PENGABDIAN IbM
Oleh :
Novika Wahyuhastuti, SE, M.Si NIDN 0019117801
Rr. Hawik Ervina Indiworo, SE, MM NIDN 0628098302
Aan Burhanudin, ST, MT NIDN 0624068302
Dibiayai oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Kontrak Pengabdian
Nomor : 01/SP2H/LPPMUPGRIS/PPM/V/2017
i
ii
RINGKASAN
Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yaitu tim IbM
dalam melaksanakan IbM. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Sosialisasi
program kegiatan IbM; (2) Pembuatan mesin pencacah sampah plastik; (3) Pelatihan
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia,
ahmat dan hidayah Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
bantuan dari semua pihak, baik instansi maupun perorangan. Oleh karena itu, pada
1. Bapak Ir. Suwarno Widodo selaku Ketua LPPM Universitas PGRI Semarang
2. Ibu Dr. Titik Haryati, M.Si selaku dekan FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
4. Bapak Ketua KSM Mandiri Santosa Jaya Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang
5. Bapak Ketua KSM Tri Asih Jaya Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang
. Penulis menyadari bahwa laporan kemajuan pengabdian ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Tim Pengabdian
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
PRAKATA iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Analisis Situasi 1
1.2 Permasalahan Mitra 5
BAB 2. TARGET LUARAN 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 8
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 11
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 13
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 15
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 16
LAMPIRAN 17
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
bekas. Kegiatan pemilahan sampah anorganik dilakukan pada hari Minggu pagi,
setiap dua minggu oleh ibu-ibu warga disana. Belum ada upaya untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomis dari sampah-sampah anorganik tersebut
terutama sampah plastik hingga saat ini.
2
plastik yang berhasil mereka kumpulkan setiap harinya, bila nilai ekonomisnya
bisa ditingkatkan secara signifikan bisa sangat membantu kebutuhan ekonomi
mereka sehari-hari. Dari cerita Ibu Jumiatun, warga RW 11 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang sudah puluhan
tahun berprofesi sebagai pemulung, bila sampah sampah plastik dijual campuran
tanpa proses pemilahan harganya Rp 2.500,00 per kilogram. Jika sudah dipilah
berdasarkan bahannya, harganya bisa meningkat hingga hampir 2 kali lipatnya.
Sedangkan menurut Pak Sugeng, ketua RW 11 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, bila sampah plastik sudah dirajang
menjadi potongan-potongan kecil, apalagi bila proses perajangan sudah
dilakukan berdasarkan warna sampah plastiknya, harga bisa naik hingga 5 kali
lipat dari harga jika sampah plastik dijual utuh. Dari kenyataan tersebut, sangat
besar kemungkinan peningkatan pendapatan keluarga pemulung melalui
peningkatan nilai ekonomis sampah plastik dengan proses
perajangana/pencacahan sampah plastik.
3
Gb. 3 Sampah plastik hasil memulung salah satu warga
4
Pedurungan Kota Semarang. Besarnya potensi juga tercermin dari cerita Bu
Jumiatun yang bekerja memulung dari pukul 04.00 hingga pukul 07.00 bisa
mendapatkan sampah anorganik hingga 10 kg setiap harinya.
.
1.2 PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan uraian dalam analisis situasi diketahui bahwa yang menjadi
permasalahan adalah tidak adanya mesin untuk mencacah sampah plastik guna
mengolah sampah plastik. Rumusan masalah pada kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana desain mesin pencacah plastik sampah yang mampu meningkatkan
nilai tambah dari sampah plastik?
2. Seberapa besar tingkat produktivitas mesin pencacah plastik?
3. Bagaimana peningkatan nilai tambah dari hasil penggunaan mesin pencacah
plastik?
5
BAB 2
TARGET LUARAN
6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Pemberdayaaan
KEMITRAAN
KELOMPOK BANK
SAMPAH KSM TRI ASIH
JAYA DAN KSM
MANDIRI SANTOSO
JAYA
7
Metode pendekatan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang akan kami
lakukan merupakan bentuk solusi yang kami coba tawarkan dalam bentuk kegiatan
yang kami kelompokkan ke dalam lima tahap:
Tabel 3 Metode Kegiatan
No Kegiatan Metode
1. Sosialisasi pengolahan sampah plastik ceramah, diskusi
2. Pembuatan mesin pencacah plastik Rancang bangun
3. Pelatihan penggunaan mesin pencacah sampah praktik, asistensi
plastik
4. Pendampingan untuk konsultasi diskusi, tanya jawab
5. Evaluasi penggunaan mesin pencacah plastik diskusi, tanya jawab
KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri Santoso
Jaya
1. Sosialisasi program kegiatan IbM dan dengar pendapat mengenai kebutuhan mitra
Target peserta adalah para anggota KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri Santoso
Jaya yang menjadi mitra IbM. Peserta akan diberi pemahaman mengenai latar
belakang, tujuan, dan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini
kesadaran dalam diri kelompok mitra. Kelompok mitra berperan berperan aktif dalam
mencari dan mengumpulkan sampah plastik, ikut serta mencari peluang pemasaran
olahan sampah plastik yang tidak terikat pada jumlah dan waktu, ikut aktif
membesarkan KSM yang sudah dibentuk agar pengolahan sampah plastik bisa sebaik
mengenai keadaan dan kebutuhan mitra. Seperti sampah plastik apa saja yang paling
sering dikumpulkan, besar cacahan sampah plastik yang bisa diterima industri, dan
besar daya dan kapasitas mesin pencacah sampah plastik yang sesuai dengan keadaan
mitra. Kemudian barulah dirancang dan dibuat mesin tersebut dengan tetap
8
memperhatikan kemudahan dalam pengoperasian dan perawatan mengingat mesin
penggunaan. Target peserta adalah anggota KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri
Santoso Jaya yang berjumlah 20 orang. Dalam pelatihan ini, kelompok mitra berperan
mengumpulkan dan menyediakan sampah plastik. Dari pelatihan ini, diharapkan para
plastik.
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
9
Universitas PGRI Semarang adalah salah satu perguruan tinggi di Indonesia
yang berkembang pesat dan berkomitmen dalam penyelenggaraan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Universitas PGRI Semarang berupaya untuk mengabdikan
pemikiran dan tenaga kepada masyarakat yang merupakan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Dua Dharma Perguruan Tinggi
yang menjadi tanggungjawab LPPM Universitas PGRI Semarang diantaranya
melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian sebagai berikut:
No Keterangan
1 Tahun 2007 sampai sekarang LPPM Universitas PGRI Semarang
sebagai penyelenggara dan pelaksana KKN PBA (Pemberantasan Buta
Aksara), Vokasi, Desa Binaan dan Tematik Posdaya.
2 LPPM Universitas PGRI Semarang selalu bekerjasama dengan Yayasan
Damandiri untuk pemberdayaan masyarakat.
3 Setiap tahunnya LPPM Universitas PGRI Semarang selalu mendapatkan
hibah baik dari dikti, Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Provinsi
maupun CSR untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat
4 LPPM Universitas PGRI Semarang sudah berpengalaman dalam
menyelenggarakan pemberdayaan diberbagai UMKM, kelompok tani dan
koperasi
5 LPPM Universitas PGRI Semarang selalu mendapatkan KKN-PPM Hibah
Dikti, IbM maupun IbK.
6 LPPM Universitas PGRI Semarang Menjadi TOT bagi dosen dan
masyarakat dalam keterampilan pengolahan berbagai makanan.
7 LPPM Universitas PGRI Semarang selalu melakukan pendampingan desa
vokasi, desa binaan dan Posdaya
8 Sebagai pusat pengembangan pendidikan ramah anak, bekerja sama dengan
SIDA dan Lund Universty Swedia.
9 LPPM Universitas PGRI Semarang dipercaya untuk penanggulangan
kemiskinan kerjasama dengan pemerintah Kota Semarang melalui Program
Gerdu Kempling.
10
Dalam menjalankan Misi Universitas PGRI yang ke 3 (tiga) yaitu
menyelenggarakan penelitian, layanan pengabdian kepada masyarakat dalam
memecahkan masalah di bidang pemdidikan dan kemasyarakatan dibawah
pembinaan LP2M layak untuk melaksanakan pelatihan dan pendampingan tentang
pengolahan sampah plastik di wilayah Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan
Pedurungan Kota Semarang. Dosen yang melaksanakan kegiatan pengabdian IbM
pengolahan sampah plastik seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Daftar Dosen Yang Melakukan Kegiatan IbM Pengolahan Sampah
Plastik
No Nama/ NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu
2. Novika Wahyuhastuti, Universitas PGRI Manajemen Pemasaran
SE, M.Si/ Semarang
0019117801
3 Rr. Hawik Ervina Universitas PGRI Manajemen Sumber Daya
Indiworo, SE, MM / Semarang Manusia
0628098302
4 Aan Burhanudin, Universitas PGRI Perancangan dan
ST.,MT/0 Semarang Manufaktur
624068302
11
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
12
11) Melakukan setting piringan plat dengan box mesin
12) Melakukan pembubutan ass holder dengan diameter plat sesuai dengan
lubang piringan plat dan V-block
13) Melakukan pengelasan ass holder dengan piringan plat
14) Melakukan setting ass holder dengan piringan plat terhadap box kotak
dan V-block
15) Melakukan pengelasan dudukan V-block terhadap box kotak
16) Melakukan setting dudukan pisau dengan piringan platnya kemudian di
las. Melakukan pemotongan bahan untuk membuat lubang screen.
17) Membuat lubang screen dengan cara dibor
18) Melakukan setting screen dengan box kotak.
19) Melakukan pemotongan bahan untuk membuat dudukan box kotak dan
dudukan motor.
20) Melakukan proses pengelasan dudukan box kotak dan dudukan motor.
21) Melakukan pengeboran untuk lubang baut pada dudukan box kotak dan
motor.
22) Melakukan pemotongan bahan untuk membuat cover atau penutup mesin
23) Melakukan pemotongan dan pengelasan bahan untuk penutup pully
24) Melakukan pengukuran untuk mengetahui ukuran tempah jatuhnya
potongan sampah anorganik
25) Melakukan pemotongan bahan dan pengelasan untuk membuat tempat
jatuhnya potongan sampah anorganik
26) Melakukan perakitan ass holder
27) Melakukan perakitan box kotak dengan ass holder
28) Melakukan setting pisau pencacah sampah plastik
29) Melakukan pemasangan screen terhadap box mesin
30) Melakukan pemasangan box kotak mesin dengan dudukan mesin
31) Memasang motor diesel dengan dudukan mesin
32) Memasang v-belt antara roda pada motor listrik dengan pully yang
terdapat di ass holder
33) Memasang rangka penutup v-belt
13
5. Kegiatan pelatihan pengoperasian dan pelatihan manajemen pemasaran
sekaligus serah terima mesin pencacah sampah plastik kepada dua mitra yaitu
KSM Mandiri Santoso Jaya dan KSM Tri Asih Jaya pada tanggal 1 Oktober
2017. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang anggota KSM. Kegiatan ini
mendapat dukungan penuh dari masyarakat, terbukti dengan partisipasi
mereka dalam mengumpulkan dan memilah sampah plastik sebagai bahan
baku praktik pengoperasian mesin.
6. Setelah penyerahan mesin, diadakan pendampingan dan evaluasi oleh tim
pengabdian. Hasilnya bahwa tidak ditemukan permasalahan pada penggunaan
mesin pencacah sampah plastik. Mesin dapat digunakan secara optimal dan
mudah. Masyarakat mitra juga sudah dapat menemukan jalur pemasaran
untuk hasil cacahan sampah plastik sehingga tidak merasa kesulitan untuk
menjualnya.
14
BAB 6
15
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A, 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan
Hidup dan ” Wall Chart ”. Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup.
17
IbM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN
PENDAPATAN
PADA MASYARAKAT KELURAHAN MUKTIHARJO KIDUL SEMARANG
Oleh
Novika Wahyuhastuti, Rr. Hawik Ervina Indiworo, Aan Burhanudin
FPIPSKR Universitas PGRI Semarang
novikawidodo@gmail.com
Abstract
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat program IPTEKS bagi Masyarakat
Pengolahan Sampah Plastik ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan hidup. Mengingat sampah plastik merupakan sampah yang
butuh waktu terurai 50-100 tahun. Di lain sisi potensi sampah plastik di Kecamatan
Pedurungan Semarang sangat besar. Bila sampah plastik bisa diolah dan dikelola
secara optimal tentu akan sangat mengurangi jumlah sampah plastik di daerah itu,
disamping juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini
dilaksanakan di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang.
Pesertanya sejumlah 30 orang yang merupakan anggota KSM Mandiri Santoso Jaya
dan KSM Tri Asih Jaya yang berada di bawah satu payung BKM Mukti Jaya.
Pelaksanaannya dalam bentuk (1) Sosialisasi program kegiatan IbM; (2) Pembuatan
mesin pencacah sampah plastik; (3) Pelatihan penggunaan mesin pencacah plastik;
dan (4) Pendampingan untuk konsultasi. Metode yang digunakan dari sosialisasi
hingga pendampingan adalah ceramah, tanya jawab, dan praktik. Kegiatan IbM ini
mendapatkan respon yang bagus ditandai dengan antuasiasme para peserta dalam
mengikuti setiap tahap kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah
pengurangan jumlah sampah plastik dengan upaya recycle dan peningkatan
pendapatan keluarga melalui peningkatan nilai ekonomis sampah plastik.
Kata kunci: Sampah, Plastik, Mesin, Masyarakat, Recycle
Pendahuluan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sebagaimana diketahui bahwa sampah merupakan permasalahan
kehidupan manusia dan lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan benar
akan menimbulkan pencemaran baik pencemaran tanah, air, maupun udara.
Permasalahan sampah di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang sudah cukup dikelola dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah
didirikannya banyak bank sampah yang berada pada satu payung yaitu BKM
Mukti Jaya. Meskipun tidak semua RW sudah memiliki bank sampah, namun
keberadaan bank-bank sampah tersebut sudah cukup menunjukkan kepedulian
warga akan kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Seperti yang terlihat di
lingkungan RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang, bank sampah di RW tersebut sudah maju terutama dari segi
pengelolaan sampah organik. Bahkan warga di RW tersebut sudah bisa
18
menikmati hasil dari penjualan kompos hasil composting sampah organik.
Apalagi hal ini didukung oleh banyaknya enceng gondok di wilayah Kelurahan
tersebut yang menjadi bahan baku utama pupuk kompos, selain sampah organik
yang merupakan limbah rumah tangga. Majunya pengelolaan sampah organik
juga didukung oleh pemerintah Kota Semarang, dengan dibangunnya fasilitas
pengolahan limbah organik menjadi kompos dengan kucuran dana Rp
195.000.000,00. Proses pembangunan fasilitas tersebut sedang berjalan hingga
saat ini dan diperkirakan segera selesai dalam waktu dekat. Dengan
pembangunan fasilitas ini, diharapkan kegitan warga untuk membuat kompos
semakin bergairah dan semakin meningkatkan produktivitas produksi kompos.
Pengelolan sampah organik yang begitu baik di lingkungan RW 4 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang belum diikuti dengan
hal yang sama pada pengelolaan sampah anorganik, seperti plastik bekas. Yang
dilakukan selama ini oleh bank sampah di wilayah tersebut hanya memilah
sampah-sampah anorganik kemudian dijual secara kiloan ke pengepul barang
bekas. Kegiatan pemilahan sampah anorganik dilakukan pada hari Minggu pagi,
setiap dua minggu oleh ibu-ibu warga disana. Belum ada upaya untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomis dari sampah-sampah anorganik tersebut
terutama sampah plastik hingga saat ini.
19
Gb 1. Kegiatan pemilahan sampah anorganik di wilayah RW 4 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
Berbeda dengan keadaan di lingkungan RW 4 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, di wilayah lingkungan RW 11 tidak
terdapat bank sampah, namun sebagian warganya berprofesi sebagai pemulung.
Ada 15 KK di RW tersebut yang profesinya adalah pemulung. Dilihat dari rumah
mereka yang non permanen hingga semi permanen, bisa dikatakan taraf ekonomi
mereka dalam kategori miskin. Hasil memulung mereka, terutama sampah plastik
terkadang dijual campuran, namun terkadang juga sudah dipilah berdasarkan
jenisnya. Bila sudah dipilah berdasarkan jenisnya, harganya lebih tinggi daripada
jika dijual campuran. Semuanya dalam satuan kilogram. Tidak ada upaya lain
untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, padahal jika dilihat dari potensi sampah
plastik yang berhasil mereka kumpulkan setiap harinya, bila nilai ekonomisnya
bisa ditingkatkan secara signifikan bisa sangat membantu kebutuhan ekonomi
mereka sehari-hari. Dari cerita Ibu Jumiatun, warga RW 11 Kelurahan
Muktiharjo Kidul Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang sudah puluhan
tahun berprofesi sebagai pemulung, bila sampah sampah plastik dijual campuran
20
tanpa proses pemilahan harganya Rp 2.500,00 per kilogram. Jika sudah dipilah
berdasarkan bahannya, harganya bisa meningkat hingga hampir 2 kali lipatnya.
Sedangkan menurut Pak Sugeng, ketua RW 11 Kelurahan Muktiharjo Kidul
Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, bila sampah plastik sudah dirajang
menjadi potongan-potongan kecil, apalagi bila proses perajangan sudah
dilakukan berdasarkan warna sampah plastiknya, harga bisa naik hingga 5 kali
lipat dari harga jika sampah plastik dijual utuh. Dari kenyataan tersebut, sangat
besar kemungkinan peningkatan pendapatan keluarga pemulung melalui
peningkatan nilai ekonomis sampah plastik dengan proses
perajangana/pencacahan sampah plastik.
21
Gb. 3 Sampah plastik hasil memulung salah satu warga
22
Pedurungan Kota Semarang. Besarnya potensi juga tercermin dari cerita Bu
Jumiatun yang bekerja memulung dari pukul 04.00 hingga pukul 07.00 bisa
mendapatkan sampah anorganik hingga 10 kg setiap harinya. Untuk itu
diperlukan ”IbM Pengolah Sampah Plastik“
METODE
Metode pendekatan yang digunakan adalah Pelatihan dan Pendampingan
1) Pelatihan Penggunaan Mesin Pencacah Sampah Plastik
Target peserta adalah seluruh anggota KSM Tri Asih Jaya dan KSM Mandiri
Santosa Jaya yang berjumlah 30 orang. Peserta diberi pelatihan bagaimana
mengoperasikan, merawat, dan menangani kerusakan ringan pada mesin
pencacah sampah plastik. Peserta bebas mencoba dan mempraktikkan
penggunaan mesin tersebut. Setelahnya mesin pencacah sampah plastik akan
diberikan kepada kedua kelompok masyarakat tersebut.
2) Pendampingan Untuk Konsultasi
Setelah mesin diserahkan kepada masyarakat, dilakukan pendampingan
hingga akhir jangka waktu pengabdian untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat bila ingin bertanya dan konsultasi jika menemui kesulitan dalam
mengoperasikan mesin pencacah plastik tersebut.
3) Mengevaluasi Hasil Kegiatan
Kegiatan evaluasi dilakukan di setiap tahapan dan segera dilakukan perbaikan
jika dirasa perlu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi pengolahan sampah plastik
Kegiatan sosialisasi ini melibatkan dua mitra yaitu KSM Mandiri Santosa
Jaya dan KSM Tri Asih Jaya di Kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang. Kegiatan
sosialisasi menggunakan metode ceramah dan diakhiri dengan sesi tanya jawab
dan diikuti oleh kurang lebih 30 orang peserta. Mereka terlihat antusias
mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan
antuasiame mereka tentang kapan mesin bisa segera mereka gunakan.
Pembuatan mesin pencacah sampah plastik
Berdasarkan hasil sosialisasi dengan masyarakat maka dibuatlah syarat-syarat
teknis mesin pencacah, yaitu:
23
1. Mesin menggunakan mesin diesel
2. Kapasitas mesin hingga 70 kg/jam
3. Mesin haruslah mudah digunakan, cukup 1 langkah saja
4. Pengaturan tinggi mesin yang ergonomis, sehingga mudah memasukkan
bahan (sekitar 1,5 m)
5. Pisau potong dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan dan diganti bila
sudah tumpul
6. Pisau potong yang berkualitas bagus, kuat, dan tidak mudah tumpul
7. Perawatan mesin yang mudah
8. Suku cadang mesin yang dapat dengan mudah ditemukan di pasaran
9. Besar kecilnya hasil potongan bisa diatur
10. Mesin kuat, kokoh, dan tidak mudah lepas
Dari syarat-syarat tersebut dibuatlah konsep mesin pencacah sampah plastik
dan desain gambar tiga dimensi, sebagai berikut:
24
Spesifikasi teknis teknologi mesin pencacah plastik sebagai berikut :
a. Motor bensin daya 5.5 HP, output kecepatan putar motor 1400 RPM.
b. Pulley motor bensin 2 inch, dan pulley pada poros pisau 12 inch.
e. Flywheel
25
dilakukan pengeboran dan pembubutan lubang dalam. Diameter lubang yang
dikerjakan dengan bubut dalam sesuai dengan diameter poros holder. Langkah
terakhir dalam pembuatan flywheel yaitu pembuatan alur spy. Fungsi alur spi ini
untuk mengunci poros holder dan flywheel dapat berputar secara bersamaan.
Pembuatan alur spy dengan menggunakan mesin sekrap yang ada di laboratorium
Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang
3. Pembuatan poros dudukan/holder
Pembuatan poros holder dilakukan di laboratorium Teknik Mesin Universitas
PGRI Semarang dengan menggunakan mesin bubut untuk mengurangi diameter dan
panjang dari poros yang akan disambung dengan holder, flywheel, dan pulley Poros
holder ini harus konsentris tidak boleh ada keeksentrisan. Keesksentrisan akan
membuat pisau menjadi miring sehingga jarak celah antar pisau potong menjadi
besar. Jarak celah antar pisau yang tidak seragam akan menyebabkan pemotongan
bahan tidak berjalan dengan baik. Berikut gambar pembuatan poros holder yang
dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
4. Pembuatan screen /saringan
Screen /saringan dibuat berdasarkan gambar kerja, untuk dapat menentukan
ukuran bahan maka harus melakukan perhitungan panjang plat dengan ukuran dari ½
keliling lingkaran dari pisau berputar dan lebar terdiri dari lebar kotak mesin.
Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda potong. Setelah
pemotongan bahan selesai langkah selanjutnya yaitu pembuatan lubang pengeluaran
sampah plastik sebagai jaluir pengeluaran hasil cacahan. Jadi screen ini berfungsi
sebagai penyaring keluarnya potongan cacahan plastik.
5. Pembuatan rangka mesin
Proses pembuatan rangka mesin dimulai dari memotong bahan sesuai kebutuhan
atau sesuai gambar kerja. Bahan yang telah terpotong kemudian disambung
mengunakan proses pengelasan. Untuk mempertahankan posisi rangka mesin tetap
dan tidak bergeser maka pengelasan diawali dengan las titik, kemudian dilanjutkan
pengelasan pada masing-msing bagian. Pembuatan rangka mesin ini dilakukan
Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang.
26
6. Pembuatan cover mesin dan saluran pemasukan
Pembuatan cover mesin dan saluran masuk sampah plastik dilakukan dengan
menghitung kebutuhan pelat dengan dibuat longgar terhadap pisau. Komponen ini
dibuat longgar karena piringan plat tempat menaruh pisau potong tidak boleh
menyentuh cover saat berputar. Pembuatan dilakukan di laboratorium Teknik Mesin
Universitas PGRI Semarang.
7. Pembuatan penutup pulley
Cover/penutup pulley menggunakan plat 2mm, komponen ini berfungsi untuk
menutupi pulley agar saat berputar tidak membahayakan bagi pengguna mesin
pencacah plastik
8. Pembuatan bak potongan plastik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam membuat bak atau tempat
jatuhnya potongan sampah plastik yaitu dengan menghitung bahan yang akan
digunakan dengan menggambar gambar bukaan bak sampah plastik. Setelah itu
proses berikutnya yakni memotong bahan yang akan digunakan dan dibentuk dengan
cara ditekuk.
9. Pembuatan pisau pencacah plastik
Pembuatan pisau pencacah sampah plastik mesin yang digunakan yaitu mesin
frais yang ada di laboratorium Teknik Mesin Universitas PGRI Semarang. Mesin
pencacah sampah plastik sendiri menggunakan 8 pisau potong, 2 pisau terletak pada
kotak kotak dan 6 pisau terletak pada poros holder yang berputar
27
menggunakan sabuk karet (v-belt) dengan ukuran A53. Saringan/ screen dipasang
dengan jarak 2mm terhadap pisau ketika dicoba untuk diputar secara manual. Cover
saluran masuk atas dipasang pada kotak mesin. Motor diesel ditempatkan dibagian
rangka bawah atau pada posisi bawah mesin pencacah plastik.
Setelah mesin pencacah plastik selesai dirakit atau asssembling menurut
komponen-komponennya, langkah selanjutnya yaitu uji coba terhadap mesin
tersebut. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah mesin pencacah plastik dapat
berproduksi atau dapat bekerja secara normal dan dapat menghasilkan produk sesuai
dengan yang diinginkan.
28
UPGRIS DAN DIKTI MENGABDI : MENGOLAH SAMPAH, MENJAGA
LINGKUNGAN
klasik yang dihadapi oleh semua kota besar seperti Semarang. Dalam sehari volume
sampah di Semarang mencapai 1000 ton atau setara dengan 873 truk sampah. Suatu
jumlah yang sangat besar. 50 ton atau 44 bak truk sampah diantaranya tidak
terangkut ke TPA Jatibarang. Bila masalah ini tidak dikelola dengan baik tentu dapat
melihat sungai-sungai dan saluran air sampai tidak terlihat permukaannya karena
yang besar dibarengi dengan perilaku masyarakat yang tidak cerdas yakni membuang
belanja sejak tanggal 21 Februari 2016. Namun rupanya kebijakan ini hanya
bergaung kurang lebih satu tahun dan tidak terdengar lagi hingga saat ini. Pihak
juga ada di pundak kita karena kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup adalah
kepentingan bersama.
29
Sampah plastik menjadi perhatian pemerintah mengingat Indonesia berada di
urutan kedua penghasil sampah ke laut setelah Tiongkok. KLHK menyebut bahwa
plastik dari 100 toko anggota Aprindo saja bisa mencapai 10,95 juta lembar atau
sekitar 60 kali luas lapangan bola dalam jangka waktu satu tahun. Padahal jumlah
toko dan gerai anggota Aprindo saat ini mencapai ribuan. Sedangkan untuk sampah
jumlah 4,82 miliar. Bisa dibayangkan berapa jumlah sampah plastik Indonesia dalam
KLHK Tuti Hendrawati, pada tahun 2019, total jumlah sampah di Indonesia
mencapai 68 juta ton dan 14 % atau 9,52 juta ton (setara dengan 50,1 juta m3) adalah
sampah plastik.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada penurunan
estetika. Biaya penanganan sampah itu tidak murah. Diperlukan lebih dari Rp
seperti biaya kesehatan, biaya sosial, biaya lingkungan,dan biaya pencemaran baik
pencemaran, tanah, air, dan udara. Ada satu hal lagi yang harus dipikirkan yaitu
semakin berkurangnya daya dukung lingkungan karena jumlah sampah yang terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Bila daya
dukung lingkungan ini menjadi semakin tidak memadai, manusia harus memikirkan
cara lain untuk menangani sampah agar dampak negatifnya bisa diminimalisir jika
30
Sebetulnya pengelolaan sampah yang baik itu bisa dilakukan dalam beberapa
tahap. Sebelum sampah benar-benar dibuang, kita bisa bisa melakukan upaya lain
usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secaran
langsung), recycle (mengolah barang yang tidak terpakai menjadi barang baru), dan
energy recovery (upaya tangkap energi dengan memanfaatkan gas metana yang
dihasilkan dari proses pembusukan, terutama untuk sampah organik yang memiliki
satu bagian Kota Semarang juga tidak luput dari permasalahan sampah. Wilayah
tentu potensi sampah tiap harinya cukup besar yang butuh perhatian bersama. Dalam
hal ini ada satu potret partisipasi masyarakat yang bisa menjadi contoh di daerah
bank sampah yang dinaungi oleh BKM Mukti Jaya. Warga yang di RW nya terdapat
bank sampah sudah langsung memisahkan sampah rumah tangganya antara yang
organik dan non organik. Sampah organik kemudian dipilah lagi untuk diolah
menjadi kompos di fasilitas yang sudah dibangun dengan bantuan pemerintah Kota
Semarang. Sedangkan sampah non organik dipilah kemudian dijual pada pengepul
rongsok. Uang hasil penjualan kompos dan sampah non organik dikembalikan lagi
31
Penanganan sampah organik di wilayah ini selain untuk mengurangi jumlah
sampah juga untuk mengurangi volume enceng gondok yang banyak tumbuh di
sungai kecil yang mengalir di daerah ini. Seperti kita ketahui bersama, enceng
gondok adalah gulma yang tumbuh di permukaan aliran air ataupun sungai. Bila
menampung limpasan air dan mengganggu aliran air sehingga mengakibatkan banjir.
Pengolahan sampah plastik di wilayah ini selama ini belum ada inovasi.
Masih terbatas pada pengumpulan dan kemudian langsung dijual pada pengepul
plastik terus meningkat setiap tahun dan hanya sepertiganya saja yang bisa terpenuhi.
Hal ini dibarengi dengan potensi sampah plastik yang sangat besar di wilayah yang
dikelilingi oleh ruko, toko dan pasar ini. Dari cerita ibu Jumiatun ,salah seorang
warga yang sudah puluhan tahun menjadi pemulung, hanya dalam waktu 3 jam saja
dibarengi dengan peningkatan nilai jual sampah plastik terutama botol plastik yang
bila sudah dicacah dan dipisahkan menurut warna dan bahannya bisa meningkat
hingga 5 kali lipat, menggerakkan tim pengabdian dari Universitas PGRI Semarang
pembiayaan dari Dikti. Mengapa sampah plastik? Karena sampah jenis ini
penguraiannya butuh waktu 50 – 100 tahun. Untuk mencacah sampah plastik baik itu
botol bekas, ember, dan barang-barang lain yang terbuat dari plastik dibutuhkan
mesin pencacah sampah plastik (crusher) yang handal dan sesuai kebutuhan
masyarakat. Mesin crusher harus dapat disetel agar besar cacahan bisa diatur untuk
32
dibandingkan jika memakai listrik juga mudah dalam perawatan. Keberadaan mesin
ini diharapkan dapat lebih meningkatkan gairah masyarakat dalam mengelola bank
Antusiasme dan respon yang positif dari warga terlihat dalam acara
sosialisasi dan pelatihan yang diadakan oleh tim pengabdian. Warga semangat dalam
menyiapkan tempat dan acara. Warga juga aktif bertanya dan menyimak penjelasan
tim dengan baik. Dukungan dari pihak kelurahan juga terlihat dari kedatangan Pak
Lurah pada acara tersebut. Salah seorang warga mengaku senang dan berterima kasih
dengan adanya mesin ini karena hasil memulung sampah plastiknya bisa dijual
Semarang ini hanya sumbangsih kecil untuk kelestarian lingkungan hidup. Tapi
semoga hal yang kecil ini bisa menjadi virus baik yang akan menularkan hal baik
kepada semua pihak agar lebih peduli pada lingkungan sekitarnya. Bila seluruh
daerah mereka masing-masing tentu beban pemerintah tidak akan terlalu berat.
Dengan prinsip reduce, reuse, recycle, dan energy recovery akan sangat mengurangi
jumlah sampah yang dibuang sehingga bisa memperpanjang daya dukung lingkungan
kehidupan manusia secara keseluruhan. Sehingga kita bisa mewariskan bumi yang
layak huni kepada anak cucu kita, bukan bumi yang dipenuhi dengan sampah.
33
MESIN PENCACAH SAMPAH PLASTIK
34
HASIL CACAHAN SAMPAH PLASTIK
KEGIATAN PELATIHAN
35
36