KHUSUS
2020
Tahun Anggaran
DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA
PROVINSI JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya Spesifikasi Khusus Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2020 ini dapat terselesaikan dengan baik. Spesifikasi Khusus Tahun 2020 ini disusun
berdasarkan kajian dan reviu terhadap Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi
Jalan dan Jembatan dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum dan
Spesifikasi Umum 2019 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur, dengan
melihat akan kebutuhan serta kondisi lapangan saat ini.
Semoga dengan terbitnya Spesifikasi Khusus 2020 dapat memudahkan para stakeholder
di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur dalam mempersiapkan kegiatan
pelayanan pengelolaan jalan dan jembatan Tahun Anggaran 2020.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
SEKSI 2.1a SELOKAN DAN SALURAN AIR
SKh. 2.1a.1 Umum……………………………………………………………… 1
SKh. 2.1a.2 Bahan Dan Jaminan Mutu…………………………………….…… 1
SKh. 2.1a.3 Pelaksanaan………………………………………………………… 1
SKh. 2.1a.4 Pengukuran Dan Pembayaran………….......………………………. 1
ii
SEKSI SKh. 6.9 CAMPURAN ASPAL EMULSI BERGRADASI TERBUKA
(CAEBT)/OGEM
SKh. 6.9.1 Umum……………………………………………………………… 49
SKh. 6.9.2 Material……………………….…………………………………… 51
SKh. 6.9.3 Campuran………………………………………………………….. 52
SKh. 6.9.4 Persyaratan Instalasi Untuk Pelaksanaan………………………….. 54
SKh. 6.9.5 Produksi Campuran ………………………….……………………. 56
SKh. 6.9.6 Penghamparan Campuran…………………………………………. 56
SKh. 6.9.7 Pengukuran dan Pembayaran……………………………………… 57
iii
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 2.1a
SELOKAN DAN SALURAN AIR
SKh.2.1a.1 UMUM
Mengacu Spesifikasi Umum 2018 Seksi 2.1.2. Bahan dan Jaminan Mutu
SKh.2.1a.3 PELAKSANAAN
1) Pengukuran Galian
Mengacu Spesifikasi Umum 2018 Seksi 2.1.4.2). Pengukuran dan Pembayaran Timbunan
Mengacu Spesifikasi Umum 2018 Seksi 2.1.4.3). Pengukuran dan Pembayaran Pelapisan
Saluran
4) Dasar Pembayaran
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk Selokan dan
Saluran Air menurut Seksi ini. Semua pekerjaan dan material yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan Selokan dan Saluran Air harus dipandang seluruhnya dibayar
dalam Seksi-seksi lain yang berhubungan dengan pekerjaan atau material yang dimaksud.
1
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI SKh. 3.1.11
GALIAN PELEBARAN
SKh.3.1.11.1. UMUM
1) Uraian
i) Galian biasa
2
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
3) Toleransi Dimensi
6) Jadwal Kerja
3
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
3) Dasar Pembayaran
4
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI SKh. 5.6
BAHU JALAN DIPERKERAS
1) Uraian
Pekerjaan ini harus terdiri dari pemasokan, pengangkutan, penghamparan, pemadatan,
perawatan dan pe n ye l e s a i a n a kh i r p ad a p e r mu ka a n l ap i s p on d a s i yang
telah disiapkan atau permukaan lainnya yang disetujui, semuanya memenuhi
Spesifikasi ini, dan sesuai dengan garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan
pada Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Mengacu
Spesifikasi Umum Bina Marga Seksi 5.3.1.2)
3) Toleransi Dimensi
a) Mengacu Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Pasal 5.3.5.2)
b) Ketentuan yang disyaratkan pada seksi 5.6.9. harus digunakan
4) Standar Rujukan
Mengacu Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Pasal 5.3.1.(4), Perkerasan Beton
Semen.
Mengacu Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Pasal 5.3.1.(5), Perkerasan Beton
Semen
Mengacu Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Pasal 5.3.1.(6), Perkerasan Beton
Semen
Mengacu Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Pasal 5.3.1.(7), Perkerasan Beton
Semen
Khusus pengujian dengan pengambailan benda uji inti (core drill) maka harus
digunakan mata bor dengan diameter maksimal 7 cm, dan pengembalian penutupan
lubang dilakukan dengan beton sika, semua biaya yang dikeluarkan untuk pengujian
dan pengembalian sudah termasuk dalam harga satuan.
5
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Mengacu Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Pasal 5.3.1.(9), Perkerasan Beton
Semen
Ketentuan bahan yang disyaratkan dalam Divisi 5.3.2 dan Divisi 7.1 berlaku untuk
Seksi ini, kecuali pada beberapa seksi berikut :
1. Seksi 5.3.2.6). Baja Tulangan
Pada pekerjaan bahu jalan diperkeras dengan beton tidak menggunkan
pembesian untuk muai dan susut, juga pada sambungan tidak menggunakan
Dowel dan Tie bars
2. Seksi 5.3.2.11) c). Kekuatan beton
Kekuatan beton digunakan Beton Karakteristik Mutu Fc 20 (K-250)
3. Seksi 5.3.2.11) d). Konsistensi beton
Konsisitensi beton yang digunakan adalah dengan menggunakan slump 75-150
mm, karena dilaksanakan dengan cara semi mekanis/ manual/ menggunakan
acuan tetap (bekisting)
1) Umum
Pencampuran dapat menggunakan unit pencampur (batching plant) apabila lokasinya tidak
berjarak jauh dari tempat penghamparan, apabila tidak memungkinkan dapat menggunkan beton
molen namun perlu penakaran dengan system penimbangan bahan bukan dengan takaran volume
2) Penghampar
Menggunakan penghampar semi mekanis dengan bantuan Bekisting dari rangka baja sebagai
dudukan alat, agar diperoleh tingkat kerataan permukaan yang memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini.
3) Kendaraan Pengangkut
4) Pencampuran Beton
6
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
7) Acuan (Bekisting)
Sambungan dibuat untuk menghindari terjadinya retak akibat muai-susut beton, oleh karenanya
sambungan dilakukan dengan pemotongan arah melintang sejak 8-12 jam setelah penghamparan
dengan kedalaman sambungan kurang lebih 1/3 tebal pelat dengan jarak 4 - 5 meter. Atau pada
saat pelaksanaan penghamparan sudah disiapkan multiplex sesuai dimensi dan jarak tersebut.
Segera diisi bahan sambungan (joint sealer) setelah digergaji atau lubang yang telah disiapkan
untuk mengantisipasi masuknya air hujan.
1) Umum
3) Pengecoran Beton
5) Penyetrika (floating)
6) Memperbaiki Permukaan
7
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
9) Menguji Permukaan
Lalu-lintas dibuka setalah benda uji dicetak dan dirawat sudah mencapai minimal 90 % kuat tekan
rencana.
Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal yang lebih dari 25 mm
akan dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan, dan jika keputusannya terhadap lokasi
yang kurang sempurna ini memerlukan pembongkaran, maka perkerasan tersebut
harus dibongkar dan diganti dengan beton yang tebalnya sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar.
a) Ketebalan Kurang
Ketentuan yang disyaratkan dalam Divisi 7 berlaku pada Seksi ini dimana
pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi pada bahu
jalan diperkeras harus dilakukan sesuai dengan berikut ini:
Bilamana tebal rata-rata bahu jalan diperkeras kurang dari 10 mm, tetapi tidak
lebih dari 25 mm, suatu pemotongan akan dilakukan, ditentukan sebagai produksi
dari kuantitas rancangan bahu jalan diperkeras ini, pengurangan kuantitas sesuai
dengan pengukuran aktual di lapangan dan pengurangan harga satuan dilakukan
dengan Tabel berikut ini:
b) Kekuatan Kurang
Jika kuat tekan rata-rata bahu jalan diperkeras dalam 28 hari tidak tercapai, tetapi
semua aspek lainnya memenuhi spesifikasi, Direksi Pekerjaan dapat, menurut
pendapatnya menerima bahu jalan diperkeras tersebut dengan penyesuaian
berikut:
Tabel 5.6.5.(2b) Kekurangan Kuat Tekan Bahu Jalan di Perkeras
9
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas bahu jalan diperkeras dengan mutu beton Fc’ 20 (K-250), yang diterimaditentukan
sebagaimana disyaratkan diatas akan dibayar dengan harga kontrak per meter kubik di mana
harga dan pembayaran tersebut merupakankompensasi penuh untuk pengadaan dan
pengecoran semua bahan, termasuk,tidak dibatasi, beton semen portland, acuan ,bahan
sambungan (joint Sealer) , Pengggaruan (Grooving), Penggergajian beton untuk dilatasi atau
penyiapan sekat multipleks dan lembar membrane, panjang percobaan yang dilakukan di
luar/didalam lokasi kegiatan, perawatan, pengambilan benda uji inti untuk penyesuaian harga
akibat tebal yang kurang, dan semua bahan, pekerja, peralatan dan keperluan lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
SKh.5.6.(1) Beton Fc’ 20 (K-250) untuk bahu jalan diperkeras Meter kubik
10
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI SKh 5.7
CTB / CTSB SEMI MEKANIS
11
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Penghamparan lapis pondasi semen dapat dilakukan dengan cara mekanis (alat
high density screed paver dengan dual tamping rammer) maupun semi mekanis
(Grader) dalam pengawasan Pengawas Pekerjaan.
3) Pemadatan
Mengacu pada Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Seksi 5.5.6.3)
4) Perawatan (Curing)
Mengacu pada Spesifikasi Umum Dirjen Bina Marga 2018 Seksi 5.5.6.3)
12
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 6.3a
CAMPURAN BERASPAL PANAS (ATB &AC/L)
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata
(levelling), lapis pondasi (ATB), lapis permukaan (AC), campuran beraspal panas
yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas di pusat
instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di
atas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi
ini dan memenuhi garis, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi
rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal efektif minimum, rongga udara,
stabilitas, kelenturan, ketebalan film aspal benar-benar terpenuhi dan keawetan
sesuai dengan lalu-lintas rencana.
Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada Gambar.
a) Lapis Tipis Aspal Pasir (Sand Sheet, SS) dan Lapis tipis Campuran Aspal
Abu-batu (Stone Sheet/STS)
Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir) yang selanjutnya disebut SS, terdiri dari
dua jenis campuran, SS-A dan SS -B. Pemilihan SS-A dan SS-B tergantung
pada tebal nominal minimum.
Lapis tipis Campuran Aspal Abu-batu yang selanjutnya disebut (Stone
Sheet/STS), dan Lapis tipis Campuran Aspal abu batu dan batu pecah
semi-kasar yang selanjutnya disebut (Stone sheet Kasar/STK). Campuran
jenis ini ditujukan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan jalan,
tambal lubang, dan pelapisan ulang pada struktur yang mantap namun
tingkat kerataan permukaan perlu pembenahan. Pemilihan SS (Sand Sheet),
STS (Stone Sheet), dan STK (Stone sheet Kasar) terutama tergantung pada
gradasi pasir dan abu batu yang digunakan.
Campuran-campuran tersebut di atas biasanya memerlukan penambahan
filler agar memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan.
Lapis Tipis Aspal Beton (Lataston) yang selanjutnya disebut HRS, terdiri
dari dua jenis campuran, HRS Pondasi (HRS-B) dan HRS Lapis
Permukaan (HRS A) dan ukuran maksimum agregat masing- masing
campuran adalah 19 mm. HRS-B mempunyai proporsi fraksi agregat kasar
lebih besar daripada HRS-A.
13
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
ii) Sisa rongga udara pada kepadatan membal (refusal density) harus
memenuhi ketentuan yang ditunjukkan dalam Spesifikasi ini.
c) Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete/ AC) Permukaan dan Lapis Aspal
Beton Pondasi (Asphalt Treated Base/ ATB)
i. Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete/ AC) Permukaan
a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan perata harus diperiksa dengan
benda uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Penyedia Jasa sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan. Benda uji inti (core) harus diambil paling
sedikit 1 buah setiap jarak 25 meter tiap lajur sesuai dengan pengukuran
14
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
awal (stacking out) dengan jarak dari tepi perkerasan atau as jalan
(centerline) minimal 50 cm. Kecuali pada pekerjaan tambal sulam tidak
diperlukan pengambilan benda uji “inti” (core) untuk pengukuran dan
pembayaran.
b) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu hari produksi
AMP.
d) Tebal setiap titik dari masing-masing jenis campuran beraspal bukan perata
tidak boleh kurang dari tebal rancangan seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar dengan toleransi masing-masing jenis campuran yang disyaratkan
dalam Pasal 6.3.1.(4).(g) Bilamana tebal lapisan beraspal dalam suatu
segmen terdapat benda uji inti yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana yang disebutkan diatas maka sub- segmen yang tidak
memenuhi syarat harus dibongkar atau dilapis kembali dengan tebal nominal
minimum yang dipersyaratkan dalam Tabel 6.3.1.(1) dan harus memenuhi
ketentuan kerataan yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.(1).(c).
e) Semua lapisan di atas lapis perkerasan lama (existing), dan di atas lapis
pondasi atas (CTB atau agregat Klas A) disebut sebagai lapis perata
(Levelling).
f) Tebal aktual hamparan campuran beraspal perata harus sama dengan atau
dalam rentang tebal yang ditunjukkan dalam Gambar.
Tebal Nominal
Jenis Campuran Simbol Minimum (cm)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lap. Tipis Abu Batu STS 1,5
Lap. Tipis Abu Batu Kasar STK 2,0
Lataston Lapis Permukaan HRS-A 3,0
15
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
i) Kerataan Melintang
2) Standar Rujukan
StandarNasional Indonesia :
17
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan :
a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan
oleh Direksi Pekerjaan selama periode Kontrak untuk keperluan rujukan;
b) Setiap bahan aspal yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut
keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya,
baik sebelum maupun sesudah Pengujian Penuaan Aspal (RTFOT sesuai
dengan SNI 03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SNI 06-2440-1991)
meliputi :
f) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang
mendukungnya; seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.3, dalam bentuk
laporan tertulis;
19
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
j) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat penimbang,
seperti yang disyaratkan dalam Pasal 6.3.7.(5);
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan keadaan kering
dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda
uji inti dari lapisan beraspal dalam satu sub-segmen tidak memenuhi persyaratan
tebal atau kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang
yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar atau dilapis kembali dengan tebal
lapisan nominal minimum yang di syaratkan dalam Tabel 6.3.1.(1) dengan jenis
campuran yang sama dan harus memenuhi ketentuan kerataan yang disyaratkan
dalam Pasal 6.3.7.(1).(c). Panjang yang tidak memenuhi syarat ditentukan dengan
benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selebar
satu hamparan.
Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk
pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat
diterima. Tidak ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dilakukan
untuk pekerjaan atau volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti (core) atau lainnya
harus segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa
dan dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi
yang diperkenankan dalam Seksi ini.
7) Lapisan Perata
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka setiap jenis campuran dapat digunakan
sebagai lapisan perata. Semua ketentuan dari Spesifikasi ini harus berlaku kecuali :
Bahan harus disebut HRS-A (L), HRS-B (L), AC (L) atau ATB (L) dsb.
20
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
1) Agregat Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar
campuran beraspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumusan
campuran kerja (lihat Pasal 6.3.3), memenuhi semua ketentuan yang
disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(1), tergantung campuran mana yang
dipilih.
b) Batu belah / boulder yang akan diproses masuk mesin pemecah batu harus
lebih besar dari 3 inci (7,5 cm).
c) Agregat yang digunakan harus terdiri dari batu pecah yang dihasilkan dari
mesin pemecah batu yang dilengkapi dengan alat pencuci mekanis
(pemasangan penggetar/feeder).
i) Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus (bukan pasir) tidak
boleh berbeda lebih dari 0,2.
2) Agregat Kasar
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan
No.4 (4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet
dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan
memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.(1a).
b) Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam
ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang direncanakan seperti
ditunjukan pada Tabel 6.3.2.(1b).
pecah satu atau lebih berdasarkan uji menurut SNI 7619 : 2012 dalam
Lampiran 6.3.C.
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
e) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold
bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat
dikendalikan dengan baik.
ASTM D4791
Partikel Pipih dan Lonjong Maks. 10 %
Perbandingan 1 : 5
Material lolos Ayakan No.200 SNI 03-4142-1996 Maks. 1 %
Catatan :
*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90%
agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
**) Nilai abrasi adalah nilai maksimal dari masing-masing butir agregat, bukan dari gabungan antar agregat.
Tabel 6.3.2.(1b) Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran Aspal
Ukuran nominal agregat kasar penampung dingin (cold
bin) minimum yang diperlukan (mm)
Jenis Campuran
5 - 10 10 - 14 14 - 22 22 - 30
Lataston Lapis Permukaan Ya Ya
Lataston Lapis Pondasi Ya Ya
Laston Lapis Permukaan Ya Ya
Laston Lapis Pondasi Ya Ya Ya Ya
3) Agregat Halus
a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil
pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75
mm).
22
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari
agregat kasar.
c) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke
instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin
(cold bin feeds) yang terpisah sehingga gradasi gabungan dan presentase
pasir didalam campuran dapat dikendalikan dengan baik.
d) Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang
tidak melampaui 10 % terhadap berat total campuran.
e) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari
lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus
diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.(1).
Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan diatas :
i) bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara
mekanis sebelum dimasukkan kedalam mesin pemecah batu.
ii) digunakan scalping screen dengan proses berikut ini :
- fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu
tahap pertama (primary crusher) tidak boleh langsung
digunakan.
- agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama
(primary crusher) harus dipisahkan dengan vibro scalping
screen yang dipasang di antara primary crusher dan secondary
crusher.
- material tertahan vibro scalping screen akan dipecah oleh
secondary crusher, hasil pengayakannya dapat digunakan
sebagai agregat halus.
- material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan
sebagai komponen material Lapis Pondasi Agregat.
a) Bahan pengisi yang ditambahkan (filler added) terdiri atas debu batu kapur
(limestone dust, Calcium Carbonate, CaCO3), atau debu kapur padam yang
sesuai dengan AASHTO M303-89 (2006), semen atau mineral yang berasal
dari Asbuton yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Jika
digunakan Aspal Modifikasi dari jenis Asbuton yang diproses maka bahan
pengisi yang ditambahkan (filler added) sudah memperhitungkan kadar filler
yang terkandung dalam Asbuton tersebut.
b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-
gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI ASTM C136: 2012
harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak
kurang dari 75 % terhadap beratnya kecuali untuk mineral Asbuton. Mineral
23
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Asbuton harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.100 (150 micron)
tidak kurang dari 95% terhadap beratnya.
Ukuran
Persen Berat Lolos
Saringan
(mm) (ASTM) SS STS STK HRS-A HRS-B AC ATB
37,5 1,5" - - - - - - -
25,0 1" - - - - - - 100
19,0 3/4" - - - 100 100 100 90 - 100
12,7 ½" - - 100 80 – 100 75 – 100 90 – 100 65 – 90
9,5 3/8" 100 100 95 -100 60 – 85 57 – 80 60 – 85 55 – 80
4,75 #4 95 – 100 95 – 100 75 - 100 56 – 80 48 – 75 38 – 55 35 – 60
2,36 #8 70 - 95 80 – 95 55 - 90 53 - 78 38 - 70 27 – 40 24 – 45
1.18 # 16 45 – 80 60 - 85 44 – 80 40 – 70 29 – 60 17 - 30 15 - 34
0,600 # 30 30 - 65 45 – 74 32 - 70 25 - 60 19 - 47 14 – 24 9 – 25
0,300 # 50 22 – 50 30 - 62 20 – 60 13 – 48 12 – 35 9 – 18 5 – 17
0,150 # 100 19 – 34 16 – 40 12 – 50 8 – 30 6 – 25 5 – 12 3 – 12
0,075 # 200 6 – 18 6 – 18 6 – 12 5 – 10 5–9 2-8 2-9
Catatan:
1. Untuk semua jenis campuran, rujuk Tabel 6.3.2.(1).(b) untuk ukuran agregat nominal
maksimum pada tumpukan bahan pemasok dingin.
2. Apabila tidak ditetapkan dalam Gambar, penggunaan pemilihan gradasi sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan dengan mengacu pada panduan Seksi 6.3 ini.
24
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Aspal
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian
Pen.60- 70
Catatan :
1. Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat (bitumen) yang diektraksi dengan
menggunakan metoda SNI 2490 : 2008. Sedangkan untuk pengujian kelarutan dan
gradasi mineral dilaksanakan pada seluruh bahan pengikat termasuk kandungan
mineralnya.
2. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO T201-03 maka
hasil pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt.
b) Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI
03-3640-1994 (metoda soklet) atau SNI 03-6894-2002 (metoda sentrifus)
atau AASHTO T 164-06 (metoda tungku pengapian). Jika metoda sentrifitus
digunakan, setelah konsentrasi larutan aspal yang terekstraksi mencapai 200
mm, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke dalam suatu alat
sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam
bahan aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1 % (dengan pengapian).
Jika bahan aspal diperlukan untuk pengujian lebih lanjut maka bahan aspal
itu harus diperoleh kembali dari larutan sesuai dengan prosedur SNI 03-
6894-2002.
7) Sumber Pasokan
Sumber pemasokan agregat, aspal dan bahan pengisi (filler) harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahan harus
diserahkan, seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, paling sedikit 60 hari
sebelum usulan dimulainya pekerjaan pengaspalan.
25
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Campuran beraspal dapat terdiri dari agregat, bahan pengisi, dan aspal.
2) Kadar Aspal dalam Campuran
Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Penyedia Jasa harus
menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, usulan DMF untuk campuran
yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang diserahkan harus menentukan
untuk campuran berikut ini:
a) Sumber-sumber agregat.
b) Ukuran nominal maksimum partikel.
c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung akan digunakan Penyedia
Jasa, pada penampung dingin maupun penampung panas.
d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.2.(3).
e) Kadar aspal optimum dan efektif terhadap berat total campuran .
27
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Penyedia Jasa harus menyediakan data dan grafik hubungan sifat-sifat campuran
beraspal terhadap variasi kadar aspal hasil percobaan laboratorium untuk
menunjukkan bahwa campuran memenuhi semua kriteria dalam Tabel 6.3.3.(1)
tergantung campuran aspal mana yang dipilih.
Bilamana DMF yang diusulkan ditolak oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan percobaan campuran tambahan dengan biaya sendiri untuk
memperoleh suatu campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi. Direksi
Pekerjaan, menurut pendapatnya, dapat menyarankan Penyedia Jasa untuk
memodifikasi sebagian rumusan rancangannya atau mencoba agregat lainnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan JMF pengganti lainnya sampai JMF disetujui
Direksi Pekerjaan dan menjadi JMF definitif. Mutu campuran harus dikendalikan,
terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang diuraikan pada Tabel 6.3.3.(2)
di bawah ini.
Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari setiap penghamparan pertama. Contoh
campuran beraspal dapat diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di
AMP, dan dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda uji
Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.5.(1) dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan dalam
Tabel 6.3.3.(1). Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari
penghamparan pertama yang memenuhi ketentuan harus menjadi Kepadatan Standar
Kerja (Job Standard Density), yang harus dibandingkan dengan pemadatan campuran
beraspal terhampar dalam pekerjaan.
28
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
g) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan JMF,
dalam batas rentang toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(2) di
bawah ini.
h) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik bahan maupun
campurannya seperti yang digariskan dalam Pasal 6.3.7.(3) dan 6.3.7.(4)
dari Spesifikasi ini, atau benda uji tambahan yang dianggap perlu untuk
pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan yang gagal
memenuhi batas-batas yang diperoleh dari JMF dan Toleransi Yang
Diijinkan harus ditolak.
d) Harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang protes
dari penduduk di sekitarnya;
e) Harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap
yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone)
sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem
di atas rusak atau tidak berfungsi maka AMPtersebut tidak boleh
dioperasikan;
f) Pencampur (Mixer).
Pencampur harus memiliki pengontrol waktu yang tepat untuk
mengendalikan operasi satu siklus (daur) pencampuran lengkap dengan
penguncian gerbang kotak timbangan setelah pengisian ke pencampuran
sampai penutupan gerbang pencampur pada saat selesainya siklus tersebut.
h) Termometer yang dilindungi yang dapat digunakan dari 100º C sampai 200º
C harus dipasang dalam saluran pemasukan aspal pada tempat yang tepat
dekat katup pengeluaran (discharge) pada unit pencampur.
i) Unit harus juga dilengkapi dengan skala cakram tipe air raksa (mercury-
actuated), pyrometer listrik atau perlengkapan pengukur panas lainnya yang
disetujui, yang dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering untuk
mencatat secara otomatis atau menunjukkan temperatur dari agregat yang
dipanaskan. Sebuah “thermo couple” (pengukur listrik yang mengukur
perbedaan temperatur) atau “tahanan lampu” (resisteance bulb) harus
dipasang dekat dasar penampung untuk mengukur temperatur agregat halus
sebelum memasuki pencampur.
Perlengkapan ini harus mencakup suatu cara untuk menimbang secara teliti,
masing-masing menampung ukuran agregat tertentu dalam kotak penimbang
atau penadah, yang digantung pada timbangan, berukuran cukup untuk
menampung campuran satu takaran penuh tanpa harus diratakan dengan
tangan atau tanpa tumpah. Lengan timbangan dan sudut (knife edge) harus
dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah terlempar keluar dari
kedudukannya atau dari setelannya. Semua pinggiran-pinggiran, ujung-ujung
dan tepi-tepi dari penampung timbangan (weighing hoppers) harus bebas dari
sentuhan dengan batang-batang penahan dan tiang-tiang atau perlengkapan
lainnya yang akan mempengaruhi fungsi yang sebenarnya dari penampung.
Juga harus tersedia ruang bebas yang cukup antara penampung dan
perlengkapan pendukung untuk mencegah terkumpulnya material-material
yang tak dikehendaki. Pintu pengeluaran (discharge gate) dari kotak
penimbang harus digantung sedemikian rupa agar agregat tidak mengalami
segregasi sewaktu ditumpahkan kedalam pencampur dan harus tertutup rapat
bila penampung kosong, sehingga tidak ada material yang bocor kedalam
campuran didalam pencampur sewaktu proses penimbangan untuk campuran
berikutnya.
m) Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) atau pengering (dryer)
tidak boleh mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis
terbakar.
Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat
dikendalikan dengan efektif dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang
yang disyaratkan. Pemanasan harus dilakukan melalui kumparan uap (steam coils),
listrik, atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi tangki aspal. Setiap
tangki harus dilengkapi dengan sebuah termometer termostatik otomatis yang
mampu mempertahankan temperatur campuran sebesar 140oC - 145oC yang terletak
sedemikian hingga temperatur aspal dapat dengan mudah dilihat. Sebuah keran
harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tangki untuk pengambilan benda uji.
Sistem sirkulasi untuk bahan aspal harus mempunyai ukuran yang sesuai agar
dapat memastikan sirkulasi yang lancar dan terus menerus selama periode
31
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah paling sedikit untuk kuantitas
dua hari produksi. Paling sedikit harus disediakan dua tangki yang berkapasitas
sama. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian
rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu
sirkulasi aspal ke alat pencampur.
Tangki penyimpanan aditif dengan kapasitas minimal dapat menyimpan bahan aditif
untuk satu hari produksi campuran beraspal dan harus dilengkapi dengan dozing
pump sehingga dapat memasok langsung aditif ke pugmil dengan kuantitas dan
tekanan tertentu.
4) Ayakan Panas
Ukuran saringan panas yang disediakan harus sesuai dengan ukuran agregat untuk
setiap jenis campuran yang akan diproduksi dengan merujuk ke Tabel 6.3.2.(1b).
32
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Silo atau tempat penyimpanan yang tahan cuaca untuk menyimpan dan memasok
bahan pengisi dengan sistem penakaran berat harus disediakan.
a) Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) alat
pencampur dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit
perlengkapan harus dipasang. Untuk mencapai puncak bak truk,
perlengkapan untuk landasan atau perangkat lain yang sesuai harus
disediakan sehingga Direksi Pekerjaan dapat mengambil benda uji maupun
memeriksa temperatur campuran.
b) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar
tempat pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari
benda yang jatuh dari alat pencampur.
9) Peralatan Pengangkut
a) Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari
logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air
sabun, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran aspal pada
bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan
sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal dimasukkan dalam truk.
b) Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran aspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Bilamana dianggap
perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat kencang
agar campuran aspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang
disyaratkan.
c) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran aspal aki-
bat sistem pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan
kebocoran oli yang nyata, atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak
semestinya, atas perintah Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari pekerjaan
sampai kondisinya diperbaiki.
d) Dump Truk yang mempunyai badan menjulur dan bukaan ke arah belakang
harus disetel agar seluruh campuran aspal dapat dituang ke dalam
penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan
pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan alat
penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan lebar alat
penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal dengan
muatan lebih tidak diperkenankan.
33
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
e) Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola
sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara
menerus dengan kecepatan yang disetujui.
Penghampar yang sering berhenti dan berjalan lagi akan menghasilkan
permukaan yang tidak rata sehingga tidak memberikan kenyamanan bagi
pengendara serta mengurangi umur rencana akibat beban dinamis. Penyedia
Jasa tidak diijinkan memulai penghamparan sampai minimum terdapat tiga
truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan
penghampar. Kecepatan peralatan penghampar harus dioperasikan
sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut
campuran aspal setiap hari dapat menjamin berjalannya peralatan
penghampar secara menerus tanpa henti. Bilamana penghamparan terpaksa
harus dihentikan, maka Direksi Pekerjaan hanya akan mengijinkan
dilanjutkannya penghamparan bilamana minimum terdapat tiga truk di
lapangan yang siap memasok campuran aspal ke peralatan penghampar.
Ketentuan ini merupakan petunjuk pelaksanaan yang baik dan Penyedia Jasa
tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atas keterlambatan
penghamparan yang diakibatkan oleh kegagalan Penyedia Jasa untuk
menjaga kesinambungan pemasokan campuran aspal ke peralatan
penghampar.
b) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi
dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran aspal
secara merata di depan "screed" (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini
harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan
cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti
halnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat
dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk
menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
c) Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan elektronik dan/atau
mekanis pengendali kerataan seperti batang perata (leveling beams), kawat
dan sepatu pengarah kerataan (joint matching shoes) dan dan peralatan
bentuk penampang (cross fall devices) untuk mempertahankan ketepatan
kelandaian dan kelurusan garis tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan
acuan tepi yang tetap (tidak bergerak).
34
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Semua perlengkapan lapangan yang harus disedikan termasuk tidak terbatas pada :
Mesin Penumbuk (Petrol Driven Vibrating Plate).
Alat pemadat vibrator, 600 kg.
Mistar perata 3 meter.
Thermometer (jenis arloji) 200 C (minimum tiga unit).
Kompresor dan jack hammer.
Mistar perata 3 meter yang dilengkapi dengan waterpass dan dapat disesuaikan
untuk pembacaan 3% atau lereng melintang lainnya dan super-elevasi antara 0
sampai 6%.
Mesin potong dengan mata intan atau serat.
Penyapu Mekanis Berputar.
Pengukur kedalaman aspal yang telah dikalibrasi.
Pengukur tekanan ban.
1) Kemajuan Pekerjaan
Kecuali untuk pekerjaan manual atau penambalan, campuran beraspal tidak boleh
diproduksi bilamana tidak cukup tersedia peralatan pengangkutan, penghamparan
atau pembentukan, atau pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan
tingkat kecepatan minimum 60 % kapasitas instalasi pencampuran.
Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur antara 140oC - 145oC di dalam
suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya
pemanasan langsung setempat dan mampu mengalirkan bahan aspal secara
berkesinambungan ke alat pencampur secara terus menerus pada temperatur yang
merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai, kuantitas
aspal minimum harus mencukupi untuk perkerjaan yang direncanakan pada hari itu
yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.
3) Penyiapan Agregat
b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat harus kering
dan dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur dalam rentang yang
disyaratkan untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 18ºC di atas
temperatur bahan aspal.
c) Bahan pengisi tambahan (filler added) harus ditakar secara terpisah dalam
36
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
penampung kecil yang dipasang tepat di atas alat pencampur. Bahan pengisi
tidak boleh ditabur di atas tumpukan agregat maupun dituang ke dalam
penampung instalasi pemecah batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian
kadar filler dapat dijamin.
4) Penyiapan Pencampuran
a) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di atas, harus
dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang
tepat agar memenuhi rumusan campuran kerja (JMF). Proporsi takaran ini
harus ditentukan dengan mencari gradasi secara basah dari contoh yang
diambil dari tumpukan agregat (stockpile) segera sebelum produksi campuran
dimulai dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan, untuk menjamin pengendalian penakaran. Bahan
aspal harus ditimbang atau diukur dan dimasukkan ke dalam alat
pencampur dengan jumlah yang ditetapkan sesuai dengan JMF. Bilamana
digunakan instalasi pencampur sistem penakaran, di dalam unit pengaduk
seluruh agregat harus dicampur kering terlebih dahulu, kemudian baru aspal
dan aditif dengan jumlah yang tepat disemprotkan langsung ke dalam unit
pengaduk dan diaduk dengan waktu sesingkat mungkin yang telah ditentukan
untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua butiran agregat
terselimuti aspal dengan merata. Waktu pencampuran total harus ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan dan diatur dengan perangkat pengendali waktu yang
handal. Lamanya waktu pencampuran harus ditentukan secara berkala atas
perintah Direksi Pekerjaan melalui “pengujian derajat penyelimutan aspal
terhadap butiran agregat kasar” sesuai dengan prosedur AASHTO T195-67
(2007) (biasanya sekitar 45 detik).
Tabel 6.3.5.(1) Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran &
Pemadatan
Viskositas Aspal Perkiraan Temperatur Aspal ( oC)
No. Prosedur Pelaksanaan (Pas) Pen 60/70
1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155 ± 1
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 145 ± 1
3 Pencampuran, rentang temperatur 0,2 - 0,5 150 - 160
sasaran
37
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
38
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
2) Acuan Tepi
Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil
siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari tebal rencana dan dipakukan pada
perkerasan dibawahnya.
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang
lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
c) Mesin vibrasi pada screed alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan.
f) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat
penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai
penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
g) Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan
yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin
harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh
ditebarkan diatas permukan yang telah padat dan bergradasi rapat.
g) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi-
tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.
h) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu
lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang
penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari
produksi dibuat seminimal mungkin.
4) Pemadatan
10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak
mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan
arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau dengan cara yang
menyebabkan terdorongnya campuran beraspal.
h) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk
memperoleh pemadatan yang merata saat campuran beraspal masih dalam
kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan
ketidakrataan dapat dihilangkan.
i) Roda alat pemadat harus dibasahi dengan cara pengabutan secara terus
menerus untuk mencegah pelekatan campuran beraspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh
sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran beraspal pada
roda.
j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau
perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia Jasa di atas perkerasan yang
sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya pembongkaran
dan perbaikan oleh Penyedia Jasa atas perkerasan yang terkontaminasi,
selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Penyedia
Jasa.
l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap
campuran beraspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur dengan
kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan diganti
dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agar sama
dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran
beraspal terhampar dengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan
kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar dan diganti. Seluruh
tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekungan akibat ambles, dan
segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
m) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia Jasa
harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang
berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah pemadatan akhir, dan dibuang
oleh Penyedia Jasa di luar daerah milik jalan sehingga tidak kelihatan dari
jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5) Sambungan
41
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
2) Ketentuan Kepadatan
a) Kepadatan semua jenis campuran beraspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam SNI 03-6757-2002, tidak boleh kurang dari 97 %
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) yang tertera dalam JMF
untuk Lataston (HRS) dan 98 % untuk semua campuran beraspal lainnya.
b) Benda uji inti untuk pengujian kepadatan harus sama dengan benda uji
untuk pengukuran tebal lapisan. Cara pengambilan benda uji campuran
beraspal dan pemadatan benda uji di laboratorium masing-masing harus
sesuai dengan ASTM D6927-06 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau
ASTM D5581-07a untuk ukuran maksimum 50 mm.
c) Benda uji inti (core) harus diambil paling sedikit 1 (satu) buah setiap jarak
25 meter tiap lajur sesuai dengan pengukuran awal (stacking out) dengan
jarak dari tepi perkerasan atau as jalan (centerline) minimal 50 cm.
d) Penyedia Jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan
campuran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan sama
atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan Tabel 6.3.7.(1). Bilamana
rasio kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam
serangkaian benda uji inti pertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur
untuk pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus
dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.
42
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
b) Pengendalian Proses
43
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Campuran :
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di lapangan Setiap batch dan pengiriman
- Gradasi dan kadar aspal Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
per hari)
- Kepadatan, stabilitas, pelelehan, Marshall Quo- Setiap 200 ton (min. 2 pengujian
tient (untuk non AC), rongga dalam campuran per hari)
pada 75 tumbukan dan Stabilitas Marshall Sisa
atau Indirect Tensile Strength Ratio (ITSR)
- Rongga dalam campuran pd. Kepadatan Membal Setiap 3.000 ton
- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan agregat/rancangan
Lapisan yang dihampar :
- Benda uji inti (core) berdiameter 4” untuk Benda uji inti paling sedikit harus
partikel ukuran maksimum 1” dan 6” untuk diambil dua titik pengujian per
partikel ukuran di atas 1”, baik untuk penampang melintang per lajur
pemeriksaan pemadatan maupun tebal lapisan dengan jarak memanjang antar
bukan perata: penampang melintang yang
diperiksa tidak lebih dari 100 m.
Toleransi Pelaksanaan :
- Elevasi permukaan, untuk penampang melintang Paling sedikit 3 titik yang diukur
dari setiap jalur lalu lintas. melintang pada paling sedikit
setiap 12,5 meter memanjang
sepanjang jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core)
lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Benda uji inti tidak boleh
44
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Penutupan lubang hasil pengambilan benda uji inti, harus dilakukan dalam
kondisi bersih/ kering, dengan lapis perekat pada semua sisi, dan
menggunakan material sejenis yang memenuhi persyaratan temperatur dan
dipadatkan per-lapis.
1) Pengukuran Pekerjaan
ii) Untuk lapisan perata (misalnya HRS (L), AC (L) dan ATB (L), dsb)
adalah jumlah tonase dari campuran beraspal yang telah dihampar
dan diterima sesuai dengan ketentuan pada Pasal 6.3.8.(1)(c).
iii) Pengukuran volume untuk pembayaran dilaksanakan setiap sub-
segmen (25 meter panjang selebar lajur penghamparan) berdasarkan
pada hasil pengukuran tebal benda uji inti.
d) Kecuali yang disebutkan dalam (c) di atas, maka tebal campuran beraspal
yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal rancangan
yang ditentukan dalam Gambar.
Direksi Pekerjaan.
e) Lebar hamparan campuran beraspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh
Penyedia Jasa di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus
dilakukan tegak lurus sumbu jalan per 25 meter atau lebih rapat
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan dan tidak termasuk
lokasi hamparan yang tipis atau tidak memenuhi ketentuan sepanjang tepi
hamparan. Interval jarak pengukuran memanjang harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi harus selalu berjarak sama dan
tidak lebih dari 25 meter. Lebar yang akan digunakan dalam menghitung
luas untuk pembayaran setiap lokasi perkerasan yang diukur, harus
merupakan lebar rata-rata yang diukur dan disetujui.
j) Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang digunakan
Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untuk berbagai campuran
beraspal yang termasuk dalam penawarannya haruslah berdasarkan
perkiraannya sendiri. Tidak ada penyesuaian harga yang akan dibuat
sehubungan dengan perbedaan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam
JMF dan kadar aspal dalam analisa harga satuan dalam penawaran
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini dan
dalam Daftar Kuantintas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan, memproduksi, menguji dan
47
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
48
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 6.9
CAMPURAN ASPAL EMULSI BERGRADASI TERBUKA
( CAEBT ) / OGEM
Pekerjaan ini akan terdiri atas pemasokan, pencampuran, penghamparan dan pemadatan
Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Terbuka (CAEBT) untuk perbaikan bentuk,
penguatan dan pemberian lapisan pengasar.
a) Ketebalan yang dipasang akan dipantau dengan lubang uji yang diambil oleh
Penyedia dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Jarak dan lokasi lubang uji
harus sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi sekurang-kurangnya
harus ada dua lubang uji yang diambil secara melintang untuk setiap setengah
penampang perkerasan yang diperiksa dan jarak memanjang penampang yang
diperiksa tidak boleh lebih dari 200 meter.
Tetapi, dalam keadaan apapun, tebal campuran aspal yang dipadatkan tidak boleh
lebih dari 5 mm dan kurang dari tebal nominal rencana.
d) Variasi pada lapis akhir campuran lapisan aus dengan mistar sepanjang 3 meter
tidak boleh melebihi 5 mm dititik manapun. Variasi pada lapis akhir campuran
aspal yang digunakan sebagai lapisan base dengan mistar sepanjang 3 meter tidak
lebih dari 1 cm dititik manapun. Kelonggaran harus diadakan untuk masing-
masing keadaan mengingat perubahan bentuk akibat perubahan punggung jalan
yang telah direncanakan dan oleh lengkung vertikal pada profil memanjang.
e) Dalam hal digunakan sebagai lapis perata atau penguat dan bukan sebagai lapis
aus jalan, maka tebal lapisan tidak boleh lebih dari dua setengah kali tebal
nominal rencana.
49
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
ASTM D2419 Metode pengujian untuk nilai setara pasir untuk tanah dan agregat
halus.
M 17 - 77 Mineral pengisi untuk campuran perkerasan berbitumen.
M 29 - 70 (1982) Agregat halus untuk campuran perkerasan bitumen
M 140 - 82 Aspal emulsi.
T 208 - 81 Aspal emulsi kationik.
T 84 - 81 Berat jenis dan penyerapan agregat halus dan kasar.
T 20 - 70 Pengambilan contoh batu, terak, kerikil, pasir dan bongkahan
batu untuk digunakan sebagai bahan pada jalan raya.
T 40 - 78 Pengambilan contoh bahan bitumen.
T 59 - 80 Pengujian aspal emulsi.
T 37 - 77 Analisa ayakan untuk mineral pengisi.
5) Pelaporan
(i) Suatu contoh 5 liter aspal emulsi yang digunakan oleh Penyedia untuk
pekerjaan ini, berikut sertifikat pabrik. Sertifikat tersebut harus
mencantumkan jenis emulsi, jenis bahan pengikat yang digunakan,
persentase aspal residu dan Spesifikasi yang dipenuhi emulsi tersebut.
(ii) Suatu contoh campuran agregat (kira-kira 10-15 kilo) yang akan
digunakan, dan jumlah yang memadai untuk agregat kasar ukuran 5-20
mm yang dipakai untuk campuran agregat diatas. Contoh-contoh itu harus
disampaikan berikut suatu sertifikat yang menunjukan nilai tara pasir
campuran tersebut, Nilai Los Angeles untuk kehilangan akibat abrasi, Nilai
Polesan Batu (NPB), Nilai Abrasi Agregat (NAA) dan Nilai Kekuatan
Batuan Induk tersebut. Penyerapan air oleh pasir juga harus dicantumkan.
50
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
b) Selama Pelaksanaan
Daerah dengan ketebalan dan kepadatan kurang dari yang ditentukan atau kurang dari
nilai-nilai yang telah disetujui, maupun daerah yang mungkin tidak memuaskan dari segi
lain, tidak akan mendapat pembayaran sampai diperbaiki oleh Penyedia sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan mungkin mencakup penyingkiran dan
penggantian, penambahan lapisan pelengkap dari campuran aspal dan/atau langkah lain
yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal perbaikan telah diperintahkan,
maka jumlah yang akan diukur untuk pembayaran adalah jumlah yang sekiranya akan
dibayarkan untuk pekerjaan asal seandainya pekerjaan itu dapat diterima. Tidak akan
dilakukan tambahan pembayaran untuk pekerjaan ekstra atau untuk jumlah bahan yang
diperlukan bagi perbaikan tersebut.
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau lainnya harus
segera ditutup kembali dengan material Campuran Aspal oleh Penyedia dan dipadatkan
hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenankan
yang dipersyaratkan dalam Seksi ini.
8) Lapis Perata
Setiap campuran bisa digunakan sebagai lapis perata. Maka semua persyaratan pada
Seksi ini akan berlaku kecuali untuk ketebalan nominal.
1) Agregat
2) Aspal Emulsi
Aspal Emulsi yang digunakan harus dari tipe CMS 2 atau CMS-2h yang memenuhi
Spesifikasi AASHTO M 208-81. Tipe Emulsi bitumen lainnya yang sesuai dapat
digunakan asal mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
51
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
3) Sumber Pemasokan
Kadar aspal emulsi yang digunakan haruslah nilai maksimum yang dapat diterima oleh
gradari agregat tanpa menunjukkan drainase yang nyata. Kadar aspal efektif (yaitu
sesudah kehilangan akibat penyerapan oleh agregat dan diluar air dan fraksi minyak
ringan dalam emulsi) tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan pada Tabel 6.9.1.
b) Pada saat menyetujui rumus campuran lapangan Direksi Pekerjaan akan memilih
agregat tertentu beserta sumbernya yang dapat diterapkan untuk rumus campuran
lapangan tersebut.
4) Percobaan Lapangan
Menyusul persetujuan atas rumus campuran lapangan oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia
harus menghampar percobaan lapangan yang beratnya sekurang-kurangnya 8 ton dan
tidak lebih dari 50 ton dengan menggunakan produksi yang diusulkan serta peralatan
penghampar dan tata caranya. Jika percobaan tidak berhasil memenuhi Spesifikasi maka
dalam hal apapun penyesuaian seperlunya harus diadakan dan percobaan diulang.
Pekerjaan perkerasan permanen tidak akan dimulai sampai suatu percobaan lapangan
yang memuaskan telah berhasil dihampar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua campuran yang diberikan harus sesuai dengan rumus campuran lapangan yang
disetujui oleh Direksi Teknik dalam batas toleransi yang ditentukan dibawah ini :
Sebagai tambahan, bahkan dalam batas toleransi yang dinyatakan dalam hubungan
dengan rumus perbandingan campuran, campuran yang diberikan tidak boleh jatuh di
luar batas komposisi umum yang diberikan pada Tabel 6.9.1.
53
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
1) Instalasi Pencampuran
Suatu instalasi pencampuran dingin yang sengaja didirikan akan digunakan. Instalasi itu
harus mampu memproduksi campuran yang terselimuti secara penuh dan merata serta
homogen. Instalasi yang sengaja dibangun itu harus dilengkapi dengan mesin remas
adukan jenis menerus atau jenis takaran dan peralatan untuk mengontrol secara tepat
penghantaran masing-masing bahan pembentuk ke mesin remas adukan dalam berat
ataupun volume.
Tempat pengumpan yang terpisah harus disediakan untuk masing-masing agregat yang
digunakan. Tangki curah penyimpan emulsi harus dilengkapi alat pengaduk mekanik
untuk menjamin bahwa emulsi senantiasa homogen. Instalasi pencampuran yang dapat
berpindah dapat diperkenankan asalkan mampu secara konsisten menghasilkan
campuran yang memenuhi persyaratan dalam Seksi ini.
2) Peralatan Pengangkut
a) Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak dari logam yang
rapat, bersih dan rata, telah disemprot dengan sedikit air sabun, minyak yang telah
diencerkan, minyak tanah, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya
campuran ke bak. Jika ada genangan minyak di bak truk setelah penyemprotan,
harus dibuang sebelum campuran dimasukkan dalam truk. Tiap muatan harus
ditutup dengan kanvas/terval atau bahan lainnya yang cocok dengan ukuran yang
sedemkian rupa agar dapat melindungi campuran terhadap cuaca.
b) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan akibat sistem pegasnya atau
faktor lain, atau yang menunjukkan kebocoran oil yang nyata, atau yang
menyebabkan kelambatan yang tidak perlu, atas perintah Direksi Teknik harus
dikeluarkan dari pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
a) Peralatan penghampar dan pembentuk harus dari mesin mekanis yang telah
disetujui, mempunyai mesin sendiri yang mampu menghampar dan membentuk
campuran sampai sesuai dengan garis, permukaan serta penampang melintang
yang diperlukan.
b) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan penadah serta ulir pembagi dari tipe
yang berlawanan untuk menempatkan campuran secara merata dimuka “secreed”
(sepatu) yang dapat disetel. Mesin ini harus dilengkapi dengan perangkat kemudi
yang cepat dan efisien dan harus dapat bergerak mundur dan maju.
d) Mesin penghampar harus dilengkapi dengan “screed” (sepatu) atau yang dengan
tipe vibrator yang dapat digerakkan yang diperlukan untuk penghamparan
campuran tanpa menggusur atau merusak permukaan.
54
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
g) Motor grader dapat digunakan sebagai pengganti mesin penghampar aspal asal
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Motor grader harus berada dalam kondisi yang
baik secara mekanik. Tepi pemotong pada pisau pembentuk gradien yang sudah
aus yang akan menghasilkan toleransi permukaan akhir yang buruk ataupun yang
cacat lain tidak akan diperkenankan pemakaiannya.
4) Peralatan Pemadat
a) Setiap mesin penghampar harus disertai mesin gilas baja (steel wheel roller) dan
mesin gilas ban bertekanan. Semua mesin gilas harus mempunyai tenaga
penggerak sendiri.
b) Mesin gilas ban bertekanan (pneumatic tired rollers) harus dari tipe yang disetujui
yang memiliki tidak kurang dari tujuh roda ban halus dengan ukuran dan
konstruksi yang sama yang mampu beroperasi pada tekanan 8,5 kg/cm2 (120 psi).
Roda harus berjarak sama satu sama lain pada kedua garis sumbu dan diatur
sedemikian rupa sehingga roda pada sumbu yang satu jatuh diantara tanda roda
yang lainnya (tumpang-tindih). Masing-masing ban harus dipertahankan
tekanannya pada tekanan operasi yang dipersyaratkan sehingga selisih antara dua
ban harus tidak melebihi 350 gram/cm2 (5 psi). Suatu alat harus disediakan untuk
memeriksa dan menyetel tekanan ban dilapangan setiap saat. Untuk setiap ukuran
dan tipe ban yang digunakan, Penyedia harus memberikan kepada Direksi Teknik
grafik atau Tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban,
dan tekanan ban pada bidang yang penyentuh, lebar dan luas. Masing-masing
mesin gilas harus dilengkapi dengan suatu cara penyetelan berat keseluruhannya
dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga beban per lebar roda dapat
dirubah dari 1.500 sampai 2.500 kg. Dalam operasi, tekanan ban dan beban roda
harus disetel sesuai dengan permintaan Direksi Teknik, untuk memenuhi
kebutuhan pemadatan tertentu. Pada umumnya pemadatan dari setiap lapisan
dengan mesin gilas ban bertekanan harus dengan tekanan yang setinggi mungkin
yang dapat dipikul material.
c) Mesin gilas yang dapat bergerak sendiri dapat dibagi dalam tiga tipe :
Mesin gilas harus mampu menimbulkan beban tekanan pada roda belakang tidak
kurang dari 400 kg per 0,1 m kali lebar minimum roda 0,5 m. Paling sedikit satu
dari mesin gilasnya mampu menimbulkan tekanan gilas sebesar 600 kg per 0,1 m
55
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
kali lebar. Mesin gilas harus bebas dari permukaan yang datar (flat), penyok,
robek-robek atau tonjolan yang akan merusak permukaan perkerasan.
Agregat harus cukup basah untuk menjamin pelapisan optimum. Kadar air agregat tidak
boleh lebih dari 3 %.
2) Pembuatan Campuran
1) Penyiapan Permukaan
Mengingat bahwa bahan ini bersifat permeabel, maka penting bahwa permukaan yang
ada bebas dari pengaliran air (tidak boleh ada genangan air diatas permukaan) dan harus
kedap air. Penyiapan yang cermat atas permukaan yang ada dengan demikian sangat
penting. Setiap lekukan yang akan menampung air dan lubang-lubang harus ditambal
demikian juga retakan-retakan harus diisi sebelum pengerjaan pelapisan ulang dimulai.
Permukaan yang tidak tahan air (termasuk bagian perbaikan dengan campuran dingin
bergradasi terbuka, lapis base agregat yang diberi lapis resap pengikat atau lapis air
pengikat pengendap yang sudah ada dan dalam kondisi retak-retak parah) harus dilabur
dengan menggunakan aspal cair atau bahan pelabur emulsi.
Permukaan yang ada harus dibersihkan dengan baik bebas dari semua bahan yang lepas
dan yang dapat merusak. Lapis pengikat harus diberikan secara merata keatas semua
permukaan kecuali lapis resap pengikat yang masih baru.
2) Penghamparan
a) Campuran harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta
bentuk melintang yang disyaratkan.
b) Mesin penghampar harus dioperasikan pada suatu kecepatan yang tidak akan
menyebabkan retak permukaan, belahan, atau bentuk ketidak teraturan lainnya
pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan ditaati.
c) Jika terjadi segregasi, belahan atau alur pada permukaan, mesin penghampar
harus dihentikan dan tidak dijalankan. Tempat-tempat yang kasar atau
tersegregasi dapat diperbaiki dengan menaburkan bahan yang halus (Fine) dan
perlahan-lahan diratakan. Perataan (Raking) kembali sebaiknya dihindari sedapat
mungkin. Butir-butir kasar tidak boleh ditaburkan diatas permukaan yang
dihampar dengan rapi.
d) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul pada tepi-tepi penadah atau
tempat lainnya di mesin.
56
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
e) Dimana jalan akan diaspal hanya separoh dari lebarnya untuk setiap operasi,
urutan pengaspalan itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panjang
pengaspalan setengah lebar jalan itu pada akhir setiap hari kerja dibuat sependek
mungkin.
3) Pemadatan Awal
Segera sesudah emulsi mulai pecah (biasanya langsung sesudah penghamparan) maka
diberi penggilasan dengan mesin penggilas beroda baja sebanyak 2-4 lintasan dengan
kecepatan 5 km/jam. Penggilasan harus dimulai ditepi yang lebih bawah dan berpindah
kearah bagian tengah.
4) Penutupan
Abu batu atau pasir dapat diberikan secara merata dengan takaran 2-4 kg/m2.
5) Pemadatan Lanjutan
Lintasan tambahan dengan mesin penggilas beroda pneumatic sebanyak 2-10 lintasan.
6) Kepadatan Lapangan
Kepadatan yang dicapai tidak boleh kurang dari 98 % nilai kepadatan yang diperoleh di
laboratorium dengan memberi 25 tumbukan untuk pemadatan Marshall pada suhu
ruangan dan harus diukur dengan menggunakan alat kepadatan nuklir atau dengan
metode lain yang disetujui Direksi Teknik.
1) Metode Pengukuran
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar menurut Harga
Satuan per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
dibawah dan tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini
harus merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan
mencampur serta menghampar semua material, termasuk semua buruh, peralatan,
pengujian-pengujian, perkakas dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
57
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SKh. 6.9 (1) OGEM (Lapis Pengasar Campuran Aspal Meter persegi
Emulsi Bergradasi Terbuka)
SKh. 6.9 (2) OGEM (Lapis Base atau Lapisan Perata Meter persegi
Campuran Aspal Emulsi Bergradasi
Terbuka)
58
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 6.10
(CAEBR) / DGEM
1) Uraian
b) Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat adalah campuran dengan aspal emulsi
dan agregat dengan gradasi sedemikian sehingga menghasilkan campuran
bergradasi rapat. Pencampuran dan pemadatan dan akan berlangsung pada suhu
ruangan.
d) Campuran Aspal Emulsi Bergradasi Rapat dapat dicampur dalam suatu instalasi
pencampuran yang stasioner atau di lokasi dengan menggunakan instalasi yang
dapat dipindah atau motor greder. Instalasi pencampur yang stasioner
memberikan pengontrolan atas perbandingan bahan dan pencampuran juga
penyelimutan agregat oleh bitumen lebih baik dan secara keseluruhan mutu
dengan lebih baik. Instalasi pencampuran harus selalu dipakai jika campuran
dingin bergradasi rapat akan digunakan sebagai lapis atas jalan atau pelapisan
ulang.
59
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Tipe campuran ini terutama digunakan untuk pembuatan lapisan base terutama
untuk jalan-jalan berlalu lintas ringan atau sedang. Dalam hal apapun lapisan ini
harus diberi pengendapan.
Kelompok ini mengandung campuran emulsi dengan gradasi yang sama seperti
pada campuran aspal panas Seksi 6.5(4) – Campuran Beraspal (HRS) dan Seksi
6.5 (7) – Campuran Beraspal (ATBL). Campuran ini bisa digunakan untuk lapis
aus atau lapis dasar dan penggunaan serta karakteristiknya adalah sama seperti
pada campuran dengan pemanasan.
d) Variasi permukaan akhir campuran untuk lapisan aus terhadap mistar sepanjang
3 meter tidak boleh lebih dari 5 mm di titik manapun. Variasi permukaan CAEBR
akhir yag digunakan sebagai lapisan base terhadap mistar sepanjang 3 meter tidak
boleh melebihi 1 cm di titik manapun.
6) Pelaporan
Penyedia harus menyampaikan hal-hal berikut kepada Direksi Pekerjaan :
a) Sebelum pelaksanaan dimulai
(i) Contoh sebanyak 25 liter aspal emulsi yang digunakan oleh Penyedia untuk
pekerjaan ini, berikut sertifikat pabrik. Sertifikat harus mencantumkan tipe
emulsi, tipe bahan pengikat yang digunakan, persentase bitumen sisa,
stabilitas penyimpanan sesudah 24 jam, viskositas, dan Spesifikasi yang
dipenuhi oleh emulsi tersebut.
61
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
7) Penyimpanan Bahan
a) Penyimpanan material agregat harus sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin
dan terpelihara setiap saat untuk dipergunakan dalam pekerjaan sewaktu-waktu
dan mudah untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
62
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Air akan ditambahkan kepada emulsi pada suhu yang sama seperti suhu
emulsi (atau agak lebih tinggi). Jangan sekali-kali menambahkan emulsi
kepada air.
c) Penyimpanan campuran
Campuran tidak boleh dipasang dalam keadaan hujan atau jika akan hujan. Kelembaban
yang tinggi, angin dan suhu akan mempengaruhi tingkat penguapan air dari campuran
dan kecepatan pengeringan.
9) Penyiapan Permukaan
a) Penyiapan permukaan yang baik adalah penting. Jika campuran emulsi rapat yang
dingin digunakan sebagai lapisan base atau lapis pondasi bawah maka permukaan
yang ada harus diberi lapis resap pengikat.
b) Jika campuran dipakai sebagai lapisan aus jalan atau untuk perbaikan bentuk atau
untuk pelapisan ulang diatas permukaan aspal yang lama, setiap cekungan atau
lubang harus dibersihkan dan ditambal dengan campuran pemeliharaan panas
atau dingin. Sebelum diberi lapisan CAEBR (DGEM) lapis perekat harus
diberikan seperlunya.
c) Jika terdapat retakan permukaan, maka retakan harus diisi sebelum pemberian
lapis rekat. Pemberian lapis pengikat harus selalu dilaksanakan dengan emulsi.
Daerah dengan ketebalan dan kepadatan kurang dari nilai yang telah ditentukan atau
63
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
disetujui, maupun daerah dengan penyelimutan agregat yang tidak memenuhi nilai yang
telah ditetapkan, tidak akan dibayar sampai diadakan perbaikan oleh Penyedia
sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat meliputi penyingkiran
dan penggantian, penambahan lapisan pelengkap campuran emulsi rapat yang dingin,
pelaburan, campuran aspal panas, atau langkah lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak akan diberikan pembayaran tambahan untuk pekerjaan tambahan atau
jumlah bahan yang diperlukan untuk perbaikan tersebut. Jumlah pembayaran adalah
jumlah yang akan dibayarkan sesudah pengukuran pekerjaan seandainya pekerjaan
semula dapat diterima.
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti atau lainnya harus
segera ditutup kembali dengan material Campuran Aspal oleh Penyedia dan dipadatkan
hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenankan
yang dipersyaratkan dalam Seksi ini. Bahan pengisi dapat berupa CAEBR (DGEM).
Jika campuran digunakan sebagai lapis perata, semua persyaratan pada Seksi ini akan
berlaku kecuali persyaratan untuk ketebalan nominal.
1) Agregat – Umum
a) Agregat untuk CAEBR dapat berupa batu pecah, batu atau kerikil, kerikil
bercampur pasir, pasir pecah atau abu batu, atau kerak yang memenuhi
persyaratan dan menghasilkan campuran yang mantap, mudah pengerjaannya,
fleksibel dan awet. Jika campuran digunakan untuk lapis aus jalan maka agregat
juga harus memenuhi persyaratan umum untuk menghasilkan permukaan anti-
slip yang baik dan awet.
b) Agregat tidak akan digunakan sampai agregat itu telah mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan terlebih dahulu dan telah ditimbun sesuai dengan persyaratan.
64
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
2) Agregat Kasar
(a) Agregat kasar harus terdiri atas bahan baik hasil pemecahan atau bukan, yang
bersih, ulet, awet dan bebas dari kotoran atau bahan lain yang tidak
diperkenankan. Nilai abrasi Los Angeles untuk semua tipe campuran tidak boleh
lebih dari 40 % kecuali CAEBR yang digunakan sebagai lapis aus yang harus
mempunyai nilai abrasi Los Angeles tidak kurang dari 35 % pada 500 putaran.
(b) Agregat kasar pada umumnya harus memenuhi persyaratan gradasi dibawah ini:
3) Agregat Halus
a) Agregat halus harus terdiri salah satu atau lebih pasir hasil pecahan batu atau pasir
alam, yang bebas dari gumpalan atau butiran lempung atau tanah.
b) Pasir hasil pecahan batu harus dihasilkan dari batu yang memenuhi persyaratan
mutu yang diberikan Pasal 6.10.2 (2)(a).
a) Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu, kapur (limestone dust), semen portland,
abu terbang, abu tanur semen atau bahan mineral non plastis lainnya dari sumber
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan tersebut harus bebas dari bahan lain
yang tidak dikehendaki.
65
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
b) Harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan
pengayakan basah harus mengandung bahan yang lolos saringan 75 mikron tidak
kurang dari 75 % beratnya.
c) Penggunaan kapur tohor sebagai bahan pengisi dapat memperbaiki daya tahan
campuran, membantu penyelaputan dari partikel agregat dan membantu
mencegah pengelupasan. Akan tetapi banyaknya variasi kualitas dari sumber-
sumber kapur dan kecenderungan dari kapur tersebut untuk membentuk
gumpalan-gumpalan terbukti dapat menimbulkan masalah pada waktu penakaran.
Pengembangan kapur karena hidrasi dapat menyebabkan keretakan campuran
apabila kadar kapur tersebut terlalu tinggi. Apabila semen portland yang
dipergunakan maka proposi maksimum yang diijinkan adalah 2 % dari berat
keseluruhan campuran aspal.
a) Campuran agregat gabungan harus mempunyai nilai setara pasir lebih besar dari
45 %.
b) Persentase partikel pada campuran gabungan yang mempunyai dua bidang pecah
harus setinggi mungkin dan tidak boleh kurang dari 65 %. Jika CAEBR
digunakan sebagai lapis aus, campuran agregat kasar gabungan harus dibuat
semata-mata dari agregat hasil pemecahan batu.
6) Aspal Emulsi
Aspal emulsi harus kationik dengan reaksi lambat atau sedang (CSR atau CMS) atau
anionik SS atau MS sesuai dengan AASHTO M 140 dan M 208 atau jenis lain dapat
digunakan asal mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
7) Air
66
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
a) CAEBR harus tersusun atas mineral agregat, aspal emulsi, air tambahan (jika
diperlukan) dan bahan pengisi (jika diperlukan).
b) Campuran harus direncanakan untuk unjuk kerja jangka panjang yang optimum
dengan mengunakan prosedur pengujian Marshall yang dimodifikasi dan harus
memenuhi batas komposisi dan persyaratan sifat yang masing-masing diberikan
dalam Tabel 6.10.3 (1) dan 6.10.3 (3). Campuran juga harus mudah
pengerjaannya, mudah dimanfaatkan dan tidak peka terhadap pengaruh
kelembaban.
Kadar bitumen dalam campuran harus ditetapkan agar kadar bitumen efektif (yaitu
sesudah kehilangan akibat terserap agregat) tidak boleh kurang dari nilai minimum yang
ditentukan dalam Tabel 6.10.3 (3). Oleh karena itu, persentase bitumen yang
sesungguhnya akan ditambahkan kepada campuran tergantung kepada daya serap
agregat yang digunakan dan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan ketika dia
menyetujui rumus perbandingan campuran. Nilai yang ditetapkan tersebut didasarkan
atas data uji yang tidak boleh melebihi batas yang ditentukan dalam Tabel 6.10.3 (3).
67
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
c) Fraksi rencana untuk campuran umumnya harus berada dalam komposisi yang
diberikan pada Tabel 6.10.3 (1). Tetapi, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui atau
memerintahkan penggunaan campuran yang melampaui pembatasan ini asalkan
sifat campuran yang ditentukan dalam Pasal 6.10.3 (8) dipenuhi.
b) Pengujian aspal emulsi akan mencakup segala yang ditentukan oleh AASHTO M
208-86 atau M 140-86 dan khususnya kadar bahan pengikat, viskositas,
kemantapan dalam penyimpanan, uji ayakan, penentuan minyak suling, dan
penetrasi serta duktilitas residu bitumen. Semua pengujian ini dilaksanakan
menurut AASHTO T 59-80.
c) Pengujian atas agregat halus dan kasar yang akan digunakan akan mencakup uji
gradasi, kerapatan menyeluruh, kerapatan kering permukaan jenuh dan kerapatan
menyeluruh yang tampak untuk permukaan jenuh dan penyerapan air maupun
pengujian sifat agregat lainnya yang mungkin diminta oleh Direksi Teknik.
(i) Pemilihan formula campuran nominal yang akan digunakan sebagai pokok
acuan untuk campuran percobaan.
Catatan : Untuk batas nilai ’b” (persentase bitumen terhadap berat total campuran)
dengan mengacu kepada Tabel 6.10.3 (3).
Nilai laboratorium untuk penyerapan air bagi agregat yang diusulkan harus
dipakai untuk mendapatkan perkiraan banyaknya bitumen yang cenderung
terserap oleh agregat gabungan pada campuran nominal. Penyerapan
bitumen yang diperkirakan harus 50 % dari penyerapan air yang terukur.
Bitumen yang terserap yang dihitung itu harus ditambahkan pada kadar
bitumen efektif minimum yang ditentukan dalam Tabel 6.10.3 (3) dan
jumlahnya jika perlu disesuaikan agar dapat memenuhi persyaratan
bitumen total minimum sesungguhnya yang ditentukan dalam Tabel
69
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
variasi tes agregat ini, perbandingan campuran dan penambahan filler (bila
ada) harus dipegang pada nilai campuran nominal tertentu.
j) (i) Untuk setiap variasi pencampuran agregat yang akan diuji, kadar air optimum
pada penempatan harus ditentukan. Ini didapat dengan pemadatan 2 briket
contoh Marshall dengan kadar air yang berlainan dan dengan menggambarkan
hasilnya pada grafik untuk berat jenis kering curah campuran terhadap kadar
air pada suhu ruang dengan menggunakan 50 tumbukan diatas kedua
permukaan contoh. Perhitungan kadar air optimum pada pemadatan harus
dicatat dalam formulir yang disediakan.
(ii) Kadar air optimum pada pemadatan yang ditentukan di laboratorium adalah
kadar air yang dituju pada pemadatan di lapangan selama pelaksanaan. Variasi
terhadap nilai ini harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
k) (i) Sesudah kadar air optimum pada pemadatan ditentukan, maka untuk setiap
variasi campuran yang akan diuji sekurang-kurangnya disiapkan 4 contoh
briket Marshall, yang kemudian diuji. Sifat campuran harus dihitung dengan
menggunakan formulir yang disediakan. Sifat campuran yang diperoleh harus
digambarkan pada grafik dengan menggunakan formulir yang disediakan.
Resep campuran optimum harus ditentukan dengan memperbandingkan data
yang tercantum pada grafik terhadap batas-batas sifat campuran yang
ditentukan yang tercantum pada Tabel 6.10.3 (3) dan dengan
memperbandingkan fraksi komponen campuran yang dihitung terhadap
batasan yang diberikan pada Tabel 6.10.3 (1).
71
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
lolos ayakan 2,36 mm (ayakan No. 8) dan ayakan 75 mikron (ayakan No. 200),
kadar bitumen total dan efektif yang dinyatakan sebagai persentase terhadap berat
total campuran dan sifat campuran lapangan, yang keseluruhannya harus berada
pada batas-batas yang telah ditentukan. Pada resep perbandingan campuran yang
diusulkan, Penyedia harus juga menetapkan kadar air agregat sebelum
pencampuran dan kadar air campuran pada pemadatan.
72
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
b) Setiap hari Direksi Pekerjaan harus mengambil contoh bahan dan campuran
sebagaimana diterangkan dalam Pasal 6.10.7 (4), atau setiap contoh lainnya yang
dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran yang dibutuhkan.
c) Jika dibutuhkan penggantian bahan (agregat atau aspal emulsi), maka suatu
Rumus Perbandingan Campuran yang baru harus disampaikan dan disetujui
sebelum campuran yang mengandung bahan baru tersebut digunakan dalam
pekerjaan sesungguhnya.
a) CAEBR harus memenuhi persyaratan yang diberikan pada Tabel 6.10.3 (3).
c) Penentuan semua sifat bitumen yang diperlukan harus dilaksanakan pada residu
yang didapat sesudah diadakan penyulingan aspal emulsi sesuai dengan
AASTHO T 59-80.
73
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
74
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
1) Tinjauan Umum
2) Instalasi Pencampuran
(a) Instalasi pencampuran dingin yang sengaja dibuat atau instalasi pencampuran
panas yang dimodifikasi akan digunakan. Instalasi pencampuran dingin harus
mampu memberikan campuran yang terselimuti secara merata dan homogen.
Instalasi harus dilengkapi dengan mesin remas adukan jenis takaran atau yang
menerus dan dengan suatu sistem yang cocok untuk mengontrol secara tepat
pengantaran masing-masing komponen bahan ke mesin giling (dalam berat atau
dalam volume).
(i) Penyimpanan agregat dingin
(ii) Perbandingan
75
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
(c) CAEBR dingin dapat dikeluarkan langsung ke dalam truk atau dapat
di timbun selama beberapa jam.
3) Tangki Penyimpanan
Tangki air dan tangki bahan tambahan juga harus disediakan dan juga harus dilindungi
dari penyinaran matahari langsung, tidak diperlukan sistem pemanas untuk tangki
penyimpan.
a) Alat yang memadai harus disediakan untuk memasok perbandingan aspal emulsi
dan air yang tepat ke tempat penyampuran dalam batas toleransi yang ditentukan.
b) Alat pengukur harus disediakan untuk aspal emulsi dan air. Alat tersebut harus
berupa pompa putar yang dilengkapi alat ukur perpindahan atau alat ukur aliran
elektronik yang cocok untuk penggunaan ini. Perlengkapan harus disediakan
untuk mengecek banyaknya dan takaran aliran emulsi bitumen dan air yang
dihantarkan ke mesin pencampur.
Peralatan memadai harus disediakan untuk memasok dalam perbandingan yang tepat
bahan pengisi ke tempat pencampuran. Alat pengukur harus dipasang terpadu dengan
aliran agregat yang menuju mesin pencampur dan alat tersebut harus dapat disetel
dengan mudah dan tepat. Bin penyimpan bahan pengisi harus dijaga agar senantiasa
kering.
Instalasi harus dilengkapi dengan alat yang dapat mengatur waktu pencampuran dan
mempertahankannya pada suatu nilai yang tetap.
76
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
7) Persyaratan Keselamatan
a) Tangga yang memadai dan aman yang menuju ke pelataran tempat mesin
pencampur dan tangga ember yang terlindung yang menuju unit instalasi lainnya
harus ditempatkan disemua tempat yang dibutuhkan uantuk memudahkan
pencapaian ke semua operasi instalasi. Kemudahan untuk mencapai bagian atas
badan truk harus didapat dengan perantaraan suatu panggung atau alat lain yang
sesuai untuk memungkinkan Direksi Pekerjaan mengambil contoh dan
mendapatkan data suhu campuran. Untuk memudahkan penanganan peralatan
kalibrasi berskala, peralatan pengambilan contoh dan sebagainya, maka harus
disediakan alat pengerek atau suatu sistem katrol untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan dari permukaan tanah keatas pelantaran ataupun
sebaliknya. Semua perlengkapan penggerak, katrol, rantai, “spocket”, dan bagian-
bagian bergerak lainnya yang membahayakan harus dijaga dan dilindungi
sepenuhnya.
b) Lintasan yang leluasa dan tidak terhalang harus senantiasa tersedia didalam dan
disekitar tempat pengisian truk yang juga harus bebas dari tetesan yang berasal
dari pelantaran tempat pencampuran.
8) Peralatan Pengangkut
a) Truk untuk mengangkut campuran bitumen harus mempunyai alas logam yang
rapat, bersih dan rata. Badan truk dapat disemprot dengan sedikit air, minyak
bakar yang encer, minyak parafin atau larutan kapur untuk mencegah campuran
melekat pada alas truk. Setiap genangan minyak yang sesudah penyemprotan
berada diatas lantai kendaraan harus disingkirkan sebelum campuran dimuat
kedalam truk. Setiap pemuatan harus ditutupi dengan kanvas atau bahan lain yang
cocok dengan ukuran secukupnya untuk melindungi campuran dari hujan selama
pengangkutan.
77
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
a) Bersama setiap mesin penghampar, dibutuhkan suatu mesin gilas beroda baja dan
satu mesin gilas beroda pneumatik. Semua mesin gilas harus dapat digerakkan
sendiri.
b) Mesin gilas beroda pneumatik harus dari jenis yang telah disetujui dan
mempunyai tidak kurang dari tujuh roda berukuran dan berkontruksi sama dengan
ban pemadat beralur halus yang mampu beroperasi pada tekanan pemompaan 8,5
kg/cm2 (120 pound/inci persegi). Roda harus terpisah pada jarak yang sama
disepanjang kedua garis poros dan disusun sedemikian sehingga ban diatas salah
satu garis poros berada ditengah-tengah diantara ban-ban pada poros lainnya
disertai suatu kedudukan yang bertumpang tindih. Masing-masing ban harus
dipompa dengan tekanan sama dengan tekanan operasi yang telah ditentukan
secara sedemikian sehingga perbedaan tekanan diantara dua buah ban tidak akan
melampaui 350 gram/cm2 (5 pound/inci persegi). Peralatan untuk memeriksa dan
menyesuaikan tekanan ban harus senantiasa tersedia ditempat pekerjaan. Untuk
setiap jenis dan ukuran ban yang digunakan, Penyedia harus memberikan grafik
atau Tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan pemompaan,
tekanan kontak ban, lebar dan luas permukaan kepada Direksi Pekerjaan. Masing-
masing mesin gilas harus dilengkapi dengan sarana untuk menyesuaikan berat
totalnya dengan pengaturan pemberat sehingga beban per lebar roda dapat
dirubah antara 1500 sampai 2500 kg. Dalam operasi, tekanan pemompaan dan
beban roda harus disesuaikan sebagaimana disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan,
untuk memenuhi persyaratan pada setiap penggunaan khusus. Pada umumnya
pemadatan setiap lapisan dengan mesin gilas roda pneumatik harus dicapai
dengan menggunakan tekanan kontak setinggi mungkin yang masih dapat dipikul
oleh bahan lapisan.
c) Mesin gilas beroda baja dapat digerakkan sendiri dapat terdiri dari 3 tipe:
Mesin gilas harus mampu memberikan beban tekanan dibawah roda belakang
tidak kurang dari 400 kg per 0,1 meter disepanjang lebar mesin gilas minimum
sebesar 0,5 meter. Sekurang-kurangnya salah satu mesin gilas harus mampu
memberikan tekanan gilas sebesar 600 kg per 0,1 meter lebar. Roda mesin gilas
harus bebas dari bagian yang datar, lekukan, lubang-lubang atau tonjolan yang
akan merusak permukaan perkerasan.
78
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
(iv) Kadar air agregat dalam gundukan bahan harus diukur untuk menentukan
apakah pemberian penguapan diperlukan. Jika pemberian penguapan
dibutuhkan maka hal tersebut biasanya dilaksanakan dengan pengerjaan
tambahan untuk agregat itu dengan mobil perata jalan.
Aspal emulsi dapat dimasukkan dengan dua cara, dengan batang penyemprot
yang menjulur diatas ruang penyampuran atau dengan suatu distributor bitumen
biasa yang menyemprotkan emulsi keatas agregat disebelah depan mesin
pencampur yang dapat dipindahkan.
b) Jika agregat terlampau basah maka diadakan sirkulasi udara pada agregat. Hal ini
dilakukan dengan pengeringan dibawah sinar matahari atau dengan menjalankan
mesin pemuat timbunan agregat tersebut sebelum agregat dituang kedalam wadah
penyimpan agregat. Timbunan harus selalu dilindungi terhadap hujan dengan
memberikan penutup kedap air pada atap yang tetap.
Pemanasan atau penyiapan secara khusus aspal emulsi bitumen tidak diperlukan.
Sebelum pencampuran dimulai, persediaan emulsi secukupnya harus tersedia ditempat
instalasi untuk memungkinkan operasi berjalan secara menerus.
3) Pembuatan Campuran
Mineral agregat harus digabungkan pada instalasi dalam perbandingan yang akan
80
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
menghasilkan fraksi agregat rencana yang telah ditentukan pada Rumus Perbandingan
Campuran.
Perbandingan takaran ini harus ditentukan dengan pengayakan basah pada contoh-
contoh yang diambil dari alat penghantar sebelum agregat masuk ke mesin pencampur
dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, guna tetap mengontrol pencampuran maupun pembuatan takaran. Aspal
emulsi harus diukur dan dimasukkan ke dalam mesin pencampur pada takaran yang telah
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Waktu pencampuran harus diatur dan diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan dan hanya akan diubah dengan Persetujuannya.
4) Pengangkutan dan Penyampaian ke Lokasi
a) Campuran harus disampaikan ke mesin penghampar pada kadar air yang sudah
diketahui (kadar air dapat diukur secara cepat dengan menggunakan alat pengukur
kadar air).
b) Direksi Teknik akan menyetujui atau memerintahkan suatu langkah yang
diperlukan untuk memasang atau memampatkan campuran secara sedemikian
agar campuran dapat dipadatkan pada kadar air optimum atau yang mendekati
optimum yang didapat dari hasil laboratorium.
c) Setiap muatan akan ditimbang dan catatan tentang berat kotor, berat wadah dan
berat bersih masing-masing muatan disimpan. Muatan tidak boleh dikirim terlalu
siang karena akan menghalangi tercapainya penyelesaian pekerjaan penyebaran
dan pemadatan di siang hari kecuali jika penerangan yang memadai tersedia.
Kayu atau bentuk acuan lainnya dapat dipasang pada batas yang disyaratkan dan
diratakan dengan tepi daerah tempat CAEBR akan dipasang.
a) Sebelum operasi pelapisan jalan dimulai, batang pengarah pada mesin lapis jalan
dilumasi sedikit dengan minyak diesel. Campuran akan disebarkan dan diratakan
hingga mencapai gradien, elevasi dan bentuk penampang yang disyaratkan.
e) Dalam hal jalan akan dilapis separuh lebar sekali jalan, urutan pelapisan harus
diatur secara sedemikian rupa sehingga panjang setengah lebar lapis jalan yang
tersisa diakhir setiap hari kerja adalah sesedikit mungkin.
4) Pemadatan
a) Segera sesudah campuran disebar dan diratakan, permukaan harus diperiksan dan
jika ada kelainan harus diadakan penyetelan kembali. Pemadatan harus segera
dimulai sebelum atau pada waktu yang bersamaan dengan dimulainya pemecahan
emulsi. Pemecahan emulsi ditandai oleh perubahan warna dari coklat ke hitam.
b) Penggilasan campuran terdiri atas 3 operasi terpisah yaitu penggilasan awal atau
penggilasan lanjutan (penggilasan kedua), penggilasan akhir. Pada waktu apapun
selama pemadatan jika campuran tersebut menunjukkan pergeseran tapak roda
atau bekas dorongan yang tak terduga, penggilasan harus dihentikan. Pemadatan
akan dimulai kembali hanya sesudah pengurangan kadar air terjadi. Hal ini bisa
dicapai dengan hembusan udara alami atau mekanik.
d) Penggilasan awal harus segera diikuti penggilasan kedua atau penggilasan antara.
Penggilasan akhir harus dilakukan sementara bahan masih berada dalam kondisi
yang cukup mudah pengerjaannya agar semua bekas gilasan bisa hilang.
82
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
g) Penggilasan harus dimulai secara memanjang pada sambungan dan pada tepi
sebelah luar dan dilanjutkan sejajar dengan garis tengah jalan menuju kearah
perkerasan, kecuali untuk tikungan super elevasi penggilasan harus dimulai pada
sisi yang rendah dan selanjutnya bergeser kearah sisi yang tinggi. Lintasan mesin
gilas secara berurutan harus bertumpang tindih sekurang-kurangnya separuh lebar
mesin gilas tersebut dan lintasan tidak boleh dihentikan pada tempat yang berjarak
1 meter dari ujung lintasan sebelumnya.
i) Kecepatan mesin gilas tidak boleh melampaui 4 km/jam untuk mesin gilas beroda
baja dan 15 km/jam untuk mesin gilas beroda pneumatik dan pada waktu apapun
harus cukup lambat untuk mencegah pergeseran campuran. Arah lintasan tidak
boleh diubah atau dibalik secara mendadak karena akan mengakibatkan
tergesernya campuran.
k) Jika dibutuhkan guna mencegah melekatnya campuran ke mesin gilas, abu batu
atau pasir dapat digunakan dengan takaran pemberian yang merata sebanyak 0,5
sampai 1,0 kg/m2. Penggunaan air untuk membasahi roda mesin gilas tidak
diperkenankan.
l) Setiap produk minyak bumi yang menetes atau tumpah dari kendaraan atau
peralatan yang digunakan oleh Penyedia keatas suatu bagian perkerasan selama
pelaksanaan dapat menjadi alasan untuk penyingkiran dan penggantian bagian
perkerasan yang telah tercemar itu oleh Penyedia.
83
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
5) Sambungan
84
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
b) Tambahan, jika rumus perbandingan campuran diubah atau dalam hal apapun dari
waktu ke waktu sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, contoh tambahan
untuk (i), (ii) dan (iii) akan diambil untuk memungkinkan penentuan berat jenis
curah agregat bin dingin dan kepadatan maksimum teoritis campuran bitumen
(AASHTO T 209-74).
b) Penyedia harus memberikan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan laporan berikut
atas pengujian yang dilaksanakan untuk setiap produksi harian tersebut pada
pekerjaan jadi.
(iii) Kadar air contoh campuran di instalasi pencampur dan selama pemadatan
(sekali setiap 2 jam, jika operasi tidak terputus).
(vii) Kadar bitumen dan gradasi agregat pada campuran seperti yang ditentukan
dengan uji ekstraksi bitumen untuk sekurang-kurangnya 2 contoh.
Ekstraksi bitumen harus dilakukan menurut AASHTO T164 sesudah
CAEBR dikeringkan hingga beratnya tidak berubah (dikeringkan dalam
oven pada suhu 110 20 C). Jika metode ekstraksi sentrifugal digunakan
maka koreksi abu harus dilakukan sebagaimana disyaratkan oleh AASHTO
T164. Penentuan kadar air harus dilakukan menurut AASHTO T55-78.
(viii) Bitumen yang terserap oleh agregat harus dihitung berdasarkan berat jenis
maksimum campuran perkerasan bitumen (AASHTO T 209-74).
85
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
a) Sebagai pengecekan atas jumlah yang diukur untuk pembayaran, berat campuran
yang terpasang harus dipantau terus melalui ukuran bobot kendaraan yang
tercantum pada tiket penghantaran muatan.
b) Penentuan laboratorium atas kadar bitumen untuk campuran lapangan harus
selalu dilakukan sekali sehari jika campuran sedang diproduksi dan/atau
sekurang-kurangnya satu contoh untuk setiap 200 ton per hari. Contoh campuran
lapangan harus diambil dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan.
1) Metode Pengukuran
a) Mutu lapisan yang akan diukur untuk pembayaran CAEBR harus sebagai berikut
:
(i) Untuk semua lapisan, kecuali seperti ditetapkan pada Pasal 6.10.8
(1)(a)(ii), jumlah meter persegi bahan yang dipasang dan diterima dihitung
sebagai hasil kali panjang bagian yang diukur dan lebar yang diterima.
(ii) Untuk lapisan perbaikan bentuk yang dipasang diatas permukaaan asli dan
tidak dipasang berdasarkan Kontrak yang sama, banyaknya m3 bahan yang
dipasang dan diterima dihitung sebagai hasil kali luas daerah yang diterima
dan diukur dengan tebal nominal rencana.
b) Jumlah yang diterima untuk pengukuran tidak boleh mencakup daerah dengan
CAEBR yang lebih tipis dari ketebalan minimum yang diterima atau tidak boleh
mencakup setiap bagian yang butirannya lepas, pecah, retak atau bagian
meruncing disepanjang tepi perkerasan ataupun ditempat lainnya. Daerah dengan
bahan yang mempunyai kadar bitumen kurang dari persyaratan yang disepakati
juga tidak akan diterima untuk pembayaran.
c) CAEBR dibayar berdasarkan meter persegi dan dipasang langsung diatas
perkerasan yang sudah ada dan yang tidak tercakup dalam Kontrak yang sama,
dan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan memerlukan perbaikan bentuk
yang nyata, harus dibayar berdasarkan tebal nominal yang diterima dan dihitung
berdasarkan kepadatan hasil laboratorium untuk CAEBR padat yang ditentukan
berdasarkan AASHTO T 245-78, daerah yang diukur dan berat campuran
sesungguhnya yang dibutuhkan dan dipakai untuk pekerjaan sesungguhnya. Jika
menurut pendapat Direksi Pekerjaan tebal campuran aspal dingin rata-rata yang
digunakan melebihi tebal sesungguhnya yang dibutuhkan (dengan
memperhitungkan perbaikan bentuk, maka kekurangan ketebalan nominal yang
diterima harus ditentukan berdasarkan perhitungan wajar tebal rata-rata yang
dibutuhkan).
d) Kecuali seperti yang dinyatakan pada Pasal 6.10.8 (1)(c) diatas, tebal CAEBR
yang diukur untuk pembayaran umumnya tidak akan lebih besar dari tebal
nominal rencana yang ditunjukkan pada Gambar Rencana. Dalam hal Direksi
Teknik menyetujui dan menerima ketebalan yang lebih kecil dan dianggap
memadai berdasarkan alasan teknik atau ketebalan yang lebih besar sebagaimana
diperkenankan menurut Pasal 6.10.8 (1)(c) maka pembayaran CAEBR akan
dilakukan dengan menggunakan perubahan luas daerah terukur sebagai berikut :
Luas terukur sesungguhnya x Tebal nominal yang diterima = Luas yang disahkan
Tebal nominal rencana untuk pembayaran
86
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Tidak ada penyesuaian luas terukur yang akan digunakan untuk tebal yang
diterima yang melebihi tebal yang melebihi tebal nominal rencana yang tercantum
dalam Gambar Rencana, kecuali jika ada tambahan ketebalan memang ditetapkan
atau disetujui secara khusus oleh Direksi Pekerjaan.
e) Lebar daerah CAEBR yang akan dibayar harus sama seperti yang diperlihatkan
pada Gambar Rencana atau seperti yang disetujui Direksi Pekerjaan dan akan
ditentukan pengukurannya dengan meteran oleh Penyedia dibawah pengawasan
Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak lurus garis tengah jalan dan
harus menyisihkan setiap bahan tipis atau bahan yang tidak diperkenankan di
sepanjang tepi CAEBR yang terpasang. Jarak antara memanjang untuk
pengukuran tersebut harus sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi
harus teratur dan pengukuran tidak boleh kurang dari satu setiap 20 m. Lebar yang
digunakan untuk menghitung luas pembayaran bagi setiap bagian perkerasan
yang diukur harus merupakan nilai rata-rata pengukuran lebar yang diadakan dan
disetujui.
g) Dalam hal perbaikan CAEBR yang sudah memuaskan telah diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan berdasarkan Pasal 6.10.1 (9), maka jumlah yang diukur untuk
pembayaran adalah jumlah yang dibayar untuk pekerjaan semula, seandainya
pekerjaan itu diterima. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan
tambahan atau jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan untuk perbaikan itu.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar menurut Harga
Satuan per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
dibawah dan tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini
harus merupakan kompensasi penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan
mencampur serta menghampar semua material, termasuk semua buruh, peralatan,
pengujian-pengujian, perkakas dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
87
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
SKh. 6.10.(1) DGEM Tipe I/CAEBR Meter kubik
SKh. 6.10.(2) DGEM Tipe II/CAEBR Meter kubik
SKh. 6.10.(3) DGEM Tipe III/CAEBR Meter kubik
atau
SKh. 6.10.(4) DGEM Tipe IV/CAEBR Meter persegi
SKh. 6.10.(5) DGEM Tipe V/CAEBR Meter persegi
SKh. 6.10.(6) DGEM Tipe VI/CAEBR Meter kubik
atau
SKh. 6.10.(7) DGEM Tipe CRS-A/CAEBR Meter persegi
SKh. 6.10.(8) DGEM Tipe CRS-B/CAEBR Meter persegi
SKh. 6.10.(9) DGEM Tipe CATB/CAEBR Meter persegi
88
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SPESIFIKASI KHUSUS
SEKSI 10.10
PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN JALAN DAN JEMBATAN
1) Uraian
Pekerjaan yang tercakup dalam Seksi ini harus meliputi pekerjaan pemeliharaan
rutin untuk menjamin agar perkerasan, bahu jalan, drainase, dan perlengkapan jalan
lama selalu dipelihara setiap saat selama Periode Pelaksanaan dalam kondisi
pelayanan yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus dibayar
secara bulanan dari harga penawaran lump sum untuk berbagai jenis pekerjaan
sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 10.1.7 dari Spesifikasi ini.
Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diperlukan harus dimulai pada saat lapangan
diserahkan kepada Penyedia Jasa, dan harus dilanjutkan sampai dengan berakhirnya
Periode Pelaksanaan.
Pekerjaan pemeliharaan rutin dilaksanakan dan dibayar menurut Seksi ini untuk
memelihara pekerjaaan agar berada dalam kondisi pelayanan yang baik harus dapat
dibedakan dengan cermat oleh Direksi Pekerjaan dari pekerjaan sejenis tetapi
berskala besar yang dilaksanakan baik untuk pengembalian kondisi maupun untuk
peningkatan kondisi pekerjaan dan yang dibayar menurut berbagai Seksi lain dari
Spesifikasi ini.
Karena pembayaran dilaksanakan secara lump sum dan bukan berdasarkan kuantitas
bahan aktual yang digunakan, Penyedia Jasa harus dianggap telah melakukan
pemeriksaan lapangan dengan teliti selama Periode Penawaran dan telah
mengetahui dengan jelas kondisi aktual lapangan, sehingga harga penawarannya
telah mencakup pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan selama Periode Pelaksanaan,
dengan memperhitungkan volume lalu lintas, kondisi cuaca dan kerusakan
perkerasan, bahu jalan, drainase, dan perlengkapan jalan lama yang mungkin terjadi
antara waktu penawaran dan saat lapangan diserahkan kepada Penyedia Jasa,
demikian pula untuk kondisi jembatan lamanya.
89
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
a) Perkerasan
b) Bahu Jalan
c) Drainase
90
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
d) Perlengkapan Jalan
Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman
yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak
atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan
jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah menurut Seksi
8.4 dari Spesifikasi ini.
e) Jembatan
91
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
a) Uraian
b) Bahan
92
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
c) Pelaksanaan
i) Perbaikan Lubang
Pada permukaan yang telah disiapkan harus bersih dan bebas dari air
yang tergenang sebelum penambalan dimulai.
Setiap lapisan harus diisi dan dipadatkan dalam satu operasi, dimulai
dari lapisan yang paling bawah. Pengisian dan pemadatan umumnya
harus sesuai dengan Spesifikasi yang berkaitan dengan bahan yang
digunakan, kecuali cara manual boleh digunakan untuk pengisian dan
pemadatan. Lapis perekat harus digunakan sesuai takaran dan
disemprotkan sampai merata untuk melapisi semua permukaan yang
akan diisi oleh campuran aspal.
a) Uraian
Untuk perkerasan tanpa penutup aspal yang berlubang banyak dan keriting
(corrugation), permukaan jalan itu harus dipangkas sedikit dengan motor
grader secara rutin, terutama pada musim kemarau, agar dapat mengendalikan
ketidak- rataan dan keriting (corrugation). Bilamana melaksanakan
pemangkasan ringan dengan motor grader pada musim kemarau, bahan-bahan
yang lepas harus didorong ke arah tepi jalan. Pada musim hujan, bahan-bahan
harus didorong ke arah sumbu jalan.
93
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Perhatian khusus harus diberikan oleh Penyedia Jasa untuk mencegah motor
grader melintasi lewat sumbu jalan dengan posisi pisau diturunkan, karena hal
ini akan mengakibatkan punggun jalan menjadi hilang. Perhatian khusus juga
harus diberikan oleh Penyedia Jasa selama operasi pemotongan untuk
menghindari lempung lunak pada selokan samping terdorong ke arah jalur lalu
lintas.
Sejak saat lapangan diserahkan kepada Penyedia Jasa sampai Periode Pelaksanaan
berakhir dan sebelum maupun sesudah penghamparan setiap lapis perkerasan baru
menurut Kontrak, Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemeliharaan rutin
perkerasan sebagaimana yang diperlukan sehingga diperoleh drainase dan kondisi
pelayanan permukaan jalan yang baik pada setiap saat.
Untuk menjamin bahwa pekerjaan itu dilaksanakan menurut standar yang memadai,
staf supervisi akan melakukan pemeriksaan visual bulanan terhadap permukaan jalan
dan akan memberitahu Penyedia Jasa atas setiap cacat pada permukaan (lubang, retak,
dsb.) yang memerlukan perbaikan.
1) Uraian
a) Semua bahu jalan lama yang termasuk daerah kerja harus selalu diperiksa oleh
Penyedia Jasa selama Periode Pelaksanaan untuk penyesuaian dengan kondisi
standar yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini dan dalam Gambar. Setiap
lokasi bahu jalan yang dipandang memerlukan pemeliharaan rutin, dalam
segala hal harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan, yang kemudian akan
mengeluarkan perintah yang sesuai untuk jenis tindakan pemeliharaan yang
diperlukan.
b) Bilamana bahu jalan lama dianggap rusak maka Direksi Pekerjaan akan
mengeluarkan perintah yang sesuai untuk pemeliharaan rutin, jika terdapat
salah satu atau gabungan kondisi berikut ini:
iii) Bahu jalan tertutup rumput/gulma yang tinggi (lebih dari 5cm tinggi)
dan/atau semak-semak sehingga akan mengurangi keamanan jalan
atau jarak pandang.
iv) Bahu jalan dengan bahan-bahan yang lepas, benda-benda yang tidak
dikehendaki atau bahan-bahan lainnya yang tidak berkaitan dengan
fungsi jalan;
94
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Mutu bahan dan standar penyiapan, pemasangan dan pemadatan setiap bahan yang
digunakan dalam pemeliharaan rutin bahu jalan lama harus sesuai dengan ketentuan
dari
Seksi 4.2 dalam Spesifikasi ini.
95
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
1) Pemeliharaan rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus
dijadwalkan sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga
selama Periode Pelaksanaan.
2) Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas
dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman
yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan.
Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan
rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti
mengalir.
1) Penyedia Jasa harus juga mengecat kembali setiap rambu jalan di mana kondisi cat
pada rambu tersebut telah rusak dan kata-kata pada rambu tersebut tidak jelas
terbaca.
2) Penyedia Jasa harus juga melaksanakan perbaikan pada setiap rambu jalan, bagian
rel pengaman dengan panjang kurang dari 10 meter, pagar pengarah, patok kilometer
atau perlengkapan jalan yang lain yang rusak, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
1) Uraian
a) Umum
Arti penting dari pemeriksaan yang akurat dan teratur beserta pelaporan pada
struktur jembatan tidak dapat diabaikan. Umur pelayanan jembatan akan
banyak berkurang jika bagian-bagian yang memerlukan pemeliharaan, baik
rutin maupun berkala, tidak diketahui selama kegiatan pemeriksaan yang
teratur.
Untuk semua jenis struktur jembatan, kelembaban bersama dengan akumulasi
debu dan sampah adalah sebab utama kerusakan yang dapat segera dihentikan
dengan operasi pembersihan dalam pemeliharaan rutin yang sederhana.
Kondisi ini akan terjadi terutama di dalam bagian-bagian jembatan yang
paling gelapdan sulit dijangkau, oleh karena itu pemeriksaan menyeluruh pada
setiap celah sangatlah perlu, terutama setelah banjir.
b) Pemeriksaan untuk Revisi Minor
Kegiatan pemeriksaan yang teratur yang dilaksanakan menurut Seksi ini harus
mengfokuskan pada penentuan operasi pembersihan dan pembabatan yang
dilaksanakan berdasarkan rutinitas dan setiap tambahan tempat pada struktur
yang menunjukkan tanda-tanda kemunduran, sebagai akibat berjalannya
waktu atau dampak banjir yang terjadi selama Periode Pelaksanaan.
97
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
Bilamana curah hujan menunjukkan tingkat banjir, semua saluran air yang
berdekatan dengan struktur jembatan dalam lokasi pekerjaan harus diperiksa
kemungkinan penggerusan dan erosi yang terjadi segera setelah air banjir
surut. Pengukuran kedalaman air di bawah lantai jembatan di sekeliling pier
dan abutment harus dilakukan dengan menggunakan batang besi sehingga
Direksi Pekerjaan dapat membandingkan dengan Gambar yang ada atau arsip-
arsip sebelumnya untuk menentukan apakah terjadi perubahan yang tidak
biasa, sehingga diperlukan pekerjaan tambahan pada pekerjaan pengembalian
kondisi atau perlindungan.
e) Pelaporan
a) Saluran Air
Di daerah saluran air operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus
dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
ii) Setiap sampah yang terbawa banjir seperti batang kayu, cabang-
cabang pohon, atau tanaman lain yang dapat menyebabkan
penyimpangan aliran atau penggerusan harus disingkirkan dan
ditumpuk dengan rapi di atas atau di luar jangkauan aliran banjir
sehingga tidak terbawa lagi.
iii) Semua sampah dari jenis apapun yang terdampar pada bangunan
bawah jembatan harus dikeluarkan dan dibuang.
98
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
ii) Semua lubang sulingan yang disediakan pada abutment dan tembok
sayap harus bebas dari sampah-sampah yang menyumbatnya.
iii) Semua dudukan jembatan dan kepala pier harus dijaga supaya bebas
dari sampah, kotoran dan air.
iv) Semua sambungan pada permukaan kayu harus dijaga agar bebas dari
sampah dan kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang
akan mempercepat proses pelapukan;
v) Semua permukaan baja harus dijaga agar bebas dari sampah dan
kotoran sedemikian hingga tidak menyimpan air yang akan
mempercepat proses korosi.
vi) Semua lubang pembuangan air, pipa buangan air, saluran drainase
dan lubang keluaran harus dijaga bersih dari sampah supaya air dapat
mengalir bebas, sehingga terhindar dari limpahan air pada perletakan,
dudukan perletakan dan rembesan melalui sambungan atau retak-
retak.
vii) Paku, baut jembatan atau pecahan kayu tidak boleh menonjol di atas
permukaan lantai jembatan sehingga dapat menusuk ban kendaraan
yang lewat.
99
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
3) Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan pemeliharaan rutin yang diuraikan dalam Pasal di atas harus dibayar
dari harga lump sum dalam Kontrak untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di
bawah dan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga tersebut harus mencakup
semua kompensasi Penyedia Jasa untuk penyediaan semua bahan, pekerja,
peralatan, perkakas dan keperluan lainnya yang perlu atau lazim untuk
pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan, bahu jalan, drainase, perlengkapan
jalan dan jembatan sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Lump Sum
Bulan ke 1 sampai dengan 3 = --------------
8
5 x Lump Sum
Bulan berikutnya = ---------------------------------------------------------
8 x [(Periode Pelaksanaan dalam bulan) – 3]
c) Jika dalam salah satu bulan dari Periode Pelaksanaan sesuai Divisi 1 Pasal
1.1.1.(2), Penyedia Jasa telah gagal melaksanakan pekerjaan pemeliharaan
rutin yang diuraikan dalam Seksi ini sampai dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan, Direksi Pekerjaan dapat mengeluarkan peringatan tertulis kepada
Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa harus segera memberi tanggapan atas
peringatan itu. Jika peringatan semacam itu telah diberikan dua kali dalam
tempo satu bulan tanpa tanggapan dari Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dapat
memilih untuk melaksanakan pekerjaan itu dengan sumber dayanya sendiri
atau pihak lain jika dipandang perlu.
100
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
SKh. 10.1.(3) Pemeliharaan Rutin untuk Selokan, Saluran Air, Lump Sum
Galian dan Timbunan
101
Spesifikasi Khusus DPU Bina Marga Prov. Jatim 2020
102