Anda di halaman 1dari 7

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

Section 03010 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan-pekerjaan persiapan pada lantai


yang dilapisi dengan floor hardener, pengadaan tenaga kerja, bahan floor
hardener, mesin trowel dan peralatan pembantu lainnya, contoh-contoh bahan
yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat
penyerahan pekerjaan terakhir
b. Bagian yang dilapisi Floor Hardener adalah daerah lantai parkir, ruang AHU,
ruang mekanik, tangga darurat, dan semua bagian-bagian permukaan lantai
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN

a. Persyaratan Tipe dan Standar Mutu Bahan Floor Hardener

Bahan Floor Hardener terbuat dari campuran semen, pasir silika kering yang
telah dipilih dan digradasi dengan baik, plasticiser bubuk, pigmen warna bubuk
dan bahan kimia tambahan lain dalam bentuk bubuk.
Jika bahan dicampur air dengan perbandingan 160 gram air per 1 kg bahan Floor
Hardener dan dibuatkan benda uji, maka akan memberikan kekuatan sebagai
berikut :
• Kuat Tekan 28 hari (benda uji kubus 5x5x5 cm) : minimal 420 kg/cm2
perlu uji sample material.

• Ketahanan terhadap Gesek diukur dengan mesin Bauschinger : tidak lebih


besar dari 0,04 mm/menit (benda uji blok beton 5x5x2 cm)

• Kekerasan agregat yang digunakan : 7 skala Mohs

• Produk yang dapat digunakan adalah TUFFLOOR, INTRAFLOOR SQ,


UZIN FH, SIKA atau setara

b. Persyaratan Dosis dan Warna


Bahan Floor Hardener digunakan pada dosis :
• Area : Ruang² M/E (genset, travo serta pump room) dan tempat parkir

(pada driveway saja), dosis : 3 kg/m2



Area : Rampway + loading dengan dosis 5 kg/m2

S - 03010 Bab 1 - 39
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

Warna floor hardener adalah warna natural semen

3. SYARAT PERALATAN

a. Peralatan untuk Pengaturan Elevasi Lantai


Untuk menjamin seluruh lantai akan rata pada elevasi yang sama (tidak
bergelombang), maka Kontraktor wajib menyediakan sarana begisting dan jidar
yang memadai dan dapat dipertanggung jawabkan tingkat presisinya.
• Bekisting untuk penghentian pengecoran harus didisain sedemikian rupa
supaya benar-benar rata dan tidak bergelombang atau melintir. Bahan
begisting harus dari satu bahan yang tidak menyerap air sehingga dapat
dipergunakan lebih dari satu kali dan tidak mengalami perubahan bentuk.
Bahan yang dapat digunakan adalah besi profil (UNP) atau kayu lapis
yang telah dilapis film sehingga kedap air.

• Begisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bocor sama sekali.
Pertemuan begisting dengan lantai kerja harus ditambah dengan adukan
atau tanah liat sampai benar-benar padat.

• Jidar yang digunakan harus dari bahan aluminium ringan yang berongga
(tidak melengkung dan masih dalam kondisi baik) atau pelat besi siku
yang diperkuat dengan struktur rangka penahan lendutan yang dilengkapi
dengan penggetar, kawat dan penggulungnya untuk menggerakan sistim
pelat besi siku ini.

Pemasangan dan penggunaan alat-alat ini harus mendapat ijin dan persetujuan
dari Direksi Lapangan sebelum dipasang. Pengawasan elevasi dilakukan bersama
untuk jarak setiap 1 m’ ke segala arah.
b. Peralatan untuk Penghalusan Permukaan
Permukaan yang telah rata dan tidak bergelombang dihaluskan dengan
mengunakan peralatan-peralatan berikut :
• Bullfloat : Alat untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton
yang masih sedikit bergelombang dari bahan aluminium ringan yang
dilengkapi dengan tongkat panjang.

• Mesin trowel : Alat untuk meratakan, menghaluskan serta memadatkan


permukaan beton dari bahan pelat baja yang diputar dengan bantuan
mesin bermotor.

S - 03010 Bab 1 - 40
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

• Roskam Baja : Alat untuk menghaluskan beton tahap akhir dari bahan
pelat baja tipis yang lentur untuk digunakan dengan tangan

c. Peralatan Pembantu Pengecoran


• Pembawa (carrier) adalah sarana untuk mengangkut beton dari tempat
pengadukan ke lokasi pengecoran. Pengadukan beton dilakukan di dalam
pengaduk berputar (truck mixer) dan pembawa beton dapat berbentuk
pompa beton dengan sistem pipanya atau crane dengan bucketnya.
Penggunaan talang atau gerobak beroda hanya diperbolehkan pada
volume pengecoran sangat kecil atas persetujuan Direksi Lapangan.
Penuangan langsung dari truck mixer diperbolehkan selama
memungkinkan dan tidak membebani tulangan yang belum dicor.

• Penggetar / Vibrator harus digunakan sebagaimana mestinya dan cukup


untuk luasan area yang dikerjakan pada hari tersebut. Jumlah vibrator
ditentukan oleh Direksi Lapangan sebelum pengecoran.

4. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Syarat-syarat Umum Pelaksanaan

• Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada wakil pemberi


tugas atau direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan.

• Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli


dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan ‘metode pelaksanaan’ sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Wakil pemberi tugas atau Direksi Lapangan.

• Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan Perencana.

• Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Wakil pemberi tugas
atau Direksi Lapangan sebelum pekerjaan dimulai.

• Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam


hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

S - 03010 Bab 1 - 41
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

b. Syarat-syarat Pengecoran

Pengecoran dilakukan seperti biasa atas petunjuk Direksi Lapangan, kecuali hal-
hal berikut :
• Jangka waktu pengiriman beton dari lokasi pembuatan beton (batching
plant) sampai ke lokasi proyek tidak boleh melebihi 2 jam sejak waktu
pengadukan (tepatnya semen bertemu air)

• Sejak beton tiba di lapangan (dibawa oleh truck mixer), seluruh beton
dalam truck mixer harus habis dituang ke lokasi yang akan dicor dalam
waktu sesingkat-singkatnya dan tidak boleh lebih dari 1 jam. Penambahan
Superplasticiser hanya boleh memperpanjang waktu pengecoran
maksimal 30 menit lagi.

• Beton yang memiliki slump kurang dari 10 cm harus dinaikkan kembali


menggunakan Superplasticiser dan air tidak boleh digunakan sama sekali
dalam kondisi apapun

c. Syarat-syarat Pemasangan Floor Hardener

• Sebelum dilakukan pengecoran, dibuat pola sesuai modul yang tertera


digambar dengan ukuran variabel (3x6)m, (4x6)m sampai (6x6)m dengan
cara memasang plat besi tinggi 20 mm, tebal 4 mm, panjang antara 1,5
s/d 2 m disusun menyambung diikatkan ke tulangan plat beton dengan
cara ‘tik las’ sebagai batas modul, harus dilakukan pengecekan ketinggian
besi pembatas pola/modul tersebut benar-benar telah rata (‘selevel’)
dengan jidar, dsb).

Selanjutnya dilakukan pengecoran setelah mendapat persetujuan Direksi


Lapangan.
• Sebelum floor hardener ditabur, beton harus diratakan dan dipadatkan
semaksimal mungkin dengan jidar atau jidar berpenggetar hingga tidak
ada permukaan beton yang masih menonjol atau cekung karena
kekurangan beton. Segala kelebihan atau kekurangan harus diperbaiki
sedini mungkin dan dikontrol kembali elevasinya dengan jidar atau alat
bullfloat

• Setelah beton rata dan rapih, air yang muncul di permukaan (bleeding)
harus dibuang dari atas permukaan beton dengan beberapa cara misalnya

S - 03010 Bab 1 - 42
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

menggesernya dengan bullfloat, selang plastik, jidar aluminium, atau


menyedotnya dengan pompa penyedot khusus (sistem vacuum). Metode
akan ditentukan oleh Direksi Lapangan sesaat sebelum pelaksanaan
pengecoran

• Setelah air di permukaan dibuang, beton diamati pengeringannya. Saat


beton sudah cukup kaku (ditekan oleh jari sudah mulai tidak
menimbulkan lubang), maka floor hardener mulai ditabur tipis-tipis dan
merata. Penaburan diatur hingga pemakaian pada penaburan pertama
berkisar 1/3 dari dosis yang direncanakan.

• Floor hardener yang telah ditabur diratakan dan ditekan dengan roskam
kayu supaya menyerap air dari beton di bawahnya. Setelah seluruh floor
hardener basah oleh air dari beton di bawahnya, lakukan penaburan
kedua, juga berkisar 1/3 dari dosis yang direncanakan per m2nya. Ulangi
kembali tahapan ini sekali lagi hingga seluruh floor hardener habis ditabur
sesuai dosis yang direncanakan.

• Cek kembali ketinggian lantai beton setelah seluruh floor hardener


ditabur, diratakan dan basah sempurna. Ketidak rataan harus segera
diperbaiki kembali dengan jidar.

• Setelah permukaan lantai beton yang telah ditabur floor hardener mulai
agak keras, mesin trowel digunakan secara hati-hati dan tidak sampai
melukai lantai. Trowel digunakan terus menerus hingga diperoleh hasil
permukaan yang halus tetapi tidak berlebihan untuk menghindari warna
floor hardener menjadi hitam.

• Roskam baja digunakan untuk perapihan terakhir hingga diperoleh hasil


permukaan yang halus dan padat

• 3 jam setelah pekerjaan selesai, lantai beton dilindungi dengan lapisan


curing compound untuk menjaga kadar air beton supaya tidak banyak
hilang akibat penguapan. Curing compound yang dipergunakan haruslah
curing yang mempunyai curing effiency yang baik sesuai ASTM C 309
dengan dosis pemakaian tidak lebih dari 5 m2/liter bahan tanpa ditambah
atau dicampur pelarut lagi. Produk yang dapat digunakan adalah
INTRACURE SB ex. INTRA Construction Chemicals (sebagai contoh) atau
setara.

S - 03010 Bab 1 - 43
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

5. PERSYARATAN LAIN-LAIN

a. Contoh

Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.

b. Pengujian

Kontraktor diwajibkan melakukan pengetesan setelah pekerjaan selesai, dengan


cara memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air selama 2 hari
berturut-turut dengan hasil tidak ada kebocoran sedikitpun. Pelaksanaan
pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

c. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

• Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan


tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel
pabriknya.

• Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi, tertutup, tidak lembab,


kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah dilakukan.

• Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi


sesuai dengan jenisnya.

• Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang


disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

d. Gambar Detail Pelaksanaan

• Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.

• Kontraktor wajib membuar shop drawing untuk detail-detail khusus yang


belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.

• Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.

S - 03010 Bab 1 - 44
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 03 - PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

• Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Wakil pemberi tugas atau direksi lapangan.

e. Pengamanan Pekerjaan
• Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap lantai yang telah
selesai terhadap kemungkinan gesekan, benturan, tumpahan semen,
tumpahan cat ataupun cairan lainnya selama paling tidaknya 7 hari sejak
lantai selesai dirapikan. Perlindung berupa penutup dari bahan tripleks
atau bahan lain yang keras dan bebas dari paku sehingga tidak menggores
floor hardener di usia dini.

• Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik


atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki dengan metode dan bahan yang dapat
diterima oleh Wakil Pemberi Tugas atau Direksi Lapangan hingga tuntas
dan dapat diterima sepenuhnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab Kontraktor.

S - 03010 Bab 1 - 45
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai