Disampaikan pada:
TOT Posbindu
Bandung/14-15 September 2016
1
OUTLINE
1. PENDAHULUAN
4. PENUTUP
1. PENDAHULUAN
PERMENKES RI NO. 64 TAHUN 2015
TENTANG ORGANISASI & TATA KERJA KEMENKES
Pasal 371 :
Terdiri Tugas adalah melaksanakan penyiapan
dari 2 seksi yaitu : perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
Seksi Gangguan penyusunan norma, standar, prosedur,
Indera kriteria dan pemberian bimbingan teknis
dan supervisi serta pemantauan,Evaluasi
Seksi Gangguan
dan pelaporan di bidang pencegahan dan
Fungsional pengendalian gangguan indera dan
fungsional
GANGGUAN INDERA
Penanggulangan Gangguan Indera diprioritaskan
pada Gangguan Indera Penglihatan dan Indera
Pendengaran
Prioritas Penanggulangan Proritas Penanggulangan
Gangguan Penglihatan dan Gangguan Pendengaran dan
Kebutaan ( PGPK ) : Ketulian (PGPKT )
1.2%
1.0%
0.8%
0.6%
0.4%
0.2%
0.0%
Prevalensi Katarak Bilateral Per Kab/Kota
Provinsi Jawa Barat
4.5%
4.0%
3.5%
3.0%
2.5%
2.0%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
2.0%
2.5%
Sukabumi
Kota Bandung
Ciamis
Kuningan
Indramayu
Kota Cirebon
Majalengka
Sumedang
Cirebon
Cianjur
Subang
JABAR
Karawang
Bandung Barat
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
Purwakarta
Bandung Bandung
Garut Sumedang
Kota Banjar Majalengka
Kota Sukabumi Kota Bekasi
0.0%
0.1%
0.2%
0.3%
0.4%
0.5%
0.6%
0.7%
Kota Bogor
Bogor
Provinsi Jawa Barat
Majalengka Sukabumi
Sukabumi Garut
Indramayu Kota Cirebon
Kota Banjar Cirebon
Kota Cirebon Bekasi
Subang Karawang
Cirebon Tasikmalaya
Cianjur
Prevalensi Gangguan Penglihatan Per Kab/Kota
Kota Depok
Bandung Barat
Ciamis
Sumedang
Bekasi
JABAR
Karawang
Kuningan
Tasikmalaya
Bandung
Provinsi Jawa Barat
Kota Bogor
Purwakarta
Kota Bandung
Kota Tasikmalaya
Garut
Prevalensi Buta Bilateral Per Kab/Kota
Kota Cimahi
Bogor
Kota Bekasi
Kota Sukabumi
B. Gangguan Indera Pendengaran dan Ketulian
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
0.0%
5.0%
Bogor
Sukabumi
Cianjur
Bandung
Garut
Tasikmalaya
Ciamis
Kuningan
Cirebon
Majalengka
Sumedang
Indramayu
Subang
Purwakarta
Karawang
Bekasi
Bandung Barat
Kota Bogor
Kota Sukabumi
Kota Bandung
per Kab/Kota Prov.Jabar
Kota Cirebon
Kota Bekasi
Kota Depok
Serumen Unilateral
Kota Cimahi
Kota Tasikmalaya
Kota Banjar
Provinsi
Prevalensi Serumen pada anak usia 6-12 tahun
Serumen Bilateral
ANGKA GPKT
MASALAH KETULIAN INDONESIA
DIDUNIA
• 360 juta (5,3%) penduduk • 42,3 JT (16,8%) GP
dunia • 1.080,000 (0,4%) TULI
–½ nya (180 juta) di Asia BERAT
Tenggara • 5,000-10,000 BAYI
– Indonesia no.4 setelah Sri LAHIR TULI /TAHUN
Lanka, Myanmar, India
Pelayanan
Kesehatan bagi
Primary Secondary Penyandang
Disability limitation
Prevention Prevention Disabilitas :
Rehabilitation •Promotif
Mis. PHBS,
Kampanye
Mis. •Preventif
CERDIK, Kampanye
Kampanye Tertiary
•Kuratif
Keselamatan
PATUH,
Jalan, Pre-Marital DOTS Prevention •Rehabilitatif
Konseling, dsb.
FAKTA DISABILITAS
• 15 dari 100 orang di dunia merupakan penyandang disabilitas.
• Sekitar 2 – 4 dari 100 orang tersebut termasuk dalam kategori
penyandang disabilitas berat.
• Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka semakin bertambah
kecenderungan penyandang disabilitas disebabkan karena proses
degeneratif.
• Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan dapat berimplikasi menjadi
gangguan fungsional/disabilitas, demikian juga kejadian bencana alam,
kecelakaan lalu lintas serta konflik, dll.
• Permasalahan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan masih menjadi
penghalang bagi penyandang disabilitas.
Disabilitas Disabilitas
• Terganggunya fungsi pikir, emosi
Sensorik Mentaldan perilaku, antara lain
• Terganggunya salah • Psiko-sosial, diantaranya
satu fungsi dari Skizofrenia, Bipolar, Deprsi,
panca indera, antara Anxietas dan gangguan
lai : kepribadian
• Disabilitas netra • Disabilitas perkembangan yang
• Disabilitas rungu berpengaruh pada kemampuan
interaksi sosial seperti Autis dan
Hiperaktif
3. PROGRAM PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL
Goals Pemerintah (Nawa Cita)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen (hadir) dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian eknomi dengan menggerakkan sektor–sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
25
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
(2005-2024)
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024
Derajat
Universal
Coverage kesehatan
Upaya Kuratif masyarakat
yang setinggi-
tingginya
Pendukung/penunjang
27
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71
TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyelenggaraan penanggulangan melalui pencegahan,
pengendalian dan penanganan yang komprehensif, efisien,
efektif, dan berkelanjutan
Prevention/
Detection Response
Protection
POSBINDU PTM
Kegiatan terintegrasi :
• KIE PTM
• Deteksi dini faktor risiko PTM
• Monitoring faktor risiko PTM
• Konseling + Rujukan Kegiatan RBM
KEGIATAN DI FKTP
1. Promotif Penyuluhan Faktor Risiko dan Pengenalan Kasus
2. Preventif Penemuan Dini Kasus Gangguan Indra, baik di dalam gedung
(Pelayanan Kesehatan) maupun luar gedung (Penjaringan Kesehatan)
3. Kuratif Tatalaksana GIF sesuai Standar Kompetensi
4. Rehabilitatif Rehabilitasi Medik, Penggunaan alat bantu, Pembinaan
Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM)
DETEKSI DINI GANGGUAN PENGLIHATAN & KEBUTAAN SERTA
GANGGUAN PENDENGARAN & KETULIAN di FKTP
UKS
(1, 7 dan
10)
Refraksi Lifestyle (pola siswa/anak usia Sosialisasi , Dengan Pengendalian Rujukan kasus
makan, radiasi sekolah penyebar luasan Penjaringan Faktor risiko, ke FKTP, FKRTL,
gadget/elektroni KIE dengan Kesehatan PHBS, cek RS Mata, BKMM
k, kebiasaan melibatkan (Kegiatan UKS), kesehatan
membaca), LP/LS/ Mitra Posbindu PTM,
genetik Kerja :
Komatnas,
Organisasi
ProProfesi,
Akademisi,
Ormas,Yayasan,s
wasta,
masyarakat
Katarak Pajanan sinar Petani, Nelayan, idem Dengan Pos UKK idem idem
UV, infra red , penduduk usia (Dit. Kesja,
usila, merokok, >40 tahun Posbindu PTM,
minum alkohol, Pandu PTM,
kelainan Posyandu Lansia
sistemik (mi.
DM dan
penggunaan
steroid)
UPAYA PENANGGULANGAN GANGGUAN
INDERA TERINTEGRASI
GPK Faktor Risiko Pop at risk Promotif Deteksi Dini Preventif Penanganan TL
Terintegrasi
Glaucoma Usia, bilik mata Penyandang Sosialisasi , Posbindu PTM, Pengendalian Rujukan kasus ke
dangkal, DM, usia >40 penyebar luasan Pandu PTM, Faktor risiko, FKTP, FKRTL, RS
peradangan/ tahun KIE dengan Posyandu Lansia PHBS, cek Mata, BKMM
infeksi mata, melibatkan LP/LS/ kesehatan
penggunaan Mitra Kerja :
steroid, Penyakit Komatnas,
sistemik seperti Organisasi
Diabetes ProProfesi,
Mellitus, Akademisi,
hipertensi. Ormas,Yayasan,sw
asta, masyarakat
OMSK gizi kurang, usia bayi dan Sosialisasi , dengan idem Rujukan kasus ke
lingkungan yang anak penyebar luasan Penjaringan FKTP, FKRTL, RS
tidak higienis, KIE dengan Kesehatan Khusus THT
gangguan melibatkan LP/LS/ (Kegiatan UKS),
kekebalan tubuh, Mitra Kerja : Posbindu PTM,
dan alergi Komnas PGPKT,
Organisasi
ProProfesi,
Akademisi,
Ormas,Yayasan,
swasta,
masyarakat
UPAYA PENANGGULANGAN GANGGUAN
INDERA TERINTEGRASI
GPK Faktor Risiko Pop at risk Promotif Deteksi Dini Preventif Penanganan TL
Terintegrasi
Tuli Riwayat keluarga Bayi baru Sosialisasi , SDIDTK(Stimul Pengendalian Rujukan kasus
Kongenital dengan gangguan lahir (0 – penyebar asi , Deteksi Faktor risiko, ke FKTP,
pendengaran sejak 28 hari) luasan KIE dan Intervensi PHBS, cek FKRTL, RS
masa anak-anak dengan Dini Tumbuh kesehatan Khusus THT
Riwayat infeksi melibatkan Kembang
TORCHS ( LP/LS/ Mitra Anak)
Toksoplasma, Rubela, Kerja : Komnas
Cytomegalovirus, PGPKT,
Herpes,Sifilis) pada Organisasi
kehamilan ProProfesi,
Berat badan lahir Akademisi,
rendah (< 1500 Ormas,Yayasa
gram) n,swasta,
Hiperbilirubinemia masyarakat
yang memerlukan
transfusi tukar darah
Penggunaan obat
ototoksik pada ibu
hamil
UPAYA PENANGGULANGAN GANGGUAN
INDERA TERINTEGRASI
GPK Faktor Risiko Pop at risk Promotif Deteksi Dini Preventif Penanganan TL
Terintegrasi
Gangguan Pajanan bising bising lingkungan Sosialisasi , UKS, Pos UKK Pengendalian Rujukan kasus ke
Pendengaran yang cukup keras kerja (bandara, penyebar luasan (Dit. Kesja, Faktor risiko, FKTP, FKRTL, RS
Akibat Bising (>85 dB), dalam pelabuhan laut, KIE dengan Posbindu PHBS, cek Khusus THT
(NIHL) jangka waktu pabrik, bengkel, melibatkan LP/LS/ PTM. kesehatan,
cukup lama, dan ruang praktek SMK Mitra Kerja : penggunaan alat
berulang ulang teknik mesin, jalan Komatnas, pelindung diri
raya dan lain-lain), Organisasi
lingkungan bermain, ProProfesi,
gaya hidup Akademisi,
menggunakan gadget Ormas,Yayasan,
yang berlebihan, swasta,
pajanan terhadap masyarakat
volume musik keras
(live show, suara
musik di mobil
angkutan umum, dan
lain-lain).
JEJARING KERJA KEGIATAN PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA DAN FUNGSIONAL
• Kemkes/Kementrian
Direktorat P2 PTM ( Subdit lain
Gangguan Indera & Fungsional) • NGO
• Profesi
• RSUP , LSM
• Dinkes Prov
• NGO
PROVINSI • Profesi
• RS Prov
•LSM
•Promosi Kesehatan
MASYARAKAT KADER •Deteksi Dini
•Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat
Kegiatan Subdit Gangguan Indera dan Fungsional
1. Penyusunan NSPK
2. Sosialisasi dan advokasi program kesehatan indera dan
Fungsional ke daerah
3. Koordinasi dengan LP,LS dan LSM dalam menjalin kerjasama
dengan NGO
4. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kedaerah
5. Kampanye masal dan deteksi dini dalam mendukung:
- Hari kesehatan telinga dan pendengaran (tanggal 3 Maret)
- Hari bebas bising ( 24 April)
- Hari Glaukoma Sedunia (11 Maret)
- Hari Penglihatan Sedunia (Kamis minggu kedua bulan Oktober)
- Hari Disabilitas Sedunia ( 3 Desember )
6. Workshop Penanggulangan gangguan Indera
dan Fungsional untuk tenaga kesehatan
Puskesmas dan para kader.
7. Road Map Gangguan Indera & Fungsional
serta implementasi RAN PGPK,PGPKT dan
Disabilitas.
8. Sertifikasi Kurikulum Indera & Fungsional.
9. Surveilans
4. PENUTUP
INOVASI PROGRAM
• Integrasi skrining/deteksi dini penanggulangan indera ke
dalam Posbindu PTM petugas pelaksana posbindu
terlatih deteksi dini gangguan penglihatan dan
pendengaran sederhana (tanpa alat).
• Integrasi penanggulangan indera melalui posbindu di
tempat kerja Tenaga terlatih deteksi dini gangguan
penglihatan dan pendengaran dengan alat sederhana yang
tersedia di poliklinik (misal: snellen chart, garpu tala, dll)
• Integrasi penanggulangan indera melalui program UKS,
CERDIK di Sekolah, dan Upaya Berhenti Merokok ( UBM ).
• Integrasi penanggulangan indera ke dalam PANDU PTM
PENUTUP
• Upaya pencegahan penyakit bertujuan untuk
mengurangi angka kesakitan, disabilitas, dan
kematian.
• Gangguan indera dan fungsional masih menjadi
permasalahan kesehatan masyarakat baik di
tingkat Global maupun Nasional.
• Gangguan indera dan fungsional apabila tidak
ditangani mempengaruhi kualitas hidup,
produktivitas, dan daya saing manusia
Indonesia.
• Perlunya Peningkatan kerjasama Lintas
Program dan Lintas Sektor terkait
penanggulangan gangguan indera dan
fungsional.
TERIMA
KASIH
Kontak kami :
subditgifu@gmail.com