Anda di halaman 1dari 21

Arah Kebijakan

Pembangunan Desa
Direktorat Pembangunan Daerah
Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan pada:

Sosialisasi dan Diseminasi


P3PD Sub-Komponen 2B

Jakarta, 24 Oktober 2023


Overview
Dukungan P3PD dalam
RPJMN 2020 – 2024
Bidang Perdesaan 2
Pembangunan Perdesaan dalam Dokumen Kebijakan
Pembangunan Nasional

UU No.7/2007 Perpres No. 19/2020


RPJPN 2005-2025 RPJMN 2020-2024
Keterkaitan Perdesaan dan Perkotaan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
Menguatkan keterhubungan desa-kota dengan Mendorong 62 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
konektivitas dan diversifikasi aktivitas ekonomi (KPPN) yang tersebar dan diproyeksikan menjadi pusat
perdesaan; pertumbuhan lokal.
Mendorong perdagangan hasil non-pertanian KPPN ini diharapkan dapat menguatkan keterhubungan
dari kawasan perdesaan. antara kawasan perdesaan dan perkotaan sesuai amanat
Peningkatan Produktivitas dan RPJPN.
Kesejahteraan Desa
Pembangunan Desa Terpadu
Mengesahkan kebijakan yang dapat mendorong
pengembangan agroindustri padat karya (Food Program ini dirumuskan untuk mendorong
Estate); pembangunan desa secara keseluruhan;
Meningkatkan kapasitas modal manusia dan Beberapa kegiatan strategis sudah dirumuskan dan
sosial di pedesaan; ribuan pendamping profesional diarahkan untuk
Menyediakan layanan dasar dan infrastruktur membantu desa-desa tersebut;
fisik yang akan meningkatkan produksi Kegiatan strategis perdesaan tersebut mayoritas
pedesaan; didukung oleh pemanfaatan Dana Desa masing-masing.
Membuka akses yang lebih luas terhadap
informasi, pasar, lembaga keuangan, dan
teknologi.
3
Pembangunan Perdesaan dalam PN 2 RPJMN 2020 – 2024

RO
Prio

RO
Prio

RO
Prio

RO
Prio

RO
Prio
RO
Prio 4
Keterkaitan P3PD dengan RPJMN
Latar Belakang
Potensi
Transfer Dana Desa
terus meningkat
Masalah
• Desa tidak mampu merencanakan
investasi kompleks Gambaran Singkat Proyek
• Kurang akses penyedia layanan teknis
implementasi Tujuan: Memperkuat kapasitas kelembagaan atau institusi desa untuk
• Variasi tinggi kondisi desa (kepemimpinan, memperbaiki kualitas belanja desa.
partisipasi, dll) Sumber Dana: Pinjaman dari Bank Dunia (IBRD. 8491)
• Kualitas Infrastruktur Rendah
Sumber: Kajian VIPER Bank Dunia, 2016 Sasaran:
• Terbangunnya kepemimpinan dan koordinasi yang
Kebutuhan berorientasi pada hasil Nasional.
Kapasitas Pemerintah Desa, Akuntabilitas • Tersedianya sistem pemberian layanan berbasis teknologi.
dan Insentif • Tersedianya layanan dukungan baru di lokasi-lokasi prioritas.
• Terbangunnya sistem Penghargaan kinerja.

Keterkaitan dengan SDGs


Keterkaitan dengan RPJMN
Pilar Ke-1: Pembangunan Sosial; Pilar
P3PD sejalan dengan RPJMN 2020-2024 pada Agenda Pembangunan Kedua, yaitu
Ke-11.a: Hubungan antara urban,
Mengembangkan Wilayah Untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan.
pinggiran, perkotaan dan perdesaan.
Gambaran Intervensi P3PD terhadap
RPJMN 2019-2024
Isu Lapangan 1 2 Intervensi P3PD Outcome P3PD 5

1. Perlu ditingkatkannya
1. Pelatihan dasar dan
kapasitas Pemda dan Kualitas belanja di Desa menjadi
tematik bagi aparatur Desa
Pemdes; lebih optimal dengan
dan Masyarakat Desa;
2. Perlu ditingkatkannya keikutsertaan masyarakat dalam
2. Peningkatan Akuntabilitas
transparansi dalam perencanaan dan pengawasan
Sosial di Desa;
pemerintahan Desa Desa
3. Pengembangan Learning
3. Perlu ditingkatkannya
Managemen System
keterlibatan masyarakat
(LMS) untuk transfer
dalam perencanaan &
knowledge;
pengawasan desa;
4. Dan lainnya.
4. Proses transfer knowledge
yang harus
berkesinambungan; 4
5. Keterbatasan akses desa 3 Intermediate Outcome
terhadap media Output RPJMN
pembelajaran;
Kemampuan Dasar Aparatur Desa
dan Masyarakat meningkat Penguatan Kelembagaan
mengakibatkan
sehingga partisipasi terhadap Pemerintah Desa
Kualitas belanja di desa yang perencanaan dan pengawasan &
belum optimal, utamanya desa meningkat Desa Digital
terkait Dana Desa
P3PD dalam Arah Kebijakan Pembangunan Desa Terpadu dalam
RPJMN 2020-2024
Arah Percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial,
Kebijakan budaya dan ekonomi desa.
1 Penetapan Batas Desa 33 Provinsi Kemendagri

2 Pelatihan Aparat Pemerintah Desa dan Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Lingkup 10.936 Orang Kemendagri
Regional

3 Penguatan Kelembagaan Pemerintah Desa (P3PD) 71.381 Desa Kemendagri

4 Daerah yang Desanya Tertib Administratif Pengelolaan Aset Desa 558 Kab/ Kota Kemendagri

5 Desa Wisata (DEWI) 244 Desa Kemendesa

6 Desa Digital (P3PD) 71.381 Desa Kemendesa

Output 7 Pengembangan Sumber Daya Air Minum Berkelanjutan Berbasis Masyarakat 33 Provinsi Kemendesa
K/L
8 BUMDes yang Dikembangkan untuk Mendukung Produk Unggulan Desa 2.083 Desa Kemendesa

9 Pendampingan pada 74.957 Desa 148.967 Orang Kemendesa

10 Pengendalian Penggunaan Dana Desa 33 Provinsi Kemendesa

11 Usaha Ekonomi Desa yang Dikembangkan yang Terintegrasi dengan BUMDes 125 Desa Kemendesa

12 Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) 1.720 Desa Kemendesa

13 Konvergensi Pencegahan Stunting di Desa 159 Kab/Kota Kemendesa


7
Desa Inklusif dalam
RPJPN dan RPJMN
#Slide 13-22

8
Isu Pembangunan Perdesaan

3. Kondisi Ekonomi Perdesaan*


1. Kesenjangan Pelayanan Dasar Perdesaan-
Perkotaan * • Hampir 93% sumber penghasilan utama sebagian besar
penduduk desa/kelurahan berasal dari sektor primer
• Lama sekolah di perdesaan pada 2022 hanya 7,88 (pertanian, pertambangan, dan sejenisnya).
tahun sementara di perkotaan 9,95 tahun.
• Ra-rata pendapatan sektor pertanian di perdesaan berada
• Tingkat aksesibilitas fasilitas kesehatan dasar di posisi terendah ketiga dibandingkan sektor lain.
penduduk perdesaan hanya 75,37%, sementara
perkotaan mencapai 82,22%. • BPS memproyeksi tenaga kerja di sektor pertanian dan
sejenis akan menurun hingga seperlima di tahun 2045.
• Hanya 84,93% penduduk perdesaan mendapatkan
akses ke air minum layak dan <77% penduduk 4. Pengelolaan Urbanisasi dan Keterkaitan Desa-Kota
perdesaan mengakses sanitasi layak. • Adanya indikasi peningkatan laju urbanisasi di area
perdesaan, terutama di wilayah Jawa-Bali.
2. Kemiskinan dan Ketimpangan di Perkotaan –
Perdesaan* • Banyak desa yang berkarakteristik urban akibat
pertumbuhan dan pembangunan (in situ urbanisasi).
• Tingkat kemiskinan di perdesaan sebesar 12,22% (di
atas tingkat kemiskinan nasional 9,36%), sementara 5. Krisis Iklim
tingkat kemiskinan perkotaan berada di angka 7,29%.
• 6,885 desa** memiliki kerentanan tinggi terdampak
• Rasio gini perdesaan adalah 0,313 atau lebih merata krisis iklim
dibandingkan perkotaan yang mencapai 0,409. • Hasil produksi pertanian juga diproyeksi menurun
hingga 25% pada 2045 akibat perubahan iklim di
sekitar perdesaan

Keterangan: * = BPS, data tahun 2022; ** = KLHK, 2020


9
9
Tantangan Pembangunan Perdesaan di 2045:
Kesejahteraan dan Pemenuhan Pelayanan Dasar
Kesenjangan Akses Sarana Prasarana Dasar bagi Daerah Perkotaan-Perdesaan 2020 - 2022
Pertumbuhan Populasi di Perdesaan 2010-2035
Lama Sekolah Akses ke Fasilitas Akses ke Air Akses ke
Kesehatan Dasar Minum Layak Sanitasi Layak 5000000 Sumatera
9,91 9,95 83,8 83,66 83,58 83,8
9,85 82,09 82,22 4500000
96,0 96 95,5
8 1 Jawa-Bali
4000000

7,66 7,7 7,88


3500000
76,98 Kalimantan
75,37 84,9 75,95
74,05 82,7 83,9 74,27
73,47 3 3000000
4 1
2500000
Nusa
Tenggara
2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
2000000
Sulawesi
1500000
Tingkat Kemiskinan di Perkotaan-Perdesaan 2013-2023
1000000 Maluku
14,32 14,17 14,21 14,11 13,93
13,2 12,85 12,82 13,1 500000
12,29 12,22
Papua
0
2010 2015 2020 2025 2030 2035
8,39 8,34 8,29 7,79 7,89
7,72 7,38 7,5 7,29
7,02 6,69
Masyarakat Perdesaan harus mengelola dinamika
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 sebagai entitas yang berbasis komunitas melalui
peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa,
Urban Rural
Source BPS, 2023 optimalisasi tata kelola pemerintahan dan keuangan desa,
serta memegang prinsip akuntabilitas, partisipatif dan
transparansi .

• Berdasarkan data Podes dan Susenas terdapat ketimpangan dalam penyediaan sarana prasarana dasar di daerah
perkotaan dan perdesaan.
• Terdapat urgensi penataan Desa untuk meningkatkan efektivitas pelayanan di desa dengan keragaman luas wilayah, jumlah 10
penduduk, dan persebaran pemukiman penduduk.
Potret Kapasitas Pemerintah Desa
Teknik Sampling Survey Kapasitas Desa
• Kualitas belanja desa perlu dioptimalkan;
• Proses perencanaan dan administrasi di desa perlu
mencerminkan kebutuhan desa;
• Perlu ditingkatkannya ruang partisipasi dalam Kab. Tanah Bumbu,
Kalimantan Selatan
perencanaan desa bagi masyarakat; Kab. Musi
Banyuasin,
• Perlu ditingkatkannya kapasitas, kinerja dan Sumatera Selatan
Kab. Lombok Barat
akuntabilitas tata kelola perangkat desa; Kab. Sukoharjo, & Lombok Utara,
Jawa Tengah Nusa Tenggara
• Perlu ditingkatkannya kemandirian pemerintah Barat
desa; Pada masing-masing provinsi dipilih
delapan (8) desa
• Efektivitas digitalisasi desa dalam menyelesaikan
persoalan kelembagaan dan pelayanan perlu
ditingkatkan.

Beban Tidak ada Fokus terhadap


5
Kabupaten
8 160 32
Kecamatan Aparatur Desa
administrasi ruang untuk program yang Pemerintah Sampel
yang dihadapi memenuhi mudah Desa
terlalu besar kebutuhan dieksekusi
Perwakilan Masyarakat

224
desa
(LPMD, RW, RT, Karang
Gambar. Diagram Akar Masalah Tata Kelola Desa Taruna, PKK, KPMD, Tokoh
Sumber: Hasil Analisis, 2021 Masyarakat)

Sumber: Survey Baseline Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pembangunan Desa, Direktorat Pembangunan Daerah 2021 11
Analisis Keuangan Desa (Belanja)
Perkembangan Proporsi APBDesa Belanja 2019-2023

Sumber: Siskeudes Kementerian Dalam Negeri, APBD


• Terdapat perubahan signifikan Proporsi Belanja sebelum dan setelah pandemi, di mana Belanja Kementerian Keuangan
Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa meningkat secara
signifikan berimplikasi pada menurunnya belanja bidang lain.
• Belanja Desa terkait pemberdayaan Masyarakat Desa masih minim sehingga perlu dilakukan
penguatan. Kontrol masyarakat dalam penentuan proporsi belanja desa harus diperkuat.
Isu/Permasalahan Perdesaan

Perubahan Pertanyaan Pembangunan:


Keterbatasan
Infrastruktur Bagaimana cara membangun masyarakat dan
Dependensi wilayah desa
Pembangunan
Isu Kualitas
SDM
Bagaimana cara mendorong masyarakat untuk
terlibat dalam pembangunan desa
Isu Pedesaan
kesehatan
dan gizi
Kemiskinan
1. Permasalahan pembangunan Desa yang berbeda
pada setiap desanya
Keterbatasan 2. Potensi Desa yang berbeda
Penyediaan 3. Budaya dan adat istiadat yang berbeda
Layanan Eksklusi
Dasar Masyarakat 4. Dst.
Isu dalam Pembangunan Desa Inklusif

1. Elite Capture 2. Akuntabilitas Sosial

Pemerintah
Pusat
Akuntabilitas
Vertikal
Lembaga Lembaga
Eksekutif Desa Legislatif Desa
(BPD) Akuntabilitas
Sosial
Pembangunan hanya melibatkan dan bermanfaat bagi sebagian kecil masyarakat
utamanya elit desa yang memiliki akses dan informasi lebih kepada pihak yang Masyarakat
berkuasa, sehingga kebijakan yang dihasilkan tidak merepresentasikan kebutuhan Pemerintah Desa
seluruh kelompok masyarakat. Desa
• Desa sebagai miniatur negara, bisa menjadi salah satu arena politik paling dekat Akuntabilitas dalam tata kelola Perdesaan hanya dilakukan ke atas sebagai
bagi relasi antara masyarakat dengan pemegang kekuasaan (perangkat desa dan bagian dari tanggung jawab administratif (Penelitian Smeru, 2018).
elit desa).

• Perangkat desa menjadi bagian dari birokrasi negara yang mempunyai


● Faktor dalam akuntabilitas sosial desa: Adanya kelompok-kelompok
masyarakat yang terorganisir dan berkemampuan; Pemerintah yang responsif;
segudang tugas kenegaraan, yaitu menjalankan birokratisasi di level desa,
Kesesuaian Budaya yang egaliter dan komunikatif; Akses terhadap informasi.
melaksanakan program-program pembangunan, memberikan pelayanan
administratif kepada masyarakat, serta melakukan kontrol dan mobilisasi warga
desa.

14
3. Kelompok Rentan Pedesaan
4. Disabilitas
1. Kaum Miskin - Angka penyandang disabilitas tinggi, 4.87%
total penduduk hidup (Kemensos); 15% dari
- Angka kemiskinan pedesaan yang masih tinggi,
penduduk dunia (WHO dan Bank Dunia)
yaitu pada 2022 sebesar 12,22 %.
- Stigma negatif terhadap penyandang
- Kaum miskin belum banyak tersentuh program
disabilitas, dianggap tidak berkemampuan dan
pembangunan dan minim keterlibatan
menjadi beban bagi masyarakat.
pengambilan keputusan desa
- Kebijakan dan undang-undang masih
didominasi dan dipengaruhi oleh pendekatan
karitatif daripada pendekatan berbasis hak asasi
manusia.

2. Perempuan (Gender)
Ketimpangan gender akibat konstruksi budaya
perbedaan peran kedudukan laki-laki dan perempuan. 5. Masyarakat Adat
Indonesia tercatat di angka 0,453 yang berada di atas rata-
- Keterpencilan geografis, diskriminasi, kurangnya
rata negara ASEAN yaitu di angka 0,356 (Indeks
informasi, kurangnya pemahaman terhadap hak-
Ketimpangan Gender, BPS).
hak mereka.
- Ketergantungan hidup dengan sumber daya
alam karena ekonomi subsisten.
3. Anak dan Remaja
- Angka putus sekolah masih tinggi, mencapai 6. Budaya Lokal
4.586.332 jiwa (TNP2K, 2019)
- Angka pernikahan anak masih tinggi, terutama di
wilayah perdesaan (16,87%), lebih tinggi dibanding
Kekayaan budaya lokal yang terpinggirkan,
tingkat perkotaan (11,21%) (BPS, 2018). perlu dilestarikan, diperhatikan, serta
dipertimbangkan dalam pembangunan 15 desa.

15
Bagaimana P3PD Dapat Menjawab
Isu Pembangunan Desa Inklusif?

1. Peningkatan Pemerintah Desa


Melalui pengembangan sistem dan prosedur pengembangan kapasitas
aparatur dan kelembagaan desa (BPD dan LKD/LAD) yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas aparatur dan kelembagaan desa agar selaras
dengan kebutuhan dan tugas dari setiap aparatur dan Lembaga desa.

2. Peningkatan Masyarakat Desa


● Mendorong penyelenggaraan dan pengelolaan pembangunan desa yang inklusif.
● Menjamin pembangunan desa yang partisipatif dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
● Memperkuat akses masyarakat dan kelompok masyarakat terhadap layanan
pembangunan (development services).
● Membangun sistem data dan Informasi untuk mendorong transparansi, dan
dukungan masyarakat Terhadap desa.

16
Capaian RO P3PD Akuntabilitas Sosial
6474.UBB.001 Desa Digital yang dikembangkan melalui Peningkatan Akuntabilitas Sosial dan
Kompetensi Masyarakat (P3PD)

Catatan:
Capaian Pelaksanaan Data capaian per 24 Oktober

88
2023 dari Sistem E-Monev
➢ Target : 320 org Bappenas.
%
➢ Capaian : 264 org

Realisasi Anggaran

92,2 %
➢ Pagu: Rp.40.000.000.000

➢ Serapan: Rp.36.879.618.961
17
Arah Kebijakan 1.Ekonomi

RPJPN 2025-2045
peningkatan daya saing,
produktivitas, dan ketahanan
ekonomi perdesaan
Sumber: Narasi RPJPN Tahun 2025-2045 Bidang Perdesaan, 21 Juni 2023

2. Infrastruktur 3. SDM 4.Layanan Dasar


peningkatan mobilitas, peningkatan kapasitas pemerataan pemenuhan sarana dan
konektivitas, dan pemanfaatan pemerintahan desa dan kualitas prasarana pelayanan dasar desa
teknologi SDM lokal

5.Lingkungan 6.Sosial Budaya 7.Sinergi Pembangunan


pengelolaan lingkungan pengaturan dan penataan desa penyelarasan pembangunan antara
perdesaan adat desa dengan supra-desa
8.Urbanisasi 9.Kebijakan Asimetris 10. Pembangunan Kawasan
Pengelolaan urbanisasi pengarusutamaan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan
perdesaan asimetris dan kawasan transmigrasi

Inklusivitas kebijakan di desa sangat terkait dengan kebijakan


Perdesaan dalam Rancangan Akhir RPJPN 2025-2045.
17 Arah (Tujuan) Indonesia Emas Merupakan Komitmen
Indonesia dalam Melanjutkan 17 Goals SDGs
TRANSFORMASI INDONESIA
Transformasi Sosial Transformasi Ekonomi Transformasi Tata Kelola
IE1 Kesehatan untuk Semua IE4 Iptek, Inovasi, dan Produktivitas Ekonomi Regulasi yang Adaptif dan Taat
IE9
Asas serta Tata Kelola yang
IE2 Pendidikan Berkualitas yang Merata IE5 Penerapan Ekonomi Hijau Berintegritas, Tangkas, dan
Perlindungan Sosial yang Adaptif Kolaboratif
IE3 IE6 Transformasi Digital

Kebijakan Desa Inklusif akan IE7 Integrasi Ekonomi Domestik dan Global
diusulkan sebagai bagian dari IE ini
dalam RPJMN 2025-2029. IE8 Perkotaan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi

LANDASAN TRANSFORMASI
Stabilitas dan Ketangguhan Diplomasi Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi
Hukum Berkeadilan, Ketahanan Berdaya Gentar IE13 Beragama Maslahat dan Berkebudayaan Maju
IE10 Kawasan, Keamanan Nasional Tangguh dan
IE14 Keluarga Berkualitas dan Kesetaraan Gender
Demokrasi Substansial
IE15 Lingkungan Hidup Berkualitas
IE11 Stabilitas Ekonomi Makro

IE12 Ketangguhan Diplomasi IE16 Berketahanan Energi, Air, dan Kemandirian Pangan

IE17 Resiliensi terhadap Bencana dan Perubahan Iklim

KERANGKA IMPLEMENTASI TRANSFORMASI


MisiMewujudkan
6. Mewujudkan
Pembangunan
Pembangunan
Kewilayahan
Kewilayahan
yang
yang
Merata
Merata
dandan
Berkeadilan
Berkeadilan

Misi 7. Mewujudkan Sarana dan Prasarana yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan
19
Misi 8. Mewujudkan Kesinambungan Pembangunan 19
Catatan Umum
1. Perlu replikasi dari Desa Inklusif dalam penyusunan program/kegiatan
di RPJMN 2025-2029. Berbagai praktik baik pelaksanaan model
perencanaan pembangunan inklusif dan responsif gender harus dapat
diinternalisasi dalam sistem perencanaan – penganggaran desa.

2. Inklusivitas dan digitalisasi harus memastikan bahwa kebijakan nasional


hingga desa telah menjangkau seluruh laposan masyarakat dan kelompok
yang paling rentan (no one is left behind).

3. Koordinasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah hingga Desa


bersama dengan Akademisi,Swasta, CSO dan pihak lainnya penting
dalam pengembangan berbagai model inovatif pembangunan inklusif. 20
Terima
Kasih
(021) 3193 6207
ext. 3316

www.bappenas.go.id

Menara Bappenas
Jalan HR Rasuna Said Kav
B-2 Kuningan, Kota Jakarta
Selatan, DKI Jakarta 12920 21

Anda mungkin juga menyukai