Anda di halaman 1dari 11

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas rakyat Indonesia, yang harus dilakukan adalah suatu transformasi sosial. Kehidupan rakyat Indonesia harus diarahkan pada terciptanya suatu masyarakat madani (civil society), yaitu suatu masyarakat yang mengenal hak dan kewajiban tiap-tiap anggota dan secara bersama sama bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkup masyarakatnya sendiri.Pada skala kehidupan nasional,seluruh rakyat Indonesia membangun suatu masyarakat madani yang damai dan adil sebagai nilai-nilai kehidupan ,sehingga mampu mencetak masyarakat yang unggul.Masih banyak peluang di Negara ini yang mampu membuat kita lebih bijak dalam pemanfaatannya.Seperti permasalahan sampah menumpuk yang menjadi hantu yang menakutkan bagi masyarakat. Sampah merupakan suatu masalah di era ini.Kehadirannya yang selalu ada,menjadi sesuatu yang dibenci di kalangan masyarakat.Padahal,apabila kita bertanya pada diri kita sendiri,darimana asalnya?Sebuah ironi bagi kita sendiri karena malu untuk menjawab.Di berbagai daerah,pengelolaan sampah organic maupun anorganik kurang maksimal bahkan mengenaskan karena sungai menjadi suatu alternatif dari pelampiasan rasa malas untuk menegakkan membuang sampah pada tempatnya.Sehingga bencana banjir dan wabah penyakit selalu terjadi tiap tahun.Untuk mengatasi masalah itu,pengadaan bank sampah adalah solusi pengelolaan yang tepat untuk mewujudkan kemandirian dalam menegakkan budaya membuang sampah pada tempatnya. Menyimpan sampah, terdengar paradoks. Sebab sampah adalah sesuatu yang biasanya kita buang. Tapi inilah yang dilakukan warga Badegan, Bantul, Yogyakarta. Mereka mengumpulkan, menyimpan lalu bahkan menabung sampahnya. Dengan ide yang dilahirkan oleh Bambang Suwerda (dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta) ini,suatu saat Indonesia bisa miskin dari sampah apabila kita terapkan dan digerakkan secara optimal dan merata di seluruh wilayah Indonesia .
1

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah cara untuk mendirikan unit bank sampah dan sistem operasionalnya? 1.2.2 Seberapa besar pengaruh bank sampah terhadap lingkungan? 1.2.3 Manfaat apa yang bisa didapatkan dari bank sampah? 1.2.4 Undang-undang apa saja yang melandasi tentang pengelolaan sampah? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mendiskripsikan operasionalnya. 1.3.2 Mendiskripsikan pengaruh bank sampah terhadap lingkungan. 1.3.3 Mendiskripsikan keuntungan dari bank sampah. 1.3.4 Mendiskripsikan undang-undang apa saja yang melandasi tentang pengelolaan sampah. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Karya ilmiah ini diharapkan memiliki manfaat teoritis bagi para pembaca, dengan membaca karya ilmiah ini diharapkan para pembaca mendapatkan pengetahuan tentang Bank sampah baik dari sistem operasionalnya dan manfaatnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Karya ilmiah ini selain diharapkan memiliki manfaat teoritis juga diharapkan memiliki manfaat praktis. Dengan membaca karya ilmiah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui baik apa bank sampah itu, apa saja manfaat yang cara untuk mendirikan unit bank sampah dan sistem

diperoleh,bagaimana sistem operasionalnya . Dengan mengetahui poin-poin tersebut

diharapkan para pembaca dapat mendirikan usaha tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.

1.5 Metode Penelitian

Makalah ini dibuat dengan metode deskriptif kualitatif dan teknik tinjauan pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Jenis Sampah Sampah sebenarnya bisa dimanfaatkan, jika kita mau memilahnya antara sampah organik dan sampah anorganik. 2.1.1 Sampah Organik Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (decomposition) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Bahan yang termasuk sampah organik diantaranya sisa sayuran dari dapur rumah tangga, sisa tanaman yang dipanen, dan dan dedaunan yang berguguran. 2.1.2 Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang tidak mengalami pelapukan dan penguraian seperti bahan plastik, kaca, kertas, dan logam.

2.2 Undang-Undang Yang Melandasi Pengelolaan Sampah Kepala Bidang Penegakan Hukum Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Pemprov DKI Jakarta Ridwan Panjaitan di Jakarta Pusat, Kamis (22/10). Ridwan mengatakan, kewajiban untuk memilah-milah sampah itu tertuang dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Melalui UU tersebut, masyarakat diharapkan memiliki peran besar dalam mengurangi jumlah sampah di Tanah Air.( KOMPAS.com Edisi Kamis, 22 Oktober 2009
| 16:38 WIB)

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) 1995 mencatat rata-rata produksi sampah masyarakat Indonesia per orang, yaitu 800 gram per hari. Artinya, dengan 220 juta jumlah penduduk, diperkirakan jumlah timbunan sampah nasional mencapai 176.000 ton per hari.Jumlah tersebut ternyata terus meningkat, tahun 2000 mencapai 1 kg sampah per orang per hari. Sedangkan, diperkirakan, jumlahnya meningkat menjadi 2,1 kg per orang per hari pada tahun 2020(www.suarapembaruan.com/14-01-2010 pukul :06.39 WIB) Dari data tersebut ,jika kita mengolahnya menjadi bentuk lain dan menjualnya hingga mendatangkan rupiah tentu saja sampah menjadi barang yang berharga.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Cara dan Sistem Operasional Bagi sebagian besar orang, sampah merupakan masalah. Padahal, setiap saat sampah terus bertambah dan tanpa mengenal hari libur karena setiap makhluk terus-menerus memproduksi sampah. Berbagai metode telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah. Berbagai metode telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah. Pada berbagai seminar para pakar lingkungan selalu menyampaikan saran dan pendapatnya mengenai cara permasalahan sampah. Pemerintah dengan berbagai upayanya selalu berusaha untuk mengatasi permasalahan sampah dengan biaya yang sangat besar. Tidak tinggal juga para LSM sangat aktif menyoroti permasalahan sampah. Namun masalah sampah belum juga teratasi, bahkan terus merusak lingkungan, menimbulkan kesehatan, dan memakan korban yang tidak sedikit. Secara teknis,operasional Bank Sampah mirip seperti bank pada umumnya.Hanya saja dalam proses penarikan tabungan hanya diperbolehkan tiga bulan sekali.Hal ini berfungsi menjaga stabilitas keuangan bank.Setiap kepala keluarga memiliki kantong sampah dan hak nomor rekening sebagaimana hak nasabah bank semestinya. Setiap kantong sampah milik nasabah atau penabung diberi label agar tidak tertukar dengan nasabah lain. Kemudian kantong sampah itu disimpan dalam bilik penyimpanan sampah sesuai jenisnya. Teller mencatat dan mencocokkan lagi semua penyetoran nasabah dalam buku besar yang disebut buku induk. Sampah yang terkumpul ini secara berkala disetor ke tukang barang rongsokan.Setelah itu ada petugas khusus yang akan menghitung nilai ekonomis setiap sampah yang ditabung nasabah. Jadi petugas bank tidak menentukan berapa nilai sampah nasabahnya Tidak ada batasan berat sampah yang ditabung nasabah.

Gambar 1

Sampah yang dikumpulkan lebih dulu harus dipilah. Setiap penabung mendapat tiga kantong sampah gratis yang telah diberi nama dan nomor rekening. Kantong 1 untuk sampah plastik, kantong 2 sampah kertas, dan kantong 3 untuk sampah kaleng dan botol. Jadi sebelum ditabung, setiap nasabah diharuskan memilah sampah terlebih dahulu sesuai jenisnya, baik kertas, kaleng dan botol. Untuk menjangkau warga yang tinggalnya jauh, ada sistem pengumpulan komunal. Petugas bank berkeliling mengambil sampah milik warga dititik yang sudah ditentukan. Tidak semua sampah yang ditabung nasabah disetor ke tukang rosok. Sebagian di antaranya, yakni jenis plastik sachet dan gabus, diolah menjadi aneka aksesori rumah tangga, seperti tas, dompet, hingga rompi, atau pot bunga. Barang-barang tersebut lalu dijual dengan harga yang bervariasi antara Rp. 20.000,00 diolah menjadi pupuk kompos. Bisa kita adopsi ide kreatif dari Bambang Suwerda yang telah menciptakan Bank Sampah sebagai alternatif budaya madani. Agar lebih sempurna ,dapat diusulkan kepada Menteri Dalam Negeri,Gamawan Fauzi (Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II) untuk membuat undangundang yang mewajibkan mendirikan unit Bank Sampah di tiap RW.di Indonesia.Bisa kita bayangkan dampak yang dihasilkan.Warga secara mandiri mampu mengubah budaya membuang sampah sembarangan menjadi budaya sayang sampah 3.2 Manfaat Bank Sampah Terhadap lingkungan Secara tidak langsung,Bank sampah berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim.Seperti yang diketahui ternyata sampah juga menjadi salah satu faktor peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer, selain kegiatan manusia lainnya yang berhubungan dengan energi, kehutanan, pertanian dan peternakan. Jika setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kilogram gas methane, maka bisa diketahui jumlah sumbangan sampah untuk pemanasan global sebesar 8.800 ton CH4 per hari. Meskipun konsentrasi CO2 lebih tinggi, namun ilmuwan memprediksi kekuatan CH4 memiliki kekuatan 20 kali lipat lebih besar dibandingkan CO2.
8

Rp 50.000,00.Selain itu,sampah yang bersifat organic dapat

Menurut data yang dikeluarkan KLH, setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Sementara itu, dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190.000 ton/tahun. Ini berarti gas metan yang dihasilkan mencapai 9.500 ton.Selain itu, gas ini berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik.oleh karena itu adanya bank sampah adalah solusi tepat untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan.Selain itu,kualitas lingkungan lebih terjamin karena secara otomatis masyarakat terbiasa mengumpulkan sampahnya sendiri daripada

membuangnya di tempat sembarangan.

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan 4.1.1 Bank Sampah mampu meningkatkan ekonomi masyarakat karena pada sistem operasionalnya nasabah bisa memiliki simpanan uang dalam bentuk tabungan. 4.1.2 Dengan meningkatnya budaya menabung sampah,maka masyarakat akan berlomba-lomba memungut sampah sehingga lingkungan menjadi lebih bersih. 4.1.3 Bank Sampah mengurangi dampak perubahan iklim. 4.2 Saran 4.2.1 Dalam proses pelaksanaannya harus difasilitasi dengan undang-undang yang mewajibkan ketua RW mendirikan 1 unit Bank Sampah di daerahnya. 4.2.2 Adanya pemantauan secara resmi oleh pemerintah agar dalam pelaksanaannya lebih optimal. 4.2.3 Pemberian penghargaan kepada daerah yang paling optimal dalam

operasionalnya sehingga masyarakat lebih terangsang.

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2009, Sampah, si Pemicu Perubahan Iklim , www.suarapembaruan.com/ Anonymous, 2009, Pertama Di Dunia, Bank Sampah di Indonesia , www.dreamindonesia.com/ Anonymous, 2009, Penduduk Indonesia Wajib Pilah Sampah , www.kompas.com/

11

Anda mungkin juga menyukai