PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai Jawa Barat Juara, terdapat visi Provinsi Jawa Barat yaitu
Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi. Dengan
misi nya yaitu “1)Membentuk manusia pancasila yang bertakwa melalui peningkatan peran
masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban, 2)Melahirkan manusia yang berbudaya,
berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif, 3)
ruang yang berkelanutan melalui peningkatan korektivitas wilayah dan penataan daerah,
4) Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil
melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta
Pada misi ke2 yaitu melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan
meningkatkan capaian yaitu pada kondisi awal: IPM Jawa Barat yaitu 70,68% yang masih
dibawah nasional yaitu 70,81%, Indeks kebahagiaan Jawa Barat sebesar 69,58%,
pengangguran mencapai 1.86 juta, persentase penduduk miskin sebesar 7,45% ( Maret
2018) desa lebih besar dari kota dan masih tingginya stunting di Jawa Barat (29,2% atau
Harapan capaian akhir nya adalah terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia
Jawa Barat yang Bahagia dan sejahtera yang ditandai degan pencapaian indikator diatas
rata-rata nasional yaitu IPM Jawa Barat sebesar 7,17 -6,80, angka stunting Jawa Barat
20%-22%, Indeks kebahagiaan Jawa Barat mencapai 72,5 – 73,5%, Persentase penduduk
miskin sebesar 7,17 – 6.80 dan angka stunting di Jawa Barat sebesar 20% -22%.
dengan indikator outcome nya yaitu presentase Kab/Kota yang melaksanakan kerjasama
dengan provinsi terkait layad rawat. Untuk meningkatkan kemudahan akses pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau,
diperlukan pengaturan mengenai kriteria dan mekanisme yang baku sebagai pedoman
kegiatan Layad Rawat yang efektif dan efisien, sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan
jemput bola terhadap warga yang sakit, dengan koordinasi PSC 119 dan pelayanan rujukan
dalam Tim Layad Rawat. Pada program Layad Rawat ini dapat dilaksanakan dengan
Program pemerintah Provinsi Jawa Barat Layad Rawat ini, diupayakan dapat
terlaksana dengan optimal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, diantaranya dengan
tenaga kesehatan maupun non kesehatan lainnya , pemenuhan sarana prasarana untuk PSC
119 dan program Layad Rawat di Puskesmas pada 22 Kabupaten/Kota yang telah
dengan baik dan sesuai dengan aturan diperlukan sebuah Petunjuk Teknis untuk
Layad Rawad Tahun 2019 di Provinsi Jawa Barat agar dapat dijadikan acuan oleh
B. Dasar Hukum
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Tim Pelayanan
Bergerak
12. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
15. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
A. Maksud
1. Tujuan Umum
119 di Kab/Kota
Kabupaten/Kota
C. Manfaat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Layad Rawat di Provinsi Jawa Barat Tahun
yang berlaku serta dapat berkoordinasi dengan lintas program atau lintas sektor terkait.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
jemput bola terhadap warga yang sakit , dengan koordinasi PSC 119 dan pelayanan
Kriteria Layanan Program Layad Rawat dibagi menjadi Layad Rawat Dengan Call
Center 119 di Daerah Urban dan Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Rural
merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
Prinsip Layanan Layad Rawat merupakan Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
yang dilaksanakan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) serta
berkesinambungan dengan cara jemput bola terhadap warga yang sakit , dengan koordinasi
PSC 119 dan pelayanan rujukan dengan SISRUTE serta penanganan pelayanan
kesehatannya melibatkan interprofesi dalam Tim Layad Rawat yang diprioritaskan bagi
mereka yang kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan. Pada program Layad Rawat
kesehatan pada indikator Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
1. Pelaksana Kegiatan
c. Rumah Sakit
d. Puskesmas
e. Command Center
2. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggung Jawab Kegiatan di Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat dan penanggung jawab kegiatan di Tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas
3. Sumber Daya
Sumber daya yang di butuhkan untuk program Layad Rawat supaya berjalan dengan
a. Tenaga Kesehatan (Dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya) yang
gardan.
COMMAND CENTER
NO KABUPATEN PELATIHAN
/KOTA DOKTER PERAWAT BIDAN SOPIR COMMAND NON
CENTER MEDIS
1 Kab Garut 2 2 1 1 5 5
2 Kota Bogor 2 2 1 1 5 5
3 Kota Cirebon 2 2 1 1 5 5
4 Kab. Cirebon 2 2 1 1 5 5
5 Kab. Cianjur 2 2 1 1 5 5
6 Kab. Indramayu 2 2 1 1 5 5
7 Kab. Sumedang 2 2 1 1 5 5
8 Kab. Subang 2 2 1 1 5 5
9 Kab. Bandung 2 2 1 1 5 5
10 Kota Tasikmalaya 2 2 1 1 5 5
11 Kab. Tasikmalaya 2 2 1 1 5 5
12 Kab. Bogor 2 2 1 1 5 5
13 Kota Bandung 2 2 1 1 5 5
14 Kab. Majalengka 2 2 1 1 5 5
15 Kab. Karawang 2 2 1 1 5 5
16 Kab. Purwakarta 2 2 1 1 5 5
17 Kab. Bekasi 2 2 1 1 5 5
18 Kota Bekasi 2 2 1 1 5 5
19 Kota Sukabumi 2 2 1 1 5 5
20 Kab Kuningan 2 2 1 1 5 5
21 Kota Depok 2 2 1 1 5 5
22 Kab Ciamis 2 2 1 1 5 5
TOTAL 44 44 22 22 110 110
Jenis pelatihan yang diperlukan untuk petugas di Kabupaten/Kota adalah terdiri dari :
administrasi.
kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan sopir untuk ke tempat kejadian
kegawatdaruratan
d. Jika kondisi pasien membutuhkan pertolonga lebih lanjut dan tidak dapat
fasilitas kesehatan
Fasilitas yang dimaksud adalah Puskesmas 24 jam yang terdapat petugas standby
f. Pasien yang sudah ditangani dilakukan Kunjungan Rumah atau Pendataan PIS-PK
e. Jika kondisi pasien membutuhkan pertolongan lebih lanjut dan tidak dapat
fasilitas kesehatan
Fasilitas yang dimaksud adalah Puskesmas 24 jam yang terdapat petugas standby
g. Pasien yang sudah ditangani dilakukan Kunjungan Rumah atau Pendataan PIS-PK
RAWAT)
b. Memiliki Jaminan Kesehatan atau Surat Keterangan Tidak Mampu bagi Warga
c. Bagi yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan dikenakan tarif Sesuai tarif Layanan
consent).
a. Dokter
kepada pasien. Rencana perawatan meliputi diagnosa, status mental, tipe pelayanan
b. Bidan
Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar
c. Perawat
dan tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang
membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk
prosedur dengan benar. Indirect care terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan
kontak personal dengan perawat. Tipe perawatan ini terlihat saat perawat berperan
Operator command center PSC 119 memiliki tugas sebagai operator yang
pelatihan dan memiliki tugas jika terjadi suatu kejadian dapat segera menghubungi
e. Sopir
kesehatan.
5. Pendanaan
A. Monitoring
berlangsung yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provins Jawa Barat dan Dinas
B. Evaluasi
D. MEKANISME PELAPORAN?
BAB V
PENUTUP