Anda di halaman 1dari 17

Proposal

Praktik Promosi Kesehatan


Workshop Pengelolaan Sampah Yang Baik dan Benar
Di Desa Candi Areng, Kabupaten Batang Jawa Tengah
Tahun 2015

KELOMPOK 5 :
1. Aliva Ikma Yuhastari (P2. 31.33.1.12.003)
2. Arif Ridwan (P2. 31.33.1.12.007)
3. Devi Handika Hargiyanti (P2. 31.33.1.12.008)
4. Ghina Akmaliah (P2. 31.33.1.12.018)
5. Larasati Wijayanti (P2. 31.33.1.12.027)
6. Rhisma Hilda Prawita (P2. 31.33.1.12.034)
7. Rifka Rosiyani (P2. 31.33.1.12.035)
8. Widhy Reza Putra (P2. 31.33.1.12.042)
Tingkat 3 D-IV
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
JL. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120
Tahun 2015

A. Latar belakang
Masalah sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas
manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah, Jumlah
atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap
barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan
jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi.
Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari
pengelolaan gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi
topik utama yang ada pada bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil
sampai kepada lingkup yang besar. Banyak hal yang menyebabkan
terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang pasti faktor individu
sangatlah berpengaruh dalam hal ini. Indonesia merupakan contoh nyata
dalam hal persoalan sampah.
Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya
limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai
pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang
dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah,
air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang
membahayakan kesehatan.
Sampai

sekarang,

pengelolaan

sampah

di

Indonesia

masih

menggunakan paradigma lama: kumpul-angkut-buang. Source reduction


(reduksi mulai dari sumbernya) atau pemilahan sampah tidak pernah
berjalan dengan baik. Meskipun telah ada upaya pengomposan dan daur
ulang, tapi masih terbatas dan tidak sustainable. Sehingga banyak tejadi
pencemaran dimana-mana, hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana
gangguan bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan)
sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan
bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita
dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan
hidup kita dan anak cucu kita baik oleh bentuk, rupa, maupun bau yang di
timbulkan.
Dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas
dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa

dirasakan oleh panca indera kita dari pada efek jangka panjangnya.
Dengan bantuan mikroba maupun biota tanah.
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik.
Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai 80%, sehingga
pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos
sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya
jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan
menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara.
Jepara menghasilkan hampir 2500 ton sampah setiap harinya, di mana
sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah tersebut, 1400
ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jepara, di mana 95%-nya
adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan
oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi
pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat
(Rohendi, 2005).
Untuk sampah- sampah plastik ( anorganik ) sebaiknya dilakukan
pengelolaan sampah dengan cara 3R yaitu Reduce, Reuce, Recycle.
Karena dengan cara 3R tersebut kita dapat mengoptimalkan sampah agar
bisa digunakan kembali dan dapat mengurangi timbunan sampah di TPS
ataupun TPA.
Lalu Pengomposan adalah cara yang paling tepat untuk mengatasi
masalah sampah organik. Dengan pengomposan sampah organik akan di
ubah menjadi pupuk yang dapat di gunakan untuk menunjang kesuburan
tanah ataupun tanaman. Secara alami bahan-bahan organik akan
mengalami penguraian di alaminnya. Untuk mempercepat proses
pengomposan

ini

telah

banyak

dikembangkan

teknologi-teknologi

pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang,


maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi
pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang
terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa
sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien.
Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama
untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi

masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah


pertanian dan perkebunan.
Meskipun demikian, masih banyak warga dan masyarakat kita yang
belum mengerti apa manfaat sampah organik itu. Sehingga perlu adanya
informasi atau penyuluhan bagi masyarakat agar sumber daya yang ada di
sekitah mereka tidak terabai dan terbuang dengan percuma.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah yang baik dan benar di
Desa Candi Areng, Batang, Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus :
1)
2)
3)

Agar masyarakat mengerti tentang sumber sampah.


Agar masyarakat mengerti tentang jenis-jenis sampah.
Agar masyarakat mengerti tentang dampak kesehatan yang

4)

diakibatkan oleh sampah.


Agar masyarakat mengerti dan mampu memilah sampah sesuai

dengan jenisnya.
5)
Agar masyarakat mengerti tentang pemanfaatan sampah6)

sampah organik dan anorganik.


Agar masyarakat mengerti dan mampu memproses sampah

7)

organik menjadi kompos.


Agar masyarakat mengerti dan mampu mendaur ulang sampah
anorganik menjadi benda yang lebih berguna.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
1) Mendapatkan pengalaman dan mengembangkan kemampuan
akademik yang didapat pada ruang lingkup masyarakat.
2) Membentuk keterampilan profesional dan menerapkan pendekatan
spesifik atas masalah kesehatan lingkungandi masyarakat.
3) Mendapatkan pengalaman kerja dalam bidang penelitian terutama
kegiatan promosi kesehatan dan penyuluhan.

4) Membentuk keterampilan profesional dan menerapkan pendekatan


spesifik atas masalah kesehatan lingkungandi masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
1) Dapat menambah ilmu pengetahuan seputar pengelolaan sampah
2) Menambah pengalaman baru melalu praktik langsung tentang cara
cara pengelolaan sampah
3) Menambah pengetahuan tentang manfaat dan kerugian sampah
4) Menambah pengalaman tentang pengelolaan sampah yang dapat
menghasilkan uang
3. Bagi Institusi Pendidikan
1) Memberikan
pengalaman

bagi

peserta

didik

untuk

mengembangkan kemampuan akademiknya di bidang kesehatan


lingkungan langsung di masyarakat.
2) Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi,
bekerja sama dengan teman dan masyarakat.
3) Menumbuhkan rasa kepercayaan diri atas profesi kesehatan
lingkungan.
4) Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menganalisa
dan memberikan intervensi terhadap masalah yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan di masyarakat.
5) Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan
khususnya akademik dengan warga desa Candi Areng Kabupaten
Batang, Jawa Tengah.
D. Waktu dan Tempat Kegiatan
1. Nama Kegiatan
(Workshop Pengelolaan Sampah Yang Baik dan Benar Di Desa Candi
Areng, Kabupaten Batang, Jawa Tengah)
2. Tema Kegiatan
Keajaiban Merubah Sampah Menjadi Uang

3. Waktu Pelaksanaan
Hari

: 30 Maret 2015

Waktu : jam 09.00 WIB - Selesai


4. Lokasi Tempat kegiatan
Lokasi praktik terpilih adalah Desa Candi Areng, Kabupaten Batang,
Jawa Tengah
E. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ditujukan pada warga Desa Candi Areng RT 009 RW
027, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
F. Alat dan Bahan
1. Alat yang dibutuhkan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Nama Alat
LCD Proyektor
Laptop
Layar
Mikrofon
Sound system
Hand out
Spanduk
Poster
Drum untuk pembuatan kompos
Sampah Organik
Pengaduk / Sekop kebun

Kuantitas
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 set
150 buah
2 buah
10 buah
1 buah
Secukupnya
2 buah

2. Bahan:
1) Sampah organik
2) Sampah anorganik seperti kertas
G. Metode dan Media
1. Metode penyampaian materi
Kegiatan
Pembukaan oleh moderator

Metoda
Dalam kegiatan ini moderator melakukan

kegiatan penyuluhan
Sambutan dari ketua RW dan RT
Penyampaian isi materi oleh

perkenalan diri dan perkenalan pembicara,

penyuluh

diskusi dan sosialisasi dengan warga dengan

beserta sambutan dari RW dan RT setempat


Dalam kegiatan ini penyuluh melakukan

difasilitasi oleh moderator


Dalam kegiatan ini instruktur akan memandu
Proses pembuatan kompos

Pemberian doorprize

cara membuat kompos secara sederhana


menggunakan alat alat yang sederhana
Dalam kegiatan ini moderator akan
membagikan doorprize pada peserta
Dalam kegiatan ini instruktur akan memandu

Proses daur ulang kertas

cara mendaur ulang kertas secara sederhana

Penutup

menggunakan alat alat yang sederhana


Penutup dan doa

2. Media yang digunakan


1) handout
2) spanduk
3) poster
H. Penutup
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselanggaranya acara Workshop pengelolaan sampah yang
baik dan benar Di Desa Candi Areng, Kabupaten Batang tahun 2015 ini.
Ucapan terimakasih kami

ucapkan terutama kepada kepala Desa,

perangkat desa, ketua RW, RT serta warga masyarakat sekitar yang telah
ikut serta dalam acara workshop ini. Selain itu, atas terselenggaranya
acara ini kami sebagai penyelenggara berharap agar masyarakat dapat
tumbuh sebagai masyarakat yang mandiri di bidang pengelolaan sampah.
Demikian proposal ini kami buat sebagaimana mestinya.

I. Lampiran
Lampiran Materi Penyuluhan Tentang Pengelolaan Sampah
A. Pengertian Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal

dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya


(Chandra,

2007).

Banyak

sampah

organik

masih

mungkin

digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya


akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan
kembali (Dainur, 1995).
Menurut Depkes RI (1987:2) Sampah adalah benda ynag tidak
dipakai, tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari suatu aktivitas
dan bersifat padat, tidak termasuk buangan yang bersifat biologis.
Dalam kamus lingkungan (1994) dinyatakan bahwa Pengertian
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam
produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama
manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan.
Menurut

buku

Pembuangan

Sampah

Kesehatan Teknologi Sanitasi Depkes

Akademi

Penilik

RI (APK-TS), sampah

adalah benda tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang. Yang


berasal dari aktivitas yang bersifat padat.Adapun pengertian
sampah adalah segala benda sisa, buangan atau barang bekas
yang tidak berguna lagi sebagai fungsi semula baik yang berasal
dari aktivitas manusia maupun dari alam.
Menurut undang undang Republik Indonesia nomor 18 tahun
2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah :
Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena
sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan
khusus.
Dalam buku ilmu kesehatan masyarakat sampah adalah
seseuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi
dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.
Pengertian sampah secara umum merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama

proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam


kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah
dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
B. Sumber-Sumber Sampah
1. Sampah rumah tangga
Umumnya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan
makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus,
gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

2. Sampah dari Pertanian dan Perkebunan


Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik,
seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang
dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan
untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan
pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari
lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik
penutup

tempat

tumbuh-tumbuhan

yang

berfungsi

untuk

mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma,


namun plastik ini bisa didaur ulang.

3. Sampah dari Sisa Bangunan dan Konstruksi Gedung


Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan
pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun
anorganik. Sampah Organik, misalnya: kayu, bambu, triplek.
Sampah Anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata,
ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.
4. Sampah dari Perdagangan dan Perkantoran
Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko,
pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus,
pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah
makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga
pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari
kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto
copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari
laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan
lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus
dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan
khusus karena berbahaya dan beracun.
5. Sampah dari Industri
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi
(bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan
pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh
dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa
bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan
khusus sebelum dibuang.

Berdasarkan sumbernya sampah dibedakan menjadi:


1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan

C. Sampah Berdasarkan Sifatnya

Sampah organik - dapat diurai (degradable)


Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti
sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;

Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)


Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik
mainan,

botol

dan

gelas

minuman,

kaleng,

kayu,

dan

sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau


sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun
karton.
D. Karakteristik Sampah
1. Garbage: jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan
hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian
besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab,
dan mengandung air bebas.
2. Rubbish: terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang
tidak dapat terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-

pusat perdagangan, kantor-kantor dan, tapi tidak termasuk


garbage.
3. Ashes (abu): sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah
terbakar baik di rumah, di kantor, dan industri.
4. Street Sweeping (Sampah Jalanan): berasal

dari

pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia


maupun tenaga mesin yang terdiri fari kertas-kertas dan
daun-daunan
5. Dead Animal (Bangkai Binatang): bangkai-bangkai yang mati
karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6. Household Refuse (Sampah Rumah Tangga: terdiri dari
rubbish, garbage, dan ashes yang berasal dari perumahan.
7. Abandoned Vehicles (Bangkai Kendaraan): bangkai-bangkai
mobil, truk, kereta api
8. Sampah Industri: terdiri dari sampah padat yang berasal dari
industri-industri, pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes (Sampah Bongkaran Gedung): berasal
dari pembongkaran gedung (puing-puing).
10. Construction Wastes (Sampah Sisa Pembangunan): berasal
dari sisa pembangunan, perbaikan dan pembaruan gedung.
11. Sewage Solid (Kotoran Padat): benda-benda kasar yang
umumnya zat organic hasil saringan pada pintu masuk pusat
pengolahan air buangan.
12. Sampah khusus: yaitu

sampah

yang

memerlukan

penanganan khusus, misalnya: kaleng-kaleng, cat, dan


radioaktif.
E. Timbulan Sampah
Pengertian Sampah Berdasarkan Undang-Undang No. 18
Tahun 2008 Tentang Sampah, sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Pengelolaan

sampah

dimaksudkan

sistematis, menyeluruh, dan

adalah

kegiatan

yang

berkesinambungan yang meliputi

pengurangan sampah dan penanganan sampah.


Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah
yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per
satuan waktu (Departemen PU, 2004).

Timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam (Damanhuri,


2004) :
Satuan berat : kilogram per orang per hari (kg/o/h), kilogram
per meter-persegi bangunan per hari (kg/m2/h) atau kilogram
per tempat tidur per hari (kg/bed/h).
Satuan volume : liter per orang per hari (l/o/h), liter per meterpersegi bangunan per hari (l/m2/h) atau liter per tempat tidur
per hari (kg/bed/h).
F. Pengolahan Sampah
Skema Pembuangan Sampah

Tahap Pewadahan
Sampah yang di hasilkan dari setiap rumah biasanya antara
sampah organik dan sampah anorganik, kemudian sampah
tersebut di kumpulkan di tempat sampah yang ada di dalam
rumah dan ada juga yang langsung di buang ke tempat
sampah di luar rumah. Sampah sampah yang di kumpulkan
di tempat sampah, baik diluar maupun di dalam rumah belum
di

pisahkan

antara

sampah

organik

maupun

sampah

anorganiknya.

Tahap Pengangkutan
Dari tempat pewadahan kemudian sampah di angkut
menggunakan tong besar yang kemudian ditarik oleh petugas
pengangkut sampah. Sampah yang sudah di angkut dari setiap
rumah warga kemudian di kumpulkan di setiap ujung gang.

Setelah menunggu beberapa saat, mobil pengangkut sampah


datang untuk menggangkut sampah yang sudah di kumpulkan
di setiap ujung gang perumahan. Lalu langsung di buang ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
G. Pembuatan Kompos
Cara membuat kompos bagi mereka yang tidak mempunyai
lahan yang luas.
a. Sediakan drum atau sejenisnya.
b. Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari
sampah. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup
dengan karung goni atau anyaman bambu. Bak pengomposan
tidak boleh kena air hujan sehingga sebaiknya harus dibawah
atap. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block,
sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah jangan
ditempatkan di tempat yang kedap air.
c. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
d. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top
soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini diharapkan
mengandung banyak mikroba aktif yang bekerja mengolah
sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak dari ayam
atau sapi dapat pula dicampurkan.
e. Pembuatan bisa dikukan secara sekaligus atau selapis demi
selapis misalnya setiap dua hari ditambah sampah baru. Untuk
menghindari terlalu panas maka setiap 7 hari perlu diaduk.
f.

Pengomposan dinyatakan sudah selesai jika campuran menjadi


kehitaman dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos,
sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6
suhu kembali normal dan kompos sudah jadi.
Faktor keberhasilan dari pengomposan terletak pada bagaimana

cara mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba

dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak.


Kondisi yang optimal adalah ketika makanan cukup (cukup tersedia
bahan organik), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen)
untuk dapat bernapas. Untuk mempercepat pengomposan, dapat
ditambahkan bio-activator berupa larutan effective mikroorganisme
(EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
H. Proses daur ulang kertas
a. Bahan:
1)

Koran bekas / kertas bekas

2)

Air

3)

Lem kayu

4)

Zat pewarna

b. Alat yang Dibutuhkan:


1) Screen sablon / bingkai kayu yang telah dilapisi kain kasa
2) Blender
3) Papan kayu atau triplek
4) Gunting
5) Kain
6) Ember
c. Cara Membuat:
1)

Guntinglah koran bekas atau kertas bekas menjadi kecilkecil, lalu rendam dalam air di ember selama 1 hari

2)

Ambil kertas yang telah direndam tadi, tiriskan. Lalu


masukkan

ke

dalam

blender

bersama

air

dengan

perbandingan kertas banding air sama dengan 1:3.


Kemudian blender hingga menjadi bubur kertas
3)

Siapkan ember, isi air seperempat bagian. Masukkan


bubur kertas kedalam ember. Lalu aduk-aduk.

4)

Tambahkan zat pewarna secukupnya (warna putih)

5)

Tambahkan sedikit lem kayu kedalam adonan kertas


sekitar 2 sendok makan, lalu aduk sampai merata.

6)

Siapkan papan triplek lalu lapisi papan dengan kain kasa.


Basahi papan dengan sedikit air

7)

Masukkan screen dalam ember, ambil bubur kertas lalu


saring dan ratakan bubur pada screen (jangan terlalu tebal)

8)

Letakkan screen dengan posisi terbalik diatas papan.

9)

Gosok screen memakai kasa secara perlahan sampai


bubur kertas lepas dari screen dan menempel di papan.
Lalu tutup dengan kain basah

10)

Diamkan 1 jam sampai kandungan air menyusut

11)

Jemur di bawah panas matahari bersama kain, jangan


dilepas.

12)

Jika

sudah

benar-benar

kering,

buka

kain

yang

menutupinya dengan hati-hati. Atau kalau perlu disetrika


dulu sebelum dibentuk, agar lebih rapi.
13)

Kertas daur ulang sudah bisa dibentuk sesuai keinginan

Lampiran Susunan Panitia


Berikut ini adalah susunan panitia dan perannya:
Mahasiswa Tingkat 3 DIV Jurusan Kesehatan Lingkungan
1) Penyuluh : Widi Rezaputra dan Larasati Wijayanti
2) Pengelola : Rhisma Hilda P. dan Rifka Rosiyani

3) Penyiapan Media : Arif Ridwan dan Ghina Akmaliah


4) Moderator : Aliva Ikma Y. dan Devi Handika H.
Lampiran Susunan Kegiatan
Berikut ini susunan kegiatan yang akan dilakukan:
Waktu
09.00 09.15

Kegiatan
Pembukaan oleh moderator

PJ
Aliva dan Devi

09.15 09.30

kegiatan penyuluhan
Sambutan dari ketua RW dan

Ketua RW dan RT

09.30 10.00
10.00 11.00
11.00 11.15
11.15 12.15
12.15 12.30

RT
Penjelasan mengenai kegiatan
Proses pembuatan kompos
Pemberian doorprize
Proses daur ulang kertas
Penutup

Widhy dan Larasati


Widhy dan Arif
Rhisma dan Rifka
Larasati dan Ghina
Aliva

Anda mungkin juga menyukai