Anda di halaman 1dari 3

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

DIVISION 02 - PEKERJAAN LAPANGAN

DIVISION 02 - PEKERJAAN LAPANGAN


Section 02001 - PEKERJAAN ANTI RAYAP

1. LINGKUNGAN PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan peralatan serta alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan penanggulangan
rayap.
b. Pekerjaan ini dilakukan pada permukaan tapak bangunan, permukaan dasar,
dinding galian tanah, permukaan pondasi, permukaan kayu kosen, dan
pekerjaan kayu lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. PENGEDALIAN PEKERJAAN
Kontraktor diharuskan menggunakan sub Kontraktor untuk pekerjaan ini karena
pelaksanaan pekerjaan ini haruslah merupakan Kontraktor yang telah terdaftar
sebagai anggota IPPHAMI dan diakui oleh Komisi Pestisida Indonesia.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kontraktor harus mempelajari secara seksama kondisi, lokasi serta hal-hal yang
menyangkut konstruksi bangunan ini termasuk struktur tanah, iklim dan
lingkungan maupun data ilmiah biologis rayap serta informasi dari sumber-
sumber yang berkompeten mengenai cara penanggulangan rayap tanah.
b. Metode penanggulangan yang dilakukan harus dapat mencapai sasaran sehingga
usia keawetan gedung beserta isinya dapat diperpanjang tanpa menimbulkan
bahaya terhadap lingkungan, manusia maupun binatang piaraan.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus merupakan perusahaan yang mempunyai ijin usaha
khusus untuk pekerjaan penanggulangan rayap, khususnya rayap tanah.
d. Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan disain/perancangan dan sistem
anti rayap untuk disetujui oleh Direksi Lapangan dan Pemberi Tugas.
e. Penggunaan obat harus senantiasa diawasi oleh Direksi Lapangan dan jumlah
obat yang diserahkan harus sesuai kebutuhan yang telah disetujui serta
diserahkan dalam keadaan tergeser dilapangan.
f. Jenis obat yang digunakan adalah jenis obat yang telah diijinkan pemakaiannya
oleh Komisi Pestisida Indonesia, dan tidak dibenarkan sama sekali untuk
dikombinasikan satu sama lain.
g. Larutan racun anti rayap yang akan disemprot ke tanah harus dalam komposisi 5
liter per m² atau sesuai aturan pakai yang tertera dalam label pabrik obat
besangkutan.
S – 02001 Bab 1 - 27
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 02 - PEKERJAAN LAPANGAN

h. Pengendalian yang diinginkan adalah pengendalian dengan sistem CHEMEC


(Chemical Mechanical) yang telah diakui oleh Dinas Tata Bangunan / Dinas PU
setempat.
i. Yang diberi lapisan anti rayap meliputi seluruh lapisan bawah lantai dasar
bangunan, tangga-tangga, pondasi, pasangan dinding, kayu kosen, rangka langit-
langit, plywood, rabat beton tak bertulang dan tanah urugan jaringan pipa
bawah tanah atau tanah urug sekitar shaft sarana mekanikal bangunan (untuk
tiap lapisan bawah bagian beton bertulang tidak perlu diberi racun anti rayap)
serta bagian rawan lainnya sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
j. Sistem anti rayap yang dilakukan dan dikerjakan harus disertai dengan
pernyataan jaminan 5 tahun (garansi).
k. Kontraktor tetap berkewajiban untuk melakukan “retreatment” atas biaya sendiri
selama masa garansi tersebut seandainya pekerjaan sistem anti rayap yang
dilakukan ternyata tidak berfungsi dengan baik seperti yang telah disetujui
sebelumnya.
4. ANTI RAYAP (TERMITE CONTROL WITH CHEMICAL BARRIER SYSTEM) :
Pembasmian dan pencegahan rayap perusak pada bangunan.
Pra Konstruksi (Untuk Bangunan Sedang/akan dibangun)
Soil Treatment (Pencegahan pada Unsur tanah)
- Penyemprotan termisida dengan mempergunakan power sprayer bertekanan
pada galian pondasi secara merata
- Penyemprotan pada lapisan pasir sebelum pemasangan ubin di lantai yang
berhubungan dengan tanah (Penyemprotan seluruh permukaan tanah objek
pekerjaan pengendalian hama rayap yang sudah padat dan berada pada posisi
nol lantai/tidak ada penambahan tanah/pasir lagi) untuk
pencegahan/pembasmian larva dan koloni hama rayap tanah (Coptotermes
Curvignatus).
Subteranean umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan
kayu yang telah mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati
maupun masih hidup. Di Indonesia rayap tanah yang paling banyak merusak
adalah jenis-jenis dari famili (Rhinotermitidae). Terutama dari jenis Coptotermes
dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macrotermes
namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di
tempat-tempat yang lembab sehingga kesempatan rayap untuk naik lebih mudah

S – 02001 Bab 1 - 28
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
DIVISION 02 - PEKERJAAN LAPANGAN

bahkan dapat menembus dinding/beton, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan


dari mulutnya.
Beberapa jenis obat anti rayap atau termisida dengan bahan aktifnya yang biasa
digunakan:
Imidakloprid 200 SL (Soluable Liquid) :
1. Premise 200 SL (produksi Bayer Indonesia).
2. Safe 1 200 SL (produksi PT. Chemigard).
3. Option 50 SL (produksi PT. Agrikon)
4. Defender 200 SL (produksi PT. Bhumi Nastari Suasti)
Cypermethrin 100 EC :
1. Cypergard 100 EC (produksi PT. Chemigard).
2. Prevail 100 EC (produksi PT. Bumi Makmur).
3. Leman 100 EC (produksi PT. Geka).
Phoxim :
1.Basileum 505 EC, Supraleum 500 EC
Chlorpenaryr 200 EC :
1.Meganium 2000
Filpronil :
1. Agenda 25 EC (Bayer Indonesia), hanya cocok untuk wood treatment.
Alfamethrin :
1. Stedfast !5 EC

S – 02001 Bab 1 - 29
PT. BENNATIN SURYA CIPTA AKADEMI METROLOGI DAN INSTRUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai