Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN BULANAN

KEGIATAN POKJA AMPL


KABUPATEN SUMBAWA

DWI RIZKI KARDINA A.Md.KL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

JUNI 2021
KEGIATAN
1. Diskusi Bersama Pendamping PFI dari BPPW Provinsi dan Plan
Internasional.
Hasil:
Diskusi tersebut membahas rencana pertemuan rapat pokja dengan empat
agenda rapat yaitu membahas Penyusunan Dokumen SSK1, Pembentukan Paket
Kebijakan2, menyatukan Persepsi Target Air Bersih3, dan pembahasan terkait
dengan persiapan Kabupaten ODF tahun 2021. Agenda rapat rencananya akan
dilaksanakan pada minggu depan Hari Rabu, 16 Juni 2021 di Aula Bappeda
Kabupaten Sumbawa dengan mengundang Anggota Pokja AMPL dan beberapa
OPD terkait.
Membuat aksi gerakan aksi akses sanitasi aman di Kabupaten Sumbawa,

Rencana tindak lanjut/tindak lanjut:


1. Membuat undangan rapat pertemuan Pokja AMPL.
2. Membuat gerakan aksi akses sanitasi aman di Kabupaten Sumbawa.
3. Persiapan Penyusulan Perbub STBM GESI Kabupaten Sumbawa.
4. Penyusunan Dokumen SSK
5. Draf Paket Kebijakan Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Sumbawa
6. Tindak Lanjut Hasil EHRA
7. Strategi Percepatan Target Kabupaten ODF

Dokumentasi :

PAGE 1
2. Kunjungan Koordinasi ke DInas Lingkungan Hidup bersama pendamping
PFI dari BPPW Provinsi NTB.
Hasil :
- Pertemuan di LH
- Pengangkutan yang terlayani oleh TPA Raberas hanya 8 Kecamatan
- Kelemahan di TPA Raberas :
- Kurangnya pengolahan.
- Petugas merangkap sebagai operasional.
- Penganggaran terfokus di covid jadi kegiatan banyak yang tidak terlaksana.
- Pengurangan sampah dibantu oleh TPS 3R namun sampe sekarang
residunya belum terhitung.
- Terus untuk Kecamatan Alas Barat, Alas, dan Moyo Hilir melakukn
pengantaran sendiri.
- Untuk Kanar, Baiti Jannati sudah memiliki TPS Mandiri
- Terus untuk pengurangan sampah yang dilakukan saat ini yaitu dilakukan
oleh pemulung yang ada di TPA Raberas dengan jumlah pemulung yang
biasa beroperasi sekitar 65 orang.

Rencana tindak lanjut/tindak lanjut:


- Masih menunggu data pengurangan sampah dan jumlah anggaran
persampahan dari KUPT Persampahan Raberas.

Dokumentasi :

3. Rapat Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa


Hasil :
A. PEMBUKAAN :
Pembukaan acara dilakukan oleh Wakil Ketua Pokja AMPL yang di wakilkan
oleh Sekretaris Bappeda Kabupaten Sumbawa dengan menyampaikan
beberapa kata sambutan.
Inti sambutan :

PAGE 2
Selanjutnya diberikan kesempatan menyampaikan pengantar kegiatan ini yang
di wakili oleh Kepala Bidang Infrasruktur dan Kewilayahan Bappeda Kabupaten
Sumbawa.

Inti sambutan :

 Kegiatan pertemuan ini merupakan pertemuan kedua Pokja AMPL Kab.


Sumbawa untuk tindak lanjut kegiatan penyusunan Dokumen SSK dan
sekaligus membahas terkait dengan persiapan Kabupaten dalam
mendukung Kabupaten ODF di Tahun 2021.
 Hasil pertemuan buan lalu dimana target RPJMD 2020-2024 yaitu Akses
Sanitasi Layak sebesar 90% termasuk didalamnya Akses Sanitasi Amin
sebesar 15% dan BABS 0%. Dan untuk sektor Persampahan di wilayah
perkotaan di tetapkan 80% penanganan dan 20% pengurangan sampah di
tahun 2024. Untuk target Provinsi NTB ditargetkan 84% untuk Akses layak
yang didalamnya termasuk Akses Aman 11% dan tanpa Akses Aman 73%
dan sedangkan untuk sektor Persampahan ditargetkan 59% untuk
Penaganan dan 41% untuk Pengurangan Sampah, dan untuk Air Limbah
Domestik Kabupaten Sumbawa ditetapkan sebesar 86% Akses Layak dan
17% Akses Aman. Sedangkan untuk capean target kabupaten Sumbawa
masih belum mencapai target.

B. PEMAPARAN MATERI :
1. PERSENTASI PERTAMA DISAMPAIKAN OLEH PFI DARI BALAI
PRASARANA PEMUKIMAN WILAYAH (BPPW) PROVINSI NTB1.
Inti Materi :
 Beliau menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan
kedua untuk membahas penyusunan dokumen SSK. Beliau
menyampaikan juga bahwa dalam penyusunan dokumen SSK ini
dibutuhkan keseriusan anggota pokja dalam melengkapi data-data yang
mendukung proses penyusunan SSK yang dimana harapan dari beliau
yaitu data yang ada di masing-masing OPD dapat di singkronisasikan
dengan target RPJMD dan RPJMN.
 Ada dua materi yang beliau sampaikan yaitu yang pertama :
 Isu Stategis dan Tantangan Pengolahan Air Limbah Domestik Kab.
Sumbawa dimana capean target yang di dapat untuk Limbah Domestik
Kab. Sumbawa yaitu :
1) Akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana sanitasi dasar
diperkotaan
2) Masih tinggi masyarakat yang buang air besar sembarangan
(BABS) 11,08%
3) Akses sanitasi (air limbah domestik) aman baru mencapai 3,57%
dan akses sanitasi layak 82,68% (tahun 2020)
4) Masih rendahnya pesan masyarakat serta masyarakat dan swasta
dalam pembangunan sarana dan prasarana air limbah domestic
5) Ada penyedotan oleh swasta 11% namun, pembangunan dilakukan
di tempat terbuka atau sungai/laut (Data SSK 2016)

PAGE 3
6) Belum optimalnya peran pemerintah desa dalam pengelolaan air
limbah domestic diperdesaan.
7) Belum tersusunan peraturan regulasi tentang pengolahan air limbah
domestic
8) Belum ada sarana pengolahan (IPLT)
9) Sarana sanitasi aman (Tengki Septic) terbangun dan standar masih
sangat sedikit yaitu 775 SR dibangun tahun 2018-2020
10) Belum terpentuknya SDM untuk mengelola Air Limbah Domestik
11) Koordinasi antar OPD terkait untuk pengolahan Air LImbah
Domestik belum optimal
12) Pengurangan sampah masih sangat minim yakni 0% (belum ada
data)
13) Penanganan persampahan baru mencapai 55,05% (data DLH)
14) Minimnya sarana dan prasarana persampahan
15) Belum optimalnya kegiatan bank sampah yang terbentuk
16) Belum terbentuknya TPS 3R sebagai wadah untuk mereduksi
sampah
17) Belum terbentuknya TPST ditiap kecamatan
18) Kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah rumah tangga
sangat minim
19) Ketelibatan pihak swasta dalam penangan sampah di Kab.
Sumbawa belum ada
20) Regulasi yang tersusun (Perda dan Perbup) belum tersosialisasikan
 Selain Isu, ada Rekomendasi Stategis untuk membuat paket-paket
kebijakan dalam mendukung keberlangsungan SSK.
1) Penyusunan regulasi dan kelembagaan air limbah domestic
2) Percepatan pembangunan IPLT
3) Persiapan dan implementasi program LLTT untuk mencapai target
akses aman
4) Peningkatan porsi penganggaran sanitasi >2% dari belanja
langsung daerah
5) Pembangunan TPS 3R
6) Pembentukan Bank Sampah ditiap Desa/kelurahan untuk
mempercepat proses pengurangan sampah
7) Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan sampah
8) Peningkatan kerjasama koordinasi lintas OPD terkait
9) Peningkatan komiten terhadap pembangunan sanitasi sebagai
layanan dasar dan kewajiban daerah.
10) Peningkatan kapasitas pengelola persampahan (UPTD/Lembaga
Operator).
 Untuk materi kedua yaitu Advokasi Pembangunan Sanitasi Kabupaten
Sumbawa yang Layak dan Aman serta Berkelanjutan.
 Intimateri nya :
 Adanya gap untuk data yang di dapat contoh :
 Proyesi Jumlah penduduk Kab. Sumbawa tahun 2024 yaotu 473.097
Jiwa dan 118.274 KK

PAGE 4
 Jumlah KK target Layak yaitu 102.899 termasuk Akses aman ada 17%
yaitu 20.107KK dan BABS yaitu 0 KK di tahun 2020.
 Untuk rata-rata target tahunan yaitu Akses Layak : 25.725 KK, Akses
Aman : 5027 KK, BABS : 3.315 KK.
 Draf Kesepatan Menutup GAP Sektor Persampahan :
 Urian Penanganan 17% dan Pengurangan 0%, Target RPJMN
penanganan 80% dan pengurangan 20%, target Provinsi NTB
penanganan 59% dan pengurangan 41%. Target Kab. Sumbawa 2024
penanganan 67% dan penguranga 26%, GAP penagangan 50,00% dan
pengurangan 26%.
 Pengurangan :
1) Pengolaan Persampahan berbasis kelurahan/desa melalui TPS 3R
dan Bank Sampah Unit
2) Menetapkan bank sampah induk untuk menjamin harga menarik
bagi nasabah
3) Penyedian pasar bagi hasil olahan sampah di TPS 3R (Dinas
terkait membeli kompos yang dihasilkan TPS3R/Bank Sampah),
PKK membeli/memasarkan produk2 olahan sampah an organic.
 Penanganan Sampah
1) Penambahan Armada Angkut
2) Pelatihan dan pendampingan kewirausahaan masyarakat
3) Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta untuk peningkatan
pengangkutan sampah.
 Adapun usulan draf paket kebijakan yang nanti akan di usulkan pada
saat Advokasi Kepada Kepala Daerah : “Gerakan Mewujudkan Akses
Sanitasi Yang Berkelanjutan”
1) Penanganan dan Pengurangan sampah Berbasis Kewirausahaan
2) Satu desa satu Bank Sampah
3) Pembangunan TPST di Kecamatan Prioritas
4) Alokasi Dana Desa untuk Sanitasi
5) Menuntaskan BABs 0% di tahun 2024
6) Program layanan lumpur tinja terjadwal bagi ASN dan Masyarakat
7) Tangki septick/jamban sehat gratis bagi masyakarakat miskin
8) Percepatan penyusunan dan implementasi kelembagaan dan
regulasi domistik.
Setelah menentukan paket kebijakan yang sudah di tentukan untuk
advokasi kepada kepala Daerah anggota Pokja AMPL harus
membuat Matrix Rencana Aksi untuk Paket Kebijakan. Jadi harapan
besar apabila Dokumen SSK ini tersusun maka diharapkan ada
terbentuk paket kebijakan yang baru untuk meningkatkan layanan
akses sanitasi yang layak di Kabupaten Sumbawa.

PAGE 5
2. PEMAPARAN MATERI OLEH PROVICIAL COORDINATOR NTB –
WATER WOMENT PROJECT YAYASAN PLAN INTERNASIONAL
INDONESIA KABUPATEN SUMBAWA2
Inti materi :
 Target Kabupatuan ODF (PILAR 1 STBM)
 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan
untukmengubah prilaku higenis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan.
 STBM ini memiliki 5 pilar yang harus di kejar yaitu :
1) Stop Buang Air Besar Sembarangan
2) Cuci Tangan Pakai Sabun
3) Pengolahan Makanan Dan Minuman Rumah Tangga
4) Pengolahan Sampah Rumah Tangga
5) Pengolahan Limbah Rumah Tangga
 Kenapa harus STBM GESI?
1) Salah satu tujuan dari kenapa penting nya STBM GESI yaitu dari
Tujuan SDGs (Tujuan 6 yaitu pada akses air bersih dan sanitasi dan
pada Tujuan 5 yaitu Kesetaraan Gender)
2) STBM sudah di atur dalam Permenkes No. 3 Tahun 2014 tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
3) Fatwa MUI No. 001/MUNAS-IX/MUI/2015 tentang Pendayagunaan
Dana Zakat Infaq dan Sodaqoh untuk Pembangunan Air Bersih dan
Sanitasi.
4) Peraturan Gubernur NTB No. 9 Tahun 2013 tenang Gerakan Buang
Air Besar Nol (BASNO).

5) Bagian dari 6 Misi NTB Gemilang :


- Misi 3 : Mewujudkan NTB Sehat dan Cerdas melalui air bersih
untuk semua dan jamban keluarga
- Misi 4 : mewujudkan NTB Asri dan Lestari melalui
NIBZerooWhiste dan Bank Sampah
- Misi 6 : Mewujudkan NTB Aman dan Berkah melalui Kota Layak
Anak ( Klaster 3 Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan dan
Ramah Difable
6) Bagian dari 5 Misi Sumbawa Gemilang yang Berkeadilan :
- Misi I : Sumbawa Sehat dan Cerdas
7) Perda Kabupaten Sumbawa N0.4 Tahun 2016 tentang Pengolahan
Sampah
8) Peraturan Bupati Sumbawa Nomor 58 tahun 2019 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun
Anggaran 2020
9) Surat Edaran Bupati Sumbawa Nomor 414/841/bappeda/2017
tentang Penyelarasan Perencanaan dan Penganggaran antara Desa
dengan Kabupaten untuk Percepatan Peningkatan Akses Pelayanan
Dasar di Kabupaten Sumbawa.

PAGE 6
10) Peraturan Bupati Sumbawa No. 44 Tahun 2016 tentang Pendang
Disabilitas.
 Tahap yang harus dilakukan untuk mencapai target Kabupaten ODF :
1) Pahami indicator kunci keberhasilan (Pilar 1 STBM)
2) Identifikasi kondisi (capaian) saat ini
3) Diskusikan strategi penuntasan target dengan pelibatan para pihak
(optimalkan 3 strategi mewujudkan 5 pilar STBM)
4) Kolaborasi para pihak (pemerintah, masyarakat, dunia usaha) untuk
penuntasan target
5) Monev rutin
 Update Capaian Pilar 1 STBM di Kabupaten Sumbawa :
- Total Desa/Kelurahan : 165 Desa
- Desa ODF : 94 Desa
- Desa yang belum ODF : 71 Desa dengan kategori
- Kategori Mudah : 10 Desa
- Kategori Sedang : 33 Desa
- Kategori sulit : 28 Desa

Untuk kategori desa ini dimana dilihat dari geografi kabupaten subawa
yaitu ada daerah kepulaian dan pengunungan sehingga perlu dibagi
kategori penaganan nya mulai dari daerah sulit, sedang baru daerah
kategori mudah.

 Strategi pencapaian target kabupaten ODF :


- Membangun komitmen bersama para pihak mulai dari kabupaten
hingga tingkat desa termasuk masyarakat.
- Libatkan tokoh agama, tokoh budaya, MUI dan semua pihak
termasuk PKK untuk saling berkolaborasi
- Membuat surat himbauan (instruksi) oleh Bupati dan dipatuhi serta
dilaksanakan hingga ke level desa untuk penerapan sesuai indicator
5 pilar STBM
- Identifikasi data masyarakat yang masih BAB sembarangan semua
kegiatan yang dilakukan berbasis data dan indicator yang ingin
dicapai
- Menyusun perdes STBM GESI di seluruh desa/kelurahan. (Perbup
STBM dalam proses pengesahan)
- Mebangun komitmen bersama para pihak mulai dari kabupaten
hingga tingkat desa termasuk masyarakat
- Rutin melakukan kunjungan oleh oleh tokoh panutan di tingkat
kecamatan dan desa (Camat, PKK, Kapolsek, Danramil, tokoh
agama, tokoh masyarakat) untuk memberikan penyadaran
(pemicuan) masyarakat di tingkat desa/kelurahan
- Penerapan pola stimulant untuk memastikan adanya peran
masyarakat dalam upaya penuntasan target STBM
- Melakukan review rutin terhadap kegiatan yang dilakukan untuk
memastikan apakah strategi yang dilakukan selama ini sudah tepat

PAGE 7
atau perlu perubahan serta mengidentifikasi apakah kegiatan atau
strategi tersebut berdampak pada target yang ingin dicapai.
- PR untuk pokja yaitu ada 11 Desa yang kita kejar untuk ODF pada
bulan depan sehingga bisa meningkatkan jumlah desa ODF di
Kabupaten Sumbawa.

C. KEGIATAN DISKUSI DAN MASUKAN PESERTA :


Kegiatan diskusi di pimpin oleh Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda
Kabupaten Sumbawa.
1. Ketua MUI Kabuapten Sumbawa :
Ketua MUI Kabupaten Sumbawa menyampaikan beberapa pengalaman
beliau dimana pengalaman beliau yaitu pernah melakukan advokasi kepada
masyaakat dalam kegiatan yaitu “Sumbawa Sehat” dengan kegiatan
pembangunan SPAL yang ada di Kabupaten Sumbawa. Bicara sanitasi
menurut beliau itu terlalu mudah dimana apabila terkait dengan
pembangunan fisik orang-orang perencanaan di BAPPEDA bisa
menganggarkan jumlah untuk pembangunannya sanitasi yang layak untuk
kabupaten Sumbawa, namun yang disayangkan hal tersebut tidak sejalan
dengan adanya perubahan yang terjadi di masyarakat yang dimana prilaku
masyarakat yang masih susah di aturdan masih buang air besar
sembarangan serta buang sampah sembarang. Kita berharap kegiatan
STBM ini menjadi program masyarakat yang benar-benar akan bertanggung
jawab adalah masyarakat sendiri sehingga ada perubahan rasa kepemilikan
akan sarana sanitasi tersebut.
Beliau juga menyampaikan bagaimana cara membangun rasa keterlibatan
masyakarakat dalam mendukung program ini sehingga masyarakat ada rasa
kepemilikan atas sarana yang sudah di berikan. lalu untuk permasalahan
sampah di kabupaten Sumbawa yaitu perlu ada aksi yang konkrit terkait
permsalahan sampah di kabupaten Sumbawa ini sehinga ada kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan tidak ada lagi
selokan-selokan yang masih bau atau sampai terjadinya banjir.

2. Ketua BAZNAZ Kabupaten Sumbawa :


Ketua Baznaz Kabupaten Sumbawa menyampaikan bahwa untuk program
pembangunan sanitasi di kabupaten Sumbawa didukung sepenuhnya oleh
BAZNAS. Terhitung sejak tahun 2018 dari dana zakat dan infak telah
membangun 34 unit paket jamban dengan anggaran Rp. 2,8 juta untuk satu
paket jamban yang dibangun di desa Pulau Bungin dan juga 25 unit rumah
tidak layak huni dengan anggaran Rp.15 juta untuk satu rumah.
Tahun 2019 ada 25 unit pembangunan jamban di Desa Klungkungan
dengan anggaran Rp. 3 juta per unit . Dan pembangunan 30 unit Rumah
tidak Layak Huni dengan anggaran Rp. 15 juta perunit didalamnya termasuk
Jamban Keluarga.
Tahun 2020 pembangunan Jamban Keluarga 26 Unit dengan anggaran
Rp.3 juta perunit dan pembangunan MAHYANI (Rumah Layak Huni) 30 unit
di desa Pulau Bungin dengan anggaran Rp. 16 juta perunit termasuk
didalamnya Jamban Keluarga.

PAGE 8
Untuk rencana tahun 2021 Baznaz Kabupaten Sumbawa telah
mengusulkan 26 unit jamban keluarga dengan anggaran Rp. 3 juta
per/jamban, 30 unit pembangunan RUMILA (Renovasi Rumah Layak Huni)
dengan anggaran 16 juta per/rumah. Namun sampai sekarang bazanas
belum menentukan lokasi pembangunan karena masih menunggu
keputusan lokasi dari BAPPEDA Provinsi.
Tahun 2021 Baznas Kabupaten Sumbawa juga kerjasama dengan
Pemerintah Desa akan membangun 5 unit Jamban sehat, sarana air minum
5 unit dan rehab rumah layak huni 5 unit masing-masing R. 16 juta.
Lokasinya ditentukan oleh Baznas Kabupaten Sumawa.
Implementasi kegiatan BAZNAS Kabupaten Sumbawa nantinya tetap
berkoordinasi dengan Bappeda Kabupaten Sumbawa khususnya pokja
AMPL BM.

3. Budayawan Kabupaten Sumbawa


Budayawan Kabupaten Sumbawa menyampaikan sedikit pengalaman beliau
terkait sanitasi. Pada tahun 1962 saat itu Sumbawa terkena wabah Colera
yang dimana permsalahannya adalah sanitasi air yang buruk dan kebiasaan
masyarakat Sumbawa saat itu suka mengkonsumsi air mentah yang diambil
di sumber mata air “buin atau embung” yang ada di pinggir kali. Sehingga
menyebabkan masyarakat terkena penyakit Colera. Berdasarkan kasus
tersebut pemerintah daerah menghimbau masyarakatnya untuk membuat
buat sumur gali yang layak yang dimana sumur tersebut harus di lapisi
semen, mulai dari bibir semur, lantai sumur harus kedap air harus ada spal
sehingga air yang sudah di pake tidak bisa masuk kembali kedalam sumur.
Sedikit cerita beliau pernah di ajak oleh salah satu Kepala Daerah yang ada
di Pulau Jawa untuk melihat kondisi lingkungan yang ada di sana dimana
pengalaman beliau sebagai masukan untuk Kepala Daerah saat ini yaitu
“Kepala Daerah tidak Akan Memberikan Bantuan atau Anggaran APBD
untuk Desa apabila Desa nya tidak Bersih dan Tidak Bisa Menjaga
Lingkungannya” sehingga bantuan atau APBD tersbut hanya diberikan
kepada Desa-Desa yang Bersih saja.
Hal ini bisa menjadi motivasi Kepala Daerah untuk membuat Pedah Terkait
penggunaan Anggaran Belanja Daerah di tingkat Desa.

4. Dosen Universitas Teknologi Sumbawa (UTS)


Beliau menyampaiakan bahwa masih ada di beberapa tempat di Kabupaten
Sumbawa ini saluran drainasenya masih bau.
Beliau hanya menyarankan ada dua kegiatan sanitasi yang harus dibuat
Perda nya yang pertama :
- Perlu adanya regulasi terkait Pembuatan Sumur Resapan untuk di
masin-masing Rumah Tangga yang ada di Kabupaten Sumbawa.
Sehingga meminimalisir bau yang berasal dari limbah rumah tangga. Ini
penuntasan pada pilar 5.
- Perda kedua yaitu : Pengawasan Lingkungan seperti polisi lingkungan
yang memiliki SK dan bergaji untuk mengawasi dan memantau
kebersihan lingkungan yang ada di Kab. Sumbawa ini.

PAGE 9
5. Direktur Sains Tekno Park Universitas Teknologi Sumbawa (UTS)
Beliau menyampaikan siap mendukung dan membantu kegiatan Pokja
AMPL dimana dengan dukungan riset serta alat untuk pemeriksaan air
minum dan penyehatan lingkungan. Terus beliau juga menyinggung apakah
paket kebijakan yang di usulkan kepada Kepala Daerah sudah pernah
dilakukan riset sebelumnya atau tidak? Dan juga kami dari Sains Tekno
Park juga sudah memiliki kelompok BANK SAMPAH dan sudah berjalan.

6. Maneger Sains Tekno Park UTS


Beliau menyampaiakn bahwa Sains Tekno Park sudah memiliki Labolatorium
yang memadai untuk pemeriksaan air. Dan juga dari kami untuk mendukung
Kabupaten ODF tahun 2021 yaitu bisa membantu mendesai paket jamban
yang nantinya bisa dijadikan bahan stimulan untuk desa yang belum ODF.
Selain itu juga kami bisa mendesai MCK Komunal yang nantinya hasil dari
faces tersebut bisa kami jadikan bahan bakar seberti BIOGAS dari Feses.
Membukan training untuk SDM dalam pengolahan IPLT.

7. Wakil Prodi Teknik LIngkungan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS)


Beliau menyampaiakn untuk permasalahan sampah dimana kami sedang
meriset kembali limbah sampah organic pasar Seketeng yaitu Magot yang
memiliki protein tinggi yang nantinya akan dijadikan bahan pakan ternak
sehingga bisa mendukung program STBM pada pilar ke 4.

8. Kepala Bagian Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa


Ada 4 hal yang disampaikan oleh beliau :
1) Fokus pada taget Kabupaten ODF Tahun 2021 untuk 165 Desa dan
Kelurahan, beliau juga mengapresiasikan kepada PLAN terimaksih
sudah mendukung kegiatan STBM yang ada di Kabupaten Sumbawa.
2) Harus ada kegiatan monev pertemuan STBM untuk selalu memantau
progres dari pilar-pilar selanjutnya.
3) Apabila kabupaten Sumbawa sudah ODF ini berarti Sumbawa kabupten
Ke 2 yang menjadi Kabupaten ODF di Provinsi NTB. Sehingga
harapannya apabila Kabupaten Sumbawa sudah ODF maka akan
mudah untuk mendapatkan reaword atau bantuan dari Pemrov.
Desa ODF tidak harus 100% namun bagaimana caranya untuk
menjadikan perubahan prilaku menjadi 100%. Apabila Kabupaten
Sumbawa sudah menjadi Kabupaten ODF insya allah untuk pilar 2, 3, 4,
5 bebannya bisa sedikit berkurang.
4) STBM ini menjadi tanggung jawab kita semua sehingga dengan
menyukseskan program STBM ini bisa mengatasi masalah Sanitasi yang
ada di Kabupaten Sumbawa tercinta ini.

PAGE 10
9. Perwakilan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Sumbawa
Ada beberapa hal yang disampaikan beliau yaitu :
1) Ada pembangunan jamban sekitar 66 unit dengan dana sebesar 6 juta/1
unit jamban anggaran dana dari dana SWADAYA.
2) Masih kurangnya kapasitas SDM dalam penggelolaan sarana dan
prasarana
3) Kurangnya SDM dalam penanganan sanitasi
4) Serta Kurangnya SDM dalam pengawasan internal dari masyarakat
terkait sarana dan prasarana pembangunan sanitasi yang ada di
masyarakat. Sebagai contoh di Kabupaten Sumbawa Barat dimana
Kabupaten tersebut di tunjuk satu orang untuk mengawasi lingkungan
mereka secara data apabila di lingkungannya ada masyarakat yang tidak
memiliki jamban maka perlu adanya musyawarah sesama masyarakat
disana untuk membantu atau memberi solusi seperti arisan jamban atau
kredit jamban agar masyarakat mau membangun jamban nya sendiri. Hal
ini bisa mejadi contoh untuk Kabupaten Sumbawa untuk menjadi solusi
agar Kabupaten Sumbawa bisa mencapai target Kabupaten ODF Tahun
2021.
5) Sebaiknya dengan ada Pokja AMPL ini seharusnya kita kembali berguru
melalui Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa untuk menjadikan Sanitasi
Kabupaten Sumbawa ini sesui target aman dan layak.

10. Perwakitan Forum Camat Kabupaten Sumbawa yang di Wakili oleh


Sekcam Kec.
Ada beberapa hal yang beliau sampaikan yaitu :
- Semua kegiatan Orogram STBM sudah kami laksanakan namun yang
masih kurang yaitu belum adanya Tim Pemantauan STBM untuk
melakukan monitoring di tingkat Desa maupun di tingkat Kecamatan.
Selain itu juga harus ada Perda yang mengatur STBM di Kabupaten
Sumbawa ini agar masyarakat patuh pada peraturan yang ada.

11. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten


Sumbawa
Ada beberapa hal yang beliau sampaikan yaitu :
- Ada program baru dalam pembangunan jamban dari Kemeterian
Kesehatan Republik Indonesia untuk Kabupaten Sumbawa dimana ada
pembangunan 205 jamban untuk 5 kecamatan di Kabupaten Sumbawa
dan ini dapat membantu untuk mendukung Percepatan Kabupaten ODF
di Kabupaten Sumbawa.

12. Kepala UPT Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten


Sumbawa
Beliau menyampaikan beberapa hal yaitu :
- Masih banyak desa yang belum terlayani dalam pengangkutan sampah

PAGE 11
- Untuk di Kecamatan Sumbawa Allhamdulillah sudah ada beberapa desa
yang melakukan pengangkutan sampahnya menggunakan kendaraan
dari Desa
- Untuk permasalahan saat ini yaitu limbah sampah peternakan yang
sangat menganggu seperti kotoran hewan ternak yang masih dibuang
sembarang oleh pemiliknya yang dimana di tumpuk tidak terolah
sehingga sangat mengganggu, hal ini yang belum bisa kami tangani.

13. Kasubid Air Bersih dan Sanitasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Sumbawa
Beliau menyampaikan beberapa hal yaitu :
- Permasalahan yaitu kami kekurangan SDM dalam penanganan
Pengolahan Limbah dan Air Minum di Desa
- Untuk pembangunan sanitasi berasal dari DAK Sanitasi.

Rencana Tindak Lanjut :

1. Untuk mendukung keberlanjutan dari percepatan Kabupaten ODF yaitu


untuk pembangunan jamban di fokuskan untuk daerah sulit.
2. Memcoba memberi stimulant untuk desa yang belum ODF
3. Optimalisasi CSR dan bisa mengundang NJO dalam mendukung Kabupaten
ODF di Kabupaten Sumbawa.
4. Mensingkronisasikan kembali data yang dibutuhkan untuk menyusun
dokumen SSK 2021-2026
5. Membuat agenda rapat pokja selanjtnya
6. Membuat agenda pertemuan untuk melakukan Advokasi kepada Kepala
Daerah untuk mempromosikan paket kebijakan Sanitasi.

Dokumentasi :

PAGE 12
4. Kegiatan Workshop Pendampingan Satu Data Bidang Cipta Karya
Hasil :
- Untuk menginput data dari masing-masing OPD melalui satu pintu atau satu
user
- Untuk DInkes data didpat dari sanitarian yang di olah oleh Kabupaten dan
data tersebut nanti akan di input ke data SIMSPAM
Rencana Tindak Lanjut :
Dokumentasi :

5. Diskusi Pokja AMPL bersama PLAN membahas persiapan Mengahdap


Bupati Kabupaten Sumbawa dengan Agenda Persiapan Kabupaten ODF
Tahun 2021
Hasil :
- Rencana persiapan pokja AMPL dan PLAN menghadap Bupati yaitu
dengan mempersiapkan data pendukung yaitu data Desa yang sudah
ODF dan Desa yang masih OD di Kabupaten Sumbawa.
- Untuk kabupaten Sumbawa target nya ada 66 Desa yang belum ODF
- Dan target kita tersisa 6 bulan lagi
- Pendapat dari Dinkes yaitu :
- Kendala yang terjadi yaitu kurangnya kinerja kerja sama linsek dan
puskesmas
- Kapasitas SDM di Puskesmas yang masih kurang atau belum terisi
- Akses air sulit, letak gerografis sulit.
- Masukan dari Plan Internasional :
- Untuk mengejar Kabupaten ODF itu kuncinya :
- 1. Membuat komitmen di tingkat Kecamatan dan memiliki SK
- 2. Membuat stimulant pembangunan jamban untuk masing-masing desa.
Rencana Tindak Lanjut :
1. Membuat Instrupsi Bupati
2. Mengundang camat untuk Kecamatan yang desanya masih belum ODF
dengan menyampaikan beberapa startegi dari kita.

PAGE 13
3. Memberikan startegi stimulant kepada camat
4. Membahas persoalan air bersih untuk daerah yang susah air. Datanya
bisa disandingakn dengan desa yang susah air.

Dokumentasi :

6. Membuat SK Tim Perbub STBM GESI Kabupaten Sumbawa


Hasil :
- Membuat SK Tim Perbub untuk pengusulan Perbub STBM GESI
- Setelah SK dibuat lalu dikonsulkan ke Bidan Hukum Sekretaris Daerah
Rencana Tindak Lanjut :
- SK ini sebagai acuan untuk penyusunan Perbub STBM GESI Kabupaten
Sumbawa.
- Dokumentasi :

PAGE 14
Mengetahui, Sumbawa, 01 Juni 2021
Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Kasubid Infrastruktur
Bappeda Kab. Sumbawa Bappeda Kab. Sumbawa

Ivan Indrajaya, ST. Nurawan Zaputra, ST.


Nip. 19861210 200901 1 002 Nip. 19800519 201001 1 006

PAGE 15

Anda mungkin juga menyukai