Anda di halaman 1dari 25

STRATEGI PENGAKHIRAN

PROGRAM PERCEPATAN
PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL
Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan
Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
OUTLINE PAPARAN

 Pendahuluan
 Permasalahan
 Pengalaman Empiris Intervensi untuk Daerah Tertinggal
 Strategi Pengakhiran
Strategi pengakhiran pada level Daerah
Strategi pengakhiran pada level Desa

 Penutup
A. PENDAHULUAN

Daerah Tertinggal : “daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya


kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.”
2004 - 2014 (PP 78 Tahun 2014 Tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal)

183 Daerah Tertinggal


(71 kabupaten diantaranya berada Kriteria :
di Kawasan Indonesia Timur). perekonomian masyarakat
2014-2019 sumber daya manusia
122 Daerah Tertinggal sarana dan prasarana
kemampuan keuangan daerah
aksesibilitas
karakteristik daerah tertentu

2019-2024
62 Daerah Tertinggal

2024
Masa Akhir Program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal.
C. PENGALAMAN EMPIRIS
B. PERMASALAHAN INTERVENSI UNTUK DAERAH
TERTINGGAL
Pada level mikro/Desa, Pemerintah Pusat mengalokasikan Dana Desa untuk
“Apa yang harus dipersiapkan pada masa akhir program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa. Sejak tahun 2015 hingga tahun
percepatan daerah tertinggal?” 2023 Total dana desa sampai telah mencapai +- Rp. 543, 9 triliun. Dana Desa
dimanfaatkan untuk menunjang aktifitas ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Menunjang aktifitas ekonomi masyarakat misalnya untuk pembangunan
2024 jalan dan jembatan, pasar desa, saluran irigasi, tambatan perahu, embung dan
5.132 Desa Tertinggal dan sarana perekonomian lainnya.
4.520 Desa Sangat Tertinggal
2014-2022
• 1.7 juta Jembatan • 1,6 juta jaringan air bersih
Tentang strategi pengakhiran, Lembaga • 325 ribu KM jalan Desa • 88,4 ribu sumur
penelitian Smeru mendefinisikan sebagai • 14 ribu pasar desa • 25,7 ribu polindesa
suatu rencana sistematis mengenai • 573 ribu saluran irigasi • 50,2 juta drainase
penarikan sumber daya dari suatu program, • 8500 tambatan perahu • 68,3 ribu kegiatan Paud
termasuk bagaimana pengakhiran atau • 31,9 ribu sarana olahraga • 43,6 ribu posyandu
pengalihan program akan dilakukan.
Dampak yang paling nyata dari pembangunan desa paska UU No. 6 Tahun 2014 adalah
berkurangnya kemiskinan dan berkurangnya pengangguran. Desa-desa di Indonesia secara
berangsur-angsur mengalami perubahan wajah, aktivitas ekonomi masyarakat desa semakin
intensif, kualitas hidup masyarakat desa juga semakin membaik.
D. STRATEGI PENGAKHIRAN

Pada konteks pengakhiran program percepatan pembangunan daerah tertinggal di level desa,
langkah-langkah yang dipersiapkan antara lain:

1. Memberikan instrument arah pembangunan, yakni berupa rumusan tujuan-tujuan prioritas pembangunan yang akan dicapai, menyelesaikan
masalah-masalah ketertinggalan, misalnya tujuan mengatasi rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya tingkat pendidikan, akses yang sulit,
serta kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana. Model penetapan prioritas penggunaan Dana Desa bisa dipergunakan sebagai instrument
arah pembangunan desa.
2. Pembangunan instrument data, yakni pembangunan data untuk pengumpulan data mikro berupa; satu nama satu alamat warga dan keluarga
miskin; kondisi lingkungan misalnya berupa ketersediaan akses ke layanan pendidikan dan kesehatan; kondisi rumah tangga berupa
ketersediaan mck, keadaan lantai dan atap rumah, ketersediaan listrik dan air bersih. Juga berbagai permasalahan sampai level wilayah terkecil,
RT/kampung. Data-data tersebut diintegrasikan sehingga mencerminkan kebutuhan riil masyarakat miskin. Data-data juga terus dimutakhirkan
sehingga bisa memberikan informasi lebih banyak.
3. Pendampingan musyawarah desa. Musyawarah desa yang diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat
diarahkan untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan dan aspirasi seluruh warga masyarakat dan menyusunnya ke dalam daftar
kegiatan prioritas, menyesuaikan dengan kapasitas fiskal desa. Hasil Musdes merupakan dasar kebijakan untuk menyusun RKP Desa dan
APBD Desa.
4. Tagging atau penandaan terhadap kegiatan-kegiatan prioritas yang menyasar pada indikator ketertinggalan. Untuk sasaran mengurangi jumlah
penduduk miskin misalnya pengembangan usaha produktif pangan, nabati dan pendukung wisata desa. Untuk sasaran peningkatan indeks
pembangunan manusia misalnya; pembangunan gedung dan sarana pendidikan dasar & usia dini, layanan kesehatan/klinik. Untuk sasaran
insfrastruktur misalnya jalan akses menuju layanan pendidikan, kesehatan dan ekonomi, layanan listrik dan air bersih, pasar desa, layanan
keuangan untuk usaha mikro. Aktifitas-aktifitas tersebut perlu ditandai dan dipastikan keberadaanya mengingat masyarakat miskin jarang
memiliki akses terhadap proses pengambilan keputusan Desa.
E. STRATEGI PENGAKHIRAN

Strategi pengakhiran pada level Daerah harus diletakkan pada relasi Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom, yang
mencakup program dan keuangan. Instrumentasinya dapat berupa program afirmasi, DAK, dana insentif, program
khusus, program bersama, dll. Relasi ini menyasar pada penyelesaian aspek-aspek ketertinggalan yang masih belum
selesai.

Pada fase pengakhiran Pemerintah Pusat mengurangi sebagian program dan melimpahkan tanggungjawab penyelesaian
ketertinggalan kepada Pemerintah Daerah secara bertahap.

Pada level Desa, Pemerintah melimpahkan program pembangunan desa tertinggal kepada masyarakat Desa.
Pelimpahan dilakukan berdasarkan kewenangan yang dimiliki Desa, yakni kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan skala lokal. Pemerintah perlu memberikan arah agar pembangunan desa linear dengan masalah
ketertinggalan. Proses perencanaan pembangunan desa harus berbasis data mikro yang sesuai dengan indikator
ketertinggalan, sehingga kegiatan yang disusun juga menyasar pada masalah ketertinggalan. Oleh karena itu kegiatan-
kegiatan pembangunan di Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal perlu di-tagging, untuk memastikan kegiatan yang
direncanakan menyasar pada masalah ketertinggalan.
TARGET & CAPAIAN RPJMN TAHUN 2023

200 BUM DESA BERSAMA MAJU


JUMLAH REVITALISASI
JUMLAH REVITALISASI BU MD E S
BU MD E S BERDASARKAN
B E R SA M A BERDASARKAN S T A T U S
STATUS
300 BUM DESA BERSAMA BERKEMBANG
10 . 0 0 0 BUM DESA BERKEM BA NG
1 . 8 0 0 BUM DESA M A JU
PROGRAM PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

1. Penurunan beban pengeluaran 2. Peningkatan pendapatan 3. Meminimalkan wilayah kantong


masyarakat masyarakat kemiskinan

 Pemenuhan pelayanan dasar, seperti


 Bantuan sosial reguler: Program  Peningkatan akses pekerjaan, melalui program Padat
peningkatan akses layanan dan infrastruktur
Keluarga Harapan dan Kartu karya, bantuan individu /kelompok, serta penyediaan
pendidikan, layanan dan infrastruktur
Sembako. sarana dan prasarana.
kesehatan, dan infrastruktur sanitasi air
 Bantuan sosial khusus: BLT DD,  Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, melalui
minum layak.
Bantuan Sosial Tunai, Bantuan Sosial program vokasi dan pelatihan.
 Peningkatan konektivitas antar wilayah,
Presiden, Top Up bansos reguler.  Peningkatan akses terhadap aset produktif, akses
seperti pembangunan dan peningkatan
 Pemberian Bantuan Iuran Jaminan pinjaman modal, dan akses penggunaan lahan.
sarana transportasi serta pembangunan
Kesehatan Nasional.  Pendampingan dan penguatan kewirausahaan, melalui
infrastruktur jalan.
 Bantuan dan rehabilitasi sosial bagi peningkatan akses pembiayaan dan pasar serta
kelompok berkebutuhan khusus pendampingan dan penguatan kewirausahaan.
 Pengembangan dan penjaminan keberlanjutan usaha

mikro, ultra mikro. termasuk BUM Desa.


STRUKTUR PELAKSANA PERCEPATAN
PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

PUSAT KABUPATEN DESA

 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015  Pada tingkat Kabupaten, Tim Koordinasi  Pada tingkat desa /kelurahan, koordinasi proses
tentang Percepatan Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) berperan perencanaan dan penganggaran dilaksanakan
Kemiskinan. sebagai ketua/koordinator tim yang secara kolaboratif dengan melibatkan aparatur
 Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 mengoordinasikan berbagai OPD dan pihak desa, pendamping dan tenaga kesejahteraan
tentang Percepatan Penghapusan terkait lainnya di daerah. sosial, serta BUM Desa dan BUM Desa Bersama
Kemiskinan Ekstrem.  Struktur kelembagaan mengacu pada Peraturan hingga masyarakat.
 Hasil Rapat Terbatas tanggal 21 Juli 2021, Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 53
Wakil Presiden Bapak Ma’ruf Amin tahun 2020 tentang Tata Kerja dan Penyelarasan
ditugaskan untuk mengkonsolidasikan Kerja serta Pembinaan Kelembagaan dan
penurunan kemiskinan ekstrem 0% pada Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi
tahun 2024. Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi
dan Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kabupaten /Kota.
KEBIJAKAN DANA DESA

Rp 46,98 Triliun Rp 60 Triliun Rp 71 Triliun Rp 68 Triliun


2014 (74.960 desa)
(74.754 desa) (74.958 desa) (74.954 desa)
± Rp 643,6 Jt/Desa ± Rp 800,4 Jt/Desa ± Rp 949,78 Jt/Desa ± Rp 907,13 Jt/Desa
UU Desa
Penyerapan 97,65% Penyerapan 99,62 % Penyerapan 99,95% Penyerapan 97,61%
Per 31 Des 2022

2016 2018 2020 2022

2015 2017 2019 2021 2023

Rp 20,67 Triliun Rp 60 Triliun Rp 70 Triliun Rp 72 Triliun Rp 70 Triliun


(74.093 desa) (74.954 desa) (74.953 desa) (74.961 desa) (74.954 desa)
± Rp 280,3 Jt/Desa ± Rp 800,4 Jt/Desa ± Rp 939,9 Jt/Desa ± Rp 960,5 Jt/Desa ± Rp 933,9 Jt/Desa
Penyerapan 82,82% Penyerapan 98,54 % Penyerapan 99,54 % Penyerapan 99,80%

*Sumber: Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa, Ditjen PDP Kemendesa PDTT
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
untuk Penanggulangan Kemiskinan Terutama Kemiskinan Ekstrem

01
05
02

03 

04 •

kemendespdtt
Sumber: www.kemendesa.go.id 11
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
UNTUK BANTUAN LANGSUNG TUNAI


Sumber: www.kemendesa.go.id kemendespdtt


PENGUATAN BUM DESA DALAM PP 11/2021

Kelembagaan
- BUM Desa sebagai Badan Hukum dan tidak dapat dibubarkan
- BUM Desa bisa langsung menjalankan usahanya maupun menjadi induk bagi unit
usaha yang berbadan hukum
- Penguatan substansi AD & ART sebagai dasar pelaksanaan operasional

Pembinaan dan
Penguatan Organ BUM Desa
Pengembangan BUM Desa
• Penambahan organ Bumdesa menjadi 4,
- Mendapat pembinaan secara sinergis &
terdiri atas: (1) Musyawarah Desa/MAD; (2)
Penasihat; (3) Pelaksana Operasional; dan terkoordinasi dari semua K/L, BUMN &
(4) Pengawas. Pemda
- treatment sesuai dengan kebutuhan
• Wewenang dan tugas masing-masing organ
lebih terperinci. BUM Desa.
• Pengambil keputusan tertinggi oleh BUM
Desa
MODAL DAN ASET BUM Desa
- Penyertaan modal Desa dan masyarakat
- Bantuan langsung menjadi modal / aset BUM Desa. 13
PP YANG MENGAKOMODIR BUM DESA / BUM DESA BERSAMA

PERATURAN PERNYATAAN PERATURAN PERNYATAAN


PP Nomor 5 Tahun 2021 BUM Desa / BUM Desa Bersama dapat mengelola usaha
tentang menggunakan sumber daya air (Pasal 105) PP Nomor 29 Tahun 2021
Penyelenggaraan tentang BUM Desa dan BUM Desa Bersama dapat
Perizinan Berusaha BUM Desa / BUM Desa Bersama dapat berusaha Penyelenggaraan mengelola Pasar Rakyat
memanfaatkan bagian-bagian jalan non tol dan jalan tol
Berbasis Risiko Bidang Perdagangan
(Pasal 111)
BUM Desa dan BUM Desa Bersama dapat
PP Nomor 19 Tahun 2021 BUM Desa / BUM Desa Bersama sebagai pihak yang melakukan kerjasama uji tipe kendaraan bermotor
tentang berhak memiliki / menguasai kepemilikan objek dengan Pemerintah Pusat melalui unit pelaksana
Penyelenggaraan bangunan dan lahan untuk kepentingan umum pengujian tipe kendaran bermotor (Pasal 17);
Pengadaan Tanah Bagi diantaranya waduk, bendungan, bending, terminal, contoh kegiatan:
Pembangunan untuk lahan parkir, pasar umum, fasiitas sosial, fasilitas umum, 1. penyediaan fasilitas, peralatan pengujian, dan
dan ruang terbuka publik tenaga penguji berkompetensi dengan unit
Kepentingan Umum
pelaksana uji tipe (Pasal 23)
PP Nomor 30 Tahun 2021 2. perawatan dan perbaikan serta kalibrasi
BUM Desa dan BUM Desa bersama berhak menjadi tentang kendaraan dengan unit pelaksana uji tipe
pemegang persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (Pasal 23)
untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan Penyelenggaraan
Kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan Bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan BUM Desa dan BUM Desa bersama dapat
PP Nomor 23 Tahun 2021 Kawasan Hutan, seperti waduk, embung, fasilitas umum, melakukan kerjasama pelaksanaan
dsb (Pasal 99)
tentang penyelenggaraan terminal dalam bentuk
Penyelenggaraan pemanfaatan daerah yang diperuntukkan bagi
Kehutanan BUM Desa dan BUM Desa Bersama berhak melakukan fasilitas terminal (Pasal 36)
usaha dalam bidang Pengolahan Hasil Hutan utamanya BUM Desa dan BUM Desa Bersama dapat
pengolahan kayu bulat menjadi produk kayu gergajian melakukan kerjasama pembangunan terminal dan
dengan produksi kurang dari 2.000 m3 dan pengolahan pengoperasian terminal (Pasal 40)
hasil hutan skala kecil lainnya (Pasal 163)
PERKEMBANGAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA

Sumber: Data Direktorat Jenderal PEI DDTT 28 Agustus 2023

15
CONTOH MODEL KERJASAMA BUM DESA SEBAGAI PENGELOLA PELAKSANAAN PADAT
KARYA TUNAI DESA

BUM DESA

• Koordinasi Data BUM • Penentuan lokasi program • Menyediakan bahan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PKTD
Desa berbadan hukum di • Supervisi pelaksanaan program • Mengkonsolidasi dan menyediakan jumlah pekerja yang dibutuhkan
sekitar lokasi PKTD • Seleksi BUM Desa yang • Menjamin kualitas pekerja yang disediakan sesuai persyaratan
• Fasilitasi Pendaftaran memenuhi kualifikasi sesuai • Pengawasan kerja sesuai SOP (termasuk keselamatan pekerja)
Badan Hukum BUM Desa kebutuhan dan persyaratan • Mengatur sistem pembayaran upah pekerja
• Fasilitasi tim pendampingan • Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan
program PKTD di lokasi program • Membuat laporan keuangan
• Melaporkan hasil kegiatan di sistem aplikasi Kementerian PUPR

Contoh pekerjaan PKTD


Bina Marga 2023:
• Pembersihan saluran di
sepanjang jalan lokasi PKTD
• Revitalisasi saluran existing
• Pembuatan saluran jalan
baru

16
FOKUS PEMANFAATAN DANA DESA TAHUN 2023
UU No. 28/2022 tentang APBN
2023 dan Peraturan Pelaksanaannya
Pemerintah Desa menganggarkan dan melaksanakan kegiatan prioritas
yang bersumber dari Dana Desa, diutamakan penggunaannya untuk:

Program pemulihan ekonomi, berupa Program ketahanan pangan dan hewani


perlindungan sosial dan penanganan paling sedikit 20% dari anggaran Dana Desa
kemiskinan ekstrem dalam bentuk BLT Desa termasuk pembangunan lumbung pangan
paling sedikit 10% dan paling banyak 25% desa.
dari anggaran Dana Desa.

Dukungan program sektor prioritas di Desa


berupa bantuan permodalan kepada BUMD,
Dana operasional pemerintah Desa paling
program kesehatan termasuk penanganan
banyak 3% dari anggaran Dana Desa.
stunting, dan pariwisata skala desa sesuai
dengan potensi dan karakteristik desa, serta
program atau kegiatan lain.

17
Sumber: UU 28 Tahun 2022 tentang APBN 2023
Beberapa Contoh Kegiatan

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA


untuk Pendirian, Pengembangan, dan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan
BUM Desa /BUM Desa Bersama
mencakup:

kemendespdtt
Sumber: www.kemendesa.go.id 18
Beberapa Contoh Kegiatan

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA


untuk Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif yang Diutamakan Dikelola
BUM Desa /BUM Desa Bersama
mencakup:

Sumber: www.kemendesa.go.id 19
DESA MUARA ENGGELAM, KUTAI KARTANEGARA
BUM Desa Bersinar Desaku didirikan dan mulai mengelola usaha listrik
PENGELOLAAN LISTRIK komunal atau KLIK-ME (Kelola Listrik Komunal Muara Enggelam) sejak 2015.

Usaha ini mampu memenuhi


kebutuhan listrik masyarakat Desa
Enggelam Kukar sekaligus menjadi
sumber penghasilan BUM Desa.
• KLIK-ME melayani kebutuhan listrik 713 jiwa (174
KK) dengan daya masing-masing 350 watt /rumah.

• Tarif murah Rp 3.000 /hari selama 24 jam.

• Kontribusi terhadap PADes Rp 16-20 juta /bulan.


• Pasokan listrik rumah tangga • Tumbuh kesadaran masyarakat dalam menjaga aset
mengandalkan teknologi genset dan
milik desa sebagai aset milik bersama.
hanya dinikmati segelintir masyarakat
yang mampu. • Warga proaktif melaporkan tindakan pencurian listrik
dan sanksi bagi pelanggan yang melakukan
• Biaya rata-rata Rp 30.000 /hari dengan
pencurian pemakaian listrik.
jam operasional selama 6 jam /hari.
• Kesuksesan mengelola KLIK ME membuat BUM
Desa Bersinar Desaku dapat mengembangkan bisnis
lainnya: budidaya burung Walet, usaha air minum isi
ulang, TV kabel berbayar, moulding dan pasar desa.
DESA HADAKEWA, LEMBATA, NTT
PRODUK LAUT DAN PENYEDIAAN INTERNET
BUM Desa Tujuh Maret didirikan 2018 dan dimandatkan tujuan utama untuk menjadi ‘kapal’ bagi Desa
Hadakewa; menampung dan mempromosikan hasil tangkapan laut (produk unggulan ikan teri).

BUM Desa memiliki aset 3 (tiga) kapal bagan dan 1 (satu) kapal penangkap ikan seharga Rp 150 juta
/kapal bersumber dari penyertaan modal Desa ditambah insentif yang diberikan Pemerintah Kabupaten
Lembata. Kapal-kapal ini dikreditkan pada kelompok-kelompok nelayan dengan cicilan rendah sesuai
kemampuan nelayan dari hasil tangkapan.

• Ekspor ke Jepang ±5 ton /bulan


• Mempekerjakan 30 orang pegawai BUM Desa
• BUM Desa juga memasarkan hasil tangkapan dalam bentuk ikan
kering kemasan via Bumdesmart dan market place lain

Berhasil dengan pengelolaan ikan teri, BUM Desa Tujuh Maret kemudian membentuk unit usaha baru
dan bekerja sama dengan Bakti Kominfo untuk penyediaan internet berkecepatan 200 mbps di 10 titik
lokasi di sekitar Desa Hadakewa, dengan tarif paket internet Rp 5000 /jam sesuai kebutuhan.
DESA TUNJUNG, BULELENG
AIR BERSIH KEADAAN DESA TUNJUNG

BUM Desa Tunjung Mekar didirikan tahun 2013 dan


SEBELUM PENDIRIAN UNIT
mendirikan unit usaha penyediaan air bersih untuk USAHA AIR
• Masyarakat BERSIH
menampung air hujan pada musim hujan untuk digunakan saat
seluruh masyarakat desa karena didasari pada musim kemarau (air keruh, tidak jernih dan tidak bisa untuk dikonsumsi).
permasalahan Desa Tunjung yang jauh dari sumber • Untuk memenuhi kebutuhan MCK di musim kemarau, masyarakat yang
mata air dan sungai serta curah hujan yang rendah. tidak memiliki bak penampungan air harus berjalan berkilo-kilo meter untuk
mendapatkan air bersih.
Permasalahan ini kemudian dinilai sebagai potensi
unit usaha yang dapat dikelola BUM Desa disamping
unit usaha simpan pinjam.
KEADAAN DESA TUNJUNG
SETELAH PENDIRIAN UNIT
USAHA AIR BERSIH
• Kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Desa Tujung terpenuhi 24 jam
dengan iuran yang murah.
• Masyarakat membuka usaha-usaha baru seperti usaha laundry, usaha cuci
motor dan mobil, dan usaha lainnya yang dapat membantu meningkatkan
perekonomian dan pendapatan.
• Membantu peternak dan petani untuk kebutuhan air bersih.
• BUM Desa membuka unit usaha baru, yakni budidaya mangga.
• Kontribusi BUM Desa terhadap PADes meningkat setiap tahunnya, Rp ±86
Juta (2018), Rp ±129 Juta (2019), dan Rp ±139 Juta (2020).
DESA PANDOWOHARJO, YOGYAKARTA
PENGELOLAAN SAMPAH
BUM Desa Amarta didirikan Juni 2016 dan memiliki 6 (enam) unit usaha yang
salah satunya jasa pengelolaan sampah terpadu dengan tujuan
memanfaatjkan sampah untuk membantu perekonomian dan kontribusi pada
pendapatan asli desa.

Desa Pandowoharjo menerapkan pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat yang berarti
desa mengedukasi masyarakat untuk dapat memilah-milah sendiri jenis sampah rumah tangga ke
dalam 3 kategori (sampah basah, sampah kering, dan sampah B3) sebelum dikumpulkan oleh BUM
Desa untuk kemudian dilakukan pengolahan sesuai kategorinya.

Pengolahan Pupuk
Masyarakat Sampah Organik Konsumen
Pupuk Kompos Organik

Sampah Plastik,
Pengepul Sampah Bendahara
Logam, Kertas, Kaca

Unit Usaha
Pengelolaan Sampah TPA BLH
Residu Kabupaten
DESA GEGERBITUNG, SUKABUMI
PETERNAKAN BEBEK
BUM Desa Bersinar Desaku didirikan pada Mei 2011 dengan modal awal
Rp16 juta dan Rp84 juta (2018) sebagai penyertaan modal dari desa - 700 ekor itik petelur
dengan budidaya ternak itik petelur dan pengelolahan produk telur asin - 15.000 butir telur /minggu
sebagai unit usaha utama.

• Melibatkan 50 pekerja pengolah telur asin • Memproduksi telur itik /bebek sesuai standard dan target
POKTAN • Menjual seluruh produksi telur kepada BUM Desa Mandiri
• 4 (empat) orang pekerja difabel dalam • Mendapatkan fasilitasi bimtek manajemen budidaya itik
proses pembuatan kemasan (packaging)

• Olahan produk telur asin (telur asin asap, • Proses produksi telur asin, telur bakar dan saus telur asin
tepung telur asin, saus telur asin) sesuai standard yang telah ditentukan oleh Dapur P’Eto
BUM Desa • Mendapatkan bimtek produksi dan GMP olahan telur asin
• BUM Desa juga menampung hasil ternak • Mengorganisasi seluruh kegiatan produksi hingga packing
dari 10 kelompok tani dengan populasi
ternak 3.200 ekor itik • Menerima dan memasarkan seluruh hasil produksi dan
produk olahan telur asin
• Bekerja sama dengan UMKM Dapur P’Eto Dapur P’Eto • Melakukan kegiatan promosi offline & online
sebagai offtaker • Memfasilitasi sertifikasi produk (PIRT, Halal, Nutrition fact)
• Memfasilitasi pelatihan aspek manajemen dan bimtek

Anda mungkin juga menyukai