Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN MAGANG II

KELOMPOK J-5
IMPLEMENTASI PROGRAM BANG DAUS (LUBANG DAUR ULANG
SAMPAH) DALAM UPAYA PEMILAHAN SAMPAH RUMAH
TANGGA DI KELURAHAN MENALA KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Kelompok J-5
Anggota Kelompok:

Aria Raya Effendi 32.0411 Ketua


Fatwa Sayidina Alauliya 32.0371 Sekretaris
Sahal Aryadi Baedho 32.0398 Anggota
Yatasha Qurrata A’yuni 32.0109 Anggota
Selvira Putri Maharani 32.0143 Anggota
Inayah Fitrah Ranora 32.0165 Anggota

Afiliasi:
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat
Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Nusa Tenggara Barat, Indonesia

PRODI MANAJEMEN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PUBLIK


FAKULTAS PERLINDUGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS NUSA TENGGARA BARAT
2023
ABSTRAK

Program ini bertujuan untuk membuat Lubang Daur Ulang Sampah (Bang Daus) yang terdiri dari
2 lubang, yaitu lubang gali dan lubang biopori. Lubang ini dibuat di beberapa lahan pekarangan
warga, di Kelurahan Menala, Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat. Program ini ini
melibatkan Bidang Pengelolaan Persampahan di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa
Barat. Program dilakukan dengan menggunakan metode praktik yang melibatkan lokasi magang
di Kelurahan Menala, Kecamatan Taliwang. Kampung Menala, Kecamatan Taliwang, Kabupaten
Sumbawa Barat merupakan sebuah daerah dengan penggunaan lahan yang ditujukan untuk
bangunan, lahan pekarangan, persawahan, serta perkebunan. Kesadaran masyarakat Kelurahan
Menala yang rendah terkait pengelolaan sampah organik mengakibatkan permasalahan
lingkungan seperti penumpukan sampah. Oleh karena itu, Praja IPDN bersama Dinas Lingkungan
Hidup melakukan sosialisasi pembuatan dan pemasangan Lubang Daur Ulang Sampah (Bang
Daus). Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat melakukan pengelolaan sampah
organik rumah tangga secara mandiri di lahan rumah masing-masing sehingga bisa memberikan
dampak yang baik untuk mengatasi masalah penumpukan sampah yang dapat mengakibatkan
terjadinya banjir. Pengelolaaan sampah organik juga dapat mempermudah daur ulang serta
pengolahannya. Selain itu, dengan pengelolaan sampah organik dengan Bang Daus ini akan
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos setelah sampah terdekomposisi. Program Bang Daus Di
Kelurahan Menala, Sumbawa Barat terdiri atas 2 tahapan, yaitu pembuatan dan pemasangan.
Program ini mendapatkan respon yang positif dari masyarakat terkait pengelolaan sampah organik
rumah tangga.

Kata kunci: biopori, sampah organik, daur ulang

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh Negara-negara
berkembang maupun Negara-negara maju di dunia, termasuk Indonesia. Permasalahan sampah
bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan lingkungan saja, akan tetapi sudah menjadi
masalah sosial yang berpotensi menimbulkan konflik (Damanhuri, 2010). Sistem pengolahan
sampah di Indonesia umumnya masih terbilang tradisional ini seringkali berakhir menjadi
praktik pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi
yang sudah ditentukan.

Pengolahan sampah saat ini berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 dilakukan dengan dua fokus utama, yakni
pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah seperti dijelaskan di dalam
Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah yang telah disebutkan dilakukan mulai dari
sumber sampah sampai pada pengolahan akhir. Pada dasarnya pengolahan sampah difokuskan
pada Tempat Pengolahan Sementara (TPS) dan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) yang sudah
ditentukan oleh Pemerintah. Hal ini sebenarnya belum terlalu efektif dalam hal penanganan
sampah.
Persampahan merupakan isu penting khususnya di daerah perkotaan, di mana jumlah
penduduk di daerah perkotaan yang cukup banyak dan relatif padat. Kehidupan manusia
dengan semua aktivitasnya tidak terlepas dengan produksi sampah. Karena sampah merupakan
hasil efek samping dari adanya aktivitas manusia, baik berupa aktivitas rumahan maupun
aktivitas industri. Seiring dengan perkembangan waktu, jumlah penduduk di suatu tempat
tentunya akan semakin bertambah, perkembangan teknologi yang semakin canggih, serta
pertumbuhan industri cukup pesat sehingga banyak menghasilkan sampah dalam berbagai
macam. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengakui bahwa
pada tahun 2020, total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya, ada
sekitar 185,753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau setiap
penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari.

Kabupaten Sumbawa Barat, memiliki total produksi sampah skala Kabupaten mencapai
136 Ton per hari, sedangkan sampah yang terlayani pengangkutan hingga ke TPA yang
luasnya 2 Hektar baru sekitar 30% dari total produksi sampah setiap hari. Artinya, masalah

3
sampah di Kabupaten Sumbawa Barat termasuk masalah serius yang butuh penanganan secara
komprehensif.

Sejak tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat mendeklarasikan diri siap
mensukseskan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) termasuk di dalamnya
adalah pengolahan sampah rumah tangga. Program STBM disinergikan dengan Program
Daerah Pemberdayaan Gotong Royong (PDPGR) yang merupakan program unggulan
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat. PDPGR diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Barat Nomor 3 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 3 Tahun 2016 tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong.

Program STBM menitik beratkan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang Pola
Hidup Bersih dan Sehat dengan semangat gotong royong. Bukti keseriusan Pemerintah
Kabupaten Sumbawa Barat dalam program STBM adalah dituangkan ke dalam visi dan misi
Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat periode 2021-2024. Program STBM ditetapkan
sebagai Program 100 hari kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat periode
2021-2024 dengan cara melibatkan ASN se Kabupaten Sumbawa Barat sebagai Agen
Perubahan. Salah satu langkah strategis yang diambil oleh Bupati Sumbawa Barat pada tahun
2021 adalah fokus pada penuntasan Pilar 4, yaitu Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Pilar
5, yaitu Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga. Pelibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) baik
PNS maupun Pegawai Tidak Tetap menjadi Agen Perubahan bekerjasama dengan pemerintah
Desa/Kelurahan dan Agen Gotong Royong (AGR) menuntaskan pilar 4 dan 5 STBM dengan
semangat gotong royong. Di samping itu, peran ASN, Lembaga Kemasyarakatan dan AGR
dalam memberikan edukasi serta tauladan kepada masyarakat memberikan dampak positif
terhadap keberhasilan program 100 hari tersebut.

Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Menala masih belum maksimal.


Berdasarkan tabulasi hasil capaian Pilar 4 dan 5 Program STBM, pengolahan sampah rumah
tangga di Kelurahan Menala mencapai angka 85%. Capaian tersebut hanya diukur dari
ketersediaan bak sampah. Sedangkan kesadaran masyarakat masih terbilang rendah. Masih
ditemukan praktik buang sampah sembarangan, belum melakukan pemilahan sampah
berdasarkan jenis, dan belum memahami manfaat sampah bagi kehidupan sehari-hari. Layanan
pengangkutan sampah di Kelurahan Menala masih belum maksimal. Hal tersebut disebabkan
oleh terbatasnya sarana dan prasarana pengolahan sampah.

4
Memperhatikan kondisi tersebut di atas, penulis menetapkan issue pengolahan sampah di
Kelurahan Menala sebagai issue strategis yang perlu penanganan secara serius. Sehingga
dalam Laporan Magang II ini, penulis mengangkat Judul Implementasi Program Bang Daus
(Lubang Daur Ulang Sampah) Dalam Upaya Pemilahan Sampah Rumah Tangga Di
Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang

Kabupaten Sumbawa Barat.

5
METODE PRAKTIK

a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran, orang secara individual
atau kelompok.

Menurut Bogdan & Biklen, (1992: 21) penelitian kualitatif adalah langkah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, serta perilaku orang yang
diamati. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap
kenyataan sosial dari sudut pandang partisipan.

Sedangkan menurut Sugiono (2012: 9) metode kualitatif yakni suatu penelitian yang
berdasarkan filsafat postpositivisme, yang mana digunakan untuk meneliti kondisi objek
alamiah, disini posisi peneliti sebagai instrument kunci, kemudian teknik pengumpulan
data dengan triangulasi, analisa data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian menekankan
pada makna dibandingkan generalisasi.

Metode penelitian yang kami gunakan adalah studi kasusDengan menerapkan program
Bang Daus (Lubang Daur Ulang Sampah) kami memfokuskan kepada penambahan daerah
resapan air dan pemanfaatan pengurangan limbah organik yang kemudian dapat dijadikan
sebagai nutrisi tambahan untuk tanaman (pupuk).

b. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat yang kami gunakan dalam penelitian ini terpusat di Kabupaten Sumbawa Barat
Kecamatan Taliwang lebih tepatnya kami melaksanakan Magang II di Dinas Lingkungan
Hidup. Waktu penelitian yang terpimpin dimulai dari tanggal 13 Juni 2023 sampai 03 Juli
2023.

6
c. Sumber Penelitian
Sumber data merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh. Untuk memudahkan
mengidentifikasi sumber data, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto mengklasifikasikannya
menjadi 3 yaitu:

Person, sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara
atau jawaban tertulis melalui angket. Dalam hal ini kami mewawancarai beberapa pegawai
di Dinas Lingkungan Hidup yaitu Bapak Slamet SP., MM., Bapak Dedy Damhudy M.
Khatim, SP., M.Si., Bapak Saiful Muslimin, SE., Oni Supianto, S.K.M., dkk.

Place, sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam (ruangan,
kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain) dan bergerak (aktivitas, kinerja, laju
kendaraan, kegiatan belajar mengajar dan lain-lain). Keduanya merupakan obyek untuk
penggunaan metode observasi. Dalam hal ini yang dijadikan sebagai sumber place adalah
Dinas Lingkungan Hidup dan Kecamatan Taliwang tempat kami membuat Bang Daus
(Lubang Daur Ulang Sampah).

Paper, sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau
simbol-simbol lain yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi. Misalnya data
data yang diperoleh dan bersumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan hasil observasi kami
melalui Bang Daus (Lubang Daur Ulang Sampah).

d. Fokus Penelitian
Pada penelitian ini fokusnya adalah kurangnya daerah resapan air dan kurangnya minat
masyarakat dalam pemilahan sampah. Dalam hal ini kelompok kami mengupayakan untuk
membuat Bang Daus (Lubang Daur Ulang Sampah) untuk memudahkan masyarakat dan
mengambil manfaat dari program kami

7
HASIL DAN PEMBAHASAN PROGRAM UMUM
(PENGELOLAAN SAMPAH & SIKLUS HARIAN MAGANG II)

PENGELOLAAN SAMPAH DI KSB


Permasalahan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Sumbawa Barat
Persampahan merupakan isu penting khususnya di daerah perkotaan, di mana jumlah
penduduk di daerah perkotaan yang cukup banyak dan relatif padat. Kehidupan manusia dengan
semua aktivitasnya tidak terlepas dengan produksi sampah. Karena sampah merupakan hasil efek
samping dari adanya aktivitas manusia, baik berupa aktivitas rumahan maupun aktivitas industri.
Di Kabupaten Sumbawa Barat, total produksi sampah skala Kabupaten mencapai 136 Ton per
hari, sedangkan sampah yang terlayani pengangkutan hingga ke TPA yang luasnya 2 Hektar baru
sekitar 30% dari total produksi sampah setiap hari. Artinya, masalah sampah di Kabupaten
Sumbawa Barat termasuk masalah serius yang butuh penanganan secara komprehensif
Berikut penulis akan uraikan permasalahan yang sering dihadapi dalam pengolahan sampah
rumah tangga di Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi
Nusa Tenggara Barat, sebagai berikut;
1. Kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah masih rendah;
2. Minimnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan;
3. Sumber Daya Manusia terbatas;
4. Minimnya dukungan sarana dan prasaran pengolahan sampah;
Mempertimbangkan berbagai masalah tersebut di penulis merancang aksi perubahan Pengolahan
Sampah Organik Skala Rumah Tangga Menggunakan Lubang Daur Ulang Sampah ( Bang Daus)
Di Kelurahan Menala Berikut gambaran eksisting dan kondisi ideal yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Kondisi Eksisting, Layanan pengelolaan sampah di Kelurahan Menala belum berjalan efektif
dan efisien.
2. Kondisi Ideal, Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat secara Mandiri dalam Pengolahan
sampah Rumah Tangga di Kelurahan Menala.

8
SIKLUS HARIAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Bagian Sekretariat
Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan umum dan
kepegawaian, Perencanaan dan Pelaporan serta pengelolaan Keuangan di lingkungan dinas;
Untuk Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana pelaksanaan tugas sekretariat;
b. penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan publik dan standar opersional prosedur di
sekretariat;
c. koordinasi penyusunan kebijakan, rencana program dan kegiatan serta anggaran di bidang
lingkungan hidup;
9
d. pengelolaan data dan informasi di bidang lingkungan hidup;
e. koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang lingkungan hidup;
f. pembinaan dan pemberian layanan administrasi pemerintahan yang meliputi ketatausahaan,
kerumahtanggaan, kearsipan dan dokumentasi dinas;
g. pembinaan dan pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkungan dinas;
h. pelaksanaan urusan organisasi dan tatalaksana di lingkungan dinas;
i. koordinasi pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan dinas;
j. pengelolaan barang milik daerah di lingkungan dinas;
k. koordinasi dan penyusunan bahan publikasi serta hubungan masyarakat di bidang lingkungan
hidup;
l. penyusunan bahan rancangan peraturan perundang-undangan dan fasilitasi bantuan hukum di
bidang lingkungan hidup;
m. koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup;
n. penyusunan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup; dan
o. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan.

Bagian perencanaan dan pelestarian lingkungan hidup

Kepala Bidang Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup mempunyai tugas merumuskan
dan Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Perencanaan Dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Bidang Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Perencanaan Lingkungan Hidup dan
Pelestarian Lingkungan Hidup;
b. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang Perencanaan Lingkungan Hidup dan
Pelestarian Lingkungan Hidup;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang Perencanaan Lingkungan Hidup dan Pelestarian
Lingkungan Hidup;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang Perencanaan Lingkungan Hidup dan
Pelestarian Lingkungan Hidup; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengkajian dan Pemantauan Lingkungan Hidup

10
Kepala Bidang Pengkajian dan Pemantauan Lingkungan Hidup mempunyai tugas merumuskan
dan Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pengkajian dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Dalam
melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pengkajian dan Pemantauan Lingkungan Hidup
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang pengkajian dan Pemantauan lingkungan
hidup;
b. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengkajian dan Pemantauan lingkungan
hidup;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengkajian dan Pemantauan lingkungan hidup;
d. pelaksanaan proses perizinan Lingkungan, dan Izin Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH) ;
e. penyediaan sarana prasarana laboratorium LH;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pengkajian dan Pemantauan
lingkungan hidup; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup


Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup mempunyai tugas merumuskan
dan Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pembinaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup. Untuk
Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan
Lingkungan Hidup menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pembinaan Lingkungan Hidup dan
Pengawasan Lingkungan Hidup;
b. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidang Pembinaan Lingkungan Hidup dan
Pengawasan Lingkungan Hidup;
c. pelaksanaan kebijakan teknis bidang Pembinaan Lingkungan Hidup dan Pengawasan
Lingkungan Hidup;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang Pembinaan Lingkungan Hidup dan
Pengawasan Lingkungan Hidup; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Seksi Penanganan Sampah dan Limbah B3


Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 mempunyai tugas merumuskan dan

11
Pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3. Untuk Pelaksanaan
tugas, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3;
b. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3;
c. pelaksanaan kebijakan teknis Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3;
dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)


Untuk menyelenggarakan sebagian tugas dinas di bidang Lingkungan Hidup, dapat dibentuk
UPTD pada Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan kebutuhan;
(1) Pembentukan susunan organisasi, tugas dan fungsi UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati tersendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

12
PROGRAM KHUSUS

IMPLEMTANSI PROGRAM BANG DAUS DI DESA MENALA KECAMATAN


TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Dengan berjalannya program Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menggunakan Media


Lubang Daur Ulang Sampah (Bang Daus) Di Kelurahan Menala dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat serta terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Hasil studi lapangan yang dilaksanakan pada Dinas Perizinan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Tegal, dapat diadopsi dan diadaptasi dengan metode Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM)
pada Program pengolahan sampah rumah tangga menggunakan media Lubang Daur Ulang
Sampah (Bang Daus) di Kelurahan Menala untuk mendukung Laporan Magang II Praja Muda.
Lesson Learnt yang didapat dari hasil studi lapangan tersebut meliputi aspek Kepemimpinan,
Inovasi Pelayanan, Kompetensi dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Penerapan
Manajemen Mutu, Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan Publik, serta pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Adapun Lesson Learnt dari hasil studi lapangan pada Dinas Perizinan
dan Pelayanan Terpadu secara umum dapat diadopsi dan diadaptasikan dalam Laporan Aksi
Perubahan ini adalah sebagai berikut :

PERAN KEPEMIMPINAN
Aspek peran kepemimpinan yang akan diadopsi dalam Laporan AksiPerubahan ini adalah sebagai
berikut:
Adaptif
Di era modern ini, pemimpin dituntut untuk peka terhadap perkembangan teknologi dan
informasi, termasuk dalam hal pengolahan sampah. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat
sedang fokus dalam mensukseskan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Pengolahan sampah rumah tangga termasuk dalam pilar 4 (empat) program STBM. Progam
Pengolahan Sampah Rumah Tangga Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Menggunakan Media
Lubang Daur Ulang Sampah (Bang Daus) dengan menitikberatkan pada partisipasi masyarakat
secara mandiri merupakan bentuk adaptasi dan dukungan terhadap program STBM.
Pemberdayaan (Empowerement)
Minimnya kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pengolahan sampah di
Kelurahan Menala menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Melalui Program Pengolahan Sampah
Rumah Tangga Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Menggunakan Media Lubang Daur Ulang
13
Sampah (Bang Daus), kami mengoptimalkan peran Kepala Lingkungan, Ketua RT, Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Peduli Lingkungan dan Agen Gotong Royong (AGR) Peliuk dan
masyarakat dalam melakukan pengolahan sampah rumah tangga.
Kerendahan hati (Humility)
Guna merangsang mindset .masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan, dibutuhkan pola komunikasi yang baik dengan semua stakeholder terutama
kepada masyarakat.
Egaliter
Pada dasarnya, pemimpin egaliter meyakini bahwa semua manusia lahir dengan memiliki
hak yang sama, sehingga tidak ada sebuah perbedaan besar antara orang yang satu dengan yang
lainnya. Maka dalam hal pengambilan keputusan sekalipun, penulis akan memberi kesempatan
agar setiap orang mengeluarkan pendapatnya.
Adil
Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam menetapkan kebijakan
adalah adil. Adil merupakan sikap dimana semua orang mendapat hak menurut kewajibannya.
Solutif
Program Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menggunakan Media Lubang Daur Ulang
Sampah (Bang Daus) diharapkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan peran aktif
masyarakat serta mengatasi masalah kebersihan lingkungan di Kelurahan Menala.
Inovasi Pelayanan
Pengelolaan sampah rumah tangga dalam bentuk kegiatan daur ulang sampah menggunakan
media dan Lubang Daur Ulang Sampah memang sudah banyak dilakukan di Indonesia. Namun
kegiatan tersebut masih dilakukan oleh organisasi masyarakat selaku pengelola.
Dalam melaksanakan pengolahan secara mandiri di rumah masing-masing, masyarakat
didampingi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk oleh Kelurahan sebagai
lembaga yang bertugas mendampingi dan mengelola hasil produksi pupuk yang dihasilkan oleh
masyarakat. Sedangkan dalam melakukan pendampingan dan pengawasan pengolahan sampah
oleh masyarakat, KSM bekerjasama dengan Kepala Lingkungan, Ketua RT, Agen Gotong
Royong setempat.
Di bawah ini penulis akan menguraikan sistematika Pengolahan Sampah Rumah Tangga
Menggunakan Media Lubang Daur Ulang Sampah ( Bang Daus), sebagai berikut :
1.1. Pengelola Bang Daus
1.1.1. Jangka Pendek

14
Mendorong 3 Kepala Keluarga di linkungan Menala untuk melakukan
pengolahan sampah rumah tangga secara mandiri di rumah masing-masing
melalui kerjasama Kelurahan selaku Project Leader dengan Dinas
Lingkungan Hidup, Lembaga Kemasyarakatan, Agen Gotong Royong dan
KSM dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kegiatan;
1.1.2. Jangka Menengah
Mendorong warga di 3 dari 6 Lingkungan se Kelurahan Menala untuk
melakukan pengolahan sampah rumah tangga secara mandiri di rumah
masing-masing melalui kerjasama Kelurahan selaku Project Leader dengan
Dinas Lingkungan Hidup, Lembaga Kemasyarakatan, Agen Gotong
Royong dan KSM dalam memberikan pelatihan dan pendampingan
kegiatan;
1.1.3. Jangka Panjang
Mendorong warga se Kelurahan Menala untuk melakukan pengolahan
sampah rumah tangga secara mandiri di rumah masing-masing melalui
kerjasama Kelurahan selaku Project Leader dengan Dinas Lingkungan
Hidup, Lembaga Kemasyarakatan, Agen Gotong Royong dan KSM dalam
memberikan pelatihan dan pendampingan kegiatan
1.2. Jenis dan fungsi media pengolahan sampah organik
Bang Daus merupakan akronim dari Lubang Daur Ulang Sampah merupakan
metode daur ulang sampah organik skala rumah tangga. dengan fungsi sebagai
berikut :
1.2.1. Lubang Daur Ulang Sampah
Lubang Daur Ulang Sampah dibagi menjadi 2 jenis :
a. Lubang Gali
Lubang gali berfungsi sebagai media penampung sampah organik basah
bagi rumah tangga yang masih memiliki lahan yang cukup. Ukuran

15
lubang gali bervariasi tergantung ketersediaan lahan.

Gambar 1 : Lubang Gali Daur Ulang Sampah

b. Lubang Biopori
Lubang Biopori berfungsi sebagai media penampung sampah organik
basah bagi rumah tangga yang memiliki keterbatasan lahan. Biasanya
dalam satu rumah membutuhkan 2 lubang biopori dengan menggunakan
pipa PVC ukuran 4 inch dan panjang 2 sampai 4 meter yang sudah
dilubangi sesuai kebutuhan.

Gambar 2: Biopori

Secara umum fungsi Bang Daus sama, yaitu berfungsi sebagai media
pengolahan sampah organik skala rumah tangga menjadi pupuk organik
berdasarkan kondisi rumah dan ketersediaan lahan pada rumah tangga. Yang
membedakan penggunaan media Bang Daus oleh pihak lain sebelumnya dengan
yang diterapkan dalam Laporan AksiPerubahan ini adalah pada bahan bibit
kompos yang berfungsi untuk mempercepat proses pembuatan pupuk
organik. Bahan-bahan tersebut juga merupakan limbah organik yang diolah
menjadi bibit kompos.

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan sampah yang berinovasikan merupakan hal yang dibutuhkan saat ini apalagi
sampah adalah salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi oleh negara-negara berkembang
maupun negara-negara maju di dunia, termasuk Indonesia. Program Bang Daus memiliki
kesempatan yang baik dalam pengelolaan sampah serta mengatasi permasalahan lingkungan pada
efek dari kedua lubang yakni lubang gali dan lubang biopori.
Program Pengolahan Sampah Rumah Tangga Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Menggunakan Media Bang Daus (Lubang Daur Ulang Sampah) di RT. 02 RW. 07 Lingkungan
Gang PAUD Mulia Kelurahan Menala Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat ini telah
terlaksana dengan baik dilaksanakan dalam 3 (tiga) pentahapan utama, yaitu jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Dalam setiap tahapnya terdiri dari beberapa milestone yang
direncanakan untuk diimplementasikan dan mendapat respon baik dari masyarakat serta para
stakeholder Lingkungan RT. 02 RW. 07 Kelurahan Menala

B. Saran
Dengan terlaksananya pengolahan sampah rumah tangga berbasis pemberdayan
masyarakat menggunakan media bang daus dan dapat memberikan manfaat baik kepada
masyarakat, lingkungan setempat, maupun Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, maka dengan
ini disarankan agar target jangka mengengah dan jangka panjang dapat dijadikan sebagai program
prioritas pengelolaan persampahan di Kabupaten Sumbawa Barat.

17
LAMPIRAN DOKUMENTASI LAPORAN SITUASI HARIAN

KEGIATAN MAGANG II BAGI PRAJA MUDA XXXII

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

KAMPUS NUSA TENGGARA BARAT

13 Juni-3 Juli 2023

Program Umum (Pengadministrasian dan Siklus Magang Harian)

Program Khusus (Program Bang Daus di Desa Menala)

No. Hari/Tanggal Dokumentasi Deskripsi Kegiatan


1. Selasa, 13 Juni 2023 1. Apel Penerimaan Magang II
2. Perkenalan ke OPD Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Sumbawa Barat
3. Perkenalan ke Induk Semang

18
2. Rabu, 14 Juni 2023 1. Apel Pagi
2. Melakukan konsultasi kepada Sekretaris
Dinas Lingkungan Hidup
3. Melakukan rutinitas kegiatan
perkantoran
4. Melakukan pembagian kerja per
kelompok
5. Melakukan perkenalan tupoksi masing
masing bidang di Dinas Lingkungan
Hidup

3. Kamis, 15 Juni 2023 1. Apel Pagi


2. Mengikuti kegiatan pelepasan tukik di
Pantai Tano
3. Mengikuti kegiatan yasinan di kediaman
bupati Sumbawa Barat

19
20
4. Jumat, 16 Juni 2023 1. Melaksanakan senam pagi
2. Melakukan survei ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) di Poto Batu dan
mempelajari pengolahan sampah di
TPA
3. Melakukan rutinitas kegiatan
perkantoran

21
5. Senin, 19 Juni 2023 1. Apel pagi
2. Melakukan kegiatan pengadministrasian
di kantor
3. Berkunjung ke kantor pajak untuk
konsultasi aplikasi pajak
4. Melakukan kunjungan ke perusahaan
BHJ di Kecamatan Poto Tano dalam
rangka pembinaan dan pengawasan
lingkungan hidup

22
23
6. Selasa, 20 Juni 1. Apel pagi
2023 2. Melakukan kegiatan
pengadministrasian,
dan
3. Melakukan rutinitas kegiatan
perkantoran

24
7. Rabu 21 Juni 2023 1. Apel pagi
2. Melakukan kunjungan ke Brang Ene oleh
tim UPTD Dinas Lingkungan Hidup

8. Kamis, 22 Juni 2023 1. Apel Keberangkatan ke Sumbaw Besar

25
9. Jumat, 23 Juni 2023 1. Mengikuti Kegiatan Pembukaan MXGP

10. Senin, 26 Juni 2023 1. Konsultasi Program Penanaman Pohon


2. Pemantauan persiapan Program Bang Daus

26
11. Selasa, 27 Juni 2023 1.Gotong royong KTC bersama OPD DLH
2. Pengambilan Bibit untuk program penanaman
pohon

12. Rabu, 28 Juni 2023 1. Program Khusus Bang Daus (Lubang Daur
Ulang Sampah)

27
13. Minggu, 02 Juli 1. Penanaman Pohon yang diinisiasi oleh
2023 Kelompok J5 sebagai program angkatan bersama
Bupati Sumbawa Barat dan Direktur IPDN NTB

28
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-undang Nomor 30 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat
di Provinsi Nusa Tenggara Barat;
2. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
3. Undang-Undangn Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan;
5. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 1006/K.1/ PDP.07/2019 tentang
Kurikulum Pelatihan Kepemimpinan Pengawas;
6. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Sampah;
7. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor
3 Tahun 2016 tentang Program Daerah Pemberdayaan Gotong Royong;
8. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 51 tentang Kecamatan dan Kelurahan

29

Anda mungkin juga menyukai