BUKU PEDOMAN
PEDOMAN UMUM
UMUM
SANIMAS
(Sanitasi Berbasis
Masyarakat)
Bab 1.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
- Arus Urbanisasi yang tinggi.
- Minimnya akses penduduk terhadap
prasarana dan sarana air limbah
permukiman.
- Komitment terhadap target MDGs.
1.2. Maksud
- Mengimbangi arus Urbanisasi yang
tinggi.
- Solusi Penyediaan Prasarana dan
Sarana air
limbah permukiman.
- Meningkatkan Sanitasi/kebersihan
1.3. lingkungTujuan
an sehingga
bersih
dan
sehat.
- Membangun
Prasarana
dan
Sarana
air limbah permukiman.
- Menyediakan sistim sanitasi berkualitas.
- Meningkatkan pemahaman akan sanitasi.
1.4.Sasaran
Pemda meningkat kepeduliaan,
khususnya sanitasi dan penyediaan
anggaran.
Masyarakat Berpenghasilan
1.5. Rendah
Ruang Lingkup
(MBR).
Penanganan masalah pembuangan air
limbah rumah tangga dengan
pemberdayaan.
Bab 2.
Pendekatan, Prinsip &
Pola Penyelenggaraan
2.1. Pendekatan
Pelaksanaan Program dilakukan dengan pendekatan
Pemberdayaan Masyarakat, melalui :
Keberpihakan pada Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR),
Otonomi dan Desentralisasi,
Mendorong Inisiatif Masyarakat dengan Iklim
Keterbukaan,
Partisipatif,
Keswadayaan,
Tanggap Kebutuhan.
Seleksi Mandiri Calon Lokasi.
Pilihan Teknologi.
Partisipasi Masyarakat.
Penguatan Kapasitas Lokal.
Berkelanjutan.
Multi Pendanaan.
Akuntabel.
2.3.Pola Penyelenggaraan
Bab 3.
Tahap Persiapan
Tahap Persiapan harus dilakukan pada tahun sebelum tahap
pelaksanaan program dilaksanakan.
3.2.
3.3.
Bab 4.
Tahap Pelaksanaan
4.1. Mobilisasi STFL dan TFL
Mobilisasi Senior Tenaga Fasilitator Lapangan (STFL) dan
Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dilaksanakan setelah
dilakukan pelatihan dan ditanda tanganinya Surat
Perjanjian Kerja antara Satker PPLP Provinsi sebagai wakil
Pemerintah dengan STFL dan TFL sebagai pribadi (Kontrak
individual).
Bab 5.
Tahap Pasca Konstruksi
5.1. Tahap Operasional dan Pemeliharaan
Untuk kesinambungan prasarana dan sarana SANIMAS,
perlu dibentuk organisasi O&P melalui Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara, kegiatan O&P bertujuan
untuk keberlanjutan pelayanan dan pelestarian asset
yang telah dibangun oleh masyarakat.
Bab 6.
Pembiayaan
6.1. Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan untuk penyelenggaraan program
SANIMAS dapat berasal dari berbagai sumber, selama
tidak mengurangi makna dari pemberdayaan sebagai
model pendekatan yang hendak dijalankan pada
program SANIMAS ini.
1. Pemerintah Pusat (APBN) :
a. Biaya pembangunan digunakan untuk bahan
bangunan/material, upah tukang dan tenaga kerja (1
lokasi dibiayai oleh APBN, minimal 1 lokasi dibiayai
oleh APBD non-DAK, selambat-lambatnya satu tahun
Tahun Anggaran/TA berikutnya);
iii.
Jika diperlukan untuk pendampingan
penyusunan DED RAB fasilitas Sanitasi Berbasis
Masyarakat untuk lokasi yang ada di kota/kabupaten
setempat maka Kota/Kabupaten dapat merekrut jasa
konsultan atau lembaga swadaya masyarakat yang
memiliki spesialisasi keahlian bidang teknik (teknik
penyehatan/lingkungan,
teknik
sipil,
teknik
arsitektur) dan pemberdayaan;
iv. Pelatihan/sosialisasi PHBS kepada operator dan
3. calon
Swadaya
Masyarakat
pengguna;
Kontribusi dari masyarakat berupa :
a.
Dana tunai (in cash) dari masyarakat untuk
biaya awal operasional dan pemeliharaan kurang lebih
sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah);
dan
b.
Dana non tunai (in kind) berupa lahan
(diutamakan),
barang, material, tenaga kerja, konsumsi,
dan lain-lain.
6.2.
Penerima Dana Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM)
Penerima Dana Bantuan Sosial yang berupa BLM
adalah Masyarakat penerima manfaat yang memiliki
Kriteria MBR yang ada di permukiman dengan
kepadatan lebih dari 50 jiwa/Ha, kumuh dan rawan
yang disalurkanDana
melaluiBantuan
rekening KSM.
6.3.sanitasi,
Penggunaan
Langsung
Masyarakat
Dana BLM digunakan untuk pembangunan Infrastruktur
(terdiri dari bahan bangunan/material, upah tukang,
Prasarana
dan Sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat,
dan
tenaga kerja).
dikelompokan menjadi 4 yaitu:
1. IPAL Komunal dengan sistem perpipaan (SPAL-T),
2. Sistem gabungan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan
sistem perpipaan sederhana (SPAL-S).
3.
Bab 7.
Pengendalian
7.1. Umum
Dalam rangka menjaga pelaksanaan Program agar dapat
berjalan sesuai dengan maksud dan tujuan yang
hendak dicapai dan terkendalinya program dari segi
waktu maka kegiatan Pengendalian merupakan
kegiatan yang tidak terpisahkan dari tahapan
pelaksanaan penyelenggaraan
itu sendiri.
Pengendalian
program memilikiprogram
tujuan, antara
lain :
a.
Memastikan bahwa setiap tahapan yang
dilaksanakan sesuai dengan Pendekatan, Prinsip dan
Pola Penyelenggaraan program.
b.Memastikan bahwa pada tahapan perencanaan
melalui proses dan mekanisme yang benar.
i.
j.
7.2. Pemntauan
Bagian dari pengendalian program di lapangan,
pemantauan dilakukan dalam rangka mendapatkan
informasi serta data pelaksanaan program untuk
bahan pengambilan kebijakan dalam proses menjaga
a.
Pemantauan
secara langsung,
pelaksanaan
dan perbaikan
program.
Kegiatan
Pemantauan
ini
dilakukan
guna
memperoleh gambaran secara langsung tentang
Penyelenggaraan Program SANIMAS yang dilakukan
oleh Penyelenggara.
b.
Pemantauan secara tidak langsung,
Kegiatan
Pemantauan
ini
dilakukan
dengan
mempelajari data dan laporan Penyelenggaraan
Program
SANIMAS,
yang
dikirimkan
oleh
Penyelenggara dan/atau diperoleh dari instansi
terkait lainnya, juga dapat dilakukan dengan suatu
sistem informasi manajemen maupun data elektronik
lainnya.
7.3. Pelaporan
Pelaporan
adalah
pemberian
gambaran
secara
komprehensif terhadap pelaksanaan kegiatan di
lapangan (baik secara kuantitatif maupun kualitatif)
sebagai
wujud
pertanggungjawaban
pelaku
pelaksanaan di lapangan yang diberikan secara
periodik selama program berjalan.
Laporan memuat : progres pelaksanaan (tahapan
kegiatan pemberdayaan, fisik, dan keuangan),
dokumentasi (foto), permasalahan dan rekomendasi
serta penyelesaian permasalahan.
Pelaporan
terdiri
dari
Laporan
Penyelenggaraan dan Laporan Evaluasi
Penyelenggaraan yang dilakukan, baik
struktural maupun fungsional.
Kinerja
Kinerja
secara
Bab 8.
Penutup
Umum Program SANIMAS
Buku Pedoman
(Sanitasi Berbasis
Masyarakat) ini disusun dan diterbitkan agar menjadi pedoman
penyelenggaraan pelaksanaan program yang diharapkan
memudahkan dan tidak membingungkan bagi pelaku di
lapangan. Sedangkan pelaksanaan secara operasional akan
dijelaskan lebih rinci pada Buku Pedoman Pelaksanaan serta
penjelasan secara rinci pada bagian sub kegiatan cukup
menggunakan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang akan disusun
dan diterbitkan sesuai pada tahapan kegiatan di lapangan.
Apabila ditemui kesalahan redaksional dan justru membuat
salah paham dalam pelaksanaannya, maka akan diadakan
perbaikan lebih lanjut dalam bentuk erata/revisi dan atau
berupa Surat Pemberitahuan secara resmi.
Demikian Buku Pedoman Umum ini disusun dan diterbitkan
dengan harapan dapat dipedomani oleh semua pelaku
program dan agar dapat dipergunakan menjadi tolok ukur
dalam menentukan keberhasilan dari program itu sendiri.
Terima Kasih
Kasih
Terima