Anda di halaman 1dari 18

Outline

ARAH KEBIJAKAN KEMENTERIAN


DESA PDTT

ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK AFIRMASI


TRANSPORTASI PERDESAAN TA 2019

MENU KEGIATAN
DAK FISIK AFIRMASI
TRANSPORTASI PERDESAAN TA 2020

EVALUASI PELAKSANAAN
DAK FISIK AFIRMASI
TRANSPORTASI PERDESAAN TA 2017/18
Outline

ARAH KEBIJAKAN
KEMENTERIAN DESA PDTT

ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK AFIRMASI


TRANSPORTASI PERDESAAN TA 2020

SOSIALISASI MENU KEGIATAN DAK


FISIK AFIRMASI
TRANSPORTASI PERDESAAN TA 2020

EVALUASI PELAKSANAAN
DAK FISIK AFIRMASI
TRANSPORTASI PERDESAAN TA 2017/18
RUANG LINGKUP KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
“Desa sebagai fokus dan lokus utama pembangunan”

270 Kawasan 187 Lokasi Prioritas


Perdesaan Perbatasan

90 Kabupaten Rawan
122 Daerah Tertinggal 74.957 Desa Bencana

619 Kawasan 58 Kabupaten Pulau


Transmigrasi Kecil & Terluar
54 Kabupaten Rawan 41 Kabupaten
Pangan Pasca Konflik
3
Diharapkan dengan adanya DAK Afirmasi dapat mendorong terjadinya percepatan dalama pencapain target
dalam pembangunan Desa, Daerah Teritingal dan Kawasan Transmigrasi. 4
TUJUAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Mempercepat pengurangan desa Mengurangi kesenjangan antar daerah, Mengurangi kemiskinan melalui
tertinggal menjadi berkembang dan khususnya desa-kota melalui pengem- pembangunan transmigrasi, perbaikan
pembentukan desa mandiri, serta bangan ekonomi lokal, percepatan infrastruktur, peningkatan penciptaan
membangun keterkaitan ekonomi pembangunan daerah tertinggal dan lapangan pekerjaan dan produktivitas
lokal antara desa dan kota menjadi pembangunan transmigrasi, termasuk masyarakat perdesaan
kota kecil/kota kecamatan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil
terluar

Menguatkan sinergi pembangunan Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang Memastikan pencapaian sasaran kinerja
perdesaan melalui pembentukan baik dan pemerintahan yang bersih melalui melalui peningkatan kapasitas kebijakan
perangkat regulasi dan peningkatan penciptaan birokrasi pemerintah yang berbasis fakta dan pengetahuan.
koordinasi lintas K/L dan pemda, serta profesional dengan karakter berintegritas,
membangun kemitraan dengan swasta, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN,
masyarakat sipil, dan mitra mampu melayani publik, netral, sejahtera,
pembangunan berdedikasi, dan memegang teguh nilai- nilai
dasar dan kode etik aparatur negara; 5
Kesenjangan antara KIB dengan KIT, Terbatasnya data pembangunan bidang dea
Kesenjangan antara Kota dan Desa, dan kawasan perdesaan, daerah tertinggal
Kesenjangan antar kelompok pendapatan dan transmigrasi

Terbatasnya lahan yang memenuhi kriteria


Regulasi yang kurang 2C (clear & Clean) dan 3L (Layak Huni,
sistematis dan runut waktu Layak Usaha dan Layak Berkembang ) di
Kawasan transmigrasi

Intervensi program dan kegiatan


ISU-ISU
Terbatasnya sarana prasarana di
belum selaras dengan kebutuhan
pembangunan perdesaan, daerah STRATEGIS Kawasan perdesaan, Kawasan
transmigrasi dalam mendukung
tertinggal dan transmigrasi
KEMENTERIAN DESA, PDT pengembangan potensi dan produk
unggulan
DAN TRANSMIGRASI

Rendahnya peran BUMN, Swasta, CSR


Belum optimalnya peran Kemendesa PDTT dan Mitra pembangunan lainnya dalam
sebagai koordinator dalam perencanaan melakukan intervensi pembangunan di
dan pelaksanaan pembangunan daerah perdesaan, daerah tertinggal dan
transmigrasi

Belum adanya indeks tunggal dalam Terbatasnya Norma, Standar, Prosedur dan
penentuan status desa sebagai acuan dalam Kriteria sebagai dasar pelaksanaan bagi
perencanaan pembangunan desa Pusat dan Daerah maupun pemangku
kepentingan lainnya 6
7
DAK FISIK AFIRMASI
BIDANG TRANSPORTASI
PERDESAAN TA. 2020
PERKEMBANGAN DAK FISIK AFIRMASI
BIDANG TRANSPORTASI PERDESAAN

185 Kabupaten/Kota
Menu:
Moda Darat , Moda Air, Dermaga Rakyat,Jalan
Non Status dan Jembatan Gantung
.
2020
199 Kabupaten/Kota Rp. 1 T
Menu:
Moda Darat , Moda Air, Dermaga Rakyat,Tambatan
Perahu,Jalan Non Status dan Jembatan Gantung
2019
Rp. 1.5 T
.

177 Kabupaten/Kota
Menu:
Moda Darat , Moda Air, Dermaga Rakyat,Tambatan 2018 Peningkatan alokasi
Perahu dan Jalan Non Status
. Rp. 1.078 T harus diikuti dengan
153 Kabupaten/Kota
Menu:
2017 peningkatan kualitas
Moda Darat , Moda Air, Dermaga Rakyat
output dan
Rp. 844.1 M
& Tambatan Perahu

kepatuhan pelaporan
REPUBLIK
INDONESIA
PERAN PEMERINTAH DAERAH
Proses Perencanaan DAK Fisik Afirmasi TA 2020

1 Mei -15 Juni 14-16 Mei Juni-Juli Agustus November

PENGUSULAN RAKORNAS DAK VERIFIKASI SINKRONISASI PENYUSUNAN RK Monev


DAK AFIRMASI USULAN DAK DAK DAK

Daerah input Memahami Menetapkan Mendampingi pusat


Pusat melakukan Daerah Kegiatan yang akan
usulan dengan menu kegiatan ke lokasi kegiatan
penilaian usulan, menyiapkan dilaksanakan dan memberikan
memperhatikan dan tata cara
melihat kesesuaian data teknis berdasarkan hasil data-data yang
lokasi Prioritas pelaksanaan
usulan dengan kegiatan yang Sinkron ke dalam dibutuhkan dalam
dan kesiapan dokumen RK sesuai
menu kegiatan dan disusulkan dan proses monitoring
pelaksanaan dengan Alokasi yang dan evaluasi di
lokasi prioritas memilih skala
didapat lapangan
priroritas
kegiatan yang
akan
dilaksanakan
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK
AFIRMASI BIDANG TRANSPORTASI PERDESAAN
Diarahkan untuk mendukung pengentasan kesenjangan wilayah
sesuai Agenda Nawacita Ketiga yaitu membangun Indonesia dari
Arah pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
Kebijakan kerangka negara kesatuan melalui penyediaan sarana dan prasarana
transportasi.

Tujuan DAK Afirmasi Bidang Transportasi adalah untuk mengurangi


kesenjangan wilayah dengan meningkatkan mobilitas dan
konektivitas bagi penumpang dan barang di daerah melalui
DAK AFIRMASI Tujuan
BIDANG penyediaan sarana dan prasarana transportasi di wilayah tertinggal,
TARNPORTASI perbatasan negara, transmigrasi, dan wilayah kepulauan.
PERDESAAN

 Daerah Tertinggal
Menuju pusat pelayanan dasar
 Lokpri Perbatasan
Menuju pusat administrasi pemerintahan
Sasaran  Kawasan Transmigrasi
Menuju pusat pertumbuhan ekonomi
 Pulau-Pulau Kecil Terluar
 Desa di seluruh Menuju pusat distribusi
Kabupaten di Papua dan
Papua Barat
LOKASI PRIORITAS DAK AFIRMASI TA. 2020

122 Kabupaten Daerah Tertinggal


Transmigrasi Papua Perpres Nomor 131 Tahun 2015 Tentang
DT Perbatasan PPKT
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019

43 Kabupaten Perbatasan Negara


187 Kecamatan Lokpri berdasarkan Perka BNPP No 1 Tahun
2015 dan 18 PKSN yang merupakan PKSN di sekitar 7 PLBN
sesuai Inpres No. 6/2015 dan 11 PLBN sesuai Inpres 1/2019

60 Kabupaten Kawasan Transmigrasi


63 Kawasan Transmigrasi yang sudah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Desa PDTT

27 Kabupaten Pulau Pulau Kecil Terluar


40 dari 111 Pulau –Pulau Kecil Terluar sesuai Kepres
No.6/2017 yang berpenduduk permanen dan memiliki
186 Kabupaten/Kota struktur pemerintahan
Lokpri tersebar di Seluruh Kabupaten di Provinsi Papua
2.189 Kecamatan dan Papua Barat
Mendukung Inpres No. 9/2017 tentang Percepatan
Pembangunan
Hasil Sinkronisasi dan Harmonisasi
DAK Afirmasi Bidang Transportasi Perdesaan TA. 2020

Penilaian Usulan Berdasarkan Pagu Indikatif TA. 2020


Moda Darat Peningkatan Jalan Desa Strategis

Dermaga
Rakyat 113 Unit 230,8 KM
Rp.39,7 M Rp.253,2 M
Moda
Air 13%
4% Moda Air Dermaga Rakyat
Pembangunan Jalan
Desa Strategis
92 Unit 44 Unit
Rp.40,8 M Rp. 105,7 M
54%
Peningkatan Jalan
Desa Strategis
Rp.1 T
186 Kab/Kota Output
25 % Pembangunan Jalan Renovasi Jembatan Gantung
Desa Strategis

23 Unit
429,7KM
2% Rp. 26,3 M
Renovasi 4% Rp.537,8 T
Jembatan Moda
Gantung Darat

Sumber: KRISNA DAK 2020, data diolah


MENU KEGIATAN DAK FISIK AFIRMASI
TRANSPORTASI PERDESAAN TA. 2020
Renovasi/Penggantian Jembatan Gantung

• Merupakan jembatan untuk penyebrangan orang atau


Jalan Desa Strategis max. kendaraan roda 2
• Diutamakan bagi jembatan gantung yang dalam kondisi
• Terdiri dari dua kegiatan Peningkatan dan rusak sedang dan rusak berat
Pembangunan
• Merupakan jalan desa yang tidak
termasuk jalan kabupaten dan
menghubungkan antar desa/kelurahan Pengadaan Moda Perairan
dan/atau kawasan yang memiliki nilai
strategis dalam percepatan • Merupakan angkutan untuk orang dan
pembangunan di suatu daerah barang bagi desa-desa yang transportasi
utamanya perairan seperti daerah
kepulauan, sungai dan danau
• Moda berupa kapal dengan ukuran tonase
kotor dibawah 20 GT/Max 25
Penumpang

Dermaga Rakyat
2020
• Merupakan pembangunan baru dermaga Pengadaan Moda Darat
kecil dengan bangunan permanen • Merupakan angkutan untuk orang dan barang
berfungsi sebagai tempat naik/turun bagi desa-desa yang transportasi utama
penumpang dan bongkar muat barang. darat. Content Here
• Berada di lokasi yang strategis dan • Moda berupa kendaraan dengan model pick
mendukung jaringan transportasi lain dan up/single cabin atau Microbus dengan dua
dapat meningkatkan mobilitas orang dan *Catatan: Menu Tambatan (2x4) atau empat roda penggerak (4x4)
barang Perahu dihilangkan, • Dikelola oleh BUMDES/BUMDES
pemenuhan kebutuhan Bersama/Koperasi
didorong melalui Dana Desa
READINESS CRITERIA

Profil BUM Desa / BUM Desa Bersama/Koperasi calon penerima moda


Moda Darat dan Moda Air

Tersedianya FS dan DED


Dermaga Rakyat Lahan Clean & Clear

1. Surat pernyataan/SK Kepala Daerah berisi data daftar ruas dan peta jaringan jalan desa strategis (non
status) calon jalan Kabupaten yang akan ditangani melalui DAK Transportasi Perdesaan tahun 2020-2025,
sebagai data referensi penilaian usulan pembangunan/peningkatan jalan desa strategis melalui DAK
Transportasi Perdesaan.

Jalan Desa Strategis 2. DED/RAB pembangunan/peningkatan jalan desa strategis (paling lambat saat finalisasi RK DAK)

1. Untuk penggantian jembatan gantung, diperlukan DED


Renovasi /Penggantian 2. Verifikasi DED dari Balai Jalan dan Jembatan Provinsi
Jembatan Gantung 3. Tersedia dokumentasi kondisi eksisting yang akan direnovasi
EVALUASI PELAKSANAAN
DAK FISIK AFIRMASI
BIDANG TRANSPORTASI
PERDESAAN TA. 2017-2018
Laporan Temuan Hasil Monitoring dan Evaluasi

1. Moda dikelola oleh OPD /Plat Merah


Moda Darat dan 2. Moda dijadikan kendaraan dinas OPD
Moda Air 3. Moda tidak dapat dimanfaatkan karena BUMDES tidak siap mengelola
4. Jenis moda darat tidak sesuai Juknis seperti Double Cabin ,roda 3, Bus Sedang dan Dump Truck

1. Dermaga dibangun pada lokasi yang tidak strategis sehingga pemanfaatan tidak maksimal
2. Dermaga/Tambatan tidak memiliki akses sehingga setelah dibangun tidak dapat dimanfaatkan
Dermaga Rakyat & 3. Dermaga tidak jadi dibangun karena OPD setelah mengusulkan tidak menyanggupi memenuhi dokumen ke-
Tambatan Perahu
lengkapan seperti UKL/UPL
4. Dermaga/Tambatan dibangun berdekatan dengan dermaga lain sehingga tumpang tindih pemanfaatannya

1. Jalan yang dibangun merupakan Jalan di dalam desa atau jalan lingkungan sehingga tidak memiliki nilai
Jalan Desa Strate- strategis dan tidak mungkin untuk ditingkatkan menjadi Jalan Kabupaten
gis 2. Jalan dibangun di lokasi yang tidak strategis sehingga tidak digunakan
(Jalan Non Status)

1. Kegiatan yang dikerjakan berbeda dengan kegiatan yang disepakati dalam dokumen kesepakatan rencana
kerja
2. Kegiatan tidak terlaksana karena anggaran dialokasikan bukan pada OPD pengusul
Temuan Lainnya 3. OPD tidak memiliki akses ke dokumen RK pada aplikasi KRISNA sehingga kegiatan dilakukan di lokasi yang
berbeda dengan hasil RK.
4. Tingkat kepatuhan pelaporan masih rendah, baru mencapai 60% daerah yang menyampaikan laporan
TINDAK LANJUT PEMERINTAH DAERAH
1. Meningkatkan koordinasi antara Kepala Daerah, Bappeda dan OPD Teknis terkait agar tercipta
pengintegrasian program kegiatan antar Bidang DAK dan kegiatan dari sumber-sumber pendaan lain
seperti Dana Desa dan APBD
2. Meningkatkan peran Bappeda dalam melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan DAK Afirmasi
agar sesuai Juknis & POK, tepat sasaran dan memiliki outcome yang signifikan terhadap percepatan
pembangunan di daerah.
3. Menyusun database kebutuhan daerah secara terperinci berdasarkan menu kegiatan DAK Afirmasi
selama 5 tahun ke depan sehingga memudahkan daerah dalam proses pengusulan DAK Fisik.
4. Menyusun Surat Penetapan/Surat Keputusan Daftar Ruas Jalan Desa Strategis (Non Status)
yang akan didanai melalui DAK Afirmasi selama TA. 2020-2024 , data tersebut akan dijadikan dasar
penilaian usulan dan perencanaan pendanaan DAK Afirmasi.
5. Meningkatkan kepatuhan dalam melakukan pelaporan kegiatan DAK, pelaporan akan dijadikan
salah satu dasar penilaian dalam penghitungan alokasi DAK, diharapkan Bappeda dapat
mengkoordinir pelaporan DAK di daerah.

Anda mungkin juga menyukai