
Daerah
Tingkat Daerah
Kabupate
Kabupaen/Kota
n/Kota
    1.02.03 PROG Persentase tenaga 95 % 100 % 1,376,547,850 100 % 2,036,650,000 100 % 1,951,650,000 100 % 2,111,650,000 100 % 2,126,650,000 100 % 0    
Kesehatan sesuai
RAM standar
PENIN
GKAT
AN

82
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t

KAPAS
ITAS
SUMB
ER
DAYA
MANU
SIA
KESEH
ATAN
Rata- rata
Pemberia
Capaian Kinerja
n Izin
Indikator Sub
Praktik
Kegiatan Pada
Tenaga
1.02.03 Kegiatan 91.4  95.5  95.5  96.4  Dinas
    Kesehata 91 % 17,432,000 17,500,000 17,500,000 17,500,000 97.3 % 17,500,000 97.3 % 0  
.2.01 Pemberian Izin % % % % Kesehatan
n di
Praktik Tenaga
Wilayah
Kesehatan di
Kabupate
Wilayah
n/Kota
Kabupaten/Kota
    1.02.03 Perencan Rata- rata 37 % 42 % 1,229,450,000 63 % 1,776,650,000 79 % 1,776,650,000 89 % 1,776,650,000 100 % 1,776,650,000 100 % 0 Dinas  
.2.02 aan Capaian Kinerja Kesehatan
Kebutuha Indikator Sub
n dan Kegiatan Pada
Pendayag Kegiatan
unaan Perencanaan
Sumberd Kebutuhan dan
aya Pendayagunaan
Manusia Sumber Daya
Kesehata Manusia
n untuk Kesehatan untuk
UKP dan UKP dan UKM di

83
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
UKM di
Wilayah Wilayah
Kabupate Kabupaten/Kota
n/Kota
Pengemb
Rata- rata
angan
Capaian Kinerja
Mutu dan
Indikator Sub
Peningkat
Kegiatan Pada
an
Kegiatan
Kompeten
Pengembangan
si Teknis
1.02.03 Mutu dan Dinas
    Sumber 0 % 10 % 129,665,850 10 % 242,500,000 10 % 157,500,000 10 % 317,500,000 10 % 332,500,000 10 % 0  
.2.03 Peningkatan Kesehatan
Daya
Kompetensi
Manusia
Teknis Sumber
Kesehata
Daya Manusia
n Tingkat
Kesehatan
Daerah
Tingkat Daerah
Kabupate
Kabupaten/Kota
n/Kota
    1.02.04 PROG Persenta 90/63 %
90/63 % 149,562,900 92/66 % 207,323,195 94/66 % 211,472,175 95/66 % 214,718,540 95/66 % 220,253,779 95/66 % 0    
se
RAM Sarana
SEDIA farmasi
memenu
AN hi
FARM persyarat
an/perse
ASI, ntase
ALAT makanan
yang
KESEH memenu
ATAN hi
persyarat
DAN an
MAKA

84
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t

NAN
MINU
MAN
Pemberia
Rata- rata
n Izin
Capaian Kinerja
Apotek,
Indikator Sub
Toko
Kegiatan Pada
Obat,
Kegiatan
Toko Alat
Pemberian Izin
1.02.04 Kesehata Dinas
    Apotek, Toko 90 % 90 % 20,183,000 92 % 22,201,300 94 % 24,421,430 95 % 25,642,502 95 % 26,924,627 95 % 0  
.2.01 n dan Kesehatan
Obat, Toko Alat
Optikal,
Kesehatan dan
Usaha
Optikal, Usaha
Mikro
Mikro Obat
Obat
Tradisional
Tradision
(UMOT)
al (UMOT)
    1.02.04 Penerbita Rata- rata 90 % 90 % 36,740,000 92 % 38,577,000 94 % 40,505,850 95 % 42,531,143 95 % 46,784,257 95 % 0 Dinas  
.2.03 n Capaian Kinerja Kesehatan
Sertifikat Indikator Sub
Produksi Kegiatan Pada
Pangan Kegiatan
Industri Penerbitan
Rumah Sertifikat
Tangga Produksi Pangan
dan Industri Rumah
Nomor P- Tangga dan
IRT Nomor P-IRT
sebagai sebagai Izin
Izin Produksi, untuk
Produksi, Produk Makanan
untuk Minuman
Produk tertentu yang

85
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Makanan
Minuman
Tertentu
yang Dapat
dapat Diproduksi oleh
Diproduk Industri Rumah
si oleh Tangga
Industri
Rumah
Tangga
Rata- rata
Penerbita Capaian Kinerja
n Stiker Indikator Sub
Pembinaa Kegiatan Pada
n pada Kegiatan
1.02.04 Makanan Penerbitan Dinas
    0 % 63 % 92,639,900 66 % 97,271,895 66 % 97,271,895 66 % 97,271,895 66 % 97,271,895 66 % 0  
.2.05 Jajanan Stiker Kesehatan
dan Pembinaan pada
Sentra Makanan
Makanan Jajanan dan
Jajanan Sentra Makanan
Jajajan
    1.02.04 Pemeriks Rata- rata 0 % 0 % 0 12 % 49,273,000 13 % 49,273,000 13 % 49,273,000 14 % 49,273,000 14 % 0 Dinas  
.2.06 aan dan Capaian Kinerja Kesehatan
Tindak Indikator Sub
Lanjut Kegiatan Pada
Hasil Kegiatan
Pemeriks Pemeriksaan dan
aan Post Tindak lanjut
Market Hasil
pada Pemeriksaan
Produksi Post Market
dan pada Produksi
Produk dan Produk
Makanan Makanan

86
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Minuman
Minuman
Industri
Industri Rumah
Rumah
Tangga
Tangga

PROG 8,8 rasio
8,8 rasio 408,012,775 9,0 rasio 520,000,000 9,3 rasio 520,000,000 9,6 rasio 520,000,000 10,0 rasio 520,000,000 10,0 rasio0

RAM
PEMB
ERDA
YAAN
    1.02.05
MASY Rasio posyandu per.
   
ARAK 1.000 balita

AT
BIDAN
G
KESEH
ATAN
    1.02.05 Advokasi, Rata- rata 35.3  35.3  0 42.8  20,000,000 50.2  20,000,000 59 % 20,000,000 70 % 20,000,000 70 % 0 Dinas  
.2.01 Pemberda Capaian Kinerja % % % % Kesehatan
yaan, Indikator Sub
Kemitraa Kegiatan Pada
n, Kegiatan
Peningkat Advokasi,
an Peran Pemberdayaan,
serta Kemitraan,
Masyarak Peningkatan
at dan Peran Serta
Lintas Masyarakat dan
Sektor Lintas Sektor
Tingkat Tingkat Daerah

87
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Daerah
Kabupate Kabupaten/Kota
n/Kota
Pengemb
angan
Rata- rata
dan
Capaian Kinerja
Pelaksan
Indikator Sub
aan
Kegiatan Pada
Upaya
Kegiatan
Kesehata
Pengembangan
n
1.02.05 dan Pelaksanaan 1001  Dinas
    Bersumb 100 % 100 % 408,012,775 100 % 500,000,000 100 % 500,000,000 500,000,000 100 % 500,000,000 100 % 0  
.2.03 Upaya % Kesehatan
er Daya
Kesehatan
Masyarak
Bersumber daya
at
Masyarakat
(UKBM)
(UKBM) Tingkat
Tingkat
Daerah
Daerah
Kabupaten/Kota
Kabupate
n/Kota
Mewuju  
dkan
    Indek 81,25 Indeks
83 Indeks 86 Indeks 89 Indeks 92 Indeks 95 Indeks 95 Indeks
Kepuasa
Tata n
Kelola Masyara
Pemeri kat (IKM)
ntahan
Yang
Profesi
onal
dan
Berday
a Saing
Pada
Penyele
nggaraa

88
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
n Tugas
Dinas
Keseha
tan
Meni 81.25 Indeks
83 Indeks 86 Indeks 89 Indeks 92 Indeks 95 Indeks 95 Indeks
ngkat
nya
pelay
anan
publi
k dan
akunt
Indek Kepuasan
  abilit     Masyarakat (IKM)
as
penye
lengg
araan
pelay
anan
keseh
atan
    X.XX.01 PROG Indek 81.25 Indeks
83 Indeks
96,361,389,425 86 Indeks
98,979,310,000 89 Indeks
98,979,310,000 92 Indeks
109,379,310,000 95 Indeks
98,979,310,000 95 Indeks0    
Kepuasa
RAM n
PENU Masyara
kat (IKM)
NJANG
URUS
AN
PEME
RINTA
HAN

89
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t

DAER
AH
KABU
PATEN
/KOTA
Rata- rata
Perencan Capaian Kinerja
aan, Indikator Sub
Pengangg Kegiatan Pada
X.XX.01 aran, dan Kegiatan Dinas
    100 % 100 % 25,000,000 100 % 30,000,000 100 % 75,000,000 100 % 75,000,000 100 % 75,000,000 100 % 0  
.2.01 Evaluasi perencanaan Kesehatan
Kinerja dan
Perangkat penganggaran
Daerah perangkat
daerah
Rata- rata
Capaian Kinerja
Administr Indikator Sub
asi Kegiatan Pada
X.XX.01 Dinas
    Keuangan Kegiatan 100 % 100 % 94,109,973,466 100 % 96,779,120,198 100 % 94,710,400,000 100 % 96,734,120,198 100 % 96,779,120,198 100 % 0  
.2.02 Kesehatan
Perangkat Administrasi
Daerah Keuangan
Perangkat
Daerah
    X.XX.01 Administr Rata- rata 100 % 100 % 760,704,000 100 % 739,200,000 100 % 739,200,000 100 % 739,200,000 100 % 705,600,000 100 % 0 Dinas  
.2.05 asi Capaian Kinerja Kesehatan
Kepegawa Indikator Sub
ian Kegiatan Pada
Perangkat Kegiatan
Daerah Administrasi
Kepegawaian
Perangkat

90
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Daerah
Rata- rata
Capaian Kinerja
Administr Indikator Sub
asi Kegiatan Pada
X.XX.01 Dinas
    Umum Kegiatan 100 % 100 % 269,760,157 100 % 269,929,802 100 % 245,650,000 100 % 239,150,000 100 % 245,529,802 100 % 0  
.2.06 Kesehatan
Perangkat Administrasi
Daerah Umum
Perangkat
Daerah
Rata- rata
Capaian Kinerja
Pengadaa
Indikator Sub
n Barang
Kegiatan Pada
Milik
Kegiatan
Daerah
X.XX.01 Pengadaan Dinas
    Penunjan 100 % 100 % 77,554,302 100 % 67,000,000 100 % 2,065,000,000 100 % 10,497,779,802 100 % 30,000,000 100 % 0  
.2.07 Barang Milik Kesehatan
g Urusan
Daerah
Pemerint
Penunjang
ah
Urusan
Daerah
Pemerintah
Daerah
Rata- rata
Capaian Kinerja
Penyediaa
Indikator Sub
n Jasa
Kegiatan Pada
Penunjan
X.XX.01 Kegiatan Dinas
    g Urusan 100 % 100 % 999,560,000 100 % 999,560,000 100 % 999,560,000 100 % 999,560,000 100 % 999,560,000 100 % 0  
.2.08 Penyediaan Jasa Kesehatan
Pemerint
Penunjang
ahan
Urusan
Daerah
Pemerintahan
Daerah
    X.XX.01 Pemelihar Rata- rata 100 % 100 % 118,837,500 100 % 94,500,000 100 % 144,500,000 100 % 94,500,000 100 % 144,500,000 100 % 0 Dinas  
.2.09 aan Capaian Kinerja Kesehatan

91
Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Kabupaten Karo
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi
Indikator Data
Kinerja
Kinerja Tujuan, Capai Unit Kerja
pada Akhir
Program Sasaran, an Perangkat
Sasar Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Periode
Tujuan Kode dan Program Awal Daerah Lokasi
an Renstra
Kegiatan (Outcome) dan Peren Penanggun
Perangkat
Kegiatan canaa gjawab
Daerah
(Output) n
Targe Targe Targe Targe
Rp Rp Rp Rp Target Rp Target Rp
t t t t
Indikator Sub
Barang Kegiatan Pada
Milik Kegiatan
Daerah Pemeliharaan
Penunjan Barang Milik
g Urusan Daerah
Pemerint Penunjang
ahan Urusan
Daerah Pemerintahan
Daerah

92
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karo disusun dengan mengacu


pada tujuan dan sasaran yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2021
– 2026. Indikator kinerja pembangunan kesehatan lima tahun ke depan
merupakan komitmen dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Karo Tahun 2021 - 2026. Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Karo Tahun 2021 -2026 ditampilkan dalam tabel 7.1 berikut (sesuai dengan format
tabel T-C 28 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017) :

Tabel 7.1
Indikator Kinerja Perangkat Daerah Yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD

Indikator Target Capaian Kinerja


Kinerja
Kinerja
No Awal Satuan
Pembangunan Periode Kondisi
Daerah RPJMD 2022 2023 2024 2025 2026
Akhir
(2020)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Angka usia 71,40 tahun 71,55 71,70 71,85 72,00 72,15 72,15
harapan hidup
2 Persentase 0,03 % 2 2 2 2 1 1
balita gizi
buruk
3 Prevalensi 1,01 % 3 3 2 2 1 1
balita gizi
kurang
4 Cakupan Desa 35,3 % 35,3 42,8 50,2 59,5 69,9 69,9
Siaga Aktif
5 Angka 6,74 per 6,74 6,74 6,5 6,5 6,5 6,5
Kematian Bayi 1.000
(AKB) per KH
1000
kelahiran
hidup
6 Angka 7,04 per 10 10 10 10 10 10
Kematian 1.000
Balita per KH
1000
kelahiran
hidup
7 Angka 5 per 5 5 5 5 5 5
Kematian 1.000
Neonatal per KH
1000
kelahiran
hidup
8 Angka 91,9 per 90 88 86 84 82 82
Kematian Ibu 100.000
per 100,000 KH
kelahiran
hidup
9 Rasio 8,84 Rasio 8,8 9,0 9,3 9,6 10 10
posyandu per
1000 balita
10 Rasio 0,05 Rasio 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
puskesmas per
93
1.000
penduduk
11 Rasio 0,15 Rasio 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
Poliklinik per
1.000
penduduk
12 Rasio Pustu 0,52 Rasio 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
per 1.000
Penduduk
13 Rasio Rumah 0,01 Rasio 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Sakit per 1000
penduduk
14 Rasio dokter 0,24 Rasio 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24 0,24
umum per
1000
penduduk
15 Rasio Dokter 12,35 Rasio 12,35 12,35 12,35 12,35 12,35 12,35
Spesialis per
100.000
penduduk
16 Rasio Dokter 0,08 Rasio 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
Gigi per 1.000
penduduk
17 Rasio tenaga 0,44 Rasio 0,44 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45
medis per
1000
penduduk
18 Cakupan 22,28 % 30 40 50 60 70 70
komplikasi
kebidanan
yang ditangani
19 Cakupan 95 % 95 95 95 95 95 95
Desa/keluraha
n Universal
Child
Immunization
(UCI)
20 Cakupan 100 % 100 100 100 100 100 100
Balita Gizi
Buruk
mendapat
perawatan
21 Persentase 80 % 85 90 91 91 92 92
anak usia 1
tahun yang
diimunisasi
campak
22 Non Polio AFP 0 orang 2 2 2 2 2 2
rate per
100.000
penduduk
23 Cakupan n/a % 10 10 10 10 10 10
balita
pneumonia
yang ditangani
24 Cakupan 73,0 % 73 75 75 75 75 75
penemuan dan
penanganan
penderita
penyakit TBC
BTA
25 Tingkat 137,67 per 190 190 190 190 190 190
prevalensi 100.000
Tuberkulosis pddk
(per 100.000
penduduk)
26 Tingkat 4 per 4 4 4 4 4 4
kematian 100.000
karena pddk

94
Tuberkulosis
(per 100.000
penduduk)
27 Proporsi 72,98 % 75 75 75 80 80 80
jumlah kasus
Tuberkulosis
yang
terdeteksi
dalam
program DOTS
28 Proporsi kasus 96,27 % 85 85 85 85 85 85
Tuberkulosis
yang diobati
dan sembuh
dalam
program DOTS
29 Cakupan 100 % 100 100 100 100 100 100
penemuan dan
penanganan
penderita
penyakit DBD
30 Penderita diare 77,1 % 78 78 78 78 78 78
yang ditangani
31 Prevalensi 0,11 % 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
HIV/AIDS
(persen) dari
total populasi
32 Cakupan 111,8 % 111,8 111,8 111,8 111,8 111,8 111,8
puskesmas
33 Cakupan 78,1 % 79,2 79,6 79,9 80,3 81,0 81,0
pembantu
puskesmas
34 Cakupan 73.2 % 100 100 100 100 100 100
kunjungan Ibu
hamil K4
35 Cakupan 69,2 % 75 78 80 85 90 90
pelayanan
nifas
36 Cakupan 10,1 % 20 30 40 50 60 60
neonatus
dengan
komplikasi
yang ditangani
37 Cakupan 100 % 100 100 100 100 100 100
pemberian
makanan
pendamping
ASI pada anak
usia 6 - 24
bulan keluarga
miskin
38 Cakupan 80 % 80 80 80 80 80 80
pelayanan
gawat darurat
level 1 yang
harus
diberikan
sarana
kesehatan (RS)
39 Cakupan 100 % 100 100 100 100 100 100
Desa/
Kelurahan
mengalami
KLB yang
dilakukan
penyelidikan
epidemiologi <
24 jam
40 Cakupan 73.2 % 100 100 100 100 100 100

95
pelayanan ibu
hamil sesuai
standar
41 Cakupan 72.6 % 100 100 100 100 100 100
pelayanan ibu
bersalin sesuai
standar
42 Cakupan 74.1 % 100 100 100 100 100 100
Pelayanan
Kesehatan
Bayi Baru
Lahir sesuai
standar
43 Cakupan 54.6 % 100 100 100 100 100 100
pelayanan
Kesehatan
anak balita
sesuai standar
44 Cakupan 25,2 % 100 100 100 100 100 100
Pelayanan
Kesehatan
Pada Usia
Pendidikan
Dasar
45 Persentase 48 % 100 100 100 100 100 100
Orang Usia
15-59 tahun
mendapatkan
skrining
kesehatan
sesuai standar
46 Persentase 48.2 % 100 100 100 100 100 100
Warga Negara
Usia 60 tahun
keatas
mendapat
skrining
kesehatan
sesuai standar
47 Persentase 18,5 % 100 100 100 100 100 100
Penderita
Hipertensi
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
sesuai standar
48 Persentase 50.5 % 100 100 100 100 100 100
Penderita DM
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
sesuai standar
49 Persentase 31,8 % 100 100 100 100 100 100
Penderita
ODGJ berat
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan jiwa
sesuai standar
50 Persentase 42.34 % 100 100 100 100 100 100
orang terduga
TBC
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
sesuai standar
51 Persentase 9.79 % 100 100 100 100 100 100
96
orang dengan
resiko
terinfeksi HIV
mendapatkan
pelayanan
deteksi dini
HIV sesuai
standar
52 Persentase 63 % 78,95 89,47 89,47 89,47 89,47 89,47
sarana
Puskesmas
sesuai standar
53 Persentase 16 % 31,58 47,37 63,16 73,68 84,21 84,21
prasarana
Puskesmas
sesuai standar
54 Persentase 52,63 % 63,16 73,68 84,21 94,74 100 100
Puskesmas
dengan
kelengkapan
alat kesehatan
sesuai standar
55 Persentase 66 % 69,05 71,43 73,81 76,19 80,95 80,95
sarana
puskesmas
pembantu
sesuai standar
56 Persentase 80 % 81 83 85 87 90 90
ketersediaan
obat dan
vaksin di
Puskesmas
57 Persentase 15,3 % 30 28 25 20 14 14
balita stunting
58 Cakupan % 70 75 80 85 90 90
Vaksinasi -
Covid-19
59 Persentase 70.63 % 75 80 85 90 95 95
Desa/Kelurah
an
melaksanakan
Stop Buang
Air Besar
sembarangan
60 Persentase 100 % 100 100 100 100 100 100
Puskesmas
menyelenggara
kan pelayanan
kesehatan
tradisional
61 Cakupan 71 % 73 74 75 76 77 77
masyarakat
sebagai
peserta
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN)
62 Persentase 100 % 100 100 100 100 100 100
Puskesmas
terakreditasi
63 Persentase 80 % 80 80 80 80 80 80
Rumah Sakit
terakreditasi
64 Persentase 0 % 26,3 52,6 52,6 78,9 100 100
Puskesmas
melaksanakan
sistem
informasi
pelayanan
kesehatan
97
secara
terintegrasi
65 Persentase 95 % 100 100 100 100 100 100
tenaga
Kesehatan
sesuai standar
66 Persentase 95 % 100 100 100 100 100 100
tenaga
kesehatan
memiliki STR
dan SIP/SIK
67 Persentase 37 % 42 63 79 89 100 100
Puskesmas
yang memiliki
jenis tenaga
kesehatan
sesuai standar
68 Persentase 5 % 10 20 30 40 50 50
tenaga
kesehatan
yang
mengikuti
pendidikan
dan pelatihan
69 Persentase 60 % 65 66 67 68 69 69
sarana dan
produk
farmasi dan
makanana
minuman
memenuhi
persyaratan
70 Persentase 90 % 90 92 94 95 95 95
sarana
kefarmasian
yang diawasi
71 Persentase 90 % 90 92 94 95 95 95
sarana
produksi
makanan yang
diawasi
72 Persentase 0 % 63 66 66 66 66 66
makanan
jajanan yang
diawasi
73 Persentase 0 %   12 13 13 14 14
post market
produk
makanan
minuman yang
diawasi
74 Persentase 100 % 100 100 100 100 100 100
Posyandu aktif

98
BAB VIII
PENUTUP

Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2021 - 2026


merupakan perencanaan periode lima tahunan yang memuat program – program
pembangunan kesehatan yang strategis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan. Renstra Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Karo ini
telah melalui proses penyusunan yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Penyusunan Renstra ini
mempedomani RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2021 – 2026, Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Renstra Kementerian Kesehatan RI serta
memperhatikan dokumen perencanaan lain yang terkait.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2021 – 2026
menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja tahunan program dan
kegiatan untuk lima tahun depan dan evaluasi laporan kinerja untuk lima tahun
depan. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2021 – 2026 mendukung
visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Karo yang terdapat dalam RPJMD
Kabupaten Karo 2021 – 2026.
Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan serta memastikan pencapaian target Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, maka perlu dilakukan pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan, pelaksanaan dan hasil program dan kegiatan Renstra secara
berkala. Apabila terjadi perubahan kebijakan pembangunan di tingkat Nasional dan
atau daerah, maka dapat dilakukan perubahan Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo sesuai dengan kaidah dan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

BUPATI KARO,

CORY SRIWATY SEBAYANG

99

Anda mungkin juga menyukai