BAB I
PENDAHULUAN
Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan yang terkait dengan
pengentasan kemiskinan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, selanjutnya dilakukan
pengembangan kebijakan, perencanaan serta penganggaran. Kegiatan pembangunan sektor sanitasi di
Indonesia saat ini telah menjadi usaha bersama yang terkoordinir pada semua tingkatan pemerintah,
organisasi berbasis masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, sektor swasta dan didukung oleh
lembaga donor.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu terobosan di sektor sanitasi. Terobosan
tersebut adalah melalui suatu strategi dan program pembangunan yang komprehensif, terintegrasi, jangka
panjang, dan melibatkan berbagai pihak. Strategi ini juga harus diikuti oleh komitmen dan kerja keras
semua pihak, baik di bidang pendanaan, penguatan kelembagaan & SDM, penegakan peraturan,
pemilihan opsi teknologi sanitasi yang tepat, dan peningkatan partisipasi dunia usaha dan masyarakat.
Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005–2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah dan
implementasi terhadap Program Nasional tersebut telah pula ditetapkan pada Rencana Pembangunan
Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 yang difokuskan pada suatu Road Map
atau Peta Jalan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) 2010 -2014.
Sebagai bagian dari Pembangunan Sanitasi Nasional, Pemerintah Kabupaten Buol pada Tahun
2014, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal (BAPPEDA-PM) telah
mengikuti rangkaian kegiatan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam Program Nasional
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman tersebut. Upaya ini telah menempatkan Kabupaten Buol
dalam melakukan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
Buol pada tahun 2014.
1.3. Metodologi
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Buol disusun berdasarkan berbagai teori, petunjuk
teknis penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota. Strategi Sanitasi Kabupaten Buol ini sama halnya
dengan Buku Putih Sanitasi yang disusun oleh Tim Penyusun SSK yaitu Pokja Sanitasi Kabupaten Buol.
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Buol ini dilakukan secara partisipatif dan terintegrasi melalui
berbagai diskusi secara rutin, lokakarya dan pembekalan baik yang dilakukan oleh Tim Pokja sendiri
maupun dengan dukungan fasilitasi City Fasilitator. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini
menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu secara bertahap untuk menghasilkan dokumen
perencanaan yang lengkap.
b) Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/badan/kantor
terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal,
laporan, foto dan peta.
c) Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait
untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat.
d) Data-data sekunder meliputi Kabupaten Buol Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, rencana-
rencana Kabupaten Buol seperti RTRW, RPIJM, RPJMD, dan lain-lain.
2. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan berbagai teknik antara lain :
a) Desk Study (kajian literatur, data sekunder)
b) Field Research (observasi, wawancara responden)
c)FGD (Focus Group Discussion)
3. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penyusunan SSK ini yaitu dengan
merumuskan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kabupaten jangka menengah Strategi
Sanitasi Kabupaten Buol (5 tahunan). Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT mengkaji
kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman dan diagram sistem sanitasi.
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Buol disepakati oleh pokja sebagai sumber dokumen
pengembangan sanitasi yang berkala di Kabupaten Buol dan diposisikan setara dengan
dokumen daerah lainya. Untuk memahami lebih jelas terkait dengan dokumen Strategi
Sanitasi Kabupaten Buol (SSK) dan hubungannya dengan dokumen perencanaan lain yang
ada di Kabupaten Buol Tengah sebagai berikut :
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Buol sangat berhungan erat dengan RPJMD
Kabupaten Buol karena Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) dipergunakan
sebagai sumber dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten. Misalnya Visi Misi RPJMD
dijadikan dasar dan dijabarkan dalam Visi Misi Sanitasi yang ada dalam Strategi Sanitasi Kabupaten
ini karena dalam misi RPMD jugaterdapat issue-isue sanitasi tentang Sumber daya manusia yang
berdaya saing.dan SSK juga akan menjadi data dalampenyusunan RPJMD pada masa mendatang.
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Buol juga berkaitan erat dengan Renstra SKPD terkait
sanitasi sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten. Renstra SKPD dipergunakan sebagai acuan untuk penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten ini maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi.
c. Hubungan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Buol
RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi
Kabupaten, karena dalam (RTRW) terdapat data-data terkait dengan wilayah
pengembangan per Kabupaten Dan terkait dengan wilayah pengembangan sistem sanitasi
Kabupaten.
Dokumen Perencanaan
RPJPD RTRW Kab
Lainnya, Data Primer dan
Sekunder
RPJMD
BPS
Renstra SKPD
SSK
APBD APBD
Gambar 1.1 Posisi Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) kaitannya dengan
dokumen perencanaan lainnya
BAB II
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten
2. Meningkatkan kesadaran
PHBS masyarakat
1. Kepadatan Penduduk adalah jumlah jiwa yang mendiami desa/kelurahan per hektar.
2. Kondisi ekstrem adalah desa/kelurahan yang didefinisikan sebagai daerah genangan akibat
pengaruh pasang surut air laut.
3. Wilayah Komersil (CBD) merupakan wilayah yang berfungsi sebagai wilayah perdagangan dan jasa
baik untuk saat ini maupun yang akan datang berdasarkan dokumen RTRW.
4. Resiko Kesehatan adalah hasil dari analisa area beresiko, yang mempunyai skor 3 dan 4. Indikator
yang digunakan dalam tahapan pengembangan dokumen strategi sanitasi ini adalah prosentase
penduduk terlayani. Diharapkan dalam jangka panjang, semua penduduk akan dapat terlayani oleh
program dan kegiatan sanitasi yang dirumuskan dalam dokumen ini.
Zona II : Pengelolaan
Limbah Domestik dengan
sistem Setempat Komunal
(On Site System) Tangki
Septik Komunal, MCK ++
Penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah dengan menggunakan
sistem on site atau off site secara umum, dilakukan menggunakan beberapa tahap kriteria yaitu :
Kepadatan Penduduk
Klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan)
Karakteristik tata guna lahan
Resiko Kesehatan Lingkungan
Kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem digambarkan
dalam suatu peta yang didasarkan pada kriteria-kriteria tersebut. Zona dalam peta merupakan dasar bagi
kabupaten Buol dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah.
C. Sistem Komunal
IPAL Komunal 0 0 0 0
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, pengelolaan air limbah domestik dalam jangka pendek
difokuskan terhadap sistem on site dengan target pelayanan mencapai 60 % dari jumlah penduduk.
Pelayanan sistem on site diarahkan pada pengembangan fasilitas sanitasi MCK++ dan ipal komunal.
Dalam jangka menengah, pengelolaan air limbah domestik diarahkan menuju sistem off site.
Target cakupan layanan diharapkan dapat menjangkau 27 % dari jumlah penduduk. Lebih lengkapnya
tentang target cakupan layanan dapat diamati tabel 2.2.
Zona II : Tahapan pengembangan pada zona ini diarahkan pada pelayananPengelolaan Persampahan
menggunakan sistem Cakupan secukupnya untuk pengembangan jangka panjang. Sistem ini
merupakan pengembangan system pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemeliharaan dan
pengelolaan sampah berbasis RT pengangkutan secukupnya (TPS-TPA). Zona ini meliputi 6 kelurahan
dan 2 Desa.
Zona II : Pengelolaan
Persampahan
menggunakan sistem
Cakupan secukupnya
Zona I : Peningkatan Cakupan (TPS-TPA)
Sistem layanan penuh (RT-TPS-
TPA) dan penyapuan jalan +
Pemilahan jenis sampah yang
dibuang oleh Rumah Tangga
Zona II : Pengelolaan
Persampahan
menggunakan sistem
Cakupan secukupnya
(TPS-TPA)
Strategi Sanitasi Kabupaten Buol (SSK) 2014
Sesuai kondisi di Kabupaten Buol yang dimaksud sampah yang terangkut adalah bila memenuhi
salah satu kriteria sebagai berikut :
1. Langsung : pengumpulan minimal 2 kali dalam seminggu
2. Tidak Langsung: pengangkutan harian dari TPS
3. Pemda melayani > 55 % timbulan sampah
Sedangkan untuk cakupan secukupnya adalah dikelola individu/berbasis masyarakat dan
bersifat local
jangka menengah mencakup sebagian kecamatan Biau ( Kelurahan Buol dan Kelurahan
Kali), Kecamatan Bokat (Desa Negeri Lama).
Zona I :
Penanganan
Genangan
Strategi Sanitasi Kabupaten Buol (SSK) 2014
Untuk menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengankebutuhan masing-masing
wilayah di tingkat kelurahan.desa, maka disusunlah prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan
daerah prioritas ini disusun berdasarkan kriteria seleksi yang mengacu ke SPM drainase, yaitu : Kepadatan
penduduk, tata guna lahan, daerah genangan air hujan dan tingkat resiko kesehatan. Dapat dilihat pada tabel
2.4 dibawah ini :
Luas Genangan(ha)
Luas genangan
No Kecamatan Jangka Jangka Jangka
eksisting (ha)
Pendek Menengah Panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1. Kecamatan Biau 405 350 175 0
TOTAL 405 350 175 0
Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kab. Buol 2014
1.1 Air Limbah Domestik 8.417.262.353,00 10.024.386.736,50 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32 (46,91)
1.2 Sampah Rumah Tangga 1.195.110.500,00 2.235.758.559,00 1.580.064.650,00 1.989.203.999,00 2.119.352.900,00 7,94
2.2 DAK Lingkungan Hidup 549.985.728,00 1.196.727.000,00 986.686.363,00 1.077.573.639,00 1.181.950.000,00 29,06
1. Perkiraan Belanja
324,435,603,516.87 334,168,671,622.37 344,193,731,771.04 354,519,543,724.18 365,155,130,035.90 1,722,472,680,670.36
Langsung
Realisasi pendanaan APBD Kabupaten Buol untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan investasi sanitasi pada sub sektor persampahan mengalami
kenaikkan rata-rata 7 % dan sub sektor drainase mengalami kenaikkan rata-rata sebesar 11.5 % dari tahun 2010-2014.
Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Buol untuk operasional/Pemeliharaan Sanitasi
Belanja Sanitasi (Rp)
No Uraian Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata
1. Belanja Sanitasi 10.700.400.503,00 12.653.928.545,00 4.518.769.492,00 13.110.164.759,00 13.690.958.101,32 (23,70)
1.1 Air Limbah Domestik 8.417.262.353,00 10.024.386.736,00 2.824.844.842,00 5.971.637.910,00 5.883.453.451,32 (46,91)
Perkiraan besaran pendanaan APBD Kabupaten Buol untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan diperkirakan meningkat. Pada tahun 2015-2019 biaya
operasional/pemeliharaan mencapai Rp. 2.835.101.745,60,- untuk sub sektor persampahan Rp. 153.493.593.310,- untuk sub sektor drainase lingkungan.
Data perkiraan besaran pendanaan APBD Kabupaten Buol untuk kebutuhan operasional/pemeliharaanAset Sanitasi terbangun terdapat dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8 Perkiraan besaran APBD Kabupaten Buol untuk kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga
tahun 2019
1.1 Air Limbah Domestik 6,059,957,054.86 6,241,755,766.51 6,429,008,439.50 6,621,878,692.69 6,952,972,627.32 32,305,572,580.88
Perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Buol dalam mendanai program/kegiatan yang termuat dalam dokumen SSK juga mengalami
kenaikkan dari tahun 2015-2019, selengkapnya dapat disajikan pada tabel 2.9
Tabel 2.9 : Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Buol dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK
Pendanaan (Rp)
No Uraian Totsl
2015 2016 2017 2018 2019 Pendanaan
1. Perkiraan Kebutuhan Operasional/ Pemeliharaan 1,626,230,890.00 3,160,503,513.96 3,256,304,907.52 3,353,994,054.74 3,454,613,876.38 14,851,647,242.60
2. Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 9,297,478,444.36 9,576,402,797.69 9,863,694,881.62 10,159,605,728,07 10,464,393,899.91 49,361,575,751.65
3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 9,733,068,105.51 10,025,060,148.68 10,325,811,953.14 10,635,586,311.73 10,954,653,901.08 51,674,180,420.14
BAB III
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
Untuk mencapai tujuan setiap sub sektor sanitasi sebagaimana yang telah direncanakan, perlu
diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci
keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari
análisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena
faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat korelasi dan kombinasi yang
tinggi untuk saling mempengaruhi. Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal
pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan strategi sektor sanitasi. Sedangkan análisis lingkungan eksternal bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (Opportunity) dan tantangan
(Threat).
Dengan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan
memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli, terutama
mengenai isu strategis, permasalahan mendesak, dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini. Maka
berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bangli, tujuan dan sasaran pengembangan sanitasi, sesuai
hasil analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) per subsektor yang menghasilkan
posisi pengelolaan masing-masing per subsektor yaitu subsektor air limbah, persampahan, drainase dan
PHBS. Dengan acuan hasil tersebut, maka dalam bab 3 SSK Kabupaten Bangli, telah dirumuskan tentang
tujuan, sasaran dan strategi. Tujuan merupakan pernyataan- pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan menangani isu strategis yang dihadapi. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik , mudah
dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Strategi adalah cara
untuk mencapai visi dan misi yang dirumuskan berdasarkan kondisi saat ini.
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan
Agresif
Tabel 3.1 : Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
2. Tercapainya standar
Meningkatnya cakupan Berkurangnya jumlah Menyediakan sarana dan
penduduk yang BABS
Pokja Sanitasi Kabupaten Buol 25
Strategi Sanitasi Kabupaten Buol (SSK) 2014
3. Peningkatan cakupan
Berkurangnya praktek Masih ada 56,2 % - Pengadaan sistem air limbah
pelayanan pengelolaan penduduk masih berbasis masyarakat dengan
BABS dari 56,2 %
air limbah permukiman melakukan praktek sistem MCK ++ dan Ipal
menjadi 10 % di tahun BABS Komunal
oleh pemerintah,
2019
swasta dan peran serta - Mengaktifkan swadaya
masyarakat masyarakat/CSR dalam
penanganan air limbah
domestik
4. Tersedianya anggaran
untuk pengelolaan air Meningkatnya
3 kecamatan pada
Mendorong peningkatan
limbah anggaran untuk air wilayah kajian
mendapatkan anggaran pengelolaan air
limbah dari 0,5 %
penganggaran yang
limbah domestic
pertahun menjadi 0,7 merata terkait air
limbah domestik sesuai
% di tahun 2019
dengan tingkat resiko
5. Membuat peraturan pada dokumen BPS
tentang komponen air Peningkatan kinerja
limbah Tersedianya perda
layanan 52 % di tahun
Tersusunnya produk hukum
tentang pengelolaan
2019
6. Tersedianya sarana tentang pengelolaan air limbah
air limbah
dan prasarana domestik
1 Kecamatan di
pengelolaan air limbah
Meningkatkan sarana
wilayah kajian dapat
Mendukung pemerintah dalam
dan prasaran IPLT 1
terakses IPLT
peningkatan sarana dan
unit di tahun 2019
prasarana pengelolaan air
limbah
sasaran dan strategi ini dirumuskan berdasarkan kondisi permasalahan persampahan, hasil analisis SWOT
yang dipadukan dengan SPM dan RPJMD . untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini :
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan
Agresif
- 9,00
Berputar Diversifikasi besar-besaran
Diversifikasi
Ceruk Pusat
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
1. Fasilitas pengumpul Penyelenggaraan Sumber pewadahan, Sinergi antara pemerintah,
sampah yang memadai sampah yang belum pengumpulan dan swasta dan masyarakat serta
optimal dan belum pengangkutan scaling up program pengolahan
diterapkan prinsip cost (Pake Thn) sampah berbasis masyarakat
recovery (Thn)
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan
Agresif
-15.00 Diversifikasi
Ceruk Pusat
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator
sasaran
1. Tercapainya daerah bebas Berkurangnya titik Mengurangi titik - Membuat dan menormalisasi
genangan di Kabupaten Buol genangan banjir dari 4 titik genangan saluran saluran drainase sesuai
menjadi 0 titik banjir di drainase dengan debit yang dialirkan
akhir tahun 2019 - Merancang usulan
penganggaran untuk
pembuatan dan normalisasi
saluran drainase
Menyusun Sistem
2. Menyediakan perencanaan Dokumen Perencanaan pengembangan
pengembangan untuk Sistem Tersedianya dokumen perencanaan dan system Drainase Kabupaten
Drainase acuan untuk pembangunan pengembangan
Buol
dan pengembangan drainase
komponen Drainase
3. Peningkatan pembangunan Peningkatan pembangunan
drainase yang terputus-putus Drainase yang
Terbangunnya saluran terputus-putus saluran drainase agar
agar terhubung pada
pembuangan akhir drainase agar terhubung ke terhubung pada pembuangan
saluran pembuangan akhir akhir
4. Terbebasnya saluran
drainase dari permasalahan
baik dari genangan air Drainase yang
permukaan serta Terbangunnya saluran terbangun belum
penyumbatan sampah drainase yang optimal agar mengurangi Pembangunan saluran
dapat menampung wilayah genangan drainase dalam mengurangi
5. Peningkatan pembangunan genangan air luas wilayah genangan
drainase pada kawasan kota
Kawasan
Terbangunnya saluran permukiman kota Meningkatkan pembangunan
3.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) terkait sanitasi
Untuk menentukan Tujuan, Sasaran dan strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten
Buol berdasarkan hasil analisis SWOT sub sektor sub sektor PHBS yaitu : kekuatan + kelemahan = - 5.00 potensi
+ ancaman = - 6.00 maka posisinya ada dikuadran III dan di posisi strategi berputar seperti pada diagram 3.4 di
bawah ini
Pertumbuhan
Stabil Pemeliharaan
Agresi
Pemeliharaan selektif Pertumbuhan Cepat
Internal Lemah (-) - 5,00 Internal Kuat ( + )
- 6,00
Berputar Diversifikasi besar-besaran
Diversifikasi
Ceruk Pusat
Tabel 3.4 : Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi (tatanan rumah tangga)
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Tabel 3.4 : Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi (tatanan sekolah)
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Meningkatnya kondisi
Peningkatan Kondisi WC/KM Seluruh Murid SD/MI Meningkatkan kesadan murid
WC/KM layak dengan
dan fasilitas CTPS di fasilitas CTPS dan air akan pentingnya CTPS di
bersih dilingkungan
lingkungan sekolah lingkungan sekolah
SD/MI dari 30 %
menjadi 70 % di tahun
2019
BAB IV
PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
Program adalah kumpulan beberapa kegiatan yang mengarah kepada sebuah perubahan sesuai dengan
strategi yang telah disusun sebelumnya (Bab 3). Program pada umumnya termasuk juga program sanitasi tidak
hanya sebatas implementasi fisik, tetapi juga mencakup usaha menjaga keberlangsungan operasi infrastruktur yang
ada, antara lain aspek keuangan (tersedianya biaya Operasi dan Pemeliharaan – O & M yang memadai), dan/atau
meningkatkan kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan sanitasi menuju ke arah yang lebih baik dan sehat.
Sebagai contoh, “program peningkatan layanan air limbah di zona sanitasi X dengan sistem terpusat” bisa
terdiri dari beberapa kegiatan (teknis dan non-teknis) seperti; (i) menyiapkan masyarakat agar terjadi peningkatan
kebutuhan (demand creation) akan sistem air limbah yang baik, (ii) pembentukan Badan Layanan Umum Daerah
untuk pengelolaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah (diandaikan sebagai prasyarat untuk mendapatkan
bantuan dana dari Pemerintah Pusat), (iii) menyiapkan rencana rinci (Detailed Engineering Design – DED), (iv)
penyiapan aturan biaya sambungan rumah dan retribusi air limbah, (v) implementasi fisik, dan (vi) kampanye untuk
sambungan rumah. Sebagai pegangan dalam perumusan berbagai tahapan kegiatan di dalam suatu program
pembangunan infrastruktur mengacu kepada akronim SIDLACOM (Survey, Investigation, Land Acquisition,
Contruction, Operation and Maintenance - Survai, Penelitian, Pembebasan Tanah, Pembangunan, Penggunaan dan
Pemeliharaan). Kegiatan yang sudah disusun (sebagai bagian dari pelaksanaan sebuah Program) selanjutnya dibuat
indikasi jadwal pelaksanaannya, volume kegiatan tersebut, indikasi biaya yang diperlukan, serta indikasi apakah
kegiatan itu dapat didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau tidak.
Tabel 4.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun
Kabupaten : Buol
Provinsi : Sulawesi Tegah
Tahun : 2014
A. KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK 4,042 4,411 5,481 3,526 3,138 20,573 13,023 700 8,325 - 100
B. KOMPONEN PERSAMPAHAN DOMESTIK - 10,220 1,440 1,420 1,470 14,550 1,870 - 12,700 - -
C. KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN 4,647 9,535 10,285 10,285 10,835 45,587 21,087 3,000 22,000 - -
PERMUKIMAN
D. PHBS TERKAIT SANITASI 1,471 1,483 1,398 646 601 5,585 3,345 890 1,350 - -
JUMLAH TOTAL 10,160 25,649 18,604 15,877 16,044 86,295 39,325 4,590 44,375 - 100
- Peny usunan Masteplan Sistem Air Limbah Semua Kecamatan 137,479 4.043,57 - - - 0 300 - - - -
1 MCK ++ (Komunal)
Peny uluhan dan kampany e mendorong
Kec. Karamat, Kec.
partisipasi masy arakat dalam pengelolaan Air
- Gadung,Kec. Momunu, 45,362 521,84 5 5 5 5 5 25 25 - - - -
Limbah Domestik (pada daerah y ang berpotensi
Paleleh Barat,
untuk dibangun MCK++)
Kec. Karamat, Kec.
Sosialisasi Rencana Pembangunan MCK ++
- Gadung,Kec. Momunu, 45,362 521,84 3 3 3 3 3 15 15 - - - -
kepda masy arakat oleh Dinas Terkait
Paleleh Barat,
Kec. Karamat, Kec.
- Pembentukan Kelompok Sw aday a Masy arakat Gadung,Kec. Momunu, 45,362 521,84 35 35 35 35 35 175 175 - - -
Paleleh Barat,
Kec. Karamat, Kec.
- Pembebasan Lahan/Tanah Gadung,Kec. Momunu, 45,362 521,84 40 40 40 40 40 200 - 200 - -
-
Paleleh Barat,
Kec. Karamat, Kec.
- Perencanaan Detail (DED) Pembangunan MCK ++ Gadung,Kec. Momunu, 45,362 521,84 70 70 70 70 70 350 250 - - - 100
Paleleh Barat,
- Pembebasan Lahan/Tanah Kecamatan Biau 217,80 2700 200 200 200 200 200 1000 1000
- Pembangunan IPAL Komunal dan Jaringanny a Kecamatan Biau 217,80 2700 - - - - 0 1,200
- Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal Kecamatan Biau 217,80 2700 - - - 50 50 100
4 IPLT
- Studi AMDAL Pembangunan IPLT Kecaman Bokat 2,114 62,2 500 500 150
- Pembebasan Lahan/tanah IPLT Kecaman Bokat 2,114 62,2 1000 1000 1000
- Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Kecaman Bokat 2,114 62,2 400 400 200
Pengadaan Truk Tinja Kecaman Bokat 2,114 62,2 450 450 450 - 1350 1,350
Operasi dan Pemeliharaan IPLT dan Fasilitasny a Kecaman Bokat 2,114 62,2 40 40 80 80
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Air Limbah Domestik 4,042 4,411 5,481 3,526 3,138 20,573 13,023
- Rev iew DED Persampahan Kec. Biau 217,80 2700 - 500 - - - 500 - - 500
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Persampahan 0 10,220 1,440 1,420 1,470 14,550 1,870 0 12,700 0
- Detail Desain (DED) Drainase Primer Kecamatan Biau 217,80 2700 500 - - - - 500 500 - - -
Pembangunan Drainase Primer Kecamatan Biau 217,80 2700 3,000 3,000 3,500 3,500 4,000 17,000 5,000 2000 10,000
- Pembangunan Drainase Sekunder Kecamatan Biau 217,80 2700 - 5,800 6,000 6,000 6,000 23800 12,000 800 11,000 -
JUMLAH TOTAL 4,647 9,535 10,285 10,285 10,835 45,587 21,087 3,000 22,000 -
- pembinaan Desa lingkungan Bersih dan Sehat Semua Kecamatan 137,479 4.043,57 45 45 45 45 - 180 180 - -
- -
- Penilaian Lomba Lingkungan Sehat Semua Kecamatan 137,479 4.043,57 80 80 80 80 80 400 400 - -
-
3 Program Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS
- Baliho 12 Puskesmas 220 987,44 18.5 18.5 18.5 18.5 18.5 92.5 92.5 - -
- -
Peny uluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kec. Biau, Kec. Bokat,
- di sekolah (Penggunaan jamban, CTPS, Stop Kec.Momunu. Kec. Karamat, 1,200 1246.17 240 240 240 240 240 1200 500 700 - -
-
Babs ,pengelolaan sampah ) Kec. Lakea,Kec. Tiloan
- Media Promosi Timbal balik PHBS 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 20 20 20 20 - 80 80
-
3 Program Pengembangan Lingkungan sehat
Peny ediaan/Pembangunan Sarana CTPS Di
- 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 250 300 300 850 200 6
Sekolah - - -
Pembangunan Jamban dan Air Bersih Di
- 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 180 180 180 540 540
Sekolah - - -
- Peny ediaan Sarana Pembuangan Sampah 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 100 100 100 300 300
- - -
Pemeliharaan Rutin/berkala sarana sanitasi di
- 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 150 150 150 450 450
Sekolah - - -
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Prohisan Tatanan Rumah Tangga 987 1,037 1,037 307 287 3,655 1,930 375
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Prohisan Tatanan Rumah Tangga dan Tatanan Sekolah 1,471 1,483 1,398 646 601 5,585 3,345 890
BAB V
STRATEGI MONEV
Strategi monitoring dan evaluasi merupakan rencana pemantauan dan evaluasi kegiatan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Buol. Kegiatan yang dipantau merupakan kegiatan yang
direncanakan pada bab-bab sebelumnya dengan fokus evaluasi dan pemantaun Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK).
Pemantauan dan evaluasi mulai dilakukan setelah SSK diresmikan sebagai acuan
bagi pemerintah Kabupaten dalam membangun sanitasi. Pemantauan dilakukan setiap empat
bulan yaitu di bulan April, Agustus dan Desember. Kerangka waktu ini dipilih untuk
menyelaraskan proses pemantauan dan evaluasi dengan alur perencanaan dan penganggaran
daerah.
Sumber &
Nilai Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tahun
meningkatnya Masih ada 56,2 % Badan 80 % 60 % 65 % 70 % 75 % 80 %
cakupan 56,2 % Lingkungan
pelayanan penduduk Hidup, 2014
pengelolaan air
yang
limbah oleh
pihak melakukan
pemerintah, praktek BABS
swasta dan
peran
masyarakat
Tujuan : tersedianya anggaran untuk pengelolaan air limbah
Sasaran Indikator Data Dasar 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber & Target
Nilai Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tahun
Meningkatnya 588.345.451 DPPKAD,20 1 Milyar 750 Juta 1 Milyar 1,2Milyar 1,3Milyar 1,5Milyar
anggaran untuk 3 Kecamatan 14
air limbah pada wilayah
Domestik dari kajian
0,5 % (rata-rata mendapatkan
pertumbuhan) penganggaran
per tahun yang merata
menjadi 0,7 % terkait air
(rata-rata limbah
pertumbuhan) domestik
di tahun 2019 sesuai dengan
tingkat risiko
pada
dokumen BPS
Tujuan : Membuat Peraturan Daerah Tentang Komponen Air Limbah
Sasaran Indikator Data Dasar 2015 2016 2017 2018 2019
Target
Nilai Sumber & Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tahun
Tersedianya Badan Perda Perda
Perda Air peningkatan Lingkungan Pengelolaa Pengelola
limbah di kinerja Hidup, 2014
n air limbah an air
Kabupaten layanan
Buol menjadi 52 % limbah
di tahun 2019
Tujuan : Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah (IPLT)
B. Subsektor Persampahan
kebersihan persampahan
dari 58 Orang dan tenaga
menjadi 188 kebersihan
orang di tahun serta
2019 pengadaan
- bertambahnya truk sampah
jumlah truk
pengangkut
dari 2 truk
menjadi 10
truk
C. Subsektor Drainase
D. Subsektor PHBS
Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cuci tangan pakai sabun 50 % pada tahun 2014 menjadi 75 % pada tahun 2019
Sasaran Indikator Data Dasar 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber & Target
Nilai Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tahun
Masyarakat Kesadaran 50 % Dinkes, 2014 75 % 15 % 15 % 15 % 15 % 15 %
CTPS 50 % Masyarakat
menjadi 75 % di melakukan
tahun 2019 CTPS
Tujuan : Peningkatan Kondisi WC/KM dan fasilitas CTPS di lingkungan sekolah
Sasaran Indikator Data Dasar 2015 2016 2017 2018 2019
Sumber & Target
Nilai Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Tahun
Meningkatnya Seluruh Murid 30 % Dinkes, 2014 70 % 25 % 20 % 20 % 15 %
kondisi WC/KM SD/MI
layak dengan
fasilitas CTPS
dan air bersih
dilingkungan
SD/MI dari 30 %
menjadi 70 % di
tahun 2019
Evaluasi dilakukan untuk menemukan penyebab munculnya deviasi antara rencana tercantum dalam SSK dengan realisasi capaian.
Untuk evaluasi pelaksanaan kegiatan, deviasi dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang diusulkan dalam SSK dengan jumlah kegiatan yang
diakomodasi SKPD. Disamping itu dapat dilihat pula dari perbandingan jumlah investasi dan keluaran kegiatan.
Evaluasi capaian strategis dapat dilihat dari deviasi target dengan capaian sasaran subsektor sanitasi. Kegiatan evaluasi capaian
strategis menggunakan data yang disarikan dari kegiatanpemantauan pelaksanaan kegiatan dan pemantauan capaian strategis pemerintah
Kabupaten. Meskipun begitu, evaluasi ini perlu memperhatikan kontributor diluar pemerintah Kabupaten Buol yaitu swasta dan masyarakat.
Oleh karena itu, survei sanitasi seluruh Kabupaten perlu dilakukan untuk menilai capaian beberapa indikator. Survei ini hendaknya dilakukan
minimal setiap dua tahun sekali dan menggunakan metode yang sama. Evaluasi berkaitan dengan dampak dari dilaksanakannya kegiatan
perlu dilakukan tersendiri dalam jangka waktu yang lebih panjang (5 tahunan)
limbah
Tersedianya sarana BLH Kab. Buol Kabid Konservasi Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA/BLH Ditentukan oleh tim
dan prasarana dan Rehabilitasi Konservasi dan MONEV
pengelolaan air SDA Rehabilitasi
limbah (IPLT) SDA
fasilitas pengumpul BLH Kab. Buol Kabid Kebersihan Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / BLH Ditentukan oleh tim
sampah yang & Pertamanan Kebersihan & MONEV
memadai Pertamanan
Pada akhir tahun BLH Kab. Buol Kabid Kebersihan Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / BLH Ditentukan oleh tim
2019 direncanakan & Pertamanan Kebersihan & MONEV
akan dibangun 5 Pertamanan
TPST 3R diwilayah
kajian
Penyediaan BLH Kab. Buol Kabid Kebersihan Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA /BLH Ditentukan oleh tim
anggaran untuk & Pertamanan Kebersihan & MONEV
tenaga kebersihan Pertamanan
Terpenuhinya BLH Kab. Buol Kabid Kebersihan Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / BLH Ditentukan oleh tim
sarana dan & Pertamanan Kebersihan & MONEV
prasarana untuk Pertamanan
menigkatkan
cakupan pelayanan
persampahan di
Kabupaten Buol
Tercapainya daerah Dinas PU Kab. Kabid Cipta Karya Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / Dinas PU Ditentukan oleh tim
bebas genangan di Buol Cipta Karya MONEV
Kabupaten Buol
Menyediakan Dinas PU Kab. Kabid Cipta Karya Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / Dinas PU Ditentukan oleh tim
perencanaan Buol Cipta Karya MONEV
pengembangan
untuk Sistem
Drainase
Peningkatan Dinas PU Kab. Kabid Cipta Karya Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / Dinas PU Ditentukan oleh tim
pembangunan Buol Cipta Karya MONEV
drainase yang
terputus-putus agar
terhubung pada
pembuangan akhir
Terbebasnya Dinas PU Kab. Kabid Cipta Karya Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / Dinas PU Ditentukan oleh tim
saluran drainase Buol Cipta Karya MONEV
dari permasalahan
baik dari genangan
air permukaan serta
penyumbatan
sampah
Peningkatan Dinas PU Kab. Kabid Cipta Karya Staff Bidang 2015- 2019 BAPPEDA / Dinas PU Ditentukan oleh tim
MONEV
pembangunan Buol Cipta Karya
drainase pada
kawasan kota
Meningkatkan Dinas Kesehatan Kabid. Staff Bidang 2015-2019 BAPPEDA / Dinas PU Ditentukan oleh tim
MONEV
kesadaran Pengendalian Pengendalian
masyarakat tentang Penyakit dan Penyakit dan
cuci tangan pakai Penyehatan Penyehatan
sabun 50 % pada Lingkungan Lingkungan
tahun 2014 menjadi
75 % pada tahun
2019
Peningkatan Dinas Kesehatan Kabid. Pengendalian 2015 - 2019 BAPPEDA/ DINAS Ditentukan oleh tim
Kondisi WC/KM Pengendalian Penyakit dan KESEHATAN MONEV
dan fasilitas CTPS Penyakit dan Penyehatan
di lingkungan Penyehatan Lingkungan
sekolah Lingkungan
LAMPIRAN
Skor
No. Faktor Internal Angka
1.00 2.00 3.00 4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1 Aspek Kelembagaan
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Tidak ada peraturan daerah/teknis terkait pengolahan air limbah 1 4.00
belum ada peran lembaga swasta dan masyarakat yang menangani
1.2 1 4.00
air limbah
1.3 belum adanya perencanaan terpadu terkait pengolahan air limbah 1 4.00
2 Aspek Keuangan
4 Aspek Komunikasi
Skor
No. Faktor Eksternal Angka
1.00 2.00 3.00 4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Adanya program dan kerjasama dari pusat dan provinsi 1 2.00
1.2 terbukanya kesempatan kerja sama dengan pihak swasta 1 2.00
2 Aspek Keuangan
3 Aspek Komunikasi
ANCAMAN (THREATS)
1 Aspek Kelembagaan
2 Aspek Keuangan
3.1 Kurangnya informasi pemerintah dan swasta tentang air limbah 1 4.00
Skor
No. Faktor Internal Angka
1.00 2.00 3.00 4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1 Aspek Kelembagaan
2 Aspek Keuangan
2.1 Adanya anggaran pengelolaan persampahan 1 3.00
3 Aspek Teknis Operasional
3.1 tersedianya sarana dan prasarana persampahan 1 4.00
4 Aspek Komunikasi
Adanya papan informasi tentang pentingnya pengelolaan
4.1 1 3.00
persampahan
5 SDM
5.1 Tersedianya petugas pengangkut sampah 1 4.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN 26.00
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Belum optimalnya pelaksanaan peraturan persampahan 1 4.00
2 Aspek Keuangan
2.1 APBD untuk persampahan masih terbatas 1 4.00
Skor
No. Faktor Eksternal Angka
1.00 2.00 3.00 4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1 Aspek Kelembagaan
ANCAMAN
(THREATS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Belum adanya pengorganisasian pengepul sampah 1 3.00
1.2 Belum meratanya peraturan persampahan ke desa-desa 1 4.00
2 Aspek Keuangan
2.1 Belum maksimalnya anggaran pengelolaan persampahan 1 4.00
3 Aspek Komunikasi
3.1 Belum meratanya informasi tentang persampahan 1 3.00
4 Aspek Teknis Operasional
4.1 Semua desa belum terlayani pengangkutan sampah 1 4.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Adanya SKPD pengelola drainase 1 3.00
2 Aspek Keuangan
2.1 Tersedianya anggaran pengelolaan drainase 1 3.00
4 Aspek Komunikasi
4.1 Adanya radio lokal 1 3.00
5 SDM
5.1 memiliki SDM sesuai keahliannya 1 3.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN 9.00
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Belum adanya perda terkait drainase 1 4.00
1.2 Belum memiliki DED Drainase 1 4.00
2 Aspek Keuangan
2.1 Pendanaan belum sesuai dengan kebutuhan 1 4.00
3 Aspek Teknis Operasional
Klasifikasi drainase primer, sekunder dan tersier
3.1 1 4.00
belum jelas
3.2 beberapa drainase tidak berfungsi maksimal 1 3.00
4 Aspek Komunikasi
Pemanfaatan media lokal sebagai media promosi
4.1 1 2.00
masih belum optimal
4.2 Minimnya sosialisasi kepada masyarakat 1 3.00
5 SDM
5.1 SDM drainase belum mencukupi 1 2.00
JUMLAH NILAI KELEMAHAN 26.00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN -17.00
Skor
No. Faktor Eksternal Angka
1.00 2.00 3.00 4.00
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1 Aspek Kelembagaan
Adanya dukungan pemerintah melalui
1.1 1 3.00
program PPSP
2 Aspek Keuangan
2.1 Adanya anggaran APBN 1 3.00
2.2 Adanya anggaran APBD Provinsi 1 3.00
3 Aspek Komunikasi
Adanya peluang kerjasama dengan
3.1 1 2.00
media komunikasi
4 Aspek Teknis Operasional
Aspek Partisipasi Masyarakat,
5
Swasta dan Kesetaraan Gender
Adanya partisipasi masyarakat dalam
5.1 1 1.00
pengelolaan drainase
JUMLAH NILAI
PELUANG 12.00
ANCAMAN (THREATS)
1 Aspek Kelembagaan
Koordinasi Pemerintah Pusat, Provinsi dan
1.1 1 4.00
Kabupaten Masih kurang
Koordinasi Antar SKPD Teknis 1 4.00
2 Aspek Keuangan
2.1 Anggaran dari Provinsi belum memenuhi kebutuhan 1 4.00
3 Aspek Komunikasi
Kurangnya informasi terkait drainase dari pemerintah
3.1 1 4.00
pusat
4 Aspek Teknis Operasional
Kurangnya lahan untuk sarana dan prasarana
4.1 1 4.00
drainase
Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan
5
Kesetaraan Gender
partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan
5.1 1 3.00
drainase msih rendah
Masyarakat belum memprioritaskan saluran drainase
5.2 1 4.00
dalam pembangunan rumah
JUMLAH NILAI ANCAMAN 27.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN -15.00
KEKUATAN (STRENGHTS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Adanya Pokja Sanitasi 1 3.00
1.2 Adanya target pencapaian MDGs 1 3.00
2 Aspek Keuangan
2.1 Adanya anggaran untuk Program Promkes 1 3.00
3 Aspek Teknis Operasional
3.1 Adanya pendataan PHBS 1 4.00
4 Aspek Komunikasi
4.1 Adanya radio 1 2.00
4.2 Adanya IT tentang Kesehatan 1 2.00
5 SDM
5.1 tersedianya PNS dan Kader Desa 1 4.00
JUMLAH NILAI KEKUATAN 17.00
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1 Aspek Kelembagaan
belum optimalnya pelaksanaan PHBS di
1.1 1 4.00
Pemerintahan Desa
2 Aspek Keuangan
2.1 alokasi anggaran masih kurang 1 4.00
3 Aspek Teknis Operasional
3.1 mekanisme pelaporan belum berjalan dengan baik 1 4.00
3.2 Sasaran kegiatan belum maksimal 1 3.00
Rendahnya Akses masyarakat terhadap Infrastruktur
3.3 1 4.00
Sanitasi
4 Aspek Komunikasi
4.1 Belum memanfaatkan radio lokal secara optimal 1 3.00
5 SDM
5.1 SDM masih kurang memadai
5.2 Tenaga kesehatan masih kurang
JUMLAH NILAI KELEMAHAN 22.00
SELISIH NILAI KEKUATAN - KELEMAHAN -5.00
ANCAMAN (THREATS)
1 Aspek Kelembagaan
1.1 Tidak adanya Perdes mengenai AMPL/Sanitasi 1 4.00
2 Aspek Keuangan
2.1 Tidak rutinnya pembiayaan PHBS 1 3.00
3 Aspek Komunikasi
Kurang meratanya informasi tentang PHBS di setiap
3.1 1 4.00
desa
4 Aspek Teknis Operasional
4.1 Sarana MCK Belum memenuhi standar Sanitasi 1 4.00
Aspek Partisipasi Masyarakat Swasta dan
5
Kesetaraan Gender
6 Aspek Sosial Budaya
6.1 Pola hidup masyarakat masih rendah 1 3.00
7 Demografi dan LH
7.1 Kepadatan penduduk yang tidak merata 1 3.00
7.2 Pola Pemukiman penduduk tidak terkendali 1 3.00
JUMLAH NILAI ANCAMAN 24.00
SELISIH NILAI PELUANG - ANCAMAN -6.00
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan
Agresif
Diversifikasi
Ceruk Pusat
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan
Agresif
- 9,00
Berputar Diversifikasi besar-besaran
Diversifikasi
Ceruk Pusat
Pertumbuhan Stabil
Pemeliharaan
Agresif
- - 15.00 Diversifikasi
Ceruk Pusat
Pertumbuhan
Stabil Pemeliharaan
Agresi
Pemeliharaan selektif Pertumbuhan Cepat
Internal Lemah (-)
- 5,00 Internal Kuat ( + )
- 6,00
Berputar Diversifikasi besar-besaran
Diversifikasi
Ceruk Pusat
6. SDM dan T eknologi Pengelolaan Limbah Belum adanya sarana pengelolaan IPLT di T ersedianya sarana dan Meningkatkan sarana dan
1 Kecamatan wilayah kajian Mendukung pemerintah untuk
Domestik Masih rendah Kabupaten Buol prasarana pengelolaan air prasarana IPLT 1 unit di tahun T ahun 2019 memiliki 1 unit Belum adanya masyarakat yang Badan Lingkungan
dapat terakses pengelolaan peningkatan sarana dan
limbah (IPLT ) 2019 IPLT terakses IPLT Hidup, 2014
IPLT prasarana air limbah
1. Peningkatan T PA dari open dumping menjadi Masyarakat masih menggunakan lahan atau fasilitas pengumpul sampah penyelenggaraan sampah yang peralatan pengumpul dan sumber pewadahan dan BLH T ahun 2013 sinergi antara pemerintah dan
controll landfill pekarangan rumah untuk tempat pemprosesan akhir yang memadai belum optimal dan belum pengangkutan sampah pengumpulan dan Dari 16.233 rumah tangga di 2 swasta dan masyarakat
diterapkannya prinsip cost pengangkutan Kecamatan Wilayah kajian scaling up program
recovery belum ada yang terakses persampahan berbasis
armada pengangkutan sampah masyarakat
2. Pengurangan sampah skala kawasan ( T PS Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap Pada akhir tahun 2019 tersedianya T empat pemanfaatan T PST 3R di 5 di 7 kecamatan terkases T PST Belum ada rumah tangga yang BLH, T ahun 2013
3R) pengelolaan persampahan direncanakan akan dibangun 5 Pengelolaan sampah T erpadu wilayah kajian 3R terakses dengan T PST 3R 1. Meningkatkan pemahaman
T PST 3R diwilayah kajian (T PST ) 3R masyarakat akan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle)
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia T erbatasnya anggaran untuk upah tenaga kebersihan Penyediaan anggaran untuk Meningkatnya Personil tenaga T ersedianya anggaran untuk Peningkatan personil tenaga 58 orang tenaga kebersihan BLH, T ahun 2014
Meningkatkan SDM dan
Persampahan tenaga kebersihan kebersihan 58 orang menjadi tenaga kebersihan 118 orang di kebersihan menjadi 118 orang
peningkatan upah tenaga
118 orang di tahun 2019 tahun 2019
kebersihan
Belum tersedianya sarana dan prasarana - Belum maksimalnya peran swasta dalam T erpenuhinya sarana dan Bertambahnya personil tenaga - 188 orang personil tenaga T erpenuhinya cakupan 58 orang tenaga kebersihan, 2 Badan Lingkungan Hidup, 1.
2014
Meningkatkan kapasitas
pengelolaan sampah yang memadai termasuk pengangkutan sampah prasarana untuk menigkatkan kebersihan dari 58 Orang kebersihan dan 10 truk di tahun pelayanan persampahan dan truk pengangkut sampah sarana dan prasarana (jumlah
personil dan perangkat penunjang lainnya cakupan pelayanan menjadi 188 orang di tahun 2019 tenaga kebersihan serta tenaga personil dan
(kendaraan pengangkut sampah) persampahan di Kabupaten 2019 pengadaan truk sampah kendaraan operasional)
- Jumlah truk dan personil pengangkut sampah masih bertambahnya jumlah truk - tepenuhinya cakupan 2. Mendorong berbagai
kurang pengangkut dari 2 truk menjadi pelayanan pengangkutan alternatif sumber pembiayaan
10 truk sampah untuk pengadaan truk
pengangkut sampah ( swasta,
prov, pemeritah pusat dan
lembaga donor)
Beberapa wilayah Kabupaten Buol masih - kemampuan pengaliran saluran drainase yang ada T ercapainya daerah bebas Berkurangnya titik genangan Berkurangnya 4 titik genangan Mengurangi titik genangan 4 titik menjadi 0 titik genangan Dinas Pekerjaan Umum, 2014
- membuat dan
memiliki genangan air tidak sesuai dengan debit yang mengalir genangan di Kabupaten Buol banjir dari 4 titik menjadi 0 titik di Kabupaten Buol saluran drainase banjir menormalisasi saluran
banjir di akhir tahun 2019 drainase sesuai dengan debit
- Program perbaikan drainase belum dilaksanakan - Merancang usulan
secara berkala, berkesinambungan, masih bersifat penganggaran untuk
insidental sesuai dengan kejadian banjir pada saat itu pembuatan dan normalisasi
saluran drainase
Belum terpadunya perencanaan drainase Belum tersusunnya Dokumen perencanaan dan Menyediakan perencanaan T ersedianya dokumen acuan T ersusunnya dokumen acuan Dokumen perencanaan dan Belum adanya dokumen Dinas Pekerjaan Umum, 2014
M enyusun Sistem
pengembangan sistem drainase pengembangan untuk Sistem untuk pembangunan dan untuk pembangunan dan pengembangan drainase perencanaan pengembangan Perencanaan pengembangan
Drainase pengembangan komponen pengembangan drainase sistem drainase system Drainase Kabupaten
Drainase Buol
Drainase tidak terhubung pada pembuangan Belum terhubungnya pembuangan akhir dikarenakan Peningkatan pembangunan T erbangunnya saluran T erhubungnya drainase pada Drainase yang terputus-putus Belum terhubungnya saluran Dinas Pekerjaan Umum, Peningkatan pembangunan
Drainase akhir pembangunan drainase yang terputus-putus drainase yang terputus-putus drainase agar terhubung ke pembuangan akhir pembuangan akhir dari semua 2014 saluran drainase agar
agar terhubung pada saluran pembuangan akhir saluran drainase terhubung pada pembuangan
pembuangan akhir akhir
Daya tampung Drainase tidak mampu Belum optimalnya sarana pintu air sebagai media T erbebasnya saluran drainase T erbangunnya saluran Pembangunan drainase yang Drainase yang terbangun Belum maksimalnya Dinas Pekerjaan Umum, Pembangunan saluran
menampung terhadap aliran Run Off control kapasitas debit saluran dari permasalahan baik dari drainase yang optimal agar optimal untuk mengurangi belum mengurangi wilayah pembangunan drainase 2014 drainase dalam mengurangi
genangan air permukaan serta dapat menampung genangan wilayah genangan genangan luas wilayah genangan
penyumbatan sampah air
T idak terkendalinya pemanfaatan ruang Kurangnya pembangunan drainase kawasan Peningkatan pembangunan T erbangunnya saluran Pengurangan luas wilayah Kawasan permukiman kota 2 Kelurahan di Kec. Biau Dinas Pekerjaan Umum, Meningkatkan pembangunan
kawasan permukiman terutama kota permukiman kota pada wilayah-wilayah genangan drainase pada kawasan kota drainase pada 2 kelurahan di genangan pada 2 kelurahan terbebas dari genangan 2014 drainase dalam rangka
kec. Biau penguranga wilayah genangan
Masih rendahnya masyarakat akan lingkungan sehat Meningkatkan kesadaran masyarakat Masyarakat CTPS 50 % menjadi 75 Masyarakat CTPS 75 % Kesadaran Masyarakat melakukan Masih Terdapat 50 % masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Buol,
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam PHBS
tentang cuci tangan pakai sabun 50 % di tahun 2019 CTPS yang CTPS
% pada tahun 2014 menjadi 75 %
pada tahun 2019
PHBS
Fasilitas WC/KM di lingkungan Sekolah tidak memadai Peningkatan Kondisi WC/KM dan Meningkatnya kondisi WC/KM layak Kondisi WC/KM dan fasilitas CTPS Seluruh Murid SD/MI Kondisi WC/KM dengan fasilitas Dinas Kesehatan Kab. Buol,
fasilitas CTPS di lingkungan sekolah dengan fasilitas CTPS dan air bersih 70 % di tahun 2019 CTPS 30 %
dilingkungan SD/MI dari 30 %
PHBS menjadi 70 % di tahun 2019
Kabupaten : Buol
Provinsi : Sulawesi Tegah
Tahun : 2014
Sumber Pendanaan/Pe
PROGRAM / KEGIATAN Indikasi Biaya (juta rupiah)
NOMOR (Output/Sub Output/Komponen)
KAB. PROV. AP
2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
A. KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK 4,342 5,612 5,483 3,529 3,142 22,108 13,383 450
C. KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN 4,147 9,535 10,285 10,285 10,835 45,087 19,587 3,500 2
PERMUKIMAN
D. PHBS TERKAIT SANITASI 1,391 1,403 1,318 566 521 5,185 3,345 490
JUMLAH TOTAL 9,880 26,270 17,546 14,800 14,968 83,450 38,185 4,440 4
Kabupaten : Buol
Provinsi : Sulawesi Tengah
Tahun
: 2014
- Penyusunan Masteplan Sistem Air Limbah Semua Kecamatan 137,479 4.043,57 300 - - - 300 300 -
1 MCK ++ (Komunal)
- Pembebasan Lahan/Tanah Kecamatan Biau 217,80 2700 200 200 200 200 200 1000 1000
- Pembangunan IPAL Komunal dan Jaringanny a Kecamatan Biau 217,80 2700 - 1200 - - 1200 1,200
- Operasi dan Pemeliharaan IPAL Komunal Kecamatan Biau 217,80 2700 - - - 50 50 100
4 IPLT
- Studi AMDAL Pembangunan IPLT Kecaman Bokat 2,114 62,2 500 500 150
- Pembebasan Lahan/tanah IPLT Kecaman Bokat 2,114 62,2 1000 1000 1000
- Perencanaan Detail (DED) Pembangunan IPLT Kecaman Bokat 2,114 62,2 400 400 200
Pengadaan Truk Tinja Kecaman Bokat 2,114 62,2 450 450 450 - 1350 1,350
Operasi dan Pemeliharaan IPLT dan Fasilitasny a Kecaman Bokat 2,114 62,2 40 40 80 80
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Air Limbah Domestik 4,342 5,612 5,483 3,529 3,142 22,108 13,383
Subsektor Persampahan
Kabupaten : Buol
Provinsi : Sulawesi Tengah
Tahun : 2014
- Rev iew DED Persampahan Kecamatan Biau 217,80 2700 - 500 - - - 500 - - 500
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Persampahan 0 9,720 460 420 470 11,070 1,870 0 10,700 0
Subsektor Drainase
Kabupaten : Buol
Provinsi : Sulawesi Tengah
Tahun : 2014
Estimasi Outcome
Indikasi Biaya (juta rupiah)
PROGRAM / KEGIATAN Jml. Penduduk Luas Wilayah
NOMOR DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
(Output/Sub Output/Komponen) terlayani terlayani
2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
2
(Jiwa) (Km )
A Program PembangunanSaluran Drainase/ Gorong-gorong
- Detail Desain (DED) Drainase Primer Kecamatan Biau 217,80 2700 500 - - - - 500
Pembangunan Drainase Primer Kecamatan Biau 217,80 2700 3,000 3,000 3,500 3,500 4,000 17,000
- Pembangunan Drainase Sekunder Kecamatan Biau 217,80 2700 - 5,800 6,000 6,000 6,000 23800 1
Subsektor PHBS
Kabupaten : Buol
Provinsi : Sulawesi Tengah
Tahun : 2014
- pembinaan Desa lingkungan Bersih dan Sehat Semua Kecamatan 137,479 4.043,57 45 45 45 45 - 180 180
-
3 Program Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS
- Baliho 12 Puskesmas 220 987,44 18.5 18.5 18.5 18.5 18.5 92.5 92.5
-
Peny uluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kec. Biau, Kec. Bokat,
- di sekolah (Penggunaan jamban, CTPS, Stop Kec.Momunu. Kec. Karamat, 1,200 1246.17 240 240 240 240 240 1200 500 7
-
Babs ,pengelolaan sampah ) Kec. Lakea,Kec. Tiloan
- Media Promosi Timbal balik PHBS 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 20 20 20 20 - 80 80
-
3 Program Pengembangan Lingkungan sehat
Peny ediaan/Pembangunan Sarana CTPS Di
- 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 250 300 300 850 200 6
Sekolah - - -
Pembangunan Jamban dan Air Bersih Di
- 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 180 180 180 540 540
Sekolah - - -
- Peny ediaan Sarana Pembuangan Sampah 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 100 100 100 300 300
- - -
Pemeliharaan Rutin/berkala sarana sanitasi di
- 40 Sekolah dasar Wilay ah Kajian 25,613 1246.17 150 150 150 450 450
Sekolah - - -
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Prohisan Tatanan Rumah Tangga 987 1,037 1,037 307 287 3,655 1,930 375
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Komponen Prohisan Tatanan Rumah Tangga dan Tatanan Sekolah 1,391 1,403 1,318 566 521 5,185 3,345 490