Penyelenggaraan Program SANIMAS dilatarbelakangi adanya arus urbanisasi perkotaan yang terus mengalami peningkatan yang menyebabkan proporsi penduduk perkotaan meningkat secara tajam. Sehingga bisa dipastikan prasarana dan sarana air limbah jika tidak diperhatikan akan sulit berkembang, khususnya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana air limbah permukiman berkaitan dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan sosial budaya serta kemiskinan. Semakin mudah ketersediaan pada prasarana dan sarana air limbah dan pemahaman tentang higienis maka semakin kecil kasus terhadap penyebaran penyakit. Solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman khususnya bagi MBR di lingkungan padat penduduk dan rawan sanitasi adalah dengan kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). Kegiatan SANIMAS merupakan pemberian dana bantuan pemerintah, sebagai bentuk inisiatif untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman yang berbasis masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan. Fokus kegiatan SANIMAS adalah penanganan air limbah rumah tangga. Melalui pelaksanaan Sanitasi Berbasis Masyarakat ini, masyarakat memilih sendiri prasarana dan sarana air limbah permukiman yang sesuai, membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), ikut aktif menyusun rencana aksi dan melakukan pembangunan fisik dan membentuk Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) untuk melaksanakan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan. (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017)
Tujuan yang hendak diwujudkan dalam penyelenggaraan Program SANIMAS adalah:
1. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan sanitasi; Dewi Suryanindah S. 15315033
2. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan sanitasi dan promosi Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat; 3. Menyediakan prasarana dan sarana sanitasi yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan lingkungan.
Dalam penyelenggaraan SANIMAS diterapkan beberapa prinsip dasar sebagai
berikut: 1. Tanggap Kebutuhan a) Pemerintah Kabupaten/Kota berkomitmen untuk mereplikasi, menyediakan dana, bantuan teknis dan bertanggungjawab pada pembinaan tahap persiapan warga, perencanaan dan pasca konstruksi; b) Masyarakat memiliki komitmen untuk melaksanakan seluruh tahapan Program SANIMAS. 2. Seleksi Mandiri Calon Lokasi Pemilihan lokasi berada sepenuhnya di tangan masyarakat sedangkan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota hanya sebagai fasilitator. 3. Pilihan Teknologi Masyarakat diberikan edukasi tentang bentuk bangunan dan teknologi pengolahan air limbah domestik agar masyarakat mampu memilih teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat. 4. Partisipasi Masyarakat Masyarakat berperan aktif dalam setiap tahapan dengan didampingi oleh Fasilitator Provinsi dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL). 5. Kesetaraan Gender Keterlibatan baik laki-laki maupun perempuan dapat berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan Program SANIMAS, yaitu pada tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan Pasca konstruksi sesuai dengan kapasitasnya 6. Berkelanjutan Dewi Suryanindah S. 15315033
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi terbangun
dilaksanakan secara berkelanjutan oleh masyarakat dengan dibantu Pemerintah Daerah. 7. Multi Pendanaan Selain dana dari Pemerintah, Program SANIMAS membuka peluang bagi pihak lain diantaranya swasta, dunia usaha, koperasi, individu dan kelompok. 8. Akuntabel Pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan.
Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLP-BM)
bersama dengan Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jendral Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pada tanggal 2-5 April 2018, mengadakan Peningkatan Kapasitas Satker PSPLP Provinsi, Pendamping Lapangan dan Fasilitator Provinsi Optimalisasi Sanimas Reguler Wilayah Barat dan Timur Tahun 2018, di Bogor dan Balikpapan. Optimalisasi merupakan pendampingan untuk memfokuskan pada kegiatan keberlanjutan program Sanimas Reguler. Oleh karena itu, untuk proses pendampingan keberlanjutan program Sanimas yang dimaksud dibutuhkan Pendamping Lapangan yang akan memfasilitasi dan mendampingi KPP di lokasi – lokasi Sanimas yang telah terbangun yang masuk dalam daftar optimalisasi. Peserta dari wilayah barat terdiri dari 15 Provinsi yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, dan Jawa Timur. Peserta dari wilayah timur terdiri dari 18 Provinsi yaitu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT, NTB, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. (http://ciptakarya.pu.go.id/plp/index.php/blog/baca/550) Dewi Suryanindah S. 15315033
Menurut Harliani (2015) dalam penelitiannya tentang Keberhasilan Program
SANIMAS, jika dilihat dari segi efektivitas, program SANIMAS dalam bentuk pembangunan MCK+ dirasakan cukup baik oleh masyarakat. Upaya pemerintah memberikan stimulus kepada masyarakat agar tanggap terhadap kebutuhan tampak berhasil. Program SANIMAS juga melakukan sosialisasi PHBS. Namun masyarakat kurang didampingi untuk tahap selanjutnya setelah program dijalankan. Tujuan utama program untuk membina masyarakat tidak tercapai, walaupun hasil program dirasakan cukup baik. Pada segi efisiensi, masyarakat bersedia menjadi tenaga kerja sukarela tanpa upah untuk melakukan pembangunan. Terkait dengan pembiayaan program, modal program dari proses perencanaan hingga pelaksanaan terhitung cukup. Kekurangan dapat ditutupi apabila ada bantuan lainnya. Dilihat dari segi sumber daya manusia, modal dan waktu, program ini telah terlaksana dengan efisien dan sudah mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan. Kelompok masyarakat swadaya telah berhasil dibentuk sehinga mampu membenahi kekurangan sendiri. Dilihat dari segi kecukupan, program ini telah membantu kebutuhan masyarakat, hanya jumlahnya selalu tidak mencukupi kebutuhan masyarkat. Dilihat dari segi pemerataan, penelitian ini menunujukan belum tercapainya pemerataan yang adil bagi masyarakat, baik hasil dan manfaat program SANIMAS. Dilihat dari segi responsivitas, masyarakat mengalami peningkatan responsivitas. Masyarakat senang dan merasa bersyukur karena tersedia sarana baru yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari segi ketepatan, sampai saat ini program SANIMAS masih cukup efektif.
III. Video Pembangunan IPAL Komunal Dusun Sembung, Yogyakarta
Pada video yang diakses pada link https://www.youtube.com/watch?v=4qkc3UhjE-I, dapat dilihat program SANIMAS pembangunan IPAL Komunal di Dusun Sembung, Yogyakarta pada tahun 2016 dari awal pembangunan hingga peresmian. Pada video tersebut, warga Sembung bergotong royong untuk membangun IPAL Komunal. Para bapak menggali lubang IPAL dan memasang perpipaan, para ibu membuat media anaerobic filter dari botol bekas, dan pemuda-pemudi membuat hiasan dan mural Dewi Suryanindah S. 15315033
pada plesteran IPAL. Dalam video tersebut beberapa warga diwawancai dan mengatakan mereka antusias dengan pemberian IPAL komunal dan bersemangat untuk bergotong royong dalam membangun instalasi IPAL komunal tersebut.
IV. Daftar Pustaka
BAPPENAS. 2013. Evaluasi PNPM Mandiri PNPM Mandiri. 2012. PNPM Mandiri Info Kit. http://www.pnpm- mandiri.org/perpustakaan/buku/PNPM_Mandiri_Info_Kit_2012.pdf diakses pada tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 14.00 Herliani, Muchlisah. 2015. Keberhasilan Program SANIMAS. Institut Pertanian Bogor http://ciptakarya.pu.go.id/plp/index.php/blog/baca/550 diakses pada tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 14.00 https://www.youtube.com/watch?v=4qkc3UhjE-I diakses pada tanggal 28 Agustus 2018 Pukul 14.00
Evaluasi Keberlanjutan Program Water Supply and Sanitation For Low Income Communities Project (WSLIC2) 2007 Dan Program PNPM Mandiri 2013, Serta Target Universal Access 2019 Melalui PAMSIMAS III