I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Strategi Penguatan Kapasitas Pemerintahan dan
Pembangunan Desa
1.3. Tujuan
1.4. Pengguna
III. PELAPORAN
3.1. Laporan Bulanan
3.2. Laporan Triwulan
3.3. Laporan Tahunan
3.4. Laporan Akhir Program
3.5. Laporan Insidentif
VIII. PENUTUP
LAMPIRAN
PANDUAN KERJA BEHAVIOR CHANGE SPECIALIST
REGIONAL MANAGEMANT CONSULTANT (RMC)
I. PENDAHULUAN
Komponen 1 meliputi:
a. Sub Komponen 1A: Peningkatan kapasitas dan kelembagaan pemerintahan
Desa. Sub-Komponen ini bertujuan untuk menguatkan sistem dan prosedur
pengembangan kapasitas kelembagaan pemerintahan desa. Hasil yang
diharapkan dari subkomponen ini adalah agar terbangun sebuah sistem
pengembangan kapasitas (sistem pembelajaran) yang lebih fleksibel, adaptif,
dan dapat digunakan secara berkelanjutan untuk dapat memenuhi kebutuhan
kapasitas pemerintahan desa yang beragam.
b. Sub-Komponen 1B: Peluncuran sistem pembelajaran di tingkat daerah.
Subkomponen ini bertujuan untuk mendukung upaya sosialisasi,
pemanfaatan dan pengadopsian yang efektif di tingkat pemerintah daerah
terhadap sistem pembelajaran yang dikembangkan dalam komponen 1A.
Hasil yang diharapkan dari subkomponen ini adalah agar pemerintahan desa
dapat menyiapkan dan melaksanakan proses perencanaan, penganggaran
dan pelaksanaan kegiatan dan pembangunan desa yang partisipatif dan
akuntabel.
c. Sub-Komponen 1C: Penguatan pengawasan dan pengelolaan aparatur
pemerintahan desa. Sub-Komponen ini bertujuan untuk membangun
mekanisme pemantauan dan pengawasan sistem dan kinerja
pengembangan kapasitas kelembagaan pemerintahan desa yang
berkelanjutan, yang terintegrasi secara digital dan terlembagakan baik di
desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat. Hasil yang diharapkan dari
subkomponen ini adalah perbaikan dan penguatan sistem manajemen data
dan informasi terkait desa, khususnya melalui penguatan Prodeskel,
Siskeudes, siswaskeudes, sipades dan aplikasi lainya.
d. Sub-Komponen 1 D: perbaikan layanan dasar bagi desa-desa partisipasi.
Sub Komponen ini bertujuan untuk meningkatkan peran kecamatan sebagai
penghubung dalam mendukung peningkatan kualitas belanja desa dalam
penyelenggaraan layanan dasar, meliputi: Pendidikan, Kesehatan,pekerjaan
umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan Kawasan pemukiman,
ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta sosial.
1.3. Tujuan
Panduan Kerja Behavioral Change Specialist sebagai acuan kerja guna
memberikan arahan bagi Behavioral Change Specialist Regional Management
Consultants (RMC) dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi pada program
Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD), Direktorat Jenderal
Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri.
1.4. Pengguna
Panduan kerja ini digunakan oleh Behavior Change Specialist dalam mendukung
pencapaian KPI Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
(P3PD), Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam
Negeri.
IV. PELAPORAN
Sebagai Tenaga Ahli di RMC, maka Legal and Regulatory Specialist RMC
mempunyai kewajiban menyusun laporan tentang hasil pelaksanaan kegiatan
yang terdiri dari:
4.1. Laporan Bulanan.
Diserahkan setiap awal bulan berikutnya. berisi laporan pelaksanaan
kegiatan yang mencakup laporan kegiatan (worksheet) dan laporan bulanan
individu setiap bulannya. Laporan kegiatan tersebut merupakan kompilasi
dari laporan capaian pelaksanaan kegiatan dari Tenaga Ahli pada lingkup
regional yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan program, capaian
output dan hasil identifikasi masalah yang dapat menghambat implementasi
program.
Laporan Bulanan merupakan laporan rutin yang harus dibuat oleh para TA
setiap bulannya, berupa:
1. Worksheet RMC P3PD
2. Laporan Bulanan Individu (format terlampir)
3. Hasil kerja kegiatan berupa produk sesuai output dari Tupoksi yang
sudah direncanakan (dilampirkan)
4.2. Laporan triwulan.
Diserahkan pada akhir setiap triwulan tahun berjalan, berisi ringkasan
laporan laporan pelaksanaan kegiatan yang mencakup laporan kegiatan
(worksheet) dan laporan bulanan individu setiap bulannya. Laporan kegiatan
tersebut antara lain menggambarkan secara ringkas kemajuan pelaksanaan
program dan capaian output dari Tenaga Ahli yang sudah diolah di tingkat
regional dan hasil identifikasi masalah yang dapat menghambat
implementasi program.
4.3. Laporan Tahunan.
Diserahkan pada setiap awal tahun berikutnya selama periode layanan, yang
mencakup pencapaian output dari para Tenaga Ahli pada tingkat regional
tahun sebelumnya, rencana kerja ke depan dan laporan status penyelesaian
masalah serta administrasi lainnya.
V. PENUTUP
LAMPIRAN
NAMA TA : ………………………
POSISI : Behavioural Change Specialist
No TUGAS UTAMA KEGIATAN OUTPUT ESTIMASI WAKTU
1 Melaporkan dan berada langsung di • Konsultasi dg koprov dalam rangka • Dokumen rencana Setiap bulan
bawah pengawasan Team Leader menyusun rencana kerja kerja (selama durasi kontrak)
Provinsi; • Menyusun worksheet bulanan Dokumen worksheet
bulanan
2 Menyiapkan rencana kerja dan target • Mempelajari materi orientasi tugas Dokumen rencana kerja dan
performa untuk pelaksanaan tugas dan Bahavior Change Sp. & matriks tugas output kegiatan
tanggungjawabnya; dan output
• Menyusun rencana kerja dan
berkoordinasi Behavior Change Sp.
NMC terkait output dan target
3 Membantu dan berkoordinasi dengan • Berkoordinasi BCL NMC dan meminta Modul pembelajaran
Behavioral Change Specialist di tingkat modul/draft modul pembelajaran pemerintah desa dan
pusat dalam penyiapan dan revisi materi pemerintah desa dan kabupaten yang kabupaten
belajar termasuk modul untuk aparatur ada;
pemerintahan desa dan kabupaten terkait • Bekerjasama dan berdiskusi dengan
kapasitas personal dan institusi terutama Training Sp RMC, menyiapkan materi
menyediakan masukan terkait perubahan pembelajaran dalam rangka memberi
sikap dan adopsi pengetahuan masukan terkait perubahan sikap dan
pada tahun pertama pelaksanaan adopsi pembelajaran sesuai konten
program; lokal;
4 Berkoordinasi dengan Behavioral d. Melakukan kajian faktor dominan d. Laporan Hasil Kajian
Change Specialist di tingkat pusat perubahan perilaku:
dalam melakukan penjabaran dan • Mengumpulkan data dan informasi e. Pedoman Pelaksanaan
adopsi perubahan perilaku berbasis relevan terkait perubahan perilaku Perubahan Perilaku dan
data, perumusan dan implementasi • Menyusun TOR kajian Pengukuran Tingkat
strategi perubahan perilaku untuk Perubahan
• Diseminasi TOR kajian (internal
pemerintahan Desa dan kabupaten
RMC)
dan desa serta fasilitator dan kader di f. Dokumen Hasil
desa dengan: • Pengumpulan data lapangan
• Analis data Pemantauan dan
• Melakukan studi dan analisis faktor Evaluasi Penerapan
dominan perubahan perilaku • Penyusunan hasil kajian
Pendekatan dan
(kognitif, afektif dan Startegi Perubahan
psikomotor) untuk individu dan e. Penyusunan pedoman pelaksanan
perubahan perilaku dan pengukuran Perilaku
institusi
tingkat perubahan:
• Mengembangkan pedoman untuk
pendekatan, strategi, dan tahapan • Inventarisir literatur terkait
penerapan perubahan perilaku • Menyusun draft pedoman
termasuk bagaimana mengukur • Diskusi draft pedoman
tingkat perubahan • Finalisasi pedoman
• Melakukan supervisi terhadap • Diseminasi pedoman
pendekatan dan strategi
implementasi perubahan perilaku f. Melakukan pemantauan dan
• Melakukan monitoring dan evaluasi mengevaluasi penerapan pendekatan
terhadap pendekatan dan strategi dan strategi perubahan perilaku:
implementasi perubahan perilaku • Menyusun instrument pemantauan
dan evaluasi
• Melakukan pemantauan dan
evaluasi
• Melaporkan hasil pemantauan dan
evaluasi
5 Berkoordinasi dengan Behavioral Change • Mengumpulkan data dan informasi Regulasi untuk Perubahan
Specialist di tingkat pusat dalam serta hasil evaluasi terkait penerapan Perilaku
menyusun rekomendasi terhadap aspek pendekatan dan strategi perubahan
regulasi yang dibutuhkan untuk perilaku
perubahan perilaku berdasarkan • Identifikasi permasalahan/kendala dan
penerapan pendekatan, strategi dan merumuskan alternatif solusi Bersama
pengukuran terhadap perubahan perilaku Legal & Legulatori Sp, menyusun draft
•
personal dan institusional; rekomendasi terkait aspek regulasi
yang dibutuhkan guna
mendukung perubahan perilaku
individu dan institusi;
6. Berkoordinasi dengan Behavioral Change • Mengumpulkan data dan informasi dan Pedoman Pengembangan
Specialist di tingkat pusat dalam menelaah literatur terkait Strategi Pembelajaran
mengembangkan pedoman untuk strategi • Berdiskusi dengan Training Sp. & Tim (platform pembelajaran
pembelajaran yang menarik dan dapat RMC; digital desa) guna
digunakan oleh semua yang terlibat • Menyusun pedoman pengembangan mengubah perilaku individu
dalam program di mana pun dan kapan strategi pembelajaran (platform dan lembaga dalam
pun (platform pembelajaran digital desa) pembelajaran digital desa) tatakelola program
untuk tujuan mengubah perilaku individu
dan kelembagaan dalam tata kelola dan
manajemen program;
7 Melakukan kompilasi atau menyusun • Inventarisasi data, informasi dan Buku paket informasi
paket informasi terkait perubahan praktek baik tentang pembelajaran
perilaku personal dan institusional; P3PD
• Menyusun data, informasi dan praktek
baik pembelajaran P3PD dalam bentuk
tulisan yang informatif
• Menyusun informasi dan praktek baik
menjadi paket informasi
8 Mendukung pembuatan platform • Terlibat memberikan masukan terkait Bahan Bacaan atau Materi
belajar digital serta sistem evaluasi pembelajaran digital desa berupa materi Perubahan Perilaku
performa Desa dan Kabupaten atau bahan bacaan perubahan perilaku
bersamaan dengan kegiatan monitoring • Memberikan masukan terkait sistem
dan evaluasi program dengan Tim Leader evaluasi kenerja desa dan kabupaten
dan pihak • Menyusun bahan bacaan atau materi
lainnya; Perubahan Perilaku
9. Mendukung evaluasi sistem penilaian Terlibat dan memberikan masukan terhadap Rekomendasi perbaikan Selama durasi kontrak
kinerja desa dan kabupaten; sistem penilaian kinerja desa dan kabupaten
10. Menyiapkan laporan pelaksanaan program • Mengumpulkan data/informasi bersama Laporan pelaksanaan
dan rekomendasi untuk peningkatan spesialis RMC terkait kebutuhan program
kualitas pelaksanaan dan hasil setiap pelaporan
bulan, quarterly, annual dan laporan • Bersama specialist terkait menyusun
khusus bila dibutuhkan; laporan pelaksanaan program
• Finalisasi lapotan
11. Melakukan tugas-tugas lain bila Melaksanakan tugas sesuai penugasan dari Laporan hasil penugasan Tentative
dibutuhkan dan/atau diminta oleh Team atasan langsung (sesuai penugasan)
Leader
Lampiran 2 :
Format Laporan Bulanan Behavioral Change Specialist RMC
BULAN: ……………….
NAMA: ……………………..
POSISI: Behavioral Change Specialist
1. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
4. RENCANA KERJA BULAN JANUARI 2023
2.
3.
4 dst
Nama………………..
Behavioural Change Spesialist
Lampiran 3 :
Format Laporan Triwulan Behavioral Change Specialist RMC
Executif
Memuat ringkasan penjelasan Laporan Triwulan Bahavior Change Sp.
RMC yang disusun mencakup beberapa hal berikut:
a) Uraian singkat tentang fokus dan isi pelaporan yang disajikan
b) Ulasan singkat tentang rencana kerja BCL Sp. untuk periode triwulan
yang dilaporkan dan mengacu pada work plan schedule.
c) Ulasan singkat kemajuan pelaksanaan kegiatan:
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE);
• Komunikas Perubahan Perilaku (KPP)
• Penguatan Kapasitas (Capacity Building)
BAB I : Pendahuluan
1.1 Hasil Telaah Behavior Change
Memuat hasil telaah atau desk review terhadap kegiatan Behavior Change
di wilayah lingkup tugas.
1.2 Rencana Kerja Behavior Change Sp. perTriwulan yang dilaporkan Memuat
rincian kerja dan komponen-komponen kegiatan pada triwulan yang
dilaporkan sesuai dengan yang termuat dalam work plan schedule.
Kegiatan Hasil
Kegiatan Hasil
Kegiatan Hasil
Lampiran-lampiran
• Hasil supervisi dan monitoring serta rekomendasi
• Hasil-hasil bidang perubahan perilaku
Lampiran 4:
Format Akhir Tahun Behavioral Change Specialist RMC
Executif
Memuat ringkasan penjelasan Laporan periode 1 tahun yang disusun
mencakup beberapa hal berikut:
d) Uraian singkat tentang fokus dan isi pelaporan yang disajikan
e) Ulasan singkat tentang rencana kerja. untuk periode 1 tahun yang
dilaporkan dan mengacu pada work plan schedule.
f) Ulasan singkat kemajuan pelaksanaan kegiatan:
• Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE);
• Komunikas Perubahan Perilaku (KPP)
• Penguatan Kapasitas (Capacity Building)
BAB I : Pendahuluan
1.1 Hasil Telaah Behavior Change
Memuat hasil telaah atau desk review terhadap kegiatan Behavior Change
di wilayah lingkup tugas.
Kegiatan Hasil
Kegiatan Hasil
Kegiatan Hasil
Lampiran-lampiran
• Hasil supervisi dan monitoring serta rekomendasi
• Hasil-hasil bidang perubahan perilaku
Panduan
STRATEGI
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
2023
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 2
1.2. Prakondisi ...................................................................................................... 2
1.3. Penguatan Kapasitas Pemerintahan dan Pembangunan Desa............ 4
1.4. Maksud dan Tujuan...................................................................................... 6
1.5. Pengguna Panduan ..................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................. 7
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU ..................................................................... 7
1.1. Kerangka Teori ...................................................................................... 7
1.2. Tahapan Perubahan Perilaku ................................................................ 9
BAB III .............................................................................................................................. 11
STRATEGI KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU ...................................... 11
3.1. Analisis Situasi ............................................................................................ 11
3.2. Menentukan Kelompok Sasaran .............................................................. 12
3.3. Menyusun Struktur dan Dimensi Pesan Kunci ...................................... 13
3.4. Mengembangkan Pendekatan Komunikasi ............................................ 14
3.5. Mengelola Saluran Komunikasi ................................................................ 18
3.6. Mendesain materi Komunikasi ................................................................. 18
BAB IV .............................................................................................................................. 19
RENCANA AKSI PERUBAHAN PERILAKU .............................................................. 19
4.1. Perencanaan ............................................................................................... 19
4.2. Pelaksanaan ............................................................................................... 20
4.3. Pemantauan dan Evaluasi ........................................................................ 21
PENUTUP ....................................................................................................................... 22
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
BAB I
PENDAHULUAN
Amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang tertuang dalam
pasal 112 sampai 115, menjadi tantangan sekaligus peluang pemerintah dalam
pembangunan daerah. Tantangan sekaligus peluang tersebut diantaranya adalah
tata kelola dan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kesiapan sumber daya
manusia (SDM) aparatur pemerintahan desa, Lembaga Kemasyarakat Desa (LKD)
serta Lembaga Adat Desa (LAD). Tantangan berikutnya seperti organisasi dan tata
kelola, sistem dan prosedur yang belum memadai serta data dan informasi
pendukung dalam menjalankan roda pemerintahan.
Seiring dengan semangat perubahan yang lebih baik terhadap tata kelola
pemerintahan desa, peran pembinaan dan pengawasan oleh supra desa menjadi
salah satu kunci sukses bagi tata kelola desa yang efektif dan efesien. Tata kelola
tersebut diharapkan dapat mewujudkan tujuan pembangunan desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1.2. Prakondisi
Jumlah aparatur desa yang banyak, tentunya juga memiliki kapasitas beragam,
sementara fungsi dan tugas pokok pemerintahan sangat kompleks antara lain
2
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Secara aktual pendidikan kepala desa beragam, saat ini tercatat berdasarkan
sumber data di Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel), sebanyak 63% adalah
lulusan SMA, sarjana (S1, S2, S3) 15%, SMP 17% dan ada yang tidak tamat tamat
SD dan tidak sekolah ini sekitar 5%. Kondisi ini memerlukan upaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang dimiliki oleh Kepala Desa untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang sangat kompleks bagi
penyelenggaraan pemerintahan desa.
Disisi lain banyaknya regulasi terkait penyelenggaraan pemerintahan desa juga
menuntut pemenuhan kapasitas aparatur desa. Pendekatan penguatan sumber
daya manusia (SDM) yang dilakukan selama ini melalui pelatihan berjenjang
(cascading training) yang terpusat di kabupaten dinilai tidak efektif. Selain
membutuhkan SDM, pendanaan dan waktu yang besar dengan hasil dan belum
bisa menjangkau seluruh desa. Dari sisi substansi materi yang terbatas, tidak
memotivasi dan mendorong replikasi belajar secara mandiri.
Selain itu minimnya pemanfaatan potensi kecamatan menyebabkan proses
penguatan kapasitas penyelenggara pemerintahan desa menjadi sulit dilakukan.
3
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Belum tersedianya database dan sistem data yang memadai; kerangka monitoring
dan evaluasi terkait kapasitas dan kinerja aparatur, organisasi dan tata kelola serta
sistem dan prosedur secara terarah dan terukur dan komprehensif; serta lemahnya
koordinasi dan kolaborasi antar pemangku-kepentingan dan pelaku di desa juga
menyebab tidak efektifnya penguatan kapasitas SDM. Hal ini menyebabkan
terbatasnya kapasitas penyelenggara pemerintahan desa yang berdampak pada
pengelolaan rencana pembangunan dan anggaran belanja desa belum efektif dan
efisien. Hal ini terlihat dari sekitar 40% APBDes digunakan untuk biaya administrasi
dan sekitar 38% untuk program infrastruktur yang terfragmentasi. Sementara
belanja pembangunan SDM, pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan kesehatan
sangat rendah, sehingga dampak pembangunan di desa belum signifikan.
4
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Sehubungan dengan hal itu, maka dipandang perlu strategi komunikasi perubahan
perilaku kepada kelompok sasaran P3PD dan pentingnya komunikasi yang
komprehensif (menyeluruh) guna membangun kesadaran dan minat serta
perubahan perilaku dalam penerimaan (adopsi) program oleh pemerintah daerah
dan desa.
Keberlanjutan P3PD merupakan salah satu target utama yang menjadi landasan
keberhasilan program, dimana pengelolaan program diarahkan pada pencapaian
tujuan sebagai berikut:
• Pemerintah Daerah mampu mengelola penyelenggaraan program
pengembangan kapasitas secara mandiri dengan memanfaatkan platform
digital, mempunyai kegiatan pengembangan kapasitas yang dikembangkan
melalui APBD Provinsi dan Kabupaten, mampu membangun kerjasama
kemitraan dengan institusi lokal, menggunakan pengembangan kapasitas
sebagai alat untuk memampukan desa dalam mengelola pemerintahan dan
pembangunannya, serta mempunyai kapasitas kolaborasi dengan berbagai
pihak;
• Institusi tingkat kecamatan (PTPD, Forum/Klinik Belajar) mampu berfungsi
secara optimal untuk mendampingi desa dalam peningkatan kinerja dan
memaksimalkan wadah konsultasi dan komunikasi antar desa dan kecamatan;
• Desa mempunyai kapasitas dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi, mengembangkan program pengembangan kapasitas baik secara
mandiri maupun mendapatkan dukungan Pemda dan Kecamatan,
meningkatkan kinerja belanja desa dengan berorientasi kepada pembangunan
yang berpihak kepada masyarakat miskin, pembangunan ekonomi lokal, dan
pembangunan SDM, dan mampu menggunakan platform digital untuk
konsultasi dan belajar Bersama;
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan komunikasi perubahan
perilaku adalah sebagai berikut:
5
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Tingkat pengadopsian yang baik dari Pemerintah Daerah dan desa, menjadi
bagian penting guna keberlanjutan P3PD dan merupakan salah satu target utama
yang menjadi landasan keberhasilan program.
7
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
KEBIJAKAN
Advokasi
(Pusat,Provinsi, Kab/Kota, Desa)
ORGANISASI
Mobilisasi sosial
(Organisasi & institusi sosial)
MASYARAKAT
Komunikasi
(Hubungan antar organisasi/komunitas Perubahan sosial
ANTAR PRIBADI
(Keluarga, teman, kelompok sosial) Komunikasi
perubahan perilaku
INDIVIDU & perubahan sosial
(Pengetahuan, Keterampilan, sikap)
Komunikasi
Perubahan perilaku
▪ Individu:
Karakteristik individu yang mempengaruhi perubahan perilaku antara lain
pengetahuan, sikap, perilaku, kepercayaan diri, riwayat pertumbuhan, jenis
kelamin, usia, agama, ras/ suku, status ekonomi, sumber keuangan, nilai,
tujuan, harapan, literasi, stigma, dan lainlain.
▪ Antar pribadi:
Jaringan sosial formal dan informal dan sistem pendukung sosial yang dapat
mempengaruhi perilaku individu adalah keluarga, teman, teman sebaya,
rekan kerja, komunitas keagamaan, kebiasaan, atau tradisi.
▪ Masyarakat:
Perubahan perilaku dipengaruhi oleh hubungan antara organisasi atau
lembaga dalam batasan yang sudah ditentukan, antara lain lingkup rukun
tetangga/rukun warga (RT/ RW), tokoh masyarakat, dan lingkup bisnis.
▪ Organisasi:
Organisasi atau institusi sosial yang memiliki aturan, sehingga dapat
mempengaruhi perilaku sesuai dengan batasan-batasan yang ada dalam
organisasi.
▪ Kebijakan/lingkungan sosial politik:
Perubahan perilaku dipengaruhi oleh kebijakan yang dibuat para pembuat
kebijakan di berbagai tingkatan (nasional, provinsi, kabupaten, kota, desa)
8
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Komunikasi perubahan perilaku adalah sebuah proses interaktif antar individu dan
komunitas untuk menyusun pesan kunci pendekatan komunikasi dan saluran
komunikasi yang paling sesuai agar tercipta perilaku positif yang dikehendaki
sesuai dengan konteks lingkungan masyarakat tersebut, sehingga dapat
menyelesaikan permasalahan yang paling penting di daerah tersebut. Komunikasi
perubahan perilaku menyediakan lingkungan pendukung yang memungkinkan
individu dan masyarakat untuk berinisiatif, mempraktikkan, dan mempertahankan
perilaku positif yang diharapkan tersebut.
Perubahan perilaku memiliki tujuan yang spesifik dan bervariasi antar setiap
kelompok. Namun, pemberian informasi kepada kelompok sasaran tidak serta
merta menghasilkan perubahan perilaku. Dengan dukungan lingkungan yang
kondusif, informasi dan kegiatan komunikasi yang tepat, maka perubahan perilaku
kelompok sasaran dapat dicapai. Di tahun 1992, Prochaska, DiClemente, and
Norcross membuat transtheoretical model of client change. Dalam model ini,
mereka mengajukan bahwa terdapat lima tahapan dalam perubahan menuju
kondisi yang lebih baik. Tahapan yang dialami tersebut adalah: 1).
Precontemplation, 2). Contemplation; 3. Preparation; 4). Action; dan 5.
Maintenance. Ilustrasi tahapan perubahan perilaku seperti gambar berikut:
PEMELIHAR
AAN
AKSITINDAKA
/ N
PERSIAPA
N
KONTEMPL
ASI
PRE-
KONTEMPL
ASI
Penjelasan:
10
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
BAB III
1 2 3 4 5 6
Analisi Tentukan Susun Pesan Mengembangkan Mengelola Mendesain
Situasi Kelompok Kunci & pendekatan Saluran Materi
Sasaran Pendukung komunikasi Komunikasi Komunikasi
2. Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder adalah kelompok sasaran yang mempengaruhi:
a. Camat
b. PTPD
c. Fasilitator Belajar (fasbel)
d. Lingkungan terdekat (istri, suami, anak, kakek, nenek, ayah)
e. Pemuka masyarakat
f. Pemuka agama
g. Kelompok profesi
h. Jejaring sosial dan lain-lain
3. Kelompok Tersier
Kelompok tersier adalah pihak-pihak yang terlibat sebagai lingkungan pendukung
bagi upaya implementasi P3PD, yang terdiri dari:
a. Pengambil kebijakan/keputusan, baik pusat maupun
provinsi, kabupaten/kota dan desa
b. Organisasi Perangkat Daerah
c. Perguruan tinggi
d. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
e. Media massa
3.3. Menyusun Struktur dan Dimensi Pesan Kunci
Pesan kunci adalah poin-poin utama yang disampaikan oleh pemberi pesan untuk
diingat dan dilaksanakan oleh kelompok sasaran. Pesan kunci dapat menjadi
panduan utama yang didiskusikan antara pemberi pesan dan kelompok sasaran
untuk meningkatkan pemahaman dan mempererat hubungan keduanya dalam
12
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Pesan kunci disusun dengan singkat namun padat agar mudah dipahami dan
disampaikan oleh setiap pemberi pesan di ruang lingkupnya. Agar struktur pesan
dapat disampaikan secara sistematis, logis dan mudah dipahami. Untuk itu pesan
kunci disampaikan dalam beberapa fase yang dihubungkan dengan
perubahan perilaku yang diharapkan dari setiap fase tersebut. Fase bagi
setiap daerah bisa berbeda-beda, tergantung dari situasi pemahaman akan
program. Misalnya untuk daerah yang pemahaman akan program sangat perlu
ditingkatkan maka akan dibutuhkan upaya pengenalan program yang lebih lama
dan terus menerus bagi setiap kelompok sasaran. Sebaliknya, bagi daerah yang
sudah memiliki pengetahuan yang baik terhadap program, maka bisa langsung
fokus pada upaya menumbuhkan pemberdayaan dan penguatan kontrol sosial
bagi pelaksanaan program.
B. Kampanye publik
Kegiatan kampanye publik ditujukan kepada sasaran primer (aparatur
desa, BPD, LKA/LAD, PTPD), sebagai sasaran promosi. Sasaran
sekunder seperti keluarga, pemuka masyarakat, pemuka agama dan
jejaring sosial) untuk sosialisasi program maupun pemicuan program.
Sasaran tersier (pengambil kebijakan/keputusan di daerah dan
desa/kelurahan, Organisasi Perangkat Daerah, dunia usaha, media
massa) dilakukan melalui penggalangan komitmen dan advokasi program.
D. Mobilisasi sosial/masyarakat
Sasaran mobilisasi sosial/ masyarakat dapat dilakukan adalah melalui
kegiatan forum-forum pembelajaran formal yang dilaksankanan oleh
program dan informal yaitu pertemuan-pertemuan informal yang telah ada
di masyarakat lokasi program.
F. Kampanye publik
Kegiatan kampanye publik ditujukan kepada sasaran primer (aparatur
desa, BPD, LKA/LAD, PTPD), sebagai sasaran promosi. Sasaran
14
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
H. Mobilisasi sosial/masyarakat
Sasaran mobilisasi sosial/ masyarakat dapat dilakukan adalah melalui
kegiatan forum-forum pembelajaran formal yang dilaksankanan oleh
program dan informal yaitu pertemuan-pertemuan informal yang telah ada
di masyarakat lokasi program.
15
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
16
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Saluran komunikasi adalah sarana, alat atau perangkat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan kepada kelompok sasaran. Secara umum terdapat
dua kelompok saluran komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada kelompok sasaran adalah:
a. Pertemuan tatap muka
Pertemuan tatap muka antara lain dengan forum-forum pertemuan, rapat
koordinasi, sosialisasi, rapat evaluasi, pertemuan kelas-kelas tematik,
kunjungan rumah dan konseling antarpribadi (Komunikasi Antar Pribadi),
edukasi kelompok besar hingga kecil.
17
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
Materi komunikasi adalah alat yang dipakai untuk menyampaikan pesan program
kepada kelompok sasaran. Isi materi dan metode komunikasi yang digunakan bisa
berbeda tergantung kelompok sasaran yang dituju dan disesuaikan dengan
konteks local, diantaranya:
4.1. Perencanaan
4.2. Pelaksanaan
1. Provinsi
2. Kabupaten/Kota
a) Survei
Survei dilakukan dapat dilakukan oleh provinsi, sehingga hasilnya dapat
digunakan oleh kabupaten/kota untuk melihat output dan dampak dari
intervensi P3PD di lokasi sasaran. Selanjutnya, hasil survei tersebut dapat
dipakai sebagai referensi tindak lanjut bagi kabupaten/ kota.
20
PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN
DAN PEMBANGUNAN DESA
b) Observasi/pengamatan
Metode ini dapat dijadikan sebagai pelengkap informasi yang dihasilkan
dari survei. Observasi bertujuan untuk melihat perubahan perilaku, fasilitas,
dan dukungan lainnya terhadap pelaksanaan P3PD yang terjadi di lokasi
sasaran. Misalnya, terdapat antusiasme aparatur desa untuk
memanfaatkan LMS, dukungan kebijakan daerah dan sebagainya.
c) Cerita atau praktik terbaik
Metode ini menekankan cerita perubahan perilaku yang dialami oleh
kelompok sasaran, sehingga bersifat personal, mendalam, dan unik
tergantung dari intervensi yang terjadi di masing-masing daerah.
PENUTUP
21