Anda di halaman 1dari 5

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN

PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )


No. Dokumen : INDUK/IK.17/PI.12/026 Revisi ke : R-01
Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Tanggal : 20 Juni 2005

1 Tujuan

2 Ruang Lingkup

3 Definisi

4 Acuan 1. Spesifikasi seksi 7.1


5 Ketentuan Umum KONDISI TEMPAT KERJA :
1. Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, agar selalu
dibawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Spesifikasi 7.1.1.9).
2. Pengecoran tidak boleh dilakukan bila, tingkat penguapan lebih 1
kg/m2/jam, lengas nisbi udara kurang dari 40%, selama turun hujan,
udara penuh debu / tercemar. Spesifikasi 7.1.1.9).

PEMBERITAHUAN :
1. Kontraktor harus memberitahu Direksi secara tertulis minimal 24 jam
sebelum memulai atau meneruskan pengecoran (bila tertunda lebih
dari 24 jam) Spesifikasi 7.1.4.3).a).
2. Pemberitahuan meliputi : lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton.
Tanggal dan waktu pencampuran. Spesifikasi 7.1.4.3).a).

PENGECORAN :
1. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila Direksi Pekerjaan
atau wakilnya tidak hadir menyaksikan pencampuran dan
pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.3).b).
2. Segra sebelum pengecoran, acuan harus dibasahi air atau diolesi
minyak yang tidak meninggalkan bekas.udah dan aman. Spesifikasi
7.1.4.3).c).
3. Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bila tidak dicorkan
dalam waktu 1 jam setelah pencampuran. Kecuali diberi bahan aditif
retarder yang disetujui Direksi. Spesifikasi 7.1.4.3).d).
4. Pengecoran harus dilanjutkan tanpa henti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan
selesai. Spesifikasi 7.1.4.3).e).
5. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan posisi
akhir beton untuk mencegah pengaliran yg tidak boleh melampaui 1
m dari awal cor. Spesifikasi 7.1.4.3).f).
6. Bila beton dicor pada struktur yang rumit dan tulangan yang rapat,
beton harus dicor dalam lapis horizontal dengan tebal maksimum 15
cm. Spesifikasi 7.1.4.3).g).
7. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus
sepanjang keliling struktur. Spesifikasi 7.1.4.3).g).
8. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan lebih dari 150 cm,
dan tidak boleh dicor langsung kedalam air. Spesifikasi 7.1.4.3).h).
9. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan, dimana beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton
baru. Spesifikasi 7.1.4.3).i).
10.Bidang beton lama yang akan disambung, harus dikasarkan,
dibersihkan dan disiram air hingga jenuh dan disapu dengan adukan
semen dengan campuran sesuai dengan betonnya. Spesifikasi
7.1.4.3).j).
11.Air tidak boleh dialirkan diatas Permukaan beton dalam waktu 24

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa Hal 1/5


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN
PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
No. Dokumen : INDUK/IK.17/PI.12/026 Revisi ke : R-01
Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Tanggal : 20 Juni 2005

jam setelah pengecoran. Spesifikasi 7.1.4.3).k).

KONSOLIDASI :
1. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar yang telah disetujui. Spesifikasi 7.1.4.5).a).
2. Bila disetujui, Penggetaran harus disertai penusukan secara manual
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Spesifikasi
7.1.4.5).a).
3. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran
beton didalam cetakan. Spesifikasi 7.1.4.5).a).
4. Semua sudut sekitar tulangan harus terisi tanpa pemindahan
kerangka tulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi. Spesifikasi 7.1.4.5).b).
5. Alat penggetar mekanis boleh diletakan diatas acuan supaya
menghasilkan getaran yang merata. Spesifikasi 7.1.4.5).d).
6. Alat penggetar mekanis harus dari jenis berdenyut dengan minimal
5000 putaran/menit untuk beton dengan slump 2.5 cm atau kurang,
dengan radius penggetaran minimal 45 cm. Spesifikasi 7.1.4.5).e).
7. Alat penggetar harus dimasukan dalam beton secara vertical,
kemudian ditarik pelan-pelan dan dimasukan keposisi lain yang tidak
lebih 45 cm. Spesifikasi 7.1.4.5).f).
8. Alat penggetar tidak boleh berada dalam satu titik lebih dari 30
“.Spesifikasi 7.1.4.5).f).
9. Jumlah minimum alat penggetar mekanis. Spesifikasi 7.1.4.5).g). :
1) Kecepatan pengecoran 4 m3/jam, minimal 2 alat.
2) Kecepatan pengecoran 8 m3/jam, minimal 3 alat.
3) Kecepatan pengecoran 12 m3/jam, minimal 4 alat.

BETON SIKLOP, Spesifikasi 7.1.4.6). :


1. Beton siklop terdiri dari beton klas 175 dengan batu pecah ukuran
besar.
2. Batu-batu tidak boleh dijatuhkan dari tempat tinggi atau ditempatkan
secara berlebihan.
3. Semua batu pecah harus dibasahi sebelum ditempatkan.
4. Volume total batu pecah tidak boleh lebih dari 1/3 total volume
pekerjaan beton siklop.
5. Untuk dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm.
Spesifikasi 7.1.4.6). :
1) dapat digunakan batu pecah maksimum 25 cm,
2) Tiap batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm,
3) Batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm terhadap
Permukaan atau
4) 15 cm terhadap Permukaan yang akan dilindungi dengan beton
penutup (coping).

TOLERANSI, Spesifikasi 7.1.1.5). :


1. Toleransi Dimensi :
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. (+ 5 mm)
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. (+ 15 mm)
 Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, antara kepala jembatan.
(- 0 dan + 10 mm)
2. Toleransi Bentuk :
 Persegi (selisih dalam panjang diagonal). (10 mm)

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa Hal 2/5


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN
PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
No. Dokumen : INDUK/IK.17/PI.12/026 Revisi ke : R-01
Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Tanggal : 20 Juni 2005

 Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yg


dimaksud) untuk panjang s/d 3m. (12 mm)
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 – 6 m (15 mm)
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m (20 mm)
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :
 Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana (± 10 mm)
 Kedudukan permukaan horisontal dari rencana(± 10 mm)
 Kedudukan permukaan vertikal dari rencana (± 20 mm)
4. Toleransi Alinyemen Vertikal :
 Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding (± 10 mm)
5. Toleransi Ketinggian (elevasi) :
 Puncak lantai kerja dibawah pondasi (± 10 mm)
 Puncak lantai kerja dibawah pelat injak (± 10 mm)
 Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang (± 10 mm)
6. Toleransi Alinyemen Horisontal : dalam 4 m panjang mendatar
(10 mm)
7. Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton :
 Selimut beton sampai 3 cm (0 dan + 5 mm)
 Selimut beton 3 cm – 5 cm (0 dan + 10 mm)
 Selimut beton 5 cm – 10 cm (± 10 mm)

PENGUJIAN UNTUK WORKABILITY :


1. Pengujian slump pada setiap takaran beton yang dihasilkan. Dan
pengujian dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh
Direksi atau wakilnya. Spesifikasi 7.1.6).1).

PENGUJIAN KUAT TEKAN :


1. Kuat tekan harus dilaksanakan setiap 60 m3, Spesifikasi 7.1.6.2).a).
2. Dalam segala hal, minimal 1 pengujian untuk setiap mutu beton dan
untuk setiap jenis komponen struktur yg dicor terpisah pada setiap
hari pengecoran. Spesifikasi 7.1.6.2).a).
3. Setiap pengujian minimal harus mencakup 4 benda uji, untuk kuat
tekan 3 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari setelah tanggal pencampuran.
Spesifikasi 7.1.6.2).a).
4. Bila kuantitas beton melebihi 40 m3, dan frekwensinya kurang dari 5
pengujian, maka pengujian harus minimal 5 buah dari takaran yang
dipilih acak. Spesifikasi 7.1.6.2).b).

PENGUJIAN TAMBAHAN :
1. Pengujian tambahan harus dilaksanakan sesuai perintah Direksi
Pekerjaan yang meliputi Spesifikasi 7.1.6.3). :
1) Pengujian dengan schlerometer,
2) Pembebanan struktur yang dipertanyakan,
3) Uji inti beton,
4) Pengujian lainnya.

6 Prosedur dan Tanggung Jawab


Pelaku /
No Kegiatan Rekaman
Penanggung Jawab
6.1 Inspector KONDISI TEMPAT KERJA : Daftar Simak Pengawasan
1. Kendalikan temperatur semua bahan, Pelaksanaan Pengecoran
Beton.
sepanjang waktu pengecoran.
SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa Hal 3/5
INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN
PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
No. Dokumen : INDUK/IK.17/PI.12/026 Revisi ke : R-01
Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Tanggal : 20 Juni 2005

2. Periksa tingkat penguapan,, lengas nisbi No. Dok :


INDUK/DS.17/PI.12/026
udara, debu / pencemaran udara.
Tgl : 30 Oktober 2003

PENGECORAN : Formulir Pengujian Kuat


1. Minta pemberitahuan tertulis pengecoran. Tekan Beton
No. Dok :
2. Hadiri setiap pelaksanaan pengecoran beton.
INDUK/FM.27/PI.12/026
3. Kendalikan agar acuan dibasahi air / minyak. Tgl : 30 Oktober 2003
4. Kendalikan waktu pengecoran agar dalam
waktu 1 jam setelah pencampuran.
5. Kendalikan agar pengecoran sampai dengan
sambungan konstruksi.
6. Kendalikan pengecoran agar dicor dalam
cetakan sedekat mungkin.
7. Kendalikan bila beton dicor pada struktur
yang rumit dan tulangan yang rapat.
8. Kendalikan pengecoran untuk dinding beton.
9. Kendalikan tinggi jatuh bebas kedalam
cetakan.
10. Kendalikan kecepatan pengecoran.
11. Kendalikan penyambungan thd bidang lama.
12. Kendalikan pengaliran air diatas permukaan
beton.

KONSOLIDASI :
1. Kendalikan pemadatan beton dengan
penggetar mekanis, disertai penusukan
secara manual, dimasukan secara vertical
dan ditarik pelan-pelan dg waktu maksimum
30”.
2. Kendalikan Penggetar tidak untuk
memindahkan campuran beton.
3. Kendalikan semua sudut sekitar tulangan
harus terisi.

Kendalikan Pelaksanaan terhadap :


1. Toleransi Dimensi,
2. Toleransi Bentuk,
3. Toleransi Kedudukan (dari titik patokan),
4. Toleransi Alinyemen Vertikal,
5. Toleransi Ketinggian (elevasi),
6. Toleransi Alinyemen Horisontal,
7. Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton.

6.2 Lab Technician I. PENGUJIAN UNTUK WORKABILITY : Formulir Pengujian Kuat


Tekan Beton
1. Kendalikan dan saksikan pengujian slump
No. Dok :
pada setiap takaran beton yang dihasilkan. INDUK/FM.27/PI.12/026
Tgl : 30 Oktober 2003
II. PENGUJIAN KUAT TEKAN :
Formulir
1. Kendalikan Kuat tekan agar dilakukan tiap 60
Pemeriksaan Pekerjaan
m3. Beton.
2. Kendalikan agar pengujian dilakukan setiap
mutu beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yg dicor terpisah pada

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa Hal 4/5


INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN
PELAKSANAAN PENGECORAN BETON ( 7.1 )
No. Dokumen : INDUK/IK.17/PI.12/026 Revisi ke : R-01
Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Tanggal : 20 Juni 2005

setiap hari pengecoran.


3. Kendalika pengujian bila kuantitas beton
melebihi 40 m3, dan frekwensinya < 5
pengujian.

III. PENGUJIAN TAMBAHAN (bila ada).

7 Pengecualian Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.


8 Lampiran 1. Formulir Pengujian Kuat Tekan Beton.
2. Daftar Simak Pengawasan Pelaksanaan Pengecoran Beton.

SKS Induk Pembangunan Jalan Jalur Pantura Jawa Hal 5/5

Anda mungkin juga menyukai