Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN IbM

IbM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Oleh :
Novika Wahyuhastuti, SE, M.Si NIDN 0019117801
Rr. Hawik Ervina Indiworo, SE, MM NIDN 0628098302
Aan Burhanudin, ST, MT NIDN 0624068302

Dibiayai oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Pengabdian
Nomor : 01/SP2H/LPPMUPGRIS/PPM/V/2017

i
ii
RINGKASAN

Tujuan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Pengolahan Sampah Plastik di

Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yaitu tim IbM

mengabdikan diri pada masyarakat umum yaitu kelompok masyarakat yang

berprofesi sebagai pemulung dan masyarakat pengelola bank sampah.

Target khusus yang ingin dicapai adalah meningkatnya pendapatan keluarga,

pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan nilai ekonomis sampah plastik, dan

sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup melalui upaya

recycle sampah plastik.

Metode kegiatan ini dengan pemberdayaan yaitu adanya tahapan kegiatan

dalam melaksanakan IbM. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Sosialisasi

program kegiatan IbM; (2) Pembuatan mesin pencacah sampah plastik; (3) Pelatihan

penggunaan mesin pencacah plastik; dan (4) Pendampingan untuk konsultasi.

Kata Kunci : IbM, Sampah Plastik, Pedurungan, Kota Semarang

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia,

ahmat dan hidayah Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan laporan akhir pengabdian pada masyarakat mono tahun

dengan judul IbM Pengolahan Sampah Plastik.

Penyusunan laporan pengabdian ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya

bantuan dari semua pihak, baik instansi maupun perorangan. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Suwarno Widodo selaku Ketua LPPM Universitas PGRI Semarang

2. Ibu Dr. Titik Haryati, M.Si selaku dekan FPIPSKR Universitas PGRI Semarang

3. Bapak Ketua BKM Mukti Jaya Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang

4. Bapak Ketua KSM Mandiri Santosa Jaya Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang

5. Bapak Ketua KSM Tri Asih Jaya Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang

. Penulis menyadari bahwa laporan kemajuan pengabdian ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

di kesempatan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga sumbangan

pemikiran dalam pengabdian ini akan dapat bermanfaat . Terimakasih.

Semarang, 24 Oktober 2017

Tim Pengabdian

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Permasalahan Mitra 5
BAB 2. TARGET LUARAN 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 8
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 11
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 13
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 15
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 16
LAMPIRAN 17

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Capaian Kegiatan 6


Tabel 2.Rencana Target Capaian 6
Tabel 3.Metode Kegiatan 9
Tabel 4.Daftar Dosen Yang Melaksanakan Tugas 12
Pengabdian

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kegiatan Pemilahan Sampah Anorganik 2


di Wilayah RW. 4 Kel Muktiharjo
Kidul Kec Pedurungan Kota Semarang
Gambar 2.Situasi lingkungan RW. 11 Kel. 3
Muktiharjo Kidul Kec. Pedurungan
Kota Semarang
Gambar 3. Sampah Plastik Hasil Memulung Warga 4
Gambar 4.Bagan Metode Pelaksanan 8

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 ANALISIS SITUASI


Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sebagaimana diketahui bahwa sampah merupakan permasalahan
kehidupan manusia dan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan benar
akan menimbulkan pencemaran baik pencemaran tanah, air, maupun udara.
Permasalahan sampah di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang sudah cukup dikelola dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah
didirikannya banyak bank sampah yang berada pada satu payung yaitu BKM
Mukti Jaya. Meskipun tidak semua RW sudah memiliki bank sampah, namun
keberadaan bank-bank sampah tersebut sudah cukup menunjukkan kepedulian
warga akan kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Seperti yang terlihat di
lingkungan RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang, bank sampah di RW tersebut sudah maju terutama dari segi
pengelolaan sampah organik. Bahkan warga di RW tersebut sudah bisa
menikmati hasil dari penjualan kompos hasil composting sampah organik.
Apalagi hal ini didukung oleh banyaknya enceng gondok di wilayah Kelurahan
tersebut yang menjadi bahan baku utama pupuk kompos, selain sampah organik
yang merupakan limbah rumah tangga. Majunya pengelolaan sampah organik
juga didukung oleh pemerintah Kota Semarang, dengan dibangunnya fasilitas
pengolahan limbah organik menjadi kompos dengan kucuran dana Rp
195.000.000,00. Proses pembangunan fasilitas tersebut sedang berjalan hingga
saat ini dan diperkirakan segera selesai dalam waktu dekat. Dengan
pembangunan fasilitas ini, diharapkan kegitan warga untuk membuat kompos
semakin bergairah dan semakin meningkatkan produktivitas produksi kompos.
Pengelolan sampah organik yang begitu baik di lingkungan RW 4 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang belum diikuti dengan
hal yang sama pada pengelolaan sampah anorganik, seperti plastik bekas. Yang
dilakukan selama ini oleh bank sampah di wilayah tersebut hanya memilah
sampah-sampah anorganik kemudian dijual secara kiloan ke pengepul barang

1
bekas. Kegiatan pemilahan sampah anorganik dilakukan pada hari Minggu pagi,
setiap dua minggu oleh ibu-ibu warga disana. Belum ada upaya untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomis dari sampah-sampah anorganik tersebut
terutama sampah plastik hingga saat ini.

Gb 1. Kegiatan pemilahan sampah anorganik di wilayah RW 4 Kelurahan


Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

Berbeda dengan keadaan di lingkungan RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul


Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, di wilayah lingkungan RW 11 tidak
terdapat bank sampah, namun sebagian warganya berprofesi sebagai pemulung.
Ada 15 KK di RW tersebut yang profesinya adalah pemulung. Dilihat dari rumah
mereka yang non permanen hingga semi permanen, bisa dikatakan taraf ekonomi
mereka dalam kategori miskin. Hasil memulung mereka, terutama sampah plastik
terkadang dijual campuran, namun terkadang juga sudah dipilah berdasarkan
jenisnya. Bila sudah dipilah berdasarkan jenisnya, harganya lebih tinggi daripada
jika dijual campuran. Semuanya dalam satuan kilogram. Tidak ada upaya lain
untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, padahal jika dilihat dari potensi sampah

2
plastik yang berhasil mereka kumpulkan setiap harinya, bila nilai ekonomisnya
bisa ditingkatkan secara signifikan bisa sangat membantu kebutuhan ekonomi
mereka sehari-hari. Dari cerita Ibu Jumiatun, warga RW 11 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang sudah puluhan
tahun berprofesi sebagai pemulung, bila sampah sampah plastik dijual campuran
tanpa proses pemilahan harganya Rp 2.500,00 per kilogram. Jika sudah dipilah
berdasarkan bahannya, harganya bisa meningkat hingga hampir 2 kali lipatnya.
Sedangkan menurut Pak Sugeng, ketua RW 11 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, bila sampah plastik sudah dirajang
menjadi potongan-potongan kecil, apalagi bila proses perajangan sudah
dilakukan berdasarkan warna sampah plastiknya, harga bisa naik hingga 5 kali
lipat dari harga jika sampah plastik dijual utuh. Dari kenyataan tersebut, sangat
besar kemungkinan peningkatan pendapatan keluarga pemulung melalui
peningkatan nilai ekonomis sampah plastik dengan proses
perajangana/pencacahan sampah plastik.

Gb 2. Situasi lingkungan RW 11 Kelurahan Muktiharjo Kidul


Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

3
Gb. 3 Sampah plastik hasil memulung salah satu warga

Usulan pengabdian ini lebih difokuskan pada sampah anorganik terutama


sampah plastik karena sampah plastik ini sudah menjadi isu nasional berkaitan
dengan kelestarian lingkungan hidup. Hal ini tercermin dari kebijakan
pemerintah untuk membatasi penggunaan kantong plastik di swalayan ataupun
mal di seluruh Indonesia karena pemerintah menilai limbah plastik ini sudah
sedemikian banyaknya dan sangat mengganggu lingkungan. Juga tren
pengurangan besarnya kemasan plastik pada produk-produk toilettries.
Mengingat plastik hanya bisa terurai setelah 50 – 100 tahun, maka jalan keluar
tercepat penanganan sampah plastik adalah mengolahnya kembali atau recycle.
Potensi sampah plastik di wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang sangat besar. Hal tersebut bisa dilihat dari luasnya
kelurahan ini yang terdiri atas 25 RW dan ribuan KK. Apalagi beberapa RW di
kelurahan ini merupakan pusat ekonomi warga yang terlihat dari banyaknya toko,
ruko, dan pasar yang mewarnai wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan

4
Pedurungan Kota Semarang. Besarnya potensi juga tercermin dari cerita Bu
Jumiatun yang bekerja memulung dari pukul 04.00 hingga pukul 07.00 bisa
mendapatkan sampah anorganik hingga 10 kg setiap harinya.
.
1.2 PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan uraian dalam analisis situasi diketahui bahwa yang menjadi
permasalahan adalah tidak adanya mesin untuk mencacah sampah plastik guna
mengolah sampah plastik. Rumusan masalah pada kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana desain mesin pencacah plastik sampah yang mampu meningkatkan
nilai tambah dari sampah plastik?
2. Seberapa besar tingkat produktivitas mesin pencacah plastik?
3. Bagaimana peningkatan nilai tambah dari hasil penggunaan mesin pencacah
plastik?

5
BAB 2
TARGET LUARAN

Target luaran yang diharapkan adalah sebagai berikut ini.


1. Merancang dan membuat mesin pencacah plastik sampah yang mampu
meningkatkan nilai tambah dari sampah plastik.
2. Mengetahui besar tingkat produktivitas mesin pencacah plastik.
3. Mengetahui peningkatan nilai tambah dari hasil penggunaan mesin pencacah
plastik
Tabel 1 Indikator Capaian Kegiatan
No KETERANGAN SEBELUM SESUDAH
1 Merancang dan membuat mesin 10 % 85 %
pencacah plastik sampah
2 Olahan sampah plastik bernilai 30 % 90 %
ekonomi tinggi
3 Pengetahuan mitra tentang 30 % 90 %
pengolahan sampah plastik
4 Peningkatan pendapatan 40 % 80 %
keluarga mitra
5 Evaluasi penggunaan mesin 40% 100 %
pencacah sampah plastik
Sumber: wawancara & angket

Tabel 2 Rencana Target Capaian Luaran


No Jenis Luaran Indikator Capaian
1 Publikasi ilmiah di jurnal atau Terbit
prosiding
2 Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Belum
3 Hak atas kekayaan intelektual Tidak ada
4 Teknologi tepat guna Produk
5 Karya seni/rekayasa sosial, jasa, Produk
sistem, produk/barang
6 Buku ajar Draft
7 Publikasi pada media massa Terbit

6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Pemberdayaaan

Membuat mesin pencacah


TIM sampah plastik KSM Tri Asih
PENGABDIAN Olahan sampah plastik Jaya
UPGRIS bernilai ekonomis tinggi KSM Mandiri
Peningkatan pengetahuan Santoso Jaya
mitra mengenai pengolahan
sampah plastik
Peningkatan pendapatan
keluarga mitra
Evaluasi penggunaan mesin
pencacah sampah plastik KSM
Tri Asih Jaya dan KSM
Mandiri Santoso jaya

KEMITRAAN

KELOMPOK BANK
SAMPAH KSM TRI ASIH
JAYA DAN KSM
MANDIRI SANTOSO
JAYA

Gb 4. Bagan Metode Pelaksanaan

7
Metode pendekatan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang akan kami
lakukan merupakan bentuk solusi yang kami coba tawarkan dalam bentuk kegiatan
yang kami kelompokkan ke dalam lima tahap:
Tabel 3 Metode Kegiatan
No Kegiatan Metode
1. Sosialisasi pengolahan sampah plastik ceramah, diskusi
2. Pembuatan mesin pencacah plastik Rancang bangun
3. Pelatihan penggunaan mesin pencacah sampah praktik, asistensi
plastik
4. Pendampingan untuk konsultasi diskusi, tanya jawab
5. Evaluasi penggunaan mesin pencacah plastik diskusi, tanya jawab
KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri Santoso
Jaya

1. Sosialisasi program kegiatan IbM dan dengar pendapat mengenai kebutuhan mitra

Target peserta adalah para anggota KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri Santoso

Jaya yang menjadi mitra IbM. Peserta akan diberi pemahaman mengenai latar

belakang, tujuan, dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini

bertujuan untuk memberikan pemahaman dan menumbuhkan motivasi serta

kesadaran dalam diri kelompok mitra. Kelompok mitra berperan berperan aktif dalam

mencari dan mengumpulkan sampah plastik, ikut serta mencari peluang pemasaran

olahan sampah plastik yang tidak terikat pada jumlah dan waktu, ikut aktif

membesarkan KSM yang sudah dibentuk agar pengolahan sampah plastik bisa sebaik

pengolahan sampah organik.

2. Pembuatan mesin pencacah sampah plastik

Pembuatan mesin pencacah plastik dilakukan setelah mengumpulkan informasi

mengenai keadaan dan kebutuhan mitra. Seperti sampah plastik apa saja yang paling

sering dikumpulkan, besar cacahan sampah plastik yang bisa diterima industri, dan

besar daya dan kapasitas mesin pencacah sampah plastik yang sesuai dengan keadaan

mitra. Kemudian barulah dirancang dan dibuat mesin tersebut dengan tetap

8
memperhatikan kemudahan dalam pengoperasian dan perawatan mengingat mesin

tersebut akan digunakan oleh masyarakat umum.

3. Pelatihan penggunaan mesin pencacah sampah plastik

Pelatihan ini bertujuan agar kelompok mitra memiliki ketrampilan dalam

mengoperasikan mesin pencacah sampah plastik. Juga kemampuan untuk merawat

dan memperbaiki kerusakan-kerusakan ringan yang mungkin terjadi selama proses

penggunaan. Target peserta adalah anggota KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri

Santoso Jaya yang berjumlah 20 orang. Dalam pelatihan ini, kelompok mitra berperan

mengumpulkan dan menyediakan sampah plastik. Dari pelatihan ini, diharapkan para

mitra dapat meningkatkan pemahaman pengolahan sampah plastik menjadi olahan

yang bernilai ekonomis tinggi.

4. Pendampingan untuk konsultasi

Pendampingan disini dimaksudkan agar kelompok mitra benar-benar menguasai cara

pengoperasian, perawatan, dan perbaikan kerusakan ringan mesin pencacah sampah

plastik.

5. Evaluasi penggunaan mesin pencacah plastik

Evaluasi dilaksanakan pada setiap tahap kegiatan. Perbaikan proses dilakukan

berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

9
Universitas PGRI Semarang adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia
yang berkembang pesat dan berkomitmen dalam penyelenggaraan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Universitas PGRI Semarang berupaya untuk mengabdikan
pemikiran dan tenaga kepada masyarakat yang merupakan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Dua Dharma Perguruan Tinggi
yang menjadi tanggungjawab LPPM Universitas PGRI Semarang diantaranya
melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian sebagai berikut:

No Keterangan
1 Tahun 2007 sampai sekarang LPPM Universitas PGRI Semarang
sebagai penyelenggara dan pelaksana KKN PBA (Pemberantasan Buta
Aksara), Vokasi, Desa Binaan dan Tematik Posdaya.
2 LPPM Universitas PGRI Semarang selalu bekerjasama dengan Yayasan
Damandiri untuk pemberdayaan masyarakat.
3 Setiap tahunnya LPPM Universitas PGRI Semarang selalu mendapatkan
hibah baik dari dikti, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Provinsi
maupun CSR untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat
4 LPPM Universitas PGRI Semarang sudah berpengalaman dalam
menyelenggarakan pemberdayaan diberbagai UMKM, kelompok tani dan
koperasi
5 LPPM Universitas PGRI Semarang selalu mendapatkan KKN-PPM Hibah
Dikti, IbM maupun IbK.
6 LPPM Universitas PGRI Semarang Menjadi TOT bagi dosen dan
masyarakat dalam keterampilan pengolahan berbagai makanan.
7 LPPM Universitas PGRI Semarang selalu melakukan pendampingan desa
vokasi, desa binaan dan Posdaya
8 Sebagai pusat pengembangan pendidikan ramah anak, bekerja sama dengan
SIDA dan Lund Universty Swedia.
9 LPPM Universitas PGRI Semarang dipercaya untuk penanggulangan
kemiskinan kerjasama dengan pemerintah Kota Semarang melalui Program
Gerdu Kempling.

10
Dalam menjalankan Misi Universitas PGRI yang ke 3 (tiga) yaitu
menyelenggarakan penelitian, layanan pengabdian kepada masyarakat dalam
memecahkan masalah di bidang pemdidikan dan kemasyarakatan dibawah
pembinaan LP2M layak untuk melaksanakan pelatihan dan pendampingan tentang
pengolahan sampah plastik di wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang. Dosen yang melaksanakan kegiatan pengabdian IbM
pengolahan sampah plastik seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Daftar Dosen Yang Melakukan Kegiatan IbM Pengolahan Sampah
Plastik
No Nama/ NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu
2. Novika Wahyuhastuti, Universitas PGRI Manajemen Pemasaran
SE, M.Si/ Semarang
0019117801
3 Rr. Hawik Ervina Universitas PGRI Manajemen Sumber Daya
Indiworo, SE, MM / Semarang Manusia
0628098302
4 Aan Burhanudin, Universitas PGRI Perancangan dan
ST.,MT/0 Semarang Manufaktur
624068302

11
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Pengabdian IbM Pengolahan Sampah Plastik di Kelurahan Muktiharjo Kidul


Kecamatan Pedurungan Kota Semarang dilaksanakan sejak bulan Mei 2017. Adapun
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan kedua mitra mengenai pelaksanaan sosialisasi kegiatan IbM
Pengolahan Sampah Plastik yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2017.
2. Sosialisasi akan diadakannya kegiatan pengabdian IbM Pengolahan Sampah
Plastik yang melibatkan dua mitra pada tanggal 24 Mei 2017. Kegiatan
sosialisasi ini diikuti oleh 27 orang dan mendapat dukungan dari pihak kelurahan
yang dibuktikan dengan kedatangan Bapak Lurah pada saat acara berlangsung.
3. Kegiatan sosialisasi juga bertujuan untuk mendapatkan informasi dari mitra
tentang spesifikasi mesin pencacah sampah plastik yang mereka butuhkan.
Seperti kebutuhan mitra agar tenaga penggerak mesin menggunakan mesin
diesel, bukan listrik. Dengan pertimbangan tenaga listrik lebih mahal dalam
pengoperasian. Juga kebutuhan akan mesin pencacah yang mudah dalam
pengoperasian, perawatan, dan servis ringan.
4. Pembuatan mesin pencacah sampah plastik dimulai sejak bulan Juli 2017, dengan
kegiatan sebagai berikut :
1) Pembuatan syarat teknis dan konsep desain
2) Pembuatan desain gambar tiga dimensi untuk melakukan analisa simulasi
assembly
3) Menggambar detail mesin penghancur sampah plastik dan memotong plat
4) Membeli bahan dan membuat box mesin penghancur sampah plastik
5) Melakukan pengeboran dan pemotongan plat
6) Melakukan proses pengelasan dan gerinda
7) Melakukan proses pengecatan dasar
8) Melakukan proses penyettingan komponen
9) Melakukan pembubutan untuk mengurangi beban flywheeli
10) Melakukan setting piringan plat kemudian dibor dan dibubut

12
11) Melakukan setting piringan plat dengan box mesin
12) Melakukan pembubutan ass holder dengan diameter plat sesuai dengan
lubang piringan plat dan V-block
13) Melakukan pengelasan ass holder dengan piringan plat
14) Melakukan setting ass holder dengan piringan plat terhadap box kotak
dan V-block
15) Melakukan pengelasan dudukan V-block terhadap box kotak
16) Melakukan setting dudukan pisau dengan piringan platnya kemudian di
las. Melakukan pemotongan bahan untuk membuat lubang screen.
17) Membuat lubang screen dengan cara dibor
18) Melakukan setting screen dengan box kotak.
19) Melakukan pemotongan bahan untuk membuat dudukan box kotak dan
dudukan motor.
20) Melakukan proses pengelasan dudukan box kotak dan dudukan motor.
21) Melakukan pengeboran untuk lubang baut pada dudukan box kotak dan
motor.
22) Melakukan pemotongan bahan untuk membuat cover atau penutup mesin
23) Melakukan pemotongan dan pengelasan bahan untuk penutup pully
24) Melakukan pengukuran untuk mengetahui ukuran tempah jatuhnya
potongan sampah anorganik
25) Melakukan pemotongan bahan dan pengelasan untuk membuat tempat
jatuhnya potongan sampah anorganik
26) Melakukan perakitan ass holder
27) Melakukan perakitan box kotak dengan ass holder
28) Melakukan setting pisau pencacah sampah plastik
29) Melakukan pemasangan screen terhadap box mesin
30) Melakukan pemasangan box kotak mesin dengan dudukan mesin
31) Memasang motor diesel dengan dudukan mesin
32) Memasang v-belt antara roda pada motor listrik dengan pully yang
terdapat di ass holder
33) Memasang rangka penutup v-belt

13
5. Kegiatan pelatihan pengoperasian dan pelatihan manajemen pemasaran
sekaligus serah terima mesin pencacah sampah plastik kepada dua mitra yaitu
KSM Mandiri Santoso Jaya dan KSM Tri Asih Jaya pada tanggal 1 Oktober
2017. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang anggota KSM. Kegiatan ini
mendapat dukungan penuh dari masyarakat, terbukti dengan partisipasi
mereka dalam mengumpulkan dan memilah sampah plastik sebagai bahan
baku praktik pengoperasian mesin.
6. Setelah penyerahan mesin, diadakan pendampingan dan evaluasi oleh tim
pengabdian. Hasilnya bahwa tidak ditemukan permasalahan pada penggunaan
mesin pencacah sampah plastik. Mesin dapat digunakan secara optimal dan
mudah. Masyarakat mitra juga sudah dapat menemukan jalur pemasaran
untuk hasil cacahan sampah plastik sehingga tidak merasa kesulitan untuk
menjualnya.

14
BAB 6

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Setelah kegiatan IbM Pengolahan Sampah Plastik dilakukan maka tahapan


berikutnya adalah pemantauan kegiatan yang dilakukan oleh mitra KSM Mandiri
Santoso Jaya dan KSM Tri Asih Jaya. Setelah penyerahan dan pelatihan penggunaan
mesin pencacah sampah plastik kepada mitra:

1. Apakah mitra pengabdian semakin bersemangat dalam mengelola bank sampah?


2. Apakah terdapat peningkatan pendapatan pada keluarga pemulung ?
3. Apakah mesin sudah digunakan secara optimal ?
4. Apakah pemasaran hasil cacahan sampah plastik telah berjalan dengan baik ?

15
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian IbM Pengolahan Sampah Plastik di Kelurahan Muktiharjo


Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang telah dijalankan 100%. Mesin
pencacah sampah plastik sudah selesai dan sudah diserahkan pada masyarakat mitra
pada awal bulan Oktober 2017. Masyarakat antusias mengikuti setiap tahap kegiatan
mulai dari sosialisasi hingga pelatihan. Mitra juga sudah menemukan jalur
pemasaran untuk cacahan sampah plastiknya. Kegiatan ini juga mendapat dukungan
penuh dari pihak kelurahan. Harapan kami kegiatan pengabdian ini dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan manfaat bagi mitra pengabdian
masyarakat dalam hal peningkatan pendapatan keluarga dan pengelolaan bank
sampah yang lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA
Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A, 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan
Hidup dan ” Wall Chart ”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup.

Gross, Hauger, Schroder, Wall, Bonet. 2010. Engineering Mechanics 2. Jerman:


Springer.
Gunawan Nawawi. 2001.Daya dan Transmisi Daya Alat dan Mesin Pertanian.
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN Jakarta
Kamaruddin. A., Abdul. K.I., Nirwan. S., Endah. A., Armansyah. H.T., M. Yamin.,
Edy. H., Aris. P., 1991. Energi dan Listrik Pertanian. JICA– DGHE/ IPB
PROJECT/ ADAET : JTA-9a (132)
Tim penulis PS, 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta : Penebar
Swadaya.
.http://kampus.okezone.com, diakses tanggal 2 Maret 2015
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dinamika_teknik/bab17_roda_gila.pdf,
diakses tanggal 2 Maret 2015

17
IbM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN
PENDAPATAN
PADA MASYARAKAT KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL SEMARANG
Oleh
Novika Wahyuhastuti, Rr. Hawik Ervina Indiworo, Aan Burhanudin
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
novikawidodo@gmail.com
Abstract
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat program IPTEKS bagi Masyarakat
Pengolahan Sampah Plastik ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan hidup. Mengingat sampah plastik merupakan sampah yang
butuh waktu terurai 50-100 tahun. Di lain sisi potensi sampah plastik di Kecamatan
Pedurungan Semarang sangat besar. Bila sampah plastik bisa diolah dan dikelola
secara optimal tentu akan sangat mengurangi jumlah sampah plastik di daerah itu,
disamping juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini
dilaksanakan di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang.
Pesertanya sejumlah 30 orang yang merupakan anggota KSM Mandiri Santoso Jaya
dan KSM Tri Asih Jaya yang berada di bawah satu payung BKM Mukti Jaya.
Pelaksanaannya dalam bentuk (1) Sosialisasi program kegiatan IbM; (2) Pembuatan
mesin pencacah sampah plastik; (3) Pelatihan penggunaan mesin pencacah plastik;
dan (4) Pendampingan untuk konsultasi. Metode yang digunakan dari sosialisasi
hingga pendampingan adalah ceramah, tanya jawab, dan praktik. Kegiatan IbM ini
mendapatkan respon yang bagus ditandai dengan antuasiasme para peserta dalam
mengikuti setiap tahap kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah
pengurangan jumlah sampah plastik dengan upaya recycle dan peningkatan
pendapatan keluarga melalui peningkatan nilai ekonomis sampah plastik.
Kata kunci: Sampah, Plastik, Mesin, Masyarakat, Recycle
Pendahuluan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sebagaimana diketahui bahwa sampah merupakan permasalahan
kehidupan manusia dan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan benar
akan menimbulkan pencemaran baik pencemaran tanah, air, maupun udara.
Permasalahan sampah di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang sudah cukup dikelola dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah
didirikannya banyak bank sampah yang berada pada satu payung yaitu BKM
Mukti Jaya. Meskipun tidak semua RW sudah memiliki bank sampah, namun
keberadaan bank-bank sampah tersebut sudah cukup menunjukkan kepedulian
warga akan kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Seperti yang terlihat di
lingkungan RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang, bank sampah di RW tersebut sudah maju terutama dari segi
pengelolaan sampah organik. Bahkan warga di RW tersebut sudah bisa

18
menikmati hasil dari penjualan kompos hasil composting sampah organik.
Apalagi hal ini didukung oleh banyaknya enceng gondok di wilayah Kelurahan
tersebut yang menjadi bahan baku utama pupuk kompos, selain sampah organik
yang merupakan limbah rumah tangga. Majunya pengelolaan sampah organik
juga didukung oleh pemerintah Kota Semarang, dengan dibangunnya fasilitas
pengolahan limbah organik menjadi kompos dengan kucuran dana Rp
195.000.000,00. Proses pembangunan fasilitas tersebut sedang berjalan hingga
saat ini dan diperkirakan segera selesai dalam waktu dekat. Dengan
pembangunan fasilitas ini, diharapkan kegitan warga untuk membuat kompos
semakin bergairah dan semakin meningkatkan produktivitas produksi kompos.
Pengelolan sampah organik yang begitu baik di lingkungan RW 4 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang belum diikuti dengan
hal yang sama pada pengelolaan sampah anorganik, seperti plastik bekas. Yang
dilakukan selama ini oleh bank sampah di wilayah tersebut hanya memilah
sampah-sampah anorganik kemudian dijual secara kiloan ke pengepul barang
bekas. Kegiatan pemilahan sampah anorganik dilakukan pada hari Minggu pagi,
setiap dua minggu oleh ibu-ibu warga disana. Belum ada upaya untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomis dari sampah-sampah anorganik tersebut
terutama sampah plastik hingga saat ini.

19
Gb 1. Kegiatan pemilahan sampah anorganik di wilayah RW 4 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
Berbeda dengan keadaan di lingkungan RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, di wilayah lingkungan RW 11 tidak
terdapat bank sampah, namun sebagian warganya berprofesi sebagai pemulung.
Ada 15 KK di RW tersebut yang profesinya adalah pemulung. Dilihat dari rumah
mereka yang non permanen hingga semi permanen, bisa dikatakan taraf ekonomi
mereka dalam kategori miskin. Hasil memulung mereka, terutama sampah plastik
terkadang dijual campuran, namun terkadang juga sudah dipilah berdasarkan
jenisnya. Bila sudah dipilah berdasarkan jenisnya, harganya lebih tinggi daripada
jika dijual campuran. Semuanya dalam satuan kilogram. Tidak ada upaya lain
untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, padahal jika dilihat dari potensi sampah
plastik yang berhasil mereka kumpulkan setiap harinya, bila nilai ekonomisnya
bisa ditingkatkan secara signifikan bisa sangat membantu kebutuhan ekonomi
mereka sehari-hari. Dari cerita Ibu Jumiatun, warga RW 11 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang sudah puluhan
tahun berprofesi sebagai pemulung, bila sampah sampah plastik dijual campuran

20
tanpa proses pemilahan harganya Rp 2.500,00 per kilogram. Jika sudah dipilah
berdasarkan bahannya, harganya bisa meningkat hingga hampir 2 kali lipatnya.
Sedangkan menurut Pak Sugeng, ketua RW 11 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, bila sampah plastik sudah dirajang
menjadi potongan-potongan kecil, apalagi bila proses perajangan sudah
dilakukan berdasarkan warna sampah plastiknya, harga bisa naik hingga 5 kali
lipat dari harga jika sampah plastik dijual utuh. Dari kenyataan tersebut, sangat
besar kemungkinan peningkatan pendapatan keluarga pemulung melalui
peningkatan nilai ekonomis sampah plastik dengan proses
perajangana/pencacahan sampah plastik.

Gb 2. Situasi lingkungan RW 11 Kelurahan Muktiharjo Kidul


Kecamatan Pedurungan Kota Semarang

21
Gb. 3 Sampah plastik hasil memulung salah satu warga

Usulan pengabdian ini lebih difokuskan pada sampah anorganik terutama


sampah plastik karena sampah plastik ini sudah menjadi isu nasional berkaitan
dengan kelestarian lingkungan hidup. Hal ini tercermin dari kebijakan
pemerintah untuk membatasi penggunaan kantong plastik di swalayan ataupun
mal di seluruh Indonesia karena pemerintah menilai limbah plastik ini sudah
sedemikian banyaknya dan sangat mengganggu lingkungan. Juga tren
pengurangan besarnya kemasan plastik pada produk-produk toilettries.
Mengingat plastik hanya bisa terurai setelah 50-100 tahun maka jalan keluar
tercepat penanganan sampah plastik adalah mengolahnya kembali atau recycle.
Potensi sampah plastik di wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang sangat besar. Hal tersebut bisa dilihat dari luasnya
kelurahan ini yang terdiri atas 25 RW dan ribuan KK. Apalagi beberapa RW di
kelurahan ini merupakan pusat ekonomi warga yang terlihat dari banyaknya toko,
ruko, dan pasar yang mewarnai wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan

22
Pedurungan Kota Semarang. Besarnya potensi juga tercermin dari cerita Bu
Jumiatun yang bekerja memulung dari pukul 04.00 hingga pukul 07.00 bisa
mendapatkan sampah anorganik hingga 10 kg setiap harinya. Untuk itu
diperlukan ”IbM Pengolah Sampah Plastik“
METODE
Metode pendekatan yang digunakan adalah Pelatihan dan Pendampingan
1) Pelatihan Penggunaan Mesin Pencacah Sampah Plastik
Target peserta adalah seluruh anggota KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri
Santosa Jaya yang berjumlah 30 orang. Peserta diberi pelatihan bagaimana
mengoperasikan, merawat, dan menangani kerusakan ringan pada mesin
pencacah sampah plastik. Peserta bebas mencoba dan mempraktikkan
penggunaan mesin tersebut. Setelahnya mesin pencacah sampah plastik akan
diberikan kepada kedua kelompok masyarakat tersebut.
2) Pendampingan Untuk Konsultasi
Setelah mesin diserahkan kepada masyarakat, dilakukan pendampingan
hingga akhir jangka waktu pengabdian untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat bila ingin bertanya dan konsultasi jika menemui kesulitan dalam
mengoperasikan mesin pencacah plastik tersebut.
3) Mengevaluasi Hasil Kegiatan
Kegiatan evaluasi dilakukan di setiap tahapan dan segera dilakukan perbaikan
jika dirasa perlu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi pengolahan sampah plastik
Kegiatan sosialisasi ini melibatkan dua mitra yaitu KSM Mandiri Santosa
Jaya dan KSM Tri Asih Jaya di Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang. Kegiatan
sosialisasi menggunakan metode ceramah dan diakhiri dengan sesi tanya jawab
dan diikuti oleh kurang lebih 30 orang peserta. Mereka terlihat antusias
mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan
antuasiame mereka tentang kapan mesin bisa segera mereka gunakan.
Pembuatan mesin pencacah sampah plastik
Berdasarkan hasil sosialisasi dengan masyarakat maka dibuatlah syarat-syarat
teknis mesin pencacah, yaitu:

23
1. Mesin menggunakan mesin diesel
2. Kapasitas mesin hingga 70 kg/jam
3. Mesin haruslah mudah digunakan, cukup 1 langkah saja
4. Pengaturan tinggi mesin yang ergonomis, sehingga mudah memasukkan
bahan (sekitar 1,5 m)
5. Pisau potong dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan dan diganti bila
sudah tumpul
6. Pisau potong yang berkualitas bagus, kuat, dan tidak mudah tumpul
7. Perawatan mesin yang mudah
8. Suku cadang mesin yang dapat dengan mudah ditemukan di pasaran
9. Besar kecilnya hasil potongan bisa diatur
10. Mesin kuat, kokoh, dan tidak mudah lepas
Dari syarat-syarat tersebut dibuatlah konsep mesin pencacah sampah plastik
dan desain gambar tiga dimensi, sebagai berikut:

Gb. 1 Gambar Tiga Dimensi Pencacah Sampah Plastik

24
Spesifikasi teknis teknologi mesin pencacah plastik sebagai berikut :

a. Motor bensin daya 5.5 HP, output kecepatan putar motor 1400 RPM.

b. Pulley motor bensin 2 inch, dan pulley pada poros pisau 12 inch.

c. Pisau potong putar 6 pcs, pisau potong tetap 2 pcs, bahan ST 40

d. Bearing poros dan housing diameter 1 inch NSK

e. Flywheel

f. Dimensi dengan 1,2m X 1,2m X 1,55m

Pembuatan komponen berupa poros, pisau, flywheel pembuatan rangka,


penyambungan poros dengan dudukan pisau dibuat di laboratorium Teknik Mesin
Universitas PGRI Semarang. Rangka dibuat dari bahan st 40 berupa plat siku yang
disambung dengan menggunakan mesin las TIG dan MIG.
Adapun proses pembuatan komponen atau part mesin perajang sampah
plastik antara lain:
1. Pembuatan kotak mesin
Proses pembuatan kotak terdiri dari pemotongan bahan sesuai gambar kerja.
Pemotongan menggunakan mesin mesin las. Bagian tepi mesin difrais agar rata dan
selanjutnya disambung dengan menggunakan proses pengelasan. Pengelasan harus
memperhatikan ukuran kotak mesin karena proses pengelasana akan menimbulkan
tegangan sisa sehingga posisi sudut sambungan dapat berubah. Proses pengelasan
dilakukan dengan proses las titik terlebih dahulu kemudian dilas keliling sambungan.
2. Pembuatan flywheel
Flywheel atau sering disebut dengan roda gila dalam bahasa teknisnya adalah
komponen yang berfungsi sebagai sebuah masa yang berputar, dan dipergunaan
sebagai penyimpan tenaga dalam mesin. Tenaga yang disimpan dalam roda gila
berupa tenaga kinetik. Adapun proses pembuatan flywheel itu sendiri dimulai dari
perencanaan beban flywheel, perencanaan beban dengan cara menghitung berat dari
ukuran yang dibuatLangkah pembuatan flywheel di mesin bubut adalah dengan
melakukan pembubutan rata muka dan pembubutan bagian luar, selanjutkan

25
dilakukan pengeboran dan pembubutan lubang dalam. Diameter lubang yang
dikerjakan dengan bubut dalam sesuai dengan diameter poros holder. Langkah
terakhir dalam pembuatan flywheel yaitu pembuatan alur spy. Fungsi alur spi ini
untuk mengunci poros holder dan flywheel dapat berputar secara bersamaan.
Pembuatan alur spy dengan menggunakan mesin sekrap yang ada di laboratorium
Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang
3. Pembuatan poros dudukan/holder
Pembuatan poros holder dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas
PGRI Semarang dengan menggunakan mesin bubut untuk mengurangi diameter dan
panjang dari poros yang akan disambung dengan holder, flywheel, dan pulley Poros
holder ini harus konsentris tidak boleh ada keeksentrisan. Keesksentrisan akan
membuat pisau menjadi miring sehingga jarak celah antar pisau potong menjadi
besar. Jarak celah antar pisau yang tidak seragam akan menyebabkan pemotongan
bahan tidak berjalan dengan baik. Berikut gambar pembuatan poros holder yang
dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
4. Pembuatan screen /saringan
Screen /saringan dibuat berdasarkan gambar kerja, untuk dapat menentukan
ukuran bahan maka harus melakukan perhitungan panjang plat dengan ukuran dari ½
keliling lingkaran dari pisau berputar dan lebar terdiri dari lebar kotak mesin.
Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda potong. Setelah
pemotongan bahan selesai langkah selanjutnya yaitu pembuatan lubang pengeluaran
sampah plastik sebagai jaluir pengeluaran hasil cacahan. Jadi screen ini berfungsi
sebagai penyaring keluarnya potongan cacahan plastik.
5. Pembuatan rangka mesin
Proses pembuatan rangka mesin dimulai dari memotong bahan sesuai kebutuhan
atau sesuai gambar kerja. Bahan yang telah terpotong kemudian disambung
mengunakan proses pengelasan. Untuk mempertahankan posisi rangka mesin tetap
dan tidak bergeser maka pengelasan diawali dengan las titik, kemudian dilanjutkan
pengelasan pada masing-msing bagian. Pembuatan rangka mesin ini dilakukan
Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang.

26
6. Pembuatan cover mesin dan saluran pemasukan
Pembuatan cover mesin dan saluran masuk sampah plastik dilakukan dengan
menghitung kebutuhan pelat dengan dibuat longgar terhadap pisau. Komponen ini
dibuat longgar karena piringan plat tempat menaruh pisau potong tidak boleh
menyentuh cover saat berputar. Pembuatan dilakukan di laboratorium Teknik Mesin
Universitas PGRI Semarang.
7. Pembuatan penutup pulley
Cover/penutup pulley menggunakan plat 2mm, komponen ini berfungsi untuk
menutupi pulley agar saat berputar tidak membahayakan bagi pengguna mesin
pencacah plastik
8. Pembuatan bak potongan plastik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat bak atau tempat
jatuhnya potongan sampah plastik yaitu dengan menghitung bahan yang akan
digunakan dengan menggambar gambar bukaan bak sampah plastik. Setelah itu
proses berikutnya yakni memotong bahan yang akan digunakan dan dibentuk dengan
cara ditekuk.
9. Pembuatan pisau pencacah plastik
Pembuatan pisau pencacah sampah plastik mesin yang digunakan yaitu mesin
frais yang ada di laboratorium Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang. Mesin
pencacah sampah plastik sendiri menggunakan 8 pisau potong, 2 pisau terletak pada
kotak kotak dan 6 pisau terletak pada poros holder yang berputar

Uji Kapasitas Produksi


Komponen-komponen mesin pencacah plastik yang telah dibuat kemudian di
rakit di laboratorium Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang. Perakitan dimulai
dengan merakit antara kotak mesin dengan rangka, kemudian pemasangan bearing
pada kotak serta poros holder. Pisau potong dipasang pada poros holder dan kotak
mesin, Pemasangan pisau pada poros putar dengan pisau pada kotak harus tepat,
tidak boleh saling bersinggungam dan diberikan celah sebesar 1mm. Perakitan
dilakukan dengan menggunakan sambungan mur dan baut serta pengelasan.
Pemasangan pulley kecil pada motor bensin dan pemasangan pulley besar pada
poros holder mesin pencacah plastik. Kedua pulley dihubungkan dengan

27
menggunakan sabuk karet (v-belt) dengan ukuran A53. Saringan/ screen dipasang
dengan jarak 2mm terhadap pisau ketika dicoba untuk diputar secara manual. Cover
saluran masuk atas dipasang pada kotak mesin. Motor diesel ditempatkan dibagian
rangka bawah atau pada posisi bawah mesin pencacah plastik.
Setelah mesin pencacah plastik selesai dirakit atau asssembling menurut
komponen-komponennya, langkah selanjutnya yaitu uji coba terhadap mesin
tersebut. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah mesin pencacah plastik dapat
berproduksi atau dapat bekerja secara normal dan dapat menghasilkan produk sesuai
dengan yang diinginkan.

28
UPGRIS DAN DIKTI MENGABDI : MENGOLAH SAMPAH, MENJAGA

LINGKUNGAN

Oleh : Novika Wahyuhastuti, SE, M.Si

(Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat IbM Pengolahan Sampah Plastik)

Sampah merupakan masalah kehidupan dan lingkungan. Ini menjadi masalah

klasik yang dihadapi oleh semua kota besar seperti Semarang. Dalam sehari volume

sampah di Semarang mencapai 1000 ton atau setara dengan 873 truk sampah. Suatu

jumlah yang sangat besar. 50 ton atau 44 bak truk sampah diantaranya tidak

terangkut ke TPA Jatibarang. Bila masalah ini tidak dikelola dengan baik tentu dapat

menimbulkan berbagai masalah kesehatan, sosial, dan lingkungan. Miris rasanya

melihat sungai-sungai dan saluran air sampai tidak terlihat permukaannya karena

tertutup sampah, menyumbat saluran hingga mengakibatkan banjir. Volume sampah

yang besar dibarengi dengan perilaku masyarakat yang tidak cerdas yakni membuang

sampah sembarangan tentu merupakan kombinasi yang bisa menyebabkan bencana

dalam waktu cepat maupun lambat.

Pemerintah sudah melakukan banyak usaha untuk mengurangi volume

sampah, diantaranya adalah kebijakan pengurangan penggunaan kantong plastik

belanja sejak tanggal 21 Februari 2016. Namun rupanya kebijakan ini hanya

bergaung kurang lebih satu tahun dan tidak terdengar lagi hingga saat ini. Pihak

perusahaanpun juga ikut berpartisipasi dengan mengurangi besar kemasan plastik

pada produk-produk mereka. Namun tentunya tanggung jawab penanganan sampah

juga ada di pundak kita karena kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup adalah

kepentingan bersama.

29
Sampah plastik menjadi perhatian pemerintah mengingat Indonesia berada di

urutan kedua penghasil sampah ke laut setelah Tiongkok. KLHK menyebut bahwa

plastik dari 100 toko anggota Aprindo saja bisa mencapai 10,95 juta lembar atau

sekitar 60 kali luas lapangan bola dalam jangka waktu satu tahun. Padahal jumlah

toko dan gerai anggota Aprindo saat ini mencapai ribuan. Sedangkan untuk sampah

botol plastik sendiri, Indonesia menempati urutan ke 4 setelah Meksiko dengan

jumlah 4,82 miliar. Bisa dibayangkan berapa jumlah sampah plastik Indonesia dalam

beberapa tahun ke depan. Menurut Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3

KLHK Tuti Hendrawati, pada tahun 2019, total jumlah sampah di Indonesia

mencapai 68 juta ton dan 14 % atau 9,52 juta ton (setara dengan 50,1 juta m3) adalah

sampah plastik.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada penurunan

kualitas kesehatan masyarakat, penurunan kualitas lingkungan, dan menganggu

estetika. Biaya penanganan sampah itu tidak murah. Diperlukan lebih dari Rp

60.000/ton/hari untuk biaya operasional penanganan sampah. Belum biaya lain-lain

yang harus ditanggung sehubungan dengan proses dekomposisi sampah di TPA

seperti biaya kesehatan, biaya sosial, biaya lingkungan,dan biaya pencemaran baik

pencemaran, tanah, air, dan udara. Ada satu hal lagi yang harus dipikirkan yaitu

semakin berkurangnya daya dukung lingkungan karena jumlah sampah yang terus

meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Bila daya

dukung lingkungan ini menjadi semakin tidak memadai, manusia harus memikirkan

cara lain untuk menangani sampah agar dampak negatifnya bisa diminimalisir jika

tidak ingin tragedi Leuwigajah tahun 2015 terulang lagi.

30
Sebetulnya pengelolaan sampah yang baik itu bisa dilakukan dalam beberapa

tahap. Sebelum sampah benar-benar dibuang, kita bisa bisa melakukan upaya lain

yaitu reduce (mengurangi jumlah barang yang digunakan), reuse (memperpanjang

usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secaran

langsung), recycle (mengolah barang yang tidak terpakai menjadi barang baru), dan

energy recovery (upaya tangkap energi dengan memanfaatkan gas metana yang

dihasilkan dari proses pembusukan, terutama untuk sampah organik yang memiliki

nilai kalor bakar tinggi).

Upaya-upaya tersebut sudah banyak dilakukan oleh anggota masyarakat.

Contohnya yang dilakukan oleh warga di wilayah kelurahan Muktiharjo Kidul

Kecamatan Pedurungan Semarang. Wilayah Kecamatan Pedurungan sebagai salah

satu bagian Kota Semarang juga tidak luput dari permasalahan sampah. Wilayah

yang terdiri atas 12 kelurahan dengan beberapa pusat perekonomian di dalamnya

tentu potensi sampah tiap harinya cukup besar yang butuh perhatian bersama. Dalam

hal ini ada satu potret partisipasi masyarakat yang bisa menjadi contoh di daerah

lain. Kekompakan warga dalam mengelola sampah diwujudkan dengan mendirikan

bank sampah yang dinaungi oleh BKM Mukti Jaya. Warga yang di RW nya terdapat

bank sampah sudah langsung memisahkan sampah rumah tangganya antara yang

organik dan non organik. Sampah organik kemudian dipilah lagi untuk diolah

menjadi kompos di fasilitas yang sudah dibangun dengan bantuan pemerintah Kota

Semarang. Sedangkan sampah non organik dipilah kemudian dijual pada pengepul

rongsok. Uang hasil penjualan kompos dan sampah non organik dikembalikan lagi

kepada warga untuk kepentingan bersama.

31
Penanganan sampah organik di wilayah ini selain untuk mengurangi jumlah

sampah juga untuk mengurangi volume enceng gondok yang banyak tumbuh di

sungai kecil yang mengalir di daerah ini. Seperti kita ketahui bersama, enceng

gondok adalah gulma yang tumbuh di permukaan aliran air ataupun sungai. Bila

jumlahnya sangat banyak akan sangat mengurangi kemampuan sungai untuk

menampung limpasan air dan mengganggu aliran air sehingga mengakibatkan banjir.

Pengolahan sampah plastik di wilayah ini selama ini belum ada inovasi.

Masih terbatas pada pengumpulan dan kemudian langsung dijual pada pengepul

sehingga nilai ekonomisnya sangat rendah. Padahal kebutuhan cacahan sampah

plastik terus meningkat setiap tahun dan hanya sepertiganya saja yang bisa terpenuhi.

Hal ini dibarengi dengan potensi sampah plastik yang sangat besar di wilayah yang

dikelilingi oleh ruko, toko dan pasar ini. Dari cerita ibu Jumiatun ,salah seorang

warga yang sudah puluhan tahun menjadi pemulung, hanya dalam waktu 3 jam saja

beliau sudah bisa mendapatkan 10 kg sampah anorganik. Kenyataan tersebut yang

dibarengi dengan peningkatan nilai jual sampah plastik terutama botol plastik yang

bila sudah dicacah dan dipisahkan menurut warna dan bahannya bisa meningkat

hingga 5 kali lipat, menggerakkan tim pengabdian dari Universitas PGRI Semarang

untuk ikut handarbeni mendukung kegiatan pengolahan sampah plastik dengan

pembiayaan dari Dikti. Mengapa sampah plastik? Karena sampah jenis ini

penguraiannya butuh waktu 50 – 100 tahun. Untuk mencacah sampah plastik baik itu

botol bekas, ember, dan barang-barang lain yang terbuat dari plastik dibutuhkan

mesin pencacah sampah plastik (crusher) yang handal dan sesuai kebutuhan

masyarakat. Mesin crusher harus dapat disetel agar besar cacahan bisa diatur untuk

kebutuhan industri. Bertenaga diesel yang biaya pengoperasiannya lebih irit

32
dibandingkan jika memakai listrik juga mudah dalam perawatan. Keberadaan mesin

ini diharapkan dapat lebih meningkatkan gairah masyarakat dalam mengelola bank

sampah dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga secara signifikan.

Antusiasme dan respon yang positif dari warga terlihat dalam acara

sosialisasi dan pelatihan yang diadakan oleh tim pengabdian. Warga semangat dalam

menyiapkan tempat dan acara. Warga juga aktif bertanya dan menyimak penjelasan

tim dengan baik. Dukungan dari pihak kelurahan juga terlihat dari kedatangan Pak

Lurah pada acara tersebut. Salah seorang warga mengaku senang dan berterima kasih

dengan adanya mesin ini karena hasil memulung sampah plastiknya bisa dijual

dengan harga lebih tinggi.

Tentu apa yang dilakukan oleh tim pengabdian Universitas PGRI

Semarang ini hanya sumbangsih kecil untuk kelestarian lingkungan hidup. Tapi

semoga hal yang kecil ini bisa menjadi virus baik yang akan menularkan hal baik

kepada semua pihak agar lebih peduli pada lingkungan sekitarnya. Bila seluruh

lapisan masyarakat bisa melakukan hal-hal sederhana untuk menangani sampah di

daerah mereka masing-masing tentu beban pemerintah tidak akan terlalu berat.

Dengan prinsip reduce, reuse, recycle, dan energy recovery akan sangat mengurangi

jumlah sampah yang dibuang sehingga bisa memperpanjang daya dukung lingkungan

dimana TPA berada, mempertahankan kualitas kesehatan, lingkungan, dan

kehidupan manusia secara keseluruhan. Sehingga kita bisa mewariskan bumi yang

layak huni kepada anak cucu kita, bukan bumi yang dipenuhi dengan sampah.

33
MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK

34
HASIL CACAHAN SAMPAH PLASTIK

KEGIATAN PELATIHAN

35
36

Anda mungkin juga menyukai