Diusulkan oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan : P3TER (Program Penyuluhan
Penggunaan Water Meter) di desa
Nanggerang Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Muhammad Fayyadh Finardi
b. NIM : 170610170083
c. Jurusan : Administrasi Bisnis
d. Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Mawar 5 nomor 13 kompleks
Unitex, Kecamatan Bogor Timur,
Kota Bogor
f. Email : fayyadh37@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : Melania Nurul Hikmah, Rita
Sugiharti, Sofia P. Sinuraya
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Hj. Fatmi Utarie Nasution SH.,
M.H.
b. NIP : 195711061986032001
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp 3.430.000
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan
ii
Sumedang, 08-November-2019
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2019 di
Desa Nanggerang ini dapat terlaksana dan selesai dengan baik.
iv
7. Rekan-rekan KKN 2019 Desa Nanggerang Kecamatan Sukasari
Kabupaten Sumedang, yang telah bekerja sama selama masa KKN
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan KKN ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada
mahasiswa yang akan melakukan KKN ditahun yang akan datang.
Tim Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 6
BAB I PENDAHULUAN 7
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Forum Air Sedunia (Word Water Forum) yang digelar di Den Haag,
Belanda tahun 2000 silam, sudah memprediksi Indonesia termasuk negara yang
bakal mengalami krisis air pada 2025 mendatang. Kondisi ini akibat kurangnya
langkah konservasi melindungi cadangan air ditengah peningkatan jumlah
penduduk. Ditambah ragam kebutuhan air dari sektor lainnya. Konservasi air
menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan bahkawa konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan
sumber daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilainya.
Konservasi menyangkut kualitas air, kuantitas air, dan sumber air.
7
kemarau yang berkepanjangan dan kondisi hutan yang gundul maka ketersediaan
air pun semakin berkurang jumlahnya. Salah satu masalah pada desa Nanggerang
ini ialah kebergantungan dengan hanya satu sumber air yaitu dari mata air yang
berada di 24 titik yang disalurkan melalui pipa air ke bak induk yang ada di setiap
RW dan hanya beberapa rumah yang memakai sumur resapan. Pembagian air dari
bak induk ke persawahan dan rumah-rumah warga terkadang tidak merata.
Sehingga masih ada beberapa daerah yang aliran air nya bermasalah.
1.3 Tujuan
8
1.4 Luaran yang diharapkan
9
BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Secara geografis, Desa Nanggerang memiliki wilayah yang dibatasi oleh wilayah-
wilayah sebagai berikut: Desa Banyuresmi di sebelah utara dan sebelah timur dengan
tambahan Desa Mekarsari, Desa Sindangsari di sebelah selatan, serta Kabupaten Bandung
di sebelah baratnya. Secara administratif, Desa Nanggerang terbagi ke dalam lima dusun,
sembilan wilayah Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tetangga (RT).
Untuk luas wilayahnya, Desa Nanggerang memiliki luas wilayah sebesar 701
hektar. Wilayah Desa Nanggerang terbagi ke dalam beberapa jenis tata guna lahan,
terutama sebagai lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Untuk wilayah Desa
Nanggerang yang dipergunakan sebagai lahan pertanian memiliki luasan sebesar 669
hektar. Lahan pertaniannya terbagi ke dalam dua jenis lahan yaitu lahan pesawahan dan
lahan pertanian bukan pesawahan. Luasan wilayah yang berupa lahan pesawahan adalah 80
hektar, dan sisanya seluas 589 merupakan lahan pertanian bukan pesawahan. Untuk
wilayah yang digunakan sebagai lahan bukan pertanian sebesar 32 hektar yang berupa
lahan pemukiman dan lahan lainnya.
10
Jumlah penduduk Desa Nanggerang yakni sebanyak 3.133 orang dengan
kepadatan penduduk untuk tiap kilometer persegi luas wilayahnya rata-rata sebanyak 447
orang. Dan untuk mata pencaharian penduduknya, sebagian besar penduduk Desa
Nanggerang bekerja di sektor pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani. Sektor
pertanian mendominasi pekerjaan penduduk Desa Nanggerang jika dibandingkan dengan
sektor lainnya. Sebagian kecil penduduk Desa Nanggerang bekerja sebagai karyawan atau
buruh dan wiraswasta, kemudian sebagian lainnya bekerja sebagai pedagang dan pegawai
negeri sipil atau TNI.
Sumber air di Desa Nanggerang berasal dari mata air yang tersebar di 24
titik. Dari segi kualitas air di Desa Nanggerang secara garis besar kualitas air
sangat baik dengan kondisi air yang jernih dan tidak berbau. Sedangkan dari sisi
kuantitas air ketersediaannya berlimpah dimusim hujan, namun saat musim
kemarau yang berkepanjangan ketersediaan air berkurang. Ditambah lagi banyak
warga yang melakukan kecurangan dengan memutuskan sambungan pipa air dan
mengalihkannya ke sawah masing-masing sehingga aliran air ke rumah-rumah
menjadi tidak lancar. Dari segi pembagian biaya air di Desa Nanggerang juga
tidak merata. Seperti di RW 6 membayar Rp5.000 per bulan sedangkan di RW 3
Rp2.000 per bulan.
11
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
12
yang disampaikan karena mereka harus menyampaikannya ke setiap RW, RT,
siswa, serta seluruh warga Desa Nanggerang. Tahap kelima adalah setiap warga
yang hadir pada penyuluhan tahap I akan membentuk tim penyuluhan masing-
masing sesuai dengan pembagian target sasarannya dengan setiap tim akan
diawasi oleh aparat desa. Tahap keenam adalah penyuluhan water meter tahap II
ke setiap rumah, posyandu, dan sekolah yang dilaksanakan oleh setiap masing-
masing tim yang telah dibentuk pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini setiap
ketua tim harus bertanggung jawab kepada target sasarannya masing-masing
terkait pengetahuan dan pemahaman warganya tentang water meter dan
konservasi air. Para aparat desa juga harus memastikan bahwa setiap warga
paham. Pada tahap akhir adalah evaluasi dengan pemberian angket ke warga
sebagai bentuk indikator keberhasilan dari program penyuluhan water meter dan
konservasi air. Serta pembuatan laporan akhir.
13
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
14
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 2 Jadwal Kegiatan PKM-M
No Agenda Bulan I Bulan II Bulan III
1. Survey
2. Observasi lapangan
3. Perizinan
4. Penyusunan materi
5. Pengadaan kerjasama dengan PDAM
6. Penyuluhan tahap I
7. Pembentukan tim penyuluhan tahap II
8. Penyuluhan tahap II
9. Evaluasi
10. Pembuatan laporan
15
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Pelaksana
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SDN Pakuan Bogor Pesantren SMAN 1
Thawalib Padang
Putera Padang Panjang
Panjang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
16
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi MI Hayatul Islamiyah SMP Islam SMAN 6 Depok
Yapkum
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
17
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SDN 2 Karang SMPN 2 SMAN 1
Panimbal Banjar Banjar
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
18
Biodata Anggota Pelaksana
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Bethany Medan SMP Putri SMA Santo
Cahaya Medan Thomas I
Medan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
19
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM-M saya dengan judul: P3TER
(Program Penyuluhan Penggunaan Water Meter) di desa Nanggerang Kecamatan
Sukasari Kabupaten Sumedang yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019
bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
20