Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar hukum
a. Undang - undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom
c. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
d. Peraturan Presiden Nomor. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
e. Peraturan Presiden Nomor. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar baku Mutu
kesehatan Lingkungan dan persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan higiene,
sanitasi dan kolam renang, solus peraqua dan pemandian umum.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan
j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra Kemenkes
2015-2019, Jakarta 2015
k. Peraturan menteri Kesehatan No 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat

2. Gambaran umum

Indonesia telah berkomitmen mendukung pencapaian Sustainable Development Goals


(SDG) 6 dan targetnya 6.1 dan 6.3 yang ditujukan pada pengawasan kualitas air
minum terkait program Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) . Program ini telah
diikutsertakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 sekaligus dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019.
Dari pengalaman terdahulu, sistem PKAM bergantung pada alur manual data cetak
mulai dari Puskesmas ke tingkat Kota dan Kabupaten, lalu Provinsi dan Nasional. Data
yang diterima kemudian digabung di tingkat nasional tersebut kadangkala tidak akurat
dan tidak sesuai. Hal itu disebabkan lemahnya validitas data dan kurangnya
kesepahaman indikator yang digunakan dalam pengumpulan data oleh petugas
kesehatan lingkungan yang bekerja di Puskesmas atau Dinas Kesehatan kota dan
kabupaten.
Terbatasnya atau tiadanya alokasi dana pada tingkat kota dan kabupaten serta
wilayah dibawahnya untuk pengumpulan basis data juga merupakan faktor lain
rendahnya kualitas data di tingkat pusat. Berdasarkan pengalaman menggunakan
manajemen data berbasis jaringan untuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),
yang tetap lebih efektif pada saat ini, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan
situs pemantauan kualitas air minum lain yang mirip pada 2016 lalu. Namun kurangnya
kapasitas untuk memanfaatkan proses pemantauan berbasis situs ini di tingkat
nasional dan daerah menjadi batasan untuk menjalankan sistem ini secara efektif
sesuai rencana.
Orientasi yang melibatkan Dinas kesehatan dan tenaga kesehatan lingkungan dari
Puskesmas akan membuka peluang untuk mempelajari dan membagi proses
peningkatan kapasitas dan pengoperasian system berbasis web untuk pengumpulan
data, memasukkan data dan alur dari pengawasan kualitas air minum. Semua aktivitas
tersebut sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dalam penyediaan data dan
pembaruan berkala kemajuan pengawasan dan pemantauan kualitas air minum.
Pengawasan yang memadai terhadap Pengawasan Kualitas Air Minum sangat
diperlukan agar dapat dilakukan evaluasi yang mendorong pengelolaan program yang
lebih efektif sesuai dengan Indikator Kinerja Kegiatan Subdit Penyehatan Air dan
Sanitasi Dasar Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini sebagai berikut :
 Penanggungjawab kesling Dinas kesehatan Propinsi
 Penanggung jawab kesling Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
 Penanggungjawab kesling Puskesmas

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut:
 Paparan
Pertama-tama, kegiatan ini akan ditinjau, dipaparkan dan didiskusikan dalam
kerangka regulasi daerah, strategi dan kebijakan nasional tentang PKAM. Indikator
dan target kualitas air nasional berdasarkan persyaratan SDGs akan dipaparkan
lebih detil dalam sesi kedua.
 Setelahnya, fasilitator akan melatih para peserta untuk menjalankan dan
membiasakan diri dalam penggunaan/operasional system berbasis web.
 Diskusi

2. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan diharapkan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2018

3. Tahapan pelaksanaan kegiatan


No kegiatan April Mei Juni
1 Rapat persiapan
2 Pelaksanaan kegiatan
3 Pelaporan
D. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Pembiayaan untuk kegiatan peningkatan kualitas pelaksanaan kesehatan lingkungan
tahun 2018 dibebankan kepada DIPA Satuan Kerja Direktorat Kesling, Dirjen Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan Tahun 2018 sebesar Rp. ................. RAB terlampir

Penanggungjawab kegiatan,

Nama..........................
NIP..............................

Anda mungkin juga menyukai