1.Diskusi Hasil
Pada waktu sekarang, EKG sebagai perangkat elektronis sederhana sudah
digunakan secara luas pada praktek-praktek dokter keluarga, rumah-rumah
perawatan,dalam perusahaan, pabrik-pabrik atau tempat-tempat pekerjaan lainnya.
Dengandemikian pemeriksaan EKG dapat secara mudah dan langsung dilakukan
padapenderita-penderita yang dicurigai menderita penyakit jantung dan pembuluh
darahyang banyak ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Didalam
praktikum kali ini kami membahas beberapa aspek penggunaan EKG umum dalam
bidang kardiovaskuler.
Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui : aritmia, fungsi
alat pacu jantung, gangguan konduksi interventrikuler, pembesaran ruangan-
ruangan jantung, IMA, iskemik miokard, penyakit perikard, gangguan elektrolit,
pengaruh obat-obatan seperti digitalis, kinidin, kinine, dan berbagai kelainan lain
sepertipenyakit jantung bawaan, korpulmonale, emboli paru, mixedema.
Pada percobaan pertama, yaitu pengukuran nilai waktu pada Lead II,
diperoleh R-R interval rerata yaitu 6 detik. Nilai R - R didapat dari jarak antara 2
gelombang R berturut-turut. Jika irama ventrikel teratur, interval antara 2
gelombang R berturut-turut dibagi dalam 60 detik akan memberikan kecepatan
jantung permenit (heart rate). Dari percobaan yang kami lakukan, diperoleh Heart
rate 2,5 mm/s. Sedangkan jika irama ventrikel tidak terartur, jumlah gelombang R
pada suatu periode waktu(misalnya 10 detik) harus dihitung dan hasilnya dinyatakan
dalam jumlahpermenit.
Pada percobaan, PR interval diperoleh 0,20 detik. Pengukuran interval ini
untuk mengetahui waktu konduksi atrio ventrikel. Termasuk disini waktu yang
diperlukan untuk depolarisasi atrium, tambah perlambatan eksitasi dari pada nodus
atrio ventrikuler. Diukur mulai dari permulaan gelombang p sampai permulaan
kompeks QRS. Nilai normalnya adalah 0,12 – 0,20 detik.PR segmen adalah bagian
akhir dari gelombang P sampai permulaan kompleks QRS. Nilai PR segmen yang
didapat pada percobaan yaitu 0,08 detik.QRS kompleks adalah pengukuran seluruh
waktu depolarisasi ventrikel. Diukur dari permulaan gelombang Q (R bila tidak
terlihat Q) sampai akhir gelombang S. Batas atas nilai normalnya adalah 0,1 detik.
Pada percobaan kami memperoleh 0,08 detik. QT interval diukur mulai dari
permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T. Dengan ini diketahui lamanya
sistole elektrik. QT interval normal tidak melebihi 0,42 detik pada pria dan 0,43 detik
pada wanita. Nilai yang diperoleh dari percobaan 0,40 detik. Jadi praktikan dapat
dikatakan normal. ST segment pada percobaan diperoleh0,32 detik. Mulai diukur dari
akhir S sampai awal T.
Dari hasil diatas, dapat dilihat pada tabel bahwa kristio kurang
dari percobaan diperoleh hasil relative max VO2 = 31.5 mL/kg/min. dengan ini, praktikan dinyatakan
tingkat kebugarannya kurang. tetapi, praktikan merasa bugar dengan keadaannya yang seperti itu.
karena tingkat kebugaran (sehat atau sakit) seseorang berbeda-beda (relative).
ERGOCYCLE (ASTRAND)
Tes kebugaran ergocycle dilakukan dengan menggunakan sepeda yang diberi beban
menganut metode Astrand. Parameter pada tes ini adalah frekuensi denyut nadi dan besar
beban, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan besar kapasitas maksimal aerob
(VO2max atau maximal oxygen consumption). VO2max adalah kecepatan maksimum tubuh
menggunakan oksigen selama latihan fisik. Satuan absolute VO2max adalah volume oksigen
per menit (L/min) dan satuan relative VO2max adalah berkaitan dengan berat badan (BB)
yaitu volume oksigen per kg BB per menit (mL/kg/min).
Indikasi dilakukannya tes
1.Untuk menentukan besarnya kapasitas kardio-respiratori seseorang terutama dalam
hubungannya dengan dunia olahraga, kemiliteran, dan industri.
2.Untuk menilai berhasil tidaknya program latihan fisik dan rehabilitasi medik.
3.Untuk menilai kemungkinan adanya penyakit jantung koroner yang laten (nyeri dada,
orang-orang dengan faktor risiko tanpa keluhan, dan sebagainya).
Kontra indikasi dilakukannya tes
1.Kontra indikasi absolut
- Penderita infark miokard akut
- Penderita miokarditis atau perikarditis akut
- Penderita angina pectoris yang belum stabil
- Penderita dengan payah jantung kongestif
- Penderita dengan stenosis aorta
- Penderita dengan penyakit infeksi yang akut, emboli paru, penyakit metabolic yang tidak
stabil dan anemi berat
Carnitin merupakan zat gizi essensial, sebagai suplemen makanan yang penggunaannya oleh para
olahragawan dan remaja seringkali dihubungkan dengan aktivitas olahraga. Penelitian tentang peran
L Carnitin telah banyak dilakukan di luar negeri dalam jangka waktu yang lama.
Tujuan khusus dalam penelitian adalah mempelajari karakteristik keluarga, karakieristik responden,
konsurnsi zat gizi dan VO2.Max sebelum dan sesudah perlakuan pada remaja putra, dengan tujuan
umum mempelajari pengaruh pemberian carnitin terhadap VO2 Max pada remaja putra di sekolah
Menengah Kejuruan Negeri I Demak.
Penelitian ini adalah penelitlan True Eksperimental dengan desain penelitian Randomized Pre Test
Post Test Control Group Design dengan cara Double Blind. Pengukuran karakteristik keluarga dan
karakteristik responden dengan menggunakan quesioner, penghitungan konsumsi zat gizi dengan
menggunakan recall 2x 24 Jam, sedangkan pengukuran V02 Max dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu
sebelurn dan sesudah intervensi, dengan menggunakan test VO2 Max Ergocycle. Populasi adalah
pelajar putra kelas I II sebanyak 121 orang. Dilakukan screening umur 14 17 tahun, Hb > 13 g/dI,
status gizi normal dengan BMI For Ages 15 85 persentil, nadi istirahat normal (60 80 kali/menit ),
VO2 Max kurang sekali sampai dengan kurang , tidak sedang menderita penyakit yang dapat
mengganggu jalannya penelitian. Sampel sebanyak 22 orang diperoleh dengan random ( simple
random sampling ), dibagi menjadi 2 kelompok dengan teknik alokasi random. Pengukuran
karakteristik keluarga, karakteristik responden, dan konsumsi zat gizi diuji dengan Uji t 2 sampel
bebas dan Wilcoxon Sign Rank test. Pengukuran V02 Max diuji dengan statistik inferensial yaitu uji t
dua sampel bebas.
Maka dapat disimpulkan bahwa (1) t1dak ada perbedaan yang bermakna terhadap karakteristik
keluarga (2 ) tidak ada perbedaan karakteristik responden (3) tidak ada perbedaan konsumsi zat gizi,
kecuall pada konsumsi lemak (4) pemberian carnitin 1000 mg selama 7 hari dapat meningkatkan
VO2 Max (5) pemberian placebo tidak meningkatkan VO2 Max. Ada pengaruh pemberian carnitin
terhadap V02 Max remaja putra kelas I-II Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Demak. Oleh karena
itu disarankan dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian carnitin terhadap V02
Max, untuk ditambahkan sampel yang besar.