Anda di halaman 1dari 4

Kerjasama Lintas Kabupaten/Kota dan Lintas Provinsi Dalam Pengembangan SPAM Regional

BIMBINGAN TEKNIS SPAM REGIONAL

Rencana penyelenggaraan maupun pengembangan SPAM Regional merupakan salah satu


alternatif pengembangan SPAM yang berbasis pada pemanfaatan konsumsi air baku secara
bersama di lintas kabupaten/kota serta lintas provinsi. Untuk menginventarisasi status
penyiapan, pelaksanaan dan pemanfaatan SPAM Regional, serta mengidentifikasi
permasalahan dan rencana tindak lanjut masing-masing Pemerintah Daerah dalam
mendukung dan meningkatkan efektivitas pengembangan SPAM Regional, Direktorat
Jenderal Cipta Karya melalui Direktorat Pengembangan Sistem Air Minum mengadakan
kegiatan Workshop Bimbingan Teknis Penyiapan SPAM Regional di Bali (21/10/2019).

Kegiatan Workshop Bimbingan Teknis Penyiapan SPAM Regional ini di buka oleh Nyoman
Astawa Riadi selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali.
Dalam sambutannya, Astawa menyampaikan untuk dapat mewujudkan Visi Provinsi Bali
“Nangun Sat Kerthi Loka” terdapat 22 misi, dimana pada misi ke-18 sejalan dengan kegiatan
workshop kali ini.

“Workshop yang dilaksanakan saat ini merupakan langkah penting dalam mencapai misi ke-
18 yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Bali yaitu meningkatkan pembangunan
infrastrukur secara terintegrasi serta konektivitas antar wilayah untuk mendukung
pembangunan perekonomian serta akses mutu pelayanan publik di Bali” tutur Astawa.  

Sejalan dengan hal tersebut, Yudha Mediawan selaku Direktur Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum mengungkapkan untuk dapat mencapai akses aman terhadap air
minum 100% pada tahun 2019 terdapat beberapa permasalahan terkait pengembangan
SPAM, salah satunya adalah terbatasnya sumber air baku untuk penyediaan air minum di
wilayah kabupaten/kota.

 “Terdapat beberapa tantangan terkait ketersediaan penyediaan air baku, untuk itu diperlukan
pemahaman yang sama serta semangat kebersamaan yang kuat untuk dapat mengatasi
tantangan tersebut dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, pengembangan
SPAM Regional dengan cara memanfaatkan sumber air baku yang potensial secara lintas
kabupaten/kota maupun lintas provinsi merupakan langkah yang sangat tepat dalam
mewujudkan peningkatan cakupan layanan air minum secara berkelanjutan” Ungkap Yudha.

Yudha melanjutkan hingga saat ini Direktorat Jenderal Cipta Karya telah mengidentifikasi
adanya kebutuhan untuk membangun sebanyak 74 SPAM Regional di seluruh Indonesia,
yang terdiri dari SPAM Regional yang telah selesai dan berfungsi, tahap konstruksi dan tahap
penyiapan.

“Adapun SPAM Regional yang telah selesai dan berfungsi terdiri atas 11 SPAM Regional,
yaitu SPAM Regional Pekankampar Tahap I, SPAM Regional Metro Bandung Tahap I,
SPAM Regional Bregas, SPAM Regional Kartamantul Fase I Sistem Barat, SPAM Regional
Petanu, SPAM Regional Penet, SPAM Regional Mojolamong Tahap I, SPAM Regional
Banjarbakula Wilayah I, SPAM Regional Pasigala Tahap I, SPAM Regional Petanglong
Tahap I, dan SPAM Regional Keburejo Tahap I” Tutur Yudha.
Sebagai penutup, Yudha mengharapkan Pengembangan SPAM Regional diharapkan dapat
meningkatkan kinerja penyelenggaraan penyediaan air minum, baik di tingkat pemerintah
provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota yang meliputi peningkatan aspek kelembagaan,
sumber daya manusia, serta aspek pelayanan kepada masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, Selain mendapatkan materi dan sesi desk, para
peserta juga akan melakukan kunjungan lapangan terkait pelaksanaan SPAM Regional
Petanu dan pelaksanaan SPAM Regional Penet. (HUmasBPPWBali)
Dalam rangka mendukung target capaian akses air minum nasional, khususnya jaringan
Perpipaan, diperlukan kegiatan pengembangan SPAM yang tepat mutu, tepat sasaran dan
tepat waktu. Untuk itu perlu adanya dokumen perencanaan yang baik dan readiness criteria
yang lengkap yang wajib disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk kegiatan
pengembangan SPAM yang diusulkan dibiayai melalui dana APBN. Sehubungan dengan hal
tersebut, Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Jawa Tengah melakukan
pendampingan review dokumen perencanaan serta penyiapan readiness criteria bagi
kabupaten/kota yang mengajukan kegiatan yang didanai APBN TA 2021-2022.

Workshop yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 Mei 2021 secara daring dan luring ini
diikuti oleh unsur dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Bappeda
Provinsi Jawa Tengah, Dinas PUBMCK Provinsi Jawa Tengah, PDAB Tirta Utama Provinsi
Jawa Tengah, dan perwakilan Bappeda, Dinas PUPR/Dinperkimtan, PDAM dan Kades
penerima program SPAM padat karya di Jawa Tengah wilayah selatan. Hadir sebagai
narasumber pada acara tersebut Rieche Noviasari, ST, M.Eng, Sc sun Koordinator Penyusun
Program dan Rencana Dit. Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR yang
memberikan materi mengenai Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM dan Penyiapan
Readiness Criteria dalam Mendukung Pencapaian Target RPJMN 2020-2024. Selain itu hadir
juga pemateri dari BPPW Jateng dan Tim TA konsultan yang memberikan paparan tentang
gambaran RISPAM dan kesiapan readiness criteria di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan Renstra Kementrian PUPR 2020-2024, terdapat 3 kebijakan dan strategi


penyelenggaraan SPAM yaitu peningkatan cakupan pelayanan dan pemenuhan standar
kualitas air minum; peningkatan kapasitas dan peran serta penyelenggara SPAM dan
peningkatan kemampuan pendanaan dan komitmen stakeholder terkait pendanaan. Pada
kebijakan peningkatan cakupan pelayanan dan pemenuhan standar kualitas air minum
terdapat beberapa strategi diantaranya pemenuhan 4K (Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas dan
Keterjangkauan), penjaminan ketersediaan air baku, pengembangan SPAM Regional,
penerapan Konsep Bauran Air Baku, penerapan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)/
Water Safety Plan (WSP) untuk menjamin kualitas air minum, Pemanfaatan inovasi
teknologi untuk efisiensi proses dan percepatan serah terima aset. Sedangkan pada
kebijakan peningkatan kapasitas dan peran serta penyelenggara SPAM terdapat beberapa
strategi diantaranya Peningkatan kapasitas SDM peningkatan peran dan fungsi dinas/instansi
daerah, pengawasan dan pengendalian NSPK, peningkatan peran stakeholders; masyarakat
dan badan usaha, sinkronisasi kebijakan antar K/L, penerapan good governance dan
pemanfaatan data dan sistem informasi. Sedangkan pada kebijakan peningkatan kemampuan
pendanaan dan komitmen stakeholder terkait pendanaan, strateginya diantaranya Peningkatan
kemampuan pengelolaan pendanaan, pengembangan alternatif sumber pembiayaan,
peningkatan peran dan komitmen alokasi pendanaan.

Sedangkan pendekatan untuk penyediaan air minum diantaranya prioritas penanganan


berdasarkan ketersediaan air baku (Demand mengacu pada dokumen RISPAM
kabupaten/kota); sinkronisasi Lokus dan Kegiatan dengan Pengembangan Kawasan
Permukiman (prioritas lokasi merupakan hasil superimpose beberapa agenda
prioritas/nasional dan kesiapan dokumen perencanaan sektor); dan Kolaborasi pembangunan
dengan menjamin keberfungsian sistem secara utuh (hulu-hilir) (pemenuhan kapasitas sesuai
kebutuhan pelayanan dasar dan pelayanan prima untuk permukiman). Pelayanan dasar adalah
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dasar air minum sehari-hari ± 60 L/orang/hari
sedangkan pelayanan prima adalah pelayanan yang memenuhi standar kualitas air siap
minum.

Sedangkan pola investasi dan alternatif pembiayaan SPAM yaitu skema KPBU, Business to
Bussiness (B-to-B), pinjaman PDAM pada perbankan, pinjaman pemerintah daerah, obligasi,
CSR, DAK Air Minum, Hibah Air Minum, Hibah Berbasis Kinerja dan lain-lain. Prioritas
pengembangan SPAM melalui APBN yaitu Committed (kegiatan MYC dan PHLN), Direktir
Presiden (kegiatan yang tertuang dalam Kepres dan Inpres serta hasil kunjungan kerja),
masukan RDP/Hasil Kunker, Komitmen PUPR (Fungsionalisasi SPAM, Sinkronisasi SDA-
CK, Penanganan Bencana dan Prioritas Sektor (SPAM Regional, mendukung Keterpaduan
DJCK, Kawasan Kumuh, Pesisir, Pulau Kecil Terluar, Perbatasan), Mendukung
Kementerian/Lembaga lain (SPAM Kampus, RSUD, dll), Program Kerakyatan (IBM)
(Pamsimas, SPAM Padat Karya); dan pemenuhan SPM (arahan BPIW, baseline TA
sebelumnya yang belum diakomodasi, serta memorandum program). Daftar readiness criteria
pengembangan SPAM yang diajukan ke APBN yaitu dokumen RISPAM, justifikasi teknis,
DED dan RAB, izin penggunaan air baku, kesiapan lahan, lembaga pengelola, surat usulan
kepala daerah dan surat pernyataan kesiapan kepala daerah. Setelah sesi pemaparan,
dilanjutkan dengan sesi desk. Bahan desk yang harus disiapkan oleh peserta diantaranya
dokumen RISPAM hasil review terakhir, data teknis dan data kelembagaan PDAM, buku
audit BPKP 2018, 2019 dan KAP 2020, dokumen readiness criteria SPAM IKK Bagelen,
pembangunan SPAM Regional Keburejo (JDU) dan pembangunan SPAM Perdesaan. (/fse)

Anda mungkin juga menyukai