PENDAHULUAN
manfaat program pembangunan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, tapi
pembangunan yaitu pemberian peran yang lebih besar kepada masyarakat dan
Pengerahan massa (mobilisasi) diperlukan jika program berupa padat karya (1).
1
2
pengendalian semua factor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-
hal yang mmerugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan tubuh.
buruknya kualitas air dan sanitasi, diare merupakan penyebab kematian terbesar
terutama jamban telah lama dilakukan. Keadaan ini disebabkan antara lain karena
pembangunan masih berorientasi pada target fisik serta belum berorientasi pada
terhadap uluran subsidi pemerintah juga masih tinggi. Hal ini memicu untuk
Bappenas 2010, 22,29 % penduduk Indonesia belum memiliki akses air minum,
lebih dari 70 juta jiwa belum memiliki skses sanitasi dasar, 90% air permukaan
3
tidak layak, 85% air tanah tercemar tinja, 14,49% saluran drainase mengalir
lambat, 32.68% rumah tangga tidak memiliki saluran drainase, 68% sudah ada
sebagai dampak sebagai dampak dari 70 juta jiwa belum mendapatkan akses pada
sanitasi dasar, dan kesadaran ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih
rendah (4).
Lead Total Sanitation (CLTS) yang lebih fokus pada perilaku Stop BABS
cara pemicuan. STBM terdiri dari 5 pilar yang digunakan sebagai acuan
Sembarangan), (2) CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), (3) PAM-RT (Pengelolaan
Air Minum Rumah Tangga), (4) Pengelolaasn Sampah Rumah Tangga, (5)
Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. (3) Tantangan yang dihadapi Indonesia
terkait dengan masalah air minum, hygiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil
akses jamban sehat di Simeulue Timur hanya mencapai 34,2% dari 27.081 jiwa
penduduk, dan dari 10 Desa di wilayah kerja Puskesmas Simeulue Timur, desa
Timur. Menurut data dari Badan Pusat Statistik tentang Sanitasi Total Berbasis
termasuk dengan akses sanitasi rendah di Kabupaten Simeulue. Dari 5.803 jumlah
Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Simeulue Timur, masih ada 282 KK (4,9%)
yang tidak memiliki jamban dapat dilihat pada laporan tahun 2006, sehingga dapat
1.113 kasus dan hanya 507 (45,6%) kasus yang di tangani (5).
sehat pada tahun 2015 mencatat ada 5.444 rumah memenuhi syarat rumah sehat.
Jumlah ini mengalami kenaikan dibandigkan pada tahun 2014 tercatat sebanyak
aktivitas LKM di Simeulue Timur saat ini tidak lagi produktif, hanya berjalan di
berjalan.
2018”.
Lingkungan Masyarakat.
Berbasis Masyarakat.
sanitasi lingkungan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam Implementasi sanitasi lingkungan terhadap kegiatan lima pilar dari program
STBM, yaitu stop buang air besar sembarangan yang sudah terlaksana secara
Penelitian oleh Davik tahun 2016, tentang Evaluasi Program Sanitasi Total
STBM yang tidak dilakukan oleh petugas sanitasi Puskesmas antara lain analisis
situasi dan identifikasi masalah, pembentukan fasilitator STBM tingkat desa dan
pendampingan dan advokasi masih dalam kategori buruk karena tidak sepenuhnya
8
9
pelaporan hasil pemicuan program STBM sudah dilakukan oleh petugas sanitasi
Penelitian lain di Semarang oleh Adi tahun 2016 tentang Kajian partisipasi
melaksanakan tugasnya secara baik seperti menjelaskan program dengan baik dan
campur tangan yang tidak berlebihan, maka masyarakat akan antusias dalam
kebutuhan, masalah, dan potensi tidak terlalu tampak. Budaya gotong royong
yang sangat melekat pada masyarakat di desa Lubuk Mayan, yang merupakan
salah satu ciri khas dari bangsa Indonesia sendiri. Masyarakat terlibat secara aktif
dalam seluruh kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat
masyarakat Desa Lubuk Mayan yang kesulitan dalam memperoleh air bersih dan
keinginan untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sehingga jumlah
Penelitian yang sama dilakukan Riva’I tahun 2016 dengan judul Program
informasi, motivasi, dan edukasi bagi pelaksanaan Program Pamsimas yang tiap
ditujukan kepada penduduk desa atau miskin dengan penyediaan air dan sanitasi
SPBM yaitu adanya kesamaan iklim sosial, baik berupa keadaan ekonomi,
yaitu antara lain faktor pendukung yang meliputi adanya sumber daya manusia
kondisi lingkungan sering terjadi abrasi, dan perilaku masyarakat. Faktor internal
stakeholder yang ikut terlibat. Saran yang diberikan yaitu STBM di Desa
pada masyarakat di daerah yang jauh dari pusat kota, sebagian besar daerah
yang banyak disektor pertanian dan perkebunan, serta kondisi ekonomi juga
masyarakat juga dilibatkan secara langsung dalam menentukan strategi yang tepat
dalam pelaksanaa program STBM dengan di fasilitasi oleh kader STBM sehingga
tujuan yang telah ditetapakan dapat dicapai dengan baik. Sebagai pelaku utama
sekaligus sasaran utama dari program STBM, maka seluruh proses pelaksanaan
program dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
output atau hasil yang didapatkan akan sesuai dengan tujuan awal program
memberikan dampak secara fisik, lingkungan, sosial, kesehatan dan budaya bagi
Penelitian yang sama dilakukan Afrilya tahun 2014 dengan judul Program
minum yang bersih secara berkelanjutan dengan pemantauan rutin pada kualitas
air dan pemeliharaan fisik konstruksi system penyediaan air minum PMA
(Penangkat Mata Air). Peningkatan kualitas bukan hanya secara fisik namun dari
mengembangkan desa terutama dalam bidang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(15).
Program Sanitasi Total Dan Pemasaran Sanitasi (STOPS) (Studi Pada Kegiatan
pengaruh yang signifikan dengan arah yang positif terhadap pelaksanaan program
STOPS (Y). Faktor tingkar pendidikan (X2), usia (X4), dan lama tinggal (X5)
tidak memiliki pengaruh yang signifikan dan tidak memiliki arah positif terhadap
memiliki pengaruh yang signifikan namun memiliki arah yang positif terhadap
(X1, X2, X3, X4, dan X5) berpengaruh terhadap pelaksanaan program STOPS
variabel devenden adalah sebesar 64,2%, dilihat dari nilai koefisien determinasi
Penelitian lain yang serupa juga dilakukan Setiawan tahun 2014 dengan
kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki hubungan yang kuat
implementasi strategi ini tidak muncul inisiatif dari masyarakat desa mengatasi
masalah perilaku buang air besar disembarangan tempat berupa sebuah usulan
sumber daya yang dikumpulkan secara kolektif dan melaksanakan kegiatan untuk
15
mengatasi masalah ini seperti pada kegiatan-kegiatan yang mereka sudah kerjakan
Masyarakat Dalam Buang Air Besar Di Luar Jamban di Desa Kemiri Kecamatan
sebagian responden telah memiliki jamban, rata-rata responden telah BAB pada
jamban yaitu 139 responden. Sedangkan kurang dari sebagian tidak BAB pada
jamban yaitu 40 responden dan ada hubungan pelaksanaan program ODF (Open
Efecation Free) dengan perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar
2012 (19).
Kondisi tersebut mencakup: (1) pasokan air yang bersih dan aman; (2)
pembuangan limbah dari hewan, manusia dan industri yang efisien; (3)
perlindungan makanan dari kontaminasi biologi dan kimia; (4) udara yang bersih
sebagai berikut;
tidak sehat. Kebiasaan yang dimaksud adalah tidak mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, buang air besar dan kecil sembarangan, minum air yang
Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Debu juga dapat berfungsi sebagai media
manusia. Ruangan yang tidak bersih dan rapi juga dapat mengundang
masuknya lalat, nyamuk dan tikus kedalam ruangan. Padahal keduanya dapat
Kamar mandi dan toilet merupakan bagian rumah yang paling kodusif untuk
pembawa penyakit. Lantai kamar mandi yang senantiasa lembab atau bahkan
Bak atau tempat penampungan air dapat menjadi tempat yang sangat baik bagi
harus dibersihkan dan dikuras secara rutin minimal satu minggu sekali.
plastik dan lain-lain sebaiknya ditimbun jika tidak akan dipakai lagi.
18
air yang dibiarkan lama, terutama pada musim hujan dapat menjadi tempat
dapat menampung air seperti botol, kaleng dan bekas lainnya dikkubur atau
dihancurkan.
Air bekas mencuci, madi, masak, dan air dari kakus akan masuk kedalam
saluran pembuangan. Saluran tersebut biasanya terbuka dan air yang mengalir
sangat kotor dari limbah cair maupun sampah. Jika dibiarkan, tempat tersebut
Air menjadi salah satu komponen penting dalam kaitannya dengan kesehatan..
namun, sebagian masyarakat kkita masih menggunakan air yang tidak bersih
untuk keperluan mencuci dan mandi serta memasak maupun minum. Selain
itu, proses masak yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan penyakit.
Karena itu, tidak heran jika banyak penyakit yang muncul Karena faktor air
CLTS berasal dari evaluasi oleh Kamal Kar mengenai WaterAid dari VERC’s
19
CLTS dengan metode PRA pada tahun 2000. Sejak tahun 2000, melalui pelatihan
langsung oleh Kamal Kar dan dukungan dari banyak lembaga serta dibantu
Bangladesh dan Negara lain di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Afrika, Amerika
Latin, dan Timur Tengah. Lembaga atau instansi yang mensponsori pelatihan ini
oleh Kamal Kar antara lain the WSP-World Bank, CARE, Cocern, WSLIC II
(23).
sebagai strategis nasional untuk program sanitasi. Pada September 2006, program
pendekatan dana bergulir diseluruh lokasi program (36 Kabupaten). Pada saat
yang sama, beberapa LSM mulai mengadopsi pendekatan ini. Mulai januari
sampai Mei 2007, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Bank Dunia
Bulan Juli 2007 menjadi periode yang sangat penting bagi perkembangan
CLTS di Indonesia, karena pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia mulai
dan pemasaran sanitasi (SToPS), dan pada tahun 2008 diluncurkannya sanitasi
dan program untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
dimaksud adalah antara lain tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan
pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelolah sampah
dengan benar dan mengelolah limbah cair rumah tangga dengan aman. Perilaku
perilaku tersebut disebut sebagai pilar STBM. Kelima pilar tersebut merupakan
satu kesatuan kegiatan namun perlu diprioritaskan pilar mana yang paling
(3) keterdesaka untuk ditanggulangi; (4) keterdesakan, akibat yang akan timbul
outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis
a. setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar
b. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
ditempat terbuka pindah ketempat tertutup dan terpusat. Sedangkan tujuan khusus
mereka dengan memicu perasaan jijik, malu, takut sakit, rasa dosa, dan lain
ditempat terbuka.
Dalam program ini masyarakat dilibatkan dalam suatu aktivitas. Keadaan ini
pada dirinya tersebut atau terjadi realisasi. Kesadaran atau realisasi inilah yang
menunjukkan motif pada diri seorang telah terbentuk. Atas dasar motif inilah
air besar diruang terbuka atau disembarang tempat. Tujuan dari pilar
mengalir pada 5 waktu kritis. Lima waktu kritis tersebut antara lain
makan bayi. Tujua jangka panjang dari pilar kedua adalah untuk
Indonesia.
RT)
dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral
1. Tahap Perencanaan
agama, dan penyandang dana agar stakeholder yang terlibat dalam kegiatan ini
keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Tujuan umum dari
kegiatan maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan suasan (25).
kerja Puskesmas Simulue Timur terutama tentang kejadian diare yang cukup
tinggi. Tidak semua desa dapat menjadi lokasi pamicuan . Lokasi pemicu lebih
efektif apabila daerah itu penuh dengan kekumuhan, belum pernah ada
antara apa yang diharapkan atau yang telah direncankan. Sedangkan analisis
perencanaan karena jika dilakukan dengan tepat maka kita dapat mendefenisikan
3) Penyiapan Fasilitator
masyarakat untuk kegiatan Stop BABS , maka diperlukan tenaga fasilitator yang
handal, terampil dalam memahami prinsip fasilitasi yang benar. Tugas utama
26
dengan pelatihan.
fasilitator serta langkah pemicuan untuk pilar Stop BABS. Pelatihan fasilitator
serta langkah pemicuan untuk pilar Stop BABS. Pelatihan fasilitator ini biasanya
ada dua macam yaitu pelatihan bagi pelatih (Training Of Trainers) dan pelatihan
Tenaga yang telah menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu di instansi
dan keterampilan. Diklat merupakan suatu bentuk investasi pada sumber manusia
pemahaman lebih lanjut mengenai kebijakan nasional AMPL, STBM dan pilar
melalui SKPD-nya dapat bekerja sama dengan kebupaten lain atau lembaga lain
pelaksanaannya dapat menyertakan personil dari semua SKPD terkait seperti dari
nama lain yang sejenis, Dinas Pekerjaan Umum, Perguruan Tinggi, LSM dan
2. Tahap Pemicuan
1) Pengantar Pertemuan
2) Pencairan Suasana
komunitas sehingga setiap individu dalam komunitas bisa terbuka/ jujur tentang
penggunaan bahasa sehari – hari mengenai buang air besar dan kotoran manusia.
4) Pemetaan Sanitasi
komunitas untuk mengetahui lokasi BABS. Hal yang ada dipeta antara lain lokasi
rumah, batas kampong, jalan desa, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan, rumah
penduduk (diberi tanda mana yang punya dan tidak punya jamban), serta lokasi
BABS.
5) Transect Walk
langsung dilapangan dengan menelusuri lokasi pemicuan dari tempat yang satu
ketempat yang lain. Memicu rasa jijik bisa dengan cara menawarkan air minum
yang telah dikotori dengan rambut. Kemudian rambut dianalogikan sebagai kaki
7) Alur Kontaminasi
dianalogikan seperti kaki lalat yang hingga di tinja. Kemudian rambut dicelupkan
ke air minum. Tim fasilitator memicu rasa ke peserta dengan meminta mereka
sakit, malu, takut dan dosa. Pertanyaan mengenai kemana mereka BAB keesokan
hari, siapa saja yang akan mandi disungai yang banyak orang BAB.
rencana kerja kegiatan. Mulai dari membentuk kelompok kegiatan sanitasi ( yang
berkeinginan merubah kebiasaan buang air besarnya dapat menjadi calon kuat
30
untuk menjadi natural leader. Demikian pula para tokoh masyarakat, tokoh agama
kebiasaan buang air besar ditempat terbuka sesuai dengan komitmen mereka.
Gambar peta pada saat pemetaan disalin dalam kertas. Pada sesi ini terdapat
kendala pada komite yaitu masalah dana untuk keluarga yang tidak mampu. Maka
3. Pasca Pemicuan
tim fasilitator juga mengadvokasi sasaran tidak langsung yaitu kepala desa dan
Desa yang telah mencapai status ODF akan mendapatkan sertifikasi dan
yang dapat dijadikan acuan dalam penilaiannya. Indikator pilar pertama atau Stop
sebagai berikut :
2. Jumlah desa yang telah PDF ( Open Defacation Free) yaitu dalam satu tahun
setiap wilayah kerja puskesmas terdapat 2 desa yang telah dipicu dan
mencapai keadaan ODF (Open Defacation Free) yaitu dalam satu desa 100%
berlangsung dalam tubuh manusia dimana terjadi pemisahan dan pembuangan zat-
zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ditinjau dari kesehatan lingkungan, feses
Penyakit yang dapat terjadi akibat kontaminasi tersebut antara lain tifoid,
paratiroid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral, dan beberapa
penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit lain. Penyakit tersebut
dapat menjadi beban kesakitan pada komunitas dan juga menjadi penghalang bagi
yang baik merupakan hal yang mendasar bagi keserasian lingkungan (28).
32
antara lain tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan dibidang kesehatan
lingkungan yang kurang, dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang
tinja yang dikeluarkan manusia sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat
melalui berbagai perantara, antara lain : air, tangan, serangga, tanah, makanan,
Tersedianya jamban merupakan usaha untuk memperbaiki sanitasi dasar dan dapat
sebagai tempat buang air besar. Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja
yang mencegah kontaminasi kebadan air, kontak antara manusia dan tinja, bau
33
yang tidak sedap, membuat tinja tidak dapat dihinggapi serangga, serta binatang
lainnya dan konstruksi dudukannya dibuat dengan baik, aman, dan mudah
dibersihkan.
2.2.4 Masyarakat
membentuk sebuah system semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian
besar interaksi adalah antara individu individu yang berada dalam kelompok
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang
teratur.
1. Manusia yang hidup bersama sekurang kurangnya terdiri atas dua orang.
2. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup bersama, timbul
yang lainnya
34
1. Masyarakat Tradisional
banyak disukai oleh adat istiadat lama. Jadi, masyarakat tradisional didalam
kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka
belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan – perubahan yang berasal dari luar
atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup
bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat –
2. Masyarakat Modern
dunia masa kini. Perubahan – perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya
pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang
hukum, dan sebagainya. Bagi Negara – Negara sedang berkembang seperti hal
nya Indonesia. Pada umumnya masyarakat modern ini disebut juga masyarakat
3. Masyarakat Transisi
mengalami transisi kearah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari
pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri. Ciri – ciri masyarakat transisi
masyarakat tinggi dan biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki
1. Golongan Sosial
masyarakat dan lain – lain. Faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda – beda
class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah ; kelas
sosial rendah (lower class) contohnya : buruh, petani, dan pedagang kecil.
1) Ukuran kekayaan
(inding ngisor)
direktur, komisaris.
b. Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan.
laku.
sendiri (21).
Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah yang akan memiliki bahwa setiap
bukan hanya terbatas pada dana financial saja, tetapi dapat berbentuk dana
(tenaga) dan ide (pemikiran ). Dalam hal ini dapat diwujudkan di dalam 4 M,
yakni manpower (tenaga), money (uang), material (benda – benda lain seperti
kayu, bambu, beras, batu, dan sebagainya), dan mind (ide atau gagasan ) (21).
39
keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan – alasan
hubungan yang erat antara individu satu dengan individu lain atau sebaliknya,
adalah keikutsertaan masyarakat yang saling berhubungan satu dengan yang lain
dan kebersamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu, baik secara
masyarakat dalam kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung
(29).
Dengan demikian dapat dirumuskan adanya tiga dimensi partisipasi yaitu : (21).
pengelompokan masyarakat, maka cara paling mudah pada tahap ini adalah
Setelah keputusan diambil, ada tiga kemungkinan reaksi masyarakat yang muncul,
dilaksanakan.
kesejahteraan masyarakat.
masyarakat.
lain sesuai dengan kemampuan masing-masing, dan yang lebih penting adalah
(pembangunan).
pada tingkat ini cukup besar, yaitu masyarakat dapat memberi usulan dan turut
mereka tidak mulai dari awal (pada tahap perencanaan) dan tidak turut
kegiatan bersama yang dapat diukur dengan skala yang dikemukakan Chapin.
4. Posisi Kepemimpinan.
4) Sumber dana.
kategori yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar komunitas, dan ini akan
meliputi dua aspek, menyangkut system sosial politik dimana komunitas tersebut
berada (21).
43
1. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam kelompok masrayakat itu sendiri, yaitu
berhubungan erat atau ditentukan oleh ciri-ciri sosiologis seperti umur, jenis
dari masyarakat tersebut. Hal ini membuat masyarakat memahami ataupun tidak
2. Pekerjaan Masyarakat
untuk berpartisipasi.
44
4. Jenis Kelamin
agama dan budaya akan menentukan strategi partisipasi yang digunakan serta
nilai, 4) etnosentris ) unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dalam proses
sosialisasi (21).
2. Faktor Eksternal
Faktor - faktor eksternal berasal dari stakeholder, yaitu semua pihak yang
program.
45
Landasan teori dalam penelitian ini merujuk pada teori notoatmodjo dan
permenkes No. 3 tahun 2014 yaitu Stop BABS, Cuci Tangan Pakai Sabun,
Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga dan Makanan Sehat, Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga. Landasan teori ini
Partisipasi
1. Kehadiran Individu
dalam pertemuan-
pertemuan
2. Memberikan bantuan dan
sumbangan keuangan
3. Keanggotaan dalam
kepatuhan kegiatan
4. Posisi Kepemimpinan
Pendidikan
Pekerjaan
Faktor Penyebab Program STBM Pilar
Rendahnya Pratisipasi Pertama
Pengetahuan Masyarakat
Penyuluhan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
tentang suatu keadaan secara objektif, dengan metode wawancara semi terstruktur
yaitu jenis wawancara yang sudah termasuk dalam kategori indepth interview
dengan pendekatan studi kasus (case study) dengan tujuan untuk mengetahui
September 2018.
47
3.3. Subyek dan Informan Penelitian
yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
(31). Subyek dipilih berdasarkan kasus yang diteliti yaitu pelaksanaan program
dengan indikator : 1) Perubahan perilaku masyarakat dalam buang air besar diluar
Informal penelitian sumber data kualitatif yang utama disamping data data
lain yang diperoleh dari hasil studi pustaka, sehingga informan merupakan salah
satu sumber data yang penting dalam penelitian ini. Penentuan sumber data pada
pertimbangan dan tujuan tertentu. (31) maksud teknik pengambilan sumber data
dari beberapa orang yang dianggap mempunyai informasi yang relevan dengan
fokus penelitian.
54
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang berkaitan dengan topik penelitian.
Berdasarkan prinsip tersebut diatas, maka yang dipilih menjadi informan yang
yaitu : 1 (satu) orang fasilitator; 1 (satu) orang Tim STBM, 4 (empat) orang
lingkungan serta 1(satu) orang Kepala Desa. Dari 4 orang anggota masyarakat
1. Kriteria Inklusi
Puskesmas SileulueTimur
Masyarakat
2. Kriteria Eksklusi
PuskesmasSileulue Timur.
Berbasis Masyarakat
55
dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan pada panduan wawancara
(content analysis) yaitu membandingkan hasil penelitian dengan teori teori yang
ada dikepustakaan.
1) Data primer dalam penelitian ini didapat dari jawaban subyek melalui
2) Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data Puskesmas Simeulue
Timur.
3) Data Tertier dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari studi
1) In – depth Interview
56
3. Metode Analisi Data
deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut bogdan dan Bilken dalam
Moleong (2014) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (32).
menggunakan model Miles dan Huberman. Pada model analisis data ini meliputi
pengolahan data dengan tahapan data reduction, data display, dan conclusion or
verification.
1) Data Reduction
Merduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan
pada hal – hal yang penting, mencari tema dan pola sehingga akan memberikan
kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
57
3) Conclusion or verification ( Kesimpulan atau verifikasi data )
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih remang - remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dan dapat berhubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti- bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti- bukti valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Ketiga komponen tersebut saling interaktif yaitu saling
mempengaruhi dan saling terkait satu sama lain. Pertama - tama peneliti
dengan tahap pengumpulan data. Karena data yang terkumpul banyak maka perlu
memfokuskan pada hal yang penting, mencari tema, dan polanya. Setelah
direduksi kemudian diadakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.
Apabila kedua tahap tersebut telah selesai dilakukan, maka diambil suatu
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu.
58
Denzin dalam Lexy J. Moleong, membedakan empat macam triangulasi
data triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan metode. Menurut Patton
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif”. Sedangkan triangulasi
dengan metode menurut Patton dalam Lexy J. Moleong, terdapat dua strategi,
yaitu :
pengumpulan data
sama (32).
wawancara yang diperoleh dari masing – masing sumber atau informasi penelitian
Selain itu peneliti juga melakukan pengecekan derajat kepercayaan melalui teknik
dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni wawancara, observasi, dan
59