A. Latar Belakang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)
menandakan sebuah fase baru desentralisasi di Indonesia. Desa diberikan kewenangan
dan sumber dana yang memadai agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya, guna
meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Setiap tahun Pemerintah Pusat
menganggarkan Dana Desa yang cukup besar untuk diberikan kepada Desa. Pada tahun
2015, Dana Desa dianggarkan sebesar Rp20,7 triliun, selanjutnya pada tahun 2016
meningkat menjadi Rp46,98 triliun dan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi
Rp60 triliun dengan rata-rata setiap desa sebesar Rp800 juta. Pada tahun 2018 alokasi
Dana Desa besarannya tetap Rp60 triliun kemudian kembali meningkat menjadi Rp70
triliun pada tahun 2019 dan Rp72 triliun pada tahun 2020. Peran dan tanggung jawab
desa diperluas, termasuk untuk penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
pelayanan dasar dan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dikeluarkan oleh BPS, jumlah penduduk miskin
Indonesia pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, atau sebesar 9,54 persen dari total
penduduk. Angka ini menurun 1,38 juta orang atau 0,60 persen poin dibandingkan
Maret 2021. Dari jumlah tersebut, persentase penduduk miskin perdesaan mencapai
14,34 juta penduduk (12,29 persen) sedangkan perkotaan sebesar 11,82 juta (7,5
persen).
Melalui penggunaan transfer Dana Desa memungkinkan desa untuk: (a) melakukan
investasi multi tahun yang lebih besar dari pada satu kali kegiatan yang hanya bernilai
sekitar Rp150-200 juta. Sehingga, desa dapat melakukan investasi jangka menengah
yang lebih berdampak untuk perbaikan ekonomi; (b) mengatasi masalah pembangunan
yang memerlukan investasi di berbagai sektor, seperti program pengurangan stunting
yang memerlukan konvergensi layanan multi-sektoral; dan (c) membiayai jenis
investasi yang lebih luas seperti penyertaan modal ke perusahaan milik desa dan
mengelola aset desa.
Peluang pemanfaatan Dana Desa untuk berinvestasi dalam aspek pelayanan sosial dasar
telah mendorong desa untuk berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan
pertumbuhan ekonomi di masa depan. Desa menempati posisi kunci sebagai
penyelenggara pemerintahan di garis depan untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur
yang masih ada, meningkatkan layanan lokal untuk mengurangi stunting, mengelola
sumber daya alam dan risiko bencana, dan meningkatkan pembangunan ekonomi lokal.
Namun, dalam pelaksanaannya peningkatan penyaluran Dana Desa belum didukung
kemampuan dalam mengelola rencana pembangunan dan anggaran belanja secara
efektif dan efisien. Sekitar 40% dari anggaran pemerintah desa dihabiskan untuk biaya
administrasi, dan sekitar 38% untuk program infrastruktur yang masih terfragmentasi,
sehingga menyebabkan terbatasnya dampak pembangunan. Belanja untuk
pembangunan SDM dan pemberdayaan ekonomi masih rendah, demikian juga untuk
kegiatan pendidikan dan kesehatan.
Dari kondisi tersebut, perlu dilakukan perbaikan terhadap kualitas perencanaan dan
penganggaran di tingkat desa yang dapat diwujudkan melalui penguatan pemerintahan
desa dan lembaga desa lainnya. Hal ini berkaitan dengan peningkatan tata kelola
pemerintahan mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi, serta dengan
memperbaiki lingkungan pendukung yang dapat dicapai melalui koordinasi antara
pihak dan penyelarasan berbagai peraturan berkaitan dengan desa. Dengan demikian,
dukungan bagi pemerintahan dan pembangunan desa akan memerlukan proses
penguatan lembaga yang ada dan peningkatan fokus pada pencapaian hasil.
B. Tujuan
Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kapasitas, sikap, dan
keterampilan pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKD) dan kerja sama desa terkait penguatan tugas pokok dan
fungsi dalam rangka penguatan ekonomi di desa.
kewirausahaan
dan leadership.
terkait
kewirausahaan
dan leadership.
E. Materi Pelatihan
No Jenis Pelatihan Materi Pelatihan
- PB 2.Kebijakan Penyelenggaraan
Pemerintahan desa ( 8 JPL)
- PB. 3 Kelembagaan desa ( 6 JPL)
- PB. 4 Tugas dan Fungsi BPD (12 JPL)
- PB. 5 Pembulatan dan RKTL (2 JPL)
▪ Ceramah ▪ Peragaan
▪ Tanya Jawab ▪ Simulasi dan Praktek
▪ Curah Pendapat ▪ Penugasan Perorangan
▪ Pohon Harapan ▪ Penugasan Kelompok
▪ Diskusi Kelompok ▪ Sumbang Saran
▪ Diskusi Pleno ▪ Bagi Pengalaman
▪ Diskusi Panel
No Penanggungjawab Lokasi
H. Pembiayaan
Kegiatan ini akan dibiayai melalui IBRD Loan 8941- ID, World Bank.
2) Pelaksana Kegiatan
Untuk pelaksanaan kegiatan ini PIU Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kementerian
Dalam Negeri akan mengontrak 33 (tiga puluh tiga) Perusahaan Penyedia Jasa
Penyelenggara Kegiatan/Event Organizer (EO).
c. Output
Output yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa Penyelenggara Kegiatan (EO)
adalah:
1. Tersedianya tenaga representatif 1 (satu) orang di provinsi lokasi kegiatan.
2. Tersedianya materi untuk masing-masing peserta.
3. Tersedianya kelengkapan alat bantu belajar di kelas.
4. Tersedianya akomodasi dan tempat kegiatan.
5. Terkonfirmasinya kehadiran peserta, tenaga pengajar, dan penceramah.
6. Tersedianya transportasi bagi peserta, tenaga pengajar, dan penceramah
serta pendamping dari pusat.
7. Terfasilitasinya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan.
8. Terkoordinasinya antara EO dengan pihak PIC pada Ditjen Bina
Pemerintahan Desa.
9. Terkonfirmasinya kehadiran peserta, tenaga pengajar, dan penceramah
berada di Venue kegiatan sebelum dan selama kegiatan.
10. Tersedianya jadwal kegiatan.
11. Tersedianya seminar kit kegiatan.
12. Tersedianya dan terkumpulnya bukti administrasi pelaksanaan dan
pertanggungjawaban.
13. Tersusunnya proceeding awal dan akhir pada pelaksanaan kegiatan.
14. Terfasilitasinya pelaksanaan evaluasi harian terkait metodologi pelatihan
di kelas pada aspek kesesuaian materi atau modul dan penilaian terhadap
pelatih.
15. Terfasilitasinya pelaksanaan evaluasi harian penyelenggaraan oleh peserta
menyangkut dukungan dan fasilitas pelatihan meliputi alat dan material,
konsumsi, fasilitas kamar, fasilitas kelas.
16. Tersusunnya data profil peserta, tenaga pengajar, dan penceramah
dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dalam format digital.
17. Terlaksananya pretest dan posttest, sebelum dan setelah kegiatan
pelatihan berlangsung dan kemudian merekam hasilnya dalam format
digital.
d. Pelaporan
Laporan penyelenggaraan acara yang berisi laporan seluruh rangkaian
pelaksanaan acara (proceeding) yang dilengkapi foto, video dokumentasi
kegiatan, invoice, hasil dan rekomendasinya, serta laporan keuangan yang
telah terverifikasi oleh PPK terkait penyelenggaraan acara harus disiapkan
oleh Perusahaan Jasa EO paling lambat 7 (hari) kalender setelah setiap event
kegiatan selesai dilaksanakan.
L. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini disusun sebagai pedoman kepada pihak-pihak
yang akan terlibat dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
dan Pengurus Kelembagaan Desa Tahun Anggaran 2023.
…………………………..