Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI TEKNIS

“ PEMBANGUNAN GARDU LISTRIK GOR DESNAN KAB. KUTAI BARAT “


PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1) Kontraktor harus menyediakan tenaga yang ahli dalam cara-cara pengukuran dengan
alat-alat penyipat datar (theodolith/total station, waterpass dan sebagainya) dan lain-lain
peralatan yang diperlukan.
2) Pengawas lapangan dan Kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok penandaan
permanen (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan dituangkan dalam
berita secara Penentuan titik 0 (nol).
3) Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Pengawas !apangan dan
tetap merujuk pada pergeseran patok awal.
4) Berdasarkan patok tersebut Kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as
bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
1.2. Pemasangan Bowplank
1) Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas lapangan dengan
patok yang ipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan
ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
2) Pemasangan patok keliling bangunan minimal berjarak 1 meter dari as dinding
bangunan menurut gambar kerja.
PASAL 2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Umum
Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
pengawas lapangan terutama tentang ukuran galian. bahan-bahan galian yang akan
dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh pengawas !apangan.
2.2. Penggalian dan Pengupasan Tanah
• Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
• Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,kemiringan,
lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh pengawas lapangan.
• Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan berserakan.
Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan.
2.3. Urugan dan Pemadatan
• Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan tanah
dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm digunakan sebagai lapisan
penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk pengawas !apangan. jika tebal lapisan
humus lebih besar dari 20 cm, maka seluruh tebal humus harus digali dan digunakan
kembali sebagai urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.
• Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah
bangunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
• Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 2& cm
dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan stamper atau compactor.
PASAL 3. PEKERJAAN BETON
3.1. Lingkup pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam RKS, gambar Kerja dan
Kontrak Kerja, serta tambahan penjelasan dari pimpinan proyek dan pengawas lapangan.
3.2. Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code PBI 1971 dan SKSNI tahun
1991 tetap digunakan.
Bahan Bahan
1. Portland Sement
Digunakan Portland semen yang memenuhi SII (Standard Industri Indonesia) dan
menurut Standard Semen indonesia (NI 8 - 1972). Tidak boleh mencampur merek semen
yang berbeda untuk 1 tahap proses pengecoran
'2. Agregat
• Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran yang telah
ditetapkan
• Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran lainnya,
serta tidak mengandung garam asam.
• Batu pecah yang digunakan rata-rata berukuran : dia 20 sampai dia 30 mm dengan
kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan untuk dipakai dari
pengawas lapangan terlebih dahulu.
• Untuk pekerjaan dengan pasangan batu Belah digunakan batu bela berukuran rata-rata
: 10 - 30 cm.

3.3.3 Besi Beton


• Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja, digunakan dari jenis U24 besi polos,
• Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai dengan gambar kerja.
• Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
3.3.4. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari Jenis kawat beton pengikat No. 16 SWG
(dia.1 mm) dan tidak bersepuh seng.
.3.5. Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahanbahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam
dan garam.
3.3.6. Bahan Tambahan
Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam campuran beton,
kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari pengawas !apangan.
3.3.7 Pengiriman dan Penyimpanan
• Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan (time
schedule & network plan).
• Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (Zak). Semen harus
masih dalam keadaan Fresh (belum mulai mengeras), jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dan kepada campuran diberi
tambahan semen yang baik dalam jumlah yang sama.
• Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan
kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya, misalnya minyak dan lain-lain.
• Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang lain menurut jenis
dan gradasinya.
3.4. Bekisting
1. Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton, seperti pada gambar
kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik, lurus dan rata atau menggunakan
triplex dengan ketebalan yang sesuai.
2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan Jalannya
kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat ditiadakan. juga harus
dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian adukan (mortar leakage). Susunan
bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga kontrol atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa
hingga pada
waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding balok atau kolom beton yang
bersangkutan.
• Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.
• Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. adakan
tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut pada sisi bawah.
3.4.3. Pembongkaran Cetakan
• Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan khusus untuk
memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan selama 21 (dua puluh satu)
hari, kecuali campuran beton menggunakan bahan tambahan untuk mempercepat
pengerasan beton.
• Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-
beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar
selama keadaan tersebut tetap berlangsung. perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas
keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor.
• Kontraktor harus memberitahu pengawas !apangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama dan minta persetujuannya,
tapi dengan adanya persetujuan ini tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawab
atas hasil pekerjaan tersebut.
3.5 Pemasangan Pipa-Pipa
Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan konstruksi.
3.6 Kualitas Beton
1) Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton untuk bagian sloof, pondasi
tapak, kolom selain kolom dan ring balok adalah K.225 (tegangan tekanan hancur
karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28 (dua puluh delapan) hari, dengan derajat
konfidensi 0.93.
2) Untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor campuran K225
3) Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau dengan
mengadakan trialmixes.
4) Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7
(tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang
diminta pada 28 (dua puluh delapan) hari.
5) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
6) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponenkomponen beton.

3.7. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu pengawas !apangan untuk mendapat
persetujuan. jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana mestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh pengawas !apangan, maka Kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang telah dicor atas perongkosan Kontraktor
sendiri.
2) Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya pemisahan
dari bagian-bagian bahan.
3) Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang
dari cetakan. permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
4) Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang
dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. pengecoran suatu unit atau
bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa
adanya persetujuan pengawas !apangan. tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan,
kecuali jika Kontraktor mengambil tindakantindakan
mencegah kerusakan yang telah disetujui pengawas !apangan.
5) Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran) adalah 2,5cm.
6) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, pengawas Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak hasil konstruksi beton yang cacat, sebagai berikut
:
• Konstruksi beton yang sangat keropos.
• Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
• Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
• Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
3.8. Penggantian Besi
1) Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
kerja.
2) Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurutnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka :
• Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangipembesian yang
tertera pada gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas !apangan untuk
mendapat persetujuan.
• Jika diusulkan perubahan dari Jalannya pembesian untuk kesempurnaan pekerjaan
maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan setelah ada persetujuan tertulis dari
pengawas !apangan. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan
juga keharusan dari Kontraktor.
3.9. Curing Beton
1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan sewaktu pengecoran,
harus diperhatikan.
3) Beton harus terus dibasahi paling sedikit selama 14 (empat belas) hari setelah
pengecoran.
3.10. . Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya
pengawas !apangan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi
nasehat tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.
PASAL 4. PEKERJAAN PONDASI
4.1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-mesin yang diperlukan.
2) Macam pondasi yang digunakan adalah :
a. Pondasi pasangan batu kali yang tertera dalam gambar.
b. Pondasi plat/pondasi tapak beton bertulang atau sebagaimana ditentukan dalam
syarat-syarat khusus/gambar kerja.
c. Pondasi batu bata sebagaimana ditentukan dalam gambar kerja.
4.2. Pedoman Pelaksanaan
1) Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada gambargambar detail
perencanaan dan harus meminta persetujuan pengawas !apangan.
2) Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada pengawas !apangan, bila ada
perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar arsitektural atau bila
ada hal-hal yang kurang jelas.
4.3. Penggalian Pondasi
1) Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar kerJa.
2) Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang jelek,maka
perlu konsultansi dengan pengawas !apangan untuk mendapatkan pengarahan tindak
lanjutnya.
3) Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri kanan).
4) Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang
baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut
harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan atas biaya Kontraktor.
4.4. Pengurugan Kembali
1) Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut harus diurug
dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro stamper.
2) Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus mendapat persetujuan
dari pengawas lapangan.
3) Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah-sampah harus
disingkirkan.
4) Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih
kecil lebih dahulu.
5) Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan Vibro stamper
dengan memperhatikan kadar air tanah.
4.5. Pelaksanaan Pondasi
1) Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau bebas genangan
air.
2) Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam
buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3) Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang diperlukan harus
terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai gambar kerja.
4) Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada
kelainan/ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan pengawas !apangan.
4.6. Pondasi Batu Belah
1) Pondasi batu Belah digunakan untuk dinding dan pagar, sesuai yang tertera dalam
gambar kerja.
2) Pada dasar pondasi, digunakan pasir Uruq, dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
3) Campuran semen untuk pengisi spesi batu adalah 1 : 4
4) Pemasangan spesi batu belah tidak boleh berongga.
5) Diatas pondasi pasangan batu belah diberi sloof untuk meratakan penyebaran beban
dari atas.
6) Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.

PASAL 5. PEKERJAAN DINDING


5.1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
1) Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2) Meliputi pekerjaan pasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini.
5.2. Bahan / Material dan Campuran
5.2.1. Bahan/Material
a. Semen : Semen seperti untuk pekerjaan dinding harus sama kualitasnya seperti semen
yang ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir : Pasir untuk pekerjaan dinding adalah pasir pasangan dengan kualitas yang baik
dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
c. A i r : Air yang dipakai untuk pekerjaan dinding harus memenuhi syarat-syarat sama
dengan pekerjaan beton.
5.2.2. Campuran/Adukan
Komposisi B
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar atau
dalam spesifikasi teknis.Ketinggian pemasangan dinding dan komposisi campurannya
harus sesuai dengan gambar kerja.
5.2.3. Mengatur Adukan
Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampuran yang telah disetujui oleh
pengawas !apangan, diatas permukaan yang keras. jangan memakai adukan yang sudah
mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.3. Dinding Pasangan Bata
5.3.1. Batu Bata
a. Batu bata biasa (tangan) dari tanah liat, hasil produksi lokal yang dibakar dengan baik
dan bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
b. Sesuai dengan pasal 82 dari A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate harus 100
Kg/cm2. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat sebagai berikut:
- Kualitas baik
- Pembakaran matang
- Sisi dengan permukaan rata tegak lurus dan tajam
- Keras dan tidak mudah patah
- Earus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih dari 3 mm).
- Penyerahan ditempat hanya diizinkan maksimum 5% yang patah.
5.3.2. Campuran
a. Semua dinding mulai dari ujung atas sloof pondasi beton sampai 30 cm
diatas lantai jadi (trasraam) harus dibuat dari campuran 1 PC : 3 pasir.Selanjutnya
diatasnya dipakai campuran 1 PC : 4 Pasir, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
b. Dinding untuk kamar mandi, harus memakai campuran 1 PC : 3 pasir sampai
ketinggian 120 cm diatas sloof termasuk bak mandi.
5.3.3. Pelaksanaan
a. Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-masing ukuran ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan Kontraktor
harus memasang piket (uitzet) lubanglubang dan sebagainya dengan alat uitzet yang
disetujui. blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan (spesi) 10
mm didasari dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata.
b. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih dari satu
meter tingginya.
5.3.4 Perlindungan dan Perawatan
a. Dalam mendirikan dinding yang terkena udara terbuka, selama waktuwaktu hujan
lebat, harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok bahan penutup
yang sesuai.
b. Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah
didirikan/pemasangan.
5.3.5. Angker dan Pengikat lainnya
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker-
angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah
dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan diameternya minimal 10 mm.
beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding
agar adukan spesi dapat merekat.
5.4. Penyelesaian Dinding Dengan Plesteran
Dinding bangunan yang terbuat dari pasangan 1/2 bata dilapisi dengan plester semen
setebal 1,5 cm dan dihaluskan permukaannya dengan acian.
1. Lingkup Pekerjaan dan Ketentuan Umum
a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga kerja untuk keperluan pekerjaan
ini.
b. Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang disebut
dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
c. Plesteran harus dibuat pada semua tembok, kolom, bidang vertical lainnya yang
dikerjakan dengan pasangan bata kecuali bagian dalam tombak layar yang tertutup atap,
balok beton yang tidak dinyatakan
dalam gambar sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut diselesaikan
dengan plesteran yang kemudian dihaluskan (acian) dicat emulsi vinyl kecuali disebut
lain dalam gambar kerja atau syarat-syarat bagian dinding lainnya.
2. Bahan
Bahan/material seperti portland cement (PC) type 1, pasir dan air harus sesuai dengan
pekerjaan beton.
3. Komposisi Adukan
Untuk semua penembokan dinding yang dilaksanakan dengan campuran 1 pc : 4 pasir
4. Pengolahan Permukaan Plesteran
a. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan cukup waktu.
Tidak boleh memulai pekerjaan, sampai tembok dinding benar-benar kering.
b. Sebelum pemlasteran permukaan-permukaan beton harus dikasarkan. !emak atau
minyak yang melekat harus dibersihkan dengan sikat dengan memakai sikat yang kaku
atau sikat kawat.
c. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-
permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.
5. Pelaksanaan
a. Sebagai penyelesaian permukaan beton, diharuskan diberi dua lapisan adukan, tapi
satu lapisan juga bisa diterima asalkan tebal lapisannya tidak lebih dari 1,5 cm dan diberi
lapisan finish yang distujui oleh pengawas lapangan.
b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Easil permukaan plesteran harus
benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
c. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras, untuk menghindari kerusakan
(retakan). Sewaktu kondisi udara lingkungan kering dan panas, plesteran harus dibasahi
agar tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan menjadi tidak rata.
d. Bagian-bagian dinding yang tertutup antara atap dengan plafond yang tidak terlihat,
tidak diplaster.
6. Memperbaiki dan Pembersihkan
Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. pekerjaan yang sudah selesai, tidak
boleh ada yang retak, bernoda serta cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur,
selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua pekerjaan-pekerjaan yang
menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan, harus dibersihkan.
PASAL 6. PEKERJAAN LANTAI
6.1. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi pengadaan material/bahan dan pemasangan semua jenis penutup lantai
seperti tertera dalam gambar atau disebutkan dalam persyaratan.
2) Mengerjakan timbunan dan pemadatan dasar lantai.
3) Mengadakan koordinasi kerja yang berkaitan dengan pekerjaan pemasangan penutup
lantai, seperti instalasi air, listrik dan lain-lain.
6.2. Persyaratan dan Bahan
1) Ukuran lantai keramik ruangan 60x60 cm denagan kualitas Roman
2) Ukuran, klas dan warna harus sama, mekanis kuat dan mengikat sedikit saja air.
3) Bahan dan contoh harus disetujui oleh Pengawas !apangan.
4) Keramik yang telah diterima Kontraktor di lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
6.3. Pelaksanaan
6.3.1. Dasar Lantai :
a. Sebelum pemasangan keramik, tanah dasar lantai harus dipadatkan kemudian dilapisi
pasir urug dan dipadatkan.
b. Dasar lantai harus rata dan pada kemiringan yang tepat kearah pembuangan air (floor
drain).
6.3.2. Pemasangan
a. Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai dengan gambar
kerja dan petunjuk pengawas !apangan..
b. Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan dipasang diseleksi sesuai dengan
warna-warna yang sama. apabila diperlukan pemotongan dilaksanakan dengan rapi
dengan memakai mesin pemotong dan
pinggirannya diasah dengan batu pengasah.
c. Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air hingga tercapai kondisi penuh air
untuk menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu cepat.
d. Keramik dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 : 4 dalam perbandingan
volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (points) yang lurus dan apabila terjadi
ketidakteraturan jalur diisi dengan pasta semen. Sesudah cukup kering keramik dicuci
dengan lap basah sampai bersih, dan apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat
diperbaiki.
e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, lantai harus dihindari dari
injakan dan gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang menempel pada
permukaan lantai harus segera dibersihkan sebelum menjadi kering.
f. Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat atau tidak sesuai
gambar kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh pengawas !apangan, dan
biaya yang timbul akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
Kontraktor.
PASAL 7. PEKERJAAN KAYU
7.1. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungan dengan gambar
dan spesifikasi.
2) Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu adalah ;
- Pekerjaan pemasangan pintu dan jendela.
- Pekerjaan lesplank
7.2. Kualitas Kelembaban dan Jenis Kayu
4.2.1. Kualitas
a. Kayu yang dipakai harus dari kayu klas kuat I dan klas kuat II, mutu yang sesuai NI–
PPKI 1961 Lamp. I
b. Kayu berkualitas terbaik, lurus, tua, kering dan tidak cacat, tidak pecahpecah, tidak
terdapat kayu muda.
c. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan pasal III PPKI 1965 Mutu A
4.2.2. Jenis Kayu :
Jenis kayu yang dipergunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- !esplank menggunakan papan bengkirai.
- Kusen menggunakan kayu bengkirai.
- Daun pintu dan Jendela menggunakan papan Bengkirai.
4.2.3. Ukuran
a. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu setelah
selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu dasar diketam, dibor atau jika tidak, dikerjakan
dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar.
b. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan, maka
potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm diperbolehkan untuk tiap
permukaan yang sudah dikerjakan.
c. Jika terdapat perbedaan yang menyolok antara ukuran dilapangan dengan ukuran
dalam gambar kerja, hendaknya segera dilaporkan pada Pengawas Lapangan untuk
disetujui cara-cara pemecahannya.
7.3. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish),
harus dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk
pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika ditentukan untuk
dihaluskan. jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu
yang akan di cat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak
memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka kayu tersebut dapat
diterima.
7.4. Pengawetan/Perlindungan Kayu
Penyimpanan kayu ditempatkan pada tempat yang kering, tidak terkena hujan.
7.5. Susut
Persiapan, Penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu harus sedemikian
rupa, hingga susut dibagian mana saja dan kearah manapun tidak akan mengurangi
(mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak
menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.
7.6. Pembuatan
1) Kotraktor harus melaksanakan semua pekerjaan sepertiA mempasak,
memahat,menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lubang pasak, sponing dan
lainlain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambungan kayu dengan baik. Kontraktor
juga harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untukkonstruksi semua
rangka-rangka, lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan serta penyangga pada
bangunan.
2) Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu, harus dijaga dengan menyimpannya
ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas.

PASAL 8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


8.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan kusen, daun pintu dan jendela, alat dan tenaga kerja baik untuk pekerjaan
pembuatan maupun pemasangan kusen, daun pintu dan jendela, kaca, kunci-kunci dan
pemasangan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat spesifikasi ini.
8.2. Jenis Tipe
1) Pemasangan jenispintu dan jendela disesuaikan dengan denah gambar kerja,Jika
terdapat keraguan terhadap jenispintu dan jendela pada gambar kerja,maka segera l
aporkan kepada pengawas lapangan.
8.3. Bahan Material
1) Kunci-kunci, handle dan penggantung digunakan jenisdan merek sesuai dengan
ketentuan spesifikasi material (bagian 1)
8.4. Persiapan Pemasangan
1) Kontraktor yang bersangkutan wajib memasang pengangkeran dan pemasangan
semua komponen lengkap dengan ukuran-ukurannya. Kontraktor harus memeriksa
kualitas bahan yang dipakai, apakah dimensiyang ditunjukkan dalam gambar rencana
dan spesifikasi teknis memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan.
2) Kontraktor harus mengukur setempat semua dimensi yang mempengaruhi
pekerjaannya. ukuranlapangan yang berbeda dengan gambar kerja, harus diRENCANA
koreksi/diselesaikan bersama pengawas lapangan, untuk mendapatkan kepastian.
3) Kontraktor harus memperhitungkan kekuatan atas syarat-syarat teknis yang
ditentukan.

11
KETENTUAN BAHAN DAN MATERIAL LISTRIK

A. Sistem Instalasi Jaringan Tegangan Menengah

a. Trafo 1000 KVA


A. GENERAL CHARACTERISTICS
Design standars : SPLN D3.002-1:2007
Transformer type : Hermetically Sealed Totally Oil Filled
Type of oil : Mineral Oil Class A
Number of phase : 3 Phase
Frequency : 50 Hz

B. TECHNICAL SPECIFICATION
Capacity : 1000 kVA Primary
Voltage : 20 kV Secondary
Voltage : 0,4 kV Vector
Group : Dyn5
Cooling : ONAN Temperature
Rise Oil : 105 oC Temperature Rise
Winding : 105 oC No load losses at
nominal voltage : 602 watts
On load losses at principal tapping : 3.755 Watts
Impedance voltage : 3.89 %
Off load current at nominal voltage : 1,01 %; 2.54%, 3.05%
Temperature Insulation Class :A
Noise : 56 dB
Off Circuit Tapping value : +/-2.5%;+/-5%

12
b. Incoming Cubicle SM6R-IM-A1

13
c. Outgoing Cubicle DM1A

14
d. Kabel N2XSY

B. Sistem Instalasi Jaringan Rendah, tegangan pengenal 400 volt, 50 Hertz

a. Panel MDP 630 A


1. Box Panel Free standing uk. 1600 x 800 x 600mm, plat 2mm, Powdercoating
2. COS 4P 630A Manual Switch 1-0-2, Sircover / Socomec
3. MCCB 3P 160 - 400A 36 Ka, NS400N / Schneider (Outgoing Breaker)
4. Pilot lamp led 220V - RST, Fort
5. MCB 1P 6A, 4.5KA, Schneider (For Control)
6. Digital Power Meter (A, V, HZ, PF, KW, KVAR, KVA, THD, kWH) METSEPM5350 /
Schneider
7. CT 600/5A, GAE
8. Main Busbar CU RST - uk 10 x 30mm (Max 700A), Ex Import
9. Jasa Wiring & Perakitan Panel
10. Asesoris wiring & material bantu

15
b. Kabel TR NYY 1 X 240 MM2

29
E. Aksesoris Instalasi
a. Magger Test dengan merk Kyoritsu atau setara
b. Tang Press Skun Hidrolik ukuran 16-300 mm, kekuatan crimping
10 ton
c. Multimeter Sanwa 800 A atau setara

TATA UDARA
A. UMUM
Pekerjaan tata udara ini menggunakan sistem tata udara AC wall mountes (split) setara Daikin
sesuai kebutuhan secara khusus peralatan utama dan peralatan penunjang yang termasuk dalam
sistem ini. Termasuk sistem tata udara adalah exhaust fan yang menggunakan ceiling.

B. Material

Merk AC/Exhaust Fan : Daikin, Panasonic, Mitsubishi atau


setara
Kapasitas : 2 PK
Jenis Freon : R32/R410 atau yang lebih
tinggi
Power Supply : 220 VAC
50Hz
Diameter pipa serta pelindung instalasi sesuai dengan standar
pabrik
C. Lingkup Pekerjaan
Persyaratan
Pemasangan
Rekanan harus melaksanakan pemasangan AC sesuai dengan standar yang ditetapkan
pabrik, sebelum pemasangan unit indoor dan outdoor maka dilakukan pengukuran
waterpass untuk memastikan unit terpasang rata. Pemasangan AC harus memerhatikan hal
sebagai berikut:
• Sistem AC yang dipergunakan adalah type
mounted
• Remote dipasang setinggi 150 cm dari permukaan
lantai
• Rekanan harus menyediakan seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam proses
pemasangan
AC
Persyaratan
Pengujian
Rekanan harus melaksanakan test commissioning peralatan instalasi AC disaksikan
oleh pengawas, pengujian pekerjaan ini mencakup:
- Pengujian terhadap kebocoran pada pipa instalasi AC dengan leak
detector

29
- Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara berkelanjutan
selam 1X 24 jam
- Rekanan harus menyerahkan surat jaminan garansi selama 1 (satu) tahun, jaminan yang
dimaksud bukan kartu garansi dari pabrikan melainkan tanggung jawab rekanan apabila
terjadi kerusakan maka tidak lebih dari 3 (tiga) hari setelah klaim diajukan maka
perbaikan harus dilaksanakan.

GROUNDING SYSTEM
A. Umum

Dalam pekerjaan ini termasuk didalamnya paket pekerjaan grounding sistem yang dapat
dipergunakan untuk pengamanan seluruh equipment yang memerlukan pembumian,
perlindungan seluruh isi gedung dari adanya kebocoran arus maupun akibat adanya induksi
tidak langsung dari arus petir
Dalam hal ini pembumian digunakan untuk titik netral transformator dan sistem mesh
dengan ikatan Ekipotential (plat CU 3x30mm) serta grounding sistem konvensional
(menggunakan elektroda batang tunggal) sehingga didapat perlindungan maksimal terhadap
seluruh isi gedung dari daerah sekitarnya.
B. Lingkup Pekerjaan
a. Evaluasi tahap awal terhadap kondisi tanah untuk mendapatkan nilai tahanan tanah
setempat yang dapat dijadikan patokan dalam menentukan kedalaman eletkroda yang
akan ditanam
b. Pengadaan seluruh material utama dan material bantu lainnya yang berhubungan
dengan pekerjaan earthing dan penangkal petir
c. Pemasangan seluruh instalasi grounding dan penangkal petir sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan atau menurut gambar rencana, apabila tidak tercantum dalam
spesifikasi teknis atau dalam gambar rencana tapi dianggap perlu untuk kelengkapan
sistem maka kewajiban kontraktor menyediakannya
d. Pengujian terhadap sistem yang terpasang dengan menggunakan megger dengan
kewajiban kontraktor untuk mengusahakan tercapainya tahanan tanah yang serendah
mungkin (maks. 5 ohm)

C. Spesifikasi Pekerjaan Earthing Dan Penangkal Petir


a. Umum
Instalasi earthing dan penangkal petir untuk dapat memberikan perlindungan maksimal
terhadap bangunan yang dikategorikan mempunyai bentuk atap datar. Seluruh
pekerjaan instalasi didasarkan pada peraturan dalam negeri seperti PUIL 1987,
pedoman perencanaan dan instalasi penangkal petir 1987 yang termasuk dalam piket
PBI tahun 1987 dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Secara garis besar ada dua kelompok penggunaan grouding sistem ini yaitu:

29
• Grounding sistem untuk pengamanan panel-panel daya, panel penerangan dan
panel lainnya yang memerlukan pembumian untuk menghindari adanya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi serta induksi arus petir tak langsung
• Grounding untuk trafo tegangan
tinggi b. Elektroda Pembumian
• Ring elektroda menggunakan kabel BSC 70 mm yang ditanam dalam suatu galian
atau trench dengan kedalaman minimum 60 cm dari permukaan tanah.
• Junction control baik berfungsi juga sebagai point terminal dari beberapa saluran
pentanahan yang masuk kedalam bak kontrol ini juga memungkinkan untuk
melakukan pengetesan tahanan pembumian dan sistem grounding
• Konektor dan kontrol terminal, konektorterminal terbuat dari bahan plat
tembaga minimum 0.5 cm yang dapat memuat sebanyak minimum 3 buah lug. Cara
penyambungan ke terminal menggunakan baut stainless minimum 10 mm (M10)
dengann bidang sentuh antara lug dan terminal minimum 10 cm. selain
menggunakan baut, hubungan ke terminal dari elektroda batang tunggal
menggunakan sistem pengelasan yang dilindungi lapisan tahan karat
• Dalam hal pengintegerasian grounding sistem yang dipakai bersama antara
penggunaan untuk sietem penangkal petir, grounding panel dan peralatan lainnya,
grounding trafo tegangan tinggi dapat dilakukan dengan memenuhi syarat seperti
yang tertera dalam PUIL
1987 pasal 330. Jika pembumian bersama dilaksanakan maka penginstalasian
masing- masing kelompok harus memakai terminal yang tersendiri dan dihubungkan
ke junction & kontrol bak yang terdekat untuk bagian-bagian yang tidak dapat
diintegrasikan secara kontinyu dilengkapi dengan spark gap. Khusus untuk bagian
atap yang terbuat dari logam seperti atap space frame maka harus digroundingkan ke
penangkal petir yang terdekat melalui pengelasan atau dengan menggunakan
pembautan tahan karat dan dilapisi dengan pelapis tahan karat (zinc coated)

D. Koordinasi Pengerjaan
- Shop Drawing
Sebelum melakukan jenis pekerjaan, maka pihak kontraktor wajib membuat gambar
kerja (shop drawing) sebanyak 3 (tiga) lembar dan harus mendapat persetujuan atau
legalisasi dari pihal pengawas
- Laporan Hasil Megger Test
Pada saat dilakukan pengujian besar tahanan tanah dengan megger tester maka harus dibuat
laporan secara lengkap atas hasil pengujian tersebut dan ditandatangani oleh pihak
pengawas. Hasil megeer tersebut menjadi patokan pada saat dilakukan tera ulang setiap 2
(dua) tahun sekali

29
UJI COBA/PENGUJIAN

Proses pengaddaan material, pemasangan, supervise dirangkaiikan dengan proses


commissioning dan uji coba harus dilaksanakan oleh pihak peelaksana pekerjaan.
Prosedur dan pelaks ksanaan commissioning dan pengujian terhadaap fisik peralatan,
elektris, operasional, proses, sertifikasi dan hasil penyiapan laporan test
t harus disiapkan
oleh pelaksana pekerjjaan. “Acceptence” oleh pihak pemberi pekerja jaan akan dilakukan
setelah uji-coba secarra khusus dengan menyertakan pihak pemberi ppekerjaan/konsultan
pengawas/konsultan perencana dan menyampaikan hasil/laporan ccommissioning dan
sertifikat/hasil test yaang dilaksanakan. Uji coba acceptance ini dilaaksanakan sebelum
serah terima tahapp I atau mengikuti jadwal yang ditenntukan Konsultan
Pengawas/pemberi peekerjaan. Biaya dan peralatan uji serta kebutuh uhan lainnya adalah
menjadi tanggungan pelaksana pekerjaan. Pelaksana pekerjaan waji jib melengkapi data
dari seluruh peralatann yang ditawarkan. Sebelum semua peralatan utama dari system
dipasang, harus diaddakan pengujian secara individual. Peralatan ter ersebut baru dapat
dipasang setelah dileng ngkapi dengan sertifikat pengujian yang baikk ddari pabrik pembuat
dan LMK/PLN sertaa instansi lainnya yang berwenang. Setelah peralatan tersebut
dipasang, harus diaddakan pengujian secara meyeluruh dari sistem m untuk menjamin
bahwa sistem berfungsi
ungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksana
p pengujian
menjadi tanggung jawa awab pelaksana pekerjaan. Tes meliputi test bebann kosong (No Load
Test) dan test bebann ppenuh (Full Load Test).
Pada saat peng
ngetesan beban kosong dilakukan maka peralataan harus di uji satu
per satu diantaranya ppengujian instalasi 06/1KV (tegangan rendah) dengan mengukur
tahanan isolasi dengan megger 1000 volt, tahanan instalasi dengan megger 1000 volt
serta pengukuran tahanan pentanahan dan hams diberikan hasil tes berupa laporan
pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik maka
dilakukan tes beban penuh.
Pengetesan beban penuh dilakukan dengan cara meyalakan seluruh lampu
penerangan beserta peralatan lainnya dan pengukuran frekuensi pada transformator.
Durasi pengetesan dilakukan 3x24 jam dengan beban penuh dan semua biaya dan
tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban pelaksana pekerjaan dan
schedule/pengaturan waktu oleh pengawas. Hasil tes hams mendapat pengesahan dari
pengawas. Setelah dilakukan pengetesan maka dibuatkan berita acara test jam untuk
lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

Makassar, 18 September 2019


CV. ANDARA KARYA ABADI

NURRAHMAH, ST
Direktris

29

Anda mungkin juga menyukai