Anda di halaman 1dari 19

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM LAYAD RAWAT DI PROVINSI JAWA

BARAT TAHUN 2019


OUTLINE
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
A. Maksud
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Definisi Program Layad Rawat
B. Kriteria Layanan Program Layad Rawat
C. Prinsip Layanan Layad Rawat
D. Unsur Layanan Layad Rawat
E. Prosedur Pelayanan Layad Rawat
1. Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Urban
2. Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Rural
3. Syarat Pasien Layad Rawat
4. Pemberi Pelayanan Layad Rawat
5. Pendanaan
BAB IV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
BAB V PENUTUP
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mencapai Jawa Barat Juara, terdapat visi Provinsi Jawa Barat yaitu

Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir dan Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi. Dengan

misi nya yaitu “1)Membentuk manusia pancasila yang bertakwa melalui peningkatan peran

masjid dan tempat ibadah sebagai pusat peradaban, 2)Melahirkan manusia yang berbudaya,

berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif, 3)

Merpercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata

ruang yang berkelanutan melalui peningkatan korektivitas wilayah dan penataan daerah,

4) Meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi umat yang sejahtera dan adil

melalui pemanfaatan teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta

pelaku pembangunan, 5) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan

kepemimpinan yang kolaboratif antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pada misi ke2 yaitu melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan

produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif, harapannya dapat

meningkatkan capaian yaitu pada kondisi awal: IPM Jawa Barat yaitu 70,68% yang masih

dibawah nasional yaitu 70,81%, Indeks kebahagiaan Jawa Barat sebesar 69,58%,

pengangguran mencapai 1.86 juta, persentase penduduk miskin sebesar 7,45% ( Maret

2018) desa lebih besar dari kota dan masih tingginya stunting di Jawa Barat (29,2% atau

2,7 Juta Balita).

Harapan capaian akhir nya adalah terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia

Jawa Barat yang Bahagia dan sejahtera yang ditandai degan pencapaian indikator diatas
rata-rata nasional yaitu IPM Jawa Barat sebesar 7,17 -6,80, angka stunting Jawa Barat

20%-22%, Indeks kebahagiaan Jawa Barat mencapai 72,5 – 73,5%, Persentase penduduk

miskin sebesar 7,17 – 6.80 dan angka stunting di Jawa Barat sebesar 20% -22%.

Pada renstra Dinas Kesehatan dan Cascading; program pelayanan kesehatan,

dengan indikator outcome nya yaitu presentase Kab/Kota yang melaksanakan kerjasama

dengan provinsi terkait layad rawat. Untuk meningkatkan kemudahan akses pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau,

diperlukan pengaturan mengenai kriteria dan mekanisme yang baku sebagai pedoman

kegiatan Layad Rawat yang efektif dan efisien, sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan

baik, aman dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Layad Rawat adalah program pelayanan kesehatan masyarakat dengan sistem

jemput bola terhadap warga yang sakit, dengan koordinasi PSC 119 dan pelayanan rujukan

dengan SISRUTE serta penanganan pelayanan kesehatannya melibatkan interprofesi

dalam Tim Layad Rawat. Pada program Layad Rawat ini dapat dilaksanakan dengan

menindaklanjuti keluarga yang mendapat masalah kesehatan pada indikator Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dan kasus kegawatdaruratanya .

Program pemerintah Provinsi Jawa Barat Layad Rawat ini, diupayakan dapat

terlaksana dengan optimal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, diantaranya dengan

adanya peningkatan koordinasi, sosialisasi, peningkatan peningkatan kemampuan petugas

tenaga kesehatan maupun non kesehatan lainnya , pemenuhan sarana prasarana untuk PSC

119 dan program Layad Rawat di Puskesmas pada 22 Kabupaten/Kota yang telah

mengajukan proposal Program Layad Rawat.


Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar Program Layad Rawat dapat berjalan

dengan baik dan sesuai dengan aturan diperlukan sebuah Petunjuk Teknis untuk

implementasi Layad Rawat, sehingga disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program

Layad Rawad Tahun 2019 di Provinsi Jawa Barat agar dapat dijadikan acuan oleh

Kabupaten/Kota yang melaksanakannya.

B. Dasar Hukum

1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Tenaga Kesehatan

4. Undang – Undang Keperawatan No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Tim Pelayanan

Kesehatan Bergerak (TPKB).

8. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional

9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Kesehatan

Bergerak

10. Permenkes Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik

11. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas

12. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,

Tempat Praktik Mandiri Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

13. Permenkes Nomor 24 Tahun 2015 Tentang Penilain FKTP Berprestasi


14. Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program

Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga

15. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

16. Permenkes No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

17. Permenkes No. 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.

18. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor xxxx


BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

A. Maksud

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan dasar


dan rujukan bagi masyarakat di Jawa Barat.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau di wilayah


Jawa Barat dan meningkatnya persentase puskesmas layanan rawat di setiap
Kabupaten/Kota.
2. Tujuan Khusus

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang merupakan tindak lanjut dari Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

b. Memberikan pelayanan kesehatan dari Puskesmas dan bekerjasama dengan PSC

119 di Kab/Kota

c. Meningkatkan sistem rujukan , SISRUTE/SIRANAP

d. Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dan non kesehatan dalam

penanganan kegawatdaruratan program layad rawat.

e. Tersedianya ambulans dan motor sebagai sarana pelaksanaan program layad

rawad di Puskesmas 22 Kab/kota

f. Tersedianya alat emergency kit di 22 Kab/kota

g. Tersedianya Sistem Teknologi Informasi untu PSC 119 di 22 Kab/Kota

h. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dari Dinas Kesehatan Provinsi ke

Kabupaten/Kota
C. Manfaat

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Layad Rawat di Provinsi Jawa Barat Tahun

2019 diharapkan dapat memberikan arahan pada Kabupaten/Kota dalam melaksanakan

Program Layad Rawat di Kabupaten/Kota agar sesuai dengan aturan perundang-undangan

yang berlaku serta dapat berkoordinasi dengan lintas program atau lintas sektor terkait.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Definisi Program Layad Rawat

Layad Rawat adalah program pelayanan kesehatan masyarakat dengan sistem

jemput bola terhadap warga yang sakit , dengan koordinasi PSC 119 dan pelayanan

rujukan dengan SISRUTE serta penanganan pelayanan kesehatannya melibatkan

interprofesi dalam Tim Layad Rawat.

B. Kriteria Layanan Program Layad Rawat

Kriteria Layanan Program Layad Rawat dibagi menjadi Layad Rawat Dengan Call

Center 119 di Daerah Urban dan Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Rural

dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Urban

Kegiatan Layad Rawat ini dilaksanakan di Kawasan perkotaan (urban)

merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi

pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

2. Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Rural

Kegiatan Layad Rawat ini dilaksanakan di Kawasan perdesaan (rural)

merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan

sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman

perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.


C. Prinsip Layanan Layad Rawat

Prinsip Layanan Layad Rawat merupakan Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

yang dilaksanakan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) serta

berkesinambungan dengan cara jemput bola terhadap warga yang sakit , dengan koordinasi

PSC 119 dan pelayanan rujukan dengan SISRUTE serta penanganan pelayanan

kesehatannya melibatkan interprofesi dalam Tim Layad Rawat yang diprioritaskan bagi

mereka yang kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan. Pada program Layad Rawat

ini dapat dilaksanakan dengan menindaklanjuti keluarga yang mendapat masalah

kesehatan pada indikator Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

dan kasus kegawatdaruratanya.

D. Unsur Layanan Layad Rawat

1. Pelaksana Kegiatan

a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional Bidang Pelayanan

Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

b. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

c. Rumah Sakit

d. Puskesmas

e. Command Center

2. Penanggungjawab Kegiatan

Penanggung Jawab Kegiatan di Provinsi adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Barat dan penanggung jawab kegiatan di Tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas

Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan Program Layad Rawat.

3. Sumber Daya
Sumber daya yang di butuhkan untuk program Layad Rawat supaya berjalan dengan

baik perlu didukung dengan adanya:

a. Tenaga Kesehatan (Dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya) yang

berkompeten dan tenaga kesehatan tersebut mempunyai lisensi yang masih

berlaku (Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktek).

b. Kendaraan operasional yaitu berupa motor dan ambulance emergency single

gardan.

c. Alat emergency kit.

d. Sistem informasi berupa call center dan command center.

Sumber daya tersebut menjadi aset provinsi yang dihibahkan dan

didistribusikan ke 22 Kabupaten/Kota yang mengusulkan kegiatan Layad Rawat.

Sumber daya yang dihibahkan ke 22 Kabupaten/Kota, untuk keberlangsungan

(sustainable) programnya perlu didukung dengan anggaran Kabupaten/Kota melalui

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah masing-masing. Jumlah tenaga terlatih yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan Layad Rawat adalah sebagai berikut:

JUMLAH TENAGA TERLATIH UNTUK PELAKSANAAN LAYAD RAWAT DI

COMMAND CENTER

NO KABUPATEN PELATIHAN
/KOTA DOKTER PERAWAT BIDAN SOPIR COMMAND NON
CENTER MEDIS
1 Kab Garut 2 2 1 1 5 5
2 Kota Bogor 2 2 1 1 5 5
3 Kota Cirebon 2 2 1 1 5 5
4 Kab. Cirebon 2 2 1 1 5 5
5 Kab. Cianjur 2 2 1 1 5 5
6 Kab. Indramayu 2 2 1 1 5 5
7 Kab. Sumedang 2 2 1 1 5 5
8 Kab. Subang 2 2 1 1 5 5
9 Kab. Bandung 2 2 1 1 5 5
10 Kota Tasikmalaya 2 2 1 1 5 5
11 Kab. Tasikmalaya 2 2 1 1 5 5
12 Kab. Bogor 2 2 1 1 5 5
13 Kota Bandung 2 2 1 1 5 5
14 Kab. Majalengka 2 2 1 1 5 5
15 Kab. Karawang 2 2 1 1 5 5
16 Kab. Purwakarta 2 2 1 1 5 5
17 Kab. Bekasi 2 2 1 1 5 5
18 Kota Bekasi 2 2 1 1 5 5
19 Kota Sukabumi 2 2 1 1 5 5
20 Kab Kuningan 2 2 1 1 5 5
21 Kota Depok 2 2 1 1 5 5
22 Kab Ciamis 2 2 1 1 5 5
TOTAL 44 44 22 22 110 110

Jenis pelatihan yang diperlukan untuk petugas di Kabupaten/Kota adalah terdiri dari :

1) Dokter: General Emergency Life Support (GELS)

2) Perawat: Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

3) Bidan: Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal (PPGDON)

4) Sopir: Pelatihan kegawatdaruratan Bantuan Hidup Dasar (BHD)

5) Command center: Peningkatan pengetahuan kegawatdaruratan Bantuan Hidup

Dasar (BHD) dan teknis IT

6) Non Medis: Peningatan pengetahuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan

administrasi.

KEBUTUHAN SARANA PROGRAM LAYAD RAWAT:

NO KABUPEN/KOTA MOBIL MOTOR 155 cc EMERGENCY IT


EMERGENCY NMA TRAIL KIT /CALL
SINGLE X CENTE
GARDAN R
1 Kab Garut 1 2 2 6 1
2 Kota Bogor 1 4 6 1
3 Kota Cirebon 1 4 6 1
4 Kab. Cirebon 1 4 6 1
5 Kab. Cianjur 1 2 2 6 1
6 Kab. Indramayu 1 4 6 1
7 Kab. Sumedang 1 4 6 1
8 Kab. Subang 1 2 6 1
9 Kab. Bandung 1 4 6 1
10 Kota Tasikmalaya 1 4 6 1
11 Kab. Tasikmalaya 1 2 2 6 1
12 Kab. Bogor 1 4 6 1
13 Kota Bandung 1 2 2 6 1
14 Kab. Majalengka 1 2 2 6 1
15 Kab. Karawang 1 4 6 1
16 Kab. Purwakarta 1 2 2 6 1
17 Kab. Bekasi 1 4 6 1
18 Kota Bekasi 1 4 6 1
19 Kota Sukabumi 1 4 6 1
20 Kab Kuningan 1 2 2 6 1
21 Kota Depok 1 4 6 1
22 Kab Ciamis 1 4 6 1
TOTAL 22 72 14 132 22

E. Prosedur Pelayanan Layad Rawat

1. Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Urban

a. Masyarakat menghubungi Call Center PSC 119 jika terjadi kejadian

kegawatdaruratan maupun jika terdapat laporan dari hasil kunjungan PIS-PK

bahwa ada masyarakat yang mengalami kejadian kegawatdaruratan

b. Petugas Command Center merespon dengan mengkoordinasikan dengan tim

kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan sopir untuk ke tempat kejadian

kegawatdaruratan

c. Tim tiba ditempat kejadian kegawatdaruratan dengan memberikan pertolongan

pertama sesuai kasus kegawatdaruratan

d. Jika kondisi pasien membutuhkan pertolonga lebih lanjut dan tidak dapat

diselesaikan ditempat kejadian kegawatdaruratan maka dilakukan rujukan ke

fasilitas kesehatan

e. Rujukan ke fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kondisi pasien, lokasi

fasilitas pelayanan kesehatan dan kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan.

Fasilitas yang dimaksud adalah Puskesmas 24 jam yang terdapat petugas standby

selama 24 jam serta Rumah Sakit

f. Pasien yang sudah ditangani dilakukan Kunjungan Rumah atau Pendataan PIS-PK

maupun program Perkesmas dan Promosi Kesehatan.


2. Layad Rawat Dengan Call Center 119 di Daerah Rural

a. Masyarakat menghubungi Call Center PSC 119 jika terjadi kejadian

kegawatdaruratan maupun jika terdapat laporan dari hasil kunjungan PIS-PK

bahwa ada masyarakat yang mengalami kejadian kegawatdaruratan

b. Petugas Command Center mengkoordinasikan dengan puskesmas 24 jam yang

berada di wilayah Kabupaten/Kota serta menghubungi Puskesmas yang paling

dekat dengan tempat kejadian kegawatdaruratan

c. Puskesmas yang terdekat dengan tempat kejadian kegawatdaruratan mengirimkan

Tim untuk memberikan pertolongan di tempat kejadian

d. Tim tiba ditempat kejadian kegawatdaruratan dengan memberikan pertolongan

pertama sesuai kasus kegawatdaruratan

e. Jika kondisi pasien membutuhkan pertolongan lebih lanjut dan tidak dapat

diselesaikan ditempat kejadian kegawatdaruratan maka dilakukan rujukan ke

fasilitas kesehatan

f. Rujukan ke fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kondisi pasien, lokasi

fasilitas pelayanan kesehatan dan kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan.

Fasilitas yang dimaksud adalah Puskesmas 24 jam yang terdapat petugas standby

selama 24 jam serta Rumah Sakit

g. Pasien yang sudah ditangani dilakukan Kunjungan Rumah atau Pendataan PIS-PK

maupun program Perkesmas dan Promosi Kesehatan.

3. Syarat Pasien Layad Rawat (HARUS SESUAI DENGAN SK/PERGUB LAYAD

RAWAT)

Persyaratan pasien yang menerima Layanan Program Layad Rawat adalah


a. Warga yang berdomisili di Provinsi Jawa Barat

b. Memiliki Jaminan Kesehatan atau Surat Keterangan Tidak Mampu bagi Warga

Tidak Mampu atau Warga Miskin

c. Bagi yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan dikenakan tarif Sesuai tarif Layanan

masing-masing fasilitas kesehatan

d. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi

pendamping bagi pasien dalam berinteraksi dengan pengelola

e. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed

consent).

4. Pemberi Pelayanan Layad Rawat

a. Dokter

Pemberian Layanan Layad Rawat harus berada dibawah perawatan dokter.

Dokter harus sudah mneyetujui rencana perawatan sebelum perawatan diberikan

kepada pasien. Rencana perawatan meliputi diagnosa, status mental, tipe pelayanan

dan peralatan yang dibutuhkan., frekuensi kunjungan, prognosis, kemungkinan

untuk rehabiltasi, pembatasan fungsional, aktivitas yang diperbolehkan, kebutuhan

nutrisi, pengobatan dan perawatan.

b. Bidan

Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan

masyarakat dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga

Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar

Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi. Penanganan


kegawatdaruratan dalam bidang kebidanan perlu ditangani dan dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang sesuai kompetensinya yaitu bidan.

c. Perawat

Bidang keperawatan dalam Layanan Layad rawat mencakup fungsi langsung

dan tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan, semua yang

membutuhkan kontak fisik dan interaksi face to face. Aktivitas yang termasuk

dalam direct care mencakup pemeriksaan fisik, perawatan luka, mencakup

tindakan mengajarkan pada pasien dan keluarga bagaimana menjalankan suatu

prosedur dengan benar. Indirect care terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan

kontak personal dengan perawat. Tipe perawatan ini terlihat saat perawat berperan

sebagai konsultas untuk personil kesehatan yang lain.

d. Operator command center

Operator command center PSC 119 memiliki tugas sebagai operator yang

standby 24 jam untuk menerima laporan dari masyarakat jika terjadi

kegawatdaruratan. Tenaga yang dibutuhkan yaitu tenaga IT yang juga diberikan

pelatihan dan memiliki tugas jika terjadi suatu kejadian dapat segera menghubungi

instansi terkait dan terdekat dari lokasi kejadian.

e. Sopir

Sopir memiliki tugas sebagai pengemudi ambulans yang digunakan untuk

membawa pasien jika membutuhkan mobilitas terutama saat merujuk ke fasilitas

kesehatan.
5. Pendanaan

Pembiayaan dan Anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Program Layad Rawat

Tahun 2019 bersumber pada:

a. Anggaran APBD Provinsi Jawa Barat meliputi:

b. Anggaran APBD Kabupaten/Kota meliputi:

c. Sumber Anggaran yang tidak mengikat


BAB IV

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring dilaksanakan pada saat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan

berlangsung yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provins Jawa Barat dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota bersama unsur instansi terkait lainnya.

1. Dinas Kesehatan Provinsi melaksanakan monitoring terhadap pemanfaatan Sumber

Daya dan pelaksanaan Layad Rawat di Kabupaten Kota

2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan monitoring terhadap pemanfaatan

Sumber Daya dan pelaksanaan kegiatan.

B. Evaluasi

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

melaksanakan evaluasi Program Layad Rawat setiap 3 (tiga) bulan.

C. Pencatatan dan Pelaporan

Sebagai bukti penyelenggaraan Layad Rawat di Kabupaten/Kota, maka perlu

membuat pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari:

1. Laporan Bulanan yang dibuat oleh command center, puskesmas

2. Laporan Triwulan command center dan Dinas Kesehatan

3. Laporan Tahunan oleh Dinas Kesehatan

Laporan pelaksanaan memberikan informasi berikut:

a. Realisasi/hasil pelaksanaan kegiatan

b. Permasalahan dan pemecahannya

c. Rencana tindak lanjut


d. Lampiran foto pelaksanaan

D. MEKANISME PELAPORAN?
BAB V

PENUTUP

Penyusunan petunjuk teknis ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi


Kabupaten/Kota penyelenggara Layanan Layad Rawat untuk memaksimalkan pelaksanaan
Program Layad Rawat dalam rangka untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan bagi masyarakat. Melalui petunjuk teknis ini juga diharapkan Kabupaten/Kota
dapat menyelenggarakan Program Layad Rawat sesuai petunjuk dan selalu melakukan
monitoring evaluasi sehingga pelayanan Layad Rawat yang berkualitas dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai