Anda di halaman 1dari 24

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

Bab 2. Kerangka Pengembangan Sanitasi


2.1

Visi Misi Sanitasi


Visi dan misi merupakan sumber inspiratif dan memberikan

arah

yang

jelas

dan

terukur,

sehingga

pada

akhir

periode

perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur bagi keberhasilan


sebuah

program

dan

kegiatan.

Oleh

karena,

dalam

bidang

pembangunan sanitasi, Kabupaten Sekadau telah merumuskan visi


dan misi sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari
berbagai stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi Kabupaten
Sekadau sangat erat dengan kaitannya dengan visi dan misi
Kabupaten Sekadau. Pada kesempatan yang sama, Pokja Sanitasi
Kabupaten Sekadau telah merumuskan tujuan, indikator dan strategi
pengembangan subsektor sanitasi baik dalam jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang. Rumusan visi misi, tujuan,
sasaran

dan

strategi

sanitasi

Kabupaten

Sekadau

telah

memperhatikan isu-isu strategis yang termuat dalam dokumen Buku


Putih Sanitasi (BPS). Gambaran tentang Visi dan Misi Kabupaten
Sekadau yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Sekadau serta Visi Sanitasi
dan Misi per-subsektor sanitasi Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau
dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut:

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.1

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Sekadau


Visi Misi
Kabupaten Sekadau

Visi Misi Sanitasi


Kabupaten Sekadau

Visi Kabupaten Sekadau


2011 2015 :

Visi Sanitasi Kabupaten Sekadau


2014 2018 :

TERWUJUDNYA KABUPATEN
SEKADAU YANG SEJAHTERA,
MANDIRI DAN DEMOKRATIS

TERWUJUDNYA KABUPATEN
SEKADAU YANG BERSIH DAN SEHAT
MELALUI PEMBANGUNAN DAN
PENINGKATAN LAYANAN SANITASI
YANG RAMAH LINGKUNGAN

Misi :

Misi :

1.

1. Air Limbah Domestik:

2.

3.

Meningkatkan
pembangunan ekonomi dan
perkuatan revitalisasi pertanian
menuju Sekadau yang sejahtera;
Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan
melanjutkan pembangunan
infrastruktur menuju Sekadau
yang mandiri;

Meningkatkan kuantitas dan


kualitas sarana dan prasarana
pengelolaan limbah rumah tangga
yang berwawasan lingkungan
pada tahun 2018.
2. Persampahan
1. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana
pengeloalaan persampahan dan
meminimalisir timbulan sampah
pada 2018.

Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik
dan demokratis;

2. Meningkatkan Pelayanan dan


Peran Serta Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah.
3.

Drainase
Meningkatkan fungsi drainase
perumahan dan permukiman
untuk mengurangi daerah
genangan dan banjir pada tahun
2018.

4.

Promosi Higiene dan


Sanitasi
Meningkatkan kegiatan Promosi
Higiene dan Sanitasi untuk
seluruh lapisan masyarakat
Kabupaten Sekadau pada tahun
2018.

Sumber : RPJMD, RENSTRA SKPD dan Pokja Sanitasi, 2013.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.2

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna


terjalinnya

sinergi

yang

dinamis

antara

seluruh

pemangku

kepentingan (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) dalam


melaksanakan pembangunan dan pengelolaan sanitasi di Kabupaten
Sekadau. Partisipasi masyarakat dan peran serta swasta harus
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga ke tahap monitoring
dan evaluasi pelaksanaan pembangunan.

2.2

Tahapan Pengembangan Sanitasi


Strategi

mewujudkan

layanan
Tujuan

sanitasi

dan

pada

Sasaran

dasarnya

pembangunan

adalah

untuk

sanitasi

yang

bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Sekadau.


Kabupaten Sekadau merumuskan strategi layanan sanitasi didasarkan
pada isu-isu utama/strategis yang dihadapi pada saat ini.
Tahapan pengembangan sanitasi yang dilakukan di Kabupaten
Sekadau berdasarkan sebaran kepadatan penduduk yang didapatkan
dari jumlah penduduk dari 87 desa yang ada di Kabupaten Sekadau
terhadap luas wilayah terbangun, dari hasil tersebut di kabupaten
Sekadau terklasifikasikan atas 4 (empat) jenis katagori wilayah yaitu
rural,

peri-urban,

urban-low

dan

urban-medium.

Peta

sebaran

kepadatan penduduk di Kabupaten Sekadau seperti yang terlihat


pada peta 2 berikut :

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.3

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Peta 2 : Peta Sebaran Kepadatan Penduduk Kabupaten Sekadau

Sumber : RTRW Kabupaten Sekadau, 2013

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.4

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2.2.1. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub-sektor Air Limbah


Domestik

Sistem pembuangan air limbah harus dipisahkan dengan sistem


pembuangan air hujan, namun masih dijumpai limbah dari rumah
tangga dibuang ke dalam sistem pembuangan air hujan yang dapat
mengakibatkan pencemaran lingkungan hidup.
Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Sekadau saat ini
masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat
(on-site system) secara individu. Di sisi lain juga masih banyak warga
masyarakat

yang

belum

memiliki

pengelolaan

air

limbah

dan

membuang limbahnya ke saluran dan sungai.


Kegiatan perhotelan sementara ini belum dapat diperoleh data
beban pencemaran limbah maupun volume limbah. Sebagian besar
dari perhotelan membuang limbah cair ke saluran drainase maupun
sungai di wilayah perkotaan dan lainnya diresapkan ke dalam tanah.
Di

beberapa

tempat,

pada

bangunan-bangunan

tertentu

seharusnya diwajibkan menyediakan fasilitas instalasi pengolahan air


limbah (IPAL), seperti: rumah sakit, industri, penginapan dll. Fasilitas
pengolahan

ini

sangat

dibutuhkan

untuk

menghindari

dampak

pencemaran lingkungan hidup.


Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pengelolaan
air limbah karena bagaimanapun juga masyarakat juga berperan
dalam

menghasilkan

air

limbah.

Beranekaragamnya

karakter

masyarakat tentu akan berpengaruh terhadap perilakunya dalam


pengelolaan air limbah. Namun demikian, saat ini masyarakat sudah
paham akan pentingnya hidup sehat, sehingga masyarakat ikut
berperan aktif dalam pengelolaan air limbah.
Diagram alir proses penetapan sistem dan zona subsektor air
limbah dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut :

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.5

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

Gambar 2: Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona


Subsektor Air Limbah

Sumber : Petunjuk Praktis Penyusunan SSK, 2013.

Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah


mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis
dan

jumlah

pelayanannya.

Di

dalam

SSK

ini

telah

dilakukan

penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air.


Beberapa

kriteria

telah

digunakan

dalam

penentuan

prioritas

tersebut, yaitu: data kondisi ekstrem, wilayah CBD (Center of


Business Development) saat ini dan mendatang berdasarkan RT RW,

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.6

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

dan kondisi air tanah, kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah


(perkotaan atau perdesaan).
Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan pengelolaan air limbah
dalam perencanaan pengembangan sistem di kabupaten Sekadau
untuk Pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah dalam perencanaan
jangka menengah (5 tahun) dapat diidentifikasikan dengan 2 (dua)
sistem pengelolaan yaitu:
- Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system);
- Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).
Dari hasil sitem pengelolaan air limbah tersebut selanjutnya dapat
buatkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem, Peta
tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut
sekaligus

merupakan

dasar

bagi

kota

dalam

merencanakan

pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten


Sekadau, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off
site system).
Peta

2.1a

merupakan

Rencana

pengembangan

tahapan

pengembangan air limbah sistem on-site dibagi menjadi 3 zona yaitu:


Zona I

: pengelolaan air limbah domestik menggunakan sistem


off-site.
Pada zona ini lebih lanjut disampaikan pada peta
tahapan pengembangan system off site sistem

Zona II

: pengelolaan air limbah menggunakan sistem setempat


individu/on site individual.
Pada zona pengelolaan system individual antara lain
ada di desa kecamatan yang mayoritas pada klaifikasi
wilayah peri urban

Zona III

: pengelolaan air limbah menggunakan STBM serta


penyediaan MCK++ bagi keluarga yang tidak memiliki
jamban pribadi.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.7

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Pada zona pengelolaan system ini antara lain ada di


desa kecamatan pada klaifikasi wilayah rural/perdesaan
Peta 2.1a: Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
(On-site System)

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau, 2013

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.8

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

Pengelolaan air limbah domestik dengan system off site baik off
site

medium

maupun

off

site

jangka

panjang

adalah

pada

desa/kelurahan kabupaten Sekadau di wilayah CBD saat ini dan


mendatang berdasarkan RTRW antara lain:
1.

Kecamatan Sekadau Hilir , Desa Mungguk, Sungai Ringin, dan

2.

Peniti.
Kecamatan Sekadau Hilir, Desa Seberang Kapuas, Semabi, dan

3.

Landau Kodah.
Kecamatan Sekadau Hilir, Tanjung, Merapi dan Seraras.
Peta 2.1b merupakan tahapan pengembangan air limbah sistem

off-site dibagi menjadi 3 tahap yaitu :


1. prioritas pertama (jangka menengah); yaitu meliputi wilayah

kecamatan

Kota

meliputi

Desa

Mungguk,

Sungai

Ringin,

Tanjung, Seberang Kapuas,


2. prioritas kedua (jangka menengah dan panjang); yaitu meliputi
wilayah off site kecamatan kota yaitu Kecamatan Sekadau Hilir,
Sekadau Hulu dan Belitang Hilir meliputi : Desa Merapi, Sei Ayak
I, Sei Ayak II, Entabuk, Engkersik, Belitang, Seraras, Semabi,
Tapang Semadak, Gonis Tekam, Semabi, Landau Kodah,

Sungai

Kunyit, Peniti, Rawak , Rawak Hilir, Rawak Hulu, Perongkan, Roca,


Boti Tinting Boyok, Sei Sambang, Nanga Pemubuh, Mondi,
Sekonau, Setawar, Nanga Biaban, Cupang Gading.
3. opsional (jangka panjang); Meliputi seluruh wilayah offsite diluar
prioritas pertama dan kedua.

Peta 2.1b: Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.9

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

(Off-site System)

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau, 2013

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.10

10

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN


Meski
perencanaan

berdasarkan
system

off

hasil
site

analisis

namun

menunjukan

demikian

terkait

adanya
dengan

perencanaan pengelolaan air limbah di Kabupaten Sekadau untuk


system off site masih akan dilakukan studi kelayakan karena pada
kondisi saat ini banyak kendala untuk merencanakan system off site
system diantaranya: lahan/Lokasi IPAL dan elevasi dari posisi jamban
yang melakukan sambungan rumah ke system tersebut, khususnya
untuk wilayah perkotaan.
Dari hasil pentahapan pengelolaan sanitasi sub sektor air
limbah di Kabupaten Sekadau dan dari data kondisi eksisting
prasarana dan sarana sanitasi sistem on-site dan off site, masih 25%
kepala keluarga telah menggunakan jamban keluarga individual
(tangki septik) data dari Dinkes, masih 2% yang menggunakan
komunal (MCK, MCK++). Sedangkan sistem off-site kondisi eksisting
masih 0%, dengan target cakupan layanan jangka pendek 4%,
jangka menengah 10% dan jangka panjang 20%, selanjutnya dapat
dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2: Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Kabupaten Sekadau
No

Sistem

Cakupan layanan
eksisting* (%)

Target cakupan layanan* (%)


Jangka
Jangka
Jangka
pendek
menengah
panjang

A Sistem On-site
1. Individual (tangki septik)
25
30
50
2. Komunal (MCK, MCK++)
2
4
10
B Sistem Off-site
1. Skala Kota
0
5
10
2. Skala Wilayah
0
5
10
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh
dimaksud atas total penduduk yang membutuhkan

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

70
20
20
20
sistem

II.11

11

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN


2.2.2.

Tahapan

Pengembangan

Sanitasi

Sub-sektor

Persampahan
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Sekadau saat ini
dapat

dikatakan

masih

kurang

berjalan

dengan

baik.

Hal

ini

disebabkan karena sebagian besar masyarakat terutama masyarakat


pedesaan masih menggunakan sistem konvensional yaitu menimbun
atau membakar. Sebaliknya, untuk masyarakat perkotaan sudah
menggunakan sistem pengolahan sampah secara komunal yang telah
difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Sekadau dilakukan
dengan dua cara yaitu pengelolaan sampah terpusat dan pengelolaan
sampah setempat. Pengelolaan sampah terpusat merupakan proses
terkoordinasi

dari

rangkaian

panjang

pengumpulan

sampah,

pengangkutan dan pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


Sedangkan pembuangan sampah setempat dilakukan oleh warga ke
permukaan tanah atau ke dalam lubang di setiap pekarangan rumah.
Selanjutnya sampah dibakar atau ditimbun untuk dijadikan pupuk
atau dibiarkan.
Penanganan sampah perkotaan di Kabupaten Sekadau telah
menyediakan prasarana dan sarana persampahan, meliputi: tempat
pembuangan sementara (TPS), mobil sampah/kontainer, gerobak dan
transfer depo. TPA yang ada saat ini direncanakan berada di Desa Sei
Ringin Kecamatan Sekadau Hilir dengan luas lahan 1 Ha. Rencanan
pengelolaan persampahan di lokasi TPA Sei Ringin menggunakan
sistem 3 R.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.12

12

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

Peta 2.2 merupakan tahapan pengembangan persampahan


Kabupaten Sekadau dibagi menjadi 3 zona yaitu :
Zona I

peningkatan

layanan

hingga

100%

(RT-TPS-TPA),

penyiapan jalan, jangka pendek menengah.


Pada zona ini adalah penanganan langsung (Direct)
yang

mana

pengambilan

sampah

oleh

petugas

dilakukan setiap hari, zona ini di Kabupaten Sekadau


adalah pada wilayah CBD berdasarkan RTRW dan
wilayah dengan kepadatan > 100 org/ha.
Zona II

peningkatan layanan hingga minimal 70% (TPS-TPA),


pemilahan sampah berbasis RT, jangka menengah.
Pada

zona

(Indirect)

ini
yang

adalah

penganan

tidak

mana

pengambilan

langsung

sampah

oleh

petugas bisa dilakukan tidak setiap hari, zona ini di


kabupaten Sekadau adalah pada wilayah luar CBD
namun tidak masuk klasifikasi wilayah rural kepadatan
<25org/ha.
Zona III

pengembangan sistem pengolahan sampah berbasis


masyarakat,
berbasis

pemilahan

dan

RT, pengangkutan

pengolahan
secukupnya

sampah

(TPS-TPA),

penyiapan jalan, jangka menengah panjang.


Pada zona ini adalah penganan sampah oleh masyarkat
di wilayah itu sendiri, zona ini di kabupaten Sekadau
adalah pada wilayah pada klasifikasi wilayah rural,
yaitu:
1.

Kecamatan Nanga Taman, Desa Nanga Taman,

2.

Lubuk Tajau, dan Rirang Jati.


Kecamatan Nanga Mahap, Desa Nanga Mahap,
Naga Suri, Landau Kumpai,

dan Batu Pahat.

Tanggunggunung, Seluruh desa yang ada (7 desa).

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.13

13

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Peta 2.2: Peta Tahapan Pengembangan Persampahan


Kabupaten Sekadau

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau, 2012

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.14

14

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Dari tabel 2.3. data yang diperoleh, tahapan pengembangan


persampahan di Kabupaten Sekadau terkait dengan penanganan
langsung (direct) untuk kawasan komersial baru 30% dan kawasan
permukiman sebesar 20%. Sedangkan untuk penanganan tidak
langsung (indirect) untuk kawasan komersial mencakup 10% dan
kawasan permukiman juga mencakup 10%.
Tabel 2.3: Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Sekadau
No

Sistem

Cakupan
layanan
eksisting* (%)

Jangka
pendek

Cakupan layanan* (%)


Jangka
Jangka
menengah
panjang

Penanganan langsung
(Direct)
30
50
70
1.
Kawasan Komersial
80
20
50
70
2.
Kawasan Permukiman
90
Penanganan tidak
B
langsung (indirect)
10
30
60
1.
Kawasan Komersial
75
10
25
50
2.
Kawasan Permukiman
60
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem
dimaksud atas total penduduk
A

2.2.3. Tahapan Pengembangan Sanitasi Sub-sektor Drainase


Perkembangan

kawasan

di

beberapa

wilayah

Kabupaten

Sekadau beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Perkembangan


kawasan ini berdampak langsung pada kebutuhan infrastruktur
pendukungnya. Dampak yang sangat jelas yaitu adanya genangan air
di beberapa lokasi, hal ini salah satu akibat adanya perubahan
peruntukan lahan yang tidak lagi menyediakan areal yang cukup
untuk penyerapan air permukaan terutama yang berasal dari air
hujan.
Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang
berfungsi untuk mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga
tidak mengganggu masyarakat maupun pengguna jalan serta dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.15

15

2014 2017

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

Untuk mengatasi limpasan air hujan dan mengatasi genangan


air di Kabupaten Sekadau diperlukan suatu sistem drainase yang
tertata baik dan mampu mengatasi permasalahan drainase kota.
Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat
menimbulkan
kebutuhan

tekanan

terhadap

ruang

dan

perumahan

kawasan

jasa/industri

lingkungan
yang

untuk

selanjutnya

menjadi kawasan terbangun. Kawasan perkotaan yang terbangun


memerlukan adanya dukungan prasarana dan sarana yang baik yang
menjangkau kepada masyarakat berpenghasilan menengah dan
rendah.
Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat
sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang
maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan
banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai
tempat parkir air (retarding pond) dan bantaran sungai dihuni oleh
penduduk. Kondisi ini akhirnya meningkatkan volume air permukaan
yang masuk ke saluran drainase dan sungai.
Hal-hal
kemampuan

tersebut
drainase

diatas

membawa

mengeringkan

dampak

kawasan

rendahnya

terbangun,

dan

rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai,


polder-polder,

pompa-pompa,

pintu-pintu

pengatur)

untuk

mengalirkan air ke laut.


Dalam penanganan drainase perlu memperhatikan berbagai
faktor yang dapat menimbulkan permasalahan, salah satunya berupa
masalah genangan air.

Pada saat ini banyak terjadi masalah

genangan air yang pada umumnya disebabkan antara lain karena


prioritas

penanganan

drainase

kurang

mendapat

perhatian,

kurangnya kesadaran bahwa pemecahan masalah genangan harus


melihat pada sistem jaringan saluran secara keseluruhan yang

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.16

16

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

mengakibatkan hambatan (back-water) dan beban saluran dari


hulunya, tidak menyadari bahwa sistem drainase kawasan harus
terpadu dengan sistem badan air regionalnya (system flood control),
kurang menyadari bahwa pemeliharaan (pembersihan dan perbaikan)
saluran merupakan pekerjaan rutin yang sangat penting untuk
menurunkan resiko genangan, belum optimalnya koordinasi antara
pihak terkait agar sistem pengaliran air hujan dapat berjalan dengan
baik.
Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase
perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep
drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma
lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air
penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh
ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui
bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk
lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lain-lain.
Hal tersebut bertujuan memotong puncak banjir yang terjadi
sehingga dimensi saluran lebih ekonomis, dapat juga membantu
menambah sumber-sumber air baku. Penanganan drainase juga
harus memakai pendekatan sistem, tidak secara parsial, parameterparameter teknis ditentukan faktor alam setempat.
Diagram alir proses penetapan sistem dan zona subsektor
drainase dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini sebagai berikut :

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.17

17

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Gambar 4: Diagram Alir Proses Penetapan Sistem dan Zona


Subsektor Drainase

Sumber : Petunjuk Praktis Penyusunan SSK, 2012.

Peta

2.3

merupakan

tahapan

pengembangan

drainase

Kabupaten Sekadau dibagi menjadi 3 zona yaitu :


Zona I : penanganan jangka pendek terhadap genangan.
Zona ini di Kabupaten Sekadau terjadi di wilayah CBD dan
kepadatan penduduk > 175org/ha
Zona II: penanganan jangka panjang terhadap genangan (berbasis
masyarakat).
Zona ini di Kabupten Sekadau terjadi di wilayah dengan
kepadatan penduduk > 100 org/ha < 175org/ha dan juga
klasifikasi wilayah rural.
POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.18

18

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Peta 2.3: Peta Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Sekadau


Penentuan Zona dan Sistem Sanitasi Sub-sektor Drainase

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau, 2012

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.19

19

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 2017

Di Kabupaten Sekadau penanganan dilaksanakan dengan 2


zonasi yaitu zona I dan Zona II dimana wilayah yang menjadi zonasi
dapat dilihat dalam peta 2.3 tersebut. Zona penanganan jangka
panjang terhadap genangan, berdasarkan informasi dan analisis dari
Pokja Sanitasi dilakukan pada zona yang memiliki daerah genangan
air setinggi atau di atas 30 cm dan > 2 hari.
Dari tabel 2.4. data yang diperoleh, tahapan pengembangan
drainase di Kabupaten Sekadau terkait dengan sistem Gravitasi
saluran drainase

terbagi menjadi 3 yaitu saluran primer dengan

cakupan eksisting sebesar 50%,

saluran sekunder dengan cakupan

eksisting sebesar 60%, dan saluran tersier dengan cakupan eksisting


sebesar 47%.
Tabel 2.4: Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Sekadau
No

Sistem

Cakupan
layanan
eksisting* (%)

Cakupan layanan* (%)


Jangka
Jangka
Jangka
pendek
menengah
panjang

Gravitasi
1.
Saluran Primer
50
60
70
2.
Saluran Sekunder
60
65
70
3.
Saluran Tersier
47
55
60
Keterangan:
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh
dimaksud atas total penduduk.

2.3

80
80
70
sistem

Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi


Faktor penting lain yang sangat menentukan penentuan sistem

dan cakupan pelayanan sanitasi adalah faktor pembiayaan yang


sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah. Alokasi
belanja untuk sektor sanitasi di Kabupaten Sekadau mengalami
peningkatan selama 5 (lima) tahun terakhir, dimana rata-rata
pertumbuhan pendanaan mencapai 27% pertahun.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.20

20

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 - 2017

Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Sekadau untuk Sanitasi
No

Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)


2009

2010

2011

2012

2013

4.515.414.900,1.363.710.000,3.151.704900,-

13.230.447.300,-

1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )


Air Limbah Domestik
Sampah rumah tangga dan industri
Drainase lingkungan
PHBS
Belanja Sanitasi Lain-Lain

12.261.082.460,1.114.337.300,721.698.300,10.425.046.860,-

1.780.186.265,231.322.700,1.548.863.565,-

6.715.528.400.,918.450.000,225.000.000,5.704.628.400,-

2
2.1
2.2
2.3
2.4

Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )


DAK Sanitasi
DAK Lingkungan Hidup
DAK Perumahan dan Permukiman
DAK Sanitasi Lain-Lain

11.347.000.000,360.000.000,1.092.000.000,2.250.000.000,7.645.000.000,-

1.681.900.000,176.900.000,1.505.000.000,-

4.550.039.200,1.056.660.000,1.556.378.500,1.189.000.700,-

3.886.530.000,2.276.880.000,1.503.000.000,106.650.000,-

11.551.812.000,335.000.000,11.216.812.000,-

Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi

Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi

914.082.460,-

98.286.265,-

1.945.489.200,-

628.884.900,-

1.678.635.300,-

262.958.311.961,-

208.711.326.329,-

230.724.292.833,-

256.762.706.464.,-

368.883.116.800.-

0,35 %

0,05 %

0,84 %

0.24 %

0.46 %

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)


Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja Langsung

Rata-rata
Pertumbuhan

1.528.852.600,11.701.594.700,-

Sumber : Bappeda Kabupaten Sekadau, 2009-2013

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.21

21

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 - 2017

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan pendanaan untuk pembangunan sanitasi Kabupaten Sekadau
selama periode 2009 2013 dengan rata-rata pertumbuhan 27%, diperoleh proyeksi pendanaan pembangunan
sanitasi untuk jangka waktu 5 tahun ke depan yang mencapai besaran sekitar 0,85% dari alokasi belanja langsung
tahun 2018.
Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan
No

Uraian

Perkiraan Belanja
Langsung

Perkiraan APBD
Murni untuk
Sanitasi

Perkiraan
Komitmen
Pendanaan Sanitasi

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)

Total Pendanaan

2014

2015

2016

2017

2018

410,530,020,686.72

456,878,860,022.25

508,460,483,318.76

565,865,671,885.45

629,751,906,241.32

2,115,080,478.00

2,665,001,402.28

3,357,901,766.87

4,230,956,226.26

5,331,004,845.09

16,670,363,598.00

21,004,658,133.48

26,465,869,248.18

33,346,995,252.71

42,017,214,018.42

2,571,486,942,154.50
17,699,944,718.50

139,505,100,250.80

Sumber : Bappeda Sekadau, Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau, 2012

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.22

22

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 - 2017

Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Sekadau untuk Operasional/Pemeliharaan
No

Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)


2009

Belanja Sanitasi

1.1

Air Limbah Domestik

1.1.1

Biaya operasional /
pemeliharaan (justified)

1.2

Sampah Rumah
Tangga

1.2.1

Biaya operasional /
pemeliharaan (justified)

1.3

Drainase Lingkungan

1.3.1

Biaya operasional /
pemeliharaan (justified)

2010

2011

2012

2013

Pertumbuhan
rata-rata

268.434.000

359.817.000

430.280.000

598.000.000

610.000.000

0,195

460.600.000

520.900.000

600.850.000

700.000.000

810.000.000

0,155

500.000.000

550.300.000

665.600.000

800.000.000

900.000.000

0,161

Sumber : Bappeda Kabupaten Sekadau, 2009-2013

Analisis terhadap pembiayaan operasional pelayanan sanitasi atau pemeliharaan infrastruktur sanitasi selama
periode tahun 2008 2012 memperlihatkan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi untuk semua sub sektor
sanitasi.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.23

23

STRATEGI SANITASI KABUPATEN

2014 - 2017

Tabel 2.8. Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Sekadau untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan
Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2017
No

Uraian

Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.)


2014

Belanja Sanitasi

1.1

Air Limbah Domestik

1.1.1

Biaya operasional /
pemeliharaan (justified)

1.2

Sampah rumah tangga

1.2.1

Biaya operasional /
pemeliharaan (justified)

1.3

Drainase lingkungan

1.3.1

Biaya operasional /
pemeliharaan (justified)

2015

2016

2017

2018

707.926.032

1.061.889.048

1.115.852.064

1.269.815.080

1.723.778.096

843.540.604

915.310.906

1.187.081.207

1.558.851.509

1.630.621.811

974.484.926

1.211.727.389

1.348.969.851

1.486.212.314

1.523.454.777

Sumber : Bappeda Sekadau, Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Sekadau, 2012

Berdasarkan perhitungan perkiraan pendanaan APBD murni dan perhitungan perkiraan besaran komitmen
pendanaan ke depan untuk sektor sanitasi di Kabupaten Sekadau, yang kemudian dibandingkan dengan perkiraan
pendanaan operasional/pemeliharaan, diketahui perkiraan ketersediaan atau kemampuan APBD untuk mendanai
berbagai program dan kegiatan sanitasi 5 (lima) tahun ke depan untuk mencapai visi dan tujuan pembangunan
sanitasi di Kabupaten Sekadau.

POKJA Sanitasi
Kabupaten Sekadau

II.24

24

Anda mungkin juga menyukai