ABSTRAK
Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) merupakan salah satu program yang diselenggarakan
oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia
sebagai respon terhadap masalah sanitasi di permukiman padat perkotaan. Salah satu
contohnya adalah program SANIMAS yang terdapat di Dusun Lempenge, Desa Rempek,
Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Artikel ini mencoba untuk menggambarkan
upaya optimalisasi SANIMAS melalui peningkatan partisipasi masyarakat sebagai pelaku
utama dalam program sanimas di dusun tersebut. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
agar program sanimas dapat berjalan dengan optimal, kami nawarkan beberapa program
kerja, antara lain: 1) Sosialisasi optimalisasi kebersihan IPAL; 2) Pengujian Hasil IPAL.
PENDAHULUAN
Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) merupakan salah satu program yang
diselenggarakan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik
Indonesia sebagai respon terhadap masalah sanitasi di permukiman padat perkotaan.
Penyelenggaran program Sanimas yang dilakukan oleh PUPR dilatarbelakangi oleh adanya
arus urbanisasi perkotaan yang terus mengalami peningkatan yang menyebabkan proporsi
penduduk meningkat tajam. Disisi lain prasarana dan sarana air limbah yang tidak
diperhatikan akan sulit berkembang khususnya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR). Solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman khususnya
bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di lingkungan padat penduduk dan rawan
sanitasi, adalah dengan kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas). (Teknis Sanimas
Reguler : 2016)
Masyarakat merupakan aktor kunci keberhasilan program Sanimas. Penyelenggaran
sanimas dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan didampingi oleh
STFL dan TFL. Melalui pelaksanaan Sanimas ini, masyarakat memilih sendiri prasarana dan
sarana air limbah pemukiman yang sesuai, membentuk KSM, ikut aktif menyusun rencana
aksi, dan membentuk Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) untuk melaksanakan
pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan. Secara keseluruhan, keterlibatan masyarakat
dalam implementasi Program Sanimas adalah sebagai subyek (pelaku utama program) mulai
dari tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca konstruksi.
(Teknis Sanimas Reguler : 2016) Sehingga partisipasi masyarakat merupakan tolak ukur
keberhasilan pembangunan sanimas yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Program
Sanimas yang terdapat di Dusun Memelak masih memperlihatkan tingkat partisipasi yang
rendah. Hal ini ditunjukkan dari masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembayaran
iuran maupun kesadaran dalam pemeliharaan IPAL. Rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat dikarenakan beberapa faktor internal, antara lain: 1) jenis pekerjaan dimana
mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani dan buruh; 2) tingkat pendapatan yang rendah;
3) tingkat pendidikan yang rendah; dan 4) rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
pemeliharaan IPAL KOMUNAL. Partispasi masyarakat yang rendah ini menyebabkan
sarana sanimas yang telah dibangun tidak dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Apabila diikuti dengan prasarana sanitasi keluarga yang buruk maka akan berdampak pada
penurunan kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut.
Untuk mengatasi rendahnya partisipasi masyarakat dalam Program Sanimas, maka
Kementrian Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) bekerjasama dengan
Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia melalui pola Kuliah Kerja Nyata (KKN) Infrastruktur .
Program kemitraan ini dirancang untuk keberlanjutan program Infrastruktur Permukiman
terutama Sanimas sekaligus mendorong keterlibatan Perguruan Tinggi dalam pemberdayaan
masyarakat. Sehingga masyarakat tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam program yang
telah dilakukan oleh pemerintah.
Sosialisasi optimalisasi kebersihan IPAL dan PHBS Setiap Jum’at selama 2 minggu
KESIMPULAN
Partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci keberhasilan program Sanimas.
Namun program Sanimas di Dusun Memelak masih memperlihatkan tingkat partisipasi
yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dari masyarakat itu sendiri, dimana
masyarakat mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh, rendahnya tingkat pendapatan,
pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai program Sanimas. Untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai wujud optimalisasi program Sanimas
maka kami melakukan pengabdian dengan beberapa program kerja, antara lain: 1)
Sosialisasi optimalisasi kebersihan IPAL dan PHBS; 2) Pengujian Hasil IPAL
KOMUNAL; 3) Pembuatan fermentasi EM4. Melalui berbagai program kerja tersebut,
partisipasi masyarakat menunjukkan peningkatan terutama dalam pemeliharaan sarana
dan prasarana Sanimas.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2016. Petunjuk Teknis Sanimas
Reguler. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Rozi. 2019. Kepala Dusun Lempenge. Hasil wawancara 23 Juli 2019.
Surotinojo, Ibrahim. Partisispasi Masyarakat dalam Program Sanitasi oleh Masyarakat
(Sanimas) di Desa Bojo Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
[pdf] Terdapat dalam: http://eprints.undip.ac.id/24168/1/Ibrahim_Surotinojo-
01.pdf.