Anda di halaman 1dari 17

MENYOAL STUNTING

OLEH: NANDANG ALBIAN, SH., MH.


Koord. TAPM P3MD Kab. Sukabumi
BEBERAPA DASAR HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN RI:
• UNDANG-UNDANG DASAR 1945
• UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
• PERMENDESA PDTT NO. 16 TAHUN 2018 TENTANG
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2019
• PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAIN YANG TERKAIT
Q.S. ANNISA AYAT 9

Dan orang-orang yang kalau meninggalkan di belakang mereka


anak-cucu lemah, hendaklah khawatir! Khawatir atas mereka.
Maka hendaklah takut kepada Allah! Dan hendaklah
mengatakan perkataan yang benar.
TUJUAN POKOK HUKUM ISLAM
(MAQASHID SYARI’AH)

• Memelihara agama (hifdz al-din)


• Memelihara jiwa (hifdz al-nafs)
• Memelihara harta (hifdz al-mal)
• Memelihara keturunan (hifdz al-nasl)
• Memelihara akal (hifdz al-’aql)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
 Pemberdayaan masyarakat harus dimaknai sebagai proses pemberkuasaan rakyat.
 Setiap anggota masyarakat berdaulat/berkuasa penuh atas penyelenggaraan
pembangunan
 Pemerintah (Pusat, Daerah, Desa) tidak begitu saja berhak memerintah masyarakat untuk
menjalankan rencana kegiatan pembangunan maupun menerima hasil-hasil
pembangunan tanpa ada penugasan dari masyarakat sebagai pihak yang subjek
pembangunan. Karenanya, perencanaan pembangunan berasal dari usulan masyarakat,
kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh masyarakat dan hasilnya sebesar-besarnya
untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, posisi Pemerintah
hanyalah rutin melayani kepentingan masyarakat, menindaklanjuti permintaan
masyarakat dan secara terus menerus mendorong musyawarah dan gotong royong untuk
mewujudkan kemandirian masyarakat.
PENDEKATAN COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT

Secara teoritis desain CDD harus mencakup unsur-unsur sebagai


berikut:
1. pengembangan kapasitas (capacity building) kelompok-
kelompok masyarakat,
2. mempromosikan “kondisi-kondisi yang memampukan” (dalam
bentuk penyediaan dana pembangunan, alat-alat, informasi dan
kesempatan berusaha) melalui reformasi kelembagaan dan
kebijakan publik (desentralisasi, pembangunan partisipatif, dll),
3. memperkuat hubungan kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat.
PRAKTEK COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT
Praktek CDD mencakup beberapa tahapan kegiatan yang dirancang secara jelas, terpilah dan
sistematis dengan pokok-pokok prosedur maupun mekanisme meliputi:
1. Kata kunci utama CDD adalah pemulihan kembali hak-hak warga masyarakat Desa untuk
bertindak secara otonom sebagai subyek pembangunan.
2. Masyarakat desa dapat mengelola sumberdaya pembangunan secara otonom apabila
disediakan prosedur atau mekanisme perencanaan pembangunan yang kondusif untuk
menyampaikan aspirasi. Sistem pembangunan partisipatif menjadi faktor penting dalam
pemberdayaan masyarakat.
3. Perencanaan pembangunan partisipatif lebih berdaya guna secara fungsional apabila
masyarakat dapat memperoleh akses sumberdaya pembangunan secara mudah dan
sederhana. Langkah strategisnya adalah menyediakan dana bantuan langsung kepada
masyarakat (block grant).
4. Faktor utama pemberdayaan masyarakat adalah adanya pendamping masyarakat dalam
posisinya yang relatif independen. Pendamping masyarakat ini bertugas untuk
mempermudah warga desa memperoleh akses informasi, teknologi, dan ketrampilan lain
terkait dengan kebutuhan program. Pendamping membantu warga desa menggunakan
sumberdaya program sebagai media pembelajaran dalam mengelola pembangunan desa
secara swakelola.
Ketidakberdayaan Masyarakat Desa
Pembangunan sektor Pembangunan sektor
ekonomi lingkungan
sektor etc.
Desa Sebagai OBYEK Pembangunan:

Di tingkat makro Penguatan Sistem


• Pembangunan bersifat proyek -> tidak pemerintahan Desa
berkesinambungan. Kelompok
Kelompok
• Lokasi tidak merata -> faktor politik sangat
berperan.

Di Tingkat Mikro ? Pemerintahan


Desa
• Fragmentasi/tumpang tindih kegiatan

• Fragmentasi kelembagaan MASYARAKAT DESA


Kelompok
• Fragmentasi perencanaan

• Fragmentasi keuangan

• Tumpang tindih kelompok sasaran

CDD Project
Perbaikan sektor gizi
Pergeseran Paradigma:
Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pemberdayaan :
menumbuhkan
kesadaran kritis, DESA yang
Pembangunan dengan cara
pandang MANUSIA (masyarakat pengetahuan, Berdaulat,
Desa ) sebagai SUBYEK kehidupan. kemampuan dan
meningkatkan Berdikari,
keterampilan serta Berbudaya
mendewasakan sikap
Pencegahan Stunting

29,9%

29,9%

9 Juta
PERAN DESA DALAM KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING

Sumber Dana:
- OPD penyedia layanan
- Program sektoral masuk desa
- Kewenangan desa;

AKSES DAN KUALITAS LAYANAN KEMANDIRIAN DESA


- Pemenuhan 5 (lima) paket layanan dasar - Peningkatan peran dan kapasitas (kesiapan)
pencegahan stunting setiap pelaku di desa

- Meningkatkan dukungan anggaran rutin - Kemandirian layanan berbasis masyarakat;


desa PAUD, Posyandu, Kelompok Keluarga

- Monitoring partisipatif dan advokasi - Keberlanjutan gerakan bersama; Rencana


penyediaan layanan Aksi Desa, Sekretariat Bersama, Regulasi
Desa

Desa
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PRIORITAS DANA DESA

a. Peningkatan Pelayanan
Dasar;
b. Pembangunan dan
Pemeliharaan Infrastruktur Meningkatkan KUALITAS
dan Lingkungan HIDUP Manusia

c. Pengembangan Ekonomi
Pertanian Berskala
DANA DESA Produktif; Meningkatkan
KESEJAHTERAAN
d. Pengembangan dan Masyarakat Desa
Pemanfaatan Teknologi
Tepat Guna
e. Peningkatan Kualitas PENANGGULANGAN
Ketertiban dan KEMISKINAN
Ketenteraman Masyarakat
Desa
Keterpaduan
Data

Kegiatan Keterpaduan Indikator


Pemantauan Layanan
Konvergensi
Pencegahan Terintegrasi Dalam Sistem Perencanaan
Stunting Pembangunan Desa

Terintegrasi Dalam Sistem Penganggaran di Desa

Swakelola Oleh Penyedia


Keterbukaan Informasi
Layanan di Desa

Terintegrasi dengan program masuk


Pemantauan Berbasis Komunitas desa

Advokasi Kewenangan Desa Keterpaduan Kelompok Peduli Stunting


PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN STUNTING DI DESA

Rumah Desa Sehat merupakan


Sekretariat Bersama Dalam
Konvergensi Pencegahan Stunting
di Desa
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU
REFOKUSING: PENCEGAHAN STUNTING

PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING YANG DIKELOLA OPD


KAB/KOTA
(APBD – PPBJ PEMDA)

PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING


YANG DITUGASKAN KEPADA DESA
(PTO - BANTUAN KEUANGAN –APBDESA – PPBJ DI DESA)

URUSAN PENCEGAHAN STUNTING SEBAGAI BAGIAN DARI


KEWENANGAN DESA
(APBDESA/BK – PPBJ DI DESA)

BKAD MENYUSUN RENCANA KERJASAMA DESA : KETERPADUAN APBDESA

APBDESA - 1 APBDESA - 2 APBDESA - 3 APBDESA - 4 APBDESA - 5


PROGRAM/KEGIATAN PENCEGAHAN STUNTING YANG MASUK DALAM DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN
HAK ASAL-USUL DAN KEWENANGAN BERSKALA LOKAL DESA WAJIB DISWAKELOLA DESA DENGAN
MENDAYAGUNAKAN SUMBERDAYA DESA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai