Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR KERJA PRAKTIK GEOLISTRIK

1. Persiapan :
a. Alat Resitivity meter model NRD 300 HF
b. Aki 12 Volt 12 AH
c. Kabel penghubung aki
d. Kabel M-N
e. Kabel A-B
f. Elektroda arus (Stainless) 2 buah
g. Elektroda potensial (tembaga) 2 buah
h. Meteran
i. Palu
j. Alat tulis
k. Table konfigurasi Schlumberger

2. Pelaksanaan :
a. Melakukan penentuan titik tengah (0 m) dari area yang akan dilakukan pengukuran
b. Mengukur jarak M-N 1 m (atau masing-masing 0,5 m dari titik tengah), kemudian
menancapkan elektroda potensial (tembaga), Minimal kedalam 15 cm
c. Mengukur jarak A-B 3 m (atau masing-masing 1,5 m dari titik tengah), pastikan titik A-
M-O-N-B membentuk garis lurus, kemudian menancapkan elektroda arus (stainless),
Minimal kedalam 15 cm
d. Menghubungkan elektroda potensial ke alat resitivity meter dengan kabel M-N
e. Menghubungkan elektroda arus ke alat resitivity meter dengan kabel A-B
f. Menghubungkan alat resitivity meter ke aki (kabel merah + dan hitam -)
g. Memutar panel power ke ON untuk menghidupkan alat, kemudian besarkan arus
OUTPUT dengan memutar ke arah angka 1
h. Mengatur kompensator hingga menunjukkan angka 0 (lihat display Autorange) dengan
mengatur potensiometer kasar (course) dan halus (fine)
i. Tekan tombol START (ditahan), kemudian tekan tombol HOLD (ditahan)
j. Membaca arus (I) dan beda potensial (V) pada display, catat angka yang pertama kali
muncul, masukkan pada table pengolahan (table konfigurasi schlumberger)
k. Lakukan hal yang sama (urutan d-j) pada jarak M-N dan A-B berikutnya sesuai pada
table konfigurasi Schlumberger
l. Setelah data terkumpul, lakukan pengolahan data-data tersebut dengan menggunakan
aplikasi IP2WIN hingga memperoleh grafik dan interpretasinya.
3. Menghitung tahanan jenis (ρ)

VMN
ρ = K x ----------
I

ρ = Tahanan jenis (Ohm meter)


VMN = Beda potensial M-N (mV)
I = Arus M-N (mA)

AM . AN
K = π ---------------
MN

K = Konstanta
AM = Jarak Titik A ke Titik M
AN = Jarak titik A ke Titik N
MN = Jarak titik M ke titik N
TABEL KONFIGURASI SCHLUMBERGER

DATA PENGUKURAN TAHANAN JENIS (KONFIGURASI SCHLUMBERGER)

Tanggal : …………………………………………….
Lokasi : …………………………………………….

  KONSTANTA (K) Volt I Rho


TITIK AB/2 MN/2 (mV) (mA) (ohm-m)
KE- 0,5 m 5m 10 m 25 m      
1 1,5 ……..            
2 2,5 ……..            
3 4 ……..            
4 6 ……..            
5 8 ……..            
6 10 ……..            
7 12 ……..            
8 15 …….. ……..          
9 20 …….. ……..          
10 25 …….. ……..          
11 30 …….. ……..          
12 40 …….. ……..          
13 50   ……..          
14 60   …….. ……..        
15 75   …….. ……..        
16 100   …….. …….. ……..      
17 125   …….. …….. ……..      
18 150   …….. …….. ……..      
19 200   …….. …….. ……..      
20 250     …….. ……..      
21 300     …….. ……..      
22 400     …….. ……..      
23 500     …….. ……..      
Prosedur Kerja Praktik Pengeboran Sumur Sistem CTM-10.000

1. Menyiapkan alat dan bahan;


 Alat-alat :
a. Mesin Bor CTM 10.000
b. Tripot (kaki penyangga) mesin bor dan alasnya ( 3 buah)
c. Accu (1 buah)
d. Stang bor (minimal 12 batang)
e. Pengait stang bor (1 buah)
f. Mata bor (1 buah)
g. Selang hisap dan saringan
h. Mesin pompa air 5 pk (2 buah)
i. Pompa air submersible (1 buah)
j. Pipa PVC ¾ inch untuk penyemburan air
k. Selang 2 inchi
l. Selang ¾ inchi
m. Karet ban untuk pengikat
n. Gergaji besi (3 buah)
o. Kunci trimo kecil dan besar (2 buah) dan pipa besi
p. Water pass (2 buah)
q. Seperangkat peralatan bengkel lengkap (1 box)
r. APD
 Bahan-bahan :
a. Bahan bakar (pertalite) 25 L
b. Oli mesin (jika diperlukan)
c. Pipa PVC 4 inchi (Sesuai kedalamam sumur)
d. Dop 4 inchi (1 buah)
e. Lem pipa
f. Pasir dan kerikil (secukupnya)
g. Air untuk pengeboran (secukupnya)
2. Memakai APD yang memadai,
3. Menentukan titik yang akan dilakukan pengeboran dengan melakukan pendugaan air tanah
4. Memindahkan CTM 10.000 pada posisi yang tepat untuk mengebor di titik yang ditentukan,
pasang 3 buah tripod dan alasnya, dan memastikan posisinya datar diukur dengan
menggunakan water pass dan mengatur ketinggian tripod;
5. Pasang accu pada mesin, jangan salah posisi (+) dan (-). Isi bahan bakar pertalite ke tangki
hingga penuh.
6. Hidupkan mesin, diamkan sebentar hingga mesin panas.
7. Posisikan rel swivel head tegak lurus dengan menggerakkan tuas II ke atas secara perlahan,
kunci dengan baut pengunci. Lumasi rel dengan faselin supaya licin.
8. Merangkai selang hantar dan selang hisap pada pompa air; isi bahan bakar ke dalam tangki
pompa air hingga penuh,
9. Merangkai stang bor dan mata bor pada swivel head, serta pastikan pengait stang bor sudah
terpasang.
10. Membuat galian tanah (bak sirkulasi) sebagai tempat sirkulasi air dengan ukuran ± 1x1x1 m
dan bak endapan dengan ukuran 50x50x50 cm;
11. Membuat saluran air dari titik pengeboran menuju bak endapan dan bak sirkulasi.
12. Melaksanakan proses pengeboran;
a) Isi bak sirkulasi dengan air hingga penuh
b) Tempatkan selang pengisap air pada bak sirkulasi.
c) Tempatkan mata bor yang sudah terangkai pada titik pemboran, gali sedikit tanah pada
titik yang akan dibor.
d) Hidupkan (ON) mesin Hydrolich untuk pengatur putaran pipa bor dan pengatur naik
turunnya (Lief) mesin pemutar pemboran.
e) Hidupkan (ON) mesin air 5 PK sehingga terjadi pengisapan dan penyemburan air pada
ujung mata bor.
f) Pengeboran tidak boleh dijalankan jika tidak terjadi semburan air
13. Mulai mengatur tuas pada CTM 10.000 untuk memulai pengeboran, tekan tuas I ke bawah
hingga stang bor berputar searah jarum jam.
14. Tekan tuas III ke bawah dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga stang bor bergerak turun
secara perlahan dan konstan. Perhatikan putaran gir dan rantai untuk mengukur kecepatan
turunnya stang bor.
15. Jika diperlukan, naikkan kembali tuas III ke atas untuk mengangkat tanah (cutting) keluar
dari sumur bor, supaya sumur bor tidak mampet tertutup cutting yang menempel pada
dinding sumur bor.
16. Menambah stang bor setelah stang bor pertama mencapat kedalaman maksimal dengan cara;
a) Stop putaran stang bor dengan mengangkat tuas I pada posisi netral
b) Jepit stang bor dengan pengait stang bor, matikan/stop semburan air dari mesin pompa,
c) Angkat tuas I ke atas supaya stang bor berputar balik berlawanan arah jarum jam,
sehingga stang bor terlepas dari swivel head, angkat swivel head ke atas supaya stang
bor dapat tersambung.
d) Sambung stang bor, lepaskan pengait stang bor, sambungkan kembali swivel head
dengan stang bor dengan menekan tuas 1 dan tuas III secara perlahan,
e) Lanjutkan proses pemboran dengan menghidupkan kembali mesin pompa air sampai
terjadi semburan air, lanjutkan proses pengeboran seperti cara di atas hingga mencapai
kedalaman air tanah yang diinginkan.
17. Jika sudah mencapai lapisan air tanah (ditandai dengan keluarnya pasir) selanjutnya melepas
kembali stang bor dari dalam sumur bor satu demi satu. Seperti pada saat penyambungan
stang bor. Untuk melepas sambungan antar stang bor menggunakan kunci trimo yg
disambung dengan pipa besi.
18. Sambil menunggu selesai mengebor, membuat casing dari pvc 4 inchi;
a) Sediakan pipa pvc 4 m dengan diameter 4 inchi
b) Menggergaji satu buah pipa (tergantung kedalaman sumur) dengan jarak 5 cm dan
panjang gergajian 10 cm, pada ujung pipa digergaji miring supaya pipa runcing
19. Setelah selesai pengeboran dan pelepasan stang bor, pasang casing pada sumur bor yang
telah terbentuk.
20. Masukkan terlebih dahulu pipa PVC 4 inchi yg telah digergaji, kemudian sambung lagi
dengan pipa PVC 4 inchi selanjutnya sampai pada kedalam sumur bor. Setiap sambungan
pipa direkatkan dengan lem pipa supaya tidak dapat terlepas.
21. Masukkan pasir dan kerikil di antara dinding tanah dan chasing, supaya chasing dapat
terkunci dengan kencang dan tidak terdapat rongga.
22. Lakukan penyemburan air ke dalam chasing (sumur bor) dengan tujuan mengeluarkan sisa-
sisa pasir yang berada di dalam chasing.
23. Pembuatan sumur bor selesai,
24. Lakukan pembersihan peralatan dan disusun rapi untuk disimpan kembali.
25. Air sumur bor dapat dimanfaatkan setelah air menjadi jernih, dapat dilakukan pengurasan
dengan menggunakan pompa air untuk mempercepat penjernihan air sumur.
26. Pasang perpipaan dan pompa air yang sesuai dengan kedalaman sumur dan ketinggian
penampungan air.
Bagian-bagian pada CTM 10000:
1. Swivel Head berfungsi sebagai tempat memasangkan stang bor, selang hisap dan selang
hantar. Dari swivel head ini tampak jelas bahwa CTM 10000 ini menggunakan sistem
hidraolik dalam pengoperasian. Jika swivel head ditegakkan 90 0, maka stang bor akan
menuju ke arah tanah kemudian handel memutar stang bor pada swivel head di operasikan,
sehingga pengeboran dapat dilaksanakan.
2. Handel/ Tuas,
Handel I (paling kanan), berfungsi untuk memutar stang bor searah jarum jam, posisi netral,
dan berputar balik berlawanan arah jarum jam (melepas stang bor)
Handel II (tengah), berfungsi untuk menaikkan / menurunkan rel swivel head.
Handel III (Paling kiri), berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan swivel head sehingga
stang bor dan mata bor juga turun maupun naik.
3. Tripod berfungsi sebagai penyangga dari CTM 10.000 agar berdiri tegak dan kokoh dalam
keadaan swivel head yang seimbang dengan kemiringan swivel head 90°. CTM 10.000
memiliki tiga buan tripod. Satu buah tripod pada bagian depan CTM 10.000, dan dua buah
tripod pada bagian belakang CTM 10.000. Cara menentukan kemiringan swivel head telah
90° adalah menggunakan alat water pass atau menggunakan alat sederhana menggunakan
tali dan batu. Tali yang dikatkan pada bagian swivel head yang mengarah keatas, dan pada
ujung tali dikatkan batu. Dengan bantuan gaya gravitasi dapat dilihat posisi swivel head
telah tegak 90°.
4. Baut Pengunci Swivel Head berfungsi agar swivel head tidak turun saat pengeboran
berlangsung. Terdapat pada bagian sisi kiri dan kanan swivel head.
5. Pengait Stang Bor berfungsi sebagai pengunci stang bor ketika stang bor dilepas dari swivel
head ketika penambahan stang bor maupun untuk menahan stang bor.
Prosedur Kerja Praktik Pengeboran Sumur Sistem Jetting

1. Menyiapkan alat dan bahan;


 Alat-alat :
a. Mesin pompa air 5 PK (2 buah)
b. Swivel head (1 buah)
c. Stang Bor dan mata bor (1 buah)
d. Stang bor panjang 2,5 m (4 batang)
e. Selang hantar (1 buah)
f. Selang hisa dan saringan (1 buah)
g. Mata bor (1 buah)
h. Pompa air submersible (1 buah)
i. Pipa PVC ¾ inch untuk penyemburan air
j. Selang 2 inchi
k. Selang ¾ inchi
l. Karet ban untuk pengikat
m. Gergaji besi (3 buah)
n. Kunci trimo besar (3 buah)
o. Kunci trimo kecil (2 buah)
p. Kunci rantai (2 buah)
q. Tali tambang (1 gulung)
r. Seperangkat peralatan bengkel lengkap (1 box)
s. APD
 Bahan-bahan :
a. Bahan bakar (pertalite) 15 L
b. Oli mesin (jika diperlukan)
c. Pipa PVC 4 inchi (Sesuai kedalamam sumur)
d. Dop 4 inchi (1 buah)
e. Lem pipa
f. Pasir dan kerikil (secukupnya)
g. Air untuk pengeboran (secukupnya)
2. Memakai APD yang memadai,
3. Menentukan titik yang akan dilakukan pengeboran dengan melakukan pendugaan air tanah
4. Buat lubang diameter 4 inchi dengan kedalaman kurang lebih 30 cm pada titik pengeboran
5. Buat bak pengendapan dengan ukuran kurang lebih 50x50x50 cm dan bak sirkulasi dengan
ukuran kurang lebih 1x1x1 m
6. Buat saluran air yang menghubungkan titik pengeboran, bak pengendapan dan bak sirkulasi
7. Pasang swivel head pada stang bor yang telah terpasang mata bor, sambungkan swivel head
dengan selang hantar ikat dengan karet ban dengan kuat.
8. Sambungkan selang hantar ke output mesin pompa air dan pasangkan selang hisap pada
input mesin pompa air. Semua sambungan diikat menggunakan karet ban dengan kuat.
Ujung selang hisap dimasukkan ke dalam bak sirkulasi.
9. Isi bak sirkulasi dengan air hingga penuh.
10. Berdirikan stang bor yang telah dirangkai pada titik pengeboran, posisi harus tegak lurus,
bisa dengan bantuan tali tambang untuk mengikat stang bor. Pasang kunci rantai atau kunci
trimo pada stang bor untuk memutar stang bor.
11. Isi pompa air dengan bahan bakar hingga penuh, kemudian hidupkan mesin pompa air
hingga terjadi semburan air pada ujung mata bor.
12. Putar stang bor searah jarum jam, lakukan dengan mendorong kunci rantai ataupun kunci
trimo yang telah terpasang.
13. Jika stang bor sudah mencapat kedalaman maksimal, lakukan penyambungan stang bor
berikutnya dengan cara :
a. Matikan mesin pompa air
b. Putar drat swivel head dengan kunci trimo kecil kekiri hingga terlepas
c. Sambungkan swivel head ke stang bor berikutnya, kemudian sambungkan pada stang bor
yang sudah tertanam pada sumur bor dengan posisi tegak lurus
d. Hidupkan kembali mesin pompa air hingga terjadi semburan air
e. Pasang kunci rantai atau kunci trimo pada stang bor,
14. Lanjutkan pengeboran lagi hingga mencapai kedalaman lapisan air tanah.
15. Sambil menunggu selesai pengeboran, membuat casing dari PVC 4 inchi;
a) Sediakan pipa pvc 4 m dengan diameter 4 inchi
b) Menggergaji satu buah pipa (tergantung kedalaman sumur) dengan jarak 5 cm dan
panjang gergajian 10 cm, pada ujung pipa digergaji miring supaya pipa runcing
16. Setelah pengeboran mencapai lapisan air tanah, matikan mesin pompa air dan melepas
swivel head dari stang bor.
17. Melepas stang bor satu demi satu dengan mengangkat ke atas, supaya stang bor tidak lepas
masuk ke dalam sumur bor harus dikaitkan dengan kunci rantai atau pengait stang bor.
18. Setelah selesai pelepasan stang bor, pasang casing pada sumur bor yang telah terbentuk.
19. Masukkan terlebih dahulu pipa PVC 4 inchi yg telah digergaji, kemudian sambung lagi
dengan pipa PVC 4 inchi selanjutnya sampai pada kedalam sumur bor. Setiap sambungan
pipa direkatkan dengan lem pipa supaya tidak dapat terlepas.
20. Masukkan pasir dan kerikil di antara dinding tanah dan chasing, supaya chasing dapat
terkunci dengan kencang dan tidak terdapat rongga.
21. Lakukan penyemburan air ke dalam chasing (sumur bor) dengan tujuan mengeluarkan sisa-
sisa pasir yang berada di dalam chasing.
22. Pembuatan sumur bor selesai,
23. Lakukan pembersihan peralatan dan disusun rapi untuk disimpan kembali.
24. Air sumur bor dapat dimanfaatkan setelah air menjadi jernih, dapat dilakukan pengurasan
dengan menggunakan pompa air untuk mempercepat penjernihan air sumur.
25. Pasang perpipaan dan pompa air yang sesuai dengan kedalaman sumur dan ketinggian
penampungan air.

Anda mungkin juga menyukai