Anda di halaman 1dari 30

RENCANA STRATEGI

2016-2021

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT


DINAS KESEHATAN

FKTP PUSKESMAS NANGALILI


Jalan Malawatar-Nangalili, Desa Nangalili, Kec. Lembor Selatan, Kab. Mabar
Email : puskesmasnangalili12@gmail.com
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan syukur dan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Rencana
Strategis FKTP Puskesmas Nangalili tahun 2016– 2021 telah selesai disusun. Dokumen Rencana
Strategis ini disusun sebagai acuan bagi penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat maupun dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya secara umum selama kurun waktu perencanaan yaitu tahun 2016 – 2021 sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya masing – masing.

Akhirnya kami sampaikan terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan dokumen ini. Kami menyadari bahwa rencana strategis ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan, saran
dan kritik sebagai upaya kita bersama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Nangalili, Desember 2016


Kepala FKTP. Puskesmas Nangalili

Belasius Kabur
NIP. 19660228 199003 1 010

1 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan
Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang harus
dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di seluruh Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling
besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui pendekatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), serta merupakan kesenangalilian global maupun nasional.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan upaya kesehatan pengembangan
adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
wilayah kerja puskesmas serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan
Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut dan Pengobatan Tradisional.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas pertanggungjawaban wilayah,
pemberdayaan masyarakat , keterpaduan dan rujukan. Agar upaya kesehatan terselenggara secara
optimal, maka puskesmas harus melaksanakan kegiatan manajemen dengan baik. Manajemen
puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk menghasilkan iuran
(output) puskesmas secara efektif dan efisien. Kegiatan manajemen puskesmas terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh
kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan puskesmas tersebut , maka Puskesmas Nangalili
menyusun Rencana Strategi (Renstra) sebagai kerangka acuan dan pedoman dalam melaksanakan
kegiatan di puskesmas guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun ke
depan (2016 – 2021).
Dengan berpedoman pada renstra maka diharapkan semua kegiatan akan lebih terencana,
lengkap dan akurat sehingga dapat mencapai target baik dalam kualitas maupun kuantitas program
kegiatan serta memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat pada umumnya. Penyusunan renstra ini
mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Prov. NTT dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Barat. Adapun penetapan kegiatan dalam renstra didasarkan pada pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud

2 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
1. Menjabarkan gambaran umum dan upaya kesehatan Puskesmas Nangalili dalam rangka
mewujudkan visi dan misi Puskesmas.
2. Mewujudkan keterpaduan arah, strategi, keselarasan program dan kegiatan sesuai dengan
target dan sasaran yang ditetapkan.
3. Sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan operasionalisasi kegiatan Puskesmas guna
pencapaian program, sasaran dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
4. Adanya tolok ukur sebagai bahan evaluasi kinerja tahunan program kegiatan Puskesmas
Nangalili.
Tujuan
1. Menjabarkan visi, misi, program kerja puskesmas ke dalam program kegiatan untuk
periode waktu 2016 – 2021.
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkan dalam
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP).
3. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan instrument pengendalian,
pengawasan dan evaluasi program kegiatan guna pencapaian program, sasaran dan
kegiatan.

C. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2004).
2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 124, tambahan Lembaran Negara Nomor 4437).
3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 126, tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438).
4. Undang – Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005 – 2025 ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 33,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK//2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.01/60/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010 – 2014.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/V/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota.
11. Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor Tahun tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Timur
12. Peraturan Bupati Manggarai Barat Nomor tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat.

3 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
13. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor tentang Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008 – 2013.
14. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat Nomor 37 Tahun 2016
tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat 2016 –
2021.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika rencana strategis adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Landasan Hukum
BAB II Tugas Pokok dan Fungsi FKTP. Puskesmas Nangalili
A. Struktur Organisasi
B. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan
C. Tugas Pokok dan Fungsi
D. Upaya Kesehatan
BAB III Gambaran Pelayanan FKTP. Puskesmas Nangalili
A. Gambaran Umum
B. Kinerja Pelayanan Kesehatan
C. Status Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
BAB IV Isu – Isu Strategis
A. Kendala
B. Peluang
C. Rumusan Permasalahan
BAB V Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Pelayanan Kesehatan
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
D. Sasaran
E. Strategi
F. Kebijakan
BAB VI Program, Kegiatan , Indikator Kinerja
A. Program Kegiatan dan Indikator Kinerja FKTP Puskesmas Nangalili
B. Indikasi Sumber Pembiayaan
BAB VII Penutup

Lampiran : Berisikan Program Kerja Tahunan FKTP. Puskesmas Nangalili tahun 2016 – 2021.

BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSKESMAS NANGALILI

A. Struktur Organisasi

4 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
Berdasarkan Peraturan Bupati Manggarai Barat Nomor 37 tahun 2016 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja FKTP Puskesmas Kabupaten Manggarai Barat, disebutkan bahwa Susunan
Organisasi Puskemas Perawatan / Non Perawatan terdiri dari:
1. Kepala Puskesmas
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Pelaksana Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
4. Pelaksana Unit Promosi Kesehatan
5. Pelaksana Unit Kesehatan Ibu dan Anak-Keluarga Berencana
6. Pelaksana Unit Kesehatan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat
7. Puskesmas Pembantu

B. Susunan Kepegawaian Dan Kelengkapan


Sumber Daya Manusia
Jumlah seluruh karyawan Puskesmas Nangalili adalah 64 orang terdiri dari 27 PNS dan PTT tidak ada
(PTT Pusat, PTT Daerah) 22 Orang TKS.
1. Berdasarkan Pendidikan
S1 Kedokteran Umum 1 orang
S1 Kedokteran Gigi 1 orang
S1 Keperawatan 3 orang
S1 Kesehatan Masyarakat 1 orang
Apoteker 1 orang
S1 Administrasi 1 orang
D3 Keperawatan
D3 Ahli Nutrision 3 orang
D3 Kesehatan Lingkungan 1 orang
D3 Kebidanan
D4 Kebidanan 1 orang
D3 Asisten Apoteker 1 orang
D3 Perawat Gigi 2 orang
D3 Analis 2 orang
SPK 4 orang
SMA 1 orang
SD 1 orang

2. Berdasarkan Golongan :
Golongan IIA
Golongan IIB
Golongan IIC 3
Golongan IID
Golongan IIIA 5
Golongan IIIB 9
Golongan IIIC 2
Golongan IIID 7
Golongan IVA 1

3. Berdasarkan unit pelaksana


Dokter Umum 1 orang
Dokter Gigi 1 orang
KTU 1 orang
Perawat 25
Perawat Gigi 2 orang
Bidan Puskesmas 9
Bidan Desa 14
Administrasi 1 orang

5 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
Petugas Gizi 3 orang
Petugas Promkes 1 Orang
Petugas Kesehatan Lingkungan 2 orang
Petugas Imunisasi 1 orang
Pengelola Keuangan (BOK) 2 orang
Petugas Kebersihan 1 orang

4. Saranan dan Prasarana Puskesmas Nangalili


NO JENIS SARANA JUMLAH KETERANGAN/KONDISI
1 Puskesmas Induk 1 Baik
Puskesmas Pembantu 1 Baik
Poskesdes 2 Baik
Polindes 1 Baik
Ambulance 1 Baik
Sepeda Motor 3 Baik

5. Pembiayaan Kesehatan
Untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan,
Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan
masyarakat miskin melalui Program BPJS Kesehatan ( BPJS). BPJS diberikan kepada
masyarakat miskin yang masuk dalam daftar kuota yang telah diusulkan dan disahkan oleh
Bupati. BPJS digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif.
Sedangkan masyarakat miskin yang tidak masuk kuota, menjadi tanggungan Bupati
dan atau Pemerintah Daerah. Untuk membiayai masyarakat miskin non kuota maka
Pemerintah Kabupaten harus menyediakan anggaran melalui Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda). Selain itu, untuk pelaksanaan kegiatan rutin di Puskesmas, Pemerintah Daerah
mengalokasikan anggaran melalui APBD yang disahkan oleh DPRD dengan rincian kegiatan
yang telah ditetapkan.
Mulai tahun 2010, pemerintah pusat meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan
yaitu Dana dukungan / bantuan kepada pemerintah daerah dalam melaksanakan SPM Bidang
Kesehatan untuk pencapaian MDGs Bidang Kesehatan tahun 2016 melalui peningkatan
kinerja Puskesmas dan jaringannya seta Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Pemanfaatan dana BOK di Kab.
Manggarai Barat telah diatur melalui Surat Keputusan Bupati Manggarai Barat.
Pemerintah juga melakukan suatu terobosan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB
yang masih tinggi melalui Jaminan Persalinan (Jampersal) dengan maksud untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dan aman bagi semua ibu
hamil dan bersalin yang belum memiliki jaminan pembiayaan kesehatan lainnya. Dengan
program jampersal ini diharapkan bahwa masyarakat mendapat pelayanan kesehatan secara
mandiri dan berkeadilan yang mana semua ibu hamil dan bersalin mendapat jaminan
pembiayaan untuk persalinannya dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
persalinannya.
Pembiayaan yang diberikan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama (Puskesmas)
meliputi :
1. Pemeriksaan kehamilan 4 kali
2. Persalinan normal di fasilitas kesehatan
3. Pelayanan nifas normal 3 kali termasuk KB pasca persalinan
4. Pelayanan bayi baru lahir

6 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
C. Tugas Pokok Dan Fungsi
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / MENKES / SK // 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas adalah :
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam Peraturan Bupati
Manggarai Barat Nomor 37 tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mangarai Barat,
disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai tugas pokok pelayanan, pembinaan dan pengembangan
upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut, Puskesmas mempunyai fungsi :
a. Pelayanan upaya kesehatan meliputi Kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan Gizi , perawatan
kesehatan masyarakat , pencegahan , pemberantasan penyakit, imunisasi, pembinaan kesehatan
lingkungan, PKM, Usaha Kesehatan Sekolah, olah raga, pengobatan termasuk pelayanan
darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana , upaya kesehatan
kerja serta usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, mata, khusus lainnya dan pencatatan serta
laporannya.
b. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya kesehatan, sarana
pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembentukan sarana dan pembinaan teknis
kepada puskesmas pembantu, poliklinik kesehatan desa, serta kader pembangunan kesehatan.
c. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan bidang
kesehatan di wilayah, pengembangan kegiatan swadaya masyarakat.
d. Pengelolaan ketatausahaan

Penjabaran tugas pokok pada masing – masing unit adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas :
a. Memberikan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat di wilayah kerjanya
b. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan meliputi Kesehatan Ibu dan anak, KB,
perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, PKM, Usaha Kesehatan sekolah, Olah raga,
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut,
laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lanjut usia, upaya
kesehatan jiwa, dan pencatatan serta pelaporannya
c. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya kesehatan,
sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembentukan sarana dan
pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu, poliklinik kesehatan desa, unit pelayanan
kesehatan swasta serta kader pembangunan kesehatan.

7 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
d. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan bidang
kesehatan di wilayahnya, pengembangan kegiatan swadaya masyarakat
e. Melakukan upaya pengelolaan ketatausahaan
2. Sub Bagian Tata Usaha :
a. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.
b. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan akuntansi puskesmas.
c. Melaksanakan pengelolaan surat – surat dan hubungan masyarakat.
d. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan, urusan umum dan membuat perencanaan serta
pelaporan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
3. Pelaksana Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit:
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis yang meliputi segala penyehatan lingkungan.
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi segala usaha pelayanan dan usaha
pencegahan pemberantasan penyakit termasuk imunisasi.
d. Melaksanakan kegiatan pengawasan , perkembangan dan pemakaian alat – alat kesehatan
dan obat – obatan.
e. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk pengamanan
dan pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
4. Pelaksana Unit Kesehatan Keluarga :
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis yang meliputi segala usaha pelayanan ibu dan
anak dan keluarga berencana serta lansia.
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk
melaksanakan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi dalam masyarakat.
d. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan untuk pengamanan dan
pelaksanaan tugas.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
5. Pelaksana Unit Pemulihan Kesehatan :
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut.
c. Melaksanakan koordinasi kegiatan atas semua kebutuhan pelayanan medis.
d. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan untuk pengamanan
dan pelaksanaan tugas.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.

8 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
6. Pelaksana Unit Kesehatan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan ugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan, usaha kesehatan sekolah dan olah raga,
penyuluhan kesehatan masyarakat, serta perawatan kesehatan masyarakat yang meliputi
segala usaha dan kegiatan pemberian informasi kesehatan.
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis tenaga kesehatan non medis /
tradisional
d. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
lingkungan.
e. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan untuk pengamanan dan
pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
7. Puskesmas Pembantu :
Membantu melakukan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang
lebih kecil.

D. Upaya Kesehatan
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Upaya Kesehatan Wajib


Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan yang ada di Puskesmas Nangalili meliputi:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c. Upaya Kesehatan K
d. erja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa ( Rujukan )
g. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
h. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan
pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang
dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.

BAB III
GAMBARAN PELAYANAN FKTP PUSKESMAS NANGALILI

Gambaran tentang pelayanan Puskesmas Nangalili meliputi kondisi umum, upaya kesehatan yang
dilaksanakan, capaian kinerja dan derajat kesehatan tahun 2016, adalah sebagai berikut :

A. Gambaran Umum
1. Kondisi Umum
Wilayah kerja puskesmas Nangalili menaungi 7 Desa di Kecamatan Lembor Selatan
Kabupaten Manggarai Barat dengan kategori terpencil. Batas-batas wilayah kerja sebagai berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Lembor (Wilayah Kerja Puskesmas Waenakeng)
Sebelah Selatan : Laut Sawu
Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Lekong Cepang
Sebelah Barat : Kecamatan Sano Nggoang (Wilayah Kerja Puskesmas Werang)

10 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Nangalili
Sumber : Promkes Puskesmas Nangalili, 2016
Puskesmas Nangalili terletak pada 120°8 BT dan 8°46 LS dengan luas wilayah kerja
±107 Km2. Desa di kecamatan Lembor Selatan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Nangalili
ialah Desa Nangalili, Benteng Dewa, Kakor, Modo, Lalong, Waemose dan Nangabere. Desa
dengan lokasi terjauh ialah desa Nangabere yang harus ditempuh dalam 2 jam perjalanan laut dan
jam perjalanan darat. Lokasi Puskesmas Nangalili berada di desa Nangalili tepatnya di dusun
Palis.
2. Data Demografi (Sumber Data : Statistik Kecamatan)

Gambar 2.2 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Sumber : Promkes Puskesmas Nangalili, 2016

Grafik di atas menunjukkan jumlah penduduk terbanyak ialah di Desa Nangalili dengan
jumlah penduduk 2289 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di desa Modo
yaitu sebanyak 479 jiwa. Untuk rasio perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan berbanding
seimbang yaitu laki-laki 49,81% (5540 jiwa) dan perempuan 50, 19% (5581 jiwa). Berikut ini
adalah Rasio Kependudukan di Kecamatan Lembor Selatan yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Nangalili.
Tabel 2.1 Rasio Kependudukan di Wilayah Kerja Puskesmas Nangalili
Jumlah Luas wilayah Tingkat
No Desa Pusat Desa Penduduk Jumlah KK (Km2) Kepadatan
1 Nangalili Golojong 2289 510 26,5 21
2 Benteng Dewa Wae Tiong 1800 386 26,7 97
3 Kakor Kakor 1 2071 505 15 76
4 Modo Langke Siku 479 267 20,72 24
5 Lalong Lema 1891 460 12 15
6 Waemose Daleng Sampa 1244 299 4,1 3

11 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
7 Nangabere Weko 1347 262 18,10 7
Jumlah 11.121 2.689 107 104
Sumber: BPS Kecamatan Lembor Selatan, 2016

Sarana Kesehatan dan Sumber Daya


Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Nangalili adalah :
Puskesmas Induk, 1 Unit Puskesmas Pembantu, 2 Unit Poskesdes, 3 Unit Polindes, 1Unit
mobil puskesmas keliling, 3 Desa Siaga, 22 Posyandu , 110 orang kader posyandu terlatih.

Keadaan Tenaga
Masalah yang dihadapi dalam hal ketenagaan adalah kurangnya tenaga administrasi,
rekam medis, tenaga sopir. Upaya pemenuhan kebutuhan adalah melalui pengusulan
penambahan sumber daya manusia sesuai kebutuhan dan kualifikasi pendidikan ke Dinas
Kesehatan Kab. Manggarai Barat tiap tahunnya.

B. Kinerja Pelayanan Kesehatan


Capaian indikator kinerja Puskesmas Nangalili tahun 2016 yang merujuk pada Standar
Pelayanan Minimal meliputi :
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 90,19%


 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 103,56%
 Ibu hamil dengan resiko tinggi dan ditangani 73,5 8%
 Cakupan kunjungan neonates 99,23%
 Cakupan kunjungan bayi 104,56%
 Jumlah bayi lahir dengan BBLR 1,53%
 Cakupan bayi berat badan lahir rendah / BBLR yang
ditangani 100%
 Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dan prasekolah 96,68%
 Cakupan peserta KB Aktif 77,91%
 Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 68,97%

2. Upaya Kesehatan Sekolah


 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS 100%
 Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa
SD/MI 100%
 Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada siswa
SLTP / MTS 100%

3. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Cakupan pelayanan kesehatan remaja 100 %


2. Kecamatan bebas rawan gizi 100%
3. Balita yang datang dan ditimbang ( D/S ) 68, 87%
4. Balita yang naik berat badannya ( N / D ) 73,60%

12 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
5. Balita Bawah Garis Merah ( BGM ) 3,20 %
Cakupan bayi ( 6 – 11 bulan ) mendapat kapsul
6. vitamin A 1 kali pertahun 100%
Cakupan anak balita ( 12 – 59 bulan ) mendapat
7. kapsul vitamin A 2 kali pertahun 100%
8. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 103,56%
9. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 88,68%
Cakupan pemberian MP – ASI pada anak bayi BGM
10. keluarga miskin Tak
11. Balita gizi buruk mendapat perawatan Tak
12. Rumah tangga dengan garam beryodium baik 80,95%
13. Keluarga sadar gizi 10,53%

4. Upaya Pengobatan , Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut

 Cakupan kunjungan rawat jalan 870


 Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat
yang 100%
 Cakupan pelayanan gangguan jiwa disarana kesehatan 35
 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut 90,21

5. Upaya Pemberatasan dan Pencegahan Penyakit Menular

 Desa / kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam 100%


 Cakupan desa / kelurahan UCI 100%
 Acute Flacid Paralysis ( AFP ) rate per 100.000 penduduk < 15
th: 43,27 per 100.000 penduduk <15 tahun kesembuhan
penderita TBC BTA (+) (CR/cure rate) 100%
 Penemuan kasus TBC BTA positif ( CDR / Case Detection
Rate) 93,33%
 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 30,04%
 Klien yang mendapatkan penanganan HIV – AIDS -
 Kasus Infeksi Menular Seksual ( IMS ) yang diobati -
 Penderita DBD yang ditangani -
 Incident rate DBD -
 CFR / angka kematian DBD -
 Balita dengan diare yang ditangani 89,09%
 CFR / angka kematian diare -
 Penderita malaria yang diobati
 Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) 100%
 Kasus filariasis yang ditangani -

6. Upaya Kesehatan Lingkungan

 Institusi yang dibina 100%


 Rumah Sehat (Desa) 48,71%
 Cakupan keluarga dengan sumber air minum terlindung 86,09%
 Cakupan rumah yang memiliki jamban sehat 70,63%

13 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
 Rumah mempunyai SPAL 58,25%
 Rumah yang memiliki tempat sampah 100%
 Rumah / bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 100%
 Tempat umum yang memenuhi syarat 100%
 Tempat umum pengolahan makanan yang
memenuhi syarat 88,89%

7. Upaya Promosi Kesehatan

 Rumah tangga sehat 71,41%


 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 10,53%
 Posyandu Purnama 12,56%
 Posyandu Mandiri 6,33%
 Upaya penyuluhan P3 NAPZA / P3 NARKOBA oleh
petugas kesehatan -
 Desa siaga aktif 80%

8. Kegiatan Lain-Lain
 Cakupan penduduk yang menjadi peserta
jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar 0,90%
 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan
keluarga miskin dan masyarakat rentan 100 %
 Cakupan kegiatan kelas ibu : 2 desa dengan
peserta 10 orang / desa

C. Status Kesehatan
Derajat Kesehatan
1. Angka Harapan Hidup ( UHH ) mengacu pada renstra Dinas Kesehatan adalah 70,48 tahun.
2. Angka Kematian Bayi Pada tahun 2016 terdapat 5 kasus kematian bayi dari 262 kelahiran
hidup ( 19,2 ).
3. Angka Kematian Ibu Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus kematian ibu.
4. Angka Kesakitan. Indikator derajat kesehatan angka Kesakitan di FKTP Puskesmas Nangalili
adalah sebagai berikut :
No Jenis Penyakit Jumlah
1. AFP Rate < 15 tahun 43,27
2. TB Paru Sembuh 100%
3. Pneumonia balita ditangani 30,04 %
4. Prevalensi HIV / AIDS ( Persentase kasus -
terhadap penduduk beresiko)
5. Persentase AIDS yang ditangani -
6. Persentase Infeksi Menular Seksual ( IMS ) yang -
ditangani
7. Angka kesakitan DBD -
8. Persentase DBD yang ditangani -
9. Persentase balita dengan diare yang ditangani 89,09%
10. -
Angka kesakitan malaria
11. Persentase penderita malaria yang diobati -

14 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
12. 100%
Persentase penderita kusta selesai berobat
13. -
Kasus penyakit filariasis yang ditangani
14. Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I ):
 Jumlah kasus Difteri -
 Jumlah Kasus Tetanus Neonaturum
 Jumlah Kasus Campak
 Jumlah Kasus Polio

5. Status Gizi masyarakat


Prevalensi balita gizi buruk tahun 2016 sebesar 1,51% lebih rendah dibanding angka
nasional sebesar 3 % . Sedangkan prevalensi balita dengan gizi kurang sebesar 2,23%.

BAB IV
ISU – ISU STRATEGIS

A. Kendala
Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Nangalili terdapat beberapa
kendala, antara lain :
1. Kendala Eksternal
a. Adanya penyakit yang berpotensi wabah dan daerah endemis penyakit Masih
ditemukannya kasus Malaria di wilayah Kerja Puskesmas Nangalili Kabupaten
Manggarai Barat dan mobilitas penduduk yang tinggi antar wilayah dapat mempercepat
sebaran penyakit menular. Hal ini dapat mengakibatkan angka kesakitan penyakit
menular dapat meningkat misalnya Malaria. Desa Nangalili yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Nangalili termasuk daerah dengan angka kesakitan Malaria.
b. Masih rendahnya kunjungan balita ke posyandu yang mengakibatkan kurang
terpantaunya status gizi balita di desa secara keseluruhan. Hal ini dapat berakibat adanya
gizi kurang maupun gizi buruk yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
c. Perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat ( PHBS ) dengan status ekonomi menengah ke bawah masih rendah terutama

15 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
kebiasaan cuci tangan dengan sabun, kebiasaan merokok , pemberian ASI Eksklusif pada
bayi dan belum membudayanya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
d. Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan. Pada beberapa desa di wilayah
Puskesmas Nangalili masih rendahnya keluarga yang memiliki jamban sehat dan
pengelolaan limbah.
e. Masih adanya budaya / mitos / kepercayaan yang menghambat program kesehatan
misalnya persalinan tidak di sarana kesehatan, menolak imunisasi, menolak menyusui,
pantang makanan tertentu baik bagi ibu hamil maupun saat menyusui, pemberian
makanan tambahan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan umurnya.
f. Kesadaran sektor lain bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya
tanggung jawab Puskesmas masih rendah sehingga dukungan terhadap pembangunan
kesehatan sangat kurang.
g. Masih sulitnya mencari kader kesehatan yang dapat bekerja dengan sungguh – sungguh
dan rutin dan memahami tentang teknis pelaksanaan posyandu sehingga pelaksanaan
posyandu tidak efektif dan tidak optimal.
h. Kesadaran masyarakat terhadap pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan secara
mandiri melalui dana sehat belum berkembang dengan baik, masih rendahnya cakupan
dana sehat di masyarakat. Pelaksanaan desa siaga belum berjalan secara mandiri, masih
terus mengandalkan Puskesmas sebagai penggerak kegiatan.
i. Pembiayaan jaminan kesehatan ( BPJS) banyak yang tidak tepat sasaran, sehingga tidak
dapat sepenuhnya diterimakan kepada masyarakat miskin.

2. Kendala Internal
a. Jumlah dan kualitas tenaga kesehatan yang kurang mendukung serta jumlah tenaga
administrasi belum terpenuhi sehingga masih banyaknya rangkap tugas.
b. Petunjuk teknis pelaksanaan beberapa program kegiatan belum jelas sehingga belum
terlaksana dengan baik dan laporan kegiatan belum menghasilkan data yang akurat.
Contoh : Upaya Kesehata Usila, Upaya Kesehatan Remaja, Upaya Kesehatan Kerja.
c. Sistem Informasi Kesehatan untuk mendukung manajemen kesehatan masih belum
optimal terutama akses informasi, ketepatan, akurasi, kelengkapan yang berkaitan
dengan lintas sektor.

B. Peluang
Peluang Eksternal
1. Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu :
a. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh negara, ayat (2) menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, ayat (3) Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak. Berkaitan dengan Undang – Undang Dasar
1945 tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemerintah
secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan iuran sebagaimana

16 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
dimaksud ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peraturan perundangan
tersebut merupakan peluang untuk mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan
kesehatan.
b. Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah terhadap bidang kesehatan
yaitu : Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah pasal 13 ayat (1)
e, yang menyebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib
yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah terutama pasal 2 ayat
(3), bahwa Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan
suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. Kemudian dalam pelaksanaan kedua undang – undang
tersebut dijabarkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 / MENKES / SK / / 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas
dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi – tingginya.
3. Terdapat komitmen global, regional, nsional yang menyangkut masalah kesehatan, mewajibkan
pemerintah memberi perhatian terhadap pemecahan masalah kesehatan. Pembangunan Millenium
(Millenium Development Goals – MDGs) bertujuan mengatasi delapan tantangan utama
pembangunan, tiga diantaranya adalah masalah kesehatan yaitu (1) penurunan angka kematian
anak, (2) peningkatan kesehatan ibu dan (3) Upaya menghentikan penyebaran terhadap penyakit
(khususnya HIV/AIDS, malaria, Tuberculosis dan penyakit lainnya). Komitmen global terhadap
dunia bebas penyakit polio. Badan Kesehatan Dunia (WHO,1988) mencanangkan program
eradikasi polio (The Global Polio Eradication initiative). Komitmen pemerintah terhadap
pembangunan kesehatan dmplementasikan pada pelaksanaan pembangunan nasional dengan
menggunakan konsep paradigma sehat yang dicanangkan oleh Presiden RI pada bulan Maret 1999
sebagai ” Gerakan Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan”. Paradigma sehat merupakan cara
pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling
berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara makro berarti bahwa pembangunan
semua sektor harus memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan minimal memberikan
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro berarti bahwa
pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Peluang Internal
1. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan mencukupi.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan kegiatan
baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.
3. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalam jenis dan jumlahnya.

17 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
4. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan keshatan baik
melalui Pemerintah Kabupaten (APBD, Jamkesda), Pemerintah Pusat (DAK, BOK,
BPJS/Jampersal).
5. Keberadaan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) memberikan kemudahan masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
6. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan sesuai dengan visi, misi, terarah dan terukur.

C. Rumusan Permasalahan
Dari hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di Puskesmas, maka
permasalahan yang dihadapi Puskesmas Nangalili adalah :
1. Meskipun pada tahun 2016 tidak ditemukan adanya kematian ibu, namun masih tetap menjadi
persoalan utama sebab angka kematian ibu di tingkat kabupaten masih sangat tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, kematian ibu lebih banyak disebabkan oleh penyakit yang
bukan akibat langsung kehamilan namun telah ada sebelum kehamilan. Ini perlu mendapat
perhatian bagi pemberi pelayanan bagi ibu hamil terutama dalam penapisan resiko yang ada
bukan saja yang berkaitan langsung dengan kehamilannya namun juga terhadap penyakit
penyerta lainnya yang diderita. Permasalahan lain yang juga dapat berpotensi menimbulkan
kematian ibu adalah perilaku dari ibu maupun lingkungan keluarganya yang seringkali
menolak bila dibutuhkan rujukan baik selama masa kehamilan, persalinan maupun nifas.
2. Angka kematian bayi menunjukkan adanya peningkatan. Terdapat 5 kasus kematian bayi
dengan penyebab kematian yaitu asfiksi 2 kasus, BBLR 1 kasus, BBLSR 1 kasus dan kelainan
kongenital 1 kasus.
3. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Terutama
kewaspadaan pada penduduk pendatang yang membawa penyakit, malaria, HIV/AIDS.
Khusus untuk wilayah Puskesmas Nangalili penyakit Malaria masih menjadi perhatian karena
selalu ditemukan kasus tiap tahunnya. Disisi lain angka kesakitan dan kematian pada beberapa
penyakit tidak menular dan degeneratif seperti DM, kardiovaskular dan kanker cenderung
mengalami peningkatan.
4. Kesadaran masyarakat khususnya ibu balita untuk menimbangkan anaknya ke Posyandu
masih sangat rendah hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya cakupan D/S. Rendahnya
cakupan kunjungan balita ini dapat berakibat tidak terpantaunya status gizi balita secara
keseluruhan yang dapat berdampak adanya kasus balita dengan gizi buruk maupun gizi
kurang yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
5. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah. Cakupan rumah sehat masih rendah. Cakupan
sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan air limbah
(SPAL) masih rendah.
6. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah. Kebiasaan cuci tangan
dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar belum membudaya, kebiasaan
merokok masih tinggi, perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi masih rendah, kegiatan
Pemberantasan sarang Nyamuk secara berkala belum membudaya.
7. Sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum berkembang, sebagian besar
masyarakat belum memiliki jaminan kesehatan diantaranya dana sehat melalui desa siaga

18 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
belum mendapat dukungan seluruh masyarakat. Masih ditemukannya pemberian jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin yang belum tepat sasaran.
8. Partisipasi / peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masih rendah diantaranya
posyandu, pengembangan desa siaga belum dilaksanakan secara mandiri masih bergantung
pada Puskesmas. Motivasi masyarakat sebagai kader posyandu masih sangat rendah, belum
adanya regenerasi kader posyandu.
9. Pelaksanaan upaya promosi kesehatan belum optimal terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dikarenakan sarana media penyuluh yang belum memadai
sehingga kurang menarik minat masyarakat untuk mengikuti kegiatan.
10. Sistem penganggaran belum optimal karena turunnya anggaran yang tidak pada awal tahun
sehingga menyulitkan dalam administrasi dan kelengkapannya. Dalam penganggaran
terkadang belum sepenuhnya sesuai dengan prioritas program, ada beberapa program penting
yang belum teranggarkan sehingga tidak dapat terlaksana dengan baik.

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN

A. Visi
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan
citra yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan Puskesmas Nangalili
diarahkan agar dapat berkarya secara produktif, inovatif, antisipatif sebagai rujukan pelayanan
kesehatan pertama masyarakat.
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan dan dengan mempertimbangkan
perkembangan masalah serta kecenderungan masalah kesehatan ke depan maka ditetapkanlah Visi
Puskesmas Nangalili.
Visi Puskesmas Nangalili adalah” Menjadi Puskesmas Yang Mampu memberikan
Pelayanan Kesehatan Dasar yang Bermutu, Merata Dan Terjangkau”. Yang dimaksud dengan
Bermutu Merata dan Terjangkau adalah masyarakat yang hidup di dalam lingkungan yang sehat dan
dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan peran serta masyarakat secara langsung

19 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
dalam pembangunan kesehatan serta mampu mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata.

B. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan. Misi merupakan suatu pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang
ingin dicapai. Dengan adanya misi berarti membawa organisasi pada suatu fokus dan diharapkan
seluruh karyawan Puskesmas Nangalili dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal institusi
Puskesmas Nangalili dan mengetahui program – program serta hasil yang akan diperoleh pada masa
yang akan datang.
Misi Puskesmas Nangalili tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan dasar yang berkualitas
2. Menerapkan Pelayanan Kesehatan yang Profesional sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
3. Menyediakan Fasilitas Kesehatan Yang Memadai.
4. Menggerakan Masyarakat Untuk Mandiri dan Berperilaku Hidup Sehat.

C. Tujuan
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
dalam rangka merealisasi misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara umum adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Adapun tujuan khususnya
adalah :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit serta mencegah meluasnya kejadian luar
biasa ( KLB ).
2. Mengendalikan penyebaran penyakit menular melalui peningkatan kegiatan surveilans.
3. Mengendalikan penyakit tidak menular dan masalah kesehatan lain di masyarakat melalui
peningkatan kegiatan promotif dan memberdayakan pelayanan klinik konsultasi.
4. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta
kemandirian individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan.
6. Meningkatkan kelembagaan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
7. Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.
8. Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya.
9. Meningkatkan kualitas tenaga yang ada di puskemas baik tenaga kesehatan maupun tenaga
lainnya.
10. Meningkatkan kesehatan anak sekolah dan remaja. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
11. Melaksanakan upaya kesehatan gigi dan jiwa kepada masyarakat.
12. Meningkatkan status gizi pada bayi dan balita dengan meningkatkan cakupan kunjungan
posyandu.
13. Meningkatkan sistem manajemen pengelolaan obat dalam rangka pemenuhan ketersediaan,
mutu, jenis, jumlah obat dan perbekalan kesehatan.
14. Melaksanakan pengobatan rasional di sarana kesehatan

20 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
15. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi dan anak sekolah agar dapat terbentuk kekebalan
terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
16. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang cepat, tepat dan akurat sehingga tersedia
data kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

D. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan dicapai atau dihasilkan
oleh Puskesmas Nangalili dalam jangka waktu dua tahun terakhir. Sasaran merupakan bagian integral
dalam proses perencanaan strategis. Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, diukur dan
menantang namun dapat dicapai. Berdasarkan hal tersebut diatas, Pukesmas Nangalili Kabupaten
Manggarai Barat menetapkan sasaran sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit serta KLB
2. Terciptanya lingkungan hidup yang sehat
3. Terciptanya kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam rangka mengatasi
masalah kesehatan.
4. Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat.
5. Terwujudnya manajemen pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik.
6. Terwujudnya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata terutama permasalahan kesehatan pada masyarakat miskin dan masyarakat rentan.
7. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan di Puskesmas
melalui pengembangan dan implementasi regulasi dan pengembangan profesionalisme.
8. Terwujudnya sistem informasi kesehatan yang terpadu dan akurat untuk pemanfaatan
pengambilan keputusan.
9. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya bagi
masyarakat miskin dan rentan melalui BPJS/jampersal dan jamkesda.
10. Terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja.

E. Strategi
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan dilaksanakan pada
priode 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis masyarakat
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa siaga dan peningkatan
KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) dalam pencegahan dan penanggulangan
penyakit dan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Pengembangan pengelolaan air minum/bersih, pembuangan air limbah, jamban keluarga
dan pembuangan sampah dengan pendekatan berbasis masyarakat dan penerapan
teknologi tepat guna.
4. Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian makanan tambahan dan
suplemen (vitamin) dan peningkatan keluarga sadar gizi.
5. Meningkatkan pembinaan terhadap penggunaan obat yang rasional di lingkup pelayanan
Puskesmas.
6. Memenuhi kebutuhan sarana, prasarana termasuk sumber daya manusia, obat- obatan dan
perbekalan kesehatan di pelayanan kesehatan.
7. Meningkatkan manajemen Puskesmas

21 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
8. Meningkatkan dan mengembangkan upaya kesehatan wajib maupun pengembangan.
9. Menerapkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan Prosedur yang
telah disusun.
10. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang lengkap, akurat sebagai dasar
pengambilan keputusan.
11. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pengembangan dan pelaksanaan upaya
kesehatan Puskesmas.

F. Kebijakan
Kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan bentuk program dan kegiatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Kebijakan tersebut adalah :
1. Peningkatan kegiatan Promosi Kesehatan melalui peningkatan kesadaran masyarakat
dalam rangka berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Peningkatan kualitas sanitasi dasar.
3. Peningkatan pembinaan sanitasi di TUPM, TTU dan institusi.
4. Peningkatan dan penguatan peran serta masyarakat melalui pendampingan dalam
pengembangan UKBM dan desa siaga
5. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
6. Melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada siswa sekolah.
7. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan masyarakat
8. Pemenuhan alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan pada Puskesmas dan
jaringannya sesuai dengan kebutuhan.
9. Perbaikan / rehabilitasi Puskesmas dan jaringannya.
10. Penerapan penggunaan obat rasional di sarana kesehatan.
11. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
12. Melakukan rujukan pada ibu hamil resiko tinggi
13. Pendampingan persalinan oleh dua tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
14. Peningkatan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemberian PMT, vitamin pada balita,
ibu hamil dan ibu nifas.
15. Melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga dalam membiasakan konsumsi aneka
ragam makanan, pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, penggunaan
garam yodium dan suplemen zat gizi.
16. Pencapaian UCI
17. Peningkatan kegiatan surveilans sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular dan KLB.
18. Peningkatan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan di tingkat Kecamatan.
19. Peningkatan manajemen Puskesmas (Perencenaan, Pelaksanaan, Penilaian / Evaluasi) dan
kualitas informasi kesehatan.

22 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
BAB VI
PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN
INDIKASI SUMBER PEMBIAYAAN

A. Program Kegiatan dan Indikator Kinerja FKTP Puskesmas Nangalili


Program kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Nangalili mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK//2004 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/MENKES/PER/V/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, yaitu :
Upaya Kesehatan Wajib
1. Upaya Promosi Kesehatan
a) Cakupan Rumah Tangga Sehat
1) Tahun 2016 : 70 %
2) Tahun 2021 : 90 %
b) Cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif
1) Tahun 2016 : 40%
2) Tahun 2021 : 75%

23 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
c) Cakupan Posyandu Purnama
1) Tahun 2016 : 40,07 %
2) Tahun 2021 : 60,02 %
d) Cakupan Posyandu Mandiri
1) Tahun 2016 : 3,82 %
2) Tahun 2021 : 7 %
e) Upaya penyuluhan P3 NAPZA / Narkoba oleh petugas kesehatan
f) Tersedianya honor kader posyandu selama 12 bulan.
g) Cakupan desa siaga aktif
1) Tahun 2016 : 71 %
2) Tahun 2021 : 85 %

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


a) Cakupan institusi yang dibina : 80 % tiap tahunnya.
b) Cakupan rumah sehat
1) Tahun 2016 : 63 %
2) Tahun 2021 : 90%
c) Cakupan kepemilikan jamban sehat
1) Tahun 2016 : 60 %
2) Tahun 2021 : 85 %
d) Cakupan penduduk yang memiliki akses jamban sehat
1) Tahun 2016 : 65 %
2) Tahun 2021 : 90 %
e) Cakupan Rumah yang mempunyai SPAL
1) Tahun 2016 : 60 %
2) Tahun 2021 : 90 %

f) Cakupan Kepemilikan sarana air bersih


1) Tahun 2016 : 79 %
2) Tahun 2021 : 85 %
g) Cakupan penduduk yang memiliki akses SAB yang berkualitas
1) Tahun 2016 : 81 %
2) Tahun 2021 : 86 %
h) Cakupan rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes
1) Tahun 2016 : 81,5 %
2) Tahun 2021 : 84 %
i) Cakupan Tempat umum yang memenuhi syarat
1) Tahun 2016 : 63 %
2) Tahun 2021 : 69,03 %
j) Cakupan TUPM yang memenuhi syarat kesehatan
1) Tahun 2016 : 79,04 %
2) Tahun 2021 : 83,97 %
k) Cakupan TP3 yang memenuhi syarat kesehatan
1) Tahun 2016 : 35 %

24 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
2) Tahun 2021 : 44 %

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


a) Cakupan kunjungan ibu hamil K4
1) Tahun 2016 : 92 %
2) Tahun 2021 : 96 %
b) Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
1) Tahun 2016 : 94 %
2) Tahun 2021 : 96 %
c) Cakupan pelayanan nifas
1) Tahun 2016 : 94 %
2) Tahun 2021 : 96 %
d) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
1) Tahun 2016 : 78 %
2) Tahun 2021 : 83 %
e) Cakupan ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk : 100 % tiap tahunnya
f) Cakupan kunjungan neonatus
1) Tahun 2016 : 98 %
2) Tahun 2021 : 100 %
g) Cakupan kunjungan bayi
1) Tahun 2016 : 95 %
2) Tahun 2021 : 99 %
h) Cakupan bayi berat lahir rendah / BBLR yang ditangani : 100 % tiap tahunnya
i) Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah
1) Tahun 2016 : 77 %
2) Tahun 2021 : 82 %
j) Cakupan neonatal resiko tinggi / komplikasi yang ditangani
1) Tahun 2016 : 80 %
2) Tahun 2021 : 85 %
k) Cakupan peserta aktif KB
1) Tahun 2016 : 79 %
2) Tahun 2021 : 82 %

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


a) Cakupan Balita yang datang dan ditimbang ( D/S )
1) Tahun 2016 : 75 %
2) Tahun 2021 : 90 %
b) Balita yang naik berat badannya ( N/D )
1) Tahun 2016 : 75 %
2) Tahun 2021 : 90 %
c) Balita bawah garis merah ( BGM )
1) Tahun 2016 : <5 %
2) Tahun 2021 : <2 %

25 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
d) Cakupan bayi ( 6 - 11 bln ) mendapat kapsul vitamin A 1 kali / tahun
1) Tahun 2016 : 95 %
2) Tahun 2021 : 100 %
e) Cakupan balita ( 12 – 59 bln ) mendapat kapsul vitamin A 2 kali / tahun
1) Tahun 2016 ; 95 %
2) Tahun 2021 : 100 %
f) Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
1) Tahun 2016 : 90 %
2) Tahun 2021 : 97 %
g) Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
1) Tahun 2016 : 90 %
2) Tahun 2021 : 95 %
h) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6 – 24 bln BGM dari
keluarga miskin : 100 % tiap tahunnya.
i) Cakupan Balita gizi buruk yang mendapat penanganan : 100 % tiap tahunnya
j) Cakupan rumah tangga dengan garam yodium baik
1) Tahun 2016 : 80 %
2) Tahun 2021 : 95 %
k) Cakupan Keluarga sadar gizi
1) Tahun 2016 : 40 %
2) Tahun 2021 : 75 %

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


a) Desa / kelurahan UCI
- Tahun 2016 : 75 %
- Tahun 2021 : 100 %

b) Cakupan imunisasi dasar :


- Cakupan DPT /HB3 : 95 %
- Cakupan Polio : 95%
- Cakupan Campak : 95%
- Cakupan HB 0 : 95 %
c) Cakupan TT2 pada ibu hamil : 95%
d) Cakupan BIAS :

- BIAS DT / TT : 100 %
- BIAS campak : 100 %

e) Desa / kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24


jam : 100 % tiap tahun.
f) Angka Penemuan kasus TBC BTA (+) ( CDR / Case Detection Rate )
- Tahun 2016 : 72 %
- Tahun 2021 : 80 %
g) Kesembuhan penderita TBC BTA (+)
- Tahun 2016 : 88 %

26 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
- Tahun 2021 : 90 %
h) Prevalensi penderita TB BTA (+)
- Tahun 2016 : 81 / 100.000 penduduk
- Tahun 2021 : 76 / 100.000 penduduk
i) Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani : 100 % setiap tahun
j) Kasus IMS yang diobati : 100 % setiap tahun
k) Balita dengan diare yang ditangani : 100 % setiap tahun
l) Angka kematian diare : < 1 / 10.000 penderita setiap tahun
m) Klien mendapatkan penanganan HIV / AIDS 100 % setiap tahun
n) Penderita malaria yang diobati : 100 % setiap tahun
o) Prevalensi penderita kusta <1/10.000 setiap tahun
p) Penderita kusta yang selesai berobat ( RFT Rate ) : > 90 % setiap tahun
q) Kasus filariasis yang ditangani 100 % setiap tahun.

6. Upaya Pengobatan
a) Cakupan pelayanan kesehatan remaja : 80 %
Pemberian tablet tambah darah Fe kepada remaja putri tingkat SLTP dan sederajat sejumlah
10 tab tiap bulannya.
b) Cakupan kunjungan rawat jalan a. a.Tahun 2016 : 40 % b. Tahun 2021 : 50 %
c) Ketersediaan jenis dan jumlah obat essensial : 100 % setiap tahun
d) Ketersediaan jenis dan jumlah obat generik : 100 % setiap tahun
e) Penulisan resep obat generik 100 % setiap tahunnya

Upaya Kesehatan Pengembangan


1. Upaya Kesehatan Sekolah
a) Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD / MI dan setingkat : 100% setiap
tahun
b) Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SLTP dan setingkat
1) Tahun 2016 : 50 %
2) Tahun 2021 : 100 %
c) Cakupan pemeriksaan berkala anak sekolah
1) Tahun 2016 : 30 %
2) Tahun 2021 : 80 %
d) Cakupan SD/MI dengan PHBS institusi strata utama dan paripurna
1) Tahun 2016 : 30 %
2) Tahun 2021 : 80 %
e) Cakupan SMP /MTS dengan PHBS institusi strata utama dan paripurna
1) Tahun 2016 : 15 %
2) Tahun 2021 : 80 %

2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


a) Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin dan masyarakat rentan : 100 %
b) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin : 100 %.

27 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
a) Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut Tahun 2016 : 5 % dan Tahun 2021 : 7 %
b) Cakupan murid SD/MI mendapatkan pemeriksaan gigi dan mulut: Tahun 2016 : 30 % dan
Tahun 2021 : 50 %
c) Cakupan murid SD / MI mendapat perawatan gigi dan mulut: Tahun 2016 : 55 % dan Tahun
2021 : 75 %.

4. Upaya Kesehatan Jiwa


a) Cakupan Pelayanan gangguan jiwa di Puskesmas: Tahun 2016 : 15 % dan Tahun 2021 : 30%

5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


a) Tercapainya Umur Harapan Hidup: Tahun 2016 70,50 tahun dan Tahun 2021 71 tahun.
b) Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut: Tahun 2016 : 70 % dan Tahun
2021 : 80 %

Program Kegiatan Lainnya


a. Program Kelas Ibu Hamil
Pada tahun 2016 kegiatan kelas ibu dilaksanakan dengan menggunakan dana BOK dengan
peserta 10 orang perdesa diprioritaskan pada ibu hamil dengan resiko. Melihat pentingnya
pelaksanaan kelas ibu terutama untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil maka mulai
tahun 2016 pelaksanaan kelas ibu akan diupayakan dilakukan 4 kali dalam setahun dengan
sasaran ibu hamil dengan resiko. Pendanaan : APBD dan BOK.
b. Program perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan PKD
1. Rehabilitasi Puskesmas

B. Indikasi Sumber Pembiayaan


Indikasi sumber pembiayaan program dan kegiatan upaya kesehatan FKTP. Puskesmas
Nangalili tahun 2016 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

28 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021
BAB V
PENUTUP

Rencana strategis Puskesmas Nangalili tahun 2016 – 2021 diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya kesehatan yang dilaksanakan
Puskesmas Nangalili dalam kurun waktu 5 tahun sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja dan perencanaan tahunan Puskesmas Nangalili .

Renstra yang disusun ini mengacu pada RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai
Barat tahun 2016 – 2021 dan tetap berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Dokumen ini sangat terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan.
Masa berlakunya renstra ini tahun 2016 – 2021, sesuai dengan RPJMD Kabupaten Manggarai Barat.
Sedangkan untuk periode selanjutnya akan disusun kembali rencana strategis sesuai dengan perubahan
lingkungan internal dan eksternal yang sedang berkembang. Bila dalam perkembangannya terdapat
perubahan akan dipaparkan didalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahunan sebagai penjabaran
renstra.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini diucapkan terima kasih
dan penghargaan setinggi – tingginya. Dengan penyusunan dokumen ini, diharapkan upaya Puskesmas
Nangalili dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di masa depan dapat terarah dan terukur.

29 of 30 Renstra FKTP Puskesmas


Nangalili 2016-2021

Anda mungkin juga menyukai