Anda di halaman 1dari 10

Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga

sebagai Media Tanam dan Pupuk Kompos guna


Pembudayaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Disusun Oleh :
 Alfan Hidayat K7223006
 Anhar Dwi Utomo K7223010
 Candra Efendi K7223019
 Stafa Dafid Figa K7223108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Luaran
1.5 Manfaat Kegiatan
BAB 2
GAMBARAN UMUM
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk
padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai dan
tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke
lingkungan (Republik Indonesia, 2008) . Sampah juga diartikan sebagai
konsekuensi dari adanya aktivitas kehidupan manusia, hal ini berarti sampah akan
selalu ada dan akan selalu bertambah dari masa ke masa.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input
dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional
mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut,
65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton)
belum terkelola dengan baik. Permasalahan sampah yang ada di lingkungan
sebenarnya dapat di atasi jika apabila kesadaran dan pola masyarakat untuk untuk
melakukan tindakan menjaga lingkungan. Salah satu tindakan menghadapi
permasalahan tersebut yaitu dengan mengolah dan memanfaatkan sampah. Selain
memiliki kesadaran yang tinggi, masyarakat perlu dibekali pengetahuan yang
cukup, dan dapat menyelesaikan permasalahan sampah.
Dampak yang dapat diakibatkan dari adanya sampah sangatlah signifikan,
Masyarakat perlu mewaspadai atau peka terhadap peningkatan jumlah sampah dan
belum lagi masih banyak orang yang membuang sampah secara sembarangan,
padahal hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan dapat
mengancam kesehatan manusia. Dampak umum yang sering muncul akibat dari
tumpukan dan pembuangan sampah yang sembarangan yaitu, banjir. Banyaknya
orang yang membuang sampah ke sungai membuat aliran sungai tersumbat dan
mengakibatkan banjir. Sedangkan dampak menumpuknya sampah atau
pembuangan sampah secara sembarangan bagi kesehatan manusia ialah, Saat bau
dari sampah yang menumpuk dan dihirup oleh manusia dapat berpengaruh
terhadap pencernaan manusia dan bau sampah yang dibakar dan menghasilkan
asap lalu dihirup oleh manusia maka hal tersebut tidak baik bagi kesehatan, karena
dapat terkena penyakit jantung, ruam, mual, dan sakit kepala, dan masih banyak
penyakit-penyakit lain yang bisa saja terjadi kepada manusia akibat dari
keberadaan sampah tersebut. Namun sangat disayangkan, manusia bahkan tidak
menyadari bahwa semua dampak yang terjadi hingga saat ini berawal dari
tindakan mereka sendiri.
Kebijakan hukum yang mengatur tentang lingkungan hidup terdapat pada
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 (Republik Indonesia, 2009). Dalam
pelaksanaannya, undang-undang ini mengatur bagaimana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara sistematis agar tercapainya keseimbangan
lingkungan serta kesejahteraan masyarakat sebagai satu kesatuan dalam
lingkungan. Selain itu, undang-undang ini juga turut mengatur tentang bagaimana
upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan secara berkelanjutan
serta mencegah kerusakan lingkungan. Penegakkan hukum memiliki peranan yang
sangat penting jika kesadaran masyarakat dirasa sangat kurang. Sehingga,
diharapkan agar masyarakat secara keseluruhan dapat memahami dan menyadari
bahwa mereka harus turut berperan aktif dalam pemeliharaan lingkungan serta
mengetahui resiko yang akan mereka dapatkan jika melanggar hukum yang telah
ditetapkan.
Hal ini kemungkinan dapat diterapkan di Desa Panjer. Desa ini salah satu
desa di Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen dengan jumlah penduduk
1.409.951 jiwa. Menurut pengalaman yang kami dapatkan, ada beberapa titik
lokasi yang kumuh, contohnya di tepi sungai Jalan Singamenggala.
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sampah adalah benda yang
tidak berharga. Padahal itu sangatlah tidak benar. Sampah bisa sangat berharga
jika kita dapat mengelolanya dengan benar. Contohnya seperti sampah organik.
Sampah jenis ini bisa dijadikan sebagai pupuk tanaman yang menguntungkan.
Sangat disayangkan jika ini tidak dilakukan, karena pupuk dari sampah ini bisa
digunakan untuk media tanam yang sangat bermanfaat untuk rumah tangga.

Peran masyarakat sangat berpengaruh demi pengelolaan sampah dengan


baik. Menurut Suparmoko (2000), apabila pengelolaan sampah tidak melibatkan
peran serta masyarakat sebagai penghasil sampah itu sendiri, maka peran
pemerintah sebagai penyedia pelayanan persampahan perkotaan akan semakin
berat. Sampah rumah tangga yang tidak tertangani dengan baik akan berdampak
pada kesehatan masyarakat, kondisi perekonomian, dan tingginya biaya
pengelolaan lingkungan serta infrastruktur kebersihan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengurangi limbah organik?
2. Apa metode yang digunakan dalam membuat media tanam dari limbah
organik untuk menanam tanaman (TOGA) tanaman obat keluarga?
3. Bagaimana cara memberdayakan masyarakat di Desa Panjer agar
memiliki kesadaran dalam memanfaatkan limbah organik?
1.3 Tujuan
1. Mengurangi limbah organik dengan cara mengubah limbah organik
menjadi media tanam tanaman (TOGA) tanaman obat keluarga.
2. Mengubah limbah organik menjadi media tanam melalui metode
pengomposan.
3. Menumbuhkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam
mengelola limbah organik dengan membudidayakan (TOGA) tanaman
obat keluarga.

1.4 Luaran

a.) Menyediakan sarana prasarana pengolahan limbah organik dan media


tanam (TOGA) tanaman obat keluarga.
b.) Laporan kemajuan dan laporan akhir kegiatan progam.
c.) Buku pedoman pelaksanaan kegiatan progam.
d.) Menghasilkan artikel ilmiah sebagai bentuk pertanggung jawaban
kegiatan.
e.) Akun media sosial berupa Instagram,Facebook,Youtube,Tiktok,dan
Website lainnya.

1.5 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat yang diharapkan dari progam kreativitas mahasiswa adalah:


1. Dengan adanya kegiatan ini, lingkungan menjadi lebih bersih dan
mengurangi pencemaran akibat limbah organik.
2. Dengan adanya kegiatan ini,masyarakat dapat memanfaatkan limbah
organik menjadi media tanam (TOGA) tanaman obat keluarga.
BAB 2
GAMBARAN UMUM

Panjer dahulunya merupakan sebuah kadipaten hingga berubah menjadi


nama Kebumen pada tahun 1936. Pada saat kadipaten masih bernama Panjer
dibawah Kerajaan Demak, kotarajanya berada di Panjer atau kini menjadi
Kompleks Makodim 0709/Kebumen-Mexolie/Sarinabati. Sehingga di wilayah ini
banyak terdapat fasilitas umum seperti stasiun kereta api, rumah sakit, tempat
pendidikan militer, terminal, kantor polisi, cabang perguruan tinggi dan lainnya.
Panjer pada zaman penjajahan belanda dijadikan gudang beras oleh
Kerajaan Mataram dan kerap menjadi medan pertempuran hingga Panjer berubah
menjadi nama Kebumen pada tahun 1936.
Seiring dengan perkembangan waktu, kini Panjer menjadi sebuah
kelurahan / desa yang terletak di Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.
Luas Wilayah Panjer ini mencapai 1.334,10 km² dengan jumlah penduduk
1.409.951. Dusun ini mempunyai kode pos antara 543xx sampai 544xx. Adapun
batas - batas wilayahnya sebagai berikut :
• Utara : Kelurahan Kebumen, Desa Kawedusan dan Desa Kembaran
• Barat : Kelurahan Kebumen, Kecamatan Pejagoan dan Sungai Luk Ulo
• Selatan : Kelurahan Tamanwinangun dan Desa Adikarso
• Timur : Desa Selang dan Desa Kembaran
Desa ini termasuk dekat dengan pusat perkotaan, tepatnya disebelah Timur
Tugu Lawet. Jadi tidak heran jika wilayahnya sudah mulai langka dengan lahan
yang kosong. Selain itu, sampah-sampah juga sudah termasuk banyak terutama di
selokan dan sungai-sungai kecil. Hal ini dikarenakan warganya kurang kesadaran
akan pentingnya menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah menjadi lebih
berguna.
BAB 3

METODE PELAKSANAN

Metode dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan terdiri dari


berbagai tahap yang telah disusun secara sistematis. Berikut ini merupakan alur
metode pelaksanaan kegiatan yang akan menjadi gambaran kegiatan yang akan
dilakukan.

 Penetapan Pelaksanaan
Daerah
 Pengumpulan  Evaluasi
 Observasi
Sampah  Keberlanjutan
 Administrasi
Rumah Tangga Progam
Perizinan
 Pembuatan
Kompos
Perencanaann Evaluasi dan
 Pembuatan
Media Tanam Keberlanjutan
 Penanaman progam
Tanaman Toga

Gambar 3.1 Alur Metode Pelaksanaan

1. Pengumpulan Sampah Rumah Tangga

 Masyarakat lokal akan dimotivasi untuk memilah sampah organik untuk


dijadikan bahan baku.
 Pemberian edukasi tentang cara pemilahan sampah yang benar.

2. Pembuatan Kompos

 Sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos melalui proses


pengomposan.
 Pelatihan bagi masyarakat dalam pembuatan pupuk kompos.

3. Pembuatan Media Tanam

 Pupuk kompos akan dicampur dengan bahan lain untuk membentuk media
tanam yang subur.
 Demonstrasi cara pembuatan media tanam yang efektif.

4. Penanaman Tanaman Toga

 Pemilihan tanaman toga yang sesuai dengan kondisi lokal.


 Pelatihan mengenai teknik penanaman dan perawatan tanaman toga.

No Indikator Keberhasilan Presentase Keterangan


1. Media sosial 100% Wajib
Menurut data
Minat masyarakat Indonesia
2. 20% riset Kementrian
dalam pengelolaan sampah
Kesehatan
Laporan kemajuan dan
3. 100% Wajib
laporan akhir
Diukur melalui
4. Sarana dan prasarana 85%
observasi
5. Pedoman atau brosur 100% Wajib
Tabel 3.1 Tingkatan Keberhasilan Progam

Anda mungkin juga menyukai