Anda di halaman 1dari 10

i

STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Ringkasan Eksekutif
(Executive Summary)

Sanitasi yang baik dan layak merupakan salah satu faktor penunjang
kesehatan masyarakat, akan tetapi belum seluruh stakeholder memberikan
perhatian yang memadai terhadap sanitasi, baik dari kalangan pemerintah sendiri
maupun dari kalangan dunia usaha dan masyarakat. Hal ini mengakibatkan sektor
sanitasi menjadi salah satu sektor yang tertinggal dalam pembangunan
dibandingkan dengan sektor yang lain di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis
oleh USDP dalam Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan bahwa akses
sanitasi layak di Indonesia baru menempati angka ke 8 dari 10 negara di Asia
Tenggara. Menyadari hal tersebut, pada RPJMN 2015-2019 pemerintah
menargetkan pada akhir tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia sudah
mendapatkan akses terhadap air minum dan sanitasi dan tidak ada lagi
permukiman kumuh. Target tersebut dikenal dengan nama Universal Access, atau
gerakan 100 – 0 -100. Salah satu pendekatan untuk mencapaianya adalah
dengan meneruskan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP).

Kabupaten Pangandaran sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa


Barat yang dalam rencana pembangunannya berusaha untuk meningkatkan
pelayanan sanitasi bagi masyarakatnya, salah satunya adalah dengan
pembentukan Pokja (Kelompok Kerja) Sanitasi Kabupaten Pangandaran. Program
PPSP di Kabupaten Pangandaran yang telah dimulai dari Tahun 2014, yaitu
dengan disusunnya Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten, dan
dilanjutkan pada Tahun 2015 dengan disusunnya Memorandum Program Sanitasi
yang kesemuannya itu berfungsi dalam percepatan pembangunan sanitasi secara
nasional.

i
ii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Dalam menunjang percepatan pembangunan sanitasi dan pencapaian


Universal Akses Sanitasi , maka Pemerintah Kabupaten Pangandaran
memerlukan sebuah perencanaan strategis yang secara khusus membahas
semua hal yang terkait dengan sanitasi. Sebagai kelanjutan dari penyusunan
Buku Putih Sanitasi, Strategi Sanitasi Kota, serta Memorandum Program Sanitasi
maka melalui Pokja AMPL yang sudah ada menyusun dokumen Pemutakhiran
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2018. Dokumen ini disusun karena untuk
melakukan update dan review terhadap kondisi eksisting sanitasi yang ada untuk
kemudian disusun sebuah strategi melalui program dan kegiatan yang nantinya
akan di implementasikan.

Tujuan dari penyusunan SSK ( Strategi Sanitasi Kabupaten) ini adalah:

a. Tujuan Umum
Kerangka kerja ini disusun untuk rencana pembangunan sanitasi jangka
panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun, atau bisa disesuaikan
dengan berakhirnya masa jabatan pimpinan daerah selanjutnya) dan
jangka pendek (1 – 2 tahun) di sektor sanitasi.

b. Tujuan Khusus

1. Kerangka kerja SSK ini dapat memberikan gambaran tentang


kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Pangandaran selama
periode tersebut di atas (1 - 2 tahun, 5 tahun dan 10 atau 20
tahun).
2. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-
langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka
menengah dan tahunan sektor sanitasi.
3. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pemangku
kepentingan (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan
melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam
pembangunan sanitasi Kabupaten Pangandaran.

ii
iii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Dengan mengacu pada visi dan misi pembangunan Kabupaten


Pangandaran Tahun 2016 – 2021, ditetapkan bahwa visi sanitasi Kabupaten
Pangandaran Tahun 2019- 2023 yaitu :

“Terwujudnya Kondisi Sanitasi Yang Layak, Ramah Lingkungan dan


Berkelanjutan Bagi Seluruh Masyarakat Pada Tahun 2023”

Untuk mencapai visi di atas, ditetapkan misi pengembangan sanitasi tiap


komponen sanitasi sebagai berikut :

A. Misi Pengembangan Air Limbah Domestik


Meningkatkan pengelolaan air limbah domestik yang aman dan
berkelanjutan serta ramah lingkungan melalui pembangunan SPALD-S dan
SPALD-T

B. Misi Pengembangan Persampahan


Meningkatkan cakupan pelayanan dan pengelolaan persampahan yang
aman dan berkelanjutan melalui peningkatan kesadaran masyarakat serta
pengelolaan TPA berteknologi Sanitary Landfill

C. Misi Pengembangan Drainase Lingkungan


Terwujudnya lingkungan yang nyaman melalui penataan jaringan drainase
lingkungan yang memadai dan terintegrasi sehingga terbebas dari
genangan dan banjir melalui pembangunan drainase yang baik

D. Misi Pengembangan PHBS Terkait Sanitasi


Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat
terutama di wilayah desa yang terpencil, kawasan penduduk kumuh, padat
dan miskin melalui kegiatan promosi hygiene dan sanitasi baik tatanan
rumah tangga maupun sekolah

Permasalahan yang terjadi dalam tiap komponen sanitasi dapat diuraikan di


bawah ini :

iii
iv
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Permasalahan Sub Sektor Air Limbah Domestik

No Permasalahan
Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (sarana pengguna – sub sistem
1 pengolahan setempat – sub sistem pengangkutan/pengumpulan – sub sistem pengolahan lumpur
tinja/pengolahan terpusat - lingkungan) serta Dokumen Perencanaan Teknis
Tipe WC di masyarakat
 WC Cemplung
 Kloset Jongkok
 Kloset Jongkok Leher Angsa
Sarana Pengguna
 Kloset Duduk Leher Angsa

 BABS Wilayah Perkotaan = 11,12 %


 BABS Wilayah Perdesaan = 18,44 %
Data Instrumen SSK Tahun 2018
Sub-Sistem
Pengolahan
 Masih ada kepemilikan cubluk/ tangki septik tidak layak di wilayah perkotaan = 8,84%
Setempat
 Masih ada kepemilikan cubluk/ tangki septik tidak layak di wilayah perdesaan = 34,27%
Sub-Sistem  Jumlah Truk Tinja = 1 Unit (Rusak Berat)
Pengangkutan/  Data Studi EHRA 2018, pengangkutan lumpur tinja kepada masyarakat dilakukan oleh
Pengumpulan pihak swasta yang ada di luar wilayah Kabupaten Pangandaran.
Sub-Sistem
Pengolahan
 Mempunyai IPLT tetapi tidak berfungsi (rusak)
Lumpur Tinja/
 Mempunyai IPAL di kawasan permukiman tetapi jumlahnya masih sedikit
Pengolahan
Terpusat
Lingkungan Belum ada daur ulang dan belum dilaksanakan pendeteksian kualitas air limbah
Perencanaan
 Belum memiliki dokumen Masterplan Air Limbah Domestik
Teknis

2 Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran Serta
Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, Komunikasi
Pendanaan  Alokasi pendanaan dari Pemerintah Kabupaten belum optimal
 Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
Kelembagaan
 Belum memiliki UTPD yang khusus mengelola air limbah domestik
Peraturan dan
Perundang-  Belum memiliki perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan air limbah
undangan
Peran Serta
 Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik
Masyarakat dan
 Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi dalam pengelolaan air limbah
Dunia Usaha/
domestik
Swasta
Komunikasi  Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah domestik

iv
v
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Permasalahan Sub Sektor Persampahan

No Permasalahan
Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface/ sumber timbulan –
1 pengumpulan – pewadahan/ pengolahan awal – pengangkutan –pengolahan antara - pemrosesan
akhir/ pembuangan akhir/ lingkungan) serta Dokumen Perencanaan Teknis
 Sampah tidak tertangani di wilayah perkotaan = 12,44%
User Interface
 Sampah tidak tertangani di wilayah perdesaan = 77,42%
 Masih diperlukan tong sampah dorong untuk petugas penyapu jalan, motor roda tiga untuk
Pengumpulan menjangkau pelayanan perkampungan sempit
 Perlu dipertimbangan untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat.
 Sampai saat ini tersedia : 2 TPST
Pewadahan/  Jumlah Bank Sampah masih minim
Pengolahan Awal  Jumlah TPS masih kurang dan perlu ada tambahan Container beserta Landasan Kontainer
serta pembebasan lahannya
 Masih kurangnya sarana pengangkut terutama di pedesaan, perlu penambahan truk
Pengangkutan
pengangkut sampah untuk wilayah perkotaan beserta Armroll Truck.
(Semi) Adanya kegiatan pembuatan kompos yang dilakukan oleh masyarakat walaupun secara persentase
Pengolahan Akhir masih sangat kecil yaitu kurang lebih 1%
Pemrosesan  Secara hitungan teknis TPA Purbahayu yang akan habis masa pemanfaatannya sehingga
Akhir/ perlu dilakukan revitalisasi TPA atau pembangunan TPA yang baru
Pembuangan
 Pengelolaan TPA masih memakai sistem open dumping
Akhir/
Lingkungan
Perencanaan
 Belum memiliki dokumen Masterplan Persampahan
Teknis

2 Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran Serta
Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, Komunikasi
 Penganggaran terkait pengelolaan persampahan masih rendah
Pendanaan
 Potensi penerimaan retribusi persampahan belum dimaksimalkan
Kelembagaan  Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator
Peraturan dan  Belum mempunyai Jakstrada pengelolaan persampahan
Perundang-
undangan
Peran Serta  Potensi penerimaan retribusi persampahan dari masyarakat belum dikelola dengan baik
Masyarakat dan  Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola persampahan skala rumah tangga
Dunia Usaha/ maupun skala lingkungan
Swasta  Belum ada kerjasama dengan CSR maupun swasta dalam pengelolaan persampahan
Komunikasi  Masih kurangnya sosialisasi penanganan sampah terhadap masyarakat

v
vi
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Permasalahan Sub Sektor Drainase

No Permasalahan
Aspek Teknis : Pengembangan Sarana dan Prasarana (User Interface – Penampungan/ Pengolahan
1
Awal – Pengangkutan/ Pengaliran ) serta Dokumen Perencanaan Teknis

Data Instrumen SSK


User Interface
 Luas area genangan di kawasan permukiman = 536,91 ha
Penampungan/  Grey water masih bercampur dengan saluran drainase belum ada sumur resapan
Pengolahan Awal
Pengangkutan/ Kondisi drainase lingkungan berdasarkan hasil study EHRA 2018 diketahui bahwa saluran drainase
Pengaliran telah ada namun ada yang tidak berfungsi dengan baik.
(Data lain
 Hampir 87% Kabupaten Pangandaran tidak pernah terjadi genangan, karena secara
berdasarkan hasil
study EHRA teopografi kabupaten Pangandaran merupakan dareah lereng dan perbukitan
2018)  Luas area genangan hanya sedikit dan temporer saja di beberapa wilayah.
Perencanaan  Sudah ada Dokumen master plan sistem drainase.
Teknis  Sudah ada dokumen perencanaan sanitasi (BPS, SSK, MPS, serta SSK Pemutakhiran)

Aspek Non Teknis : Pendanaan, Kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peran Serta
2
Masyarakat dan Dunia Usaha/ Swasta, Komunikasi
Pendanaan  Penganggaran terkait pengelolaan drainase lingkungan masih kurang optimal
 Pengelolaan drainase lingkungan tidak bisa berdiri secara parsial karena sifatnya parallel
Kelembagaan dengan drainase sekunder maupun primer sehingga perlu adanya koordinasi dengan SKPD
lain yang menangani
Peraturan dan
Perundang-  Belum ada perda terkait pengelolaan drainase lingkungan
undangan
Peran Serta
Masyarakat dan
 Peran serta masyaratakat dalam perawatan saluran drainase lingkungan masih rendah
Dunia Usaha/
Swasta
Komunikasi  Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terkait pengelolaan drainase lingkungan

Strategi Pencapaian Sasaran :

A. Sektor Air Limbah Domestik

 Memaksimalkan peran kader kesehatan/ tim penyuluh STBM dalam


melakukan sosialisasi PHBS terkait pengelolaan air limbah domestik
 Memaksimalkan peluang kerjasama dengan Pemerintah Desa dalam
pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan Dana Desa

vi
vii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

 Mengoptimalkan peran dinas terkait melalui pokja kabupaten yang sudah


terbentuk untuk dapat bekerjasama dengan pokja di tingkat desa dalam
upaya mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan sanitasi
dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan pengelolaan air limbah
domestik
 Meningkatkan peran pemerintah kabupaten dalam menjalin koordinasi
dengan pemerintah pusat dan provinsi agar bisa memenuhi readines
criteria untuk bisa mendapatkan alokasi pendanaan dari Pusat dan
Provinsi
 Meningkatkan anggaran APBD agar bisa memenuhi readines criteria
untuk bisa mendapatkan alokasi pendanaan dari Pemerintah Pusat
 Meningkatkan anggaran APBD agar bisa memenuhi readines criteria
untuk bisa mendapatkan alokasi pendanaan dari Pemerintah Provinsi
 Memaksimalkan dokumen RTRW untuk mendapatkan peluang
pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi
 Memaksimalkan dokumen RPJMD untuk mendapatkan peluang
pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi
 Meningkatkan kerjasama dengan media non pemerintah untuk melakukan
sosialisasi pengelolaan air limbah domestik yang baik
 Memaksimalkan peluang kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan
air limbah domestik
 Menyiapkan perencanaan kelembagaan yang secara khusus mengelola
air limbah domestik
 Menyusun dokumen perencanaan teknis pengelolaan air limbah domestic
 Menyiapkan payung hukum/ kebijakan untuk pengendalian pencemaran
dan perusakan lingkungan serta pengelolaan air limbah domestik

B. Sektor Persampahan
 Memaksimalkan peran dinas yang mengelola persampahan untuk
menangkap peluang sebagai Kabupaten Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional melalui dinas yang mengelola persampahan dengan melakiukan

vii
viii
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

koordinasi dengan Pemerintah Pusat agar bisa mendapatkan dukungan


anggaran
 Memaksimalkan peran dinas yang mengelola persampahan untuk
menangkap peluang sebagai Kabupaten Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional melalui dinas yang mengelola persampahan dengan melakukan
koordinasi dengan Pemerintah Provinsi agar bisa mendapatkan dukungan
anggaran
 Mengoptimalkan peran dinas terkait melalui pokja kabupaten yang sudah
terbentuk untuk dapat bekerja sama dengan pokja di tingkat desa dalam
upaya mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan sanitasi
dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan pengelolaan persampahan
 Memaksimalkan peran Pokja tingkat Kabupaten dengan menjalin
kerjasama dengan Pemerintah Desa untuk bisa menggunakan Dana Desa
dalam pengelolaan persampahan di wilayahnya
 Mengoptimalkan penggunaan anggaran APBD agar bisa memenuhi
readines criteria untuk bisa mendapatkan alokasi pendanaan dari Pusat
 Mengoptimalkan penggunaan anggaran APBD agar bisa memenuhi
readines criteria untuk bisa mendapatkan alokasi pendanaan dari Provinsi
 Meningkatkan cakupan layanan persampahan kepada masyarakat
maupun swasta agar penerimaan retribusi persampahan dapat meningkat
 Memaksimalkan dokumen RTRW untuk mendapatkan peluang
pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi
 Memaksimalkan dokumen RPJMD untuk mendapatkan peluang
pendanaan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi
 Memaksimalkan peluang kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan
persampahan
 Menyusun dokumen perencanaan teknis pengelolaan persampahan

viii
ix
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

C. Sektor Drainase
 Memaksimalkan peran SKPD yang berwenang dalam pengelolaan
drainase karena sistem drainase bersifat komprehensif untuk
mendapatkan dukungan program dari Pemerintah Pusat
 Memaksimalkan peran SKPD yang berwenang dalam pengelolaan
drainase karena sistem drainase bersifat komprehensif untuk
mendapatkan dukungan program dari Pemerintah Provinsi
 Meningkatkan anggaran APBD untuk pembangunan sarana dan
prasarana drainase lingkungan mengingat luas wilayah genangan yang
relatif kecil
 Memaksimalkan kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa
untuk pembangunan/ pemeliharaan saluran drainase lingkungan
 Memaksimalkan dokumen perencanaan daerah yang sudah disususun
untuk dapat digunakan dalam pengelolaan drainase lingkungan

Program dan kegiatan yang terjadi direncakan pada setiap komponen sanitasi
secara umum dapat diuraikan di bawah ini :

Program Sektor Air Limbah Domestik


 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Program Sektor Persampahan


 Program Peningkatan Sarana dan Prasana Aparatur
 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup

ix
x
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) TAHUN 2019 -2023

Program Sektor Drainase


 Program Pengendalian Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
 Program Pengembangan Saluran Drainase / Gorong-gorong
 Program Lingkungan Sehat Perumahan

Anda mungkin juga menyukai