Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL INSPEKSI SAB DI PUSKESMAS DOMPU BARAT

MATA KULIAH PENYEHATAN AIR

Dosen Pengampu :

Dr. H. Herman S, SKM, M.Si

Disusun Oleh:

1. Nur Hidayat Lathif (P07133322006)


2. Dwi Rizki Kardina (P07133322010)
3. Vina Yuliana (P07133322012)
4. Dea Nuraini Rahmadhani (P07133322022

ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN


JURAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keamanan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). Untuk mencapai tujuan
tersebut berbagai program atau kegiatan telah dan akan dilaksanakan atau
dikembangkan baik oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat, salah satu
diantaranya adalah program penyediaan air bersih.
Sesuai dengan penjelasan dalan undang – undang kesehatan No. 23 Tahun 1992
yang dimaksud dengan penyehatan air meliputi pengemanan dan penetapan kualitas air
untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia. Dalam kaitan dengan hal – hal
tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan slain harus mencukupi dalam arti
kuantitas untuk kebutuhan sehari – hari dan juga harus memenuhi persyaratan kualitas
yang telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis maupun kimia. Pendekatan
penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air yang ditindak lanjuti
oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk pengamanan
kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya adalah
menyediakan air bersih dan sarana sanitasi yang memadai serta memenuhi syarat
kesehatn. Program ini diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan msyarakat
melalui penurunan angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan
melalui air.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan di
lingkungan kerja Puskesmas Dompu Barat
2. Untuk mengetahui kualitas dari Sarana Air Bersih di lingkungan kerja Puskesmas
Dompu Barat
C. Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui jumlah sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
di lingkukngan kerja Puskesmas Dompu Barat
2. Mahasiswa mengetahui kualitas sarana air bersih di Lingkungan Kerja Puskesmas
Dompu Barat
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKEMAS DAN TINJAUAN TEORI

A. Letak Geografis Puskesmas Dompu Barat


Puskesmas Dompu Barat memiliki luas wilayah kerja  328 Km2 yang terdiri dari 3
kelurahan dan 11 desa yang berpenduduk sekitar 60,413 jiwa dengan kepadatan penduduk
200,6 jiwa/km2

Adapun batas –batas wilayah kerja Puskesmas Dompu Barat yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Kilo,


b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Mbawi kecamatan Dompu,
c. Sebelah barat berbatasan dengan desa Soriutu kecamatan Manggelewa
d. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Karijawa kecamatan Dompu.
Wilayah Kerja puskesmas Dompu Barat sebagian besar merupakan wilayah dataran
dengan ketinggian antara 13 – 58 meter dari permukaan laut dan merupakan daerah yang sangat
potensi untuk pertanian tanaman pangan di kabupaten Dompu.

Semua Desa / kelurahan di wilayah kerja puskesmas Dompu Barat beriklim tropis dan
dipengaruhi oleh 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau.

B. Wilayah Administrasi
Secara Administratif wilayah kerja Puskesmas Dompu Barat terdiri dari 14
desa/kelurahan yang terdiri dari 96 dusun/lingkungan yaitu:
a. Desa Serakapi terdiri dari 6 dusun
b. Desa Saneo terdiri dari 10 dusun
c. Kelurahan Simpasai terdiri dari 7 lingkungan
d. Kelurahan Kandaidua terdiri dari 5 lingkungan
e. Kelurahan Montabaru terdiri dari 6 lingkungan
f. Desa Wawonduru terdiri dari 8 dusun
g. Desa Matua terdiri dari 7 dusun
h. Desa Rababaka terdiri dari 4 dusun
i. Desa Bakajaya terdiri dari 1 dusun
j. Desa Nowa terdiri dari 7 dusun
k. Desa Bara terdiri dari 8 dusun
l. Desa Madaprama terdiri dari 7 dusun
m. Desa Mumbu terdiri dari 7 dusun
n. Desa Riwo terdiri dari 6 dusun
Semua wilayah kerja Puskesmas Dompu Barat dapat dijangkau dengan kendaraan
bermotor baik roda dua maupun roda empat, jarak tempuh dari desa ke Puskesmas rata-rata 30
menit kecuali desa Riwo dan saneo jarak tempuh dari puskesmas ke desa kurang lebih 45 menit.

C. Definisi Air Bersih


Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan seperti syarat fisik, kimia, bakteriologis
dan dapat diminum apabila telah masak. Air bersih yang digunakan untuk berbagai
kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti mandi cuci, kakus. Air juga digunakan untuk
keperlan industry, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi dan transportasi. Air
sangat berguna bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri
dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% (Chandra, 2007)
Jenis sarana air yang dimiliki oleh sebuah keluarga mempunyai hubungan yang sangat
bermakna dengan kejadian diare pada balita. Hal ini dapat dipahami karena sumur gali
menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relative dekat dari tanah
permukaan, oleh karena itu dengan mudah terkontaminasi melalui rembesan.

D. Jenis-jenis Sarana Air Bersih dan persyaratan SAB


1. Sumur gali
a. Latai sekitar sumur dibuat dengan jarak minimal 1 meter dari dinding sumur
dengan kemiringan yang cukup untuk memudahkan air mengalir keluar dan
dibuat kedap air untuk mencegah merembesnya air kotor
b. Dinding sumur dibuat kedap air, dengan kedalaman minimal 3 meter di bawah
permukaan tanah
c. Terdapat saluran pembuangan air kotor (SPAL)

2. Sumur pompa tangan (SPT)


Beberapa syarat pompa tangan yang penting antara lain :
a. Kedalaman sumur cukup untuk mencapai lapisan tanah yang mengandung air
b. Dinding sumur dibuat yang kuat agar tanah tidak longsor
c. Dinding sumur harus kedap air setinggi 70 sentimeter di atas permukaan tanah
atau permukaan air banjir
d. Lantai sumur dibuat minimal 1 meter dari dinding sumur dengan ketinggian 20
sentimeter di atas permukaan tanah
e. Saluran pembuangan harus ada untuk mengalir air limbah ke bak peresapan.

3. Perlindungan air hujan (PAH)


Beberapa syarat perlindungan air hujan (Perlindungan Air Hujan yang penting, antara
lain :
Bidang penangkap air harus bertih tidak ada kotoran atau sampah.
a. Lokasi jauh dari sumber pencemar
b. Talang/saluran air tidak kotor dan dapat mengalirkan air
c. Bak saringan terbuat dari bahan yang kuat dan rapat nyamuk serta dilengkapi
krikil, ijuk dan pasir
Penting untuk diperhatikan, sebelum digunakan, air hujan harus ditambah dengan
kapir (CaCO3), dengan tujuan untuk mencakupi garam mineral yang diperlukan
tubuh dan untuk mengurangi kandungan CO2 yang terlarut dalam air hujan
(Machfeodez, 2004)

4. Perlindungan Mata Air (PMA)


Beberapa syarat perlindungan mata air yang penting, antara lain :
a. Sumber harus dari mata air, bukan dari air permukaan
b. Jarak mata air dengan sumber pencemar minimal 11 meter
c. Atap dan dinding kedap air, di sekeliling bangunan dibuatkan saluran air dan
mengarah keluar bangunan
d. Lubang control pada bak penampung dipasang tutup dan terbuat dari bahan yang
kuat
e. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan dengan kemiringan mengarah pada pipa
penguras
f. Terdapat pagar pengaman yang kuat dan tanah lama
g. Terdapat saluran pembangunan air limbah yang kedap air

5. Sistem perpipaan (PP)


Beberapa syarat perpipaan yang penting, antara lain :
a. Pemasangan pipa tidak boleh terendam air kotor atau air sungai
b. Bak penampugan harus kedap air dan tidak dapat tercemar oleh kontaminan
c. Bak pengambilan air dari sarana perpipaan harus melalui kran
d. Pipa distribusi yang dipakai harus terbuat dari bahan yang tidak mengandung atau
melarutkan bahan kimia.
e. Sebelum disalurkan ke konsumen, sumber air utama yang digunakan harus diolah
dulu dengan metode yang tepat.

E. Kualitas dan Kuantitas Air Bersih


Kualitas air merupakan keriteria standar yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit pada masyarakat yang ditularkan melalui air. Peraturan
yang digunakan sebagai standar persyaratan kualitas air di Indonesia adalah peraturan
pemerintah No.492/Menkes/per/IV/2010, tentang persyaratan kualitas air minum.
Sedangkan secara kuantitas, bahwa kuantitas air merupakan jumlah air bersih yang
minimal digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari yang meliputi masak,
minum, mandi, cuci, kakus, dan kebutuhan lainnya. Di Negara- Negara maju tiap orang
memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di Negara berkembang
termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari (WHO, 2006).
Untuk menilai potensi dan tingkat resiko pencemaran air bersih, antara lain dapat
dilakukan dengan kegiatan inspeksi sanitasi.  Inspeksi sanitasi merupakan kegiatan
pengamatan terhadap keadaan fisik sarana air bersih, lingkungan dan perilaku
masyarakat, yang diperkirakan dapat mempengaruhi kualitas air dari sarana air bersih
yang diinspeksi, dengan menggunakan formulir yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil inspeksi sanitasi tersebut ditetapkan tingkat risiko pencemaran dari sarana air
bersih ke dalam empat kategori yaitu rendah, sedang, tinggi dan amat tinggi. Inspeksi
sanitasi dilaksanakan terhadap semua sarana yang ada, sedangkan pengambilan sampel
hanya dilakukan terhadap sarana tingkat risiko pencemarannya termasuk dalam
kategori rendah dan sedang.
Pemantauan Kualitas air merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan kualitas air disuatu daerah tertentu. Berdasarkan hasil pemantauan
tersebut, dapat diperkirakan risiko suatu daerah atas kemungkinan terjadinya out break
penyakit yang ditularkan melalui air.
Penentuan Kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
melalui pemeriksaan laboratorium dan secara tidak langsung melalui inspeksi sanitasi.
Berbeda dengan pemeriksaan laboratorium yang akurasinya tinggi, penentuan kualitas
air berdasarkan hasil inspeksi sanitasi hanyalah suatu perkiraan, sehingga akurasinya
kurang memadai. Namun demikian, karena inspeksi sanitasi merupakan kegiatan low
cost dan hasilnya cepat diketahui, maka cara tersebut sangat praktis dan dapat
dilaksanakan secara luas. Oleh karena itu, penggunaan inspeksi sanitasi sebagai
pelengkap dari pemeriksaan laboratorium merupakan tindakan efisiensi (Chandra,
2007).
BAB III
HASIL PELAKSANAAN

JENIS SARANA
SUMUR GALI SUMUR BOR PMA PDAM
No NAMA DESA JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH MS TMS
YANG DI MS TMS YANG DI MS TMS YANG DI MS TMS YANG DI
IKL IKL IKL IKL
1 SANEO 2 2 - - - - 18 18 - - - -
2 SERAKAPI 2 2 - - - - 18 18 - - - -
3 SIMPASAI 5 3 2 10 10 - - - - 5 5 -
4 KANDAIDUA 6 5 1 10 10 - - - - 4 4 -
5 WAWONDURU 4 4 - 11 11 - - - - 5 5 -
6 MONTABARU 5 5 - 10 10 - - - - 5 5 -
7 MATUA - - - - - - - - - 20 20 -
8 RABABAKA - - - - - - - - - 20 20 -
9 BAKAJAYA 6 5 1 15 15 - - - - - - -
10 NOWA - - - - - - - - - 20 20 -
11 BARA 7 5 2 15 15 - - - - - - -
12 MADAPRAMA - - - 20 - - - - - - - -
13 MUMBU 2 2 - 10 10 - - - - 8 8 -
14 RIWO 3 2 1 15 15 - - - - 2 2 -
JUMLAH 42 35 7 96 96 - 36 36 - 69 69 -

(Sumber : Data Inspeksi SAB Bulan Oktober 2022)


BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Kegiatan inspeksi Sarana Air Bersih rutin di lakukan setiap bulan oleh petugas sanitarian
Puskesmas Dompu Barat, karna untuk memastikan penggunaan dan pemanfaatan air
yang bersih dan sehat di masyarakat. Kegiatan inspeksi sekaligus melakukan pengecekan
kwalitas air secara fisik dan kimia, untuk pemeriksaan secara biologi sanitarian
Puskesmas Dompu Barat belum mampu melakukannya di karenakan alat pemeriksa
sudah tidak layak pakai.
Berdasarkan hasil data yang di dalap hasil Inspeksi Sarana Air Bersih di dapat Jumlah
Sumur Gali yang periksa di 14 Desa ada 42 Sumur Gali yang memenuhi syarat 35 sarana
dan yang tidak memenuhi syarat 7 sarana, yang tidak memenuhi syarat bukan hanya
dilihat dari kualitas air nya saja namun persyaratan kondisi bangunan dari sumur gali
tersebut sudah tidak layak digunakan dan bahkan ada yang membahayakan bagi warga
sekitar.
Untuk persyaratan bagunan sumur gali sebagai berikut :
1. Latai sekitar sumur dibuat dengan jarak minimal 1 meter dari dinding sumur dengan
kemiringan yang cukup untuk memudahkan air mengalir keluar dan dibuat kedap air
untuk mencegah merembesnya air kotor
2. Dinding sumur dibuat kedap air, dengan kedalaman minimal 3 meter di bawah
permukaan tanah
3. Terdapat saluran pembuangan air kotor (SPAL).

Sarana Air Bersih yang di periksa atau di inspeksi adalah Sumur Bor,
Pemanfaatan Mata Air dan Sarana Perpipaan PDAM. Dari hasil IKL yang di dapat
bahwa semua sarana memenuhi persyaratan baik dari bagunan dan kualitas air. namun
untuk kualitas air secara biologi tidak kami periksa di karenakan tidak ada alat yang
mendukung. Untuk pemeriksaan air secara bakteriologi biasayan juga dilakukan setahun
2 kali pemeriksaan yang dimana kita melakukan pengambilan sampel terlebih dahulu
kemudia sampel di kirim ke Balai Labolatorium yang ada di Kota Bima, namun hal ini
tidak dapat kami lakukan dikarenakan keterbatasan anggaran dan biaya dari Puskesmas
kami.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Telah dilakukan inspeksi sarana air bersih di wilayah kerja puskesmas dompu barat
dengan hasil yang di dapat :
a. Sumur gali
1) Di IKL : 42
2) Memenuhi Syarat : 35
3) Tidak Memenuhi Syarat :7
b. Sumur Bor
1) Di IKL : 96
2) Memenuhi Syarat : 96
3) Tidak Memenuhi Syarat :0
c. Pemanfaatan Mata Air
1) Di IKL : 36
2) Memenuhi Syarat : 36
3) Tidak Memenuhi Syarat :0
d. Perpipaan PDAM
1) Di IKL : 69
2) Memenuhi syarat : 69
3) Tidak memenuhi syarat : 69
2. Dari hasil inspeksi yang didapat dimana yang tidak memenuhi syarat hanya Sumur
Gali saja yang berjumlah 7 sarana yang ada di 5 desa, dari hasil inspeksi tersebut
sebagai petugas sanitarian wajib meberikn rekomendasi perbaikan kepada pemilik
sarana agar tidak terjadi pencemaran lingkungan melalui air. konstruksi bangunan
yang harus di perbaiki dimana dari pihak pemilik sarana atau pun sarana tersebut
milik pemerintah desa, sebagai pengguna wajib melaporkan hal tersebut kepada
pengelola sarana untuk segera di perbaiki.
3. Berdasarkan hasil inspeksi dimana untuk saat ini kualitas air bersih di periksa masih
memenuhi syarat secara fisik yaitu tidak berbau, berwarna, berasa dan tidak keruh,
namun biasaya untuk musim penghujan air sumur kadang-kadang keruh dan petugas
telah menyediakan kaporit untuk di bagi ke pada masyarakat yang apabila kondisi
airnya keruh.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai