Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN REFRESHING TIM PEMICU SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

(STBM) TINGKAT KABUPATEN BIMA TAHUN 2021

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi
masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun
2006, menunjukkan 47 % masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam,
kebun dan tempat terbuka. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006,
perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (i) setelah buang air besar 12 %, (ii) setelah
membersihkan tinja bayi dan balita 9 %, {iii) sebelum makan 14 %, (iv) sebelum memberi makan bayi
7 %, dan sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya terhadap pengelolaan air
minum rumah tangga menunjukkan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi
47,50 % dari air tersebut mengandung Echericia Coli. Implikasinya, diare yang merupakan penyakit
berbasis lingkungan, masih merupakan pembunuh nomor satu untuk kematian bayi di Indonesia dan
menyumbang 42 % dari penyebab kematian bayi usia 0-11 bulan.
Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap
harinya (Riset Kesehatan Dasar 2009). Dari sudut pandang ekonomi, Indonesia mengalami kerugian
sekitar $6,3 milyar akibat buruknya kondisi sanitasi dan higiene. Ini setara dengan 2,3 % dari
besarnya produk domestik bruto.
Kondisi demikian dapat dikendalikan dengan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi
total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32 %
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45 % dengan perilaku cuci tangan
pakai sabun (CTPS), dan 39 % perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga.
Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut kejadian diare menurun
hingga sebesar 94 %. Laporan kemajuan Millenium Development Goals (MDGs) yang dikeluarkan
Bappenas tahun 2010 mengindikasikan bahwa peningkatan akses masyarakat terhadap jamban
sehat ini tergolong pada target yang membutuhkan perhatian khusus, karena hingga tahun 2009,
baru mencapai 34 %.
Untuk itu harus ditemukan cara untuk lebih mempercepat akses sanitasi baik di perdesaan
maupun di perkotaan yang lebih efektif dan inovatif karena terbatasnya anggaran pemerintah.
Mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia telah mengembangkan Dokumen Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 yang menjadikan STBM sebagai program Nasional. Ditindaklajuti dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2014 Tentang STBM.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene
dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat melalui metode pemicuan. Ada lima (5) pilar yang
menjadi sasaran perubahan perilaku yaitu (i) tidak buang air besar sembarangan, (ii) mencuci tangan
pakai sabun, (iii) mengelola ar minum dan makanan yang aman, (iv) mengamankan sampah dengan
benar, dan (v) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ini berangkat dari pelaksanaan
kegiatan dengan pendekatan sektoral dan subsidi perangkat keras selama ini tidak memberi daya
ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi. Pelaksanaan STBM
harus melibatkan lintas sektor sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan leading
sektor Departemen Kesehatan. Disamping itu Pemerintah telah memberikan perhatian di bidang
higiene dan sanitasi dengan menetapkan Open Defecation Free (ODF) dan peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target Universal Acces tahun 2019,
yaitu 100 % masyarakat mengakses sanitasi dasar yang layak.
Dengan adanya komitmen pemerintah dalam mencapai target Universal Access tersebut, maka
Gubernur Jawa tengah, mengeluarkan surat edaran nomor 050/019604 tentang arahan kebijakan
dan prioritas pembangunan serta pedoman penyelenggaraan musrenbang RKPD tahun 2019 tanggal
27 Desember 2017. Dimana didalamnya mencakup penyediaan basic life access untuk penduduk
miskin perkotaan dan perdesaan diantaranya terhadap layanan akses sanitasi layak dan peningkatan
capaian wilayah ODF (Open Defecation Free). Sedangkan capaian akses sanitasi akhir tahun 2017 di
Kabupaten Jepara baru mencapai 87 %. Dimana capaian tersebut hanya meningkat sebesar 2 % dari
capaian awal tahun yaitu sebesar 85 %.
II. TUJUAN
2.1. Tujuan Umum
Tercapainya target pelaksanaan STBM di wilayah kecamatan di Kabupaten Jepara.
2.2. Tujuan Khusus
a. Penyampaian hasil evaluasi capaian kegiatan STBM khususnya terhadap capaian akses sanitasi
selama tahun 2017.
b. Pembentukan Tim STBM tingkat kecamatan.
c. Sosialisasi pelaporan akses sanitasi oleh desa menggunakan aplikasi SMART STBM Desa.
d. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
oleh desa sebagai dasar pelaksanaan program di masing- masing stake holder.
III. SASARAN
Kegiatan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) berupa pertemuan di tingkat
kecamatan dengan sasaran stake holder dan masyarakat wilayah Kecamatan Welahan, Kecamatan
Keling, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Bangsri, Kecamatan Kedung dan Kecamatan Pakisaji
sebagaimana terlampir.
IV. LOKASI
Kegiatan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dilaksanakan di Pendopo
Kecamatan.
V. LANGKAH KEGIATAN
a. Pertemuan Tingkat Kecamatan dengan peserta sebagaimana terlampir.
b. Pelaporan
c. Monitoring dan evaluasi, dilaksanakan oleh petugas Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
VI. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dilaksanakan pada :
a. Senin, 02 April 2018 di Kecamatan Welahan.
b. Selasa, 03 April 2018 di Kecamatan Keling.
c. Kamis, 05 April 2018 di Kecamatan Bangsri.
d. Rabu, 11 April 2018 di Kecamatan Kedung.
e. Senin, 16 April 2018 di Kecamatan Donorojo.
f. Selasa, 17 April 2018 di Kecamatan Pakisaji.

VII. BIAYA
Biaya Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bersumber dari DPA kegiatan PABLP
Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2018.

VIII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagai pelaksanaan pendampingan
program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), atas perhatian dan kerjasamanya di ucapkan
terima kasih.
KEPALA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEPARA

dr. DWI SUSILOWATI, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP.19610525 198912 2 001

Anda mungkin juga menyukai